18
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NEONATUS PREMATUR A. Konsep Dasar Penyakit 1. Pengertian Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup seelum usia kehamilan minggu ke -37 ( dihitung dari minggu pertama haid terakhir). The american academy of pediatric, mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut prematur. Bayi prematur atau bayi pre-term adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggutanpa memperhatikan berat bedan. Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan kuang dari 2500 gram adalah bayi prematur.( asrining surasmi,dkk. 2003). Dari pengertian tersebutdapat disimpulkan bayi prematur ditetapkan berdasarkan umur kehamilan. 2.Etiologi a.Faktor Maternal Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta 1

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan pendahuluan

Citation preview

Page 1: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI

NEONATUS PREMATUR

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup seelum usia kehamilan

minggu ke -37 ( dihitung dari minggu pertama haid terakhir).

The american academy of pediatric, mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut

prematur.

Bayi prematur atau bayi pre-term adalah bayi yang berumur kehamilan 37

minggutanpa memperhatikan berat bedan. Sebagian besar bayi lahir dengan berat

badan kuang dari 2500 gram adalah bayi prematur.( asrining surasmi,dkk. 2003).

Dari pengertian tersebutdapat disimpulkan bayi prematur ditetapkan berdasarkan

umur kehamilan.

2.Etiologi

a.Faktor Maternal

Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus

kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak

mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan

plasenta dan infark dari plasenta

b.Faktor Fetal

Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera

radiasi (Sacharin. 1996).

Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :

a).Kehamilan

- Malformasi Uterus

- Kehamilan ganda

- TI. Servik Inkompeten

- KPD

- Pre eklamsia

1

Page 2: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

- Riwayat kelahiran premature

- Kelainan Rh

b).Penyakit

- Diabetes Maternal

- Hipertensi Kronik

- UTI

- Penyakit akut lain

c).Sosial Ekonomi

- Tidak melakukan perawatan prenatal

- Status social ekonomi rendah

- Mal nutrisi

- Kehamilan remaja

Faktor Resiko Persalinan Prematur :

a.Resiko Demografik

- Ras

- Usia (40 tahun)

- Status sosio ekonomi rendah

- Belum menikah

- Tingkat pendidikan rendah

b.Resiko Medis

- Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya

- Abortus trimester kedua (lebihdari 2x abortus spontan atau elektif)

- Anomali uterus

- Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)

- Resiko kehamilan saat ini :

Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil,

masalah-masalah plasenta (misal :plasentaprevia, solusioplasenta),

pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI),

inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin.

c.ResikoPerilakudanLingkungan

- Nutrisi buruk

2

Page 3: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

- Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)

- Penyalah gunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)

- Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal

d.Faktor Resiko Potensial

- Stres

- Iritabilitas uterus

- Peristiwa yang mencetuskan kontraksi uterus

- Perubahan serviks sebelum awitan persalinan

- Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat

- Defisiensi progesteron

- Infeksi

3.Patofisiologi

Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat

menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan karena

respon menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga tidak dapat menambah aktivitas.

Sumber utama kalori bila ada stress dingin atau suhu lingkungan rendah adalah

thermogenesis nonshiver. Sebagai respons terhadap rangsangan dingin, tubuh bayi akan

mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus metabolisme lemak dari cadangan lemak

cokelat untuk menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah ke jaringan.

Sterss dingin dapat menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia.

Peningkatan metabolisme sebagai respons terhadap stress dingin akan meningkatkan

kebutuhan kalori dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi

kebutuhan, tekanan oksigen berkurang ( hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih

buruk karena volume paru menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan kelaina

paru (paru yang imatur). Keadaan ini dapat sedikit terolong oleh haemoglobin fetal

( HbF) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan lebih

lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.

Stress akan direspons oleh bayi dengan melepas norepinefrin yang menyebabkan

vasokontriksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan ventilasi paru sehingga kadar

oksigen darah berkurang. Keadaan ini menghambat metabolisme glukosa dan

menimbulkan glikolisis anaerob yang menyebabkan peningkatan asam laktat, kondisi

3

Page 4: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

ini bersamaandengan metabolisme lemak cokelat yang menghasilkan asam sehingga

meningkatkan konstribusi terjadinya asidosis.

Kegiatan metabolisme anaerob menghilangkan glikogen lebih banyak dari pada

metabolisme aerob sehingga mempercepat terjadinya hipoglikemia. Kondisi ini terjadi

terutama bila cadangan glikogen saat lahir sedikit, sesudah kelahiran pemasukan kalori

rendah atau tidak adekuat.

Termoregulasi. Bayi prematur umurnya relatif kurang mampu untuk bertahan

hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya belum

bekerja seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap

kesanggupan bayi untuk mengatur dan mempertahankan suhu badannya dalam batas

normal. Bayi prematur dan imatur tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas

normal, karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan

glikogen dan lemak cokelat sebagai sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya lemak

subkutan dan permukaan tubuh yang relatif lebih luas akan menyebabkan kehilangan

panas tubuh yang lebih banyak. Respons menggigil pada bayi kurang atau tidak ada,

sehingga bayi tidak dapat meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu

kontrol refleks kapiler kulit juga masih kurang. (asrining surasmi dkk, 2003).

4

Page 5: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

Phatway

Etiologi kelahiran prematur

Faktor ibu faktor janin

- Tumor - kehamilan ganda

- Hipotensi mendadak pada ibu - hidramnion

- Pre eklamsia dan eklamsi. - KPD

- Gangguan mendadak pada plasenta - infeksi

Ganggua aliaran darah

Perfusi O2 kejaringan cyanosis sirkulasi darah ke paru

PO2 darah PCO2 sesak

Gangguan pertukaran gas asidosis respiratori odem paru perubahan pola nafas

HB – CO2 metabolisme anaerob CO

As. Laktat

anemi Glikolisis glikogen tubuh

(jantung – hepar) Tonus otot nutrisi ke janin

Daya tahan tubuh Asidosis metabolik Intoleransi aktifitas nutrisi < kebutuhan

Penurunan

perfusi jaringan resiko infeksi

Mengenai otak

Glikogen jantung

kematian

sel otot jantung

HR – TD – Bradikardi ( Surasmi, Asrining. 2003)

5

Page 6: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

4. ManifestasiKlinis

Manifestasi Klinis Bayi Prematur adalah :

1. Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.

2. Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm.

3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm.

4. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm.

5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

6. Kepala relative lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugonya

banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltic usus.

7. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan tidak teratur dan sering timbul

apnea.

8. Reflek tonik leher lemah danr efleks morro positif.

9. Alat kelamin pada bayi laki- laki pigmentasi dan rugae pada skrotum

kurang, testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris

menonjol, labia minora belum tertutup labia mayora.

10. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannnya lemah.

11. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.

12. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan reflex hisap,

menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif.

13. Tulang rawan dan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya

sehingga seolah- olah tidak teraba tulang rawan dan daun telinga (Surasmi,

2003).

14. Pergerakannya kurang dan masih lemah, pernapasan belum teratur

15. Otot-otot masih hipotonik

16. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit

17. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit

18. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagalnapas)

19. Kepala tidak mampu tegak .

6

Page 7: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

5. Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:

1. Hipoglikemia

2. Gangguan cairan dan elektrolit

3. Hiperbilirubinemia

4. Sindroma gawat nafas

5. Paten duktus arteriosus

6. Infeksi

7. Perdarahan intraventrikulerApnea of Prematurity

8. Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul padabayi-bayi dengan berat lahir

rendah (BBLR) antara lain:

1. Gangguan perkembangan

2. Gangguan pertumbuhan

3. Gangguan penglihatan (Retinopati)

4. Gangguan pendengaran

5. Penyakit paru kronis

6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan.

6.PenatalaksanaanMedis

1. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen

2. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)

3. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup

4. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik

yang tepat

7

Page 8: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

B. KosepDasarAsuhanKeperawatanBayiPrematur

Pengkajian

- Biodata

Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandunganterganggu

- Keluhan utama

Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi ke dinginan atau suhu tubuh rendah

- Riwayat penayakit sekarang

Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat badan kurang atau

sama dengan 2.500 gram, apgar pada 1 sampai 5 menit, 0 sampai 3 menunjukkan

kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal 

- Riwayat penyakit dahulu

Ibu memliki riwayat kelahiran prematur, kehamilan ganda, hidramnion

- Riwayat penyakit keluarga

Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM, TB Paru, Tumor

kandungan, Kista, Hipertensi

- ADL

Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang,

daya absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan

nutrisi terganggu.

Pola Istirahat tidur  : terganggu oleh karena hipotermia.

Pola Personal hygiene : tahap awal tidak dimandikan.

PolaAktivitas                    : gerakan kaki dan tangan lemas.

PolaEliminasi                : BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,

produksi urin rendah

- Pemeriksaan

Pemeriksaan Umum

-                Kesadaran compos mentis

-                Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-140X/menit

-                RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit

8

Page 9: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

-                Suhu : kurang dari 36,5 C

PemeriksaanFisik

-           Kepala  : linkar kepala 32-35 cm, rambut hitam atau merah,

panjang rambut 2 cm, kulit wajah kemerahan dan licin.

-            Panjang badan : kurangdari 48 cm .

-            Berat badan :kurang dari 2.500 gram, lapisan lemak subkutan

sedikit/tidak ada.

-            Thorax : lingkar dada 30-38 cm.

-           Abdomen :penonjolan abdomen,tali pusat layu, peristaltic usus

terdengar maksimal kurang dari 5 detik.

-            Genetalia : pada bayi laki-laki testis belum turun ke scrotum, pada

bayi perempuan labio perempuan labio mayora belum

menutupi labia minora  .

-            Anus                           : keluar miconium

Diagnosa keperawatan yang  mungkin timbul

1. Resiko tinggi gawat pernafasan berhubungan dengan ketidak matangan paru

karena kurang produksi surfactan

2. Resiko tinggi hipotermia atau hypertermi berhubungan dengan lemak subkutan

tipis, luas permukaan tubuh lebih luas disbanding dengan masa tubuh,

termoregulasi belum sempuna

3. Nutisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan reflek menelan lemah akibat

prematuritas

4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan bayi

terhadap system imun yang belum matang

5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang disebabkan

imaturitas, pengeluaran kulit atau paru

9

Page 10: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

Intervensi

Diagnosa I

Tujuan :Menjaga dan memaksimalkan fungsi paru

Intervensi:

  1.Kumpulkan data yang berkaitan dengan kegawatan nafas

Rasional :Riwayat ibu atas penggunaan obat atau kondisi tidak normal selama kehamilan

dan proses persalinan.

2.Waspada episode apnea yang berlangsung lebih dari 20 detik

Rasional :deteksi dini dalam menentukan tindakan selanjutnya

3.Memberi bantuan pernafasan seperti oksigen

Rasional :membantu mencukupi supplai oksigen

4 .Pantaukajian gas darah untuk mengetahui asidosis pernafasan metabolik 

Rasional :  deteksi dini untuk mencegah hipoksia

5.Persiapkan dalam pemberian terapi farmakologis, spertiteofilin IV

Diagnosa II

Tujuan :tidak terjadi hipotermia/hypertermia

Intervensi

1 Jaga temperature ruang perawatan 25o C

Rasional :ruangan yang terlalu panas menyebabkan perpindahan panas secara infeksi 

2 Ukur suhu rectal terlebih dulu, kemudian suhu aksila setiap 2 jam/setiap kali diperlukan

Rasional :deteksi dini dalam menentukan tindakan selanjutnya.

3 Lakukan prosedur penghangatan setelah bayi lahir

Rasional :mencegah pengeluaran suhu lewat evaporasi

Diagnosa III

Tujuan :Meningkatkan dan menjaga asupan kalori dan statusnya gizi bayi  

Intervensi :

1 Awasi reflek menghisap bayi dan kemampuan menelan

Rasional :kemampuan menghisap dan menelan yang lemah dapat menyebabkan

kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi

2 Awasi dan hitung kebutuhan kalori bayi

10

Page 11: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

Rasional :mengetahui kebutuhan kalori yang dibutuhkan bayi.

3 Kebutuhan ASI 60/kg BB/24 jam dengan kenaikan 30 cc/hari, dipertahankan pada hari

ke-7 sampai 1 bulan

Rasional : ASI mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh

4 Timbang bayi setiap hari,bandingkan berat badan dengan asupan kalori yang diberikan.

Rasional :mengetahui perkembangan dan kemungkinan terjadinya penurunan BB yang

pathologis

Diagnosa IV

Tujuan :tidak terjadi infeksi

Intervensi  :

1.Kajiadanya fluktuasi suhu tubuh,letargi,apnea,malas minum,gelisah dan ikterus

   Rasional :suhu tubuh meningkat dan nadi cepat merupakn awal terjadinya infeksi

2. Kaji riwayat ibu,kondisi bayi selama kehamilan,dan epidemic infeksi diruang

perawatan

Rasional :mengetahui adanya riwayat infeksi selama kehamilan

3. Ambil sampel darah

Rasional :untuk sampel pemerisaan eritrosit, leukosit, diferensiasi, Immunoglobulin

4. Pantau ulang hasil peneletian eritrosit, luekosit,    diferensiasi, imunoglobulin

Rasional : mengetahui terjadinya infeksi

5. Upayakan pencegahan infeksi dari lingkungan: cuci tangan sebelum dan sesudah

memegang bayi

   Rasional :mencegah berpindahnya mikroorganisme dari jari tangan ke tubuh bayi

11

Page 12: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

DAFTAR PUSTAKA

1. Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.

2. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 8. Jakarta : EGC.

3. Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.

4. Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC.

5. Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.

6. Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC.

12

Page 13: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Neonatus Prematur

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Winellia FSR, MPH Astuti Lestari S,ST

Mahasiswa

Roqibah

NIM : 20116320041

13