28
REAKSI PENGGABUNGAN A. Tujuan Instruksional Umum Dapat memahami beberapa reaksi kimia Dapat mengenal reaksi pengenal gas Dapat memahami reaksi yang dapat mengahasilkan endapan B. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa dapat melakukan sendiri penggabungan larutan sehingga dapat menghasilkan gas ataupun endapan C. Teori Dasar Reaksi penggabungan merupakan salah satu reaksi kimia yang menggabungkan ion-ion dari zat atau larutan yang bereaksi, yang akan bergabung adalah ion positif dan ion negatif. 1. Reaksi penggabungan yang menghasilkan senyawa yang berbentuk gas yang tidak larut atau sukar larut dan menguap, gas tersebut ada yang berwarna dan tidak berwarna.

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Citation preview

REAKSI PENGGABUNGAN

A. Tujuan Instruksional Umum

Dapat memahami beberapa reaksi kimia

Dapat mengenal reaksi pengenal gas

Dapat memahami reaksi yang dapat mengahasilkan endapan

B. Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa dapat melakukan sendiri penggabungan larutan sehingga

dapat menghasilkan gas ataupun endapan

C. Teori Dasar

Reaksi penggabungan merupakan salah satu reaksi kimia yang

menggabungkan ion-ion dari zat atau larutan yang bereaksi, yang akan

bergabung adalah ion positif dan ion negatif.

1. Reaksi penggabungan yang menghasilkan senyawa yang berbentuk gas

yang tidak larut atau sukar larut dan menguap, gas tersebut ada yang

berwarna dan tidak berwarna.

a. Gas yang tidak berwarna

Jika reaksinya asam, menunjukan adanya asam yang dapat

menguap. Misalnya:

HCl dapat mengeruhkan AgNO3

SO4 dapat mengeruhkan BaCl2

CO2 dapat mengeruhkan Ba(OH)2

SO2 dapat membuat kertas K2Cr2O7 + H2SO4 menjadi hijau

H2S dapat menyebabkan kertas Pb asetat menjadi hitam

Jika reaksinya basa, menunjukan adanya NH3

b. Gas yang berwarna

Hampir selalu menunjukan adanya penguraian zat.

Br2 zat asalnya bromida membirukan kertas KI + Kanji

NO2 berwarna tengguli (merah coklat) berasal dari nitrit atau nitrat

membirukan setetes Benzidin

Cl2 berwarna kuning hijau membirukan kertas KI + kanji

I2 berwarna ungu membirukan kertas KI + kanji

2. Reaksi penggabungan yang menghasilkan senyawa yang bebrbentuk

padat yang sukar atau tidak larut dan akan mengendap. Endapan hanya

kan terbentuk pada suatu reaksi penggabungan jika kelarutan garam atau

senyawa yang terbentuk pada reaksi tersebut mempunyai kelarutan yang

kecil.

3. Reaksi penggabungan dengan pereaksi berlebih, reaksi yang dimaksud

adalah setelah terjadi reaksi pertama akan terjadi lagi reaksi berikutnya

antara hasil reaksi dengan pereaksi sisa.

D. Alat dan Bahan

Alat : Tabung reaksi, batang pengaduk, pipet tetes

Bahan-bahan

HCl 0,5 M CuSO4 Ba (OH)2

Pb Asetat H2SO4 2M NaNO3

BaCl2 Pb(NO3)2 NH4Cl padat

FeCl3 Na2CO3 padat/jenuh Lakmus merah

NaOH K2CrO4 Lakmus biru

Kanji/Amilum MnO2 FeS

ZnSO4 Al(SO4)2 Cr2(SO4)3

FeSO4 NiSO4

E. Prosedur/Cara Kerja

1. Reaksi Penggabungan yang menghasilkan gas

a. Sediakan dua tabung reaksi yang bersih

Kemudian isi tabung 1 dengan 1 ml larutan jenuh Na2CO3 atau

sejumlah kecil padatan Na2CO3. Dan isi tabung 2 dengan 1 ml larutan

HCL 0,5 M

Masukan isi tabung 2 sedikit demi sedikit ke dalam tabung 1, amati gas

yang keluar!

Test dengan batang pengaduk yang dibasahi oleh larutan Ba(OH)2

jenuh, kemudian test dengan lakmus biru, lalu test dengan bara api

b. Lakukan langkah 1, tetapi dengan :

Tabung 1: NH4Cl padat, Tabung 2: 1ml larutan NaOH encer

Test dengan lakmus merah yang telah dibasahi dengan aquadest

c. Lakukan langkah 1 dengan:

Tabung 1: FeS padat, Tabung 2: 1 ml HCL 0,5 M

Test dengan kertas yang telah dibasahi oleh larutan Pb asetat

d. Lakukan langkah 1 dengan:

Tabung 1: KI padat + MnO2 padat, Tabung 2: 1 ml H2SO4 2M

Test dengan kertas yang telah dibasahi oleh larutan KI + kanji

Amati semua gas yang terjadi (bau, warna). Catat pengamatan dan

reaksinya.

2. Reaksi Penggabungan yang menghasilkan Endapan

a. Sediakan 6 tabung reaksi yang bersih dan isi:

Tabung 1: 1 ml larutan NaNO3

Tabung 2: 1 ml larutan BaCl2

Tabung 3: 1 ml larutan FeCl3

Tabung 4: 1 ml larutan CuSO4

Tabung 5: 1 ml larutan ZnSO4

Tabung 6: 1 ml larutan FeSO4

Kemudian pada masing-masing tabung reaksi, teteskan setetes demi

setetes sambil dikocok 3 tetes larutan NaOH 0,1 M. Kocok dan amati

apa yang terjadi.

b. Lakukan langkah 1, tetapi teteskan:

K2CrO4

Na2CO3

3. Reaksi Penggabungan dengan pereaksi berlebih

a. Ke dalam tabung reaksi masukan kira-kira 2 ml larutan ZnSO4 0,1 M.

Teteskan setetes demi setetes larutan NaOH 0,1 M samapai volume

larutan ini kira-kira 1,5 ml. Sambil amati dan tulis reaksinya. Kemudian

teteskan lagi sambil dikocok dan larutan NaOH 0,1 M diamati sampai

berlebih. Tulis reaksi tingkat kedua ini kalau memang ada.

b. Lakukan langkah 1 di atas dengan larutan:

Al2(SO4)3 0,1 M

CuSO4 0,1 M

Pb(NO3)2 0,1 M

Cr2(SO4)3 0,1 M

NiSO4 0,1 M

F. Kesimpulan

Setelah melakukan paraktikum kimia dasar, diketahui suatu reaksi kimia

dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa yang menyertainya. Yang dapat kita

amati dari reaksi antara lain munculnya gas baik berwarna maupun tidak,

munculnya endapan, ataupun melalui pereaksi berlebih.

REAKSI PENGENAL KATION

A. Tujuan Instruksional Umum

Dapat memahami reaksi-reaksi spesifik dari tiap-tiap kation

B. Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya kation dalam larutan

C. Teori Dasar

Sebelum melakukan penggolongan kation, zat harus dilarutkan lebih dahulu

dalam pelarut yang cocok. Untuk mengetahui pelarut yang cocok dapat

dicoba berturut – turut palarut : Air, HCl encer (2N), HNO3 pekat dan

seterusnya dengan air saja ( campuran HCl pekat dan HNO3 pekat dengan

perbandinga 3 : 1 ). Melarutkan , mula-mula dalam keadaan dingin , kemudian

dipanaskan untuk semua zat yang larut dalam pelarut asam-asam pekat,

kelebihan asam dihilangkan dengan mengisapkan dalam lemari asam.

(Anonim , 2011)

Apabila ternyata zat tersebut tidak melarutkan dalam semua macam pelarut

diatas, maka zat tersebut dilebur dengan campuran Na2CO3 dan K2CO3

(1:1).Hasil leburan ditambahkan air secukupnya kemudian disaring. Endapan

dilarutkan dalam HCl encer ( 2 N ) dan digunakan untuk menyelediki kation

serta Filtratnya digunakan untuk menyelidikan anion.( Anonim, 2011)

Untuk tujuan analisis kuantitatif sistematik kation – kation diklasifikasikan

dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa

reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golonga secara

sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan

dapat juga memisahkan golongan-golonga ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.

(G. Svehla, 1985)

Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum,

adalah Asam klorida, Hidrogen sulfida, Amonium Sulfida, dan Amonium

Karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation Bereaksi

dengan Reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapaan atau tidak.

Jadi boleh kita katakan, Bahwa klasifikasi kation yang paling

umum,didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, Sulfida, dan

Karbonat dari kation tersebut. (G. Svehla, 1985)

Golongan I. Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida

encer. Ion – ion golongan ini adalah Timbal, merkurium (I)(raksa), dan perak.

(G. Svehla, 1985)

Golongan II. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi

membentuk endapan dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral

encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), Tembaga, Bismut,

Kadmium, arseni (III), Arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (2), dan

Timah (III) (IV). (G. Svehla, 1985)

Golongan III kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer,

ataupun dengan hydrogen sulifida dalam suasama Asam mineral

encer.Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida

dalam suasana netral atau amoniakal. Kation golongan ini adalah kobalt (II),

nikel(II), besi (II), Besi (III), kromium (III), aluminium, Zink, dan Mangan (II).

(G. Svehla, 1985)

Golongan empat. KAtion golongan ini tidak bereaksi dengan Reagensia

golongan I,II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan

ammonium karboanat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana

netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah

Kalsium,stromtium, dan Barium. (G. Svehla, 1985)

Golongan V. Kation-kation yang umum yang tidak beeaksi denga reagensia-

reagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir

yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, Amonium, litium, dan

hydrogen. (G. Svehla, 1985).

Ion-ion bermuatan positif (kation) yang biasa disebut ion logam dapat

dibedakan satu dari yang lainnya dengan reaksi spesifik dari tiap-tiap kation

tersebut.

Contoh :

Ion Ag+ yang berasal dari molekul AgNO3 dengan ion Cl – yang berasal dari

HCL atau NaCl, dapat membentuk endapan putih yang tidak dapat larut

dalam aquaregia.

Reaksinya adalah:

AgNO3 + HCL ----------- AgCl + NaNO3

Ag+ + Cl - ---------------- AgCL (putih)

Ion Pb2+ yang berasal dari Pb asetat dengan ion Cl – juga membentuk

endapan putih, tetapi endapan ini akan larut kembali bila dipanaskan. Dan

pada waktu pendinginan terjadi kristal berbentuk jarum dari PbCl2. Reaksinya

sebagai berikut:

Pb2+ + 2Cl - ------- PbCl2 --------- PbCl2 (larut)

Contoh lain:

Ion Na+ bila dibakar dalam nyala oksidasi dari pembakaran bunsen akan

memberikan warna kuning. Dengan cara yang sama, ion Ca+ misalnya dari

CaSO4 akan memberikan warna merah sedangkan ion As3+ akan memberikan

warna kelabu disertai bau bawang. Begitu pula ion-ion lain sehingga dengan

perbedaan reaksi kimia atau sifat fisiknya, kita dapat membedakan kation

yang satu dengan yang lainnya.

D. Cara Kerja/Prosedur

1. Reaksi nyala/flame test:

Dilakukan dengan kawat Pt/Nikel chrom pada nyala oksidasi pembakar

bunsen. Sebelumnya kawat Pt dibersihkan dengan HCl pekat.

Kation Nyala

Na+ Kuning

K+ Ungu (dilihat dari kaca

cobalt)

Ca2+ Merah kekuning-kuningan

Sr2+ Merah karmin

Ba2+ Kuning hijau

Pb2+ Abu-abu kebiru-biruan

Reaksi dari larutan/Zat:

Larutan yang dipakai pada percobaan ini 1 ml (20 tetes), amati dengan

cermat perubahan –perubahan yang terjadi dan catat.

NH4+ :

a. NH4Cl kristal di kaca arloji + NaOH padat + aquadest, tutup dengan

corong yang diletakan terbalik, dimana pada ujung corong disumbat

dengan kertas lakmus merah yang dibasahi dengan aquadest. Letakan

di pemanas air, lakmus merah jadi biru.

b. Larutan NH4OH + reagent Nessler ---------- Coklat

Ag+ :

a. Larutan AgNO3 + HCl 2N ------- endapan putih + NH4OH -------larut + KI

------- endapan kuning

b. Larutan AgNO3 + K2CrO4 ------ endapan merah bata. Endapan tidak

larut bila + asam asetat, dan akan larut kembali bila + NH4OH

c. AgNO3 + NaOH ------- Endapan putih yang tidak larut walaupun

ditambahkan NaOH berlebih

Pb2+ :

a. Larutan Pb(NO3)2 + HCl ------ endapan putih yang dapat larut kembali

bila dipanaskan dan endapan timbul lagi bila didinginkan membentuk

kristal jarum

b. Larutan Pb(NO3)2 + KI------- endapan kuning yang akan larut kembali

pada penambahan KI berlebih

c. Larutan Pb(NO3)2 + H2SO4 ------ endapan putih yang akan larut di

dalam larutan pekat Amonium Asetat

d. Larutan Pb(NO3)2 + K2CrO4 ------ endapan kuning yang dapat larut

dalam larutan NaOH

Hg2+ :

a. Larutan HgCl2 di dalam tabung reaksi, celupkan kawat Cu yang telah

dibersihkan kedalamnya, biarkan -------------terjadi lapisan putih/abu-

abu pada lapisan kawat tersebut

b. Larutan HgCl2 + KI -------- terjadi endapan merah

c. Larutan HgCl2 + NH3 -------terjadi endapan putih yang dapat larut di

dalam NH berlebih atau dalam NH4Cl

d. Larutan HgCl2 + NaOH ------- terjadi endapan coklat merah

Cu2+ :

a. Larutan CuSO4 + NaOH ----- terjadi endapan biru, bila dipanaskan

menjadi hitam

b. Larutan CuSO4 + NH4OH ----- terjadi endapan biru muda, + NH4OH

berlebih ----- larut kembali

c. Larutan CuSO4 + K4Fe(CN)6 -------- endapan coklat kemerahan

d. Ke dalam larutan CuSO4 dicelupkan paku besi ------- biarkan terjadi

lapisan tembaga pada permukaan paku

Fe2+ :

a. Larutan FeSO4 + NaOH ------ endapan putih

b. Larutan FeSO4 + K4Fe (CN)6 -------- endapan biru tua

c. Larutan FeSO4 + K3Fe(CN)6 --------- endapan biru tua

d. Larutan FeSO4 + HCl + KI ----- tidak terjadi I2

Fe3+ :

a. Larutan FeCl3 + NH4OH ------ endapan coklat kemerahan

b. Larutan FeCl3 + K4Fe(CN)6 --------- endapan biru berlin

c. Larutan FeCl3 + K3Fe(CN)6 ------- warna coklat

d. Larutan FeCl3 + KSCN -------- warna merah darah

Zn2+ :

a. Larutan ZnSO4 +NaOH ----- endapan putih seperti gelatin larut kembali

pada penambahan basa berlebih

b. Larutan ZnSO4 + K2Hg(SCN) --------- endapan putih kristal bentuk paku

bila dilihat dari kaca mikroskop

c. Larutan ZnSO4 + K4Fe(CN)6 ---- endapan putih, + basa ----- larut

Ba2+ :

a. Larutan Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3 ---- endapan putih

b. Larutan Ba(NO3)2 + H2SO4 ------- endapan putih tidak dapat larut dalam

aquaregia

c. Larutan Ba(NO3)2 + K2Hg(SCN) ------ endapan putih kristal bentuk paku

bila dilihat di kaca mikroskop

Sr2+ :

a. Larutan SrCl2 + (NH4)2CO3 ------ endapan putih larut di dalam NH4OH

dan asam kuat

b. Larutan SrCl2 + H2SO4 ------- endapan putih yang dapat larut dalam HCl

panas

c. Larutan SrCl2 + Cu(NO3)2 + KNO2 ------ kristal hijau

Ca2+ :

a. Larutan CaCl2 + NH4(CO3)2 ----- endapan putih amorf, larut di dalam

NH4OH dan juga dapat larut di dalam asam kuat

b. Larutan CaCl2 + H2SO4 --------- endapan putih (terjadi pada larutan yang

cukup pekat)

c. Larutan CaCl2 + K4Fe(CN)6 ----- endapan putih

Mg2+ :

a. Larutan MgCl2 + NH4OH ---- endapan putih seperti gelatin

b. Larutan MgCl2 + Na2CO3 + H2O ------ endapan putih, tidak larut di dalam

basa tetapi larut di dalam asam

c. Larutan MgCl2 + Na2HPO4 + NH4OH ------- kristal putih

Na+ :

Larutan NaCl + Zn-uranilasetat ------- endapan kuning, kristal spesifik

dengan mikroskop

K+ :

a. Larutan KCl + Na3Co(NO2)6 ----- endapan kuning

b. Larutan KCl + asam tartat ------- endapan kristal putih

c. Larutan KCl + HClO4 -------- endapan kristal putih

E. Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum diketahui bahwa Kation-Kation dapat dikenali

melalui reaksi dengan pereaksi yang spesifik untuk menghasilkan senyawa-

senyawa yang memiliki pemerian khas baik warna maupun endapannya.

Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali adalah uji

kation. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat

dalam suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan

dalam percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga

larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang

terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen yang spesifik dari

masing – masing kation tersebut. Reagen yang digunakan dalam

mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan sampel yang telah

disediakan, semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam

konsentrasi dan komposisi tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan

endapan ataupun perubahan warna yang menunjukkan adanya kandungan

kation-kation tersebut di dalam larutan sampel yang digunakan.

REAKSI PENGENAL ANION

A. Tujuan Instruksional Umum

Dapat memahami reaksi-reaksi spesifik dari tiap-tiap anion

B. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya anion dalam larutan

C. Teori Dasar

Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion

(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.

Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu

jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka

akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya

terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G.

Svehla : 1985).

Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik

untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah

AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata (Ismail Besari : 1982).

Pada anion, istilah yang perlu dipakai adalah gugus lain yang terikat pada

ion logam, yang dikelompokkan sebagai berikut :

1. Anion sederhana seperti O2, F2, CN-

2. Anion okso diskret seperti NO3- dan SO4

2-

3. Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi

Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti

oksalat misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari :

1982).

Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang

terutama dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang

digunakan, yang paling dikenal adalah kalium permanganat (KMnO4) dan

kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail Besari : 1982).

Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan

analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.

Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu

sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan

banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood :

1993).

Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4

atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret.

Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan

menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang

terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982).

Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada

metode untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan

suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan

anion-anion yang umum ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing

golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan

anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam

pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh

dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan

metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena satu

anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla : 1985).

Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam

bentuk senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam

natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar

larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang

sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu

berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu

tersebut (Anonim : 2011).

Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan

reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi

basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna

dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh.

Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji

spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat

dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya

endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas

reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G. Svehla : 1985).

Anion (ion-ion yang bermuatan negatif) dapat dibedakan satu dengan

yang lainnya secara reaksi kimia. Misalnya untuk membedakan ion Cl- dan

SO2- dapat dilakukan sebagai berikut :

Cl- dengan Ag+ membentuk AgCl yang tidak larut di dalam aquaregia:

Cl- + Ag+ --------------------- AgCl

Tapi Ag+ ini bila direaksikan dengan SO4- terjadi endapan putih yang dapat

larut dalam aquaregia:

SO4- + 2Ag+ -------- Ag2SO4

Contoh lain ialah ion CO32- :

Dengan asam H+ akan menghasilkan gas CO2 yang dapat mengeruhkan air

barit Ba(OH)2 dan sifat ini tidak dimiliki oleh ion Cl- dan SO4-. Reaksinya

sebagai berikut:

CO32- + 2H+ --------- H2CO3

H2CO3 ------------ H2O + CO2

Ba(OH)2 + CO2 ------- BaCO3 + H2O

D. Prosedur/Cara Kerja

Catatan:

Yang dimaksud dengan zat adalah zat yang mengandung ion yang

bersangkutan, misalnya: untuk asetat dapat dipakai Na asetat, Pb asetat.

Untuk Cl- dapat dipakai HCl, NaCl, KCl, CaCl2.

1. Reaksi Pendahuluan:

a. Asetat: Sedikit zat + KHSO4 atau asam sitrat digerus ------- tercium bau

cuka

b. Karbonat:Sedikit zat + H2SO4 encer, diatas campuran ini diletakan

batang pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam larutan Ba(OH)2 ------

tetesan yang menempel pada batang pengaduk segera menjadi

keruh/putih

c. Borat: Sedikit zat + metanol 6 tetes + H2SO4 pekat 2 tetes dalam

cawan porselen, lalu dibakar ---- terjadi nyala hijau

d. Halida:(Cl-, Br-, I-) dilakukan percobaan Beilstein: Kawat Cu dipijar

sampai tidak berwarna hijau dipembakar bunsen, kemudian kawat

yang masih panas ini dicelupkan ke dalam zat yang diperiksa. Lalu

bakar kembali di nyala oksidasi ---------- terjadi nyala hijau terang

Catatan:

Nyala hijau pada reaksi Beilstein dapat diganggu oleh ion-ion natrium,

calsium yang memberikan warna kuning sampai kemerahan sehingga

dapat menutupi warna hijau. Dalam pengerjaan zatnya dipilih yang

tidak mengadung ion-ion tersebut.

2. Anion yang mengoksidir (MnO42-, NO3

-, NO2-, Cr2O7

2-)

Zat + larutan difenilamin/H2SO4 pekat ------biru ungu

3. Reaksi dengan penambahan Zat/Reagent:

a. Cl- : Larutan KCl + AgNO3 -------endapan putih, endapan disaring filtrat

tidak dikerjakan. Sebagian endapan dikocok dengan NH4OH, disaring:

Filtrat + asam ------------endapan putih

Filtrat + KBr --------- endapan kuning

Endapan tidak larut dalam aquaregia

b. Br- : Larutan KBr + beberapa tetes KmnO4 + 2-3 ml CHCl3, kocok

-------- terjadi warna coklat pada lapisan CHCl3

c. I- : Larutan KI + satu tetes FeCl3 + larutan kanji -------- biru

Larutan KI + 1 tetes KmnO4 + 2-3 ml CHCl3, kocok ------- warna ungu

pada lapisan CHCl3

d. SO4- : Larutan K2SO4 + BaCl2 -------- endapan warna putih yang tidak

larut dalam aquaregia

Larutan K2SO4 + AgNO3 ------- endapan putih dapat larut dalam

aquaregia

e. CrO4- : Larutan K2CrO4 + AgNO3 -------- endapan merah coklat

Larutan K2CrO4 +Pb asetat ------- endapan kuning tua

f. NO3- : Larutan KNO3 + FeSO4. Dari dinding bagian dalam tabung

reaksi tambahkan hati-hati H2SO4 pekat. Jaga jangan sampai

tergoyang, pada bidang atas H2SO4 terjadi cincin coklat

g. SCN- : Larutan KSCN + FeCl3 -------warna merah darah

larutan KSCN + AgNO3 --------endapan putih

E. Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum diketahui bahwa anion-anion dapat dikenali

melalui reaksi dengan pereaksi yang spesifik untuk menghasilkan

senyawa-senyawa yang memiliki pemerian khas baik warna maupun

endapannya.

Analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk

mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam

suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada

identifikasi kation.