39
LAPORAN HASIL PENELITIAN BIDANG KIMIA PENGARUH JARAK DARI TEPI PANTAI TERHADAP KANDUNGAN HIDROGEN TERIKAT DALAM TANAH DESA TOMPE Disusun oleh: TIM KIMIA XI IPA 2

Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

LAPORAN HASIL PENELITIAN BIDANG KIMIA

PENGARUH JARAK DARI TEPI PANTAI TERHADAP KANDUNGAN HIDROGEN TERIKAT DALAM

TANAH DESA TOMPE

Disusun oleh:

TIM KIMIA XI IPA 2

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAHDINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANIFebruari 2010

Page 2: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

HALAMAN PENGESAHAN

NAMA : TIM KIMIA XI IPA 2

JUDUL : PENGARUH JARAK DARI TEPI PANTAI

TERHADAP KANDUNGAN HIDROGEN

TERIKAT DALAM TANAH DESA

TOMPE

TEMPAT PENELITIAN: DESA TOMPE, KEC. SIRENJA, KAB.

DONGGALA, SULTENG

PALU, 10 FEBRUARI 2010

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

DAHLAN M. SALEH. M.Pd ARIS ARIANTO. S.Pd

MENGETAHUI

KEPALA SMA MODEL TERPADU MADANI

Drs. H. IBRAHIM JANAT, M.PdNIP. 19571010 198703 1 001

ii

Page 3: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena hanya dengan rahmat-Nya lah sehingga laporan penelitian yang

berjudul ”Pengaruh Jarak dari Tepi Pantai terhadap Kondisi Hidrogen Terikat

dalam Tanah Desa Tompe” dapat diselesaikan dengan baik. Dengan selesainya

penelitian ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Ibrahim

Janat, M.Pd selaku kepala SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu, Bapak Aris

Arianto S.Pd dan Bapak Dahlan M. Saleh, M.Pd selaku pembimbing/guru mata

pelajaran kimia dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian laporan penelitian kami.

Guna penyempurnaannya, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga karya tulis ini dapat menjadi

bahan bacaan dan masukan yang bermanfaat sehingga dapat menambah wawasan

kita semua. Amin.

Palu, Februari 2010

Peneliti

iii

Page 4: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

Abstrak: Penelitian ini berjudul “Pengaruh Jarak dari Tepi Pantai Terhadap Tingkat Keasamaan Tanah di Desa Tompe” yang dilakukan pada hari Minggu 23 Desember 2009 di Desa Tompe Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala tepatnya pada daerah tepi pantai. Penelitian ini dilakukan oleh siswa-siswi kelas XI IPA SMA Negeri Model Terpadu Madani. Bertujuan untuk mengetahui perbandingan hidrogen pH ril dan pH potensial yang terkandung dalam tanah dan mengetahui pengaruh jarak dari tepi pantai terhadap kandungan hidrogen terikat dalam tanah di Desa Tompe.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh tanah yang berada disekitar tepi pantai desa Tompe. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah tanah yang diambil setiap 20 m dari tepi pantai sebanyak 3 sampel. Teknik pengambilan sampelnya adalah dengan cara acak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi, eksperimen dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin jauh jarak dari tepi pantai maka semakin rendah tingkat selisih hidrogen terikat antara pH riil dan pH potensial, sehingga semakin jauh dari tepi pantai maka tanah tersebut semakin netral.

Kata kunci : Jarak, pantai, tingkat keasaman (pH), hidrogen bebas, hidrogen terikat.

v

Page 5: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

Abstract:

vi

Page 6: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

DAFTAR ISI

vii

Page 7: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

DAFTAR TABEL

viii

Page 8: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

DAFTAR LAMPIRAN

ix

Page 9: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuh dan berkembangnya suatu tumbuhan dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah mudah tidaknya unsur hara diserap

oleh tanaman yang terdapat di dalam tanah. Pada umumnya, unsur hara mudah

diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH tersebut

kebanyakan unsur hara mudah larut di dalam air, sedangkan tanah dengan sifat

asam (masam) dan basa (alkalis), unsur hara tidak dapat atau sulit diserap

tumbuhan karena difiksasi oleh zat lain. Selain berfungsi sebagai sarana untuk

menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tumbuhan, pH tanah

juga penting digunakan untuk menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur

beracun, dan juga mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.

Tingkat pH tanah yang tepat dapat membantu kesuburan tumbuhan itu

sendiri. Dengan diketahuinya pH dalam tanah yang digunakan untuk menanam,

masyarakat dapat membedakan tanaman yang harus dikembangkan pada tingkat

pH tertentu. Tingkat pH juga dipengaruhi oleh tempat tanah itu sendiri. Di daerah

rawa-rawa sering ditemukan tanah dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah

masam (sulfat), sedangkan di daerah kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi

yakni lebih dari 9,0. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh

Page 10: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

jarak dari tepi pantai terhadap kandungan hidrogen terikat dalam tanah. Sehingga,

peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh Jarak dari Tepi Pantai Terhadap

Kandungan Hidrogen Terikat dalam Desa Tompe”.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana perbandingan pH ril dan pH potensial yang terkandung dalam

tanah di Desa Tompe?

2. Bagaimana pengaruh jarak dari tepi pantai terhadap kandungan hidrogen

terikat dalam tanah di Desa Tompe?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini memiliki

tujuan:

1. Mengetahui perbandingan hidrogen pH ril dan pH potensial yang

terkandung dalam tanah di Desa Tompe.

2. Mengetahui pengaruh jarak dari tepi pantai terhadap kandungan hidrogen

terikat dalam tanah di Desa Tompe.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini memiliki

tujuan:

1. Mengetahui perbandingan hidrogen pH ril dan pH potensial yang terkandung

dalam tanah di Desa Tompe.

2

Page 11: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

2. Mengetahui pengaruh jarak dari tepi pantai terhadap kandungan hidrogen

terikat dalam tanah di Desa Tompe.

1.5 Ruang lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dalam lingkup

bidang kimia. Hal ini disebabkan untuk dapat mengukur pH tanah, diperlukan alat

dan bahan yang berkerja dalam bidang kimia. Sehingga peneliti melakukan

penelitian terbatas dalam bidang kimia yaitu mengukur pH tanah.

3

Page 12: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Jarak

Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda

berubah posisi melalui suatu lintasan tertentu. Dalam fisika atau dalam pengertian

sehari-hari, jarak dapat berupa estimasi jarak fisik dari dua buah posisi

berdasarkan kriteria tertentu (misalnya jarak tempuh antara Jakarta-Bandung).

Dalam bidang matematika, jarak haruslah memenuhi kriteria tertentu.

Berbeda dengan koordinat posisi, jarak tidak mungkin bernilai negatif.

Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan merupakan besaran

vektor. Jarak yang ditempuh oleh kendaraan (biasanya ditunjukkan dalam

odometer), orang, atau obyek, haruslah dibedakan dengan jarak antara titik satu

dengan lainnya.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan jarak adalah jarak

pengukuran terhitung mulai titik bibir pantai atau tepi pantai, sehingga disebut

jarak dari tepi pantai. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak)

2.2 pH tanah

pH tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang

dinyatakan dengan nilai pH (Hardjowigeno, 2007: 60). Nilai pH menunjukkan

banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion

Page 13: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan

ion-ion lain ditemukan pul ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan

banyaknya H+. Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada

OH-, sedang pada tanah alkalis (basa) kandungan OH- lebih banyak daripada H+.

Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu

mempunyai pH = 7.

Konsentrasi H+ atau OH- di dalam tanah sebenarnya sangat kecil.

Sebagai contoh tanah yang bereaksi netral kandungan ion H+ adalah sebanyak

110 . 000. 000 mole per liter atau 10-7 mol per liter. Oleh karena itu, untuk

memudahkan menyebut nilai-nilai pH, maka telah ditentukan bahwa yang disebut:

pH = log

1

[ H+ ] = -log [H+]

untuk tanah yang bereaksi netral maka

pH = log

1

[ 10−7 ] = -log [10-7] = 7

Nilai pH berkisar dari 0 – 14 dengan pH 7 disebut netral sedang pH

kurang dari 7 disebut masam (asam) dan pH lebih dari 7 disebut alkalis (basa).

Besarnya kisaran nilai pH tersebut didasarkan atas besarnya konstanta disosiasi air

murni yaitu:

HOH H+ + OH-

[H+] [OH-] = 10-14 = K (konstan)

Walaupun demikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0 – 9,0. di

Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan pH 4,0 – 5,5 sehingga

5

Page 14: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun

sebenarnya masih agak masam.

Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam

dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sulfat masam (cat clay) karena

banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering (arid) kadang-

kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung

garam Na.

2.3 Pengukuran pH Tanah

Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen

disingkat dengan [H+], atau sebgai pH yang artinya –log [H+]. Dengan kata lain

pH merupakan ukuran kekuatan suatu asam. pH suatu larutan dapat ditera dengan

beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi lerutan dengan asam dengan

indikator atau yang lebih teliti lagi dengan pH meter.

pH berkisar antara 10-1 sampai 10-12 mol/liter. Makin tinggi

konsentrasi ion H, makin rendah –log [H+] atau pH tanah, dan makin asam reaksi

tanah. Pada umumnya, keasaman tanah dibedakan atas asam, netral, dan basa. Ion

H+ dihasilkan oleh kelompok organik yang dibedakan atas kelompok karboksil

dan kelompok fenol.

Tipe keasaman aktif atau keasaman actual disebabkan oleh adanya Ion

H+ dalam larutan tanah. Keasaman ini diukur menggunakan suspensi tanah-air

dengan nisbah 1 : 1; 1 : 2,5; dan 1 : 5. Keasaman ini ditulis dengan pH (H2O).

6

Page 15: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

Tipe keasaman potensial atau keasaman tertukarkan dihasilkan oleh

ion H+ dan Al3+ tertukarkan yang diabsorbsi oleh koloid tanah. Potensial

keasaman diukur dengan menggunakan larutan tanah-elektrolit, pada umumnya

KCl atau CaCl2.

Karena ion H dan Al yang diabsorbsi koloid tanah dalam keadaan

seimbang (equilibrium) dengan ion H+ dalam larutan tanah maka terdapat

hubungan yang dekat antara kejenuhan (H+Al) dan pH, demikian juga dengan

persentase kejenuhan basa pada pH. Tanah yang ekstrem asam dengan (H+Al)

mendekati 100% kurang lebih mempunyai pH sama dengan asetat pH 3,5

Keasaman (pH) tanah diukur dengan nisbah tanah : air 1 : 2,5 (10 g

tanah dilarutkan dengan 25 ml air) dan ditulis dengan pH2,5(H2O). Di beberapa

laboratorium, pengukuran pH tanah dilakukan dengan perbandingan tanah dan air

1 : 1 atau 1 : 5. Pengukuran pada nisbah ini agak berbeda dengan pengukuran

pH2,5 karena pengaruh pengenceran terhadap konsentrasi ion H.

Untuk tujuan tertentu, misalnya pengukuran pH tanah basa, dilakukan

terhadap pasta jenuh air. Hasil pengukuran selalu lebih rendah daripada pH2,5

karena lebih kental dan konsentrasi ion H+ lebih tinggi.

Pengukuran pH tanah di lapangan dengan prinsip kolorimeter dengan

menggunakan indikator (larutan, kertas pH) yang menunjukkan warna tertantu

pada pH yang berbeda. Saat ini sudah banyak pH-meter jinjing (portable) yang

dapat dibawa ke lapangan. Di samping itu, ada beberapa tipe pH-meter yang

7

Page 16: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

dilengkapi dengan elektroda yang secara langsung dapat digunakan untuk pH

tanah, tetapi dengan syarat kandungan lengas saat pengukuran cukup tinggi

(kandungan lengas maksimum atau mungkin kelewat jenuh). Kesalahan

pengukuran dapat terjadi antara 0,1 – 0,5 unit pH atau bahkan lebih besar karena

pengaruh pengenceran dan faktor – faktor lain.

Untuk mengukur pH basa kuat di lapangan, indikator fenolptalin (2 g

indikator fenolptalin dalam 200 ml alkohol 90%) yang tidak berwarna sangat

bermanfaat karena akan berubah menjadi ungu sampai merah pada pH 8,3 – 10,0.

Kondisi yang sama dalam pengukuran pH di lapangan pada kondisi luar biasa

asam digunakan indikator Brom Cresol Green (0,1 g dilarutkan dalam 250 ml

0,006 N NaOH) yang berubah menjadi hijau sampai kuning pada pH 5,3 dan lebih

rendah daripada 3,8.

Untuk mengetahui pH tanah di lapangan, secara umum dapat

digunakan indikator universal (campuran 0,02 g metil merah, 0,04 g bromotimol

blue, 0,04 g timol blue, dan 0,02 g fenolptalin dalam 100 ml alkohol encer (70%))

(http///agrica’sweblog.htm).

2.4 Pentingnya pH Tanah

pH tanah memiliki arti penting diantaranya

1. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada

umumnya unsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar

netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air.

Pada tanah masam unsur P (fosfor) tidak dapat diserap tanaman karena diikat

8

Page 17: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

(difiksasi) oleh Al, sedang pada tanah alkalis unsur P juga tidak dapat diserap

tanaman karena difiksasi oleh Ca.

2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada tanah-tanah

masam banyak ditemukan ion-ion Al dalam tanah, yang kecuali memfiksasi

unsur P juga merupakan racun bagi tanaman.

3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.

a. Bakteri berkembang dengan baik pada pH 5,5 atau lebih, sedang pada pH

kurang dari 5,5 perkembangannya sangat terhambat.

b. Jamur dapat berkembang baik pada segala tingkat kemasaman tanah. Pada

pH lebih dari 5,5 jamur harus bersaing dengan bakteri.

c. Bakteri pengikat nitrogen dari udara dan bakteri nitrifikasi hanya dapat

berkembang dengan baik pada pH lebih dari 5,5 (Hardjowigeno, 2007:

60).

9

Page 18: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dilihat dari metode yang digunakan, termasuk

dalam penelitian eksperimen, yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari

pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang

terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.

Dengan kata lain penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga termasuk dalam

penelitian kuantitatif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kota

Palu. Pemilihan lokasi atau tempat penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan di Desa Tompe merupakan daerah pantai.

Penelitian dilaksanakan selama 2 hari yakni mulai tanggal 22 Desember sampai

23 Desember 2009.

3.3 Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini, peneliti mengambil populasi yaitu seluruh tanah

yang berada disekitar aliran sungai tompe. Sedangkan sampel dalam penelitian ini

adalah tanah yang diambil setiap 20 m dari tepi pantai sebanyak 5 sampel.

Page 19: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

3.4 Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

dengan menggunakan observasi, eksperimen dan dokumentasi. Observasi ke

lapangan digunakan untuk mengambil data yang selanjutnya diolah melalui

eksperimen. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan cara memanfaatkan

beberapa literatur. Pada umumnya literatur diambil dari berbagai situs di internet

dan buku, yang berkaitan dengan masalah pH tanah.

Adapun Instrumen penelitian ini terdiri atas bahan dan alat penelitian,

prosedur penelitian, dan teknik penelitian.

a. Bahan dan alat penelitian

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, gelas air

mineral, neraca ohaus, labu erlenmeyer, gelas ukur, penghalus, stop watch,

kertas indicator universal, air suling dan HCl.

b. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian terdiri atas persiapan kerja dan pengambilan sampel

(tanah).

Persiapan kerja

Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.

Pengambilan sampel (tanah)

Setelah diukur tiap 20 meter, tanah diambil dan diletakkan di gelas air

mineral.

15

Page 20: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

c. Teknik penelitian

Pengukuran pH larutan

Pengukuran pH larutan dilakukan 2 tahap:

1. Pengukuran pH menggunakan air suling.

2. Pengukuran pH menggunakan KCl.

Pengukuran pH tanah

Langkah-langkah pengukuran pH tanah

1. Mengambil tanah pada setiap jarak 20 m yang diukur mulai dari tepi

pantai, sebanyak 5 sampel masing-masing 10 gram.

2. Menimbang tanah sebesar 5 gram menggunakan neraca.

3. Menghaluskan tanah dengan cara ditumbuk.

4. Menaruh air suling hingga mencapai 200 mL dalam gelas ukur.

5. Tanah yang telah halus dimasukkan dalam labu erlenmeyer, kemudian

di tuang air suling 200 mL kedalam labu erlenmeyer.

6. Mengocok larutan dengan cara memegang kepala labu erlenmeyer

sambil digoyangkan selama 30 menit.

7. Setelah dikocok 30 menit, larutan dipindahkan ke gelas air mineral.

Diamkan selama 20 menit.

8. Setelah didiamkan 20 menit, bagian yang terdapat di atas permukaan

larutan diambil, untuk diukur besar pH-nya menggunakan alat

pengukur pH.

3.5 Tekhnik Analisa Data

16

Page 21: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah berkenaan

dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis

yang diajukan.

3.6 Data Penelitian

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan berdasarkan

sumbernya adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari observasi ke

lapangan, dan eksperimen. Data primer yang dikumpulkan meliputi hasil

eksperimen yaitu mengenai hasil pengukuran pH tanah yang dilakukan dengan

jarak yang berbeda-beda dikur dari tepi pantai.

3.7 Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini antara lain:

1. Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah

posisi melalui suatu lintasan tertentu.

2. Tepi pantai adalah pinggiran pantai.

3. Jarak dari tepi pantai adalah jarak yang diukur tepat dari pinggiran pantai.

4. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman larutan.

5. pH tanah adalah sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan

dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion

Hidrogen (H+) di dalam tanah.

6. Hidrogen adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H

dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak

17

Page 22: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan

merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar.

7. Hidrogen Bebas

8. Fiksasi adalah suatu sifat mengikat, baik difksasi (diikat) atau memfiksasi

(mengikat).

18

Page 23: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di desa Tompe, Kec. Sirenja, Kab.

Donggala, Sulawesi Tengah yang memiliki luas wilayah 6725 m2

dengan jumlah

penduduknya 1942 orang. Pada penelitian yang dilakukan, peneliti hanya

melakukan penelitian pada daerah disekitar tepi pantai dan muara sungai Tompe.

Penelitian ini terdiri dari 3 sampel penelitian yang diambil dari 3

tempat berbeda, namun masih dalam satu kawasan. Sampel pertama diambil pada

jarak 20 meter dari tepi pantai, sampel kedua diambil pada jarak 40 meter dari tepi

pantai, dan sampel ketiga diambil pada jarak 60 meter dari tepi pantai.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama dua hari,

didapatkan pH masing-masing daerah sampel sebagai berikut

Sampel

Ph Jumlah

Air Suling (ril) H+ HCl (potensial) H+H+ selisih

(terikat)

1 6,5 10-6,5 5,5 10-5,5 2,8 x 10-7

2 7 10-7 6 10-6 9,0 x 10-8

3 8 10-8 6 10-6 9,9 x 10-8

19

Page 24: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

Dari tabel di atas dapat ditentukan perhitungan nilai H+

untuk

masing-masing sampel

Percobaan pada sampel 1

Percobaan pada sampel 2

Percobaan sampel 3

Berdasarkan tabel hasil penelitian pengukuran pH tanah, yang diukur

dari tepi pantai dapat kita lihat bahwa perbandingan H+ pada air suling (pH ril)

lebih rendah daripada H+ pada HCl (pH potensial), dan mengetahui selisih

hidrogen pada pH ril (hidrogen bebas) dan pada pH potensial (hidrogen bebas-

terikat). Sehingga akan menyisakan hidrogen terikat. Semakin kecil selisih

hidrogen terikatnya maka semakin netral pH tanah tersebut.

20

pH ril=6,5pH=−log H+

H+=10−6,5

pH potensial=5,5pH=−log [ H+ ]H+=10 -5,5

pH ril=7pH=−log H+

H+=10−7

pH potensial=6pH=−log [ H+ ]H+=10−6

pH potensial=6pH=−log [ H+ ]H+=10−6

pH ril=8pH=−log [ H+ ]H+=10−8

Page 25: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut, yaitu :

1. Semakin jauh jarak dari tepi pantai maka pH tanah semakin tinggi (basa).

Sebaliknya hidrogen terikatnya semakin rendah.

2. Adanya perbedaan tingkat keasaman (pH) tanah jika di ukur dengan jarak

yang berbeda dari tepi pantai.

5.2 Saran

1. Peneliti berharap, penelitian ini dapat ditindak lanjuti lagi sehingga didapatkan

hasil yang lebih bermanfaat lagi, khususnya mengenai keasaman (pH) tanah.

2. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

dan dapat menjadi sumber referensi bagi para

Page 26: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2
Page 27: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2
Page 28: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Purba, Michael. 2007. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak. Diakses tanggal 30 Desember 2009 (16.30 WITA).

Page 29: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

13

Page 30: Laporan Penelitian Kimia Xi Ipa 2

LAMPIRAN

14