Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN FAKULTAS
STRATEGI PENINGKATAN AKREDITASI PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TIM PENELITI
Ketua Peneliti : R. Eka Murtinugraha, M.Pd NIDN. 0016036706
Anggota Peneliti : M. Agphin Ramadhan, M.Pd NIDN. 0016049004
Drs. Prihantono, S.T., M.Eng NIDN. 0004116107
Penelitian ini dibiayai oleh Dana BLU POK Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Berdasarkan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta Nomor: 419/UN39.13.1/PT.02.01/2019, tanggal: 30 April 2019
dan Surat Perjanjian Penugasan Dekan Fakultas Teknik
Nomor: 013a/5.FT/PM/V/2019, Tanggal: 9 Mei 2019
Bidang Sosial & Humaniora
Penelitian Unggulan FT
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
NOVEMBER 2019
2
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN FAKULTAS
Judul Penelitian : Strategi Peningkatan Akreditasi Program Studi S1 Pendidikan
Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Kode/Bidang Ilmu : 780/ Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap : R. Eka Murtinugraha, M.Pd
b. NIDN : 0016036706
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Program Studi : SI Pendidikan Teknik Bangunan
e. Nomor HP : 0811100721
f. Alamat surel (e-mail) : [email protected]
Anggota Peneliti (1)
a. Nama : M. Agphin Ramadhan, M.Pd
b. NIDN : 0016049004
c. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Jakarta
Anggota Peneliti (2)
a. Nama : Drs. Prihantono, S.T., M.Eng
b. NIDN : 0016049004
c. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Jakarta
Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp 30.000.000
Mengetahui,
Plt. Dekan Fakultas Teknik
Dr. Agus Dudung, M.Pd
NIP. 196508771991021001
Jakarta, 4 November 2019
Peneliti
R. Eka Murtinugraha, M.Pd
NIP. 196703162001121001
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Negeri Jakarta
Dr. Ucu Cahyana, M.Si
NIP. 196608201994031002
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
RINGKASAN ..................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 9
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 56
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 59
4
RINGKASAN
Program studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan (prodi PVKB) merupakan salah satu
prodi di lingkungan Fakultas Teknik (FT) UNJ. Selain di UNJ di Indonesia hanya terdapat
13 kampus lain yang memiliki prodi ini, yaitu: UNY, UM, UPI, UNM, Unimed, Unima,
UNS, UNNES, UNP, UNG, UPR, Undana, dan IKIP Gunung Sitoli. Berdasarkan akreditasi
BAN-PT, dari 14 kampus tersebut hanya enam kampus yang prodi PVKB-nya terakreditasi
A, yaitu: UNY, UM, UNNES, UPI, Unimed, dan UNS. SK BAN-PT No.965/SK/BAN-
PT/Akred/S/VIII/2015 menyatakan prodi S1 PVKB UNJ terakreditasi B dengan tanggal
kadaluarsa 29 Agustus 2020.
Dalam rangka peningkatan akreditasi dan untuk meningkatkan mutu secara
berkelanjutan, maka prodi S1 PVKB FT UNJ berupaya untuk melaksanakan evaluasi diri
yang dilakukan secara komprehensif, terstruktur, dan sistematis. Penilaian diri dinilai
sebagai cara yang efektif dalam melakukan evaluasi. Permenristekdikti No.62 Tahun 2016
tentang SPM Dikti pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa sistem penjaminan mutu pendidikan
tinggi terdiri atas SPM Internal dan SPM Eksternal. Sebagai implementasi dari aturan
tersebut maka terbit lampiran peraturan BAN-PT No 59 tahun 2018 tentang Panduan
Penyusunan Laporan Evaluasi Diri, Panduan Penyusunan Laporan Kinerja Perguruan
Tinggi, dan Matriks Penilaian dalam Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi ditentukan
bahwa kriterian yang dinilai mencakup: (1) Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi; (2) Tata
Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama; (3) Mahasiswa ; (4) Sumber Daya Manusia; (5)
Keuangan, Sarana, dan Prasarana; (6) Pendidikan; (7) Penelitian; (8) Pengabdian kepada
Masyarakat; dan (9) Luaran dan Capaian Tridharma. Oleh karena itu penelitian ini
mengangkat topik mengenai strategi peningkatan akreditasi program studi S1 PVKB FT
UNJ dengan melakukan penyusunan laporan evaluasi diri sesuai dengan IAPS v4.0.
5
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan (prodi PVKB) merupakan salah
satu prodi di lingkungan Fakultas Teknik (FT) UNJ. Selain di UNJ di Indonesia hanya
terdapat 13 kampus lain yang memiliki prodi ini, yaitu: UNY, UM, UPI, UNM,
Unimed, Unima, UNS, UNNES, UNP, UNG, UPR, Undana, dan IKIP Gunung Sitoli.
Berdasarkan akreditasi BAN-PT, dari 14 kampus tersebut hanya enam kampus yang
prodi PVKB-nya terakreditasi A, yaitu: UNY, UM, UNNES, UPI, Unimed, dan UNS.
SK BAN-PT No.965/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2015 menyatakan prodi S1 PVKB
UNJ terakreditasi B dengan tanggal kadaluarsa 29 Agustus 2020.
Dalam rangka peningkatan akreditasi dan untuk meningkatkan mutu secara
berkelanjutan, maka prodi S1 PVKB FT UNJ berupaya untuk melaksanakan evaluasi
diri yang dilakukan secara komprehensif, terstruktur, dan sistematis. Penilaian diri
dinilai sebagai cara yang efektif dalam melakukan evaluasi. Azorin (1991) mengatakan
Within this new methodological set, self-evalúation emerges as a powerful assessment
instrument. Munthe (2015) menyatakan bahwa tujuan adanya evaluasi program adalah
memberikan pertimbangan sebelum adanya keputusan dari pemilik kebijakan.
Manfaatnya adalah adanya keputusan yang tepat terhadap program yang sedang atau
sudah dilaksanakan. Bagi suatu program studi, evaluasi mutlak dilakukan. Lebih lanjut
Mahmudi (2011) menyatakan bahwa evaluasi pendidikan merupakan salah satu bentuk
mekanisme sistem pendidikan yang bertujuan untuk meninjau ulang proses pendidikan
yang telah dilaksanaka dalam beberapa kurun waktu tertentu. Penelitian mengenai
evaluasi, tidak hanya terhadap program studi namun menelisik lebih mendalam pada
proses pembelajaran atau program praktik. Seperti penelitian yang dilakukan
Fatmawati dan Muhtadi (2016) evaluasi pelaksanaan pembelajaran di suatu program
studi. Salah satu hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada
prodi tersebut belum sesuai dengan Permendikbud No. 49 Tahun 2014. Prasojo dkk
(2018) evaluasi pelaksanaan standar proses pendidikan pada suatu lembaga pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi standar proses pada aspek
perencanan pembelajaran, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan termasuk dalam
kategori sangat efektif. Lebih lanjut diketahui bahwa implementasi standar di sekolah
6
didukung oleh lingkungan kelas yang kondusif, peserta didik kooperatif, dan peran
kepala sekolah. Famolah (2015) mengevaluasi program praktik industri. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan praktik industri telah sesuai dengan buku
pedoman baik ditinjau dari context evaluation, input evaluation, process evaluation,
dan product evaluation.
Hernawan dkk (2008) mengevaluasi penyelenggaraan suatu program studi dual
mode di UPI. Hasil menunjukkan bahwa masih terdapat ketidaksesuaian dan
kekurangan input dan proses pelaksanaan, begitu pula pada unsur proses. Artinya,
meskipun suatu program studi telah terakreditasi A tetap perlu dilakukan evaluasi pada
program-program atau kegiatan yang lain. Evaluasi program mutlak dibutuhkan. Oleh
karena itu sebagai pengelola mungkin perlu menggunakan berbagai jenis desain
evaluasi. Star (2006) menjelaskan terdapat tiga kategori utama desain studi evaluasi.
Pertama, desain studi evaluasi eksplorasi dapat membantu pengelola di awal program.
Mengidentifikasi layanan apa yang harus disediakan dan pendekatan terbaik untuk
menyediakan layanan tersebut. Cara ini juga dapat membantu untuk menentukan hal-
hal apa yang diukur, seperti jenis layanan yang ditawarkan, dan cara terbaik untuk
mengukurnya. Kedua, desain studi deskriptif dapat membantu pengelola menunjukkan
apakah program beroperasi sesuai rencana, memberikan umpan balik tentang layanan
yang ditawarkan, pengelola menentukan apakah program tersebut menghasilkan jenis-
jenis keluaran dan hasil yang diinginkan, dan membantu memperjelas proses program
dan sasaran. Ketiga, desain studi eksperimental dan quasi-eksperimental dapat
membantu pengelola untuk memberikan lebih banyak bukti dan hubungan sebab akibat
atau korelasional antara layanan dan hasil yang diukur.
Muryadi (2017) menyatakan bahwa dalam studi tentang evaluasi, banyak sekali
dijumpai model-model evaluasi dengan format atau sistematika yang berbeda,
sekalipun dalam beberapa model ada juga yang sama. Ada banyak model evaluasi
program yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai untuk mengevaluasi
program. Model-model tersebut di antaranya : Discrepancy Model (Provus), CIPP
Model (Daniel Stufflebeam’s), Responsive Evaluation Model (Robert Stake’s),
FormativeSumatif Evaluation Model (Michael Scriven’s), Measurement Model
(Edward L. Thorndike dan Robert L. Ebel), dan Goal-Free Evaluation Approach
(Michael Scriven’s). Namun secara umum model-model evaluasi program dapat
7
dikelompokkan kedalam enam kategori yaitu Model evaluasi yang terfokus pada
pengambilan keputusan, Model evaluasi terhadap unsur-unsur program, Model evaluasi
terhadap jenis/tipe kegiatan program, Model evaluasi terhadap proses pelaksanaan
program, Model evaluasi terhadap pencapaian tujuan program dan Model evaluasi
terhadap hasil dan pengaruh program (Lazwardi, 2017). Putra (2012) mengatakan
bahwa Evaluasi berorientasi program (Model Tyler) lebih cocok didesain untuk
menggambarkan sejauh mana tujuan program telah dicapai. Evaluasi sebagai proses
penelusuran informasi secara sistematis tentang sesuatu untuk memberikan nilai atau
keputusan apakah tujuan telah terpenuhi atau belum.
Salah satu standar yang diukur pada evaluasi diri program studi adalah SDM
tenaga pendidik. Sahyar dan Murhaban (2010) kompetensi dan komitmen dosen
berpengaruh signifikan terhadap kinerja program studi, artinya kompetensi dan
komitmen dosen yang baik akan dapat meningkatkan kinerja program studi. Secara
parsial dari kedua variabel independen, kompetensi dosen memberikan pengaruh lebih
besar dibandingkan komitmen dosen dalam meningkatkan kinerja program studi.Tutik
dkk (2006) merancang model evaluasi diri dosen. Berdasarkan model tersebut variabel
yang digunakan: (1) Pembelajaran (Bobot 30%); (2) Profesionalisme (Bobot 21%); (3)
Penelitian (Bobot 17%) ; (4) Teknologi dan Komputerisasi (Bobot 15%) ; (5) Kerja
sama dan Tim (Bobot 10%); dan (6) Pelayanan pada Universitas (Bobot 7%).
Kompetensi professional dosen berkenaan dengan penguasaan materi, struktur
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata kuliah yang diampuh
(dibinanya), menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata kuliah yang
diampuh, mengembangkan materi perkuliahan yang diampuh secara kreatif,
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan
diri (Arwildayanto, 2012). Untuk mengukur standar mutu kerja dosen, Wibowo (2003)
menjelaskan ada lima faktor yang menentukan, yaitu; 1. Kemampuan professional; 2.
Uupaya professional; 3. Kesesuaian antara waktu yang dicurahkan untuk kegiatan
professional 4. Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan; dan 5. Kesejahteraan yang
memadai.
Permenristekdikti No.62 Tahun 2016 tentang SPM Dikti pasal 3 ayat (1)
disebutkan bahwa sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi terdiri atas SPM Internal
8
dan SPM Eksternal. Sebagai implementasi dari aturan tersebut maka terbit lampiran
peraturan BAN-PT No 59 tahun 2018 tentang Panduan Penyusunan Laporan Evaluasi
Diri, Panduan Penyusunan Laporan Kinerja Perguruan Tinggi, dan Matriks Penilaian
dalam Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi ditentukan bahwa kriterian yang dinilai
mencakup: (1) Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi; (2) Tata Pamong, Tata Kelola, dan
Kerjasama; (3) Mahasiswa ; (4) Sumber Daya Manusia; (5) Keuangan, Sarana, dan
Prasarana; (6) Pendidikan; (7) Penelitian; (8) Pengabdian kepada Masyarakat; dan (9)
Luaran dan Capaian Tridharma. Oleh karena itu penelitian ini mengangkat topik
mengenai strategi peningkatan akreditasi program studi S1 PVKB FT UNJ dengan
melakukan penyusunan laporan evaluasi diri sesuai dengan IAPS v4.0.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan, yaitu:
1. Prodi S1 PVKB FT UNJ masih terakreditasi B sedangkan sudah ada enam kampus
dari prodi yang sama telah terakreditasi A.
2. Laporan Evaluasi Diri (LED) sangat diperlukan sebagai syarat akreditasi prodi S1
PVKB FT UNJ pada tahun 2020.
3. Telah berlakunya IAPS v4.0 sehingga pengelola prodi perlu menyiapkan LED yang
fokus pada pengembangan program studi
C. Tujuan dan Urgensi Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendukung penyusunan LED
khususnya pada elemen Mahasiswa, SDM, Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian
kepada masyarakat. Selain itu, penelitian ini untuk mengetahui skor pada Indikator
Kinerja Utama (IKU) yang akan dijabarkan dalam indikator. Penelitian ini diharapkan
memiliki urgensi (keutamaan) untuk pengelola program studi, yaitu mendapat masukan
dan penilaian kinerja selama lima tahun terakhir. Hal tersebut nantinya dapat menjadi
landasan dalam mengambil keputusan di masa mendatang. Kemudian, melalui
penelitian ini, FT mendapat gambaran dan penilaian kinerja dari program studi S1
PVKB sehingga menjadi modal dalam peningkatan akreditasi fakultas.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Evaluasi Program
Pada dasarnya ilmu evaluasi hadir sebagai upaya manusia dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam pikirannya yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Misalkan pertanyaan, apakah hari ini saya telah mengusahakan
yang terbaik untuk pekerjaan saya?, apakah rencana saya telah berjalan dengan baik?,
apakah hari ini telah lebih baik dari kemarin?. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu yang
akhirnya menjadi studi tersendiri, yaitu studi evaluasi. Ilmu evaluasi sebenarnya tidak
terbatas pada istilah menilai atau mengukur saja. Menurut Patton (2004) istilah-istilah
dalam mendefinisikan evaluasi di antaranya ialah: adjuge (memutuskan), appraise
(menilai), analyze (menganalisis), assess (menilai), critique (tinjauan), examine
(memeriksa), grade (tingkat), inspect (memeriksa), judge (menilai), rate (menghitung),
rank (menggolongkan), review (mengulas), score (menskor), study (mempelajari), dan
test (menguji).
Pada dekade 1970 – 1980an, evaluasi didefiniskan sebagai proses untuk menilai
sesuatu. Scriven (1976) mendefinisikan evaluasi sebagai proses untuk menilai
keberhargaan (worth) atau manfaat (merit) dari sesuatu. Popham (1981) menyatakan
bahwa evaluasi adalah proses pencarian, pengumpulan dan pemberian data (informasi)
kepada pengambil keputusan yang diperlukan untuk memberikan pertimbangan
apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau diteruskan. Brinkerhoff (1983)
menyatakan bahwa evaluasi program adalah : 1. Proses menentukan sejauh mana tujuan
dan sasaran program telah terealisasi; 2. Memberikan informasi untuk pengambilan
keputusan; 3. Perbandingan kinerja dengan patokan-patokan tertentu untuk
menentukan apakah terdapat kesenjangan; 4. Penilaian tentang harga dan kualitas; 5.
Ukuran, pilih yang dikembangkan, dengan itu masing-masing tujuan ditentukan dan; 6.
Investigasi sistematis mengenai nilai atau kualitas suatu objek. Rutman (1984) evaluasi
program adalah penerapan metode-metode ilmiah untuk mengukur dan hasil program
untuk pengambilan keputusan. Mengevaluasi berarti menilai keberhargaan atau
manfaat suatu objek secara sistematis (Stufflebeam dan Shinkfield, 1986).
Kemudian pada dekade 1990 – 2000 definisi evaluasi semakin berkembang.
Evaluasi sebagai proses yang mencakup pengukuran dan bisa juga pengetesan (testing),
10
dan mengandung konsep pengambilan keputusan menurut standar tertentu (Wiersma
dan Jurs, 1990). Owen (1993) menulis bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan
informasi untuk membantu pihak-pihak tertentu mengambil keputusan tentang suatu
objek atau evaluan (evaluand). Evaluasi dapat dipergunakan untuk mengembangkan,
meninjau ulang, dan meningkatkan evaluan. Evaluan ini dapat berupa rencana,
program, kebijakan, organisasi, produk, atau juga individu atau orang. Tassmer (1995)
menyatakan bahwa evaluasi merupakan pengambilan data untuk menentukan harga
atau nilai yang diperoleh individu secara baik atau kurang baik. Leonora (1998)
evaluasi adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan
informasi yang didapat melalui pengukuran untuk memberikan beberapa makna
berdasarkan pertimbangan nilai.
Denzin and Lincoln (2000) Evaluasi program adalah aktivitas investigasi yang
sistematis tentang sesuatu yang berharga dan bernilai dari suatu objek. Djaali dkk
(2000) evaluasi dapat diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau
standar objektif yang dievaluasi. Evaluasi adalah suatu alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Dari hasil evaluasi biasanya diperoleh tentang
atribut atau sifat-sifat yang terdapat pada individu atau objek yang bersangkutan. Selain
menggunakan tes, data juga dapat dihimpun dengan menggunakan angket, observasi,
dan wawancara atau bentuk instrumen lainnya yang sesuai (Nurhasan, 2001:3).
Evaluasi dipahami pula sebagai proses pengambilan keputusan-nilai (value judgement)
mengenai kualitas produk atau kinerja siswa sekolah (Nitko, 2001). Djaali (2004)
evaluasi suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauh mana tujuan atau program telah tercapai. Arikunto (2004) evaluasi
sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang
dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan. Fitzpatrick dkk (2004) menulis
pengertian, langkah-langkah, dan arah evaluasi. Evaluasi merupakan proses
identifikasi, klarifikasi, dan aplikasi kriteria yang kuat untuk menentukan nilai evaluan
(keberhargaan atau manfaatnya) berdasarkan kriteria tadi. Evaluasi meliputi (1)
pembuatan standar untuk menilai kualitas dan memutuskan apakah standar tersebut
bersifat relatif atau absolut, (2) pengumpulan informasi yang relevan, dan (3) penerapan
standar tadi untuk menentukan nilai, kualitas, manfaat, efektivitas, atau signifikansi.
11
Arah evaluasi ialah memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan evaluan sesuai
dengan tujuantujuan evaluan atau untuk membantu pihak-pihak terkait (stakeholder)
memutuskan apakah evaluan akan diperbaiki, dilanjutkan, atau dikembangkan.
Subari (2008) mendefinisikan evaluasi program adalah suatu kegiatan untuk
memperoleh gambaran tentang keadaan suatu objek yang dilakukan secara terencana,
sistematik dengan arah dan tujuan yang jelas. Evaluasi sebagai suatu tindakan atau
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Sudijono, 2005). Brinkerhoff dalam
Sawitri (2007) evaluasi adalah penyelidikan (proses pengumpulan informasi) yang
sistematis dari berbagai aspek pengembangan program profesional dan pelatihan untuk
mengevaluasi kegunaan dan kemanfaatannya. Gall, Gall and Borg (2007) evaluasi
pendidikan adalah proses membuat penilaian tentang prestasi, nilai, atau nilai program
pendidikan. Stufflebeam dan Shinkfield (2007) evaluation is the systematic assessment
of the worth or merit of an object. Yarbrough dkk (2010) bahwa evaluasi program
merupakan penyelidikan sistematis terhadap kualitas program, proyek, subprogram,
subproyek, dan / atau komponen atau elemen secara bersama-sama atau sendiri untuk
keperluan pengambilan keputusan, penilaian, kesimpulan, temuan, pengetahuan baru,
pengembangan organisasi, dan pengembangan kapasitas dalam menanggapi kebutuhan
pemangku kepentingan yang teridentifikasi. Evaluasi program mengarah pada
peningkatan dan / atau pertanggungjawaban dalam program dan sistem pengguna
sehingga pada akhirnya berkontribusi pada nilai organisasi atau sosial. Menurut
Wirawan (2011) mengatakan bahwa evaluasi sebagai riset untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi,
menilainya dan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya
dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi.
Berdasarkan definisi dan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa evaluasi
merupakan suatu proses penyelidikan yang meliputi tahap persiapan evaluasi,
pelaksanaan evaluasi, dan monitoring yang bertujuan untuk memberikan gambaran,
kajian, dan masukan sebagai bentuk atau usaha pertanggungjawaban dan peningkatan
program sebagai dasar atau bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa
mendatang.
12
B. Model Evaluasi Program
Berikut ini dijelaskan beberapa model evaluasi program, antara lain: 1) Model
Tyler; 2) Model yang Berorientasi pada Tujuan; 3) Model Pengukuran; 4) Model
Kesesuaian; dan 5) Model Evaluasi Sistem Pendidikan. Selain kelima model ini masih
terdapat model lain, seperti: Model Alkin, Model Brinkerhoff, Model Illuminative,
Model Kesenjangan, Model Evaluasi Responsif, Model Evaluasi Formatif Sumatif,
Model Pengukuran, dan Model Evaluasi Bebas Tujuan.
1. Model Tyler
Nama model ini diambil dari nama pengembangnya yaitu Tyler. Dalam buku
Basic Principles of Curriculum and Instruction, Tyler banyak mengemukakan ide dan
gagasannya tentang evaluasi. Salah satu bab dari buku tersebut diberinya judul how can
the the effectiveness of learning experience be evaluated ? Model ini dibangun atas dua
dasar pemikiran. Pertama, evaluasi ditujukan kepada tingkah laku peserta didik. Kedua,
evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan sesudah melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil). Dasar
pemikiran yang kedua ini menunjukkan bahwa seorang evaluator harus dapat
menentukan perubahan tingkah laku apa yang terjadi setelah peserta didik mengikuti
pengalaman belajar tertentu, dan menegaskan bahwa perubahan yang terjadi
merupakan perubahan yang disebabkan oleh pembelajaran.
Penggunaan model Tyler memerlukan informasi perubahan tingkah laku
terutama pada saat sebelum dan sesudah terjadinya pembelajaran. Istilah yang populer
dikalangan guru adalah tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Model ini
mensyaratkan validitas informasi pada tes akhir. Untuk menjamin validitas ini maka
perlu adanya kontrol dengan menggunakan disain eksperimen. Model Tyler disebut
juga model black box karena model ini sangat menekankan adanya tes awal dan tes
akhir. Dengan demikian, apa yang terjadi dalam proses tidak perlu diperhatikan.
Dimensi proses ini dianggap sebagai “kotak hitam” yang menyimpan segala macam
teka-teki. Menurut Tyler, ada tiga langkah pokok yang harus dilakukan, yaitu: a)
Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi; b) Menentukan situasi dimana
peserta didik memperoleh kesempatan untuk menunjukkan tingkah laku yang
berhubungan dengan tujuan; dan c) Menentukan alat evaluasi yang akan dipergunakan
untuk mengukur tingkah laku peserta didik.
13
2. Model yang Berorientasi Tujuan
Dalam mendisain suatu program tentu tidak terlepas dari tujuan. Begitu pula
dalam pendidikan, kurikulum dan pembelajaran, kita mengenal adanya hirarki tujuan
pendidikan, yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler,
tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Model evaluasi ini
menggunakan tujuan-tujuan tersebut sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan.
Evaluasi diartikan sebagai proses pengukuran hinggamana tujuan program telah
tercapai. Model ini dianggap lebih praktis untuk mendisain dan mengembangkan suatu
program, karena menentukan hasil yang diinginkan dengan rumusan yang dapat diukur.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang logis antara kegiatan,
hasil dan prosedur pengukuran hasil. Tujuan model ini adalah membantu guru
merumuskan tujuan dan menjelaskan hubungan antara tujuan dengan kegiatan. Jika
rumusan tujuan program dapat diobservasi (observable) dan dapat diukur
(measurable), maka kegiatan evaluasi pembelajaran akan menjadi lebih praktis
dan simpel.
Di samping itu, model ini dapat membantu guru menjelaskan rencana
pelaksanaan kegiatan suatu program dengan proses pencapaian tujuan. Instrumen yang
digunakan bergantung kepada tujuan yang ingin diukur. Hasil evaluasi akan
menggambarkan tingkat keberhasilan tujuan program berdasarkan kriteria program
khusus. Kelebihan model ini terletak pada hubungan antara tujuan dengan kegiatan dan
menekankan pada peserta didik sebagai aspek penting dalam program. Kekurangannya
adalah memungkinkan terjadinya proses evaluasi melebihi konsekuensi yang tidak
diharapkan.
3. Model Pengukuran
Model pengukuran (measurement model) banyak mengemukakan pemikiran-
pemikiran dari R.Thorndike dan R.L.Ebel. Sesuai dengan namanya, model ini sangat
menitikberatkan pada kegiatan pengukuran. Pengukuran digunakan untuk menentukan
kuantitas suatu sifat (atribute) tertentu yang dimiliki oleh objek, orang maupun
peristiwa, dalam bentuk unit ukuran tertentu. Dalam bidang pendidikan, model ini telah
diterapkan untuk mengungkap perbedaan-perbedaan individual maupun kelompok
14
dalam hal kemampuan, minat dan sikap. Hasil evaluasi digunakan untuk keperluan
seleksi peserta didik, bimbingan, dan perencanaan pendidikan. Objek evaluasi dalam
model ini adalah tingkah laku peserta didik, mencakup hasil belajar (kognitif),
pembawaan, sikap, minat, bakat, dan juga aspek-aspek kepribadian peserta didik.
Instrumen yang digunakan pada umumnya adalah tes tertulis (paper and pencil test)
dalam bentuk tes objektif, yang cenderung dibakukan. Oleh sebab itu, dalam
menganalisis soal sangat memperhatikan difficulty index dan index of discrimination.
Model ini menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Norma (norm- referenced
assessment).
4. Model Kesesuaian
Menurut model ini, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian
(congruence) antara tujuan dengan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi
digunakan untuk menyempurnakan sistem bimbingan peserta didik dan untuk
memberikan informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan. Objek evaluasi adalah
tingkah laku peserta didik, yaitu perubahan tingkah laku yang diinginkan (intended
behaviour) pada akhir kegiatan pendidikan, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif maupun psikomotor. Untuk itu, teknik evaluasi yang digunakan tidak hanya tes
(tulisan, lisan, dan perbuatan), tetapi juga non-tes (observasi, wawancara, skala sikap,
dan sebagainya). Model evaluasi ini memerlukan informasi perubahan tingkah laku
pada dua tahap, yaitu sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran. Berdasarkan konsep
ini, maka guru perlu melakukan pre and post-test. Adapun langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam model evaluasi ini adalah merumuskan tujuan tingkah laku
(behavioural objectives), menentukan situasi dimana peserta didik dapat
memperlihatkan tingkah laku yang akan dievaluasi, menyusun alat evaluasi, dan
menggunakan hasil evaluasi. Oleh sebab itu, model ini menekankan pada pendekatan
penilaian acuan patokan (criterion-referenced assessment).
5. Model Evaluasi Sistem Pendidikan
Menurut model ini, evaluasi berarti membandingkan performa dari berbagai
dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan sejumlah kriteria, baik yang bersifat
mutlak/intern maupun relatif/ekstern. Model yang menekankan sistem sebagai suatu
15
keseluruhan ini sebenarnya merupakan penggabungan dari beberapa model, sehingga
objek evaluasinyapun diambil dari beberapa model, yaitu (1) model countenance dari
Stake, yang meliputi: keadaan sebelum kegiatan berlangsung (antecedents), kegiatan
yang terjadi dan saling mempengaruhi (transactions), hasil yang diperoleh (outcomes)
(2) model CIPP dari Stufflebeam, yang meliputi Context, Input, Process, dan Product
(3) model Scriven yang meliputi instrumental evaluation and consequential evaluation
(4) model Provus yang meliputi : design, operation program, interim products, dan
terminal products. Dari keempat model yang tergabung dalam educational system
model, pada kesempatan ini akan dijelaskan secara singkat tentang dua model, yaitu
model countenance dan model CIPP.
Model Stake menitikberatkan evaluasi pada dua hal pokok, yaitu description
dan judgement. Setiap hal tersebut terdiri atas tiga dimensi, seperti telah dijelaskan di
atas, yaitu antecedents (context), transaction (process), dan outcomes (output).
Description terdiri atas dua aspek, yaitu intents (goals) dan observation (effects) atau
yang sebenarnya terjadi. Sedangkan judgement terdiri atas dua aspek, yaitu standard
dan judgement. Dalam model ini, evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara
satu program dengan program lain yang dianggap standar. Stake mengatakan
description berbeda dengan judgement atau menilai. Dalam ketiga dimensi di atas
(antecedents, transactions, outcomes), data dibandingkan tidak hanya untuk
menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan yang sebenarnya tetapi juga
dibandingkan dengan standar yang absolut untuk menilai manfaat program. Menurut
Stake, suatu hasil penelitian tidak dapat diandalkan jika tidak dilakukan evaluasi.
Secara keseluruhan, model Countenance dapat digambarkan dalam matriks berikut ini:
Gambar 1. Matriks Model Countenance
16
Jika ingin menggunakan model Countenance dalam program pelatihan (misalnya),
maka kita dapat menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
a. Rationale, yaitu menjelaskan pentingnya suatu program pelatihan.
b. Antecedents, yaitu kondisi-kondisi yang diharapkan sebelum kegiatan pelatihan
berlangsung, seperti motivasi, tingkat keterampilan, dan minat.
c. Transactions, yaitu proses atau kegiatan-kegiatan yang saling mempengaruhi
selama pelatihan.
d. Outcomes, yaitu hasil yang diperoleh dari pelatihan, seperti pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai.
e. Judgements, yaitu menilai pendekatan dan prosedur yang digunakan dalam
pelatihan, para pelatih/instruktur, dan bahan-bahan.
f. Intents, yaitu tujuan apa yang diharapkan dari suatu program pelatihan.
g. Observations, yaitu apa yang dilihat oleh para pengamat tentang pelaksanaan
pelatihan.Standards, yaitu apa yang diharapkan dari para stakeholders.
h. Judgements, yaitu menilai suatu program, baik yang dilakukan oleh penilai itu
sendiri maupun dari pihak-pihak lain.
Model CIPP berorientasi kepada suatu keputusan (a decision oriented
evaluation approach structured). Tujuannya adalah untuk membantu administrator
(kepala sekolah dan guru) di dalam membuat keputusan. Evaluasi diartikan sebagai
suatu proses mendeskripsikan, memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna
untuk menilai alternatif keputusan (Stufflebeam, 1973). Sesuai dengan nama modelnya,
model ini membagi empat jenis kegiatan evaluasi, yaitu:
a. Context evaluation to serve planning decision, yaitu konteks evaluasi untuk
membantu administrator merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan
program, dan merumuskan tujuan program.
b. Input evaluation, structuring decision. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk
membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber, alternatif apa
yang akan diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, dan
bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
c. Process evaluation, to serve implementing decision. Kegiatan evaluasi ini
bertujuan untuk membantu melaksanakan keputusan. Pertanyaan yang harus
17
Anda jawab adalah hinggamana suatu rencana telah dilaksanakan, apakah
rencana tersebut sesuai dengan prosedur kerja, dan apa yang harus diperbaiki.
d. Product evaluation, to serve recycling decision. Kegiatan evaluasi ini bertujuan
untuk membantu keputusan selanjutnya. Pertanyaan yang harus Anda jawab
adalah hasil apa yang telah dicapai dan apa yang dilakukan setelah program
berjalan.
Proses evaluasi tidak hanya berakhir dengan suatu description mengenai keadaan sistem
yang bersangkutan, tetapi harus sampai pada judgment sebagai kesimpulan dari hasil
evaluasi. Model ini menuntut agar hasil evaluasi digunakan sebagai input untuk
decision making dalam rangka penyempurnaan sistem secara keseluruhan. Pendekatan
yang digunakan adalah penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan
(PAP). Untuk memahami lebih jauh tentang model CIPP ini, kita dapat melihat rincian
penjelasan keempat dimensi tersebut dari segi tujuan, metode, dan hubungannya dengan
pembuatan keputusan. Adapun rinciannya adalah:
Tabel 1. Model CIPP
Context Evaluation
Input Evaluation
Process Evaluation
Product Evaluation
Objective To define the institutional
To identify & assess system
To identify or predict, in
To collect descriptions &
context, to capabilities, process, defects in judgements of identify the target alternative the procedural outcomes & to population and program design or its relate them to assess their needs, strategies, implementation, objectives & to to identify procedural to provide context, input & opportunities for designs for information for process addressing the implementing the The information & to needs, to diagnose strategies, preprogrammed interpret their probelms budgets, decisions, and to worth & merit. underlying the schedules, and record & judge
needs & to judge program. procedural events
whether proposed & activities.
objectives are
sufficienly
responsive to the
assessed needs.
Method By using such methods as
By inventorying & analyzing
By monitoring the activity’s
By defining operationally &
system analysis, available human potential measuring survey, document & material procedural outcomes criteria, review, hearings, resources, barriers & by collecting interviews, solution remaining alert to judgements of diagnostic tests, strategies, & unanticipated outcomes from & the Delplir procedural ones, by stakeholders, & technique. designs for obtaining by performing relevance, specified both qualitative &
18
feasibility & information for quantitative economy. And by programmed analyses using such decisions, by
methods as describing the
literature search, actual process &
visits to “misicle by continually
workers”, interacting with &
advocate teams & observing the
pilot trials. activities of
project staff.
Relation to
decision
making in the
change
process
For deciding upon
the setting to be
served, the goals
associated with
meeting needs or
using
For selecting
sources of
support, solution
strategies &
procedural
designs, i.e., for
For implementing
and refining the
program design
and procedure,
i.e., for effecting
process control.
For deciding to
continue,
terminate,
modify, or
refocus a change
activity, & opportunities, & structuring And to provide a present a clear the objectives change activities. log of the actual record of effects associated with And to provide a process for later (intended, solving problems, basis for judging use in interpreting positive & i.e., for planning implementation outcomes negative) needed changes.
And to provide a
basis for judging
outcomes.
(Robert O.Brinkerhoff, et.al., 1987 : 11)
C. Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Program studi Pendidikan Teknik Bangunan merupakan salah satu prodi di
lingkungan FT UNJ. Prodi ini mencetak sarjana pendidikan di bidang teknik bangunan
yang mampu menjadi tenaga pengajar vokasional di bidang teknik bangunan serta dapat
beradaptasi dan berkompetisi di bidang non-kependidikan, sesuai dengan peluang dan
tuntutan pasar kerja.
Prodi S1 PVKB FT UNJ yang ada saat ini, berawal dari jurusan Pendidikan
Teknik Sipil pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) IKIP Jakarta
yang mempunyai program sarjana sejak tahun 1977. Sesuai dengan Keputusan Rektor
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta No. 84/SP/1981 tentang Penyesuaian
Struktur Organisasi Fakultas-Fakultas dan Jurusan-Jurusan di Lingkungan IKIP Jakarta
terhadap Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980, Jurusan Teknik Sipil merupakan
salah satu jurusan yang berada di FPT Kejuruan. Sesuai Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0174/0/1983 tentang Penataan Jurusan pada
Fakultas/Institut Negeri, Jurusan Teknik Sipil di Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan menjadi Pendidikan Teknik Bangunan. Pada tahun 1985 berubah nama
19
menjadi Jurusan S1 PVKB dengan alasan penjurusan di STM tidak ada Jurusan Teknik
Sipil, tetapi Teknik Bangunan. Pada tahun 1996 Jurusan S1 PVKB diubah menjadi
Prodi S1 PVKB melalui SK Dirjen Dikti Nomor 242/DIKTI/KEP/1996 tertanggal 7
Januari 1996. Program D3 Teknik Sipil sebagai Prodi kedua dibuka pertama kali pada
tahun 1998, berdasarkan Surat Dirjen Dikti No 910/D/T/98 tanggal 15 April 1988
perihal perluasan mandat IKIP Jakarta.
Konversi IKIP Jakarta menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tanggal
4 Agustus 1999 melalui Keppres No. 93/1999 telah memberikan banyak perubahan
pada pengembangan dan design sistem yang ada di UNJ, baik dalam bidang pengajaran,
penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Seiring dengan itu, Prodi S1 PVKB
berubah menjadi Prodi Pendidikan Teknik Sipil, sedangkan Jurusan S1 PVKB berubah
menjadi Jurusan Teknik Sipil pada dengan SK 269/DIKTI/KEP/2000 tanggal 10
Agustus 2000. Pada tahun 1999 Prodi ketiga yang dibuka adalah Prodi D3 Transportasi
Laut dan Kepelabuhanan melalui SK Nomor 250/DIKTI/KEP/2000 tertanggal 4
Agustus 2000 bekerjasama dengan PT PELINDO III. Akreditasi Prodi S1 PVKB yang
dimiliki sekarang adalah B dengan SK 021/ BAN-PT/Ak-XIII/S1/X/2010 tertanggal 15
Oktober 2010. Lulusan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan yang diharapkan
menghasilkan lulusan yang berkualitas untuk menjadi tenaga kerja sesuai dengan
kompetensi lulusan Pendidikan Teknik Bangunan.
Berdasarkan BPA UNJ 2017, kompetensi lulusan program studi pendidikan
teknik bangunan, yaitu: 1) menghasilkan guru bidang teknik bangunan di SMK dan di
lembaga pendidikan formal dan non formal yang setingkat yang mampu mengelola
bahan pelajaran dibidang keahlian Teknik Bangunan sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa; 2) menghasilkan guru bidang studi yang mampu mempelajari
pengetahuan di bidang teknik bangunan sesuai perkembangan IPTEK dan
menyusunnya menjadi bahan pelajaran; 3) menghasilkan guru yang mampu
mengembangkan sistem pengajaran bidang keahlian teknik bangunan di SMK dan
lembaga pendidikan formal maupun non formal yang setigkat; 4) menghasilkan tenaga
ahli kependidikan di bidang teknik bangunan; 5) menghasilkan tenaga yang mampu
bekerja pada industri yang relevan dengan bidang teknik bangunan; 6) menghasilkan
tenaga pembantu peneliti pada bidang teknik bangunan maupun pendidikan teknik
20
bangunan; dan 7) menghasilkan lulusan yang dapat berwirausaha dengan bekal ilmu
teknik bangunan dengan kreativitas dan daya nalar yang baik.
D. Instrumen Akreditasi Program Studi
.Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) 4.0 dikembangkan oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sesuai dengan Permenristekdikti No.
32 Tahun 2016. Beberapa perubahan signifikan pada IAPS 4.0, yaitu: 1) Unit pengusul
akreditasi adalah Unit Pengelola Program Studi dan bukan lagi Program Studi seperti
pada instrumen yang berlaku pada masa sebelumnya; 2) IAPS 4.0 menggunakan 9
Kriteria sebagai berikut: a) Visi, Misi, Tujuan dan Strategi; b) Tata Pamong, Tata
Kelola dan Kerjasama; c) Mahasiswa; d) Sumber Daya Manusia; e) Keuangan, Sarana
dan Prasarana; f) Pendidikan; g) Penelitian; h) Pengabdian kepada Masyarakat; dan i)
Luaran dan Capaian Tridharma. Secara keseluruhan mengukur tingkat ketercapaian
dan/atau pelampauan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan standar yang ditetapkan
oleh masing-masing perguruan tinggi.
IAPS 4.0 berorientasi pada output dan outcome. Pengukuran mutu lebih
dititikberatkan pada aspek proses, output dan outcome, sementara instrumen
sebelumnya lebih banyak mengukur aspek input. IAPS 4.0 terdiri dari Laporan Evaluasi
Diri (LED) dan Laporan Kinerja Akademik (LKA). Laporan Evaluasi Diri yang
menggambarkan status dan analisis capaian masing-masing kriteria. Unit pengelola
program studi diharapkan mampu menemukenali kekuatan yang dimiliki serta aspek
yang perlu mendapat perbaikan di program studi yang diusulkan akreditasinya. Laporan
Kinerja Akademik (LKA) yang memuat data capaian indikator kinerja program studi,
yang secara bertahap akan diintegrasikan dengan PD-Dikti. Hasil akreditasi dengan
IAPS 4.0 akan dinyatakan dalam bentuk status akreditasi dan peringkat terakreditasi
sebagai berikut. Status akreditasi : Terakreditasi atau Tidak Terakreditasi. Peringkat
Terakreditasi : Baik, Baik Sekali, Unggul.
Instrumen akreditasi Program Studi disusun berdasarkan: • jenis pendidikan,
yaitu vokasi, akademik, profesi; • program pendidikan, yaitu program diploma,
sarjana, sarjana terapan, magister, magister terapan, profesi, spesialis, doktor, dan
doktor terapan; • modus pembelajaran, yaitu tatap muka dan jarak jauh; dan • hal-hal
khusus. Instrumen akreditasi Perguruan Tinggi disusun berdasarkan pengelolaan
21
perguruan tinggi, yaitu: • perguruan tinggi swasta, • perguruan tinggi negeri, •
perguruan tinggi negeri denganpola pengelolaan keuangan badan layanan umum, atau
• perguruan tinggi negeri badan hukum.
Akreditasi yang dilakukan berbasis Outcome-based Accreditation. Maksudnya
adalah pada akreditasi program studi (APS) berfokus pada ketercapaian capaian
pembelajaran lulusan. Sedangkan pada akreditasi perguruan tinggi (APT) adalah
ketercapaian visi, misi, dan tujuan perguruan tinggi. Outcome-based accreditation tidak
diartikan sebagai penilaian luaran dan outcome penyelenggaraan program studi atau
perguruan tinggi saja, namun juga menilai pemenuhan SN-Dikti yang menyangkut
input dan proses. Oleh karena itu penilaian akreditasi harus mencakup Input – Proses –
Output – Outcome dari penyelenggaraan program studi dan perguruan tinggi. Bobot
penilaian ditetapkan dengan prioritas tertinggi (bobot tertinggi) pada aspek luaran dan
capaian (outputs dan outcomes) diikuti aspek proses dan input.
22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian ini muncul karena terjadi
perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala. Dalam
paradigma ini realitas sosial dipandang sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks,
dinamis dan penuh makna. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi.
B. Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, dapat dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
a) Identifikasi data dan informasi yang dibutuhkan
Data dan informasi minimal yang dibutuhkan, dapat dilihat baik pada Laporan
Kinerja Program Studi (LKPS) maupun dalam cakupan LED. Selain identifikasi data
dan informasi yang dibutuhkan, diperlukan juga identifikasi dimana data dan
informasi tersebut bisa didapatkan.
b) Validasi data dan informasi
Data dan informasi yang didapatkan harus divalidasi agar data dan informasi yang
didapat tersebut dapat diyakini kebenarannya (sahih).
c) Pengelompokan data dan informasi
Data dan informasi yang didapatkan dan telah diyakini kebenarannya, maka
dikelompok-kelompokkan sesuai tabel dalam LKPS/LED, sehingga mudah untuk
diinterpretasikan/dianalisis.
d) Pengecekan konsistensi data dan informasi
Setelah dikelompok-kelompokkan, konsistensi antara kelompok data harus dicek
konsistensinya. Ketika terjadi ketidak-konsistenan antar kelompok data, maka harus
dilakukan pengumpulan data ulang. Ketidak-konsistenan data bisa terjadi,
23
diantaranya akibat (1) cara pengumpulan data yang tidak sistematik dan tidak teliti,
(2) tidak dilakukan proses validasi data.
e) Analisis awal atau interprestasi tabel
Data dapat dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu (1) data profil dan (2) data
kinerja. Data profil adalah data yang diambil saat itu, sedangkan data kinerja adalah
data yang diambil dalam kurun waktu tertentu. Data kinerja adalah sederetan data
profil yang disusun berdasarkan waktu pengambilan data profil tersebut.
Untuk data profil, interpretasi dilakukan dengan membandingkan antara data
tersebut dan indikator kinerja UPPS dan program studi, yang merupakan standar
yang ingin dicapai. Kesimpulan dari interpretasi tersebut, umumnya adalah gradasi
buruk sampai dengan baik. Dikatakan baik, apabila profil data sesuai atau melebihi
standar yang diacu, demikian juga sebaliknya. Untuk data kinerja, yang harus
dicermati adalah kecenderungan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Perlu
diprediksi kelanjutan kecenderungan tersebut di masa mendatang.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik analisis
SWOT, analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi
yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis SWOT yang digunakan
menggunakan model kualitatif.Analisis SWOT ini memiliki 4 (empat) komponen
dasar dalam menganalisis suatu masalah yang dihadapi, yaitu :
1. S = Strength, adalah situasi atau kondisi kekuatan dari organisasi atau program
pada saat dilakukan penelitian.
2. W = Weakness, adalah situasi atau kondisi kelemahan dari organisasi atau
program pada saat dilakukan penelitian.
3. O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang bagi organisasi untuk berkembang di
masa depan.
4. T = Threat, adalah stituasi atau kondisi yang merupkan ancaman bagi organisasi
yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi
di masa depan.
24
Penggunaan metode ini nantinya akan menghasilkan analisis dan pilihan strategis
(strategic analysis and choices) yang dapat digunakan untuk menentukan faktor
penentu keberhasilan dan faktor ancaman kegagalan.
Sebelum dilakukan SWOT, masing-masing indikator pada Indikator Kinerja Utama
(IKU) akan diukur sesuai rubrik penilaian pada lampiran 6.a Peraturan BAN PT No.5
Tahun 2019 tentang Instrumen Akreditasi Program Studi. Skala penilaian berada pada
rentang 0 sampai 4.
D. Bagan Alir Penyusunan LED
(sumber: Draft Panduan Penyusunan Laporan Evaluasi Diri (2019) hal: 9 – 10)
Gambar 2. Diagram Pelaksanaan Penyusunan Laporan Evaluasi Diri
Penetapan Tim Penyusun (Task Force)
Penyusunan Jadwal Kerja Tim Task Force
Pembagian Kerja
Pengumpulan dan Analisis Data
Penulisan Laporan Evaluasi Diri
Sosialisasi Laporan Evaluasi Diri
Perbaikan Laporan Evaluasi Diri
25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dijabarkan dalam bentuk tabel yang sesuai dengan format IAPS 4.0
dalam hal ini yang dijabarkan adalah elemen: Mahasiswa, Sumber Daya Manusia (SDM),
Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat. Hasil penelitian mengacu pada
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan indikator-indikator penjabarannya. Secara detail hal
tersebut dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Elemen, IKU, dan Indikator yang Dianalisis
No. Elemen
Indikator
Kinerja Utama
(IKU)
Indikator Tabel
1. Mahasiswa Kualitas Input
Mahasiswa
Metode Rekrutmen dan
Keketatan Seleksi
Tabel 2.a LKPS
Daya Tarik
Program Studi
Peningkatan Animo Calon
Mahasiswa
Tabel 2.a LKPS
Mahasiswa Asing Tabel 2.b LKPS
Layanan
Kemahasiswaan
Ketersediaan Layanan
Mahasiswa
Akses dan Mutu Layanan
Kemahasiswaan
2. Sumber Daya
Manusia (SDM)
Profil Dosen Kecukupan Jumlah DTPS Tabel 3.a.1 LKPS
Kualifikasi Akademik
DTPS
Tabel 3.a.1 LKPS
Jabatan Akademik Tabel 3.a.1 LKPS
Rasio Jumlah Mahasiswa
Program Studi terhadap
jumlah DTPS
Tabel 2.a LKPS
Tabel 3.a.1 LKPS
Penugasan DTPS sebagai
Pembimbing Utama Tugas
Akhir Mahasiswa
Tabel 3.a.2 LKPS
Ekuivalensi Waktu
Mengajar Penuh DTPS
Tabel 3.a.3 LKPS
Tabel 3.a.4 LKPS
Kinerja Dosen Pengakuan/ Rekognisi atas
Kepakaran/ Prestasi/
Kinerja DTPS
Tabel 3.b.1 LKPS
Kegiatan Penelitian DTPS
yang Relevan dengan
Bidang Program Studi
Tabel 3.b.2 LKPS
26
Kegiatan PkM DTPS yang
Relevan dengan Bidang
Program Studi
Tabel 3.b.3 LKPS
Publikasi Ilmiah dengan
Tema yang Relevan
Tabel 3.b.4 LKPS
Artikel karya ilmiah DTPS
yang disitasi
Tabel 3.b.5 LKPS
Luaran Penelitian dan
PkM yang dihasilkan
DTPS
Tabel 3.b.7 LKPS
Pengembangan
Dosen
Upaya Pengembangan
Dosen
Tenaga
Kependidikan
Kualifikasi dan kecukupan
tenaga kependidikan
berdasarkan jenis
pekerjaannya
Kualifikasi dan kecukupan
laboran untuk mendukung
proses pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan
program studi.
3. Pendidikan Pelaksanaan
Proses
Pembelajaran
Pembelajaran yang
dilaksanakan dalam
bentuk praktikum, praktik
studio, praktik bengkel,
atau praktik lapangan.
Tabel 5.a LKPS
Integrasi
kegiatan
penelitian dan
PkM dalam
pembelajaran
Integrasi kegiatan
penelitian dan PkM dalam
pembelajaran
Tabel 5.b LKPS
Kepuasan
Mahasiswa
Tingkat kepuasan
mahasiswa terhadap
proses pendidikan.
Tabel 5.c LKPS
3. Penelitian Relevansi
Penelitian
Relevansi Penelitian pada
UPPS mencakup 4 unsur
Penelitian
Dosen dan
Mahasiswa
Penelitian DTPS yang
dalam pelaksanaannya
melibatkan mahasiswa
program studi
Tabel 6.a LKPS
4. Pengabdian
kepada
Masyarakat
Relevansi PkM Relevansi PkM pada
UPPS mencakup 4 unsur
27
PkM Dosen dan
Mahasiswa
PkM DTPS yang dalam
pelaksanaannya
melibatkan mahasiswa
program studi
Tabel 7 LKPS
A.1. Mahasiswa
Pada elemen mahasiswa terdapat tiga IKU yang dijabarkan dalam lima indikator, yaitu:
Metode Rekrutmen dan Keketatan Seleksi, Peningkatan Animo Calon Mahasiswa, Mahasiswa
Asing, Ketersediaan Layanan Mahasiswa, Akses dan Mutu Layanan Kemahasiswaan. IKU
pertama mengenai Kualitas Input Mahasiswa akan dijelaskan pada tabel di bawah ini
Tabel 3. Seleksi Mahasiswa
Tahun Akademik
Daya Tampung
Jumlah Calon Mahasiswa
Jumlah Mahasiswa Baru
Jumlah Mahasiswa Aktif
Pendaftar Lulus
Seleksi Reguler Transfer*) Reguler Transfer*)
1 2 3 4 5 6 7 8
2015 90 1741 104 104 89
2016 90 1534 115 115 88
2017 90 1625 94 85 81
2018 90 1105 94 86 76
2019 90 953 95 88 85
Jumlah 6958 502 478 0 419
Tabel di atas menunjukkan jumlah pendaftar prodi S1 PVKB dari tahun 2015 – 2019
semakin menurun sementara daya tamping tetap. Jika ditinjau berdasarkan rasio perbandingan
antara jumlah pendaftar dan jumlah yang lulus seleksi yaitu 1 : 14. Hal ini berarti bahwa prodi
S1 PVKB termasuk prodi yang cukup ketat dalam proses seleksi mahasiswa. Namun yang patut
disayangkan belum ada mahasiswa asing di prodi S1 PVKB sehingga perlu dilakukan upaya
untuk menarik minat mahasiswa asing untuk kuliah di prodi S1 PVKB.
Ditinjau berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terdiri dari: a) Kualitas Input
Mahasiswa; b) Daya Tarik Program Studi; dan c) Layanan Kemahasiswaan. IKU pertama
terdiri dari satu indikator yaitu Metode Rekrutmen dan Keketatan Seleksi. Prodi S1 PVKB FT-
UNJ berada pada skor 4 karena rasio ≥ 5, dalam hal ini rasionya 14. IKU kedua, yaitu Daya
Tarik Program Studi terdiri dari dua indikator, yaitu: Animo Calon Mahasiswa dan Mahasiswa
Asing. Animo calon mahasiswa yang mendaftar di prodi S1 PVKB FT-UNJ dapat digambarkan
pada grafik di bawah ini.
28
Gambar 3. Grafik Jumlah Pendaftar Prodi S1 PVKB selama 5 tahun Terakhir
Grafik di atas menunjukkan animo jumlah pendaftar prodi S1 PVKB selama 5 tahun
terakhir. Terjadi kenaikan pada tahun 2016 – 2017 namun sejak 2017 – 2019 trennya menurun.
UPPS dalam hal ini FT UNJ telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan animo calon
mahasiswa, seperti: aktif bekerja sama dengan Humas UNJ dalam kegiatan UNJ Info Day,
mengadakan FT Expo, berupa pameran hasil karya tiap prodi, dan aktif menyebarkan berita
serta video kegiatan di sosial media. Selain itu, UPPS juga bekerja sama dengan beberapa SMK
di wilayah Jabodetabek baik dalam hal praktik mengajar bagi mahasiswa maupun kegiatan
pengabdian masyarakat. Pada indikator peningkatan calon animo mahasiswa, prodi S1 PVKB
berada pada skor 1. Adapun mahasiswa asing tidak ada di Prodi S1 PVKB sehingga berada
pada skor 1.
IKU ketiga Layanan Kemahasiswaan terdiri atas dua indikator, yaitu: (1) Ketersediaan
layanan kemahasiswaan di bidang: penalaran, minat, dan bakat, kesejahteraan, serta bimbingan
karir dan kewirausahaan. (2) Akses dan mutu layanan mahasiswa. Layanan kemahasiswaan
secara umum dikelola oleh universitas. Di UNJ terdadapat beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) yang menyediakan layanan kemahasiswaa baik di bidang penalaran, seperti: Lembaga
Kajian Mahasiswa (LKM) dan Kelompok Peneliti Muda (KPM), bidang minat, seperti:
Kelompok Mahasiswa Peminat Fotografi (KMPF), Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Eka
Citra, dan Badan Penyelenggara Radio Siaran (BPRS) Educational Radio (ERAFM-UNJ),
bidang bakat, seperti: Unit Kesenian Mahasiswa (UKM), Sinematografi Mahasiswa dan
Televisi UNJ (Sigma TV UNJ), Didaktika, dan Koperasi Mahasiswa. Layanan kemahasiswaan
di bidang kesejahteraan juga terdapat di UNJ, seperti: UPT Layanan Bimbingan dan Konseling,
Forum Bidik Misi UNJ, dan UPT Klinik Pratama UNJ. Layanan kemahasiswaan di bidang
0
500
1000
1500
2000
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Pendaftar
Jumlah Pendaftar
29
bimbingan karir disediakan oleh Bursa Kerja Khusus (BKK) UNJ sedangkan di bidang
kewirausahaan disediakan oleh beberapa lembaga kemahasiswaan, seperti: Departemen
Kewirausahaan BEM, penerima PKM-K, dan penerima PMW UNJ. Layanan-layanan ini dapat
mudah diakses dan memiliki mutu layanan yang baik pada masing-masing bidang. Oleh karena
itu IKU Layanan Kemahasiswaan berada pada skor 4.
Simpulan elemen mahasiswa dari aspek kekuatan (strengths): 1) Keketatan seleksi; 2)
Ketersediaan layanan kemahasiswaan; dan 3) Akses dan mutu layanan kemahasiswaan. Dari
aspek kelemahan (weaknesses): 1) Animo calon mahasiswa yang menurun; dan 2) Tidak
adanya mahasiswa asing. Selanjutnya ancaman (threats): 1) Kurang diminatinya program studi
Pendidikan Vokasional karena bergelar S.Pd; 2) Kurangnya kerja sama internasional. Pada
aspek peluang (opportunities): 1) Disahkannya klub-klub di lingkup prodi untuk menyediakan
layanan kemahasiswaan di bidang penalaran, minat, dan bakat; 2) Daya tampung yang akan
dikurangi karena menyesuaikan dengan rasio mahasiswa dosen sehingga keketatan seleksi
diharpkan tetap terjaga. UPPS, dalam hal ini FT-UNJ dan Prodi S1 PVKB akan terus
melakukan pembenahan dalam hal Kualitas Input Mahasiswa, Daya Tarik Program Studi, dan
Layanan Kemahasiswaan.
A.2. Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM yang dimaksud adalah dosen pada program studi S1 PVKB. Pada elemen SDM
terdapat empat IKU yang dijabarkan dalam lima belas indikator. IKU pertama, Profil Dosen
terdiri dari enam indikator, yaitu: 1) Kecukupan Jumlah DTPS; 2) Kualifikasi Akademik
DTPS; 3) Jabatan Akademik; 4) Rasio Jumlah Mahasiswa Program Studi terhadap jumlah
DTPS; 5) Penugasan DTPS sebagai Pembimbing Utama Tugas Akhir Mahasiswa; dan 6)
Ekuivalensi Waktu Mengajar Penuh DTPS. Hal-hal ini dijelaskan pada tabel-tabel di bawah
ini.
30
No. Nama Dosen NIDN/NIDK
Pendidikan Pasca Sarjana
Bidang Keahlian
Kesesuaian dengan
Kompetensi Inti PS
Jabatan Akademik
Sertifikat Pendidik
Profesional
Mata Kuliah yang Diampu pada PS yang Diakreditasi
Kesesuaian Bidang
Keahlian dengan Mata Kuliah yang
Diampu
Mata Kuliah yang Diampu pada PS Lain
Magister/ Magister Terapan/ Spesialis
Doktor/ Doktor Terapan/ Spesialis
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
1 Dra. Daryati, MT
0010045909 S2 Rekayasa Pertambangan
Pendidikan dan Teknik
V Lektor Kepala
101103703105
Struktur Beton I, Praktik Mekanika Tanah I, Teknik Penyehatan
V
Pengujian Tanah, Struktur Beton I, Praktik Batu Beton II
2 Dra. Rosmawita Saleh, M. Pd
0003016005
S2 Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Pendidikan, Teknik, dan Lingkungan Hidup
V Lektor Kepala
101103703115
Konstruksi Bangunan I, Konstruksi Bangunan II, Praktik Batu, Desain Interior
V Praktik Batu/Beton I
3 Drs. Prihantono, ST, M. Eng
0004116107 S2 Teknik Sipil Teknik Sipil V Lektor 12100103714586
Perawatan Gedung, Ilmu Ukir Tanah I, Ilmu Bahan Bangunan
V
Praktik Teknologi Beton, Praktik Batu/Beton II
4 Dr. Tuti Iriani, M. Si
0023026403 S2 Ilmu Komunikasi
S3 Human Communication
Pendidikan, Komunikasi, dan Pembelajaran
V Lektor Kepala
11100103712361
Pengembangan Peserta Didik, Perencanaan Pembelajaran, Kompetensi Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran
V Psikologi Komunikasi
Tabel 4. Dosen Tetap Perguruan Tinggi
31
5 Drs. Santoso Sri Handoyo, MT
0002126405 S2 Rekayasa Pertambangan
Pendidikan dan Teknik
V Lektor Kepala
101103703107
Mekanika Tanah, Konstruksi Bangunan, Kompetensi Pembelajaran, PTM/Jalan Raya
V
Mekanika Tanah, Desain Jalan, Metode Observasi & Pelaporan
6 Drs. Arris Maulana, ST, MT
0011076506 S2 Teknik Sipil Teknik Sipil V Lektor 101103703116
Hidrologi, Hidrolika, Drainase Perkotaan, Program Analisis Struktur, Menggambar Teknik II dan CAD
V Kewirausahaan
7 R. Eka Murtinugraha, M. Pd
0016036706 S2 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Pendidikan Kejuruan
V Lektor 11100103709219
Kewirausahaan, K3, RAB, Filsafat Ilmu, Metodologi Penelitian, Statistika, Teori/Praktik Plumbing, Struktur Kayu I, Struktur Kayu II, Perawatan Gedung, Fisika Dasar
V
32
8 Kusno Adi Sambowo, ST, Ph. D
0026106902 Transfer Report
S3 Teknik Sipil Material V Lektor 101102710982
Praktik Uji Bahan, Ilmu Bahan Bangunan, Bahasa Inggris Teknik
V
Pengujian Bahan Bangunan, Forensik Struktur, Analisa Rekayasa Bahan Bangunan, Teknologi Beton I
9 Sittati Musalamah, MT
0004117307 S2 Teknik Sipil Struktur dan Material Bangunan
V Lektor 14100103700978
Mekanika Teknik I, Mekanika Teknik II, Mekanika Teknik III, Struktur Beton II, Mekanika Bahan
V Mekanika Bahan
10 Anisah, MT 0021087505 S2 Teknik Sipil Teknik dan Teknologi Bahan
V Lektor 11100103701088
Mekanika Teknik I, Ekonomi Teknik, Kewirausahaan, Program Aplikasi MK, Praktik Uji Bahan, Manajemen Konstruksi, Teknologi Beton
V Pengujian Bahan Bangunan,
33
11 Dr. Riyan Arthur, M. Pd
0025018203 S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Pengukuran dan Evaluasi Pembelajaran
V Lektor 15100103706505
Matematika Dasar I, Penelitian Pendidikan, Evaluasi Pembelajaran, Strategi dan Media Pembelajaran, Manajemen Pendidikan Vokasi, Fisika Terapan
V
12 Ririt Aprilin S, M. Sc. Eng
0007128401 S2 Construction Engineering
Teknik Sipil V Asisten
Ahli 18100103705296
Struktur Baja I, Struktur Baja II, Mekanika Teknik II, Mekanika Teknik III, Teknik Pondasi I, Teknik Pondasi II, Bahasa Inggris Teknik
V PSG & Rekayasa Gempa
13 M. Agphin Ramadhan, M. Pd
0016049004 S2 Pendidikan Teknologi Kejuruan
Pendidikan Kejuruan
V Tenaga
Pengajar
Teori/Praktik Plumbing, Struktur Kayu, Fisika Dasar
V
Kewirausahaan, K3, Pengantar Manajemen, Pemeliharaan Sarana Prasarana Transportasi
34
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Indikator Kecukupan Jumlah DTPS
berada pada skor 4 karena NDTPS ≥ 12. Dosen S1 PVKB terdapat 13 orang yang terdiri dari
3 orang doktor dan 10 orang magister. Atinya baru 23% dosen tetap S1 PVKB yang
berpendidikan doktor. Berdasarkan kondisi tersebut maka Indikator Kualifikasi Akademik
DTPS berada pada skor 2,92. Jika ditinjau dari jabatan akademiknya dari 13 orang dosen yang
merupakan lektor kepala 4 orang, lektor 7 orang, asisten ahli 1 orang, dan tenaga pengajar 1
orang sehingga pada Indikator Jabatan Akademik DTPS mendapat skor 4. Jika ditinjau
terhadap rasio jumlah mahasiswa aktif pada tahun 2019 dengan jumlah dosen tetap, maka 419
: 13 = 32,23. Rasio yang disyaratkan yaitu 25 untuk prodi kelompok sains dan teknologi dan
35 untuk prodi kelompok sosial dan humaniora. Oleh karena itu skor pada indikator ini 1,10.
Indikator mengenai Penugasan DTPS sebagai pembimbing utama tugas akhir dijelaskan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 5. Dosen Pembimbing Utama Tugas Akhir
No. Nama Dosen
Jumlah Mahasiswa yang Dibimbing
Rata-rata Jumlah Bimbingan di semua Program/ Semester
pada PS yang Diakreditasi
pada PS Lain pada Program yang sama di PT
TS-2
TS-1
TS Rata-rata
TS-2 TS-1 TS Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Dra. Daryati, MT 8 21 17 15.3 0 0 0 0.0 7.7
2 Dra. Rosmawita Saleh, M. Pd
6 6 7 6.3 0 0 0 0.0 3.2
3 Drs. Prihantono, ST, M. Eng
10 13 9 10.7 4 0 0 1.3 6.0
4 Dr. Tuti Iriani, M. Si
1 9 5 5.0 0 0 0 0.0 2.5
5 Drs. Santoso Sri Handoyo, MT
2 6 4 4.0 0 0 3 1.0 2.5
6 Drs. Arris Maulana, ST, MT
6 10 8 8.0 2 0 2 1.3 4.7
7 R. Eka Murtinugraha, M. Pd
9 7 5 7.0 0 0 0 0.0 3.5
8 Kusno Adi Sambowo, ST, Ph. D
0 0 16 5.3 0 0 4 1.3 3.3
9 Sittati Musalamah, MT
7 5 3 5.0 1 0 0 0.3 2.7
10 Anisah, MT 10 14 13 12.3 4 3 6 4.3 8.3
11 Dr. Riyan Arthur, M. Pd
5 13 10 9.3 0 0 0 0.0 4.7
35
12 Ririt Aprilin S, M. Sc. Eng
4 2 8 4.7 2 0 3 1.7 3.2
13 M. Agphin Ramadhan, M. Pd
0 0 5 1.7 0 0 0 0.0 0.8
Tabel di atas menunjukkan rata-rata jumlah mahasiswa bimbingan, baik pada prodi S1
PVKB, maupun di prodi lain dalam hal ini di prodi D3 Teknik Sipil. Berdasarkan data di atas
rata-rata dosen tetap S1 PVKB memiliki 4 mahasiswa bimbingan, baik dari prodi S1 PVKB
maupun dari D3 Teknik Sipil selama dua tahun terakhir (2017 – 2019). Terdapat 7 dosen dari
13 dosen tetap S1 PVKB yang selama dua tahun terakhir memiliki mahasiswa bimbingan dari
D3 Teknik Sipil. Hal ini disebabkan dosen dengan latar belakang keteknikan sangat relevan
membimbing mahasiswa D3 Teknik Sipil sehingga tidak semua dosen tetap S1 PVKB
memiliki kesempatan yang sama.
Jika dihitung rata-rata jumlah mahasiswa bimbingan yang berasal dari prodi S1 PVKB
saja, maka dosen tetap S1 PVKB memiliki 7 mahasiswa bimbingan selama 2017 – 2019. Data
pada tabel di atas menunjukkan bahwa belum meratanya jumlah mahasiswa bimbingan. Hal ini
dapat dilihat pada histogram di bawah ini.
Gambar 4. Histogram Rata-Rata Jumlah Mahasiswa Bimbingan
Hal ini disebabkan tren penelitian skripsi mahasiswa selama dua tahun terakhir lebih
mengarah pada bidang keteknikan, khususnya material dan teknologi bahan. Oleh karena itu
dosen dengan keahlian tersebut lebih banyak memiliki mahasiswa bimbingan. Pada indikator
36
ini skor yang diperoleh 4 karena rasio ≤ 6. Indikator mengenai Ekuivalensi Waktu Mengajar
Penuh DTPS dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Ekuivalen Waktu Mengajar Penuh (EWMP) Dosen Tetap Perguruan Tinggi
No. Nama Dosen
(DT) DTPS
Ekuivalen Waktu Mengajar Penuh (EWMP) pada saat TS dalam satuan kredit semester (sks)
Jumlah (sks)
Rata-rata per
Semester (sks)
Pendidikan: Pembelajaran dan Pembimbingan
Penelitian PkM
Tugas Tambahan dan/atau
Penunjang PS yang
Diakreditasi
PS Lain
di dalam
PT
PS Lain
di luar PT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Dra. Daryati, MT
V 21 10 2 1 29.09 63.09 31.54
2 Dra. Rosmawita Saleh, M. Pd
V 23 4 2 1 8.96 38.96 19.48
3 Drs. Prihantono, ST, M. Eng
V 15 4 2 1 22.76 44.76 22.38
4 Dr. Tuti Iriani, M. Si
V 21 3 6 2 13.53 45.53 22.76
5 Drs. Santoso Sri Handoyo, MT
V 24 9 1 1 10.14 45.14 22.57
6 Drs. Arris Maulana, ST, MT
V 28 2 2 1 17.06 50.06 25.03
7 R. Eka Murtinugraha, M. Pd
V 40 4 1 22.08 67.08 33.54
8 Kusno Adi Sambowo, ST, Ph. D
V 15 14 4 1 18.92 52.92 26.46
9 Sittati Musalamah, MT
V 21 8 1 1 7.11 38.11 19.06
10 Anisah, MT V 34 4 2 1 31.85 72.85 36.42
11 Dr. Riyan Arthur, M. Pd
V 44.55 6 14.5 1 1.40 67.45 33.73
12 Ririt Aprilin S, M. Sc. Eng
V 29 2 2 1 13.30 47.30 23.65
13 M. Agphin Ramadhan, M. Pd
V 14 14 2 1 48.20 79.20 39.60
37
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata Ekuivalen Waktu Mengajar Penuh (EWMP)
dosen tetap S1 PVKB sejumlah 27,4 SKS. Tabel di bawah ini menunjukkan nilai rata-rata
EWMP jika ditinjau berdasarkan masing-masing komponen.
Tabel 7. Rata-Rata EWMP Berdasarkan Masing-Masing Komponen
No. Komponen Rata-Rata (SKS)
1. Pendidikan: Pembelajaran dan Pembimbingan 31,50
2. Penelitian 3,42
3. Pengabdian kepada Masyarakat 1,07
4. Tugas Tambahan 18,79
Secara umum, dosen tetap S1 PVKB telah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Ditinjau berdasarkan bebannya maka pendidikan dan tugas tambahan menjadi komponen yang
paling banyak dilakukan. Skor yang didapat pada indikator ini 0 karena EWMP > 18 SKS.
IKU kedua mengenai Kinerja Dosen, terdiri dari 6 indikator, yaitu: 1) Pengakuan/ Rekognisi
atas Kepakaran/ Prestasi/ Kinerja DTPS; 2) Kegiatan Penelitian DTPS yang Relevan dengan
Bidang Program Studi; 3) Kegiatan PkM DTPS yang Relevan dengan Bidang Program Studi;
4) Publikasi Ilmiah dengan Tema yang Relevan; 5) Artikel karya ilmiah DTPS yang disitasi;
dan 6) Luaran Penelitian dan PkM yang dihasilkan DTPS. Indikator pertama dapat dijelaskan
pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Pengakuan/Rekognisi Dosen
No. Nama Dosen Bidang
Keahlian Rekognisi dan
Bukti Pendukung
Tingkat Tahun (YYYY) Wilayah Nasional
Interna-sional
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Drs. Prihantono, ST, M. Eng
Konstruksi Bangunan
Tenaga Ahli V 2018
2 Dr. Tuti Iriani, M.Si
Komunikasi Narasumber V 2019
3 Drs. Santoso Sri Handoyo, MT
Konstruksi Bangunan
Tenaga Ahli V 2018
4 Drs. Arris Maulana, ST, MT
Konstruksi Bangunan
Tenaga Ahli V 2018
5
R. Eka Murtinugraha, M. Pd
Konstruksi Bangunan
Tenaga Ahli V 2018
6
Kusno Adi Sambowo, ST, Ph. D
Teknik Sipil Visiting Lecturer V 2019
7 Dr. Riyan Arthur, M. Pd
Pengukuran Narasumber V 2019
8 M. Agphin Ramadhan, M. Pd
Konstruksi Bangunan
Tenaga Ahli V 2018
38
Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa 8 dari 13 dosen tetap prodi S1
PVKB (0,615) memiliki pengakuan/ rekognisi baik sebagai tenaga ahli, narasumber, visiting
lecturer, hingga prestasi kinerja dalam tingkat wilayah dan nasional. Pengakuan/ rekognisi
dosen tetap S1 PVKB sebagian besar berasal dari kerja sama dengan Direktorat Pembinaan SD
Sub Dit. Sarana Prasarana. Dimana dosen-dosen sebagai tenaga ahli dan narasumber dalam hal
penilaian tingkat kerusakan bangunan SD. Skor pada indikator ini 4 karena rasio > 0,5.
Indikator mengenai penelitian DTPS dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Penelitian DTPS
No. Sumber Pembiayaan Jumlah Judul Penelitian
Jumlah TS-2 TS-1 TS
1 2 3 4 5 6
1 a) Perguruan tinggi b) Mandiri
12 8 12 32
2 Lembaga dalam negeri (diluar PT) 0 0 0 0
3 Lembaga luar negeri 0 0 0 0
Jumlah 12 8 12 32
Penelitian yang dilakukan oleh dosen tetap S1 PVKB selama dua tahun terakhir (2017
– 2019) pembiayaannya bersumber dari perguruan tinggi. Berdasarkan tabel di atas terdapat 32
penelitian yang telah dilakukan. Rata-rata satu orang dosen tetap S1 PVKB melaksanakan satu
penelitian tiap tahunnya. Secara rinci 32 : 3 : 13 = 0,82. Artinya dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir dosen tetap S1 PVKB menghasilkan 0,82 penelitian yang dananya bersumber dari
perguruan tinggi. Pembiayaan yang didapat dari lembaga dalam negeri dan luar negeri belum
dilakukan. Berdasarkan kondisi tersebut maka skor yang diperoleh 1,64. Indikator mengenai
Kegiatan PkM DTPS dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 10. PkM DTPS
No. Sumber Pembiayaan Jumlah Judul PkM
Jumlah TS-2 TS-1 TS
1 2 3 4 5 6
1 a) Perguruan tinggi b) Mandiri
5 6 6 17
2 Lembaga dalam negeri (diluar PT) 0 0 0 0
3 Lembaga luar negeri 0 0 0 0
Jumlah 5 6 6 17
Tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
yang dilakukan dosen tetap S1 PVKB sumber pembiayaannya berasal dari perguruan tinggi.
39
Terdapat 17 kegiatan PkM yang telah dilaksanakan. Kegiatan PkM dilaksanakan dengan
melibatkan minimal 2 orang dosen dalam satu kegiatan. Rata-rata setiap tahun prodi S1 PVKB
melaksanakan 5 – 6 kegiatan PkM. Jika dibagi berdasarkan rasio jumlah dosen tetap S1 PVKB
maka 17 : 3 : 13 = 0,43. Artinya dalam tiga tahun terakhir satu orang dosen melaksanakan 0,43
kegiatan PkM setiap tahunnya yang dananya bersumber dari perguruan tinggi. Pembiayaan
yang didapat dari lembaga dalam negeri dan luar negeri belum dilakukan. Berdasarkan kondisi
tersebut maka skor yang diperoleh 0,87. Indikator Publikasi Ilmiah DTPS dijelaskan pada tabel
di bawah ini.
Tabel 11. Publikasi Ilmiah DTPS
No. Jenis Publikasi Jumlah Judul
Jumlah TS-2 TS-1 TS
1 2 3 4 5 6
1 Jurnal penelitian tidak terakreditasi 12 12 15 39
2 Jurnal penelitian nasional terakreditasi 0 1 5 6
3 Jurnal penelitian internasional 0 0 0 0
4 Jurnal penelitian internasional bereputasi 0 0 0 0
5 Seminar wilayah/lokal/perguruan tinggi 0 0 0 0
6 Seminar nasional 0 2 3 5
7 Seminar internasional 2 11 5 18
8 Tulisan di media massa wilayah 0 0 0 0
9 Tulisan di media massa nasional 0 0 0 0
10 Tulisan di media massa internasional 0 0 0 0
Jumlah 14 26 28 68
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar publikasi yang dilakukan oleh dosen
tetap S1 PVKB melalui jurnal penelitian tidak terakreditasi, dalam hal ini Jurnal Pensil yang
dikelola sendiri oleh prodi. Kemudian, publikasi yang cukup banyak dilakukan oleh dosen tetap
S1 PVKB melalui seminar internasional. Berdasarkan kondisi tersebut publikasi dosen S1
PVKB berada pada skor 4. Indikator mengenai Artikel Ilmiah yang Disitasi dijelaskan pada
tabel di bawah ini.
40
Tabel 12. Karya Ilmiah DTPS yang Disitasi
No. Nama Dosen Judul Artikel yang Disitasi (Jurnal, Volume, Tahun, Nomor, Halaman) Jumlah Sitasi
1 2 3 4
1
Dra. Daryati, MT Hubungan Efikasi Diri Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMK Program Keahlian Teknik Bangunan Pada Mata Pelajaran Mekanika Teknik (Jurnal Pensil, Vol.7, 2018, No.1, Hal: 21-34) 1
2
Dr. Tuti Iriani, M. Si
Industrial Assessment to Technical Skills and Employability Skills Students Based on KKNI (in Jakarta Region) (Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol.7, 2017, No.3, Hal: 340-348) 1
3
Drs. Santoso Sri Handoyo, MT
Kualitas Layanan Akademik Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan Universitas Negeri Jakarta (Jurnal Pensil, Vol.7, 2018, No.2, Hal: 63-70) 1
4
Kusno Adi Sambowo, ST, Ph. D
The effect of seawater curing on the correlation between split tensile strength and modulus of rupture in high-strength concrete incorporating rice husk ash (Procedia engineering 171, 774-780)
2
5
Dr. Riyan Arthur, M. Pd
Investigating Plagiarism: The Form and the Motivation in Performing Plagiarism in High Education (Journal of Education and Learning Vol.11, 2017, No.2, Hal: 172-178)
1
6
Hubungan Efikasi Diri Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMK Program Keahlian Teknik Bangunan Pada Mata Pelajaran Mekanika Teknik (Jurnal Pensil, Vol.7, 2018, No.1, Hal: 21-34) 1
7
Evaluasi Program DIKLAT Karya Tulis Ilmiah Untuk Widyaiswara Pusbangtendik Kemdikbud (Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol.22, 2018, No.1, Hal: 35-48) 4
8
Ririt Aprilin S, M. Sc. Eng
Study of Volcanic-Ash-Impregnated-Bacteria Filler to the Compressive Strength of Concrete (MATEC Web Of Conference 138, 01014) 2
9
M. Agphin Ramadhan, M. Pd
Penataan Sistem Jalur Pejalan Kaki di Universitas Negeri Yogyakarta (Jurnal INERSIA, Vol.14, 2018, No.1, Hal: 101-117) 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 9 artikel yang telah disitasi. Jika
dibandingkan dengan rasio jumlah dosen tetap S1 PVKB, maka 9 : 13 = 0,69. Skor ini
menunjukkan bahwa sitasi artikel karya ilmiah dosen tetap S1 PVKB berada pada skor 4.
Indikator selanjutnya mengenai Luaran Penelitian dan PkM yang dihasilkan DTPS. Hal ini
dijelaskan pada tabel di bawah ini.
41
Tabel 13. Luaran Penelitian/PkM Lainnya - HKI (Hak Cipta, Desain Produk Industri, dll.)
No Luaran Penelitian dan PkM Tahun (YYYY) Keterangan
1 2 3 4
II HKI: a) Hak Cipta, b) Desain Produk Industri, c) Perlindungan Varietas Tanaman (Sertifikat Perlindungan Varietas Tanaman, Sertifikat Pelepasan Varietas, Sertifikat Pendaftaran Varietas), d) Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, e) dll.)
1 Buku Evaluasi dan Pengukuran Pembelajaran Kejuruan
2018 Nomor: EC00201824822
Tabel 14. Luaran Penelitian/PkM Lainnya - Buku ber-ISBN, Book Chapter
No Luaran Penelitian dan PkM Tahun (YYYY) Keterangan
1 2 3 4
IV Buku ber-ISBN, Book Chapter
1 Perencanaan Pembelajaran untuk Kejuruan 2019 ISBN: 978-623-218-276-9
Terdapat dua luaran penelitian dosen S1 PVKB yang telah didaftar HKI dan yang
berbentuk buku ber-ISBN. Sebenarnya sudah ada beberapa luaran hasil penelitian baik yang
bentuknya media pembelajaran, buku teks, modul, dan instrument di prodi S1 PVKB namun
belum didaftar HKI. Atas kondisi tersebut maka skor yang diperoleh pada indikator ini adalah
2,46.
IKU ketiga adalah Pengembangan Dosen yang dijabarkan pada 1 indikator yaitu Upaya
Pengembangan Dosen. Indikator ini berkaitan dengan skor yang didapat pada IKU Profil
Dosen. Jika Skor rata-rata butir Profil Dosen ≥ 3,5 , maka skor = 4. Berikut disajikan skor yang
didapat pada masing-masing IKU Profil Dosen.
Tabel 15. Skor Masing-Masing Indikator Kinerja Utama (IKU) Profil Dosen
No. Elemen IKU Indikator Skor
1. Sumber Daya
Manusia (SDM)
Profil Dosen Kecukupan Jumlah DTPS 4
2. Kualifikasi Akademik
DTPS
2,92
3. Jabatan Akademik 4
4. Rasio Jumlah Mahasiswa
Program Studi terhadap
jumlah DTPS
1,1
5. Penugasan DTPS sebagai
Pembimbing Utama Tugas
Akhir Mahasiswa
4
6. Ekuivalensi Waktu
Mengajar Penuh DTPS
0
42
Berdasarkan skor di atas didapat skor rata-rata 2,67 sehingga indikator Upaya
Pengembangan Dosen mendapatkan skor 2,67. UPPS, dalam hal ini FT UNJ telah
merencanakan dan mengembangkan DTPS mengikuti rencana pengembangan SDM UNJ
secara konsisten, seperti: penambahan dosen bagi prodi yang kekurangan dosen, program studi
lanjut S3 bagi dosen yang masih S2, pelatihan penulisan artikel ilmiah pada jurnal internasional
bereputasi, dan program percepatan guru besar.
IKU selanjutnya yaitu Tenaga Kependidikan yang dijabarkan pada dua indikator, yaitu:
Kualifikasi dan Kecukupan Tenaga Kependidikan dan Kualifikasi dan Kecukupan Laboran.
Ketersediaan tenaga kependidikan program studi S1 PVKB FT-UNJ berada di bawah
pengelolaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta sudah memadai. Fakultas Teknik
mempunyai tenaga kependidikan total sebanyak 81 yang membantu dalam proses belajar
mengajar di fakultas dengan rincian kualifikasi pendidikan SMA/SMK 42 orang, D2 3 orang,
D3 9 orang, S1 23 orang dan S2 4 orang. Jumlah ini sudah termasuk di dalamnya 11 orang
pustakawan dan 43 orang staf administrasi dan laboran.
Simpulan dari elemen SDM dari aspek kekuatan (strengths): 1) Kecukupan jumlah
DTPS, 2) Jabatan Akademik DTPS, 3) Penugasan DTPS sebagai pembimbing utama Tugas
Akhir, 4) Pengakuan Rekognisi Dosen, 5) Publikasi Ilmiah, dan 6) Artikel ilmiah yang disitasi,
7). Aspek kelemahan (weaknesses), yaitu: 1) Kualifikasi akademik DTPS, 2) Rasio jumlah
mahasiswa dosen, 3) Ekuivalensi Waktu Mengajar Penuh DTPS, 4) Kegiatan penelitian DTPS,
5) Kegiatan PkM DTPS, dan 6) Luaran penelitian dan PkM yang dihasilkan DTPS. Selanjutnya
ancaman (threats): 1) Sebagian dosen yang tidak memungkinkan untuk kuliah S3, 2)
Kekurangan jumlah dosen. 3) Kurangnya link dan kemampuan dosen untuk mencari sumber
pembiayaan penelitian dan PkM yang berasal dari luar perguruan tinggi baik dalam maupun
luar negeri, 4) Berakhirnya kerja sama dengan Direktorat Pembinaan SD dalam hal penilaian
tingkat kerusakan bangunan. Pada aspek peluang (opportunities): 1) Dua orang dosen prodi
yang akan melanjutkan S3 pada tahun 2020, 2) Daya tampung yang akan dikurangi karena
menyesuaikan dengan rasio mahasiswa dosen, 3) Rencana penambahan dosen dalam waktu
dekat, 4) Luaran penelitian yang cukup banyak namun belum didaftarkan HKI. UPPS, dalam
hal ini FT-UNJ dan Prodi S1 PVKB akan terus melakukan pembenahan dalam hal Upaya
Pengembangan Dosen dan Kualifikasi Tenaga Kependidikan dan Laboran.
43
A.3. Pendidikan
IAPS 4.0 pada elemen Pendidikan dijabarkan dalam 9 IKU. Kesembilan IKU tersebut
dijabarkan kembali menjadi 19 indikator. Pada penelitian ini dibatasi menjadi 3 IKU, yaitu: 1)
Pelaksanaan Proses Pembelajaran; 2) Integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam
pembelajaran; dan 3) Kepuasan Mahasiswa. IKU pertama mengenai Pelaksanaan Proses
Pembelajaran dalam hal ini mengenai Indikator Pembelajaran yang dilaksanakan dalam bentuk
praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan. Jika hal tersebut ≥ 20% dari
total jam pembelajaran maka skor 4. Pembelajaran dalam bentuk praktikum, praktik studio,
praktik bengkel, atau praktik lapangan di S1 PVKB tergambar pada tabel di bawah ini.
Tabel 16. Mata Kuliah Dalam Bentuk Praktikum
No. Nama Mata Kuliah Jumlah SKS Praktik Konversi Kredit ke
Jam
1. Menggambar Teknik I 2 3,33
2. Menggambar Teknik II dan CAD 2 3,33
3. Teori dan Praktik Teknologi
Beton
1 1,67
4. Praktik Batu Beton 2 3,33
5. Teori dan Praktik IUT I 1 1,67
6. Teori dan Praktik IUT II 1 1,67
7. Praktik Uji Bahan 2 3,33
8. Program Analisa Struktur 2 3,33
9. Praktik Mekanika Tanah 2 3,33
10. Praktik Kayu 2 3,33
11. Teori dan Praktik Plumbing 1,5 2,5
12. Praktik Kerja Lapangan 4 13,33
13. Praktik Keterampilan Mengajar 2 3,33
14. KKN 2 3,33
JUMLAH 44,97 jam
Jam pembelajaran total selama masa pendidikan di prodi S1 PVKB FT UNJ sejumlah
147,91 jam (Lihat Lampiran). Berdasarkan data tersebut maka pembelajaran dalam bentuk
praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan di S1 PVKB sejumlah 30,4%
dari total jam pembelajaran selama masa pendidikan. Maka skor yang diperoleh pada indikator
ini 4. Indikator Integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam pembelajaran dapat dijelaskan
pada tabel di bawah ini.
44
Tabel 17. Integrasi Kegiatan Penelitan/PkM dalam Pembelajaran
No. Judul Penelitian/PkM Nama Dosen
Mata Kuliah Bentuk Integrasi Tahun (YYYY)
1 2 3 4 5 6
1
Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Mata Kuliah Praktek Uji Bahan di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FT UNJ
Anisah, MT Praktek Uji
Bahan
Video Tutorial sebagai pendukung
pedoman pelaksanaan
praktek
2019
2 Dr. Riyan Arthur, M.Pd
Evaluasi Pembelajaran
3 Dr. Riyan Arthur, M.Pd
Penelitian Pendidikan
4 Dr. Riyan Arthur, M.Pd
Manajemen Pendidikan Vokasional
5 Dr. Riyan Arthur, M.Pd
Strategi dan Media
Pembelajaran
6 Sifat-sifat Mekanik Fiber Glass Concrete
Kusno Adi Sambowo,
PhD Teknologi Beton Materi Ajar 2019
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 6 mata kuliah yang dikembangkan berdasarkan
hasil penelitian. Oleh karena itu maka skor pada indikator ini 4. Selanjutnya pada indikator
Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Proses Pendidikan dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 18. Kepuasan Mahasiswa
No. Aspek yang Diukur
Tingkat Kepuasan Mahasiswa (%)
Rencana Tindak
Lanjut oleh UPPS/PS
Sangat Baik
Baik Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
1 Keandalan (reliability): kemampuan dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola dalam memberikan pelayanan.
47 51 1 1
2
Daya tanggap (responsiveness): kemauan dari dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola dalam membantu mahasiswa dan memberikan jasa dengan cepat.
54 43 1 1
3
Kepastian (assurance): kemampuan dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola untuk memberi keyakinan kepada mahasiswa bahwa pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan ketentuan.
41 56 2 1
45
4 Empati (empathy): kesediaan/kepedulian dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola untuk memberi perhatian kepada mahasiswa.
48 49 1 1
5 Tangible: penilaian mahasiswa terhadap kecukupan, aksesibitas, kualitas sarana dan prasarana.
57 41 1 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pada aspek reliability, responsiveness,
assurance, dan empathy berada pada kategori baik dan sangat baik. Secara keseluruhan tingkat
kepuasan mahasiswa sebesar 86,25% sehingga indikator ini mendapat skor 4.
Simpulan elemen Pendidikan dari aspek kekuatan (strengths): 1) Pembelajaran yang
dilaksanakan dalam bentuk praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan;
2) Integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam pembelajaran; 3) Tingkat kepuasan mahasiswa
terhadap proses Pendidikan; 4) Ketersediaan dan kelengkapan RPS. Aspek kelemahan
(weaknesses), yaitu: 1) Kesesuaian capaian pembelajaran dengan profil lulusan dan jenjang
KKNI/SKKNI; 2) Kedalaman dan keluasan RPS sesuai dengan capaian pembelajaran lulusan;
3) Proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian harus mengacu SN Dikti; dan 4)
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran mencakup karakteristik,
perencanaan, pelaksanaan, proses pembelajaran dan beban belajar mahasiswa untuk
memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Selanjutnya ancaman (threats): 1) Belum adanya
TPjM tingkat prodi; 2) Belum terintegrasinya kegiatan prodi dan HIMA. Pada aspek peluang
(opportunities): 1) Tingkat kepuasan mahasiswa yang cukup baik perlu dianalisis lebih lanjut
dan dilakukan tindak lanjut; 2) Penguatan mata kuliah teori dengan praktik lapangan. UPPS,
dalam hal ini FT-UNJ dan Prodi S1 PVKB akan terus melakukan pembenahan dalam hal upaya
peningkatan suasana akademik, monitoring dan evaluasi pembelajaran, dan karakteristik
proses pembelajaran.
A.4. Penelitian
Pada elemen Penelitian terdapat 2 IKU yang dijabarkan pada 2 indikator, yaitu:
Relevansi Penelitian pada UPPS mencakup 4 unsur dan Penelitian DTPS yang dalam
pelaksanaannya melibatkan mahasiswa program studi. Empat unsur yang dimaksud pada
indikator pertama adalah 1) memiliki peta jalan yang memayungi tema penelitian dosen dan
mahasiswa, 2) dosen dan mahasiswa melaksanakan penelitian sesuai dengan agenda penelitian
dosen yang merujuk kepada peta jalan penelitian. 3) melakukan evaluasi kesesuaian penelitian
46
dosen dan mahasiswa dengan peta jalan, dan 4) menggunakan hasil evaluasi untuk perbaikan
relevansi penelitian dan pengembangan keilmuan program studi. UPPS dalam hal ini FT-UNJ
sudah memiliki peta jalan yang memayungi teman penelitian dosen dan mahasiswa namun
belum semua dosen yang melaksanakan penelitian merujuk pada peta jalan tersebut. UPPS
senantiasa melakukan evaluasi untuk meningkatkan kesesuaian penelitian yang dilakukan oleh
dosen dan mahasiswa agar merujuk pada peta jalan tersebut. Kemudian, pada indikator
mengenai penelitian DTPS yang dalam pelaksanaannya melibatkan mahasiswa program studi
dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 19. Penelitian DTPS yang Melibatkan Mahasiswa
No. Nama Dosen
Tema Penelitian
sesuai Roadmap
Nama Mahasiswa Judul Kegiatan Tahun (YYYY)
1 2 3 4 5 6
1 Dra. Daryati, M.T. v Hanif
Perbaikan Tanah Ekspansif Yang Distabilisasi dengan Abu Sekam Padi
2017
2 Drs. Santoso Sri Handoyo, M.T.
v
Sekar Langit 5415120415 Hadi Sumantri 5415122823
Analisis Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan terhadap Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Program Studi Pendidikan teknik Bangunan Fakultas Teknik UNJ
2017
3 Drs. Arris Maulana, S.T., MT.
v Lisda Lismaya 5415131703
Analisis Perubahan Debit Air Kanal Banjir Timur Akibat Adanya Sodetan dari Sungai Ciliwung Ke Kanal Banjir Timur
2017
4 R. Eka Murtinugraha, S.Pd., M.Pd.
v Fatmala Kurnia Septy 5415131682
Materi Perkuliahan yang dibutuhkan ditinjau dari Kompetensi Lulusan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
2017
5 Sittati Musalamah, M.T.
v Shinta Desiyani 5415136274
Analisa Kinerja Dan Kebutuhan Bahan FLAT SLAB Dengan Dan Tanpa Balok Semu Pada Bangunan Tinggi Terhadap Beban Lateral
2017
47
6 Ririt Aprilin Sumarsono, S.T., M.Sc. Eng.
v Hendry Anjar Purwanto 5415110201
Studi Kuat Tekan Beton dengan Impregnasi Bakteri dalam ABU VULKANIK
2017
7 Drs. Arris Maulana, S.T., MT.
v Imaduddin 5415151951
Simulasi Banjir dengan Program Hec-Ras untuk Menghitung Luapan Kali Sunter
2018
8 Ririt Aprilin Sumarsono, S.T., M.Sc. Eng.
v Muhammad Aji Fajari
Perbandingan Perilaku Seismik Struktur Bangunan tidak beraturan menggunakan dilatasi dua kolom dan balok konsol
2018
9 Sittati Musalamah, M.T.
v Adriansyah 5415134213
Kinerja bangunan Tinggi tidak Beraturan Hortizontal dengan Variasi Eksentri
2018
10
Drs. Santoso Sri Handoyo, M.T. Dr. Tuti Iriani, M.Si. Ir. Erna Septiandini, M.T.
v
Rista Setiami 5415160106 Dwiky Wahyudi 5415160467
Studi tentang Kualitas Gaya Belajar dengan Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan FT UNJ
2018
11
R. Eka Murtinugraha, S.Pd., M.Pd. M. Agphin Ramadhan, S.Pd, M.Pd Drs. Prihantono, S.T., M.Eng.
v
Nida Zafarina Ulfatun Rifqi Prasetyo S Aradea
Stategi Peningkatan Akreditasi Melalui Evaluasi Diri Pada Program Studi S1
2019
12
R. Eka Murtinugraha, S.Pd., M.Pd. Sittati Musalamah, M.T.
v Hamdi Muhammad Khoir
Peningkatan Kemampuan Menyusun Skripsi Mahasiswa S1 Pendidikan teknik Bangunan FT UNJ Melalui Pengembangan MetStat 1.0
2019
13 Ririt Aprilin Sumarsono, S.T., M.Sc. Eng.
v Muhammad Adjie
Tinjauan Seismik Drift- Story Shear Bangunan Facade Spiral Akibat Variasi Sudut Balok Kantilever.
2019
48
14
Dr. Tuti Iriani, M.Si. Drs. Santoso Sri Handoyo, M.T.
v
Raka Gustinanda S 5415154423 Fauzan Yoda Akbar 5415151072
Analisis Kebutuhan Kompetensi Guru SMK berbasis pembelajaran ABAD 21 Untuk Generasi Milenial.
2019
15
Dr. Riyan Arthur, S.Pd., M.Pd.
v Amanda Lia Saraswati
Pengembangan Instrumen Kompetensi Pekerja Plambing
2019 Drs. Arris Maulana, S.T., MT.
Terdapat 15 penelitian dosen yang dalam pelaksanaannya melibatkan mahasiswa prodi selama
tiga tahun terakhir. Total penelitian yang dilakukan dosen selama tiga tahun terakhir sejumlah
35 sehingga persentase yang diperoleh 42,8%. Maka skor yang diperoleh 4.
Simpulan elemen Penelitian dari aspek kekuatan (strengths) penelitian DTPS yang
melibatkan mahasiswa. Aspek kelemahan (weaknesses), yaitu relevansi penelitian pada UPPS
belum mencapai 100%. Selanjutnya ancaman (threats) yaitu belum dipahaminya peta jalan
penelitian UPPS. Pada aspek peluang (opportunities) yaitu Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNJ akan membantu mensosialisasikan peta jalan penelitian
universitas. UPPS, dalam hal ini FT-UNJ dan Prodi S1 PVKB akan terus melakukan
pembenahan dalam hal upaya peningkatan relevansi penelitian baik oleh dosen maupun
mahasiswa.
A.5 Pengabdian kepada Masyarakat .
Elemen pengabdian kepada masyarakat terdiri dari 2 IKU yang dijabarkan dalam 2
indikator, yaitu: Relevansi PkM pada UPPS mencakup 4 unsur dan PkM DTPS yang dalam
pelaksanaannya melibatkan mahasiswa program studi. Empat unsur yang dimaksud pada
indikator pertama adalah 1) memiliki peta jalan yang memayungi tema PkM dosen dan
mahasiswa, 2) dosen dan mahasiswa melaksanakan PkM sesuai dengan agenda penelitian
dosen yang merujuk kepada peta jalan PkM. 3) melakukan evaluasi kesesuaian PkM dosen dan
mahasiswa dengan peta jalan, dan 4) menggunakan hasil evaluasi untuk perbaikan relevansi
PkM dan pengembangan keilmuan program studi. UPPS dalam hal ini FT-UNJ sudah memiliki
peta jalan yang memayungi teman PkM dosen dan mahasiswa namun belum semua dosen yang
melaksanakan PkM merujuk pada peta jalan tersebut. UPPS senantiasa melakukan evaluasi
49
untuk meningkatkan kesesuaian PkM yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa agar merujuk
pada peta jalan tersebut.
Kemudian, pada indikator mengenai PkM DTPS yang dalam pelaksanaannya melibatkan
mahasiswa program studi dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 20. PkM DTPS yang Melibatkan Mahasiswa
No Nama Dosen Tema PkM
sesuai Roadmap
Nama Mahasiswa Judul Kegiatan Tahun
1 2 3 4 5 6
1 Dr. Riyan Arthur, S.Pd., M.Pd.
v
Tri Wahyuni NIM. 5415141191 Muhamad Muklis NIM. 5415141192 Neneng Rafika Ayu NIM. 5415141194 Andi Nurrohman NIM. 5415141197
Pelatihan Penilaian Autentik Berdasarkan Kurikulum 2013 Bagi Guru di DKI Jakarta
2017
2 Drs. Arris Maulana, S.T., MT.
v
Naufal Fatahillah NIM. 5415141198 Ajeng Tiara NIM. 5415141199 Ananda NIM. 5415141200 Puji Hartono NIM. 5415141201
Perawatan Sistem Drainase Sebagai Upaya Tindakan Preventif Mencegah Banjir di Kepulauan Seribu
2017
3 R. Eka Murtinugraha, S.Pd., M.Pd.
v
Irfan Pratama NIM. 5415141202 Kevin Erin Hasner NIM. 5415141203 Huda Darussyafa NIM. 5415141204 Fiqih Khairul Fajri NIM. 5415141205
Peningkatan Pengetahuan Warga Kepulauan Seribu Untuk Mempertahankan Ekosistem Estuari
2017
4 Sittati Musalamah, M.T.
v
Galih NIM. 5415141206 Ziyada Turrizki NIM. 5415141207 Nurrakhman Noka NIM. 5415141208 Giri Wicaksono NIM. 5415141209
Pelatihan dan Matrikulasi Materi Mekanika Teknik 2 Bagi Tutor Mekanika Teknik
2017
5 Anisah, M.T. v
Sofian Ignatius NIM. 5415141877 Baarri Barr Aziiz NIM. 5415141878 Fadhil Oktariansyah NIM. 5415141879 Julia Widia Nika NIM. 5415141880
Pemanfaatan Cangkang Kerang Sebagai Bahan Pengisi Campuran Beton Untuk Bangunan Rumah Tinggal di Kepulauan Seribu
2017
6
Dr. Riyan Arthur, S.Pd., M.Pd. Dra. Daryati, M.T.
v Anggita Setiawati NIM. 5415150058 Fikri NIM. 5415150076 Ratna Tiwi Yenita
Pendampingan Dalam Pengembangan Penilaian Autentik Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Di Wilayah Binaan Tangerang Selatan
2018
50
No Nama Dosen Tema PkM
sesuai Roadmap
Nama Mahasiswa Judul Kegiatan Tahun
NIM. 5415150149 Muhammad Syahrulloh NIM. 5415150190
7
Ririt Aprilin Sumarsono, S.T., M.Sc. Eng. Sittati Musalamah, M.T.
v
Fauzi Wahyu Widianta NIM. 5415150222 Bai Yuliati Purnama NIM. 5415150356 Rifma Vivi Violina NIM. 5415150363 Adam Muhammad NIM. 5415150402
Pemanfaatan Sampah Anorganik Sebagai Upaya Menjaga Lingkungan Di Kecamatan Muara Gembong
2018
8
Drs. Santoso Sri Handoyo, M.T. Drs. Arris Maulana, S.T., MT.
v Arifin NIM. 5415150436 Yoga Sandya Putra NIM. 5415150444 Muhammad Farchan S NIM. 5415150638 Natasya NIM. 5415150669
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi
2018
9
Dr. Tuti Iriani, M.Si. M. Agphin Ramadhan, S.Pd, M.Pd
v Muchammad Fahmi T NIM. 5415151142 Mei Yuni Wulandari NIM. 5415151152 Resky Putri Ramadhan NIM. 5415151238 Dodi Supriyadi NIM. 5415151213
Pelatihan Manajemen Bank Sampah Bagi Masyarakat Di Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi
2018
10
R. Eka Murtinugraha, S.Pd., M.Pd. Anisah, M.T.
v Dimas Hafidh Ronaldo NIM. 5415150965 Hafidz NIM. 5415150770 Nurul Zaqia Putri A NIM. 5415150971 Nadia Audi Amelia NIM. 5415151012
Peningkatan Pemahaman K3 Pekerjaan Konstruksi Bagi Tukang Bangunan Di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi
2018
11
Drs. Prihantono, S.T., M.Eng. Kusno Adi Sambowo, S.T, Ph.D
v Agnes Putri Rahayu H NIM. 5415151850 Yoehananda Adjie NIM. 5415151855 Rifda Amalia NIM. 5415151944 Imaduddin NIM. 5415151951
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Perawatan Bangunan Di Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi
2018
12
Sittati Musalamah, M.T. Ririt Aprilin Sumarsono, S.T., M.Sc. Eng.
v
M. Zahdian Ramzi NIM. 5415164956 Naufal Maulana NIM. 5415164326 Sevia Chairani NIM. 5415161150 Fauzan Apriyanto NIM. 5415164139 Rafly Andi Hanafi NIM. 5415161174
Pelatihan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAIKEM) Untuk Mata Pelajaran Mekanika Teknik Di SMK Teknik Bangunan Kabupaten Bekasi
2019
51
No Nama Dosen Tema PkM
sesuai Roadmap
Nama Mahasiswa Judul Kegiatan Tahun
13
Drs. Arris Maulana, S.T., MT. M. Agphin Ramadhan, S.Pd, M.Pd
v
Mohamad Rizki Indra NIM. 5415161274 Rizqi Maulana K NIM. 5415160408 Prisma Ceila Perdana NIM. 5415162509 Elza Yunika NIM. 5415161610 Muhamad Subarkah NIM. 5415161074
Pelatihan Dasar Pegoperasian Autodesk Revit 2017 Bagi Guru SMK Teknik Bangunan Di Kabupaten Bekasi
2019
14
Anisah, M.T. Kusno Adi Sambowo, S.T, Ph.D Drs. Prihantono, S.T., M.Eng.
v
Uthia Naila Rahmah NIM. 5415165340 Rista Setiami NIM. 5415160106 Anestasya Ayunda NIM. 5415160266 M. Arin Fatkhul Huda NIM. 5415161141 Noval Abdurrahim H NIM. 5415164092
Peningkatan Pemahaman Pengelolaan Proyek Menggunakan Microsoft Project Bagi Guru SMK Teknik Bangunan Di Kabupaten Bekasi
2019
15 Dr. Tuti Iriani, M.Si. Drs. Santoso Sri Handoyo, M.T.
v
Indri Anggreyani NIM. 1503617028 Ninda Ayu Narassati NIM. 1503617056
Peningkatan Kemampuan Penyusunan RPP Kurikulum 2013 Revisi Bagi Guru SMK Teknik Bangunan Di Kabupaten Bekasi
2019
16
R. Eka Murtinugraha, S.Pd., M.Pd. Dra. Rosmawita Saleh, M.Pd.
v
Dwiky Wahyudi NIM. 5415160467 Adrian Harish NIM. 5415162383 M. Aditya Nugraha NIM. 5415162712 Fauziyah Ismahyanti NIM. 5415160458 Maliakhi NIM. 5415162755
Pelatihan Penyusunan Proposol Penelitian Pendidikan Kejuruan Bagi Guru SMK Teknik Bangunan Di Kabupaten Bekasi
2019
Terdapat 16 PkM dosen yang dalam pelaksanaannya melibatkan mahasiswa prodi selama tiga
tahun terakhir. Total PkM yang dilakukan dosen selama tiga tahun terakhir sejumlah 17
sehingga persentase yang diperoleh 94,11%. Maka skor yang diperoleh 4.
52
Simpulan elemen PkM dari aspek kekuatan (strengths) PkM DTPS yang melibatkan
mahasiswa. Aspek kelemahan (weaknesses), yaitu relevansi PkM pada UPPS belum mencapai
100%. Selanjutnya ancaman (threats) yaitu belum dipahaminya peta jalan PkM UPPS. Pada
aspek peluang (opportunities) yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
UNJ akan membantu mensosialisasikan peta jalan PkM universitas. UPPS, dalam hal ini FT-
UNJ dan Prodi S1 PVKB akan terus melakukan pembenahan dalam hal upaya peningkatan
relevansi PkM baik oleh dosen maupun mahasiswa.
B. Pembahasan
Strategi peningkatan akreditas pada Program Studi S1 PVKB dapat dilakukan melalui
perbaikan-perbaikan atas kelemahan-kelemahan pada indikator yang dijelaskan pada bagian
hasil penelitian. Usaha dalam peningkatan akreditasi prodi tentu ditunjang oleh kemampuan
UPPS dalam mengkoordinasikan kegiatan yang terintegrasi dengan apa yang telah ditentukan
oleh SN Dikti, lebih khusus mengacu pada Peraturan BAN PT No.5 Tahun 2019 tentang
Instrumen Akreditasi Program Studi. Pada elemen mahasiswa, UPPS diharapkan mampu
bekerja sama dengan universitas dan prodi-prodi di bawahnya dalam upaya meningkatkan
animo calon mahasiswa, baik dalam negeri maupun luar negeri. Upaya yang selanjutnya dapat
dilakukan, antara lain: pemberian beasiswa bagi siswa SMA/SMK berprestasi, khususnya
siswa SMK yang menjuarai LKS, kerja sama dengan negara-negara berkembang di Asia
Tenggara dalam hal pertukaran mahasiswa, kerja sama pada program dual degree sehingga
mahasiswa FT UNJ yang bergelar S.Pd lebih dipandang di dunia industri, dan revitalisasi
program D-III agar menjadi D-IV. Pada elemen SDM dosen, UPPS diharapkan mampu
menyesuaikan rasio jumlah dosen mahasiswa dengan cara penambahan jumlah dosen yang
sesuai dengan kompetensi/keilmuan prodi, mengadakan program studi lanjut bagi dosen yang
masih S2, mengadakan kerja sama internasional dalam hal pembiayaan kegiatan penelitian dan
PkM, mengadakan sosialisasi dan pelatihan bagi dosen dalam hal pendaftaran HKI, dan
peningkatan dan pengembangan kualifikasi dosen dan tenaga laboran.
Pada elemen pendidikan, strategi peningkatan akreditasi program studi dapat dilakukan
dengan cara: revitalisasi kurikulum prodi agar menyesuaikan capaian pembelajaran dengan
profil lulusan dan jenjang KKNI/ SKKNI, peningkatan kualitas proses pembelajaran,
pendokumentasian sumber belajar baik yang sifatnya online maupun offline dalam bentuk
audio visual, dibentuknya TPjM tingkat prodi yang bertugas memantau kesesuaian proses
53
terhadap rencana pembelajaran dan monitoring serta evaluasi proses pembelajaran, membuat
sistem penilaian pembelajaran yang memenuhi unsur-unsur yang disyaratkan, mengadakan
kegiatan ilmiah (kegiatan himpunan mahasiswa, kuliah umum, seminar ilmiah, dan bedah
buku) setiap bulan sekali. Pada elemen penelitian dan PkM, dosen prodi S1 PVKB diingatkan
agar melaksanakan penelitian dan PkM sesuai peta jalan penelitian yang telah ditentukan.
Dosen prodi S1 PVKB perlu dimotivasi untuk meningkatkan kemampuan dalam mencari
sumber pembiayaan penelitian dan PkM yang berasal dari luar universitas.
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah:
(1) Elemen mahasiswa mendapat skor 2,8 dengan rincian IKU pertama “Kualitas Input
Mahasiswa” dengan indikator Metode Rekrutmen dan Keketatan Seleksi skor 4. IKU
kedua “Daya Tarik Program Studi” dengan indikator: 1) Peningkatan Animo Calon
Mahasiswa skor 1; 2) Mahasiswa Asing skor 1. IKU ketiga “Layanan Kemahasiswaan”
dengan indikator: 1) Ketersediaan Layanan Mahasiswa skor 4; 2) Akses dan Mutu
Layanan Kemahasiswaan skor 4.
(2) Elemen SDM mendapat skor 2,91 dengan rincian IKU Pertama “Profil Dosen” dengan
indikator: 1) Kecukupan Jumlah DTPS skor 4; 2) Kualifikasi Akademik DTPS skor
2,92; 3) Jabatan Akademik skor 4; 4) Rasio Jumlah Mahasiswa Program Studi terhadap
jumlah DTPS skor 1,1; 5) Penugasan DTPS sebagai Pembimbing Utama Tugas Akhir
Mahasiswa skor 4; 6) Ekuivalensi Waktu Mengajar Penuh DTPS skor 0. IKU kedua
“Kinerja Dosen” dengan indikator: 1) Pengakuan/ Rekognisi atas Kepakaran/ Prestasi/
Kinerja DTPS skor 4; 2) Kegiatan Penelitian DTPS yang Relevan dengan Bidang
Program Studi skor 1,64; 3) Kegiatan PkM DTPS yang Relevan dengan Bidang
Program Studi skor 0,87; 4) Publikasi Ilmiah dengan Tema yang Relevan skor 4; 5)
Artikel karya ilmiah DTPS yang disitasi 4; 6) Luaran Penelitian dan PkM yang
dihasilkan DTPS skor 2,46. IKU ketiga “Pengembangan Dosen” dengan indikator
Upaya Pengembangan Dosen skor 2,67. IKU keempat “Tenaga kependidikan” dengan
indikator: 1) Tenaga Kependidikan Kualifikasi dan kecukupan tenaga kependidikan
berdasarkan jenis pekerjaannya skor 4; 2) Kualifikasi dan kecukupan laboran untuk
mendukung proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan program studi skor 4.
(3) Elemen Pendidikan mendapat skor 4 dengan rincian IKU pertama “Pelaksanaan Proses
Pembelajaran” dengan indikator Pembelajaran yang dilaksanakan dalam bentuk
praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan mendapat skor 4. IKU
kedua “Integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam pembelajaran” dengan indikatir
Integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam pembelajaran mendapat skor 4. IKU
ketiga “Kepuasan Mahasiswa” dengan indikator tingkat kepuasan mahasiswa terhadap
proses Pendidikan mendapat skor 4.
55
(4) Elemen penelitian mendapat skor 3,5 dengan rincian IKU pertama “Relevansi
Penelitian” dengan indikator relevansi penelitian pada UPPS mencakup 4 unsur
mendapat skor 3. IKU kedua “Penelitian Dosen dan Mahasiswa” dengan indikator
penelitian DTPS yang dalam pelaksanaannya melibatkan mahasiswa program studi
mendapat skor 4.
(5) Elemen PkM mendapat skor 3,5 dengan rincian IKU pertama “Relevansi PkM” dengan
indikator relevansi PkM pada UPPS mencakup 4 unsur mendapat skor 3. IKU kedua
“PkM Dosen dan Mahasiswa” dengan indikator PkM DTPS yang dalam
pelaksanaannya melibatkan mahasiswa program studi mendapat skor 4.
B. Saran
Adapun saran yang dapat tim peneliti berikan, yaitu: penelitian dapat
dilanjutkan dengan meneliti elemen-elemen lain, seperti: (1) Visi, Misi, Tujuan, dan
Strategi; (2) Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama; (3) Keuangan, Sarana, dan
Prasarana; dan (4) Luaran dan Capaian Tridharma. Elemen Pendidikan pada penelitian
ini sifatnya masih sangat terbatas sehingga sangat terbuka untuk dilakukan penelitian
lanjutan. Selain itu tim peneliti juga menyarankan agar dalam penelitian sejenis untuk
senantiasa menggunakan pedoman yang baku dan lebih baik jika didampingi oleh Tim
Penjamin Mutu tingkat fakultas agar penilaian dan analisis yang dilakukan lebih valid.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Cepi Safruddin Abdul Jabar (2004). Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman
Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arwildayanto (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi; Pendekatan Budaya
Kerja Dosen Profesional. Gorontalo: IDEAS.
Azorin, Maria JM (1991). Self-Assessment in Second Language Teaching: Journals. Revista Alicantina
de Estudios 4. Vol IV. 91-101
BAN-PT (2018). Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0 LED dan LKPS. Jakarta. Paparan BAN-PT.
Tidak Diterbitkan
BAN-PT (2019). Draft Panduan Penyusunan Laporan Evaluasi Diri. Jakarta. Panduan. Tidak
Diterbitkan
BAN-PT (2019). Peraturan BAN PT Nomor 5 Tahun 2019 tentang Instrumen Akreditasi Program
Studi. Jakarta. Peraturan. Tidak Diterbitkan.
Brinkerhoff, R. O. et al. (1986). Program Evaluation: A Practitioner’s Guide for Trainers and
Educators. Fourth Printing. Massachusetts: Kluwer-Nijhoff Publishing.
Brinkerhoff, Robert O., dkk (1983). Program Evaluation A Practutioner’s Guide For Trainers and
Educators. Boston : Kluwer Nijhoff Publishing, 1983
Djaali dan Pudji Muljono (2004). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Djaali, Puji Mulyono, dan Ramly (2000). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PPs UNJ.
Famolah, Bayu R (2015). Evaluasi Program Praktik Industri di Program Studi Teknik Otomotif FT
UNY. UNY. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Fatmawati, Soraya dan Muhtadi, Ali (2016). Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Program Studi
Desain Komunikasi Visual MSD Yogyakarta. IPTPI. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan. Vol
III No.1
Fitzpatrick, Jody L., James R. Sanders, dan Blaine R. Worthen (2004). Program Evaluation: Alternative
Approaches and Practical Guidelines. Boston: Pearson Education, Inc.
Gall, Meredith D., Gall, Joyce dan Borg, Walter R (2007). Educational Research: An Introduction.
New York: Pearson Education.
Hernawan, Asep H , Susilana, Rudi , Asra , dan Dewi, Laksmi (2008). Studi Evaluasi Penyelenggaraan
Program S-1 PGSD Dualmodes Universitas Pendidikan Indonesia. UPI.
L.Stufflebeam, Daniel and Anthony J.Shinkfield (2007). Evaluation Theory, Models, and
Applications. San Francisco: A Wiley Imprint
Lazwardi, Dedi (2017). Implementasi Evaluasi Program Pendidikan di Tingkat Sekolah Dasar dan
Menengah. UNU Lampung. Jurnal Al-Idarah. Vol VII No.2
Mahmudi, Ikhwan (2011). CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. UNIDA Gontor. Jurnal
At-Ta’dib. Vol VI. No.1
57
Munthe, Ashiong P (2015). Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan; Sebuah Pengantar,
Pengertian, Tujuan, dan Manfaat. UPH. Disampaikan pada Workshop Penelitian Metode
Kuantitatif dan Kualitatif 16 dan 23 Juni 2015.
Muryadi, Agustanico D (2017). Model Evaluasi Program Dalam Penelitian Evaluasi. Universitas
Tunas Pembangunan Surakarta. Jurnal Ilmiah PENJAS. Vol III No.1
Nitko, Anthony J (2001). Educational Assessment of Students. New Jersey: Prentice Hall.
Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal
Olahraga.
Oriondo, Leonora Loyola and Eleanor M. Dallo-Antonio (1994). Evaluating Educational Outcomes:
Tests, Measurement and Evaluation. Manila: Rex Book Store.Denzin, Norman K. Yvonna S.
Lincoln (2000). Handbook of Qualitative Research 2nd edition. London: Sage Publication, Inc.
International Educational Professional Publisher.
Owen, John M (1993). Program Evaluasi: Forms and Approaches. St. Leonards: Allen & Unwin Pty
Ltd.
Patton, Michael Quinn (2004). “Overview: Language Matters”. New Directions for Evaluation.
Volume 2000 Issue 86. November 2004. Diambil pada tanggal 3 Maret 2019 di
http://www3.interscience.wiley.com/journal/109752023/)
Popham, W. James (1981). Modern Educational Evaluation. Englewood Clifts, New Jersey, Prentice
Hall Inc.
Prasojo, Lantip D, Kande, Frederik A, dan Mukminin, Amirul (2018). Evaluasi Pelaksanaan Standar
Proses Pendidikan Pada SMP Negeri di Kabupaten Sleman. HEPI. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan. Vol XXII No.1
Putra, Aris T.A (2012). Evaluasi Program Pendidikan: “Pedekatan Evaluasi Program Berorientasi
Tujuan (Goal-Oriented Evaluation Approach: Ralph W. Tyler). IAIN Kendari. Jurnal Shautut
Tarbiyah. Vol V.No.1
Ristekdikti (2016). Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016 Tentang SPM Dikti. Jakarta:
Kemenristekdikti.
Rutman, Leonard (1984). Evaluation Research Methodology. New Delhi: Sage Publishing India PUT.
Ltd, 2 ed.
Sahyar dan Murhaban (2010). Pengaruh Kompetensi dan Komitmen Dosen Terhadap Kinerja Program
Studi di Pendidikan Tinggi: Studi pada Program S1 Manajemen PTS Sumatera Utara. UNIMED.
Jurnal Sosiohumaniora. Vol XII No. 2
Sawitri. S (2007). Evaluasi Program Pelatihan Ketrampilan Membuat Hiasan Busana dengan Teknik
Pemasangan Payet Bagi Pemilik dan Karyawan Modiste di Kecamatan Gunungpati Semarang.
Yogyakarta: PPs UNY.
Scriven, Michael (1976). “The Intellectual Dimensions of Evaluation Research”. makalah yang
dipresentasikan dalam Northwest Research and Evaluation Conference. Seattle. 1976 (http://
www.google.co.id/Michael.Scriven/The.Intellectual.Dimensionsof.Evaluation+Research)
Star Project (2006). Study Design for Program Evaluation. Sydney: JBS International, Inc.
58
Stufflebeam, D. L. (1973). Toward A Science of Educational Evaluation. Englewood Cliffs, NJ:
Educational Technology Publications.
Stufflebeam, Daniel L., dan Anthony J. Shinkfield (1986). Systematic Evaluation: A Self-Instructional
Guide to Theory and Practice. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing.
Subari (2008). Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar. Jakarta. Bumi
Aksara.
Sudijono, Anas (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sugiyono (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&.
Bandung: Alfabeta
Tassmer, Martin (1995). Planning and Conductioning Formatif Evaluation. London : Kogan Page.
Thorndike, R.L and E.P. Hagen (1991). Measurement and Evaluation in Psychology and Education.
New York : MacMillan Publishing Company.
Tutik, Agustina , Sari, Synthia A, dan Prabowo, Hartiwi (2006). Perancangan Model Evaluasi Diri
Dosen. Ubinus. Jurnal Winners. Vol VII No.2
Tyler, Ralph W (1973). Basic Principles Of Curriculum And Instruction. London; The University
of Chicago Press.
UNJ (2017). Buku Pedoman Akademik. UNJ. Jakarta. Tidak Diterbitkan.
Wibowo, Wahyu. (2004), Membangun Kultur Perusahaan Melalui Kesadaran Komunikasi Adab.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wiersma, William, dan Stephen G. Jurs (1990). Educational Measurement and Testing. Massachusetts.
Wirawan (2011). Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Yarbrough, Donald B., et. Al (2010). Joint Committee on Standards for Educational Evaluation: The
Program Standards: A Guide for Evaluators and Evaluation Users. California: Sage Publication.
59
LAMPIRAN