19
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS DENGAN TB PARU DI RUANG DAHLIA 3 RUMAH SAKIT Dr SARDJITO TUGAS MANDIRI STASE KMB TAHAP PROFESI OLEH NUTFAH ERLINDA 13549 KULIAH PROFESI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Laporan pendahuluan TB Paru

  • Upload
    nutfah

  • View
    159

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tuberkulosis paru

Citation preview

Page 1: Laporan pendahuluan TB Paru

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS DENGAN TB PARU

DI RUANG DAHLIA 3 RUMAH SAKIT Dr SARDJITO

TUGAS MANDIRI

STASE KMB TAHAP PROFESI

OLEH

NUTFAH ERLINDA

13549

KULIAH PROFESI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Laporan pendahuluan TB Paru

HIV-AIDS

1. Pengertian

Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus (HIV). Virus

dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan vagina, cairan

sperma, cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia

dengan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah

terjangkit penyakit infeksi. (Pedoman Nasional Perawat, Dukungan Dan Pengobatan

Bagi ODHA, Jakarta, 2003, hal 1).

Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem

kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah

satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih

tersebut termasuk limfosit yang disebut T. Limfosit atau “sel T-4” atau disebut juga

“sel CD – 4”.

2. Tanda dan Gejala

Menurut WHO:

Kriteria Mayor Kriteria Minor

- Penurunan BB ≥ 10%

- Demam memanjang atau lebih

dari 1 bulan

- Diare kronis

- Tuberkulosis

-   Koordinasi orofaringeal

-   Batuk menetap lebih dari 1 bulan

-   Kelemahan tubuh

-   Berkeringat malam

-   Hilang nafsu makan

-   Infeksi kulit generalisata

-   Limfodenopati

-   Herpes zoster

-   Infeksi herpes simplek kronis

-   Pneumonia

-   Sarkoma kaposi

Page 3: Laporan pendahuluan TB Paru

Manifestasi klinis lain :

-          Angiomatosis

-          Kandidiasis orofaringeal

-          Kandidiasis vulvovaginal

-          Displasia leher rahim

-          Herpes zoster

-          Purpura idiopatik trombositopenik

-          Kandidiasis esophagus

Stadium Skala Aktivitas Gambaran Klinis

I Asimptomatic, aktivitas normal

a. Asimptomatic

b. Limfodenopati generalisata

II Simptomatic, aktivitas normal

a. BB menurun < 10%

b. Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti: dermatitis, pruigo, ulkus

oral, seboroik, onikomikosis yang rekuren dan kheilitis angularis

c. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir

d. Infeksi saluran afas bagian atas seperti: sinusitis bakteriaslis

III Pada umumnya lemah, aktivitas di tempat tidur kurang dari 50%

a. BB > 10%

b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan

c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan

d. Kandidiasi orofaringeal

e. Oral hairy leukoplakia

f. TB Paru dalam 1 tahun terakhir

g. Infeksi bacterial yang berat seperti: pneumonia dan piomiositish

IV Pada umumnya sangat lemah, aktivitas di tempat tidur lebih dari 50%

a. HIV wasting syndrome seperti: yang didefenisikan oleh CDC

b. Pneumonia pneumocytis carinii

c. Toksoplasmosis otak

d. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan

Page 4: Laporan pendahuluan TB Paru

e. Retinitis virus sitomegalo

f. Kriptokokosis extra pulmonal

g. Herpes simplex mukokutan > 1 bulan

h. Leukoensepalopati multifokal progresif

i. Mikosis disminata seperti histoplasmosis

j. Kandidiasis disofags, trakea, bronkus dan paru

k. Mikobakteriasis atipikal diseminata

l. Septisemia salmonelosis nontifoid

m. Tuberkulosis di luar paru

n. Limfoma

o. Sarkoma kaposi

3. Pemeriksaan Penunjang

1.    Tes untuk diagnosa infeksi HIV :

-     ELISA

-     Western blot

-      P24 antigen test

-     Kultur HIV

2.    Tes untuk deteksi gangguan system imun.

-          LED

-          Hematokrit.

-          CD4 limfosit

-          Rasio CD4/CD limfosit

-          Serum mikroglobulin B2

-          Hemoglobulin

4. Penularan dan Faktor Risiko

Transmisi HIV kedalam tubuh manusia melalui 3 cara yaitu :

- Secara vertikal dari ibu ke anak (85 – 90 %)

- Secara horizontal melalui kontak antar darah (pemakaian jarum suntik

bersama / bergantian dengan resiko penularan 0,03 %)

Page 5: Laporan pendahuluan TB Paru

- Secara transeksual : homoseksual, biseksual, maupun heteroseksual. Resiko

penularan secara transeksual 0,1-1 % tiap hubungan seksual

5. Penatalaksanaan

- Terapi antiretroviral

- Terapi infeksi sekunder atau infeksi oportunistik serta malignansi

- Dukungan nutrisi berbasis makronutrient dan mikronutrien

- Konseling terhadap penderita maupun keluarga

- Membudayakan pola hidup sehat

6. Komplikasi HIV/AIDS

a. Oral Lesi

Candidiasis oral, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,

peridonitisHuman Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi,

dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat.

b. Neurologik

kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human

Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan

kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan

isolasi social.

Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,

ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit

kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.

Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan

maranik endokarditis.

Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human

Immunodeficienci Virus (HIV)

c. Gastrointestinal

Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma,

dan sarcoma Kaposi. Dengan efek penurunan berat badan, anoreksia,

demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.

Page 6: Laporan pendahuluan TB Paru

Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal,

alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik, demam

atritis.

Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal

yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri

rectal, gatal-gatal dan diare.

d. Respirasi

Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,

pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri,

hipoksia, keletihan, gagal nafas.

e. Dermatologik

Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena

xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa

terbakar,infeksi skunder dan sepsis

f. Sensorik

- Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan

- Pendengaran : otitis eksternal aku

TUBERCULOSIS PARU

1. Pengertian

Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil

Microbacterium tubercolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan

bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan paru

melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai

focus primer dari ghon.

2. Patofisiologi

a. Tuberkulosis Primer

Infeksi tuberculosis ini kebanyakan terjadi melalui udara yakni melalui droplet

yang mengandung kuman kuman baksil tuberkel yang berasal dari organ

Page 7: Laporan pendahuluan TB Paru

infeksius. Droplet mengkontaminasi paru dengan implantasi pada alveolus. Bila

partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan nafas atau

paru. Bila kuman ini menetap di jaringan paru maka akan tumbuh dan

berkembang biak dalan sitoplasma makrofag dan akan membentuk sarang

tuberculosis pneumonia kecil yang disebut sarang primer. Dari sarang primer ini

akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal) dan

diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus (linfadenitis regional). Sarang

primer + limfangitis lokal + limfadenitis regional akan membentuk komplek

primer.

Komplek primer selanjutnya :

- Sembuh tanpa cacat

- Sembuh dengan sedikit bekas berupa garis garis fibrotik,

kalsifikasi ke hilus atau komplek ghon.

- Komplikasi dan menyebar ke daerah sekitarnya secara

bronkogen, limfogen dan hematogen

b. Tuberkulosis sekunder

Kuman yang dominan pada tuberculosis primer akan muncul bertahun tahun

kemudian sebagai infeksi endogen. Tuberkulosis ini dimulai dengan sarang dini

yang berlokasi di regio atas paru paru, invasinya ke daerah parenkim paru. Dilihat

dari jumlah kuman, virulensi dan imunitas penderita, sarang dini dapat menjadi :

- direabsorbsi kembali dan sembuh tanpa cacat

- sarang meluas dan mneyembuh dengan sebukan jarimham fibrosis

- meluas membentuk cavitas. Dari kavitas ini dapat :

1. meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru

2. memadat dan membungkus diri sehingga menjadi tuberculosis

3. bersih dan menyembuh

3. Manifestasi klinik

a. Tanda

- Penurunan berat badan

- Anoreksia

Page 8: Laporan pendahuluan TB Paru

- Dispneu

- Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning

b. Gejala

1). Demam

Biasanya menyerupai demam influenza. Tapi kadang kadang panas badan

dapat mencapai 40-41o C. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan

tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.

2). Batuk

Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk

kering kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif

(menghasilkan sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena

terdapat pembulih darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah terjadi pada

kavitas tapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.

3). Sesak nafas

Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana

infiltrasinya sudah setengah bagian paru.

4). Nyeri dada

Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis).

5). Malaise

Dapat berupa : Anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit

kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

4. Pemeriksaan penunjang

1.    Pemeriksaan Radiologi

Tuberkulosis paru mempunyai gambaran patologis, manifestasi dini berupa suatu

koplek kelenjar getah bening parenkim dan lesi resi TB biasanya terdapat di apeks

dan segmen posterior lobus atas paru – paru atau pada segmen superior lobus

bawah. (Dr. dr. Soeparman. 1998). Hal 719)

2.    Pemeriksaan laboratorium

a.    Darah

Page 9: Laporan pendahuluan TB Paru

Adanya kurang darah, ada sel – sel darah putting yang meningkatkan serta laju

endap darah meningkat terjadi pada proses aktif

b.    Sputum

Ditemukan adanya Basil tahan Asam (BTA) pada sputum yang terdapat pada

penderita tuberkulosis paru yang biasanya diambil pada pagi hari.

c.    Test Tuberkulosis (mantoux test)

Test tuberkulosis memberikan bukti apakah orang yang dites telah mengalami

infeksi atau belum. Tes menggunakan dua jenis bahan yang diberikan yaitu :

Old tuberkulosis (OT) dan Purifled Protein Derivative (PPD) yang diberikan

dengan sebuah jarum pendek (1/2 inci) no 24 – 26, dengan cara mecubit daerah

lengan atas dalam 0,1 yang mempunyai  kekuatan dosis 0,0001 mg/dosis atau 5

tuberkulosis unit (5 TU). Reaksi dianggap bermakna jika diameter 10 mm atau

lebih reaksi antara 5 – 9 mm dianggap meragukan dan harus di ulang lagi.

Hasil akan diketahui selama 48 – 72 jam tuberkulosis disuntikkan.

PATHWAY HIV DAN TB PARU

Transmisi HIV

HIV

Gp 120 berinteraksi dengan reseptor CD4 berikatan lebih lanjut coreseptor CXCR4 dan CCR 5

Gp 41 mendorong terjadinya fusi membran sel target dan membran HIV

Internalisasi ke dalam sel target

Sel target : limfosit T, monosit, makrofagh, astrosit, mikroglia, oligodendroglia, sel langerhans,dendritic

Single strain RNA

Page 10: Laporan pendahuluan TB Paru

Imunitas

Pengobatan Koinfeksi TBC-HIV :

- Saat mengawali ARV harus didasarkan atas pertimbangan klinis sehubungan dengan

adanya tanda lain dari imunodefisiensi. Untuk TBC ekstraparu, ARV harus diberikan

secepatnya setelah terapi TBC dapat ditoleransi, tanpa memandang CD4.

Double strain DNA

Terjadi transkripsi, translasi dan replikasi virus dalam sel target sel target lain

Terjadi transkripsi, translasi dan replikasi virus dalam sel target sel target lain

Saluran pernafasan Mikobakterium TB

Infeksi parenkim paruHipersekresi mukosa

Alveoli tidak elastis

Difusi terganggu

Sesak nafas

Masalah : Gangguan pertukaran gas

Kerja silia meningkat

Batuk

Penurunan nafsu makan

Masalah : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Suplai O2 menurun

Metabolisme anaerob

Kelelahan/kelemahan

Masalah : Intoleransi aktivitas

Page 11: Laporan pendahuluan TB Paru

- Sebagai alternatif EFV adalah SQV/r (400/400 mg 2x sehari atau soft gel 1600/200

1x sehari), LPV/r (400/400 mg 2x sehari) atau ABC 300 mg 2x sehari.

- NVP (200 mg sehari selama 2 minggu diikuti 200 mg 2x sehari). Regimen yang

mengandung NVP adalah d4T/3TC/NVP atau ZDV/3TC/NVP.

- Paduan yang mengandung EFV adalah d4T/3TC/EFV atau ZDV/ 3TC/EFV.

- Kecuali HIV stadium IV, mulai ARV setelah terapi TBC selesai.

- Bila tak ada tanda lain dari imunodefisiensi dan penderita menunjukkan perbaikan

setelah pemberian terapi TBC, ARV diberikan setelah terapi TBC diselesaikan.

Page 12: Laporan pendahuluan TB Paru

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E, Marilynn et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi-3. Jakarta:

EGC.

Mansjoer, Arif. (2009). Kapita selekta kedokteran. Edisi ketiga, jilid 1 cetakan ke

sepuluh.  Jakrta : media Aesculapius.

NANDA Internasional. (2010). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-

2011. Jakarta: EGC.

Wilkinson, M. Judith. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi-7. Jakarta :EGC.

Anonim. (1992). Hubungan AIDS dengan TBC.  Bersumber

dari

: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1992/01/18/KSH/mbm.19920118.KSH

9873.id.html.

Anonim. (2002). Tuberculosis paru-TB. Bersumber

dari :http://rajawana.com/artikel/kesehatan/264-tuberculosis-paru-tb-.

Anonim. (2012). Askep HIV-AIDS terbaru. Bersumber

dari : http://aangcoy13.blogspot.com/2012/04/askep-hivaids-terbaru.html.

Content Team, Asian Brain. (2009 ). Tuberkulosis (TBC) . Bersumber

dari :http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/tbc.htm.

Hasanah, zumroh. (2010). Makalah TB paru. Bersumber

dari :http://zumrohhasanah.wordpress.com/2010/12/31/makalah-tb-paru/ .