Upload
anonymous-iotv0lkqw
View
248
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan laju dan orde reaksi dekomposisi
hidrogen peroksida.
II. TEORI DASAR
2.1 Kinetika Kimia
Kinetika kimia adalah bagian ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi kimia,
faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme
reaksi. Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakan molekul, elemen
atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi
dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan pengukuran besaran termodinamika suatu
reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun produk suatu sistem. Syarat untuk
terjadinya suatu reaksi kimia bila terjadi penurunan energi bebas (G < 0) (Chang,2009).
2.2 Laju Reaksi
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang
berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi
yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang
berlangsung lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang
cepat.
Dalam reaksi kimia, perubahan yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi pereaksi
atau produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan
makin sedikit, sedangkan produk makin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju
berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk. Satuan konsentrasi yang digunakan
adalah molaritas (M) atau mol per liter (mol. L-1). Satuan waktu yang digunakan biasanya
detik (dt). Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per liter per detik (mol. L-1. dt-1 atau
M.dt-1) ( Oxtoby, 1989).
Pendefinisian laju reaksi secara matematis dapat dituliskan dalam persamaan
stoikiometrinya sebagai berikut:
m A + n B o C + p DBila laju reaksi diungkapkan sebagai berkurangnya pereaksi A atau B dan bertambahnya
produk C atau D tiap satuan waktu, maka persamaan lajunya adalah
1
V=−1m
dAdt
=−1n
dBdt
=1o
dCdt
=1p
dDdt
Dengan tanda minus (-) menunjukkan konsentrasi pereaksi makin berkurang, tanda positip
(+) menunjukkan konsentrasi produk makin bertambah (Petrucci, 1987).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah
Konsentrasi pereaksi
Laju reaksi umumya naik dengan bertambahnya konsentrasi pereaksi.
Luas permukaan
Untuk reaksi heterogen yakni reaksi di mana pereaksi wujud berbeda, laju reaksi
dipengaruhi pleh luas permukaan sentuh. Semakin besar luas permukaan sentuh, semaikn
besar kemungkinan partikel-partikel untuk bertemu dan bereaksi.
Suhu
Suhu juga berbanding lurus dengan laju reaksi. Sebagian besar reaksi kimia akan
belangsung lebih cepat pada suhu yang leih tinggi.
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang dapat mengubah laju reaksi kimia tanpa mengalami
perubahan secara kimiawi di akhir reaksi. Katalis yang mempercepat laju reaksi disebut
katalis positif atau lebih dikenal katalis saja. Sedangkan katalis yang memperlambat laju
reaksi dikenal sebagai katalis negative atau inhibitor.Katalisator akan memperkecil energi
aktivasi, yaitu energi minimum yang diperlukan pereaksi untuk melakukan proses reaksi
(Petrucci, 1987).
2.3 Persamaan Laju Reaksi
Tujuan dari mempelajari laju reaksi adalah untuk dapat memprediksi laju suatu reaksi.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan hitungan matematis melalui hukum laju. Sebagai
contoh, pada reaksi:
a A + b B c C + d DDimana A dan B adalah pereaksi, C dan D adalah produk sedangkan a,b,c,d adalah koefisien
penyetaraan reaksi, maka hukum lajunya dapat dituliskan sebagai berikut:
Laju reaksi = k [A]m[B]n
Dengan : k = tetapan laju, dipengaruhi suhu dan katalis (jika ada)
m = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi A
n = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi B
[A], [B] = konsentrasi dalam molaritas.
2
( Keenan,1984 ).
2.4 Orde Reaksi
Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari
konsentrasi komponen tersebut dalam hukum laju. Orde total adalah jumlah orde semua
komponen dalam persamaan laju: n + m + ...
Pangkat m dan n ditentukan dari data eksperimen, biasanya harganya kecil dan tidak
selalu sama dengan koefisien a dan b. Hal ini berarti, tidak ada hubungan antara jumlah
pereaksi dan koefisien reaksi dengan orde reaksi. Secara garis besar, beberapa macam orde
reaksi diuraikan sebagai berikut:
a. Orde Nol
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan
konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat
dalam jumlah tertentu, perubahankonsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju
reaksi. Bila kita tulis laju reaksinya:
V=−dAdt
=k [ A ] °=k
Sehingga hasil integrasinya yaitu [A]t = -kt + [A0]b. Orde Satu
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Misalkan, konsentrasi pereaksi
itu dilipat tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar. Bila kita
tinjau reaksi orde satu berikut, maka persamaan lajunya
V=−dAdt
=k [ A ]1=k [ A ]
Sehingga hasil integrasinya menjadi ln [A]t= -kt + ln[A]0
c. Orde Dua
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi
merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu dilipat
tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar, Adapun persamaan
lajunya:
V=−dAdt
=k [ A ]2
3
Sehingga hasil integrasinya menjadi 1
[ A ] t=kt+ 1
[ A]0
( Atkins, 1989).
2.5 Reaksi Dekomposisi
Hidrogen peroksida (H2O2) telah ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun
1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat.
Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2).
H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam
kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi
kira-kira kurang dari 1% per tahun (Atkins, 1989).
Umumnya hidrogen peroksida digunakan dengan memanfaatkan dan merekayasa
reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen
peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat
laju dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida
dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida
juga menghasilkan air (H2O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah
sebagai berikut:
H2O2 H2O + ½ O2
Keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah
sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan
oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam
industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan
NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin
tinggi ( Atkins, 1989).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Penentuan Laju Reaksi Dekomposisi H2O2 pada Suhu Kamar
3.1.1 Larutan 1
4
10 ml H2O 5 ml larutan KI 0,1 M
-Dimasukkan ke dalam labu erlenmayer -Digoyangkan labu erlenmayer-Ditambahkan 5 ml H2O2
-Diamati hingga volume turun 2 ml -Dicatat waktu penurunannya tiap penurunan volume 1 ml
3.1.2 Larutan 2
-Dimasukkan ke dalam labu erlenmayer -Digoyangkan labu erlenmayer-Ditambahkan 10 ml H2O2
-Diamati hingga volume turun 5 ml -Dicatat waktu penurunannya tiap penurunan volume 1 ml
3.1.3 Larutan 3
-Dimasukkan ke dalam labu erlenmayer -Digoyangkan labu erlenmayer-Ditambahkan 5 ml H2O2
-Diamati hingga volume turun 5 ml -Dicatat waktu penurunannya tiap penurunan volume 1 ml
3.2 Penentuan Laju Reaksi Dekomposisi Pengaruh Suhu
5
Hasil
Hasil
5 ml H2O 5 ml larutan KI 0,1 M
Hasil
10 ml H2O 5 ml larutan KI 0,1 M
Dimasukkan dalam erlenmeyer
Diatur suhu bath hingga diperoleh suhu yang lebih tinggi daripada suhu ruang yatu 44 ᵒC Ditambahkan 5 mL H2O2 3% dan segera ditutup lalu digoyangkan.Diamati volume oksigen yang dihasilkan selama reaksi pada waktu bervariasi.Dicatat volume dan waktu setelah gas mencapai 2 mL.Diukur volume dengan level air pada level bulb yang sama dengan yang terlihat pada buret.Disesuaikan level air dalam buret dan level bulb (dengan cara menurunkan level bulb).Dilakukan percobaan dengan langkah yang sama pada suhu 38 ᵒCDicatat waktu dan volume gas yang terbaca pada tiap interval 1 mL sampai dengan 6 mL pada alat pengukuran.
3.3 Penambahan Katalis
Dituangkan 1 mL ke dalam tabung reaksi.Ditambahkan 10 tetes Hg(NO3)2 0,1 M kedalam tabung, dicampur, dan dicatat hasilnya.
Dilarutkan 0,2 mL KI 0,10 M dengan 5 mL air destilat.Ditambahkan dua tetes larutan ini dengan 10 tetes Hg(NO3)2 0,1 M dan dicatat hasilnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
Setelah dilakukan percobaan dekomposisi hidrogen peroksida, diperoleh data untuk
menentukan laju dan orde reaksi dari dekomposisi hidrogen peroksida. Adapun data-data
yang diperoleh sebagai berikut
4.1.1 Data Larutan 1 pada Suhu Kamar
Volume KI : 10 mL
6
5 mL air destilat
Hasil
10 mL Kalium Iodida 0,1 M (KI)
Hasil
Hasil reaksi larutan
Volume H2O : 5 mL
Volume H2O2 : 5 mL
Tabel 4.1 Data Waktu dan Volume Larutan 1
4.1.2 Data Larutan 2 pada Suhu Kamar
Volume KI : 5 mL
Volume H2O : 5 mL
Volume H2O2 : 10 mL
Tabel 4.2 Data Waktu dan Volume Larutan 2
Waktu (s) Volume O2 (mL)
0 2
20 3
41 4
62 5
82 6
4.1.3 Data Larutan 3 pada Suhu Kamar
Volume KI : 5 mL
Volume H2O : 10 mL
Volume H2O2 : 5 mL
Tabel 4.3 Data Waktu dan Volume Larutan 3
7
Waktu (s) Volume O2 (mL)
0 2
20 3
24 4
32 5
37 6
4.1.4 Data Larutan 4 pada Suhu 44ºC
Volume KI : 10 mL
Volume H2O : 5 mL
Volume H2O2 : 5 mL
Tabel 4.4 Data Waktu dan Volume Larutan 4
4.1.5 Data Larutan 5 pada Suhu 38ºC
Volume KI : 5 mL
Volume H2O : 5 mL
Volume H2O2 : 10 mL
Tabel 4.5 Data Waktu dan Volume Larutan 5
Waktu (s) Volume O2 (mL)
8
Waktu (s) Volume O2 (mL)
0 2
12 3
14 4
18 5
34 6
Waktu
(s)
Volume O2
(mL)
0 2
3 3
8 4
14 5
20 6
0 2
10 3
41 4
46 5
61 6
4.2 Pembahasan
Telah dilakukan percobaan yang berjudul penentuan laju dan orde reaksi
dekomposisi hidrogen peroksida, dengan tujuan untuk menentukan laju dan orde
reaksi dekomposisi hidrogen peroksida. Adapun prinsip yang digunakan selama
percobaan adalah laju reaksi dan teori kinetika kimia.
Percobaan dilakukan dengan mencampurkan larutan KI dan air (H2O) lalu
ditambahkan H2O2. Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut
KI
H2O2 H2O + 12 O2 ....................(1)
H2O
Senyawa H2O2 sebagai senyawa yang terdekomposisi, penambahan KI bertujuan
sebagai katalis dan H2O sebagai pelarutnya. Percobaan dilakukan dalam sistem
tertutup, apabila terjadi kebocoran maka sangat berpengaruh pada hasil,
kebocoran mampu diidentifikasikan ketika ketinggian dari O2 tidak mengalami
kenaikkan (perubahan) pada saat reaksi terjadi. Mula-mula ketinggian air harus
disamakan pada buret dan bulb, hal ini dikarenakan reaksi terjadi pada tekanan
yang sama.
Percobaan dilakukan variasi volume larutan H2O2 , KI, H2O dan suhu (25 ºC, 38
ºC dan 44 ºC). Variasi komposisi larutan bertujuan untuk menganalisa pengaruh
konsentrasi pada laju reaksi dan variasi suhu bertujuan untuk menganalisa
pengaruh suhu pada laju reaksi. Adapun data yang diperoleh dari percobaan yaitu
variasi volume larutan yang digunakan, volume O2 dan waktu. Selain itu
dilakukan pula uji pengaruh katalis dengan penambahan Hg(NO3)2 . Adapun
reaksi yang terjadi ketika penambahan katalis yaitu
Hg(NO3)2 + 2KI 2 KNO3 + HgI2(s) ...................(2)
9
Fungsi katalis sebagai pemercepat reaksi dengan menurunkan energi aktivasi.
Dalam reaksi 2 akan terbentuk endapan HgI2 yang berwarna jingga dan keruh,
yang menunjukkan bahwa katalis ikut bereaksi namun dapat ditemukan kembali
pada akhir reaksi. Artinya pembentukan HgI2 sejalan dengan adanya senyawa KI
yang bereaksi dengan Hg(NO3)2
Dalam percobaan ini katalis tidak berubah selama reaksi (konstan) sedangkan
H2O hanya sebahai pelarut, oleh sebab itu yang mempengaruhi laju reaksi
hanyalah konsentrasi H2O2. Sehingga dapat ditulis
V = k [H2O2]x
Untuk menentukan laju dalam percobaan ini dilakukan dengan mengeplot grafik
volume O2 VS waktu, dimana pada sumbu X sebagai fungsi waktu dan sumbu Y
sebagai fungsi Volume O2. Maka gradien ynag dihasilkan dari persamaan garis
menunjukkan besar laju reaksi dekomposisi. Lalu dicari pula orde reaksi dengan
membandingkan laju satu dengan laju yang lain.
Berdasarkan perhitungan dan pengeplotan grafik maka diperoleh laju reaksi
larutan 1 pada suhu kamar adalah 0,1055 mL/s, larutan 2 sebesar 0,0485 mL/s
dan larutan 3 sebesar 0,1227 mL/s. Sedangakan larutan 4 pada suhu 44ºC adalah
0,1932 mL/s dan pada suhu 38ºC = 0,0602 mL/s. Grafik yang terbentuk
berbentuk linier, artinya semakin lama reaksi berlangsung maka gas oksigen
semakin banyak terbentuk.
Hasil laju di atas membuktikan bahwa pada konsentrasi H2O2 yang besar atau
komposisi volume H2O2 yang kecil maka laju reaksi semakin cepat. Konsentrasi
H2O2 berbanding terbalik dengan volumenya. Larutan 1 dan 3 memiliki
komposisi H2O2 lebih banyak dari pada larutan 2.
Sedangkan untuk pengaruh suhu, terlihat bahwa semakin besar suhu maka laju
reaksi juga semakin bertambah. Hal ini dibuktikan pada larutan 4 dan 5
Adapun orde reaksi yang didapatkan dari percobaan reaksi dekomposisi H2O2
yaitu -1. Namun menurut teorinya nilai ordenya sebesar 1, hal ini dikarenakan
kemungkinan terjadi kebocoran perangkat alat.
Sehinnga persamaan laju reaksi percobaan dapat ditulis:
Vpercobaan = k [H2O2]-1
10
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan reaksi dekomposisi H2O2 yaitu sebagai berikut
Pada percobaan ini laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi dan katalis
Pengaruh konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi semakin besar laju reaksinya. Laju
reaksi larutan 3 = 0,1227 mL/s > larutan 1= 0,1055 mL/s > larutan 2 = 0,0485 mL/s,
Pengaruh suhu pada laju reaksi, semakin tinggi suhu maka semakin besar laju
reaksinya. Oleh karena itu laju reaksi larutan 4 (suhu 44ºC) = 0,1932 mL/s > laju
reaksi larutan 5 (suhu 38ºC) = 0,0602 mL/s
Orde total reaksi yang diperoleh = -1 dan persamaan laju reaksi V = k [H2O2]-1
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. 2010. Physical Chemistry. New York: W.H. Freeman Company.
Chang F.Y., Chao K.J., Cheng H.H. dan Tan C.S., 2009, Adsorption of CO2 onto amine-grafted mesoporous silicas Separation dan Purification Technology. New York: Wiley, Son.
Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, D. W. 1989. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, R. H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
11
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Perhitungan Laju reaksi
Laju Reaksi Larutan 1 pada Suhu Kamar
Volume KI : 10 mL
Volume H2O : 5 mL
Volume H2O2 : 5 mL
Tabel 1 Data volume O2 dan waktu larutan 1
No. Volume O2 (ml) Waktu (s)
1 2 0
2 3 20
3 4 24
4 5 32
5 6 37
Laju reaksi dapat diperoleh dengan pengeplotan grafik, volume O2 terhadap
waktu. Laju merupakan kemiringan dari fungsi persamaan. Sehingga laju reaksi
larutan 1 sebesar 0,1055 mL/s.
Grafik 1 Laju reaksi larutan 1
Laju Reaksi Larutan 2 pada Suhu Kamar
Volume KI : 5 mL
Volume H2O : 5 mL
12
0 5 10 15 20 25 30 35 4001234567
f(x) = 0.10549558390579 x + 1.61579980372915R² = 0.907262021589794
Larutan 1
waktu (s)
Volu
me
(mL)
Volume H2O2 : 10 mL
Tabel 2 Data volume O2 dan waktu larutan 2
No. Volume O2 (ml) Waktu (s)
1 2 0
2 3 20
3 4 41
4 5 62
5 6 82
Dengan cara yang sama maka laju reaksi larutan 2 diperoleh sebesar 0,0485
mL/s.
Grafik 2 Laju reaksi larutan 2
Laju Reaksi Larutan 3 pada Suhu Kamar
Volume KI : 5 mL
Volume H2O : 10 mL
Volume H2O2 : 5 mL
Tabel 2 Data volume O2 dan waktu larutan 2
No. Volume O2 (ml) Waktu (s)
1 2 0
2 3 12
3 4 14
4 5 18
5 6 34
13
0 10 20 30 40 50 60 70 80 9001234567
f(x) = 0.0485391140433553 x + 2.00989632422243R² = 0.99990574929312
Larutan 2
waktu (s)
Dengan cara yang sama maka laju reaksi larutan 3 diperoleh sebesar 0,1227
mL/s.
Grafik 3 Laju reaksi larutan 3
Laju Reaksi Larutan 4 pada Suhu 44ºC
Volume KI : 10 mL
Volume H2O : 5 mL
Volume H2O2 : 5 mL
Tabel 4 Data volume O2 dan waktu larutan 4
Dengan cara yang sama maka laju reaksi larutan 4 diperoleh sebesar 0,1932 mL/s.
Grafik 4 Laju reaksi larutan 4
14
0 5 10 15 20 25 30 35 4001234567
f(x) = 0.122679045092838 x + 2.08620689655172R² = 0.907824933687003
Larutan 3
waktu (s)
volu
me
(mL)
0 5 10 15 20 2501234567
f(x) = 0.193181818181818 x + 2.26136363636364R² = 0.985227272727273
Larutan 4 (Suhu 44°C)
waktu (s)
volu
me
(mL)
Waktu (s) Volume O2 (mL)
0 2
3 3
8 4
14 5
20 6
Laju Reaksi Larutan 5 pada Suhu 38ºC
Volume KI : 5 mL
Volume H2O : 5 mL
Volume H2O2 : 10 mL
Tabel 5 Data volume O2 dan waktu larutan 5
Waktu (s) Volume O2 (mL)
0 2
10 3
41 4
46 5
61 6
Dengan cara yang sama maka laju reaksi larutan 5 diperoleh sebesar
0,0602 mL/s.
Grafik 4 Laju reaksi larutan 4
Grafik 5 Laju reaksi larutan 5
Gambar Percobaan
15
0 10 20 30 40 50 60 7001234567
f(x) = 0.0601858905988115 x + 2.09812585707756R² = 0.950937071461222
Larutan 5 (Suhu 38°C)
waktu (s)
volu
me
(mL)
16
17
NILAI PERCOBAAN :
Tes Pendahuluan
Kerja Laporan Praktikum Nilai Akhir
(0-100) (0-100) (0-100)
18
MengetahuiAsisten,
Nama :
Praktikan,
Nama : Mas Arif Tri SujadmikoNRP : 1413100008