Upload
animaria-ajah
View
1.843
Download
33
Embed Size (px)
Citation preview
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 1/20
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN
ESTIMASI KELIMPAHAN DAN DISTRIBUSI KOMUNITAS
MAKROZOOBENTOS DI ZONA INTERTIDAL GILI MENO DENGAN
METODE TRANSEK KUADRAT
KELOMPOK I
MARIANIM G1A008028
KRISDIANAWATI G1A008019AGUNG PRIYANTO G1A008
DEVI YURYANA H G1A008
SITI NUR A G1A008002ISLIANSYAH S G1A008ARRYAN B G1A008024AHMAD RUHARDI G1A006002
PUTRI MARSELIA G1A006DIANA HIDAYATI G1A006
WINDA KARISMA G1A006
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS MIPAPROGRAM STUDI BIOLOGI
JUNI, 2011
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 2/20
ESTIMASI KELIMPAHAN DAN DISTRIBUSI KOMUNITAS
MAKROZOOBENTOS DI ZONA INTERTIDAL GILI MENO DENGAN
METODE TRANSEK KUADRAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Zona intertidal merupakan kawasan pesisir yang paling sempit karena dibatasi
oleh pasang surut air laut. Zona intertidal merupakan zona pesisisr yang terletak
antara pasang tertinggi dan surut terendah sehingga kondisi tersebut menyebabkan
zona intertidal menjadi zona yang paling ekstrim dan fluktuatif baik kondisi abiotik
maupun biotiknya.
Salah satu komunitas hewan yang banyak hidup di zona tersebut adalah
makrozoobentos. akrozoobentos terutama hidup di zona intertidal memiliki peranan
ekologi yang sangat penting. Sebagian besar dari kelompok hewan tersebut
menempati lingkungan tropik kedua atpupun ketiga dalam rantai makanan, selain itu
berperan dalam mineralisasi bahan-bahan organik baik yang berasal dari perairan dan
daratan. Selain memiliki manfaat ekologi, makrozoobentos memiliki manfaat
ekonomi yang tinggi sehigga faktor tersebut merupakan pemicu utama para peneliti
untuk mengkaji keberadaan hewan atau preferensi habitat makrozoobentos. Beberapa
indikator preferensi habitat yang banyak dikaji adalah kemelimpahan dan distribusi
serta kaitannya dengan kondisi habitat sehingga dalam praktikum ini dilakukan
pengambilan data dengan metode transek kuadrat untuk mengetahui
kemelimpahannya.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui distribusi dan kemelimpahan makrozoobnetos di zona intertidal
Gili Meno.
1.3 Manfaat
Dapat mengetahui distribusi dan kemelimpahan makrozoobnetos di zona intertidal
Gili Meno.
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 3/20
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Bentos dapat dibedakan dengan beberapa cara, salah satunya yaitu dengan cara
mengidentifikasi ukuran dari bentos tersebut, pengklasifikasian menurut ukuran mereka
dibagi menjadi 3 yaitu: a). Microfauna: hewan yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0,1
mm, seluruh protozoa masuk dalam golongan ini, b). Meiofauna: golongan hewan-hewan
yang mempunyai ukuran antara 0,1 mm sampai 1,0 mm. Ini termasuk protozoa yang
bergolongan besar, cnidaria, cacing-cacing yang berukuran sangat kecil, dan beberapa
crustacea yang berukuran sangat kecil, c). Macrofauna: Hewan-hewan yang mempunyai
ukuran lebih besar dari 1,0 mm. Ini termasuk golongan echinodermata, crustacea,
annelida, mollusca dan beberapa anggota phylum yang lain. Selain itu juga bentos dapat
diklasifikasikan berdasarkan tempat hidupnya, dalam hal ini bentos dibagi menjasi 2
macam yaitu: a). Epifauna : hewan yang hidupnya di atas permukaan dasar lautan.
Contoh hewan epifauna diantara nya yaitu kepiting berduri Spiny stonecrab, siput laut
(Sea slug), bintang laut (Brittlle star), b). Infauna : hewan yang hidupnya dengan cara
menggali lubang pada dasar lautan. Contoh hewan infauna yaitu cacing (Lugworm),
tiram (Cockle), macoma, Remis (Maydo dkk , 2010).
Diantara benthos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan
lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebratamakro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobenthos (Rosenberg, 1993).
Makrozoobenthos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya
berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini
memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan
mineralisasi material organik yang memasuki perairan serta menduduki beberapa
tingkatan trofik dalam rantai makanan (Mayo dkk, 2010).
Organisme yang termasuk makrozoobentos diantaranya adalah: Crustacea,
Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida (Cummins, 1975).
Taksa-taksa tersebut mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam komunitas perairan
karena sebagian dari padanya menempati tingkatan trofik kedua ataupun ketiga.
Sedangkan sebagian yang lain mempunyai peranan yang penting di dalam proses
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 4/20
mineralisasi dan pendaurulangan bahan-bahan organik, baik yang berasal dari perairan
maupun dari daratan (Nurifdinsyah, 1993).
Makrozoobentos umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan
yang ditempatinya, karena itulah makroinvertebrata ini sering dijadikan sebagai indikator
ekologi di suatu perairan dikarenakan cara hidup, ukuran hidup, dan perbedaan kisaran
toleransi di antara spesies di dalam lingkungan perairan. Alasan pemilihan
makrozoobentos sebagai indikator ekologi menurut Wilhim (1987) dan Oey et al (1980)
dalam Wargadimata (1995) adalah sebagai berikut :
a. Obilitas terbatas sehingga memudahkan dalam pengambilan sampel
b. Ukuran tubuh relatif besar sehingga memudahkan identifikasi
c. Hidup di dasar perairan, relatif diam sehingga secara terus menerus terdedah
(exposed) oleh air sekitarnya
d. Pendedahan yang terus menerus mengakibatkan makrozoobentos dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan.
Menurut Purnomo (1989) kelebihan penggunaan makrozoobentos sebagai
indikator pencemaran organik adalah mudah diidentifikasi, bersifat immobil dan
memberikan tanggapan yang berbeda terhadap berbagai kandungan bahan organik,
sedangkan kelemahannya adalah karena penyebarannya mengelompok, dipengaruhi oleh
faktor hidrologis seperti arus dan kondisi substrat dasar. Zoobentos juga berperan dalam
proses mineralisasi dan pendaurulangan bahan-bahan organik, baik yang berasal dari
perairan (autokton) maupun dari daratan (allokton) serta menduduki urutan kedua dan
ketiga dalam rantai kehidupan suatu komunitas perairan.
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 5/20
BAB III
METODE
3.`1 Pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal : Minggu, 5 juni 2011
Tempat : Pantai Gili Meno
3.2 Alat dan bahan
Alat : Kuadart plot 1mx1m, botol sample, ermometer, refraktometer, tali rafia,
meteran, alat tulis, snorkle, pelampung, kamera
Bahan : alkohol,
3.3 Prosedur kerja
3.3.1 Pemasangan transek kuadrat
Desain rancangan pemasangan plot menggunakan Systematic random
Sampling Desain (Desain acak sistemik), yaitu dengan penempatan kuadrat
plot pada jarak tertentu atau tersistematis mengikuti alur transek yang
digunakan. Adapun tahap pemasangan transek kuadrat sebagai berikut :
a. Tali transek atau meteran sepanjang 50 meter dipasang tegak lurus garis
pantai dan setiap ujungnya diikiat dengan patok
b. Kuadrat plot ditempatkan sepanjang garis transek dengan jarak antar plot
10 meter, sehingga terdapat 5- plot.
c. Pada setiap lokasi dipasang 2-3 transek sebagai ulangan dengan jarak antar
transek maksimal 100 m.
3.3.2 Pengambilan data
Data praktikum yang dikumpulkan adalah data keragaman, kemelimpahan, dandistribusi spesies makrozoobentos dan kondisi lingkungannya. Tahapan
pengambilan data sebagai berikut :
a. Diidentifikasi setiap spesies makrozoobentos yang ditemukan di dalam plot.
Setipa spesies difoto dan diawetkan sebagai sample menggunakan alkohol 70
% .
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 6/20
b. Dihitung jumlah individu atau koloni setiap spesies makrozoobentos yang
ditemukan pada setiap plot.
c. Dihitung kehadiran spesies ( distribusi) makrozoobentos pada lokasi
penelitian.
d. Diukur kondisi lingkungan antara lain : kondisi substrat, suhu,
salinitas,kecepatan arus pada setiap plot.
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 7/20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Jenis-jenis makrozoobentos yang ditemukan
Klp. Transek ke- Nama Spesies Luas
Tutupan
Substrat jumlah
I
II
III
IV Branching coral 2 % pasir 2
1.
V
I Bulu babi
Karang
Kerang (Trochus )
1 %
1 %
1 %
1
1
5
II Opiothrixkarang
1 %2 %
12
III Opiothrix
Timun laut
Karang
1 %
1 %
2 %
1
1
2
IV Opiothrix
Karang massive
1 %
1 %
1
1
2
V
I Patahan
karang
berpasir
3
II Ophiothrix
(bintang ular)
2 % Patahan
karang
2
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 8/20
berpasir
III Branching coral
Coral massive
2 %
2 %
Patahan
karang
berpasir
2
2
IV Bulu babi 1 % Patahan
karang
berpasir
1
V Dead coral 60 % Patahan
karang
berpasir
60
I Berpasir
II Karang 0,5 % Berpasir 1
III Karang massive 4 % Patahan karag
berpasir
4
IV Sponge 4% Patahan
karang
berpasir
4
4
V - Patahan
karang
berpasir
Keterangan:
- Transek I (0-10 m)
- Transek II (10-20 m)
- Transek III (20-30 m)
- Transek IV (30-40 m)
- Transek IV (40-50 m)
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 9/20
4.2 Hasil pengukuran suhu dan salinitas
4.2.1 Hasil pengukuran salinitas : 4,5 ‰
4.2.1 hasil pengukuran suhu : 300
C4.2.3 Kecepatan arus : 1/6 meter/ sekon
4.2.4 gambar ( Dari hasil pengamatan dan internet)
Gambar : Ophiotrix Gambar : branching coral
Gambar : landak laut gambar : timun laut
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 10/20
Gambar : massive coral Gambar : sponge (Demospongia)
Gambar : kerang (Trochus)4.3 Analisis Data
4.3.1 Analisis kemelimpahan spesies makrozoobentos
K = A
ni
• K branching coral = A
ni=
250
4
m= 0,08 spesies/50m
2
• K bulu babi = A
ni=
250
2
m= 0,04 spesies/50m
2
Keterangan:
K : Kemelimpahan spesies ke-I (spesies/50 m2)
ni : Jumlah spesies i
A : luas area kajian (50 m2)
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 11/20
• K karang = A
ni=
250
7
m= 0,14 spesies/50m
2
• K kerang = Ani =
250
5m
= 0,01 spesies/50m2
• K Ophiotrix = A
ni=
250
4
m= 0,08 spesies/50m
2
• K sponge =
A
ni=
2
50
4
m
= 0, 08 spesies/50m2
4.3.2 Analisis keanekaragaman spesies (indeks diversitas) makrozoobentos
menggunakan Indeks Shannon-Wienner
H’=
∑= N
ni
N
nin
i
ln1
H’Branching coral =
∑= N
ni
N
nin
i
ln1
=26
4ln
26
4
= 0,15 . (-1,87)
= - 0, 28
H’Bulu babi =
∑= N
ni
N
nin
i
ln1
=26
2ln
26
2
Keterangan :
H’:: Indeks diversitas spesies
ni : Jumlah individu spesies i
N : Jimlah total individu makrozoobentos
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 12/20
= 0,07 . (-2,56)
= - 0,18
H’Karang =
∑= N
ni
N
nin
i
ln1
=26
7ln
26
7
= 0,26 . (-1,31)
= - 0, 34
H’kerang =
∑= N
ni
N
nin
i
ln1
=
26
5ln
26
5
= 0,19 . (-1,64)
= - 0, 31
H’Ophiotrix =
∑= N
ni
N
nin
i
ln1
=26
4ln
26
4
= 0,15 . (-1,87)
= - 0, 28
H’Sponge =
∑= N
ni
N
nin
i
ln1
=26
4ln
26
4
= 0,15 . (-1,87)
= - 0, 28
4.3.3 Analisis distribusi spesies makrozoobentos berdasarkan frekuensi kehadiran spesies
di lokasi penellitian.
Fi =∑ P
Pi
Fr = 100 X F
Fi
∑%
Keterangan :Fi : Frekuensi spesies i
Pi : Jumlah petak tempat ditemukannya spesies i
P : Jumlah petak praktikumFr : Frekuensi relatif spesies i
F : Total frekuensi makrozoobentos
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 13/20
Fi Branching coral =∑ P
Pi
= 20
2
= 0,1
Fi Bulu babi =∑ P
Pi
=20
2
= 0,1
Fi Karang =∑ P Pi
=20
5
= 0,25
Fi kerang =∑ P
Pi
= 20
1
= 0,05
Fi Ophiotrix =∑ P
Pi
=20
4
= 0,2
Fi Branching coral = ∑ P
Pi
=20
1
= 0,05
F total makrozoobentos : 0,1 + 0,1+ 0,25 + 0,05 + 0,2 + 0,05 = 0,75
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 14/20
Fr branching coral = 100 X F
Fi
∑%
=75,0
1,0X 100 %
= 13 %
Fr Bulu babi = 100 X F
Fi
∑%
=75,0
1,0X 100 %
= 13 %
Fr karang = 100 X
F
Fi
∑
%
=75,0
25,0X 100 %
= 33 %
Fr kerang = 100 X F
Fi
∑%
=75,0
05,0X 100 %
= 6,6 %
Fr Ophiotrix = 100 X F
Fi
∑%
=75,0
2,0X 100 %
= 0,26 %
Fr kSponge = 100 X
F
Fi
∑%
=75,0
05,0X 100 %
= 6,6 %
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 15/20
Kemelimpahan (K) Keanekaragaman (H’) Distribusi (Fr)
K B. coral : 0,08 spesies/50m2
H’B. coral : - 0, 28 13 %
K bulu babi : 0,04 spesies/50 m2
H’Bulu babi : - 0, 18 13 %
K karang : 0,14 spesies/50 m2
H’karang : - 0, 34 33 %
K kerang : 0,01 spesies/50m2
H’kerang : - 0, 31 6,6 %
K ophiotrix : 0,08 spesies/50m2
H’Opohiotrix : - 0, 28 0,26 %
K sponge : 0,08 spesies/50m2
H’Sponge : - 0, 28 6,6 %
Keterangan : Nilai Indeks Shannon dan kategorinya
> 3 : Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individu tiap spesies tinggi dan
kestabilan komunitas tinggi.
1-3 : Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap spesies sedang dan
kestabilan komunitas sedang.
< 1 : Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individu tiap spesies rendah dan
kestabilan komunitas rendah.
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 16/20
4.4 Pembahasan
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas
makrozoobentos ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik
perairan seperti pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan atau kecerahan,
substrat dasar dan suhu air. Sifat kimia antara lain kandungan oksigen dan
karbondioksida terlarut, pH, bahan organik, dan kandungan hara berpengaruh terhadap
hewan bentos. Sifat-sifat fisika-kimia air berpengaruh langsung maupun tidak langsung
bagi kehidupan bentos. Perubahan kondisi fisika-kimia suatu perairan dapat
menimbulkan akibat yang merugikan terhadap populasi makrozoobentos yang hidup di
ekosistem perairan (Setyobudiandi, 1997).
Adanya pengaruh sifat fisik dan sifat kimia perairan terhadap kehidupan
makrozoobentos dapat dilihat dari hasil praktikum yang sudah dilakukan di perairan
zona intertidal Gili Meno pada tanggal 05 Juni 2011. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa di daerah tersebut kemelimpahan makrozoobentosnya sangat rendah.
Kemelimpahan paling tinggi ditempati oleh spesies karang, yaitu sekitar 0,14
individu/50 m2
dan kemelimpahan paling rendah adalah dari spesies bulu babi sekitar
0,04 individu/50 m2. Begitu juga dengan distribusi frekuensinya. Distribusi spesies
karang mencapai 33%, paling tinggi di antara enam spesies lainnya. Sementara, yang
paling rendah tingkat distribusinya adalah dari spesies Ophiotrix, hanya sekitar 0,26%.
Apabila dilihat dari nilai keanekaragamannya, rata-rata dari enam spesies yang
berhasil diamati semuanya termasuk dalam kategori keanekaragaman rendah karena
hasil perhitungannya < 1 (Indeks Shannon). Rendahnya tingkat keanekaragaman
tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia perairan seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Terjadinya perubahan pada kedua kondisi parameter lingkungan
yangdisebabkan oleh gejala alam maupun aktivitas manusia yang tidak sesuai dengan
preferendum dari makrozoobentos akan mengakibatkan terjadinya penurunan populasi.
Kondisi kimia, seperti kadar O2 dan pH berpengaruh terhadap kehidupan
makrozoobentos karena kedua parameter tersebut amat penting bagi hewan. Perubahan
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 17/20
kandungan oksigen terlarut di lingkungan sangat berpengaruh terhadap hewan air.
Kebutuhan oksigen bervariasi, tergantung oleh jenis, stadia, dan aktivitas. Kandungan
oksigen terlarut mempengaruhi jumlah dan jenis makrobentos di perairan. Semakin
tinggi kadar O2 terlarut maka jumlah bentos semakin besar. Sementara, nilai pH yang
menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan berpengaruh terhadap
menurunnya daya stress.
Untuk kondisi atau parameter fisik yang meliputi penetrasi cahaya, tipe substrat,
dan perubahan tekanan memiliki pengaruh yang sama terhadap keberadaan
makrozoobentos. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air,
membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Pada saat
air laut surut jumlah dan keanekaragaman makrozoobentos yang dapat diamati lebih banyak daripada pada saat ai laut pasang. Kondisi surut, berarti kedalaman air lautnya
menjadi berkurang sehingga hewan-hewan yang berpotensi sebagai pemangsa atau
predator (jaring makanan) bagi makrozoobentos menghindari tempat tersebut. Kondisi
ini mmenguntungkan bagi kehidupan makrozoobentos sehingga memberi peluang bagi
mereka untuk keluar dari liang persembunyiannya yang ada di dalam pasir. Pada saat air
laut sudah pasang kembali, maka makrozoobentos akan kembali masuk ke liang masing-
masing untuk menghindari predasi mereka. Adanya pasang surut air laut ini sangat
memegang oeranan penting dalam persebaran makrozoobentos itu sendiri.
Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap,
seringkali penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air pempunyai
pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan bentos. Tipe substrat dasar ikut menentukan
jumlah dan jenis hewan bentos yang ada di perairan zona intertidal Gili Meno. Macam
dari substrat sangat penting dalam perkembangan komunitas hewan bentos. Pasir
cenderung memudahkan untuk bergeser dan bergerak ke tempat lain. Karena zonaintertidal tempat dilakukannya pengamatan bersubstrat pasir, seharusnya
makrozoobentos yang berhasil diamati berada dalam kondisi berlimpah. Akan tetapi
karena pada saat pengamatan air laut sedang pasang dan tekanan arus cukup tinggi
menyebabkan persebaran dari makrozoobentos menjadi terbatas, kecuali untuk jenis
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 18/20
karang yang merupakan makrozoobentos yang langsung hidup menempel pada substrat
(tidak ada pergerakan).
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 19/20
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang sudah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa tingkat distribusi dan kemelimpahan makrozoobentos di zona
intertidal Gili Meno masih sangat rendah, yaitu kemelimpahan dan distribusi tertinggi
ditempati oleh kelompok karang dengan nilai masing-masing sebesar 0,15 spesies/ 50
m2
dan 33%.
5.2 Saran
Pada saat praktikum lapangan, sebaiknya acara praktikum yang dilakukan tidak
terlalu banyak sehingga praktikan dan Co. Ass dapat lebih fokus.
5/7/2018 Laporan Praktikum Ekologi Hewan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-ekologi-hewan 20/20
DAFTAR PUSTAKA
Cummins, K. W. 1975. Fishes dalam Whitton B. A. (ed.). River Ecology. Black-well
Scient Publ. Oxford.
Maydo, dkk. Laporan Praktikum Oseanografi : Bentos. [online].
http://marinebiologi.blogspot.com/. [ 12 Juni 2011]
Nurifdinsyah, J. 1993. Studi kualitas Sungai Cikaranggelam menggunakan Mak-
rozoobentos sebagai Indikator Pencemaran Lingkungan Perairan. Tesis S2.
Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Rosenberg, D. M. and V. H. Resh. 1993. Freshwater Biomonitoring and Benthic
Macroinvertebrates. Chapman and Hall : New York, London.
Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Wargadinata, D.T. 2006. Makrozoobentos sebagai Indikator Ekologi Di Sungai Percut.
Tesis. Program Pasca Sarjana Ilmu Pengetahuan Sumber daya Alam dan
Lingkungan USU. Medan. Hlm 10-15.Purnomo, K. 1989. Struktur dan Komunitas Makrozoobentos dalam Kaitan Pemantauan
Dampak Aktivitas manusia di daerah Sungai Cikao, kabupaten Purwakarta Jawa
barat. Tesis. Program Pasca Sarjana IPB. Bogor : 9.