23
1 Laporan Pendahuluan Hiperglikemia 1. Definisi Hiperglikemia berasal dari bahasa yunani diantaranya, hyper yang artinya lebih, glyc artinya manis dan emia yang berarti darah, jadi hiperglikemia merupakan keadaan dimana jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal (> 200 mg/dl atau 11,1 mmol/L) (Reference ranges for blood tests). Peningkatan glukosa dalam darah terjadi ketika pankreas memiliki sedikit insulin atau ketika sel tidak dapat menerima respon insulin untuk menangkap glukosa dalam darah (American Assisiation Diabetes, 2000). Hiperglikemia berbeda dengan diabetes militus, hiperglikemia merupakan tanda dari diabetes militus. Seseorang yang memiliki hiperglikemia belum tentu memiliki penyakit diabetes militus. Namun ketika hiperglikemia semakin kronis, hal ini bisa memicu timbulnya diabetes dan ketoasidosis (AIDS Info, 2005). 2. Etiologi 2.1 Predisposisi Disfungsi kelenjar thyroid, adrenal dan pituitary glands Kerusakan sel Beta Pengangkatan pankreas Penyakit intrakranial, ensefalitis, perdarahan otak, meningitis dan tumor otak (khususnya yang berlokasi didekat pituitary glands)

Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nurse

Citation preview

Page 1: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

1

Laporan Pendahuluan

Hiperglikemia

1. Definisi

Hiperglikemia berasal dari bahasa yunani diantaranya, hyper yang artinya lebih, glyc

artinya manis dan emia yang berarti darah, jadi hiperglikemia merupakan keadaan

dimana jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal (> 200 mg/dl atau 11,1

mmol/L) (Reference ranges for blood tests). Peningkatan glukosa dalam darah terjadi

ketika pankreas memiliki sedikit insulin atau ketika sel tidak dapat menerima respon

insulin untuk menangkap glukosa dalam darah (American Assisiation Diabetes,

2000). Hiperglikemia berbeda dengan diabetes militus, hiperglikemia merupakan

tanda dari diabetes militus. Seseorang yang memiliki hiperglikemia belum tentu

memiliki penyakit diabetes militus. Namun ketika hiperglikemia semakin kronis, hal

ini bisa memicu timbulnya diabetes dan ketoasidosis (AIDS Info, 2005).

2. Etiologi

2.1 Predisposisi

Disfungsi kelenjar thyroid, adrenal dan pituitary glands

Kerusakan sel Beta

Pengangkatan pankreas

Penyakit intrakranial, ensefalitis, perdarahan otak, meningitis dan tumor otak

(khususnya yang berlokasi didekat pituitary glands)

Pankreas memproduksi insulin dalam jumlah yang sedikit (tidak cukup)

Pankreas memproduksi insulin dalam batas normal, namun sel tubuh tidak

dapat merespon rangsangan dari insulin untuk mengambil glukosa dalam

darah

2.2 Presipitasi

Usia

Overweight

Hereditas anggota keluarga yang memiliki riwayat hiperglikemia

Faktor imunologi respon autoimun, dimana antibodi terarah pada jaringan

normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap

sebagai jaringan asing.

(John, Ratery et al,. 2009).

Page 2: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

2

3. Klasifikasi

A. Hiperglikemia sedang

Peningkatan kadar gula dalam darah pada fase awal dimana gula darah dalam

level >126 mg/dl untuk gula darah puasa.

B. Hiperglikemia berat

Peningkatan kadar gula dalam darah pada level 200mg/dl untuk gula darah puasa

setelah terjadi selama beberapa periodik tanpa adanya hypoglikemic medication.

Pada hiperglikemia kronis sudah harus dilakukan tindakan dengan segera, karena

dapat meningkatkan resiko komplikasi pada kerusakan ginjal, kerusakan

neurologi, jantung, retina, ekstremitas dan diabetic neuropathy merupakan hasil

dari hiperglikemi jangka panjang.

(Frier, BM et al,. 2004).

4. Manifestasi Klinik

A. Hiperglikemia sedang

Pada hiperglikemia akut belum terlihat tanda dan gejala yang bermakna, namun

seseorang yang memiliki hiperglikemia akut biasanya mengalami osmotik

dieresis. Keadaan ini biasanya terjadi karena kontrol gula darah yang rendah.

B. Hiperglikemia berat

Pada hiperglikemia kronis, biasanya seseorang sudah memiliki tanda gejala yang

bermakna diantaranya:

Polyphagia (Peningkatan frekuensi makan karena sering lapar)

Polydipsia (Peningkatan frekuensi minum karena sering haus)

Polyuria (Peigkatan urinary)

Blurred vision (penglihatan kabur)

Fatigue (sleepiness) (Kelelahan)

Weight loss (Kehilangan berat badan tanpa alasan)

Poor wound healing (Proses penyembuhan luka lama)

Dry mouth (Mulut kering)

Dry or itchy skin (Kulit kering atau gatal)

Tingling in feet or heels (Kesemutan pada ekstremitas)

Erectile dysfunction (Disfungsi ereksi)

Page 3: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

3

Recurrent infections, external ear infections (swimmer's ear) (Rentan

terjhadap infeksi)

Cardiac arrhythmia (Peningkatan irama jantung)

Stupor (Kejang)

Coma (Koma)

Seizures (Pingsan)

(Jauch Chara K, et al,. 2007).

5. Pemeriksaan Penunjang

KGD

Bikarbonat serum

Ph

BUN

Hb/ Ht

Page 4: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

4

6. Patofisiologi

Faktor predisposisi

Sel tidak mampu menerima rangsangan insulin

Sel tidak menangkap glukosa untuk dijadikan energi

Hiperglikemia

Defisiensi Inslunin

Penurunan pemakaian glukosa oleh sel

Glukoneogenesis

Glikosuria

Osmotik diuresis

Poliuria< volume cairan

Polidipsi

Kolesterol mengendap pd dinding Pembuluh Darah

Aterosklerosis

Mikrovaskuler Makrovaskuler

Retina Ginjal

Retropati diabetik

Nefropati

< penglihatan Gagal ginjal

Jantung Serebral Ekstremitas

IMA Stroke Gangren

Gangguan Integritas

Kulit

Lemak

Ketogenesis

Ketonemia

PH

Asidosis Metabolik

Hiperventilasi

Protein negatif tidak seimbang

Protein

BUN

Nitrogen Urin

Kehilangan Sodium, Cl, Potasium & Fosfat

Glukosa keluar bersama urin

Mual & muntah

Nafas aseton

Mual muntah

Anoreksia

Gangguan Nutrisi < kebutuhan

Tubulus renalis tdk dpat menyerap kembali semua glukosa

BB + polifagia

Astenia / energi <

Fatigue Mengantuk

Mobilisasi Lemak

Metabolisme Lemak abnormal

(Angiopati) Aliran darah

Nutrisi, O2, Antibiotik

Gangguan saraf perifer

(Infeksi) Luka sulit sembuh

Resiko ketidak seimbangan elektrolit

Page 5: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

5

7. Komplikasi

Hiperglikemia akan menjadi masalah yang serius jika tidak ditangani dengan tepat.

Ketoasidosis merupakan salah satu komplikasi dari hiperglikemia jangka panjang

dimana tanda gejalanya antara lain: nafas pendek, nafas bau buah, mual muntah dan

mulut kering. Selain ketoasidosis, hiperglikemia juga dapat meningkatkan komplikasi

pada gagal jantung dan ginjal. Jika hiperglikemia terjadi lama hal ini dapat

menyebabkan penurunan aliran darah terutama pada kaki dan terjadi kerusakan saraf,

sehingga kaki mudah mendapat luka dan sulit sembuh (Gangren).

8. Penatalaksanaan Medis

Olahraga (namun jika gula darah diatas 240 mg/dl dan ketika diperiksa terdapat

keton dalam urin maka olahraga harus dihentikan)

Diet rendah gula

Terapi insulin

Hypoglicemic medication

9. Masalah Keperawatan

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS:

Pasien

mengatakan

mual dan muntah

Pasien

mengatakan

nyeri abdomen

Pasien

mengatakan rasa

penuh secara

tiba-tiba

DO:

Nutrisi Kurang dari

kebutuhan tubuh

Lemak

Ketogenesis

Ketonemia

Glukoneogenesis

Defisiensi Insulin

Mual muntah

Anoreksia

Page 6: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

6

Nafas bau

aseton

Pucat

Hb rendah

Penurunan nafsu

makan

Diare

Bising usus

berlebihan

Konjungtiva

anemis

2. DS:

Pasien

mengatakan

sering haus

Pasien

mengatakan

sering buang air

kecil

DO:

Keton dalam urin

BUN

Nitrogen dalam

urin

Penurunan turgor

kulit

Membran

mukosa kering

TD turun, nadi

naik

Perubahan status

mental

Kekurangan volume

cairan

Hiperglikemia

Glikosuria

Osmotik diuresis

Polidipsia

Defisiensi Insulin

Poliuria

Dehidrasi

Page 7: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

7

Suhu tubuh

meningkat

Lemah

3. DS:

Pasien

mengatakan

nyeri pada luka

DO:

Difisit imunologi

Leukosit naik

Gangguan pada

bagian tubuh

Kerusakan

lapisan kulit

(dermis)

Gangguan pada

permukaan kulit

(epidermis)

Turgor kulit

(elastisitas)

menurun

Kerusakan integritas kulit

4. DS:

Pasien

mengatakan

sering haus

Pasien

Resiko

ketidakseimbangan

elektrolit

Hiperglikemia

Glikosuria

Hemokonsentrasi

Defisiensi Insulin

Trombosis

Aterosklerosis

Makrovaskuler

Ekstremitas

Gangren

Kerusakan Integritas Kulit

Tubulus renalis tdak dapat menyerap semua glukosa

Hiperglikemia

Page 8: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

8

mengatakan

sering buang air

DO:

Disfungsi

endokrin

Ketidak

seimbangan

cairan

(dehidrasi)

Kerusakan

mekanisme

regulasi

(diabetes)

Disfungsi renal

Muntah

5. DS:

Pasien

mengatakan

lelah

Pasien

mengatakan

tidak tertarik

dengan

lingkungan

Pasien

mengatakan

kurang energi

Pasien

mengatakan

gagguan

konsentrasi

DO:

Fatigue

Glikosuria

Osmotik Diuresis

Poliuria

Kehilangan:

Sodium Cl Potasium Fosfat

BB turun namun polifagia

Protein negatif tidak seimbang

Energi <

Fatigue

Hiperglikemia

Page 9: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

9

Pasien tampak

penurunan

kemampuan

Kurang energi

Pasien tampak

letih

10. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

Penurunan nafsu makan

Faktor biologi

Faktor ekonomi

Ketidakmampuan mencerna makanan

Ketidakmampuan menyediakan nutrisi adekuat

Faktor psikologis

Faktor kepercayaan

Faktor sosial budaya

2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan secara aktif

3. Kelelahan b.d

Anemia, status penyakit, malnutrisi, kondisi fisik yang buruk dan gagguan

tidur

Psikologis: cemas, depresi dan stress

Lingkungan: kelembaban, cahaya, kebisingan dan suhu

4. Kerusakan integritas kulit b.d

A. Internal

Perubahan status cairan

Perubahan pigmentasi

Perubahan turgor

Ketidakseimbangan nutrisi

Penurunan imun

Kerusakan sirkulasi

Kerusakan sensasi

B. Eksteral

Substansi kimia

Page 10: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

10

Faktor usia

Hipertermi

Hipotermi

Faktor mekanik

Obat-obatan

Kelembapan

Immobilisasi

Radiasi

11. Tujuan dan Intervensi Keperawatan

A. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

NOC

Status nutirisi: nutrisi adekuat

Status nutrisi: intake makanan dan cairan

Berat badan terkontrol

NIC

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nutrisi teratasi dengan

kriteria:

Albumin serum normal

Hematokrit normal

Tidak mual muntah

Hb normal

Toleran terhadap makanan

No. Intervensi Rasional

1. Kaji kebiasaan makan dan

kebutuhan makan

Mengetahui keadaan dan

kebutuhan nutrisi pasien sehingga

dapat diberikan pengaturan diet

yang adekuat

2. Pastikan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat

Melancarkan sistem pencernaan

3. Ajarkan pasien dan keluarga

membuat jadwal makanan

Mengetahui program diet pasien

4. Monitor Hb Hb menurun dapat memperburuk

Page 11: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

11

keadaan pasien pasien akan

terlihat lemah

5. Berikan lingkungan yang nyaman

dan bersih

Lingkungan yang nyaman dan

bersih meningkatkan selera makan

dan menurunkan mual muntah

6. Monitor turgor kulit Mengetahui status distribusi nutrisi

ke kulit

7. Monitor mual dan muntah Mengetahui penyebab, frekuensi

mual dan muntah

8. Monitor pucat, kemerahan dan

kekeringan pada konjugtiva

Pucat, kekeringan pada

konjungtiva mengindikasikan

kurang nutrisi dan O2

9. Informasikan kepada pasien dan

keluarga tentang pentingnya

mematuhi diet yang telah

diprogramkan

Kepatuhan terhadap diet mencegah

komplikasi

10. Kolaborasi

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan

nutrisi yang dibutuhkan pasien

Hiperglikemia membutuhkan status

nutrisi yang adekuat

10. Kolaborasi dengan dokter

pemberian anti emetik

Menurunkan mual dan muntah

11. Pertahankan IV line Jika pasien rawat inap, maka IV

line dipertahankan untuk

membantu nutrisi pasien

B. Kurang volume cairan

NOC

Keseimbangan cairan

Hidrasi

Status nutrisi: Intake makanan dan cairan

NIC

Page 12: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

12

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam deficit volume cairan

teratasi dengan kriteria hasil:

Mempertahankan urin output

Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal (TD 90/60 – 120/90

mmHg), (Nadi 60-100 x/mnt) dan (Suhu 36,50-36,50C)

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi elastisitas turgor kulit baik, membran

mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan

Elektrolit dalam batas normal

Intake oral dan intravena adekuat

pH urin dalam batas normal

No. Intervensi (NIC) Rasional

1. Monitor status hidrasi (nadi kuat,

kelembaban membran mukosa)

Mengetahui keparahan dehidrasi

pasien

2. Monitor hasil lab yang sesuai

dengan retensi caran (BUN, Hmt,

osmolalitas urin, albumin dan total

protein)

Mengetahui jumlah BUN dan

elektrolit yang keluar bersama urin

3. Monitor TTV setiap 15 menit – 1

jam

Mencegah resiko syok pada pasien

4. Pertahankan intake dan output

yang seimbang

Keluaran dan masuka cairan harus

seimbang

5. Moitor intake dan output setiap 8

jam

Mengetahui apakah keluaran dan

masukan seimbang atau belum

6. Berikan cairan oral Meningkatkan asupan cairan

7. Pasang kateter urin jika perlu Pasien yang mengalami fatigue dan

harus bed rest total maka

diperlukan kateter dan berguna

untuk kultur urin

8. Kolaborasi

Pemberian IV line

Jika tanda cairan berlebih

muncul memburuk

Meningkatkan status hidrasi

Hindari kelebihan volume

cairan

Page 13: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

13

C. Kelelahan

NOC

Toleran aktivitas

Energy conservation

Status nutrisi: energi

NIC

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kelelahan pasien

teratasi dengan kriteria:

Kemampuan aktivitas adekuat

Mempertahankan nutrisi adekuat

Keseimbangan aktivitas dan istirahat

Menggunakan teknik energi konservasi

Mempertahankan interaksi sosial

Mengidentifikasi faktor fisik dan psikologis yang menyebabkan kelelahan

No. Intervensi

NIC: Energy Management

Rasional

1. Monitor dan catat pola dan jumlah

tidur pasien

Kurang istirahat dapat

menyebabkan kelelahan

2. Monitor lokasi ketidaknyamanan

selama beraktivitas

Meminimalkan ketidaknyamanan

agar pasien tetap dapat

beraktivitas

3. Monitor intake nutrisi pasien Status nutrisi yang buruk dapat

menjadi pemicu penurunan energi

pasien

4. Catat aktivitas yang dapat

meningkatkan kelelahan

Mencegah aktivitas yang

berlebihan agar energi pasien

tidak habis

5. Instruksikan pasien untuk mencatat

tanda dan gejala kelelahan

Mengetahui gejala kelelahan

6. Anjurkan manajemen aktivitas

untuk mencegah kelelahan

Tetap melakukan aktivitas namun

ringan agar tidak terjadi

Page 14: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

14

komplikasi intoleran aktivitas

7. Jelaskan kepada pasien hubungan

kelelahan dengan proses penyakit

Memberikan pendidikan dan

meningkatkan pemahaman pasien

8. Tingkatkan batasan bedrest dan

aktivitas

Istirahat yang lebih banyak dapat

meningkatkan energi

D. Kerusakan integritas kulit

NOC

Integritas jaringan: kulit dan membran mukosa

Peningkatan penyembuhan luka

NIC

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kerusakan integritas

kulit teratasi dengan kriteria hasil:

Integritas kulit yang baik bisa diperthankan (sensasi, elastisitas, temperatur,

hidrasi, pigmentasi)

Tidak ada luka/lesi

Perfusi jaringan baik

Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kuli dan mencegah

terjadinya cedera berulang

Mampu melindungi kulit, mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan

alami

Menunjukkan proses penyembuhan

No. Intervensi

NIC: Pressure Management

Rasional

1. Monitor status nutrisi pasien Mengetahui jenis kebutuhan nutrisi

pasien

2. Monitor kulit akan adanya

kemerahan

Kemerahan mengindikasikan iritasi

3. Monitor aktivitas dan mobilisasi

pasien

Immobilisasi / bed rest total

menyebabkan dekubitus

4. Observasi luka: lokasi, dimensi,

kedalaman luka, karakteristik,

warna cairan, granulasi, jaringan

Mengetahui keparahan dan

tindakan apa yang akan dilakukan

oleh perawat

Page 15: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

15

nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal

5. Kaji lingkungan yang dapat

memperparah luka

Menghindari resiko infeksi

berulang

6. Cegah kontaminasi Menghindari infeksi

7. Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian yang

longgar

Menjaga agar kulit atau luka tidak

tertekan

8. Oleskan lotion pada daerah yang

tertekan

Memberikan kelembaban

9. Membersihkan area luka Mencegah kontaminasi

10. Ajarkan keluarga cara merawat

luka

Keluarga dapat memberikan

perawatan primer kepada pasien

ketika pasien pulang dari RS

11. Lakukan teknik perawatan steril Mencegah kontaminasi

12. Kolaborasi

Antibiotik

Analgesik

Meminimalkan kontaminasi

Menurunkan nyeri

12. Evaluasi

Page 16: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

16

REFERENSI

Abbas, kittabchi et al,. 2006. Hyperglycemic Crises in Diabetes Mellitus: Diabetic

Ketoasidosis and Hyperglycemic Hyperosmolar State. (online)

http://www.temple.edu/imreports/Reading/Hyperglycemic%20crises.pdf. Diakses

pada tanggal 26 Maret 2012.

Ahmad, ikhsanudin. 2002. Kegawatan Diabetik. (online) http://www.usu.ac.id.

slide_kegawatan_diabetik.pdf. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012.

AIDS Info. 2005. Side effect of anti-HIV Medications – Hiperglikemia. (online)

http://www.aidsinfo.nih.gov/ContentFiles/Hyperglycemia_FS_en.pdf. Diakses pada

tanggal 27 Maret 2012.

American Diabetes Association. 2004a. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.

[Online]. Available from: URL:

http://care.diabetesjournals.org/content/27/suppl_1/s5.full.

American Diabetes Association. 2004b. Hyperglycemia (High Blood Glucosa). (online)

http://www.medicinenet.com/hyperglycemia/page3.htm. Diakses pada tanggal 26

Maret 2012.

American Diabetes Association. 2004c. Hyperglycemia (Sign and Symptoms). (online)

http://www.medicinenet.com/hyperglycemia/page2.htm. Diakses pada tanggal 27

Maret 2012.

Anonymous. 2002. Diabetes Treatment and Care Blood Glucose - Control Hyperglycemia.

(online) http://www.diabetes.org.living with diabetes treatment and care blood

glucose control hyperglycemia.html. Diakses pada tanggal 28 Maret 2012

Arifin, augusta et all,. 2000. Krisis Hiperglikemia Pada Diabetes militus. (online)

http://pustaka.unpad.ac.id.krisis_hiperglikemia_pada_diabetes_melitus.pdf. Diakses

pada tanggal 26 Maret 2012.

FKP Unair. 2012.Manual Prosedur Tatalaksana Hipoglikemia dan Hiperglikemia. (online)

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/MP-HPOHIPERGLIKEMIA.pdf. Diakses pada

tanggal 30 Maret 2012.

Hussain A, Vincent M. 2010. Diabetes Mellitus, type 1. (online)

http://emedicine.medscape.com/article/117739-overview. Diakses pada tanggal 28

Maret 2012.

Page 17: Laporan Pendahuluan Hiperglikemia

17

Irfan. 2011. Hipoglikemia dan Hiperglikemia/Kenali gejala Hipoglikemia dan Hiperglikemia.

(online) http://obatuntukdiabetes.com/hipoglikemia-dan-hiperglikemia-kenali-gejala-

hipoglikemia-dan-hiperglikemia.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012.

Medical, news. 2012a. What Is Hyperglycemia?. (online)

http://www.news-medical.net/health/What-is-Hyperglycemia.aspx. Diakses pada

tanggal 27 Maret 2012.

Medical, news. 2012b. Hyperglycemia effect. (online)

http://www.news-medical.net/health/Hyperglycemia-Effects.aspx. Diakses pada

tangaal 29 Maret 2012.

Medical, news. 2012c. Hyperglycemia Symptoms. (online)

http://www.news-medical.net/health/Hyperglycemia-Symptoms.aspx. Diakses pada

tanggal 28 Maret 2012.

Nanda Nursing Intervention. 2003. Hyperglycemic Hyperosmolar Nonketotic Symptoms and

Pathofisiology. (online) http://nanda-nursinginterventions. /hyperglycemic-

hyperosmolar-nonketotic.html. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012.

Qirtin. 2001. Asuhan Keperawatan Hiperglikemia. (online) http://www.qirtin.com/asuhan-

keperawatan-hiperglikemia. Diakses pada tanggal 30 Maret 2012.

WHO. 2006. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglycemia.

(online)http://www.idf.org/webdata/docs/WHO_IDF_definition_diagnosis_of_diabete

s.pdf