49
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses terwujudnya pencapaian sebuah kesehatan nasional pastinya turut didukung dari berbagai elemen yang melengkapi berjalannya proses tersebut. Salah satunya Puskesmas yang merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang menjadi pusat pengembangan kesehatan masyarakat, membina peran serta masyarakat, disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat dalam kehidupan. Dengan memiliki hidup yang sehat seseorang dapat menjalani dan melakukan aktivitasnya dengan baik. Untuk meningkatkan kesehatan selain upaya yang dilakukan oleh diri sendiri dalam menjaga kesehatan, dibutuhkan juga adanya upaya yang menunjang pelayanan kesehatan lainnya seperti Posyandu, Puskesmas, Apotek, Rumah Sakit dan lainnya guna meningkatkan kesehatan masyarakat. Puskesmas merupakan bagian dari elemen kesehatan yang berperan dalam bidang sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan untuk kepentingan masyarakat, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan atau penelitian. Sehingga dibutuhkan tenaga ahli dan tenaga kesehatan yang berkompeten pada bidangnya masing – masing tersebut. Diharapkan tenaga pelayanan kesehatan yang dimaksud khususnya farmasi harus memiliki sikap terampil, terlatih dan dapat mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan yang Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 1

Laporan Praktek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Proses terwujudnya pencapaian sebuah kesehatan nasional pastinya turut didukung

    dari berbagai elemen yang melengkapi berjalannya proses tersebut. Salah satunya

    Puskesmas yang merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

    menjadi pusat pengembangan kesehatan masyarakat, membina peran serta masyarakat,

    disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

    di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Kesehatan merupakan kebutuhan

    yang sangat diperlukan oleh masyarakat dalam kehidupan. Dengan memiliki hidup

    yang sehat seseorang dapat menjalani dan melakukan aktivitasnya dengan baik. Untuk

    meningkatkan kesehatan selain upaya yang dilakukan oleh diri sendiri dalam menjaga

    kesehatan, dibutuhkan juga adanya upaya yang menunjang pelayanan kesehatan

    lainnya seperti Posyandu, Puskesmas, Apotek, Rumah Sakit dan lainnya guna

    meningkatkan kesehatan masyarakat.

    Puskesmas merupakan bagian dari elemen kesehatan yang berperan dalam bidang

    sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan untuk

    kepentingan masyarakat, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan atau penelitian.

    Sehingga dibutuhkan tenaga ahli dan tenaga kesehatan yang berkompeten pada

    bidangnya masing masing tersebut. Diharapkan tenaga pelayanan kesehatan yang

    dimaksud khususnya farmasi harus memiliki sikap terampil, terlatih dan dapat

    mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan yang

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 1

  • profesional berdasarkan nilai nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan

    kesehatan.

    Oleh karena itu, dalam mencapai pemenuhan skill calon para tenaga ahli dan tenaga

    pelayanan kesehatan khususnya dibidang farmasi seperti yang diharapkan. Maka setiap

    perguruan tinggi khususnya Poltekkes Kemenkes Jakarta II, merealisasikan program

    pendidikan yang telah digariskan pada kurikulum jurusan farmasi, agar pada setiap

    mahasiswa tingkat III di wajibkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

    di Puskesmas. Praktek Kerja Lapangan (PKL) sangat membantu mahasiswa tingkat III

    sebagai calon Ahli Madya Farmasi untuk menambah pengetahuan serta mengenal lebih

    jauh kegiatan kefarmasian dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelayanan

    kesehatan khususnya dibidang farmasi di Puskesmas. Hal tersebut mencakup

    pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan,

    pelayanan langsung kepada pasien sampai dengan pengendalian semua perbekalan

    kesehatan yang beredar dan digunakan di Puskesmas, baik untuk pasien rawat inap

    dalam hal persalinan, rawat jalan mau pun untuk semua unit pelayanan termasuk

    pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM). Berperan serta dalam beberapa

    program pelayanan kesehatan lainnya di Puskesmas untuk meningkatkan kesehatan

    seluruh lapisan masyarakat, baik pasien maupun tenaga kerja puskesmas dan

    lingkungan sekitar puskesmas. Dengan praktek kerja lapangan ini, diharapkan nantinya

    dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang Ahli Madya Farmasi di

    Puskesmas, Rumah Sakit atau Instansi-instansi lainnya.

    1.1.1 Tujuan Umum

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2

  • Tujuan umum dari Praktek Kerja Lapangan adalah untuk memberikan

    gambaran secara nyata kepada mahasiswa mengenai kegiatan pelayanan kesehatan

    yang dilakukan di Puskesmas.

    1.1.2 Tujuan Khusus

    1. Mengetahui dan memahami tentang kegiatan pelayanan resep di Puskesmas

    2. Mengetahui dan memahami tentang pengelolaan obat di Puskesmas

    3. Mendapatkan pengalaman langsung tentang kegiatan Puskesmas dan

    mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan melalui kegiatan

    yang ada di Puskesmas.

    4. Mengetahui peran dan fungsi ahli madya farmasi di puskesmas.

    1.2 Manfaat

    1. Menjadi saran bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat

    selama perkuliahan.

    2. Melatih kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam kaitannya antara teori

    dan praktek.

    3. Menumbuhkan sikap profesional yang diperlukan mahasiswa dalam memasuki

    lapangan kerja bidang farmasi.

    BAB II

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 3

  • TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Puskesmas

    Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan

    pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat

    disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

    di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

    2.1.1 Wilayah Puskesmas

    Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.

    Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis, dan keadaan infrastruktur

    lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.

    Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian

    wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Walikota dengan sarana teknis dari Kepala

    Suku Dinas Kesehatan Masyarakat yang telah disetujui oleh Kepala Dinas Provinsi

    untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang

    dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas

    Pembantu dan Puskesmas Keliling.

    Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta lebih, wilayah kerja

    Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. Puskesmas kecamatan dengan jumlah

    penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi

    sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi

    koordinasi.

    2.1.2 Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 4

  • Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang

    meliputi pelayanan :

    a. Promotif (peningkatan kesehatan)

    b. Preventif (upaya pencegahan)

    c. Kuratif (pengobatan)

    d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

    Semuanya ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis

    kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

    2.1.3 Pelayanan Kesehatan Integrasi (Terpadu)

    Sebelum Puskesmas ada, pelayanan kesehatan di dalam kecamatan terdiri dari balai

    pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, usaha higienis sanitasi lingkungan,

    pemberantasan penyakit menular dan lain sebagainya. Usaha-usaha tersebut masing-

    masing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada suku dinas kesehatan kota madya.

    Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat

    (Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di

    bawah satu koordinasi dan pimpinan.

    2.2 Fungsi Puskesmas

    Puskesmas memiliki fungsi antara lain :

    1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

    2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

    meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 5

  • 3.Memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

    wilayah kerjanya.

    2.3 Kegiatan Pokok Puskesmas

    Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka

    kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda-beda.

    Namun, kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan yaitu :

    1. Klinik Ibu dan Anak (KIA)

    2. Keluarga Berencana (KB)

    3. Usaha Peningkatan Gizi

    4. Kesehatan Lingkungan

    5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

    6. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan

    7. Penyuluhan Kesehatan kepada Masyarakat

    8. Kesehatan Olahraga

    9. Perawatan Kesehatan Masyarakat

    10. Kesehatan Kerja

    11. Kesehatan Gigi dan Mulut

    12. Kesehatan Jiwa

    13. Kesehatan Mata

    14. Laboratorium Sederhana

    15. Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan

    16. Kesehatan Usia Lanjut

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 6

  • 17. Pembinaan Pengobatan Tradisional

    Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan

    masyarakat terkecil. Kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan

    kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat wilayah kerjanya.

    2.4 Konsep Puskesmas

    2.4.1 Konsep Wilayah

    Puskesmas membawahi suatu wilayah tertentu, minimal tiap kecamatan

    mempunyai satu Puskesmas. Bahkan saat ini satu kecamatan dapat mempunyai

    beberapa Puskesmas kelurahan.

    2.4.2 Konsep Penduduk

    Sesuai konsep penduduk maka tiap 30 ribu penduduk dapat didirikan sebuah

    Puskesmas. Apabila ditinjau dari konsep tersebut maka masih banyak Puskesmas harus

    dibangun oleh pemerintah terutama di perkotaan karena pertumbuhan penduduk kota

    bertambah dengan cepat. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka

    Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang

    disebut Puskesmas Kelurahan dan Puskesmas Keliling. Oleh karena itu lebih

    menguntungkan jika meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan

    Puskesmas tertentu daripada menambah jumlah Puskesmas baru.

    2.5 Puskesmas di Perkotaan

    2.5.1 Gedung Puskesmas

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 7

  • Sulitnya mendapatkan lahan untuk pengembangan Puskesmas, perluasan gedung

    Puskesmas dapat dilakukan dengan membangun gedung bertingkat. Prioritas

    pengembangan diberikan kepada Puskesmas Pembina. Pengembangan gedung

    Puskesmas dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan negara.

    2.5.2 Pelayanan Kesehatan

    Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, yaitu promotif,

    preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam bentuk upaya kesehatan pokok. Pelayanan

    kesehatan lain yang perlu dipertimbangkan adalah :

    a. Pelayanan gawat darurat

    b. Pelayanan dokter spesialis

    c. Pengembangan inovasi program kesehatan

    Contoh : program imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat, peningkatan gizi

    dan keluarga berencana.

    2.5.3 Peralatan medis Kesehatan

    Peralatan medis standar ditingkatkan dengan peralatan medis tertentu untuk

    mendukung pelayanan kesehatan khusus yang diberikan, misalnya pertolongan gawat

    darurat, peralatan kebidanan (USG), peralatan EKG, alat rontgen. Peralatan lain yang

    harus ditingkatkan adalah peralatan penunjang berfungsinya laboratorium di

    Puskesmas.

    2.5.4 Fasilitas Penunjang Lain

    Puskesmas diharapkan dengan :

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 8

  • a. Daya listrik yang cukup baik untuk kebutuhan penerangan dan menjalankan

    peralatan yang ada.

    b. Persediaan air yang cukup dan telepon.

    2.5.5 Ketenagaan di Puskesmas

    Di Puskesmas diperlukan minimal 1 orang dokter umum untuk memberikan

    pelayanan kesehatan dan kegiatan manajemen. Bagi Puskesmas yang ramai dengan

    pengunjung, jumlah dokter dapat menjadi 3 5 orang tergantung dari beban kerja.

    2.5.6 Peningkatan Mutu Pelayanan

    Puskesmas diharapkan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan

    melaksanakan pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah

    diterapkan.

    2.5.7 Menjaga kebersihan

    Dengan meningkatkan kebersihan dan kepedulian setiap petugas terhadap

    Puskesmas maka citra Puskesmas di hadapan masyarakat akan meningkat.

    BAB III

    TINJAUAN UMUM

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 9

  • PUSKESMAS KECAMATAN KRAMAT JATI

    Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dalam kiprahnya sebagai Fasilitas Kesehatan

    bagi masyarakat luas, didukung oleh 8 Puskesmas Kelurahan yang tersebar di tujuh

    kelurahan yang ada di Kecamatan Kramat Jati. Pada tanggal 4 Juni 2003 Puskesmas

    Kecamatan Kramat Jati telah mencapat sertifikat ISO 9001-2008.

    3.1 Keadaan Geografi

    Wilayah Kecamatan Kramat Jati berada pada posisi 106. 49, 35 Bujur Timur dan

    06 10 37 Lintang Selatan dengan ketinggian 23 m dari permukaan laut. Curah hujan

    sedang, suhu udara minimal 23C max 32C.

    3.1.1 Batas Wilayah

    Batas wilayah Kecamatan Kramat Jati adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : Jl. Letjen MT Haryono (Kecamatan Jatinegara)

    Sebelah Timur : Jl. Tol Jagorawi (Kecamatan Makasar)

    Sebelah Selatan : Jl. Lingkar Luar (Kecamatan Ciracas dan Kecamatan Pasar Rebo)

    Sebelah Barat : Sungai Ciliwung (Kecamatan Pasar Minggu)

    3.2 Luas Wilayah dan Keadaan Demografi

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 10

  • Luas wilayah 13,33 km (13309,05 ha), terdiri dari tujuh kelurahan dengan 65 RW

    dan 653 RT, yaitu :

    1) Kelurahan Cawang : 179,04 ha (12 RW, 121 RT)

    2) Kelurahan Cililitan : 179,75 Ha (16 RW, 130 RT)

    3) Kelurahan Kramat Jati I : 151,58 Ha (10 RW, 108 RT)

    4) Kelurahan Batu Ampar : 255,03 Ha (6 RW, 85 RT)

    5) Kelurahan Bale Kambang : 167, 45 (5 RW, 53 RT)

    6) Kelurahan Tengah : 202,52 Ha (10 RW, 89 RT)

    7) Kelurahan Dukuh : 198,09 Ha (6 RW, 66 RT)

    3.3 Visi, Misi, Motto, Kebijakan Mutu Puskesmas, dan Slogan

    3.3.1 Visi

    Puskesmas Kecamatan Kramat Jati yang modern, mandiri, dengan pelayanan

    prima yang sesuai dengan standar Internasional dan terjangkau oleh seluruh lapisan

    masyarakat.

    3.3.2 Misi

    1) Memberikan pelayanan kesehatan yang modern, ditunjang oleh fasilitas

    modern, tenaga profesional dengan tarif bersaing.

    2) Melaksanakan manajemen BLUD meliputi perencanaan, pengelolaan,

    pertanggung jawaban dan evaluasi.

    3) Menyediakan jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh seluruh lapisan

    masyarakat.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 11

  • 3.3.3 Motto

    Motto dari Puskesmas Kramat Jati adalah SEHAT ITU RAKHMAT, yang

    memiliki arti :

    S : Sejahtera lahir batin

    E : Ekonomis dalam pelayanan

    H : Harmonis sesama karyawan

    A : Asah, Asih, Asuh

    T : Tertib administrasi

    I : Inovatif dan Proaktif

    T : Teladan dalam mengemban tugas

    U : Upayakan budaya kerja profesional

    R : Ramah dalam memberikan pelayanan

    A : Aman dalam melaksanakan tugas

    K : Kekeluargaan dalam rangka mempererat persaudaraan

    H : Hati yang tulus dalam melaksanakan tugas

    M : Mandiri dalam manajemen Puskesmas

    A : Adil dalam pembagian kesejahteraan

    T : Tawakal dalam pengabdian

    3.3.4 Kebijakan Mutu Puskesmas

    Puskesmas Kecamatan Kramat Jati bertekad melaksanakan pelayanan prima sesuai

    dengan standar Internasional dalam upaya meningkatkan kepuasan seluruh pelanggan

    melalui :

    1) Penggunaan peralatan yang baik

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 12

  • 2) Penerapan sistem pelayanan yang bermutu

    3) Kompetensi tenaga medik yang tinggi

    4) Penerapan sasaran mutu yang terukur

    5) Penerapan peraturan yang berlaku

    6) Penanganan setiap keluhan pelanggan

    7) Perbaikan terus menerus untuk meningkatkan efektifitas dalam Manajemen Mutu.

    3.3.5 Slogan

    a) Selesaikan pekerjaan tepat waktu

    b) Bersikap ramah dan sopan kepada pelanggan

    c) Saling membantu dan bekerja sama

    d) Berikan yang terbaik untuk pelanggan

    e) Jangan pernah membantah atas keinginan pelanggan

    3.4 Gedung Puskesmas Kecamatan Kramat Jati

    Dibangun : Tahun 1996/1997

    Mulai dimanfaatkan : 4 Juni 1997

    Luas tanah : 4.500 m2

    Luas bangunan : 1500 m2, 3 lantai

    Sumber air : PAM

    Listrik : 77.000 dan 66.000 Watt

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 13

  • Masing-masing lantai gedung dimanfaatkan untuk :

    1. Lantai 1

    Ruang bersalin : mulai operasional tanggal 7 September 1998

    Gudang obat dan alat-alat kesehatan

    Unit Pelayanan Kesehatan 24 jam

    Poliklinik Kebidanan

    Poliklinik KIA dan KB

    Ruang PTRM

    Satker

    Loket pendaftaran KIA/KB

    Apotek

    2. Lantai 2

    Loket pendaftaran

    Polikliik spesialis anak

    Poliklinik spesialis kulit

    Poliklinik THT

    Poliklinik gigi : 2 ruang

    Poliklinik MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit )

    Poliklinik peserta askes dan jamsostek

    Poliklinik TB dan MH : melayani penderita TBC dan kusta

    Poliklinik gizi

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 14

  • Poliklinik jiwa

    Poliklinik sanitasi

    Poliklinik DM

    Pemeriksaan Haji

    Pojok ASKEP

    Kamar tindakan

    Laboratorium

    3. Lantai 3

    Ruang Kepala Puskesmas

    Ruang Sub bagian Tata Usaha

    Ruang Sub bagian Keuangan

    Ruang Seksi Kesmas

    Ruang Quality management Represuntative (QMR)

    Ruang subsi Penyakit Menular dan Subsi Kesling

    Unit Pelayanan Radiologi

    Ruang Pengarahan

    Aula

    Mushola

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 15

  • 3.5 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kramat Jati

    Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dipimpin oleh seorang kepala dengan

    membawahi beberapa bagian yaitu :

    3.5.1 Sub Bagian Tata Usaha dan Keuangan

    Kegiatan Seksi Tata Usaha dan Keuangan yaitu :

    1. MUTU

    2. Keuangan/ Perencanaan

    3. Kepegawaian

    4. Surat menyurat

    5. Pengadaan

    6. Rumta

    7. Pemeliharaan

    8. SIK/ SATKER

    3.5.2 Seksi Pelayanan Kesehatan

    Kegiatan Seksi Yankes meliputi :

    1. Pengobatan

    Pelayanan pengobatan meliputi : BPU, BPG, Poli TB dan MH. KIA/KB, Pelayanan

    24 jam, Poli THT, Poli Anak, Poli Kulit, Poli Kebidanan, Poli Askes/ Jamsostek.

    2.Pelayanan Semi Spesialis dan Spesialis

    a. Semi Spesialis

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 16

  • Pelayanan pengobatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati

    selain melaksanakan pengobatan dasar juga melaksanakan pelayanan pengobatan

    Semi Spesialis yang dilaksanakan oleh tenaga medis yang telah mendapat pelatihan

    dari dokter Spesialis, yang termasuk pelayanan semi spesialis adalah Poli THT,

    Poli Jiwa, Poli Gizi, Poli Sanitasi dan BPG dengan tindakan.

    b. Spesialis

    Pelayanan spesialis meliputi Poli Anak dan Poli Kebidanan.

    3. Pelayanan Matra dan Batra

    a. Program Matra

    Program Matra meliputi pemeriksaan jamaah calon haji. Pemeriksaan kesehatan

    jamaah calon haji dilaksanakan dengan dua tahap, pertama pemeriksaan kesehatan

    awal sebagai pemeriksaan kesehatan dan penjaringan awal, kedua pemeriksaan

    kesehatan ulang yang dilaksanakan bersama oleh Puskesmas dan tim pengaman

    tingkat Kota Madya. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap seluruh jamaah haji

    untuk memastikan layak tidaknya calon haji diberangkatkan ke tanah suci dan

    seluruh jamaah calon haji harus mendapatkan vaksinasi meningitis meningokokus.

    b. Program Batra (Pengobatan Tradisional)

    Program Batra Puskesmas Kecamatan Kramat Jati meliputi pendataan ulang dan

    rekomendasi perizinan ke Sudin Yankes.

    2. Pembinaan Pendidikan dan Penelitian (Diklit)

    Bagian yang mengkoordinasi siswa atau mahasiswa yang praktek dan mengadakan

    penelitian di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 17

  • 3. Pelayanan Kesehatan 24 Jam

    Pelayanan Kesehatan 24 Jam di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dibuka sejak

    Oktober 2001. Jam praktek dimulai pukul 16.00 08.00 WIB. Namun, dari pukul

    08.00 16.00 WIB pasien dilayani di poli-poli. Pelayanan resep dokter pada pasien

    di Pelayanan 24 jam dilakukan oleh perawat. Dalam hal ini peran farmasi hanya

    sebatas pada proses pengadaan obat, pemantauan, dan bertanggung jawab pada

    ketersediaan obat. Distribusi obat pada gudang farmasi Pelayanan 24 Jam melalui

    gudang Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, laporan pertanggung jawaban

    umumnya sama dengan apotek Puskesmas Kramat Jati.

    4. Farmasi

    Kegiatan farmasi di Puskesmas meliputi penanganan obat-obatan dan alkes. Jenis

    kegiatannya yaitu :

    a. Perencanaan

    b. Pengadaan

    c. Penerimaan dan penyimpanan

    d. Pendistribusian

    e. Pelayanan

    f. Pencatatan dan Pelaporan

    5. Kegiatan Pelayanan Laboratorium

    Pelayanan laboratorium di Puskesmas meliputi, pelaksanaan pemeriksaan

    laboratorium sesuai dengan yang ditentukan oleh dokter. Jenis jenis pemeriksaan

    laboratorium diantaranya pemeriksaan urine, darah, feses, dan spatum BTA, tes

    kehamilan (gravindex), QBC (darah lengkap), Humalyzer (kimia darah).

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 18

  • 6. Radiologi

    Radiologi dibuka sejak Oktober 2002. Jenis pemeriksaan yang ada yaitu : foto gigi,

    foto thorax, foto sinus paranasal, foto extrimitas, foto kepala, foto BNO, foto

    pelvis, foto top lordotik, foto thorax lateral, foto nasal, foto appendieogram, foto

    BNOIVP, foto cervical, foto lumbo sacral, foto thoracal, foto cocygens, foto

    thoracal lumbal, dan foto abdomen 3 posisi.

    7. Rawat Inap (Rumah Bersalin)

    Unit rawat tinggal adalah salah satu unit pelayanan kesehatan yang memberikan

    pelayanan khusus pada ibu dan anak dimana salah satu kegiatannya adalah

    mengupayakan agar setiap ibu hamil dapat menyelesaikan kehamilannya dengan

    sebaik-baiknya dan melahirkan bayi yang sehat dan cerdas. Kegiatan unit rawat

    tinggal sebagai berikut :

    a. Penyuluhan kesehatan

    b. Pertolongan persalinan normal

    c. Rawat gabung

    d. Merujuk kasus-kasus dengan penyulit

    e. Pencatatan dan pelaporan

    8. Gadar dan Gakin

    a. Gadar

    Kegiatan gadar meliputi :

    Operasi lilin

    Operasi ketupat

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 19

  • Operasi siaga kesehatan dan gadar bencana

    b. Gakin

    Kegiatan gakin meliputi :

    Verifikasi dan validasi data gakin

    Tindak lanjut kasus gakin setiap hari pelayanan

    Memberikan pelayanan kesehatan dasar, spesialis, rujukan dan rawat

    tinggal.

    9. Kesehatan Mata

    Upaya kesehatan mata dan pencegahan kebutuhan dasar adalah yang dilaksanakan

    oleh Puskesmas secara khusus dan terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas

    lainnya. Kegiatan kesehatan mata sebagai berikut :

    a. Kegiatan promotif dan preventif : Penyuluhan individu dan kelompok seperti di

    poliklinik dan sekolah

    b. Kegiatan kuratif : menegakkan diagnosa dan pengobatan

    c. Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditangani

    10. PERKESMAS

    Merupakan suatu upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu,

    kelompok, keluarga, dan masyarakat yang dilaksanakan oleh perawat dengan

    partisipasi masyarakat serta tim kesehatan lainnya untuk memperoleh tingkat

    kemandirian kesehatan yang tinggi. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

    pelayanan kesehatan melalui pendekatan perawatan kesehatan masyarakat didalam

    maupun diluar gedung. Jenis kegiatan yang dilakukan :

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 20

  • a. Kegiatan dalam gedung :

    Melaksanakan Asuhan Keperawatan Individu

    Membena pasien resiko tinggi

    Memberikan penyuluhan terhadap pasien resiko

    b. Kegiatan luar gedung :

    Melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga dan Masyarakat

    Membina daerah binaan di wilayah masing-masing

    Membina panti Pusaka

    Membina Anak Jalanan

    Membina Lansia

    Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat daerah binaan

    11. KB (Keluarga Berencana)

    Jenis kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :

    a. Pelayanan bagi akseptor KB baru dan lama untuk semua Kontrasepsi kecuali

    MOW dan MOP

    b. Penyuluhan tentang KB secara kelompok maupun perorangan

    c. Pengambilan sample untuk secara kelompok maupun perorangan

    d. Pengambilan sample untuk pemeriksaan Pap Smear

    e. Ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan KB-KES setiap tahun

    f. Memberikan pembinaan pada kader-kader posyandu

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 21

  • 3.5.3 Seksi Kesehatan Masyarakat

    Kegiatan Seksi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) meliputi :

    1. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

    Kegiatan pokok ini diarahkan pada program pencegahan dan pemberantasan

    penyakit sebagai berikut :

    a. P3DL

    Penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Kegiatan yang rutin

    dilakukan meliputi :

    Imunisasi dasar pada bayi dan balita

    Kegiatan secara BIAS yaitu : TT, DT, Campak

    Melakukan TT WUS pada masyarakat di posyandu, sekolah, perkantoran dan

    BLK TKW.

    b. P2ML

    Penyakit yang menular langsung, kegiatannya meliputi pemberantasan penyakit

    TBC. Jenis kegiatannya :

    DOTS (Pemeriksaan TB) di Puskesmas

    Cross Check Spesimen TB

    Pemantauan PMO

    Pelacakan kasus

    c. Pencegahan dan Pemberantasan Kusta

    Pelayanan dilaksanakan bergabung dengan ruangan TB yang dilayani oleh dokter

    umum dan seorang perawat yang dilatih penanganan kusta. Jenis kegiatan :

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 22

  • Kunjungan kontak serumah dan follow up kasus

    Penemuan penyakit kusta secara dini

    Penyuluhan tentang penyakit kusta pada masyarakat

    Konseling kusta/ program perawatan diri

    Pelacakan kasus kusta

    Pengobatan Kusta

    d. Pelaksanaan Klinik IMS

    Klinik IMS merupakan poli IMS di Puskesmas di Kecamatan Kramat Jati yang

    memeriksa dan mengobati penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan

    seksual.

    e. P2DBD

    Penyakit yang bersumber dari binatang. Pencegahan dan pemberantasan penyakit

    demam berdarah denga jenis kegiatan :

    Pemeriksaan jentik berkala (PJB)

    Pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

    Abatisasi selektif dilaksanakan bersamaan dengan PJB

    Mengadakan pertemuan Pokjanal tingkat Kecamatan dan Tingkat Kelurahan

    Melakukan pemeriksaan epidemiologi pada temuan kasus yang ada

    Penanggulangan fokus sesuai dengan hasil P.E. Positif

    Memotivasi masyarakat untuk kegiatan PSN dengan mengadakan penyuluhan

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 23

  • f. Investigasi Kasus Penyakit Potensial KLB

    Jenis kegiatan :

    Mengamati jenis penyakit terpilih dilihat dari data kesakitan

    Melacak atau memeriksa kelapangan apabila ditemukan kasus

    Mengolah analisa serta menindak lanjuti temuan kasus

    g. Melakukan Pemeriksaan Jenazah

    h. P2 Diare

    Jenis kegiatan :

    Melakukan penemuan kauss yang dilayani di poliklinik

    Memberikan pengobatan dan penyuluhan langsung kepada penderita

    Melakukan pengamatan surveilans melalui data sensus harian, mingguan dan

    bulanan penyakit serta tahunan mengantisipasi KLB diare

    2. Program Kesehatan Lingkungan

    Kesehatan program kesling sebagai berikut :

    a. Penyehatan Lingkungan TTU

    Pembinaan Kesling TTU

    b. Penyehatan Makanan Minuman

    Pembinaan Industri Mak-Min

    c. Penyehatan Air

    Pembinaan depot air isi ulang

    Pemeriksaan sampel DAM

    Pemeriksaan sampel air penduduk

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 24

  • Pemeriksaan sampel air kimia

    Pemeriksaan sampel air bakteriologi

    d. Penyehatan Lingkungan Pemukiman

    Pest Control dalam gedung PKC

    PSN olehpetugas Puskesmas Kecamatan

    PSN olehpetugas Puskesmas Kelurahan

    PSN oleh jumantik

    PJB sampling oleh petugas

    Pemantauan Kesling kerja di Puskesmas

    Pengelolaan limbah infeksius Puskesmas

    3. Program Gizi dan PSM

    a. Kesehatan gizi

    Kegiatan-kegiatan yan dilakukan adalah :

    Dalam gedung

    Poliklinik gizi masih bergabung dengan ruangan pelayanan jiwa dan sanitasi.

    Jenis pelayanan : pemberian vitamin A kepada bayi dan balita, PMY pemulihan

    untuk balita gizi buruk dan ibu hamil, konsultasi gizi penderita DM dan

    hipertensi..

    Luar gedung

    Kegiatan yang dilakukan meliputi : penimbangan balita di posyandu, sosialisasi

    Positive Deviance kepada lintas program dan lintas sektor terkait, palacakan

    kasus gizi buruk, dan PMT penyuluhan di Posyandu.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 25

  • b. Kesehatan Ibu

    Dalam gedung

    Kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan bumil setiap senin, rabu, jumat,

    pemberian imunisasi pada bayi dan ibu hamil setiap hari selasa, kamis, dan

    pertolongan persalinan.

    Luar gedung

    Kegiatan yang dilakukan adalah validasi data bumil dan neonatal, tindak lanjut

    bumil resti, pembinaan Posyandu sayang ibu, pembinaan PWS KIA, pembinaan

    dukun beranak, koordinasi dan konsultasi petugas KI / KB PKC dan PKL,

    koordinasi dan konsultasi petugas bidan swasta, penelusuran AKI ke RS, dan

    penelurusan AKI tingkat Kecamatan.

    c. Kesehatan Anak

    MTBS/MTBM

    Kegiatan yang dilaksanakan di poli MTBS/ MTBM meliputi :

    1. Pengukuran BB yang membandingkannya dengan umur anak sehingga

    didapat klasifikasi status gizi anak dan digali permasalahan yang

    berhubungan dengan asupan makanan dan pola makan anak yang

    dilanjutkan dengan konseling terhadap permasalahan yan ditemukan.

    2. Analisa kondisi penyakit yang diderita anak dengan mengklasifikasikan

    terhadap kemungkinan menderita penyakit-penyakit berbahaya seperti

    pneumonia, diare, kejan, dan kegawat daruratan penyakit

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 26

  • 3. Konseling dilakukan pasca permasalan yang ditemukan yang sebagian

    besar adalah masalah asupan dan pola makan, cara pemberian ASI,

    perawatam anak pada saat sakit, dan cara cepat dalam mencari pertolongan

    pertama bila mengalami masalah kesehatan.

    Anak Pra Sekolah

    Kegiatan meliputi memantau pertumbuhan anak dengan cara mengukur tinggi

    badan dan berat badan anak, serta lingkar kepala, memantau perkembangan

    motorik gerakan kasar, gerakanhalus, kemampuan bicara dan bahasa,

    pendengaran dan memacu kreatifitas serta kemandirian anak, serta melakukan

    simulasi untuk lebih mengembangkan kemampuan anak dan memacu kreatifitas

    dan kemandirian anak.

    Anak Sekolah

    Kegiatan program kesehatan anak sekolah dilakukan dalam bentuk kegiatan

    UKS (trias UKS) meliputi :

    - Pendidikan kesehatan

    Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan promosi kesehatan tentang upaya

    pencegahan penyakit, pola hidup bersih dan sehat, pelatihan dan pembinaan

    kader kesehatan sekolah. Dokter kecil dan KKR, pembinaan terhadap guru

    UKS dan penyuluhan kesehatan kepada seluruh masyarakat sekolah.

    - Pelayanan kesehatan

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 27

  • Memberikan pelayanan berupa skrining kesehatan pasa siswa kelas satu,

    pemberian imunisasi dalam kegiatan BIAS, pemeriksaan dan pengobatan

    kecacingan serta pelayanan pertolongan pertama pada kasus penyakit ringan

    dan pertolongan pertama pada kasus penyakit ringan dan melaksanakan rujukan

    kasus yang memerlukan rujukan.

    - Pembinaan lingkungan sekolah sehat

    Melakukan pembinaan kesehatan lingkungan sekolah antara lain kebersihan

    ruangan kelas, kamar mandi, halaman dan pekarangan sekolah, kantin sekolah,

    dan penyediaan air bersih serta pelaksanaan 3M dan PSN.

    Kesehatan Remaja

    Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya kesehatan remaja adalah melakukan

    pembinaan KKR dan PMR, memberikan penyuluhan tentang kesehatan

    reproduksi, kesehatan jiwa remaja dan sosialisasi PKPR, memberikan konseling

    kesehata remaja bekerja sama dengan guru BP dan petugas BKKBN, serta

    mengikuti lomba-lomba yang bisa memacu kreatifitas remaja di lingkungan

    sekolah.

    Peran Serta Masyarakat (PSM)

    Wujud peran serta masyarakat di wilayah Kecamatan Kramat Jati jumlahnya

    cukup beragam dengan tingkat perkembangan yang berbeda beda. Wujud

    peran serta masyarakat yang telah berjalan dianaranya Posyandu dan upaya

    pembinaan kesehatan Lansia.

    Kesehatan Jiwa (KESWA)

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 28

  • Kegiatannya meliputi pelayanan :

    Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)

    Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM/MMT) adalah program

    rehabilitasi dengan memberi obat cair Metadon setiap hari. Bertujuan untuk

    meminimalkan resiko yang dialami penderita ketergantungan Heroin dari

    penyakit HIV-Hep C dan menormalkan gaya hidup hidup dan perilakunya.

    Proses pengadaan metadon mendapat bantuan dari pemerintah yang

    didistribusikan melalui RS Fatmawati. Prosedur pelayanan pasien PTRM

    memiliki prosedur sebagai berikut :

    1. Pasien membawa bukti pembayaran dan menunjukkannya

    kepada petugas sebagai syarat untuk mengambil metadon. Pengambilan

    obat memiliki dua macam cara yaitu minum langsung (m+) atau THD

    (Take Home Dose).

    2. Tenaga farmasi mengambil file status pasien kemudian secara

    bersamaan mencatat waktu kedatangan pasien.

    3. Pasien menandatangani kolom yang tertera di file status pasien

    setelah menerima metadon.

    4. Petugas farmasi menyiapkan metadon sesuai dengan dosis

    pasien yang telah ditentukan oleh dokter.

    Pelayanan dan pengobatan kasus ganguan jiwa di BP,

    Follow up kasus jiwa

    Penyuluhan kesehatan jiwa ke masyarakat dan anak sekolah

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 29

  • Pembinaan pasien poli Keswa, serta mapping pesan Keswa.

    PROMKES

    Jenis kegiatan yang dilakukan antara lain penyebarluasan informasi secara tidak

    langsung baik dalam gedung maupun luar gedung serta penyebarluasan

    informasi secara tidak langsung yaitu dilakukan dengan pemutaran kaset

    mengenai kesehatan, pemasangan poster, leaflet, pojok, PKM, spanduk

    mengenai kesehatan. Sasaran dalam kegiatan ini adalah perorangan, kelompok

    tertentu, maupun masyarakat umum dan masyarakat sekolah.

    Upaya Kesehatan Olahraga

    Kegiatannya meliputi : senam lansia (osteoporosis dan jantung), senam

    kesegaran jasmani (SKJ), senam DM dan penyuluhan kesehatan olahraga.

    4. Penyakit Tidak Menular (PTM)

    Secara umum meliputi hipertensi, penyakit jantung dan stroke, diabetes melitus,

    penyakit sendi yang sebagian menyebabkan ketidakmampuan bekerja. Sedangkan

    kelompok yang utama meliputi penyakit kardio vaskular, stroke, diabetes mellitus,

    penyakit paru obstruktif kronis dan kanker. Tujuannya untuk terselenggaranya

    penanggulangan penyakit tidak menular secara terpadu, efisien, efektif, dan merata.

    Sasarannya adalah kelompok masyarakat, kader, tembaga, swadaya masyarakat dan

    petugas lintas sektoral. Kegiatannya meliputi :

    a. Penyuluhan kelompok masyarakat

    b. Mapping kasus PTM

    c. Pembuatan buku saku pasien DM

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 30

  • d. Screening kardiovaskular

    e. Pembentukan kelompok peduli PTM

    f. Screening, deteksi dini, kanker leher rahim dan kanker payudara

    3.5.4 Puskesmas Kelurahan

    Puskesmas Kecamatan Kramat Jati membawahi 8 Puskesmas Kelurahan, yaitu :

    1. Puskesmas Kelurahan Cawang

    2. Puskesmas Kelurahan Cililitan

    3. Puskesmas Kelurahan Kramat Jati

    1

    4. Puskesmas Kelurahan Kramat Jati

    2

    5. Puskesmas Kelurahan Batu Ampar

    6. Puskesmas Kelurahan Bale

    Kambang

    7. Puskesmas Kelurahan Tengah

    8. Puskesmas Kelurahan Dukuh

    3.6 Managemen Puskesmas

    a. Rencana kerja Puskesmas disusun berdasarkan :

    Evaluasi hasil kegiatan pada tahun-tahun sebelumnya

    Anggaran APBD (SUBSIDI) dan BLUD

    Proyeksi cakupan kegiatan pokok Puskesmas

    b.Rencana kerja bulanan Puskesmas disusun dan dikembangkan berdasarkan

    pengamatan dan evaluasi produktifitas kinerja puskesmas setiap bulan

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 31

  • c.Audit Eksternal untuk ISO 9001 : 2008 yang dilakukan 2 x dalam setahun

    dimana kegiatan ini untuk menunjang dan mengukur kinerja Pelayanan

    Kesehatan di Puskesmas.

    d.Konsolidasi dan kordinasi

    Dilakukan dengan menerapkan mekanisme komunikasi 2 arah baik secara

    kelompok maupun per orangan yang pelaksanaanya dilakukan secara terus

    menerus.

    Sarana yang digunakan untuk itu antara lain adalah :

    Rapat rutin dengan Ka Subsie dan Ka. Puskesmas Kelurahan

    Pertamuan dengan seluruh karyawan setiap minggu pada hari Rabu

    e.Pembina Karyawan

    Pembinaan karyawan dalam rangka menunjang peningkatan pemberdayaan

    sumber daya manusia melalui sarana :

    Pembina rohani

    Pembina jasmani

    Supervise kemasing-masing Puskesmas kelurahan

    Pertemuan Rutin tiap hari Rabu di Puskesmas Kecamatan

    Capacity building

    f. Pengawasan

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 32

  • Pengawasan ditujukan pada pemahaman dan pelaksanaan tugas yang dilimpahkan

    kepada masing-masing karyawan, serta pelaksanaan kegiatan rutin maupun

    proyek.

    g.Evaluasi

    Evaluasi merupakan salah satu dasar untuk perencanaan dan pelaksanaan pada

    kurun waktu berikutnya.

    BAB IV

    KEGIATAN PRAKEK KERJA LAPANGAN

    4.1 Kegiatan Kefarmasian

    Kegiatan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati meliputi :

    4.1.1 Perencanaan

    Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi perbekalan kesehatan untuk

    menentukan jenis dan jumlah perbekalan kesehatan dalam rangka pemenuhan

    kebutuhan puskesmas.

    Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :

    a. Perkiraan jenis dan jumlah perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan

    b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional

    c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat

    Perencanaan kebutuhan obat-obatan di Puskesmas Kecamatan kramat Jati

    dilakukan dengan sistem Botoom-up. Dimana dalam sistem tersebut, seluruh poli yang

    ada di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dan seluruh Puskesmas Kelurahan

    memberikan seluruh rancangan perencanaan kebutuhan obat-obatan dan alat

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 33

  • kesehatannya. Seluruh rancangan perencanaan kebutuhan tersebut kemudian

    dirangkum dan dirancang sedemikian rupa oleh koordinator Farmasi Puskesmas

    Kecamatan Kramat Jati menjadi suatu dokumen perencanaan yang akan diajukan. Data

    yang diperlukan antara lain:

    a. Data pemakaian obat satu tahun sebelumnya dari Laporan Pemakaian Lembar

    Permintaan Obat (LPLPO)

    b. Data penyakit

    c. Frekuensi distribusi obat oleh gudang farmasi

    4.1.2 Pengadaan

    Tujuan pengadaan adalah memenuhi kebutuhan obat, alat kesehatan, reagent, serta

    film rongent yang dibutuhkan di Puskesmas. Kebutuhan ini dilakukan berdasarkan.

    Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) yang

    telah dibuat. Sumber anggaran dana untuk pengadaan perbekalan farmasi di Puskesmas

    Kecamatan Kramat Jati berasal dari APBD dan BLUD (Badan Layanan Umum

    Daerah).

    Maksud dan tujuan suatu sistem pengadaan yang dikelola secara baik untuk :

    a. Memperoleh obat dengan jumlah dan jenis yang tepat (sesuai dengan

    kebutuhan).

    b. Menjamin penyampaian yang cepat dan tepat waktu.

    c. Optimalisasi pengelolaan persediaan obat melalui prosedur pengadaan atau

    permintaan yang baik.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 34

  • Pengadaan kebutuhan obat-obatan maupun alkes tersebut dilakukan berdasarkan

    dokumen perencanaan yang telah dibuat dan pendanaannya berasal dari subsidi

    pemerintah daerah. Pengadaan di Puskesmas Kramat Jati dilakukan dengan cara:

    a. Pengadaan langsung : Untuk pembelian obat-obatan maupun alkes yang

    nominalnya kurang dari 100 juta rupiah dengan membandingkan harga dan

    spesifikasi produk dari minimal 2 penyedia barang.

    b. Lelang sederhana : Pengadaan obat, alat kesehatan, reagent ataupun kebutuhan

    rongent yang nominalnya 100 200 juta rupiah. Calon terpilih minimal tiga

    rekanan.

    c. Lelang umum : Pengadaan obat, alat kesehtan, reagent ataupun kebutuhan rongent

    yang nilai nominalnya lebih dari 200 juta. Dan proses pelelangan dilakukan setiap

    1 tahun sekali melalui media internet.

    4.1.3 Penerimaan

    Penerimaan merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam menerima obat-obatan baik

    dari pemasok maupun dari suatu unit pelayanan kesehatan kepada unit pelayanan

    kesehatan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan obat dari unit yang

    bersangkutan. Di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati penerimaan dilakukan oleh

    penanggung jawab gudang induk menggunakan sistem satu pintu, yaitu semua obat

    yang datang baik dari pembelian Puskesmas maupun bantuan dari instansi lain

    termasuk buffer stock diterima di gudang induk. Sebelum diterima obat-obatan

    tersebut diperiksa untuk disesuaikan dengan jenis dan jumlah obat yang dikirim.

    Selanjutnya dicatat di komputer dan kartu stock

    4.1.4 Penyimpanan

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 35

  • Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan dengan cara menempatkan obat-

    obatan yang diterima pada tempat yang sesuai dan aman.

    Tujuan dari penyimpanan obat adalah :

    a. Memelihara mutu obat

    b. Menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab

    c. Menjaga kelangsungan persediaan

    d. Memudahkan pencarian dan pengawasan

    Untuk menjamin mutu maka pengeluaran obat dari penyimpanan dilakukan

    berdasarkan sistem FEFO (First Expired First Out). Obat golongan psikotropik dan

    narkotik disimpan terpisah di dalam lemari khusus dan terkunci.

    Gudang penyimpanan obat dan alat kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kramat

    Jati terdiri dari :

    a. Gudang Induk

    Gudang untuk menyimpan obat dan alat kesehatan yang berasal dari pemasok dan

    bantuan dari instansi lain untuk selanjutnya didistribusikan ke Puskesmas Kecamatan

    Kramat Jati dan seluruh Puskesmas Kelurahan di Kecamatan Kramat Jati

    b. Gudang Farmasi Puskesmas Kecamatan

    Gudang untuk menyimpan obat-obat yang dibutuhkan oleh apotek Kecamatan Kramat

    Jati, apotek di pelayanan 24 jam serta RB dan ruang tindakan.

    c. Gudang Apotek

    Gudang untuk menyimpan obat yang diperlukan dalam pelayanan obat di apotek

    kecamatan. Persyaratan gudang obat antara lain :

    1. Gudang harus kering

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 36

  • 2. Ada ventilasi agar ada aliran udara

    3. Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung untuk

    menghindari cahaya langsung

    4. Menghindari pembuatan sudut lantai dinding yang tajam

    5. Dinding dibuat licin

    6. Mempunyai ruangan khusus untuk gudang dan pelayanan

    7. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci

    8. Ada lemari atau laci khusus untuk narkotika yang selalu terkunci

    Persyaratan penyimpanan dan kesetabilan obat harus dijaga dan dihindari dari

    faktor-faktor sebagai berikut :

    1. Kelembaban

    Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan sehinga dapat mempercepat

    kerusakan. Untuk menghindari udara lembab tersebut maka diperlukan upaya-upaya

    sebagai berikut :

    Ventilasi harus baik, jendela dibuka

    Simpan obat sesuai petunjuk penyimpanan

    Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka

    Pengaturan suhu yang tepat pada AC/Kipas Angin

    2. Sinar matahari

    Kebanyakan cairan, larutan, dan injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar

    matahari. Cara mencegahnya dapat dilakukan sebagai berikut :

    Gunakan wadah botol atau vial yang berwarna gelap

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 37

  • Jangan letakkan botol atau vial di udara terbuka

    Obat yang penting diletakkan dalam lemari

    Jendela jendela diberi gorden

    3. Temperatur atau panas

    Obat sangat sensitif terhadap pengaruh panas. Sediaan berupa salep, krim,

    suppositoria dapat meleleh, oleh karena itu hindari dari udara panas. Beberapa jenis

    obat harus disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4 8 C seperti vaksin,

    insulin dll.

    4. Kerusakan fisik

    Untuk menghindari kerusakan fisik :

    Dos obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat yang ada di dalam dos

    bagian tengah akan pecah dan rusak sehingga akan kesulitan dalam mengambil

    obat di dalam dos terbatas.

    Hindari kontak dengan benda tajam

    5. Kontaminasi bakteri

    Wadah obat harus selalu tertutup rapat, apabila wadah terbuka maka obat mudah

    tercemar oleh bakteri atau jamur. Sediaan yang terkontaminasi dapat menyebabkan

    kematian bagi pasien.

    6. Pengotoran

    Ruangan yang kotor dapat mengundang tikus dan serangga lain kemudian merusak

    obat. Etiket dapat menjadi kotor dan sulit dibaca, oleh karena itu bersihkan ruangan

    paling sedikit satu minggu sekali, lantai disapu dan dipel, dinding rak dibersihkan.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 38

  • 4.1.5 Pendistribusian

    Alur pendistribusian obat dan Alkes di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati:

    a. obat-obatan maupun alkes yang disimpan di gudang penyalur/induk. Kemudian

    gudang penyalur/induk akan mendistribusikan obat-obatan tersebut ke gudang

    Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan. Pendistribusian obat dilakukan sebanyak

    empat kali dalam setahun sedangkan alkes didistribusikan setiap bulan. Gudang

    induk juga menyimpan persediaan cadangan atau buffer stok, sehingga bila obat-

    obatan yang telah didistribusikan tersebut habis sebelum waktunya atau kurang

    karena pasien melonjak atau meningkatnya kejadian penyakit di masyarakat, maka

    Puskesmas kecamatan maupun kelurahan dapat melakukan permintaan dengan

    mengajukan dokumen permintaan ke gudang induk. Dengan demikian kebutuhan

    obat-obatan dapat terjamin pemenuhannya.

    b. Obat maupun alkes yang didistribusikan dari gudang induk ke gudang

    Kecamatan, selanjutnya akan didistribusikan ke apotek Puskesmas Kecamatan,

    Pelayanan 24 jam, RB dan ruang tindakan tiap awal bulan atau bila terjadi

    kekurangan obat dapat mengajukan surat permintaan untuk didistribusikan kembali.

    4.1.6Pelayanan Sediaan Farmasi di Apotek

    Tujuan pelayanan sediaan farmasi adalah agar pasien mendapatkan obat sesuai

    dengan resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya.

    Pelayanan resep di apotek Puskesmas Kecamatan kramat Jati, dimulai pukul 08.00

    sampai dengan pukul 16.00 WIB. Jumlah resep perhari rata-rata 300 500 lembar

    resep. Pelayanan resep yang masuk ke apotek akan melalui prosedur sebagai berikut :

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 39

  • Keterangan :

    a. Penerimaan resep

    Resep dibawa oleh pasien ke apotek. Selanjutnya pasien meletakkan resep di tempat

    yang telah disediakan.

    b. Pemberian nomor

    Resep yang telah diterima oleh petugas apotek, kemudian diberi nomor sesuai

    dengan urutan peletakan resep serta diberi cap paraf petugas.

    c. Penulisan etiket

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 40

    Resep diberi nomor dan cap (tanggal dan paraf

    petugas)

    Pasien menyerahkan resep

    Penyerahan obat dan pemberian informasi obat

    kepada pasien

    Pemeriksaan kembali obat yang akan diserahkan

    Penyiapan obat sesuai resep

    Penulisan etiket obat

  • Resep yang telah diberi nomor lalu diserahkan pada bagian penyiapan obat untuk

    diberikan etiket. Penulisan etiket oleh petugas sesuai dengan keterangan cara

    pemberian yang tertera pada resep.

    d. Penyiapan obat

    Petugas mengambil resep beserta etiket untuk disiapkan obat obatnya sesuai

    dengan yang tertera pada resep. Untuk peracikan obat seperti puyer, telah

    dipersiapkan terlebih dahulu dalam jumlah banyak oleh petugas yang bertanggung

    jawab pada penyiapan puyer. Sehingga petugas hanya perlu mengambil puyer tanpa

    harus meraciknya setiap kali menyiapkan obat, hal ini dapat mempercepat waktu

    penyiapan obat sehingga pasien tidak perlu menunggu lama.

    Sediaan puyer yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati telah

    diformulasikan sesuai standar hasil perumusan dan kesepakatan semua dokter dan

    apoteker di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.

    Puyer standar terdiri dari :

    Puyer untuk batuk-pilek-panas : PDEX

    Puyer untuk diare : GEA

    Puyer turun panas : PTP

    e. Pemeriksaan obat

    Obat yang telah disiapkan oleh petugas sesuai dengan resep dokter, kemudian

    diberikan kepada petugas bagian penyerahan beserta resepnnya untuk diperiksa

    kembali apakah obat yang telah disiapkan sesuai dengan yang tertera pada resep.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 41

  • Setelah obat diperiksa dan sesuai dengan resep kemudian resep tersebut diparaf oleh

    petugas penyerahan obat.

    f. Penyerahan obat

    Obat kemudian diberikan kepada pasien atau keluarga yang bersangkutan dan

    diberikan informasi secukupnya tentang cara penggunaan obat. Hal ini dilakukan

    agar obat yang diberikan benar dan tidak tertukar dengan pasien lain.

    4.1.7Pencatatan dan Pelaporan

    Resep-resep yang masuk ke apotek setiap harinya divalidasi oleh petugas apotek

    sehingga pemakaian obat-obatan tersebut tercatat dan tersimpan dengan baik. Melalui

    hal tersebut maka dapat diketahui pemakaian obat harian, mingguan, bulanan, dan

    pemakaian obat tahunan. Dengan pencatatan tersebut selanjutnya dilakukan pelaporan.

    Farmasi Puskesmas Kecamatan Kramat Jati membuat laporan, antara lain :

    Laporan bulanan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Laporan Permintaan Obat) dari

    Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan Kramat Jati setiap bulan ke Sudin

    Kesehatan Jakarta Timur

    Pemakaian Obat GAKIN setiap bulan ke Sudin Kesehatan Jakarta Timur

    Pemakaian Alkes setiap bulan ke Sudin Kesehatan Jakarta Timur

    Pemakaian Narkotika dan Psikotropika setiap bulan ke Sudin Kesehatan Jakarta

    Timur

    Pemakaian Obat TB setiap tiga bulan ke Sudin Kesehatan Jakarta Timur

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 42

  • Pemakaian Methadon setiap bulan ke RSUP Fatmawati Jakarta

    Persediaan obat dan alkes di gudang induk dan puskesmas kelurahan setiap tiga

    bulan ke Tata Usaha Puskesmas.

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada periode 20 Februari 2 Maret

    2012. Kegiatan PKL yang dilakukan meliputi kegiatan kefarmasian di apotek dan

    kegiatan di Program Terapi Rumatan Metadin (PTRM).

    Kegiatan kefarmasian yang dilakukan selama PKL di Puskesmas Kecamatan

    Kramat Jati meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi,

    pelayanan, pencatatan dan pelaporan. Perencanaan dibuat setelah terkumpulnya usulan

    perencanaan dari 8 puskesmas kelurahan dan puskesmas Kecamatan Kramat Jati itu

    sendiri. Perencanaan dilakukan setiap satu tahun sekali. Untuk memenuhi kebutuhan

    pelayanan di puskesmas, perencanaan direalisasikan dalam bentuk kegiatan pengadaan

    obat. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan sistem lelang melalui media

    internet dengan menggunakan dana subsidi dari Pemerintah dengan anggaran yang

    telah ditetapkan. Penerimaan obat dilakukan oleh petugas dengan melakukan

    pengecekan terhadap obat obatan yang diterima seperti memeriksa dan meneliti

    kondisi barang (warna dan kemasan), jumlah barang, nama barang dan tanggal

    kadaluwarsa. Setiap penerimaan obat dicatat di komputer dan kartu stock.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 43

  • Perbekalan farmasi yang telah diterima disimpan dalam gudang induk untuk obat

    selanjutnya disalurkan ke gudang kecamatan dan 8 gudang puskesmas kelurahan

    sebanyak empat kali dalam setahun. Obat yang disimpan di gudang kecamatan

    didistribusikan ke gudang apotek, pelayanan 24 jam, Ruang Bersalin, dan ruang

    tindakan tiap awal bulan. Obat disimpan di gudang penyimpanan disesuaikan dengan

    sifat-sifat obat tersebut dan dikeluarkan dengan menggunakan sistem FEFO (First

    Expired First Out) untuk menjamin mutu obat. Suhu penyimpanan di gudang induk

    sebaiknya sejuk. Pada kenyataannya gudang induk yang dimiliki Puskesmas Kramat

    Jati tidak cukup sejukdan terasa pengap karena tidak memiliki Air Conditioner (AC)

    seperti di gudang kecamatan yang kondisinya sejuk. Untuk penyimpanan narkotik dan

    psikotropik harus didalam lemari khusus dan penyimpanannya sudah sesuai, baik di

    gudang induk, gudang kecamatan dan gudang apotek. Selain itu di gudang induk dan

    gudang Puskesmas Kecamatan Kramat Jati juga tersedia lemari pendingin untuk

    penyimpanan suppositoria dan ovula. Namun, di gudang apotek tidak tersedia lemari

    pendingin untuk menyimpan sediaan suppositoria dan ovula.

    Pendistribusian obat ke tiap Puskesmas Kelurahan sesuai usulan perencanaan

    Puskesmas Kelurahan. Setelah itu dibuat pendistribusian dan jadwal pengiriman obat.

    Apabila ada kekurangan sebelum ataupun sesudah dilakukan distribusi berikutnya,

    maka Puskesmas Kelurahan dan Puskesmas Kecamatan dapat mengajukan permintaan

    ke gudang induk. Hanya saja permintaan tersebut tidak bisa dilayani saat hari itu juga

    dikarenakan penanggung jawab gudang induk yang juga merangkap pekerjaan seperti

    di pelayanan apotek.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 44

  • Untuk memudahkan pencatatan dan pelaporan setiap hari setelah pelayanan,

    lembar resep yang diterima apotek dikumpulkan, di validasi, kemudian disusun

    berdasarkan golongan pasien yaitu pasien Umum, Askes, Jamsostek, Gratis, dan Gakin.

    Resep yang tercantum obat penenang ikut dipisahkan. Kemudian resep yang telah

    dipisahkan dihitung, dicatat dan disimpan di tempat penyimpanan resep.

    Adapun pencatatan yang dibuat oleh Apotek Kecamatan Kramat Jati antara lain :

    pencatatan jumlah resep dalam buku resep harian, pencatatan jumlah obat dalam kartu

    stok, dan validasi obat yang tertulis pada resep setiap hari. Sedangkan, kegiatan

    pelaporan yang dilakukan adalah pelaporan pemakaian obat dalam formulir Laporan

    Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang direkap tiap bulan oleh

    masing-masing puskesmas kelurahan dan puskesmas kecamatan untuk selanjutnya

    digunakan sebagai usulan perencanaan pada tahun berikutnya dan sebagai acuan untuk

    dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Timur.

    Secara keseluruhan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati telah berjalan sesuai visi

    dan misinya. Hal ini tidak terlepas dari peran tenaga farmasi dan tenaga kesehatan

    untuk ikut berperan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.

    Bentuk pelayanan farmasi yang lain adalah pelayanan di apotek puskesmas yang

    meliputi peneriman resep, pamberian nomor dan cap (tanggal dan paraf petugas),

    pengerjaan resep oleh petugas, pengecekkan kembali dan penyerahan obat kepada

    pasien yang disertai dengan memberi informasi tentang pemakaian obat. Melihat sering

    terjadi ketidaktertiban pengambilan obat, mungkin perlu ada nomor antrian untuk

    pasian. Sebab untuk saat ini hanya berupa penulisan nomor diresep, sehingga

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 45

  • memungkinkan terjadi penyerahan obat yang tidak berurutan dengan nomor yang

    tertera diresep.

    Pada penulisan etiket untuk antibiotik seharusnya disertakan keterangan

    dihabiskan, namun kenyataannya hal ini tidak dituliskan melainkan hanya diberikan

    informasi oleh petugas saat penyerahan obat. Hal tersebut bisa saja terjadi pasien lupa

    akan informasi yang disampaikan. Sama halnya pada sediaan obat syrup seperti

    cotrimoksazol dalam penyiapannya juga tidak disertai penempelan etiket kocok

    dahulu, namun kenyataannya hanya diberikan informasi oleh petugas saat penyerahan

    obat. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari tidak berkhasiatnya obat dan over

    dosis, akibat dari sifat obat yang mudah mengendap sehingga perlu dilakukan

    pengocokan terlebih dahulu.

    Pada proses pembuatan obat racikan, selazimnya obat diracik menggunakan

    lumpang dan alu karena dapat meminimalkan terjadinya kontaminasi antara bahan obat

    dengan alat tersebut. Akan tetapi, di Puskesmas Kramat Jati obat diracik dengan

    menggunakan blander karena jumlah obat yang dibuat cukup besar. Namun yang harus

    diperhatikan saat meracik menggunakan blender adalah suhu yang dihasilkan oleh

    blender jangan sampai panas, karena peningkatan suhu dapat mengakibatkan rusaknya

    obat tersebut. Oleh karena itu, ketika suhu blender mulai menghangat maka proses

    peracikan dihentikan.

    Serbuk puyer yang telah diracik tadi kemudian dibungkus dengan kantong puyer

    lalu dipress. Mengingat harga kertas puyer yang cukup mahal dan kuantitas untuk satu

    bungkus yang besar, maka dalam satu bungkus digunakan untuk dosis dua kali

    pemakaian. Sehingga etiket yang tertulis untuk sekali pakai adalah setengah bungkus.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 46

  • Hal ini sebaiknya dihindari untuk dilakukan karena cukup menyulitkan keluarga pasien

    dalam menyiapkan obat dan kemungkinan dosis yang diminum tidak sesuai karena

    tidak terbagi rata. Sementara untuk obat dalam dosis kecil yang seharusnya diracik,

    hanya diberikan obatnya dan pasien yang harus membaginya sendiri. Hal ini tentu saja

    juga menyulitkan pasien terutama jika tablet yang harus dibagi bentuknya kecil.

    Selain kegiatan kefarmasian di apotek, kegiatan PKL juga berlangsung di

    Program Terapi Rumatan Metadon. PTRM merupakan penggunaan metadon dalam

    program pengganti heroin yang dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih

    aman. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Kecamatan Kramat Jati

    merupakan satelit dari Rumah Sakit Fatmawati. Tenaga yang terlibat adalah dokter,

    tenaga farmasi, dan perawat.

    Pasien PTRM tidak hanya sekedar mendapat obat, tetapi mereka juga mendapat

    konseling baik dari dokter maupun dari tenaga farmasi. Hal tersebut merupakan salah

    satu bagian dari terapi, karena dengan melakukan konseling akan tumbuh hubungan

    yang baik antar dokter atau tenaga yang terlibat dengan pasien. Hubungan baik tersebut

    akan memberi perasaan nyaman pada diri pasien.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 47

  • BAB VI

    PENUTUP

    6.1 Kesimpulan

    1) Puskesmas Kramat Jati sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008, maka

    pengelolaan dan pelayanan obat di apotek Puskesmas Kramat Jati sesuai dengan

    prosedur yang telah ditetapkan.

    2) Kedisiplinan kerja pegawai Puskesmas Kramat Jati sangat baik, sehingga tujuan

    pelayanan kesehatan dapat tercapai dan terpenuhinya kepuasan pelanggan.

    3) Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dan dapat mengaplikasikan

    ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan.

    4) Mahasiswa telah mengetahui peran dan fungsi Ahli Madya Farmasi di

    puskesmas.

    6.2 Saran

    1) Pemberian Air Conditioner (AC) pada gudang induk agar suhu di dalam sejuk

    dan obat tidak rusak.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 48

  • 2) Penyimpanan obat sediaan suppositoria di apotek sebaiknya disimpan di lemari

    pendingin agar stabilitasnya tetap terjaga.

    3) Penempelan etiket kocok dahulu, agar tercapainya ketepatan dosis dan dalam

    penyediaan obat perlu diperhatikan lagi higienitasnya.

    4) Kurangnya tenaga farmasi, sehingga perlu ada penambahan tenaga farmasi

    5) Pengadaan nomor antrian pasien saat mengambil obat, agar tercipta ketertiban

    saat pengambilan obat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 1998, Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

    Anonim, 2001, Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi, Direktorat Jenderal

    Bina Kesehatan Masyarakat Departemen KesehatanRepublik Indonesia,

    Jakarta.

    Azwar, Azrul, 1983, Puskesmas dan Usaha Kesehatan Pokok, CV. Akadona, Jakarta.

    Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II 49