10
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN PEMETAAN SEDERHANA Disusun Oleh : Nama : Jafar Aziz Permana NIM : 1211702042 Jurusan/ Semester/kelas : Biologi / IV / A Kelompok : IV (Empat) Tanggal Praktikum : 15 Februari 2013 Tanggal Pengumpulan : 22 Februari 2013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

LAPORAN PRAKTIKUM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN

PEMETAAN SEDERHANA

Disusun Oleh :

Nama : Jafar Aziz Permana

NIM : 1211702042

Jurusan/ Semester/kelas : Biologi / IV / A

Kelompok : IV (Empat)

Tanggal Praktikum : 15 Februari 2013

Tanggal Pengumpulan : 22 Februari 2013

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam survei pendahuluan biasanya dilakukan pemetaan, sehingga diperoleh

gambaran wilayah dari komunitas tumbuhan yang akan dipelajari. Dalam praktikum ini

hanya dipelajari pemetaan sederhana secara tidak langsung, dimana pemetaan sederhana

tersebut terbagi kedalam tiga kelompok yaitu: metode memencar, metode interseksi dan

metode beranting dan meloncat.

B. Tujuan

Membuat peta daerah suatu komunitas

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Peta adalah suatu gambaran atau lukisan yang digambarkan pada pemukaan

bidang datar dengan menggunakan skala tertentu dam juga dilengkapi dengan beberapa

keterangan seperti simbol legenda dan lain-lain. Karena peta ini merupakan sebuah

media komnikasi antara manusia dan kodisi lapangan yang dibutuhkan sebagai

linformasi lokasi lapangan, dan posisi objek-objek di lapangan. Peta dapat difenisiskan

sebagai representasi grafis dari dunia nyata dari suatu ruang (Yulfa, 2007).

Adapun pengertian lain dari peta, menurut Aryano Prihandito, 1989, peta

merupakan gambaran dari permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambarkan di

atas bidang datar melalui sistem proyeksi. Fungsi dari sebuah peta dapat diuraikan

menjadi beberapa hal sebagia berikut, pertama peta berfungsi untuk menujukan posisi

atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat laindi

permukaan bumi). Selanjutnya untuk memperlihatkan ukuran, memperlihatkan bentuk,

mengumpulkan dan menyeleksi dat-data dari suatu daerah dan menyajikannya diatas

peta. Fungsi peta dapat dikaitkan dengan berbagai macam kepentingan antara lain:

bidang pemerintahan, bidang hankam, politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.

Dalam hal pembuatan peta yang standar sesuai dengan kebutuhan harus memperhatikan

sebagai berikut :

1. Menetapkan kebijakan tekhnis dan langkah langkah pemetaan batas wilayah/areal

yang bersebelahan.

2. Melaksanakan pemetaan sesuai metodologi pemetaan yang standar.

3. Menggambar peta sesuai tekhnis pemetaan.

Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan

bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu

sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk

vektor maupun raster. Keterampilan dalam pemetaan ini sangat mambantu dalam

mempelajari penyebaran vegetasi atau jenis tumbuhan tertentu di suatu area atau

wilayah. Berbagai metode dalam pemetaan telah banyak dikembangkan, dan khusus

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM

untuk praktikum ini akan dipelajari metode-metode yang sangat sederhana.Metode-

metode tersebut yaitu metode pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah dan metode

pemetaan berdasarkan dua titik konstan. (Isdi, 2009).

Pemetaan merupakan segala kegiatan yang berkaitan dengan proses

penggambaran ataupun penyusunan peta mulai dari survei awal hingga penyajian hasil,

dalam hal ini adalah peta itu sendiri, baik dilakukan dengan metode terestris atau

pengukuran langsung di lapangan menggunakan alat ukur theodolite. Sedangkan

Pemetaan menurut Abidin, H.Z., 2007, adalah suatu proses kegiatan untuk

menghasilkan suatu peta. Pemetaan ada tiga yaitu, pemetaan metode beranting dan

meloncat, interseksi dan memencar. Memencar yaitu cara untuk menentukan tempat

atau kedudukan sendiri di medan ke titik di peta dengan menggunakan titik pertolongan

yang berada di peta dan di medan. Hal ini ditunjukan yaitu dengan menggunakan titik

bantu P dan Q, titik ini digunakan sebagai titik acuan dalm proses pembidikan dengan

menggunakan kompas. Metode ini dapat digunakan pada daerah yang dapat ditembus

bagian dalam dari daerah tersebut misalnya padang rumput. Sedangkan metode

Interseksi ialah cara untuk menentukan tempat atau kedudukan di medan atau lapangan

yang belum diketahui di peta dengan pertolongan titik atau benda yang berada di medan

atau lapangan atau di peta ataupun untuk daerah atau wilayah yang tidak dapat ditembus

untuk menentukan titik P dan Q sehingga kedua titik tersebut disimpan di luar daerah

tersebut. Contohnya penggunaan metode ini dilakukan untuk mengukur atau

memetakan danau. Sedangkan untuk metode yang terakhir yaitu ada beranting dan

meloncat. Metode ini berbeda dengan kedua metode yang sebelumnya karena tidak

menggunakan titik P dan Q. Jadi metode ini dilakukan dengan cara mengelilingi daerah

yang akan dipetakan tetapi tidak terlepas juga dengan titik acuan sebagai titik yang akan

dibidik menggunakan kompas (Hidayat, 2005).

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB III

METODOLOGI

A. ALAT DAN BAHAN

No Alat Objek

1 KompasLapangan rumput

2 Meteran

3 Tali

4 Busur derajat

5 Kertas grafik

B. Metode

tentukan dua titik konstan (P dan Q) di luar lokasi, sehingga daerah yang akan

dipetakan terlihat dengan jelas

hubungkan kedua titik itu dengan tali dan ukur panjangnya

tentukan titik – titik pada batas luar dari daerah yang akan dipetakan ( A, B, C,

D, dan seterusnya)

dengan menggunakan kompas, tentukan derajat / kedudukan titik – titik itu

terhadap kedua titik konstan

catatlah data pada table

gambarkan PQ pada kertas grafik dengan skala 1:100 dan pindahkan data pada

kertas kerja ini.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Hasil Pengamatan dan Pengukuran.

Titik Kedudukan terhadap titik konstan

P Q

Jarak (m) Azimut Jarak (m) Azimut

A 5,6 m 2450 9 m 2140

B 10 m 2740 13 m 2500

C 12,8 m 3010 13,7 m 2720

D 13,7 m 3070 12,5 m 2990

E 15,4 m 3290 13,2 m 3050

F 15,2 m 3460 11,7 m 3320

G 13,4 m 3500 8,8 m 80

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data seperti pada table

di atas. Dalam praktikum kali ini proses pemetaan dilakukan terlebih dahulu dengan

proses pengukuran lapangan dengan menggunakan kompas sehingga sudut dan jaraknya

pun dapat terukur dengan jelas. Adapun fungsi dari pemetaan tersebut adalah untuk

mengetahui jarak dan sudut dari suatu wilayah atau tempat yang dijadikan objek

penelitian dan hasilnya tersebut dapat dijadikan sebuah peta atau grafik dengan skala

yang telah disesuaikan.

Namun data yang diperoleh sangat jauh dari harapan, hal tersebut terbukti

setelah proses penggambaran Peta dilakukan pada millimeter block. Faktor yang

mempengaruhi pada parktikum pemetaan sederhana ini adalah adanya perbedaan atau

kesalahan dalam proses pembidikan dan pembacaan pada kompas hal ini akan

menyebabkan terjadinya kesalahan data yang diperoleh secara tidak langsung kesalahan

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM

data ini mempeengaruhi proses penggambaran peta pada kertas grafik. sehingga gambar

dari peta akan berbeda dengan daerah yang dipetakan. Hal ini mungkin juga terjadi

karena kurangnya pengetahuan praktikan dalam menggunakan alat-alat yang ada.

Pada praktikum ini diperlukan alat yang paling utama yaitu kompas. Secara

umum kompas adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui arah mata angin

(barat, timur, utara, dan selatan). Dan dalam praktikum pemetaan yang telah dilakukan

kompas dapat digunakan untuk mengetahui sudut suatu titik dari titik konstan ke titik

batas yang dipetakan. Terdapat beberapa jenis kompas, yaitu : kompas datar, kompas

bidik.

BAB V

KESIMPULAN

Jadi kesimpulan yang telah dilakukan adalah bahwa untuk memetakan suatu

wilayah dapat dilakukan dengan pemetaan sederhana, dimana pemetaan sederhana

tersebut dibagi kedalam beberapa metode yaitu metode memencar, interseksi, beranting

dan meloncat. Pada peraktikum ini menggunakan metode Interseksi penggunaan alat

dalam pemetaan ini harus benar agar didapat hasil yang diinginkan.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM

DAFTAR PUSTAKA

Fadlli, 2011. Pembuatan Peta Sederhana.

<http://fadlikadn.wordpress.com>. [Diakses: 21-02-2013].

Hidayat, Rahmat., dkk. 2005. Seri Panduan Pemetaan Prsitipatif. Bandung : Garis

Penggerakan.

Isdi Hartana Hadi. 2009. Peta. http://hadi.blogspot.com. [diakses tanggal 15 Februari

2012].

Yulfa, Arie. 2007. Pembuatan peta situasi dua dimensi menggunakan alat ukur tanah

sederhana. Makalah ilmiah Jurusan Geografi FIS-UNP.