113
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL-YOGYAKARTA (22 Februari 2 April 2016) Disusun Oleh : Fajar ahmad fauzi 20133010032 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

  • Upload
    vucong

  • View
    286

  • Download
    28

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH

BANTUL-YOGYAKARTA

(22 Februari – 2 April 2016)

Disusun Oleh :

Fajar ahmad fauzi

20133010032

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016

Page 2: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

ii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT UMUM PKU

MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Nama : Fajar Ahmad Fauzi

NIM : 20133010032

Institusi : Teknik Elektromedik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 1 bulan (30 hari

kerja) terhubung mulai tanggal 22 Februari 2016 sampai tanggal 2 April 2016 di

Rumah Sakit Umum (RSU) PKU Muhammadiyah Bantul dan telah

menyelesaikan laporan.

Telah diperiksa dan disetujui

Pembimbing PKL 1 Pembimbing PKL 2

Yusuf Heru P., A.Md Zairul Anwar, A.Md

NBM. NBM.

Mengetahui

Direktur Utama RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Widiyanto Danang Prabowo, dr.,MPH

NBM.1067920

Page 3: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

iii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT UMUM PKU

MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Nama : Fajar Ahmad Fauzi

NIM : 20133010032

Institusi : Teknik Elektromedik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 1 bulan (30 hari

kerja) terhubung mulai tanggal 22 Februari 2016 sampai tanggal 2 April 2016 di

Rumah Sakit Umum (RSU) PKU Muhammadiyah Bantul dan telah

menyelesaikan laporan.

Telah diperiksa dan disetujui

Kaprodi Teknik Elektromedik Dosen Pembimbing

Tatiya Padang Tunggal, S.T. Sigit Widadi, S.Kom

NIP. 19680803201210 183 010 NIP.

Mengetahui

Direktur Program Vokasi

Dr. Sukamta,S.T.,M.T.

NIP. 19700502199603 123 02

Page 4: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbilalamin, Segala puja dan puji syukur atas kehadirat

allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan anugerah-Nya, sehingga penulis

dapat melaksanakan PKL (Praktik Kerja Lapangan) serta dapat mengerjakan

penyusunan laporan PKL ini dengan baik dan lancar.

PKL merupakan bentuk pengaplikasian seluruh kemampuan dan teori

yang sudah dipelajari dan dikuasai di kampus kemudian diterapkan dan

dikembangkan dalam dunia kerja yang nyata. Sehingga banyak sekali keilmuan

yang akan diperoleh serta pengalaman yang akan bertambah dan akan menjadi

wawasan cakrawala keilmuan yang tidak bisa didapatkan tanpa adanya praktik

secara langsung. PKL ini juga merupakan salah satu kewajiban yang harus

dipenuhi oleh seluruh mahasiswa tingkat akhir (semester 6) untuk mendapatkan

kelulusan bidang studi yang telah ditempuh selama ini. Penulis telah

melaksanakan PKL ini di rumah sakit umum PKU Muhammadiyah Bantul pada

tanggal 22 Februari – 2 April 2016 (30 Hari kerja). Semua hasil dan rincian

kegiatan akan disertakan dan diuraikan lebih rinci pada laporan PKL ini.

Pada akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian seluruh

rekan-rekan yang telah membantu menyusun laporan PKL ini, sehingga dapat

menghasilkan sebuah laporan yang dapat memberi manfaat kepada pembaca yang

budiman.

Tiada gading yang tak retak, untuk itu penulis berharap kepada pembaca

untuk selalu bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan bagi penulis.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bantul, 2 April 2016

Penulis,

Page 5: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi IPSRS PKU Muh. Bantul................. 12

Gambar 4.1 Infus pump terumo TE-172............................................. 19

Gambar 4.2 Syringe pump TE-331...................................................... 23

Gambar 4.3 Control panel baby inkubator YP-100............................. 26

Gambar 4.4 X-ray konvensional........................................................... 29

Gambar 4.5 X-Ray tube...................................................................... 30

Gambar 4.6 Insert tube/housing........................................................ 31

Gambar 4.7 Filamen double fokus................................................... 32

Gambar 4.8 Grafik hubungan arus tabung, arus filamen,

dan tegangan filamen.................................................... 33

Gambar 4.9 Trafo step up dan trafo step down................................. 35

Gambar 4.1.0 Auto trafo...................................................................... 35

Gambar 4.1.1 Blok diagram X-Ray konvensional............................ 36

Gambar 4.1.2 Rangkaian triode............................................................ 39

Gambar 4.1.3 Prinsip kerja tabung roentgen....................................... 40

Gambar 4.1.4 Diagram grafik loncatan elektron................................. 41

Gambar 4.1.5 Alat pencetak film otomatis fuji FPM-100A............... 44

Gambar 4.1.6 Spigmomanometer...................................................... 48

Gambar 4.1.7 Bulb............................................................................. 49

Page 6: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

vi

Gambar 4.1.8 Manset....................................................................... 49

Gambar 4.1.9 Tabung skala.................................................................. 50

Gambar 4.2.0 Tabung air raksa............................................................ 50

Gambar 4.2.1 Prinsip kerja tensimeter.............................................. 50

Gambar 4.2.2 Blok diagram spigmomanometer................................... 51

Gambar 4.2.3 EKG.............................................................................. 54

Gambar 4.2.4 Lead bipolar.................................................................. 55

Gambar 4.2.5 Lead unipolar ekstrimitas............................................. 56

Gambar 4.2.6 Lead unipolar prekordial............................................. 57

Gambar 4.2.7 Kertas EKG................................................................ 57

Gambar 4.2.8 Diagram kerja EKG.................................................... 58

Gambar 4.2.9 Pemasangan lead V1-V6 (Unipolar).......................... 60

Gambar 4.3.0 Alat fettal doppler....................................................... 61

Gambar 4.3.1 Diagram blok sederhana fettal doppler...................... 63

Gambar 4.3.2 Alat ESU.................................................................... 65

Gambar 4.3.3 Lampu operasi............................................................. 68

Gambar 4.3.4 Autoclave bertekanan uap........................................... 69

Gambar 4.3.5 Diagram sederhana autoclave..................................... 71

Gambar 4.3.6 Alat centrifuge............................................................ 75

Page 7: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

vii

Gambar 4.3.7 Alat spektrofotometer................................................ 79

Gambar 4.3.8 Diagram blok alat spektrofotometer.......................... 80

Gambar 4.3.9 Alat urine analizer UroMeter 720.............................. 85

Gambar 4.4.0 Diagram blok sederhana urine analizer...................... 86

Gambar 4.4.1 Alat elektrostimulator................................................ 88

Gambar 4.4.2 Diagram blok alat stimulator sederhana.................... 90

Gambar 4.4.3 Alat nebulizer omron................................................. 92

Gambar 4.4.4 Diagram blok nebulizer.............................................. 93

Gambar 4.4.5 Alat SWD BTL-6000.................................................. 95

Gambar 4.4.6 Diagram blok SWD................................................... 97

Page 8: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Catatan Kegiatan Harian PKL............................................. 14

Tabel 4.1 Ukuran fokus filamen............................................................ 32

Page 9: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan ............................................................. 1 1.1

Maksud Dan Tujuan ............................................................................................ 2 1.2

Batasan Masalah ................................................................................................. 4 1.3

Sistematika Penulisan ......................................................................................... 4 1.4

Metode Penulisan ................................................................................................ 6 1.5

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN MANAJEMEN IPSRS .............. 7

Sejarah RSU PKU Muhammadiyah Bantul ........................................................ 7 2.1

Visi, Misi, Motto, Falsafah, Nilai, Tujuan dan Budaya Perusahaan ................... 7 2.2

Pelayanan ............................................................................................................ 9 2.3

Daftar Perusahaan Relasi .................................................................................. 11 2.4

Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Medis, Non Medis, dan 2.5

Perbengkelan ................................................................................................................. 11

BAB III JADWAL KEGIATAN ...................................................................................... 14

Jadwal Kegiatan ................................................................................................ 14 3.1

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN ..................................................... 19

Peralatan life support dan life saving ................................................................ 19 4.1

Peralatan Radiologi ........................................................................................... 29 4.2

Peralatan Diagnostik ......................................................................................... 48 4.3

Peralatan Bedah dan Anaesthesi ....................................................................... 65 4.4

Peralatan Laboratorium Klinik .......................................................................... 75 4.5

Peralatan Terapi ................................................................................................ 88 4.6

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 99

Kesimpulan ....................................................................................................... 99 5.1

Kesan................................................................................................................. 99 5.2

Saran ................................................................................................................. 99 5.3

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 101

Page 10: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

x

LAMPIRAN .................................................................................................................... 102

Page 11: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan 1.1

1. Umum

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan

dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. Derajat kesehatan yang optimal

dapat dicapai dengan peningkatan mutu lingkungan, perubahan tingkah

laku masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat yang merata,

menyeluruh dan terpadu.

Kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan

kesehatan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan

pengetahuan dan kemampuan masyarakat maupun perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi kesehatan. Tuntutan akan mutu pelayanan

kesehatan masyarakat yang semakin meningkat dan kompleks tentunya

harus didukung pula dengan perkembangan teknologi kesehatan. Hal

tersebut dapat terlaksana dengan baik bila ditunjang dengan kemajuan

dan perkembangan peralatan kesehatan dan juga tenaga Elektromedik

yang baik.

Perkembangan dan kemajuan peralatan Teknik Elektromedik yang

begitu pesat selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga

semakin terasa kebutuhan akan peralatan tersebut dalam upaya

mewujudkan pelayanan kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam

hal ini dituntut pula adanya tenaga kesehatan yang mampu menangani

dan mengelola peralatan Elektromedik secara baik dan profesional,

mampu dalam memelihara, merencanakan, memasang serta

memperbaiki alat tersebut sehingga dapat bermanfaat dan berdaya

guna maksimal.

2. Khusus

1

Page 12: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

2

Tujuan Teknik Elektromedik UMY sebagai lembaga swasta dalam

pendidikan teknologi kesehatan untuk menghasilkan tenaga kesehatan

Teknik Elektromedik, mempunyai tanggung jawab dalam menyiapkan

tenaga Kesehatan Teknik Elektromedik yang dapat diandalkan secara

profesional, memiliki rasa ingin tahu dan etos kerja yang tinggi serta

memiliki jiwa nasional sehingga diharapkan dapat berperan sebagai

pelaku utama dalam pembangunan nasional khusunya dibidang

kesehatan.

Untuk menghasilkan tenaga Kesehatan Teknik Elektromedik

tersebut perlu penanganan, pembinaan dan pengelolaan yang

menyeluruh, terarah dan terpadu serta upaya untuk melibatkan

mahasiswa sebagai pelaku utama dalam kegiatan proses kegiatan

belajar mengajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

dengan memberikan pengalaman belajar dilapangan serta mandiri

dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar kepada mahasiswa ke

dalam dunia nyata.

Diharapkan dengan adanya PKL (Praktik Kerja Lapangan) ini yang

termasuk dalam kegiatan intrakulikuler/wajib bagi mahasiswa vokasi

UMY prodi Teknik Elektromedik sehingga para peserta dididik untuk

dapat memahami dunia kerja yang nyata menjadi seorang lulusan

Teknik Elektromedik, dalam masalah penanggulangan terhadap

kerusakan peralatan kesehatan maupun membina kekompakan dalam

tim proses perbaikan atau pemeliharaan peralatan kesehatan.

Maksud Dan Tujuan 1.2

Tujuan PKL dapat dijabarkan menjadi tujuan umum dan khusus.

a. Tujuan umum

Tujuan umum dari PKL adalah merupakan realisasi dari tujuan

pendidikan, sehingga mahasiswa :

Page 13: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

3

1) Memahami lebih mendalam mengenai teknik perencanaan,

pemasangan, pengujian, pengkalibrasian dan pemeliharaan

serta perbaikan peralatan elektromedik.

2) Memahami teori-teori tentang keselamatan dan keamanan

terhadap penderita, petugas, lingkungan dan peralatan

elektromedik.

3) Memahami tentang struktur organisasi dan proses yang

terjadi di lapangan.

4) Terbinanya minat dan perhatian terhadap lapangan

pekerjaan yang harus dihadapinya nanti.

5) Terbinanya pandangan secara horizontal luas dan

menyeluruh dalam kaitanya dengan msalah-masalah sosial

di masyarakat.

6) Terbinanya kepribadian mahasiswa dalam hidup berwarga

negara.

b. Tujuan Khusus

Dengan dilaksanakannya PKL mahasiswa akan :

1) Mampu melakukan pencatatan alat-alat elektromedik.

2) Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat

elektromedik.

3) Mampu melakukan pemasangan/instalasi alat elektromedik.

4) Mampu melakukan pemindahan dan pemasangan ulang alat

elektromedik.

5) Mampu melakukan penggunaan alat elektromedik pada

sasaran Pelayanan Kesehatan.

Page 14: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

4

6) Mampu melakukan perencanaan alat elektromedik.

7) Mampu melakukan pemeliharaan alat elektromedik.

8) Mampu melakukan analisis teknis alat elektromedik.

9) Mampu melakukan perbaikan alat elektromedik.

10) Mampu menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan

kerja.

11) Mampu berkerjasama dan berkomunikasi secara tim.

12) Mampu beradaptasi serta bersosialisasi dalam lingkungan

kerja/masyarakat.

Batasan Masalah 1.3

Agar dalam pembahasan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tidak

terjadi pelebaran masalah dalam penyelesaiannya, penulis membuat

pokok-pokok batasan yang akan dibahas, yaitu :

1. Pembahasan alat hanya mencakup alat elektromedik.

2. Pelaporan alat hanya yang ada di RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Yogyakarta.

3. Perbaikan/troubleshooting alat sesuai dengan penulis alami.

4. Pembahasan alat berisi spesifikasi, dasar teori, cara kerja,

pemeliharaan/perawatan dan perbaikan alat.

Sistematika Penulisan 1.4

Untuk mempermudah penulis dalam penyusunan laporan dan

pembaca dalam memahami laporan PKL ini, maka penulis menyajikan

sistematika penulisan sebagai berikut :

Page 15: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

5

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis memaparkan tentang latar belakang serta

tujuan diadakannya PKL mahasiswa Teknik Elektromedik UMY.

BAB II : PROFIL RUMAH SAKIT DAN MANAJEMEN IPSRS

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang tujuan,

fasilitas, peralatan, lingkup pekerjaan, struktur organisasi dan

menjelaskan sekilas tentang sejarah dan perkembangan, struktur

organisasi RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta dan

Instalasi Pemelihara Sarana RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Yogyakarta.

BAB III : JADWAL KEGIATAN

Pada bab ini penulis mengutarakan tentang kegiatan-kegiatan

selama PKL.

BAB IV : PEMBAHASAN ALAT

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang permasalahan

dan pembahasan peralatan dan prasarana yang ada di RSU PKU

Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini penulis mengambil kesimpulan dan pelaksanaan

PKL serta beberapa saran yang dapat penulis sampaikan bagi

semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PKL.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

6

Metode Penulisan 1.5

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini

adalah

1. Metode Literatur

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan

data-data dari buku dan gambar yang dapat menunjang dalam

penulisan laporan.

2. Metode Interview

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan

wawancara secara langsung kepada pihak-pihak yang sekiranya dapat

memberikan informasi data laporan ini.

3. Metode Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung kepada objek yang akan dijadikan sebagai

bahan laporan.

Page 17: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

7

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN MANAJEMEN IPSRS

Sejarah RSU PKU Muhammadiyah Bantul 2.1

Pada awal tahun 1966, tepatnya tanggal 09 Dzulqodah atau

bertepatan dengan tanggal 01 Maret 1966 berdirilah sebuah Klinik dan

Rumah Bersalin di kota Bantul yang diberi nama Klinik dan Rumah

Bersalin PKU Muhammadiyah Bantul. Sebagai sebuah karya tokoh-tokoh

Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah pada waktu itu. Seiring perjalanan waktu

perkembangan klinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul semakin pesat

ditandai adanya pengembangan pelayanan dibidang kesehatan anak baik

sebagai upaya penyembuhan maupun pelayanan dibidang pertumbuhan

dan perkembangan anak pada tahun 1984. Dan hal inilah yang menjadi

dasar perubahan Rumah Bersalin menjadi Rumah Sakit Khusus Ibu dan

Anak dengan Surat Keputusan Ijin Kanwil Depkes Propinsi DIY no

503/1009/PK/IV/1995 yang selanjutnya pada tahun 2001 berkembang

menjadi RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

dengan diterbitkannya ijin operasional dari Dinas Kesehatan

No:445/4318/2001. Saat ini RSU PKU Muhammadiyah Bantul telah

mendapatkan sertifikat ISO 9001-2018 untuk Pelayanan Kesehatan

Standar Mutu International.

Visi, Misi, Motto, Falsafah, Nilai, Tujuan dan Budaya Perusahaan 2.2

a. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit Islami yang mempunyai keunggulan

kompetitif global, dan menjadi kebanggaan umat.

b. Misi

Berdakwah melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan

mengutamakan peningkatan kepuasan pelanggan serta peduli pada

kaum dhu’afa.

c. Falsafah

RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan perwujudan ilmu,

iman dan Amal Sholeh.

7

Page 18: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

8

d. Motto

Layananku Ibadahku

e. Tujuan

1. Menjadi media dakwah islam melalui pelayanan kesehatan

untuk meraih ridha allah.

2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat termasuk kaum

dhua’fa melalui pelayanan kesehatan yang islami dan

berstandar internasional.

3. Terwujudnya pelayanan prima yang holistik sesuai

perkembangan ilmu pengetahuan.

4. Terwujudnya profesionalisme dan komitmen karyawan melalui

upaya pemberdayaan yang berkesinambunga.

5. Meningkatnya pendapatan melalui manajemen yang efektif dan

efisien sehingga terwujud kesejahteraan bersama.

6. Menjadikan Rumah Sakit sebagai wahana pendidikan,

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

f. Nilai

Nilai-nilai dasar yang dianut dan dikembangkan dalam proses

pelayanan dan tata organisasi adalah:

1. Ketaatan

2. Kebenaran

3. Amanah

4. Menyampaikan

5. Rendah hati

6. Ketaqwaan

7. Displin

8. Tulus Ikhlas

9. Kesabaran

10. Santun

11. Lemah lembut/ramah

12. Ketenangan

Page 19: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

9

13. Profesionalisme

14. Bertanggung jawab

15. Kepedulian

16. Keberkatan

17. Istiqomah

18. Kasih sayang

19. Adil

Pelayanan 2.3

1. Pelayanan 24 jam

a. Instalasi Gawat Darurat

b. Rawat Inap

c. ICU

d. Pelayanan Operasi

e. Pelayanan Rukti Jenazah

f. Ambulan

g. Laboratorium

h. Gizi

i. Radiologi

2. Rawat Jalan

a. Poliklinik Bedah

1) Bedah Umum

2) Bedah Orthopedi

3) Bedah Anak

4) Bedah Mulut

5) Bedah Urologi

6) Bedah Digestive

b. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

c. Poliklinik Tumbuh Kembang Anak

d. Poliklinik Penyakit Dalam

e. Poliklinik Kulit dan Kelamin

f. Poliklinik Syaraf

Page 20: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

10

g. Poliklinik Jiwa

h. Poliklinik Anak

i. Poliklinik THT

j. Poliklinik Gigi

k. Poliklinik Umum

l. Poliklinik Fisioterapi

m. Poliklinik Kosmetik Medik

3. Rawat Inap

a. Bangsal VIP, Bangsal Kelas I, Bangsal Kelas II, Bangsal Kelas III,

Bangsal Anak, Bangsal Perinatal Resiko Tinggi (Peristi), Kamar

Bersalin, Bangsal Nifas.

b. ICU

c. ICCU

d. HDNC

4. Pelayanan Masyarakat

a. Kegiatan Sosial

b. Ngudi Mardhotilah

c. Khitan Gratis

d. Club Lansia

e. Club Diabetes

f. Club Ibu Hamil

5. Pelayanan Penunjang

a. Laboratorium Klinik

b. Pemeriksaan Endoscopy

c. Radiologi : CT Scan Multislise, Rontgen, USG 3D

d. Ambulan 118, PKU DMC, Trauma Center

e. Hemodialisa

6. Pelayanan Unggulan

a. Kamar Operasi

b. PICU

c. Pelayanan IGD

Page 21: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

11

7. Pelayanan Lain

a. Test Bebas Napza

Daftar Perusahaan Relasi 2.4

1. BPJS Kesehatan

2. BPJS Ketenagakerjaan

3. Admedika

4. Hallo Dokter

5. MU Mediacare

6. ABDA

7. AIA

8. AVIVA

9. AVRIST

10. AXA General

11. BNI Life

12. Generali

13. MNC Life

14. PAN Pacific

15. Reliance

16. Relife

17. Sinar Mas

18. Jasindo

19. Takaful

20. Tugu Mandiri

21. Rasapala

Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Medis, Non Medis, dan 2.5

Perbengkelan

Adalah suatu instalasi kerja yang merupakan unsur pelaksana

dalam organisasi rumah sakit, yang bertugas melakukan pemeliharaan

peralatan medis, peralatan non medis, dan pekerjaan perbengkelan di

Rumah Sakit.

Page 22: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

12

a. Struktur Organisasi

Gambar 1.1 Struktur Organisasi IPSRS PKU Muhammadiyah Bantul

1. Koordinator RT, IPSRS, ELMED

Adalah pimpinan instalasi pemeliharaan rumah sakit, yang

mengkoordinir pemeliharaan preventif dan korektif terhadap

permasalahan medis dan non-medis. Melaksanakan pemantauan dan

pengendalian peralatan medis, non-medis dan perbengkelan.

Tanggung jawab kepala IPSRS adalah melaksanakan kegiatan

persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap pemeliharaan preventif

dan korektif peralatan medis, non-medis, dan perbengkelan,

melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap seluruh staf

IPSRS, menelaah terhadap pemakaian peralatan medis dan non-medis

serta menyelenggarakan laporan atas kegiatan IPSRS kepada direktur

umum dan operasional.

Wewenang kepala IPSRS adalah memberikan masukan untuk

pengadaan peralatan medis, non-medis, dan perbengkelan kepada

direktur, memutuskan kelayakan pengoperasian peralatan medis dan

non-medis, memberikan persetujuan dan mengusulkan pemeliharaan

korektif alat kepada pihak ketiga direktur, mempersiapkan suku

cadang peralatan medis dan non-medis.

Page 23: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

13

2. Teknik Elektromedik

Adalah sub bidang yang membawahi seluruh perbaikan,

maintenance/service, pemeliharaan dan pengadaan alat-alat medis.

3. Administrasi

Adalah memimpin sub instalasi administrasi yang mengkoordinir

kegiatan administrasi teknik umum, administrasi teknik, urusan

logistik dan perlengkapan. Bertanggung jawab kepada kepala IPSRS.

4. Teknisi

Adalah petugas yang melaksanakan kegiatan masing-masing sub

IPSRS, melaksanakan pemeliharaan preventif dan korektif terhadap

peralatan medis/non-medis/perbengkelan dan instalasi jaringan listrik.

Tanggung jawab teknisi adalah melaksanakan kegiatan persiapan,

pelaksanaan, dan evaluasi terhadap pemeliharaan korektif terhadap

peralatan medis/non-medis/perbengkela, membuat catatan evaluasi

atas semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif peralatan

medis/non-medis/perbengkelan, membuat laporan seluruh kegiatan dan

saran kepada sub kepala IPSRS masing-masing.

Wewenang teknisi adalah memberikan masukan dan saran untuk

pengadaan dan penerimaan peralatan medis/non-medis/perbengkelan

dan mempersiapkan material untuk kegiatan pemeliharaan korektif,

membuat dokumen dan catatan pemeliharaan medis/non-

medis/perbengkelan.

Page 24: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

14

BAB III

JADWAL KEGIATAN

Jadwal Kegiatan 3.1

Tabel 3.1 Catatan Kegiatan Harian PKL

NO HARI KEGIATAN INSTRUKTUR

1 Senin, 22

Feb. 2016

Melakukan kegiatan maintenance alat

medis dan spesifikasi alat Syringe Pump 1

Melakukan kegiatan maintenance alat

medis dan spesifikasi alat Infus Pump

2 Selasa, 23

Feb. 2016

Instalasi /pemasangan pelindung jalur

kabel HTT pada X-Ray radiologi

2

Trouble shooting/repair alat radiologi APF

Automatic Procceesing Film (sensor tidak

bekerja)

Trouble shooting Suction Pump (kekuatan

serapan lemah)

Analasis kerusakan pada Heater Incubator

dan troubleshooting alat Incubator (suhu

tidak stabil)

3 Rabu, 24

Feb. 2016

Troubleshooting dan repair alat EKG

(sensor kertas tidak bekerja) 2

Troubleshooting alat Centrifuge (serat

arang yang sudah aus)

4 Kamis, 25

Feb. 2016

Service manual (perawatan,pembersihan

dan pemerikasaan )alat suction pump dan

suction pump double regulator, fetal

doppler, CTG, infant warmer, syringe

pump, nebulizer, dan spigmomanometer

2

5. Jum’at, 26

Feb. 2016

Memperbaiki/repair lampu dental unit

(lampu mati) 2

14

Page 25: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

15

Memperbaiki lampu infant warmer

6 Sabtu, 27

Feb. 2016

Memperbaiki sensor kertas dan

maintenance EKG 2

Service (pemeriksaan, perawatan dan

pembersihan) alat ultra sound

7 Senin, 29

Feb. 2016

Mengetahui fungsi dan maintenance alat

auto clave

1

Service dan maintenance harian anaesthesi

match

Service dan maintenance

(pembersihan,perawatan dan pemeriksaan)

harian alat esu, bedside monitor,

laringoskop, suction pump, dan lampu

operasi

8 Selasa,1

Maret 2016

Service rutin bulanan (pemeriksaan,

perawatann dan pembersihan)

spigmomanometer, blood warmer,

laringoskop, lampu tindakan, suction

pump, bpm portable, dan stetoskop

1

9 Rabu, 2

Maret 2016

Troubleshooting alat auto clave yang mati

total

2

10 Kamis, 3

Maret 2016

Troubleshooting alat autoclave yang mati 2

Service rutin dan maintenance

(pembersihan, perawatan, dan

pemeriksaan) bulanan spigmomanometer,

stetoskop, timbangan manual dan digital.

Trouble shooting alat dental unit (scroll up

tidak berjalan dan lampu)

11 Jum’at, 4

Maret 2016

Pengajian rutin jum’at pegawai

elektromedik

2

Page 26: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

16

Maintenance (pemeriksaan) suction pump

12 Sabtu, 5

Maret 2016

Instalasi listrik ruang laboratorium

(pemasangan stop kontak)

1,2

13 Senin, 7

Maret 2016

Service rutin (pemeriksan, perawatan dan

perbersihan) alat Spigmomanometer,

Stetoskop, THT test dan laringoskop.

1

14 Selasa, 8

Maret 2016

Servie rutin (perawatan, pembersihan, dan

pemeriksaan) alat spigmomanometer,

EKG, timbangan, dan infant warmer

2

Troubleshooting lampu operasi portable

(ganti lampu)

Troubleshooting alat suction pump (pompa

tidak maksimal)

15 Kamis, 10

Maret 2016

Service rutin (pemeriksaan,perawatan dan

pemebersihan) alat syringe pump, infus

pump, EKG, dan pasien monitor

1

16 Jum’at, 11

Maret 2016

17

Sabtu, 12

Maret 2016

Troubleshooting ESU (kabel grounding

tidak berfungsi) dan USG (scroll tidak

responsif)

2

18

Senin, 14

Maret 2016

Troublehooting alat UV sterilisator (lampu

mati) dan dental unit (handpice saluran air

tidak keluar)

2

Instalasi kabel daya pada alat CR

19 Selasa, 15

Maret 2016

Troubleshooting alat slitlamp (lampu tidak

bisa dirotari /digeser)

1

20 Jum’at 18

Maret 2016

Troubleshooting alat EKG (adanya noise

pada gambar grafik)

2

Page 27: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

17

21 Senin, 21

Maret 2016

Troubleshooting flashcutter (cutter tidak

keluar panas ) dan maintenance suction

pump

1

22 Selasa, 22

Maret 2016

Service rutin (pemeliharaan, perawatan,

dan pemeriksaan) EKG,

Spigmomanometer, dan BPM finger.

1

23 Rabu, 23

Maret 2016

Troubleshooting alat slitlamp () dan

instalasi listrik (memasang isolator kabel)

2

24

Kamis, 24

Maret 2016

Service rutin harian (pemeliharaan,

perawatan, dan pemeriksaan) alat EKG,

spigmomanometer, BPM (oximetri),

laringoskop, suction pump, sterilisator

ozon dan tensimeter digital

2

25 Jum’at 25

Maret 2016

Maintenance alat refraktometer dan

pemeriksaan alat terapi (SWD,

elektrostimulator dan infra merah)

1

26 Sabtu, 26

Maret 2016

Instalasi isolator kabel listrik ruang THT

dan troubleshooting kipas angin

2

27 Selasa, 29

Maret 2016

Troubleshooting suction pump (motor

bersuara) dan memperbaiki roda box bayi

1

28 Rabu, 30

Maret 2016

Instalasi jaringan listrik (memasang kabel

terminal ruang laktasi)

2

29

Kamis, 31

Maret 2016

Troubleshooting alat tensimeter digital

(mengganti push button) dan pemeriksaan

alat lab. (spektrofotometer, PH Meter, &

Centrifuge)

1

30 Jum’at, 1

April 2016

Mengganti ballast lampu sterilisator UV 2

Page 28: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

18

Keterangan pembimbing :

1. Yusuf Heru Pamungkas

2. Zairul Anwar

Page 29: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

19

BAB IV

PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN

Peralatan life support dan life saving 4.1

A. Maintenance dan service Infus Pump Terumo TE-172

Adalah alat kesehatan yang digunakan untuk memasukan cairan

berupa obat, darah, melalui pembuluh darah intra vena dengan

menggunakan selang infus.

Gambar 4.1 Infus pump terumo TE-172

a. Spesifikasi alat :

Merek : Infus pump Terumo

Tipe : TE-172

Tegangan Volt : 20V resistansi range 1Ω

Frekuensi : 500 KHz

Pressure gauge : 0~970 kPa

Occlusion sensor : 3.1mm , 4.1 mm

b. Kelebihan spesifikasi

1. Sistem Pemompaan pada infus pump menggunakan peristaltic

finger (Midpress).

19

Page 30: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

20

2. Kecepatan laju dosis antara 0.1-1200 ml/jam

3. Alarm ; deteksi oklusi, gelembung udara low batt, flow error,

empty, pintu terbuka, completion.

4. Dapat digunakan untuk transfusi darah.

5. Dapat digunakan untuk fungsi KOV (Keep Vein Open)

menjaga vena tetap terbuka yaitu sekitar 1ml/jam.

6. Nurse call connector, interface connector (RS232), dan

kalkulator dosis obat.

7. Batterai mampu bertahan selama 3 jam.

c. Analisis kelebihan penggunaan infus pump

Teknologi yang digunakan pada alat infus pump TE 172

menggunakan sistem MIDPRES (Tertekan separuh) sehingga akurasi

volume yang masuk stabil karena adanya konsistensi tekanan mesin

terhadap tubing. Kemudian berkurangnya perubahan kecepatan aliran

sejalan dengan berkurangnya kemungkinan deformasi tubing.

Beberapa keuntungan :

1. Midpres

Akurasi tinggi ±3%, Perubahan bentuk tubing minimal,

dan pemakaian yang lama/ perubahan flow rate minimal.

2. Flow rate

0.1-1.200 ml/h, pemberian infus pada Neonatus,

pemberian infus dengan flow rate yang cepat pada gawat

darurat.

3. Transfusi

4. Tidak terjadi Hemolysis

Bayi & anak , kasus-kasus di ICU, pasien Leukimia.

5. Solid alumunium die-cast frame

6. Teknologi midpress menjamin akurasi flow rate.

d. Cara menggunakan alat infus pump TE 172

Page 31: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

21

1. Pasang infus set dengan baik dan benar.

2. Tekan tombol Rate/Limit.

3. Tentukan Delivery Rate (ml/hrs).

4. Tentukan Delivery Limit (ml).

5. Tekan tombol START.

e. Pengoperasian dan troubleshooting

1. Tube guides

Petunjuk pemasangan IV set.

2. Mekanisme tube clamp

Tube akan terklem secara otomatis ketika pintu pump

terbuka.

3. Sistem AIS (Anti-Irregular Set)

Ketika tubing IV Set dipasang tidak semestinya, melebihi

finger section, sistem AIS akan diaktifkan, membuat pintu suli

ditutup.

4. Fungsi panel lock

Ketika pintu terbuka, fungsi panel lock diaktifkan, seluruh

tombol operasional tidak dapat digunakan, untuk KTD (errors).

5. Menggunakan IV Set khusus PUMP TE*172

Jenis Infus Set yang digunakan adalah TI*PU PU300L.

Dan faktor tetesan 20 tetes/ml.

Catatan : Menggunakan infus set jenis/merk lain akan

menyebabkan ke-tidak akuratan tetesan.

f. Cara memperbaiki sumbatan (Occlusion)

1. Tutup klem yang terdapat di selang infus.

2. Buka pintu kemudian buka klem yang terdapat dimesin infus.

3. Cek infus set dan lakukan perbaikan.

g. Cara menempatkan posisi klem yang terdapat di selang infus

Klem harus ditempatkan setelah mesin infus. Tujuannya adalah

memudahkan penanganan apabila terjadi alarm sumbatan (occlusion)

dan adanya gelembung udara.

Page 32: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

22

h. Tips mencegah jatuhnya pompa infus

1. Jangan diletakkan terlalu tinggi

2. Gunakan tiang infus dengan 5 roda.

3. Volume cairan yang terdapat pada kantong Infus

i. SOP pengoperasian alat

1. Tempatkan alat pada ruang tindakan .

2. Pasang cairan infus dan hubungkan ke alat.

3. Pasang infusion set.

4. Hubungkan dengan alat catu daya.

5. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke

posisi ON

6. Check fungsi alarm.

7. Lakukan pemanasan secukupnya.

8. Perhatikan prostap pelayanan.

9. Beritahukan kepada pasien tindakan yang akan lakukan.

10. Alirkan cairan infus ke infusion set sampai tidak ada

gelembung udara.

11. Tentukan jumlah tetesan permenit.

12. Set alarm On.

13. Lakukan tindakan.

14. Setelah tindakan selesai matikan alat dari posisi ON ke OFF.

15. Lepaskan alat dari catu daya.

16. Lepaskan infusion bag dan lepaskan selang.

j. Troubleshooting

1. Kerusakan : Tombol Rusak

2. Analisa :

a) Keypad kotor

b) Sambungan pada keypad putus

3. Langkah-langkah : Diuji terlebih dahulu

4. Hasil : Setelah di cek ternyata alat berfungsi

Page 33: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

23

normal, hanya perlu sedikit

penekanan pada tombol

5. Penyelesaian : memberikan informasi yang jelas

pada operator tentang penggunaan.

B. Maintenace dan service Syringe Pump Terumo TE-331

Adalah alat kesehatan yang digunakan untuk memasukan cairan

berupa obat, nutrisi parenteral, darah melalui pembuluh darah intra vena

dan memasukan cairan nutrisi melalui saluran cerna.

Gambar 4.2 Syringe pump TE-331

a. Spesifikasi alat

Merek : Terumo

Tipe : TE-331

Tegangan Input : 100 - 240 VAC

Berat : 1,8 KG

SN : 07030104

b. Prinsip kerja

Obat di dorong dengan mekanisme penggerak motor dan

sistem elektronik/komputer canggih.

Catatan : Dosis obat diberikan berdasarkan volume dan

interval waktu yang sudah ditentukan.

Page 34: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

24

c. SOP penggunaan alat

1. Sebelum pemakaian pertama, mesin disambung ke sumber listrik

(di charge selama 12 jam)

2. Angkat clamp unit, kemudian pasang plunger syringe/spuit dengan

benar.

3. Tekan clutan kemudian posisikan syringe dengan benar.

4. Kembalikan posisi clamp unit pada tempat semula.

5. Tekan tombol rate/D.Limit/ ∑ml (select) hingga muncul “rate”

pada display. Putar dial setting yang ada dibagian samping pump.

6. Setelah angka deliveri rate di set tekan tombol “start”.

7. Lampu indikator menyala warna hijau (berputar) berarti mesin

sudah beroperasi dengan benar.

8. Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengatur spuit

1. Angkat klem.

2. Letakkan spuit.

3. Pendorong harus terpasang kencang.

4. Klem diturunkan.

d. Jenis-jenis alarm pada Syringe Pump TE-331

1. Oklusi : Terdapat sumbatan.

2. Nearly Empty : Obat pada syringe hampir habis.

3. Plunger /Clutch alarm : plunger syringe tidak terpasang.

4. Low Batteray : Baterai kosong

5. Syringe disengaged : syringe tidak terpasang dengan baik.

6. AC/DC disconnection : Tidak ada sumber PLN.

e. Kesalahan yang sering terjadi pada pemasangan Syringe Pump

Akurasi tetesan yang tidak sesuai dapat disebabkan oleh :

1. Efek siphoning (efek gravitasi alami saat pemberian infus).

2. Terjadi arus balik pada cairan obat.

Catatan :Pasangkan spuit pada bagian “SLIT” dan

“HOOK”-nya.

f. Memasang Syringe Pump

Page 35: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

25

1. Tarik klem ke atas secara maksimal kemudian putar 90 derajat.

2. Pasang sayap spuit ke slot yang terdapat di mesin.

3. Putar klem dan turunkan secara perlahan. Pastikan spuit sudah

terkunci secara aman dan dapat mendeteksi ukuran spuit yang

digunakan.

g. Visual check

1. Pastikan bagian plunger spuit terpasang dengan baik pada bagian

slider hook dan bagian sayap spuit terpasang dislot yang sudah

disediakan di mesin.

2. Pastikan selang (extention tube ) di ujung konektor tetap terpasang

ke pasien.

3. Cek kondisi diatas secara periodik.

4. Disarankan menggunakan spuit dengan ujung luer lock.

5. Cara primming atau loading

6. Tekan dan tahan tombol [PURGE], isikan obat sampai menetas

pada ujung jarum IV. ( Slider terpasang ke plunger tanpa ada

celah).

7. Setelah di lakukan primming, tekan dan tahan tombol ∑ml clear

untuk menghapus jumlah cairan yang sudah masuk.

8. Setting flow rate dengan memutar tombol Dial.

9. Lakukan pemasangan IV catheter.

10. Cek flow rate, (volume limit), extension tube kemudian tekan

tombol START untuk memulai pengoperasian. Dan lampu

indikator sudah aktif.

Catatan :

a) fungsi deteksi barel syringe adalah bila letak flange syringe

tidak tepat, maka deteksi barel syringe akan bekerja, dan

alarm berbunyi.

b) User dapat mengunci panel dengan tombol operasi

(purge,start,stop) dengan menekan tombol D LIMIT selama 2

detik.

Page 36: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

26

C. Analasis kerusakan (Troubleshooting) Baby Inkubator David YP-100

Baby inkubator adalah suatu wadah yang tertutup, dengan kondisi

temperatur lingkungan terkontrol. Udara panas tersebut berputar didalam

Baby inkubator yang kemudian diserap ke dalam tubuh bayi melalui jaring

kulit. Yang idealnya adalah temperatur didalam tubuh dengan kulit

mempunyai perbedaan variasi suhu yang sangat kecil.

Catatan : Udara panas yang terkontrol dikombinasikan dengan

kelembaban udara yang terjaga melalui sebuah filter.

Gambar 4.3 Control panel baby inkubator YP-100

a. Spesifikasi Alat

Type :YP-100

Tegangan input :220V/50Hz

Merk :David Group

Frekuensi :50/60 Hz

b. Tips Pemeliharaan

1. Persyaratan yang relative teliti terhadap ketepatan dan kestabiloan

suhu incubator transportasi bayi sangat penting untuk penanganan

bayi.

2. Bayi yang membutuhkan oksigen suplemen, menghadapi resiko

tambahan karena oksigenasi arteri dianggap tidak cukup jika

Page 37: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

27

bernafas dengan udara sekitar. Jumlah oksigen yang tidak

memadai akan mengakibatkan kerusakan otak atau kematian, dan

kelebihan oksigen suplemen dapat menaikan resiko fibroplasias

retrolental (RLF). Personil yang bertugas perlu waspada terhadap

kadar oksigen yang diisap (ikuti petunjuk penggunaan oksigen)

3. Tempat penempelan sensor suhu kulit yang kurang tepat dapat

mengakibatkan pembacaan suhu tidak tepat. Atau kurang

terkontrolnya suhu kulit dapat mengakibatkan hipotermia.

4. Bersihkan filter udara dan ganti air humidifier secara berkala

minimal 1 bulan sekali, untuk mendapatkan sirkulasi udara tetap

bersih.

5. Inkubator yang menggunakan catu daya battery terisi penuh harus

ditempatkan pada suhu sekitar 15 °C ± 1.

6. Kemampuan mengunci roda untuk menghindari pergerakan dari

peralatan yang tidak diinginkan.

7. Untuk incubator transportasi harus ada piranti untuk memperkecil

getaran, seperti peredam kejut atau pegas.

c. Pengoperasian Alat

1. Bayi berada diatas matras didalam kompartemen bayi, diselimuti

kerudung plastik tembus pandang.

2. Lubang akses berfungsi untuk penanganan bayi juga sebagai akses

pengenalan tentang udara luar.

3. Pemanas dan sistem pelembaban terletak di bawah kompartemen

bayi.

4. Berupa reservoir air yang diberi fan untuk menghembuskan udara

yang telah difilter kedalam kompartemen.

5. Sistem pelembaban harus selalu diperhatikan.

6. Periksalah air humidifier dan filter udara, apabila terjadi lumut atau

kotor pada humidifier atau filter segera dibersihkan.

7. Ganti air humidifier apabila diperlukan dengan aquadestilasi yang

steril.

Page 38: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

28

d. Perbaikan/troubleshooting

1. Kerusakan : Heater tidak maksimal

2. Analisa :

a) Heater tidak bekerja dengan baik.

b) Kipas lambat.

3. Langkah-langkah :

a) Mengecheck kecepatan kipas.

b) Mengganti heater (Tidak ada

heater dipasaran).

4. Hasil : Belum bisa digunakan

5. Penyelesaian : Menunggu alat heater dari supplier.

Page 39: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

29

Peralatan Radiologi 4.2

A. Pesawat Radiologi X-ray Konvensional (General X-Ray)

Pesawat radiologi adalah alat yang digunakan untuk mendiagnosa

suatu penyakit dengan menggunakan radiasi pengion.

Gambar 4.4 X-ray konvensional

a. Spesifikasi Alat

Type : X-Ray DR 1603

Merk : Toshiba

Tegangan Input : 220 Volt

Frekuensi : 50/60 Hz

b. Teori Dasar

1. Sinar-X

Sinar-X adalah salah satu bentuk dari radiasi

elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10

nanometer ke 100 pikometer (sama dengan frekuensi dalam

rentang 30 petahertz- 30 exahertz) dan memiliki energi dalam

rentang 100 eV – 100 KeV. Sinar-X umumnya digunakan dalam

diagnosis gambar medis dan kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah

bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya. Pesawat rontgen

(foto Radiologi konvensional) memiliki prinsip penembusan

gelombang elektromagnetik dari sumber cahaya ke tubuh

manusia, lalu menembus hingga mencapai pelat film untuk

Page 40: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

30

menghasilkan gambar berupa citra tubuh manusia (foto rontgen).

Adapun beberapa syarat terjadinya sinar-x yaitu adanya sumber

penghasil, adanya loncatan elektron dari aktode menuju anode,

pergerakan elektron dari katoda menuju anoda tidak mengalami

hambatan, adanya cara untuk menghentikan elektron secara tiba-

tiba. Sumber penghasil elektron yaitu filamen yang dipanaskan

dengan mengalirkan arus listrik sehingga timbul emisi elektron,

filamen ini berada pada elektroda negatif yang disebut katoda.

Cara menggerakkan elektron dari katoda menuju anoda yaitu

dengan memberi beda potensial yang tinggi antara kedua

elektroda dimana anoda lebih positif terhadap katoda. Agar

pergerakan elektron dari katoda menuju tidak mengalami

hambatan maka tabung sinar-x harus hampa udara. Cara untuk

menghentikan elektron adalah dengan membuat target yang

terbuat dari bahan tungsten dengan syarat tertentu antara lain titik

lebur yang tinggi, metal ini berada pada arah anoda sebagai

elektroda positif, luas dari metal tersebut sebagai sumber radiasi

dan disebut focal spot.

2. X-Ray Tube

Gambar 4.5 X-Ray tube

Page 41: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

31

Gambar 4.6 Insert tube/housing

X-Ray tube baik stationary maupun anoda putar disebut

insert. X-Ray tube dipasang didalam suatu tempat yang disebut

shield, terbuat dari bahan metal yang kuat mengandung atau

dilapisi timah (Pb) sebagai bahan untuk menahan scattered radiasi

(radiasi hambur) yang terjadi. Pemasangan tabung harus kokoh,

diantara tabung dan shield diisi oli khusus (tipe diala C) pengisian

oli harus vacum tidak ada udara yang tercampur, sebab udara

dapat mengakibatkan kurangnya daya isolasi terhadap tegangan

tinggi, oli berguna sebagai isolasi tegangan tinggi dan media

perambatan pembuangan panas yang dikeluarkan oleh tabung.

Semakin tinggi panas, oli akan memuai dan akan menekan ballow

yang terbuat dari karet, bellow ini akan menekan microswitch

yang dipasang pada bagian luar shield, sehingga memutuskan

rangkaian dan tidak dapat dilakukan penyinaran lebih lanjut. Jenis

pengaman panas yang lain menggunakan switch dengan sistem

bimetal. Bagian lain dari tabung selain anode adalah katode

dengan muatan negatif dimana terdapat filamen sebagai penghasil

elektron, apabila filamen dipanaskan dengan cara memberikan

tegangan. Pada sistem rotating anode dapat dipasang satu filamen

(single focus) atau dua filamen (double focus) terdiri dari focus

Page 42: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

32

kecil (small focus) dan focus besar (large focus) kedua filamen

tersebut bekerja bergantian disesuaikan dengan keperluan mA.

Gambar dibawah memperlihatkan letak dari filamen.

Gambar 4.7 Filamen double fokus

Elektron yang terjadi akibat pemanasan filamen akan

meloncat kearah anode apabila pada katoda diberi muatan negatif

dan anode diberi muatan positif . Elektron akan menumbuk

permukaan anode dan menghasilkan sinar-x dengan ukuran (fokus)

tertentu, ukuran fokus pada umumnya adalah :

Tabel 4.1 Ukuran fokus filamen

Ukuran fokus menentukan kualitas gambar yang terjadi,

semakin kecil fokus dihasilkan gambar semakin tajam. Besarnya

arus yang terjadi pada X-Ray tube antara lain tergantung dari

jumlah emisi elektron yang dihasilkan filamen, sedangkan panas

filamen ditentukan oleh besarnya arus dan tegangan yang

mensupply.

Small focus Large Focus

0,3x0,3 mm 1,2x1,2 mm

0,3x0,3 mm 2,0x2,0 mm

0,8x0,8 mm 1,8x1,8 mm

1,0x1,0 mm 2,0x2,0 mm

1,2x1,2 mm 2,0x2,0 mm

Page 43: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

33

Gambar dibawah memperlihatkan karakteristik pemanasan

filamen dari sebuah X-Ray tube dengan fokal spot 2 mm dan

dipergunakan power supply satu fase.

Gambar 4.8 Grafik hubungan arus tabung, arus filamen,

dan tegangan filamen

Cara membaca :

Pada 40 kV dapat dihasilkan arus tabung 40 - 250 mA,

tegangan filamen 6.5 - 11volt, dengan arus filamen 3.8 - 5.1

A.

c. Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat

memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih

rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan

berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik atau dapat juga

diartikan sebagai suatu alat untuk menaikkan atau menurunkan

tegangan. Transformator terdiri dari inti besi yaitu susunan plat-plat

tipis yang tersusun sehingga merupakan tumpukan plat dimana inti

tersebut dilapisi kohor (damar tiruan) dimana terdapat dua lilitan

kawat pada inti tersebut. Lilitan kawat terdiri atas lilitan primer

dihubungkan dengan input arus bolak-balik, lilitan primer

dihubungkan dengan output yang memberikan arus ke pemakai.

Suatu transformator pada lilitan primer dililitkan kawat sejumlah N1

Page 44: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

34

dan pada sekunder dililitkan kawat sejumlah N2. Apabila lilitan

bagian primer dialiri arus bolak-balik maka pada lilitan akan

mengalir arus I sehingga mengakibatkan terbangkitnya flux pada inti

besi oleh karena arus ini bolak balik maka flux yang dibangkitkan

akan bolak-balik pula, sehingga akan menimbulkan GGL induksi

yang timbul tergantung pada lilitan primer ataupun lilitan sekunder.

Sehingga akan didapatkan

Jadi perbandingan GGL induksi primer dan GGL induksi

sekunder bukanlah menyatakan perbandingan tegangan jepit primer

dari tegangan jepit sekunder. Besar kecilnya GGL induksi yang

dibangkitkan adalah tergantung kepada jumlah lilitan kawat inti besi.

Apabila lilitan kawat primer lebih sedikit daripada lilitan kawat

sekunder maka GGL induksi pada lilitan sekunder lebih besar

daripada tegangan primer, oleh karena itu transformator yang

demikian disebut step up transformator sebaliknya apabila jumlah

lilitan kawat primer lebih banyak daripada lilitan kawat sekunder

maka GGL induksi pada lilitan sekunder lebih kecil daripada

tegangan primer, maka transformator yang demikian disebut step

down transformator. Oleh karena itu, kemungkinan dirubahnya

tegangan listrik dengan menggunakan perbandingan transformasi

sebagai berikut

Rugi tembaga, yaitu kerugian yang disebabkan arus beban

mengalir pada kawat tembaga Pcu = I2.R, karena arus beban

berubah-ubah maka rugi tembaga tidak konstan tergantung pada

beban rugi besi :

Page 45: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

35

Rugi Histerisi yaitu kerugian yang disebabkan flux bolak-balik pada

inti besi

Ph = Kh.f.B

Rugi arus eddy yaitu rugi yang diakibatkan arus pusar pada

inti besi

Po = Ko. . Max

Jadi rugi besi (rugi inti)

Pt = Ph+Po

Untuk memperkecil rugi arus eddy adalah dengan

memperkecil jalannya arus induksi didalam inti besi, dimana inti

besi tadi dibuat dari plat-plat tipis. Plat-plat tersebut satu sama lain

diisolasi dengan cairan vernis, kemudian disusun menurut tebal yang

dibuat.

Gambar 4.9 Trafo step up dan trafo step down

Gambar 4.1.0 Auto trafo

d. Prinsip kerja

Pesawat rontgen adalah pesawat yang berfungsi untuk

penunjang diagnosa suatu penyakit dengan memanfaatkan sinar X.

Sinar X yang telah mengenai pasien/objek akan diserap dan

dihamburkan sehingga intensitas sinar yang melewati objek menjadi

berkurang. Kemudian sinar X itu akan di tangkap oleh detector

(screen) yang dapat mengemulsikan sebuah film. Selanjutkan film

Page 46: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

36

tersebut akan diproses lebih lanjut di dalam kamar gelap dengan

cairan fixer dan developer, sehingga menghasilkan suatu rekaman

objek yang telah dipotret untuk kepentingan diagnose.

e. Blok diagram

Gambar 4.1.1 Blok diagram X-Ray konvensional

1. Cara kerja Blok diagram

a) PLN

Sebagai sumber tegangan utama 220V.

b) Main Switch

Sebagai penghubung tegangan dari PLN menuju Auto

Trafo

c) Auto Trafo

Page 47: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

37

Berfungsi untuk mendistribusikan tegangan pada seluruh

pesawat rontgen dengan cara menaikkan dan menurunkan

tegangan ke seluruh pesawat rontgen. Kumparan primer dan

sekunder berapa pada satu core.

d) HTT

Merupakan trafo step up. Sebagai pembangkit tegangan

tinggi dan memberikan beda potensial antara anoda dan katoda

pada tabung X-Ray. Lilitan sekunder lebih banyak daripada

lilitan primer. Perbandingan tegangan 1:1000 atau tergantung

pabrik pembuatnya.

e) Tabung X-Ray

Merupakan sebuah tabung dioda. Sebagai pembangkai

sinar-x. Terdiri dari anoda dan katoda. Anoda mendapat

tegangan positif HTT, dan katoda mendapat tegangan negatif

HTT. Katoda berupa filamen yang berfungsi untuk

menghasilkan elektron, dan anoda berupa tungsten untuk

menghentikan elektron.

f) Trafo filamen

Merupakan trafo step down. Sebagai penghasil tegangan

yang dibutuhkan untuk pemanasan filamen.

g) Push button

Merupakan tombol yang digunakan untuk mentrigger timer

supaya dapat bekerja.

h) Timer

Digunakan untuk mengatur lamanya penyinaran.

i) Kontaktor

Menghubungkan tegangan output dari autotrafo ke

sekunder trafo HTT.

f. Teknik pemeliharaan

1. Pembersihan alat setelah habis pakai, gunakan pembersih yang

sesuia dengan rekomendasi pabrik.

Page 48: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

38

2. Pemanasan alat dilakukan sebelum digunakan pada pasien.

3. Pemantauan tegangan yang dipakai sehingga dapat memperpanjang

umur dari alat.

4. Pengecheckan uji fungsi alat secara rutin.

5. Lakukan pelumasan pada roda gigi serta roda penggerak lainnya.

Gunakan pelumas yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.

6. Pengecekan grounding.

7. Pastikan pelindung radiasi terpasang.

8. Pastikan kolimator berfungsi dengan baik.

9. Pastikan lampu indikator radiasi menyala pada saat expose.

10. Pastikan supply tegangan masih sesuai kebutuhan.

g. Troubleshooting /instalasi jalur kabel HTT

1. Kerusakan :Pelindung Kabel HTT Rusak

2. Analisa :Penahan siku yang terlalu kuat

3. Langkah-langkah :Mengganti pelindung tersebut dengan kabel

fleksibel.

4. Hasil :Kabel HTT sudah terisolasi

B. X-Ray Mobile

a. Spesifikasi alat :

Merek : Siemens

Type : Polimobile 350 mA

Tegangan Input : 220 Volt

Frekuensi : 50/60 Hz

b. Sistem Condensator Discharge

Dimana pesawat rontgen jenis ini tidak membutuhkan trafo

tegangan tinggi sebagai penyuplai tegangan tabungnya, melainkan

memakai Condensator. Sehingga tegangan pada tabung menjadi 2 kali

tegangan pada HTT, selain itu system ini memiliki 3 elektroda(triode)

yaitu Katoda, Anoda dan Grid.

Page 49: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

39

Pada X-ray mobile jenis ini menggunakan system Condensator

Discharge yang mempunyai 3 elektroda, yaitu Anoda, Katoda dan

Grid. Adapun fungsi masing-masing elaktroda adalah sebagai berikut:

1. Katoda: yaitu tempat atau sumber terjadinya emisi elektron

(elemen).

2. Anoda : yaitu elaktroda yang memiliki tegangan tinggi sebagai

penangkap elektron

3. Grid : sebagai pengatur jalannya elektron.

c. Prinsip kerja

Prinsip kerja dari pesawat X-ray Mobile Condensator discharge

adalah sama dengan X-ray unit yang stasionery dan memakai 2

Condensator sebagai penghasil tegangan tinggi dan dapat di bawa

kemana-mana (mobile).

Gambar berikut meperlihatkan prinsip tabung triode

Gambar 4.1.2 Rangkaian triode

Aliran elektron akan terjadi apabila,

1. Elektron yang dihasilkan akibat pemanasan filamen diberi

tegangan negatif pada katode.

Page 50: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

40

2. Anoda diberikan tegangan positif, namun elektron belum

meloncat sebab ada tegangan negatif 2300 V antara grid

dan katoda.

3. Apabila tegangan grid dan katoda menjadi nol, maka

elektron akan meloncat menuju anoda.

Gambar berikut memperlihatkan prinsip kerja tabung roentgen

tersebut.

Gambar 4.1.3 Prinsip kerja tabung roentgen

Keterangan gambar:

T : Tabung roentgen.

Eg : Sumber tegangan grid.

C : Kondensator tegangan tinggi.

Rg : Tahanan grid.

S : Saklar pengatur grid.

Prinsip kerja :

Pada saat saklar S terbuka maka :

Page 51: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

41

1. Anoda dan katoda mendapat tegangan tinggi dari

condensator C.

2. Terdapat tegangan grid dan katoda sebesar Eg (-2300).

Pada saat saklar S tertutup energi Eg akan terbuang melalui

Rg sehingga tegangan akan menjadi nol, tidak ada lagi tegangan

antara grid dan katoda sedangkan tegangan tinggi dari kondensator

diberikan kepada anoda dan katoda maka terjadilah:

1. Loncatan elektron dari katoda ke anoda.

2. Kondensator membuang intinya.

Kondisi kerja alat roentgen tergantung dari berapa besar

kondensator terisi, berapa lama isi kondensator yang terpakai pada

saat terjadi loncatan elektron.Untuk menunjukkan kondisi tersebut

dapat digambarkan grafik berikut.

Gambar 4.1.4 Diagram grafik loncatan elektron

Keterangan gambar:

Va : Tegangan kondensator C sebelum terjadi

loncatan elektron.

O-T :Waktu pengisian tegangan kondensator C.

Page 52: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

42

T1-T2 : Waktu terjadi loncatan elektron.

Vb : Tegangan sisa pada kondensator.

Waktu antara O-T menunjukkan saat saklar S terbuka

merupakan waktu pengisian tegangan tinggi kondensator C sampai

nilai tertentu (KV) yang diinginkan. Apabila saklar S tertutup

selama T1-T2 kondensator akan discharge, terjadi loncatan

elektron pada tabung x-ray, pada akhir discharge masih ada

tegangan sisa pada kondensator. Dari semua uraian diatas terlihat

bahwa perlu adanya pengaturan sebagai berikut :

1. Waktu lamanya pengisian tegangan pada kondensator

dibutuhkan untuk membangkitkan tegangan tinggi

(keperluan anoda-katoda) dan pengaman pembatas agar

pengisian kondensator berhenti sebelum melewati batas

maksimum kemampuan kondensator.

2. Penggunaan waktu membuka dan menutupnya saklar S

dengan menggunakan kondensator sebagai sumber

tegangan tinggi maka tegangan anoda dan katoda akan

menjadi rata, sehingga loncatan elektron lebih kontinu.

d. Keuntungan dan kerugian pesawat roentgen kondensator discharge.

1. keuntungan

a) Tegangan anoda-katoda DC murni (rata).

b) Tenaga listrik yang dipergunakan kecil sehingga;

1) Tidak memerlukan instalasi listrik khusus.

2) Alat dapat dipergunakan diruang rawat inap untuk bad

foto.

2. Kerugian

a) Tidak dapat dipergunakan fluroscopy yang lama.

b) Masih ada sisa tegangan tinggi setelah expose.

e. Pemeliharaan

Page 53: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

43

1. Melakukan pembersihan dengan kain/lap pada bagian luar

terutama bahan plastik.

2. Melakukan pengechekan standar:

a) Periksa fuse.

b) Kontrol panel.

c) Fungsi-fungsi alat, seperti tube, kabel dll.

3. Memeriksa kesiapan mesin dengan menghidupkan mesin

secara berkala 1 minggu, 1 bulan dan 3 bulan sekali.

C. APF (Automatic Proccesing Film)

Dalam dunia radiografi, pengolahan film yang dilakukan tidak

hanya dengan cara manual, tetapi ada pengolahan film dengan cara lain

yaitu pengolahan film secara otomatis (automatic processing). Automatic

processing mempunyai pengertian pengolahan film yang dilajukan secara

otomatis dengan menggunakan mesin pengolahan film untuk melakukan

pekerjaan pengolahan film yang biasanya dilakukan oleh manusia.

Dalam automatic processing, semua telah diatur oleh mesin mulai

film masuk ke developer, ke fixer dan air hingga film keluar dari mesin

dalam keadaan kering. Automatic processing dikenal juga dengan istilah

dry to dry yang artinya film masuk dalam keadaan kering dan keluar juga

dalam keadaan kering, tidak seperti pada pengolahan film secara manual

dimana film masih harus dikeringkan beberapa saaat sebelum akhirnya

kering.

Page 54: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

44

Gambar 4.1.5 Alat pencetak film otomatis fuji FPM-100A

a. Spesifikasi

Merek : Fuji Medical Film

Tipe : FPM 100-A

Tegangan input : 220-240 Volt AC single phase

Daya : 5 Ampere

Frekuensi : 50/60 Hz

b. Prinsip kerja

Film yang sebelumnya sudah melalui proses foto dengan

menggunakan X-Ray, kemudian diproses pada ruang gelap. Pada

ruang gelap proses pencucian film menggunakan alat yang dinamakan

APF (Automatic Processing Film). Pada alat ini proses pencucian film

dilakukan dengan 3 cairan, yaitu : Fixer, Developer, dan air. Prosses

pencetakan film hanya membutuhkan waktu 5 menit kurang sehingga

penggunaan waktu relative lebih effisien dibandingkan dengan cara

manual. Pengoperasian cetak film pada mesin ini dibantu oleh motor

yang berfungsi sebagai penggerak gigi (gear) yang kemudian

memutarkan roll yang membawa film pada bak developer, fixer,dan

air.

Dan pada Rumah Sakit PKU Muh. Bantul, proses pencucian

filmnya sudah menggunakan APF, karena sangat membantu dalam

pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang radiologi.

Page 55: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

45

c. Cara pengoperasian

1. Awal pengoperasian

a) Bukan kran air pembilas dan katup tangki pengisian.

b) Hidupkan semua saklar.

c) Biarkan 15 menit untuk pemanasan cairan.

d) Buka penutup prosessing. Putar roda gigi dan bersihkan roll

dengan spon basah atau kain. Lap roll stainless steel dan

pelat developer. Hal ini harus dilakukan setiap kali telah

mesin dioperasikan cukup lama untuk bahan kimia yang

mengering pada roller.

e) Periksa permukaan dalam tangki prosessing dan tangki

pengisian.

f) Periksa aliran air pembersih.

g) Periksa filter air.

h) Masukkan kedalam prosessing dan sesuaikan ukuran aliran

untuk tingkat pengisian yang benar.

i) Pasang kembali penutup prosessing lalu periksa rangkaian

roll pengering.

j) Pastikan penutup dan panel ditempatnya.

k) Jalankan film pembersih untuk membersihkan roller, yang

terendap cairan. Jangan menggunakan kain pembersih.

l) Pastikan developer dan air pembersih telah stabil pada suhu

yang tepat.

2. Fedding film

a) Tempat film di tray input prosessing dan dorong sampai

roller menariknya (lihat rekomendasi pabrik untuk petunjuk

lengkapnya).

b) Ketika indikator bunyi berbunyi, tandanya prosessing siap

di isi dengan film lain.

3. Selama operasi

a) Lihat pengisian dan aliran air sesekali.

Page 56: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

46

b) Lihat air pembersih dan termometer developer sesekali.

4. Menghentikan

a) Matikan semua switch.

b) Buka cover dan bersihkan dengan spons basah atau kain.

Gunakan alas bukan logam untuk kotoran membandel dan

bahan kimia.

c) Bersihkan roll stainless steel dan periksa bahwa putaran

roller bebas dari noda dan kemudian pasang penutupnya.

d) Bersihkan roller pengering.

e) Siram bak dibawah tangki cairan.

f) Lap zat kimia yang menepel pada processing.

g) Matikan air pembersih.

h) Untuk mencegah berkarat, biarkan tutup pengering dan

prosessing terbuka sedikit ketika mesin tidak berjalan.

5. Melepaskan film tersumbat

a) Lembar film :

1) Biarkan prosessing tetap menyala.

2) Buka penutup prosessing didepan tumpukan film.

3) Lepaskan film pada titik itu untuk menghindari lagi

film yang menumpuk. Masukkan film kedalam

tangki berisi air untuk mencegah film yang saling

menempel.

4) Atasi fil tersumbat. Matikan sirkulasi, jika susunan

roller telah dipindahkan.

5) Lepaskan film didalam susunan roller yang dekat

dengan titik sumbatan.

6) Menentukan penyebab sumbatan dan memperbaiki

sumbatan.

b) Roll Film

1) Matikan prosessing.

2) Potong film.

Page 57: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

47

3) Bersihkan film dari rangkaian roller

d. Pemeliharaan

1. Teknisi Medis

a) Persipkan tool set.

b) Pemeliharaan.

1) Cek kondisi alat.

2) Membersihkan komponen alat.

3) Membersihkan alat saat sebelum dan sesudah

digunakan.

4) Gunakan alat sesuai dengan prosedur penggunaan.

2. User

a) Lakukan pemanasan atau warming setiap kali pesawat lama

tidak digunakan.

b) Gunakan alat sesuai prosedur penggunaan.

e. Perbaikan alat APF (Auto Proccessing Film)

1. Kerusakan : Sensor cahaya pendeteksi film tidak

berfungsi sehingga user tidak tahu proses

finisialisasi kertas.

2. Analisa : Rangkaian sensor kurang responsif.

3. Langkah-langkah : Membongkar alat dan mencari letak

kerusakan yang terjadi.

4. Hasil : Belum ditemukan hasil yang tepat.

Page 58: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

48

Peralatan Diagnostik 4.3

A. Spigmomanometer (Tensi Darah)

Suatu alat Medis yang digunakan untuk mengukur tekanan darah,

baik systole maupun diastole. Besarnya systole adalah 80-120 mmHg dan

diastole 50-80 mmHg.

Gambar 4.1.6 Spigmomanometer

a. Spesifikasi Alat :

Merek : Riester

Type Standing : Standing

SN : 140974110

b. Teori Dasar

Tensimeter adalah alat kesehatan yang digunakan untuk mengukur

tekanan darah secara tidak langsung ( non invasive ). Tensimeter itu

sendiri sering juga disebut sphygmomanometer. Tensimeter

dikenalkan pertama kali oleh seorang ahli bedah berkebangsaan Rusia,

dr. Nikolai Korotkov, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter

terdiri dari manset yaitu kantong karet yang terbungkus kain, sebuah

pompa, sumbat udara yang dapat diputar, selang, dan skala pembaca

tekanan ( bisa berupa jarum atau air raksa ).Terdapat dua jenis

tensimeter, yaitu tensimeter analog dan digital.

Page 59: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

49

1. Tensimeter Analog merupakan tensimeter yang cara

penggunaannya dengan metode manual. Berdasarkan bahan

indikatornya, tensimeter analog ini memiliki dua jenis yang

berbeda yaitu tensimeter air raksa dan tensimeter aneroid.

2. Tensimator Digital merupakan tensimeter yang cara

penggunaanya menggunakan metode digital (otomatis).

c. Bagian-bagian dari Tensimeter :

1. Pompa / Bulb: pompa yang memberikan tekanan udara pada

manset sehingga air raksa dapat naik ke tabung skala.

Gambar 4.1.7 Bulb

2. Manset: Berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari

bulb dan untuk mendeteksi tekanan darah pasien yang pada

penggunaanya dipasang pada lengan pasien.

Gambar 4.1.8 Manset

3. Tabung skala: Berfungsi untuk mengukur air raksa yang

dipompaoleh udara di dalam manset. Diatas tabung kaca

pengukur terdapat lubang pembuangan udara.

Page 60: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

50

Gambar 4.1.9 Tabung skala

4. Tabung air raksa: Berfungsi untuk menampung air raksa.

Diatas tabung air raksa ada filternya.

Gambar 4.2.0 Tabung air raksa

5. Kran/knop: sebagai pengatur udara yang keluar masuk ke

manset.

6. Selang: sebagai penghubung antara pompa dengan manset.

d. Prinsip Kerja

Gambar 4.2.1 Prinsip kerja tensimeter

Page 61: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

51

Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama

dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur

tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi

liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset dipasang

‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan

tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian

secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri

dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure

(systolic) dan lowest pressure (diastolic).

e. Blok diagram

Gambar 4.2.2 Blok diagram spigmomanometer

f. SOP Pemakaian

1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan

2. Buka tutup kotak sphygmomanometer

3. Buka penutup air raksa ( bila ada)

4. Posisikan air raksa pada skala nol

5. Lilitkan manset pada lengan pasien (jangan terlalu rapat) dan

manset diletakkan maximal 2 jari dari siku pasien.

6. Pakailah stetoskop untuk mendengar denyut nadi pasien

7. Tutup knop/katup bulb pada pompa agar udara yang

dimasukkan tidak keluar

Page 62: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

52

8. Pompa udara dengan menggunakan pompa/ bulb sehingga air

raksa naik ke tabung skala sampai nilai tertinggi.

9. Buka knop dengan perlahan sehingga udara bisa dikeluarkan

sedikit demi sedikit sehingga air raksa bisa turun secara

perlahan.

10. Lakukan pembacaan pada meter air raksa sesuai dengan protap

pelayanan

11. Dengarkan bunyi nadi dengan menggunakan stetoskop maka

akan terdengar bunyi :

a) bunyi pertama yang keras adalah sistole

b) hilangnya bunyi terakhir yang keras adalah diastole

12. Tutup penutup air raksa ( bila ada).

13. Kemas manset dan bola pada posisi yang benar.

14. Tutup kotak sphygmomanometer.

15. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan.

16. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien/bulan.

g. Perawatan Alat

1. Bersihkan seluruh bagian alat dari debu dan kotoran.

2. Cek fungsi manset, ganti bila perlu.

3. Cek fungsi bulb, ganti bila perlu.

4. Cek posisi air raksa pada posisi nol.

5. Bersihkan air raksa dan tabung air raksa dengan menggunakan

kapas.

6. Lakukan pengujian kinerja alat

7. Simpan ditempat yang aman.

h. Troubleshooting

1. Air raksa tidak dapat naik tetapi ada gelembung-

gelembungnya, langkah perbaikannya :

a) bersihkan air raksa dengan kapas.

b) bersihkan tabung glassmeter dengan kapas.

c) tambahkan air raksa sesuai dengan kabutuhan.

Page 63: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

53

2. Air raksa tidak dapat bergerak menunjukkan skalanya, langkah

perbaikannya :

a) periksa karet pemompa awal.

b) periksa kran penutup dan pembuka tekanan

udara yang masuk.

c) selang yang menuju ke manset (karet yang

menggelembung udara yang berfungsi untuk

menekan terhadap lengan pasien yang akan

diperiksa).

d) periksa mansetnya.

e) filter di atas tabung glassmeter, harus ada celah

udara yang keluar, bila tertutup rapat maka air

raksa tidak dapat naik.

f) setelah dilakukan perbaikan jangan lupa untuk

menutup semua knop/kran dengan rapat-rapat

agar alat tensimeter dapat berfungsi dengan

baik.

3. Penurunan yang lambat dari air raksa dapat disebabkan oleh

keadaan berikut :

a) saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama.

b) Tabung kaca kotor (air raksa oksidasi).

B. EKG (Elektrokardiograph)

EKG adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi sinyal potensial

listrik pada jantung manusia.

Page 64: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

54

Gambar 4.2.3 EKG

a. Spesifikasi Alat :

Merk : Cardi suny Fukuda

Type : C100

Tegangan input : 220 Volt

Frekuensi : 50/60 Hz

SN : 208808384

b. Teori Dasar

Elektrocardiografi (ECG) adalah alat bantu diagnostik yang

digunakan untuk mendeteksi aktivitas listrik jantung berupa grafik

yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan

dengan waktu. Pada ECG terlihat bentuk gelombang khas yang disebut

sebagai gelombang P, QRS dan T.

Hal-hal yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah:

1. Denyut dan irama jantung.

2. Posisi jantung di dalam rongga dada.

3. Penebalan otot jantung (hipertrofi).

4. Kerusakan bagian jantung.

5. Gangguan aliran darah di dalam jantung.

Page 65: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

55

6. Pola aktifitas listrik jantung yang dapat menyebabkan

gangguan irama jantung

c. Sistem Lead Monitoring EKG

Lead merupakan sadapan elektroda yang dihubungkan ke tubuh

pasien. Lead EKG ada 2 jenis yaitu Lead bipolar dan unipolar

1. Lead bipolar

Merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode

a) Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA)

yang bermuatan (-) dengan tangan kiri (LA) yang

bermuatan (+).

b) Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA)

yang bermuatan (-) dengan kaki kiri (LF) yang bermuatan

(+).

c) Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA)

yang bermuatan (-) dengan kaki kiri (LF) yang bermuatan

(+).

Gambar 4.2.4 Lead bipolar

2. Lead unipolar

Merekam beda potensial lebih dari 2 elektode. Lead ini dibagi

2 yaitu lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial.

a) Lead unipolar ekstremitas

1) Lead aVR

Page 66: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

56

Merekam beda potensial pada tangan kanan

(RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri yang mana

tangan kanan bermuatan (+).

2) Lead aVL

Merekam beda potensial pada tangan kiri

(LA) dengan tangan kanan dan kaki kiri yang mana

tangan kiri bermuatan (+).

3) Lead aVF

Merekam beda potensial pada kaki kiri (LF)

dengan tangan kanan dan tangan kiri yang mana

kaki kiri bermuatan (+).

Gambar 4.2.5 Lead unipolar ekstrimitas

b) Lead unipolar prekordial

Merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga

lead ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6.

Page 67: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

57

Gambar 4.2.6 Lead unipolar prekordial

d. Kertas EKG

Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis

horisontal dan vertikal berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm.

Garis yang lebih tebal (kotak besar) terdapat pada setiap 5 mm. Garis

horizontal menggambarkan waktu (detik) yang mana 1 mm (1 kotak

kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik. Garis vertical

menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.

Gambar 4.2.7 Kertas EKG

e. Prinsip Kerja

Elektrokardiographi bekerja dengan prinsip mengukur perbedaan

potensial listrik. Tubuh manusia menghasilkan listrik walaupun dengan

jumlah yang sangat kecil. Apabila ada listrik, maka pasti ada

Page 68: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

58

perbedaan potensial atau tegangan listrik. Tegangan listrik ini dapat

menggambarkan atau mengilustrasikan keadaan denyut jantung

manusia.

Sensor atau dalam hal ini elektroda harus diletakkan pada tempat-

tempat tertentu. Biasanya ditempatkan pada lengan tangan dan kaki

karena pada bagian-bagian tersebut pulsa tegangan menggambarkan

kerja denyut jantung mendekati keadaan sebenarnya.

Elektroda yang digunakan pada EKG biasanya dibuat dari bahan

Ag atau AgCl. Bahan-bahan ini digunakan untuk mengurangi noise

karena pergerakan. Selain elektroda, EKG juga membutuhkan

tranducer. Tranduser ini digunakan untuk mengkonversi informasi

yang didapatkan oleh elektroda menjadi sesuatu yang dapat dibaca

pada kertas EKG. Tetapi pada zaman sekarang EKG menggunakan

ADC, sehingga pulsa listrik analog yang ditangkap oleh elektroda akan

dikonversi menjadi digital dan akan diolah di komputer.

f. Blok Diagram dan Cara Kerja

Gambar 4.2.8 Diagram kerja EKG

Input sinyal berasal dan pasien melalui elektroda yang

disambungkan kerangkaian multiplexer, kita atur lead selektor,

kemudian dikuatkan menjadi 1 mV oleh pre Amp yang biasanya

digunakan untuk kalibrasi, selanjutnya sinyal 1 mV difilter guna

menghilangkan noise atau gangguan dari frekuensi lain, setelah

Page 69: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

59

sinyal difilter bersih 1 mV dikuatkan dalam level Volt oleh Main

Amp mencapai 400x dan penguatan dapat diatur melalui

sensitifitas, selanjutnya sinyal yang telah dikuatkan diproses oleh

galvano meter dan stylus, galvanometer ini akan bergerak

mengikuti amplitude dan irama denyut jantung hingga tergambar di

kertas EKG yang kesemuanya itu disupply oleh blok power supply.

g. Bagian – bagian EKG

EKG terdiri dari berbagai bagian diantaranya yaitu:

1. 4 buah sadapan ekstremitas, yaitu : Tangan kiri (LA), Tangan

kanan (RA), Kaki kiri (LL), Kaki kanan (RL).

2. 6 buah sadapan dada yaitu V1, V2, V3, V4, V5, V6.

3. Kabel sadapan yang terdiri dari 10 elektroda (4 buah untuk

elektroda ekstremitas, dan 6 buah untuk elektroda dada).

h. Langkah-langah Pengoperasian / Pemasangan EKG

1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG.

2. Nyalakan mesin EKG.

3. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas.

Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan.

4. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila

pasien memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas.

5. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan

kapas alkohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur).

6. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua

pergelangan tangan dan kaki.

a) Untuk tangan kanan berwarna merah.

b) tangan kiri berwarna kuning.

c) kaki kiri berwarna hijau.

d) kaki kanan berwarna hitam.

7. Pemasangan V1 s/d V6 EKG pada pasien

Page 70: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

60

Gambar 4.2.9 Pemasangan lead V1-V6 (Unipolar)

8. Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mm/s.

9. Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda.

10. Setelah selesai perekaman cabut semua elektrode kemudian

bersihkan dari sisa gel.

11. Pasien dibantu merapihkan pakaian.

12. Kemudian rapikan alat EKG.

13. Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG disimpan kedalam

berkas rekam medik pada formulir yang tersedia dan

dilaporkan ke dokter.

14. Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat kedalam catatan

perawat pada berkas rekam medik pasien.

15. Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman EKG diberikan ke

dokter yang bersangkutan.

i. Troubleshooting

1. Kerusakan : Gambar dikertas EKG kurang jelas.

2. Analisa :

a) Sensor printer tertutup debu.

b) Kualitas kertas EKG kurang bagus.

c) Kabel elektroda kurang tepat. Terjadi

noise (gangguan dari luar)

3. Langkah-langkah : Megganti kertas EKG yang baru.

4. Hasil : Hasil gambar EKG terlihat jelas.

Page 71: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

61

C. Fettal doppler

Untuk mendeteksi detak jantung pada janin, yang biasanya

digunakan pada usia kehamilan11 minggu keatas.

Gambar 4.3.0 Alat fettal doppler

a. Spesifikasi alat :

Merek : Huheigh

Tipe : FD2 0588

Frekuensi : 50/60 Hz

Tegangan input : 220 Volt

SN : 21515

b. Teori dasar

Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu

pemeriksaan dengan menggunakan efek ultrasonografi dari

efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika

gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor

stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi

yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter,

frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika

reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan

akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi yang

Page 72: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

62

ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan kecepatan

bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati transmiter.

Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan perbedaan antar

frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift.

Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa

teknik pencitraan seperti pada velocimetri Doppler maupun

USG. Untuk fetal Doppler, agar bisa menangkap suara detak

jantung, transduser ini memancarkan gelombang suara kearah

jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin

dan ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser

berfungsi sebagai pengirim gelombang suara dan penerima

kembali gelombang pantulnya (echo). Pantulan gelombang

inilah yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal

suara ini selanjutnya diamplifikasikan. Hasil terakhirnya

berupa suara cukup keras yang keluar dari mikrofon. Dengan

alat ini energi listrik diubah menjadi energi suara yang

kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali

menjadi energi listrik.

Fetal Doppler memberikan informasi tentang janin mirip

dengan yang disediakan oleh stetoskop janin . Satu keuntungan

dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop janin (murni

akustik) adalah output audio elektronik, yang memungkinkan

orang selain pengguna untuk mendengar detak jantung. Fetal

dopler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung

denyut jantung janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam

menghitung DJJ.

c. Prinsip Kerja

Pesawat Doppler menggunakan frekuensi sebesar 2,25 MHz

yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung bayi usia 10-

11 minggu, kemudian detak jantung bayi yang berupa frekuensi

dibangkitkan oleh oscilator kemudian dipancarkan oleh

Page 73: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

63

tranduser transmitter ke media pengukuran dan hasil

pengukuran diterima kembali oleh tranduser receiver, lalu

sinyal direkam oleh reactivier masuk ke pre-amp untuk

dikuatkan kemudian dilakukan penguatan akhir oleh Power

Amp dan masuk speaker.

d. Diagram blok

Gambar 4.3.1 Diagram blok sederhana fettal doppler

Cara kerja :

Rangkaian ocilator membangkitkan frekuensi tinggi

250MHz. Frekuensi dipancarkan ke obyek melalui transmiter.

Oleh obyek frekuensi dipantulkan dan diterima oleh receiver.

Rangkaian pre-amp dan filter akan mengolah pancaran

gelombang tersebut, kemudian dikuatkan oleh penguat akhir

dan diubah menjai sinyal suara oleh speaker.

e. Pemeliharaan

1. Pemeliharaan 3 bulanan

a) Cek dan bersihkan bagian – bagian alat.

b) Cek baterai, ganti bila perlu.

c) Cek dan bersihkan probe dengan kain halus dan

gunakan air hangat atau sabun lunak.

d) Cek pengatur volume / sound level.

e) Cek suara keluaran.

f) Cek konektor probe dan bersihkan.

2. Pemeliharaan 1 tahunan

a) Cek kebocoran arus listrik.

b) Cek grounding.

Page 74: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

64

f. Penyimpanan

1. Kembalikan posisi volume / sound level regulator ke posisi

minimum.

2. Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol on/ off

ke posisi off.

3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya atau kecuali (yang

memakai baterai).

4. Bersihkan probe.

5. Letakkan probe pada tepatnya.

6. Pasang penutup debu.

7. Simpan alat pada tempatnya.

Page 75: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

65

Peralatan Bedah dan Anaesthesi 4.4

A. ESU (Elektro Surgical Unit)

Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro

surgery unit), yang digunakan pada saat tindakan pembedahan.

Gambar 4.3.2 Alat ESU

a. Spesifikasi Alat

Merek : Meditom

Tipe : DT-300

Frekuensi : 400-500 KHz

Tegangan input : 110/220 Volt

b. Prinsip Kerja Alat

Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh

tertentu dengan memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan

cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada jaringan tubuh

tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun

jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz

sampai dengan 2,5 MHz.

Page 76: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

66

Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan

monopolar.

1. Mode bipolar

biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi

(pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk

menjepit jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik

frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan

tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain.

2. Mode monopolar

Mode ini menggunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda

aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas

yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus

listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral

didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan

mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya

digunakan pada bedah mayor dengan metode pemotongan/ cutting.

Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak digunakan untuk

melakukan pembedahan minor.

Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang

dapat mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang

diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan

dari frekuensi tinggi itu antara lain :

1. Efek Thermal

2. Efek Faradik

3. Efek Elektrolitik

c. Cara Pengoperasian

1. Pastikan kabel power terhubung dengan arus listrik.

2. Pastikan negatif plate sudah terpasang.

3. Tekan tombol power pada UPS (Bila ada).

Page 77: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

67

4. Tekan tombol power pada surgical couter merek Meditom pada

posisi “OK” tunggu proses berlangsung (1-2 Menit) yang

ditandai dengan lampu indikator akan menyala .

5. Aturlah “CUT” dan “COAG” sesuai kebutuhan operasi yaitu

dengan menekan atau memutar kekiri dan kekanan tombol

tersebut.

6. Surgical couter merek Meditom siap digunakan.

7. Untuk mematikan tekan tombol power pada posisi “OFF”.

d. Troubleshooting

1. Kerusakkan Alat : Output tidak keluar

2. Analisa Kerusakkan :

a) Sparegap rusak.

b) Rangkaian osilasi rusak.

c) Kabel elektroda rusak.

3. Langkah Perbaikkan :

a) Cek kabel dari elektroda apakah ada

yang putus atau tidak cek tegangan yang

keluar pada output.

b) kemudian cek tegangan pada output dari

sparegap.

c) cek juga tegangan yang keluar dari

rangkaian osilasi.

d) cek output yang keluar dari trafo, dan

input yang masuk ke trafo.

B. Lampu Operasi

Merupakan peralatan yang dipergunakan untuk memberikan

pencahayaan pada saat dilakukan operasi / pembedahan.

Page 78: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

68

Gambar 4.3.3 Lampu operasi

a. Spesifikasi

Merek : Oacmed

Tipe : Aeomed OL9000

Model : Ceilling

b. Jenis lampu operasi ceiling

Biasanya diletakkan di langit – langit (plafon), sifatnya permanen.

c. Pemeliharaan

1. Lakukan pengechekan berkala selama 3 bulan sekali.

2. Lakukan check sekrup-sekrup pada lampu operasi setiap

service rutin.

3. Memberikan oli disetiap engsel siku pergerakan agar lampu

operasi dapat bergerak leluasa.

4. Lakukan tes kekuatan intensitas cahaya setiap service rutin.

5. Melakukan pembersihan bagian-bagian lampu operasi yang

kotor agar tidak menimbulkan bercak-bercak, misal:

darah,debu dll.

Page 79: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

69

C. Autoclave

Autoclace adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan

peralatan dan perlengkapan dengan menundukkan material untuk uap

tekanan tinggi jenuh pada 121 ° C selama sekitar 15-20 menit, tergantung

pada ukuran beban dan isi.

Gambar 4.3.4 Autoclave bertekanan uap

a. Spesifikasi

Merek : Speedy Autoclave

Model : SUN-MO 11

Chamber : 300 mm

Working Depth : 700 mm

Kapasitas : 49,5 Liter

Tegangan input : 220 Volt AC / 2KW

Frekuensi : 50/60 Hz

b. Fungsi

Untuk membunuh kuman, bakteri, dan mematikan spora vegetatif

yang terdapat pada bahan atau alat bedah (yang terbuat dari logam

yang pada umumnya tang/penjepit, jarum pemegang, pisau bedah, dan

jarum suntik dalam keadaan terbungkus kain katu).

Page 80: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

70

c. Prinsip kerja

Autoclave ini adalah suatu jenis pesawat untuk sterilisasi yang

memanfaatkan temperatur dan tekanan tinggi (hampa udara). Dalam

hal ini menggunakan media uap air yang bertekanan tinggi untuk

proses sterilisasi dan pemvacuman. Proses kerja dari Autoclave ini

memanfaatkan temperatur dan tekanan tinggi yang dihasilkan dari

proses perubahan daya menjadi panas. Dimana autoclave

menggunakan filamen yang fungsinya sebagai pemanas, guna

mensterilkan bahan yang akan disterilkan dengan suhu mencapai

120˚C ke atas atau lebih dan dalam keadaan vacum.

Sebuah autoclave medis menggunakan uap untuk mensterilkan

peralatan dan benda-benda lainnya. Ini berarti bahwa semua bakteri,

virus, jamur, dan spora yang dilemahkan. Namun, prion, seperti yang

berhubungan dengan penyakit Creutzfeldt-Jakob, tidak dapat

dihancurkan oleh autoclave pada 134° C untuk 3 menit atau 121° C

selama 15 menit. Juga, beberapa-menemukan organisme baru-baru

ini, seperti Strain 121 , dapat bertahan hidup pada suhu di atas 121° C.

Uap jenuh pada 120°C mampu membunuh secara cepat semua

bentuk vegetatif mikroorganisme hidup dalam waktu ½ menit. Uap

jenuh ini dapat menghancurkan spora vegetatif yang tahan terhadap

pemanasan tinggi. Keefektifan sterilisasi bertekanan tergantung pada :

1. Suhu

2. Panas yang berlimpah

3. Tekanan udara yang tinggi

4. Kevacuman udara pada tempat sterilisator

5. Kemapuan untuk membentuk kondensasi air

6. Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi

7. Penataan alat yang distrilkan

Page 81: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

71

Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu

121oC selama 12 menit, ditambah waktu tambahan untuk larutan

dalam wadah untuk mencapai 121°C setelah termometer pensteril

menunjukkan suhu ini. Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml

akan membutuhkan kurang 5 menit botol 500 ml antara 10-15 menit.

Dengan cara pengatur tekanan dalam autoclave, maka dapat dicapai

panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang

tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan

dengan menggunakan panas 120ºC selama 10–70 menit tergantung

kebutuhan. Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi

dengan menggunakan autoclave :

1. harus ditunggu selama bekerja

2. hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoclave (perubahann

temperatur dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan

cairan yang disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat pecah).

d. Blok diagram

Gambar 4.3.5 Diagram sederhana autoclave

Cara kerja :

Pada saat alat mendapatkan tegangan dari PLN. Maka

dengan menekan tombol ON maka lampu indikator akan menyala.

Disini dapat dilakukan proses pemanansan, setelah itu baru dimulai

PLN

INDIKATOROR

ELEMEN PENGATURAN

Page 82: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

72

proses sterilisasi, dengan tekanan uap yang dihasilkan mencapai

121˚C.

e. Pengoperasian alat

1. Proses sterilisasi

a) Pastikan kabel power terhubung dengan arus listrik.

b) Buka tutup autoclave

c) Tutup kran pembuangan air yang berada pada bagian

samping kanan bawah.

d) Masukkan air bersih ke dalam autoclave kurang lebih 8

liter.

e) Masukkan alat yang akan disteril kedalam autoclave

(maksimal memenuhi 30% air lubang autoclave

tersebut).

f) Tutup autoclave dan pastikan kran pembuangan sudah

tertutup.

g) Aturlah control panel :

1) Timer 15-20 menit

2) Posisi “steril”

h) Aturlah posisi tombol power pada posisi “ON” maka

indikator akan menyala.

i) Tunggu proses sterilisasi berlangsung (kurang lebih 1

jam).

2. Proses pengeringan

a) Setelah proses steril selesai maka alarm berbunyi.

b) Atrurlah tombol power pada posisi “OFF”

c) Buka kran pembuangan uap dan kran pembuangan air

secara perlahan kurang lebih 10-15 menit.

d) Buka tutup autoclave.

e) Aturlah control panel pada posisi :

1) Timer 50 menit

Page 83: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

73

2) Posisi “Drying”

f) Aturlah posisi tombol power pada posisi “ON” maka

indikator akan menyala.

g) Tunggu proses pengeringan berjalan.

h) Setelah selesai proses pengeringan indikator akan

berbunyi.

i) Matikan tombol power.

f. Pemeliharaan

1. Pemeliharaan Mekanis

a) Periksa bagian atas dan bawah penguat kotruksi yaitu beton

dan tembok.

b) Periksa begian body tidak terhubung dengan filamen

ataupun elemen.

c) Periksa apakah 100% vacum udara.

d) Periksa gascet.

e) Periksa ketepatan (kalibrasi) Termostrat, Filter,

Pembuangan Air dan Uap, Manometer, Timer

f) Bersihkan alat jika tidak di gunakan (dalam keadaan kering

supaya tidak mudah berkarat).

2. Pemeliharaan Elektrik

Ganti fuse, filamen dan elemen pemanas apabila terjadi

kerusakan dengan yang baru.

3. Quality control

Untuk mengetahui alat medis yang sudah steril ditentukan

dengan quality (Control yaitu autoclave tape adalah suatu kertas

pembungkus yang akan berubah warnanya pada saat sterilisasi

selesai. Kertas tersebut tidak boleh terkontaminasi dengan udara

sekitarnya).

g. Troubleshooting autoclave digital merek Hiclave HVP-50

1) Kerusakan : Display autoclave tidak muncul atau off

2) Analisa :

Page 84: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

74

a) Tidak ada sumber tegangan dari

power supply.

b) Tegangan yang masuk ke

mainboard tidak ada

c) Butuh restart ulang mesin

autoclave.

5. Langkah-langkah : mematikan mesin kemudian menghidupkan

kembali mesin autoclave (restart ulang).

6. Hasil : Hidup kembali.

Page 85: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

75

Peralatan Laboratorium Klinik 4.5

A. Centrifuge

Centrifuge merupakan peralatan laboratorium medis yang paling

dalam proses pemisahan substrak medis seperti urin, darah, obat pembuat

vaksin dan anti toksin.

Gambar 4.3.6 Alat centrifuge

a. Spesifikasi

Merek : Table Top Centrifuge

Model : PLC-05

Buatan : Taiwan

Tegangan input : 220 Volt

Frekuensi : 50 Hz /0,7A

Serial nomer : 1417268

b. Fungsi

Suatu alat yang digunakan untuk memisahkan sesuatu larutan

dengan berat molekul yang berbeda berdasarkan gaya centrifugal.

Dapat juga digunakan untuk memisahkan serum dan darah beku.

c. Prinsip kerja

Centrifuge adalah alat untuk memutar sampel pada kecepatan

tinggi, memaksa partikel yang lebih berat terkumpul kedasar tabung

centrifuge. Pemakain centrifuge yang paling sering adalah untuk

Page 86: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

76

pemisahan komponen sel darah dari cairannya sehingga cairannya bisa

dipakai untuk pemeriksaan. Metode yang digunakan dalam pencapaian

sedimentasi diamana partikel dipisahkan dari fluida oleh gaya

sentrifugal yang dikenakan pada partikel. Partikel adalah solid, gas

(liquid) dan fluida.Pemisahan dari gravitasi bisa memakan waktu yang

lama karena kedekatan densitas dari partikel dan fluida atau karena

kesatuan gaya pada komponen yang bekerja bersamaan seperti emulsi.

Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar

secara horisontal pada jarak radial dari titik dimana titik tersebut

dikenakan objek yang diputar secara horisontal dan konstan merubah

arah dan percepatan walaupun konstan. Gaya sentrifugal ini bekerja

menuju pusat dari rotasi, apabila objek berotasi didalam kontainer

silinder yang berisi campuran fluida dan solid. Dan gaya yang

berlawanan disebut gaya sentrifugasi yang mengarah keluar dinding

kontainer.

Maka semakin tinggi putaran motor, semakin besar gaya

sentrifugal yang dihasilkan, dan rumusnya adalah :

Gaya sentrifugal

Gaya bobot

Denga m adalah massa partikel

r = jarak ujung tabung centrifuge sampai titik pusat poros.

g = gravitasi ( 9,81 m/s)

v = kecepatan linear.

dimana v=2πr/T

1/T = n (putaran tiap detik)

Page 87: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

77

d. General centrifuge

General centrifuge adalah centrifuge dengan model table top ( bisa

diletakkan diatas meja) yang dirancang untuk pemsisahan sampel

urine, serum atau cairan lain dari bahan padat yang tidak larut.

Cenrifuge ini biasanya berkecepatan 0-3000 rpm, dan bisa menampung

sampel dari 5-100 ml.

e. Bagian-bagian centrifuge

1. Motor : kecepatan motor yang tinggi akan menghasilkan gaya

sentrifugal yang tinggi.

2. Pengatur kecepatan motor : untuk mengatur kecepatan motor

agar sesuai dengan kebutuhan tanpa pengatur ini motor akan

berputar pada kecepatan maksimum.

3. Timer : untuk mengatur lamanya alat bekerja.

4. Break system : pengeraman motor diperlukan agar putaran

motor dapat dengan segera dihentikan.

f. Cara pengoperasian

1. Tempatkan alat pelindung pada ruang pemeriksaan.

2. Lepaskan penutup debu.

3. Siapkan aksesoris (tabung preparat).

4. Hubungkan catu daya.

5. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol on/off

keposisi on.

6. periksa sistem pengeraman.

7. periksa perputaran motor dan speed regulator.

8. perhatikan protap pelayanan.

9. Buka tutup centrifuge dan masukkan tabung preparat dalam

kondisi seimbang.

10. Tutup centrifuge dan pastikan telah terkunci dengan baik.

11. Atur kecepatan motor (putaran).

12. Atur waktu (putaran).

Page 88: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

78

13. Setelah waktu putar tercapai dan centrifuge telah berhenti, buka

tutup centrifuge dan keluarkan tabung preparat untuk proses

lanjut.

g. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat

1. Sebelum memulai centrifuge, pastikan bahwa tutupnya

terpasang dan terkunci.

2. Jangan pernah membuka tutup selama centrifuge berlangsung.

3. Periksa kebersihan ruang centrifuge, segera bersihkan semua

tumpahan.

4. Selalu melakukan tindakan pengamanan universal (Biohazard).

5. Setimbangkan muatan centrifuge sebelum pemakaian. Gunakan

shield dan tube yang benar.

6. Amati dan lakukan tindakan yang sesuai jika ada bunyi atau

getaran yang tidak lazim selama pemakaian.

7. Putar sampel dengan tutup terpasang.

8. Gunakan hanya tube yang diperuntukkan untuk centrifuge

tersebut.

9. Frekuensi pemeriksaan bervariasi bergantung pada peraturan

pemerintah yang berlaku dan referensi dari supplier, namun

umumnya dianjurkan bahwa pemeriksaan fungsi dilakukan

setiap enam bulan dan didokumentasikan. Ini meliputi

verifikasi RPM centrifuge dengan photo-tachometer external

dan waktu harus diverifikasi dengan digital timer atau stop

watch.

h. Troubleshooting

1. Kerusakan : motor tidak berputar.

2. Analisa : bagian pemantik (abu arang) sudah habis.

3. langkah-langkah : mengganti sparepart motor yang baru.

4. kesimpulan : belum bisa digunakan karena sparepart

motor digudang barang tidak ada dan harus

memesan ke supplier.

Page 89: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

79

B. Spektrofotometer

Spektofotometer merupakan alat yang digunakan untuk absorbansi

dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada

suatu obyek kaca atau kuarsa (kuvet).

Gambar 4.3.7 Alat spektrofotometer

a. Spesifikasi

Merek : Diagnostica Stago

Model : Start®

Serial nomer : BT3058839

Frekuensi : 50-60 Hz

Tegangan : 90-230 Volt

Fuse : T3.15A

Daya : 110 W

b. Fungsi

1. Untuk mengukur transmitansi atau absorb cahaya (penyerapan)

oleh suatu sampel sebagai dari panjang gelombang dan

dibandingkan dengan standar tertentu.

2. Untuk mengukur sederetan sampel pada suatu panjang gelombang

tunggal.

c. Prinsip kerja

Page 90: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

80

Cahaya dari sumber cahaya yang masuk ke monokromator dan

dispersikan menjadi cahaya monokromatis ditransmisikan melalui sel

sampel dalam tempat sampel dan jatuh pada detektor, kemudian

dikonversikan sinyal listrik yang memperkuat dan tercatat pada

rekorder. sedangkan pada dasarnya analisis pada spektrofotometer

dilakukan dengan cara pembentukan cahaya senyawa yang berwarna

dengan pereaksi-pereaksi tertentu.dan setiap warna mempunyai

intensitas tertentu. intensitas cahaya tersebut dapat dilihat oleh

spektrofotometer.

d. Bagian-bagian/diagram blok spektrofotometer

Gambar 4.3.8 Diagram blok alat spektrofotometer

Bagian-bagian alat ini terdiri dari beberapa bagian yang paling penting

diantaranya sebagai berikut :

1. Sumber cahaya

2. Monokromator

3. Pembawa sampel

4. Sistem detektor

Page 91: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

81

5. Sistem pembacaan

a) Sumber cahaya

Tergantung pada jenis spektrofotometer, sumber cahaya

dapat menjadi lampu tungsten untuk cahaya tampak atau busur

lampu deuterium untuk sinar ultraviolet. Beberapa produsen

telah merancang spektrofotometer dengan cahaya yang tahan

lama seperti lampu xenon yang mampu memancarkan dalam

rentang terlihat dan ultraviolet. Lampu buatan prabrik telah

dirancang mampu untuk berada dalam kondisi posisi yang tetap,

untuk menjaga penyesuaian optik dan fokus ketika sedang

beroperasi atau mengganti bohlam lampu. Energi yang

dipancarkan dari lampu tungsten adalah sekitar 2600 dan 3000

derajat (K).

b) Monokromator

Monokromator berfungsi untuk mengubah cahaya

polikromatik menjadi cahaya monokromatik. Monokromator

adalah peralatan optik yang dapat mengisolasi suatu berkas sinar

dari sumber kontinyu dengan kemurnian spektral yang tinggi

untuk semua panjang gelombang. Unsur terpenting pada sebuah

monokromator adalah sistem celah masuk, kemudian

dikumpulkan oleh sebuah lensa atau cermin sehingga sinar

pararel jatuh pada prisma atau kisi difraksi, selanjutnya melalaui

jalan optik monokromatis melewati contoh yang diperiksa.

Ada 2 jenis monokromator, yang satu menggunakan

prisma dan yang lainnya menggunakan grating (kisi) sebagai

pendispersi cahaya.

1) Monokromator prisma

Komponen ini dibuat dari bahan quartz untuk daerah

ultraviolet (UV), visible dan dan infra red (IR) dekat.

Prinsip kerja sebuah prisma adalah apabila seberkas sinar

Page 92: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

82

melewati dua medium yang berbeda, maka berkas sinar

tersebut akan mengalami pembelokan (refraksi). Besarnya

refraksi tergantung pada index bias ini berubah-ubah

dengan panjang gelombang yang berbeda, cahaya biru akan

dibelokkan dari pada cahaya yang merah.

2) Monokromator grating (Kisi)

Dispersi radiasi ultraviolet dapat diperoleh dengan

menjatuhkan sinar polikromatis pada grating transmisi atau

pada permukaan grating refleksi yang lebih praktis dan

sering digunakan. Tahap pertama pada pembuatan grating

yaitu penyediaan master grating yang tersusun dari lekukan

paralel dengan jarak rapat disusun pada permukaan keras

yang telah dilapisi dengan peralatan seperti intan.

3) Wadah sampel (cuvet)

Menurut DAY dan UNDERWOOD (1993), larutan

yang akan diperiksa dengan spektrofotometer ditempatkan

dalam contoh cuvet. Tempat contoh tersebut harus terbuat

dari bahan yang dapat meneruskan sinar. Dari daerah

spektrum yang dipakai, kaca silika biasa digunakan untuk

daerah panjang gelombang antara 350 sampai 3 µm. Pada

daerah 300 nm sampai daerah tampak dapat digunakan sel

dari bahan kaca pyrex. Tetapi bahan demikian tidak boleh

digunakan untuk daerah ultraviolet (UV), karena bersifat

menyerap radiasi sinar UV. Sehingga pengukuran daerah

ultraviolet di bawah 350 nm, digunakan cuvet yang terbuat

dari bahan quartz dan leburan silika (fused silica). Kedua

bahan tersebut dapat digunakan juga di daerah sinar tampak

(visible) sampai 3 µm, tetapi harganya juga cukup mahal.

Bahan yang lebih murah, seperti cuvet plastik dapat

digunakan untuk daerah tampak. Syarat- syarat terpenting

untuk cuvet, Yaitu :

Page 93: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

83

1. Mempunyai ketebalan permukaan yang sama.

2. Harus transparan, sehingga dapat mentransmisikan sinar

dengan baik.

3. Tahan terhadap senyawa kimia.

4) Detektor

Detektor berfungsi mengubah cahaya menjadi arus

listrik. Detektor yang biasa digunakan adalah Foto Tube dan

Layar Cell. Sinyal listrik yang diberikan oleh detektor

selanjutnya diubah oleh prosesor sehingga dapat ditampilkan

oleh alat baca.

Prinsip kerja detektor pada spektropotometer adalah

energi foton sinar yang jauh mengenai dan mengubah energi

tersebut menjadi suatu besaran yang dapat diukur, misalnya

penghitaman pelat foto, arus listrik atau perubahan-perubahan

panas. Sifat –sifat detektor yang ideal harus mempunyai

kepekaan yang tinggi, perbandingan sinyal dan noise tinggi,

dan mempunyai respon tetap pada daerah panjang gelombang

pengamatan.

5) Filter

Filter disini berfungsi untuk menyerap dan menerus

panjangkan gelombang pada suatu sampel yang diketahui. pada

filter ini biasanya bias berbentuk prisma atau juga berupa

tumpukan lensa-lensa.

6) Penguat (Amplifier)

Amplifier disini gunanya untuk menguatkan nilai

tegangan yang dikuatkan oleh detektor.

7) Sistem pembacaan

Dalam sistem pembacaan terdiri dari 3 blok diantaranya

ADC, mikrokontroller, dan display

e. Pemeliharaan

Page 94: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

84

Pemeliharaan preventif spektrofotometer harus sesuai dengan

rutinitas dan frekuensi yang direkomendasikan oleh produsen.

Serangkaian rutinitas dasar yang dapat dilakukan di laboratorium

disajikan berikutnya:

1. Bersihkan spektrofotometer secara eksternal, termasuk, layar

kontrol atau pengukuran meter. Hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan sepotong kain halus (mirip dengan tekstur yang

digunakan dalam saputangan) dibasahi dengan air suling.

2. Periksa dan bersihkan kabel listrik sumber.

3. Pastikan lampu yang bersih dan dalam kondisi baik. Jika tidak

berfungsi, ganti yang baru dengan spesifikasi yang sama seperti

aslinya.

4. Periksa sekering perlindungan.

C. Urine Analizer

Urine analizer adalah alat semi-otomatis untuk pengechekan yang

dilakukan diluar tubuh untuk mendapatkan hasil pengechekan urine

dengan hasil yang tepat.

Atau dengan kata lain urine analizer adalah alat fotometer

reflektansi (reflectance photometer).

Page 95: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

85

Gambar 4.3.9 Alat urine analizer UroMeter 720

a. Spesifikasi

Merek : SD Urine Chemistry Analizer

Tipe : UroMeter 720

Tegangang input : 80-250 V

Frekuensi : 50/60 Hz

Tegangan adaptor : DC 12V 3A

b. Fungsi

Urine analyzer digunakan untuk membaca dan mengevaluasi

hasil dari Urine Test Strip. (Contoh : Chesmstrip 10MD). Strip tes

urine ini akan digunakan untuk menentukan berat jenis, PH, leukosit,

nitrit, protein, glukosa, keton, urobilinogen, bilirubin dan darah dalam

urin.

c. Cara kerja

Strip uji ditempatkan pada tray, lalu tray ditarik motor

penggerak sehingga strip bergerak kedalam alat pembaca. Analisa pada

membaca referensi, diikuti oleh masing-masing dari bagian uji pada

strip, sample masuk pada LED spectral reflectance. Alat pembaca

berisi LED yang memancarkan cahaya pada berbagai macam panjang

Page 96: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

86

gelombang. Pembacaan dilakukan secara ‘electro-optically’, ada

banyak parameter yang ada dalam urine analizer dari PH, leukosit,

nitrit dll.

d. Diagram blok

Gambar 4.4.0 Diagram blok sederhana urine analizer

Prinsip kerja :

LED memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang

arahkan oleh light guide ke permukaan test pad dengan sudut yang

optimal . Cahaya LED yang mengenai pad atau test zone ‘zona uji’

terpantul secara proporsional dengan warna yang dihasilkan pada test

pad dan ditangkap oleh detektor. Kemudian panjang gelombang yang

diterima detektor dikuatkan (amplification) dan filter. Kemudian

masing-masing cahaya reflectance yang sudah dikuatkan tersebut

dikelompokkan berdasarkan parameter dan dirubah menjadi sinyal

analog menggunakan IC ADC (Analog Digital to Converter). Proses

selanjutnya dianalisa kadarnya dengan microcomputer dengan

membandingkan cahaya referensi, hasilnya ditampilkan pada LCD.

Proses ini memakan waktu kurang lebih 55-56 detik.

e. Pemeliharaan

Page 97: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

87

1. Tray cleaning

Bak harus dibersihkan setelah setiap penggunaan. Instrumen ini

diatur untuk mengingatkan kita untuk membersihkan meja setelah

setiap penggunaan strip diatas 50.

2. Mengganti gulungan kertas

Page 98: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

88

Peralatan Terapi 4.6

A. Elektrostimulator

Terapi elektrik atau disebut elektroterapi (elektrostimulator)

merupakan metode terapi suatu penyakit atau gangguan kesehatan dengan

menggunakan sinyal elektrik sebagai sarana pengobatan.

Gambar 4.4.1 Alat elektrostimulator

a. Spesifikasi alat

Merek : Ying Di (China)

Type : KWD-808i (KWD HWATO)

Frekuensi : 50/60 Hz

Tegangan : 110-220 V (DC:9V/Baterai A2)

Volume : 220x170x75

b. Fungsi alat elektrostimulator

Berfungsi untuk mengurangi nyeri, bahwa fungsi alat ini yaitu

menstimulasi syaraf. Syaraf yang distimulasi oleh TENS adalah tipe

syaraf yang bermielin tebal, yang menghambat syaraf penghantar

nyeri. Intinya dengan menggunakan alat fisioterapi TENS ini maka

syaraf penghantar nyeri akan diblokir sehingga pasien akan merasakan

nyerinya berkurang sesaat setelah menggunakan alat ini.

Page 99: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

89

c. Prinsip kerja

Pada dasarnya alat terapi elektrostimulator ini memiliki

beberapa jenis tipe berdasarkan prinsip kerja stimulatornya, yaitu :

1. High voltage pulse galvanic (HVPGS)

2. Trancutaneous electrical nerve stimulation (TENS)

3. Electric muscle stimulation (EMS)

4. Microcurrent stimulation (MCS)

5. Electro acupunture (EA)

Khusus pada laporan ini akan hanya dijelaskan untuk alat

terapi yang menggunakan sistem TENS (Trancutaneous electrical

nerve stimulation). TENS adalah alat terapi yang digunakan untuk

merangsang syaraf melalui kulit menggunakan arus listrik. Namun

arus listrik yang digunakan adalah arus listrik rendah, sehingga arus

yang dikeluarkan tidak membahayakan pemakainya.

Prinsipnya adalah perubahan potensial bioelektrik transport

membran Perubahan potensial bioelektrik transport membran

permeabilitas sel terhadap ion Ka+

dan Na+ membutuhkan energi (

pada saat diberikan sebuah stimulus aliran listrik untuk memulihkan

potensial saat istirahat /resting potensial, bahkan stimulus masih ada).

Dengan demikian potensial membran sel terbentuk kembali

dan tingkat rasa sakit berkurang secara nyata. Pada titik ini sel dapat

memasuki fase regenerasinya. Regenerasi adalah serangkain reaksi-

reaksi endothermal dan elektrokimia. Ini berarti sejumlah listrik yang

kecil dibutuhkan oleh sel untuk menyediakan energi sebagai catu daya

proses regenerasi. Tubuh secara normal mengandung energi yang

lebih dari cukup untuk menghasilkan efek yang diinginkan ini. Setelah

tubuh menerima terapi bioelektrik, terdapat input elektronik kedalam

berbagai titik yang mengatur fungsi sel dan sistem neuromuskular

Page 100: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

90

tubuh. Pemakaian glikogen jaringan otot meningkat dan kandungan

asam amino otak juga meningkat.

Pada waktu yang sama, aktivitas beberapa enzim didalam

jaringan menjadi lebih kuat. Perubahan ini menunjukan bahwa terapi

dapat mendorong proses metabolisme jaringan dalam pergerakannya

membantu menyegarkan kekuatan resistansi tubuh, sehingga

mendorong pemulihan jaringan yang rusak.

d. Diagram blok

Gambar 4.4.2 Diagram blok alat stimulator sederhana

Cara kerja :

Tegangan dari PLN yang berupa arus AC masuk ke trafo

step down untuk diturunkan tegangannya menjadi lebih rendah

kemudian masuk ke power seupply yang berfungsi menyearahkan

tegangan menjadi DC untuk mensupply ke komponen yang lain.

Power supply memberi tegangan ke elektrode dan pulse generator

(pulsa generator). Pulsa generator berfungsi untuk membangkitkan

pulsa yang kemudian masuk ke mikrokontroller. Di

Page 101: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

91

mikrokontroller data diproses yang kemudian ditampilakan pada

seven segmen berupa besarnya tegangan yang digunakan. Dari

mikrokontroller mengatur relay saklar kemudian ke elektrode

dipasangkan pada pasien.

Pulsa generator adalah salah satu sirkuit elektronik atau

sebuah peralatan tes elektronik yang digunakan untuk

menghasilkan pulsa persegi panjang. Pembangkit detak (pulse

generator) pada prinsipnya hanyalah sebuah pembangkit detak

(oscillator), dengan tambahan pengatur lebar pulsa dan pengatur

frekuensi. Untuk membangun sebuah pembangkit detak (oscillator)

tidak sulit. Satu IC gerbang ditambah kapasitor dan resistor jadilah

oscillator. Ide dari pembangkit detak adalah satu pembangkit detak

frekuensi tinggi, pembagi frekuensi dan pengatur lebar detak.

Frekuensi detak 100Khz dibagi 10 untuk mendapatkan keluaran

alternatif dan dapat dibagi menurut keperluan. Keluaran yang

terpakai dimasukan pada blok pelambat (delay) dan keluarannya

akan menjadi masukan bagi rangkaian pengatur lebar detak (pulse

width generator), untuk mengatur-atur bentuk gelombang agar

didapat frekuensi dan bentuk gelombang yang diperlukan.

e. Cara pemakaian alat

1. Pasangkan kabel supply daya pada stop kontak.

2. pasangkan alat elektroda pad pada sumber generator.

3. Atur tegangan yang diinginkan.

4. tempelkan elektroda pad pada bagian yang akan diterapi,

seperti bahu, betis, pergelangan, lengan, pinggang, dan telapak

kaki.

5. Setelah terpasang dengan baik, perhatikan kabel agar tidak

menekuk.

6. Setting timer.

7. Tekan tombol ON.

Page 102: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

92

8. Tunggu timer sampai selesai, Off-kan alat terapi jika sudah

lepaskan elektroda pad pada pasien.

9. Lepaskan kabel daya dari stop kontak.

f. Troubleshooting

1. masalah : Layar tengah tidak hidup

2. Solusi : mencari penyebab layar tersebut mati, dengan

mengecheck sumber tegangan.

3. Hasil : belum berhasil.

B. Nebulizer

Nebulizer merupakan alat yang digunakan untuk merubah obat dari

bentuk cair menjadi bentuk partikel uap (aerosol) ini sangat bermanfaat

apabila dihirup atau dikumpulkan dalam organ paru. Efek dari pengobatan

ini adalah untuk mengembalikan kondisi spasme bronkus. Atau lebih

singkatnya alat medis yang digunakan untuk membersihkan cairan obat

dalam bentuk uap (aerosol) ke dalam saluran pernapasan.

Gambar 4.4.3 Alat nebulizer omron

a. Spesifikasi alat

Merek : Omron Nebulizer

Tipe : MC 29

Tegangan : 110/220 Volt

Frekuensi : 50/60Hz

Page 103: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

93

SN : 4000885

b. Fungsi

1. Meredakan keluhan batuk

2. Asma

3. Sinusitis

4. Alergi yang menyebabkan batuk-pilek, pilek yang akan

menjurus keserangan asma atau sinusitis.

c. Prinsip kerja

Alat ini menggunakan motor untuk menggerakkan piston (pompa)

sehingga pompa akan menghasilkan udara bertekanan. Kemudian

udara bertekanan tersebut disalurkan melalui selang dialirkan ke

tabung nebulizer yang berisi cairan obat. Karena terjadi penumbukan

secara kuat terhadap air (cairan) maka dihasilkanlah uap. lalu uap itu

dimasukkan ke hidung pasien melalui selang (muskup).

d. Diagram blok sederhana

Gambar 4.4.4 Diagram blok nebulizer

cara kerja :

Alat ini menggunakan supply tegangan ac dari PLN. kemudian

diubah menjadi arus DC oleh power supply. Sehingga arus akan masuk

ke driver untuk menggerakkan relay, karena relay teraliri listrik

sehingga relay aktif menggerakkan motor. Kecepatan motor tidak

dapat diatur sehingga gerakan motor hanya sesuai dengan seberapa

Page 104: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

94

arus yang mengalir dan tidak tergantung pengaturan waktu. Motor

akan menggerakkan piston (pompa) mekanik, sehingga akan

menghasilkan udara bertekanan. Udara dialirkan melalui tubing untuk

menuju ke nebulizer cup. Setelah itu untuk memudahkan uap mengalir

ke pasien maka dibantu menggunakan dengan alat mouthpiece

(muskup).

e. Alat-alat yang digunakan untuk terapi

1. Nebulizer

2. Tabung tekanan udara (untuk menjalankan nebulizer)

3. Selang oksigen.

4. Obat-obatan untuk pernapasan.

5. Nacl.

f. Penempatan nebulizer

1. ICU

2. ICCU

3. Terapi

4. Rawat inap

g. Perawatam secara umum

1. Tutup kompressor dengan menggunakan penutup yang bersih.

Jaga agar tetap kering dengan menyeka dengan kain bersih dan

lembab.

2. Jangan meletakkan kompressor udara dilantai.

3. Periksa filter kompressor udara secara langsung.

4. Obat-obatan harus diletakkan pada tempat yang kering dan

dingin. Periksa beberapa kali. Apabila terjadi perubahan warna

atau menjadi kristal, segera buang dan anti dengan obat yang

baru.

Analisa Kerusakan

h. Troubleshooting

1. Kerusakan : Tekanan udara yang lemah.

Page 105: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

95

2. Analisa : Memeriksa kerja kecepatan motor dan piston

(sistem udara bertekanan).

3. Tindakan : Memberi oli pada piston dan mengecheck

kerapatan penutup piston.

4. Hasil : Udara keluar dengan nilai tekanan standar.

C. Short Wave Diathermy (SWD)

SWD (Short Wave Diathermy) adalah suatu alat terapi yang

menggunakan pemanasan pada jaringan dengan merubah energi

elektromagnetik menjadi energi panas.

Gambar 4.4.5 Alat SWD BTL-6000

a. Spesifikasi alat

Merek : BTL-6000 shortwave 400

Tegangan input : 100 – 240 V

Frekuensi : 50/60 Hz

Pulsa frekuensi : 100-1500 Hz

Output daya : 200 W 50 Ohm

b. Fungsi

1. Memperlancar peredaran darah.

2. Mengurangi rasa sakit.

3. Mengurangi spasme otot.

4. Membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak.

Page 106: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

96

5. Mempercepat penyembuhan radang.

c. Dasar teori

Diathermy adalah suatu alat yang digunakan untuk

memanaskan bagian dalam tubuh dengan memanfaatkan frekuensi

tinggi (1 MHz-2450 MHz). Diathermy dirancang sedemikian rupa

sehingga mudah untuk dipindahkan, tetapi memperhitungkan

keselamatan terhadap pasien maupun operator. Diathermy akan

menimbulkan panas pada obyek yang akan dilaluinya.

d. Prinsip kerja

Didalam tubuh manusia terdapat jaringan-jaringan. Dalam

jaringan-jaringan tersebut terdapat beberapa unsur elemen dengan nilai

resistansi yang berbeda-beda, antara lain adalah :

1. Elemen yang banyak mengandung air, nilai resistansinya kecil.

2. Elemen yang sedikit mengandung air, nilai resistansinya besar.

Misal : lemak, tulang.

Penyebaran arus listrik tergantung pada nilai resistansi elemen

pada tubuh. Arus lebih mudah mengalir pada elemen yang mempunyai

resistansi rendah. Karena elemen yang beresistansi rendah cenderung

bersifat sebagai isolator. Penyesuaian arus listrik dengan frekuensi

kurang lebih 10 MHz dapat dialirkan ke dalam jaringan tubuh yang

mana saja, sehingga panas dapat dimasukkan pada tempat-tempat

yang diinginkan.

e. Blok diagram

Page 107: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

97

Gambar 4.4.6 Diagram blok SWD

Prinsip kerja:

Power supply adalah pembangkit arus searah, dimana arus

bolak-balik (AC) diubah menjadi arus searah (DC), dan di

distribusikan ke bagian alat. Rangkaian oscillator membangkitkan

frekuensi tinggi. Oleh oscillator, frekuensi 50 MHz diubah menjadi

13,5 MHz. Rangkaian amplifier, menaikkan frekuensi dari 13,5

MHz diubah menjadi 27 MHz dengan panjang gelombang 11

meter.

f. Cara pengoperasian

1. Lakukan pemasangan aksesoris alat.

2. Lakukan pemasangan elektroda (kondensator) ke tubuh pasien

yang akan diterapi.

3. Hubungkan kabel power ke jala-jala PLN.

4. Nyalakan alat dengan power switch pada posisi ON.

5. Lakukan pemanasan alat kurang lebih 5 menit.

6. Lakukan pensettingan intensitas dosis pada selektor sesuai

dengan kebutuhan pasien.

7. Aturlah waktu terapi sesuai dengan kebutuhan pasien.

8. Lakukan proses terapi.

Page 108: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

98

9. Setelah proses terapi selesai, matikan alat dengan menekan

power switch pada posisi off.

g. Pemeliharaan

1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.

2. Lakukan pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak.

3. Lakukan pengecekan atau tighttening.

4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.

5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan alat.

6. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.

7. Lakukan penyetelan atau adjustment.

Page 109: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

99

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan 5.1

Setelah penulis mengikuti dan menyaksikan langsung Praktik

Kerja Lapangan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul penulis merasakan

sangat banyak manfaat serta masukan yang didapatkan dari praktik kerja

lapangan selama 4 minggu (30 hari kerja), terutama dalam ilmu

pengetahuan, baik yang berupa teori maupun praktek kerja di lapangan,

yang tidak penulis dapatkan dibangku perkuliahan.

Dari pengalaman yang penulis dapatkan selama Praktik Kerja

Lapangan (PKL), penulis mencoba menyimpulkan bahwa untuk menjadi

seorang teknisi yang baik dan profesional, seorang lulusan Teknik

Elektromedik harus berusaha mencari ilmu pengetahuan dari luar,

khusunya informasi mengenai teknologi yang semakin pesatnya

perkembangan di dalam alat-alat kesehatan.

Kesan 5.2

Penulis merasa senang PKL di RSU Muhammadiyah Bantul,

Yogyakarta dan mengucapkan terima kasih kepada pihak rumah sakit

PKU Muhammadiyah Bantul yang mana telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk dapat mengikuti PKL di RSU PKU Muhammadiyah

Bantul, Yogyakarta selama kurang lebih 1 bulan (30 hari kerja). Dan juga

kepada instruktur-instruktur di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang

telah memberikan bimbingan dan pengalaman yang sebelumnya pernah

didapatkan oleh penulis sehingga menambah pengetahuan dan ilmu

penulis untuk lebih mengenal dunia kerja di RS ini, dan juga pihak lain

yang tidak bisa disebut satu persatu. Terima kasih atas kerja samanya

selama ini.

Saran 5.3

Berdasarkan pengamatan penulis setelah mengikuti PKL di RSU

PKU Muhammadiyah Bantul yaitu terdapat beberapa hal yang harus

diperhatikan seperti kekurang pahaman user dalam menghadapi alat

99

Page 110: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

100

misalnya peletakan alat atau penggunaan alat. Oleh karena itu, sosialisasi

kepada user semestinya harus diadakan terkait dengan penggunaan alat-

alat kesehatan tersebut.

Disamping itu kerja sama antar profesi dibutuhkan juga karena

dapat mengurangi beban masing-masing profesi. Contohnya pembersihan

elektroda, penggantian kertas EKG tidak harus teknisi, itu dapat dilakukan

oleh user. Penulis harapkan untuk mempertahankan rasa kekeluargaan

yang telah kami rasakan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul khususnya

Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit serta selalu berharap rumah

sakit ini selalu menerapkan motto “Layananku Ibadahku” agar rumah

sakit ini tetap maju, unggul dan jaya terus.

Page 111: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

101

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://analissolo.blogspot.com/2012/10/vbehaviorurldefaultvmlo_10.html

[2] Hariadi.Arsyad.PRINSIP SPEKTROFOTOMETER-UV-VIS.

[3] Yahya.sripatundita. JURNAL SPEKTROFOTOMETER-UV-VIS.

[4] www.google.protap lamp operasi.htm

[5] Http://www2.umdnj.edu/eohssweb/aiha/technical/labequipment.htm #

Autoclave

[6] Http://ehs.uky.edu/biosafety/autoclave.htm

[7] http://www.duniaalatkedokteran.com/2010/12/cara-melakukan-

perekaman-aktifitas.html

[8] http://perawat-hitech.blogspot.com/2012/06/elektrocardiogram-ecg.html

[9] http://instrumentasi.lecture.ub.ac.id/electrocardiograph/

[10] http://nyakgue.blogspot.com/2012/05/makalah-doppler.html

[11] http://tasalimrian.blogspot.com/2011/04/pemeriksaan-denyut-jantung-

janin.html

[12] http://www.scribd.com/doc/48853985/Cara-mengukur-tekanan-darah

[13] http://ml.scribd.com/doc/71126537/Tensimeter

[14] http://gaaraatem08.blogspot.com/2011/06/pembahasan-alat-

centrifuge.html

[15] http://www.elektromedik.info/2008/12/centrifuge.html

[16] http://elisa1.ugm.ac.id/files/agusarif/C1Ekyfja/Unit%20Sentrifugasi

[17] http://sarang-sehat.blogspot.com/2014/09/short-wave-diathermy-swd.html

[18] http://softilmu.blogspot.com/2014/08/pengertian-dan-macam-macam-

gelombang.html

[19] http://www.scribd.com/doc/83724752/SLIDE-HFC#scribd

[20] https://ml.scribd.com/doc/299078608/Automatic-Processing-Film

[21] http://ilmuelektromedik.blogspot.co.id/2012/07/urine-analyzer.html

[22] https://www.academia.edu/8749649/Urine_Analyzer

[23] http://ikatemijateng.org/pemeriksaan-urine-dengan-alat-urine-analyzer/

Page 112: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

102

LAMPIRAN

Lampiran I

Gambar 1. Maintenance alat Gambar 2. Service rutin alat

Gambar 3. Troubleshooting alat Gambar 4. Pengechekan alat

Page 113: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT · PDF fileTujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk

103

Gambar 5. Instalasi listrik Gambar 6. Cara penggunaan alat

Gambar 7. Cara penggunaan alat Gambar 8. Perbaikan alat