9
LAPORAN PENGENDALIAN VEKTOR PENGAMBILAN SAMPLING dan SURVEI JENTIK NON AEDES A.TUJUAN 1. Mahasiswa mampu melakukan indentifikasi berbagai jenis tempat perindukan nyamuk Non Aedes Aegipty. 2. Mahasiswa mampu melakukan sampling penangkapan jentik Non Aedes Aegipty di wilayah survey. 3. Mahasiswa mampu melakukan pendataan ekologi berbagai jenis jentik Non Aedes Aegipty di lokasi survey. 4. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan kepadatan jentik Non Aedes sesuai kondisi breeding placesnya. 5. Mahasiswa mampu menyiapkan pengiriman sampel jentik Non Aedes untuk keperluan identifikasi di laboratorium. 6. Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai jenis larva nyamuk. B. ALAT dan BAHAN ALAT : Ciduk / dipper Pippet Vial / tabung reaksi Mikroskop Kertas label Botol

Laporan Pengendalian Vektor

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Pengendalian Vektor

LAPORAN PENGENDALIAN VEKTOR

PENGAMBILAN SAMPLING dan SURVEI JENTIK NON

AEDES

A. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu melakukan indentifikasi berbagai jenis tempat perindukan

nyamuk Non Aedes Aegipty.

2. Mahasiswa mampu melakukan sampling penangkapan jentik Non Aedes Aegipty

di wilayah survey.

3. Mahasiswa mampu melakukan pendataan ekologi berbagai jenis jentik Non Aedes

Aegipty di lokasi survey.

4. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan kepadatan jentik Non Aedes sesuai

kondisi breeding placesnya.

5. Mahasiswa mampu menyiapkan pengiriman sampel jentik Non Aedes untuk

keperluan identifikasi di laboratorium.

6. Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai jenis larva nyamuk.

B. ALAT dan BAHAN

ALAT :

Ciduk / dipper

Pippet

Vial / tabung reaksi

Mikroskop

Kertas label

Botol

Lampu spiritus

Kruistang

Objek glass

Deck glass

Page 2: Laporan Pengendalian Vektor

Bahan :

Kapas

Form pengamatan jentik

Air secukupnya

C. WAKTU dan TEMPAT PELAKSANAAN

Hari, tanggal :

Waktu :

Tempat : Depan Auditorium baru, Gading Sari 1,

Laboratorium Mikrobiologi

D. DASAR TEORI

Nyamuk merupakan salah satu spesies serangga yang tergolong dalam ordo

diptera. Secara keseluruhan di seluruh dunia terdapat 35 genus yang dan terdiri dari 2700

spesies dimana genus yang sering ditemui dapat menyebabkan penyakit di Indonesia

adalah ordo dari aedes, anopheles, dan culex. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik,

tubuh yang langsing, dan enam kaki. Panjang tubuh antar spesies berbeda-beda tetapi

jarang sekali melebihi 15 mm. Secara umum habitat perkembangbiakan nyamuk terdapat

di perairan. Mattingly (1971) membagi sistem perairan ini menjadi dua kelompok besar,

yaitu perairan yang mengalir dan tergenang. Berdasarkan tempat penampungan airnya,

habitat air tergenang dikelompokkan lagi menjadi beberapa tipe habitat. Edwards (dalam

Brug 1934) menganjurkan untuk memeriksa genangan air pada tempat-tempat yang

spesifik, seperti ketiak daun, ruas bambu, atau tumbuhan kantung semar, karena dari

tempat-tempat ini biasanya diperoleh jenis nyamuk yang jarang dijumpai atau belum

teridentifikasi. Kadang-kadang, bentuk larva mudah dijumpai, tetapi sulit untuk

mendapatkan bentuk dewasanya. Hal ini berkaitan erat dengan habituasi nyamuk yang

bersifat anthrofilik atau tidak. Di Indonesia terdapat tiga jenis vector nyamuk yang

kejadian penyakitnya masih tergolong tinggi. Nyamuk-nyamuk yang dikenal antara lain

nyamuk anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria, aedes aegypti vektor

demam berdarah dengue, dan nyamuk culex vector penyakit filariasis.

E. PROSEDUR KERJA

Page 3: Laporan Pengendalian Vektor

Langkah I : Praktikum Pengambilan Larva

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan lokasi (titik sampling) dengan beberapa titik untuk pengambilan

larva non Aedes Aegipty.

2. Menyediakan botol yang digunakan sebagai wadah untuk menampung larva.

3. Melakukan pengambilan larva yang diberi air secukupnya.

4. Memasukkan ke dalam botol kemudian membawanya ke laboratorium untuk

diperiksa.

Langkah II : Praktikum Analisis Larva

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Sesampai di laboratorium, mengambil larva yang masih hidup ke dalam

tabung reaksi berisi air sedikit dengan pippet.

2. Memanaskannya di atas lampu spiritus sampai mati.

3. Mengambil larva yang telah mati dengan menggunakan pipet tetes, atau

dengan menggunakan jarum tusuk nyamuk.

4. Meletakkan larva yang telah diambil dengan menggunakan pipet tetes pada

preparat dan tetesi dengan sedikit air, tutup dengan kaca objek.

5. Mengamati memakai mikroskop dengan pembesaran 40 kali.

6. Mengamati larva, mencatat tanda-tanda dan ciri-ciri yang ada pada larva

tersebut serta menyimpulkan jenis larva tersebut.

7. Menggambar bentuk larva yang terlihat pada mikroskop.

Page 4: Laporan Pengendalian Vektor

F. HASIL dan PEMBAHASAN

HASIL

Titik I : Hari /Tanggal : Jumat, 28 Sept 2012

Tempat : Perumahan Gading Sari I

Jam : 15. 03

Hasil : Larva Culex

Titik II : Hari / Tanggal : Jumat, 28 Sept 2012

Tempat : Depan Asrama

Jam : 15. 10

Hasil : Larva Anopheles

Titik III : Hari/Tanggal : Jumat, 28 Sept 2012

Tempat : Depan auditorium baru

Jam : 15.19

Hasil : Larva Culex

Titik IV : Hari / Tanggal : Jumat, 28 Sept 2012

Tempat : Depan Laundry Gading

Jam : 15. 27

Hasil : Larva Culex

Page 5: Laporan Pengendalian Vektor

No.

(Titik)Jam Gerakan air

Volume /

Cidukan

Jenis Larva

Anopheles Culex Mansonia

I 15.03 Diam 10 √

II 15.10 Lambat 10 √

III 15.19 Sangat Lambat 10 √

IV 15.27 Sangat Lambat 10 √

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum untuk pemeriksaan jenis larva, maka dapat

diketahui bahwa sampel larva yang diambil adalah Non Aedes Aegipty. Hal ini dapat

diketahui dari ciri-ciri larva yang kami amati serta tempat pengambilan larva tersebut.

Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.

1. Larva pada titik I, III, dan IV memiliki siphon, dengan beberapa kumpulan

rambut panjang yang menandakan bahwa larva tersebut adalah larva dari nyamuk non

aedes aegypti. Berbeda dengan larva pada nyamuk-nyamuk lainnya, misalnya larva

nyamuk culex dimana siphon memiliki satu kumpulan rambut, dan pada larva nyamuk

anopheles memiliki siphon tumpul. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa larva

yang kami amati adalah larva nyamuk non aedes aegypti (nyamuk culex).

2. Larva pada titik ke II memiliki siphon, dengan bentuk siphon yaang tumpul

dan tidak tumbuh berkas rambut yang menandakan bahwa larva tersebut adalah larva

dari nyamuk non aedes jenis anopheles.

3. Larva yang kami amati diperoleh dari air kotor yang merupakan sisa buangan

dari limbah rumah tangga.

Page 6: Laporan Pengendalian Vektor

G. KESIMPULAN

1. Larva nyamuk yang diamati adalah larva nyamuk non aedes aegyptiyang memiliki

ciri-ciri tempat bertelur di air kotor seperti kolam buatan yang berada di lingkungan

perumahan yang banyak ditemukan di luar rumah dan sekitar lingkungan perkotaan.

2. Nyamuk culex memiliki kebiasaan untuk menggigit atau mengisap darah hanya pada

malam hari. Pupa culex tidak dapat dibedakan dengan pupa nyamuk lainnya, namun

mempunyai tabung pernapasan yang bentuknya sempit dan panjang,digunakan untuk

pengambilan oksigen.

Yogyakarta, 10 Oktober 2012

Dosen Pembimbing Praktikkan,

Indah Werdiningsih Ari Mulyatun Chasanah

P07133111043

Page 7: Laporan Pengendalian Vektor