26
PENYAKIT PADA IKAN YANG DISEBABKAN OLEH PARASIT ( Laporan Praktikum Penyakit Parasit Organisme Akuatik ) Oleh Puji Lestari 1214111051

Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

PENYAKIT PADA IKAN YANG DISEBABKAN OLEH PARASIT

( Laporan Praktikum Penyakit Parasit Organisme Akuatik )

Oleh

Puji Lestari

1214111051

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

LEMBAR PENGESAHAN

Page 2: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

Nama : Puji Lestari

NPM : 1214111051

Jurusan : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian

Judul Praktikum : Penyakit Pada Ikan Disebabkan oleh Parasit

Tempat Praktikum : Laboratorium Perikanan

Kelompok : 3 (Tiga)

Bandar Lampung,13 April 2014

Mengetahui

Melinda Oktaviani

1114111034

I. PENDAHULUAN

Page 3: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

I.1 Latar Belakang

Penyakit ikan merupakan salah satu kendala dalam usaha budidaya

perikanan. Hal ini disebabkan karena wabah penyakit dapat menimbulkan

kematian ikan maupun udang budidaya. Berdasarkan penyebabnya, penyakit

pada ikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyakit infeksi dan penyakit

non-infeksi. Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh

infeksi patogen ke dalam tubuh inang. Patogen penyebab penyakit pada ikan

dapat beruapa virus, bakteri, parasit dan jamur. Sedangkan penyakit non-

infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh selain infeksi patogen

misalnya penurunan kualitas lingkungan, kekurangan pakan (malnutrisi), dan

cacat secara genetik.

Parasit hidup dalam berbagai macam lingkungan, baik dibagian eksternal

inang (contoh: kulit, sirip, insang), parasit ini dikenal sebagai ectoparasit.

Sedangkan parasit yang hidup di bagian internal (saluran pencernaan, mata,

otak), parasit ini dikenal sebagai endoparasit. Macam-macam parasti

berdasarkan jenisnya :

a. Protozoa : merupakan hewan mikroskopik bersel tunggal, memiliki

struktur tubuh yang khusus untuk pergerakan, mencari makanan,

penempelan pada inang, dan untuk perlindungan dari musuh.

b. Tremaoda atau cacing pipih : ada dua jenis trematoda yaitu Monogena

dan digenea. Monogena adalah cacing pipih yang hidup didaerah

permuakaan tubuh (eksternal) dan berkembangbiak pada inang yang

sama. Sedangkan Digenea merupakan cacing pipih parasit ikan yang

hidup di daerah internal ikan dan membutuhkan dua atau lebih inang

untuk melengkapi siklus hidupnya.

c. Cestoda atau cacing pita : biasanya hidup di dalam organ-organ internal

atau dalam saluran pencernaan.

Page 4: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

d. Acanthocephala atau cacing dengan kepala berduri : memiliki panjang

sekitar 10 mm, berbentuk silindris, memiliki semacam belalai dibagian

anterior yang dilengkapi dengan pengait.

e. Nematoda atau cacing gelang : larva biasanya ditemukan dalam kista

dalam organ-organ internal. Sedangkan cacing dewasa biasanya

ditemukan dalam usus dan beberapa kasus ditemukan terbungkus

dibawah kulit.

f. Lintah : merupakan ektoparasit yang menghisap darah inangnya.

g. Crustacea : merupakan crustacea kecil yang dapat menempel pada

daging, insang atau mulut.

I.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis parasit yang

menyerang pada ikan.

I.3 Manfaat Praktikum

a. Mengetahui cara mengisolasi dan mengidentifikasi parasit pada ikan.

b. Mengetahui jenis parasit dan organ ikan yang terserang parasit.

c. Mengetahui tanda klinis ikan yang terserang parasit.

Page 5: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Biologis Ikan Sampel

Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan

air tawar yang dibudidayakan di kolam dan merupakan ikan asli Indonesia

yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta salah satu jenis ikan yang

senang tinggal diperairan yang tenang, terbenam, dan dalam seperti kolam,

rawa, telaga, danau serta waduk (Djuhanda, 1981; Rusdi, 1988).

Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Labirintichi

Subordo : Anabantoide

Famili : Anabantidae

Genus : Osphronemus

Species : Osphronemus gouramy (Susanto, 1989)

Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak

terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor

membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang

yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0 s/d 2,1 kali dari

panjang standar.

Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8

sampai 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat

(Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi, 2002).  

Gurame juga memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang dan

lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar. Mulutnya

kecil, letaknya miring tidak tepat dibawah ujung moncong. Bibir bawah terlihat

menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Ujung mulut dapat disembulkan

sehingga tampak monyong.  

Page 6: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

Penampilan gurame dewasa berbeda dengan yang masih muda. Perbedaan

itu dapat diamati berdasarkan ukuran tubuh, warna, bentuk kepala dan dahi.

Warna dan perilaku gurame muda jauh lebih menarik dibandingkan gurame

dewasa (Sitanggang dan Sarwono, 2001).

Sedangkan pada ikan muda terdapat delapan buah garis tegak. Bintik gelap

dengan pinggiran berwarna kuning atau keperakan terdapat pada bagian tubuh

diatas sirip dubur dan pada dasar sirip dada terdapat bintik hitam (Susanto,

2001)

Ikan gurame tergolong dalam ordo Labirynthici yang memiliki alat pernapasan

tambahan yang disebut labirin, yaitu lipatan-lipatan epitelium pernapasan yang

merupakan turunan dari lembar insang pertama, sehingga ikan dapat mengambil

oksigen langsung dari udara. Adanya alat pernapasan tambahan ini

memungkinkan ikan gurami dapat hidip dalam perairan yang kadar oksigennya

rendah (Departemen pertanian, 1999).

II.2 Parasit

Ikan dikatakan sakit apabila terjadi gangguan/kelainan baik secara anatomi

maupun fisiologinya.Timbulnya serangan penyakit di kolam merupakan hasil

interaksi yang tidak serasi antara ikan kondisi lingkungan dan organisme

penyakit.interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan,

sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan

akhirnya mudah diserang oleh penyakit. Sumber penyakit ikan yang sering

menyerang ikan di dalam kolam terdiri dari beberapa kelompok, yaitu hama,

parasit dan non parasit. Penyakit ikan yang disebabkan oleh organisme parasit

umumnya menimbulkan kerugian cukup besar (Afrianto,1992). 

Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi dan atau fungsi

yang mengalami perubahan dari kondisi normal  karena beberapa penyebab dan

terbagi atas  2 kelompok yaitu penyebab dari dalam  (internal ) dan  luar

(eksternal) . Penyakit internal meliputi genetic,  sekresi internal, imunodefesiensi,

saraf dan metabolic. Sedangkan penyakit eksternal meliputi  penyakit pathogen 

(parasit,  jamur, bakteri , virus) dan non pathogen (lingkungan  dan nutrisi )

(Sutedjo, 2000)

Parasitisme adalah bentuk simbiosis dari dua individu yang satu tinggal,

berlindung atau maka di atau dari individu lainnya yang disebut inang, selama

hidupnya atau sebagian dari masa hidupnya.

Page 7: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

Bagi parasit, inang adalah habitatnya sedangkan mangsa bagi predator bukan

merupakan habitatnya, selain itu pada umumnya parasit memerlukan suatu

individu inang bagi pertumbuhannya, apakah dalam jangka waktu sampai

dewasa atau hanya sebagian dari stadia hidupnya, sedangkan predator

memerlukan beberapa mangsa selama hidupnya (Anonim, 2010).

Menurut Widyastuti et al. (2002) dalam Purbomartono (2011), parasit

dapat dibagi menjadi dua yaitu ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah

parasit yang hidup diluar tubuh inang atau di dalam liang-liang kulit yang

mempunyai hubungan dengan luar kulit sedangkan endoparasit adalah parasit

yang hidup dibagian dalam tubuh ikan seperti hati, limpa otak dan dalam sistem

pencernaan, sirkulasi darah, pernapasan, dalam rongga perut, daging, otot dan

jaringan tubuh lainnya.

Penyakit ikan golongan parasit dibagi menjadi penyakit yang disebabkan

oleh protozoa, helminthes (cacing), dan crustacea (udang-udangan). Parasit

protozoa yang dilaporkan menyerang ikan air tawar antara lain meliputi Costia,

Chilodonella, Trichodina, Ichthyophthirius multifiliis, Myxobolus dan Myxosoma

cerebralis. Penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing dapat dibagi menjadi 3

(tiga) kelompok besar yaitu Platyhelminthes, Nematoda, dan Acanthocephala. Di

Indonesia dikenal antara lain 2 genus dari kelas Trematoda yang banyak

ditemukan menyerang ikan air tawar yaitu Dactylogyrus dan Gyrodactylus.

Walaupun masih ada jenis-jenis lain namun kedua jenis cacing tersebut di atas

yang paling sering ditemukan pada ikan (Anonim, 2011).

2.3 Gejala Ikan yang Terjangkit Parasit

Tanda-tanda dari ikan yang telah terkena serangan penyakit atau parasit

adalah ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan, nafsu makan

mulai berkurang,malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air,

adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba-tiba, selaput lendimya

berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi

(kesat), pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada,

perut atau pangkal ekor; di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak

bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas, sirip dada, punggung

maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada serangan yang lebih

hebat kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja, insang terjadi rusak

sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi keputih-putihan atau

kebiru-biruan dan bagian isi perutnya terutama hati, berwarna kekuning -

kuningan dan ususnya menjadi rapuh (Sustri, 2011).

Page 8: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

Berdasarkan daerah penyebaran, penyakit atau parasit ikan dapat dibagi menjadi

3 golongan yaitu:

1. Penyakit atau parasit pada kulit.

Penyakit atau parasit ini menyerang bagian kulit ikan sehingga dengan mudah

dapat dideteksi. Apabila organisme penyebabnya berukuran cukup besar, maka

dengan mudah dapat langsung diidentifikasi. Akan tetapi bila berukuran kecil

harus di identifikasi dengan mempergunakan sebuah mikroskop atau dengan

mengamati akibat yang timbulkan oleh serangan organisme-organisme tersebut

Ikan yang mengalami serangan penyakit atau parasit pada kulitnya, biasanya

akan menggosok-gosokkan badannya kebenda-benda disekelilingnya sehingga

sering kali menimbulkan luka baru yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi

sekunder (Sachlan, 2002).

2. Penyakit atau parasit pada insang.

Ciri utama ikan yang terserang organ insangnya adalah menjadi sulit untuk

bernafas. Selain itu, tutup insang akan mengembang sehingga sulit untuk ditutup

dengan sempurna. Jika serangannya sudah meluas, lembaran-lembaran insang

menjadi semakin pucat. Sering pula dijumpai adanya bintik-bintik merah pada

insang yang menandakan telah terjadi pendarahan (peradangan). Jika terlihat

bintik putih pada insang, kemungkinan besar di sebabkan oleh serangan parasit

kecil yang menempel (Sachlan, 2002).

3. Penyakit atau parasit pada organ dalam

Ciri utama ikan yang terkena serangan penyakit atau parasit pada organ (alat-

alat) dalamnya adalah terjadi pembengkakan di bagian perut disertai dengan

berdirinya sisik. Akan tetapi dapat terjadi pula bahwa ikan yang terserang organ

dalamnya memiliki perut yang sangat kurus(Sachlan, 2002).

Jika pada kotoran ikan sudah dijumpai bercak darah, ini berarti pad usus terjadi

pendarahan (peradangan). Jika serangannya sudah mencapai gelembung

renang biasanya keseimbangan badan ikan menjadi terganggu sehingga

gerakan berenangnya jungkir balik tidak terkontrol (Sachlan, 2002).

 

Page 9: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

III. METODELOGI

III.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikum ini telah dilaksanakan pada hari jum’at, 11 April 2014

pukul 15.00 – 17.00 WIB di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya

Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

III.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan yaitu mikroskop, masker, alat bedah, botol

film, formalin, kertas label dan ikan sakit.

III.3 Cara Kerja

1. Koleksi ikan dan udang dari berbagai sumber, TPI (tempat pelelangan

ikan), kolam budidaya, dan tambak.

2. Untuk ikan yang masih hidup dicatat perilaku ikan dan udang ketika

dikolam yang menunjukkan gejala normal.

3. Koleksi parasit dari bagian eksternal; sisik, sirip, dan insang.

4. Bedah ikan dan koleksi parasit di bagian internal: usus, ginjal,

jantung,lendi dan hati.

5. Amati parasit dibawah mikroskop.

6. Identifikasi parasit.

Page 10: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan (Data Kelas)

Data hasil pengamatan adalah sebagai berikut:

Kel Ikan Parasit yang

Ditemukan

Gambar Keterangan

(Tempat

Ditemukan)

1. Lele Cacing

Gilig

Nematoda

(2)

Ginjal

(Endoparasit)

Usus

(Endoparasit)

2. Mas Nematoda Ginjal dan

hati

(Endoparasit)

Page 11: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

3. Gurami Nematoda

Kyorridae

Usus

(Endoparasit)

Lendir

pada sisik

(Ektoparasit)

4. Manfish Nematoda

Lintah

Sisik dan

Mulut

(Ektoparasit)

Sisik

(Ektoparasit)

Page 12: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

5. Tongkol Trematoda Usus dan

Ginjal

(Endoparasit)

6. Kembung Cacing

Gilik

Nematoda

Ginjal

(Endoparasit)

Usus,

(Endoparasit)

Jantung,

(Endoparasit)

Hati.

(Endoparasit)

Page 13: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

7. Udang - -

8. Komet - -

Page 14: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

4.2 Pembahasan

Dari hasil yang didapat di atas, dapat diketahui bahwa parasit yang menyerang

ikan yaitu eksoparasit dan endoparasit. Pada ekto parasit bagian tubuh yang

terserang diantaranya lendir, sisik dan mulut. Sedangkan untuk endoparasit yaitu

ada di bagian usus, jantung, ginjal dan hati. Parasit yang berhasil diidentifikasi

ialah Cacing gilik, lintah, nematoda, kroyiidae dan trematoda.

4.2.1 Siklus Hidup Parasit

Ciri-ciri cacing Nemathelminthes antara lain:

a. Berbentuk bulat panjang, berukuran kecil dan mengkilat

b. Hidup di perairan tawar, parairan latu, di tanah, dan sebgai parasit di tubuh

manusia, hewan, dan tumbuhan

c. Termasuk hewan triploblastik

d. Sistem pencernaan makanan berupa mulut , kerongkongan, usus, dan anus

e. Respirasi secara difusi di seluruh permukaan tubuh

f. Ukuran tubuh wanita lebih besar daripada ukuran tubuh jantan

g. Reproduksi secara seksual

Nematoda memiliki kutikula tubuh yang transparan, mempunyai mulut dan

lubang ekskresi, alat reproduksi pada jantan dengan testis dan betina dengan

ovarium. Umur cacing pada umumnya mencapai 10 bulan. Nematoda dapat

dijumpai di darat, air tawar, dan air laut, dari daerah kutub hingga daerah tropis.

Hidupnya ada yang bebas, namun ada pula yang parasit pada manusia, hewan,

dan tumbuhan. Cacing ini tidak memiliki sistem peeredaran darahy dan jantung,

tetapi tubuhnya mengandung cairan semacam darah yang dapat merembes ke

bagian tubuh aakibat kontraksi tubuh. Bentuk tubuhnya gilik panjang dengan

simetri bilateral. Tubuhnya tidak dilapisi silia dan tidak bersegmen.

Nematoda memiliki siklus hidup yang rumit, berbeda-beda tergantungpada

spesies (Yanong 2008) dan melibatkan inang antara invertebrata.

Organismeyang mengandung stadium dewasa kelamin dari cacing nematoda ini

dikenalsebagai induk semang definitif, sedangkan organisme yang hanya

dibutuhkanuntuk melengkapi siklus hidup cacing ini tetapi tidak mengandung

stadiumdewasa kelamin cacing dikenal sebagai induk semang antara (Yanong

2008). Noga (1996) menyatakan bahwa ikan merupakan induk semang antara

sekaligusinduk semang definitif bagi perkembangan cacing nematoda. Secara

umum, didalam tubuh ikan, cacing nematoda memiliki lima stadia dalam siklus

Page 15: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

hidupnyayang dipisahkan oleh empat kali pergantian kulit (moulting) (Buchmann

&Bresciani 2001).

Yanong (2008) membagi siklus hidup nematoda menjadi duakategori utama,

yaitu siklus hidup langsung dan tidak langsung. Siklus hiduplangsung, dimana

ikan bertindak sebagai induk semang definitif baginematoda dan tidak diperlukan

induk semang antara sehingga infeksi dapatlangsung disebarkan secara

langsung dari satu ikan ke ikan lain melalui telur ataularva infektif yang termakan.

Beberapa cacing nematoda memiliki kemampuan bertahan hidup padaorganisme

alternatif atau yang lebih dikenal sebagai induk semang paratenik( (Yanong

2008). Induk semang ini tidak dibutuhkan untukmelengkapi siklus hidup cacing

tetapi dapat mengandung stadium infektifnematoda dan menjadi sumber infeksi

bagi organisme lain. Induk semangparatenik dapat berupa ikan, cacing atau

organisme air lainnya yang memakantelur atau larva infektif nematoda.

4.2.3 Pencegahan

Cara pertama untuk mencegah adanya parasit yang akan menyerang ikan

adalah mempersiapkan lahan yang benar, yaitu pengeringan dan pemupukan.

Pengeringan bertujuan untuk memutus siklus hidup penyakit. Dilakukan kira-kira

selama tiga minggu sampai dasar kolam retak-retak. Pengapuran digunakan

untuk menstabilkan pH tanah dan air serta dapat membunuh bakteri dan parasit.

Pemupukan digunakan untuk menyuburkan kolam dan menumbuhkan

fitoplankton sebagai pakan alami. Kemudian Menjaga kualitas air pada saat

pemeliharaan. untuk itu dapat dilakukan treatment probiotik secara teratur 0,3

ppm setiap hari. Probiotik akan mendegradasikan bahan organik, menguraikan

gas beracun dan menekan pertumbuhan bakteri merugikan penyebab timbulnya

bakteri. Dan eningkatkan ketahanan tubuh ikan melalui kekekbalan non spesifik

dengan aplikasi imunostimulant secara teratur seperti vitamin,  glukan, dan

pemberian probiotik (Anonim, 2014).

4.2.4 Efek Negatif / Kerugian

Serangan parasit pada ikan menimbulkan dampak negatif yang cukup tinggi.

Apabila tidak ditangani segera tidak tertutup kemungkinan terjadi infeksi

sekunder oleh patogen lain seperti bakteri dan virus misalnya melalui luka yang

ditimbulkan olehnya.

Page 16: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

4.2.5 Kegagalan pada saat praktikum

Kegagalan pada saat praktikum disebkan karena sulitnya mencari organ tubuh

internal pada sampel udang, jadi sulit untuk menemukan parasit. Juga dapat

dikarenakan sampel ikan yang di bawa dalam keadaan sehat.

Page 17: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan praktikum adalah sebagai

berikut :

1. Penyakit parasit yang paling banyak ditemukan hampir di semua sampel

adalah parasit dari jenis Nematoda,

2. Ektoparasit yang ditemukan adalah dari jenis Kroyerridae yang ditemukan

di Sisik / lendir pada ikan gurame, dan nematoda pada manfish,

3. Pada udang dan ikan komet, tidak ditemukan adanya parasit. Hal ini

dapat disebabkan karena keadaan ikan yang masih sehat.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya sampaikan adalah adanya ketelitian pada saat membawa

sampel ikan karena sampel ikan yang akan di amati harus dalam keadaan sakit

dan adanya kehati-hatian pada saat pengamatan di bawah mikroskop.

Page 18: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E., 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Anonim. 2002. Informasi Teknik Perikanan. Balai Budidaya Air Tawar

Sukabumi. Sukabumi

Anonim, 2010. Parasit. http://pengertian.blogspot.com/. Diakses pada 13

April 2014 .

Anonim. 2011. Penegobatan Herbal pada Penyakit Ikan. http://comunity-

development.blogspot.com/2011/08/pengobatan-herbal-pada-penyakit-

ikan.html. Diakses tanggal 12 April 2014.

Anonim, 2014 http://www.pusluh.kkp.go.id/index.php/arsip/c/35/PENCEGAHAN-

DAN-PENGOBATAN-PENYAKIT-PADA-BUDIDAYA-IKAN/?category_id=2

Diakses pada tanggal 13 April 2014 Pukul 13.21

Buchmann K & Bresciani J. 2001. An Introduction to Parasitic Diseases of

Freshwater Trout. Denmark: DSR Publisher.

Departemen Pertanian. 1986. Budidaya Gurami. Balai Informasi Pertanian

Jawa Barat. Bandung.

.

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung

.

Rusdi, T. 1988. Usaha Budidaya Gurami. Simplek, Jakarta. 73 pp.

Sachlan, M.2002. Penyakit Ikan. IPB-Press. Bogor

Sitanggang, M. dan Sarwono, B. 2001. Budidaya Gurami (Edisi Revisi).

Penebar Swadaya. Jakarta

.

Susanto, Heru. 1989. Budidaya Ikan Gurame. Penebar swadaya. Jakarta.

Page 19: Laporan Penyakit Pada Ikan Yang Disebabkan Oleh Parasit

Sustri, Losita. 2011. Laporan Parasit dan Penyakit Ikan.

http://lositasustri.blogspot.com/2011/05/laporan-parasit-dan-penyakit-

ikan.html. Diakses 13 April 2014.

Sutedjo, 2000. Parasit dan Penyakit. Tirta Jaya : Bandung

Yanong, 2008. Penyakit pada Berbagai Jenis Ikan. Rineka Cipta : Jakarta