77
PT.PERTAMINA (Persero) A nalisis Bahan Bakar Minyak (BBM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang prakerin Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Berbagai penemuan, resolusi industri, inovasi ilmu merupakan salah satu aspek pemicu berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia. Oleh karena itu, SMK KIMIA PGRI Serang sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan memiliki visi, misi dan tujuan, yaitu : a. Visi sekolah menengah kejuruan - Era globalisasi yang mempunyai ciri persaingan dan kerja sama. - Era IPTEK yang menuntut perlunya penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan. - Era informasi dan keterbukaan yang disebut juga era transparasi. - Era industrialisasi atau modernisasi, yaitu suatu era dimana kita harus siap berpikir secara rasional, sebab dalam era ini dituntut kemampuan menalar. b. Misi sekolah menengah kejuruan - Menghasilkan siswa yang mandiri. Fauziah , 07081043 1

LAPORAN PERTAMINA

  • Upload
    fauziah

  • View
    12.355

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang prakerin

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

berjalannya waktu. Berbagai penemuan, resolusi industri, inovasi ilmu

merupakan salah satu aspek pemicu berkembangnya ilmu pengetahuan di

dunia. Oleh karena itu, SMK KIMIA PGRI Serang sebagai salah satu sekolah

menengah kejuruan memiliki visi, misi dan tujuan, yaitu :

a. Visi sekolah menengah kejuruan

- Era globalisasi yang mempunyai ciri persaingan dan kerja sama.

- Era IPTEK yang menuntut perlunya penguasaan ilmu pengetahuan dan

keterampilan.

- Era informasi dan keterbukaan yang disebut juga era transparasi.

- Era industrialisasi atau modernisasi, yaitu suatu era dimana kita harus

siap berpikir secara rasional, sebab dalam era ini dituntut kemampuan

menalar.

b. Misi sekolah menengah kejuruan

- Menghasilkan siswa yang mandiri.

- Menghasilkan siswa yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.

- Memberikan bekal kepada siswa sehingga mampu mengembangkan

kualitas secara berkelanjutan.

c. Tujuan sekolah menengah kejuruan

- Menyiapkan siswa agar menjadi warga Negara yang produktif dan

kreatif.

- Menyiapakan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta

mengembangkan sikap professional

Fauziah , 07081043 1

Page 2: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Dengan memperhatikan visi, misi dan tujuan diatas maka seluruh

sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia wajib mengadakan Praktek

Kerja Industri (PRAKERIN) sesuai dengan program studi sekolah masing-

masing.

1.2 Tujuan prakerin

Tujuan prakerin diantaranya adalah :

1. Mengembangkan dan memantapkan profesionalisme yang diperlukan

siswa untuk terjun ke dunia kerja.

2. Memberikan kesempatan siswa untuk memasyarakatkan diri pada dunia

kerja.

3. Memperluas pengetahuan teknologi industri.

4. Meningkatkan, meluaskan, dan memantapkan keterampilan siswa untuk

terjun kedunia industri sesuai dengan bidangnya.

5. Sebagai salah satu syarat kelulusan di SMK Kimia PGRI Serang.

1.3 Tempat dan waktu prakerin

Prakerin dimulai dan dilaksanakan pada tanggal 03 Mei sampai dengan

03Juni 2010, dilakukan di laboratorium pengujian BBM.

Fauziah , 07081043 2

Page 3: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

BAB IITINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Prolog Masa 1871 - 1885

(Masa Awal Pencarian dan Penemuan Minyak di Indonesia)

Industri minyak Indonesia mulai di awal abad 19:

12 tahun setelah pemboran minyak pertama di Titusville, Pensylvania,

AS 1859

Reering 1871 - Zilker 1885 masa pencarian dan penemuan minyak

(mulai pemboran 1883 di Telaga Tiga)

Prolog Masa 1885 - 1945

(Masa Eksploitasi Minyak oleh Penjajah)

Pasca 1885 Berdiri Royal Dutch Company di Pangkalan Berandan

(Sumatera Utara)

1887 - Pencarian minyak di Jawa Timur (Surabaya)

1888 - Konsesi Sultan Kutai dengan JH Meeten di Sanga-Sanga

1890 - Pendirian kilang Wonokromo & Cepu

1892 - Pembangunan kilang minyak di Pangkalan Berandan

1894 - Pendirian kilang Balikpapan oleh Shell Transport and Trading

1899 - UU Pertambangan Pemerintah Hindia Belanda (Indische

Mijnwet) yang mengatur kegiatan pencarian minyak bumi di

Indonesia

Fauziah , 07081043 3

Page 4: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

AS dan Belanda

AS berusaha masuk ke Indonesia tapi dicegah pemerintah Belanda.

Namun karena tekanan AS kepada Den Haag, akhirnya muncul

perusahaan patungan AS dan Belanda yakni SHELL dan NIAM (Jambi,

Bunyu, dan Sumatera Utara)

Standard Oil masuk dan dipecah menjadi Standard Oil of New Jersey

(membentuk Anak

Perusahaan American petroleum Co) dan Nederlandsche Koloniale

Petroleum Maatschappij (NKPM).

NKPM menemukan lapangan Talang Akar (Sumsel) yang merupakan

lapangan terbesar di Hindia Belanda

Mendirikan Kilang Sungai Gerong di seberang Kilang Plaju milik Shell

1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan

Madura menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard

Vacuum Petroleum Maatschappij (SVPM) dalam bentuk patungan. Di

dalamnya ada bagian pemasaran Standard Oil of New York sekarang

bernama Mobil Oil. Penggabungan ini diubah statusnya menjadi PT

Standard Vacuum Petroleum (Stanvac) pada1947.

1922 Standard Oil of California masuk ke Kalimantan dan Irian Jaya

1928 Gulf Oil (AS) masuk ke Sumatera Utara

1929 Standard Oil of California masuk ke Sumatera Utara

1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan

Madura menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard

Vacuum Petroleum Maatschappij (SVPM) dalam bentuk patungan. Di

dalamnya ada bagian pemasaran Standard Oil of New York sekarang

bernama Mobil Oil.

Fauziah , 07081043 4

Page 5: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

1947 Penggabungan SVPM diubah statusnya menjadi PT Standard

Vacum Petroleum (Stanvac).

Catatan:

Di zaman Jepang, usaha yang dilakukan umumnya adalah merehabilitasi

lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pengeboman.

Prolog Masa 1945 - 1957

(Masa Perjuangan Minyak Pra-Pertamina)

Selama perang kemerdekaan kegiatan pencarian minyak berhenti.

Perjuangan Pangkalan Berandan, Sumatera Utara, dan Aceh Timur

Muncul "Laskar Minyak" mensuplai keperluan pesawat terbang dan

kendaraan lain

Berdiri perusahaan minyak pribumi:

o 1945 didirikan PTMSU

o 1945 didirikan PTMN Cepu di lokasi ex SHELL (Lap. Nglobo,

Semanggi Ledok dan Wonokromo)

o 1950 PTMN Cepu berubah menjadi PTMNRI Cepu

o 1950 PTMN Sumatera Utara berubah menjadi PTMRI Sumatera

Utara

o 1954 PTMNRI Sumatera Utara berubah menjadi TMSU

o 22 Juli 1957 TMSU ditetapkan menjadi PT ETMSU (eksploitasi)

Agustus 1951 Mosi Mohammad Hasan

o Gubernur Sumatera Mr. Teuku H. Moh. Hasan mengajukan

sebuah mosi yang memperjuangkan pertambangan minyak dan

disokong oleh kabinet secara bulat pada 2 Agustus 1951 dan

dibentuk sebuah komisi.

o Perjuangandi parlemen salah satunya adalah merintis UU

pertambangan yang mengganti Indische Mijnwet

Fauziah , 07081043 5

Page 6: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

24 Oktober 1956 PP No. 24/1956

o Diputuskan tambang minyak Sumatera Utara tidak dikembalikan

kepada SHELL

1957

Juli 1957 Jend. AH. Nasution mendapatkan pelimpahan tugas

tambang minyak Sumut. Rehabilitasi lapangan dan ekspor hasil untuk

pembangunan. 1957 Pemerintah RI mengambil alih semua

perusahaan Belanda di Indonesia. (Kecuali SHELL karena

kepemilikannya bersifat internasional)

Perubahan nuansa kedaerahan menjadi nasional (AH Nasution, 1957)

10 Desember 1957 berdirinya PT Permina sebagai perusahaan minyak

pertama bersifat nasional

Pasca 1957

1959 berdiri NV NIAM (NV Nederlands Indische Aardolie

Maatschappij)

o Perusahaan patungan AS dan Belanda

o 31 Des 1959 50% saham diambil alih pemerintah RI dan NV NIAM

berubah jadi PT Permindo

1961 PT Permindo dikukuhkan menjadi PN Permigan

Tahun 1961 : PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan PTMN menjadi

PN. PERMIGAN

4 Jan 1966 Permigan dilikuidasi karena peristiwa G30S/PKI (Perbum)

o Aset Permigan diberikan kepada PN Pertamin dan PN Permina

1968 PN Pertamin dan PN Permina merger menjadi PN Pertamina

1971 diterbitkan UU No. 8 tahun 1971 yang mengukuhkan PN

Pertamina menjadi Pertamina

Fauziah , 07081043 6

Page 7: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

2001 diterbitkan UU Migas No 22 tahun 2001 yang akhirnya

mengantar Pertamina menjadi PT Pertamina (Persero)

2003 Pertamina berubah status menjadi PT Pertamina (Persero)

o Perubahan mendasar ada pada peran regulator menjadi player

Era Persero

Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah

bentuk menjadi PT. Persero yang bergerak di bidang energi,

petrokimia dan usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina, baik di

dalam maupun di luar negeri yang berorientasi pada mekanisme

pasar.

Modal Setor PT. Pertamina (Persero) :

o PT. Pertamina (Persero) merupakan BUMN yang 100% sahamnya

dimiliki oleh Negara.

o Modal Disetor (Penanaman Modal Negara/PMN) PT. Pertamina

(Persero) pada saat pendirian adalah Rp. 100 Trilyun.

o Nilai Rp. 100 Trilyun tersebut diperoleh dari :

"Seluruh Kekayaan Negara yang selama ini tertanam pada Pertamina,

yang meliputi Aktiva Pertamina beserta seluruh Anak Perusahaan,

termasuk Aktiva Tetap yang telah direvaluasi oleh Perusahaan Penilai

Independen, dikurangi dengan semua Kewajiban (Hutang)

Pertamina".

2.2 Profil perusahaan

Terminal Transit Tanjung Gerem terletak di desa Gerem, kecamatan

pulomerak kota Cilegon-Banten. Secara geografis berada diantara 05o 15’15”-

05o 58’35” lintang selatan dan 05o 59’55” bujur timur. Kawasan ini

Fauziah , 07081043 7

Page 8: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

merupakan transisi pantai dan darat dengan ketinggian 0.00-2,50 m dari

permukaan air laut (DPL) di kawasan selat sunda.

Terminal Transit Tanjung Gerem dibangun diatas lahan seluas 10,6 Ha

dan diresmikan pada tahun 1994. Keberadaan Terminal Transit Tanjung

Gerem adalah untuk mengantisipasi beban yang dialami depot pelumpang

dengan ditiadakannya Depot merak.

Asal Pasokan BBM :

Ex import, Ex kilang dalam negeri dan Ex Ship to Ship melalui tanker.

Pelayanan Konsumen :

Melayani produk BBM setiap hari rata-rata 700 KL premium, 650 KL

minyak tanah, 2500 KL minyak solar, 600 KL minyak diesel (MDF) dan 600 KL

minyak bakar (MFO) dengan armada tanki 259 buah dan tongkang 7 buah

untuk konsumen SPBU/I/a, industri dan agen minyak tanah di wilayah

provinsi banten dan sekitarnya serta sebagian Kabupaten Tangerang dan

kegiatan Bunker Service.

Terminal transit Tanjung Gerem juga berfungsi sebagai Supply Point bagi

beberapa depot BBM diluar wilayah kerja pertamina UPms III serta kegiatan

penunjang lainnya.

Data umum perusahaan :

Nama perusahaan : PT PERTAMINA (PERSERO) Unit pemasaran

III Terminal Transit Tanjung Gerem

Alamat : Jl. Laks. RE Martadinata Merak Banten

Telepon : 0254-571815

Fax : 0254-571812 Fauziah , 07081043 8

Page 9: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Bidang/jenis usaha : Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan

pelumas

Produk : Premium, Kerosine (Minyak tanah),

Minyak Solar, Minyak Diesel (MDF), Minyak

bakar (MFO), Pelumas.

Kapasitas penimbunan : Premium : 22 hari

: MDF : 21 hari

: MFO : 22 hari

: Solar : 19 hari

: Kerosene : 20 hari

Proses utama : Penerimaan, penimbunan, penyaluran

BBM dan Pelumas.

Daerah Pemasaran : Provinsi Banten dan sebagian wilayah

kabupaten Tangerang.

2.3 Tujuan Perusahaan

Pedoman system Management keselamatan, Kesehatan kerja dan

lindungan lingkungan ISO 14001:1996 dan OHSAS 18001:1999 ini disusun

dengan tujuan untuk :

1. Memberikan arah dan tujuan terhadap penerapan system

management keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan

ISO 14001 : 1996 dan OHSAS 18001 : 1999 di pertamina unit

pemasaran III terminal transit tanjung gerem.

Fauziah , 07081043 9

Page 10: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

2. Menjelaskan ruang lingkup penerapan system management

keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan ISO 14001 :

1996 dan OHSAS 18001 : 1999 di terminal transit tanjung gerem.

3. Menjadi acuan dalam penyusunan dokumen-dokumen lainnya untuk

memenuhi persyaratan ISO 14001 : 1996 dan OHSAS 18001 : 1999

4. Menjadi acuan dalam penyusunan dokumen-dokumen lainnya untuk

memenuhi persyaratan ISO 14001 : 1996 dan OHSAS 18001 : 1999

2.4 Ruang lingkup

PT. PERTAMINA (Persero) tg.Gerem merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak di bidang pendistribusian BBM (Bahan Bakar Minyak). Adapun

jenis produk BBM yang didistribusikan adalah premium, minyak tanah

(kerosene), solar, minyak diesel, dan minyak bakar.

Penerapan system management keselamatan, kesehatan kerja dan

lindungan lingkungan ISO 14001 : 1996 dan OHSAS 18001 : 1999 di terminal

transit tanjung gerem.

2.5 Pengertian – pengertian umum perusahaan

- Penyempurnaan berkelanjut adalah proses peningkatan system

management lingkungan dan K3 untuk mencapai penyempurnaan kinerja

secara keseluruhan dari keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan

secara sejalan dengan kebijakan lingkungan dan K3 organisasi.

- lingkungan adalah keadaan sekeliling tempat organisasi beroperasi

termasuk udara, tanah, Air, SDA, Flora, Fauna, Manusia dan

keterkaitannya.

Fauziah , 07081043 10

Page 11: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

- Aspek lingkungan adalah unsur dari suatu kegiatan produk atau jasa dari

organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.

- Dampak lingkungan adalah setiap perubahan pada lingkungan, apakah

merugikan atau menguntungkan, seluruhnya atau sebagian yang dihasilkan

dari kegiatan produk atau jasa dari organisasi

- Resiko adalah gabungan dari kemungkinan dan konsekuensi dari bahay

yabg telah ditentukan bila terjadi.

- Penilaian resiko adalah proses mengukur besaran resiko secara

menyuluruh dan memutuskan apakah resiko dapat diterima atau tidak

- Keselamatan adalah bebas dari resiko atau bahaya yantg tidak dapat

diterima (ISO guide 2).

- Tujuan lingkungan adalah cita – cita lingkungan secara menyeluruh, yang

timbul dari kebijakan lingkungan, yang telah ditentukan oleh organisasi itu

sendiri untuk dicapai dan yang dikuantifikasikan bila memungkinkan.

- Kinerja lingkungan adalah hasil-hasil system management lingkungan yang

dapat diukur, yang berkaitan dengan pengendalian organisasi terhadap

aspek lingkungan, didasarkan pada kebijakan, tujuan dan sasaran

lingkungan.

- Sasaran lingkungan adalah persyaratan kinerja secara rinci,

dikuantifikasikan bila dimungkinkan, berlaku untuk organisasi atau

bagiannya, yang diturunkan dari tujuan lingkungan dan yang perlu

ditentukan dan dipenuhi untuk mencapai tujuan lingkingan.

- Kebijakan lingkungan adalah persyaratan oleh organisasi tentang

keinginan dan prinsip-prinsipnya dengan kinerja lingkungan secara

keseluruhan yang memberikan kerangka untuk tindakan dan untuk

penentuan tujuan dan sasaran lingkungannya

Fauziah , 07081043 11

Page 12: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

- Sasaran K3 adalah target di bidang peri kerja K3 yang ditetapkan oleh

perusahaan untuk dicapai.

- Pihak terkait adalah perorangan atau kelompok yang berkepentingan

dengan atau dipengaruhi oleh kinerja lingkungan organisasi.

- Pihak yang berkepentingan adalah kelompok atau perorangan yuang

memperhatikan atau menerima dampak dari peri kerja K3 perusahaan.

- Perusahaan adalah PT PERTAMINA (PERSERO) UPms III Terminal Transit

Tanjung Gerem.

- Program pengelolaan lingkungan adalah rangkaian kegiatan, waktu

pelaksanaan dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran

lingkungan.

- Pencegahan pencemaran adalah pengguanaan proses, praktek bahan atau

produk yang mencegah, mengurangi atau mengendalikan pencemaran

yang dapat mencakup daur ulang, pengelolaan perubahan proses,

mekanisme pengendalian, pengguanaan Sumber daya secara Efisien dan

penggantian bahan.

- Bahaya adalah keadaan atau situasi yang berpotensi menimbulkan

kerugian seperti luka, sakit, kerusakan harta benda, kerusdakan lingkungan

kerja, atau gabungan dari keadaan-keadaan tersebut.

- Identifikasi bahaya adalah proses mengenali bahaya-bahaya yang ada dan

menetapkan sifat-sifatnya

- Wakil management (Management Representative) adalah orang atau

jabatan yang ditunjuk oleh pimpinan atau manager suatu perusahaan yang

bertanggung jawab untuk mengorganisir suatu tim dalam melaksanakan

system management lingkungan dan K3.

Fauziah , 07081043 12

Page 13: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

- Limbah B3 adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya atau

beracun Karena sifatnya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun

tidak langsung dapat merudak dan mencemarkan lingkungan hidup serta

dapat membahayakan kehidupan manusia, Flora dan Fauna.

- Ketidaksesuaian adalah segala penyimpanan dari standar kerja, tuntunan,

prosedur, peraturan, peri kerja system management kerja dll, yang dapat

secara langsung atau tidak langsung dapat menyebabkan luka atau sakit ,

kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan kerja.

- Peri kerja adalah hasil yang dapat diukur dari system management OHSAS

yang berhubungan dengan pengendalian organisasi terhadap resiko K3,

didasarkan pada kebijakan dan sasaran yang telah ditentukan

- Sistem tata kerja (STK) adalah sistem terstruktur yang mengatur

penyelenggaraan kegiatan tertentu dari perusahaan terdiri dari kebijakan,

prosedur, instruksi dan hasil dari pelaksanaannya.

- Sistem tata kerja pertamina (STKP) adalah kumpulan dari STK-STK yang

saling berinteraksi dan dijadikan acuan, arahan baku yang ditetapkan oleh

management pertamina dalam menopang pencapaian visi dan misi

perusahaan.

- Pedoman adalah salah satu bentuk STKP, berisi kebijakan yang dijadikan

acuan dan arah dalam penetapan tujuan, sasaran, strategi, dan rencana

sertapelaksanaan kegiatan PT PERTAMINA (PERSERO)

- Tata kerja organisai (TKO) adalah salah satu bentuk STKP merupakan

penjabaran dari pedoman yang menggambarkan prosedur dari

pelaksanaan proses tertentu yang mengikutsertakan beberapa unit kerja,

satuan kegiatan dan pekerja.

Fauziah , 07081043 13

Page 14: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

- Tata kerja individu (TKI) adalah salah satu bentuk STKP, merupakan

penjabaran dari pedoman atau TKO yang menggambarkan instruksi kerja

mengenai pelaksanaan suatu aktifitas yang dilakukan oleh satu orang

(individu) atau lebih.

- Tata kerja penggunaan alat (TKPA) adalah salah satu bentuk STKP,

merupakan penjabaran dari pedoman atau TKO yang menggambarkan

petunjuk operasi menganai pelaksanaan kegiatan untuk mengoperasikan

suatu alat, mesin, instalasi dan sebagainya.

- Dokumen terkendali adalah dokumen yang diterbitkan, pembagian dan

perubahannya dikendalikan, daftar pemegang yang di bagi dokumen

ditetapkan, di catat pada daftar distribusi / tanda terima. Bila ada bagian

dokumen yang dirubah dengan terbitan baru, kepada pemegang yang

bersangkutan dan terbitan yang digantikan ditarik atau dimusnahkan.

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1 MINYAK BUMI

Minyak mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai

hitam yang terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Teori yang paling

umum digunakan untuk menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah “organic

source materials“. Teori ini menyatakan bahwa minyak bumi merupakan

produk perubahan secara alami dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa

tumbuhan dan hewan yang mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun.

Fauziah , 07081043 14

Page 15: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Akibat dari pengaruh tekanan, temperatur, kehadiran senyawa logam dan

mineral serta letak geologis selama proses perubahan tersebut, maka minyak

bumi akan mempunyai komposisi yang berbeda di tempat yang berbeda.

Minyak bumi memiliki campuran senyawa hidrokarbon sebanyak 50-

98% berat, sisanya terdiri atas zat-zat organik yang mengandung belerang,

oksigen, dan nitrogen serta senyawa-senyawa anorganik seperti vanadium,

nikel, natrium, besi, aluminium, kalsium, dan magnesium. Secara umum,

komposisi minyak bumi dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 1.1 Komposisi Elmental Minyak Bumi

Sifat-sifat minyak bumi bisa di bedakan atas sifat fisika dan kimia.

3.1.1 Sifat Fisika

1. Berat Jenis ( Density, Spesific gravity atau API gravity).

Berat jenis atau spesific gravity atau API gravity sering menunjukan

secara kasar kualitas minyak bumi tersebut. Makin kecil berat jenis atau SG

minyak tersebut, mekin besar APInya, makin bagus kualitasnya, maka minyak

tersebut semakin banyak mengandung fraksi ringan sehingga harga jualnya

akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya jika SG rendah maka akan

semakin buruk kualitas minyak bumi tersebut.

2. Titik tuang

Fauziah , 07081043 15

Komposisi Persentase

Hydrogen (H) 11-14

Sulfur (S) 0-3

Nitrogen (N) 0-1

Oksigen (O) 0-2

Page 16: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Titik tuang (Pour Point) adalah suhu terendah dimana minyak bumi

masih bisa di tuangkan atau suhu terendah dimana minyak bumi masih bisa

mengalir oleh beratnya sendiri. Dengan mengetahui titik tuang dari minyak

bumi tersebut kita dapat menghitug pada suhu berapa minyak bumi tersebut

masih bisa di pompa, atau tidak bisa di pompa, bisa di hitung berapa jumlah

uap air (steam) yang di butuhkan sebagai pemanas untuk menjaga agar

minyak tetap dapat di pompa.

3. Kekentalan (Viskositas)

Viskositas adalah daya hambatan yang di lakukan oleh cairan untuk

mengalir pada suhu tertentu. Yaitu berupa bilangan yang menujukan mudah

tidaknya suatu fluida mengalir pada suhu tertentu. Viskositas merupakan

sifat yang sangat penting karna untuk menentukan perhitungan aliran dalam

transportasi minyak dan sebagai pelumasan. Semakin tinggi suhu maka

minyak akan semakin encer, begitu pula sebaliknya.

4. Titik nyala (Flash point)

Titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak bumi apabila di

panaskan, sudah memberikan uapnya yang cukup campurannya dengan

udara sehingga akan menyala sekejap apabila diberi sumber nyala api. Flash

point perlu di perhatikan untuk keamanan transportasi dan penimbunan

minyak dan gas bumi. Makin tinggi °Apinya makin ringan minyak tersebut

maka makin rendah flash pointnya atau titik nyalanya/makin mudah

terbakar.

5. Warna

Warna pada minyak bumi pada umumnya brhubungan dengan berat

jenisnya. Jika berat jenisnya tinggi maka warna minyak yaitu hijau kehitam-

hitaman, sedangkan jika ringan berat jenisnya maka warnanya coklat kehitam-

hitaman. Warna pada minyak bumi di sebabkan karena adanya pengotoran,

Fauziah , 07081043 16

Page 17: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

misalnya oksidasi senyawa hidrokarbon, karena hidrokarbon sendiri tidak

memperlihatkan warna tertentu.

6. Flouresensi

Sifat flouresensi yaitu jika tekena sinar ultra-violet akan

memperlihatkan warna yang lain dari warna biasa. Warna flouresensi minyak

bumi yaitu kuning sampai kuning keemasan dan kelihatan sangat hidup. Sifat

flouresensi bermanfaat untuk identifikasi, sedikit saja minyak bumi terdapat

pada kepingan batuan atau lumpur pemboran akan mudah terdetekksi

dengan sinar lampu ultra-violet.

7. Indeks Refraksi

Minyak bumi memperlihatkan berbagai macam indeks refraksi dari 1,3

sampai 1,4. Perbedaan indeks refraksi tergantung dari derajat APInya atau

berat jenis. Makin tinggi berat jenis atau makin rendah APInya akan semakin

tinggi pula indeks refraksinya.

8. Bau

Minyak bumi ada yang berbau sedap ada pula yang tidak, yang biasanya

sebabkan oleh pengaruh melekul aromat. Minyak bumi yang berbau tidak

sedap biasanya di sebabkan karena mengandung senyawa nitrogen ataupun

belerang. Golongan parafin dan naften biasanya memberikan bau yang

sedap.

9. Nilai Kalori

Nilai kalori minyak bumi adalah jumlah panas yang di timbulkan oleh

satu gram minyak bumi, yaiitu dengan meningkatkan temperatur satu gram

air dari 3,5 derajat celsius sampai 4,5 derjat celsius, dan satuannya adalah

kalori atau Btu atau MJ (mega juole).

10. Kandungan Belerang

Fauziah , 07081043 17

Page 18: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Kandungan belerang biasanya dinyatakan dalam persen berat,harganya

berkisar antara 0,05-5,5% berat. Minyak mentah yang berkadar belerang di

atas 0,5 % biasanya disebut “sour crude”, minyak jenis ini harganya murah

karena di perlukan biaya lingkungan, agar tidak menimbulkan pencemaran

lingkungan minyak tersebut harus dihilangkan belerangnya pada proses

pengilangan.

11. Kadar Garam

Kadar garam minyak mentah dinyatakan dengan banyaknya garam

dapur (NaCL) yang terkandung di dalamnya. Garam ini bisa menimbulkan

persoalan korosi berat pada proses di kilang minyak. Proses penghilangan

garam biasanya di laksanakan pada peralatan desalter yang prinsip kerjanya

berdasarkan alat elektrolis dengan memanfaatkan tenaga listrik.

12. Kandungan Karbon

Karbon sisa setelah pirolisa minyak mentah biasanya ditentukan dengan

metode Ramsbottom (RCR) atau Conradson (CCR).RCR/CCR ini hubungannya

dengan kandunga bahan asphaltis (Asphaltene content) dan Lube oil

Recovery. Semakin rendah harganya biasanya semakin bagus lube oil

recoverinya.

13. Kadar Nitrogen

Nitrogen biassanya tidak dikehendaki dalam minyak mentah, karna

senyawa nitrogen bisa meracuni beberapa jenis katalis. Biasanya jika kadar

nitrogen lebih dari 0.25% akan dilakukan proses penghilangannya.

14. Sifat Distilasi

Sifat distilasi dari minyak mentah sangat penting bagi perencana proses

di kilang. Distilasi yang biasa dilakukan untuk evaluasi minyak bumi adalah

Fauziah , 07081043 18

Page 19: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

distilasi TBP (True Boiling Point), distilasi Hempel, dan Oldershow. Untuk

evaluasi long residu di pakai distilasi vacum.

3.1.2 Sifat Kimia

Sifat kimia berkaitan dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada

minyak bumi yaitu :

1) Reaksi-reaksi pada Alkana

Alkana adalah zat yang sukar bereaksi sehingga disebut paraffin, artinya

memiliki afinitas kecil. Pada alkana reaksi-reaksi penting yang terjadi adalah:

a. Pembakaran

Alkana akan mengalami pembakaran menjadi CO2 dan H2O jika terjadi

pembakaran sempurna. Jika pembakarannya tidak sempurna dihasilkan CO,

partikel karbon dan H2O .

b. Substitusi

Substitusi adalah reaksi penggantian atom H dengan atom gugus lain.

Salah satu reaksi substitusi yang biasa terjadi adalah halogenasi yakni

pergantian atom H oleh atom-atom halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2.

Contoh

Klorinasi (penggantian H dengan Klorin) pada metana.

c. Perengkahan atau cracking

Reaksi perengkahan adalah pemotongan rantai karbon menjadi

potongan-potongan yang lebih kecil.

Fauziah , 07081043 19

Page 20: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

2) Reaksi-reaksi Alkena

Alkena dapat mengalami reaksi-reaksi sebagai berikut :

a. Pembakaran

Sama dengan alkana, alkena juga dapat mengalami pembakaran yang

menghasilkan CO2 dan H2O (jika merupakan pembakaran sempurna).

b. Adisi

Adisi menghasilkan rekasi penjenuhan ikatan rangkap.

c. Polimerisasi

Polimerisasi adalah penggabungan molekul sderhana (monomer)

menjadi molekul besar (polimer).

d. Substitusi

Pada alkena reaksi substitusi yang diperkenalkan adalah halogenasi

yakni penggantian atom H dengan atom Halogen seperti F, Cl, Br, dan I.

3) Reaksi-reaksi Alkuna

Alkuna mengalami reaksi-reaksi seperti halnya alkena. Salah satu yang

terpentingadalah adisi.

3.2 PRODUK MINYAK BUMI

Produk-produk minyak bumi sangat bermacam-macam antara lain yang

berupa cair maupun gas. Minyak dan gas hasil pengolahan di dapat dari

rentetan proses pengolahan pencampuran (Blending) untuk mendapat

produk minyak sesuai yang di inginkan.

Fauziah , 07081043 20

Page 21: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

3.2.1 Produk BBM ( Bahan Bakar Minyak )

Premium

Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat

berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat

pewarna tambahan (dye).

Minyak Tanah ( Kerosene )

Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin), adalah cairan

hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Nama kerosene

diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, malam). Dia diperoleh dengan

cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon

dari C12 sampai C15).

Solar

Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning

kecoklatan yang jernih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil,

Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel.

Minyak Diesel

Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam

yang berbentuk cair pada temperatur rendah.

Minyak Bakar

Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi

belum membentuk residu akhir dari proses penyulingan itu sendiri. Biasanya

warna dari minyak bakar ini adalah hitam chrom. Selain itu minyak bakar

Fauziah , 07081043 21

Page 22: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

lebih pekat dibandingkan dengan minyak diesel. Minyak bakar juga sering

dikenal dengan istilah fuel oil.

3.2.2 Produk BBK ( Bahan Bakar Khusus )

Avgas

Avgas adalah bahan bakar yang di gunakan untuk pembakaran pesawat

udara jenis Spark Ignition atau Internal Combotion Engine Piston Type yang

dinyalakan dengan busi. Fungsi bahan bakar disini adalah untuk

menghasilkan tenaga mekanik dari tenaga kimia hasil pembakaran yang di

hasilkan dari/oleh adanya suatu tekanan yang di hubungkan dengan suatu

poros untuk menggerakan roda. Avgas merupakan hasil pengolahan minyak

bumi dari fraksi gasolin yang paling rumit dalam proses penyediaannya dan

harus memenuhi standar yang ketat.

Avtur

AVTUR adalah bahan bakar dari fraksi minyak tanah yang dirancang

sebagai bahan bakar pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin atau

mesin yang memiliki ruang pembakaran eksternal (External Combustion

Engine). Kinerja/kehandalan AVTUR terutama ditentukan oleh karakteristik

kebersihannya, pembakaran, dan performanya pada temperatur rendah.

Berdasarkan spesifikasi tersebut, AVTUR harus memenuhi persyaratan yang

dibutuhkan, seperti memiliki titik beku (freeze point) maksimum -47°C dan

titik nyala (flash point) minimum 38°C (100° F).

Pertamax

Fauziah , 07081043 22

Page 23: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan

penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded).

Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas

tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan

electronic fuel injection dan catalytic converters.

Pertamax Plus

Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar

performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan

untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan

penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax

Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio

> 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI),

Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan catalytic

converters.

3.3 BAHAN BAKAR MINYAK

Bahan bakar minyak yang ada sekarang dibuat dari minyak mentah,

cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan biasa disebut

dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon. Atom-atom karbon

dalam minyak mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan

membentuk rantai panjang yang berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan

panjang yang berbeda akan memiliki sifat dan kelakuan yang berbeda pula.

CH4 (Metana) merupakan molekul paling “ringan”. Empat molekul pertama

hidrokarbon adalah Metana, Etana, Propana, dan Butana. Dalam temperatur

dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik didih masing-

masing -107 0C , -67 0C , -43 0C , dan -18 0C. Berikutnya, dari C5 – C18

berwujud cair,dan mulai dari C19 keatas berwujud padat. Dengan bertambah

panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya, sehingga kita

Fauziah , 07081043 23

Page 24: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

bisa memisahkan hidrokarbon ini dengan cara destilasi. Prinsip inilah yang

diterapkan di pengilangan minyak untuk memisahkan berbagai fraksi

hidrokarbon dari minyak mentah.

Kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya,

yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti

minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan

fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya. Kolom distilasi berupa bejana

tekan silindris yang tinggi (sekitar 40m) dan di dalamnya terdapar tray-tray

yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap

keatas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul dibagian bawah kolom,

semetara fraksi-fraksi hidrokarbon yang ringan akan mengumpul dibagian-

bagian kolom lebih atas. Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom

distilasi ini akan diproes lebih lanjut diunit-unit proses yang lain, seperti :

Fluid Catalytic Cracker, dll. (http://id.wikipedia.org/wiki/kilang_minyak#

Proses_Distilasi).

3.4 Proses Pendistribusian BBM

PT. PERTAMINA (Persero) merupakan pemasok Bahan bakar minyak di

seluruh wilayah Banten seperti Kota Cilegon, Kota Serang, Lebak, Rangkas

Bitung, Kota Tangerang, Kab.Tangerang. PT. PERTAMINA (Persero) tg.Gerem

mendistribusikan minyak yang sudah jadi bahan bakar minyak, minyak

tersebut berasal dari kilang-kilang minyak milik PERTAMINA, dan ada juga

yang diimpor dari luar seperti dari Singapura, dan Vietnam yang khusus

mengimpor bahan bakar minyak jenis premium, karena persediaan premium

dikilang minyak Indonesia tidak banyak, sedangkan pemakainya sangatlah

banyak.

Fauziah , 07081043 24

Page 25: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Proses penyaluran minyak dari kilang minyak hingga sampai di

konsumen memerlukan beberapa tahap. Adapun prosesnya, minyak yang

sudah jadi dari kilang-kilang minyak dan telah lulus pengecekan di transfer ke

kapal tanker, setelah itu kapal sandar di dermaga, sebelum dilakukan

discharge dilakukan pengecekan kembali kemudian dari kapal discharge ke

tangki timbun setelah minyak berada ditangki timbun dilakukan kembali

pengecekan oleh orang timbun secara kasar yaitu menggunakan alat

Hidrometer dan thermometer untuk mengetahui density dan suhu nya, lalu

dari tangki timbun minyak dapat disalurkan ke konsumen SPBU, dan industri-

industri dengan menggunakan mobil tangki.

3.5 BBM (Bahan Bakar Minyak) Sisa Analisis

Dalam melakukan analisis bahan bakar minyak banyak menghasilkan

sisa sample, di Laboratorium PT. PERTAMINA (Persero) sample sisa analisis

awalnya di tampung dalam ember besar, jika sudah tidak cukup sisa sample

tersebut dipindah ke dalam drum, kemudian pihak laboratorium membuat

berita acara berupa pemusnahan sample kepada pihak LK3 agar

memindahkan sisa sample analisis ke drying bath. Sisa sample tersebut

belum dikatakan sebagai limbah melainkan dikatakan sebagai minyak kotor

karena masih dapat diolah kembali. Minyak kotor yang telah berada dalam

drying bath tidak langsung diproses, tetapi didiamkan selama 90 hari sambil

menunggu drying bath itu terisi penuh dengan minyak kotor baik dari sisa

analisis sample maupun dari tangki minyak lainnya dan juga berfungsi untuk

memisahkan minyak dengan air. Setelah didiamkan dalam jangka waktu yang

telah ditentukan, minyak yang berada dalam drying bath di masukkan dalam

settling tank kemudian diproses. Setelah selesai diproses diambil beberapa

ml minyak kotor tersebut untuk di analisis, jika hasil analisis tersebut On spec

maka minyak itu disimpan kedalam tangki MFO dan dapat digunakan kembali

Fauziah , 07081043 25

Page 26: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

sebagai bahan bakar, tetapi jika hasil analisis tersebut Off spec maka minyak

tersebut tidak dapat digunakan kembali dan harus dilakukan pemusnahan.

Pemusnahan dilakukan oleh pihak perusahaan lain yang menangani

pemusnahan sisa sample yang mempunyai ijin dari pihak LH (Lingkungan

Hidup) agar pemusnahan tersebut tidak merusak lingkungan.

3.6 Bahan Bakar Minyak yang didistribusikan

Premium

Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar

kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor

tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau

petrol.

Minyak Tanah (Kerosene)

Pada suatu waktu minyak tanah banyak digunakan dalam lampu minyak

tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet

(lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari minyak

tanah dikenal sebagai RP-1 dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar

roket.

Solar

Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar

pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 Rpm),

yang juga dapat dipergunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran

langsung dalam dapur-dapur kecil, yang terutama diinginkan pembakaran

yang bersih.

Minyak Diesel

Fauziah , 07081043 26

Page 27: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Minyak Diesel biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan

dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Oleh

karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine

Diesel Fuel (MDF).

Minyak Bakar

Secara umum kegunaan minyak bakar adalah untuk bahan bakar

pengapian langsung pada industri - industri besar, PLTU dan juga digunakan

sebagai salah satu alternatif bahan bakar pada industri menengah kecil

lainnya. Minyak bakar juga sering dikenal dengan istilah fuel oil.

3.7 Parameter Uji BBM (Bahan Bakar Minyak)

Dalam setiap pendistribusian mutlak dilakukan analisis terlebih dahulu

untuk mendapatkan kualitas BBM yang sesuai dengan standar. Hal-hal yang

penting dalam setiap analisis adalah menentukan parameter yang harus di

uji.

Berikut adalah parameter-parameter uji analisis premium :

1. Colour

2. Density

3. RVP (Reid Vapour Pressure)

4. Sulphur Content

5. Distillation

Berikut adalah parameter-parameter uji analisis Minyak Tanah (Kerosene) :

1. Density

Fauziah , 07081043 27

Page 28: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

2. Flash Point Able

3. Sulphur content

4. Smoke Point

5. Distillation

Berikut adalah parameter-parameter uji analisis Solar :

1. Colour

2. Density

3. Flash Point

4. Pour Point

5. Sulphur Content

6. Distillation

7. Cetane Number

8. Viscosity

Berikut adalah parameter-parameter uji analisis Minyak Diesel & Minyak

Bakar :

1. Density

2. Sulphur content

3. Viscosity

4. Flash point

5. Water content

6. Sedimen

Fauziah , 07081043 28

Page 29: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

7. CCR (codrason carbon residue)

BAB IVMETODA ANALISIS

4.1 Penentuan Density pada 150 C

Density adalah perbandingan berat sample terhadap volumenya.

Penentuan ini menggunakan standar metode ASTM D 1298, untuk

mengetahui berat jenis sampel pada 150 C dengan menggunakan alat ukur

hidrometer gelas.

Prinsip Kerja :

Hidrometer yang sesuai diapungkan pada cairan sampel dalam sebuah

gelas silinder yang mempunyai garis tengah > 25 ml dari garis tengah luar

hidrometer.

Cara Pengoperasian :

1. Siapkan gelas silinder berukuran 1000 ml.

2. Siapkan Hidrometer dan thermometer yang sesuai.

3. Tuangkan sample kedalam gelas silinder.

4. Masukkan hidrometer beserta termometer kedalam gelas silinder.

Fauziah , 07081043 29

Page 30: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

5. Diamkan sampai hydrometer dan thermometer tersebut tidak

bergerak.

6. Kemudian baca skala pada hidrometer dan termometer.

7. Catat hasilnya, kemudian dikonversikan pada table 15.

4.2 Penentuan Uji Tekanan Uap (Reid Vapour Pressure) pada 1000 F

Tekanan uap adalah suatu faktor yang menunjukkan jumlah uap yang

terbentuk pada distilasi minyak bumi. Uji tekanan uap ini dilakukan pada

1000 F dengan menggunakan alat Reid sesuai dengan standar metode ASTM

D 323, untuk mengetahui seberapa besar tekanan uap yang dihasilkan jika

minyak bensin dipanaskan pada suhu 1000 F.

Prinsip Kerja :

Dituang sejumlah sampel kedalam tabung baja alat reid dengan alat

pemindah sampel khusus, kemudian rendam dalam bak pada suhu tetap 1000

F, setiap lima menit dilakukan pembacaan tekanan pada alat ukur dan

pengocokan, sampai tekanan maksimum yang dihasilkan tetap.

Cara Pengoperasian :

1. Yakinkan saklar alat dalam keadaan OFF.

2. Yakinkan isi bath berisi air (Aquadest) sampai batas yang diisyaratkan

3. Hubungkan stecker pada stop kontak.

4. Tekan tombol power ON, tombol heating dan tombol stirrer secara

berurutan.

5. Kemudian tekan tombol start untuk memfungsikan ketiga tombol

tersebut.

6. Biarkan beberapa menit, untuk mendapatkan suhu dalam water bath

sesuai ketentuan.

7. Setelah suhu didapatkan, masukkan sampel yang terlebih dahulu

didinginkan ke dalam gasoline chamber yang kemudian disatukan

Fauziah , 07081043 30

Page 31: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

dengan air chamber, hubungkan dengan cepat menggunakan pipa

pressure gauge agar pemeriksaan akurat.

8. Tekan tombol test.

9. Catat hasil tekanan uap reid yang didapat pada pressure gauge.

10. Setelah pemeriksaan selesai, matikan tombol test dan angkat gasoline

chamber dari water bath.

11. Matikan tombol heating, tombol stirrer dan tombol ON atau OFF.

12. Cabut stecker dari stop kontak.

4.3 Penentuan Uji Angka Oktan (Octane Number)

Angka Oktan adalah suatu bilangan yang menunjukan tingkat

ketangguhan bahan bakar terhadap detonasi atau knocking. Penentuan uji

ini dilakukan dengan mesin yang dibuat menurut standar ASTM – CFR (ASTM

D 2699).

Cara Pengoperasian :

1. Nyalakan alat tersebut dengan menekan tombol hitam yang terdapat

pada sisi bagian atas kanan (alat akan melakukan pemanasan selama

30 menit).

2. Periksa filter yang terdapat pada bagian atas tempat sampel dan

tempat pembuangan sampel.

3. Posisikan toggle switch ke atas yang terletak pada sisi bagian kiri.

4. Pasang tubing yang panjang pada tempat sampel (jangan terlalu

kencang).

Fauziah , 07081043 31

Page 32: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

5. Siapkan sampel pada botol yang berwarana coklat yang telah disuplai

dengan alat tersebut. Pasang botol yang telah terisi oleh sampel pada

bagian yang terdapat tubing (bagian yang paling depan).

6. Pasang botol yang berwarna coklat pada bagian belakang botol

sampel.

7. Setelah alat tersebut tidak mengindikasikan waktu pemanasan, maka

alat tersebut dinyatakan sudah siap melakukan pengetesan.

8. Tekan nomor (1) auto (tekan pada numerical).

9. Isi prediksi oktan number yang akan kita uji coba dengan menekan

tombol numerical lalu enter atau kita dapat mengkosongkan prediksi

kita dengan menekan tombol exit.

10. Bila kita mengetahui jumlah kandungan sulphur dalam sampel

tersebut kita dapat melakukan angka yang kita ketahui atau tekan exit

untuk mengkosongkannya.

11. Bila kita mengetahui jumlah RVP dalam sampel tersebut kita dapat

memasukan angka yang kita ketahui atau tekan exit untuk

mengkosongkannya.

12. Pompa alat tersebut akan auto matic menyala.

13. Display tertulis “ measurement in progress” Data quisition …..%

complete.

14. Setelah data acquisition selesai tekan enter untuk membaca hasil test.

15. Setelah hasil terdapat pada layar, maka kita tekan exit sampai kita

melihat indikasi (DO YOU WISH TO LONG DATA?) tekan YES.

16. Lalu masukan sampel ID dengan menekan tanda panah ke atas,

kebawah, samping kiri atau kanan untuk memilih alphabetical lalu

tekan enter.

4.4 Penentuan Uji Distilasi (Distillation)

Fauziah , 07081043 32

Page 33: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Distilasi adalah suatu proses untuk memisahkan atau memurnikan

suatu zat dari pengotor-pengotornya berdasarkan pada perbedaan titik

didihnya. Dimana zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap

lebih dulu, kemudian uap tadi akan mengalami proses pendinginan pada

kondesor. Di dalam kondesor akan terjadi proses perubahan fasa, fasa

uap(fasa gas) akan berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir ke tempat

penampungan seebagai distilat.

Penentuan Uji distilasi ini dilakukan menurut standar metode ASTM D

86, untuk mengetahui jarak didih serta sifat-sifat penguapan bensin pada

temperatur-temperatur tertentu.

Prinsip Kerja :

100 ml sampel dalam labu distilasi diuapkan dengan kecepatan

pemanasan tertentu, sehingga waktu yang dibutuhkan mulai dari pemanasan

awal sampai tercapai titik didih akhir berkisar antara 28 – 32 menit.

Sedangkan waktu mulai dari pemanasan awal sampai tercapai titik didih awal

berkisar antara 5 -10 menit dan setiap 10 ml volume distilat tertampung

dalam gelas ukur sekitar 2 menit.

Cara Pengoperasian :

1. Yakinkan bak kondesor penuh terisi air sesuai batas (untuk minyak solar

suhu kurang lebih 50 oC dan untuk premium mengunakan es).

2. Yakinkan semua saklar pada posisi off.

3. Letakan labu destilasi yang telah berisi sampel dan terpasang

termometernya.

4. Hubungkan stecker pemenas pada stop kontak.

5. Ubah saklar pemanas ke posisi on lalu atur kecepatan pemanas dengan

memutar volt regulator.

6. Jika pengujian selesai dilaksanakan, putar regulator ke posisi nol dan ubah

saklar pemanas ke posisi off.

Fauziah , 07081043 33

Page 34: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

7. Lepaskan labu destilasi jika sudah tidak panas.

4.5 Penentuan Uji Titik Tuang (Pour Point)

Titik tuang adalah suhu terendah dimana minyak masih dapat mengalir

bila didinginkan pada kondisi tertentu. Penentuan uji titik tuang ini dilakukan

menurut standar metode ASTM D 97, untuk mengetahui perlakuan yang

harus dilakukan terhadap minyak tersebut, sebab ada hubungannya dengan

indikasi sifat pemompaan dan kemampuan alir pada suhu rendah.

Prinsip Kerja :

Sejumlah sample yang telah dipanaskan 115-120oF dalam tabung uji,

didinginkan perlahan-lahan dengan kecepatan tertentu dan amati setiap

suhu turun 5oF atau 3oC.

Cara Pengoperasian :

1. Nyalakan peralatan HCP 852 dengan menekan tombol power pada

alat tersebut.

2. Nyalakan pendingin mulai dari main power yang terdapat pada sisi

kanan tengah bath.

3. Nyalakan controller unit yang terdapat pada sisikanan atas dan

tunggu beberapa saat sampai display menunjukan OFF, lalu tekan

tombol ON atau OFF dan cooling otomatis melakukan pendinginan

sampai temperature 0oC.

4. Tekan tombol M (menu) untuk memilih program yang dikehendaki

(Pour Point pada program 1 dan Cloud Point pada program 3).

5. Siapkan sampel yang akan diuji dan masukan kedalam gelas jar

sampai batas miniskus yang telah ditentukan.

6. Kemudian pasang gelas jar pada pemegangnya.

7. Pastikan tombol display peralatan menunjukan status ready.

Fauziah , 07081043 34

Page 35: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

8. Tekan tombol start pada peralatan.

9. Masukkan nomor sampel dengan menekan tombol huruf atau angka

pada keypad, kemudian tekan tombol start.

10. Masukan program yang akan digunakan kemudian tekan start.

11. Kemudian masukan expected (Pour Point atau Cloud Point), kemudian

tekan start. Setelah itu akan muncul start test?

12. Tekan start kembali maka akan mulai pengujian secara otomatis.

13. Hasil pengujian akan otomatis print out setelah pengujian selesai.

4.6 Penentuan Uji Viskositas Kinematik (Viscosity Kinematic)

Viskositas Kinematik adalh suatu pengukura tahanan alir cairan

berdasarkan gravitasi, tekanannya proposional dengan berat jenis.

Penentuan uji ini menggunakan metode ASTM D 445 dimaksudkan untuk

menguji kekentalan kinematik dari cairan produk petroleum yang transparan

maupun kedap cahaya, dengan mengukur waktu alir secara gravitasi melalui

sebuah viscometer gelas kapiler yang telah terkalibrasi.

Prinsip Kerja :

Sample dimasukkan kedalam viscometer melalui kapiler sampai tanda

batas, biarkan selama 30 menit didalam bath, amati waktu yang dibutuhkan

untuk mengalir dari tanda pertama ke tanda kedua.

Cara Pengoperasian :

1. Yakinkan isi bath viscosity sudah sesuai stadar atau mencukupi.

2. Yakinkan saklar alat dalam keadaan off.

3. Hubungkan stecker pada stop kontak.

4. Set temperature bath sesuai dengan method ASTM D-445.

5. Masukan viscosity tube yang telah terisi contoh.

Fauziah , 07081043 35

Page 36: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

6. Jika pengujian telah selesai dilaksanakan, angkat viscosity tube.

7. Pindahkan regulator dari posisi on ke posisi off.

8. Cabut stecker dari stop kontak.

4.7 Penentuan Uji Titik Nyala (Flash Point)

Titik nyala adalah suhu terendah dimana uap sample diatas permukaan

cairan dapat menyala jika dikenakan api pencoba. Penentuan uji ini dilakukan

untuk mengetahui titik nyala sample dengan menggunakan alat yang sesuai

dengan metode.

Prinsip Kerja :

Sample didinginkan dalam mangkok tertutup sampai temperatur sekitar

300 F dibawah titik nyala. Lakukan pengujian jika temperatur mencapai 150 F,

dengan mendekatkan api pencoba pada lubang diatas mangkok elama 2-3

detik. Ulangi pengujian setiap kenaikkan temperatur 10 F sampai tercapai titik

nyala.

Cara Pengoperasian :

1. Yakinkan alat terisi air pada level yang diisyaratkan.

2. Yakinkan semua saklar pada posisi OFF.

3. Hubungkan saklar dengan stop kontak 230 volt.

4. Masukkan sampel ke dalam mangkok sampai tanda batas yang

ditentukan, tempatkan mangkok pada alat.

5. Tutup sampel dengan penutupnya, nyalakan api pencoba sesuai standar.

6. Tekan tombol heater dan tombol stirrer, ubah regurator pada posisi

pemanasan yang sesuai.

7. Atur pemanasa sehingga kenaikan temperature 2 oF / menit.

8. laknasanakan pemeriksaan sesuai standar ASTM IP – 170.

Fauziah , 07081043 36

Page 37: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

9. jika pengujian selasai, kembalikan regulator ke posisi nol dan tekan

tombol heating dan stirrer ke posisi off.

10. cabut stecker dari stop kontak.

4.8 Penentuan Uji Titik Asap (Smoke Point)

Titik asap adalah tinggi nyala maksimum dalam mm dimana bahan

bakar minyak tanah (kerosene) dapat menyala tanpa menimbulkan asap.

Penentuan uji ini dilakukan untuk mengetahui harga titik asap (smoke point)

dari petroleum produk tertentu (Avtur) dengan metode ASTM D 1322 - 64.

Prinsip Kerja :

Sample dinyalakan dalam lampu standar, kemudian ditetukan nyala

tertinggi yang tidak menimbulkan asap. Ketilitian sampai 0,3 mm.

Cara Pengoperasian :

1. Sumbu yang telah kering dan bersih di celupkan kedalam sample.

2. Pasanglah sumbu pada tabung sumbu lampu, dan celupkan lagi kedalam

sample.

3. Masukkan contoh sebanyak 20 cc kedalam tabung sampole.

4. Pasanglah tabung sumbu pada tabung sample, usahakan agar pas.

5. Potong ujung sumbu kira-kira 6 mm dari tabung sumbu dengan

permukaan rata.

6. Pasanglah tabung sample dan tabung sumbu pada lampunya.

7. Sumbu dinyalakan dan sumbu diatur (dengan memutar ring pada sumbu)

sehingga tinggi nyala kurang lebih 1 cm. Biarkan kurang lebih selama 5

menit.

8. Putarlah ring sehingga sumbu naik sampai api tidak berasap.

9. Catat tinggi nyala pada waktu api tepat tidak berasap, inilah harga smoke

pointnya. (Ketelitian sampai 0,3 mm).

Fauziah , 07081043 37

Page 38: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

4.9 Penentuan Uji Kandungan Sulfur (Sulphur Content)

Prinsip Kerja :

Sampel ditempatkan dalam sorot X-Ray dan puncak intensitas garis K

sulphur pada 5373 A diukur. Intensitas latar belakang yang diukur pada

panjang gelombang yang direkomendarsikan sebesar 5190 A (5473 A untuk

sebuah tabung target Rh) dikurangi dari intesitas puncak angka perhitungan

bersih resultnya kemudian diperbandingkan dengan kurva atau persamaan

kalibrasi yang dipreparasi sebelumnya untuk memperoleh konsentrasi

sulphur dalam massa %.

Cara Pengoperasian :

1. Siapkan peralatan x-Ray Flourenscence Analiser pada posisi “ON”.

2. Tuangkan sampel pada sampel cells dan perlengkapannya.

3. Tempatkan sampel cells pada tempat sampel yang terletak pada alat.

4. Tekan tanda “MEAS”.

5. Tunggu peralatan sedang analisa, sampai tanda “Ready”.

6. Ambil hasil uji pada printer.

7. Selesai pemeriksaan, kembalikan peralatan pada posisi “OFF”.

BAB VTUGAS KHUSUS

(Analisis Kontaminasi Kerosene dengan Premium)

Fauziah , 07081043 38

Page 39: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

5.1 Premium

Premium merupakan bahan bakar minyak yang terdiri dari senyawa –

senyawa hidrokarbon yang mempunyai jarak didih berkisar antara 40 0- 180 0C. Premium sangat mudah menguap pada suhu ruangan, maka sebelum

dilakukan analisis terhadapnya perlu diperhatikan cara perlakuan

penyimpanan, baik kontainernya yang selalu tertutup, maupun kondisi

ruangan tempat penyimpanan (dalam ruangan bersuhu 15 0- 20 0C).

Pengambilan sampel harus sesuai dengan prosedur serta memperhatikan

urutan analisis yang dilakukan lebih dahulu (uji tekanan uap). Kontainer

dalam keadaan disegel sebelum dilakukan pengambilan sampel untuk

analisa uji tekanan uap. Sedangkan sampel untuk pengujian angka oktana

dalam kontainer tersendiri.

5.1.1 Spesifikasi Premium

Premium yang digunakan sebagai bahan bakar motor harus memenuhi

beberapa spesifikasi. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi

pembakaran pada mesin dan mengurangi dampak negatif dari gas buangan

hasil pembakaran bahan bakar yang dapat menimbulkan berbagai masalah

lingkungan dan kesehatan. Premium yang digunakan sebagai bahan bakar

harus memenuhi spesifikasi yang berlaku di Indonesia pada saat ini,

sebagaimana ditetapkan pemerintah melalui surat keputusan Direktur

Jendral Minyak dan Gas Bumi No. 22K/72/DDJM/1990 dan No.

18K/72/DDJM/1990.

Premium yang digunakan sebagai bahan bakar harus memiliki nilai

oktan yang cukup tinggi dan memiliki kandungan bahan – bahan berbahaya

seperti timbal, sulfur, senyawa – senyawa nitrogen , yang dapat

menimbulkan efek kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan. Nilai oktan

yang harus dimiliki oleh premium yang digunakan sebagai bahan bakar

ditampilkan dalam nilai oktan gasolin Indonesia.

Fauziah , 07081043 39

Page 40: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Jangkauan titik didih senyawa gasolin antara 40°C sampai 220°C yang

terdiri dari senyawa karbon C5 sampai C12. Gasolin tersebut berasal dari

berbagai jenis minyak mentah yang diolah melalui proses yang berbeda-beda

baik secara distilasi langsung maupun dari hasil perengkahan, reformasi,

alkilasi dan isomerisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komposisi

kimia gasoline terdiri dari senyawa hidrokarbon tak jenuh (olefin),

hidrokarbon jenuh (parafin) dan hidrokarbon siklik atau hidrokarbon

aromatik.

Pada dasarnya spesifikasi bensin mengatur parameter – parameter

tertentu sesuai dengan yang diperlukan oleh premium dalam

penggunaannya.

Parameter – parameter tersebut dikelompokan mejadi tiga kelompok.

Ketiga kelompok sifat tersebut adalah :

1. Sifat Pembakaran.

Karakteristik utama yang diperlukan dalam gasoline adalah sifat

pembakarannya. Sifat pembakaran ini biasanya diukur dengan angka oktan.

Angka oktan merupakan ukuran kecenderungan gasoline untuk mengalami

pembakaran tidak normal yang timbul sebagai ketukan mesin. Semakin tinggi

angka oktan suatu bahan bakar, semakin berkurang kecenderungannya untuk

mengalami ketukan dan semakin tinggi kemampuannya unutk digunakan

Fauziah , 07081043 40

Page 41: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

pada rasio kompresi tinggi tanpa mengalami ketukan.

2. Sifat Volatilitas

Ada tiga sifat volatilitas yang biasa digunakan spesifikasi premium

antara lain: kurva distilasi, tekanan uap, dan perbandingan V/L. Dua

parameter pertama digunakan dalam spesifikasi bensin di Indonesia,

sedangkan parameter ketiga belum digunakan di Indonesia.

Kurva distilasi dihasilkan dari distilasi gasoline menurut metode baku

ASTM. Kurva distilasi ASTM berkaitan dengan masalah operasi dan unjuk

kerja kendaraan bermotor. Pada spesifikasi bensin digunakan pengukuran

tekanan uap yang agak khusus yaitu tekanan uap reid (RVP), dimana tekanan

uap diukur dalam tabung tekanan udara pada suhu 1000F.

3. Sifat Stabilitas dan Kebersihan

Premium harus bersih, aman , tidak rusak dan tidak merusak

dalampenyimpanan dan pemakaiannya. Parameter spesifikasi yang berkaitan

dengan sifat ini antara lain adalah zat getah, korosi dan berbagai uji tentang

kandungan senyawa belerang yang bersifat korosif. Minyak bumi

mengandung senyawa belerang dalam jumlah kecil. Senyawa belerang ini ada

yang bersifat korosif dan semuanya akan terbakar di dalam mesin dan

menghasilkan belerang oksida yang korosif dan dapat merusak bagian –

bagian mesin, selain itu juga beracun dan dapat menimbulkan kerusakan

pada lingkungan. Karena itu kandungan belerang dalam bensin dibatasi

dalam suatu spesifikasi.

5.1.2 Zat aditif premium

Aditif adalah suatu zat kimia yang ditambahkan dalam jumlah sedikit

kedalam suatu bahan untuk miningkatkan atau membangkitkan sifat-sifat

fungsional tertentu pada bahan tersebut. Pembubuhan aditif pada suatu

Fauziah , 07081043 41

Page 42: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

bahan bakar bertujuan untuk membangkitkan keunggulan teknik atau

meningkatkan performance bahan bakar tersebut.

Kebutuhan akan lingkungan yang lebih bersih juga menjadi salah satu

penyebab berkembangnya penelitian untuk menemukan aditif-aditif baru

yang ramah lingkungan dan bersahabat dengan kesehatan. Aditif tersebut

diantaranya adalah :

Tetraethyl Lead (TEL)

Zat aditif yang masih digunakan di Indonesia hingga saat ini adalah

Tetraethyl Lead (TEL). Namun penggunaan zat aditif tersebut diduga sebagai

penyebab utama keberadaan timbal di atmosfer. Para ahli lingkungan

meneliti sampai sejauh mana mekanisme transportasi timbal di atmosfer

serta dampak yang ditimbulkannya terhadap kehidupan manusia dan

lingkungannya.

Senyawa Oksigenat

Di Amerika dan beberapa negara-negara Eropa Barat, penggunaan TEL

sebagai aditif anti ketuk di dalam bensin makin banyak digantikan oleh

senyawa organic beroksigen (oksigenat) seperti alkohol (methanol, etanol,

isopropil alkohol) dan eter (Metil Tertier Butil Eter (MTBE), Etil Tertier Butil

Eter (ETBE) dan Tersier Amil Metil Eter (TAME)). Oksigenat adalah senyawa

organic cair yang dapat dicampur ke dalam bensin untuk menambah angka

oktan dan kandungan oksigennya. Selama pembakaran, oksigen tambahan di

dalam bensin dapat mengurangi emisi karbon monoksida, CO dan material-

material pembentuk ozon atmosferik.

MMT

Methylcyclopentadienyl Manganese Trycarbonyl (MMT) adalah

senyawa organologam yang digunalan sebagai bahan pengganti bahan aditif

Fauziah , 07081043 42

Page 43: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

TEL, dan telah digunakan selama dua puluh enam tahun terakhir di Amerika

Serikat, Kanada, dan beberapa Negara Eropa lainnya.

Naphtalene

Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena

aromatik hidrokarbon, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena memiliki

kemiripan sifat yang memungkinkannya menjadi aditif bensin untuk

meningkatkan angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran

yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada

bagian-bagian mesin.

5.2 Kerosene (Minyak Tanah)

Kerosene atau Minyak tanah adalah fraksi yang dihasilkan dari proses

pengolahan minyak bumi, dengan trayek didih 175 – 275 0C (350 – 525 0F).

Biasanya, minyak tanah didistilasi langsung dari minyak mentah

membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau

hidrotreater, untuk mengurangi kadar belerang dan pengaratannya. Minyak

tanah dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk

memperbaiki kualitas bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk

bahan bakar minyak.

Penggunaannya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di

negara berkembang, setelah melalui proses penyulingan seperlunya dan

masih tidak murni dan bahkan memiliki pengotor (debris).

Di Indonesia, minyak tanah digunakan untuk mengusir koloni serangga

sosial, seperti semut, atau mengusir kecoa. Selain itu, beberapa pembasmi

serangga bermerek juga menggunakan minyak tanah sebagai komponennya.

Namun untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah minyak tanah tetap

digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, juga untuk penerangan.

Fauziah , 07081043 43

Page 44: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

5.2.1 Sifat-sifat Kerosene

Dalam penggunaannya, kerosene harus memenuhi persyaratan seperti :

- viskositas rendah,

- Smoke point tinggi,

- Flash point rendah,

- bebas bau,

- kandungan sulfur rendah.

Viskositas rendah

Kerosene harus mudah mengalir pada sumbu lampu sehingga dapat

terbakar sempurna. Bila viskositas tinggi, kerosene tidak dapat mengalir pada

sumbu lampu.

Smoke Point tinggi

Smoke Point tinggi, menunjukkan bahwa kerosene mempunyai panas

pembakaran tinggi dan tidak menimbulkan jelaga.

Flash Point rendah

Flash Point rendah, menujukkan bahwa kerosene tidak mudah menyala

oleh percikan api, sehingga aman dari kebakaran.

Bebas bau

Kerosene yang berbau menunjukkan bahwa kerosene mengandung

merkaptan dan atau gas H2S, sehingga nilai panas pembakaran rendah serta

bersifat korosif.

Fauziah , 07081043 44

Page 45: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Kandungan sulfur rendah

Rendahnya kandungan sulfur menujukkan bahwa kerosene tidak

menimbulkan pencemaran, tidak korosif pada gas buang, serta mempunyai

nilai pembakaran tinggi.

5.3 Kontaminasi Kerosene dengan Premium

Pada umumnya masyarakat mengenal bahan bahan bakar minyak

hanya sebatas fungsinya saja, tanpa mengetahui spesifikasi dari bahan bakar

minyak tersebut.

Dalam tugas khusus ini akan dijelaskan tentang spesifikasi dari kerosene

dan premium, juga mengenai kontaminasi yang terjadi pada kerosene.

Kontaminasi yang terjadi pada kerosene itu sangat tidak boleh ada apalagi

pengkontaminasinya adalah Premium. Sebelum mengetahui apakah

kerosene (minyak tanah) yang digunakan adalah murni, tidak terkontaminasi

dengan bahan bakar minyak lainnya terutama Premium, kita perlu tahu

terlebih dahulu arti dari kontaminasi. Kontaminasi adalah terjadinya

penurunan mutu yang disebabkan oleh tercampurnya bahan lain kedalam

bahan bakar tersebut sehingga bahan bakar mengalami kerusakan

(terdeteorisasi).

Bahan bakar minyak terutama Kerosene (minyak tanah) apabila

terkontaminasi dengan premium akan mengakibatkan dampak yang besar,

karna sifatnya premium yang mudah menguap dan pada temperature titik

nyala berapapun premium dapat mudah terbakar, disamping itu juga

premium memiliki fraksi yang lebih ringan sehingga jika tercampur dengan

bahan bakar minyak lain yang memiliki fraksi lebih tinggi seperti kerosene

akan membuat kerosene yang fraksinya lebih tinggi mengalami kerusakan

(terdeteorisasi). Dan dalam penggunaan dikehidupan sehari-hari untuk

Fauziah , 07081043 45

Page 46: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

pengguna minyak tanah sebagai bahan bakar memasak, penerangan, dan

lainnya akan menimbulkan bahaya seperti terjadi ledakan dari kompor

minyak, bahkan kebakaran, apapun yang terjadi itu merupakan kerugian yang

akan dialami masyarakat apabila terjadi kontaminasi.

Akibat Kontaminasi adalah sebagai berikut :

o Temperatur distilasi minyak tanah menurun.

o Titik didih minyak tanah menurun.

o Titik nyala minyak tanah menurun dibawah 100 oC, sehingga

dala pemakaian disektor rumah tangga dapat menimbulkan

ledakan atau bahaya kebakaran.

o Titik asam minyak tanah meningkat.

o Warna minyak tanah menjadi kekuning-kuningan bila

tercampur dengan bensin premium.

o Nilai kerak (chor value) minyak tanah menurun.

o Bau (odour) minyak tanah seperti bau bensin.

Terjadinya kontaminasi minyak tanah (kerosene) dapat menyababkan

minyak tanah tersebur menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan.

Tugas khusus ini bertujuan agar kita tahu tentang spesifikasi dan sifat

fisik maupun kimia dari bahan bakar minyak kerosene dan premium

berdasarkan analisis yang telah dilakukan.

Fauziah , 07081043 46

Page 47: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

BAB VIHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil Analisis

6.1.1 Tabel Kerosene berdasarkan percobaan

KEROSENE

NO

1 Density 804.4 Kg/m3

2 Sulphur Content 0.013 %wt

3 Flash Point Abel 55 0C

4 DistilasiIBP : 156.9oC 40% : 210.9oC

5% : 172.5oC 50% : 219.0oC

10% : 179.5oC 60% : 227.7oC

20% : 191.3oC 70% : 237.7oC

30% : 201.1oC 80% : 248.8oC

90% : 264.2oC 95% : 278.9oC

FBP : 297.2oC %r : 1.5 %r

Fauziah , 07081043 47

Page 48: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

6.1.2 Tabel

Premium berdasarkan percobaan

Fauziah , 07081043 48

PREMIUM

NO

1Density 727.1 Kg/m3

2RVP 59 kPa

3Sulphur Content 0.015 %wt

4 Distilasi10% : 61.2oC

50% : 84.3oC

90% : 160.9oC

FBP : 218.2oC

%r : 1.3 % vol

Page 49: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

6.1.3 Tabel Kontaminasi Kerosene dengan premium

Fauziah , 07081043 49

KONTAMINASI KEROSENE DENGAN PREMIUM

NO

1Density

799.8 Kg/m3

2Sulphur Content

0.01 %wt

3 DistilasiIBP : 106.0oC 60% : 211.6oC

5% : 148.3oC 70% : 222.5oC

10% : 163.5oC 80% : 233.9oC

20% : 177.8oC 90% : 248.6oC

30% : 186.4oC 95% : 259.2oC

40% : 194.3oC FBP : 289.5oC

50% : 202.8oC %r : 1.6 % vol

Page 50: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

6.2 Pembahasan

Pada pengujian density diusahakan penuangan sample ke dalam gelas

silinder tanpa menimbulkan gelembung, untuk menghindari terjadinya

penguapan.

Pada pengujian RVP, sample harus didinginkan pada suhu ± 00C sebelum

dianalisis untuk menghindari terjadinya penguapan pada saat

pemindahan sample untuk diuji.

Pemindahan sample dari container kedalam tabung baja alat Reid harus

menggunakan alat khusus sesuai dengan standar metode, karena dengan

menggunakan alat ini sample yang terambil didapatkan dari bagian

bawah kontainer sehingga sample yang diambil terwakili secara

sempurna.

Pada pengujian Distilasi, pengambilan sample dilakukan pada suhu 0 – 4 0C untuk menghindari penguapan senyawaan minyak yang ringan.

Suhu bak penampung gelas ukur dijaga sekitar 15 0C untuk menjaga tidak

terjadinya penguapan yang tertampung, agar pembacaan volume tidak

menghasilkan kehilangan terlalu besar.

Fauziah , 07081043 50

Page 51: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Pada pengujian Viskositas kinematik, agar viscometer selalu dalam suhu

konstan dipasang thermostat pada cairan transparan media dalam bath

yang kedalamannya tertentu, sehingga selama pengujian sample yang

ada dalam viscometer tidak kurang dari 20 mm dibawah permukaan

cairan dan minimal 20 mm diatas permukaan cairan.

Pada pengujian Flash Point (titik nyala), hindari terjadinya sirkulasi udara

(hembusan angin) pada saat pengujian, agar uap yang terjadi di atas

permukaan cairan tidak hilang atau api pencoba mati, sehingga titik nyala

yang dihasilkan akan lebih tinggi.

Kontaminasi yang terjadi antara kerosene dengan premium karena kedua

bahan bakar minyak tersebut memiliki fraksi yang berbeda. Fraksi

tersebut dapat dilihat dari nilai density nya. Jika density rendah maka

bahan bakar minyak tersebut memiliki fraksi yang lebih ringan, sebaliknya

jika density tinggi maka fraksinya pun akan lebih berat. Bahan bakar

minyak yang memiliki fraksi lebih ringan akan merusak bahan bakar lain,

sehingga bahan bakar minyak dengan fraksi lebih ringan menjadi turun

mutunya.

Pada analisis kerosene didapat density sebesar 804,4 kg/m3, nilai tersebut

masuk kedalam spesifikasi Dirjen Migas dengan range antara 780 – 835

kg/m3.

Pada analisis premium didapat density sebesar 727,1 kg/m3, nilai tersebut

masuk kedalam spesifikasi Dirjen Migas dengan range antara 715 – 780

kg/m3.

Pada analisis kontaminasi kerosene dengan premium didapat density

sebesar 799,8 kg/m3 nilai tersebut membuat kerosene melebihi

spesifikasi yang di tentukan sehingga produk tersebut dapat dikatakan

rusak.

Fauziah , 07081043 51

Page 52: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis kerosene didapat data sebagai berikut : Density =

804.4 kg/m3, Sulphur content = 0.013 %wt, Flash point abel = 131 oF, Distilasi

IBP = 156.9 OC, 5% = 172.5 OC, 10% = 179.5 OC, 20% = 191.3 OC, 30% = 201.1 OC, 40% = 210.9 OC, 50% = 219.0 OC, 60% = 227.7 OC, 70% = 237.7 OC, 80% =

Fauziah , 07081043 52

Page 53: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

248.8 OC, 90% = 204.2 OC, 95% = 278.9 OC, FBP = 297.2 OC, %r = 1.5

Hasil diatas telah memenuhi standar spesifikasi kerosene yang telah

ditentukan.

Dari hasil analisis premium didapat data sebagai berikut : Density =

727.1 kg/m3, Sulphur content =0.015 %wt, Reid vapour pressure = 59 kPa,

Distilasi 10% = 61.2 OC, 50% = 84.3 OC, 90% = 160.9 OC, FBP = 218.2 OC, %r =

1.3

Hasil diatas telah memenuhi standar spesifikasi premium yang

ditentukan.

Dari hasil analisis kontaminasi kerosene dengan premium didapat data

sebagai berikut : Density = 799.8 kg/m3, Sulphur content = 0.01 %wt, Distilasi

IBP = 106.0 OC, 5% = 148.3 OC, 10% = 163.5 OC, 20% = 177.8 OC, 30% = 186.4 OC, 40% = 194.3 OC, 50% = 202.8 OC, 60% = 211.6 OC, 70% = 222.5 OC, 80% =

233.9 OC, 90% = 248.6 OC, 95% = 289.2 OC, FBP = 289.5 OC, %r = 1.6

Hasil diatas dapat diketahui bahwa kerosene yang terkontaminasi

menyebabkan nilai density tinggi melebihi spesifikasi yang ditentukan dan

temperatur distilasi menurun.

Dari semua hasil diatas diketahui bahwa produk kerosene dengan

premium yang nilai density nya lebih tinggi adalah kerosene.

7.2 Saran

Kebersihan dalam Laboratorium BBM baik dari alat yang digunakan

maupun ruangan harus lebih diperhatikan dan dijaga.

Untuk peserta prakerin sebaiknya juga disediakan safety yang

seharusnya.

Fauziah , 07081043 53

Page 54: LAPORAN PERTAMINA

PT.PERTAMINA (Persero)

Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Fauziah , 07081043 54