Upload
joel-mabes
View
4.677
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
disini laporan praktikum alat-alat yang digunakan dalam labor agroklimatologi
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan
secara terus – menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya. Dalam
persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan
iklim selama 10 tahun berturut – turut hingga akan mendapatkan gambaran umum tentang
rerata keadaan iklimnya, batas – batas ekstrim dan juga pola siklusnya.
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan cuaca sangat banyak jumlah dan
jenisnya. Peralatan – peralatan tersebut terdiri atas alat pengukur curah hujan, pengukur
kelembaban udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu tanah, pengukur hujan, pengukur
panjang penyinaran matahari, pengukur kecepatan angin, dan pengukur evaporasi.
Seringnya terjadi kesalahan dalam pendataan hasil klimatologi, menjadikan
pentingnya pengetahuan tentang klimatologi dalam hal ini di bidang pertanian. Oleh
sebab itu di adakannya praktikum agroklimatologi ini.
1.2 Tujuan
Mengetahui nama alat-alat dan fungsi serta prinsip kerjanya.
1.3 Tinjauan Pustaka
Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi
digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat
ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat
peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-
alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-
debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat
alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang
menggunakan (Anonim, 2008). Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini,
digunakan beberapa alat. Sebelum ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk
mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan
memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di seluruh dunia ke dalam peta
cuaca (Neiburger, 1982).
1
Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya
alat pengukur curah hujan (Ombrometer tipe Observatorium dan Ombrograf), Alat
pengukur kelembaban relatif udara (Psikometer Assman, Psikometer Sangkar, Higrograf,
Higrometer, Sling Psikometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa,
Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimum
Six Bellani), alat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air),
alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe
Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Permukaan Tanah, Termometer
Selubung Kayu, Termometer Bengkok, Termometer Maksimum-Minimum tanah,
Termometer Simons, Stick Termometer), alat pengukur intensitas penyinaran matahari
(Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci Evaporasi Kelas A, Piche Evaporimeter)
dan alat pengukur kecepatan angin (Cup Anemometer, Hand Anemometer, Biram
Anemometer) (Prawirowardoyo, 1996).
Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan
mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang
keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20
nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran. Ukuran
utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara,
kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).
Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau
stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia, berdasarkan
ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada 166 dari 2.679
stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan suhu udara,
sehingga walaupun metode Penman merupakan yang terbaik, metode Blaney Criddle
akan lebih banyak dipilih karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah
didapatkan (Runtunuwu et.al., 2008). Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan
musim, mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian.
Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan
harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya
pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika
menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan
mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang
pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaannya ( Setiawan, 2003).
2
BAB II
METODELOGI PENILITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dengan judul “Pengenalan Alat-Alat Pengukur Cuaca” dilaksanakan pada
pukul 10:00 wib sampai dengan 12:00 wib tanggal 25 Oktober 2013 di Laboratorium
Agroklimatologi Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.
2.2 Alat dan Bahan
1) Termometer Maksimum dan Minimum
2) Termometer Bola basah dan Bola kering
3) Solarimeter
4) Termohigrograf
5) Psikrometer Tipe Sling
6) Anemometer
7) Termohigrometer
8) Lux Meter
9) Digital Voltmeter
10) Termometer Tanah
11) Psikrometer Standar
2.3Prosedur Kerja
1) Mendengarkan Penjelasan dari Dosen Pembimbing Praktikum
2) Mengamati Alat- alat yang telah disediakan
3) Setelah mengamati, praktikan memotret alat-alat yang telah dijelaskan oleh dosen
pembimbingdan membuat laporan dari praktikum yang telah dilakukan.
3
BAB III
Hasil dan Pembahasan
a. Hasil Penilitian
N
O
Nama Alat Gambar
1. Termometer
Maksimum dan
Minimum
2. Termometer
Bola Basah dan
Bola Kering
3 Solarimeter
4. Termohigrograf
4
5. Psikrometer
Sling
6. Anemometer
7. Termohigromete
r
5
8. Digital
Voltmeter
9. Lux Meter
10. Termometer
Tanah
11. Psikrometer
Standar
6
b. PEMBAHASAN
1. Termometer Maksimum dan Minimum
Fungsi : Mengukur suhu udara maksimum dan minimum
Satuan Alat : ºC
Satuan Pengukuran : ºC
Cara kerja :
Termometer Maksimum : dilakukan pada ujung kolom air raksa. Setelah dilakukan
pembacaan posisi air rasa dalam pipa kapiler harus dikembalikan ke keadaan suhu waktu
itu. Cara mengembalikan adalah dengan memegang ujung dari termometer kemudian
hentakkan kebawah secara santai, ulangi beberapa kali hingga suhu yang ditunjukkan
sama dengan suhu pada thermometer bola kering.
Termometer Minimum : dilakukan pada ujung indeks yang lebih dekat miniskus alcohol.
Setelah melakukan pembacaan pada termometer minimum ini, posisi indeks harus
dikembalikan lagi pada keadaan suhu pada waktu itu. Caranya adalah dengan
mengangkat bagian reservoir keatas hingga indeks turun kearah ujung skala.
2. Termometer Bola Basah dan Bola Kering
Cara Kerja:
Termometer Bola Basah : Wet Bulb Temperature (Temperatur bola basah), yaitu suhu
bola basah. Sesuai dengan namanya “wet bulb”, suhu ini diukur dengan menggunakan
thermometer yang bulbnya (bagian bawah thermometer) dilapisi dengan kain yang telah
basah kemudian dialiri udara yang ingin diukur suhunya.
Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain basah tersebut. Kalor dari udara akan
digunakan untuk menguapkan air pada kain basah tersebut, setelah itu baru digunakan
untuk memuaikan cairan yang ada dalam thermometer.
Untuk menjelaskan apa itu wet bulb temperature, dapat kita gambarkan jika ada suatu
kolam dengan panjang tak hingga diatasnya ditutup. Kemudian udara dialirka melalui
permukaan air. Dengan adanya perpindahan kalor dari udara ke permukaan air maka
terjadilah penguapan. Udara menjadi jenuh diujung kolam air tersebut. Suhu disinilah
yang dinamakan Wet Bulb temperature.
7
Termometer Bola Kering : Dry Bulb temperature (Temperatur bola kering), yaitu suhu
yang ditunjukkan dengan thermometer bulb biasa dengan bulb dalam keadaan kering.
Satuan untuk suhu ini bias dalam celcius, Kelvin, fahrenheit. Seperti yang diketahui
bahwa thermometer menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam thermometer. Jika
kita ingin mengukur suhu udara dengan thermometer biasa maka terjadi perpindahan
kalor dari udara ke bulb thermometer. Karena mendapatkan kalor maka zat cair
(misalkan: air raksa) yang ada di dalam thermometer mengalami pemuaian sehingga
tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini yang di konversika dengan
satuan suhu (celcius, Fahrenheit, dll).
Untuk mengukur dua sifat (Dry dan Wet bulb temperature) ini sekaligus biasanya
menggunkan alat yang namanya sling, yaitu dua buah thermometer yang di satukan pada
sebuah tempat yang kemudian tempat tersebut dapat diputar. Satu thermometer biasa dan
yang lainnya thermometer dengan bulb diselimuti kain basah.
3. Solarimeter
Fungsi : untuk mengukur radiasi surya
Cara Kerja :
Untuk melihat jumlah radiasi surya yang diterima oleh solarimeter tersebut dilihat pada
Digital (DVM) yang disambungkan ke solarimeter tersebut. Nilai kalibrasi solarimeter ini
adalah 14,3 mV/1 Watt/m2.
Bila intensitas matahari terukur oleh DVM sebesar 13 mv maka intensitas matahari
adalah 13mV/14,3 mV x 1 Watt/m2
4. Termohigrograf
Fungsi : Mengukur suhu dan kelembaban udara dalam 1 waktu.
Satuan Alat : ºC dan %
Satuan Pengukuran : ºC dan %
Ketelitian Alat : 5ºC (termometer) dan 0,5% (higrometer)
Prinsip kerja : Perbedaan muai logam putih dan hitam
Bagian – bagiannya :
a. Lempeng dwi logam/bimetal
b. Rambut
c. Sistem tuas higrograf
d. Sistem tuas termohigrograf
e. Pena
8
f. Silinder kertas grafik
Cara kerja :
1. Termograf : kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi logam memuai dan
menggerakkan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu udara bergerak dan menggores
pada kertas grafik.
2. Higrograf : kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air
sehingga rambut mengembang dan akan menggerakan sistem tuas sehingga pena
kelembaban udara bergerak dan menggoreskan pada kertas grafik.
4. Psikrometer Tipe Sling
Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
Satuan Alat : ºC
Satuan Pengukuran : %
Ketelitian Alat : 0,2ºC
Prinsip kerja : Prinsip termodinamika/adiabatik
Bagian – bagiannya :
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Pegangan
Cara kerja :
Pembacaan dilakukan dengan membaca nilai suhu yang ditunjukkan oleh termometer
bola kering dan bola basah, kemidian hitung selisih suhu antara bola kering dan bola
basah. Nilai selisih menghasilkan persentase kelembaban udara dengan bantuan table
kertas pias. Pada pengamatan pias harus dicatat, tanggal dipasang dan diangkat beserta
jamnya. Titik baca pada pias adalah perpotongan garis kurva dengan garis vertical (garis
pembagi skala waktu) dan nilai suhu serta kelembaban dapat dilihat pada garis horizontal.
5. Anemometer
Fungsi : Mengukur kecepatan angin
Satuan Alat : m/s
Satuan Pengukuran : m/s
Ketelitian Alat : 1 m/s
Prinsip kerja : GGL induksi
Bagian – bagiannya :
9
a. Mangkok anemometer
b. Speed meter
c. Skala beauford
d. Tangkai pegangan tangan
Cara kerja :
Angin menggerakkan anemometer (motor yang ada dalam kumparan) sehingga
menimbulkan arus listrik yang akhirnya menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala.
Pengamatan dilakukan pada setiap pagi hari. Hasil pembacaan periode kedua dikurangi
dengan pembacaan awal. Selisih dari hasil pengurangan adalah ukuran jarak tempuh
angin tota selama periode pengamatan. Pada umumnya jam-jam pengamatan dilakukan
pada jam 07.30 ; 13.30 dan 17.30 Wst, diimana angka pengamatan jam 13.30 dikurangi
0730 (6 jam) dinamakan kecepatan angin pagi. Selanjutnya 17.30 dikurangi pengamatan
jam 13.30 dinamakan kecepatan angin sore. Angka pengamatan jam 07.30 dikurangi
pengamatan jam 17.30 adalah kecepatan angin malam.
6. Termohigrometer
Fungsi : Mengukur suhu & kelembaban nisbi udara dalam 1 waktu.
Satuan alat : ºC dan %
Satuan pengukuran : ºC dan %
Ketelitian alat : 5ºC dan 1%
Prinsip kerja : Memuai higroskopitas dan muai logam
Bagian – bagiannya :
a. Spiral Dwi Logam / Bimetal
b. Spiral benda higrokopis
c. Jarum penunjuk skala suhu (biru)
d. Jarum penunjuk skala kelembaban (merah)
e. Ventilasi
Cara kerja :
Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu, lihat jarum yang menunjuk skala
kelembaban itulah kelembaban serta jarum yang menunjuk skala suhu itulah suhu.
7. Digital Volmeter
Fungsi : Untuk mengukur radiasi matahari
Cara Kerja :
10
Pengukuran lamanya sinar matahari bersinar dimaksudkan untuk mengetahui intensitas
dan berapa lama/ jam matahari bersinar mulai terbit hingga terbenam. Matahari dihitung
bersinar terang jika sinarnya dapat membakar pias Campble stokes. Lamanya matahari
bersinar dapat dinyatakan dalam presentase atau jam.
8. Lux meter
Fungsi : Untuk mengatur pencahayaan
Cara Kerja:
Sistem kerja dari peralatan lux meter menggunakan sensor cahaya. Alat tersebut cukup
diletakkan di atas meja, atau dipegang setinggi 75cm dari atas permukaan lantai. Maka
layar penunjuk dari lux meter tersebut akan menunjukkan angka yang merupakan nilai
dari intensitas pencahayaan ruangan bersangkutan. Setelah mendapatkan nilai dari
pengukuran, lanjutkan dengan membandingkan angka yang terdapat dalam SNI. Bila
angka pencahayaan di ruangan jauh lebih tinggi, segera lakukan upaya penghematan
energi dengan mengganti bola lampu yang dayanya lebih rendah.
9. Termometer Tanah
Fungsi : Untuk mengukur Temperatur ( Suhu ) dalam Tanah.
Satuan Alat : F
Satuan Pengukuran : ºC
Ketelitian Alat : 1 F
Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
Cara kerja :
Termometer ditancapkan pada kedalaman yang diinginkan (0-10 cm), atau yang akan
diamati, perubahan panas yang diterima oleh sensor akan memuaikan air raksa
menunjukan skala tertentu pada saat itu.
10.Psikrometer Standar
Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara.
Satuan Alat : ºC
Satuan Pengukuran : %
Ketelitian Alat : 0,50C
Prinsip kerja : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
11
Bagian – bagiannya :
a. Statif
b. Termometer bola basah
c. Termometer bola kering
d. Kain kasa yang dibasahi
e. Bejana tempat air
Cara kerja :
Pembacaan dilakukan dengan membaca nilai suhu yang ditunjuukkan oleh termometer
bola kering dan bola basah, kemidian hitung selisih suhu antara bola kering dan bola
basah. Nilai selisih menghasilkan persentase kelembaban udara dengan bantuan table
kertas pias. Pada pengamatan pias harus dicatat, tanggal dipasang dan diangkat beserta
jamnya. Titik baca pada pias adalah perpotongan garis kurva dengan garis vertical (garis
pembagi skala waktu) dan nilai suhu serta kelembaban dapat dilihat pada garis horizontal.
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Alat-alat yang digunakan di dalam laboratorium agroklimatologi terbagi menjadi
beberapa macam diantaranya termometer maksimum dan minimum, termometer bola
basah dan bola kering, solarimeter, psikrometer standar, termohigrograf, psikrometer
sling, anemometer, termohigrograf, digital voltmeter, lux meter, dan termometer tanah
Setiap peralatan memiliki fungsi yang berbeda-beda, cara kerja yang berbeda-beda
dan memiliki tingkat ketelitian yang berbeda pula.
b. Saran
1. Diharapkan adanya kelengkapan alat-alat praktikum maupun alat praktikum yang
baru, sehingga praktikan bisa mengenal,memahami lebih jauh dan mendapat informasi
yang lebih banyak lagi tentang alat-alat praktikum tersebut.
2. Sebaiknya peralatan yang ada di laboratorium agroklimatologi segera diperbaharui
karena banyak peralatan yang sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pengenalan Alat-Alat. (http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel
/2008/12/pengenalan-alat-alat/). Diakses tanggal 10 Desember 2012.
Anonim. 2012. Alat Pengukur. (http://www.alatpengukur.com/l). Diakses pada tanggal 27
Oktober 2013
Fakultas Pertanian Universitas Jambi. 201I. Penuntun Praktikum Instrumental
Agroklimatologi. Fakutas Pertanian Universitas Jambi, Jambi.
14