12
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJ AK KRONIK (Chronic Kidney Disease A! De "i nis i Gagal ginjal kronik adalah penyakit ginjal tahap akhir dimana ginjal tidak mampu mempertahankan komposisi kimiawi cairan tubuh dalam batas normal. (Wong, 2004) Gagal ginjal kronik (GG) biasanya akibat akhir dari kehilangan !ungsi ginjal lanjut secara bertahap ("oenges, #$$$% &2&) egagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingku nga n int ernal ya ng konsisten den gan keh idu pan dan pemuli han !un gsi tid ak dimulai. 'ada kebanyakan indiidu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (arbara * +ong, #$$&% &-) Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (/") merupakan gangguan !ungsi renal ya ng pro gre si! dan irre er sible dimana kemamp uan tub uh gag al unt uk mempe rtahankan metab olisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyeb abkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (runner 1 / uddarth, 200#% #44-) Gagal gi nj al kr onik merupakan gangguan !ungsi renal yang progresi! dan irreersible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan kese imb ang an cairan dan elektrolit, men ye babkan ure mia (ret ens i ure a dan sampah nitrogen lain dalam darah). (runner 1 /uddarth, 200#) #! E$io%o&i #. "i ab etes me li tus 2. Gl umerulo ne!r itis kroni s . 'i el one !r it is 4. ip erte nsi y ang t ida k dap at di kon trol 3. bstr uksi sal ur an kem ih &. +e si he red it er (se pe rti 5 pe ny akli t gi nj al poli ki sti k, ga ngguan askul er, in!eksi, medikasi, atau agen toksik) 6. +ing kung an dan ag en berb ahay a (timah, k admiu m, kromium, da n merku ri) '

LAPORAN PENDAHULUAN GGK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN PENDAHULUAN GGK

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAK KRONIK

(Chronic Kidney Disease)

A. Definisi

Gagal ginjal kronik adalah penyakit ginjal tahap akhir dimana ginjal tidak mampu mempertahankan komposisi kimiawi cairan tubuh dalam batas normal.

(Wong, 2004)Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626)Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368)Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001)B. Etiologi

1. Diabetes melitus

2. Glumerulonefritis kronis

3. Pielonefritis

4. Hipertensi yang tidak dapat dikontrol

5. Obstruksi saluran kemih

6. Lesi herediter (seperti : penyaklit ginjal polikistik, gangguan vaskuler, infeksi, medikasi, atau agen toksik)

7. Lingkungan dan agen berbahaya (timah, kadmium, kromium, dan merkuri)

(Brunner & Suddarth, 2001)C. PatofisiologiPada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368) Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448). Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu: Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)

Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal dan penderita asimtomatik.

Stadium 2 (insufisiensi ginjal)

Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melabihi kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.

Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)

Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri. (Price, 1992: 813-814)D. Manifestasi Klinis

1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):

a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi

b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.

2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).

3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:

a. Sistem kardiovaskuler

Hipertensi

Pitting edema

Edema periorbital

Pembesaran vena leher

Friction sub pericardial

b. Sistem Pulmoner

Krekel

Nafas dangkal

Kusmaull

Sputum kental dan liat

c. Sistem gastrointestinal

Anoreksia, mual dan muntah

Perdarahan saluran GI

Ulserasi dan pardarahan mulut

Nafas berbau amonia

d. Sistem muskuloskeletal

Kram otot

Kehilangan kekuatan otot

Fraktur tulang

e. Sistem Integumen

Warna kulit abu-abu mengkilat

Pruritis

Kulit kering bersisik

Ekimosis

Kuku tipis dan rapuh

Rambut tipis dan kasar

f. Sistem Reproduksi

Amenore

Atrofi testisE. Pemeriksaan Penunjang Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan cara sebagai berikut:1. Pemeriksaan laboratorium

Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan membantu menetapkan etiologi.

2. Pemeriksaan USG

Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk mengetahui beberapa pembesaran ginjal.

3. Pemeriksaan EKG

Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit

F. Penatalaksanaan

1. Dialisis (cuci darah)

2. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih)

3. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat

4. Transfusi darah

5. Transplantasi ginjalG. PencegahanObstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis.Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (infeksi, kehamilan). (Barbara C Long, 2001)Asuhan Keperawatan TeoritisA. Pengkajian

1. Ginjal (Renal)

Data data yang ditemukan :Oliguria (produksi urine kurang dari 400 cc/ 24jam), Anuria (Produksi urine kurang dari 100 cc / 24 Jam), Infeksi (WBCs , Bacterimia), Sediment urine mengandung : RBCs , granular, hialyn.

2. Cardiovaskuler

Data data yang ditemukan Edema, Hipertensi, Anemia (Normochromik, Normositik), CHF (Gagal Jantung Kongestif), Pericarditis, Dysrhytmias, Cardiomegali, Athreslerosis.

3. Dermatologic :

Data data yang ditemukanPruritis, Excoriations

4. Electrolit

Kemungkinan data yang ditemukan :Kalium , hydrogen, Natrium, Phosfat, Magnesium : Meningkat sedangkan Bicarbonat dan calcium menurun.

5. Gastrointestinal

Data - data yang ditemukan :Anorexia ( Nafsu makan berkurang / tidak ada), Mual, Muntah, Stomatitis, Gingivitis, Stomatitis, Nafas bau ureum, Metalick taste (Rasa pengecapan seperti logam), Hematemesisi dan melena, Diare atau konstipasi, Osephagitis, Gastritis

6. Metabolick

Data data yang ditemukan :Peningkatan BUN dan serum kreatinin, Peningkatan asam urat, Intoleransi karbohidrat dan gangguan toleransi glukosa, Gangguan pemecahan insulin, Hypertriglyceridemia, Acidosis, Tetany

7. Neurologic

Data data yang ditemukan :Perubahan dalam fungsi berpikir dan perilaku, Gangguan tingkat kesadaran, Neuropathy perifer, Noctural leg cramping (Kram kaki pada malam hari), Apathy, lethargi, fatique, sakit kepala dan insomnia.

8. Mata (Ocular

Data data yang ditemukan :

Perubahan retina : Mata merah (hypertensi)

9. Reproductive

Data data yang ditemukan :

Infertility, Impotensi, Amenorhoe, Menurunnya libido, Gynecomastia

10. Respiratory

Data - data yang ditemukan :

Pernapasan kusmaul, Apneu, Edema pulmonal, Pneumonia, Effusi pleura, Hiperventilasi

11. Skeletal

Data data yang ditemukan :

Fracture, Nyeri tulang, Peningkatan alkaline phospatase, Nyeri sendi, Renal osthedistropy

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan renal sehubungan dengan kerusakan nepron sehingga tidak mampu mengeluarkan sisa metabolisme

Data Subyektif : NoneData Obyektif : Oliguria, Anuria, acidosis dengan peningkatan serum hydrogen dan kalium, penurunan pH dan bicarbonat, Anemia , Peningkatan : BUN, serum kreatinin, Penurunan Calcium dan peningkatan phosfat serta magnesium.2. Kelebihan volume cairan sehubungan dengan ketidakmampuan ginjal mengeskkresi air dan natrium

Data Subyektif : NoneData Obyektif : Hypertensi , Ascites, oedema presacral dan pretibial, gangguan bunyi napas (Cracles), tachicardi, penambahan BB, orthopneu, Peningkatan tekanan vena sentral dan PAWP, Distensi vena jugular, Positif refleks hepatojugular

3. Gangguan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan pembatasan intake (Diit) dan effect uremia yang mengakibatkan malnutrisi protein calori.

Data Subyektif : Pasien melaporkan : Anorexsia, Nausea, lemah, lelah, metalck taste, Data Obyektif : Muntah, Diare, hematemesis, Napas bau ureum, stomatitis, gingivitis, kehilangan BB.

4. Potensial Infeksi sehubungan dengan penekanan sistim imun akibat uremia.

Data Subyektif : NoneData Obyektif : Adanya tanda yanda infeksi, Demam, mengigil, peningkatan WBC, Culture urine, darah dan sputum positif adanya agent infeksi .

5. Resiko tinggi terjadinya kerusakan integritas kulit sehubungan dengan efek uremia.

Data Subyektif : Pasien mengeluh gatal gatal.Data Obyektif : Excrosiasi pada kulit, petechie, purpura, kulit kering .

6. Resiko Tinggi terjadinya gangguan persepsi / sensori, gangguan proses pikir sehubungan dengan abnormalitasnya zat zat kimia dalam tubuh yang dihubungakan dengan uremia.

Data Subyektif : Pasien melaporkan kesulitan untuk berkonsentrasi, sering lupa, gangguan tidur dan emosi yang labil (mudah tersinggung)Data Obyektif : Disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang, perubahan perilaku, apathy, marah, gangguan pola tidur, perubahan tingkat kesadaran.

7. Ketidakmampuan merawat diri sendiri sehubungan kelemahan fisik.

Data Subyektif : Pasien mengeluh lemah, letih dan lesuhData Obyektif : Penampilan secara umum menurun.

8. Resiko tinggi dytsfungsi seksual sehubungan dengan efek uremia

Data Subyektif : Pasien melaporkan adanya penurunan libdo, impotensi dan kesulitan untuk ereksiData Obyektif : Gangguan menstrusi, gynecomastia

9. Resiko gangguan gambaran diri sehubungan dengan permanentnya gangguan fungsi ginjal.

Data Subyektif : Ekspresi tidak percaya, Cemas, mudah tersinggung

Data Obyektif : Perubahan interaksi social, perlaku marah / agresifC. Tujuan Keperawatan1. Perfusi ginjal akan diperbaiki atau dipertahankan dalam batas yang dapat ditoleransi

2. Keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi.

3. Kebuthan Nutrisi pasien akan terpenuhi.

4. Pasien bebas dari infeksi

5. Keutuhan kulit (Integritas kulit) pasien akan dipertahankan

6. Pasien mendemostrikan respon terhadap rangsangan sensori / persepsi secara normal, tidak mengalami gangguan gangguan proses berpikir.7. Kebutuhan self care terpenuhi.8. Gangguan seksual dapat diatasi .9. Pasien tidak mengalami gangguan gambaran diri / dapat menerima keadaan dirinya.

D. Intervensi1. Diagnosa Keperawatan : Gangguan perfusi jaringan renal sehubungan dengan kerusakan nepron sehingga tidak mampu mengeluarkan sisa metabolisme

a. Kaji Perubahan EKG, Respirasi (Kecepatan dan kedalamannya

Rasional : Tingginya gelombang T, Panjangnya interval PR dan Lebarnya kompleks QRS dihubungkan dengan serum Kalium ; Pernapasan kusmaul dihubungkan dengan acidosis, kejang yang mungkin terjadi dihubungkan dengan rendahnya calsium.

b. Monitor data-data laboratorium : Serum pH, Hidrogen, Potasium, bicarbonat, calsium magnesium, Hb, HT, BUN dan serum kreatinin.

c. Rasional : Nilai laboratorium merupakan indikasi kegagalan ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolit dan kemunduran fungsi sekretori ginjal.

c. Jangan berikan obat obat Nephrothoxic.

Rasional : Obat obat nephrotoxic akan memperburuk keadaan ginjal

d. Berikan pengobatan sesuai pesanan / permintaan dokter dan kaji respon terhadap pengobatan.

Rasional : Dosis obat mungkin berkurang dan intervalnya menjadi lebih lama. Monitor respon terhadap pengobatan untuk menentukan efektivitas obat yang diberikan dan kemungkinan timbulnya efek samping obat.

2. Kelebihan volume cairan sehubungan dengan ketidakmampuan ginjal mengeskkresi air dan natrium

a. Timbang berat badan pasien setiap hari, Ukur intake dan output tiap 24 jam, Ukur tekanan darah (posisi duduk dan berdiri), kaji nadi dan pernapasan (Termasuk bunyi napas) tiap 6-8 jam, Kaji status mental, Monitor oedema, distensi vena jugularis, refleks hepato jugular, Ukur CVP dan PAWP.Rasional : Untuk mengidentifikasi status gangguan cairan dan elektrolit.

e. Monitor data laboratorium : Serum Natrium, Kalium, Clorida dan bicarbonat.

Rasional : Untuk mengidentifikasikan acumulasinya elektrolit.

f. Monitor ECG

Rasional : Peningkatan atau penurunan Kalium dihubungkan dengan disthrithmia. Hipokalemia bisa terjadi akibat pemberian diuretic.

g. Berikan cairan sesuai indikasi

Rasional : Untuk mencegah kemungkinan terjadinya dehidrasi sel.

h. Berikan Diuretic sesuai pesanan dan monitor terhadap responnya.

Rasional : Untuk menentukkan efek dari pengobatan dan observasi tehadap efek samping yang mungkin timbul seperti : Hipokalemia dll.

3. Gangguan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan pembatasan intake (Diit) dan effect uremia yang mengakibatkan malnutrisi protein calori.

a. Kaji terhadap adanya Mual, muntah dan anorexia.Rasional : Keadaan keadaan seperti ini akan meningkat kehilangan kebutuhan nutrisi.

i. Monitor intake makanan dan perubahan berat badan ; Monitor data laboratorium : Serum protein, Lemak, Kalium dan natrium.

Rasional : Untuk menentukkan diet yang tepat bagi pasien.

j. Berikan makanan sesuai diet yang dianjurkan dan modifikasi sesuai kesukaan Klien.

Rasional : Meningkatkan kebuthan Nutrisi klien sesuai diet .

k. Bantu atau anjurkan pasien untuk melakukan oral hygiene sebelum makan.

Rasional : Menghilangkan rasa tidak enak dalam mulut sebelum makan.

l. Berikan antiemetik dan monitor responya.

Rasional : Untuk mengevaluasi kemungkinan efek sampingnya.

m. Kolaborasi denga ahli diet untuk pemberian diit yang tepat bagi pasien.

Rasional : Kerjasama dengan profesi lain akan meningkatan hasil kerja yang baik. Pasien dengan GGK butuh diit yang tepat untuk perbaikan keadaan dan fungsi ginjalnya.

4. Potensial Infeksi sehubungan dengan penekanan sistim imun akibat uremia.

a. Kaji terhadap adanya tanda- tanda infeksi.

Rasional : Untuk mendeteksi lebih awal adanya infeksi.b. Monitor temperatur tiap 4 6 jam : Monitor data laboratorium : WBC : Darah, Urine, culture sputum. Monitor serum Kalium.

Rasional : Uremia mungkin terselubung dan biasanya diikuti dengan peningkatan temperatur dicurigai adanya infeksi. Status hipermetabolisme seperti adanya infeksi dapat menyebabkan peningkatan serum kalsium.c. Pertahankan tekhnik antiseptik selama perawatan dan patulah selalu universal precaution.

Rasional : Mencegah terjadinya infeksi.d. Pertahankan kebersihan diri, status nutrisi yang adekuat dan istirahat yang cukup.

5. Kebiasaan hidup yang sehat membantu mencegah infeksi.

a. Resiko tinggi terjadinya kerusakan integritas kulit sehubungan dengan efek uremia.

b. Kaji terhadap kekeringan kulit, Pruritis, Excoriations dan infeksi.

Rasional : Perubahan mungkin disebabkan oleh penurunan aktivitas kelenjar keringat atau pengumpulan kalsius dan phospat pada lapiran cutaneus.c. Kaji terhadap adanya petechie dan purpura.

Rasional : Perdarahan yang abnormal sering dihubungkan dengan penurunan jumlah dan fungsi platelet akibat uremia.e. Monitor Lipatan kulit dan area yang oedema.

Rasional : Area- area ini sangat mudah terjadinya injuri.f. Lakukan perawat kulit secara benar.

Rasional : Untuk mencegah injuri dan infeksig. Berikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan.

Rasional : Amengurangi pruritis.h. Gunting kuku dan pertahankan kuku terpotong pendek dan bersih.

Rasional : Untuk mencegah injuri akibat garukan dan infeksi.

6. Resiko Tinggi terjadinya gangguan persepsi / sensori, gangguan proses pikir sehubungan dengan abnormalitasnya zat zat kimia dalam tubuh yang dihubungakan dengan uremia.

a. Kaji status neurologic : Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang : Pola tidur ; Tingkat kesadaran dan ktivitas motorik (kejang)

Rasional : Perubahan yang terjadi merefleksikan adanya ganggua pada fungsi saraf sentral dan autonom.b. Kaji tipe kepribadian

Rasional : Untuk mengidentifikasikan perubahan yang dihubungkan dengan uremia.c. Observasi terhadap perubahan perilaku, adanya neuropathi perifer, rasa terbakar, kram otot dan gejala paresthesia lainnya.

Rasional : Perubahan metabolisme menyebabkan disfungsi cerebral dan dapat terjadi kerusakan serabut saraf .d. Orientaskan pasien terhadap kenyataan saat ini.

Rasional : Menurunkan kemungkinan terjadinya disorientasi dan menginformasikan kepada klien keadaan / issue saat ini.e. Pertahankan tindakan kenyamanan : Tutup rel tempat tidur, tempat tidur tidak boleh terlalu tiggi, jaukan barang barang tajam, letakan bel dekat pasien.

Rasional :Memberikan kenyamanan lingkungan dan mencegah injuri.f. Sempatkan waktu anda untuk bersama sama klien, tanyakan klien dengan kalimat terbuka.

Rasional : Mencegah kehikangan memori pada pasieng. Berikan latihan relaksasi sebelum tidur dan brikan periode stirahat.

Rasional : Meningkatkan kenyamanan tidur karena uremia dapat mengganggu pola tidur.7. Kurang mampu merawat diri sehubungan dengan kelemahan fisik.

a. Kaji kelemahan dan kelelahan, dan berikan penjelasan tentang kebutuhan perawatan diri.Rasional : untuk menentukan kebutuhan yang akan dilakukan.b. Jika pasien tidak mampu sama sekali Bantu lakukan perawatan dipasien dengan melibatkan kelurag.Rasional: Memandirikan kelurga dalam merawat pasien.c. Lakukan latihan nafas dalam batuk dan ambulasi di tempat tidur. Rasional: Untuk mencegah efek dari bedrest seperti pneumonia.E. Evaluasi

1. .Perfusi jaringan ginjal adekuat. Data pendukung tes fungsi ginjal dalam keadaan normal.

2. Balance cairan normal. Data pendukung tidak ada tanda - tanda oedema.

3. Status nutrisi pasien diperbaiki dan dipertahankan. Data pendukung: Intake makanan dan minuman dalam batas normal sesuai diit yang dianjurkan.

4. Tidak ada infeksi. Data pendukung tidak ada tanda infeksi yang didapat.

5. Kulit utuh. Data pendukung tidak ada kerusakan pada kulit.

6. Respon terhadap rangsangan persepsi / sensorida dalam batas normal. Proses piker normal. Data pendukung orientasi terhadap waktu, tempat, orang baik gangguan sensasi tidak ada perkembangan, pola tidur normal.

7. kebutuhan sel fcare terpenuhi.

8. Pasien menerima perubahan yang terjadi pada dirinya.

9. Pasien menerima perubahan yang terjadi pada dirinya

F. Pendidikan pasien

1. Jelaskan tentang GGK

2. Jelaskan pengobatan dan efeksampingnya yang mungkin timbul

3. Jelaskan tentang diit.

4. Ajarkan pasien cara cara pengukuran tekanan darah, intake dan out put, monitor brat badan serta cara mencatatnya.

5. Jelaskan tentang pentingnya mencegah infeksi.

6. Jelaskan tentang pentingnya memeriksaklan diri kedokter.

7. Jelaskan tentang dialysis dan transplantasi.

12