Upload
lamquynh
View
220
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
0
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
KOTA MEDAN
Nama : Meri Fransiska Sipayung
Npm : 10510095
Program Studi : Akuntansi
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga saya sebagai penulis dapat
menyelesaikan makalah laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan judul :
“Sistem dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan” ini tepat pada
waktunya. Adapun makalah ini saya susun secara pribadi yang dibantu oleh dosen
pembimbing saya.
Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapat kesulitan, namun
akhirnya dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan serta rekan-rekan
mahasiswa. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak :
1. Bapak Dr. Jadongan Sijabat, SE.,MSi, selaku dosen pembimbing saya
dalam menyelesaikan laporan PKL ini.
2. Ibu Audrey Siahaan, selaku sekretaris jurusan ekonomi yang telah
berkenan untuk meluangkan waktu dan memberikan banyak perhatian
dan bimbingan selama proses PKL.
3. Kepada kedua orangtua saya Moris Sipayung (ayah) dan Suarmi (ibu
) yang telah banyak memberikan semangat, dukungan doa dan materi
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Lapangan ini dengan baik.
4. Kepada Ibu Khairunisa,SE,MM dan Bapak Arfan Anshari
Rangkuti,SE dan para pegawai Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan
yang telah menolong penulis dalam mengumpulkan data dan
menyelesaikan makalah initeman satu instansi tempat PKL
ii
5. Kepada teman satu pkl saya yaitu Sarah Dewi Panjaitan dan Sinarihati
Fau yang telah memberikan saran kepada penulis dalam penulisan
laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih atas doa dan
bantuannya, Tuhan menyertai kita semua.
Medan, Februari 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................1
1.1 Latar Belakang PKL ............................................................................ 1
1.2 Ruang Lingkup PKL ........................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat PKL .................................................................... 2
BAB II. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................................. 5
2.1.1 Sejarah Umum Perusahaan ................................................... 5
2.1.2 Visi dan Misi Kantor Walikota Medan ................................. 8
2.1.3 Gambar Kota Medan ............................................................ 10
2.1.4 Makna Logo ......................................................................... 11
2.1.5 Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas ............................. 11
2.2 Pelaksanaan Kegiatan PKL ............................................................... 25
2.2.1 Jenis dan Bentuk Kegiatan PKL .......................................... 25
2.2.2 Sistem dan Prosedur Penyusunan Laporan
Keuangan SKPD.. ................................................................. 26
2.2.3 Kendala dan Upaya Untuk Memecahkan Masalah .............. 45
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 47
3.2 Saran ................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 48
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Laporan Realisasi ............................................................................. 31
Tabel 2.2 Neraca SKPD sebelum konversi ...................................................... 34
Tabel 2.3 Neraca SKPD setelah konversi ........................................................ 43
Tabel 2.4 Catatan Atas Laporan Keuangan...................................................... 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PKL
Pemerintah daerah selaku pihak yang diberikan mandat oleh rakyat untuk
mengelola dan menyelenggarakan pemerintahan didaerah harus
mempertanggungjawaban kinerjanya kepada rakyat. Laporan keuangan yang
dibuat pada akhir tahun anggaran oleh pemerintah daerah merupakan salah satu
mekanisme pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat untuk memenuhi
tuntutan transparansi dan akuntabilitas dalam menyelenggarkan pemerintahan.
Pengelolaan keuangan daerah khususnya yang berkenaan dengan akunatansi
dan pertanggungjawaban mengacu pada peraturan perundang-undangan yaitu
antara lain Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, peraturan
pemerintah No.24 Tentang standar akuntansi pemerintahan, peraturan pemerintah
No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, peraturan pemerintah
No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
dan peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah.
Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintahan daerah, kepala daerah
menetapkan sistem akuntansi pemerintahan daerah dengan mengacu pada
peraturan daerah tentang pokok-pokok pegelolaan keuangan daerah. Dari sistem
akuntansi pemerintahan ditetapkan entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang
2
menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah. Entitas pelaporan dan
entitas akuntansi tersebut menurut ketentuan peraturan perundang-undngan wajib
menyampaikan laporan pertanggung jawaban berupa laporan keuangan pada akhir
periode. Melihat pentingnya pengelolaan keuangan daerah maka penulis tertarik
untuk membuat laporan praktek dengan judul “SISTEM DAN PROSEDUR
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH (SKPD) PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH ”.
1.2 Ruang Lingkup PKL
Dalam hal ini penulis melakukan praktek kerja lapangan di BPKD ,
khususnya bagian pajak. Dalam praktik kerja lapangan ini penulis mendapatkan
data mulai tanggal 27 Januari s/d 14 Februari 2014 yaitu selama 4 minggu.
Adapun yang menjadi ruang lingkup praktik kerja lapangan ini adalah :
1.3 Tujuan dan Manfaat PKL
A. Tujuan penulisan laporan PKL
Adapun tujuan dari penulisan laporan PKL ini adalah untuk mengetahui
bagaimana Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD).
3
B. Manfaat penulisan laporan PKL
1. Bagi Penulis
a. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna
bagi penulis apabila telah menyelesaikan perkuliahannya,
sehingga dapat menyesuaiakan diri dengan dunia kerja.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah di
peroleh pada masa kuliah dan sekalian dapat menambah
wawasan dan pengalaman.
c. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang
diperoleh selama perkuliahan dengan praktek dilapangan.
d. Melatih kemampuan mahasiswa dalam menghadapi situasi dan
kondisi yang berbeda antara teori dan praktek.
2. Bagi Akademik
a. Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan
khususnya akademik dengan instansi
b. Dapat mempromosikan keberadaan akademik di tengah-tengah
dunia kerja.
c. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa yang nantinya
bisa di terapkan dalam dunia kampus, yang akan membawa
dampak yang positif bagi Universitas HKBP Nommensen agar
menjadi sumberdaya yang ulet dan kreatif.
4
3. Bagi Instansi
a. Dapat meningkatkan kerja sama antara akademik dengan
instansi.
b. Instansi atau perusahaan dapat membentuk semangat kerja yang
tangguh serta ulet pada diri mahasiswa secara dini yaitu sebelum
memasuki dunia kerja sehingga dapat membantu menciptakan
sumber daya manusia yang berpotensi.
5
BAB II
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.1.1. Sejarah Umum Perusahaan
Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan
keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi
Kota Medan ini semuanya bermuara ke Selat Melaka. Sungai-sungai itu adalah
Sei Deli, Sei Babura dan yang lain.
Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru
Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang
selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan-Deli). Setelah zaman
kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap
sehingga akhirnya kurang populer.
Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai Sungai Ular sampai kesungai
Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu
wilayah kekuasaanya tidak mencakup diantara kedua sungai tersebut.
Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah
pasir, tanah campuran. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissnk tahun 1990
yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun1910 bahwa di samping jenis tanah
seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah yang spesifik.
Mengenai curah hujan di Tanah Deli di golongkan dua macam yakni :
Maksimal Utama dan Maksimal Tambahan. Maksimal Utama terjadi pada bulan
6
Oktober s/d Desember sedangkan Maksimal Tambahan antara bulan
Januari/September dengan intentitas rata-rata 4,4 mm/jam.
Menurut Volker pada tahu 1980 Medan masih merupakan hutan rimba dan
di kelilingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan
semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang- orang Belanda mulai membuka
kebun Tembakau di Deli.
Hari jadi Kota Medan diperingati setiap tahun sejak 1970 dan pada
mulanya ditetapkan jatuh pada tanggal 1 April 1909. Tetapi tanggal ini mendapat
bantahan yang cukup keras dari kalangan pers. Karena itu, Walikota membentuk
panitia sejarah hari jadi kota Medan untuk melakukan penelitian dan
penyelidikan.
Surat keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan
No.342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu di jabat oleh Drs. Sjoerkarni
dibentuklah Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai ketua adalah
Prof. Mahadi,SH, Seketaris Syahruddin Siwan,MA.
Untuk lebih mengindentifikasikan kegiatan kepanitian ini di keluarkan lagi
surat Keputusan Walikotanya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 618 tanggak
28 oktober 1971 tentang pemebentukan panitia penyusunan sejarah.
DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga
mereka membentuk Pansus yang diketahui M.A Harahap dengan anggotanya
antara lain Drs. M. Hasan Ginting, Bandar kamil, dan Mas Sutarjo.
Dengan berbagai persidangan dan perjalan panjang menetapkan bahwa
perkampungan yang didirikan oleh Guru Patimpus tanggal 1 Juli 1590 di usulkan
7
kepada Walikota Medan untuk di jadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk
perkampungan yang kemudian di bawa kesidang DPRD Tk. II Medan untuk di
sahkan .
Sesuai dengan hal itu oleh Walikotanmadya Kepala Daerah Tingkat II
Medan mengeluarkan Surat Keputusan No. 74 tanggal 14 Februari 1973 agar
Panitia Penyusun Sejarah kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk
mendapatkan hasil yang lebih sempurna.
Untuk lebih mengintensifakan kegiatan kepanitian ini dikeluarkan lagi
Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 618
tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusunan sejarah Kota
Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi SH, Seketaris Syahrudin MA dan
anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Drs. Payung Bangun.
DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga
mereka membentuk Pansus yang diketahui M.A Harahap dengan anggotanya Drs.
M. Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin.
Dengan berbagai persidangan dan perjalanan panjang menetapkan bahwa
perkampungan yang didirikan oleh Guru Patimpus tanggal 1 Juli 1590 diusulkan
kepada Walikota Medan untuk di jadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk
perkampungan yang kemudian dibawa ke siding DPRD Tk. II Medan untuk di
sahkan.
Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya kepala Daerah Tingkat II
Medan mengeluarkan Surat Keputusan No. 74 tanggal 14 Februari 1973 agar
panitia Penyusunan Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk
8
mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang di lakukan
oleh Pansus Hari jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A Harahap bulan Maret
1975 bahwa tanggal 1 juli 1590 merupakan hari jadi Kota Medan dan sebagai
landaannya adalah didirikan Si Sepuluh Dua Kuta di Areal Medan.
Secara DPRD Tk. II Medan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari
Jadi Kota Medan dan mencabut tanggal 1 Juli sebagai Hari Jadi Kota Medan dan
mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang di peringati tanggal 1 april setiap
tahunnya.
2.1.2 Visi dan Misi Kantor Walikota Medan
1) Visi:
secara umum arah dan agenda pembangunan kota mengacu kepada visi:
• Jangka panjang ( Visi 2025) : Perda Nomor 8 Tahun 2009 :
Kota Medan yang maju, sejahtera, religious dan berwawasan
lingkungan ( indikasi income perkapita Rp. 72/ juta)
• Jangka menengah (visi 2015) : Kota Medan menjadi Kota
Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera.
• Jangka pendek (tahun 2011) : Mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah yang semakin dinamis, dan berkualitas guna
menciptakan kesempatan kerja yang luas, mengurangi
kemiskinan, meningkatkan mutu pelayanan public dan
kesejateraan masyarakat (indikasi : income perkapita menjadi
Rp. 41,3 juta dari Rp 36 juta tahun 2010)
9
2) Misi
Untuk menghujudkan visi tersebut diperlukan beberapa misi yang
merupakan titik konsentrasi kegiatan yang sekaligus menjadi pedoman
dalam melaksanakn tugas pemerintah.
Adapun misi yang akan diwujudkan Pemerintah Kota Medan tahun
2014 yaitu melaksanakan percepatan dan perluasan pembangunan kota
medan terutama pada 6 aspek dasar, yaitu :
1. Pelayanan pendidikan baik akses, kualitas maupun manajemen
pendidikan yang semakin baik, sehingga dapat menciptakan
lulusan yang unggul.
2. Perbaikan infrastruktur utamanya perbaikan jalan kota, jalan
lingkungan, taman kota, dan drainase serta penataan pasar
tradisional secara silmultan.
3. Pelayanaan kesehatan, baik kases, mutu maupun manajemen
kesehatan yang semakin baik.
4. Peningkatan pelayanan administrasi public terutama pelayanan
KTP/KK/Akte kelahiran dan perizinan usaha.
5. Peningkatan Disiplin pegawai Negeri Sipil untuk meningkatkan
kapasitas dan prestasi kerja nya sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing.
6. Menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Catatan :
misi ini tidak ringan dan pencapaiannya akan di pengaruhi
10
faktor eksternal dan internal. Untuk itu, kita harus bekerja lebih
efektif.
Dengan terwujud misi kota medan maka telah mendukung
kemajuan dan kemakmuran Medan Kota Metropolitan dengan
motto Kota Medan “ Hari ini lebih baik dari hari kemarin dan
hari esok lebih cerah dari hari ini ”.
2.1.3 Logo Kota Medan
Gambar : Logo Kota Medan
Pengertian logo Kota Medan :
1. Suatu perisai terbagi atas 5 bagian yang melukiskan 5 bahan
pokok yang terpenting di export dari kota medan yaitu : the,
pohon getah, sawit, dan tembakau.
2. Satu lingkaran yang terdiri dari setangkai padi dan sedahan
kapas masing-masing terdiri dari 17 biji padi dab 8 bunga kapas.
3. Satu bamboo runcing yang terletak di belakang perisai.
4. Satu bintang bamboo runcing dan
11
5. Empat tiang yang menjunjung perisai dan lingkaran tersebut dan
menghubungkan pita sutera.
2.1.4 Makna logo :
1. 17 biji berarti 17 hari proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia.
2. 8 bunga kapas berarti bulan ke-8 dari tahun Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.
3. 4 tiang dan 5 bagian dari perisai berarti tahun 45 Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.
4. Satu bambu runcing yang terletak dibelakang perisai adalah
lambang perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia dan
lima bahan-bahan pokok yang terpenting dihadapan bamboo
runcing berarti kemakmuran serta keadilan social yang merata
ada dihadapan kita.
2.1.5 Sruktur organisasi dan Deskripsi Tugas
Oraginisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) terdiri dari :
a. Kepala BPKD
BPKD dipimpin oleh kepala Badan yang berkedudukan
dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Seketaris
Daerah. BPKD mempuyai tugas melaksnakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dibidang pengelolaan
keuangan daerah lingkup anggaran, perbendaraan, akuntansi dan
pelaporan.
12
BPKD menyelengarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan
keuangan daerah.
2. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis utama urusan
pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan derah
3. Pemeberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah dibidang pengelolaan keuangaan
4. Penyusunan dan penyelengraan administasi keuangan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan daerah
5. Pembinaan dan pelaksanaa tugas dibidang pengelolaan
keuangan daerah
6. Pelaksaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya
b. Bagian Sekreatariat
Seketariat mempuyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas BPKD lingkup keseketariatan yang meliputi pengelolaan
administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.
Seketariat menyelengarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan seketariatan
2. Pengkooedinasian penyusunan perencanaan program
13
3. Pelaksaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi
kesekretariatan BPKD yang meliputi adminisrasi umum,
kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan BPKD
4. Pengelolaan dan pemberdayaan sumberdaya manusia
5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas BPKD
6. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
bidang seketariatan
7. Pelaksanaa mentoring evaluasi dan pelaporan seketariat
8. Pelaksaan tugas lain yang di berikan oleh kepala bagian
c. Bagian Umum
Sub bagian umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada seketaris. Sub
bagian umum mempuyai tugas pokok pelaksaan sebagian tugas
seketariat lingkup administrasi umum.
Sub bagian umum menyelengarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana program, dan kegiatan Sub Bagian
Umum
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan
administrasi umum
3. Pengelolaan administrasi kepegawaian
4. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan
5. Pelaksanaan hubungan masyarakat
6. Pelaksaan monitoring evaluasi dan pelaporan tugas
14
7. Pelaksaan tugas lain yang di berikan oleh seketariat
d. Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan dipimpin oleh kepala sub bagian yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada seketaris, yang
mempuyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas seketariat
lingkup pengelolaan administrasi keuangan.
Sub bagian keuangan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sub bagian
akuntansi
2. Penyusun bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
keuangan
3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi
penyusunan rencana, penyusunan bahan
4. Penyusun laporan keuangan BPKD
5. Pelaksanaan tugas selaku pejabat penatausahaan keuangan
SKPD
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian
7. Pelaksanaan mentoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaa
tugas
8. Pelaksaan tugas lain yang di berikan oleh seketariat
15
e. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub bagian penyusunan program mempuyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas seketariat lingkup penyusuna
program dan pelaporan.
Sub bagian penyusunan program menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sub bagian
penyusunan program
2. Pengumpulan bahan petunjuk teknis Lingkup penyusunan
rencana, program dan kegiatan BPKD
3. Pelaksanaan mentoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
4. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program BPKD
5. Penyusunan bahan evaluasi pelaporan kinerja kegaiatan
BPKD
6. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan.
7. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh sekretaris
f. Bidang anggaran
Bidang anggaran mempuyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas BPKD lingkup pendapatan, belanja tidak langsung
dan belanja langsung.
Bidang anggaran menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang
anggaran
16
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang
meliputi pendapatan, pembaiyaan, belanja tidak langsung
dan belanja langsung
3. Pengkoordinasian kebijakan umum APBD (KUA) dan
prioritas plafon anggaran sementara (PPAS) dengan tim
anggaran pemerintah daerah (TPAD)
4. Pengkoordinasian dan penyusunan rancangan APBD dan
perubahan APBD atas usualan SKPD
5. Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA SKPD
6. Penyiapan SPD sesuai DPA/DPPA SKPD
7. Penyusunan laporan realisasi SPD SKPD
8. Penyusunan kinerja program bidang anggaran
9. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan pelaksaan tugas
g. Sub Bagian Pendapatan
Sub bagian pendapatan di pimpin oleh kepala sub bidang
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang
anggaran, yang mempuyai tugas pokok melaksanakan sebagian
besar tugas bidang anggran lingkup pendapatan dan pembiayaab.
Sub bidang pendapatan menyelenggarkan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang
pendapatan
17
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis limgkup pendapatan dan
penerimaan pembaiyaan
3. Pengkoordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
penyusunan rencana dan program pendapatan asli daerah
4. Pengkoordinasian RKA pendaptan SKPD
5. Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran
pendapatan dan penerimaan pembiayaan
6. Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA pendapatan dan
pembiayaan SKPD
7. Penyiapan bahan SPD pendapatan dan pembiayaan sesuai
DPA/DPPA SKPD
8. Penyiapan laporan realisasi SPD pendapatan dan
pembiayaan
9. Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran
lingkup pendapatan dan pembiayaan
10. Pelaksanaan mentoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksaan
tugas
h. Sub Belanja Tidak Langsung
Sub bidang belanja tidak langsung dipimpin oleh kepala
sub bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepala
bidang anggaran, yang melaksanakan sebagian tugas bidang
anggaran lingkup belanja tidak langsung.
Sub bidang tidak langsung menyelengarakan fungsi:
18
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan sub bidang
belanja tidak langsung
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja tidak
langsung
3. Pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD
4. Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA
belanja tidak langsung SKPD
5. Penyiapan bahan SPD belanja tidak langsung sesuai
DPA/DPPA SKPD
6. Penyiapan bahan SPD belanja tidak langsung sesuai
DPA/DPPA SKPD
7. Penyiapan laporan realisasi SPD belanja tidak langsung
8. Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran
lingkup belanja tidak langsung
i. Sub Bidang Belanja Langsung
Sub bidang belanja langsung mempuyai tugas pokok
melaksanakn sebagian tugas bidang anggaran lingkup belanja
langsung.
Sub bidang belanja langsung menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang
belanja langsung
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja
langsung
19
3. Pengkoordinasian RKA belanja langsung SKPD
4. Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran
belanja langsung SKPD
5. Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA
belanja tidak langsung SKPD
6. Penyiapan SPD belanja langsung sesuia DPA/DPPA SKPD
7. Peyiapan laporan realisasi SPD belanja langsung
8. Penyunan lapoang anggaran kinerja program bidang
anggaran lingkup belanja langsung
j. Bidang perbendaharaan
Bidang perbendaharaan mempuyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup gaji, belanja,
verifikasi dank kas.
Bidang perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang
perbendaharaan
2. Penyusunan teknis lingkup perbendaharaan
3. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja,
verifikasi dan kas
4. Penyiapan SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung
dan pengeluaran pembiayaan
5. Pengujian terhadap pengajuan pembayan gaji, belanja,
verifikasi, dan kas
20
6. Penyiapan surat permintaan pembayaran (SPP) belanja
tidak langsung , belanja langsung dan pengeluaran
pembiayaan
7. Penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD
8. Penyusunan laporan kinerja program bidang
perbendaharaan
9. Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian, pengendalian,
evaluasi dan pelaporan pelaksaan tugas
k. Sub Bidang Gaji
Sub bidang gaji di pimpin oleh kepala sub bidang yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala bidang
perbendaharaan.
Sub bidang gaji menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang gaji
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji
3. Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji
SKPD
4. Penyiapan bahan penerbitan SP2D Gaji
5. Penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji
6. Penyelesaian permasalahan lingkup gaji
7. Peyiapan bahan untuk penerbitan surat keputusan perhentin
pembayaran (SKPP) gaji
21
8. Penyiapan pembayaran uang bagi PNS yang meninggal
dunia
9. Penyusunan laporan realisasi SP2D gaji
10. Penyusunan laporan kinerja program bidang
perbendaharaan lingkup gaji
l. Sub Bidang Belanja
Sub bidang belanja menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidanf
belanja
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja
3. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas
dibidang belanja
4. Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan surat perintah
membayar belanja dai SKPD
5. Penyiapan register penolakan surat perintah membayar
SPM belanja
6. Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pecairan Dana
7. Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran
belanja
8. Penyusunan laporan kinerja program bidang
perbendaharaan lingkup belanja
9. Pelaksanaan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan mentoring
22
m. Sub Bidang Verifikasi dan Kas
Sub bidang Verifikasi dan Kas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan sub bidang
verifikasi da kas
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup verfikasi dan
kas
3. Penyiapan bahan penerbitan SP2D bidang verifikasi kas
4. Penyiapan register SP2D bidang verifikasi kas
5. Pemeriksaan kelengkapan surat pertanggungjawaban
belanja
6. Pelaksanaan pembinaan terhadap Bendahara SKPD
7. Penyusunan laporan arus kas secara periodic
8. Pencatatan dan penerimaan dan belanja kedalam buku
register serta membuat laporan harian tentang penerimaan
dan belanja daerah
9. Pelaksanaan rekonsiliasi kas dengan bank per periode
10. Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran
verfikasi dan kas
11. Penyusunan laporan kinerja program bidang
perbendaharaan lingkup verifikasi dan kas
n. Bidang Akuntansi dan Pelaporan
Bidang Akutansi dan Pelaporan menyelenggarakan funsi:
23
1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang
akuntansi dan pelaporan
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan
pelaporan
3. Pengkoordinasian pelalaksanaa tugas di bidang akuantansi
dan pelaporan
4. Pelaksanaan penyusunan, sosialisasi dan asistensi sistem
penatausahaan akuntansi pemerintahan
5. Pengkoordinsian laporan keuangan, laporan kinerja dan
laporan manejerial dari SKPD
6. Penyajian data dan informasi dibidang analisa, bidang
pelaporan keuangan serta bidang penatausahaan keuangan
7. Penatausahaan pembukuan keuangan pemerintah daerah
dan penyusunan laporan keuangan daerah
8. Penelitian kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja
dan pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan
9. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuantansi dan
pelaporan
o. Sub Bidang Akutansi
Sub bidang akutansi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang
akuntansi
24
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis perumusan lingkup
akutansi
3. Pelaksanaan verifikasi atas SP2D yang telah terbit
4. Penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh SKPD
dalam rangka penggelolaan APBD
5. Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
6. Pengesahan surat pertanggungjwaban pendapatan
7. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan
pelaporan lingkup akuntansi
8. Pelaksanaan mentoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
p. Sub Bagian Pelaporan
Sub bidang pelaporan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan sub bidang
pelaporan
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pelaporan
3. Penghimpunan dan pengelolaan data serta informasi yang
berhubungan dengan laporan keuangan daerah
4. Pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan
SKPD dengan laporan keuangan SKPKD
25
5. Pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua
unit pelaksanaan secara integrasi
6. Penyusunan laporan keuangan tahunan
7. Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala
tentang laporan keuangan daerah
8. Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
9. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan
pelaporan lingkup pelaporan
10. Pelaksanaan mentoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas
2.2 PELAKSANAAN KEGIATAN PKL
2.2.1 Jenis dan Bentuk Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
1. Jenis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Selama melakukan kegiatan pkl di badan pengelola keuangan
daerah , penulis ditempatkan pada bagian akuntansi dan pelaporan. Selama
kegiatan pkl ini penulis bertugas membantu melaksanakan tugas pegawai.
2. Bentuk Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan di Badan Pengelola
Keuangan Daerah yang berlokasi di . adapun waktu pkl ini dimulai tanggal
27 Januari s/d 14 Februari. Kegiatan pkl yang telah di laksanakn adalah
sebagai berikut:
26
1. Jadwal kegiatan pkl di laksanakan selama 4 hari dalam seminggu
yaitu senin s/d jumat. Dimulai pukul 07.45 – 12.00 dan 13.00 –
16.30
2. Pada hari pertama masuk, penulis di perkenalkan dengan karyawan
yang berada pada bagian Akuntansi dan Pelaporan.
3. Selama melaksanakan pkl, penulis tetap membantu pegawai
melaksanakn tugasnya.
4. Penulis juga dibimbing bagaimana penyusunan laporan keuangan
2.2.2 Sistem dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai
posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja
keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan pemerintah adalah untuk
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan
untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP NO.1) paragraph 14
menyatakan komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan
keuangan:
27
a. Laporan Realisasi Anggaran;
Laporan Realisasi Anggaran menunjukkan kinerja pemerintah daerah
sebagain penyusun dan pelaksana APBD. Laporan realisasi anggaran
menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumberdaya ekonomi
yang dikelola oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam
satu periode pelaporan. Pelaporan mencerminkan kegiatan keuangan
pemerintah daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap pelaksanaan
APBD. Dengan demikian, Laporan Realisasi Anggaran menyajikan
pendapatan pemerintah daerah selama satu periode, belanja,
surplus/defisit, pembiayaan dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.
b. Neraca;
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan
entitas ekonomi pada suatu saat (tanggal) tertentu. Laporan ini dibuat
untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
aktiva, utang, dan ekuitas dana.
c. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap
pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas
harus memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
28
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci
atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan
atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontijensi dan
komitmen-komitmen lainnya
Pasal 295 ayat 1 Permendragri 13 tahun 2006 menyatakan Laporan
Keuangan SKPD disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD
(Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah) paling lambat 2 bulan setelah
tahun anggaran berakhir.
Prosedur penyusunan Laporan Keuangan SKPD dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Menutup Buku Besar
Secara Periodik PPK-SKPD memposting jurnal atas transaksi-transaksi
kedalam buku besar rekening yang berkenaan. Kemudian Buku Besar
tersebut di tutup untuk mendapatkan saldonya.
2. Pembuatan kertas kerja
PPK-SKPD menyiapkan kertas kerja 10 lajur sebagai alat untuk menyusun
laporan keuangan. Kertas kerja adalah alat bantu yang digunakan dalam
proses pembuatan laporan keuangan.
29
3. Membuat Neraca Saldo
PPK-SKPD memindahkan saldo-saldo buku besar (per 31 Desember )
kedalam kertas kerja. Angka-angka saldo dari semua akun buku besar di
pindahkan ke kolom Neraca Saldo yang terdapat pada Kertas Kerja sesuai
posisi debit dan kredit dalam saldo buku besar.
4. Membuat jurnal penyesuaian
jurnal penyesuian dibuat dengan tujuan agar nilai dari akun-akun LRA dan
Neraca sudah menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan.
Penyesuian ini meliputi transaksi penyesuian akibat adanya perbedaan
waktu pengakuan transaksi, seperti piutang, pengakuan persediaan,
akumulasi penyusutan diakhir periode akuntansi dan penyesuian
penerimaan hibah berupa asset.
Standar jurnal penyesuian di tingkat SKPD adalah sebagai berikut :
a.. standar jurnal penyesuaian untuk pengakuan piutang pendapatan :
Penyesuian untuk pengakuan piutang
(SKPD & SKR yang belum di lunasi
Dr. Piutang pendapatan …xxx
Cr. EDL – Cad piutang….. xxx
b. standar jurnal prmyesuian untuk persediaan dari hasil inventarisasi fisik:
Penyesuian atas persediaan Dr. persediaan …………....xxx
Cr. EDL- Cad persediaan…xxx
c. standar jurnal penyesuian untuk penyusutan aset tetap
Penyesuian atas penyusutan nilai aset
tetap denga memperhitungkan umur
ekonomisnya
Dr. EDL-Aset tetap………xxx
Cr. Akumulasi
penyusutan…xxx
30
d. standar jurnal penyesuian untuk penerimaan hibah aset
Pengakuan aset (sesuia
jenisnya) yang diterima
sebagai hibah
Dr. Aset………………………….xxx
Cr. EDI- diinvestasikan dalam aset..xx
Kolom neraca setelah ditambah/ dikurangi dengan akun yang
disesuikan akan menjadi angka neraca saldo yang di sesuaikan
5. Indentifikasi akun-akun LRA
Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuiakan PPK-SKPD
mengindetifikasi akun-akun yang termasud dalam komponen Laporan
Realisasi Anggran dan memindahkanya ke kolom “Laporan Realisasi
Anggaran “ yang terdapat pada Kertas Kerja.
6. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sebelum Konversi.
Laporan realisasi anggaran (LRA SKPD) disusun setiap semester. laporan
ini menyajikan informasi realisasi pendaptan dan belanja SKPD yang
masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam suatu
periode.
31
TABEL 2.1 PEMERINTAH KOTA MEDAN
SKPD LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER
Nomor Urut
Uraian Anggaran setelah perubahan
Realisasi Lebih (kurang)
1 Pendapatan 1.1 Pendapatan asli daerah
1.1.1 Pendapatan pajak daerah 1.1.2 Pendapatan retribusi
daerah
1.1. 3 Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
1.1.4 Lain-lain pendapatan derah yang sah
Jumlah 2 Belanja
2.1 Belanja tidak langsung 2.1.1 Belanja pegawai 2.2 Belanja langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 2.2.2 Belanja Barang, Jasa 2.2.3 Belanja modal
Jumlah Surplus ( deficit)
7. Membuat Jurnal Penutup :
Pada setiap akhir tahun anggaran, setelah di susun LRA SKPD kemudian
dibuat jurnal penutup. Jurnal penutup ini bertujuan menutup (me-nol-kan)
pendapatan dan belanja SKPD serta menutup surplus/ deficit ke
ekuitasnya :
Standar jurnal untuk jurnal penutup ini adalah :
32
Jika dalam
periode tersebut SKPD
mendapatkan surplus
Dr Pendapatan pajak daerah… …..xxx
Dr. Pendapatan restribusi daerah …xx
Cr. Surplus …………………………………….xxx
Cr. Belanja Tidak langsung……………..xxx Cr. Belanja langsung……………………….xxx
Menutup surplus
ke SILPA
Dr. Surplus……………………….xxx
Cr. SiLPA…………………………xxx
Jika dalam periode tersebut
SKPD mengalami defisit
Dr. Pendapatan pajak daerah……xxx
Dr. Pendapatan retribusi daerah...xxx
Dr. Defisit SKPD………………..xxx
Cr. Belanja Tidak langsung……..xxx
Cr. Belanaja langsung…………..xxx
Menutup deficit ke SiLPA
Dr. SiLPA……………………....xxx
Cr. Defisit………………………xxx
8. Memindahkan saldo Buku Besar setalah Jurnal Penutup ke dalam
KertasKerja :
setelah melakukan jurnal penutupan, selanjutnya saldo akun-akun buku
besar setelah jurnal penutup dipindahkan ke dalam kertas kerja dan
dimasukkan dalam kolom “Neraca Saldo seletah Penutupan”.
33
9. Laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan
belanja
Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran
pendapatan dan belanja SKPD sebagai alat pelaksanaan anggaran yang
menjadi tanggungjawabnya. Laporan sebagaimana, disiapkan oleh PPK-
SKPD dan disampaikan kepada pejabat pengguna anggaran untuk
ditetapakan sebagai laporan realisai semester pertama anggran pendapatan
dan belanja SKPD serta prognosis untuk 6 bulan berikutnya paling lama 7
hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
Pejabat pengguna anggaran menyampaikan laporan realisasi semester
pertama anggaran pendapatan dan belanja SKPD serta prognis untuk
enam bulan berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat 3 kepada PPKD
sebagai dasar penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD paling
lama 10 hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan
akhir.
Format laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan
belanja SKPD dan prognosis untuk 6 bulan berikutnya di sesuiakan
dengan peraturan kepala daerah tentang sistem akuntansi pemerintah
daerah.
10. Identifikasi akun-akun neraca :
berdasarkan neraca saldo yang telah disesuaikan, PPK-SKPD
mengindentifikasikan akun-akun juga termaksud komponen neraca dan
memindahkannya kekolom “ Neraca” yang terdapat pada kertas kerja.
34
11. menyusun neraca SKPD sebelum Konversi :
neraca ini menyajikan informasi tentang posisi keuangan SKPD mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
TABEL 2.2 PEMERINTAH KOTA MEDAN
NERACA SKPD Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
Uraian Jumlah Kenaikan (Penurunan)
Tahun n Tahun n-1 Jumlah % ASET ASET LANCAR Kas Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Investasi Jangka Pndk Investasi dlm Saham Investasi dlm Obligasi Piutang Piutang Pajak Piutang Retribusi Piutang lain-lain Persediaan Pesediaan Alat Tulis Persediaan Material Persediaan Benda Pos Persediaan Bahan Bakar
Persediaan Bahan Makanan Pokok
Jumlah ASET TETAP Tanah Tanah Peralatan dan mesin Alat-alat Berat Alat angkutan Darat Bermotor
Alat Angkutan Darat Tidak Bermotor
35
Alat Angkutan di Air Bermotor
Alat Angkutan Udara Alat Bengkel Komputer Meubelair Alat Komunikasi Alat Kedokteran Alat persenjataan Gedung/ Bangunan Gedung Kantor Rumah Jabatan Rumah Dinas Bangunan Besejarah Bangunan Monumen Tugu Peringatan Jalan, Irigasi Jalan Jembatan Jaringan Air Instalasi listrik, telepon Aset Tetap Lainnya Buku/ Kepustakaan Kontruksi Dalam Penerjaan
Kontruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah ASET LAINNYA Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
Aset Tidak Berwujud Jumlah Aset Kewajiban Kewajiban Jangka Pendek
Utang Bunga Utang Pajak EKUITAS DANA
36
LANCAR Silpa Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Jumlah EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Rekening Koran-PPKD Jumlah Jumlah kewajiban dan Ekuitas Dana
12. konversi laporan keuangan SKPD :
laporan keuangan yang dibuat oleh SKPD yang terdiri dari LRA, Neraca
Catatan Atas Laporan Keuangan disusun berdasrkan struktur anggaran
APBD sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006. Sehingga terdapat
perbedaan struktur akun pendapatan dan belanja bila dibandingkan dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (PP No. 24 Tahun 2005). Oleh karena itu
perlu dilakukan sebuah langka konversi . Berikut konversi yang di
maksud:
Konversi untuk LRA : PENDAPATAN
Permandagri No. 13 Tahun 2006
PENDAPATAN
PP. No. 24 Tahun 2005 tentang
SAP PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah
1. pajak daerah 1. pajak daerah
2. retribusi daerah 2. retribusi daerahkan
37
3. hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisah
3. hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisah
4. lain-lain PAD yang sah 4. lain-lain PAD yang sah
Pendapatan asli daerah yang merupkan wewenang SKPD untuk mencatat dan
melaporkannya dalam LRA seperti terlihat dalam bagan yang diatas, tidak
terdapat perbedaan. Oleh karena itu PAD tidak memerlukan konversi
Konversi untuk LRA : BELANJA
Permendagri No. 13 Tahun 2006
BELANJA
PP No. Tahun 2005 tentang SAP
BELANJA
A. Belanja Tidak Langsung A. Belanja Operasi
1.Belanja pegawai 1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
3. Bunga
4. Subsidi
5. Hibah
6. Bantuan Sosial
B. Belanja Langsung B. Belanja Modal
1. Belanja Pegawai 1. Blanja Tanah
2. Belanja Barang dan Pegawai 2. Belanja Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal 3. Belanja Gedung, dan Bangunan
4. Belanja Jalan, Irigasi, dan jaringan
38
5. Belanja Aset Tetap lainnya
6. Belanja Aset lainnya
Belanja yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan
melaporkannya dalam LRA seperti terlihat, dalam bagan diatas, harus di lakukan
konversi yaitu :
Belanja tidak langsung tidak dikenal dalam struktur pada format SAP, sehingga
perlu dikonversi ke Belaja Operasi. Sedangkan untuk Belanja langsung konversi
sebagai berikut :
1) Dari komponen belanja langsung yaitu belanja pegawai ke komponen
belanja operasi pada aku belanja pegawai
2) Dari komponen belanja langsug yaitu akun belanja barang dan jasa ke
komponen belanjaan barang dan
3) Dari komponen belanja langsung yaitu akun belanja modal komponen
belanja modal
Dalam konversi agar sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP,
pelaporan realisasi belanja LRA tidak berdasarkan program dan kegiatan,
sebagaimana klasifikasi anggaran belanja langsung dalam APBD, tetapi untuk
tujuan Penjabaran Laporan Realisasi APBD, belanja harus di laporkan bersama
program dan kegiatan. Dengan demikian perlu dibuat dua versi pelaporan LRA
yaitu berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 kemudian konversinya yang
berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 sebagaimana telah dijelaskan diatas.
39
13. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran SKPD setelah Konversi.
Setelah melakukan konversi, PPK-SKPD menyusun laporan realisasi
anggaran sesuai SAP. Format laporan realisasi anggran SKPD yang
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005
14. Konversi untuk Neraca :
ketika akan melakukan konversi Neraca perlu diteliti lebih dahulu pada
klasifikasi mana terjadi perbedaan antara Permendagri No. 13 Tahun 2006
dengan PP No. 24 Tahun 2005, kemudian lakukan konversi. Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh konversi pada bagian dibawah ini
Permadgri No. 13 Tahun 2006
ASET LANCAR
PP No. 24 Tahun 2005 tentang
SAP ASET LANCAR
KAS
1. Kas di Bendahara Pengeluaran 1. Kas di Bendahara Pengeluaran
2. Kas di Bendahara Penerimaan 2. Kas di Bendahara Penerimaan
PIUTANG 3. Piutang
1. Piutang Pajak 4.Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran
2. Piutang Restribusi 5.Bagian Lancar Tuntutan
Perbendaharaan
3. Piutang lain-lain 6.Bagian lancar Tuntutan Ganti
Rugi
PERSEDIAAN 7. Piutang lainnya
1. Persediaan Alat Tulis Kantor 8. Persediaan
40
2. Persediaan Alat LIstrik
3. Persediaan Material/ Bahan
4. Persediaan Benda Pos
5. Persediaan Bahan Bakar
6.Persediaan Bahan Makanan
Pokok
Perbedaan didalam aset tetap ada pada kelompok jalan, jaringan dan instalasi
berdasarkan akun pada Permendagri No. 13 Tahun 2006, sedangkan berdasarkan
format PP No. 24 Tahun 2005 kelompok yang sama adalah jalan, irigasi dan
jaringan. Bila di perhatikan lebih seksama kedalam susunan kode rekening
Permendagri No. 13 Tahun 2006, yang dimaksu dengan jaringan termasuk
didalamnya adalah jaringan irigasi sehingga sebenarnya tidak ada perbedaan
substansi di antara keduanya.
Permendagri No. 13 Tahun 2006
ASET LAINNYA
PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP
ASET LAINNYA
1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 1. Tagihan Penjualan Angsuran
2.Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah
2. Tuntutan Ganti Rugi
3. Aset Tidak Berwujud 3. Kemitraan dengan Pihak Ketiga
4. Aset lain-lain 4. Aset Tidak Berwujud
5. Aset lain-lain
Tidak ada perbedaan pada kelompok Aset lainnya antara PP No. 24 Tahun
2005 dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006
41
Permendagri No. 13 Tahun 2006
KEWAJIBAN
PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP
KEWAJIBAN
A. Kewajiban Jangka Pendek A. Kewajiban Jangka Pendek
1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga
2. Uang Muka dari Kas Daerah* 2. Utang Bunga
3. Utang Bunga 3. Bagian Lancar Utang dalam Negeri
4. Utang Pajak 4. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
lainnya
5. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 5. Utang Jangka Pendek Lainnya
6. Pendapatan di Terima Dimuka**
7. Utang Jangka Pendek Lainnya
Perbedaan kelompok kewajiban :
• Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat Uang Muka
dari Kas Derah. Bila yang di maksud adalah transfer kas dari
BUD, maka di akui/dicatat sebagai RK-Pusat yang menjadi
bagian dari akun ekuitas dana di SKPD
• Dalam permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat Pendapatan
Diterima di Muka/ Pendapatan yang Ditangguhkan. Hal ini
terjadi dari transaksi pendapatan yang diterima oleh Bendahara
Penerimaan yang belom disetorkan ke Kas Daerah. Akun lebih
tepat dimasukkan dalam Kelompok Ekuitas Dana Lancar
42
Permendagri No. 13 Tahun 2006
EKUITAS DANA
PP No. 24 Tahun 2005 tentang
SAP EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Lancar
1. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA)
1. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA)
2. Cadangan Piutang 2. Cadangan Piutang
3. Cadangan Persediaan 3. Cadangan Persediaan
4. Dana yang harus disediakan untuk
pembayaran Utang Jangka Pendek *
4. Dana yang harus disediakan untuk
pembayaran Utang Jangka
Pendek
Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Investasi
1. Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1. Diinvestasikan dalam Aset Tetap
2.Diinvestasikan dalam Aset lainnya
(tidak termasuk Dana Cadangan)
2. Diinvestasikan dalam Aset lainnya
(tidak termasuk Dana Cadangan)
Dari bagan diatas dapat diketahui banwa tidak terdapat perbedaan antara
Permendagri No. 13 Tahun 2006 dengan PP No. 24 Tahun 2005 bagi komponen
Ekuitas pada Neraca.
(*) : akun dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang jangka Pendek
merupakan contra account dari Ekuitas Dana Lancar.
43
15. Penyusanan Neraca SKPD Setalah Konversi :
Setelah melakukan konversi, PPK SKPD menyusun Neraca sesuai SAP.
TABEL 2.3 PEMERINTAH KOTA MEDAN
SKPD NERACA
Per 31 Desember 20X1 DAN 20X0 Uraian 20X1 20X0 ASET ASET LANCAR Kas di Bendahara pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Piutang Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagia Lancar Tuntutan Ganti Rugi Jumlah aset Lancar ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan jaringan Akumulasi Penyusutan Jumlah aset Tetap Aset lainnya Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Rugi Aset Tak berwujud Jumlah Aset lainnya Jumlah Aset Kewajiban Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Pihak Ketiga Utang jangka pendek lainnya Jumlah kewajiban jangka pendek Jumlah kewajiban Ekuitas dana Ekuitas dana lancer Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Dana yang harus disediakan untuk pembayarn utang jangka pendek
44
Pendapatan yang ditangguhkan JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam aset tetap Diinvestasikan dalam aset lainnya Jumlah ekuitas dana investasi Jumlah ekuitas dana Jumlah kewajiban dana ekuitas dana
16. Penyusunan Catatan Atas laporan Keuangan :
Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam laporan realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas harus
memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam catatan atas
laporan Keuangan.
TABEL 2.4
PEMERINTAH KOTA MEDAN SKPD
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PENDAHULUAN
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan laporan keuangan SKPD
1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD
1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD
Bab II
Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD SKPD
2.1 Ekonomi Makro
2.2 Kebijakan Keuangan
2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD
45
Bab III
Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan SKPD
3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD
3.2 Hambatan dan kendala yang dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
Bab IV
Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas Akuntansi/Entitas pelaporan keuangan daerah SKPD
4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD
4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD
4.4 Penerapan kebijakan akuntansi yang berakitan dengan ketentuan yang ada dalam SAP pada SKPD
Bab V
Penjelasan pos-pos laporan Keuangan SKPD
5.1 Rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan SKPD
5.1.1 Pendapatan
5.1.2 Belanja
5.1.3 Aset
5.1.4 Kewajiban
5.1.5 Ekuitas Dana
2.2.3 Kendala dan Upaya Untuk Memecahkan Masalah
a. Kendala yang Dihadapi
Ada beberapa kendala yang dihadapi penulis selama melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan yaitu :
1. Adanya keterbatasan mengenai pengetahuan tentang tentang
Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
46
2. Penulis tidak banyak melakukan kegiatan karena banyak yang menjadi
privasi Badan Pengelola Keuangan.
3. Dan rasa canggung dalam berkomunikasi cukup menghambat jalanya
Praktek Kerja Lapangan.
b. Upaya untuk memecahkan kendala yang dihadapi penulis:
1. Penulis meminta bantuan kepada pegawai yang ada untuk penyusunan
laporan pkl ini.
2. Dibantunya penulis untuk lebih mengenal penyusunan laporan
keuangan SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan memotivasi
penulis agar tetap semangat dalam menghadapi kendala.
3. Mengenal seluru pegawai yang berada pada Sub Bidang Akuntansi dan
Pelaporan untuk mengurangi rasa canggung dalam pelaksanaan PKL
dan banyak sekali manfaat yang diterima dari PKL dan sangat berguna
bagi penulis untuk memasuki dunia kerja.
47
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari seluruh uraian dan pembahasan yang dikemukakan mulai dari Bab I
sampai Bab III dan berdasarkan tinjauan yang di lakukan penulis berkaitan
dengan Sistem dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah pada Badan Pengelola Keuangan Daerah, Maka penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa penyusunan laporan keuangan SKPD telah disusun
dengan baik.
3.2 SARAN
Saran yang di berikan sebagai rekomendasi kepada Badan Pengelola
Keuangan Daerah adalah tetap menggunakan Sistem dan Prosedur Penyusunan
Laporan Keuangan SKPD karena telah di susun dengan baik.
48
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, Timbul,dkk, Akuntansi Sektor Publik, Edisi ketiga, Penerbit Semesta
Media, Bandung 2011
http:// www.pemkomedan.go.id
Sistem dan Prosedur Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan