Upload
vivayanti-nurhidayah
View
339
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Citation preview
REAKSI PENGGABUNGAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Dapat memahami beberapa reaksi kimia
Dapat mengenal reaksi pengenal gas
Dapat memahami reaksi yang dapat mengahasilkan endapan
B. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa dapat melakukan sendiri penggabungan larutan sehingga
dapat menghasilkan gas ataupun endapan
C. Teori Dasar
Reaksi penggabungan merupakan salah satu reaksi kimia yang
menggabungkan ion-ion dari zat atau larutan yang bereaksi, yang akan
bergabung adalah ion positif dan ion negatif.
1. Reaksi penggabungan yang menghasilkan senyawa yang berbentuk gas
yang tidak larut atau sukar larut dan menguap, gas tersebut ada yang
berwarna dan tidak berwarna.
a. Gas yang tidak berwarna
Jika reaksinya asam, menunjukan adanya asam yang dapat
menguap. Misalnya:
HCl dapat mengeruhkan AgNO3
SO4 dapat mengeruhkan BaCl2
CO2 dapat mengeruhkan Ba(OH)2
SO2 dapat membuat kertas K2Cr2O7 + H2SO4 menjadi hijau
H2S dapat menyebabkan kertas Pb asetat menjadi hitam
Jika reaksinya basa, menunjukan adanya NH3
b. Gas yang berwarna
Hampir selalu menunjukan adanya penguraian zat.
Br2 zat asalnya bromida membirukan kertas KI + Kanji
NO2 berwarna tengguli (merah coklat) berasal dari nitrit atau nitrat
membirukan setetes Benzidin
Cl2 berwarna kuning hijau membirukan kertas KI + kanji
I2 berwarna ungu membirukan kertas KI + kanji
2. Reaksi penggabungan yang menghasilkan senyawa yang bebrbentuk
padat yang sukar atau tidak larut dan akan mengendap. Endapan hanya
kan terbentuk pada suatu reaksi penggabungan jika kelarutan garam atau
senyawa yang terbentuk pada reaksi tersebut mempunyai kelarutan yang
kecil.
3. Reaksi penggabungan dengan pereaksi berlebih, reaksi yang dimaksud
adalah setelah terjadi reaksi pertama akan terjadi lagi reaksi berikutnya
antara hasil reaksi dengan pereaksi sisa.
D. Alat dan Bahan
Alat : Tabung reaksi, batang pengaduk, pipet tetes
Bahan-bahan
HCl 0,5 M CuSO4 Ba (OH)2
Pb Asetat H2SO4 2M NaNO3
BaCl2 Pb(NO3)2 NH4Cl padat
FeCl3 Na2CO3 padat/jenuh Lakmus merah
NaOH K2CrO4 Lakmus biru
Kanji/Amilum MnO2 FeS
ZnSO4 Al(SO4)2 Cr2(SO4)3
FeSO4 NiSO4
E. Prosedur/Cara Kerja
1. Reaksi Penggabungan yang menghasilkan gas
a. Sediakan dua tabung reaksi yang bersih
Kemudian isi tabung 1 dengan 1 ml larutan jenuh Na2CO3 atau
sejumlah kecil padatan Na2CO3. Dan isi tabung 2 dengan 1 ml larutan
HCL 0,5 M
Masukan isi tabung 2 sedikit demi sedikit ke dalam tabung 1, amati gas
yang keluar!
Test dengan batang pengaduk yang dibasahi oleh larutan Ba(OH)2
jenuh, kemudian test dengan lakmus biru, lalu test dengan bara api
b. Lakukan langkah 1, tetapi dengan :
Tabung 1: NH4Cl padat, Tabung 2: 1ml larutan NaOH encer
Test dengan lakmus merah yang telah dibasahi dengan aquadest
c. Lakukan langkah 1 dengan:
Tabung 1: FeS padat, Tabung 2: 1 ml HCL 0,5 M
Test dengan kertas yang telah dibasahi oleh larutan Pb asetat
d. Lakukan langkah 1 dengan:
Tabung 1: KI padat + MnO2 padat, Tabung 2: 1 ml H2SO4 2M
Test dengan kertas yang telah dibasahi oleh larutan KI + kanji
Amati semua gas yang terjadi (bau, warna). Catat pengamatan dan
reaksinya.
2. Reaksi Penggabungan yang menghasilkan Endapan
a. Sediakan 6 tabung reaksi yang bersih dan isi:
Tabung 1: 1 ml larutan NaNO3
Tabung 2: 1 ml larutan BaCl2
Tabung 3: 1 ml larutan FeCl3
Tabung 4: 1 ml larutan CuSO4
Tabung 5: 1 ml larutan ZnSO4
Tabung 6: 1 ml larutan FeSO4
Kemudian pada masing-masing tabung reaksi, teteskan setetes demi
setetes sambil dikocok 3 tetes larutan NaOH 0,1 M. Kocok dan amati
apa yang terjadi.
b. Lakukan langkah 1, tetapi teteskan:
K2CrO4
Na2CO3
3. Reaksi Penggabungan dengan pereaksi berlebih
a. Ke dalam tabung reaksi masukan kira-kira 2 ml larutan ZnSO4 0,1 M.
Teteskan setetes demi setetes larutan NaOH 0,1 M samapai volume
larutan ini kira-kira 1,5 ml. Sambil amati dan tulis reaksinya. Kemudian
teteskan lagi sambil dikocok dan larutan NaOH 0,1 M diamati sampai
berlebih. Tulis reaksi tingkat kedua ini kalau memang ada.
b. Lakukan langkah 1 di atas dengan larutan:
Al2(SO4)3 0,1 M
CuSO4 0,1 M
Pb(NO3)2 0,1 M
Cr2(SO4)3 0,1 M
NiSO4 0,1 M
F. Kesimpulan
Setelah melakukan paraktikum kimia dasar, diketahui suatu reaksi kimia
dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa yang menyertainya. Yang dapat kita
amati dari reaksi antara lain munculnya gas baik berwarna maupun tidak,
munculnya endapan, ataupun melalui pereaksi berlebih.
REAKSI PENGENAL KATION
A. Tujuan Instruksional Umum
Dapat memahami reaksi-reaksi spesifik dari tiap-tiap kation
B. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya kation dalam larutan
C. Teori Dasar
Sebelum melakukan penggolongan kation, zat harus dilarutkan lebih dahulu
dalam pelarut yang cocok. Untuk mengetahui pelarut yang cocok dapat
dicoba berturut – turut palarut : Air, HCl encer (2N), HNO3 pekat dan
seterusnya dengan air saja ( campuran HCl pekat dan HNO3 pekat dengan
perbandinga 3 : 1 ). Melarutkan , mula-mula dalam keadaan dingin , kemudian
dipanaskan untuk semua zat yang larut dalam pelarut asam-asam pekat,
kelebihan asam dihilangkan dengan mengisapkan dalam lemari asam.
(Anonim , 2011)
Apabila ternyata zat tersebut tidak melarutkan dalam semua macam pelarut
diatas, maka zat tersebut dilebur dengan campuran Na2CO3 dan K2CO3
(1:1).Hasil leburan ditambahkan air secukupnya kemudian disaring. Endapan
dilarutkan dalam HCl encer ( 2 N ) dan digunakan untuk menyelediki kation
serta Filtratnya digunakan untuk menyelidikan anion.( Anonim, 2011)
Untuk tujuan analisis kuantitatif sistematik kation – kation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa
reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golonga secara
sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan
dapat juga memisahkan golongan-golonga ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
(G. Svehla, 1985)
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum,
adalah Asam klorida, Hidrogen sulfida, Amonium Sulfida, dan Amonium
Karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation Bereaksi
dengan Reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapaan atau tidak.
Jadi boleh kita katakan, Bahwa klasifikasi kation yang paling
umum,didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, Sulfida, dan
Karbonat dari kation tersebut. (G. Svehla, 1985)
Golongan I. Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion – ion golongan ini adalah Timbal, merkurium (I)(raksa), dan perak.
(G. Svehla, 1985)
Golongan II. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), Tembaga, Bismut,
Kadmium, arseni (III), Arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (2), dan
Timah (III) (IV). (G. Svehla, 1985)
Golongan III kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hydrogen sulifida dalam suasama Asam mineral
encer.Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida
dalam suasana netral atau amoniakal. Kation golongan ini adalah kobalt (II),
nikel(II), besi (II), Besi (III), kromium (III), aluminium, Zink, dan Mangan (II).
(G. Svehla, 1985)
Golongan empat. KAtion golongan ini tidak bereaksi dengan Reagensia
golongan I,II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karboanat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana
netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah
Kalsium,stromtium, dan Barium. (G. Svehla, 1985)
Golongan V. Kation-kation yang umum yang tidak beeaksi denga reagensia-
reagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir
yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, Amonium, litium, dan
hydrogen. (G. Svehla, 1985).
Ion-ion bermuatan positif (kation) yang biasa disebut ion logam dapat
dibedakan satu dari yang lainnya dengan reaksi spesifik dari tiap-tiap kation
tersebut.
Contoh :
Ion Ag+ yang berasal dari molekul AgNO3 dengan ion Cl – yang berasal dari
HCL atau NaCl, dapat membentuk endapan putih yang tidak dapat larut
dalam aquaregia.
Reaksinya adalah:
AgNO3 + HCL ----------- AgCl + NaNO3
Ag+ + Cl - ---------------- AgCL (putih)
Ion Pb2+ yang berasal dari Pb asetat dengan ion Cl – juga membentuk
endapan putih, tetapi endapan ini akan larut kembali bila dipanaskan. Dan
pada waktu pendinginan terjadi kristal berbentuk jarum dari PbCl2. Reaksinya
sebagai berikut:
Pb2+ + 2Cl - ------- PbCl2 --------- PbCl2 (larut)
Contoh lain:
Ion Na+ bila dibakar dalam nyala oksidasi dari pembakaran bunsen akan
memberikan warna kuning. Dengan cara yang sama, ion Ca+ misalnya dari
CaSO4 akan memberikan warna merah sedangkan ion As3+ akan memberikan
warna kelabu disertai bau bawang. Begitu pula ion-ion lain sehingga dengan
perbedaan reaksi kimia atau sifat fisiknya, kita dapat membedakan kation
yang satu dengan yang lainnya.
D. Cara Kerja/Prosedur
1. Reaksi nyala/flame test:
Dilakukan dengan kawat Pt/Nikel chrom pada nyala oksidasi pembakar
bunsen. Sebelumnya kawat Pt dibersihkan dengan HCl pekat.
Kation Nyala
Na+ Kuning
K+ Ungu (dilihat dari kaca
cobalt)
Ca2+ Merah kekuning-kuningan
Sr2+ Merah karmin
Ba2+ Kuning hijau
Pb2+ Abu-abu kebiru-biruan
Reaksi dari larutan/Zat:
Larutan yang dipakai pada percobaan ini 1 ml (20 tetes), amati dengan
cermat perubahan –perubahan yang terjadi dan catat.
NH4+ :
a. NH4Cl kristal di kaca arloji + NaOH padat + aquadest, tutup dengan
corong yang diletakan terbalik, dimana pada ujung corong disumbat
dengan kertas lakmus merah yang dibasahi dengan aquadest. Letakan
di pemanas air, lakmus merah jadi biru.
b. Larutan NH4OH + reagent Nessler ---------- Coklat
Ag+ :
a. Larutan AgNO3 + HCl 2N ------- endapan putih + NH4OH -------larut + KI
------- endapan kuning
b. Larutan AgNO3 + K2CrO4 ------ endapan merah bata. Endapan tidak
larut bila + asam asetat, dan akan larut kembali bila + NH4OH
c. AgNO3 + NaOH ------- Endapan putih yang tidak larut walaupun
ditambahkan NaOH berlebih
Pb2+ :
a. Larutan Pb(NO3)2 + HCl ------ endapan putih yang dapat larut kembali
bila dipanaskan dan endapan timbul lagi bila didinginkan membentuk
kristal jarum
b. Larutan Pb(NO3)2 + KI------- endapan kuning yang akan larut kembali
pada penambahan KI berlebih
c. Larutan Pb(NO3)2 + H2SO4 ------ endapan putih yang akan larut di
dalam larutan pekat Amonium Asetat
d. Larutan Pb(NO3)2 + K2CrO4 ------ endapan kuning yang dapat larut
dalam larutan NaOH
Hg2+ :
a. Larutan HgCl2 di dalam tabung reaksi, celupkan kawat Cu yang telah
dibersihkan kedalamnya, biarkan -------------terjadi lapisan putih/abu-
abu pada lapisan kawat tersebut
b. Larutan HgCl2 + KI -------- terjadi endapan merah
c. Larutan HgCl2 + NH3 -------terjadi endapan putih yang dapat larut di
dalam NH berlebih atau dalam NH4Cl
d. Larutan HgCl2 + NaOH ------- terjadi endapan coklat merah
Cu2+ :
a. Larutan CuSO4 + NaOH ----- terjadi endapan biru, bila dipanaskan
menjadi hitam
b. Larutan CuSO4 + NH4OH ----- terjadi endapan biru muda, + NH4OH
berlebih ----- larut kembali
c. Larutan CuSO4 + K4Fe(CN)6 -------- endapan coklat kemerahan
d. Ke dalam larutan CuSO4 dicelupkan paku besi ------- biarkan terjadi
lapisan tembaga pada permukaan paku
Fe2+ :
a. Larutan FeSO4 + NaOH ------ endapan putih
b. Larutan FeSO4 + K4Fe (CN)6 -------- endapan biru tua
c. Larutan FeSO4 + K3Fe(CN)6 --------- endapan biru tua
d. Larutan FeSO4 + HCl + KI ----- tidak terjadi I2
Fe3+ :
a. Larutan FeCl3 + NH4OH ------ endapan coklat kemerahan
b. Larutan FeCl3 + K4Fe(CN)6 --------- endapan biru berlin
c. Larutan FeCl3 + K3Fe(CN)6 ------- warna coklat
d. Larutan FeCl3 + KSCN -------- warna merah darah
Zn2+ :
a. Larutan ZnSO4 +NaOH ----- endapan putih seperti gelatin larut kembali
pada penambahan basa berlebih
b. Larutan ZnSO4 + K2Hg(SCN) --------- endapan putih kristal bentuk paku
bila dilihat dari kaca mikroskop
c. Larutan ZnSO4 + K4Fe(CN)6 ---- endapan putih, + basa ----- larut
Ba2+ :
a. Larutan Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3 ---- endapan putih
b. Larutan Ba(NO3)2 + H2SO4 ------- endapan putih tidak dapat larut dalam
aquaregia
c. Larutan Ba(NO3)2 + K2Hg(SCN) ------ endapan putih kristal bentuk paku
bila dilihat di kaca mikroskop
Sr2+ :
a. Larutan SrCl2 + (NH4)2CO3 ------ endapan putih larut di dalam NH4OH
dan asam kuat
b. Larutan SrCl2 + H2SO4 ------- endapan putih yang dapat larut dalam HCl
panas
c. Larutan SrCl2 + Cu(NO3)2 + KNO2 ------ kristal hijau
Ca2+ :
a. Larutan CaCl2 + NH4(CO3)2 ----- endapan putih amorf, larut di dalam
NH4OH dan juga dapat larut di dalam asam kuat
b. Larutan CaCl2 + H2SO4 --------- endapan putih (terjadi pada larutan yang
cukup pekat)
c. Larutan CaCl2 + K4Fe(CN)6 ----- endapan putih
Mg2+ :
a. Larutan MgCl2 + NH4OH ---- endapan putih seperti gelatin
b. Larutan MgCl2 + Na2CO3 + H2O ------ endapan putih, tidak larut di dalam
basa tetapi larut di dalam asam
c. Larutan MgCl2 + Na2HPO4 + NH4OH ------- kristal putih
Na+ :
Larutan NaCl + Zn-uranilasetat ------- endapan kuning, kristal spesifik
dengan mikroskop
K+ :
a. Larutan KCl + Na3Co(NO2)6 ----- endapan kuning
b. Larutan KCl + asam tartat ------- endapan kristal putih
c. Larutan KCl + HClO4 -------- endapan kristal putih
E. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum diketahui bahwa Kation-Kation dapat dikenali
melalui reaksi dengan pereaksi yang spesifik untuk menghasilkan senyawa-
senyawa yang memiliki pemerian khas baik warna maupun endapannya.
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali adalah uji
kation. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat
dalam suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan
dalam percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga
larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang
terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen yang spesifik dari
masing – masing kation tersebut. Reagen yang digunakan dalam
mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan sampel yang telah
disediakan, semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam
konsentrasi dan komposisi tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan
endapan ataupun perubahan warna yang menunjukkan adanya kandungan
kation-kation tersebut di dalam larutan sampel yang digunakan.
REAKSI PENGENAL ANION
A. Tujuan Instruksional Umum
Dapat memahami reaksi-reaksi spesifik dari tiap-tiap anion
B. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya anion dalam larutan
C. Teori Dasar
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu
jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka
akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G.
Svehla : 1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik
untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah
AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata (Ismail Besari : 1982).
Pada anion, istilah yang perlu dipakai adalah gugus lain yang terikat pada
ion logam, yang dikelompokkan sebagai berikut :
1. Anion sederhana seperti O2, F2, CN-
2. Anion okso diskret seperti NO3- dan SO4
2-
3. Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti
oksalat misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari :
1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang
terutama dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang
digunakan, yang paling dikenal adalah kalium permanganat (KMnO4) dan
kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail Besari : 1982).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu
sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan
banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood :
1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4
atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret.
Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan
menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang
terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada
metode untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan
suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan
anion-anion yang umum ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing
golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan
anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam
pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh
dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan
metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena satu
anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla : 1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam
bentuk senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam
natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar
larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang
sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu
berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu
tersebut (Anonim : 2011).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi
basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna
dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh.
Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji
spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat
dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya
endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas
reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G. Svehla : 1985).
Anion (ion-ion yang bermuatan negatif) dapat dibedakan satu dengan
yang lainnya secara reaksi kimia. Misalnya untuk membedakan ion Cl- dan
SO2- dapat dilakukan sebagai berikut :
Cl- dengan Ag+ membentuk AgCl yang tidak larut di dalam aquaregia:
Cl- + Ag+ --------------------- AgCl
Tapi Ag+ ini bila direaksikan dengan SO4- terjadi endapan putih yang dapat
larut dalam aquaregia:
SO4- + 2Ag+ -------- Ag2SO4
Contoh lain ialah ion CO32- :
Dengan asam H+ akan menghasilkan gas CO2 yang dapat mengeruhkan air
barit Ba(OH)2 dan sifat ini tidak dimiliki oleh ion Cl- dan SO4-. Reaksinya
sebagai berikut:
CO32- + 2H+ --------- H2CO3
H2CO3 ------------ H2O + CO2
Ba(OH)2 + CO2 ------- BaCO3 + H2O
D. Prosedur/Cara Kerja
Catatan:
Yang dimaksud dengan zat adalah zat yang mengandung ion yang
bersangkutan, misalnya: untuk asetat dapat dipakai Na asetat, Pb asetat.
Untuk Cl- dapat dipakai HCl, NaCl, KCl, CaCl2.
1. Reaksi Pendahuluan:
a. Asetat: Sedikit zat + KHSO4 atau asam sitrat digerus ------- tercium bau
cuka
b. Karbonat:Sedikit zat + H2SO4 encer, diatas campuran ini diletakan
batang pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam larutan Ba(OH)2 ------
tetesan yang menempel pada batang pengaduk segera menjadi
keruh/putih
c. Borat: Sedikit zat + metanol 6 tetes + H2SO4 pekat 2 tetes dalam
cawan porselen, lalu dibakar ---- terjadi nyala hijau
d. Halida:(Cl-, Br-, I-) dilakukan percobaan Beilstein: Kawat Cu dipijar
sampai tidak berwarna hijau dipembakar bunsen, kemudian kawat
yang masih panas ini dicelupkan ke dalam zat yang diperiksa. Lalu
bakar kembali di nyala oksidasi ---------- terjadi nyala hijau terang
Catatan:
Nyala hijau pada reaksi Beilstein dapat diganggu oleh ion-ion natrium,
calsium yang memberikan warna kuning sampai kemerahan sehingga
dapat menutupi warna hijau. Dalam pengerjaan zatnya dipilih yang
tidak mengadung ion-ion tersebut.
2. Anion yang mengoksidir (MnO42-, NO3
-, NO2-, Cr2O7
2-)
Zat + larutan difenilamin/H2SO4 pekat ------biru ungu
3. Reaksi dengan penambahan Zat/Reagent:
a. Cl- : Larutan KCl + AgNO3 -------endapan putih, endapan disaring filtrat
tidak dikerjakan. Sebagian endapan dikocok dengan NH4OH, disaring:
Filtrat + asam ------------endapan putih
Filtrat + KBr --------- endapan kuning
Endapan tidak larut dalam aquaregia
b. Br- : Larutan KBr + beberapa tetes KmnO4 + 2-3 ml CHCl3, kocok
-------- terjadi warna coklat pada lapisan CHCl3
c. I- : Larutan KI + satu tetes FeCl3 + larutan kanji -------- biru
Larutan KI + 1 tetes KmnO4 + 2-3 ml CHCl3, kocok ------- warna ungu
pada lapisan CHCl3
d. SO4- : Larutan K2SO4 + BaCl2 -------- endapan warna putih yang tidak
larut dalam aquaregia
Larutan K2SO4 + AgNO3 ------- endapan putih dapat larut dalam
aquaregia
e. CrO4- : Larutan K2CrO4 + AgNO3 -------- endapan merah coklat
Larutan K2CrO4 +Pb asetat ------- endapan kuning tua
f. NO3- : Larutan KNO3 + FeSO4. Dari dinding bagian dalam tabung
reaksi tambahkan hati-hati H2SO4 pekat. Jaga jangan sampai
tergoyang, pada bidang atas H2SO4 terjadi cincin coklat
g. SCN- : Larutan KSCN + FeCl3 -------warna merah darah
larutan KSCN + AgNO3 --------endapan putih
E. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum diketahui bahwa anion-anion dapat dikenali
melalui reaksi dengan pereaksi yang spesifik untuk menghasilkan
senyawa-senyawa yang memiliki pemerian khas baik warna maupun
endapannya.
Analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk
mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam
suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada
identifikasi kation.