33
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI OLEH : LUSI WINDU ASMARA JATI (11011006) RENGGA SIWININGSIH (11011009) PUGUH BINTANG PAMUNGKAS (11011011) RESTU APRIYANTI (11011012) WARIS (11011013) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

OLEH :

LUSI WINDU ASMARA JATI (11011006)

RENGGA SIWININGSIH (11011009)

PUGUH BINTANG PAMUNGKAS (11011011)

RESTU APRIYANTI (11011012)

WARIS (11011013)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian

khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan

penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu,

sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca

yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun

waktu tertentu (Winarso, 2003). Menurut Rafi’i (1995) Ilmu cuaca atau meteorologi adalah

ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang

terbatas, sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji

tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum

dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.

Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak,

dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen

atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan

hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada

apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode

cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam

studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi

dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.

Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan

iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh

aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman

iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat

dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-

Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk

beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina

berlangsung.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfer yang

sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu

udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur

ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya

pengendali-pengendali iklim (Anon, ? ). Pengendali iklim atau faktor yang dominan

menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain menurut

Lakitan (2002) adalah (1) posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang), (2)

keberadaan lautan atau permukaan airnya, (3) pola arah angin, (4) rupa permukaan daratan

bumi, dan (5) kerapatan dan jenis vegetasi. Gambar dibawah adalah gambar dari sistem iklim

secara umum

Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks

yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini

berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada

porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima

oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang

berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga

bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-

proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita

pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan

distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan

serta pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung dengan

penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan

seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan

iklim dari kondisi normal.

Menurut Winarso (2003) berdasarkan kajian dan pantauan dibidang iklim siklus cuaca dan

iklim terpanjang adalah 30 tahun dan terpendek adalah10 tahun dimana kondisi ini dapat

menunjukkan kondisi baku yang umumnya akan berguna untuk menentukan kondisi iklim

per dekade. Penyimpangan iklim mungkin akan, sedang atau telah terjadi bila dilihat lebih

jauh dari kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

1.2 TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui iklim mikro.

2. Mahasiswa dapat menyajikan dan menginterpretasi data meteorologi.

3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan beberapa.

4. Mahasiswa dapat dapat mengetahui hubungan beberapa unsur iklim.

5. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara unsur iklim dengan macam vegetasi.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

III

TINJAUAN PUSTAKA

RADIASI

Radiasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk banyak proses yang melibatkan

pindahan tenaga oleh gejala gelombang elektromagnetik. Gaya radiatif pemindahan kalor

dalam dua pengakuan penting dari yang memimpin dan konvektif gaya (1) tidak ada medium

diperlukan dan (2) pindahan tenaga adalah sebanding kepada kuasa ke lima atau keempat dari

temperatur menyangkut badan melibatkan(Pitts and Sissom, 2001).

Pada waktu radiasi surya memasuki sistem atmosfer menuju permukaan bumi (darat dan

laut), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas aerosol, serta awan yang ada diatmosfer.

Sebagian radiasi akan dipantulkan kembali keangkasa luar, sebagian akan diserap dan sisanya

diteruskan kepermukaan bumi berupa radiasi langsung (dircet) maupun radiasi baur (diffuse).

Jumlah kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan “Radiasi Global”. Alat pengukur radiasi

surya yang terpasang pada station. Station klimatologi (Solarimeter atau Radiometer) untuk

mengukur radiasi global. (Monteith, j. L. 1975)

Penerimaan radiasi surya dipermukaan Bumi sangat berfariasi menurut tempat dan

waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan

atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi

yang diterima. Menurut waktu perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore

hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari), karena sebaran energi radiasi menurut

panjang gelombang sekitar λm, maka secara umum dapat dikatakan bahwa panjang

gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih

tinggi. (Handoko, 1993)

Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai kepermukaan bumi

dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan sekitarnya. Radiasi matahari

yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari konstanta mataharinya. Radiasi matahari

yang terjadi diatmosfer mengalami berbagai penyimpangan, sehingga kekuatannya menuju

bumi lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang dihisap (absorbsi) akan berubah sama

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

sekali sifatnya. Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan perubahan dari

panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut (Nasir, A, 1990).

Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatun luas dan satuan waktu

disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi global, yaitu radiasi langsung dari matahari

dan radiasi yang tidak langsung ( dari langit ) yang disebabkan oleh hamburan dari partikel

atmosfer. ( Bayong Tjasyono, 2004 ).

Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup, misalnya pada

manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh terhadap metabolisme yang berlangsung didalam

tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi

kesempatan yang lebih besar pada tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya proses

fotosintesis (Horn, 1999).

Secara khusus Campbell Stokes dipergunakan untuk mengukur waktu dan lama

matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang. Campbell Stokes terdiri dari

beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal (umumnya berdiameter 96 mm). Plat logam berbentuk

mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah-celah sebagai tempat kartupencatat dan penyanggah

tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang

bumi. Bagian Pendiri (stand), Bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling. Kertas

pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari. Prinsip kerja Sinar matahari yang

datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola

kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah

mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari

jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari

(satuan jam/menit) (Anonim, 2009).

Sinar-sinar dengan gelombang lebih panjang dari sinar yang lebih tampak disebut

sinar-sinar infra merah dan sinar-sinar ini sebagian besar mengalami penyerapan diatmosfer.

Sinar-sinar dengan panjang gelombang lebih pendek dalam spectrum matahari adalah sinar-

sinar ultraviolet yang mampu menghasilkan suatu efek fotokimia tertentu. Diantara dua

macam berkas radiasi yang tidak kelihatan ini merupakan bagian ynag kelihatan dari

spektrum yang diketahui sebagai cahaya matahari dan paling efektif memanasi bumi. Jika

sinar-sinar spektrum matahari mencapai bumi sebagian diserap dan dirubah dari gelombang

pendek menjadi gelombang panjang yang dikenal sebgai panas. Tenaga yang diperoleh dari

cara ini merupakan bahan bakar untuk prose-proses cuaca dan iklim, dan di-transfer baik

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

vertikal maupuan horizontal menimbulkan variasi keadaan temperatur. Akhirnya ini, hilang

dengan cara radiasi dari atmosfer keruang angkasa (Wisnubroto, dkk : 1981).

TEMPERATUR UDARA

Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam

atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur. Perlu

diketahui bahwa suhu udara antara daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. hal ini

sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.

a). Sudut Datangnya Sinar Matahari

Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar

pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut

yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut

datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima

bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti

semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.

b). Tinggi Rendahnya Tempat

Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin

rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara

akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi

rendah suatu daerah disebut amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara

dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai

tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik

100 meter, suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian

0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut

suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C.

Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu

udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi

rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

c). Angin dan Arus Laut

Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin dan

arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan

menjadi dingin.

d). Lamanya Penyinaran

Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis

lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut

mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi

letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu

udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU – 11 °LS)

mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup

tinggi.

e). Awan

Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah

terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan

sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari.

Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan

permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila

udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan

semakin dingin.

KELEMBAPAN UDARA

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu

terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak

daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air

didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu.

Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat

dikandungnya disebut udara jenuh.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

Macam-macam kelembaban udara sebagai berikut :

1) Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang

terkandung di udara pada suhu yang sama. Misalnya pada suhu 270C, udara tiap-tiap 1

m3maksimal dapat memuat 25 gram uap air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka

lembab udara pada waktu itu sama dengan 20 x 100 % = 80 %

2) Kelembaban absolut / mutlak yaitu banyaknya uap air dalam gram pada 1 m3.

Contoh : 1 m3 udara suhunya 250 C terdapat 15 gram uap air maka kelembaban mutlak = 15

gram. Jika dalam suhu yang sama , 1 m3 udara maksimum mengandung 18 gram uap air,

maka kelembaban relatifnya = 15/18 X 100 % = 83,33 %.

Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara dengan

rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio

kilogram uap air, mw, per kilogram udara, ma .x = mw/ma

TEKANAN UDARA

Permukaan bumi ini secara langsung ditekan oleh udara karena udara memiliki massa.

Karena udara adalah benda gas yang menyelubungi bumi dan mempunyai massa, akan terjadi

peristiwa di bawah ini.

1) Massa udara menumpuk di permukaan bumi dan udara di atas menindih udara di

bawahnya, tekanan ini dinamakan tekanan udara.

2) Massa udara dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Hal ini menyebabkan semakin dekat

dengan bumi udara semakin mampat dan semakin ke atas semakin renggang. Akibatnya,

semakin dekat dengan bumi tekanan udara semakin besar dan sebaliknya.

3) Massa udara jika mendapatkan panas akan memuai dan jika mendapatkan dingin akan

menyusut.

Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer. Toricelli pada tahun

1643 menciptakan barometer air raksa. Karena barometer air raksa tidak mudah dibawa ke

mana-mana, dapat menggunakan barometer aneroid sebagai penggantinya. Tekanan udara

akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga semakin tinggi tempat

dari permukaan laut semakin rendah tekanan udarannya. Kondisi ini karena makin tinggi

tempat akan makin berkurang udara yang menekannya. Satuan hitung tekanan udara adalah

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

milibar, sedangkan garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan

udara yang sama disebut isobar.

Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut juga dapat diukur dengan menggunakan

barometer. Kenaikan 10 m suatu tempat akan menurunkan permukaan air raksa dalam tabung

sebesar 1 mm. Dalam satuan milibar (mb), setiap kenaikan 8 m pada lapisan atmosfer bawah,

tekanan udara turun 1 mb, sedangkan pada atmosfer atas dengan kenaikan > 8 m tekanan

udara akan turun 1 mb. Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat

dinamakan juga altimeter yang biasa digunakan untuk mengukur ketinggian kapal udara yang

sedang terbang.

c) Angin

Perbedaan tekanan udara di satu tempat dengan tempat yang lain menimbulkan aliran

udara. Pada dasarnya angin terjadi disebabkan oleh perbedaan penyinaran matahari pada

tempat-tempat yang berlainan di muka bumi. Perbedaan temperatur menyebabkan perbedaan

tekanan udara. Aliran udara berlangsung dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat

dengan tekanan udara yang lebih rendah. Udara yang bergerak inilah yang disebut angin.

Arah angin dapat diketahui dengan menggunakan beberapa cara, salah satunya adalah

dengan menggunakan bendera angin. Arah angin juga dapat diketahui dengan menggunakan

baling-baling angin. Pada saat ini telah ditemukan alat yang mampu mengukur arah dan

kecepatan angin secara bersamaan. Arah angin biasanya dinyatakan dalam derajat, 360° atau

0° berarti angin utara; 90° angin timur; 180° angin selatan; dan 270° angin barat. Kecepatan

angin dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Biasanya digunakan

anemometer mangkuk, yang terdiri atas bagian inti berupa tiga sampai empat mangkuk yang

dapat berputar pada sumbu tegak lurus. Mangkuk-mangkuk tersebut akan berputar jika

bagian yang cekung ditiup angin. Arah dan kecepatan angin pada suatu waktu dapat diketahui

melalui anemometer dan hasil catatannya anemogram yang berupa skala.

ANGIN

Angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi (TT) ke daerah bertekanan rendah

(TR). Bila Bumi tidak berotasi, maka arah aliran angin lurus dari TT ke TR. Tetapi, karena

Bumi berotasi, maka arah aliran angin menjadi berbelok. Pembelokan arah aliran angin ini

dikenal dengan efek Coriolis. Coriolis adalah seorang ilmuwan dari Prancis yang pertama

kali menjelaskan gejala ini.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

Gejala ini dapat dicontohkan sebagai berikut. Suatu roket diluncurkan dari Kutub

Selatan dengan target berlokasi di khatulistiwa. Roket membutuhkan waktu satu jam untuk

sampai target. Selama satu jam, Bumi telah berotasi 15° ke arah timur. Setelah satu jam,

maka roket mengalami penyimpangan arah sebesar 15° ke kiri dari target.

Efek Coriolis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Pembelokan mengarah pada sudut yang benar terhadap arah angin.

b. Berdampak hanya pada arah angin, bukan kecepatan angin.

c. Dipengaruhi kecepatan angin. Angin yang bertiup lebih cepat, maka penyimpangan juga

lebih besar.

d. Pengaruh paling kuat di daerah kutub dan melemah ke arah khatulistiwa. Bahkan, tidak

terjadi di daerah khatulistiwa.

Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dapat dibedakan menjadi:

1) Angin Pasat dan Angin Antipasat

Angin pasat terdiri atas angin pasat tenggara yang bertiup di belahan Bumi selatan dan angin

pasat timur laut yang bertiup di belahan Bumi utara. Angin pasat bertiup tetap sepanjang

tahun dari daerah subtropik menuju daerah ekuator (khatulistiwa). Angin antipasat adalah

nama lain dari angin barat, yang merupakan kebalikan dari angin pasat.

Angin di atas khatulistiwa yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum

subtropik. Angin ini disebut angin antipasat. Di belahan Bumi utara disebut angin antipasat

barat daya dan di belahan Bumi selatan disebut angin antipasat barat laut. Pada daerah sekitar

lintang 20°– 30°LU dan LS, angin antipasat kembali turun secara vertikal sebagai angin

kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya,

terbentuk gurun di muka Bumi. Misalnya gurun di Arab Saudi, gurun Afrika, atau gurun di

Australia.

2) Angin Muson/Muson

Di Indonesia, terdapat dua jenis angin muson, yaitu angin muson barat dan angin muson

timur. Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober–April, saat itu kedudukan Matahari

berada di belahan Bumi selatan atau Benua Australia. Sedangkan angin muson timur bertiup

pada bulan April–Oktober, saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara atau

Angin muson yang terjadi di Indonesia ada dua, yaitu angin muson barat dan angin muson

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

timur. Angin muson barat terjadi pada bulan Oktober–April. Pergerakan angin muson barat

yang kaya uap air mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan.

Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi selatan. Nah sampai di sini, tentu kamu

tahu daerah-daerah yang bertekanan udara tinggi dan tekanan udaranya rendah serta ke mana

arah pergerakan angin muson barat. Angin muson timur terjadi pada bulan April–Oktober.

Angin muson timur yang bersifat kering mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia

mengalami musim kemarau. Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara.

3) Angin Lokal

Angin lokal hanya dirasakan di wilayah yang relatif sempit dan pengaruhnya tidak

luas. Pada saat siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan, sementara itu pada

malam hari daratan lebih cepat dingin dari lautan. Perbedaan suhu ini akan mempengaruhi

tekanan udara antara darat dan laut. Pada siang hari tekanan udara daratan lebih rendah

daripada lautan sehingga udara bergerak dari laut ke darat dan disebut angin laut. Sebaliknya,

pada malam hari tekanan udara daratan lebih tinggi daripada lautan sehingga udara bergerak

dari darat ke laut dan disebut angin darat.

HUJAN

Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair

seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar

dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi,

hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk

jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat

mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan

uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum

mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan

antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai

dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).

Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga

dimensi yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada

saat itu ada kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan

konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat

terkumpul menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

aliran atas lembah meningkat di sisi atas angin permukaan pada ketinggian yang memaksa

udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi

bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan

aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara.

Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim

sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan

kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik

dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan

dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.

Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah

dan intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan

perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan

suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan

penyedia utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990

millimetre (39 in). Sistem pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim Köppen

menggunakan curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan

iklim. Antarktika adalah benua terkering di Bumi.

TEMPERATUR TANAH

Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi

emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas

panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-

lain.

Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel, mineral, dan organik

dengan berbagai ukuran dan komposisi. Suhu tanah dapat diukur dengan menggunakan alat

yang dinamakan termometer tanah selubung logam. Suhu tanah ditentukan oleh panas

matahari yang menyinari bumi. Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan

permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak garis lintang utara dan selatan dan

tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain

intensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah.

Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat tumbuhnya tanaman. Akar

tanaman dalam tanah menyerap kebutuhan utama tumbuhan yaitu air, nutrisi, dan oksigen.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk hidup dan memungkinkan

terjadinya pembakaran bahan bakar. Nitrogen merupakan penyubur tanah. Udara juga

melindungi bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari ruang angkasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah:

a. Faktor lingkungan

1) Radiasi matahari

2) Radiasi dari awan

3) Konduksi panas dari atmosfer

4) Kondensasi

5) Penguapan

6) Curah hujan

7) Vegetasi

b. Faktor tanah

1) Keterhantaran dan difusivitas panas

2) Kapasitas panas

3) Aktifitas biologi

4) Radiasi dari matahari

5) Struktur, tekstur dan kelembaban

6) Garam-garam terlarut

EVAPORASI

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair

(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan

dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-

angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. Rata-rata molekul tidak memiliki

energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap

dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi

dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer

energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup

buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut

dapat terbang ke dalam gas dan "menguap" Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap

pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan

seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang

diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya

saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat

Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul

menjadi awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil dapat bergabung

(berkondensasi) menjadi butiran air dan turun hujan. [1]. Siklus air terjadi terus menerus.

Energi surya menggerakkan penguapan air dari samudera, danau, embun dan sumber air

lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan penguapan di dalam

stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai evapotranspirasi.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

ACARA II

PENGAMATAN MIKRO

3.1 Alat yang digunakan :

Thermohygrometer adalah Pada waktu pengamatan alat harus terlindung dari

pengaruh sinar matahari langsung, hujan dan sebagainya atau diletakkan dalam sangkar

meteo. Alat ini langsung menujukkan besarnya kelembaban nisbi dan suhu udara.

Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan

(tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan

hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor

dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan

diukur intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel

foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan

pun semakin besar. Hand anenometer adalah alat untuk mengukur intensitas cahaya.

Thermometer tanah adalah alat untuk mengukur suhu udara dalam tanah. Digunakan

dengan cara menancapkan alat tersebut ke dalam lubang tanah yang akan di teliti.

Thermometer bola basah-bola kering adalah alata untuk mengukur suhu udara dengan

menggunakan air guna memperoleh hasil. Thermometer bola basah digunakan untuk

memperoleh kelembaban udara saat itu . Thermometer bola kering digunakan untuk

mengukur suhu udara saat itu juga.

3.2 Cara Kerja

Pilih beberapa tempat yang keadaan berbeda, misalnya sawah, kebun, tegalan,

pekarangan.

Pada waktu yang bersamaan, pada masing-masing tempat diamati suhu udara,

lembab nisbi, kecepatan angin, intensitas penyinaran. pada ketinggian tertentu

serta suhu tanah pada kedalaman tertentu

Pengamatan pada masing-masing tempat diulangi pada setiap selang waktu

tertentu.

Penggunaan alat-alat tersebut harus terlindung dari sinar matahari langsung

kecuali Lux meter.

Semua hasil pengamatan dicatat kemudian dibandingkan antara masing-

masing tempat, dianalisa, dibuat grafik pada kertas milimeter dan disimpulkan.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

3.3 Hasil Pengukuran

A. HASIL

1. IKLIM SEKITAR KAMPUS

NO

(Lokasi)

TERMOMETE

R TANAH

LUX

METER

THERMOHYGRO

METERHAND ANEMOMETER

1

(SAWAH)

25oC

1124 67% 31o C 7 m/s24oC

24oC

2

(PEKARA

NGAN)

31oC

1121 73% 35oC 0,02 m/s29oC

28oC

2. PENGAMATAN HARIAN

Tanggal Waktu

TemperaturIntensitas

Cahaya

Kecepatan

Angin

Curah

Hujan

Evaporasi

(mm)Bola

Basah

Bola

Kering

3 Januari

2013

08.00

WIB26,5C 26,8C 736 7m/s

21,4 mm 2012.10

WIB27,7C 28C 1202 12m/s

18.06

WIB27C 26,5C 106 8m/s

Rata-rata27,1

C27,1 C 775,3 9 21,4 20

8

Januari

08.15WIB 25C 27,5C 683 9m/s 22mm 20

13.07WIB 25C 27,5C 339 12m/s

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

2013

18.08

WIB24,5C 26C 160 12m/s

Rata-rata24,8

C27 C 460,6 11 22 20

13

Jan

uar

i

20

13

08.00 WIB 25,5C 27C 321 8m/s

23mm 10

1212. WIB 26C 28C 1270 11m/s

18.23WIB 25C 27,5C 127 10m/s

Rata-rata25,5

C27,5 C 572,6 9,6 23 10

B. PEMBAHASAN

Praktikum agriklimatologi ini memperkenalkan beberapa alat klimatologi yang

berkaitan dengan klimatologi pertanian. Pada praktikum tersebut kita mengamati dan

membahas alat-alat untuk pengukuran lama penyinaran sinar matahari, suhu udara, suhu

tanah, kecepatan angin, curah hujan, dan evaporasi.

Mengukur penyinaran sinar matahari kami menggunakan alat Lux Meter guna

mendapatkan hasil dari penyinaran tersebut. Pada tombol range ada yang dinamakan

kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran pengukauran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux).

Hal tersebut menunjukan kisaran angka (batasan pengukuran) yang digunakan pada

pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya

kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya dapat dilakukan

pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti pengukuran dapat

dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika Ingin mengukur tingkat

kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar hasil

pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat.

Mengukur suhu udara kami menggunakan alat Termometer Bola basah-bola

kering. yaitu termometer maksimum yang diisi oleh air raksa dan termometer minimum

yang diisi oleh alkohol. Dan semua memiliki prinsip kerja pemuaian. Alat ini memiliki

kelemahan karena data yang didapat kurang valid karena adabeda tingkat pemuaian

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

antara raksa dan alkohol.Sedangkan kelebihannya yaitu dapat diperoleh data suhu

maksimum dan minimum secara bersamaan.

Mengukur suhu tanah kami menggunakan thermometer pengukur tanah. Termometer

ditancapkan pada kedalaman yang diinginkan (0-10 cm), atau yang akan diamati, perubahan

panas yang diterima oleh sensor akan memuaikan air raksa menunjukan skala tertentu pada

saat itu.

Alat ini memiliki prinsip, kelebihan dan kekurangan yang sama seperti thermometer

permukaan tanah, hanya saja alat ini lebih dalam jangkauan jeluk yang diukur, yaitu 0-10 cm.

Mengukur kecepatan angin kami menggunakan Hand Anemometer. Angin

menggerakkan anemometer (motor yang ada dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus

listrik yang akhirnya menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala. Alat ini bekerja pada

system GGL induksi.Kelebihannya, alat ini bersifat porstable dan dilengkapi skala beaufor

(skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga dari gejala alam). Namun alat ini

hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat sehingga pengamatan skala harus cepat.

Mengukur curah hujan kami menggunakan Ombrograf. Air hujan ditampung dalam

silinder yang didalamnya terdapat sebuah pelampung yang dapat bergerak keatas oleh air

hujan yang tertampung. Curah hujan kemudian dicatat pada pias dengan sebuah pena

pencatat yang digerakan oleh pelampung tersebut. Jika pena tersebut mencapai batas atas 20

mm artinya, pelampung dalan silinder akan terbuang melalui sifon pada silinder dan pena

kemudian turun kebatas bawah yaitu titik 0 mm dari pias disebabkan pelampungnya turun

kembali kekedudukan semula.

Alat ini digunakan untuk mengukur curah hujan dalam periode mingguan dengan

dilengkapi pena beserta silinder kertas grafik yang digunakan untuk mencatat curah hujan.

Pada umumnya, ombrograf ini ditempatkan di atas permukaaan tanah dengan prinsip kerja

berdasarkan sistem pelampung. Kelebihan dari ombrograf ini yaitu pengamatannya lebih

efisien karena grafik akan terbentuk secara otomatis dengan perubahan volume air di dalam

tabung penampung. Dengan data yang berbentuk grafik dapat diperoleh informasi mengenai

curah hujan secara bersinambungan dalam periode tertentu.Namun, alat ini mempunyai

kelemahan yaitu daya tampungnya hanya 60 mm sehingga tidak bisa mengamati curah hujan

lebih dari ukuran itu.Selain itu juga kelemahan pada ketelitian alat yang mencapai 2 mm

sehingga data yang dihasilkan kurang valid dibandingkan ombrometer. Hal ini disebabkan

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

data yang dihasilkan berdasarkan gerakan pena yang dimungkinkan bisa bergerak juga akibat

factor selain pena seperti halnya akibat tersenggol pengamat.

Mengukur evaporasi kami menggunakan wadah plastik yang diberi air kemudian tiap

hari dihitung tinggi permukaan air. Dari hasil yang dapat diperoleh dan kita praktekkan

bahwa :

Suhu tanah barat Universitas Mercu Buana Yogyakarta mempunyai rata-rata suhu tanah

240C, intensitas cahaya sebesar 1124 lux, kelembaban udara 67 %, kecepatan angin 7 m/s,

dan suhu udara 310C. Sedangkan data pekarangan utara Universitas Mercu Buana Yogyakarta

suhu tanah 290C, intensitas cahaya sebesar 1121 lux, kelembaban udara 73%, kecepatan

angin 0,02 m/s dan suhu udara 350C.

Dapat dibandingkan bahwa suhu tanah, kecepatan angin, intensitas cahaya, dan

kecepatan udara pada sawah lebih besar dari pekarangan.

                                          

C. KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan

1. Alat ukur Lux Meter merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

mengukur lama penyinaran matahari.

2. Alat Termometer Bola basah-bola kering merupakan salah satu alat yang

digunakan untuk mengukur suhu udara

3. Thermometer pengukur tanah merupakan alat untuk mengukur suhu tanah

4. Hand Anemometer adalah alat untuk mengukur kecepatan angin

5. Ombrograf adalah alat untuk mengukur curah hujan.

6. Untuk mengukur evaporasi mengunakan wadah plastik yang diberi air.

7. Dapat dibandingkan bahwa suhu tanah, kecepatan angin, intensitas cahaya,

dan kecepatan udara pada sawah lebih besar dari pekarangan.

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim mikro adalah keadaan vegetasi,

bentuk relief tanah, sifat tanah dan jenis tanah.

9. Pada bagian tanah yang berkanopi rata-rata suhu udara dan suhu tanahnya

lebih rendah. Selain itu, tingkat kelembabannya juga tinggi dan memiliki

intensitas penyinaran yang lebih rendah.

10. Pada bagian tanah yang tidak berkanopi, rata-rata suhu udara dan suhu

tanahnya lebih tinggi. Kelembaban udaranya juga rendah namun

memilikitingkat intensitas penyinaran yang lebih.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

B.     Saran

1. Alat-alat praktikum, ada yang kurang lengkap dan diharapkan adanya

kelengkapan alat-alat praktikum maupun alat praktikum yang baru,

sehingga praktikan bisa mengenal,memahami lebih jauh dan

mendapat informasi yang lebih banyak lagi tentang alat-alat

praktikum tersebut.

2. Diharapkan adaya penggantian alat-alat yang telah rusak.

D.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Pengukuran Lama Penyinaran Matahari, Suhu Udara dan Suhu

Tanah. http://www.TP UNRAM.blogspot.com.

Pettersen, 2006. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.       

                                                   

Sutiknjo, Tutut D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fak. Pertanian Universitas

Kediri: Kediri.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI