13
laporan pendahuluan penyakit jantung bawaan LAPORAN PENDAHULUAN CONGENITAL HEART DISEASE ( CHD ) ATAU PENYAKIT JANTUNG BAWAAN A. Definisi Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung Congenital adalah kelainan yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir, tetapi kelainan jantung bawaan ini tidak selalu memberi gejala segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan bahkan beberapa tahun (Ngastiah) Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang ditemukan sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang dalam kandungan.Penyakit jantung bawaan yang paling banyak ditemukan adalah kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect (VSD) dan diikuti oleh kelainan pada septum serambi jantung atau lebih dikenal dengan namaAtrial Septal Defect (ASD). Masyarakat awam sering melihat kedua kelainan jantung ini dikenal dengan sebutan jantung bocor. Jenis kelainan struktur lainnya dapat berupa patent ductus arteriosus, transposition of great arteries, dan kelaianan katup jantung. Seringkali penyakit jantung bawaan juga timbul dalam bentuk gabungan beberapa kelainan, seperti yang terjadi pada tetralogi fallot, yang

Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan 2

  • Upload
    vera798

  • View
    137

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung Congenital adalah kelainan yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir, tetapi kelainan jantung bawaan ini tidak selalu memberi gejala segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan bahkan beberapa tahun (Ngastiah)

Citation preview

Page 1: Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan 2

laporan pendahuluan penyakit jantung bawaan

LAPORAN PENDAHULUAN CONGENITAL HEART DISEASE ( CHD ) ATAU

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

A.    Definisi

Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung Congenital adalah kelainan yang

sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir, tetapi kelainan

jantung bawaan ini tidak selalu memberi gejala segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan

tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan bahkan beberapa tahun

(Ngastiah)

Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang ditemukan

sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang dalam

kandungan.Penyakit jantung bawaan yang paling banyak ditemukan adalah kelainan pada

septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect (VSD) dan diikuti

oleh kelainan pada septum serambi jantung atau lebih dikenal dengan namaAtrial Septal Defect

(ASD).

Masyarakat awam sering melihat kedua kelainan jantung ini dikenal dengan sebutan

jantung bocor. Jenis kelainan struktur lainnya dapat berupa patent ductus arteriosus, transposition

of great arteries, dan kelaianan katup jantung. Seringkali penyakit jantung bawaan juga timbul

dalam bentuk gabungan beberapa kelainan, seperti yang terjadi pada tetralogi fallot, yang

mencakup 4 kelainan pada jantung. Di antara berbagai kelainan bawaan yang ada, penyakit

jantung bawaan merupakan kelainan yang paling sering ditemukan.

Penyakit jantung bawaan adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir, di mana

kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung terjadi akibat gangguan atau

kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Penyebab

penyakit jantung bawaan sendiri sebagian besar tidak diketahui, namun beberapa kelainan

genetik seperti sindroma Down dan infeksi Rubella (campak Jerman) pada trimester pertama

kehamilan ibu berhubungan dengan kejadian penyakit jantung bawaan tertentu.

Page 2: Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan 2

Secara umum terdapat 2 kelompok besar penyakit jantung bawaan yaitu penyakit jantung

bawaan sianotik dan penyakit jantung bawaan asianotik.penyakit jantung bawaan sianotik

biasanya memiliki kelainan struktur jantung yang lebih kompleks dan hanya dapat ditangani

dengan tindakan bedah.Sementara penyakit jantung bawaan asianotik umumnya memiliki lesi

(kelainan) yang sederhana dan tunggal, namun tetap saja lebih dari 90% di antaranya

memerlukan tindakan bedah jantung terbuka untuk pengobatannya.Pada penyakit jantung

bawaan sianotik, bayi baru lahir terlihat biru oleh karena terjadi percampuran darah bersih dan

darah kotor melalui kelainan pada struktur jantung.Pada kondisi ini jaringan tubuh bayi tidak

mendapatkan cukup oksigen yang sangat berbahaya, sehingga harus ditangani secara

cepat.Sebaliknya pada penyakit jantung bawaan non sianotik tidak ada gejala yang nyata

sehingga seringkali tidak disadari dan tidak terdiagnosa baik oleh dokter maupun oleh orang

tua.Gejala yang timbul awalnya berupa lelah menyusui atau menyusui sebentar-sebentar dan

gejala selanjutnya berupa keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.

B.     Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada

beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit

jantung bawaan :

1.      Faktor Prenatal :

      Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.

      Ibu alkoholisme.

      Umur ibu lebih dari 40 tahun.

      Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.

      Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.

2.      Faktor Genetik :

      Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.

      Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

      Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.

      Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

Page 3: Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan 2

C.    Klasifikasi

Terdapat berbagai cara penggolongan penyakit jantung congenital : penggolongan yang sangat

sederhana adalah penggolongan yang didasarkan pada adanya sianosis serta vaskularisasi paru.

1.    Penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya

defek septum (DSV), defek septum atrium (DSA), dan duktus atrium (DSA) dan duktus arterius

parsisten (DAP).

2.    Penyakit jantung bawaan non sianotik dengan vaskularisasi paru normal. Pada penggolongan ini

termasuk ini stenosis aorta (SA), stenosis pulmonal (SP) dan koarktasio aorta.

3.    Penyakit jantung bawaan sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang. Pada penggolongan ini

yang paling banyak adalah tetralogi fallot (TF).

4.    Penyakit jantung bawaan sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya transposisi

arteri besar (TAB).

D.    Patofisiologi

Kelainan jantung congenital menyebabkan  dua perubahan hemodinamik utama. Shunting

atau percampuran darah arteri dari vena serta perubahan aliran darah pulmonal dan tekana

darah.Normalnya tekanan pada jantu ng kanan lebih besara daripada sirkulasi pulmonal.

Shunting terjadi apabila darah mengalir melalui lubang pulmonal pada jantung sehat dari daerah

yang bertekanan tinggi  ke daerah yang bertekanan rendah, menyebabkan darah yang

teroksigenasi mengalir ke dalam sirkulasi sistemik.

Aliran darah pulmonal dan tekanan darah meningkat bila ada keterlambatan penipiosan

normal serabut otot lunak pada arteriola pulmonal sewaktu lahir.Penebalan vascular

meningkatkan resistensi sirkulasi pulmonal, aliran darah pulmonal dapat melampaui sirkulasi

sistemik dan aliran darah bergerak dari kanan ke kiri.

Perubahan pada aliran darah, percampuran darah vena dan arteri, serta kenaikan tekanan

pulmonal akan meningkatkan kerja jantung. Manifestasi dari penyakit jantung congenital yaitu

adanya gagal jantung, perfusi tidak adekuat dan kongesti pulmonal.

Page 4: Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan 2

PEMERIKSAAN PENUNJANG : 

1.    Gambaran ECG yang menunjukkan adanya hipertropi ventrikel kiri, kateterisasi jantung yang

menunjukkan striktura.

2.    Aortography

3.    Peningkatan cardiac iso enzim

4.    Rontgen thorax : cardiomegali dan infiltrate paru.

E.     Tanda dan gejala

1.      Pada saat bayi:

Saat lahir dapat dijumpai gangguan pernapasan. Pada yang berat bahkan dapat berakibat

kematian. Pada penyakit jantung bawaan biru, anak tampak biru meskipun tidak sesak napas dan

aktif. Namun demikian, pada yang kompleks gejala sesak napas dan biru dapat nampak

bersamaan

Pada beberapa kasus yang berat dan kompleks, bayi baru lahir segera memburuk dan meninggal

dalam waktu dua hari bersamaan dengan menutupnya pembuluh arteriosus Botalli. Penyakit

jantung bawaan yang terakhir ini disebut sebagai penyakit jantung bawaan yang bergantung pada

duktus. Anak menetek tidak kuat, sering melepaskan puting ibu istirahat sebentar kemudian

melanjutkan minum lagi.

Saat menetek/minum, bayi nampak berkeringat banyak di dahi, napas terengah-engah. Minum

tidak bisa banyak dan tidak lama.

Berat badan tidak naik-naik atau naik kurang dari grafik/pita pertumbuhan yang sesuai pada KMS.

Anak sering sakit batuk dan sesak napas yang sering disebut sebagai pneumonia atau

bronkopneumonia.

Daya tahan tubuh terhadap penyakit kurang, sebagai akibatnya bayi sering sakit-sakitan.

Anak yang menderita penyakit jantung bawaan biru, saat lahir nampak kebiru-biruan di mulut dan

lidah serta ujung-ujung jari, meskipun anak tampak aktif ceria dan menangis kuat. Pada beberapa

Page 5: Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan 2

anak, warna kebiruan pada mulut, lidah dan ujung-ujung jari tersebut baru nampak setelah

berusia beberapa bulan.

Serangan biru dapat terjadi pada anak dengan penyakit jantung bawaan biru yang ditandai dengan

bayi menangis terus menerus tidak berhenti-berhenti. Anak tampak semakin biru, napas

tersengal-sengal. Bila berat, dapat mengakibatkan kejang bahkan kematian.

Kelainan jantung sering juga ditemukan secara tidak sengaja oleh dokter pada saat bayi berobat

utk penyakit lainnya atau saat datang untuk imunisasi. Dokter mendengar adanya bising jantung

saat memeriksa jantung bayi dengan menggunakan stetoskop

2.      Gejala pada anak

Berat badan anak naik tidak memuaskan dengan kata lain pertumbuhannya terhambat

Perkembangan terlambat

Cepat lelah saat bermain, napas terengah-engah, berkeringat banyak lebih dari anak yang lain.

Anak yang menderita PJB biru: tampak kebiruan pada mulut, lidah dan ujung-ujung jari, sering

jongkok saat bermain, ujung jari membulat sehingga jari2 tampak seperti pemukul genderang.

Serangan biru ditandai dengan napas terengah-engah, anak tampak lebih biru daripada biasanya,

bila berat mengakibatkan anak pingsan bahkan kematian.Pertumbuhan dan

perkembangannyapun terlambat

3.      Pada remaja

Tanda-tanda masa remajanya terlambat, misalnya pada anak perempuan terlambat haid, payudara

masih rata.

Pada anak laki-laki pertumbuhan cepatnya tertunda.

Anak tampak kurus

Aktivitas tidak mampu berlari jauh atau bermain lama seperti anak lainnya

Page 6: Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan 2

Sering batuk-batuk dan napas terengah-engah

Berkeringat banyak pada wajah saat beraktivitas

Pada yang sudah diketahui menderita kebocoran jantung, bila sampai remaja tidak ada tindakan

koreksi, dapat mengakibatkan sindroma Eisenmenger, yaitu anak yang semula tidak sianosis

(biru), mulai nampak kebiruan  seperti penderita PJB sianotik. Kondisi ini sangat berbahaya.

F.     Pengkajian

I.     Riwayat Keperawatan

Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama

Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita DM dengan ketergantungan pada insulin

Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik termasuk menjaga gizi ibu, tidak mengonsumsi

obat – obatan dan merokok

Proses kelahiran secara alami atau adanya faktor – faktor yang memperlama proses persalinan dan

penggunaan alat

Riwayat keturunan, dengan memperhatikan adanya anggota keluarga lain yang juga mengalami

kelainan jantung

II.  Pemeriksaaan Fisik

Pemeriksaan Fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik yang dilakukan terhadap

apasien yang menderita penyakit jantung pada umumnya. Secara spesifik data yang dapat

ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada CHD ini adalah  :

Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang

Anak terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung jari hiperemik

Diameter dada bertambah, sering terlihat pembenjolan pada dada kiri

Page 7: Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan 2

Tanda yang menonjol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intrakosta dan region

epigastrium

Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik

Neonatus menunjukkan tanda – tanda respiratory distress seperti mendengkur, tacipnea dan

retraksi

Anak pusing, tanda – tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak

terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum

Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan dari pada kaki. Denyut

nadi pada lengan terasa kuat, tapi lemah pada popliteal dan femoral.

G.    Diagnosa keperawatan

o  Gangguan perfusi jaringan berdasarkan penurunan cardiac output.

o  Inefektif pola nafas berdasarkan akumulasi secret

o  Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berdasarkan intake yang tidak adekuat

o  Kecemasan ortu berdasarkan kurangnya pengetahuan tentang kondisi bayinya

o  Resiko infeksi tali pusat berdasarkan infasi kuman pathogen

H.    RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NODIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN (NOC) PERENCANAAN(NIC)

Page 8: Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan 2

1

Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan cardiac output.

Gangguan perfusi jaringan teratasi dalam waktu 5x24 jam. Kriteria hasil :

RR 30-60 x/mnt Nadi 120-140 x/mnt. Suhu 36,5-37 C Sianosis (_) Ekstremitas hangat

1. Observasi frekwensi dan bunyi jantung

2. Observasi adanyasianosis. 3. Beri oksigen sesuai kebutuhan4. Kaji kesadaran bayi 5. Observasi TTV.6. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian therapy.

2Inefektif pola nafas b.d akumulasi secret.

Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam Kriteria hasil :

RR 30-60 x/mnt Sianosis (-) Sesak (-) Ronchi (-) Whezing (-)

1. Observasi pola nafas 2. Observasi frekuensi dan bunyi

nafas3. Tempatkan kepala pada posisi

hiperekstensi 4. Observasi adanyasianosis.5. Lakukan suction 6. Monitor dengan teliti hasil

pemeriksaan gas darah.7. Beri O2 sesuai program8. Atur ventilasi ruangan tempat

perawatan klien.9. Observasi respon bayi terhadap

ventilator dan terapi O210. Kolaborasi dengan tenaga medis

lainnya.

3

Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat

Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah 3x24 Jam. Kriteria hasil :

Tidak terjadi penurunan BB>15%

Muntah (-) Bayi dapat minum

dengan baik

1. Observasi intake dan output 2. Observasi intake dan output 3. Kaji adanya sianosis pada saat bayi

minum. 4. Pasang NGT bila diperlukan. 5. Beri nutrisi sesuai kebutuhan bayi6. Timbang BB tiap hari.7. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian therapy. 8. Kolaborasi dengan tim gizi untuk

pemberian diit bayi.

4 Kecemasan ortu b.d kurang pengetahuan

Kecemasan berkurang setelah dilakukan tindakan

1. Jelaskan tentang kondisi bayi 2. Kolaborasi dengan dokter untuk

Page 9: Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan 2

tentang kondisi bayinya.

keperawatan dalam waktu 1x24 jam Kriteria hasil :

Orang tua mengerti tujuan yang dilakukan dalam pengobatan therapy.

Orangtua tampak tenang.

Orang tua berpartisipasi dalam pengobatan

memberikan penjelasan tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan penyakit yang diderita bayi.

3. Libatkan orangtua dalam perawatan bayi.

4. Berikan support mental5. Berikan reinforcement atas

pengertian orangtua.

5Resiko infeksi tali pusat b.d invasi kuman patogen.

Infeksi tali pusat tidak terjadi dalam waktu 3x24 jam Kriteria hail :

Suhu 36-37 C Tali pusat kering

dan tidak berbau. Tidak ada tanda-

tanda infeksi pada tali pusat.

1. Lakukan tehnik aceptic dan antiseptic pada saat memotong tali pusat.

2. Jaga kebersihan daerah tali pusat dan sekitarnya.

3. Mandikan bayi dengan air bersih dan hangat.

4. Observasi adanya perdarahan pada tali pusat

5. Cuci tali pusat dengan sabun dan segera keringkan bila tali pusat kotor atau terkena feses.

6. Observasisuhu bayi