24
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN Nama : Trisna Zahara NIM : 03091003004 Kelompok/Hari : 6 (enam)/Rabu Pagi I. Judul Percobaan : Inokulasi II. Tujuan Percobaan : 1) Mengetahui cara pembiakan jamur pada medium padat 2) Dapat menghitung banyaknya jumlah mikroba menggunakan Haemacytometer 3) Mengetahui proses yang dilakukan pada inokulasi bakteri III. Dasar Teori 2.1 Penjelasan Singkat Mengenai Inokulasi Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar.Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran

laporan pendahuluan inokulasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

llaporan praktikum teknik bioproses

Citation preview

Page 1: laporan pendahuluan inokulasi

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN

Nama : Trisna Zahara

NIM : 03091003004

Kelompok/Hari : 6 (enam)/Rabu Pagi

I. Judul Percobaan : Inokulasi

II. Tujuan Percobaan :

1) Mengetahui cara pembiakan jamur pada medium padat

2) Dapat menghitung banyaknya jumlah mikroba menggunakan Haemacytometer

3) Mengetahui proses yang dilakukan pada inokulasi bakteri

III. Dasar Teori

2.1 Penjelasan Singkat Mengenai Inokulasi

Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh

suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah

pencemaran dari luar.Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan

mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat

ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril

sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung

banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat

hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh

karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut

dengan teknik inokulasi biakan.

Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari

medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat

tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat

digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan

Page 2: laporan pendahuluan inokulasi

teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari

mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Identifikasi biakan mikroorganisme

seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran.

Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk

mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali.

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat.

Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan

mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan

membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat

sebagai pelikel.

Pertumbuhan mikroorganisme dalam kaldu seringkali menggambarkan

aktivitas metabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan

permukaan karena pada bagian ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media

cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam

biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar.

Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan

agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme. Dalam

bidang mikrobiologi ada beberapa teknik-teknik dasar tertentu yang perlu diketahui

dan dipahami serta dipelajari oleh mahasiswa termasuk para peneliti dalam bidang

mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Teknik-teknik tersebut digunakan

dalam memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni (hanya mengandung

satu macam bakteri), mengamatinya dan mengidentifikasi mikroorganisme.

Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke

biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan

dengan teknik aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan

berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair ataupun padat.

Dalam melakukan isolasi mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat

yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang

dapat merangsang pertumbuhan mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu

Page 3: laporan pendahuluan inokulasi

medium. Untuk tujuan tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah

kontaminasi. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik

penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :

i. Menyiapkan ruangan

Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar

tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium

pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah

kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan

melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelezar, 1986).

ii. Pemindahan dengan dengan pipet

Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk

diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelezar,

1986).

iii. Pemindahan dengan kawat inokulasi

Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus

juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman

bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup

dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam

nyala (Pelezar, 1986).

III.2 Teknik Inokulasi

Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan

identifikasi, determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan . pertumbuhan

ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan (nutrisi), atmosfer,

suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat

menghambat atau membunuh (Irianto, 2006 hal. 122).

Untuk menegakkan diagnosis bakteriologis, sebaiknya biakan bakteri berada

dalam keadaan murni atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni

diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi

pengecatan, reaksi imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri

Page 4: laporan pendahuluan inokulasi

(Irianto, 2006 hal. 126). Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi

biakan murni mikroorganisme yaitu :

III.2.1 Metode gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,

tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan.

Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah Inokulum

digoreskan di permukan media agar nutrien dalam cawaan petridish dengan jarum

pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup

terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).

Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni :

a) Goresan T

Gambar 3.1 skema metode goresan T

b) Goresan Kuadran

Gambar 3.2 skema metode goresan kuadran

c) Goresan Radian

Gambar 3.3 skema metode goresan radian

Page 5: laporan pendahuluan inokulasi

d) Goresan Sinambung

Gambar 3.4 skema metode goresan sinambung

III.2.2 Metode Tebar

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan

petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi

itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat

menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang

merata dengan baik .Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang

terpisah-pisah (Winarni, 1997).

III.2.3 Metode Tuang

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan

pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat

hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997). 

III.2.4 Metode Tusuk

Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung

jarum ose yang di dalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukan kedalam media

(Winarni, 1997).

III.3 Cara Menyelidiki piaraan Murni

Untuk menyedirikan suatu spesies ada dikenal beberapa cara, yaitu :

1) Dengan pengenceran

Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam

spesies diencerkan dalam suatu tabungtersendiri. Dari enceran inii kemudian diambil

barang 1 ml untuk dincerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini

diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu koloni tumbuh dalam medium tersebut,

Page 6: laporan pendahuluan inokulasi

tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang

demikian ini kita memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita

memperoleh satu koloni murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang

kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan

koloni ini sebagai sampel (Waluyo, 2005).

2) Dengan Penuangan

Robert koch ( 1943  - 1905 ) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan

mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini

kemudian disebarluaskan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.

Dengan demikian diperolehnyalah suatu piaraan adukan. Setelah medium itu

mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni – koloni yang

masing – masing dapat dianggap murni. Denagn mengulang pekerjaan seperti diatas,

maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin (Waluyo, 2005).

3) Dengan Penggesekan

Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu,

hanya sayang, dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat rumbuh. Jika ujung

kawat inokulasi dibengkokan, kemudian ujung kawat inokulasi itu setelah

disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat,maka

beberapa waktu kemudian 9 kurang lebih 12 jam ) akan yampaklah koloni – koloni

yang letaknya tersebar di permukaan medium. Jika diadakan pemindahan sampel dari

suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu piaraan murni

(Waluyo, 2005).

4) Dengan mengucilkan Satu sel ( Single Cell Isolation )

Mikropipet adalah alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak,

dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Mikropipet ditempatkan pada tangan – tangan

suatu mikromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada

suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakuan dii bawah obyektif mikroskop.  Jika

tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet,

tetesan tersebut dipindahkan ke medium encer denganmaksud supaya bakteri tersebut

Page 7: laporan pendahuluan inokulasi

berkembang biak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni. Meode ini

sangant memerlukan kesabaran, lagipula,mikromanipulator sangat mahal (Waluyo,

2005).

5) Dengan Inokulasi Hewan

Metode ini di dasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat

tumbuh di dalam tubuh seekor hewan.Misal kita ambil dahak dari seseorang yang

disangka menderita tbc. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka

bakteri – bakteri saproba yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian

kita peroleh semata – mata hasil tbc saja. Piaraan pneumococcus murni dapat

diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus

yang sakit atau mati akhirnya dapat dipindahkan ke dlam medium yang sesuai.

Inokulasi dapat dilakukan di dalam kulit ( intracutaneous ), dapat di bawh kulit

( subcutaneous), dapat di dalam otot ( intramuscular), dapat di rongga tubuh atau lain

– lain tempat lagi (Waluyo, 2005).

2.4 Haemacytometer

Haemacytometer adalah alat khusus yang digunakan untuk menghitung

mikroorganisme. Pada alat ini terdapat kotak-kotak kecil dengan luas 1 / 400 mm2

dan kedalaman 0,1 mm. Penggunaannya adalah dengan meletakkan kaca preparat

yang di atasnya dan ditutup dengan deck glass. Pengamatan ini dilakukan dengan

menggunakan mikroskop agar dapat mengamati sel-sel mikroba baik yang kecil

maupun yang besar, yang dibatasi oleh kotak-kotak haemacytometer.

Perhitungan dengan haemacytometer ini merupakan perhitungan langsung

karena sample langsung diambil dan diteteskan pada alat haemacytometer dan

diamati di bawah mikroskop. Perhitungan dengan metode ini mempunyai beberapa

keuntungan, yaitu semua sel mikroba baik yang masih hidup atau pun sudah mati

dapat dihitung. Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran tidak homogen

lagi, maka akan terjadi kesalahan dalam perhitungan. Pengenceran yang dilakukan

bertujuan untuk memudahkan pengamatan karena sample kental dapat menjarangkan

sel mikrooranisme yang mengakibatkan pengamatan menjadi sulit dilakukan.

Page 8: laporan pendahuluan inokulasi

Untuk menumbuhkan suatu koloni pada suatu medium padat, maka perlu

diperhatikan sifat-sifat koloni tersebut. Di antaranya adalah :

a) Besar kecilnya koloni, di mana ada koloni yang berupa titik saja, dan ada yang

melebar di seluruh permukaan.

b) Bentuk, ada koloni yang berbentuk bulat, memanjang, tepi rata atau tidak rata.

c) Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan dan ada yang

timbul.

d) Halus kasar permukaan koloni.

e) Wajah permukaan, ada yang mengkilap dan ada yang suram.

f) Warna. Kebanyakan koloni berwarna putih kekuningan, tapi ada juga yang

berwarna coklat, kehitaman, jingga biru, hijau, kuning, ungu.

g) Kepekatan. Ada koloni yang lunak, ada yang keras, dan kering.

2.5 Perhitungan Mikroba

Seorang bakteriologi yang bekerja dalam suatu pabrik produk makanan yang

sudah jadi, harus menumbuhkan bakteri yang terdapat pada produk makanan tersebut

untuk menilai keamanan dari makanan tersebut. Seorang bakteriolog selalu

berhubungan dengan pertumbuhan mikroorganisme. Seperti halnya juga bagi orang-

orang yang bekerja di rumah sakit, harus menumbuhkan organisme dari pasien yang

terinfeksi sehingga dapat dibuat suatu diagnosa. Bakteri juga sangat berperan aktif

dalam dunia obat-obatan atau antibiotika untuk menentukan apakah pengaruh bakteri

itu sehingga menjadi peka atau tahan, sehingga pasien dapat terobati dengan tepat.

Pada kenyataanya peningkatan suatu bakteri disebabkan terjadinya

pembelahan biner sel bakteri itu sendiri. Pembelahan biner diartikan bahwa setiap

bakteri membentuk dinding sel baru yang melintang dengan diameter pendeknya lalu

memisah menjadi dua sel. Masing-masing sel ini kemudian membelah lagi menjadi

dua sel dan seterusnya. Hasil keseluruhan pertumbuhn semacam ini adalah

pertambahan jumlah bakteri secara deret ukur. Jadi keturunan bakteri tunggal akan

berlipat dua pada setiap pembelahan, dengan menghasilkan 2, 4, 16, 32 bakteri dan

seterusnya.

Page 9: laporan pendahuluan inokulasi

Salah satu upaya untuk menghitung pertumbuhan bakteri adalah dengan

menggunakan suatu alat yang dikenal dengan Hemaecytometer yaitu alat yang khusus

digunakan untuk menghitung mikrooragnisme, pada alat ini terdapat kotak-kotak

kecil untuk membatasi jumlah sel-sel mikroba yang akan diamati. Pekerjaan ini

dilakukan di bawah mikroskop. Perhitungan yang diperoleh dengan mengalikan

faktor pengenceran dengan jumlah mikroorganisme per kotak didapatlah banyaknya

jumlah sel. Perhitungan mikroba pada umumnya dapat dilakukan dengan tiga cara,

yaitu :

1. Pengenceran

2. Menggunakan ruang hitung (Hemaecytometer)

3. Menggnakan turbidometer (Nefelometer)

Pengenceran biakan dilakukan dengan air steril sampai taraf yang 1 ml

enceran mengandung cukup sedikit bakteri sehingga dapat dihitung (sebaiknya anatar

30 - 300) kemudian larutkan dengan jumlah yang diketahui dicampur dengan medium

nutrien agar cair. Campuran ini dituangkan dalam cawan petri, dibiarkan mengeras

dan diinkubasi selama satu atau dua hari supaya masing-masing sel dapat

memperbanyak diri sampai membentuk koloni untuk mengetahui berapa bakteri

hidup yang ada dalam larutan itu. Ada instrumen elektronik yang akan menghitung

koloni yang memerlukan hanya satu detik untuk menghitung koloni yang

memerlukan atau pada seluruh cawan petri.

Pertumbuhan sel konstituen merupakan hal yang penting dalam pertumbuhan

hewan atau tumbuhan, dan demikian pula mikroorganisme. Jadi apabila ditaruh 10 sel

bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian didapat 10 juta bakteri

setiap mm, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Pada kenyataannya telah terjadi

pertumbuhan sel atau pertumbuhan bakteri sejuta kali.

Page 10: laporan pendahuluan inokulasi

IV. Alat Dan Bahan

4.1 Alat

Alat yang digunakan, yaitu :

1. Tabung reaksi

2. Cawan Petri

3. Jarum Oase

4. Bunsen

4.2 Bahan

Bahan yang digunakan, yaitu :

1. Medium yang telah jadi

2. Kultur murni

3. Jarum/kawat

4. Alcohol

V. Prosedur Percobaan

1. Siapkan tabung yang berisi jamur dan tabung medium

2. Panaskan jarum oase sampai berpijar dan diamkan sebentar

3. Buka sumbat tabung jamur, kemudian lewatkan dekat nyala bunsen

4. Ambillah jamur dengan menggunakan jarum oase

5. Buka sumbat tabung medium dan mulut tabung dilewatkan pada nyala api

bunsen

6. Masukkan ujung jarum oase tadi yang telah membawa jamur dengan menggesek-

gesekkannya pada permukaan medium dari kiri ke kanan dengan arah dari bawah

ke atas medium

7. Tabung medium kemudian disumbat lagi

8. Simpan tabung yang telah ditanami tadi

9. Amatilah bentuk jamur yang terjadi

Page 11: laporan pendahuluan inokulasi

VI. Data Hasil Pengamatan

Medium yang dihasilkan memadat, medium dengan perlakuan dimiringkan

ditanami bakteri dengan menggunakan metode goresan sedangkan yang diberi

perlakuan tegak ditanami bakteri dengan cara tusuk. Mikroba yang digunakan pada

praktikum ini adalah Aspergillus niger. Jamur akan tumbuh dan berkembang semakin

banyak dan akan membentuk lapisan hitam di permukaan medium.

VII.Perhitungan

5 15

31 20

33 44

2 9

27 67

Diketahui : Jumlah bakteri = 253 sel

Kotak besar = 22

Kotak kecil = 16 / kotak besar

Luas kotak kecil (L) = 1 mm2

Kedalaman / ketebalan(t) = 0,1 mm

Faktor pengenceran = 100

Ditanya : Jumlah sel bakter per liter….?

Jawab :

Volume kotak (V) = luas kotak kecil x ketebalan

= 1 mm2 x 0,1 mm

= 0.1 mm3

Jumlah sel rata-rata =

Jumlah bakteri

∑ kotakkecil

Page 12: laporan pendahuluan inokulasi

=

253(22 x16 )

= 0,718

Jumlah sel bakteri =

Jumlah sel rata−rataV

×faktor pengenceran

=

0 ,718

0,1 mm3×100

= 718 sel / mm3 ( 7.18 x 108 sel / lt )

Page 13: laporan pendahuluan inokulasi

VIII. Pembahasan

Medium yang digunakan untuk menumbuhkan jamur ialah medium agar

kentang dekstrosa dan untuk menumbuhkan bakteri ialah medium agar nutrisi. Jamur

yang tumbuh pada medium agar kentang dekstrosa tersebut adalah jamur Aspergilus

niger. Cara menumbuhkan jamur tersebut adalah permukaan medium dimiringkan

sehingga medium dan piaraan ini diberi nama piaraan miring (slant culture).

Bentuk piaraan pada percobaan ini termasuk piaraan murni, yaitu hanya

adanya satu spesies saja yang tumbuh yaitu berupa jamur Aspergilus niger. Piaraan

yang diperoleh ini dapat disimpan dan tiap-tiap waktu tertentu harus diadakan

peremajaan kembali dengan cara memindahkannya ke medium yang baru. Piaraan-

piaraan yang diperoleh dari piaran yang pertama ini disebut sebagai piaraan turunan.

Sifat-sifat jamur Aspergillus niger ini serupa tasbih dengan bentuk kokus yang

melebar menyebar menutupi hampir seluruh permukaan agar-agar miring, dan

warnanya coklat kehitaman. Jamur ini merupakan jenis jamur yang sering tumbuh di

saluran telinga dan termasuk jenis jamur patogen yang parasit atau merugikan

manusia.

Pemanasan jarum hingga membara pada percobaan inokulasi ini dimaksudkan

agar jarum benar-benar steril pada waktu pengambilan jamur atau bakteri, sehingga

tidak terjadi kontaminasi dengan spesies lain. Agar koloni-koloni tidak terbawa udara

luar, maka semua prosedur inokulasi dilakukan di dekat nyala api bunsen. Hal ini

juga dimaksudkan agar koloni yang keluar dari tabung akan mati terkena nyala api

bunsen sehingga tidak mengotori udara di dalam laboratorium.

Pada saat memasukkan ujung kawat oase yang telah membawa jamur, kawat

tersebut digesek-gesekkan pada permukaan medium dari kiri ke kanan dengan arah

dari bawah ke atas mulut tabung. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar jamur tumbuh

dan berkembang biak dengan merata dan tidak bergumpal. Metode yang dilakukan

dengan menggesekkan jarum oase ini disebut sebagai metode gores sinambung.

Sedangkan untuk medium yang tegak, penanaman jamur dilakukan dengan metode

tusuk dimana jarum oase yang membawa jamur tadi akan ditusukkan ke dalam media.

Page 14: laporan pendahuluan inokulasi

Seharusnya pada percobaan ini digunakan alat yang disebut hamaecytometer,

yaitu suatu alat khusus yang dapat digunakan untuk menghitung mikroorganisme.

Namun oleh karena alat tersebut tidak memadai dalam penggunaan mikroskop

elektron maka hanya diberikan data saja. Alat ini khusus digunakan untuk

menghitung jumlah mikroorganisme. Pada alat ini terdapat 25 kotak kecil dan setiap

satu kotak dibagi lagi menjadi 16 kotak sehingga jumlah kotak tersebut sebanyak 400

kotak.

Kotak-kotak kecil tersebut mempunyai luas tiap kotak 1/400 m2 dan

kedalaman 0,1 mm. Penggunaannya sama dengan kaca preparat, dimana sampel

diletakkan di atasnya dan selanjutnya pengamatan dilakukan di bawah mikroskop. Di

sini akan terlihat sel-sel mikroba baik kecil maupun besar.

Maka kita dapat hitung jumlah sel mikroorganisme yang terdapat pada tiap

kotak. Sebelum dilakukan pengamatan dengan mikroskop terlebih dahulu dilakukan

pengenceran terhadap sampel. Fungsi dari pengenceran ini adalah untuk

memudahkan kita dalam melakukan pengamatan, karena selain sampel itu agak

kental kita akan mengalami kesulitan dalam menghitung jumlah sel yang ada, sebab

jumlah sel tersebut sangat banyak. Jadi tujuan utama pengenceran ini adalah untuk

menjarangkan jumlah sel pada tiap kotaknya.

Perlu diketahui, Medium yang berada pada posisi miring cenderung

menghasilkan koloni bakteri yang lebih banyak dibandingkan medium dengan posisi

tegak. Hal ini dapat disebabkan karena luas permukaan medium miring lebih besar

dibandingkan dengan luas permukaan medium tegak, sehingga koloni dapat tumbuh

menyebar di seluruh permukaan agar. Perhitungan dengan metode ini mempunyai

beberapa keuntungan, yaitu semua sel mikroba baik yang masih hidup atau pun sudah

mati dapat dihitung. Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran tidak

homogen lagi, maka akan mengakibatkan perhitungan menjadi tidak benar.

Page 15: laporan pendahuluan inokulasi

IX. Kesimpulan Dan Saran

9.1 Kesimpulan

1) Pemanasan jarum oase dilakukan agar jarum benar-benar dalam keadaan steril

sewaktu mengambil jamur, sehingga tidak akan terkontaminasi oleh mikroba lain

yang tidak diinginkan.

2) Pembiakan akan berjalan baik apabila semua alat dan medium yang digunakan

dalam keadaan steril.

3) Bentuk piaraan pada percobaan ini termasuk piaraan murni yaitu hanya ada satu

spesies saja berupa jamur Aspergillus niger.

4) PDA (Potato Dextrosa Agar) merupakan suatu medium semi sintesis yang dapat

digunakan untuk inokulasi mikroba.

5) Perhitungan dengan hamaecytometer disebut juga perhitungan langsung karena

sampel diteteskan langsung pada hamaecytometer selanjutnya diamati di bawah

mikroskop.

9.2 Saran

Dalam praktikum ini, jarum inokulasi sebelum digunakan untuk

memindahkan bakteri ke medium baru, harus disterilkan terlebih dahulu dengan

membakarnya pada nyala api bunsen., sehingga tidak terjadi kontaminasi dengan

spesies lain. Semua prosedur inokulasi dilakukan di dekat nyala api bunsen. Hal ini

juga dimaksudkan agar koloni yang keluar dari tabung akan mati terkena nyala api

bunsen sehingga tidak mengotori udara di dalam laboratorium.

Page 16: laporan pendahuluan inokulasi

X. Daftar Pustaka

Anonim. 2009. Penghitungan jumlah mikroba secara langsung menggunakan

haemocytomete

r.http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/2009/12/08/penghitungan-jumlah-

mikroba-secara-langsung-menggunakan-haemocytometer/. diakses tanggal

22 Oktober 2012

Anonim. 2011. Hemocytometer. http://en.wikipedia.org/wiki/Hemocytometer. diakses

tanggal 22 Oktober 2012

Dahlan, Hatta. 2012. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses. Indralaya:

Laboratorium Teknologi Biproses Jurusan Teknik Kimia Universitas

Sriwijaya.