Upload
lovesidera
View
475
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASIL PENELITIAN BIDANG KIMIA
PENGARUH JARAK DARI TEPI PANTAI TERHADAP KANDUNGAN HIDROGEN TERIKAT DALAM
TANAH DESA TOMPE
Disusun oleh:
TIM KIMIA XI IPA 2
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAHDINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANIFebruari 2010
HALAMAN PENGESAHAN
NAMA : TIM KIMIA XI IPA 2
JUDUL : PENGARUH JARAK DARI TEPI PANTAI
TERHADAP KANDUNGAN HIDROGEN
TERIKAT DALAM TANAH DESA
TOMPE
TEMPAT PENELITIAN: DESA TOMPE, KEC. SIRENJA, KAB.
DONGGALA, SULTENG
PALU, 10 FEBRUARI 2010
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
DAHLAN M. SALEH. M.Pd ARIS ARIANTO. S.Pd
MENGETAHUI
KEPALA SMA MODEL TERPADU MADANI
Drs. H. IBRAHIM JANAT, M.PdNIP. 19571010 198703 1 001
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena hanya dengan rahmat-Nya lah sehingga laporan penelitian yang
berjudul ”Pengaruh Jarak dari Tepi Pantai terhadap Kondisi Hidrogen Terikat
dalam Tanah Desa Tompe” dapat diselesaikan dengan baik. Dengan selesainya
penelitian ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Ibrahim
Janat, M.Pd selaku kepala SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu, Bapak Aris
Arianto S.Pd dan Bapak Dahlan M. Saleh, M.Pd selaku pembimbing/guru mata
pelajaran kimia dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan penelitian kami.
Guna penyempurnaannya, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga karya tulis ini dapat menjadi
bahan bacaan dan masukan yang bermanfaat sehingga dapat menambah wawasan
kita semua. Amin.
Palu, Februari 2010
Peneliti
iii
Abstrak: Penelitian ini berjudul “Pengaruh Jarak dari Tepi Pantai Terhadap Tingkat Keasamaan Tanah di Desa Tompe” yang dilakukan pada hari Minggu 23 Desember 2009 di Desa Tompe Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala tepatnya pada daerah tepi pantai. Penelitian ini dilakukan oleh siswa-siswi kelas XI IPA SMA Negeri Model Terpadu Madani. Bertujuan untuk mengetahui perbandingan hidrogen pH ril dan pH potensial yang terkandung dalam tanah dan mengetahui pengaruh jarak dari tepi pantai terhadap kandungan hidrogen terikat dalam tanah di Desa Tompe.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh tanah yang berada disekitar tepi pantai desa Tompe. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah tanah yang diambil setiap 20 m dari tepi pantai sebanyak 3 sampel. Teknik pengambilan sampelnya adalah dengan cara acak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi, eksperimen dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin jauh jarak dari tepi pantai maka semakin rendah tingkat selisih hidrogen terikat antara pH riil dan pH potensial, sehingga semakin jauh dari tepi pantai maka tanah tersebut semakin netral.
Kata kunci : Jarak, pantai, tingkat keasaman (pH), hidrogen bebas, hidrogen terikat.
v
Abstract:
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuh dan berkembangnya suatu tumbuhan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah mudah tidaknya unsur hara diserap
oleh tanaman yang terdapat di dalam tanah. Pada umumnya, unsur hara mudah
diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH tersebut
kebanyakan unsur hara mudah larut di dalam air, sedangkan tanah dengan sifat
asam (masam) dan basa (alkalis), unsur hara tidak dapat atau sulit diserap
tumbuhan karena difiksasi oleh zat lain. Selain berfungsi sebagai sarana untuk
menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tumbuhan, pH tanah
juga penting digunakan untuk menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur
beracun, dan juga mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.
Tingkat pH tanah yang tepat dapat membantu kesuburan tumbuhan itu
sendiri. Dengan diketahuinya pH dalam tanah yang digunakan untuk menanam,
masyarakat dapat membedakan tanaman yang harus dikembangkan pada tingkat
pH tertentu. Tingkat pH juga dipengaruhi oleh tempat tanah itu sendiri. Di daerah
rawa-rawa sering ditemukan tanah dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah
masam (sulfat), sedangkan di daerah kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi
yakni lebih dari 9,0. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh
jarak dari tepi pantai terhadap kandungan hidrogen terikat dalam tanah. Sehingga,
peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh Jarak dari Tepi Pantai Terhadap
Kandungan Hidrogen Terikat dalam Desa Tompe”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perbandingan pH ril dan pH potensial yang terkandung dalam
tanah di Desa Tompe?
2. Bagaimana pengaruh jarak dari tepi pantai terhadap kandungan hidrogen
terikat dalam tanah di Desa Tompe?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini memiliki
tujuan:
1. Mengetahui perbandingan hidrogen pH ril dan pH potensial yang
terkandung dalam tanah di Desa Tompe.
2. Mengetahui pengaruh jarak dari tepi pantai terhadap kandungan hidrogen
terikat dalam tanah di Desa Tompe.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini memiliki
tujuan:
1. Mengetahui perbandingan hidrogen pH ril dan pH potensial yang terkandung
dalam tanah di Desa Tompe.
2
2. Mengetahui pengaruh jarak dari tepi pantai terhadap kandungan hidrogen
terikat dalam tanah di Desa Tompe.
1.5 Ruang lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dalam lingkup
bidang kimia. Hal ini disebabkan untuk dapat mengukur pH tanah, diperlukan alat
dan bahan yang berkerja dalam bidang kimia. Sehingga peneliti melakukan
penelitian terbatas dalam bidang kimia yaitu mengukur pH tanah.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Jarak
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda
berubah posisi melalui suatu lintasan tertentu. Dalam fisika atau dalam pengertian
sehari-hari, jarak dapat berupa estimasi jarak fisik dari dua buah posisi
berdasarkan kriteria tertentu (misalnya jarak tempuh antara Jakarta-Bandung).
Dalam bidang matematika, jarak haruslah memenuhi kriteria tertentu.
Berbeda dengan koordinat posisi, jarak tidak mungkin bernilai negatif.
Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan merupakan besaran
vektor. Jarak yang ditempuh oleh kendaraan (biasanya ditunjukkan dalam
odometer), orang, atau obyek, haruslah dibedakan dengan jarak antara titik satu
dengan lainnya.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan jarak adalah jarak
pengukuran terhitung mulai titik bibir pantai atau tepi pantai, sehingga disebut
jarak dari tepi pantai. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak)
2.2 pH tanah
pH tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH (Hardjowigeno, 2007: 60). Nilai pH menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion
H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan
ion-ion lain ditemukan pul ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan
banyaknya H+. Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada
OH-, sedang pada tanah alkalis (basa) kandungan OH- lebih banyak daripada H+.
Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu
mempunyai pH = 7.
Konsentrasi H+ atau OH- di dalam tanah sebenarnya sangat kecil.
Sebagai contoh tanah yang bereaksi netral kandungan ion H+ adalah sebanyak
110 . 000. 000 mole per liter atau 10-7 mol per liter. Oleh karena itu, untuk
memudahkan menyebut nilai-nilai pH, maka telah ditentukan bahwa yang disebut:
pH = log
1
[ H+ ] = -log [H+]
untuk tanah yang bereaksi netral maka
pH = log
1
[ 10−7 ] = -log [10-7] = 7
Nilai pH berkisar dari 0 – 14 dengan pH 7 disebut netral sedang pH
kurang dari 7 disebut masam (asam) dan pH lebih dari 7 disebut alkalis (basa).
Besarnya kisaran nilai pH tersebut didasarkan atas besarnya konstanta disosiasi air
murni yaitu:
HOH H+ + OH-
[H+] [OH-] = 10-14 = K (konstan)
Walaupun demikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0 – 9,0. di
Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan pH 4,0 – 5,5 sehingga
5
tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun
sebenarnya masih agak masam.
Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam
dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sulfat masam (cat clay) karena
banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering (arid) kadang-
kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung
garam Na.
2.3 Pengukuran pH Tanah
Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen
disingkat dengan [H+], atau sebgai pH yang artinya –log [H+]. Dengan kata lain
pH merupakan ukuran kekuatan suatu asam. pH suatu larutan dapat ditera dengan
beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi lerutan dengan asam dengan
indikator atau yang lebih teliti lagi dengan pH meter.
pH berkisar antara 10-1 sampai 10-12 mol/liter. Makin tinggi
konsentrasi ion H, makin rendah –log [H+] atau pH tanah, dan makin asam reaksi
tanah. Pada umumnya, keasaman tanah dibedakan atas asam, netral, dan basa. Ion
H+ dihasilkan oleh kelompok organik yang dibedakan atas kelompok karboksil
dan kelompok fenol.
Tipe keasaman aktif atau keasaman actual disebabkan oleh adanya Ion
H+ dalam larutan tanah. Keasaman ini diukur menggunakan suspensi tanah-air
dengan nisbah 1 : 1; 1 : 2,5; dan 1 : 5. Keasaman ini ditulis dengan pH (H2O).
6
Tipe keasaman potensial atau keasaman tertukarkan dihasilkan oleh
ion H+ dan Al3+ tertukarkan yang diabsorbsi oleh koloid tanah. Potensial
keasaman diukur dengan menggunakan larutan tanah-elektrolit, pada umumnya
KCl atau CaCl2.
Karena ion H dan Al yang diabsorbsi koloid tanah dalam keadaan
seimbang (equilibrium) dengan ion H+ dalam larutan tanah maka terdapat
hubungan yang dekat antara kejenuhan (H+Al) dan pH, demikian juga dengan
persentase kejenuhan basa pada pH. Tanah yang ekstrem asam dengan (H+Al)
mendekati 100% kurang lebih mempunyai pH sama dengan asetat pH 3,5
Keasaman (pH) tanah diukur dengan nisbah tanah : air 1 : 2,5 (10 g
tanah dilarutkan dengan 25 ml air) dan ditulis dengan pH2,5(H2O). Di beberapa
laboratorium, pengukuran pH tanah dilakukan dengan perbandingan tanah dan air
1 : 1 atau 1 : 5. Pengukuran pada nisbah ini agak berbeda dengan pengukuran
pH2,5 karena pengaruh pengenceran terhadap konsentrasi ion H.
Untuk tujuan tertentu, misalnya pengukuran pH tanah basa, dilakukan
terhadap pasta jenuh air. Hasil pengukuran selalu lebih rendah daripada pH2,5
karena lebih kental dan konsentrasi ion H+ lebih tinggi.
Pengukuran pH tanah di lapangan dengan prinsip kolorimeter dengan
menggunakan indikator (larutan, kertas pH) yang menunjukkan warna tertantu
pada pH yang berbeda. Saat ini sudah banyak pH-meter jinjing (portable) yang
dapat dibawa ke lapangan. Di samping itu, ada beberapa tipe pH-meter yang
7
dilengkapi dengan elektroda yang secara langsung dapat digunakan untuk pH
tanah, tetapi dengan syarat kandungan lengas saat pengukuran cukup tinggi
(kandungan lengas maksimum atau mungkin kelewat jenuh). Kesalahan
pengukuran dapat terjadi antara 0,1 – 0,5 unit pH atau bahkan lebih besar karena
pengaruh pengenceran dan faktor – faktor lain.
Untuk mengukur pH basa kuat di lapangan, indikator fenolptalin (2 g
indikator fenolptalin dalam 200 ml alkohol 90%) yang tidak berwarna sangat
bermanfaat karena akan berubah menjadi ungu sampai merah pada pH 8,3 – 10,0.
Kondisi yang sama dalam pengukuran pH di lapangan pada kondisi luar biasa
asam digunakan indikator Brom Cresol Green (0,1 g dilarutkan dalam 250 ml
0,006 N NaOH) yang berubah menjadi hijau sampai kuning pada pH 5,3 dan lebih
rendah daripada 3,8.
Untuk mengetahui pH tanah di lapangan, secara umum dapat
digunakan indikator universal (campuran 0,02 g metil merah, 0,04 g bromotimol
blue, 0,04 g timol blue, dan 0,02 g fenolptalin dalam 100 ml alkohol encer (70%))
(http///agrica’sweblog.htm).
2.4 Pentingnya pH Tanah
pH tanah memiliki arti penting diantaranya
1. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada
umumnya unsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar
netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air.
Pada tanah masam unsur P (fosfor) tidak dapat diserap tanaman karena diikat
8
(difiksasi) oleh Al, sedang pada tanah alkalis unsur P juga tidak dapat diserap
tanaman karena difiksasi oleh Ca.
2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada tanah-tanah
masam banyak ditemukan ion-ion Al dalam tanah, yang kecuali memfiksasi
unsur P juga merupakan racun bagi tanaman.
3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.
a. Bakteri berkembang dengan baik pada pH 5,5 atau lebih, sedang pada pH
kurang dari 5,5 perkembangannya sangat terhambat.
b. Jamur dapat berkembang baik pada segala tingkat kemasaman tanah. Pada
pH lebih dari 5,5 jamur harus bersaing dengan bakteri.
c. Bakteri pengikat nitrogen dari udara dan bakteri nitrifikasi hanya dapat
berkembang dengan baik pada pH lebih dari 5,5 (Hardjowigeno, 2007:
60).
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dilihat dari metode yang digunakan, termasuk
dalam penelitian eksperimen, yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
Dengan kata lain penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga termasuk dalam
penelitian kuantitatif.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kota
Palu. Pemilihan lokasi atau tempat penelitian dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan di Desa Tompe merupakan daerah pantai.
Penelitian dilaksanakan selama 2 hari yakni mulai tanggal 22 Desember sampai
23 Desember 2009.
3.3 Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini, peneliti mengambil populasi yaitu seluruh tanah
yang berada disekitar aliran sungai tompe. Sedangkan sampel dalam penelitian ini
adalah tanah yang diambil setiap 20 m dari tepi pantai sebanyak 5 sampel.
3.4 Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dengan menggunakan observasi, eksperimen dan dokumentasi. Observasi ke
lapangan digunakan untuk mengambil data yang selanjutnya diolah melalui
eksperimen. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan cara memanfaatkan
beberapa literatur. Pada umumnya literatur diambil dari berbagai situs di internet
dan buku, yang berkaitan dengan masalah pH tanah.
Adapun Instrumen penelitian ini terdiri atas bahan dan alat penelitian,
prosedur penelitian, dan teknik penelitian.
a. Bahan dan alat penelitian
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, gelas air
mineral, neraca ohaus, labu erlenmeyer, gelas ukur, penghalus, stop watch,
kertas indicator universal, air suling dan HCl.
b. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian terdiri atas persiapan kerja dan pengambilan sampel
(tanah).
Persiapan kerja
Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
Pengambilan sampel (tanah)
Setelah diukur tiap 20 meter, tanah diambil dan diletakkan di gelas air
mineral.
15
c. Teknik penelitian
Pengukuran pH larutan
Pengukuran pH larutan dilakukan 2 tahap:
1. Pengukuran pH menggunakan air suling.
2. Pengukuran pH menggunakan KCl.
Pengukuran pH tanah
Langkah-langkah pengukuran pH tanah
1. Mengambil tanah pada setiap jarak 20 m yang diukur mulai dari tepi
pantai, sebanyak 5 sampel masing-masing 10 gram.
2. Menimbang tanah sebesar 5 gram menggunakan neraca.
3. Menghaluskan tanah dengan cara ditumbuk.
4. Menaruh air suling hingga mencapai 200 mL dalam gelas ukur.
5. Tanah yang telah halus dimasukkan dalam labu erlenmeyer, kemudian
di tuang air suling 200 mL kedalam labu erlenmeyer.
6. Mengocok larutan dengan cara memegang kepala labu erlenmeyer
sambil digoyangkan selama 30 menit.
7. Setelah dikocok 30 menit, larutan dipindahkan ke gelas air mineral.
Diamkan selama 20 menit.
8. Setelah didiamkan 20 menit, bagian yang terdapat di atas permukaan
larutan diambil, untuk diukur besar pH-nya menggunakan alat
pengukur pH.
3.5 Tekhnik Analisa Data
16
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah berkenaan
dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis
yang diajukan.
3.6 Data Penelitian
Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan berdasarkan
sumbernya adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari observasi ke
lapangan, dan eksperimen. Data primer yang dikumpulkan meliputi hasil
eksperimen yaitu mengenai hasil pengukuran pH tanah yang dilakukan dengan
jarak yang berbeda-beda dikur dari tepi pantai.
3.7 Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini antara lain:
1. Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah
posisi melalui suatu lintasan tertentu.
2. Tepi pantai adalah pinggiran pantai.
3. Jarak dari tepi pantai adalah jarak yang diukur tepat dari pinggiran pantai.
4. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan.
5. pH tanah adalah sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
Hidrogen (H+) di dalam tanah.
6. Hidrogen adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H
dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak
17
berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan
merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar.
7. Hidrogen Bebas
8. Fiksasi adalah suatu sifat mengikat, baik difksasi (diikat) atau memfiksasi
(mengikat).
18
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di desa Tompe, Kec. Sirenja, Kab.
Donggala, Sulawesi Tengah yang memiliki luas wilayah 6725 m2
dengan jumlah
penduduknya 1942 orang. Pada penelitian yang dilakukan, peneliti hanya
melakukan penelitian pada daerah disekitar tepi pantai dan muara sungai Tompe.
Penelitian ini terdiri dari 3 sampel penelitian yang diambil dari 3
tempat berbeda, namun masih dalam satu kawasan. Sampel pertama diambil pada
jarak 20 meter dari tepi pantai, sampel kedua diambil pada jarak 40 meter dari tepi
pantai, dan sampel ketiga diambil pada jarak 60 meter dari tepi pantai.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama dua hari,
didapatkan pH masing-masing daerah sampel sebagai berikut
Sampel
Ph Jumlah
Air Suling (ril) H+ HCl (potensial) H+H+ selisih
(terikat)
1 6,5 10-6,5 5,5 10-5,5 2,8 x 10-7
2 7 10-7 6 10-6 9,0 x 10-8
3 8 10-8 6 10-6 9,9 x 10-8
19
Dari tabel di atas dapat ditentukan perhitungan nilai H+
untuk
masing-masing sampel
Percobaan pada sampel 1
Percobaan pada sampel 2
Percobaan sampel 3
Berdasarkan tabel hasil penelitian pengukuran pH tanah, yang diukur
dari tepi pantai dapat kita lihat bahwa perbandingan H+ pada air suling (pH ril)
lebih rendah daripada H+ pada HCl (pH potensial), dan mengetahui selisih
hidrogen pada pH ril (hidrogen bebas) dan pada pH potensial (hidrogen bebas-
terikat). Sehingga akan menyisakan hidrogen terikat. Semakin kecil selisih
hidrogen terikatnya maka semakin netral pH tanah tersebut.
20
pH ril=6,5pH=−log H+
H+=10−6,5
pH potensial=5,5pH=−log [ H+ ]H+=10 -5,5
pH ril=7pH=−log H+
H+=10−7
pH potensial=6pH=−log [ H+ ]H+=10−6
pH potensial=6pH=−log [ H+ ]H+=10−6
pH ril=8pH=−log [ H+ ]H+=10−8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut, yaitu :
1. Semakin jauh jarak dari tepi pantai maka pH tanah semakin tinggi (basa).
Sebaliknya hidrogen terikatnya semakin rendah.
2. Adanya perbedaan tingkat keasaman (pH) tanah jika di ukur dengan jarak
yang berbeda dari tepi pantai.
5.2 Saran
1. Peneliti berharap, penelitian ini dapat ditindak lanjuti lagi sehingga didapatkan
hasil yang lebih bermanfaat lagi, khususnya mengenai keasaman (pH) tanah.
2. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan dapat menjadi sumber referensi bagi para
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Purba, Michael. 2007. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak. Diakses tanggal 30 Desember 2009 (16.30 WITA).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
13
LAMPIRAN
14