28
Laporan Praktikum Farmakologi Blok 19 : Cardiovascular System 2 Obat Vasodilator dan Digitalis KELOMPOK 11 Praktikum Hari Sabtu, 14 September 2013 ALEXANDRA 102011289 CHRISTINA AGUSTIN 102011290 KEVIN RIANTO PUTRA 102011294 ALVIN WIJAYA 102011307 FERA SUSANTI 102011310 DEVI SINTHIA MUNI 102011325 KRISANTUS D. JEBADA 102011338 HAEKAL MAHARGIAS 102011342 DONI LUKAS DAMARI 102011353 ORISMA AGNES PONGTULURAN 102011360 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Laporan Praktikum Farmakologi Obat Vasodilator dan Digitalis 1

Laporan Praktikum Farmakologi Blok 19 - Kelompok 11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

frmko

Citation preview

Laporan Praktikum Farmakologi Blok 19 : Cardiovascular System 2

Obat Vasodilator dan Digitalis

KELOMPOK 11Praktikum Hari Sabtu, 14 September 2013

ALEXANDRA102011289CHRISTINA AGUSTIN102011290KEVIN RIANTO PUTRA102011294ALVIN WIJAYA102011307FERA SUSANTI 102011310DEVI SINTHIA MUNI102011325KRISANTUS D. JEBADA 102011338HAEKAL MAHARGIAS102011342DONI LUKAS DAMARI102011353ORISMA AGNES PONGTULURAN102011360

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061

Dalam Blok 19 Cardiovascular System 2, kami mempelajari berbagai jenis obat yang digunakan dalam berbagai penyakit pada sistem kardiovaskular. Golongan obat vasodilator dan digitalis termasuk banyak digunakan dalam praktek klinis sehari-hari; karena itu kami harus mengetahui mengenai mekanisme kerja obat, indikasi, kontra indikasi dan efek samping obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular ini. Kami telah melakukan praktikum farmakologi yang membuat kami semakin mengerti dan mendalami mekanisme bekerjanya obat vasodilator dan digitalis ini; dan berbagai hasil pengamatan kami terhadap efek obat ini akan kami lampirkan dalam laporan ini. Dalam praktikum ini, kami akan melakukan dua percobaan berbeda; 1. Mengamati efek obat vasodilator pada Orang Percobaan (Oral dan Sublingual)Parameter dasar yang kami pakai dalam percobaan ini adalah tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan suhu kulit. Parameter dasar tersebut merupakan berbagai hal yang akan kami amati dari Orang Percobaan untuk melihat dan membandingkan efek obat vasodilator dengan dua sediaan pemberian yang berbeda tersebut Oral dan Sublingual. Obat yang kami pakai dalam percobaan ini adalah Isosorbid Dinitrat sediaan oral dan sublingual.2. Mengamati efek obat digitalis melalui pengamatan pada jantung kodok. Parameter yang kami amati dalam percobaan ini adalah melihat dan membandingkan hubungan antara frekuensi denyut jantung kodok dengan jumlah tetesan digitalis yang dipakai. Obat yang kami gunakan adalah larutan tinktura digitalis 10%. Tujuan Praktikum:1. Menjelaskan perbedaan mula kerja dana lama kerja obat vasodilator.2. Menjelaskan dan mengamati efek vasodilator kerja cepat (amilnitrit, secara inhalasi), vasodilator kerja sedang (isosorbid dinitrar, secara sublingual) dan kerja lambat (penta-eritritol-tetra-nitrat dan isosorbit di nitrat, secara oral) yang diberikan pada orang percobaan.3. Menjelaskan efek farmakodinamik obat-obat vasodilator.4. Membangun kerja sama yang dinamis dalam kelompok selama pengamatan.

ISOSORBID DINITRATEfek farmakologik utama isosorbid dinitrat yaitu menyebabkan relaksasi otot polos vaskular sehingga menghasilkan efek vasodilatasi pada arteri maupun vena perifer; dengan efek yang lebih dominan pada sistem vena. Dilatasi pembuluh darah pasca-kapiler, termasuk vena-vena besar, akan menyebabkan penumpukan darah di perifer dan menurunkan alir balik vena ke hati, sehingga mengurangi tekanan akhir diastolik ventrikel kiri (preload). Relaksasi arterolar menyebabkan penurunan resistensi vaskular sistemik dan tekan arteri (afterload).Mekanisme anti-angina isosorbid dinitrat belum dipahami sepenuhnya. Konsumsi atau kebutuhan oksigen miokard menurun menurun akibat efek terhadap arteri maupun vena, sehingga tercapai suatu rasio suplai-kebutuhan yang membaik. Meskipun arteri koroner epikardium yang besar juga mengalami dilatasi oleh isosorbid dinitrat, peranannya dalam menghilangkan angina belum jelas.Dalam dosis terapi, isosorbid dinitrat menurunkan tekanan sistolik, diastolik dan tekanan darah arteri rata-rata, terutama pada posisi tegak. Perfusi koroner yang efektif biasanya juga dipertahankan. Penurunan tekanan darah sistemik dapat menimbulkan takikardia refleks, yang merupakan efek yang bisa merugikan kebutuhan oksigen miokard. Penelitian hemodinamik menunjukkan bahwa isosorbid dinitrat dapat menurunkan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang meningkat secara abnormal dan tekanan kapiler paru yang terjadi selama serangan akut angina pektoris.INDIKASI DAN CARA PENGGUNAAN. Isosorbid dinitrat diindikasikan untuk pengobatan pencegahan angina pektoris. Data uji klinik menunjukkan bahwa, pemberian isosorbid dinitrat bentuk sublingual, pelepasan secara cepat dan pelepasan terkontrol efektif dalam memperbaiki toleransi latihan pada pasien dengan angina pektoris. Jika dosis tunggal isosorbid dinitrat sublingual (5mg) diberikan, secara profilaktik pada pasien dengan angina pektoris pada berbagai uji klinik, maka waktu timbulnya nyeri dada atau letih setelah latihan secara bermakna membaik paling tidak selama 45 menit (bahkan pada beberapa penelitian sampai 2 jam) setelah pemberian obat. Penelitian serupa setelah pemberian dosis oral tunggal (15-120 mg) dan bentuk lepas terkendali (40-80 mg) menunjukkan perbaikan bermakna dalam toleransi latihan sampai 8 jam setelah obat diberikan. Semua bentuk isosorbid dinitrat dapat digunakan secara profilaktik untuk mengurangi frekuensi dan beratnya serangan angina dan dapat diharapkan mengurangi kebutuhan nitro-gliserin sublingual.Bentuk sublingual diindikasikan untuk profilaksis akut angina pektoris, jika diberikan beberapa menit sebelum timbul serangan angina. Disebabkan mula kerjanya yang lebih lambat, bentuk oral tidak diindikasikan untuk profilaksis akut.Pada uji klinik terkontrol, isosorbid dinitrat sublingual efektif menghilangkan serangan akur angina pektoris. Hal ini terjadi dalam rata-rata 3,4 menit ketimbang hilangnya angina dalam waktu rata-rata 1,9 menit setelah pemberian nitrogliserin sublingual. Karena hilangnya nyeri dada dengan nitrogliserin sublingual lebih cepat, maka penggunaan isosorbid dinitrat sublingual untuk mencegah serangan angina akut harus dibatasi pada pasien-pasien yang tidak dapat mentoleransi atau tidak memberi respons terhadap nitrogliserin sublingual.KONTRA INDIKASI. Isosorbid dinitrat dikotrakindikasikan pada pasien yang menunjukkan hipersesitivitas atau idiosinkrasi terhadap nitrat atau nitrit. PERINGATAN. Manfaat isosorbid dinitrat selama hari-hari pertama, infark miokard akut belum mapan. Jika nitrat organik akan digunakan pada infark yang dini, maka pemantauan hemodinamik dan penilaian klinik secara ketat harus dilakukan karena kemungkinan timbulnya efek yang merugikan dari hipotensi.PERHATIAN Umum : hipotensi berat terutama pada posisi tegak dapat terjadi dengan dosis kecil sekalipun. Karena itu obat harus diberikan dengan hati-hati pada pasien yang mengalami deplesi volume darah akibat pemberian diuretik atau orang yang mempunyai tekanan darah sistolik rendah (misal: dibawah 90 mmHg). Bradikardia paradoksikal dan peningkatan angina pektoris dapat menyertai hipotensi akibat nitrat. Terapi nitrat dapat memperberat angina yang disebabkan oleh kardiomiopati hipertrofik. Toleransi terhadap obat ini dan toleransi silang terhadap nitrat dan nitrit lainnya dapat terjadi.Hipotensi ortostatik berat telah dilaporkan terjadi jika antagonis kalsium dan nitrat organik digunakan dalam kombinasi. Karena itu masing-masing obat harus disesuaikan dosisnya. Toleransi terhadap efek vaskular dan anti-angina akibat pemberian isosorbid dinitrat perlu diperhatikan. Kemaknaan toleransi terhadap penggunaan obat ini dalam tata laksana angina pektoris belum dapat ditentukan. Meskipun demikian, dalam satu uji klinik ditemukan bahwa toleransi latihan yang pada mulanya mencapai 8 jam dapat berkurang menjadi hanya 2 jam setelah pemberian isosorbid dinitrat secara berulang-berulang, selama 1 minggu. Di lain pihak, beberapa uji klinik menunjukkan adanya efek isosorbid dinitrat yang menetap selama 4 minggu atau bahkan beberapa bulan. Toleransi terutama jelas ditemukan pada pekerja industri yang secara terus menerus terpapar nitrogliserin. Selain itu, ketergantungan fisik juga timbul, karena nyeri dada, infark miokard akut dan bahkan kematian mendadak terjadi selama penghentian sementara nitro-gliserin pada pekerja tersebut.Kepentingan relatif observasi ini terhadap penggunaan isosorbid dinitrat secara rutin dan dalam segi klinik tidak diketahui. Meskipun demikian, sangatlah bijaksana untuk menghentikan pengobatan isosorbid dinitrat secara bertahap. Sakit kepala biasanya timbul pada awal terapi dan dapat dihilangkan dengan obat sakit kepala biasa atau dengan menurunkan dosis. Gejala ini cenderung menghilang setelah 1 atau 2 minggu penggunaan obat. Wanita hamil : tidak ada uji terkontrol yang adekuat pada wanita hamil karena itu isosorbid dinitrat hanya boleh digunakan pada kehamilan jika manfaatnya lebih besar dari resiko yang timbul pada janin. Ibu menyusui : tidak diketahui apakah obat ini di ekskresi ke dalam air susu. Karena obat diekskeresi ke dalam air susu ibu, pemberian isosorbid dinitrat pada ibu yang menyusui harus dilakukan hati-hati. Anak-anak : khasiat dan keamanan obat pada anak-anak belum mapan.INTERAKSI OBAT. Alkohol dapat meningkatkan kepekaan terhadap efek hipotensi nitrat. Karena isosorbid dinitrat bekerja secara langsung terhadap otot polos vaskular, maka obat lain yang kerjanya tergantung pada otot polos vaskular dapat menurun atau meningkat efeknya.EFEK SAMPING. Sakit kepala dan hipotensi merupakan efek samping yang tergantung dosis. Sakit kepala merupakan efek samping yang paling sering timbul. Dapat bersifat berat dan menetap. Frekuensinya kira-kira 25% vasodilatasi kulit dan muka merah dapat timbul. Sakit kepala sementara dan rasa lemah, maupun tanda-tanda iskemia otak akibat hipotensi ortostatik kadang-kadang dapat timbul (2-36%). Ruam kulit dan/ atau dermatitis eksfoliativa kadang-kadang dapat timbul. Mual dan muntah jarang terjadi.DOSIS DAN CARA PEMBERIAN. Untuk pengobatan angina pektoris umumnya dosis dimulai dengan isosorbid dinitrat sublingual 2,5-5 mg. Isosorbid dinitrat harus ditingkatkan dosisnya secara perlahan sampai angina menghilang atau timbul efek samping. Pada pasien berobat jalan, peningkatan dosis harus dihitung melalui pengukuran tekanan darah dalam posisi berdiri. Dosis awal isosorbid dinitrat sublingual untuk terapi profilaksis akut angina pektoris umumnya adalah 5-10 mg tiap 2-3 jam.Untuk pengobatan angina pektoris kronik stabil, umumnya diberikan dosis awal dengan tablet bentuk pelepasan segera (ditelan) 5-20 mg dan bentuk lepas terkendali 40 mg. Untuk terapi penunjang, diberikan dosis oral 10-40 mg tiap 6 jam atau bentuk lepas terkendali 40-80 mg tiap 8-12 jam.DIGITALISSaat ini hanya digoksin yang digunakan untuk terapi gagal jantung, sedangkan digitoksin dan folia digitalis tidak digunakan lagi. Efek digoksin pada pengobatan gagal jantung: (1) inotropik positif, (2) kronotropik negatif (mengurangi frekuensi denyut ventrikel pada takikardia atau fibrilasi atrium), dan (3) mengurangi aktivasi saraf simpatis.Mekanismenya adalah sebagai berikut : Inotropik positif : glikosida/digoksin menghambat pompa Na-K-ATPase pada membran sel otot jantung sehingga meningkatkan kadar Na+ intrasel, dan ini menyebabkan berkurangnya pertukaran Na+ - Ca++ selama sepolarisasi dan relaksasi otot jantung sehingga Ca2+ tertahan dalam sel, kadar Ca2+ intrasel meningkat dan ambilan Ca2+ ke dalam retikulum sarkoplasmik (SR) meningkat. Dengan demikian, Ca2+ yang tersedia dalam SR untuk dilepaskan ke dalam sitosol untuk kontraksi meningkat, sehingga kontraktilitas sel otot jantung meningkat. Mekanisme kronotopik negatif dan mengurangi aktivasi saraf simpatis; pada kadar terapi (1-2 ng/mL), digoksin mengikatkan tonus vagal dan mengurangi aktivitas simpatis di nosus SA maupun AV, sehingga dapat menimbulkan bradikardi sinus sampai henti jantung dan/atau perpanjangan konduksi AV sampai meningkatnya blok AV. Efek pada nodus AV inilah yang mendasari penggunaan digoksin pada pengobatan fibrilasi atrium.INDIKASI DAN CARA PENGOBATAN. Gagal jantung: peningkatan surah jantung akibat efek inotropik digoksin memperbaiki gejala gagal jantung (kongesti vena, endema, dispneu, ortopneu dan asma kardial. Fibrilasi atrium : digoksin menurunkan frekuensi denyut ventrikel, karena itu memperbaiki hemodinamika. Flutter atrium : digoksin memperlambat irama jantung sehingga irama sinus reguler dapat timbul. Sering kali flutter diubah menjadi fibrilasi atrium dengan suatu respons ventrikuler yang terkontrol. Takikardia atrium paroksismal (PAT) : digoksin mengubah PAT menjadi irama sinus dengan memperlambat konduksi melalui nodus AV.Sebaiknya kadar digoksin dipertahankan