Upload
hanifah-atsariyana
View
20
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Respirometer. pernapasan.Serangga. Biologi. SMA. Praktek
Citation preview
PRAKTEK PERNAPASAN PADA SERANGGA
I. Tujuan
Untuk mengetahui respirasi pada hewan, khususnya serangga.
II. Landasan Teori
Semua binatang memerlukan pembekalan energi dan umumnya
mendapatkan energi melalui proses respirasi (pernafasan). Respirasi
terdiri dari pengambilan, transportasi dan penggunaan oksigen oleh
jaringan-jaringan dan pelepasan dan pembuangan limbah, terutama
dioksida dan lingkungannya disebut respirasi luar (eksternal), sedang
pertukaran gas di dalam sel disebut respirasi dalam (internal) atau
metabolisme respirasi. Respirasi luar pada hampir semua serangga
dilaksanakan oleh sistem trakea. Melalui sistem ini udara atau oksigen
dari luar diantarkan ke jaringan dan sel-sel yang memerlukan.
Pada serangga ukuran besar yang aktif, untuk melancarkan proses
pernapasan itu dibantu sedikit-banyak oleh ventilasi mekanis dari trakea
abdomen dan kantung-kantung udara yang dihasilkan oleh gerakan-
gerakan ritmik tubuh. Proses ini disebut ventilasi aktif.
Trakea mengelompok pada tiap ruas dan mendapatkan udara dari
luar melalui sepasang bukaan pada sisi lateral tiap ruas; bukaan ini
disebut spirakel (spiracles). Spirakel berhubungan langsung
dengan batang trakea utama (main tracheal trunk), yang biasanya ada
sepasang menjulur sepanjang tubuh. Pada tiap ruas, dari batang trakea
itu muncul beberapa trakea cabang, berpasangan dari batang kiri dan
kanan. Umumnya ada tiga trakea cabang yang muncul, yaitu cabang
dorsal (yang melayani pembuluh dorsal dan otot-otot dorsal), cabang
ventral atau cabang viseral (yang melayani saluran makanan dan organ
reproduksi), dan cabang ventral (yang melayani otot-otot ventral dan
tali saraf).
Tabung-tabung halus pada ujung-ujung trakea berukuran kapiler
disebut trakeol, biasanya berdiameter 1m atau kurang. Trakeol itu
berada di antara atau sekitar sel-sel jaringan tubuh, dan merupakan
bagian trakea yang fungsional dari sistem trakea. . Pertukaran gas
terjadi pada dinding trakeol. Peredaran udara diselenggarakan oleh
gerakan-gerakan otot yang teratur secara aktif.
Analisis menunjukkan bahwa seperempat dari jumlah CO2 yang
terjadi karena respirasi lepas keluar melalui permukaan tubuh. Hal ini
karena gas CO2 dapat berdifusi melalui jaringan binatang 35x lebih
cepat daripada oksigen.
III. Alat dan Bahan
1. Jangkrik atau Belalang2. Stopwatch3. Neraca4. Respirometer5. Plastisin (malem)6. Eosin7. Kapas8. Pinset9. Pipet kaca10. KOH kristal
IV. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.2. Membersihkan respirometer dengan hati-hati, kemudian meletakkan
respirometer dalam keadaan terbuka.3. Menimbang berat serangga jangkrik menggunakan neraca. 4. Membungkus 6 keping KOH kristal dengan menggunakan kapas dan
memasukkan ke dalam respirometer dengan pinset secara hati-hati. 5. Memaksukkan jangkrik dan menutup respirometer dengan plastisin
(melem) pada bagian sambungan penutupnya, untuk menghindari udara luar masuk ke respirometer.
6. Setelah respirometer tertutup dengan sempurna, lalu menetesi ujung respirometer yang berskaladengan eosin menggunakan pipet kaca.
7. Mengamati pergerakan eosin pada pipa berskala tersebut dan mencatat data pergerakan eosin setiap 2 menit dalam 10 menit pada tabel, mulai menghitung ketika eosin sudah berjalan sampai angka 0.
8. Setelah selesai menghitung dan mencatat, membersihkan tabung respirometer. Mengeluarkan KOH dan jangkrik, membiarkan jangkrik tersebut bernapas di udara bebas sekitar 10 menit.
9. Setelah 10 menit, memasukkan jangkrik kembali ke dalam tabung respirometer tanpa KOH. Mengulangi langkah 5, 6, dan 7.
10. Membersihkan respirometer, lalu memasukkan KOH yang dibungkus kapas tadi ke dalam tabung respirimeter. Mengulangi langkah 5, 6, dan 7.
11. Membandingkan data yang telah diperoleh dari percobaan tersebut serta membuat kesimpulan.
V. Tabel Hasil Pengamatan
No
PerlakuanBerat
Serangga (gr)
Waktu dalam menit
1 2 3 4 5
1. Serangga + KOH
0,8 gr 0,33 0,5 0,51 0,53 0,54
2. Serangga 0,8 gr 0,13 0,31 0,47 0,49 0,513. KOH 0,36 0,53 0,64 0,67 0,70
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
10
8
6
4
2
Kebutuhan oksigen
waktu (m
enit)
Kebutuhan oksigen
waktu (m
enit)
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
10
8
6
4
2
VI. Grafik
1. Serangga + KOH
2. Serangga
3. KOH
10
8
6
4
2
0,70,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Kebutuhan oksigen
waktu (m
enit)
VII. Pertanyaan
1. Apa fungsi KOH pada percobaan tersebut?2. Bandingkan ketiga percobaan di atas!3. Bandingkan dengan kelompok lain! Apakah ada hubungan antara
berat serangga dengan kecepatan pernapasan?
VIII. Jawaban
1. KOH berfungsi sebagai pengikat karbon dioksida (CO2)
IX. Kesimpulan
PRAKTEK MENGUKUR VOLUME UDARA
I. Tujuan
Mengukur udara pernapasan.
II. Landasan Teori
Bernapas adalah salah satu ciri makhluk hidup, bernapas merupakan upaya makhluk hidup untuk memasukkan gas oksigen ke dalam tubuh dan mengeluarkan gas karbondioksida (udara sisa pembakaran) ke luar tubuh. Di dalam tubuh, oksigan akan digunakan untuk membakar zat makanan untuk menghasilkan energi. Peristiwa pembakaran zat makanan di dalam tubuh dengan menggunakan oksigen disebut oksidasi biologi atau respirasi aerob.
Alat pernapasan mausia terdiri atas rongga hidung, faring (tekak), pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), lubang trakea (bronkus), cabang bronkus (bronkiolus), gelembung udara (alveolus), dan paru-paru. Proses pernapasan pada manusia melalui dua tingkatan, yaitu inspirasi (pemasukan udara luar ke paru-paru) dan ekspirasi (pengeluaran udara dari paru-paru ke lingkungan luar). Pernapasan berdasarkan aktivitas otot-otot pernapasan dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Sedangkan pernapasan berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas bibgi menjadi dua, yaitu pernapasan internal dan pernapasan eksternal.
Volume paru diukur secara Statik (diukur dalam keadaan statik, pada saat bernafas biasa) dan Dinamik (diukur pada saat bernafas maksimal)Volume paru dibagi menjadi beberapa macam :
1. Volume alun nafas ( Udara Tidal ) adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernafas normal, ±500 cc pada orang dewasa muda.
2. Volume cadangan inspirasi (Udara Komplementer) adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan diatas volume alun nafas normal, 1500cc s/d 3000 cc.
3. Volume cadangan ekspirasi (Udara Suplementer) adalah jumlah udara ekstra yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi alun nafas normal, 1200cc s/d 2000cc.
4. Volume residu adalah volume udara yang masih berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat, ±1000 cc.
Kapasitas volume udara paru dipengaruhi oleh :
a.Bentuk anatomis paru
b.Usia
c.Distensibilitas paru
d.Penyakit pada paru
Kapasitas paru, ada beberapa macam yaitu :
1. Kapasitas fungsional inspirasi = volume tidal + volume komplementer, adalah jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang dimulai dari ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum, ±3500cc.
2. Kapasitas fungsional residu = volume suplementer + volume residu, adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal, ±2300cc.
3. Kapasitas vital = volume komplementer + volume tidal + volume suplementer, adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru setelah terlebih dulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya, ±4800cc.
4. Kapasitas total paru-paru = kapasitas vital + volume residu, adalah volume maksimum dimana paru-paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa , 4500cc s/d 6000cc.
Frekuensi pernapasan secara umum terjadi 15-18 kali inspirasi per menit. Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh :a. Umurb. Jenis kelaminc. Suhu tubuh d. Aktivitas tubuh
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernafasan:1. Olahraga (Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalaman untuk
memenuhi kebutuhan tubuh dan menambah oksigen)2. Nyeri Akut (Sebagai akibat stimulasi simpatik sehingga meningkatkan
frekuensi dan kedalaman pernafasan) 3. Usia (secara normal kecepatan berbeda)4. Ansietas5. Anemia6. Posisi tubuh7. Medikasi8. Cedera batang otak
III. Alat dan Bahan1. Selang plastik2. Ember3. Gelas beker / gelas ukur4. Air5. Jrigen
IV. Cara Kerja
1. Merangkai alat sesuai gambar. 2. Mengisi ember dengan air sampai penuh.3. Mngisi jrigen dengan air hingga penuh dan menutupnya.
4. Meletakkan jrigen dalam keadaan terbalik di air dalam ember. 5. Membuka tutup jrigen dengan hati-hati, jangan ada udara yang
masuk ke dalam jrigen dan menutup lubang pada jrigen dengan tangan.
6. Memasukkan alah satu ujung selang ke dalam jrigen. 7. Menarik napas dalam-dalam dan meniupkannya ke dalam secara
biasa. Menutup kembali jrigen.8. Menganakat jrigen keluar dari air dan menegakkanya. Mengisikan
air kedalam jrigen menggunakan gelas ukur hingga penuh. Mencatat volume air yang ditambahkan, volume air yang ditambahkan setara dengan volume pernapasan.
9. Berlari-lari di tempat. Kemudian mengulangi langkah 2 – 8. Mencatat hasil percobaan.
10. Mengulangi langkah 2 – 8 pada orang yang berbeda, lalu mencatat data hasil percobaan.
11. Menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.
V. Tabel Hasil Pengamatan
No.
NamaJenis
KelaminMeniup Biasa (Volume Tidal)
Meniup Sekuat Tenaga (Kapasitas
Vital)1. Ferry V Laki-laki 0,6 l 1,6 l
2. Elik Nperempuan
0,3 l 1,2 l
VI. Grafik
VII. Pertanyaan
1. Adakah perbedaan volume udara pernapasan di antara Ferry dan Elik?
2. Bagaimanakah kapasitas vital paru-paru Ferry dan Elik? Apakah ada perbedaan?
3. Apakah menurut anda kebiasaan berolahraga berpengaruh terhadap kapasitas vital paru-paru seseorang?
VIII. Jawaban
1. Ada2. Elik : 1,21 ml
Ferry : 1,61 ml Volume Vital laki-laki lebih besr daripada perempuan
3. Ya, orang yang menpunyai kebiasaan olah raga akan lebih sehat, karena saat berolahraga membutuhkan oksigen yang lebih banyak dan proses respirasinya berjalan dengan cepat.
IX. Kesimpulan
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
Oleh:
1. Elik Nopitasari (13 / XI IA 1)
2. Elki Restu N (14 / XI IA 1)
3. Ferry Varusdyanto (15 / XI IA 1)
4. Hanifah Atsariyana (16 / XI IA 1)
SMA NEGERI 1 SRAGEN
TAHUN AJARAN 2011/2012