10

Click here to load reader

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR PELVIS.docx

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANDENGAN GANGGUAN SISTEM MUSCULOSKELETALFRAKTUR PELVIS DI RUANG IIIARSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Oleh:

GUNAWAN MUHAEMIN, S.Kep4014150016

PROGRAM PROFESI NERSSTASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAHSTIKES BINA PUTERA BANJAR2015

A. Definisi PenyakitFraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi.Fraktur adalah terputusnya jaringan tulang/tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.Kesimpulan : Fraktur pelvis adalah trauma tulang rawan pada pelvis yang disebabkan oleh ruda paksa, misal : kecelakaan, benturan hebat yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, dan lain-lain.

B. Etiologi1. Traumaa. Langsung (kecelakaan lalu lintas)b. Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang)2. Patologis : Metastase dari tulang3. SpontanTerjadi tarikan otot yang sangat kuatC. Tanda dan Gejala klinis1. Nyeri2. Deformitas3. Krepitasi4. Bengkak5. Peningkatan temperatur lokal6. Ecchimosis

D. Clinical Pathways

Trauma langsungtrauma tidak langsungkondisi patologis

FRAKTUR PELVISnyeri

Diskontinuitas tulang pergeseran frakmen tulang

Perub jaringan sekitarKurang pengetahuan

Pergeseran frag Tlgcemas

deformitas gg. fungsi Gg mobilitas fisik

E. Data Fokus pengkajian1. WawancaraRiwayat Penyakit : Dilakukan anamnesa untuk mendapatkan riwayat mekanisme terjadinya cidera, posisi tubuh saat berlangsungnya trauma, riwayat fraktur sebelumnya, pekerjaan, obat-obatan yang dikomsumsi, merokok, riwayat alergi, riwayat osteoporosis serta riwayat penyakit lainnya.2. Pemeriksaan Fisik :a. Inspeksi (look) Adanya deformitas (kelainan bentuk) seperti bengkak, pemendekan, rotasi, angulasi, fragmen tulang (pada fraktur terbuka). b. Palpasi (feel) Adanya nyeri tekan (tenderness), krepitasi, pemeriksaan status neurologis dan vaskuler di bagian distal fraktur. Palpasi daerah ektremitas tempat fraktur tersebut, di bagian distal cedera meliputi pulsasi arteri, warna kulit, capillary refill test. c. Gerakan (moving) Adanya keterbatasan gerak pada daerah fraktur.3. Pemeriksaan Penunjang :a. Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur, harus mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari : Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral. Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal. Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera maupun yang tidak terkena cidera (untuk membandingkan dengan yang normal) Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.b. Pemeriksaan laboratorium, meliputi: Darah rutin, Faktor pembekuan darah, Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi), Urinalisa, Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk klien ginjal).c. Pemeriksaan arteriografi dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan vaskuler akibat fraktur tersebut.

F. Etiologi dan Masalah KeperawatanDataEtiologiMasalah Keperawatan

Data Subjektif-klien mengatakan nyeri pada daerah panggulData objektif-klien terlihat meringis kesakitan-skala nyeri 5 (0-10) Tauma langsungFaktur pelvisPergeseran frakmen tulangNyeri

Nyeri

Data subjektif-klien mengatakan tidak dapat beraktivitasData objektif-ekstremitas bawah tidak dapat digerakanTauma langsungFraktur pelvisDiskontinuitas tulangPerubahan jaringan sekitarPergeseran frag tulangDeformitasGangguan fungsiGangguan mobilitas fisikGangguan mobilitas fisik

Data subjektif-klien mengatakan cemas akan kondisinyaData objektif-klien tampak gelisahTrauma langsungFraktur pelvisPergeseran frag tulangnyeriKetidaktahuan pasien tentang penyakitnyacemasAnsietas/ kecemasan

G. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan2. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan imobilisasi3. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya

H. Nursing Care PlanDx.KepTujuanIntervensiRasional

TupanTupen

1. Nyeri bewrhubungan dengan inkontinuitas jaringan

setelah mendapatkan perawatan selama 3 X24 jam, diharapkan nyeri berkurang atau dapat teratasi dengan kriteria hasil:-nyeri berkurang skala nyeri 1-3, klien tampak rileks, ttv dalam batas normalsetelah mendapatkan perawatan selama 24 jam pertama masalah nyeri teratasi sebagian dengan kriteria hasil : nyeri berkurang Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab nyeri

Ajarkan pada pasien tentang teknik mengurangi rasa nyeri

Beri posisi senyaman mungkin

Observasi TTV

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik Dengan memberikan penjelasan diharapkan pasien tidak merasa cemas dan dapat melakukan sesuatu yang dapat mengurangi nyeri Diperolehnya pengetahuian tentang nyeri akan memudahkan kerjasama dengan askep untuk memecahkan masalah Memperlancar sirkulasi pada daerah luka/nyeri Observasi TTV dapat diketahui keadaan umum pasien Obat analgesic diharapkan dapat mengurangi nyeri

2. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan imobilisasiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam, diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sebatas kemampuan, dengan kriteria hasil :-Pasien mengerti pentingnya melakukan aktivitas, pasien bisa duduk, makan dan minum tanpa dibantu

Lakukan pendekatan kepada pasien untuk melakukan aktivitas sebatas kemampuan

Observasi sejauh mana pasien belum melakukan aktivitas

Beri motivasi pada pasien untuk melakukan aktivitas Dengan pendekatan yang baik diharapkan pasien akan lebih kooperatif dalam melakukan aktivitas Dengan observasi diharapkan pasien sudah bisa melakukan aktivitas Dengan adanya motivasi diharapkan pasien bisa lebih bersemangat dalam melatih aktivitas

3. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan ketidaktahuan pasien tentang penyakitnyaSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam, diharapkan cemas berkurang dengan kriteria hasil :-Pasien tampak tenang(rileks), pasien istirahat dengan nyaman, pasien dapat mempertahankan fungsi tubuh secara maksimal Jelaskan pada klien mengenai prosedur tindakan pengobatan Kaji tingkat kecemasan klien

Observasi TTV

Pasien kooperatif mengenai prosedur tindakan pengobatan Dengan diberikan informasi bisa menurunkan cemas Observasi TTV dapat diketahui keadaan umum pasien

DAFTAR PUSTAKA

Saferi Wijaya A dan Mariza. (2013). KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: nuha medika.Carpenitto, Lynda Juall. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.Sudart dan Burnner, (2007). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 3. EGC : Jakarta.