8
LAPORAN PENDAHULUAN MYOMETRITIS 1. Pengertian Myometritis / Metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi uterus setlah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu.Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis. 2. Klasifikasi Myometritis a. Metritis Akut Metritis akut biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas yaitu merupakan lanjutan dari endometriosis. Kerokan pada wanita dengan endometrium yang meradang dapat menimbulkan metritis akut. Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat tromboflebitis dan kadang – kadang dapat terjadi abses. b. Metritis Kronik

laporan-pendahuluan-myometritis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan-pendahuluan-myometritis

LAPORAN PENDAHULUAN

MYOMETRITIS

1. Pengertian

Myometritis / Metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi

uterus setlah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian

ibu.Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis,

sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.

2. Klasifikasi Myometritis

a. Metritis Akut

Metritis akut biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi postpartum.

Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi

yang lebih luas yaitu merupakan lanjutan dari endometriosis. Kerokan pada

wanita dengan endometrium yang meradang dapat menimbulkan metritis

akut.

Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi radang berupa

pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat

jalan limfe atau lewat tromboflebitis dan kadang – kadang dapat terjadi abses.

b. Metritis Kronik

Metritis Kronik adalah diagnosa yang dahulu banyak dibuat atas dasar

menometroragia dengan uterus yang lebih besar dari biasanya, sakit pinggang

dan leukore. Akan tetapi pembesaran uterus pada multipara umumnya

disebabkan oleh penambahan jaringan ikat akibat kehamilan, sedang gejala –

gejala yang lain mungkin mempunyai sebab lain. Bila pengobatan terlambat

ataukurang adekuat dapat menjadi abses, peritonitis, Syok septik, infeksi

pelvik yang menahun, penyumbatan tuba dan infertilitas.

Page 2: laporan-pendahuluan-myometritis

3. Tanda dan gejala

Gejala metritis sama dengan gejala yang muncul pada Endometritis :

a. Demam

b. Nyeri perut bawah, keluar lochea berbau / purulent

c. Perdarahan vaginal

d. Sakit pinggang

e. Nyeri tekan uterus

4. Diagnosa

Pada metritis diagnosa hanya dapat dibuat secara Patologi Anatomis

5. Komplikasi

Dapat terjadi penyebaran ke jaringan sekitar seperti :

a. Parametritis ( infeksi sekitar rahim )

b. Salpingitis ( infeksi saluran otot )

c. Ooforitis ( infeksi indung telur )

d. Pembentukan nanah sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur

(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk

Pendidikan Bidan, 407)

6. Penanganan

Terapi miometritis :

a. Antibiotika spektrum luas

- Ampisilin 2 g iv / 6 jam

- Gentamisin 5 mg kg / BB

- Metronidasol 500 mg iv / 8 jam

b. Profilaksi Antitetanus

c. Evakuasi sisa hasil konsepsi

- Antibiotik kombinasi

- Transfusi jika diperlukan

(http://ranuyoso2009.blogspot.com/2009/10/pengertian-myometritis.html)

Page 3: laporan-pendahuluan-myometritis

LANDASAN ASKEB

I. PENGKAJIAN DATA

A. Data Subjektif

1. Identitas Klien

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan nyeri abdomen, keluar keputihan yang berbau tidak sedap,

serta demam.

3. Riwayat Menstruasi

4. Riwayat perkawinan

5. Riwayat kebidanan lalu

6. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi

7. Riwayat laktasi

8. Riwayat ginekologi

Ibu mengatakan pernah mengalami keguguran dan kemudian dikuret.

9. Riwayat Penyakit pasien

10. Riwayat penyakit keluarga

11. Bio-psiko-sosial-spiritual

- Pola nutrisi

- Pola Aktivitas

- Personal Hygiene : wanita yang kurang menjaga hygiene rentan terhadap

infeksi

- Pola Seksual :ibu mengatakan sakit saat melakukan hubungan seksual

pada daerah panggul

12. Pengetahuan ibu

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

KU, Kesadaran, TD ( 110 – 170 mmHg ), Nadi ( >100 x/mnt ), Suhu ( >

37,5oC ),Respirasi ( >24 x/mnt )

Page 4: laporan-pendahuluan-myometritis

2. Pemeriksaan Fisik

1). Kepala dan muka : tidak ada masalah

2). Mata : kalau perdarahan banyak biasanya konjungtiva pucat, sklera putih.

3). Telinga : tidak terdapat masalah

4). Hidung : tidak terdapat masalah

5). Mulut dan Gigi : tidak terdapat masalah

6). Leher : tidak terdapat masalah

7). Dada : tidak terdapat masalah

8). Abdomen : terdapat nyeri tekan pada perut dan terasa sakit pada perut

9). Genetalia : adanya keluaran terdapat pengeluaran berupa darah/keputihan

kental dan berbau busuk

10). Anus : tidak terdapat hemoroid

11). Ekstremitas : tidak terdapat masalah

3. Pemeriksaan penunjang :

HB : 8 – 10 gr%

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Dalam langkah ini data subjektif dan data objektif yang sudah dikaji kemudian

dianalisa menggunakan teori-teori fisiologis dan teori-teori patologis sesuai dengan

perkembangan kondisi ibu selama di berikan asuhan. Hasil analisis dan interpretasi

data menghasilkan rumusan diagnosis .

a. Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan oleh bidan

dalam lingkup praktik kebidanan dengan memenuhi standar diagnosa nomenklatur

kebidanan.

b. Masalah

Masalah merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan perkembangan

fisiologis.

c. Kebutuhan

Merupakan hal-hal yang dibutuhkan oleh ibu atau menurut bidan hal itu harus

diketahui oleh ibu tapi tidak dirasakn oleh ibu. Hal yang dibutuhkan oleh ibu

dapat berupa informasi/tindakan

Page 5: laporan-pendahuluan-myometritis

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Pada tahap ini setelah bidan merumuskan diagnosa atau masalah dituntut untuk

memikirkan masalah atau diagnosa potensial yang merupakan akibat dari

masalah/diagnosa yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila

diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

IV. MERUMUSKAN KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA, TINDAKAN

KOLABORASI DAN RUJUKAN

Kebutuhan akan tindakan segera untuk mengantisipasi ancaman yang fatal,

sehingga nyawa ibu dapat terselamatkan. Tindakan segera bisa merupakan intervensi

langsung oleh bidan bisa juga berdasarkan hasil kolaborasi dengan profesi lain.

V. MENYUSUN RENCANA ASUHAN

Dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengacu kepada diagnosa,

masalah asuhan serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi

asuhan.

VI. PELAKSANAAN ASUHAN SESUAI DENGAN PERENCANAAN SECARA

EFISIEN

Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan

pada langkah sebelumnya, baik yang bersifat antisipasi, tindakan segera, support,

kolaborasi, bimbingan konseling, pemeriksaan dan follow up.

VII. EVALUASI

Pada langkah terakhir ini melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan. Hal ini menyangkut apakah kebutuhan klien terpenuhi,

masalah yang ada terpecahkan, masalah potensial dihindari, klien dan keluarga

mengetahui kondisi kesehatannya dan klien mengetahui apa yang harus dilakukan

dalam rangka menjaga kesehatannya.

Page 6: laporan-pendahuluan-myometritis

Daftar Pustaka

(http://ranuyoso2009.blogspot.com/2009/10/pengertian-myometritis.html)

Manuaba.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta