Upload
r-maliki-a
View
217
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Komunikasi Data 1 (Semester 3)Reza Maliki Akbar2AEA - 214341097 AE Polman Bandung
Citation preview
Disusun oleh :
TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
2014
Jl. Kanayakan No. 21, DAGO 40135, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008
INDONESIA Phone :+62 022 2500241 Fax : +62 022 2502649
Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id e-mail : [email protected]
LAPORAN
PRAKTIKUM KOMUNIKASI DATA 1
REZA MALIKI AKBAR
214 341 097
i
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal.i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Komunikasi Data 1.
Laporan ini merupakan realisasi dari hasil kegiatan perkuliahan berupa praktikum di
Laboratorium Komputer yang penulis lakukan untuk melaksanakan kewajiban sebagai Mahasiswa
kepada dosen mata kuliah Komunikasi Data.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu. Berkat
panduan, bimbingan, juga dorongan baik secara langsung dari berbagai pihak secara langsung
maupun tidak langsung dari berbagai pihak yang membantu pengerjaan serta penyelasaian laporan
ini. Maka melalui kesempatan yang sangat berharga ini saya menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum dan
proses penyelesaian laporan ini, terutama kepada:
1. Dr. Ing. Yuliadi Erdani, M.Sc. selaku dosen mata kuliah Komunikasi Data
2. Teh Hanifah Az-Zahra selaku supervisor di Lab Komputer
3. Rekan-rekan kelas 2AEA
Mohon maaf apabila dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Penulis masih banyak
memiliki kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ataupun penyusunan laporan. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik untuk lebih menyempurnakan laporan ini dan menjadi bahan
pertimbangan penulisan dan penyusunan laporan yang selanjutnya.
September 2014
Penulis
ii
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal.ii
PENDAHULUAN
Setelah mempelajari materi kuliah mengenai komunikasi data, mahasiswa dituntut untuk
dapat membuktikan kebenaran dari beberapa materi yang dipelajari dan melakukan analisa lebih
lanjut mengenai materi tersebut. Hal itu dapat dilaksanakan dengan melakukan kegiatan
praktikum di dalam laboratorium. Sehingga diharapkan mahasiswa bisa memahami materi
tersebut secara mendalam dari beberapa praktikum yang telah dilaksanakan.
Secara khusus, praktikum ini membahas mengenai komunikasi dan transmisi data serial
dan parallel. Dalam praktikum ini, komunikasi dan transmisi data dilakukan menggunakan port
DB9 dan DB25 serta kabel UTP sebagai penghubung antar komputer maupun antara komputer
dengan modul motor stepper.
Dalam praktikum ini, untuk melakukan transmisi tersebut digunakanlah aplikasi berbasis
Visual Basic 6 pada komputer. Alasan menggunakan Visual Basic 6 dalam praktikum ini adalah
dikarenakan Visual Basic 6 dapat digunakan dengan baik dalam transmisi data serial dan parallel.
Selain itu, Visual Basic 6 cukup mudah dipahami bagi para mahasiswa khususnya para developer
yang mengembangkan aplikasi interfacing seperti menggerakan motor, dan lain sebagainya.
iii
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal.iii
TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Membuat kabel serial dan parallel
2. Membuat program aplikasi berbasis Visual Basic untuk keperluan interfacing
3. Melakukan interfacing menggunakan kabel serial dan parallel
4. Membuat aplikasi chatting serial menggunakan program aplikasi berbasis Visual Basic
5. Mengatur nyala-mati lampu LED menggunakan program aplikasi berbasis Visual Basic
6. Mengatur pergerakan motor stepper menggunakan program aplikasi berbasis Visual Basic
iv
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal.iv
CATATAN MINGGUAN PRAKTIK
POLITEKNIK MANUFAKTUR
NEGERI BANDUNG
CATATAN MINGGUAN PRAKTIK AE
PROGRAM : Komdat 1
MINGGU KE : 3
HARI/TGL KEGIATAN WAKTU
Senin,
8/September/2014
Baris, absensi, berdoa 06.55-07.05
Perkenalan mengenai sistem ajar, pembagian piket dan
kelompok.
Pemberian tugas dan merangkum.
Mengerjakan tugas dan merangkum.
07.05-09.00
Istirahat 09.00-09.15
Penjelasan materi komunikasi data.
Melanjutkan tugas dan merangkum.
09.15-11.40
Istirahat, shalat, pembelian komponen dan makan 11.40-12.40
Melanjutkan tugas dan merangkum.
Pengerjaan komponen.
Penambahan tugas dan merangkum, untuk
dikumpulkan esok hari.
12.40-15.00
Bersih – bersih, baris,absensi dan berdoa
15.00-15.20
Selasa,
9/September/2014
Baris, absensi,berdoa 06.55-07.05
Pengumpulan tugas.
Pemberian materi praktik.
Meneruskan pengerjaan komponen.
07.05-09.00
Istirahat 09.00-09.15
Latihan pembuatan aplikasi vb chatting 09.15-11.40
Istirahat, shalat, dan makan 11.40-12.40
Penjelasan materi, pengerjaan aplikasi vb chatting , dan uji coba kabel serial
12.40-15.00
Bersih – bersih, baris,absensi dan berdoa
15.00-15.20
v
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal.v
Rabu,
10/September/2014
Baris, absensi,berdoa 06.55-07.05 Pemberian materi praktikum. Praktikum memantau gelombang dari keyboard berdasarkan KeyAscii.
07.05-09.00
Istirahat 09.00-09.15 Pembuatan aplikasi VB untuk pengaturan LED dan motor stepper.
09.15-11.40
Istirahat, shalat, dan makan 11.40-12.40 12.40-15.00 Bersih – bersih dan Baris, absensi,berdoa 15.00-15.20
Kamis,
11/September/2014
Baris, absensi,berdoa 06.55-07.05 Meneruskan pembuatan aplikasi VB. Pemberian materi. Pembuatan aplikasi VB untuk pengaturan motor stepper.
07.05-09.00
Istirahat 09.00-09.15 Meneruskan pembuatan aplikasi VB. 09.15-11.40 Istirahat, shalat, dan makan 11.40-12.40 Meneruskan pembuatan aplikasi VB. Pengujian aplikasi VB pada module LED dan motor stepper.
12.40-15.00
Bersih – bersih dan Baris, absensi,berdoa 15.00-15.20 Jum’at,
12/September/2014
Baris, absensi,berdoa 06.55-07.05 Tes praktikum 07.05-09.00 Istirahat 09.00-09.15 Tes praktikum 09.15-10.50 Istirahat, jum’atan 10.50-13.20 Kemahasiswaan UKM 13.20-15.00 Baris, absensi,dan berdoa 15.00-15.20
Sabtu,
13/September/2014 LIBUR
TOTAL : 38 Jam
INSTRUKTUR
Dr.Ing. Yuliadi Erdani M.Sc.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
PENDAHULUAN ........................................................................................... ii
TUJUAN PRAKTIKUM ............................................................................... iii
CATATAN MINGGUAN PRAKTIK .......................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I DASAR TEORI
1.1 Pengertian Komunikasi Data .............................................................. 1
1.2 Perkembangan Komunikasi Data ........................................................ 2
1.3 Bentuk Sistem Komunikasi Data ........................................................ 2
1.3.1 Off-line communication system ................................................. 3
1.3.2 On-Line communication system ............................................... 3
1.4 Model Komunikasi Data ..................................................................... 5
1.5 Jaringan Komputer .............................................................................. 8
1.5.1 Berdasarkan Arsitektur Jangkauan Area .................................. 8
1.5.2 Berdasarkan Media Transmisi.................................................. 8
1.5.3 Berdasarkan Desain Fisik/Topologi ......................................... 8
1.6 Protokol Komunikasi Data dan Model Referensi OSI ....................... 9
1.7 LED (Light Emitting Diode) .............................................................. 16
1.8 Motor Stepper .................................................................................... 17
1.9 Visual Basic ....................................................................................... 25
1.10 Efek Skew ........................................................................................ 27
1.11 Parity Bit .......................................................................................... 27
1.12 Port RS-232 dan RS-485 .................................................................. 29
1.13 Register SIPO ................................................................................... 30
1.14 Register PISO ................................................................................... 31
1.15 Komunikasi Serial ............................................................................ 32
1.15.1 Tipe Pin Penghubung ........................................................... 32
1.16 Komunikasi Paralel .......................................................................... 34
1.16.1 Jenis-jenis Paralel Port ......................................................... 34
1.16.2 Data Port............................................................................... 34
vi
1.16.3 Printer Control ...................................................................... 35
1.16.4 Printer Status ........................................................................ 35
1.16.5 Fungsi pin-pin dari DB25..................................................... 36
1.17 Perbedaan Port Serial dan Paralel ................................................... 38
BAB II PRAKTIKUM
2.1 Membuat Kabel Serial dan Paralel ...................................................... 39
2.2 Uji Coba Kabel .................................................................................... 40
2.2.1 Uji Coba Sinyal Data Serial ...................................................... 40
2.2.2 Uji Coba Sinyal Data Paralel .................................................... 45
2.2.3 Pengoperasian Menggunakan HyperTerminal .......................... 46
2.3 Pembuatan Aplikasi Chatting .............................................................. 49
2.4 Pembuatan Aplikasi Pengaturan LED ................................................. 55
2.5 Pembuatan Aplikasi Pengaturan Motor Stepper ................................. 66
2.6 Membuat Menu Depan Aplikasi ......................................................... 74
BAB III ANALISA
3.1 Analisa Aplikasi Chatting Serial ......................................................... 77
3.2 Analisa Aplikasi Pengatur LED .......................................................... 78
3.3 Analisa Aplikasi Pengatur Motor Stepper........................................... 79
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 80
4.2 Tugas ................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82
KOMUNIKASI DATA
1.1 Pengertian Komunikasi Data
Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data secara elektronik dari dua atau
lebih alat yang terhubung kedalam sebuah jaringan
Secara umum, sistem komunikasi dapat digambarkan secara blok diagram seperti gambar dibawah ini.
Keterangan :
Sumber informasi : objek yang akan disampaikan dapat berupa analog atau diskrit
Pengirim : subjek yang dapat memanipulasi dan menyampaikan informasi
Saluran komunikasi : media yang digunakan untuk proses komunikasi
Sumber noise : gangguan yang terjadi ketika pros
Penerima : subjek yang menerima informasi
Tujuan : hasil yang diharapkan
1.2 Perkembangan Komunikasi Data
Sebelum berkembangnya teknologi komunikasi data dan adanya jaringan komputer (
network), banyak perusahaan mengalami
Suatu perusahaan umumnya terdiri atas berbagai bagian yang masing
fungsinya. Perkembangan perusahaan akan memberikan tuntutan bagi suatu bagian untuk melakukan
komputerisasi operasinya. Tiap bagian akan mengembangkan sistemnya sesuai dengan keperluannya
sehingga perusahaan tersebut akan mempunyai berbagai sistem yang satu dengan yang lainnya tidak
kompatibel dan hanya efisien untuk bagian tersebut. Untuk menghemat biaya, waktu dan tenaga,
Sumber Informasi
Pengirim
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 1
BAB I
DASAR TEORI
Pengertian Komunikasi Data
Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data secara elektronik dari dua atau
lebih alat yang terhubung kedalam sebuah jaringan (network) melalui suatu media.
umum, sistem komunikasi dapat digambarkan secara blok diagram seperti gambar
informasi : objek yang akan disampaikan dapat berupa analog atau diskrit
Pengirim : subjek yang dapat memanipulasi dan menyampaikan informasi
Saluran komunikasi : media yang digunakan untuk proses komunikasi
Sumber noise : gangguan yang terjadi ketika proses komunikasi berlangsung
Penerima : subjek yang menerima informasi
Tujuan : hasil yang diharapkan
Perkembangan Komunikasi Data
Sebelum berkembangnya teknologi komunikasi data dan adanya jaringan komputer (
), banyak perusahaan mengalami keadaan seperti yang digambarkan sebagai berikut:
Suatu perusahaan umumnya terdiri atas berbagai bagian yang masing
fungsinya. Perkembangan perusahaan akan memberikan tuntutan bagi suatu bagian untuk melakukan
iap bagian akan mengembangkan sistemnya sesuai dengan keperluannya
sehingga perusahaan tersebut akan mempunyai berbagai sistem yang satu dengan yang lainnya tidak
kompatibel dan hanya efisien untuk bagian tersebut. Untuk menghemat biaya, waktu dan tenaga,
Pengirim Saluran Komunikasi
Penerima
Sumber Noise
Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data secara elektronik dari dua atau
) melalui suatu media.
umum, sistem komunikasi dapat digambarkan secara blok diagram seperti gambar
informasi : objek yang akan disampaikan dapat berupa analog atau diskrit
Pengirim : subjek yang dapat memanipulasi dan menyampaikan informasi
es komunikasi berlangsung
Sebelum berkembangnya teknologi komunikasi data dan adanya jaringan komputer (computer
keadaan seperti yang digambarkan sebagai berikut:
Suatu perusahaan umumnya terdiri atas berbagai bagian yang masing-masing menjalankan
fungsinya. Perkembangan perusahaan akan memberikan tuntutan bagi suatu bagian untuk melakukan
iap bagian akan mengembangkan sistemnya sesuai dengan keperluannya
sehingga perusahaan tersebut akan mempunyai berbagai sistem yang satu dengan yang lainnya tidak
kompatibel dan hanya efisien untuk bagian tersebut. Untuk menghemat biaya, waktu dan tenaga,
Tujuan
KOMUNIKASI DATA
digunakanlah sistem yang dipusatkan sehingga masing
sedangkan pengolahannya dipusatkan dan dilakukan oleh komputer yang berkekuatan besar
(mainframe).
Pengolahan kebanyakan dilakukan secara
terpusat seperti ini mengumpulkan dan mempersiapkan data yang hendak diolah agar dapat diterima
oleh komputer pusat pengolah data, sehingga memerlukan selang beberapa waktu untuk memperoleh
hasilnya. Kadang-kadang data yang diper
transportasi ke komputer pengolah data. Oleh komputer data tersebut akan diolah sesuai dengan
aturan yang berlaku. Hasil pengolahan kemudian dikeluarkan dalam bentuk yang dapat dipergunakan
oleh pemakai, misalnya berbentuk cetakan kertas
dikirimkan ke pihak yang memerlukannya. Tiap
mendapatkan data seketika dari komputernya.
Untuk mengatasi selang waktu ya
digunakan suatu sistem komunikasi data. Dengan sistem ini tiap pengolahan yang diperlukan akan
mendapatkan suatu terminal yang terhubung ke komputer pusat. Melalui terminal ini tugas atau data
dapat secara langsung diberikan kepada komputer dan hasilnya dapat diterima seketika itu juga.
Selain itu, data bagian lain dapat juga dimanfaatkan jika dibutuhkan sehingga dapat diperoleh sistem
pengolahan informasi yang benar-benar terpusat. Semua bagian dari perusa
memanfaatkan data karena tersimpan di satu tempat dan program yang ada akan mengatur keandalan
dari data perusahaan.
Pada situasi di atas terlihat kenyataan bahwa untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
diperlukan cukup banyak waktu. Usaha mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
pengolahan menyebabkan timbulnya komunikasi data ini. Sebelum adanya komunikasi data aktivitas
pengolahan data harus melalui beberapa prosedur yang tidak terlalu efisien.
1.3 Bentuk Sistem Komunikasi Data
Dari pembahasan perkembangan komunikasi data maka dapat diketahui suatu sistem komunikasi
data dapat berbentuk off-line communication
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 2
digunakanlah sistem yang dipusatkan sehingga masing-masing bagian hanya menyiapkan datanya
sedangkan pengolahannya dipusatkan dan dilakukan oleh komputer yang berkekuatan besar
Pengolahan kebanyakan dilakukan secara sistem batch (Batch Processing
terpusat seperti ini mengumpulkan dan mempersiapkan data yang hendak diolah agar dapat diterima
oleh komputer pusat pengolah data, sehingga memerlukan selang beberapa waktu untuk memperoleh
kadang data yang diperlukan dan telah dipersiapkan tersebut dibawa dengan alat
transportasi ke komputer pengolah data. Oleh komputer data tersebut akan diolah sesuai dengan
aturan yang berlaku. Hasil pengolahan kemudian dikeluarkan dalam bentuk yang dapat dipergunakan
kai, misalnya berbentuk cetakan kertas (print-out), ataupun bentuk lain. Hasil ini kemudian
dikirimkan ke pihak yang memerlukannya. Tiap-tiap bagian tidak dapat memasukkan data dan
mendapatkan data seketika dari komputernya.
Untuk mengatasi selang waktu yang diperlukan untuk membawa data tersebut haruslah
digunakan suatu sistem komunikasi data. Dengan sistem ini tiap pengolahan yang diperlukan akan
mendapatkan suatu terminal yang terhubung ke komputer pusat. Melalui terminal ini tugas atau data
langsung diberikan kepada komputer dan hasilnya dapat diterima seketika itu juga.
Selain itu, data bagian lain dapat juga dimanfaatkan jika dibutuhkan sehingga dapat diperoleh sistem
benar terpusat. Semua bagian dari perusahaan tersebut dapat saling
memanfaatkan data karena tersimpan di satu tempat dan program yang ada akan mengatur keandalan
Pada situasi di atas terlihat kenyataan bahwa untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
ktu. Usaha mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
pengolahan menyebabkan timbulnya komunikasi data ini. Sebelum adanya komunikasi data aktivitas
pengolahan data harus melalui beberapa prosedur yang tidak terlalu efisien.
unikasi Data
Dari pembahasan perkembangan komunikasi data maka dapat diketahui suatu sistem komunikasi
communication system atau on-line communication
masing bagian hanya menyiapkan datanya
sedangkan pengolahannya dipusatkan dan dilakukan oleh komputer yang berkekuatan besar
Processing system). Sistem
terpusat seperti ini mengumpulkan dan mempersiapkan data yang hendak diolah agar dapat diterima
oleh komputer pusat pengolah data, sehingga memerlukan selang beberapa waktu untuk memperoleh
lukan dan telah dipersiapkan tersebut dibawa dengan alat
transportasi ke komputer pengolah data. Oleh komputer data tersebut akan diolah sesuai dengan
aturan yang berlaku. Hasil pengolahan kemudian dikeluarkan dalam bentuk yang dapat dipergunakan
, ataupun bentuk lain. Hasil ini kemudian
tiap bagian tidak dapat memasukkan data dan
ng diperlukan untuk membawa data tersebut haruslah
digunakan suatu sistem komunikasi data. Dengan sistem ini tiap pengolahan yang diperlukan akan
mendapatkan suatu terminal yang terhubung ke komputer pusat. Melalui terminal ini tugas atau data
langsung diberikan kepada komputer dan hasilnya dapat diterima seketika itu juga.
Selain itu, data bagian lain dapat juga dimanfaatkan jika dibutuhkan sehingga dapat diperoleh sistem
haan tersebut dapat saling
memanfaatkan data karena tersimpan di satu tempat dan program yang ada akan mengatur keandalan
Pada situasi di atas terlihat kenyataan bahwa untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
ktu. Usaha mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
pengolahan menyebabkan timbulnya komunikasi data ini. Sebelum adanya komunikasi data aktivitas
Dari pembahasan perkembangan komunikasi data maka dapat diketahui suatu sistem komunikasi
communication system.
KOMUNIKASI DATA
1.3.1 Off-line communication
Suatu bentuk sistem komunikasi data yang sederhana dapat berbentuk
system,yaitu data yang ditransmisikan tidak langsung diproses oleh CPU penerima.
1.3.2 On-Line Communication
Suatu on-line communication
komputer pusat untuk diolah.
(RJE) system; realtime system;
processing system.
a.Remote Job Entry System
Data yang akan dikirimkan dikumpulkan terlebih dahulu dan dikirimkan secara
bersama-sama ke komputer pusat untuk diolah. Karena data dikumpulkan (
dahulu dalam suatu periode, maka cara pengolahan sistem ini disebut dengan
processing system. Hasil dari pengolahan data umumnya ada dikomputer pusat dan tidak
dapat langsung seketika dihasilkan, karena komputer pusat harus sekaligus mengolah
sekumpulan data yang cukup besar.
b. Realtime System
Suatu realtime system
pada saat itu juga akan diolah di pusat komputer dan pusat komputer mengirimkan kembali
hasil pengolahan pengiriman data yang dikirimkan tersebut. American Airlines merupakan
perusahaan yang pertama kali mepelopori sistem ini. De
dapat memesan tiket untuk suatu nomor penerbangan tertentu dan mendapatkan hasilnya
kurang dari 15 detik, calon penumpang dapat pula mengetahui apakah masih ada tempat
duduk atau tidak.
c.Time Sharing System
Time Sharing System
suatu komputer dan komputer tersebut akan membagi waktunya bergantian untuk tiap
pemakai. Tiap-tiap user dilayani oleh komputer
(time slice atau quantum), sehingga tiap
komputer melayani beberapa pemakai sekaligus bergiliran.
d. Client Server System
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 3
communication system
komunikasi data yang sederhana dapat berbentuk off
yaitu data yang ditransmisikan tidak langsung diproses oleh CPU penerima.
Communication System
communication system, data yang dikirimkan akan langsung
On-Line Communication System dapat berbentuk
system; time sharing system; client server system
System
yang akan dikirimkan dikumpulkan terlebih dahulu dan dikirimkan secara
sama ke komputer pusat untuk diolah. Karena data dikumpulkan (
dahulu dalam suatu periode, maka cara pengolahan sistem ini disebut dengan
Hasil dari pengolahan data umumnya ada dikomputer pusat dan tidak
dapat langsung seketika dihasilkan, karena komputer pusat harus sekaligus mengolah
sekumpulan data yang cukup besar.
system memungkinkan data yang dikirim kepusat komputer seketika
pada saat itu juga akan diolah di pusat komputer dan pusat komputer mengirimkan kembali
hasil pengolahan pengiriman data yang dikirimkan tersebut. American Airlines merupakan
perusahaan yang pertama kali mepelopori sistem ini. Dengan realtime
dapat memesan tiket untuk suatu nomor penerbangan tertentu dan mendapatkan hasilnya
kurang dari 15 detik, calon penumpang dapat pula mengetahui apakah masih ada tempat
stem memungkinkan beberapa pemakai bersama
suatu komputer dan komputer tersebut akan membagi waktunya bergantian untuk tiap
tiap user dilayani oleh komputer bergiliran dalam waktu yang sangat cepat
), sehingga tiap-tiap pemakai komputer tidak merasa bahwa
komputer melayani beberapa pemakai sekaligus bergiliran.
off-line communication
yaitu data yang ditransmisikan tidak langsung diproses oleh CPU penerima.
, data yang dikirimkan akan langsung diterima oleh
dapat berbentuk remote job entry
system atau distributed data
yang akan dikirimkan dikumpulkan terlebih dahulu dan dikirimkan secara
sama ke komputer pusat untuk diolah. Karena data dikumpulkan (batch) terlebih
dahulu dalam suatu periode, maka cara pengolahan sistem ini disebut dengan batch
Hasil dari pengolahan data umumnya ada dikomputer pusat dan tidak
dapat langsung seketika dihasilkan, karena komputer pusat harus sekaligus mengolah
kepusat komputer seketika
pada saat itu juga akan diolah di pusat komputer dan pusat komputer mengirimkan kembali
hasil pengolahan pengiriman data yang dikirimkan tersebut. American Airlines merupakan
realtime system, penumpang
dapat memesan tiket untuk suatu nomor penerbangan tertentu dan mendapatkan hasilnya
kurang dari 15 detik, calon penumpang dapat pula mengetahui apakah masih ada tempat
memungkinkan beberapa pemakai bersama-sama menggunakan
suatu komputer dan komputer tersebut akan membagi waktunya bergantian untuk tiap-tiap
bergiliran dalam waktu yang sangat cepat
tiap pemakai komputer tidak merasa bahwa
KOMUNIKASI DATA
Time Sharing System
dengan banyak terminal. Terminal yang d
sebagai alat input atau output saja. Terminal ini disebut dengan
bodoh) karena tidak memiliki
komputer pusat (mainframe
sharing) untuk melayani dumb
Dengan semakin murahnya komputer mikro (PC), banyak
oleh komputer mikro ini. Sebagai sebuah terminal, komputer mikro merupakan
terminal karena memilikiprocessor
komputer mikro tersebut. Jika pengolahan data dapat dilakukan di masing
maka logikanya pengolahan data tidak perlu dilakukan oleh komputer pusat
mahal seperti mainframe. Yang diperlukan adalah komputer pusat yang menyediakan
database dan program aplikasi umum. Komputer pusat seperti itu cukup komputer mini
bahkan komputer mikro yang memiliki media penyimpanan cukup besar untuk melaya
(server) kebutuhan data dan program dari terminal
yang berfungsi sebagai penyedia data dan program ini disebut dengan
komputer mikro yang berfungsi sebagai terminal disebut dengan
ini disebut dengan Client Server
e. Distributed Data Processing
Distributed Data
interaktif yang lokasinya terpencar dan dihubungkan dengan jalur telekomunikasi, masing
masing komputer mampu mengolah data secara sendiri
dengan komputer lainnya dalam suatu sistem. Masing
menggunakan komputer yang lebih kecil dibandingkan dengan komputer pusat. Komputer
kecil tersebut memiliki penyimpanan data tersendiri dan mampu mengolah data sendiri.
Pekerjaan yang terlalu besar yang tidak dapat dilakukan ditempat sendiri maka akan
ditransmisikan untuk diolah di komputer yang lebih besar, atau bila data tidak tersedia
ditempat sendiri, dapat diambilkan dari komputer pusat.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 4
System umumnya melibatkan komputer mainframe
dengan banyak terminal. Terminal yang digunakan adalah dumb terminal
sebagai alat input atau output saja. Terminal ini disebut dengan dumb
bodoh) karena tidak memiliki processor, sehingga semua pengolahan data dilakukan oleh
mainframe). Oleh karena itu komputer pusat harus membagi waktunya (
dumb terminal.
Dengan semakin murahnya komputer mikro (PC), banyak dumb
oleh komputer mikro ini. Sebagai sebuah terminal, komputer mikro merupakan
processor didalamnya, sehingga pengolahan data dapat dilakukan di
komputer mikro tersebut. Jika pengolahan data dapat dilakukan di masing
maka logikanya pengolahan data tidak perlu dilakukan oleh komputer pusat
. Yang diperlukan adalah komputer pusat yang menyediakan
database dan program aplikasi umum. Komputer pusat seperti itu cukup komputer mini
bahkan komputer mikro yang memiliki media penyimpanan cukup besar untuk melaya
) kebutuhan data dan program dari terminal-terminal komputer mikro. Komputer pusat
yang berfungsi sebagai penyedia data dan program ini disebut dengan
komputer mikro yang berfungsi sebagai terminal disebut dengan clients
Server System.
Processing System
Processing (DDP) System merupakan suatu sistem komputer
interaktif yang lokasinya terpencar dan dihubungkan dengan jalur telekomunikasi, masing
asing komputer mampu mengolah data secara sendiri-sendiri dan mampu berhubungan
dengan komputer lainnya dalam suatu sistem. Masing-masing komputer dalam setiap lokasi
menggunakan komputer yang lebih kecil dibandingkan dengan komputer pusat. Komputer
tersebut memiliki penyimpanan data tersendiri dan mampu mengolah data sendiri.
Pekerjaan yang terlalu besar yang tidak dapat dilakukan ditempat sendiri maka akan
ditransmisikan untuk diolah di komputer yang lebih besar, atau bila data tidak tersedia
at sendiri, dapat diambilkan dari komputer pusat.
mainframe yang dihubungkan
terminal yang digunakan
dumb terminal (terminal
, sehingga semua pengolahan data dilakukan oleh
karena itu komputer pusat harus membagi waktunya (time
dumb terminal yang diganti
oleh komputer mikro ini. Sebagai sebuah terminal, komputer mikro merupakan Intelligent
didalamnya, sehingga pengolahan data dapat dilakukan di
komputer mikro tersebut. Jika pengolahan data dapat dilakukan di masing-masing terminal,
maka logikanya pengolahan data tidak perlu dilakukan oleh komputer pusat yang besar dan
. Yang diperlukan adalah komputer pusat yang menyediakan
database dan program aplikasi umum. Komputer pusat seperti itu cukup komputer mini
bahkan komputer mikro yang memiliki media penyimpanan cukup besar untuk melayani
terminal komputer mikro. Komputer pusat
yang berfungsi sebagai penyedia data dan program ini disebut dengan server. Komputer-
clients dan sistem jaringan
merupakan suatu sistem komputer
interaktif yang lokasinya terpencar dan dihubungkan dengan jalur telekomunikasi, masing-
sendiri dan mampu berhubungan
masing komputer dalam setiap lokasi
menggunakan komputer yang lebih kecil dibandingkan dengan komputer pusat. Komputer
tersebut memiliki penyimpanan data tersendiri dan mampu mengolah data sendiri.
Pekerjaan yang terlalu besar yang tidak dapat dilakukan ditempat sendiri maka akan
ditransmisikan untuk diolah di komputer yang lebih besar, atau bila data tidak tersedia
KOMUNIKASI DATA
1.4 Model Komunikasi Data
Ada 3 macam model komunikasi data dilihat berdasarkan
transmisi satu arah (Simplex atau
Duplexatau either way transmission
transmission).
1. Simplex atau One Way
Tipe channel transmisi ini hanya dapat membawa informasi data dalam bentuk satu
arah saja, tidak bolak-balik. Misalnya siaran radio atau televisi, yaitu signal yang dikirimkan
dari stasiun pemancar hanya dapat diterima oleh pesawat penangkap siaran, tetapi pesawat
penangkap siaran tidak dapat mengirimkan infomasi balik ke stasiun pemancar. Pengirima
data dari satu komputer ke komputer lain yang searah (komputer yang satu mengirim
kekomputer lainnya sebagai penerima) merupakan contoh dari
2. Half Duplex atau Either
Half Duplex atau
tipe channel transmisi ini informasi data dapat dikirim dan diterima namun tidak secara
serentak (bergantian). Artinya bila satu mengirimkan maka yang lainnya menerima dan
sebaliknya. Radio CB Walkie
radio CB Walkie-talkie kita dapat berbicara atau mendengarkan namun secara bergantian.
3. Full Duplex atau Both
Full Duplex atau
merupakan channel transmisi dim
atau dapat mengirim dan menerima data dalam waktu yang bersamaan. Komunikasi lewat
telepon merupakan contoh dari tipe
sekaligus mendengarkan apa yang sedang diucapkan oleh lawan bicara.
Model komunikasi data berdasarkan
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 5
Ada 3 macam model komunikasi data dilihat berdasarkan tipe channel
atau one way transmission), transmisi dua arah bergantian (
transmission), atau transmisi dua arah serentak (Full
Way Transmission
transmisi ini hanya dapat membawa informasi data dalam bentuk satu
balik. Misalnya siaran radio atau televisi, yaitu signal yang dikirimkan
dari stasiun pemancar hanya dapat diterima oleh pesawat penangkap siaran, tetapi pesawat
penangkap siaran tidak dapat mengirimkan infomasi balik ke stasiun pemancar. Pengirima
data dari satu komputer ke komputer lain yang searah (komputer yang satu mengirim
kekomputer lainnya sebagai penerima) merupakan contoh dari one way
Either Way Transmission
atau Either Way Transmission biasa disingkat HDX, dalam
transmisi ini informasi data dapat dikirim dan diterima namun tidak secara
serentak (bergantian). Artinya bila satu mengirimkan maka yang lainnya menerima dan
Walkie-talkie merupakan contoh dari two-way
kita dapat berbicara atau mendengarkan namun secara bergantian.
Both Way Transmission
atau Both Way Transmission biasa disingkat FDX
transmisi dimana informasi data dapat mengalir dalam dua arah serentak
atau dapat mengirim dan menerima data dalam waktu yang bersamaan. Komunikasi lewat
telepon merupakan contoh dari tipe channel transmisi ini. Dengan telepon kita bisa berbicara
apa yang sedang diucapkan oleh lawan bicara.
Model komunikasi data berdasarkan jalur transmisinya terdiri dari unicast, multicast, dan broadcast.
channel transmisi, yakni tipe
), transmisi dua arah bergantian (Half
Duplex atau both way
transmisi ini hanya dapat membawa informasi data dalam bentuk satu
balik. Misalnya siaran radio atau televisi, yaitu signal yang dikirimkan
dari stasiun pemancar hanya dapat diterima oleh pesawat penangkap siaran, tetapi pesawat
penangkap siaran tidak dapat mengirimkan infomasi balik ke stasiun pemancar. Pengiriman
data dari satu komputer ke komputer lain yang searah (komputer yang satu mengirim
transmission.
biasa disingkat HDX, dalam
transmisi ini informasi data dapat dikirim dan diterima namun tidak secara
serentak (bergantian). Artinya bila satu mengirimkan maka yang lainnya menerima dan
transmission, dengan
kita dapat berbicara atau mendengarkan namun secara bergantian.
biasa disingkat FDX
ana informasi data dapat mengalir dalam dua arah serentak
atau dapat mengirim dan menerima data dalam waktu yang bersamaan. Komunikasi lewat
transmisi ini. Dengan telepon kita bisa berbicara
terdiri dari unicast, multicast, dan broadcast.
KOMUNIKASI DATA
1. Unicast
Unicast merupakan kontak data informasi pada suatu alat dengan alat yang lain,
sedangkan ketika kontak tersebut terjadi, alat tersebut tidak dapat melakukan kontak dengan
alat lainnya diluar kontak yang terjadi. Contoh apabila dua telepon saling terhubung, telepon
yang lain tidak dapat menghubungi salah satu dari kedua telepon yang sedang terhu
2. Multicast
Berbeda dengan Unicast, dalam multicast ketika proses kontak terjadi, masing
alat tetap dapat terhubung dengan alat lainnya. Contohnya adalah server yang digunakan
untuk mengakses Internet. Server mampu melayani beberapa
dengan media transmisi, dan dalam proses ini masing
proses balik dengan server tersebut.
3. Broadcast
Dalam proses ini alat yang menerima data informasi tidak dapat memberikan respon
balik terhadap alat pengirim data informasi. Akan tetapi pengirim dapat mengirim kelebih
dari satu alat sekaligus. Contohnya pemancar radio dan pemancar televisi.
Berdasarkan konfigurasi jalur transmisi data
point dan point to multipoint:
1. Point to Point
Dalam konfigurasi ini media atau peralatan saling terhubung antara satu peralatan
dengan peralatan lain tanpa terbagi. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada beberapa
peralatan komputer seperti printer yang
2. Point to Multipoint
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 6
Unicast merupakan kontak data informasi pada suatu alat dengan alat yang lain,
etika kontak tersebut terjadi, alat tersebut tidak dapat melakukan kontak dengan
alat lainnya diluar kontak yang terjadi. Contoh apabila dua telepon saling terhubung, telepon
yang lain tidak dapat menghubungi salah satu dari kedua telepon yang sedang terhu
Berbeda dengan Unicast, dalam multicast ketika proses kontak terjadi, masing
alat tetap dapat terhubung dengan alat lainnya. Contohnya adalah server yang digunakan
untuk mengakses Internet. Server mampu melayani beberapa komputer yang terhubung
dengan media transmisi, dan dalam proses ini masing-masing komputer mampu melakukan
proses balik dengan server tersebut.
Dalam proses ini alat yang menerima data informasi tidak dapat memberikan respon
terhadap alat pengirim data informasi. Akan tetapi pengirim dapat mengirim kelebih
dari satu alat sekaligus. Contohnya pemancar radio dan pemancar televisi.
konfigurasi jalur transmisi data, model komunikasi data terbagi menjadi
Dalam konfigurasi ini media atau peralatan saling terhubung antara satu peralatan
dengan peralatan lain tanpa terbagi. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada beberapa
peralatan komputer seperti printer yang terhubung langsung dengan komputer.
Unicast merupakan kontak data informasi pada suatu alat dengan alat yang lain,
etika kontak tersebut terjadi, alat tersebut tidak dapat melakukan kontak dengan
alat lainnya diluar kontak yang terjadi. Contoh apabila dua telepon saling terhubung, telepon
yang lain tidak dapat menghubungi salah satu dari kedua telepon yang sedang terhubung itu.
Berbeda dengan Unicast, dalam multicast ketika proses kontak terjadi, masing-masing
alat tetap dapat terhubung dengan alat lainnya. Contohnya adalah server yang digunakan
komputer yang terhubung
masing komputer mampu melakukan
Dalam proses ini alat yang menerima data informasi tidak dapat memberikan respon
terhadap alat pengirim data informasi. Akan tetapi pengirim dapat mengirim kelebih
dari satu alat sekaligus. Contohnya pemancar radio dan pemancar televisi.
, model komunikasi data terbagi menjadi point to
Dalam konfigurasi ini media atau peralatan saling terhubung antara satu peralatan
dengan peralatan lain tanpa terbagi. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada beberapa
terhubung langsung dengan komputer.
KOMUNIKASI DATA
Dimana suatu alat atau media dapat terhubung dengan beberapa alat lainnya. Proses
transmisi data yang menggunakan konfigurasi ini misalnya penyiaran radio yang mana sebuah
pemancar dapat diakses atau terhubung dengan beberapa radio sekaligus.
Berdasarkan mode transmisi data
(parallel transmission) dan mode transmisi seri (
1. Mode Transmisi Paralel
Pada mode transmisi ini, semua bit dari karakter yang diwakili oleh suatu kode,
ditransmisikan secara serentak satu karakter setiap saat.
Bila digunakan kode ASCII, maka dibutuhkan sebanyak 8 channel untuk
mentransmisikan sekaligus ke 8 buah bit 1 karakter kode ASCI
ditransmisikan secara paralel adalah bit
karakternya ditransmisikan secara seri (berurutan).
keuntungan dari komunikasi paralel adalah :
- Lebih cepat
- Kapasitas yang dibawa banyak
- Pemrogaman lebih mudah
Kelemahannya yaitu :
- Kabel yang dibutuhkan banyak
- Hanya untuk jarak dekat
2. Mode Transmisi Serial
Mode transmisi serial merupakan mode transmisi yang umum dipergunakan. Pada
mode ini, masing-masing bit dari satu karakter
satu diikuti oleh bit berikutnya. Penerima kemudian merakit kembali arus bit
ke dalam bentuk karakter.
Keuntungan dari komunikasi serial :
- Lebih Stabil
- Gangguan lebih sedikit
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 7
Dimana suatu alat atau media dapat terhubung dengan beberapa alat lainnya. Proses
transmisi data yang menggunakan konfigurasi ini misalnya penyiaran radio yang mana sebuah
iakses atau terhubung dengan beberapa radio sekaligus.
mode transmisi data, komunikasi data dapat berbentuk mode transmisi paralel
) dan mode transmisi seri (serial transmission).
Mode Transmisi Paralel
transmisi ini, semua bit dari karakter yang diwakili oleh suatu kode,
ditransmisikan secara serentak satu karakter setiap saat.
Bila digunakan kode ASCII, maka dibutuhkan sebanyak 8 channel untuk
mentransmisikan sekaligus ke 8 buah bit 1 karakter kode ASCII. Perhatikan, bahwa yang
ditransmisikan secara paralel adalah bit-bit dalam 1 karakter, sedangkan masing
karakternya ditransmisikan secara seri (berurutan).
keuntungan dari komunikasi paralel adalah :
Kapasitas yang dibawa banyak
Kabel yang dibutuhkan banyak
Mode Transmisi Serial
Mode transmisi serial merupakan mode transmisi yang umum dipergunakan. Pada
masing bit dari satu karakter dikirimkan secara berurutan, yaitu bit per bit,
satu diikuti oleh bit berikutnya. Penerima kemudian merakit kembali arus bit
Keuntungan dari komunikasi serial :
Dimana suatu alat atau media dapat terhubung dengan beberapa alat lainnya. Proses
transmisi data yang menggunakan konfigurasi ini misalnya penyiaran radio yang mana sebuah
iakses atau terhubung dengan beberapa radio sekaligus.
, komunikasi data dapat berbentuk mode transmisi paralel
transmisi ini, semua bit dari karakter yang diwakili oleh suatu kode,
Bila digunakan kode ASCII, maka dibutuhkan sebanyak 8 channel untuk
I. Perhatikan, bahwa yang
bit dalam 1 karakter, sedangkan masing-masing
Mode transmisi serial merupakan mode transmisi yang umum dipergunakan. Pada
dikirimkan secara berurutan, yaitu bit per bit,
satu diikuti oleh bit berikutnya. Penerima kemudian merakit kembali arus bit-bit yang datang
KOMUNIKASI DATA
- Digunakan untuk jarak jauh
Kelemahannya yaitu :
- Pengiriman lambat
1.5 Jaringan Komputer
Jaringan komputer (networks
komponen hardware dengan saluran komunikasi sehingga dapat berbagi sumber daya dan data
informasi.
Berikut ini merupakan Jenis-jenis jaringan komputer:
1.5.1 Berdasarkan Arsitektur Jangkauan Area
1) PAN (Personal Area
2) LAN (Local Area Network
3) MAN (Metropolitan Area
4) WAN (Wide Area Network
5) internet (International
1.5.2 Berdasarkan Media Transmisi
1) Wireline (dengan kabel): jenis
pair (UTP/unshielded twisted pair dan STP/shielded twisted pair), Coaxial, dan Fib
2) Wireless (tanpa kabel atau nirkabel): jenis
terestrial microwave (gelombang mikro yang sumbernya dan disalurkannya di bumi),
satellite system, radiasi elektromagnetik,
1.5.3 Berdasarkan Desain Fisik / Topologi
1) Star
2) Bus
3) Ring
4) Mesh
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 8
arak jauh
networks) adalah kumpulan interkoneksi sejumlah komputer dan
komponen hardware dengan saluran komunikasi sehingga dapat berbagi sumber daya dan data
jenis jaringan komputer:
1.5.1 Berdasarkan Arsitektur Jangkauan Area
Network)
Network)
Area Network)
Network)
International Network/Interconnected Network)
1.5.2 Berdasarkan Media Transmisi
(dengan kabel): jenis-jenis kabel yang biasa digunakan adalah kabel twisted
pair (UTP/unshielded twisted pair dan STP/shielded twisted pair), Coaxial, dan Fib
(tanpa kabel atau nirkabel): jenis-jenis media transmisinya dapat berupa
(gelombang mikro yang sumbernya dan disalurkannya di bumi),
, radiasi elektromagnetik, bluetooth, infrared dsb.
Berdasarkan Desain Fisik / Topologi
) adalah kumpulan interkoneksi sejumlah komputer dan
komponen hardware dengan saluran komunikasi sehingga dapat berbagi sumber daya dan data
jenis kabel yang biasa digunakan adalah kabel twisted
pair (UTP/unshielded twisted pair dan STP/shielded twisted pair), Coaxial, dan Fiber Optic
jenis media transmisinya dapat berupa
(gelombang mikro yang sumbernya dan disalurkannya di bumi),
KOMUNIKASI DATA
5) Tree
1.6 Protokol Komunikasi Data dan Model Referensi OSI
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya
hubungan, komunikasi dan perpindahan
mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim
pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi penerima agar
komunikasi dapat berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam jaringan tersebut
berbeda sama sekali. Protokol ini mengurusi berbagai hal mulai dari perbedaan format data pada
kedua sistem hingga pada masalah koneksi listrik.
Fungsi protokol secara detail dapat
1) Fragmentasi dan reassembly
Fungsi dari fragmentasi dan reasembly
beberapa paket data pada saat sisi
sisi penerima akan menggabungkan
2) Encaptulation
Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan address, kode
koreksi dan lain-lain.
3) Connection control
Fungsi dari Connection control
sisi pengirim dan sisi penerima,
dalam hal pengiriman data dan
4) Flow control
Berfungsi sebagai pengatur perjalanan data dari sisi pengirim ke sisi penerima.
5) Error control
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 9
1.6 Protokol Komunikasi Data dan Model Referensi OSI
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya
hubungan, komunikasi dan perpindahan data informasi antara dua atau lebih komputer. Protokol
mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim
pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi penerima agar
i dapat berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam jaringan tersebut
berbeda sama sekali. Protokol ini mengurusi berbagai hal mulai dari perbedaan format data pada
kedua sistem hingga pada masalah koneksi listrik.
dapat dijelaskan berikut:
reasembly adalah membagi informasi yang
sisi pengirim mengirimkan informasi dan setelah
menggabungkan lagi menjadi paket informasi yang lengkap.
Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan address, kode
control adalah membangun hubungan (connection) komunikasi
penerima, dimana dalam membangun hubungan
mengakhiri hubungan.
Berfungsi sebagai pengatur perjalanan data dari sisi pengirim ke sisi penerima.
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya
data informasi antara dua atau lebih komputer. Protokol
mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim
pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi penerima agar
i dapat berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam jaringan tersebut
berbeda sama sekali. Protokol ini mengurusi berbagai hal mulai dari perbedaan format data pada
yang dikirim menjadi
setelah diterima maka
menjadi paket informasi yang lengkap.
Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan address, kode-kode
(connection) komunikasi dari
membangun hubungan ini juga termasuk
KOMUNIKASI DATA
Dalam pengiriman data
maupun pada waktu data itu diterima.
kesalahan yang terjadi pada waktu
Salah satu protokol standar internasional adalah OSI (
dikeluarkan oleh lembaga ISO (International
Model referensi OSI menggambarkan bagaimana data informasi di sebuah komputer berpindah
melewati sebuah media jaringan ke suatu komputer lain. Model ini disebut OSI (
Interconnection) Reference Model
System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem
lainnya.
Model OSI itu sendiri bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak
menjelaskan secara pasti layanan dan protokolnya untuk digunakan pada setiap layernya. Model OSI
hanya menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sebuah layer. Akan tetapi ISO juga telah
membuat standar untuk semua layer, walaupun standar
itu sendiri. Setiap layer telah dinyatakan sebagai standar internasional yang terpisah. Model OSI
disusun atas 7 lapisan sebagai berikut, disusun dari lapisan yang terendah sampai lapisan yang
tertinggi:
1. fisik (lapisan 1);
2. data link (lapisan 2);
3. network (lapisan 3);
4. transport (lapisan 4);
5. session (lapisan 5);
6. presentasi (lapisan 6) dan
7. aplikasi (lapisan 7).
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 10
tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam
diterima. Fungsi dari error control adalah mengontrol
waktu data dikirimkan.
Salah satu protokol standar internasional adalah OSI (Open System Interconnection
International Standars Organization ) di Eropa pada tahun 1977.
Model referensi OSI menggambarkan bagaimana data informasi di sebuah komputer berpindah
melewati sebuah media jaringan ke suatu komputer lain. Model ini disebut OSI (
karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian
dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem
Model OSI itu sendiri bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak
menjelaskan secara pasti layanan dan protokolnya untuk digunakan pada setiap layernya. Model OSI
hanya menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sebuah layer. Akan tetapi ISO juga telah
membuat standar untuk semua layer, walaupun standar-standar ini bukan merupakan model referensi
itu sendiri. Setiap layer telah dinyatakan sebagai standar internasional yang terpisah. Model OSI
disusun atas 7 lapisan sebagai berikut, disusun dari lapisan yang terendah sampai lapisan yang
dalam proses pengiriman
mengontrol terjadinya
Interconnection). OSI
) di Eropa pada tahun 1977.
Model referensi OSI menggambarkan bagaimana data informasi di sebuah komputer berpindah
melewati sebuah media jaringan ke suatu komputer lain. Model ini disebut OSI (Open System
karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open system. Open
dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem
Model OSI itu sendiri bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak
menjelaskan secara pasti layanan dan protokolnya untuk digunakan pada setiap layernya. Model OSI
hanya menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sebuah layer. Akan tetapi ISO juga telah
ini bukan merupakan model referensi
itu sendiri. Setiap layer telah dinyatakan sebagai standar internasional yang terpisah. Model OSI
disusun atas 7 lapisan sebagai berikut, disusun dari lapisan yang terendah sampai lapisan yang
KOMUNIKASI DATA
Gambar 1.1
Ke tujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu
atas (host layer) dan lapisan bawah (media layer). Lapisan atas dari model OSI berurusan dengan
persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasi hanya pada software. Lapisan tertinggi
(lapisan aplikasi) adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna
saling berinteraksi dengan software aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi. Lapisan
bawah dari model OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan fisik dan lapisan data link
diimplementasikan ke dalam hardware dan software, sedangkan lapisan network pada umumnya
hanya diimplementasikan dalam software.
Sebelum munculnya model reference OSI, sistem jaringan komputer menjadi beraneka ragam
dan sangat tergantung kepada pemasok perangkat jaringan (vendor), s
memiliki protokol berbeda yang tidak dapat saling berkomunikasi. OSI berupaya membentuk standar
umum jaringan komputer untuk menunjang interoperabilitas antara pemasok yang berbeda, agar
komunikasi berbagai perangkat jaringan yang
Model referensi ini awalnya ditunjukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol
protokol jaringan, meski pada kenyataan inisiatif ini mengalami kegagalan yang disebabkan oleh
beberapa faktor berikut:
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 11
Gambar 1.1 Model Referensi OSI
Ke tujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu
atas (host layer) dan lapisan bawah (media layer). Lapisan atas dari model OSI berurusan dengan
persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasi hanya pada software. Lapisan tertinggi
(lapisan aplikasi) adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna (user). Pengguna dan lapisan aplikasi
saling berinteraksi dengan software aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi. Lapisan
bawah dari model OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan fisik dan lapisan data link
hardware dan software, sedangkan lapisan network pada umumnya
hanya diimplementasikan dalam software.
Sebelum munculnya model reference OSI, sistem jaringan komputer menjadi beraneka ragam
dan sangat tergantung kepada pemasok perangkat jaringan (vendor), sehingga banyak perangkat
memiliki protokol berbeda yang tidak dapat saling berkomunikasi. OSI berupaya membentuk standar
umum jaringan komputer untuk menunjang interoperabilitas antara pemasok yang berbeda, agar
komunikasi berbagai perangkat jaringan yang berbeda tersebut dapat dilakukan.
Model referensi ini awalnya ditunjukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol
protokol jaringan, meski pada kenyataan inisiatif ini mengalami kegagalan yang disebabkan oleh
Ke tujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lapisan
atas (host layer) dan lapisan bawah (media layer). Lapisan atas dari model OSI berurusan dengan
persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasi hanya pada software. Lapisan tertinggi
(user). Pengguna dan lapisan aplikasi
saling berinteraksi dengan software aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi. Lapisan
bawah dari model OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan fisik dan lapisan data link
hardware dan software, sedangkan lapisan network pada umumnya
Sebelum munculnya model reference OSI, sistem jaringan komputer menjadi beraneka ragam
ehingga banyak perangkat
memiliki protokol berbeda yang tidak dapat saling berkomunikasi. OSI berupaya membentuk standar
umum jaringan komputer untuk menunjang interoperabilitas antara pemasok yang berbeda, agar
berbeda tersebut dapat dilakukan.
Model referensi ini awalnya ditunjukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-
protokol jaringan, meski pada kenyataan inisiatif ini mengalami kegagalan yang disebabkan oleh
KOMUNIKASI DATA
1) Standar model referensi ini sangat berdekatan jika dibandingkan dengan model referensi
DARPA yang dikembangkan oleh lembaga
DARPA adalah model basis protocol TCP/IP
bagiopen system networking terbesar didunia (Internet) .
2) Model referensi ini dianggap sangat kompleks dan kurang efektif. Beberapa fungsi seperti
halnya metode komunikasi connectionless
flow control dan koneksi kesalahan di ulang
3) Pertumbuhan internet dan protocol TCP/IP membuat model referensi OSI menjadi kurang
diminati.
Dengan maksud agar jaringan tidak menjadi rumit, protokol OSI dibagi menjadi bebera
Level/Layer/Lapisan. Susunan dari layer ini menunjukan tahapan dalam melakukan komunikasi.
Masing-masing layer memiliki tujuan yang sama, yakni memberikan layanan kepada layer yang
berada diatasnya. Level/Layer/Lapisan OSI itu adalah sebagai berikut:
1) Physical Layer (Lapisan Fisik)
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi, metode pensinyalan, sinkronisasi
bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet /token ring), topologi jaringan dan
pengkabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisik
card (NIC) dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan media kabel atau nirkabel. Lapisan
fisik melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan bit stream dalam medium fisik.
Hal-hal yang diatur oleh lapisan fisik, adalah:
o Karakteristik fisik dari media dan antarmuka.
o Representasi bit-bit. Maksudnya lapisan fisik harus mampu menterjemahkan bit 0 atau 1,
juga termasuk pengkodean dan bagaimana mengganti sinyal 0 ke 1 atau sebaliknya.
o Data rate (laju data).
o Sinkronisasi bit.
o Line configuration (Konfigurasi saluran). Misalnya: point
configuration.
o Topologi fisik. Misalnya: mesh, star, ring, bus.
o Mode transmisi. Misalnya :half
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 12
l referensi ini sangat berdekatan jika dibandingkan dengan model referensi
DARPA yang dikembangkan oleh lembaga Internet Engineering Task Force (IETF). Model referensi
DARPA adalah model basis protocol TCP/IP yang populer di gunakan dan kini menjadi proto
terbesar didunia (Internet) .
Model referensi ini dianggap sangat kompleks dan kurang efektif. Beberapa fungsi seperti
connectionless dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya seperti
dan koneksi kesalahan di ulang-ulang pada beberapa barisan.
Pertumbuhan internet dan protocol TCP/IP membuat model referensi OSI menjadi kurang
Dengan maksud agar jaringan tidak menjadi rumit, protokol OSI dibagi menjadi bebera
Level/Layer/Lapisan. Susunan dari layer ini menunjukan tahapan dalam melakukan komunikasi.
masing layer memiliki tujuan yang sama, yakni memberikan layanan kepada layer yang
berada diatasnya. Level/Layer/Lapisan OSI itu adalah sebagai berikut:
Physical Layer (Lapisan Fisik)
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi, metode pensinyalan, sinkronisasi
bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet /token ring), topologi jaringan dan
pengkabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana
(NIC) dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan media kabel atau nirkabel. Lapisan
fisik melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan bit stream dalam medium fisik.
hal yang diatur oleh lapisan fisik, adalah:
eristik fisik dari media dan antarmuka.
bit. Maksudnya lapisan fisik harus mampu menterjemahkan bit 0 atau 1,
juga termasuk pengkodean dan bagaimana mengganti sinyal 0 ke 1 atau sebaliknya.
(Konfigurasi saluran). Misalnya: point-topoint atau point
Topologi fisik. Misalnya: mesh, star, ring, bus.
Mode transmisi. Misalnya :half-duplex, full-duplex, simplex.
l referensi ini sangat berdekatan jika dibandingkan dengan model referensi
(IETF). Model referensi
yang populer di gunakan dan kini menjadi protokol
Model referensi ini dianggap sangat kompleks dan kurang efektif. Beberapa fungsi seperti
dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya seperti
Pertumbuhan internet dan protocol TCP/IP membuat model referensi OSI menjadi kurang
Dengan maksud agar jaringan tidak menjadi rumit, protokol OSI dibagi menjadi beberapa
Level/Layer/Lapisan. Susunan dari layer ini menunjukan tahapan dalam melakukan komunikasi.
masing layer memiliki tujuan yang sama, yakni memberikan layanan kepada layer yang
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi, metode pensinyalan, sinkronisasi
bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet /token ring), topologi jaringan dan
an bagaimana network interface
(NIC) dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan media kabel atau nirkabel. Lapisan
fisik melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan bit stream dalam medium fisik.
bit. Maksudnya lapisan fisik harus mampu menterjemahkan bit 0 atau 1,
juga termasuk pengkodean dan bagaimana mengganti sinyal 0 ke 1 atau sebaliknya.
topoint atau point-to-multipoint
KOMUNIKASI DATA
2) Data Link Layer (Lapisan Data Link)
Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit
yang disebut sebagai frame, pada level ini terjadi koneksi kesalahan, flow control,
pengamatan perangkat keras (seperti halnya
menentukan bagaimana perangkat
layer 2 beroperasi. Spefikasi IEEE 80z, membagi level ini menjadi 2 level, yaitu lapisan
link control / (LLC) dan lapisan
mentransformasi lapisan fisik yang merupakan fasilitas transmisi data mentah menjadi link
yang reliabel. Dalam lapisan ini menjamin informasi bebas error untuk ke lapisan diatasnya.
Tanggung jawab utama lapisan data link ini adalah sebagai b
o Framing, yaitu membagi aliran bit (
menjadi unit-unit data yang disebut frame.
o Physical addressing. Jika frame
maka data link akan menambahkan
pengirim dan/atau penerima.
o Flow control. Jika
control akan melakukan tindakan yang menstabilkan laju bit.
o Error control. Data
mekanisme deteksi dan retransmisi frame
o Access control. Jika dua atau lebih perangkat (
lapisan data link perlu menentukan perangkat yang mana yang har
saat tertentu.
3) Network Layer (Lapisan Network)
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat
dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan
switch layer-3. Lapisan network bertanggung jawab untuk pengiriman paket dengan
konsep source-to-destination
Tanggung jawab spesifik lapisan network ini adalah :
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 13
Data Link Layer (Lapisan Data Link)
Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data di kelompokan menjadi format
yang disebut sebagai frame, pada level ini terjadi koneksi kesalahan, flow control,
pengamatan perangkat keras (seperti halnya media acces control address
ntukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, brigde, repeater, dan switch
layer 2 beroperasi. Spefikasi IEEE 80z, membagi level ini menjadi 2 level, yaitu lapisan
/ (LLC) dan lapisan media acces control (MAC). Lapisan data
mentransformasi lapisan fisik yang merupakan fasilitas transmisi data mentah menjadi link
yang reliabel. Dalam lapisan ini menjamin informasi bebas error untuk ke lapisan diatasnya.
Tanggung jawab utama lapisan data link ini adalah sebagai berikut :
Framing, yaitu membagi aliran bit (bit stream) yang diterima dari lapisan network
unit data yang disebut frame.
Physical addressing. Jika frame-frame didistribusikan ke sistem lain pada jaringan,
maka data link akan menambahkan sebuah header di muka frame untuk mendefinisikan
pengirim dan/atau penerima.
rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang maka
akan melakukan tindakan yang menstabilkan laju bit.
link menambah reliabilitas lapisan fisik dengan penambahan
mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal terkirim.
Access control. Jika dua atau lebih perangkat (device) dikoneksi dalam link yang sama,
lapisan data link perlu menentukan perangkat yang mana yang har
Network Layer (Lapisan Network)
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket
dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan
3. Lapisan network bertanggung jawab untuk pengiriman paket dengan
destination.
Tanggung jawab spesifik lapisan network ini adalah :
bit data di kelompokan menjadi format
yang disebut sebagai frame, pada level ini terjadi koneksi kesalahan, flow control,
address (mac address) dan
perangkat jaringan seperti hub, brigde, repeater, dan switch
layer 2 beroperasi. Spefikasi IEEE 80z, membagi level ini menjadi 2 level, yaitu lapisan logic
(MAC). Lapisan data link berfungsi
mentransformasi lapisan fisik yang merupakan fasilitas transmisi data mentah menjadi link
yang reliabel. Dalam lapisan ini menjamin informasi bebas error untuk ke lapisan diatasnya.
) yang diterima dari lapisan network
frame didistribusikan ke sistem lain pada jaringan,
di muka frame untuk mendefinisikan
berlebih atau berkurang maka flow
ilitas lapisan fisik dengan penambahan
frame yang gagal terkirim.
) dikoneksi dalam link yang sama,
lapisan data link perlu menentukan perangkat yang mana yang harus dikendalikan pada
alamat IP, membuat header untuk paket-paket
dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan
3. Lapisan network bertanggung jawab untuk pengiriman paket dengan
KOMUNIKASI DATA
o Logical addressing. Bila pada lapisan data link diimplementasikan physical addressing
untuk penangan pengalamatan/addressing secara lokal, maka pada lapisan network
problematika addressing untuk lapisan network bisa mencakup lokal dan antar
jaringan/network. Pada lapisan network ini logical address ditambahkan pada paket yang
datang dari lapisan data link
o Routing. Jaringan-jaringan yang saling terhubung sehingga membentuk internetwork
diperlukan metoda routing/pe
yang berasal dari jaringan tertentu menuju perangkat lain pada jaringan yang lain.
4) Transport Layer (Lapisan Transport)
Berfungsi untuk memecah data kedalam paket
urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima.
Selain itu, level ini juga membuat sebua
(unknown ledgement) & menstranmisikan ulang terhadap paket
jalan. Pada intinya lapisan ini bertugas memastikan paket dihantar dengan benar. Tanggung
jawab spesifik lapisan transport ini
o Sevice-point addressing. Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau
aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan transport ini
tidak hanya menangani pengiriman/
satu ke komputer yang lain saja namun lebih spesifik kepada pengiriman jenis pesan
(message) untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap pesan yang berlainan, aplikasi
harus memiliki alamat (
address atau port address
o Segmentation dan reassembly. Sebuah pesan (
yang terkirim. Setiap segmen memiliki nomor urut (
number ini yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit (
segman yang terpecah atau terbagi tadi menjadi
o Connection control. Lapisan transport dapat berperilaku
sebagai connectionless
o Flow control. Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung jawab
kontrol aliran (flow control
dilakukan untuk end-to
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 14
Logical addressing. Bila pada lapisan data link diimplementasikan physical addressing
pengalamatan/addressing secara lokal, maka pada lapisan network
problematika addressing untuk lapisan network bisa mencakup lokal dan antar
jaringan/network. Pada lapisan network ini logical address ditambahkan pada paket yang
datang dari lapisan data link.
jaringan yang saling terhubung sehingga membentuk internetwork
diperlukan metoda routing/pe-rute-an. Sehingga paket dapat ditransfer dari satu perangkat
yang berasal dari jaringan tertentu menuju perangkat lain pada jaringan yang lain.
Transport Layer (Lapisan Transport)
Berfungsi untuk memecah data kedalam paket-paket data serta memberikan nomor
paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima.
Selain itu, level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket di terima dengan sukses
) & menstranmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang ditengah
jalan. Pada intinya lapisan ini bertugas memastikan paket dihantar dengan benar. Tanggung
jawab spesifik lapisan transport ini adalah :
point addressing. Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau
aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan transport ini
tidak hanya menangani pengiriman/delivery source-todestination
satu ke komputer yang lain saja namun lebih spesifik kepada pengiriman jenis pesan
) untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap pesan yang berlainan, aplikasi
harus memiliki alamat (address) tersendiri lagi yang disebut
address.
Segmentation dan reassembly. Sebuah pesan (message) dibagi dalam segmen
yang terkirim. Setiap segmen memiliki nomor urut (sequence
ini yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit (
segman yang terpecah atau terbagi tadi menjadi message yang utuh.
Connection control. Lapisan transport dapat berperilaku
connectionless atau connection-oriented.
Flow control. Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung jawab
control). Bedanya dengan flow control di lapisan data link adalah
to-end.
Logical addressing. Bila pada lapisan data link diimplementasikan physical addressing
pengalamatan/addressing secara lokal, maka pada lapisan network
problematika addressing untuk lapisan network bisa mencakup lokal dan antar
jaringan/network. Pada lapisan network ini logical address ditambahkan pada paket yang
jaringan yang saling terhubung sehingga membentuk internetwork
an. Sehingga paket dapat ditransfer dari satu perangkat
yang berasal dari jaringan tertentu menuju perangkat lain pada jaringan yang lain.
paket data serta memberikan nomor
paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima.
h tanda bahwa paket di terima dengan sukses
paket yang hilang ditengah
jalan. Pada intinya lapisan ini bertugas memastikan paket dihantar dengan benar. Tanggung
point addressing. Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau
aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan transport ini
todestination dari Komputer yang
satu ke komputer yang lain saja namun lebih spesifik kepada pengiriman jenis pesan
) untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap pesan yang berlainan, aplikasi
) tersendiri lagi yang disebut service point
) dibagi dalam segmen- segmen
sequence number). Sequence
ini yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit (reassembly) segmen-
yang utuh.
Connection control. Lapisan transport dapat berperilaku
Flow control. Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung jawab untuk
di lapisan data link adalah
KOMUNIKASI DATA
o Error control. Sama fungsi tugasnya dengan
berorientasiend-to-end.
5) Session Layer (Lapisan Session)
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat di buat, di
pelihara/dihancurkan. Selain itu di level ini juga dilakukan resolusi nama. Layanan yang
diberikan oleh tiga layer pertama (fisik, data link dan network) tidak cukup untuk bebe
proses. Maka pada lapisan session ini dibutuhkan dialog controller.
Tanggung jawab spesifik :
o Dialog control.
o Sinkronisasi.
6) Presentation Layer (Lapisan presentasi)
Berfungsi untuk menetralisasikan data yang hendak di transmisikan oleh aplikasi
kedalam format yang dapat ditransmisikan oleh aplikasi kedalam format yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak
redirector (redirector software
pada pertukaran informasi dua sistem.
Tanggung jawab spesifik:
o Translasi.
o Enkripsi.
o Kompresi.
7) Application layer (Lapisan aplikasi)
Berfungsi sebagai antar muka antara aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur
bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan
Protocol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, & NFS.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 15
Error control. Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga
end.
san Session)
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat di buat, di
pelihara/dihancurkan. Selain itu di level ini juga dilakukan resolusi nama. Layanan yang
diberikan oleh tiga layer pertama (fisik, data link dan network) tidak cukup untuk bebe
proses. Maka pada lapisan session ini dibutuhkan dialog controller.
Presentation Layer (Lapisan presentasi)
Berfungsi untuk menetralisasikan data yang hendak di transmisikan oleh aplikasi
kedalam format yang dapat ditransmisikan oleh aplikasi kedalam format yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak
software).Presentation layer lebih cenderung pada syntax d
pada pertukaran informasi dua sistem.
Application layer (Lapisan aplikasi)
Berfungsi sebagai antar muka antara aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur
dapat mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan
Protocol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, & NFS.
di lapisan data link, juga
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat di buat, di
pelihara/dihancurkan. Selain itu di level ini juga dilakukan resolusi nama. Layanan yang
diberikan oleh tiga layer pertama (fisik, data link dan network) tidak cukup untuk beberapa
Berfungsi untuk menetralisasikan data yang hendak di transmisikan oleh aplikasi
kedalam format yang dapat ditransmisikan oleh aplikasi kedalam format yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak
lebih cenderung pada syntax dan semantic
Berfungsi sebagai antar muka antara aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur
dapat mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan.
Protocol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, & NFS.
KOMUNIKASI DATA
1.7 LED (Light Emitting Diode)
LED (Light Emitting Dioda
mendapat arus bias maju (forward bias). LED (
karena menggunakan dopping galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda diata dapat
menhasilkan cahaya dengan warna yang berbeda. LED (
satu jenis dioda, sehingga hanya akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED akan
memancarkan cahaya apabil diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias. Berbeda
dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan ar
cukup rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED (
dari 20 mA maka LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebgai
pembatas arus. Simbol dan bentuk
berikut.
Simbol Dan Bentuk Fisik LED
Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa LED memiliki kaki 2 buah seperti dengan dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Pada gambar diatas kaki anodakatoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (dengan bagian body LED yang di papas rata. Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (Dioda) disimbolkan seperti pada gambar diatas. Pemasangan LED (menyala adalah dengan memberikan tegangan bias maju yaitu dengan memberikan tegangan ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda.
Konsep pembatas arus pada dioda adalah dkaki LED (Light Emitting Dioda). Rangkaian dasar untuk menyalakan LED (membutuhkan sumber tegangan LED dan resistor sebgai pembatas arus seperti pada rangkaian berikut.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 16
Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat
arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda) dapat memancarkan cahaya
karena menggunakan dopping galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda diata dapat
menhasilkan cahaya dengan warna yang berbeda. LED (Light Emitting Dioda
satu jenis dioda, sehingga hanya akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED akan
memancarkan cahaya apabil diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias. Berbeda
dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan arus pada LED (Light Emitting Dioda
cukup rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED (Light Emitting Dioda) dialiri arus lebih besar
dari 20 mA maka LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebgai
pembatas arus. Simbol dan bentuk fisik dari LED (Light Emitting Dioda) dapat dilihat
Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa LED memiliki kaki 2 buah seperti dengan dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Pada gambar diatas kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Diodadengan bagian body LED yang di papas rata. Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (
ti pada gambar diatas. Pemasangan LED (Light Emitting Diodamenyala adalah dengan memberikan tegangan bias maju yaitu dengan memberikan tegangan ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda.
pembatas arus pada dioda adalah dengan memasangkan resistor secara seri pada salah satu ). Rangkaian dasar untuk menyalakan LED (Light Emitting Dioda
membutuhkan sumber tegangan LED dan resistor sebgai pembatas arus seperti pada rangkaian
) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat
dapat memancarkan cahaya
karena menggunakan dopping galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda diata dapat
ioda) merupakann salah
satu jenis dioda, sehingga hanya akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED akan
memancarkan cahaya apabil diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias. Berbeda
Light Emitting Dioda)
dialiri arus lebih besar
dari 20 mA maka LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebgai
) dapat dilihat pada gambar
Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa LED memiliki kaki 2 buah seperti dengan dioda yaitu memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki
Light Emitting Dioda) ditandai dengan bagian body LED yang di papas rata. Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (Light Emitting
Light Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan memberikan tegangan bias maju yaitu dengan memberikan tegangan positif
engan memasangkan resistor secara seri pada salah satu Light Emitting Dioda)
membutuhkan sumber tegangan LED dan resistor sebgai pembatas arus seperti pada rangkaian
KOMUNIKASI DATA
Rangkaian Dasar Menyalakan LED (
Besarnya arus maksimum pada LED (harus ditentukan. Dimana besarnya nilai resistor berbanding lurus dengan besarnya tegangan sumber yang digunakan. Secara matematis besarnya nilai resistor pembatas arus LED (Dioda) dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut.
Dimana :
R = resistor pembatas arus (Ohm) Vs = tegangan sumber yang digunakan untuk mensupply tegangan ke LED (volt)2 volt = tegangan LED (volt) 0,02 A = arus maksimal LED (20 mA)
1.8 Motor Stepper
Motor stepper adalah motor yang digunakan sebagai penggerak/pemutar. Prinsip kerja motor
stepper mirip dengan motor DC, sama
magnet. Bila motor DC memiliki magnet tetap pada stator, motor stepper mempun
pada rotor. Motor stepper dinyatakan dengan spesifikasi : “berapa phasa “, “berapa derajat perstep”,
“berapa volt tegangan catu untuk tiap lilitan” dan ”berapa ampere/miliampere arus yang dibutuhkan
untuk tiap lilitan”. Motor stepper tidak
sesuai dengan spesifikasinya, dan bergerak dari satu step ke step berikutnya memerlukan waktu, serta
menghasilkan torsi yang besar pada kecepatan rendah. Motor stepper juga memiliki karakteristik
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 17
an Dasar Menyalakan LED (Light Emitting Dioda)
Besarnya arus maksimum pada LED (Light Emitting Dioda) adalah 20 mA, sehingga nilai resistor harus ditentukan. Dimana besarnya nilai resistor berbanding lurus dengan besarnya tegangan sumber
Secara matematis besarnya nilai resistor pembatas arus LED (dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut.
Vs = tegangan sumber yang digunakan untuk mensupply tegangan ke LED (volt)
0,02 A = arus maksimal LED (20 mA)
Motor stepper adalah motor yang digunakan sebagai penggerak/pemutar. Prinsip kerja motor
stepper mirip dengan motor DC, sama-sama dicatu dengan tegangan DC untuk memperoleh medan
magnet. Bila motor DC memiliki magnet tetap pada stator, motor stepper mempun
pada rotor. Motor stepper dinyatakan dengan spesifikasi : “berapa phasa “, “berapa derajat perstep”,
“berapa volt tegangan catu untuk tiap lilitan” dan ”berapa ampere/miliampere arus yang dibutuhkan
untuk tiap lilitan”. Motor stepper tidak dapat bergerak sendirinya, tetapi bergerak secara per
sesuai dengan spesifikasinya, dan bergerak dari satu step ke step berikutnya memerlukan waktu, serta
menghasilkan torsi yang besar pada kecepatan rendah. Motor stepper juga memiliki karakteristik
adalah 20 mA, sehingga nilai resistor harus ditentukan. Dimana besarnya nilai resistor berbanding lurus dengan besarnya tegangan sumber
Secara matematis besarnya nilai resistor pembatas arus LED (Light Emitting
Vs = tegangan sumber yang digunakan untuk mensupply tegangan ke LED (volt)
Motor stepper adalah motor yang digunakan sebagai penggerak/pemutar. Prinsip kerja motor
sama dicatu dengan tegangan DC untuk memperoleh medan
magnet. Bila motor DC memiliki magnet tetap pada stator, motor stepper mempunyai magnet tetap
pada rotor. Motor stepper dinyatakan dengan spesifikasi : “berapa phasa “, “berapa derajat perstep”,
“berapa volt tegangan catu untuk tiap lilitan” dan ”berapa ampere/miliampere arus yang dibutuhkan
dapat bergerak sendirinya, tetapi bergerak secara per-step
sesuai dengan spesifikasinya, dan bergerak dari satu step ke step berikutnya memerlukan waktu, serta
menghasilkan torsi yang besar pada kecepatan rendah. Motor stepper juga memiliki karakteristik
KOMUNIKASI DATA
yang lain yaitu torsi penahan, yang memungkinkan menahan posisinya. Hal ini sangat berguna untuk
aplikasi dimana suatu sistem memerlukan keadaan start dan stop (Trianto, 2005).
Motor stepper tidak merespon sinyal clock dan mempunyai beberapa lilitan dimana
lilitan tersebut harus dicatu (tegangan) dahulu dengan suatu urutan tertentu agar dapat berotasi.
Membalik urutan pemberian tegangan tersebut akan menyebabkan putaran motor stepper yang
berbalik arah. Jika sinyal kontrol tidak terkirim sesuai deng
akan berputar secara tepat, mungkin hanya akan bergetar dan tidak bergerak. Untuk mengontrol
motor stepper digunakan suatu rangkaian driver yang menangani kebutuhan arus dan tegangan
(Trianto, 2005).
Karakteristik dari motor stepper menurut Trianto adalah sebagai berikut:
a. Tegangan
Tiap motor stepper mempunyai tegangan rata
tercantum pada datasheet masing-
dengan seksama karena bila melebihi dari tegangan rata
menyebabkan kinerja putarannya tidak maksimal atau bahkan motor stepper akan rusak dengan
sendirinya.
b. Resistansi
Resistansi per lilitan adalah karakteristik
menentukan arus yang mengalir, selain itu juga akan mempengaruhi torsi dan kecepatan maksimum
dan motor stepper.
c. Derajat per step
Derajat per step adalah faktor terpenting dalam pemilihan motor s
aplikasinya. Tiap-tiap motor stepper mempunyai spesifikasi masing
step, 1.8° per step, 3.6° per step, 7.5° per step, 15° per step, dan bahkan ada yang 90° per step. Dalam
pengoperasiannya kita dapat mengg
berarti motor stepper berputar sesuai dengan spesifikasi derajat per stepnya, sedangkan half step
berarti motor stepper berputar setengah derajat per step dari spesifikasi motor stepper ters
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 18
yang lain yaitu torsi penahan, yang memungkinkan menahan posisinya. Hal ini sangat berguna untuk
aplikasi dimana suatu sistem memerlukan keadaan start dan stop (Trianto, 2005).
Motor stepper tidak merespon sinyal clock dan mempunyai beberapa lilitan dimana
lilitan tersebut harus dicatu (tegangan) dahulu dengan suatu urutan tertentu agar dapat berotasi.
Membalik urutan pemberian tegangan tersebut akan menyebabkan putaran motor stepper yang
berbalik arah. Jika sinyal kontrol tidak terkirim sesuai dengan perintah maka motor stepper tidak
akan berputar secara tepat, mungkin hanya akan bergetar dan tidak bergerak. Untuk mengontrol
motor stepper digunakan suatu rangkaian driver yang menangani kebutuhan arus dan tegangan
motor stepper menurut Trianto adalah sebagai berikut:
Tiap motor stepper mempunyai tegangan rata-rata yang tertulis pada tiap unitnya atau
-masing motor stepper. Tegangan rata-rata ini harus diperhatikan
ngan seksama karena bila melebihi dari tegangan rata-rata ini akan menimbulkan panas yang
menyebabkan kinerja putarannya tidak maksimal atau bahkan motor stepper akan rusak dengan
Resistansi per lilitan adalah karakteristik yang lain dari motor stepper. Resistansi ini akan
menentukan arus yang mengalir, selain itu juga akan mempengaruhi torsi dan kecepatan maksimum
Derajat per step adalah faktor terpenting dalam pemilihan motor s
tiap motor stepper mempunyai spesifikasi masing-masing, antara lain: 0.72° per
step, 1.8° per step, 3.6° per step, 7.5° per step, 15° per step, dan bahkan ada yang 90° per step. Dalam
pengoperasiannya kita dapat menggunakan 2 prinsip yaitu full step atau half step. Dengan full step
berarti motor stepper berputar sesuai dengan spesifikasi derajat per stepnya, sedangkan half step
berarti motor stepper berputar setengah derajat per step dari spesifikasi motor stepper ters
yang lain yaitu torsi penahan, yang memungkinkan menahan posisinya. Hal ini sangat berguna untuk
aplikasi dimana suatu sistem memerlukan keadaan start dan stop (Trianto, 2005).
Motor stepper tidak merespon sinyal clock dan mempunyai beberapa lilitan dimana lilitan-
lilitan tersebut harus dicatu (tegangan) dahulu dengan suatu urutan tertentu agar dapat berotasi.
Membalik urutan pemberian tegangan tersebut akan menyebabkan putaran motor stepper yang
an perintah maka motor stepper tidak
akan berputar secara tepat, mungkin hanya akan bergetar dan tidak bergerak. Untuk mengontrol
motor stepper digunakan suatu rangkaian driver yang menangani kebutuhan arus dan tegangan
rata yang tertulis pada tiap unitnya atau
rata ini harus diperhatikan
rata ini akan menimbulkan panas yang
menyebabkan kinerja putarannya tidak maksimal atau bahkan motor stepper akan rusak dengan
yang lain dari motor stepper. Resistansi ini akan
menentukan arus yang mengalir, selain itu juga akan mempengaruhi torsi dan kecepatan maksimum
Derajat per step adalah faktor terpenting dalam pemilihan motor stepper sesuai dengan
masing, antara lain: 0.72° per
step, 1.8° per step, 3.6° per step, 7.5° per step, 15° per step, dan bahkan ada yang 90° per step. Dalam
unakan 2 prinsip yaitu full step atau half step. Dengan full step
berarti motor stepper berputar sesuai dengan spesifikasi derajat per stepnya, sedangkan half step
berarti motor stepper berputar setengah derajat per step dari spesifikasi motor stepper tersebut.
KOMUNIKASI DATA
Motor stepper dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu: magnet permanen dan reluktansi
variabel. Tipe magnet permanen terbagi menjadi dua motor stepper yaitu motor stepper unipolar dan
bipolar.
Motor stepper unipolar sangat mudah untuk dikontrol de
counter ‘-n’. Motor stepper unipolar mempunyai karakteristik khusus yaitu berupa lilitan center
tapped dan 1 lilitan sebagai common. Lilitan common akan mencatu tegangan pada center
dan sebagai ground adalah rangkaian driv
Motor stepper unipolar dapat dikenali dengan mengetahui adanya lilitan center
Jumlah phase dan motor stepper adalah dua kali dan jumlah koilnya. Umumnya pada motor stepper
unipolar terdapat dua buah koil (Trianto, 2005).
Pada prinsipnya ada dua macam cara kerja motor stepper unipolar, yaitu full
Terlihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2
Tegangan yang diberikan pada lilitan
Arah putar searah jarum jam
L3 L2
1 1 0
2 0 1
3 0 0
4 0 0
Tabel 1.1 Pemberian tegangan untuk operasi full
Pada full step, suatu titik pada sebuah kutub magnet di rotor akan kembali mendapat tarikan
medan magnet stator pada lilitan yang sama setelah step ke 4., dan berikutnya dapat diberikan lagi
mulai dari step 1. Setiap step, rotor bergerak searah atau berlaw
spesifikasi derajat per step dan motor stepper. Setiap step hanya menarik sebuah kutub saja.
Tegangan ‘1’ adalah menunjukkan logika dalam level Transistor Transistor Logic (TTL). Besar
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 19
Motor stepper dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu: magnet permanen dan reluktansi
variabel. Tipe magnet permanen terbagi menjadi dua motor stepper yaitu motor stepper unipolar dan
Motor stepper unipolar sangat mudah untuk dikontrol dengan menggunakan rangkaian
n’. Motor stepper unipolar mempunyai karakteristik khusus yaitu berupa lilitan center
tapped dan 1 lilitan sebagai common. Lilitan common akan mencatu tegangan pada center
dan sebagai ground adalah rangkaian drivernya.
Motor stepper unipolar dapat dikenali dengan mengetahui adanya lilitan center
Jumlah phase dan motor stepper adalah dua kali dan jumlah koilnya. Umumnya pada motor stepper
unipolar terdapat dua buah koil (Trianto, 2005).
dua macam cara kerja motor stepper unipolar, yaitu full
Terlihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2
FULL STEP
Tegangan yang diberikan pada lilitan
Arah putar searah jarum jam Arah putar melawan jarum jam
L1 L0 L3 L2
0 0 0 0
0 0 0 0
1 0 0 1
0 1 1 0
Pemberian tegangan untuk operasi full-step
Pada full step, suatu titik pada sebuah kutub magnet di rotor akan kembali mendapat tarikan
medan magnet stator pada lilitan yang sama setelah step ke 4., dan berikutnya dapat diberikan lagi
mulai dari step 1. Setiap step, rotor bergerak searah atau berlawanan dengan jarum jam sebesar
spesifikasi derajat per step dan motor stepper. Setiap step hanya menarik sebuah kutub saja.
Tegangan ‘1’ adalah menunjukkan logika dalam level Transistor Transistor Logic (TTL). Besar
Motor stepper dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu: magnet permanen dan reluktansi
variabel. Tipe magnet permanen terbagi menjadi dua motor stepper yaitu motor stepper unipolar dan
ngan menggunakan rangkaian
n’. Motor stepper unipolar mempunyai karakteristik khusus yaitu berupa lilitan center-
tapped dan 1 lilitan sebagai common. Lilitan common akan mencatu tegangan pada center-tapped
Motor stepper unipolar dapat dikenali dengan mengetahui adanya lilitan center-tapped.
Jumlah phase dan motor stepper adalah dua kali dan jumlah koilnya. Umumnya pada motor stepper
dua macam cara kerja motor stepper unipolar, yaitu full-step dan half-step.
Arah putar melawan jarum jam
L1 L0
0 1
1 0
0 0
0 0
Pada full step, suatu titik pada sebuah kutub magnet di rotor akan kembali mendapat tarikan
medan magnet stator pada lilitan yang sama setelah step ke 4., dan berikutnya dapat diberikan lagi
anan dengan jarum jam sebesar
spesifikasi derajat per step dan motor stepper. Setiap step hanya menarik sebuah kutub saja.
Tegangan ‘1’ adalah menunjukkan logika dalam level Transistor Transistor Logic (TTL). Besar
KOMUNIKASI DATA
tegangan sesungguhnya diatur dengan spesi
menggunakan buffer.
Tegangan yang diberikan pada lilitan
Arah putar searah jarum jam
L3 L2
1 1 0
2 1 1
3 0 1
4 0 1
Tabel 1.2 Pemberian tegangan untuk operasi half
Motor Stepper 4 Fasa
Motor Stepper sekarang banyak digunakan unuk mentranslasikan pulsa
gerakan mekanis. Dalam aplikasi semacam Disk Drive, Printer Dot
digunakan sebagai kendali posisi. Setiap motor stepper memiliki rotor (bagian yang berputar) dengan
magnet permanen, dan stator (bagian yang diam) dengan dikelingi oleh kumparan
Kebanyakan dari motor stepper memi
ujung kumparan dihubungkan menjadi 1 yang kemudian dinamakan Common. Type motor stepper
seperti ini biasa dinamakan sebagai “motor stepper 4 fasa”.
Sejatinya motor ini memiliki
center tap yang membagi 2 masing
mendapatkan 3 buah terminal. Dengan
sebagai 4 buah kumparan kecil. De
medan magnet yang berpengaruh
arus. Dan ujung kumparan lainnya
perubaha terkecil dalam gerakan rotor
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 20
tegangan sesungguhnya diatur dengan spesifikasi motor stepper yang dipakai, misalnya dengan
HALF STEP
Tegangan yang diberikan pada lilitan
Arah putar searah jarum jam Arah putar melawan jarum jam
L1 L0 L3 L2
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 0 0 1
Tabel 1.2 Pemberian tegangan untuk operasi half-step
Motor Stepper sekarang banyak digunakan unuk mentranslasikan pulsa
gerakan mekanis. Dalam aplikasi semacam Disk Drive, Printer Dot Matrix, dan robot, motor stepper
digunakan sebagai kendali posisi. Setiap motor stepper memiliki rotor (bagian yang berputar) dengan
magnet permanen, dan stator (bagian yang diam) dengan dikelingi oleh kumparan
Kebanyakan dari motor stepper memiliki 4 buah kumparan stator, yang dari keempatnya salah satu
dihubungkan menjadi 1 yang kemudian dinamakan Common. Type motor stepper
seperti ini biasa dinamakan sebagai “motor stepper 4 fasa”.
memiliki hanya 2 buah kumparan. Yang masing
masing-masing kumparan besar. Sehingga dari kumparan
Dengan berdasar pada center tap ini maka kumparan
Dengan demikian masing-masing kumparan
berpengaruh pada rotor. Umumnya center tap ini dihubungkan
lainnya akan dapat merubah medan magnet jika
rotor oleh karena perubahan magnet ini disebut
fikasi motor stepper yang dipakai, misalnya dengan
Arah putar melawan jarum jam
L1 L0
0 1
1 1
1 0
1 0
Motor Stepper sekarang banyak digunakan unuk mentranslasikan pulsa-pulsa listrik menjadi
Matrix, dan robot, motor stepper
digunakan sebagai kendali posisi. Setiap motor stepper memiliki rotor (bagian yang berputar) dengan
magnet permanen, dan stator (bagian yang diam) dengan dikelingi oleh kumparan-kumparan..
liki 4 buah kumparan stator, yang dari keempatnya salah satu
dihubungkan menjadi 1 yang kemudian dinamakan Common. Type motor stepper
masing-masingnya diberikan
kumparan tersebut kita
kumparan dapat bekerja
kumparan kecil dapat merubah
dihubungkan pada sumber
jika di-bumi-kan. Setiap
disebut dengan step.
KOMUNIKASI DATA
Gerakan berputar dapat diselenggarakan
didapat dari 4 kumparan ini. Ada
kecepatan berbeda dan kekuatan yang
Sudut Step
Gerakan pada motor stepper dalam 1 step
khususnya jumlah gigi pada stator dan rotor. Sudut Step adalah derajat minimum putaran dalam 1
step. Beberapa motor memiliki sudut step berbeda. Jumlah total step yang dibutuhkan untuk b
dalam 1 putaran penuh atau 360 derajat.
Dan harap dicatat pula bahwa di masa depan atas prakarsa seseorang, motor stepper tidak
perlu lagi lebih banyak terminal untuk statornya untuk Step yang sama atau bahkan untuk step yang
lebih sedikit. Semua motor yang didiskusikan di BAB ini adalah motor yang memiliki 4 kabel
ditambah 1-2 kabel common (motor 4 fasa). Nanti kita akan mendiskusikan terminologi yang
berhubungan dengan motor stepper untuk mendalaminya.
Step per Detik dan relasinay dengan RPM
Hubungan antara RPM (revolutions
kira-kira semacam ini.
Step per Second = (RPM * Step per Revolution) / 60
Urutan 4-step dan jumlah gigi pada rotor
Urutan pensaklaran seperti yang ditunjukkan
Hal ini mengingat setelah 4-step dilalui, 2 kumparan yang sama, kembali menjadi “ON”. Ini adalah
gerakan yang dihasilkan dari 4-step. Setelah menyelesaikan 4
ini kerena motor dengan jumlah step per revolusi sebanyak 200, memiliki 50 buah gigi dengan
hitungan 4 x 50 = 200. Sehingga dibutuhkan 200
memberikan kesimpulan bahwa sudut step minimum adalah sejarak 1 gigi dari rot
lain, untuk mendapatkan sudut step yang lebih kecil, maka dibutuhkan gigi yang lebih banyak.
Kecepatan Motor
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 21
diselenggarakan dengan melakukan urutan
Ada banyak cara urutan untuk menggerakkan
yang juga berbeda.
pper dalam 1 step-nya bergantung oleh konstruksi internal dari motor,
khususnya jumlah gigi pada stator dan rotor. Sudut Step adalah derajat minimum putaran dalam 1
step. Beberapa motor memiliki sudut step berbeda. Jumlah total step yang dibutuhkan untuk b
dalam 1 putaran penuh atau 360 derajat.
Dan harap dicatat pula bahwa di masa depan atas prakarsa seseorang, motor stepper tidak
perlu lagi lebih banyak terminal untuk statornya untuk Step yang sama atau bahkan untuk step yang
otor yang didiskusikan di BAB ini adalah motor yang memiliki 4 kabel
2 kabel common (motor 4 fasa). Nanti kita akan mendiskusikan terminologi yang
berhubungan dengan motor stepper untuk mendalaminya.
Step per Detik dan relasinay dengan RPM
revolutions per Minute), step per revolution, dan step
Step per Second = (RPM * Step per Revolution) / 60
step dan jumlah gigi pada rotor
Urutan pensaklaran seperti yang ditunjukkan sebelumnya disebut dengan urutan pensaklaran 4
step dilalui, 2 kumparan yang sama, kembali menjadi “ON”. Ini adalah
step. Setelah menyelesaikan 4-step, motor bergerak hanya 1 gigi. Hal
rena motor dengan jumlah step per revolusi sebanyak 200, memiliki 50 buah gigi dengan
hitungan 4 x 50 = 200. Sehingga dibutuhkan 200-step untuk satu revolusi (putaran penuh). Ini
memberikan kesimpulan bahwa sudut step minimum adalah sejarak 1 gigi dari rot
lain, untuk mendapatkan sudut step yang lebih kecil, maka dibutuhkan gigi yang lebih banyak.
medan magnet, yang
menggerakkan motor ini, dengan
nya bergantung oleh konstruksi internal dari motor,
khususnya jumlah gigi pada stator dan rotor. Sudut Step adalah derajat minimum putaran dalam 1
step. Beberapa motor memiliki sudut step berbeda. Jumlah total step yang dibutuhkan untuk berputar
Dan harap dicatat pula bahwa di masa depan atas prakarsa seseorang, motor stepper tidak
perlu lagi lebih banyak terminal untuk statornya untuk Step yang sama atau bahkan untuk step yang
otor yang didiskusikan di BAB ini adalah motor yang memiliki 4 kabel
2 kabel common (motor 4 fasa). Nanti kita akan mendiskusikan terminologi yang
step per second adalah
sebelumnya disebut dengan urutan pensaklaran 4-step.
step dilalui, 2 kumparan yang sama, kembali menjadi “ON”. Ini adalah
step, motor bergerak hanya 1 gigi. Hal
rena motor dengan jumlah step per revolusi sebanyak 200, memiliki 50 buah gigi dengan
step untuk satu revolusi (putaran penuh). Ini
memberikan kesimpulan bahwa sudut step minimum adalah sejarak 1 gigi dari rotor. Dengan kata
lain, untuk mendapatkan sudut step yang lebih kecil, maka dibutuhkan gigi yang lebih banyak.
KOMUNIKASI DATA
Kecepatan motor diukur dari jumlah step dalam 1 detik (step/S), dan juga disebut sebagaiswithcing
rate. Dengan mengubah lama tunda
berbeda.
Holding torque (Kekuatan menahan)
Berikut ini adalah definisi dari Holding torque: “Dengan inti motor dalam keadaan diam atau kondisi
RPM = 0 atau menahan putaran, berapa tenaga yang ha
dapat memutar motor yang mengunci tersebut. Hal ini diukur dengan memberikan tegangan dan arus
rata-rata pada motor.” Hasil pengukuran itu dalam bentukounce
Urutan Wave Drive 4-step
Selain dari urutan 8-step dan 4-step yang sudah dibahas sebelumnya, ada urutan lain yang disebut
dengan urutan 4-step Wave Drive. Perhatikan bahwa urutan 8
step Wave Drive dan urutan 4-step normal.
Pengendali Motor Stepper
Berikut ini akan diberikan contoh perancangan dan perhitungan rangkaian pengendali motor
stepper sederhana. Motor stepper yang digun
empat fasa dan panjang langkah sebesar 1,8
dua arah dan memiliki dua kecepatan. Karena itu diperlukan pengendali motor stepper yang memiliki
empat keluaran pulsa dengan kemampuan dua arah perputaran dan dua macam frekuensi pulsa guna
mengatur kecepatan motor.
Rangkaian pengendali motor stepper (
sebuah IC logika XOR (74LS86) dan sebuah IC JK flip
tersebut berfungsi untuk menghasilkan empat pulsa keluaran berurutan yang dapat berbalik
dengan menerapkan logika tertentu pada rangkaian. Rangkaian tersebut memerlukan pulsa
untuk dapat beroperasi. Sebagai sumber clock digunkan rangkaian berbasis IC timer 555. Rangkain
pembangkit clock ini dapat menghasilkan dua macam frekuen
kecepatan motor stepper. Kemudian untuk mendukung pulsa
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 22
Kecepatan motor diukur dari jumlah step dalam 1 detik (step/S), dan juga disebut sebagaiswithcing
rate. Dengan mengubah lama tundaan, kita dapat membuat beberapa variasi kecepatan putar yang
Holding torque (Kekuatan menahan)
Berikut ini adalah definisi dari Holding torque: “Dengan inti motor dalam keadaan diam atau kondisi
RPM = 0 atau menahan putaran, berapa tenaga yang harus diberikan dari luar yang dibutuhkan untuk
dapat memutar motor yang mengunci tersebut. Hal ini diukur dengan memberikan tegangan dan arus
rata pada motor.” Hasil pengukuran itu dalam bentukounce-inch (atau kg-cm).
step yang sudah dibahas sebelumnya, ada urutan lain yang disebut
step Wave Drive. Perhatikan bahwa urutan 8-step adalah kombinasi dari urutan 4
step normal.
kut ini akan diberikan contoh perancangan dan perhitungan rangkaian pengendali motor
stepper sederhana. Motor stepper yang digunakan pada contoh ini bertipe hibrid unipolar, memiliki
empat fasa dan panjang langkah sebesar 1,80 per langkahi. Motor diharapkan dapat berputar dalam
dua arah dan memiliki dua kecepatan. Karena itu diperlukan pengendali motor stepper yang memiliki
empat keluaran pulsa dengan kemampuan dua arah perputaran dan dua macam frekuensi pulsa guna
dali motor stepper (stepper motor driver) menggunakan komponen utama berupa
sebuah IC logika XOR (74LS86) dan sebuah IC JK flip-flop (74LS76). Rangkain dengan kedua IC
tersebut berfungsi untuk menghasilkan empat pulsa keluaran berurutan yang dapat berbalik
dengan menerapkan logika tertentu pada rangkaian. Rangkaian tersebut memerlukan pulsa
untuk dapat beroperasi. Sebagai sumber clock digunkan rangkaian berbasis IC timer 555. Rangkain
ini dapat menghasilkan dua macam frekuensi pulsa keluaran guna mendukung dua
kecepatan motor stepper. Kemudian untuk mendukung pulsa-pulsa dengan arus besar (sekitar 1
Kecepatan motor diukur dari jumlah step dalam 1 detik (step/S), dan juga disebut sebagaiswithcing
an, kita dapat membuat beberapa variasi kecepatan putar yang
Berikut ini adalah definisi dari Holding torque: “Dengan inti motor dalam keadaan diam atau kondisi
rus diberikan dari luar yang dibutuhkan untuk
dapat memutar motor yang mengunci tersebut. Hal ini diukur dengan memberikan tegangan dan arus
cm).
step yang sudah dibahas sebelumnya, ada urutan lain yang disebut
step adalah kombinasi dari urutan 4-
kut ini akan diberikan contoh perancangan dan perhitungan rangkaian pengendali motor
kan pada contoh ini bertipe hibrid unipolar, memiliki
n dapat berputar dalam
dua arah dan memiliki dua kecepatan. Karena itu diperlukan pengendali motor stepper yang memiliki
empat keluaran pulsa dengan kemampuan dua arah perputaran dan dua macam frekuensi pulsa guna
) menggunakan komponen utama berupa
flop (74LS76). Rangkain dengan kedua IC
tersebut berfungsi untuk menghasilkan empat pulsa keluaran berurutan yang dapat berbalik urutannya
dengan menerapkan logika tertentu pada rangkaian. Rangkaian tersebut memerlukan pulsa clock
untuk dapat beroperasi. Sebagai sumber clock digunkan rangkaian berbasis IC timer 555. Rangkain
si pulsa keluaran guna mendukung dua
pulsa dengan arus besar (sekitar 1 - 3
KOMUNIKASI DATA
A) digunakan transistor daya NPN tipe TIP31 sebagai
perhatikanlah rangkaian utama dari pengendali motor stepper di bawah ini (gambar 1.2):
Gambar 1.2. skema rangkaian pengendali motor steppper
Gambar 1.2 di atas adalah skema rangkaian pengendali motor stepper yang dapat bergerak ke dua
arah. Keluaran pengendali motor stepper ini ad
pena tersebut akan menghasilkan pulsa yang dapat menggerakkan motor stepper. Berikut ini adalah
ilustrasi struktur motor stepper sederhana dan pulasa yang dibutuhkan untuk menggerakkannya:
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 23
A) digunakan transistor daya NPN tipe TIP31 sebagai solid state switch. Untuk lebih jelasnya
ari pengendali motor stepper di bawah ini (gambar 1.2):
Gambar 1.2. skema rangkaian pengendali motor steppper
Gambar 1.2 di atas adalah skema rangkaian pengendali motor stepper yang dapat bergerak ke dua
arah. Keluaran pengendali motor stepper ini ada empat (pena 15, 14, 11, 10 dari IC 74LS76). Pena
pena tersebut akan menghasilkan pulsa yang dapat menggerakkan motor stepper. Berikut ini adalah
ilustrasi struktur motor stepper sederhana dan pulasa yang dibutuhkan untuk menggerakkannya:
. Untuk lebih jelasnya
ari pengendali motor stepper di bawah ini (gambar 1.2):
Gambar 1.2. skema rangkaian pengendali motor steppper
Gambar 1.2 di atas adalah skema rangkaian pengendali motor stepper yang dapat bergerak ke dua
a empat (pena 15, 14, 11, 10 dari IC 74LS76). Pena-
pena tersebut akan menghasilkan pulsa yang dapat menggerakkan motor stepper. Berikut ini adalah
ilustrasi struktur motor stepper sederhana dan pulasa yang dibutuhkan untuk menggerakkannya:
KOMUNIKASI DATA
Gambar 1.3 (a) bentuk pulsa keluaran dari pengendali motor stepper (b) penerapan pulsa pengendali
pada motor stepper dan arah putaran yang bersesuaian
Arah putaran motor dapat diatur dengan menga
74LS86. Jika diterapkan logika 0, maka motor akan berputar berlawanan dengan arah jarum jam
(counter clock wise) sedangkan jika diterapkan logika 1, maka motor akan berputar dengan arah
sesuai dengan ajah jarum jam (clockwise
yang menggerakkan motor stepper pada arah sesuai dengan jarum jam (
Kecepatan motor ditentukan oleh frekuensi masukan clock yang berbentuk gelombang pers
Pulsa clock ini dibangkitkan oleh rangkaian osilator pembangkit pulsa berbasis IC timer 555. Berikut
ini adalah rangkaian pembangkit pulsa clock berbasis IC 555:
Gambar 1.4. skema rangkaian pembangkit pulsa clock berbasis IC 555
Rangkaian pada gambar 1.4 di atas adalah rangkaian berbasis IC 555 yang bekerja pada mode
astabil. Dalam mode ini, rangkian bekerja sebagai osilator pembangkit pulsa/gelombang. Rangkaian
di atas akan membangkitkan pulsa berbentuk persegi empat pada keluarannya (pena
periodik.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 24
3 (a) bentuk pulsa keluaran dari pengendali motor stepper (b) penerapan pulsa pengendali
pada motor stepper dan arah putaran yang bersesuaian
Arah putaran motor dapat diatur dengan mengatur kondisi logika masukan pada pena 13 dari IC
74LS86. Jika diterapkan logika 0, maka motor akan berputar berlawanan dengan arah jarum jam
) sedangkan jika diterapkan logika 1, maka motor akan berputar dengan arah
clockwise). Gambar 1.3 a di atas adalah contoh bentuk pulsa keluaran
yang menggerakkan motor stepper pada arah sesuai dengan jarum jam (clockwise
Kecepatan motor ditentukan oleh frekuensi masukan clock yang berbentuk gelombang pers
Pulsa clock ini dibangkitkan oleh rangkaian osilator pembangkit pulsa berbasis IC timer 555. Berikut
ini adalah rangkaian pembangkit pulsa clock berbasis IC 555:
Gambar 1.4. skema rangkaian pembangkit pulsa clock berbasis IC 555
pada gambar 1.4 di atas adalah rangkaian berbasis IC 555 yang bekerja pada mode
astabil. Dalam mode ini, rangkian bekerja sebagai osilator pembangkit pulsa/gelombang. Rangkaian
di atas akan membangkitkan pulsa berbentuk persegi empat pada keluarannya (pena
3 (a) bentuk pulsa keluaran dari pengendali motor stepper (b) penerapan pulsa pengendali
tur kondisi logika masukan pada pena 13 dari IC
74LS86. Jika diterapkan logika 0, maka motor akan berputar berlawanan dengan arah jarum jam
) sedangkan jika diterapkan logika 1, maka motor akan berputar dengan arah
a di atas adalah contoh bentuk pulsa keluaran
clockwise) (Gambar 1.3.b).
Kecepatan motor ditentukan oleh frekuensi masukan clock yang berbentuk gelombang persegi empat.
Pulsa clock ini dibangkitkan oleh rangkaian osilator pembangkit pulsa berbasis IC timer 555. Berikut
Gambar 1.4. skema rangkaian pembangkit pulsa clock berbasis IC 555
pada gambar 1.4 di atas adalah rangkaian berbasis IC 555 yang bekerja pada mode
astabil. Dalam mode ini, rangkian bekerja sebagai osilator pembangkit pulsa/gelombang. Rangkaian
di atas akan membangkitkan pulsa berbentuk persegi empat pada keluarannya (pena 3) secara
KOMUNIKASI DATA
Gambar 1.5. bentuk gelombang keluaran rangkaian pembangkit pulsa (osilator)
1.9 Visual Basic
Visual BASIC (Beginners All
pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat
Visual Basic adalah salah suatu development tools untuk membangun aplikasi dalam lingkungan
Windows. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk
merancang user interface dalam bentuk
bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari. Visual Basic telah menjadi tools yang terkenal bagi
para pemula maupun para developer dalam pengembangan aplikasi skala kecil sampai ke skala besar.
Dalam lingkungan Window's User
pemakaian aplikasi yang kita buat, pemakai senantiasa berinteraksi dengan Userinterface tanpa
menyadari bahwa dibelakangnya berjalan instruksi
proses yang dilakukan.
Pada pemrograman Visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukkan user
interface, kemudian mengatur properti dari objek
baru dilakukan penulisan kode program untuk me
pengembangan aplikasi demikian dikenal dengan istilah
Bottom Up.
Visual Basic menggunakan metode
program aplikasi (project). Istilah visual mengacu pada metode pembuatan tampilan program
(Interface) atau objek pemrograman yang biasa dilakukan secara langsung terlihat oleh programmer.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 25
Gambar 1.5. bentuk gelombang keluaran rangkaian pembangkit pulsa (osilator)
Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code) merupakan sebuah bahasa
pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat suatu aplikasi dalam Microsoft Windows.
adalah salah suatu development tools untuk membangun aplikasi dalam lingkungan
Windows. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk
merancang user interface dalam bentuk form, sedangkan untuk kodingnya menggunakan dialek
bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari. Visual Basic telah menjadi tools yang terkenal bagi
para pemula maupun para developer dalam pengembangan aplikasi skala kecil sampai ke skala besar.
gkungan Window's User-interface sangat memegang peranan penting, karena dalam
pemakaian aplikasi yang kita buat, pemakai senantiasa berinteraksi dengan Userinterface tanpa
menyadari bahwa dibelakangnya berjalan instruksi-instruksi program yang mendukung ta
Pada pemrograman Visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukkan user
interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang digunakan dalam user interface, dan
kode program untuk menangani kejadiankejadian (event). Tahap
pengembangan aplikasi demikian dikenal dengan istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan
Visual Basic menggunakan metode Graphical User Interface (GUI) dalam pembuatan
ilah visual mengacu pada metode pembuatan tampilan program
(Interface) atau objek pemrograman yang biasa dilakukan secara langsung terlihat oleh programmer.
Gambar 1.5. bentuk gelombang keluaran rangkaian pembangkit pulsa (osilator)
) merupakan sebuah bahasa
suatu aplikasi dalam Microsoft Windows.
adalah salah suatu development tools untuk membangun aplikasi dalam lingkungan
Windows. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk
form, sedangkan untuk kodingnya menggunakan dialek
bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari. Visual Basic telah menjadi tools yang terkenal bagi
para pemula maupun para developer dalam pengembangan aplikasi skala kecil sampai ke skala besar.
interface sangat memegang peranan penting, karena dalam
pemakaian aplikasi yang kita buat, pemakai senantiasa berinteraksi dengan Userinterface tanpa
instruksi program yang mendukung tampilan dan
Pada pemrograman Visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukkan user
objek yang digunakan dalam user interface, dan
nangani kejadiankejadian (event). Tahap
pengembangan aplikasi dengan pendekatan
(GUI) dalam pembuatan
ilah visual mengacu pada metode pembuatan tampilan program
(Interface) atau objek pemrograman yang biasa dilakukan secara langsung terlihat oleh programmer.
KOMUNIKASI DATA
Dalam Visual Basic, pembuatan program aplikasi harus dikerjakan dalam sebuah project. Sebuah
project terdiri dari File Project (.vbp), File Form (.frm), File data binary (.frx), Modul Class (.cls),
Modul Standar (.bas), dan file resource tunggal (.res). Bahasa yang digunakan adalah bahasa BASIC
yang sangat popular pada era sistem operasi DO
Tampilan Visual Basic
Tampilan awal Visual Basic :
Gambar 1.6 Tampilan awal aplikasi Visual Basic
New : Berfungsi untuk menampilkan daftar pilihan membuat project baru
Existing : Berfungsi untuk browsing dan membuka project
Recent : Berfungsi untuk membuka project yang sering digunakan atau sudah digunakan
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 26
Dalam Visual Basic, pembuatan program aplikasi harus dikerjakan dalam sebuah project. Sebuah
t terdiri dari File Project (.vbp), File Form (.frm), File data binary (.frx), Modul Class (.cls),
Modul Standar (.bas), dan file resource tunggal (.res). Bahasa yang digunakan adalah bahasa BASIC
lar pada era sistem operasi DOS.
Gambar 1.6 Tampilan awal aplikasi Visual Basic
New : Berfungsi untuk menampilkan daftar pilihan membuat project baru
Existing : Berfungsi untuk browsing dan membuka project
: Berfungsi untuk membuka project yang sering digunakan atau sudah digunakan
Dalam Visual Basic, pembuatan program aplikasi harus dikerjakan dalam sebuah project. Sebuah
t terdiri dari File Project (.vbp), File Form (.frm), File data binary (.frx), Modul Class (.cls),
Modul Standar (.bas), dan file resource tunggal (.res). Bahasa yang digunakan adalah bahasa BASIC
New : Berfungsi untuk menampilkan daftar pilihan membuat project baru
: Berfungsi untuk membuka project yang sering digunakan atau sudah digunakan
KOMUNIKASI DATA
Tampilan Utama Visual Basic :
Gambar 1.7 Tampilan
1.10 Efek Skew
Efek Skew adalah suatu efek yang terjadi pada pengiriman sejumlah bit secara serentak dan tiba pada
tempat yang dituju dalam waktu yang tidak bersamaan. Sehinga terkadang menyebabkan data rusak.
Efek ini semakin berpengaruh dengan semakin panjangnya kabel yang digunakan, hal ini dapat
menimbulkan kesalahan pada data yang diterima.
1.11 Parity Bit
Parity bit merupakan bilangan biner yang ditambahkan untuk meyakinkan bahwa jumlah bit yang dikirimkan mempunyai angka satu yang selalu genap atau ganjil. Ada dua varian bit parity, yaitu even parity bit dan odd parity bit.
Even parity bit diset ke 1 jika jumlah angka 1 yang dikirimkan berjumlah ganjil (berarti membuat total angka 1 berjumlah genap). Odd parity bit akan dberjumlah genap (berarti membuat total angka 1 berjumlah ganjil). Berikut gambaran even dan odd parity bit:
Menu Bar
Code Window
Toolbox
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 27
Gambar 1.7 Tampilan Utama Visual Basic
Efek Skew adalah suatu efek yang terjadi pada pengiriman sejumlah bit secara serentak dan tiba pada
tempat yang dituju dalam waktu yang tidak bersamaan. Sehinga terkadang menyebabkan data rusak.
berpengaruh dengan semakin panjangnya kabel yang digunakan, hal ini dapat
menimbulkan kesalahan pada data yang diterima.
Parity bit merupakan bilangan biner yang ditambahkan untuk meyakinkan bahwa jumlah bit yang satu yang selalu genap atau ganjil. Ada dua varian bit parity, yaitu
Even parity bit diset ke 1 jika jumlah angka 1 yang dikirimkan berjumlah ganjil (berarti membuat total angka 1 berjumlah genap). Odd parity bit akan diset ke 1 jika jumlah angka 1 yang dikirimkan berjumlah genap (berarti membuat total angka 1 berjumlah ganjil). Berikut gambaran even dan odd
Toolbar
Property Window
Form Designer Project Explorer
Efek Skew adalah suatu efek yang terjadi pada pengiriman sejumlah bit secara serentak dan tiba pada
tempat yang dituju dalam waktu yang tidak bersamaan. Sehinga terkadang menyebabkan data rusak.
berpengaruh dengan semakin panjangnya kabel yang digunakan, hal ini dapat
Parity bit merupakan bilangan biner yang ditambahkan untuk meyakinkan bahwa jumlah bit yang satu yang selalu genap atau ganjil. Ada dua varian bit parity, yaitu
Even parity bit diset ke 1 jika jumlah angka 1 yang dikirimkan berjumlah ganjil (berarti membuat iset ke 1 jika jumlah angka 1 yang dikirimkan
berjumlah genap (berarti membuat total angka 1 berjumlah ganjil). Berikut gambaran even dan odd
Property Window
Project Explorer
KOMUNIKASI DATA
Jika jumlah bit ganjil (termasuk bit parity) berubah pada waktu transmisi, maka bit parity menjadi tidak benar dan mengindikasikan adanya kesalahan pada waktu pengiriman. Oleh karena itu, bit parity merupakan kode pendeteksi kesalahan (error detecting code), dan bukan merupakan kode pengoreksi kesalahan (error correcting code) karena tidak ada cara untukeliru. Data harus diabaikan seluruhnya dan mengulangi lagi transmisi dari awal. Pada media transmisi yang terganggu, transmisi yang berhasil akan membutuhkan banyak waktu atau tidak berhasil sama sekali. Parity mempunyai keuntunmembutuhkan satu saja gerbang XOR untuk men
Bit parity checking sering digunakan untuk transmisi karakter ASCII, karena karakter ini hanya mempunyai 7 bit dan bit ke-8 dapat digunakan untuk bit ppengiriman 4 bit dengan nilai 1001, dengan bit parity terletak di sebelah paling kanan. Penjelasan transmisi menggunakan even parity, sebagai berikut:
A akan mengirim : 1001 A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0A menambahkan bit parity dan kirim : 10010B menerima : 10010 B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^0 = 0B melaporkan bahwa transmisi berhasil dengan parity yang benar (genap).
Jika transmisi menggunakan odd parity, maka penjelasannya sebagai berikut:
A akan mengirim : 1001 A menghitung nilai bit parity : ~(1^0^0^1) = 1A menambahkan bit parity dan kirim : 10011B menerima : 10011 B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^1 = 1B melaporkan bahwa transmisi berhasil dengan parity yang benar (ganjil).
Mekanisme ini dapat mendeteksi kesalahan bit tunggal, karena jika satu bit berubah ketika melewati jalur yang jelek, maka akan terdapat jumlah angka satu yang tidak benar pada saat data diterima. Pada contoh di atas, B menghitung nilai parity dan mencocokkan diterima, mengindikasikan bahwa tidak ada kesalahan bit tunggal. Pada contoh di bawah ini akan terjadi kesalahan transmisi pada bit kedua:
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 28
Jika jumlah bit ganjil (termasuk bit parity) berubah pada waktu transmisi, maka bit parity menjadi tidak benar dan mengindikasikan adanya kesalahan pada waktu pengiriman. Oleh karena itu, bit parity merupakan kode pendeteksi kesalahan (error detecting code), dan bukan merupakan kode pengoreksi kesalahan (error correcting code) karena tidak ada cara untuk menentukan bit mana yang keliru. Data harus diabaikan seluruhnya dan mengulangi lagi transmisi dari awal. Pada media transmisi yang terganggu, transmisi yang berhasil akan membutuhkan banyak waktu atau tidak berhasil sama sekali. Parity mempunyai keuntungan, yaitu hanya menggunakan satu bit saja dan membutuhkan satu saja gerbang XOR untuk men-generate-nya.
Bit parity checking sering digunakan untuk transmisi karakter ASCII, karena karakter ini hanya 8 dapat digunakan untuk bit parity. Sebagai contoh, diasumsikan
pengiriman 4 bit dengan nilai 1001, dengan bit parity terletak di sebelah paling kanan. Penjelasan transmisi menggunakan even parity, sebagai berikut:
A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0 menambahkan bit parity dan kirim : 10010
B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^0 = 0 B melaporkan bahwa transmisi berhasil dengan parity yang benar (genap).
Jika transmisi menggunakan odd parity, maka penjelasannya sebagai berikut:
A menghitung nilai bit parity : ~(1^0^0^1) = 1 A menambahkan bit parity dan kirim : 10011
B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^1 = 1 B melaporkan bahwa transmisi berhasil dengan parity yang benar (ganjil).
anisme ini dapat mendeteksi kesalahan bit tunggal, karena jika satu bit berubah ketika melewati jalur yang jelek, maka akan terdapat jumlah angka satu yang tidak benar pada saat data diterima. Pada contoh di atas, B menghitung nilai parity dan mencocokkan dengan bit parity pada nilai yang diterima, mengindikasikan bahwa tidak ada kesalahan bit tunggal. Pada contoh di bawah ini akan terjadi kesalahan transmisi pada bit kedua:
Jika jumlah bit ganjil (termasuk bit parity) berubah pada waktu transmisi, maka bit parity menjadi tidak benar dan mengindikasikan adanya kesalahan pada waktu pengiriman. Oleh karena itu, bit parity merupakan kode pendeteksi kesalahan (error detecting code), dan bukan merupakan kode
k menentukan bit mana yang keliru. Data harus diabaikan seluruhnya dan mengulangi lagi transmisi dari awal. Pada media transmisi yang terganggu, transmisi yang berhasil akan membutuhkan banyak waktu atau tidak
gan, yaitu hanya menggunakan satu bit saja dan
Bit parity checking sering digunakan untuk transmisi karakter ASCII, karena karakter ini hanya arity. Sebagai contoh, diasumsikan
pengiriman 4 bit dengan nilai 1001, dengan bit parity terletak di sebelah paling kanan. Penjelasan
anisme ini dapat mendeteksi kesalahan bit tunggal, karena jika satu bit berubah ketika melewati jalur yang jelek, maka akan terdapat jumlah angka satu yang tidak benar pada saat data diterima.
dengan bit parity pada nilai yang diterima, mengindikasikan bahwa tidak ada kesalahan bit tunggal. Pada contoh di bawah ini akan
KOMUNIKASI DATA
A akan mengirim : 1001 A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0A menambahkan bit parity dan kirim : 10010 *TRANSMISSION ERROR*B menerima : 11010 B menghitung keseluruhan parity : 1^1^0^1^0 = 1B melaporkan terjadi transmisi yang tidak benar, karena nilai parity tidak sama.
Pada kasus di atas, B menghitung nilai parity (0) tidak samaditerima. Hal ini mengindikasikan terjadi kesalahan. Di bawah ini contoh yang sama tetapi dengan kesalahan pada bit parity-nya sendiri.
A akan mengirim : 1001 A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0A menambahkan bit parity dan kirim : 10010 *TRANSMISSION ERROR*B menerima : 10011 B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^1 = 1B melaporkan terjadi transmisi yang tidak benar, karena nilai parity tidak sama.
Sekali lagi, B menghitung keseluruhan odd parity, dan menketerbatasan pada skema parity ini, yaitu ketika ada kesalahan pada pengiriman data dengan bit yang salah berjumlah genap seperti pada contoh di bawah ini:
A akan mengirim : 1001 A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0A menambahkan bit parity dan kirim : 10010 *TRANSMISSION ERROR*B menerima : 11011 B menghitung keseluruhan parity : 1^1^0^1^1 = 0B melaporkan transmisi berhasil dengan parity yang benar walaupun sebenarnya data sudah tidak benar.
1.12 PORT RS 232 dan RS 485
RS-232 adalah standar
sebagai antarmuka antara perangkat terminal data
equipment atau DTE) dan perangkat komunikasi data
equipment atau DCE) menggunakan pertukaran data
tersebut, DTE adalah perangkat komputer
tidak semua produk antarmuka adalah
pada 1962 dan pada tahun 1997, Electronic Industries Association
pada standar RS-232 dan menamainya menjadi EIA
Standar RS-232 mendefinisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan jarak kurang
dari 15 meter, namun belakangan ini sering ditemukan jalur kecepatan tinggi pada
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 29
A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0 t parity dan kirim : 10010 *TRANSMISSION ERROR*
B menghitung keseluruhan parity : 1^1^0^1^0 = 1 B melaporkan terjadi transmisi yang tidak benar, karena nilai parity tidak sama.
Pada kasus di atas, B menghitung nilai parity (0) tidak sama dengan bit parity (1) pada nilai yang diterima. Hal ini mengindikasikan terjadi kesalahan. Di bawah ini contoh yang sama tetapi dengan
nya sendiri.
A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0 bit parity dan kirim : 10010 *TRANSMISSION ERROR*
B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^1 = 1 B melaporkan terjadi transmisi yang tidak benar, karena nilai parity tidak sama.
Sekali lagi, B menghitung keseluruhan odd parity, dan mengindikasikan kesalahan bit. Ada keterbatasan pada skema parity ini, yaitu ketika ada kesalahan pada pengiriman data dengan bit yang salah berjumlah genap seperti pada contoh di bawah ini:
A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0 menambahkan bit parity dan kirim : 10010 *TRANSMISSION ERROR*
B menghitung keseluruhan parity : 1^1^0^1^1 = 0 B melaporkan transmisi berhasil dengan parity yang benar walaupun sebenarnya data sudah tidak
adalah standar komunikasi serial yang didefinisikan
perangkat terminal data (bahasa Inggris
perangkat komunikasi data (bahasa Inggris: data communications
) menggunakan pertukaran data biner secara serial.
komputer dan DCE sebagai modem walaupun pada kenyataannya
tidak semua produk antarmuka adalah DCE yang sesungguhnya. Komunikasi RS
Electronic Industries Association mempublikasikan tiga modifikasi
232 dan menamainya menjadi EIA-232.
mendefinisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan jarak kurang
dari 15 meter, namun belakangan ini sering ditemukan jalur kecepatan tinggi pada
B melaporkan terjadi transmisi yang tidak benar, karena nilai parity tidak sama.
dengan bit parity (1) pada nilai yang diterima. Hal ini mengindikasikan terjadi kesalahan. Di bawah ini contoh yang sama tetapi dengan
B melaporkan terjadi transmisi yang tidak benar, karena nilai parity tidak sama.
gindikasikan kesalahan bit. Ada keterbatasan pada skema parity ini, yaitu ketika ada kesalahan pada pengiriman data dengan bit yang
B melaporkan transmisi berhasil dengan parity yang benar walaupun sebenarnya data sudah tidak
yang didefinisikan
bahasa Inggris:data terminal
data communications
secara serial. Di dalam definisi
walaupun pada kenyataannya
Komunikasi RS-232 diperkenalkan
mempublikasikan tiga modifikasi
mendefinisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan jarak kurang
dari 15 meter, namun belakangan ini sering ditemukan jalur kecepatan tinggi pada komputer
KOMUNIKASI DATA
pribadi dan dengan kabel berkualitas tinggi, jarak maksimum juga ditingkatkan secara
signifikan. Dengan susunan pin khusus yang disebut
digunakan untuk komunikasi data antara dua komputer secara langsung
RS485 adalah teknik komunikasi
dengan teknik ini, komunikasi data
Berbeda dengan komunikasi serial
komunikasi RS485 selain dapat
secara one to many dengan jarak yang
unit beban sekaligus hanya dengan
ground yang sama antara unit yang
Sistem komunikasi dengan
antara 32 unit peralatan elektronik
mencapai 1,6 km dengan digunakannya
1.13 Register SIPO
Register Geser SIPO adalah register geser dengan masukan data secara serial dan keluaran data
secara parelel.
Cara kerja:
Masukan-masukan data secara deret akan dikeluarkan
dari 0 ke 1. Keluaran data/informasi serial akan dapat dibaca secara paralel setelah diberikan satu
komando (Read Out). Bila dijalan masuk Read Out diberi logik 0, maka semua keluaran AND adalah
0 dan bila Read Out diberi logik 1, maka pintu
yang ada di Q masing
Contoh: Bila masukan data 1101
Read Out Clock Input Q1 Q2 Q3 Q4 A B C D
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 30
dengan kabel berkualitas tinggi, jarak maksimum juga ditingkatkan secara
Dengan susunan pin khusus yang disebut null modem cable, standar RS
digunakan untuk komunikasi data antara dua komputer secara langsung
komunikasi data serial yang dikembangkan di
data dapat dilakukan pada jarak yang cukup
serial RS232 yang mampu berhubungan secara
dapat digunakan untuk komunikasi multidrop
yang jauh teknik ini juga dapat digunakan untuk
dengan menggunakan dua buah kabel saja tanpa
yang satu dengan unit lainnya.
dengan menggunakan RS485 ini dapat digunakan untuk
elektronik hanya dalam dua kabel saja. Selain itu, jarak
digunakannya kabel AWG-24 twisted pair.
Register Geser SIPO adalah register geser dengan masukan data secara serial dan keluaran data
masukan data secara deret akan dikeluarkan oleh D-FF setelah masukan denyut lonceng
dari 0 ke 1. Keluaran data/informasi serial akan dapat dibaca secara paralel setelah diberikan satu
komando (Read Out). Bila dijalan masuk Read Out diberi logik 0, maka semua keluaran AND adalah
diberi logik 1, maka pintu-pintu AND menghubung langsungkan sinyal
yang ada di Q masing-masing flip
TABEL KEBENARAN
Read Out Clock Input Q1 Q2 Q3 Q4 A B C D
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
dengan kabel berkualitas tinggi, jarak maksimum juga ditingkatkan secara
, standar RS-232 dapat juga
di tahun 1983 dimana
cukup jauh yaitu 1,2 Km.
secara one to one, maka
multidrop yaitu berhubungan
untuk menghubungkan 32
memerlukan referensi
untuk komunikasi data
jarak komunikasi dapat
Register Geser SIPO adalah register geser dengan masukan data secara serial dan keluaran data
FF setelah masukan denyut lonceng
dari 0 ke 1. Keluaran data/informasi serial akan dapat dibaca secara paralel setelah diberikan satu
komando (Read Out). Bila dijalan masuk Read Out diberi logik 0, maka semua keluaran AND adalah
pintu AND menghubung langsungkan sinyal-sinyal
masing flip-flop.
Read Out Clock Input Q1 Q2 Q3 Q4 A B C D
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
KOMUNIKASI DATA
0 2 1 1 1
0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 4 1 1 0 1 1 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 0 1 1
1.14 Register PISO
Register geser PISO adalah register geser dengan masukan data secara paralel dan dikeluarkan secara
deret/serial.
Cara Kerja:
Mula-mula jalan masuk Data Load =
masuk set dan rerset semuanya 1 berarti bahwa jalan masuk set dan reset tidak berpengaruh.
Jika Data Load = 1, maka semua input paralel akan dilewatkan oleh NAND. Misal jalan masuk
A=1, maka pintu NAND 1 mengeluarkan 0 adapun pintu NAND 2 mengeluarkan 1. Dengan
demikian flip-flop diset sehingga menjadi Q=1. Karena flip
cara yang sama, maka mereka juga mengoper informasi pada saat Data Load diberi logik 1. Setelah
informasi berada didalam register, Data Load diberi logik 0. Informasi akan dapat dikeluarkan dari
register dengan cara memasukkan denyut lonceng, denyut
keperluan ini jalan masuk D dihubungkan kepada keluaran Q.
Ada juga register yang dapat digunakan sebagai Shift register SISO maupun PIPO dengan bantuan
suatu control sbb:
Input Control = 0, berfungsi sebagai register geser SISO
Input Control = 1, berfungsi sebagai register geser PIPO
Data IC Preset Reset
0 1 1 0
1 1 0 1
0 0 1 1
1 0 1 1
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 31
0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 4 1 1 0 1 1 0 0 0 0
Register geser PISO adalah register geser dengan masukan data secara paralel dan dikeluarkan secara
mula jalan masuk Data Load = 0, maka semua pintu NAND mengeluarkan 1, sehingga jalan
masuk set dan rerset semuanya 1 berarti bahwa jalan masuk set dan reset tidak berpengaruh.
Jika Data Load = 1, maka semua input paralel akan dilewatkan oleh NAND. Misal jalan masuk
NAND 1 mengeluarkan 0 adapun pintu NAND 2 mengeluarkan 1. Dengan
flop diset sehingga menjadi Q=1. Karena flip-flop yang lainpun dihubungkan dengan
cara yang sama, maka mereka juga mengoper informasi pada saat Data Load diberi logik 1. Setelah
informasi berada didalam register, Data Load diberi logik 0. Informasi akan dapat dikeluarkan dari
register dengan cara memasukkan denyut lonceng, denyut-demi denyut keluar deret/seri. Untuk
keperluan ini jalan masuk D dihubungkan kepada keluaran Q.
uga register yang dapat digunakan sebagai Shift register SISO maupun PIPO dengan bantuan
Input Control = 0, berfungsi sebagai register geser SISO
Input Control = 1, berfungsi sebagai register geser PIPO
Data IC Preset Reset
0 1 1 0
1 0 1
0 0 1 1
0 0 0 0 0 0
0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 4 1 1 0 1 1 0 0 0 0
Register geser PISO adalah register geser dengan masukan data secara paralel dan dikeluarkan secara
0, maka semua pintu NAND mengeluarkan 1, sehingga jalan
masuk set dan rerset semuanya 1 berarti bahwa jalan masuk set dan reset tidak berpengaruh.
Jika Data Load = 1, maka semua input paralel akan dilewatkan oleh NAND. Misal jalan masuk
NAND 1 mengeluarkan 0 adapun pintu NAND 2 mengeluarkan 1. Dengan
flop yang lainpun dihubungkan dengan
cara yang sama, maka mereka juga mengoper informasi pada saat Data Load diberi logik 1. Setelah
informasi berada didalam register, Data Load diberi logik 0. Informasi akan dapat dikeluarkan dari
demi denyut keluar deret/seri. Untuk
uga register yang dapat digunakan sebagai Shift register SISO maupun PIPO dengan bantuan
Input Control = 0, berfungsi sebagai register geser SISO
Input Control = 1, berfungsi sebagai register geser PIPO
Data IC Preset Reset
0 1 1 0
1 0 1
0 0 1 1
KOMUNIKASI DATA
1.15 Komunikasi Serial
Komunikasi serial adalah pengiriman data secara serial, sehingga data dikirim satu persatu secara berurutan. Komunikasi melalui serial port adalah asinkron, yakni detak tidak dikirim bersama dengan data. Sinternal dikedua sisi menjaga bagian data saat pewaktuan (komunikasi serial adalah konsep flow control. Flow control merupakan kemampuan sebuah device untuk memberitahu device lainnya untuk menghentikan pengiriman data untuk sementara. Secara umum Request to Send (RTS), Clear To Send (CTS), Data Terminal Ready (DTR) and Data Set Ready (DSR) digunakan untuk mengenable
1.15.1 Tipe Pin Penghubung
a. 9 Pin
Carrier Detect – mendeteksi apakah modem terhubung dengan working telephone line
Receive Data – Komputer menerima informasi yang dikirmkan dari modem
Transmit Data – Komputer mengirimkan data ke modem
Data Terminal Ready –
Signal Ground - Pin digroundkan
Data Set Ready – Modem menyatakan flag siap kepada computer
Request To Send – Komputer meminta modem untuk mengirimkan data
Clear To Send – modem menyatakan kepada computer bahwa dia bisa mengirimkan dat
Ring Indicator – Once a call has been placed, computer acknowledges signal (sent from
modem) that a ring is detected.
b. 25 Pin
Tidak digunakan
Transmit Data – computer mengirimkan data ke modem.
Receive Data – computer menerima daa yang dikirim dari modem.
Request To Send – computer meminta modem untuk mengirimkan data.
Clear To Send – modem menyatakan bisa mengirimkan data.
Data Set Ready - Modem menyatakan flag siap kepada computer..
Signal Ground - Pin diGNDkan.
Received Line Signal Detector
telephone line
Tidak digunakan: Transmit Current Loop Return (+)
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 32
Komunikasi serial adalah pengiriman data secara serial, sehingga data dikirim satu secara berurutan. Komunikasi melalui serial port adalah asinkron, yakni detak tidak bersama dengan data. Setiap word disinkronkan dengan start bit, dan sebuah clock dikedua sisi menjaga bagian data saat pewaktuan (timing). Hal penting dalam
adalah konsep flow control. Flow control merupakan kemampuan sebuah memberitahu device lainnya untuk menghentikan pengiriman data untuk sementara.
umum Request to Send (RTS), Clear To Send (CTS), Data Terminal Ready (DTR) and Data (DSR) digunakan untuk mengenable-kan flow control.
mendeteksi apakah modem terhubung dengan working telephone line
Komputer menerima informasi yang dikirmkan dari modem
Komputer mengirimkan data ke modem
– Komputer menyatakan flag siap kepada modem
Pin digroundkan
Modem menyatakan flag siap kepada computer
Komputer meminta modem untuk mengirimkan data
modem menyatakan kepada computer bahwa dia bisa mengirimkan dat
Once a call has been placed, computer acknowledges signal (sent from
modem) that a ring is detected.
computer mengirimkan data ke modem.
computer menerima daa yang dikirim dari modem.
computer meminta modem untuk mengirimkan data.
modem menyatakan bisa mengirimkan data.
Modem menyatakan flag siap kepada computer..
Pin diGNDkan.
Received Line Signal Detector – mendeteksi apakah modem terhubung dengan working
Tidak digunakan: Transmit Current Loop Return (+)
Komunikasi serial adalah pengiriman data secara serial, sehingga data dikirim satu secara berurutan. Komunikasi melalui serial port adalah asinkron, yakni detak tidak
etiap word disinkronkan dengan start bit, dan sebuah clock ). Hal penting dalam
adalah konsep flow control. Flow control merupakan kemampuan sebuah memberitahu device lainnya untuk menghentikan pengiriman data untuk sementara.
umum Request to Send (RTS), Clear To Send (CTS), Data Terminal Ready (DTR) and Data
mendeteksi apakah modem terhubung dengan working telephone line
Komputer menerima informasi yang dikirmkan dari modem
ag siap kepada modem
Komputer meminta modem untuk mengirimkan data
modem menyatakan kepada computer bahwa dia bisa mengirimkan data
Once a call has been placed, computer acknowledges signal (sent from
computer meminta modem untuk mengirimkan data.
apakah modem terhubung dengan working
KOMUNIKASI DATA
Tidak digunakan
Tidak digunakan: Transmit Current Loop Data (
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan: Receive Current Loop Data (+)
Tidak digunakan
Data Terminal Ready -
Tidak digunakan
Ring Indicator - Once a call has been placed, computer acknowledges signal (sent from
modem) that a ring is detected.
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan : Receive Current Loop Return (
Proses pengiriman data serial dapat digambarkan seperti dibawah ini.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 33
Tidak digunakan: Transmit Current Loop Data (-)
Tidak digunakan: Receive Current Loop Data (+)
- Komputer menyatakan flag siap kepada modem.
Once a call has been placed, computer acknowledges signal (sent from
g is detected.
Tidak digunakan : Receive Current Loop Return (-)
Proses pengiriman data serial dapat digambarkan seperti dibawah ini.
Komputer menyatakan flag siap kepada modem.
Once a call has been placed, computer acknowledges signal (sent from
KOMUNIKASI DATA
Keuntungan menggunakan transmisi serial :
Hanya menggunakan satu jalur saja
Lebih murah instalansinya
Mempunyai jarak komunikasi yang tidak terbatas
Kelemahan menggunakan transmisi serial :
Kerugiannya adalah efisien pengiriman yang turun karena untuk 8 bit data, minimum ada 2
bit data (start/stop bit) yang tidak mengandung infor
Nilai baud rate yang relatif rendah
1.16 Komunikasi Paralel
Komunikasi paralel adalah komunikasi yang mengirimkan data secara bersamaan. Pada penggunaan komunikasi paralel semua bit dikirim secara bersamaan pada waktu yang sama.
1.16.1 Jenis-Jenis Paralel Port
LPT 0 LPT 1
3BCH 378H
3BDH 379H
3BEH 37AH
1.16.2 Data Port
Data Port mempunyai sifat baca tulis R/W, sifat R/W hanya untuk dirinya sendiri tidak boleh dihubungkan dengan peralatan luar. Agar dapat dihubungkan dengan peralatan luarperlu ditambahkan IC 74LS374 yang mampu mengeluarkan arus 2,6 mA pada logika 1 danmA pada logika 0.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 34
Keuntungan menggunakan transmisi serial :
Hanya menggunakan satu jalur saja
Lebih murah instalansinya
Mempunyai jarak komunikasi yang tidak terbatas
Kelemahan menggunakan transmisi serial :
Kerugiannya adalah efisien pengiriman yang turun karena untuk 8 bit data, minimum ada 2
bit data (start/stop bit) yang tidak mengandung informasi
Nilai baud rate yang relatif rendah
Komunikasi paralel adalah komunikasi yang mengirimkan data secara bersamaan. penggunaan komunikasi paralel semua bit dikirim secara bersamaan pada waktu yang sama.
LPT 2 Sifat
278H R/W Data Port (DP)
279H R Printer Status
27AH R/W Printer Control (PC)
Data Port mempunyai sifat baca tulis R/W, sifat R/W hanya untuk dirinya sendiri dihubungkan dengan peralatan luar. Agar dapat dihubungkan dengan peralatan luar
ditambahkan IC 74LS374 yang mampu mengeluarkan arus 2,6 mA pada logika 1 dan
Kerugiannya adalah efisien pengiriman yang turun karena untuk 8 bit data, minimum ada 2
Komunikasi paralel adalah komunikasi yang mengirimkan data secara bersamaan. penggunaan komunikasi paralel semua bit dikirim secara bersamaan pada waktu yang sama.
Nama
Data Port (DP)
Printer Status (PS)
Printer Control (PC)
Data Port mempunyai sifat baca tulis R/W, sifat R/W hanya untuk dirinya sendiri dihubungkan dengan peralatan luar. Agar dapat dihubungkan dengan peralatan luar
ditambahkan IC 74LS374 yang mampu mengeluarkan arus 2,6 mA pada logika 1 dan arus 24
KOMUNIKASI DATA
1.16.3 Printer Control
PC hanya mempunyai 5 bit keluaran dan hanya 4 bit yang mempunyai keluaran ke soket luar, dimana bit 5 hanya untuk dirinya sendiri. Tiapdefinisikan sebagai berikut :
Printer Control
PC-0
PC-1
PC-2
PC-3
PC-4
PC-5
PC-6
PC-7
1.16.4 Printer Status
Tiap-tiap bit dari printer status di definisikan sebagai berikut :
Printer Control
PS-0
PS-1
PS-2
PS-3
PS-4
PS-5
PS-6
PS-7
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 35
PC hanya mempunyai 5 bit keluaran dan hanya 4 bit yang mempunyai keluaran ke dimana bit 5 hanya untuk dirinya sendiri. Tiap-tiap bit dari Printer Control di
Nama Sifat
Strobe Inverting
Autofeed Inverting
Init Normal
Select In Inverting
IRQ-7 Enable Inverting
Tidak dipakai
Tidak dipakai
Tidak dipakai
printer status di definisikan sebagai berikut :
Nama Sifat
Tidak dipakai
Tidak dipakai
Tidak dipakai
Error Normal
Select Normal
Paper End Normal
Acknowledge Normal
Busy Inverting
PC hanya mempunyai 5 bit keluaran dan hanya 4 bit yang mempunyai keluaran ke tiap bit dari Printer Control di
Sifat
Inverting
Inverting
Normal
Inverting
Inverting
Sifat
Normal
Normal
Normal
Normal
Inverting
KOMUNIKASI DATA
1.16.5 Fungsi Pin-pin dari DB25
Nomor Pin Nomor Bit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 - 25
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 36
pin dari DB25
Nomor Bit Jalur
1 Kontrol
1 Data
2 Data
3 Data
4 Data
5 Data
6 Data
7 Data
8 Data
7 Status
8 Status
6 Status
5 Status
2 Kontrol
4 Status
3 Kontrol
4 Kontrol
Sinyal
Strobe
Data
Data
Data
Data
Data
Data
Data
Data
Ack
Busy
P Error
Select
Auto FD
Fault
Init
Select In
Ground
KOMUNIKASI DATA
Proses pengiriman data paralel
Keuntungan menggunakan transmisi paralel :
Pemrograman lebih mudah
Data disampaikan lebih cepat
Kapasitas yang dibawa lebih banyak
Lebih sederhana dalam proses pengiriman
Kesederhanaan pemrograman port pararel
Kecepatan pengiriman yang tinggi dibandingkan transmisi serial
Resiko kesalahan data lebi
Kekurangan menggunakan transmisi paralel :
Banyak kabel yang dibutuhkan
Panjang kabel tidak boleh lebih dari 20 m untuk menjaga keaslian data
Memerlukan 8 jalur data tiap pengiriman
Jarak komunikasi yang sangat terbatas
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 37
Proses pengiriman data paralel dapat digambarkan seperti dibawah ini.
Keuntungan menggunakan transmisi paralel :
Pemrograman lebih mudah
Data disampaikan lebih cepat
Kapasitas yang dibawa lebih banyak
Lebih sederhana dalam proses pengiriman
Kesederhanaan pemrograman port pararel
Kecepatan pengiriman yang tinggi dibandingkan transmisi serial
Resiko kesalahan data lebih kecil
Kekurangan menggunakan transmisi paralel :
Banyak kabel yang dibutuhkan
Panjang kabel tidak boleh lebih dari 20 m untuk menjaga keaslian data
Memerlukan 8 jalur data tiap pengiriman
Jarak komunikasi yang sangat terbatas
KOMUNIKASI DATA
1.17 Perbedaan Port Serial dan Paralel
PORT SERIAL: adalah sebuah port pada personal computer yang berfungsi untuk
mentransmisikan satu bit informasi pada satu satuan waktu. Dalam serial port, pengiriman informasi
tidak memungkinkan untuk melakukan secara
melakukan pemindahan data, biasanya serial port bekerja seri, misalnya COM 1 dan COM 2. Untuk
penggunaan port serial sekarang ini sudah berkurang.
Penggunaan port serial telah tergantikan dengan port USB da
(networking) fungsinya sudah tergantikan dengan port Ethernet. Berikut beberapa fungsi serial port
yaitu menghubungkan antara peripheral (alat) computer lain dengan motherboard, penghubung antara
mouse dengan motherboard, penghubung antara modem dengan motherboard, dan mentransmisikan
informasi-informasi berupa bit-bit dari mainboard ke perangkat lainnya.
PORT PARALLEL: Port yang digunakan untuk menghubungkan CPU dengan printer dan modem
eksternal serta periferal lainnya yang memiliki kabel untuk port parallel. Port paralel bekerja dengan
mengirim dan menerima beberapa bit pada satu saat melalui satu set kabel. Termasuk dalam port
paralel adalah port penghubung printer, modem, dan port penghubung disk drive.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 38
Perbedaan Port Serial dan Paralel
: adalah sebuah port pada personal computer yang berfungsi untuk
mentransmisikan satu bit informasi pada satu satuan waktu. Dalam serial port, pengiriman informasi
tidak memungkinkan untuk melakukan secara banyak sekalius. Hal ini disebabkan karena dalam
melakukan pemindahan data, biasanya serial port bekerja seri, misalnya COM 1 dan COM 2. Untuk
penggunaan port serial sekarang ini sudah berkurang.
Penggunaan port serial telah tergantikan dengan port USB dan Firewire. Sedangkan untuk jaringan
(networking) fungsinya sudah tergantikan dengan port Ethernet. Berikut beberapa fungsi serial port
yaitu menghubungkan antara peripheral (alat) computer lain dengan motherboard, penghubung antara
d, penghubung antara modem dengan motherboard, dan mentransmisikan
bit dari mainboard ke perangkat lainnya.
-
: Port yang digunakan untuk menghubungkan CPU dengan printer dan modem
lainnya yang memiliki kabel untuk port parallel. Port paralel bekerja dengan
mengirim dan menerima beberapa bit pada satu saat melalui satu set kabel. Termasuk dalam port
paralel adalah port penghubung printer, modem, dan port penghubung disk drive.
: adalah sebuah port pada personal computer yang berfungsi untuk
mentransmisikan satu bit informasi pada satu satuan waktu. Dalam serial port, pengiriman informasi
banyak sekalius. Hal ini disebabkan karena dalam
melakukan pemindahan data, biasanya serial port bekerja seri, misalnya COM 1 dan COM 2. Untuk
n Firewire. Sedangkan untuk jaringan
(networking) fungsinya sudah tergantikan dengan port Ethernet. Berikut beberapa fungsi serial port
yaitu menghubungkan antara peripheral (alat) computer lain dengan motherboard, penghubung antara
d, penghubung antara modem dengan motherboard, dan mentransmisikan
: Port yang digunakan untuk menghubungkan CPU dengan printer dan modem
lainnya yang memiliki kabel untuk port parallel. Port paralel bekerja dengan
mengirim dan menerima beberapa bit pada satu saat melalui satu set kabel. Termasuk dalam port
paralel adalah port penghubung printer, modem, dan port penghubung disk drive.
KOMUNIKASI DATA
2.1 Membuat Kabel Serial dan Paralel
1) Alat dan Bahan :
1) Solder ................................
2) PC................................................................min. 2 perangkat
3) Kabel 4 jalur ................................
4) Kabel tipis 10 jalur (rainbow cable)
5) Timah ................................
6) Konektor DB9(Female)
7) Konektor DB25(male)
8) Penutup Port DB9 ................................
9) Penutup Port DB25 ................................
10) Multimeter................................................... 1 buah
11) Tang Pemotong ................................
12) Osiloskop..................................................... 1 buah
13) Module LED dan Motor Stepper................. 1 buah
14) Power Supply Unit........................................ 1 buah
2) Langkah Kerja :
1. Potongkan kabel UTP sesuai dengan panjang kabel y
untuk kabel serial terdapat ukuran panjang 2m dan 1m
2. Untuk kabel tipis 10 jalur, potongkan kabel tersebut dengan ukuran panjang 1,5m
3. Kupaslah ujung 3 kabel dalam dengan warna yang sama di setiap ujungnya pada kabel UTP,
sedangkan pada kabel tipis 10 jalur kupaslah 9 kabel pada kabel tersebut.
4. Untuk pembuatan kabel serial, hubungkan 3 kabel UTP pada konektor DB9 dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Untuk susunan kabel silang, hubungkan ujung kabel dalam pertama dengan pin no. 5
yang berfungsi sebagai ground, lalu ujung kabel yang satu 2 kabel dalam dihubungkan
dengan pin no. 2 dan 3 sedangkan pada ujung yang lainnya dihubungkan secara silang
pada warna kabel yang sama, seperti untuk kabel dalam yang terhubung pin no. 2
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 39
BAB II
PRAKTIKUM
an Paralel
................................................................ 1 buah
PC................................................................min. 2 perangkat
...................................................... 1 buah
Kabel tipis 10 jalur (rainbow cable) .................. 1 buah
................................................................ secukupnya
Konektor DB9(Female) ..................................... 3 buah
....................................... 2 buah
.............................................. 3 buah
............................................ 2 buah
................................................... 1 buah
................................................ 1 buah
Osiloskop..................................................... 1 buah
Module LED dan Motor Stepper................. 1 buah
Power Supply Unit........................................ 1 buah
Potongkan kabel UTP sesuai dengan panjang kabel yang telah ditentukan :
untuk kabel serial terdapat ukuran panjang 2m dan 1m
Untuk kabel tipis 10 jalur, potongkan kabel tersebut dengan ukuran panjang 1,5m
Kupaslah ujung 3 kabel dalam dengan warna yang sama di setiap ujungnya pada kabel UTP,
da kabel tipis 10 jalur kupaslah 9 kabel pada kabel tersebut.
Untuk pembuatan kabel serial, hubungkan 3 kabel UTP pada konektor DB9 dengan ketentuan
Untuk susunan kabel silang, hubungkan ujung kabel dalam pertama dengan pin no. 5
yang berfungsi sebagai ground, lalu ujung kabel yang satu 2 kabel dalam dihubungkan
dengan pin no. 2 dan 3 sedangkan pada ujung yang lainnya dihubungkan secara silang
na kabel yang sama, seperti untuk kabel dalam yang terhubung pin no. 2
ang telah ditentukan :
Untuk kabel tipis 10 jalur, potongkan kabel tersebut dengan ukuran panjang 1,5m
Kupaslah ujung 3 kabel dalam dengan warna yang sama di setiap ujungnya pada kabel UTP,
da kabel tipis 10 jalur kupaslah 9 kabel pada kabel tersebut.
Untuk pembuatan kabel serial, hubungkan 3 kabel UTP pada konektor DB9 dengan ketentuan
Untuk susunan kabel silang, hubungkan ujung kabel dalam pertama dengan pin no. 5
yang berfungsi sebagai ground, lalu ujung kabel yang satu 2 kabel dalam dihubungkan
dengan pin no. 2 dan 3 sedangkan pada ujung yang lainnya dihubungkan secara silang
na kabel yang sama, seperti untuk kabel dalam yang terhubung pin no. 2
KOMUNIKASI DATA
dihubungkan dengan pin no. 3 pada ujung yang lain, begitu pula sebaliknya. Dalam hal
ini, gunakan kabel yang ukuran panjangnya 2m
2) Untuk susunan kabel lurus, hubungkan 3 kabel dalam pada
pin no. 5, 3 dan 2 , lalu pada ujung yang lain ujung kabel dalam dengan warna yang sama
di solder. Dalam hal ini, gunakan kabel yang ukuran panjangnya 1m
5. Untuk kabel paralel, hubungkan 8 kabel pada kabel tipis 10 jalur dengan
no. 2 - 9 pada konektor DB25 yang berfungsi sebagai data. Lalu pada konektor DB 25
tersebut pin no. 18 – 25 saling dihubungkan antar pin dan dihubungkan pula dengan 1 kabel
pada kabel tipis 10 jalur.
6. Tutup ujung kabel UTP dan kabel tipis 10 jalur ses
kabel tersebut
7. Pengecekan kabel bisa juga menggunakan multimeter, akan tetapi lebih baik diuji kembali
ketika dihubungkan ke komputer
8. Cek kabel serial yang sudah dibuat dengan cara dihubungkan dengan 2 komputer lalu
mengirimkan data antar komputer. Jika bermasalah, maka coba hubungkan dengan komputer
lain ataupun melakukan solder ulang
9. Cek kabel paralel yang sudah dibuat dengan cara dihubungkan pada komputer dan module
motor stepper yang diatur selectornya ke
software LPT.exe yang telah tersedia
2.2 Uji Coba Kabel
2.2.1 Uji Coba Sinyal Data Serial
Pengujian sinyal data serial sangatlah penting untuk memastikan kondisi kabel terpasang
dengan baik. Pengujian dilakukan dengan memakai multi tester yang selanjutnya menggunakan
pengujian sebagai berikut.
1. Uji coba kabel silang
Dua buah komputer dihubungkan dengan kabel silang via port serial (null
Program Hyper Terminal diaktifkan sesuai dengan prosedur.
Menuliskan data pada editor terminal.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 40
dihubungkan dengan pin no. 3 pada ujung yang lain, begitu pula sebaliknya. Dalam hal
ini, gunakan kabel yang ukuran panjangnya 2m
Untuk susunan kabel lurus, hubungkan 3 kabel dalam pada salah satu ujung kabel dengan
pin no. 5, 3 dan 2 , lalu pada ujung yang lain ujung kabel dalam dengan warna yang sama
di solder. Dalam hal ini, gunakan kabel yang ukuran panjangnya 1m
Untuk kabel paralel, hubungkan 8 kabel pada kabel tipis 10 jalur dengan
9 pada konektor DB25 yang berfungsi sebagai data. Lalu pada konektor DB 25
25 saling dihubungkan antar pin dan dihubungkan pula dengan 1 kabel
Tutup ujung kabel UTP dan kabel tipis 10 jalur sesuai dengan konektor yang terhubung pada
Pengecekan kabel bisa juga menggunakan multimeter, akan tetapi lebih baik diuji kembali
ketika dihubungkan ke komputer
Cek kabel serial yang sudah dibuat dengan cara dihubungkan dengan 2 komputer lalu
mengirimkan data antar komputer. Jika bermasalah, maka coba hubungkan dengan komputer
lain ataupun melakukan solder ulang
Cek kabel paralel yang sudah dibuat dengan cara dihubungkan pada komputer dan module
motor stepper yang diatur selectornya ke bagian LED, lalu dicek setiap pin
software LPT.exe yang telah tersedia
Uji Coba Sinyal Data Serial
Pengujian sinyal data serial sangatlah penting untuk memastikan kondisi kabel terpasang
dilakukan dengan memakai multi tester yang selanjutnya menggunakan
Dua buah komputer dihubungkan dengan kabel silang via port serial (null
Program Hyper Terminal diaktifkan sesuai dengan prosedur.
Menuliskan data pada editor terminal.
dihubungkan dengan pin no. 3 pada ujung yang lain, begitu pula sebaliknya. Dalam hal
salah satu ujung kabel dengan
pin no. 5, 3 dan 2 , lalu pada ujung yang lain ujung kabel dalam dengan warna yang sama
di solder. Dalam hal ini, gunakan kabel yang ukuran panjangnya 1m
Untuk kabel paralel, hubungkan 8 kabel pada kabel tipis 10 jalur dengan pin
9 pada konektor DB25 yang berfungsi sebagai data. Lalu pada konektor DB 25
25 saling dihubungkan antar pin dan dihubungkan pula dengan 1 kabel
uai dengan konektor yang terhubung pada
Pengecekan kabel bisa juga menggunakan multimeter, akan tetapi lebih baik diuji kembali
Cek kabel serial yang sudah dibuat dengan cara dihubungkan dengan 2 komputer lalu saling
mengirimkan data antar komputer. Jika bermasalah, maka coba hubungkan dengan komputer
Cek kabel paralel yang sudah dibuat dengan cara dihubungkan pada komputer dan module
bagian LED, lalu dicek setiap pin-nya menggunakan
Pengujian sinyal data serial sangatlah penting untuk memastikan kondisi kabel terpasang
dilakukan dengan memakai multi tester yang selanjutnya menggunakan
Dua buah komputer dihubungkan dengan kabel silang via port serial (null-modem).
KOMUNIKASI DATA
Jika kabel pada keadaan bagus, maka data yang ditulis pada komputer yang satu dapat
dibaca pada komputer yang satu lagi, begitupun sebaliknya.
2. Uji coba kabel lurus
Kabel lurus dihubungkan ke computer.
Osiloskop dihubungkan ke ujung kabel yang satu lagi, tepatnya pada pin 3 (TD atau TX)
Program Hyper Terminal diaktifkan sesuai dengan prosedur .
Menuliskan data pada editor terminal.
Jika kabel pada keadaan bagus, maka data yang ditulis pada komputer dapat dibaca pada
osiloskop.
Hasil Pengujian Kabel Menggunakan Osiloskop
Hasilnya adalah sebagai berikut :
!
%
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 41
Jika kabel pada keadaan bagus, maka data yang ditulis pada komputer yang satu dapat
dibaca pada komputer yang satu lagi, begitupun sebaliknya.
Kabel lurus dihubungkan ke computer.
ngkan ke ujung kabel yang satu lagi, tepatnya pada pin 3 (TD atau TX)
Program Hyper Terminal diaktifkan sesuai dengan prosedur .
Menuliskan data pada editor terminal.
Jika kabel pada keadaan bagus, maka data yang ditulis pada komputer dapat dibaca pada
Hasil Pengujian Kabel Menggunakan Osiloskop
Hasilnya adalah sebagai berikut :
#
&
Jika kabel pada keadaan bagus, maka data yang ditulis pada komputer yang satu dapat
ngkan ke ujung kabel yang satu lagi, tepatnya pada pin 3 (TD atau TX)
Jika kabel pada keadaan bagus, maka data yang ditulis pada komputer dapat dibaca pada
$
(
KOMUNIKASI DATA
)
‘
@
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 42
,
-
[
.
;
]
KOMUNIKASI DATA
^
{
+
1
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 43
_
}
=
2
‘
~
0
3
KOMUNIKASI DATA
4
7
\
“
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 44
5
8
*
|
6
9
<
>
KOMUNIKASI DATA
/
2.2.2 Uji Coba Sinyal Data Paralel
Pengujian sinyal data paralel dilakukan dengan 2 cara yaitu :
Dengan rangkaian lampu led yang masing
pin 2 – pin 9
Dengan alat ukur seperti multi tester, osciloscope atau logic probe. Proses pengukuran sinyal
dilakukan ke port data secara bertahap mulai dari pin 2 sampai dengan pin 9
Dengan program yang kita buat
Dengan program simulasi LPT.exe
Maka tampilan program tersebut adalah sebagai berikut
Pada program ini, kita dapat menguji apakah sinyal data sudah terhubung dengan hardware tidak. Ketika kita mengklik salah satu cecklist pin, maka salmenyala. Ini menandakan bahwa sipemasangan kabel.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 45
?
Paralel
Pengujian sinyal data paralel dilakukan dengan 2 cara yaitu :
Dengan rangkaian lampu led yang masing-masing lampu led dihubungkan ke port data yaitu
Dengan alat ukur seperti multi tester, osciloscope atau logic probe. Proses pengukuran sinyal
dilakukan ke port data secara bertahap mulai dari pin 2 sampai dengan pin 9
Dengan program yang kita buat
Dengan program simulasi LPT.exe
ut adalah sebagai berikut
Pada program ini, kita dapat menguji apakah sinyal data sudah terhubung dengan hardware tidak. Ketika kita mengklik salah satu cecklist pin, maka salah satu LEDmenyala. Ini menandakan bahwa sinyal sudah terhubung dengan baik dan tidak ada masalah pada
:
masing lampu led dihubungkan ke port data yaitu
Dengan alat ukur seperti multi tester, osciloscope atau logic probe. Proses pengukuran sinyal
dilakukan ke port data secara bertahap mulai dari pin 2 sampai dengan pin 9
Pada program ini, kita dapat menguji apakah sinyal data sudah terhubung dengan hardware atau LED pada hardware akan
aik dan tidak ada masalah pada
KOMUNIKASI DATA
2.2.3 Pengoperasian Menggunakan Hyper Terminal
Software Hyper Terminal digunakan untuk pengujian sinyal data serial. Untuk mengoperasikan
software ini (software ini dijalankan di
dilakukan yaitu :
1. Klik menu “Start”
2. Klik menu “All Programs”
3. Klik menu “Accessories”
4. Klik menu “Communications”
5. Klik program “Hyper Terminal”
Kemudian pada layar akan muncul tampilan sebagai berik
Gambar 2.1 Tampilan Awal HyperTerminal
Selanjutnya lakukan hal-hal berikut:
1. Tulis nama koneksi, misalnya: Test Serial, selanjutnya tekan <OK>
2. Pilih koneksi: COM1, selanjutnya tekan <OK>
3. Port Settings:
o Baudrate (bits per second) : 9600
o Data bits: 8
o Parity: None
o Stop bits: 1
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 46
Pengoperasian Menggunakan Hyper Terminal
Software Hyper Terminal digunakan untuk pengujian sinyal data serial. Untuk mengoperasikan
software ini (software ini dijalankan di sistem operasi Windows XP), ada beberapa proses yang harus
Klik menu “All Programs”
Klik menu “Accessories”
Klik menu “Communications”
Klik program “Hyper Terminal”
Kemudian pada layar akan muncul tampilan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Tampilan Awal HyperTerminal
hal berikut:
Tulis nama koneksi, misalnya: Test Serial, selanjutnya tekan <OK>
Pilih koneksi: COM1, selanjutnya tekan <OK>
Baudrate (bits per second) : 9600
Software Hyper Terminal digunakan untuk pengujian sinyal data serial. Untuk mengoperasikan
sistem operasi Windows XP), ada beberapa proses yang harus
KOMUNIKASI DATA
o Flow control: none
o Tekan <Apply> dan <OK>
• Selanjutnya tulis data pada editor terminal
Nama Koneksi
Gambar 2.2 Pembuatan Nama Koneksi
Pilihan Koneksi
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 47
Tekan <Apply> dan <OK>
Selanjutnya tulis data pada editor terminal
Gambar 2.2 Pembuatan Nama Koneksi
Gambar 2.3 Pemilihan Koneksi
KOMUNIKASI DATA
Pengaturan Port
Editor Terminal
Gambar 2.5 Tampilan Editor Terminal
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 48
Gambar 2.4 Pengaturan Port
Gambar 2.5 Tampilan Editor Terminal
KOMUNIKASI DATA
2.3 Pembuatan Aplikasi Chatting
Langkah Kerja :
1. Hubungkan kabel serial silang yang telah dibuat sebelumnya pada 2 komputer yang
tersedia.
2. Jalankan aplikasi Visual Basic
Gambar 2.6 Tampilan
Gambar 2.7 Tampilan Aplikasi Visual Basic (2)
3. Buatlah koneksi antar komputer dengan menggunakan Hyperterminal
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 49
Pembuatan Aplikasi Chatting
Hubungkan kabel serial silang yang telah dibuat sebelumnya pada 2 komputer yang
Jalankan aplikasi Visual Basic
Gambar 2.6 Tampilan Aplikasi Visual Basic (1)
Gambar 2.7 Tampilan Aplikasi Visual Basic (2)
Buatlah koneksi antar komputer dengan menggunakan Hyperterminal
Hubungkan kabel serial silang yang telah dibuat sebelumnya pada 2 komputer yang
Aplikasi Visual Basic (1)
Gambar 2.7 Tampilan Aplikasi Visual Basic (2)
Buatlah koneksi antar komputer dengan menggunakan Hyperterminal
KOMUNIKASI DATA
4. Buatlah tampilan untuk login pada aplikasi chatting menggunakan toolbox yang tersedia,
seperti yang dicontohkan pada gambar berikut :
Gambar 2.9 Tampilan Login Aplikasi Chatting
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 50
Gambar 2.8 Tampilan Pembuatan Koneksi
Buatlah tampilan untuk login pada aplikasi chatting menggunakan toolbox yang tersedia,
seperti yang dicontohkan pada gambar berikut :
Gambar 2.9 Tampilan Login Aplikasi Chatting
Buatlah tampilan untuk login pada aplikasi chatting menggunakan toolbox yang tersedia,
Gambar 2.9 Tampilan Login Aplikasi Chatting
KOMUNIKASI DATA
5. Buat Perintah pada command Button
Gambar 2.10 Perintah pada command button masuk
6. Buat tampilan selanjutnya dari aplikasi chating seperti gambar berikut, jangan lu
menambahkan komponen MS
7. Buat perintah pada setiap
contoh berikut :
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 51
Buat Perintah pada command Button Login seperti pada contoh berikut :
Gambar 2.10 Perintah pada command button masuk
Buat tampilan selanjutnya dari aplikasi chating seperti gambar berikut, jangan lu
menambahkan komponen MSComm supaya bisa terhubung :
Gambar 2.11 Tampilan Form Chatting
Buat perintah pada setiap komponen yang terdapat pada tampilan chatting seperti pada
seperti pada contoh berikut :
Gambar 2.10 Perintah pada command button masuk
Buat tampilan selanjutnya dari aplikasi chating seperti gambar berikut, jangan lupa untuk
komponen yang terdapat pada tampilan chatting seperti pada
KOMUNIKASI DATA
Private Sub clear_Click()
List1.clear
End Sub
Private Sub Command1_Click()
Form7.Show
Form1.Hide
End Sub
Private Sub Form_Load()
Form2.Show
Form1.Hide
If MSComm1.PortOpen = False
MSComm1.PortOpen = True
End If
End Sub
Private Sub Form_Unload(Cancel As Integer)
If MSComm1.PortOpen = True Then
MSComm1.PortOpen = False
End If
End Sub
Private Sub kirim_Click()
MSComm1.Output = Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text
List1.AddItem Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text
Text1.Text = ""
Text1.SetFocus
End Sub
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 52
Private Sub clear_Click()
Private Sub Command1_Click()
Private Sub Form_Load()
If MSComm1.PortOpen = False Then
MSComm1.PortOpen = True
Private Sub Form_Unload(Cancel As Integer)
If MSComm1.PortOpen = True Then
MSComm1.PortOpen = False
Private Sub kirim_Click()
MSComm1.Output = Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text
List1.AddItem Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text
KOMUNIKASI DATA
Private Sub MSComm1_OnComm()
If MSComm1.InBufferCount > 0 Then
List1.AddItem MSComm1.Input
End If
End Sub
Private Sub out_Click()
Form2.Text1.Text = ""
Form1.Hide
Form2.Show
Form2.Text1.SetFocus
End Sub
Private Sub Text1_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
MSComm1.Output = Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text
List1.AddItem Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text
Text1.Text = ""
Text1.SetFocus
End If
End Sub
Private Sub Timer1_Timer()
Label1.Caption = TimeValue(Now)
End Sub
8. Uji Aplikasi chatting tersebut hingga berjalan dengan baik
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 53
Private Sub MSComm1_OnComm()
If MSComm1.InBufferCount > 0 Then
List1.AddItem MSComm1.Input
Private Sub out_Click()
Form2.Text1.Text = ""
Form2.Text1.SetFocus
Private Sub Text1_KeyPress(KeyAscii As Integer)
MSComm1.Output = Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text
List1.AddItem Form2.Text1.Text + " : " + Text1.Text
Private Sub Timer1_Timer()
Label1.Caption = TimeValue(Now)
Uji Aplikasi chatting tersebut hingga berjalan dengan baik
KOMUNIKASI DATA
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 54
Gambar 2.12 Pengujian Aplikasi
KOMUNIKASI DATA
2.4 Pembuatan Aplikasi Pengaturan L
Langkah Kerja :
1. Hubungkan Kabel paralel
module
2. Jalankan Aplikasi Visual Basic
Gambar 2.11 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)
Gambar 2.12 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)
3. Buatlah tampilan untuk aplikasi pengaturan LED tersebut sepe
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 55
Pembuatan Aplikasi Pengaturan LED
Hubungkan Kabel paralel male – male yang telah dibuat sebelumnya dengan komputer dan
Jalankan Aplikasi Visual Basic
Gambar 2.11 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)
Gambar 2.12 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)
Buatlah tampilan untuk aplikasi pengaturan LED tersebut seperti contoh berikut :
male yang telah dibuat sebelumnya dengan komputer dan
Gambar 2.12 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)
rti contoh berikut :
KOMUNIKASI DATA
Gambar 2.13 Tampilan Aplikasi Pengaturan LED
4. Buatlah perintah pada setiap komponen yang telah dibuat pada tampilan tersebut berdasarkan
kebutuhan
Private Sub Check1_Click()
If Check1.Value = 1 Then
s1.FillColor = &HFF&
out 888, 1
Else
s1.FillColor = &HFFFFFF
out 888, 0
End If
End Sub
Private Sub Check2_Click()
If Check2.Value = 1 Then
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 56
Gambar 2.13 Tampilan Aplikasi Pengaturan LED
Buatlah perintah pada setiap komponen yang telah dibuat pada tampilan tersebut berdasarkan
Private Sub Check1_Click()
s1.FillColor = &HFFFFFF
Private Sub Check2_Click()
Gambar 2.13 Tampilan Aplikasi Pengaturan LED
Buatlah perintah pada setiap komponen yang telah dibuat pada tampilan tersebut berdasarkan
KOMUNIKASI DATA
s2.FillColor = &HFF&
out 888, 2
Else
s2.FillColor = &HFFFFFF
out 888, 0
End If
End Sub
Private Sub Check3_Click()
If Check3.Value = 1 Then
s3.FillColor = &HFF&
out 888, 4
Else
s3.FillColor = &HFFFFFF
out 888, 0
End If
End Sub
Private Sub Check4_Click()
If Check4.Value = 1 Then
s4.FillColor = &HFF&
out 888, 8
Else
s4.FillColor = &HFFFFFF
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 57
s2.FillColor = &HFFFFFF
Private Sub Check3_Click()
s3.FillColor = &HFFFFFF
Private Sub Check4_Click()
s4.FillColor = &HFFFFFF
KOMUNIKASI DATA
out 888, 0
End If
End Sub
Private Sub Check5_Click()
If Check5.Value = 1 Then
s5.FillColor = &HFF&
out 888, 16
Else
s5.FillColor = &HFFFFFF
out 888, 0
End If
End Sub
Private Sub Check6_Click()
If Check6.Value = 1 Then
s6.FillColor = &HFF&
out 888, 32
Else
s6.FillColor = &HFFFFFF
out 888, 0
End If
End Sub
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 58
Private Sub Check5_Click()
s5.FillColor = &HFFFFFF
Private Sub Check6_Click()
s6.FillColor = &HFFFFFF
KOMUNIKASI DATA
Private Sub Check7_Click()
If Check7.Value = 1 Then
s7.FillColor = &HFF&
out 888, 64
Else
s7.FillColor = &HFFFFFF
out 888, 0
End If
End Sub
Private Sub Check8_Click()
If Check8.Value = 1 Then
s8.FillColor = &HFF&
out 888, 128
Else
s8.FillColor = &HFFFFFF
out 888, 0
End If
End Sub
Private Sub Cmdstop_Click()
Cmdstop.Tag = "off"
out 888, 0
s4.FillColor = &HFFFFFF
s3.FillColor = &HFFFFFF
s6.FillColor = &HFFFFFF
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 59
Private Sub Check7_Click()
s7.FillColor = &HFFFFFF
Private Sub Check8_Click()
s8.FillColor = &HFFFFFF
Private Sub Cmdstop_Click()
KOMUNIKASI DATA
s5.FillColor = &HFFFFFF
s1.FillColor = &HFFFFFF
s2.FillColor = &HFFFFFF
s7.FillColor = &HFFFFFF
s8.FillColor = &HFFFFFF
End Sub
Private Sub Cmdvariasi1_Click()
Cmdstop.Tag = "on"
out 888, 0
s4.FillColor = &HFFFFFF
s3.FillColor = &HFFFFFF
s6.FillColor = &HFFFFFF
s5.FillColor = &HFFFFFF
s1.FillColor = &HFFFFFF
s2.FillColor = &HFFFFFF
s7.FillColor = &HFFFFFF
s8.FillColor = &HFFFFFF
Do
out 888, 1
s1.FillColor = &HFF&
Tunda (slider.Value)
out 888, 2
s2.FillColor = &HFF&
s1.FillColor = &HFFFFFF
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 60
Private Sub Cmdvariasi1_Click()
KOMUNIKASI DATA
Tunda (slider.Value)
out 888, 4
s3.FillColor = &HFF&
s2.FillColor = &HFFFFFF
Tunda (slider.Value)
out 888, 8
s4.FillColor = &HFF&
s3.FillColor = &HFFFFFF
Tunda (slider.Value)
out 888, 16
s5.FillColor = &HFF&
s4.FillColor = &HFFFFFF
Tunda (slider.Value)
out 888, 32
s6.FillColor = &HFF&
s5.FillColor = &HFFFFFF
Tunda (slider.Value)
out 888, 64
s7.FillColor = &HFF&
s6.FillColor = &HFFFFFF
Tunda (slider.Value)
out 888, 128
s8.FillColor = &HFF&
s7.FillColor = &HFFFFFF
Tunda (slider.Value)
s8.FillColor = &HFFFFFF
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 61
KOMUNIKASI DATA
out 888, 0
Loop Until Cmdstop.Tag = "off"
End Sub
Private Sub cmdvariasi8_Click()
Cmdstop.Tag = "on"
out 888, 0
s4.FillColor = &HFFFFFF
s3.FillColor = &HFFFFFF
s6.FillColor = &HFFFFFF
s5.FillColor = &HFFFFFF
s1.FillColor = &HFFFFFF
s2.FillColor = &HFFFFFF
s7.FillColor = &HFFFFFF
s8.FillColor = &HFFFFFF
Do
Tunda (slider.Value)
out 888, 255
s2.FillColor = &HFF&
s4.FillColor = &HFF&
s6.FillColor = &HFF&
s8.FillColor = &HFF&
s1.FillColor = &HFF&
s3.FillColor = &HFF&
s5.FillColor = &HFF&
s7.FillColor = &HFF&
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 62
Loop Until Cmdstop.Tag = "off"
Private Sub cmdvariasi8_Click()
KOMUNIKASI DATA
Tunda (slider.Value)
out 888, 0
s2.FillColor = &HFFFFFF
s4.FillColor = &HFFFFFF
s6.FillColor = &HFFFFFF
s8.FillColor = &HFFFFFF
s1.FillColor = &HFFFFFF
s3.FillColor = &HFFFFFF
s5.FillColor = &HFFFFFF
s7.FillColor = &HFFFFFF
Loop Until Cmdstop.Tag = "off"
End Sub
Private Sub Command1_Click()
Unload Me
Form7.Show
End Sub
5. Uji aplikasi pengaturan LED tersebut
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 63
Loop Until Cmdstop.Tag = "off"
Private Sub Command1_Click()
Uji aplikasi pengaturan LED tersebut hingga bisa berjalan dengan baik
KOMUNIKASI DATA
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 64
Gambar 2.14 Pengujian Aplikasi
KOMUNIKASI DATA
2.5 Pembuatan Aplikasi Pengaturan Motor Stepper
Langkah Kerja :
1. Hubungkan kabel paralel yang telah dibuat sebelumnya pada komputer dan module motor
stepper
2. Jalankan Aplikasi Visual Basic
Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)
Gambar 2.15 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)
3. Buatlah tampilan untuk aplikasi pengaturan motor stepper seperti pada contoh berikut :
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 65
Pembuatan Aplikasi Pengaturan Motor Stepper
Hubungkan kabel paralel yang telah dibuat sebelumnya pada komputer dan module motor
Jalankan Aplikasi Visual Basic
Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)
Gambar 2.15 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)
Buatlah tampilan untuk aplikasi pengaturan motor stepper seperti pada contoh berikut :
Hubungkan kabel paralel yang telah dibuat sebelumnya pada komputer dan module motor
Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)
Gambar 2.15 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)
Buatlah tampilan untuk aplikasi pengaturan motor stepper seperti pada contoh berikut :
KOMUNIKASI DATA
Gambar 2.16 Tampilan Aplikasi Pengaturan Motor Stepper
4. Berikan perintah pada setiap komponen yang diperlukan
Private active As Boolean
Private Sub Command1_Click()
Call disable_button
Command4.Tag = "Start"
If Option1.Value = True Then
Do
Dim a As Integer
For a = 1 To 1
out 888, 1
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 2
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 4
Tunda FlatScrollBar1.Value
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 66
Gambar 2.16 Tampilan Aplikasi Pengaturan Motor Stepper
h pada setiap komponen yang diperlukan seperti pada contoh berikut
Private Sub Command1_Click()
If Option1.Value = True Then
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Gambar 2.16 Tampilan Aplikasi Pengaturan Motor Stepper
seperti pada contoh berikut
KOMUNIKASI DATA
out 888, 8
Tunda FlatScrollBar1.Value
Next
Loop
Else
Do
Dim z As Integer
For z = 1 To 1
out 888, 1
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 3
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 2
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 6
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 4
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 12
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 8
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 9
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 67
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
KOMUNIKASI DATA
Tunda FlatScrollBar1.Value
Next
Loop Until Command4.Tag = "Stop"
End If
End Sub
Private Sub Command2_Click()
Call disable_button
Command4.Tag = "Start"
If Option1.Value = True Then
Do
Dim s As Integer
For s = 1 To 1
out 888, 8
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 4
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 2
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 1
Tunda FlatScrollBar1.Value
Next
Loop Until Command4.Tag = "Stop"
Else
Do
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 68
Tunda FlatScrollBar1.Value
Loop Until Command4.Tag = "Stop"
Private Sub Command2_Click()
If Option1.Value = True Then
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Loop Until Command4.Tag = "Stop"
KOMUNIKASI DATA
Dim P As Integer
For P = 1 To 1
out 888, 9
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 8
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 12
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 4
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 6
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 2
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 3
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 1
Tunda FlatScrollBar1.Value
Next
Loop Until Command4.Tag = "Stop"
End If
End Sub
Private Sub Command3_Click()
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 69
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Loop Until Command4.Tag = "Stop"
Private Sub Command3_Click()
KOMUNIKASI DATA
Call disable_button
active = True
Command4.Tag = "Start"
If Option1.Value = True Then
Do
Dim q As Integer
For q = 1 To 5
out 888, 1
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 2
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 4
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 8
Tunda FlatScrollBar1.Value
Next
Dim w As Integer
For w = 1 To 5
out 888, 8
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 4
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 2
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 1
Tunda FlatScrollBar1.Value
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 70
If Option1.Value = True Then
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
KOMUNIKASI DATA
Next
Loop Until Command4.Tag = "Stop"
Else
Do
Dim f As Integer
For f = 1 To 5
out 888, 1
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 3
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 2
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 6
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 4
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 12
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 8
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 9
Tunda FlatScrollBar1.Value
Next
Dim g As Integer
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 71
Loop Until Command4.Tag = "Stop"
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
KOMUNIKASI DATA
For g = 1 To 5
out 888, 9
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 8
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 12
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 4
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 6
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 2
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 3
Tunda FlatScrollBar1.Value
out 888, 1
Tunda FlatScrollBar1.Value
Next
Loop Until Command4.Tag = "Stop"
End If
End Sub
Private Sub Command4_Click()
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 72
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Tunda FlatScrollBar1.Value
Loop Until Command4.Tag = "Stop"
Private Sub Command4_Click()
KOMUNIKASI DATA
Call enable_button
active = False
Do While active
out 888, 0
Loop
End Sub
Private Sub Command5_Click()
Unload Me
Form7.Show
End Sub
Private Sub FlatScrollBar1_Change()
Label1.Caption = FlatScrollBar1.Value & " milisekon"
End Sub
Private Sub enable_button()
Command1.Enabled = True
Command2.Enabled = True
Command3.Enabled = True
End Sub
Private Sub disable_button()
Command1.Enabled = False
Command2.Enabled = False
Command3.Enabled = False
End Sub
5. Uji aplikasi tersebut hingga mampu berjalan dengan baik
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 73
Private Sub Command5_Click()
Sub FlatScrollBar1_Change()
Label1.Caption = FlatScrollBar1.Value & " milisekon"
Private Sub enable_button()
Command1.Enabled = True
Command2.Enabled = True
Command3.Enabled = True
Private Sub disable_button()
led = False
Command2.Enabled = False
Command3.Enabled = False
Uji aplikasi tersebut hingga mampu berjalan dengan baik
KOMUNIKASI DATA
Gambar 2.17 Tampilan Pengujian Aplikasi
2.6 Membuat Menu Depan Aplikasi
Langkah Kerja :
1. Jalankan Aplikasi Visual Basic
Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 74
Gambar 2.17 Tampilan Pengujian Aplikasi
Membuat Menu Depan Aplikasi
Jalankan Aplikasi Visual Basic
Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)
Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Visual Basic(1)
KOMUNIKASI DATA
Gambar 2.15 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)
2. Buat tampilan pada visual basic seperti pada contoh tampilan berikut :
Keterangan :
Pada menu aplikasi, terdapat
seperti pengontrolan LED, aplikasi chatting, dan aplikasi pengontrolan motor stepper
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 75
Gambar 2.15 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)
Buat tampilan pada visual basic seperti pada contoh tampilan berikut :
Gambar 2.16 Contoh tampilan
Pada menu aplikasi, terdapat menu yang bisa menunjukkan aplikasi yang telah kami buat
seperti pengontrolan LED, aplikasi chatting, dan aplikasi pengontrolan motor stepper
Gambar 2.15 Tampilan Aplikasi Visual Basic(2)
yang bisa menunjukkan aplikasi yang telah kami buat
seperti pengontrolan LED, aplikasi chatting, dan aplikasi pengontrolan motor stepper
KOMUNIKASI DATA
3. Berikan perintah tertentu pada beberapa menu yang tersedia agar bisa terhubung dengan form
aplikasi yang lain
4. Uji menu-menu yang telah dibuat tersebut agar berjalan dengan baik
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 76
Berikan perintah tertentu pada beberapa menu yang tersedia agar bisa terhubung dengan form
menu yang telah dibuat tersebut agar berjalan dengan baik
Berikan perintah tertentu pada beberapa menu yang tersedia agar bisa terhubung dengan form
KOMUNIKASI DATA
3.1 Analisa Pada Aplikasi Chatting
Pada aplikasi ini Mahasiswa dapat mengambil analisa yaitu, aplikasi chatting dapat berjalan apabila terdapat library component utama yaitu MSComm (komponen Windows untuk komunikasi serial), apabila tanpa komponen ini aplikasi tidak akan berfungsi semestinyHyperTerminal pun menggunakan library component ini. pengaturan protokol komunikasi serial dengan
CommPort : menentukan nomor port komunikasi Setting : menentukan baud rate, parity, data bits, stop bits dalam string
Untuk membuka serial port cukup dengan property :
PortOpen : membuka dan menutup port
Ada beberapa property dari receive bufferkita atur.
InBufferSize : mengatur ukuran OutBufferSize : mengatur ukuran Rthreshold : menentukan jumlah karakter yang diterima oleh
OnComm event dipicu Sthreshold : menentukan jumlah karakter yang diterima
OnComm event dipicu o Jika bernilai 0 berarti tidak pernah dipicuo Jika bernilai 1 berarti dipicu setiap satu karakter
InputLen : menentukan jumlah karakter yang dibaca CPU dari receive buffer o Jika bernilai “ 0 “, maka seluruh i
InputMode : menentukan tipe data input yang akan dibaca CPU o comInputModeText o comInputModeBinary
Untuk menampilkan data dari peralatan lain ke dalam aplikasi VB, digunakan properti : Sehingga kode akan berbentuk :
TxtDisplay.Text = MSComm1.Input
Untuk mengirim data dari aplikasi VB ke peralatan lain digunakn properti : akan berbentuk :
MSComm1.Output = “Ini nilai string”
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 77
BAB III
ANALISA
3.1 Analisa Pada Aplikasi Chatting
Pada aplikasi ini Mahasiswa dapat mengambil analisa yaitu, aplikasi chatting dapat berjalan apabila terdapat library component utama yaitu MSComm (komponen Windows untuk komunikasi serial), apabila tanpa komponen ini aplikasi tidak akan berfungsi semestinya. Karena pada HyperTerminal pun menggunakan library component ini. Sebelum membuka serial portpengaturan protokol komunikasi serial dengan property MSComm berikut :
: menentukan nomor port komunikasi : menentukan baud rate, parity, data bits, stop bits dalam string
Untuk membuka serial port cukup dengan property :
: membuka dan menutup port
receive buffer dan transmit buffer (property dari MS Comm) yang perlu
: mengatur ukuran receive buffer : mengatur ukuran transmit buffer
: menentukan jumlah karakter yang diterima oleh receive buffer
: menentukan jumlah karakter yang diterima oleh transmit buffer
Jika bernilai 0 berarti tidak pernah dipicu Jika bernilai 1 berarti dipicu setiap satu karakter
: menentukan jumlah karakter yang dibaca CPU dari receive buffer Jika bernilai “ 0 “, maka seluruh isi receive buffer akan dibaca CPU
: menentukan tipe data input yang akan dibaca CPU : untuk data string/teks
comInputModeBinary : untuk data biner
Untuk menampilkan data dari peralatan lain ke dalam aplikasi VB, digunakan properti :
TxtDisplay.Text = MSComm1.Input
Untuk mengirim data dari aplikasi VB ke peralatan lain digunakn properti : Output
MSComm1.Output = “Ini nilai string”
Pada aplikasi ini Mahasiswa dapat mengambil analisa yaitu, aplikasi chatting dapat berjalan apabila terdapat library component utama yaitu MSComm (komponen Windows untuk komunikasi
a. Karena pada serial port, dilakukan
dari MS Comm) yang perlu
receive buffer sebelum
transmit buffer sebelum
: menentukan jumlah karakter yang dibaca CPU dari receive buffer si receive buffer akan dibaca CPU
Untuk menampilkan data dari peralatan lain ke dalam aplikasi VB, digunakan properti : Input.
Output. Sehingga kode
KOMUNIKASI DATA
Untuk mengawasi jumlah bit yang ada di ditampilkan.
InBufferCount OutBufferCount
MSComm hanya memiliki 1 event, yaitu CommEvent berubah, yaitu saat terjadi :
Event komunikasi Error
Contoh dari event komunikasi OnComm :
comEvSend : mengirim sejumlah karakter ke comEvReceive : menerima sejumlah karater di
Sedang contoh dari error pada OnComm
comEventBreak : sinyal break comEventFrame : ada kesalahan comEventRxOver : receive buffer comEventTXFull : transmit buffer
3.2 Analisa Pada Aplikasi Pengatur LED
Pada aplikasi ini Mahasiswa dapat mengambil analisa yaitu, aplikasi ini memiliki beberapa
fitur yaitu:
1. Mematikan atau menghidupkan lampu LED satu per satu
2. Menyalakan LED dengan variasi yaitu:
a. Running, lampu nyalanya berurutan dari awal sampai akhir hin
mengulang kembali kondisinya
b. Flip-flop, seluruh lampu nyala
Pada variasi, kecepatan nyala bisa diatur menggunakan slider, dalam waktu milisekon
Pada saat penyalaan LED, 255 adalah bit untuk menyalakan
persatu bit mulai dari 1,2,4,8,16,32,64,128 (8 bit).
membutuhkan deklarasi *.bas terlebih dahulu karena untuk pemanggilan library extension yang
bukan bawaan dari Windows yaitu inp
dimana 888 sendiri adalah alamat paralel. LPT1 378H.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 78
Untuk mengawasi jumlah bit yang ada di transmit buffer dan receive buffer, property berikut dapat
hanya memiliki 1 event, yaitu OnComm. Event ini akan terjadi jika properti dari berubah, yaitu saat terjadi :
OnComm :
: mengirim sejumlah karakter ke transmit buffer : menerima sejumlah karater di receive buffer
OnComm :
break diterima : ada kesalahan framing
receive buffer mengalami overflow transmit buffer penuh
3.2 Analisa Pada Aplikasi Pengatur LED
aplikasi ini Mahasiswa dapat mengambil analisa yaitu, aplikasi ini memiliki beberapa
1. Mematikan atau menghidupkan lampu LED satu per satu
2. Menyalakan LED dengan variasi yaitu:
a. Running, lampu nyalanya berurutan dari awal sampai akhir hingga kembali dari awal dan
mengulang kembali kondisinya
flop, seluruh lampu nyala-mati (kedap-kedip)
Pada variasi, kecepatan nyala bisa diatur menggunakan slider, dalam waktu milisekon
Pada saat penyalaan LED, 255 adalah bit untuk menyalakan semua, ketika ingin menyalakan satu
persatu bit mulai dari 1,2,4,8,16,32,64,128 (8 bit). Aplikasi yang menggunakan kabel paralel
membutuhkan deklarasi *.bas terlebih dahulu karena untuk pemanggilan library extension yang
bukan bawaan dari Windows yaitu inpout32.dll dan port_io.dll, yang memiliki perintah “Out 888”,
dimana 888 sendiri adalah alamat paralel. LPT1 378H.
, property berikut dapat
rjadi jika properti dari
aplikasi ini Mahasiswa dapat mengambil analisa yaitu, aplikasi ini memiliki beberapa
gga kembali dari awal dan
Pada variasi, kecepatan nyala bisa diatur menggunakan slider, dalam waktu milisekon
semua, ketika ingin menyalakan satu
Aplikasi yang menggunakan kabel paralel
membutuhkan deklarasi *.bas terlebih dahulu karena untuk pemanggilan library extension yang
out32.dll dan port_io.dll, yang memiliki perintah “Out 888”,
KOMUNIKASI DATA
3.3 Analisa Pada Pengatur Motor Stepper
Pada aplikasi ini Mahasiswa dapat mengambil analisa
utama dan memilih arah putaran motor
fiturnya antara lain :
1. Clockwise, mengatur putaran motor searah jarum jam
2. Counter-clockwise, mengatur putaran motor kebalikan dari jarum jam
4. Full step, motor stepper berputar sesuai dengan spesifikasi derajat per stepnya
5. Half step, motor stepper berputar setengah derajat per stepnya
6. Stop, menghentikan putaran motor
7. Delay, mengatur kecepatan dari putaran motor
Aplikasi yang menggunakan kabel paralel membutuhkan deklarasi *.bas terlebih dahulu karena untuk
pemanggilan library extension yang bukan bawaan dari Windows yaitu inpout32.dll dan port_io.dll,
yang memiliki perintah “Out 888”, dimana 888 sendiri adalah alamat paralel. LP
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 79
3.3 Analisa Pada Pengatur Motor Stepper
hasiswa dapat mengambil analisa yaitu pertama-
lih arah putaran motor, kecepatan yang diinginkan dan mode motor. Beberapa
, mengatur putaran motor searah jarum jam
, mengatur putaran motor kebalikan dari jarum jam
putar sesuai dengan spesifikasi derajat per stepnya
5. Half step, motor stepper berputar setengah derajat per stepnya
, menghentikan putaran motor
7. Delay, mengatur kecepatan dari putaran motor menggunakan hitungan waktu milisekon
nggunakan kabel paralel membutuhkan deklarasi *.bas terlebih dahulu karena untuk
pemanggilan library extension yang bukan bawaan dari Windows yaitu inpout32.dll dan port_io.dll,
yang memiliki perintah “Out 888”, dimana 888 sendiri adalah alamat paralel. LP
-tama masuk ke form
, kecepatan yang diinginkan dan mode motor. Beberapa
putar sesuai dengan spesifikasi derajat per stepnya
menggunakan hitungan waktu milisekon
nggunakan kabel paralel membutuhkan deklarasi *.bas terlebih dahulu karena untuk
pemanggilan library extension yang bukan bawaan dari Windows yaitu inpout32.dll dan port_io.dll,
yang memiliki perintah “Out 888”, dimana 888 sendiri adalah alamat paralel. LPT1 378H.
KOMUNIKASI DATA
4.1 Kesimpulan
Dari seluruh aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data secara elektronik dari dua atau lebih
alat yang terhubung kedalam sebuah jaringan (
data itu dapat diterapkan ke dalam banyak hal, seperti yang sudah kami buat yakni untuk chatting,
pengontrolan motor stepper, pengontrolan LED, dan masih banyak lagi pener
data yang lainnya.
Komunikasi data juga jika disusun berdasarkan mode transmisi datanya terdiri dari dua jenis,
yakni serial dan paralel. Kedua jenis tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Tetapi
hal itu dapat diatasi dengan memilih penggunaan mode transmisinya sesuai kebutuhan.
Kita dapat mengetahui karakteristik beberapa jenis
bekerja mengirimkan data dengan cara sekuensial
paralel dapat bekerja mengirimkan seluruh data dalam waktu yang bersamaan.
4.2 Tugas
1. Sebuah konser musik dipancarkan oleh transmitter radio. Pada jarak 1 Km ada Dua orang yang
mendengarkan, si A mendengarkan lewat udara dan si B mendengarkan lewat radio. Siapakah yang
lebih dulu mendengar suara konser tersebut? Jelaskan!
Rumus � =�
�
Diketahui :
Jarak Orang A ke B= 1000 meter
Jawab :
Orang A :
s = 1000 m
t = 1000 / 340 = 2,94 s
Orang B:
s = 1000 m
t = 1000 / 300.000.000 = 3,33 x 10
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 80
BAB IV
PENUTUP
Dari seluruh aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa
proses pengiriman dan penerimaan data secara elektronik dari dua atau lebih
terhubung kedalam sebuah jaringan (network) melalui suatu media.
data itu dapat diterapkan ke dalam banyak hal, seperti yang sudah kami buat yakni untuk chatting,
pengontrolan motor stepper, pengontrolan LED, dan masih banyak lagi pener
Komunikasi data juga jika disusun berdasarkan mode transmisi datanya terdiri dari dua jenis,
yakni serial dan paralel. Kedua jenis tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Tetapi
dengan memilih penggunaan mode transmisinya sesuai kebutuhan.
ita dapat mengetahui karakteristik beberapa jenis kabel data yaitu kabel data serial dapat
kan data dengan cara sekuensial (berurutan satu persatu), sedangkan kabel data
el dapat bekerja mengirimkan seluruh data dalam waktu yang bersamaan.
1. Sebuah konser musik dipancarkan oleh transmitter radio. Pada jarak 1 Km ada Dua orang yang
mendengarkan, si A mendengarkan lewat udara dan si B mendengarkan lewat radio. Siapakah yang
lebih dulu mendengar suara konser tersebut? Jelaskan!
t = 1000 / 300.000.000 = 3,33 x 10-6 s
Dari seluruh aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa
proses pengiriman dan penerimaan data secara elektronik dari dua atau lebih
) melalui suatu media. Dan dari komunikasi
data itu dapat diterapkan ke dalam banyak hal, seperti yang sudah kami buat yakni untuk chatting,
pengontrolan motor stepper, pengontrolan LED, dan masih banyak lagi penerapan dari komunikasi
Komunikasi data juga jika disusun berdasarkan mode transmisi datanya terdiri dari dua jenis,
yakni serial dan paralel. Kedua jenis tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Tetapi
dengan memilih penggunaan mode transmisinya sesuai kebutuhan.
kabel data yaitu kabel data serial dapat
(berurutan satu persatu), sedangkan kabel data
1. Sebuah konser musik dipancarkan oleh transmitter radio. Pada jarak 1 Km ada Dua orang yang
mendengarkan, si A mendengarkan lewat udara dan si B mendengarkan lewat radio. Siapakah yang
KOMUNIKASI DATA
Maka Orang B terlebih dahulu yang akan mendengar suara
pada udara itu konstan 340 m/s (pada
B) menggunakan gelombang elektromagnetik
spektrum cahaya, sehingga lebih cepat orang B mendengar.
LAPORAN
KOMUNIKASI DATA Hal. 81
Maka Orang B terlebih dahulu yang akan mendengar suara, dikarenakan kecepatan rambat buny
pada orang A), sedangkan kecepatan rambat bunyi radio
menggunakan gelombang elektromagnetik 3 x 108 m/s (konstan) yang artinya sama saja dengan
spektrum cahaya, sehingga lebih cepat orang B mendengar.
, dikarenakan kecepatan rambat bunyi
orang A), sedangkan kecepatan rambat bunyi radio (pada orang
yang artinya sama saja dengan
82
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ing. Yuliadi Erdani, M.Sc. 2012. Modul Praktik Komunikasi Data.
UPT. Multimedia Politeknik Manufaktur Negeri Bandung. 2001. Modul Teori Komunikasi
Data 1
Odd Parity Check dan Even Parity Check, [Online]. “2008” Tersedia: http://iwanbinanto.com/2008/03/23/odd-parity-check-dan-even-parity-check/ [ 10 September 2014].
Pengertian Komunikasi Data, [Online]. “2012” Tersedia:
http://yogapermanawijaya.wordpress.com/2012/07/25/pengertian-komunikasi-data-data-
communication/ [10 September 2014]
Mengenal Visual Basic, [Online]. “2012” Tersedia: http://www.swalt.info/pemograman/visual-
basic/74-mengenal-visual-basic.html [10 September 2014]
Pengertian Motor Stepper, [Online]. “2012” Tersedia: http://bukan-sekedar-
tahu.blogspot.com/2011/10/2.html [11 September 2014]
LED (Light Emitting Diode), [Online]. “2012” Tersedia: http://elektronika-
dasar.web.id/komponen/led-light-emitting-dioda/ [13 September 2014]