If you can't read please download the document
Upload
adi-yoga-permana
View
97
Download
46
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN ANTROPOMETRI MEJA DAN KURSI KERJA DI RUANG PEMBANTU DEKAN (PD) 3
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Laboratorium Kesehatan Kerja
Oleh :
Adi Yoga Permana6411410015Kenariefanokto6411410032Sapto Jeny Astuti6411410033
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN
Pelaksanaan Praktikum
Hari: Senin dan Kamis
Tanggal: 10 &13 juni 2013
Waktu: 15.30 WIB & 19.36 WIB
Tempat: Lab. IKM Lt. 3 & Dekanat, Ruang PD 3 FIK UNNES
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui alat pengukuran antropometriUntuk mengetahui cara pengukuran AntropometriMahasiswa mampu melaksanakan pengukuran antropometriUntuk dapat menganalisa data hasil pengukuran.
Latar Belakang
Istilah Antropometri berasal dari kata Anthro yang artinya manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara umum antropometri adalah ukuran dari tubuh. Menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), Antropometri adalah salah satu kumpulan numeric yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapannya dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam interaksi manusia dengan alat kerja. Ukuran alat-alat kerja erat kaitannya dengan tubuh penggunanya. Jika ukuran alat kerja tersebut tidak sesuai dengan ukuran tubuh, maka tenaga kerja akan merasa tidak nyaman, lambat bekerja dan akhirnya timbul kelelahan kerja. Selain itu, ketidaksesuaian antropometri pekerja dengan alat kerja akan meningkatkan potensi terjadinya masalah kesehatan (penyakit akibat kerja) khususnya gangguan musculoskeletal yang dapat berakibat fatal bagi pekerja. Untuk itu, sebelum merancang suatu alat kerja perlu dilakukan pengukuran antropometri tenaga kerja.
Alat dan Bahan
AnthropometerMeteran gulungLembar data dan alat tulis
Prinsip Kerja
Dengan mengukur jarak, ketinggian dan sudut suatu titik dari suatu posisi acuan tertentu. Ukuran aspek pada tubuh manusia di ukur dengan menggunakan meteran gulung. Pengukuran pada setiap aspeknya dilakukan secara benar. Kemudian hasil yang didapatkan dari praktik pengukuran dianalisis, agar didapatkan suatu kesimpulan praktikum.
Cara Kerja
Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkanMencatat identitas responden yang hendak diukurMelakukan pengukuran antropomerti tubuh reponden dengan batasan sebgai berikut:Posisi Berdiri
Tinggi Badan, tinggi mata, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, lebar bahu, lebar siku, panjang lengan, panjang lengan atas, panjang lengan bawah, jangkauan atas, panjang depa.
Posisi Duduk
Tinggi duduk, tinggi mata duduk, tinggi bahu duduk, tinggi siku duduk, tinggi pinggul duduk, tinggi lutut duduk, panjang oantat lekuk lutut, panjang tungkai atas, dan panjang tungkai bawah.
Mengukur antropometri meja dan kursi kerja yang terdir atas:Meja Kerja
Panjang meja, lebar meja dan tinggi meja.
Kursi Kerja
Tinggi kursi, tinggi duduk, lebar alas duduk, lebar sandaran belakang, lebar sandaran siku, tinggi sandaran siku.
HASIL PENGUKURAN
Pengukuran Antropometri tubuh responden
Identitas responden:
Nama: Adi Yoga Permana
Jenis Kelamin: Laki-laki
Usia: 21
Pekerja: Mahasiswa
Hasil Pengukuran
Tabel Data Pengukuran Anthropometri
Data Antropometri
Hasil
(cm)
(1)
(2)
Posisi Berdiri
Tinggi Badan
163
Tinggi Mata
150
Tinggi Bahu
137
Tinggi Siku
102
Tinggi Pinggul
92
Lebar bahu
40
Lebar Siku
83
Lebar pinggul
29
Panjang Lengan
30
Panjang Lengan Atas
22
Panjang Lengan Bawah,
44
Jangkauan Atas
201
Panjang Depa.
66
(1)
(2)
Posisi Duduk
Tinggi Duduk
129,5
Tinggi Mata Duduk
117,5
Tinggi Bahu Duduk
102,5
Tinggi Siku Duduk
68,5
Tinggi Pinggul Duduk
64
Tinggi Lutut Duduk
49
Panjang Pantat Lekuk Lutut
48
Panjang Tungkai Atas
50
Panjang Tungkai Bawah
44
Pengukuran Meja dan Kursi Kerja yang digunakan adalah sampel meja dan kursi kerja yang ada di ruang Tata Usaha Fakultas Ilmu Keolahragaan. Berikut ini tabel hasil pengukuran antropometri meja dan kursi kerja.
Data Antropometri
Hasil
(cm)
Meja Kerja
Panjang Meja
155
Lebar Meja
80
Tinggi Kerja
75
Kursi Kerja
Tinggi duduk
50
Lebar Alas
55
Tinggi Kursi
105
Lebar Sandaran Belakang
55
Panjang Sandaran Siku
40
Tinggi duduk
50
Tinggi Sandaran Siku
20
PEMBAHASAN
Norma-norma ergonomic disepakati berdasarkan hasil lokakarya ergonomi di cibigo, bogor tahun 1978. Kriteria tentang tempat duduk dan meja kerja adalah sebagai berikut:
Tempat Duduk
Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang bekerja dengan sikap duduk mendapatkan kedudukan yang mantap dan memberikan relaksasi otot-otot yang tidak sedang dipakai untuk bekerja dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah dan sensibilitas bagian-bagian tersebut.
Tinggi Tempat Duduk
Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas bagian depan alas duduk.
Kriteria: Tinggi alas duduk harus sedikit lebih pendek dari panjang lekuk sampai ke telapak kaki
Panjang Alas Duduk
Diukur dari pertemuan garis proyeksi permukaan depan sandaran duduk dengan permukaan atas alas duduk.
Kriteria: Harus sedikit lebih pendek dari jarak lekuk lutut sampai garis punggung
Lebar Tempat Duduk
Diukur pada garis tengah alas duduk melintang
Kriteria: harus lebih besar dari lebar pinggul.
Sandaran Pinggang
Kriteria: Bagian atas sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul.
Sandaran Tangan
Kriteria:
jarak antara tepi dalam kedua sandaran tangan lebih besar dari lebar pinggul dan tidak melebihi lebar bahu.Tinggi sandaran tangan adalah setinggi sikuPanjang sandaran tangan adalah sepanjang lengan bawahSudut Alas Duduk
Kriteria: alas duduk harus sedemikian sehingga memberikan kemudahan pada pekerja untuk melaksanakan pemilihan-pemilihan gerakan dan posisi
8.1.7 Bila keadaan memungkinkan, dianjurkan penyediaan tempat duduk yang ukuran-ukuranya dapat diatur.
Meja KerjaTinggi Meja Kerja
Kriteria: tinggi permukaan atas meja kerja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu bekerja
Untuk Sikap berdiri : pada pekrja-pekerja yang lebih membutuhkan ketelitian tinggi meja adalah 10-20 cm lebih tinggi dari siku.
Untuk Sikap duduk : tinggi permukaan atas meja kerja dibuat setinggi siku duduk dan tinggi kursi
Pada pekerja-pekerja yang memerlukan penekanan dengan tangan tinggi meja adalah 10-20 cm lebih rendah dari tinggi siku. Untuk sikap duduk tinggi meja adalah 68-74 cm diukur dari permukaan dalam meja sampai kelantai
Tebal daun Meja
Kriteria: tebal daun meja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kebebasan bergerak pada kaki
Permukaan Meja
Kriteria: rata dan tidak menyilaukan
Lebar Meja
Kriteria: tidak melebihi jangkauan tangan
NO
JENIS PENGUKURAN
KRITERIA
UKURAN ALAT
UKURAN TUBUH
KET
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Tempat duduk
Tinggi tempat duduk
Panjang alas duduk
Lebar tempat duduk sandaran pinggang
Sandaran tangan
Tinggi alas duduk sedikit lebih pendek dari panjang lekuk lutut sampai ke telapak kaki.
Harus sedikit lebih pendek dari jarak lekuk lutut sampai garis punggung.
Harus lebih besar dari lebar pinggul.
Bagian atas sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul.
Jarak antara tepi dalam sandaran tangan lebih lebar dari lebar pinggul dan tidak melebihi lebar bahuTinggi sandaran tangan setinggi siku Panjang sandaran tangan adalah sepanjang tangan bawah
50
60
55
-
65
40
44
48
29
-
LP: 29
LB: 40
68,5
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2.
Meja kerja
Tinggi meja kerja
Lebar meja kerja
Tinggi permukaan atas meja kerja dibuat setinggi siku duduk dan tinggi kursi.
Tidak melebihi jarak jangkauan tangan
75
80
68,5
201
Bila dilihat berdasarkan hasil analisa dalam tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ukuran antropometri antara tubuh responden dengan alat kerja (meja dan kursi kerja) tidak sesuai. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan ukuran tubuh responden dengan ukuran meja dan kursi kerja.
Secara umum, perbandingan antara ukuran tubuh responden dengan meja kerja yang di ukur dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian diantara mereka, akan tetapi terdapat perbedaan ukuran antara tinggi meja dengan tinggi siku duduk responden. Hal tersebut dapat digambarkan dengan posisi meja yang terlalu tinggi. Namun, walaupun demikian, selisih diantara keduanya tidak terlalu jauh sehingga dampaknya juga tidak terlalu berat walaupun dampak yang terjadi juga akan dipengaruhi oleh faktor lain seperti antropometri kursi kerja.
Sedangkan ukuran kursi kerja dengan antropometri responden, terdapat banyak perbedaan dan menunjukkan ketidaksesuaian. Walaupun begitu ukuran ketidaksesuaian yang merupakan hasil analisis tabel di atas dapat dicegah dengan desain kursi yang fleksibel. Sehingga upaya ergonomic yang hendak dicapai melalui penggunaan kursi tersebut dapat terlihat. Hal tersebut dibuktikan dengan jenis kursi yang fleksibel dimana ukuran tinggi kursi/tinggi duduk kursi dapat disesuaikan dengan tinggi badan responden. Hal ini dapat mencegah dampak kesehatan yang tidak diinginkan dengan adanya desain yang tidak ergonomis.
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengukuran, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran antropometri antara tubuh pekerja dengan alat kerja tergolong tidak sesuai. Namun demikian penggunaan kursi yang fleksibel dan dengan desain yang ergonomis maka pencegahan gangguan kesehatan dan penurunan produktivitas dapat terlaksana.
SARAN
Sebaiknya tempat didesain sedemikian rupa agar dapat diatur sesuai postur tubuh pekerja, misalnya dinaikan atau diturunkan.Sebaiknya pengukur menggunakan antropometer agar hasil pengukuran yang didapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Koesyanto, Herry dan Eram tunggul Pawenang. 2005. Panduan Praktikum Laboratorium Kesehatan dan Keselamatn Kerja. Semarang: UPT Unnes Press.
Norma Norma Ergonomic Di Cibogo,Bogor Tahun 1978, Tentang Tempat Duduk Dan Meja Kerja.
LAMPIRAN
Pengukuran lebar bahu
Pengukuran meja kerja
Pengukuran jangkauan atas
Pengukuran kursi kerja