26
i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006) 3. Richard Martogi (161510501009) LABORATORIUM PENYAKIT TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017

LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

i

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI KESEHATAN BENIH I

Oleh :

Golongan B/Kelompok 1B

1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002)

2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

3. Richard Martogi (161510501009)

LABORATORIUM PENYAKIT TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan kegiatan untuk mengelola dan membudidayakan

benih/bibit yang digunakan untuk memperbanyak suatu tanaman itu sendiri yang

nantinya akan menghasilkan nilai jual yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan. Benih/bibit tersebut dapat diperoleh dari kegiatan memproduksi benih

yang mempunyai syarat dimana benih tersebut diproduksi di daerah yang

memiliki kondisi daerah yang mendukung untuk memproduksi benih,

menggunakan varietas-varietas yang unggul dan telah teruji, melakukan

pemeliharaan terhadap benih, mempunyai teknologi yang mendukung pengujian

benih dan menerapkan kultur jaringan yang tepat pada benih.

Benih yang digunakan sebagai perkembangbiakan tanaman harus

memiliki standar mutu yang baik dan telah memiliki setrifikat mutu benih. Mutu

dalambenih dapat dilihat dari aspek mutu penampilan benih, aspek mutu

berkecambah dan viabilitas benih serta aspek mutu keseragaman benih seperti

keseragaman bobot benih, keseragaman kadar air, sudah dilakukannya sortasi

benih terhadap gulma dan kebersihan benih. Pengujian benih salah satunya adalah

pengujian terhadap mutu fisik pada benih. Benih yang akan diuji terlebih dahulu

dipilih dan dipisahkan dari kotoran benih yang sudah digabungkan pada awal

penyimpanan benih. Pengujian berdasarkan mutu fisik dilihat dari kemurnian

benih yang ditandai dari tidak tercampurnya benih dengan kotoran benih dan

varietas-varietas lain. Pengujian benih tahap pertama untuk mendapatkan benih

murni tersebut merupakan langkah awal untuk mendapatkan benih yang

berkualitas baik dan mempunyai mutu yang baik.

Benih yang belum digunakan sebagai bahan tanam akan segera disimpan

di tempat yang sudah disterilkan agar tidak teserang oleh hama dan penyakit.

Benih yang terserang oleh hama dan patogen adalah pada bagian kulit benih dan

embrio benih. Pengujian benih yang dilakukan untuk mengetahui benih yang

terserang patogen adalah dengan melakukan pengujian benih secara inkubasi.

Pengujian melalui inkubasi dapat membuktikan adanya serangan cendawan dan

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

2

bakteri pada benih yang sedang dibudidayakan dan akan menghasilkan warna

kulit benih/biji yang terserang tampak memiliki warna yang berbeda dari keadaan

normal.

Benih yang sudah melewati tahap pengujian dan sudah memiliki standar

mutu benih yang baik akan aman untuk disemaikan di media tanam dan

dibudidayakan. Benih-benih tersebut juga harus mempunyai daya kecambah yang

baik dan memiliki kadar air yang optimal untuk melangsungkan kehidupan benih

pada media tanam. Benih yang memiliki daya kecambah yang baik juga termasuk

faktor pendukung untuk mendapatkan kualitas hasil produksi.

1.2 Tujuan

1. Menghitung presentase benih yang sehat dan yang sakit

2. Menghitung jumlah biji/benih yang sehat yang berkecambang

3. Mengetahui patogen yang menyerang, misalnya cendawan atau bakteri, dan

warna patogen

4. Mengetahui jumlah biji/benih yang terserang oleh cendawan dan berapa yang

terserang bakteri

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Benih yang digunakan sebagai bahan tanam harus memiliki kualitas benih

yang baik agar nantinya dapat menghasilkan produksi yang baik dan dapat

digunakan secara terus menerus. Benih bahan tanaman tersebut merupakan bagian

benih yang digunakan untuk memperbanyak bagian tanaman itu sendiri atau

dilakukannya perkembangbiakan benih-benih unggul yang mempunyai standar

mutu yang baik berdasarkan kualitas dan kuantitas benih serta sudah memiliki

sertifikat benih yang baik (Fadhilah et al., 2014).

Benih diklasifikasikan menjadi tiga jenis benih, yaitu benih penjenis (BS),

benih dasar (BD) dan benih pokok (BP). Benih penjenis merupakan benih yang

dihasilkan oleh badan pemulia tanaman dan diselenggarakan oleh bimbingan dan

pengawasan pemulia tanaman. Benih dasar merupakan benih yang dihasilkan

melalui benih penjenis (turunan dari benih penjenis). Benih dasar biasanya hanya

dilakukan oleh institusi dan lembaga pemerintah dalam melakukan perbanyakan

tanaman. Perbanyakan benih dasar juga dapat dilakukan oleh badan swasta yang

diawasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Benih pokok merupakan

benih yang dihasilkan oleh benih penjenis dan benih dasar dan juga perbanyakan

benih pokok dapat dilakukan oleh badan swasta yang diawasi oleh Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (Pijoto, 2003).

Ciri-ciri benih yang dapat digunakan sebagai bahan tanaman adalah benih

yang bernas, tidak adanya keriput pada kulit benih/biji, benih sudah melewati

tahap sortasi, mempunyai kemampuan bercambah 85% dan benih yang

berkualitas baik adalah benih yang terbebas dari adanya serangan patogen seperti

cendawan dan bakteri. Benih-benih yang akan digunakan sebagai bahan tanam

harus melewati tahap pengujian benih dengan menggunakan teknologi yang sudah

berkembang hingga saat ini. Teknologi tersebut berperan dalam membantu

pengujian benih agar mengefektifkan waktu pengujian benih secara langsung

(Sulthoni et al., 2016).

Benih atau biji yang sakit ditandai adanya penyakit dan jamur pada kulit

biji/benih dan tidak dapatnya biji/benih melakukan perkecambahan. Penyakit-

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

4

penyakit yang menyerang benih/biji tersebut mempunyai kemampuan untuk

berkembang biak dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyerang pada

biji/benih yang ada disekitar benih sakit tersebut. Penyakit yang biasanya

ditemukan pada benih/biji adalah penyakit antraknosa pada tanaman cabai,

penyakit brown spot pada tanaman padi, dan penyakit soybean mosaic pada

tanaman kedelai (Hayati et al., 2014).

Benih yang berkembang secara terus-menerus dan tidak segera ditanam

maka akan meningkatnya masa penyimpanan terhadap benih tersebut.

Perkecambahan pada benih biasanya mencapai 99% setelah dilakukannya

inkubasi pada benih. Benih yang sudah melewati tahap inkubasi selama 12 jam

akan menghasilkan perkecambahan pada spora sebanyak 90%. Perkecambahan

akan berlangsung dengan baik jika benih tersebut memiliki kadar air yang cukup

untuk melakukan pertumbuhan daya kecambah (Dhominic and Shomari, 2016).

Benih-benih yang terserang oleh bakteri akan mempengaruhi hasil akhir

dari benih yang akan digunakan sebagai bahan tanam. Bakteri dapat

mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya benih/biji dan akan semakin

meningkatnya serangan bakteri pada kondisi lingkungan yang tepat untuk

perkembangbiakan bakteri. Bakteri juga berperan sebagai modulasi

perkembangan bibit yaitu tunas dan akar rambut. Benih/bibit harus mempunyai

kemampuan untuk menahan serangan patogen (Verma et al., 2015).

Kualitas dari benih yang akan diproduksi akan dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas benih itu sendiri adalah kondisi

selama terjadinya tahap produksi benih berupa kondisi suhu yang kurang stabil

dan tidak terjaganya kelembapan benih, pengolahan dan perawatan benih serta

penyimpanan benih tersebut. Kualitas benih yang baik akan menghasilkan benih-

benih yang mempuyai sifat unggul dan dapat berproduksi secara optimal serta

digunakan secara terus-menerus (Mattioni., et al, 2015)

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

5

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Produksi Benih acara “Uji Kesehatan Benih I

(Bagian Ilmu Penyakit Tumbuhan)” dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Oktober

2017 pukul 12.45-14.45 di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Jember

3.2 Alat dan Bahan

3.1 Alat

1. Tissue

2. Kertas label

3. Cawan petri

4. Kamera

5. Kertas saring

3.2 Bahan

1. Aquadest

2. Klorok

3. Biji padi, jagung, kedelai dan kacang tanah

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Menyiapkan sejumlah biji yang sudah terpilih misal 20 untuk padi, 12-15 untuk

jagung dan kacang tanah dan kedelai, tidak perlu mensterilisasi.

2. Menyiapkan cawan petri yang sudah tercuci dengan klorok 1% dan membilas

dengan air steril 2% dan memberi kertas/filter bulat.

3. Membasahi kertas filter dengan air steril dan menutupnya.

4. Mengatur biji yang sudah dipilih dalam cawan petri dengan pinset steril sampai

hampir penuh, menutup cawan dan menginkubasikan. Melakukan pengamatan

pada 2,3,5 dan 7 hari setelah tanam.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

6

5. Mengamati jumlah biji yang sehat dan yang sakit, jumlah biji yang

berkecambah, jumlah biji yang terserang cendawan dan yang terserang bakteri,

warna koloni patogen dan memfoto.

6. Membuat grafik hubungan antara jumlah biji yang sehat dan yang sakit dengan

hari pengamatan, menghubungkan hari pengamatan dengan jumlah biji yang

terserang bakteri atau cendawan. Menganalisis tabel dan grafik sebagai

HASIL.

7. Membuat pembahasan, mengapa biji yang teruji kurang sehat atau sangat sehat,

mengapa banyak yang terserang cendawan atau sebaliknya, mengapa banyak

yang terserang bakteri. Mengapa semakin lama hari inkubasi terjadi hasil

demikian.

3.4 Variabel Pengamatan

1. Pengujian kesehatan benih

2. Grafik hubungan jumlah biji sehat dan yang sakit dengan hari pengamatan

3. Grafik hubungan hari pengamatan dengan jumlah biji yang terserang bakteri

atau cendawan

3.5 Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis statistika kuantitatif.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Uji kesehatan benih (aspek penyakit tanaman)

No. Jenis Benih 2

Keterangan

Sehat Sakit

1. Kedelai

100% 0%

Biji kedelai belum

menunjukkan adanya

serangan penyakit dan

menunjukkan keadaan

normal

2. Kacang tanah

100% 0%

Biji kacang tanah belum

menunjukkan adanya

serangan penyakit dan

menunjukkan keadaan

normal

3. Padi

100% 0%

Biji padi belum

menunjukkan adanya

serangan penyakit dan

menunjukkan keadaan

normal

4. Jagung

100% 0%

Biji jagung belum

menunjukkan adanya

serangan penyakit dan

menunjukkan keadaan

normal

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

8

No. Jenis Benih 3

Keterangan

Sehat Sakit

1. Kedelai

100% 0%

Biji kedelai belum

menunjukkan adanya

serangan penyakit dan

menunjukkan keadaan

normal

2. Kacang tanah

100% 0%

Biji kacang tanah belum

menunjukkan adanya

serangan penyakit dan

menunjukkan keadaan

normal

3. Padi

100% 0%

Biji padi belum

menunjukkan adanya

serangan penyakit dan

menunjukkan keadaan

normal

4. Jagung

100% 0%

Biji jagung belum

menunjukkan adanya

serangan penyakit dan

menunjukkan keadaan

normal

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

9

No. Jenis Benih 5

Keterangan

Sehat Sakit

1. Kedelai

12 benih 3 benih

Biji kedelai

menunjukkam ada 12

benih/biji dalam keadaan

normal tetapi tidak

berkecambah dan 3

benih dalam kondisi

sakit

2. Kacang tanah

13 benih 2 benih

Biji kacang tanah

menunjukkam ada 13

benih/biji dalam keadaan

normal tetapi tidak

berkecambah dan 2

benih dalam kondisi

sakit

3. Padi

15 benih 0 benih

Biji padi belum

menunjukkan adanya

serangan penyakit dan

menunjukkan keadaan

normal dan mulai

berkecambah

4. Jagung

13 benih 2 benih

Biji jagung

menunjukkam ada 13

benih/biji dalam keadaan

normal tetapi tidak

berkecambah dan 2

benih dalam kondisi

sakit

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

10

No. Jenis Benih 7

Keterangan

Sehat Sakit

1. Kedelai

10 benih 5 benih

Biji kedelai

menunjukkam ada 10

benih/biji dalam keadaan

normal tetapi tidak

berkecambah dan 5

benih dalam kondisi

sakit

2. Kacang tanah

13 benih 2 benih

Biji kacang tanah

menunjukkam ada 13

benih/biji dalam keadaan

normal tetapi tidak

berkecambah dan 2

benih dalam kondisi

sakit

3. Padi

14 benih 1 benih

Biji padi menunjukkam

ada 14 benih/biji dalam

keadaan normal dan

sudah berkecambah

tetapi 1 benih dalam

kondisi mati

4. Jagung

15 benih 0 benih

Biji kacang tanah

menunjukkam ada 15

benih/biji dalam keadaan

normal dan berkecambah

keseluruhan

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

11

4.1.2 Grafik hubungan antara jumlah biji sehat dan yang sakit dengan hari

pengamatan

4.1.3 Grafik hubungan hari pengamatan dengan jumlah biji yang terserang bakteri

atau cendawan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Kedelai Kacang tanah Padi Jagung

Hari 2

Hari 3

Hari 5

Hari 7

0

1

2

3

4

5

6

Kedelai Kacang tanah Padi Jagung

Hari 2

Hari 3

Hari 5

Hari 7

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

12

4.2 Pembahasan

Pengujian biji kedelai, kacang tanah, padi dan jagung yang dilakukan

selama selang hari 2,3,5 dan 7 menghasilkan jumlah biji yang sehat dan yang

sakit. Pada hari ke 2 dan 3 keempat biji tersebut belum menunjukkan tanda-tanda

berkecambah dan mulai terserang patogen. Benih yang sehat berdasarkan benih

yang diamati adalah benih mempunyai kadar air yang cukup untuk melakukan

perkecambahan dan terjaga kondisi lingkungan serta suhu yang optimal dari

tempat benih tersebut dirawat. Perawatan benih dilakukan dengan menyiram

benih tersebut agar tetap lembab dan memperhatikan perkembangan patogen pada

benih. Benih yang tidak dilakukan perawatan akan menyebabkan benih dengan

mudah terserang oleh cendawan dan benih tidak dapat berkembang secara

optimal.

Biji kedelai, kacang tanah, padi dan jagung berdasarkan pengamatan yang

dilakukan tidak menunjukkan presentase yang meningkat dari adanya serangan

cendawan dan bakteri. Biji-biji yang biasanya mudah terserang oleh cendawan

dan bakteri ada benih yang memiliki daya kecambah yang rendah, rentan terhadap

serangan cendawan atau bakteri, memiliki tingkat kontaminasi yang tinggi jika

tercampur pada biji-biji yang kotor dan memiliki standar mutu benih yang rendah.

Biji kedelai, kacang tanah, padi dan jagung yang diamati tetap dijaga kualitas

benihnya dan dilakukan perawatan setiap hari untuk menghasilkan benih yang

bebas akan serangan penyakit, tetapi untuk pengamatan hari ke 5 dan ke 7 sudah

ada benih yang terserang cendawan dan bakteri. Penyebab biji terserang pada hari

ke 5 dan ke 7 adalah kurangnya perawatan dan perhatian lingkungan disekitar

benih seperti yang dilakukan pada hari ke 2 dan ke 3.

Biji kedelai, kacang tanah, padi dan jagung berdasarkan pengamatan yang

dilakukan selama masa inkubasi 2, 3, 5 dan 7 hari. Masa inkubasi pada hari ke 5

menghasilkan 3 biji kedelai yang terserang oleh penyakit, 2 biji kacang tanah

yang terserang oleh penyakit dan 2 biji jagung yang terserang oleh penyakit. Masa

inkubasi pada hari ke 7 menghasilkan 5 biji kedelai yang terserang oleh penyakit,

2 biji kacang tanah yang terserang oleh penyakit dan 1 biji padi yang terserang

oleh penyakit yang menyebabkan benih tersebut mati.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

13

Masa inkubasi dapat diartikan sebagai masa berkembangbiaknya berbagai

jenis cendawan dan bakteri selama perkembangan/perkecambahan pada biji atau

benih. Masa inkubasi yang semakin lama maka akan menimbulkan serangan

cendawan dan bakteri yang semakin cepat (besar), dimana semakin lamanya masa

inkubasi maka dapat menyebabkan benih/biji tersebut mati dikarenakan serangan

cendawan semakin banyak sehingga benih yang disimpan terlalu lama tersebut

sebaiknya dalam waktu dekat segera ditanamn atau memperhatikan serta merawat

benih secara terus-menerus agar benih tetap mempunyai daya kecambah yang

baik dan terhindar dari serangan cendawan dan bakteri.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

14

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kelembaban pada benih/biji akan mempengaruhi proses perkecambahan pada

benih/biji dalam waktu cepat atau lambat.

2. Faktor lingkungan dalam wadah peletakan benih/biji juga mempengaruhi

proses perkecambahan pada benih/biji.

3. Masa inkubasi akan mempengaruhi pertumbuhan patogen pada benih.

4. Benih yang sakit akan ditandai dengan adanya serangan patogen dan benih

tidak dapat berkecambah secara optimal.

5.2 Saran

Saran untuk kegiatan praktikum Teknologi Produksi Benih acara “Uji

Kesehatan Benih I” yaitu mengusahakan keamanan tempat penyimpanan

benih/biji yang diamati praktikan dikarenakan banyaknya benih/biji kedelai dan

kacang tanah praktikan yang hilang dan tidak diketahui apa penyebabnya.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

DAFTAR PUSTAKA

Dominic, M and S. Shomari. 2016. Sources, Survival and Transmission of

Cryptosporiopsis Sp., Leaf and Nut Blight Pathogen of Cashew (Anacardium

Occidentale Linn). Communications in Plat Sciences, 6(1): 19-25

Fadhilah, S., S. Wiyono dan M. Surahman. 2014. Pengembangan Teknik Deteksi

Fusarium Patogen pada Umbi Benih Bawang Merah (Allium Ascalonicum)

di Laboratorium [Development of Detection Technique for Fusarium

Pathogen on Seedling Shallot (Allium Ascalonicum) Bulb at Laboratorium].

Hortikultura, 24(2): 171-178.

Hayati, H., H. Basri dan Husni. 2014. Pengaruh Jenis Mulsa dan Intensitas

Naungan terhadap Perkembangan Penyakit Antraknosa dan Hasil Cabai

(Capsicum Annum). Manajemen Sumberdaya Lahan, 3(2): 489-495.

Mattioni, N.M., et al. 2015. Individual Electrical Conductivity Test for The

Assessment of Soybean Seed Germination. Semina, 36(1): 31-38.

Pijoto, S. 2003. Benih Bawang Merah. Yogyakarta : Kanisius.

Sulthoni, K. I., W. H. Susanto dan S. D. Wijayanti. 2016. Pengaruh Pemberian

Antikapang (Buffer Amilum) dan Waktu Penyimpanan Sementara terhadap

Kualitas Benih Jagung Hibrida. Pangan dan Agroindustri, 4(2): 474-482.

Verma, S.K., et al. 2015. Bacteria Modulate Seedling Development. Plant

Biology, 1(1): 1-31.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

LITERATUR

Fadhilah, S., S. Wiyono dan M. Surahman. 2014. Pengembangan Teknik Deteksi

Fusarium Patogen pada Umbi Benih Bawang Merah (Allium Ascalonicum)

di Laboratorium [Development of Detection Technique for Fusarium

Pathogen on Seedling Shallot (Allium Ascalonicum) Bulb at Laboratorium].

Hortikultura, 24(2): 171-178.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

Sulthoni, K. I., W. H. Susanto dan S. D. Wijayanti. 2016. Pengaruh Pemberian

Antikapang (Buffer Amilum) dan Waktu Penyimpanan Sementara terhadap

Kualitas Benih Jagung Hibrida. Pangan dan Agroindustri, 4(2): 474-482.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

Hayati, H., H. Basri dan Husni. 2014. Pengaruh Jenis Mulsa dan Intensitas

Naungan terhadap Perkembangan Penyakit Antraknosa dan Hasil Cabai

(Capsicum Annum). Manajemen Sumberdaya Lahan, 3(2): 489-495.

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

Pijoto, S. 2003. Benih Bawang Merah. Yogyakarta : Kanisius.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

Dominic, M and S. Shomari. 2016. Sources, Survival and Transmission of

Cryptosporiopsis Sp., Leaf and Nut Blight Pathogen of Cashew

(Anacardium Occidentale Linn). Communications in Plat Sciences, 6(1):

19-25.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

Verma, S.K., et al. 2015. Bacteria Modulate Seedling Development. Plant

Biology, 1(1): 1-31.

Mattioni, N.M., et al. 2015. Individual Electrical Conductivity Test for The

Assessment of Soybean Seed Germination. Semina, 36(1): 31-38.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

LAMPIRAN FLOWCHART

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

LAMPIRAN TABEL ACC

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)
Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM...i LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH I Oleh : Golongan B/Kelompok 1B 1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002) 2. Olivia Patricia Br. Sembiring (161510501006)

DOKUMENTASI