Upload
ghinna-puspita
View
289
Download
34
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan tentang desain tekstil
Citation preview
Laporan Praktikum Desain Tekstil 1
Dekomposisi Kain
“Anyaman Polos. Anyaman Keper, Anyaman Satin, dan Anyaman Cele”
Disusun oleh:
Nama : Gina Puspitasari
NRP : 13020039
Grup/Jurusan : K 2/Kimia Tekstil
Dosen/Asisten : Dra. Ae Kusna
A.I Makki, S.ST.,M.T.
Elika M.I.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2014
I.Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk mengetahui jenis-jenis anyaman.
2. Untuk mengetahui arah lusi dan pakan pada masing-masing anyaman.
3. Untuk mengetahui tetal lusi dan pakan pada masing-masing anyaman.
4. Untuk mengetahui mengkeret lusi dan pakan pada masing-masing anyaman.
5. Untuk mengetahui nomor benang lusi dan pakan pada masing-masing anyaman.
6. Untuk mengetahui berat kain.
7. Untuk mengetahui selisih berat hasil penimbangan dengan hasil perhitungan.
II.TEORI DASAR
2.1 Kain Tenun
Kain tenun salah satu jenis tekstil yang tertua di dalam sejarah pakaian manusia. Bahkan
kata “tekstil” sendiri, berasal dari kata kerja bahasa Latin, “texere”, yang artinya
menenun. Kata “tekstil” menurut arti sekarang adalah berarti “kain” (fabric).
Arti kata “design” yang digunakan dalam tekstil, mempunyai perbedaan sedikit dengan
arti umum yang biasa digunakan untuk istilah itu. Dalam tekstil, arti “design” adalah
sama dengan pattern atau pola atau figure, pola mana senantiasa diulangi baik ke arah
vertikal maupun ke arah horizontal didalam kain.
Tekstil design dapat dibagi jadi 2 golongan yaitu :
1. structural design
2. surface design, untuk design ini ada juga yang menyebutnya “applied
2.2 Anyaman
Anyaman kain tenun adalah silangan antara benang lusi dan benang pakan sehingga terbentuk
kain tenun. sedangkan kain lusi adalah benang yang sejajar dengan panjang kain tenun dan
biasanya digambarkan ke arah vertikal, dan benang pakan adalah benang yang sejajar dengan
lebar kain digambarkan horizontal. ada beberapa anyaman kain tenun mulai kain tenun polos,
anyaman keper (twill) dan anyaman satin (satine). Untuk membedakan jenis-jenis kain tenun
ini cukup mudah
Kain Tenun Anyaman Polos
1. kain tenun polos memiliki pola 1×1, untuk melihat kain tersebut
tenun polos atau tidak tinggaal melihat secara terawang apakah kain tersebut berpola 1×1,
atau 2×2, dan seterusnya
Kain Anyaman Keper
2. kain Keper berpola 2×1, 3×2 dan seterusnya oleh karenanya
terlihat struktur benang miring kekiri jika dilihat kainnya, hal
ini menimbulkan efek pada kain lebih bertampak mengkilat
Kain Tenun Anyaman Satin
3.Satin adalah jenis kain yang ditenun dengan dengan
menggunakan teknik serat filamen sehingga memiliki ciri khas
permukaan yang mengkilap dan licin. Bagian dalam atau
belakang permukaan satin sebaliknya tidak licin dan tidak
mengkilap,kain ini biasanya dipakai pada kain-kasin tipis,
karena serat yang digunakan adalah serat filamen sama halnya
dengan keper polanya
ANYAMAN POLOS
Nama lain yang biasanya digunakan adalah anyaman blacu, plat, tabby, taffeta, plain.
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman polos
- Anyaman polos adalah anyaman yang paling sederhana, paling tua dan paling
banyak dipakai.
- Mempunyai raport yang paling kacil dari semua jenis anyaman.
- Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling sederhana, yaitu 1-naik, 1-
turun.
- Ulangan raport; kearah horizontal (lebar kain) atau kearah pakan, diulangi
sesudah 2 helai pakan. Kearah vertikal atau kearah lusi, diulangi sesudah 2 helai lusi.
- Jumlah silangan paling banyak diantara jenis anyaman yang lain.
- Jika faktor-faktor lainnya sama, maka anyaman polos mengakibatkan kain
menjadi; paling kuat daripada dengan anyaman lain dan letak benang lebih teguh atau tak
mudah berubah tempat.
- Anyaman polos paling sering dikombinasikan dengan faktor-faktor kontruksi
kain yang lain daripada jenis anyaman yang lainnya.
- Tetal lusi dan pakan mempunyai pencaran (range) yang lebih besar daripada
dalam anyaman lain(10 hl/” – 200 hl/”). Demikianpum perpencaran berat kain adalah
lebih besar daripada dalam anyaman lain (0,25 oz/yds2 – 52 oz/yds2).
- Anyaman polos lebih sesuai untuk diberi rupa yang lain dengan jalan
mengadakan ubahan-ubahan desain, baik struktur maupun surface desain dibanding
dengan anyaman lainnya.
- Pada umumnya penutupan kainnya (fabric cover) berkisar pada 25%-75%
- Dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis dengan hasil yang memuaskan
daripada pakai anyaman lain.
- Anyaman polos untuk kain padat biasanya menggunakan benang pakan yang lebih besar
daripada benang lusinya.
ANYAMAN KEPER
Nama lain dari anyaman keper yang banyak digunakan yaitu; twill (USA), drill (inggris),
koper (jerman).
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman keper
- Anyaman keper adalah anyaman dasar yang kedua
- Pada permukaan kain terlihat garis miring atau rips miring tidak putus-putus.
- Jika arah garis miring berjalan dari kanan bawah kekiri atas, disebut keper kiri.
Sedangkan jika sebaliknya maka disebut keper kanan.
- Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi disebut keper efek lusi atau keper
lusi. Sedangkan sebaliknya disebut efek pakan.
- Garis miring membentuk sudut 45o terhadap garis horizontal.
- Appearance kain pada pada permukaan atas dan bawah berlainan.
- Jika raport terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai pakan, disebut
keper 3 gun.
- Biasanya dibuat dalam kontruksi padat.
- Dalam kondisi sama, kekuatan kain dengan anyaman polos lebih besar dari
pada kekuatan kain dengan anyaman keper.
- Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripada dalam anyaman
polos.
- Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan garis miring.
- Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan
pakan.
- Garis miring dengan sudut >45o, disebut keper curam (steep twill).
ANYAMAN SATIN
Nama lain biasanya disebut sateen, istilah umum untuk kain katun dengan anyaman satin
5 gun atau 8 gun disebut satin pakan.
Satinet istilah yang dipakai untuk kain imitasi sutera misalnya dari bahan katun yang
dimerser. Satin istilah yang umum dipakai pada kain-kain satin yang dibuat dari sutera
filamen atau benang sintetis filamen. Satinettes, dibuat dari benang lusi kapas dan benang
pakan wol. Satijn de chine, dibuat dari benang sutera alam dengan tetal sedang, belakangan
dibuat juga dari benang rayon.
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman satin
- Adalah anyaman dasar ketiga
- Dalam 1 raport anyaman, banyak benang lusi = banyak pakan
- Hanya menonjolkan salah satu efek baik itu lusi atau pakan pada permukaan
kain
- Pada anyaman satin dengan efek lusi disebut satin lusi dengan jumlah tetal lusi
> dari pada tetal pakan. Dan berlaku sebaliknya untuk satin pakan
- Suatu garis tidak begitu tampak menonjol seperti pada anyaman keper
- Anyaman satin dapat digolongkan dalan 2 golongan yaitu satin teratur (paling
sedikit 5 gun) dan satin tak teratur (paling sedikit 4 gun)
- Anyaman sating kurang baik untuk kain dengan kontruksi terbuka dan jarang
- Untuk kain padat anyaman satin lebih sesuai daripada keper
- Kombinasi faktor-faktor kontruksi kain lebih sedikit digunakan dalam
anyaman satin daripada dalam anyaman keper
- Setiap benang lusi dalam satu raport hanya mempunyai satu titik silang.
ANYAMAN CELE KOTAK-KOTAK
Merupakan turunan dari anyaman polos tak langsung. Turunan anyaman polos adalah
anyaman polos yang diperpanjang efek lusinya atau pakannya, atau diperpanjang kedua –
duanya. Untuk arah perpanjangannya benang ke arah vertikal disebut perpanjangan efek lusi,
sedangkan perpanjangan benang ke arah horizontal disebut perpanjangan efek pakan.
Turunan anyaman polos mencakup dua bagian, yaitu :
1. Turunan anyaman polos langsung
Yang termasuk turunan anyaman polos langsung adalah :
a. Perpanjangan efek lusi
Anyaman disebut rusak lusi, cannele lusi, atau rib lusi.
Perpanjangan teratur. Perpanjangan efek lusi ini terjadi karena pada setiap mulut lusi
diluncurkan dua atau lebih benang pakan.
Perpanjangan tidak teratur. Anyaman ini sama seperti yang telahdiuraikan diatas,
tetapi perpanjangan efek lusi tidak tetap besarnya.
Rusak lusi (cannele lusi) diperkuat. Untuk menghindari tertumpuknya benang –
benang pakan yang terletak bebas, maka cannele dapat diperkuat. Dikatakan
diperkuat karena rusak lusi yang terlalu lebar akan mengakibatkan letak benang
kurang teguh.
b. Perpanjangan efek pakan
Anyaman disebut rusak pakan, cannele pakan, inslag ribs, inslag cannele atau weft
ribs.
c. Perpanjangan efek lusi dan efek pakan
Anyaman jenis ini mempunyai beberapa nama yaitu anyaman natte, anyaman
panama, anyaman metting, anyaman polos rangkap, anyaman basket, anyaman
hopsack.
d. Anyaman panama tidak teratur
Jika kotak – kotak pada anyaman panama tidak sama besar, maka anyaman disebut
anyaman tidak teratur. Anyaman ini diperoleh dengan perpanjangan efek lusi dan
efek pakan.
e. Anyaman panama diperkuat
f. Anyaman panama diperkuat dengan ubanan design.
Anyaman panama diperkuat mempunyai tujuan :
Mengubah design
Untuk memperoleh susunan kain yang lebih teguh jika dibandingkan
dengan anyaman panama yang biasa.
g. Hopsack tiruan
2. Turunan anyaman polos tidak langsung
Yang termasuk turunan anyaman polos tisak langsung
Cannele selang – seling
Cannele pakan selang – seling
Ayaman cannele kotak – kotak
Anyaman huckback
Kombinasi panama cannele
Anyaman biji jelai (barley corn weaves)
Anyaman berlubang (ajour)
Anyaman berbutir (crepe)
III. ALAT DAN BAHAN
1. Kain Contoh dengan anyaman Polos, Keper, Satin dan Cele2. Lup3. Gunting4. Penggaris5. Timbangan6. Jarum
IV. CARA KERJA
I. Anyaman pada kain polos, keper dan satin1. Tentukan arah lusi dan arah pakan. Beri tanda panah ke arah lusi.2. Hitung tetal Lusi dan tetal Pakan dengan menggunakan Lup.3. Kain contoh ditimbang 10 x 10 cm lalu timbang.4. Ambil 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan, lalu timbang 10 helai
benang lusi dan pakan tersebut.5. Hitung panjang 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan tersebut.6. Hitung mengkeret Lusi dan Pakan
M= Pb−PkPb
x100 %
7. Hitung nomor Lusi dan Pakan.
Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)
Ne1 = 0,59 x Nm
Tex=1000Nm
Td=9000Nm
8. Hitung berat kain secara teoritis/m2 a. Dengan penimbangan
Berat kain/m2 = Berat contoh x 100 = B1
b. Dengan perhitungan1. Panjang seluruh benang lusi dalam 1 m2 kain dibagi dengan Nm lusi
Tetal( hl
cm )x 100 x100
100−MLx 100
Nm Lusi x100=B 2
2. Idem untuk benang pakan = B33. Berat kain/m2 = B2 + B3 = B4
c. Hitung selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil perhitungan (Bb)
Bb−Bk
Bbx 100 %
9. Gambar anyaman dan rencana tenun
II. Anyaman pada kain cele1. Tentukan arah lusi dan pakan. Beri tanda panah ke arah lusi.2. Hitung banyaknya benang/rapot dengan menggunakan lup.3. Hitung tetal lusi dan pakan dengan menggunakan lup.4. Hitung jumlah lusi/meter = 100 x tetal lusi/cm = …hl/meter
Jumlah pakan/meter = idem5. Hitung jumlah rapot lusi dan pakan.
Jumlahbenang Lusi /meter
Jumlah benang /rapot=…rapot
Idem untuk pakan
6. Hitung sisa benang lusi dan pakan.
Sisa Benang Lusi = Jumlah benang lusi/meter – (∑ benang lusi/rapot x rapot utuh)
Sisa benang pakan = idem
7. Hitung jumlah masing-masing warna/meter lusi dan pakan.8. Hitung berat kain 10 x 10 cm9. Ambil 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan lalu timbang. Hitung
panjang masing-masing helai benang lusi dan pakan tersebut.10. Hitung mengkeret lusi dan pakan
M= Pb−PkPb
x100 %
11. Hitung nomor benang lusi dan pakan.
Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)
Ne1 = 0,59 x Nm
Tex=1000Nm
Td = 9 x Tex12. Hitung berat masing-masing warna arah lusi/m2.
∑ Warnahlm
x 100 x100
100−MLNm Lusi x100
=… gram
Idem untuk pakan
13. Hitung berat benang lusi seluruhnya.A+B+C = X gram/mIdem untuk pakan = Y gram/m
14. Hitung berat kain.X+Y=…gram/m2
15. Hitung selisih berat
Bb−Bk
Bbx 100 %
16. Gambar anyaman dan rencana tenun.
V. DATA PRAKTIKUM DAN PERHITUNGAN
ANYAMAN PADA KAIN POLOS
1. Tetal
Tetal Lusi ( helai/inchi ) Tetal Pakan ( helai /inchi)102 52100 52101 52101 52100 52
∑ 504 260x 100,8 52
2. Berat kain contoh 10x10 cm = 1,07 gram3. Berat 10 helai lusi = 15 mg = 0,015 gram
Berat 10 helai pakan = 22,5 mg = 0,0225 gram
4. Panjang benang diluruskan
Lusi1. 10,2 cm2. 10,2 cm3. 10,3 cm4. 10,3 cm5. 10,2 cm6. 10,3 cm7. 10,3 cm8. 10,3 cm9. 10,3 cm10. 10,3 cm∑= 102,6 cm = 1,026 m
X=102,610
= 10,26 cm
Pakan1. 10,4 cm2. 10,5 cm3. 10,4 cm4. 10,5 cm5. 10,6 cm6. 10,5 cm7. 10,5 cm8. 10,5 cm9. 10,7 cm10. 10,6 cm∑= 105,2 cm = 1,052 m
X=105,210
= 10,52 cm
5. Mengkeret Benang
Lusi
M= Pb−PkPb
x100 %
¿10,26−10
10,26x100 %
= 2,53 %
Pakan
M= Pb−PkPb
x100 %
¿10,52−10
10,52x 100 %
= 4,94 %
6. Penomoran Benang
Lusi
Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)
¿1,0260,015
= 68,4
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi = 0,59 x 68,4 = 40,35
Tex= 1000Nm Lusi
¿100068,4
= 14,61
Pakan
Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)
¿1,052
0,0225 = 46,75
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan = 0,59 x 46,75 = 27,58
Tex= 1000Nm Pakan
¿100046,75
= 21,39
Td= 9000Nm Lusi
¿ 900068,4
= 131,57
Td= 9000NmPakan
¿ 900046,75
= 192,51
7. Gramasi Penimbangan
Berat kain/m2 = 1,07 x 100 = 107 gram/m2
8. Gramasi Perhitungan1. Lusi
Tetal( hlcm )x 100 x
100100−ML
x 100
Nm Lusi x 2,54 x100=B 2
100,8 x 100 x100
100−2,53x100
68,4 x2,54 x100=B 2
1034164,35817373,6
=59,52=B 2
1. Pakan
Tetal( hlcm )x 100 x
100100−Mp
x100
Nm Pakan x2,54 x 100=B 3
52 x 100 x100
100−4,94x 100
46,75 x 2,54 x100=B 3
547022,911874,5
=B 3
46,06 = B3
2. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 59,52 + 46,06 = 105,58 gram (B4)
9. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil perhitungan (Bb)Bb−Bk
Bbx 100 %
107−105,58107
x100 %
= 1,327 %
10. Gambar anyaman ( 1 / 1 )
1
Keterangan:
= benang lusi
= benang pakan
11. Sample kain
ANYAMAN PADA KAIN KEPER1. Tetal
Tetal Lusi ( helai/inchi ) Tetal Pakan ( helai /inchi)
68 4469 4468 4468 4467 44
∑ 340 220x 68 44
2. Berat kain contoh 10x10 cm = 3,90 gram3. Berat 10 helai lusi = 90 mg = 0,09gram
Berat 10 helai pakan = 89 mg = 0,089 gram
4. Panjang benang diluruskan
Lusi1. 11,3 cm2. 11,5 cm3. 11,4 cm4. 11,3 cm5. 11,3 cm6. 11,4 cm7. 11,3 cm8. 11,3 cm9. 11,3 cm10. 11,4 cm∑= 113,5 cm = 1,135 m
X=113,510
= 11,35 cm
Pakan1. 10,8 cm2. 10,9 cm3. 10,8 cm4. 10,8 cm5. 10,8 cm6. 10,9 cm7. 10,7 cm8. 10,8 cm9. 10,8 cm10. 10,9 cm∑= 108,2 cm = 1,082 m
X=108,210
= 10,82 cm
5. Mengkeret Benang
Lusi
M= Pb−PkPb
x100 %
¿11 ,35−10
11 ,35x 100 %
= 11,89%
Pakan
M= Pb−PkPb
x100 %
¿10,82−10
10,82x 100 %
= 7,57 %
6. Penomoran Benang
Lusi Pakan
Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)
¿1,1350,09
= 12,61
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi = 0,59 x 12,61 = 7,43
Tex= 1000Nm Lusi
¿100012,61
= 79,3
Td= 9000Nm Lusi
¿ 900012,61
= 713,7
Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)
¿1,0820,089
= 12,15
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan = 0,59 x 12,15 = 7,16
Tex= 1000Nm Pakan
¿100012,15
=82,3
Td= 9000NmPakan
¿ 900012,15
= 740,74
7. Gramasi Penimbangan
Berat kain/m2 = 3,90 x 100 = 390 gram/m2
8. Gramasi Perhitungana. Lusi
Tetal( hlcm )x 100 x
100100−ML
x 100
Nm Lusi x 2,54 x100=B 2
68 x 100 x100
100−11,89x100
12,61 x 2,54 x100=B 2
771762,563202,94
=240,9=B 2
b. Pakan
Tetal( hlcm )x 100 x
100100−Mp
x100
Nm Pakan x2,54 x 100=B 3
44 x 100 x100
100−7,57x100
12,15 x 2,54 x100=B 3
476035,93086,1
=154,2=B 3
c. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 240,9 + 154,2 = 395,1 gram (B4)
9. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil perhitungan (Bb)Bb−Bk
Bbx 100 %
395,1−390395,1
x 100 %
= 1,29 %
10. Anyaman
11. Sample kain
ANYAMAN PADA KAIN SATIN
1. Tetal
Tetal Lusi ( helai/inchi ) Tetal Pakan ( helai /inchi)268 95269 96268 96270 95269 96
∑ 1344 478x 268,8 95,6
2. Berat kain contoh 10x10 cm = 1,06 gram3. Berat 10 helai lusi = 8,5 mg = 0,0085 gram
Berat 10 helai pakan = 14 mg = 0,014 gram
4. Panjang benang diluruskan
Lusi1) 10,3 cm2) 10,2 cm3) 10,2 cm4) 10,3 cm5) 10,3 cm6) 10,3 cm7) 10,4 cm8) 10,2 cm9) 10,4 cm10) 10,4 cm∑= 103 cm = 1,03 m
X=10310
= 10,3 cm
Pakan1. 10,3 cm2. 10,4 cm3. 10,4 cm4. 10,2 cm5. 10,2 cm6. 10,3 cm7. 10,4 cm8. 10,3 cm9. 10,4 cm10. 10,2 cm∑= 103,1 cm = 1,031 m
X=103,110
= 10,31 cm
5. Mengkeret Benang
Lusi
M= Pb−PkPb
x100 %
¿10,3−10
10,3x 100 %
= 2,91 %
Pakan
M= Pb−PkPb
x100 %
¿10,31−10
10,31x 100 %
= 3,006 %
6. Penomoran Benang
Lusi
Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)
¿1,03
0,0085 = 121,17
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi = 0,59 x 121,17 = 71,49
Tex= 1000Nm Lusi
¿1000
121,17 = 8,25
Td= 9000Nm Lusi
¿ 9000121,17
= 74,27
Pakan
Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)
¿1,0310,014
= 73,64
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan = 0,59 x 73,64 = 43,44
Tex= 1000Nm Pakan
¿100073,64
= 13,57
Td= 9000NmPakan
¿ 900073,64
= 122,21
7. Gramasi Penimbangan
Berat kain/m2 = 1,06 x 100 = 106 gram/m2
8. Gramasi Perhitungana. Lusi
Tetal( hlcm )x 100 x
100100−ML
x 100
Nm Lusi x 2,54 x100=B 2
268,8 x 100 x100
100−2,91x 100
121,17 x2,54 x 100=B 2
2768565,230777,2
=89,95=B 2
b. Pakan
Tetal( hlcm )x 100 x
100100−Mp
x100
Nm Pakan x2,54 x 100=B 3
95,6 x100 x100
100−3,006x 100
73,64 x 2,54 x100=B 3
985627,9718704,56
=52,69=B 3
c. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 89,95 + 52,69 = 142,64 gram (B4)
9. Selisih berat hasil penimbangan (Bk) dengan hasil perhitungan (Bb)Bb−Bk
Bbx 100 %
142,64−106142,64
x100 %
= 25,68 % %
10. Anyaman5 gun v 2
11. Sample Kain
ANYAMAN KAIN CELE/KOTAK-KOTAK
1. Tetal
Tetal Lusi ( helai/inchi ) Tetal Pakan ( helai /inchi)73 5572 5473 5472 5572 53
∑ 363 271x 72,6 54,2
2. Berat kain contoh 10x10 cm = 1,02 gram3. Berat 10 helai lusi = 19,5 mg = 0,0195 gram
Berat 10 helai pakan = 20 mg = 0,020 gram
4. Panjang benang diluruskan
Lusi10,2 cm10,3 cm10,2 cm10,2 cm10,3 cm
Pakan10,4 cm10,3 cm10,3 cm10,4 cm10,4 cm
10,3 cm10,3 cm10,4 cm10,2 cm10,3 cm∑= 102,7 cm = 1,027 m
X=102,710
= 10,27 cm
10,4 cm10,4 cm10,3 cm10,4 cm10,3 cm∑= 103,6 cm = 1,036 m
X=103,610
= 10,36 cm
5. Mengkeret Benang
Lusi
M= Pb−PkPb
x100 %
¿10,27−10
10,27x100 %
= 2,62 %
Pakan
M= Pb−PkPb
x100 %
¿10,36−10
1 0,36x100 %
= 3,47 %
6. Penomoran Benang
Lusi
Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)
¿1,027
0,0195 = 52,67
Ne1 = 0,59 x Nm Lusi = 0,59 x 52,67 = 31,07
Tex= 1000Nm Lusi
¿100052,67
= 18,98
Td= 9000Nm Lusi
¿ 900052,67
= 170,87
Pakan
Nm=Panjang (mtr )Berat (gram)
¿1,0360,020
= 51,8
Ne1 = 0,59 x Nm Pakan = 0,59 x 51,8 = 30,56
Tex= 1000Nm Pakan
¿100051,8
= 19,3
Td= 9000NmPakan
¿ 900051,8
= 173,74
7. Gramasi Penimbangan
Berat kain/m2 = 1,02 x 100 = 102 gram/m2
8. Gramasi Perhitungand. Lusi
Tetal( hlcm )x 100 x
100100−ML
x 100
Nm Lusi x 2,54 x100=B 2
72,6 x100 x100
100−2,62x100
52,67 x2,54 x 100=B 2
745532,9613378,18
=55,72=B 2
e. Pakan
Tetal( hlcm )x 100 x
100100−Mp
x100
Nm Pakan x2,54 x 100=B 3
54,2 x 100 x100
100−3,47x100
51,8 x2,54 x 100=B 3
561483,4713157,2
=42,67=B 3
f. Berat kain/m2 = B2 + B3 = 55,72 + 42,67 = 98,39 gram (B4)
9. Selisih berat hasil penimbangan dengan hasil perhitungan Bb−Bk
Bbx 100 %
102−98,39102
x100 %
= 3,61 %
10. Anyaman
11. Sample Kain
1. Menentukan rapot corak warnaLusi
Pakan
Putih 2 hlCoklat 6 hlPutih 2 hlCoklat 2 hlPutih 2 hlHijau 10 hlPutih 6 hlCoklat 4 hlPutih 6 hlhijau 10 hl∑ 50 helai
Susunan corak lusi = 66 helai / raport
Susunan corak pakan = 50 helai / raport
2. Jumlah helai benang per meter
Jumlah benang lusi per meter = 72,6
0,0254
= 2858 helai/m
Jumlah benang pakan per meter = 54,2
0,0254
Putih 2 hlKuning 2 hlBiru 4 hlKuning 4 hlPutih 2 hlKuning 2 hlPutih 2 hlkuning 4 hlBiru 4 hlKuning 2 hlPutih 2 hlHijau tua 12 hlPutih 7 hlKuning 3 hlPutih 1 hlKuning 1 hlHijau tua 12 hl
∑ 66 helai
= 2134 helai/m
3. Jumlah raport benang per meter
Jumlah raport benang lusi per meter = jumlahhelai benang lusi/m
jumlah helai1 rapot
= 2858
66 = 43,3
Jumlah raport benang pakan per meter =jumlahhelai benang pakan /m
jumlahhelai pakan1 rapot
= 2134
50 = 42,68
4. Sisa benang
Benang lusi = 2858 - (66 x 43) = 2858 – 2838 = 20 helai
Benang pakan = 2134 - (50 x 42) = 2134 – 2100 = 34 helai
5. Jumlah masing-masing warna/m
Benang lusi : Putih = (16 x 43 ) + 6 helai = 694 helai
Kuning= (18 x 43) + 10helai = 784 helai
Biru = (8 x 43) + 4 helai = 348 helai
Hijau tua = ( 24 x 43 ) = 1032
Benang pakan : Putih = (18 x 42) + 12 helai = 768 helai
Coklat= (12x 42) + 12 helai = 516 helai
Hijau = (20x 42) + 10 helai = 850helai
6. Berat
Berat masing-masing warna arah lusi/m2
∑ Warnahlm
x 100 x100
100−MLNm Lusi x100
=… gram
Putih : 694 x100 x
100100−2,54
52,67 x 100=
71208,75267
= 13,51 gram (A)
Kuning: 784 x100 x
100100−2,54
52,67 x 100=
80443,258775267
= 15,27 gram (B)
Biru: 348 x 100 x
100100−2,54
52,67 x 100=
35706,95267
567 = 6,77 gram (C)
Hijau tua: 1032 x 100 x
100100−2,54
52,67 x100=
105889,55267
= 19,98 gram (D)
Berat masing-masing warna arah pakan/m2
∑ Warnahlm
x 100 x100
100−MpNm Pakan x100
=…gram
Putih : 768 x 100 x
100100−3,47
51,8 x100=
10400 x 1,032854
= 3,75 gram (A)
Coklat : 516 x 100 x
100100−3 , 47
51,8 x100=
80600 x1,032854
= 29,08 gram (B)
Hijau : 850 x100 x
100100−3 , 47
51,8 x 100=
30000 x1,032854
= 10,82 gram (C)
VI. DISKUSI
Dari hasil percobaan, terdapat beberapa hal yang dapat didiskusikan, yaitu:
1. Praktikan harus teliti saat menghitung tetal lusi dan tetal pakan pada kain.
2. Pada saat pemotongan dan penirasan harus hati-hati agar mendapatkan kain dengan
ukuran tepat 10 x 10 cm.
3. Menghitung panjang benangpun harus teliti agar mendapatkan hasil yang akurat pada
perhitungan.
4. Dalam menghitung tetal lusi dan tetal pakan harus teliti dan jangan sampai tertukar
antara lusi dan pakannya.
5. Pada anyaman cele yang mempunyai warna beragam, sangat dibutuhkan ketelitian
dalam membedakan warna baik itu warna muda maupun tua agar tidak didapatkan
perhitungan yang tidak tepat.
6. Dalam menentukan arah lusi kita bisa melakukannya dengan beberapa cara yang
salah satunya dengan melihat arah sisiran kain dan pinggir kain, atau dengan meraba
permukaan kain yang terhalus, bisa juga dengan melihat sudut kemiringan anyaman
yang < 450, atau jika bahan itu merupakan kain cele maka kita melihatnya dari garis
kotak yang terpanjang.
7. Selisih berat antara perhitungan dengan penimbangan yang terlalu besar, maka hal itu
berarti ada beberapa hal yang kurang tepat. Semisalnya dalam penimbangan yang
kurang teliti, perhitungan tetal yang tidak tepat, dalam memotong bahan ukuran
10x10 cm yang tidak tepat, dan ketika menghitung panjang benang setelah pelurusan
yang kurang teliti, sehingga akibatnya dalam perhitungan selisih berat akan
menghasilkan selisih yang cukup besar.
8. Untuk mempermudah menggambar anyaman satin maka kita harus mengetahui
dahulu angka loncatnya, sehingga setelah diketahui angka loncatnya maka
menggambar anyaman satin dapat dengan mudah dilakukan. Sedangkan untuk
menggambar anyaman keper maka untuk mempermudah menggambarnya kita
terlebih dahulu harus mengetahui arah kemiringannya, setelah arah kemiringan
diketahui maka kita bisa dengan mudah membentuk anyamannya.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil yang telah didapat, maka dapat diambil sebuah kesimpulan atas data
pengamatan tentang dekomposisi kain, antara anyaman polos, anyaman keper, anyaman
satin, maupun anyaman cele.
1. Anyaman Polos
• Massa kain 10x10 cm = 1,07 gram
• Rata-rata tetal: lusi = 100,8 helai/inch
pakan = 52 helai/inch
• Mengkeret: lusi = 2,53% dan pakan = 4,94%
• Nomor benang lusi: Nm = 68,4 dan Ne1 = 40,35
Nomor benang pakan: Nm = 46,75 dan Ne1 = 27,58
• Cara penimbangan = 107 gram
• Cara perhitungan = 105,58 gram
• Selisih Berat = 1,327%
2. Anyaman Keper
• Massa kain 10x10 cm = 3,90 gram
• Rata-rata tetal: lusi = 68 helai/inch
pakan = 44 helai/inch
• Mengkeret: lusi = 11,89% dan pakan = 7,57%
• Nomor benang lusi: Nm = 12,61 dan Ne1 = 7,43
Nomor benang pakan: Nm = 12,15 dan Ne1 = 7,16
• Cara penimbangan = 390 gram
• Cara perhitungan = 395,1 gram
• Selisih Berat = 1,29 %
3. Anyaman Satin
• Massa kain 10x10 cm = 1,06 gram
• Rata-rata tetal: lusi = 268,8 helai/inch
pakan = 95,6 helai/inch
• Mengkeret: lusi = 2,91% dan pakan = 3,006%
• Nomor benang lusi: Nm = 121,17 dan Ne1 = 71,49
Nomor benang pakan: Nm = 73,64 dan Ne1 = 43,44
• Cara penimbangan = 106 gram
• Cara perhitungan = 142,64 gram
• Selisih Berat = 25,68%
4. Anyaman Cele
• Massa kain 10x10 cm = 1,02 gram
• Susunan corak: lusi = 66 helai/raport
Pakan = 50 helai/raport
• Rata-rata tetal: lusi = 72,6 helai/inch
pakan = 54,2 helai/inch
• Mengkeret: lusi = 2,62% dan pakan = 3,47%
• Nomor benang lusi: Nm = 52,67 dan Ne1 = 31,07
Nomor benang pakan: Nm = 51,8 dan Ne1 = 30,56
• Cara penimbangan = 102 gram
• Cara perhitungan = 98,39 gram
• Selisih Berat = 3,61%
DAFTAR PUSTAKA
http://nadyalestari.blogspot.com/2011/04/anyaman-tekstil.html . Diunduh tanggal 28 Desember 2014.
http://fiktea-taufik.blogspot.com/2011/07/jenis-anyaman-pada-kain-tenun.html . Diunduh tanggal 28 Desember 2014 .