26
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I NITRIMETRI Disusun Oleh: Golongan II, Kelompok B GIGIH ADITYA PAMUNGKAS (G1F009027) AGUNG MUHARAM (G1F009028) GALIH PRIANDANI (G1F009029) SHIFAQ KHAIRUNNISA (G1F009032) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS I

NITRIMETRI

Disusun Oleh:

Golongan II, Kelompok B

GIGIH ADITYA PAMUNGKAS (G1F009027)

AGUNG MUHARAM (G1F009028)

GALIH PRIANDANI (G1F009029)

SHIFAQ KHAIRUNNISA (G1F009032)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2010

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

I. JUDUL PERCOBAAN

Nitrimetri

II. TUJUAN PERCOBAAN

Menetapkan kadar suatu senyawa obat dalam sampel menggunakan prinsip reaksi

diazotasi.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam percobaan nitrimetri ini yaitu labu erlenmeyer, beaker

glass, buret, statif, pipet tetes, corong, timbangan elektrik, pipet ukur, filler, mortar, pastle

dan batang pengaduk.

Bahan yang digunakan pada percobaan nitrimetri ini yaitu akuades, natrium nitrit pa,

asam sulfanilat pa, natrium bikarbonat, asam klorida P, natrium nitrit 0,1 M, larutan KI +

kanji, INH, Sulfaguanidin dan natrium nitrit 0,05 M.

IV. SKEMA KERJA

1. Larutan baku

A. Larutan Natrium Nitit 0,1 N

Pembuatan

Dilarutkan dalam air, hingga tiap 1000 ml larutan

mengandung 7 gr NaNO2

Natrium Nitrit Pa

Hasil

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Pembakuan

Dikeringkan pada 120 sampai bobot tetap

Ditimbang seksama

Ditambahkan

Diaduk hingga larut

Diencerkan dengan 100 ml air

Ditambahkan

Didinginkan hingga suhu tidak lebih dari 150 C

Dititrasi pelan-pelan dengan larutan baku

natrium nitrit 0,1 M pada suhu tidak lebih dari

150 C dengan indikator KI+kanji hingga

berwarna biru tetap

100 mg asam sulfanilat

0,2 gr natrium bikarbonat dan air

10 ml asam klorida

Hasil

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

2. Penetapan Kadar

A. Penetapan Kadar Isoniazid

Dilaruttkan dalam 10 ml asam klorida

Didinginkan higga suhunya tidak lebih dari 150C

Dititrasi pelan-pelan dengan larutan baku

natrium nitrit 0,05 M pada suhu tidak lebih dari

150 C dengan indikator KI+kanji hingga

berwarna biru tetap

V. DATA PENGAMATAN

a. INH

No PERLAKUAN PENGAMATAN

1 100 mg sampel (INH) dilarutkan dalam 10 ml

asam klorida

Warna bening

2 Di dinginkan :

a. Erlenmeyer I

b. Erlenmeyer II

c. Erlenmeyer III

Suhunya:

12 C

13 C

11 C

3 Dititrasi dengan indikator kanji

a. Erlenmeyer I

b. Erlrnmeyer II

c. Erlenmeyer III

Volumenya:

1,55 ml ( warna biru)

1,375 ml (warna biru)

1,25 ml ( warna biru)

BE = Mr/e

100 mg sampel

Larutan

Hasil

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

= 137,139

Kadar I = ml titran x N titran x BE zat

mg sampel x 100

= 1,55 x 0,1 x137,139

100¿

¿ x 100 %

= 21,26 %

Kadar II = 1,375 x 0,1 x137 ,139

100x 100%

= 18,86 %

Kadar II = 1, 25 x 0,1 x137,139

100x 100 %

= 17,14 %

X x d ( [ x−x ] ) d2

18,86 18 0,86 0,7396

17,14 0,83 0,6889

∑= 1,69 ∑ = 1,4285

d=1,69

2 = 0,845

SD = 1,4285

1 = 1,195

Harga ditolak jika |x−x|

d > 2,5

|21,26−18|0,845

> 2,5

3,86 > 2,5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Jadi harga 21,26 % ditolak

Kadar = 18 ± 1,195

b. Sulfaguanidin

NO PERLAKUAN PENGAMATAN

1 100 mg sulfaguanidin + 10 ml HCl Larutan bening

2 Didinginkan sampai kurang lebih 150 C +

ditambah indikator (KI + kanji)

Larutan tetap bening

3 Dititrasi dengan natirum nitrit 0,1 M Larutan menjadi biru

4 Dilakukan 3x percobaan

SAMPEL VOLUME NATRIUM

NITRIT

INDIKATOR

Titran 1 7,80 ml + 10 tetes

Titran 2 6,42 ml + 10 tetes

Titran 3 6,62 ml + 10 tetes

BE = Mr/e

= 214,2449/3

= 71,414

Kadar I = ml titran x N titran x BE zat

mg sampel

= ¿7,80 x 0,1 x71,414

100 x 100 %

= 55,703

100 x 100 %

= 55,7 %

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Kadar II = 7,80 x 0,1 x71,414

100 x 100 %

=45,848

100 x 100 %

= 45,848 %

Kadar III =6,62 x 0,1 x 71,414

100 x 100 %

= 47,276

100x 100 %

= 47, 276 %

X =(45,848 %+47,276 %)

2 = 46,562

X x d ( [ x−x ] ) D2

45,848 46,562 0,714 0,5098

47,276 46,562 0,714 0,5098

∑=1,428 ∑=1,0196

d= 1,428/2 = 0,714

SD = √61,0196

1

= √1,0196

= 1,0098

Kadar sulfaguanidin = x ±SD = 46,562 % ± 1,0098

c. Sulfanilamide

PERLAKUAN PENGAMATAN

100 mg sampel

+ 10 ml HCl + didinginkan Sampel larut

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

+ (KI+kanji) Warna putih

+Natrium nitrit Warna biru

BE = Mr/e

= 172,205/2

= 86,103

Titrasi I = kadar sampel = 100 mg

HCl 10% = 10 ml

Indikator = 10 tetes

Ml titran = 2,605 ml

Kadar = 2,605 x 0,1 x86,103

100 x 100 %

= 22,43 %

Titrasi II = kadar sampel = 100 mg

HCl 10 % = 10 ml

Indikator = 10 tetes

Ml titran = 6,505 ml

Kadar = 6,505 x 0,1 x86,103

100x 100 %

= 56,00 %

Titran III= kadar sampel = 100 mg

HCl 10 % = 10 ml

Indikator = 10 tetes

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Ml titran = 7 ml

Kadar = 7 x0,1 x86,103

100x 100 %

= 60,27 %

X x d ( [ x−x ] ) d2

22,43 39,215 16,785 281,74

56,00 16,785 281,74

∑= 33,57 ∑= 563,47

d= 33,57/2

= 16,785

SD = √563,47

1x 100 %

= 23,73

Kadar = 39, 215 % ± (3,182 x 23,73 / √2)

= 39,215 % ± 53,39

d. Paracetamol

PERLAKUAN PENGAMATAN

100 mg sampel + 4 tetes H2SO4 pekat + air

50 ml

Warna bening

dipanaskan Tetap bening

Dinginkan sampai dibawah 150 C

Ditambah indikator kanji 3 pipet Warna keruh

Dititrasi dengan Na2NO3 0,1N Warna biru kehitaman (0,4 ml)

BE paracetamol = 151, 6

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Kadar I = ml titran x N titran x BE zat

mg sampel x 100 %

= 0,4 x 0,1 x 151,6

100x 100%

= 6,064 %

Kadar II =1,2 x 0,1 x 151,6

100x 100%

= 18,192 %

X x d ( [ x−x ] ) d2

6,064 12,128 6,064 36,772

18,192 6,064 36,772

∑= 12,128 ∑= 73,544

d = 12,128

2

= 6,064

SD = √73,544

1= √73,544 = 8,5757

VI. PEMBAHASAN

Metode titrasi Nitrimetri merupakan metode penetapan kadar secara kuantitatif

dengan menggunakan larutan baku Natrium Nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi

diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam

membentuk garam diazonium.

Dalam Nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya

karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam

diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku sering

dinyatakan dengan molaritas (M) karena molaritasnya sama dengan normalitasnya ( Gandjar,

2007 ).

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Reaksi antara amina aromatik primer dengan natrium nitrit dalam suasana asam dapat

berjalan kuantitatif dan garam diazonium yang terbentuk larut dalam air. Titik akhir titrasi

ditandai oleh kelebihan natium nitrit yang dapat ditentukan dengan 2 cara yang utama :

1. Pemakaian indicator luar

Dapat dipakai karena kanji KI atau pasta kanji KI yang akan memberikan warna biru

kalau nitrit berlebih, ion triiodida akan memberikan warna biru pada kertas kanji atau pasta

kanji. Penetapan kadar amina aromatik primer secara nitrimetri memakai indikator luar

adalah merupakan cara yang paling umum.

Keuntungan pemakaian indikator luar adalah perubahan warna jelas sedangkan

kerugiannya antara lain adalah:

a. Pelaksanaan tidak praktis karena kita harus menggoreskan

b. Larutan yang akan dititer harus didinginkan

c. Memerlukan reaksi orientasi untuk memperkirakan titik akhir reaksi

2. Pemakaian indicator luar

Memerlukan indikator campur Treopelin OO dan Biru Metilen. Dalam suasana asam

treopelin OO berwarna merah dan biru metilen berwarna biru. Kalau terdapat natrium nitrit

berlebih maka warna treopelin OO akan berubah menjadi kuning. Dengan demikian

perubahan warna dari ungu menjadi ungu muda (dekat titik akhir) berubah menjadi biru hijau

(titik akhir titrasi).Titrasi dengan memakai indikator dalam dapat dilakukan pada temperatur

kamar, untuk ini diperlukan adanya KBr sebagai katalis.

Pemilihan indikator yang cocok ditentukan oleh kekuatan oksidasi titran dan titrat,

dengan perkataan lain, potensial titik ekivalen titrasi tersebut. Bila potensial peralihan

indikator tergantung dari pH, maka juga harus diusahakan agar pH tidak berubah selama

titrasi berlangsung (Anonim, 1979).

Titrasi Nitrimetri dapat dipergunakan untuk menetapkan kadar senyawa yang mempunyai

gugus amina aromatik primer bebas atau zat - zat yang dapat dirubah menjadi amina aromatik

primer bebas.

Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat

organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun demikian agar tirasi

redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhi :

1. Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran

elektron secara stokhiometri.

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

2. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur

(kesempurnaan 99%).

3. Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.

(Rivai, 1995)

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada reaksi diazotasi :

1. Suhu

Titrasi diazotasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih kecil dari 15°C karena

asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit dengan asam tidak stabil dan

mudah terurai, dan garam diazonium yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak

stabil.

2. Kecepatan reaksi

Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi barjalan agak lambat, titrasi

sebaiknya dilakukan secra perlahan-lahan, dan reaksi diazotasi dapat dikatalisa

dengan penambahan natrium dan kalium bromida sebagai katalisator.

(Wunas, 1986)

Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar isoniazid, sulfadiazin,sulfaguanidin,

dan parasetamol dengan menggunakan metode nitritometri. Titran yang digunakan adalah

NaNO2 0,1 N yang kemudian direaksikan dengan HCl sehingga membentuk asam nitrit

(HNO2). Titrasi dilakukan di bawah suh 15C. Hal ini karena garam diazonium tidak stabil

dan jika suhunya lebih tinggi bisa terurai menjadi fenol dan natrium. Pada pecobaan ini,

digunakan indikator luar yakni kertas kanji iodida. Pada kertas kanji iodida akan terjadi

perubahan warna mendi biru karena iodida diubah menjadi iodium ketika bertemu dan kanji.

HNO2 akan bereaksi dengan sampel dan akan membentuk garam diazonium, namun tidak

semua HNO2 itu akan bereaksi dengan sampel. Ketika larutan digoreskan pada kertas, adanya

kelebihan / sisa asam nitrit akan mengoksidasi iodida mejadi iodium dan dengan adanya

amilum akan menghasilkan warna biru segera. Berikut reaksinya :

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

2HI + 2HONO → I2 + 2NO + 2H2O

I2 + kanji → kani iod (biru)

Prosedur yang dilakukan untuk menetapkan kadar suatu senyawa obat menggunakan

nitrimetri, yaitu dengan pembuatan larutan baku dan penetapan kadar isoniazid.

1. Larutan natrium nitrit 0,1 N

Pembuatan

Larutan natrium nitrit (NaNO2) 0,1N ini dibuat dengan cara, sebanyak 7 gram

NaNO2 ditimbang seksama kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass. Lalu

dilarutkan dengan menggunakan air/aquadest. Diencerkan dengan menggunakan labu

ukur 1000 ml, hingga tiap 1000 ml larutan mengandung 7 gram NaNO2.

Pembakuan

Sebanyak kurang lebih 100 mg asam sulfanilat pa ditimbang seksama, yang

sebelumnya telah dikeringkan pada 120˚C sampai bobot tetap. Asam sulfanialt

tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan dengan 0,2 gram natrium

hydrogen karbonat dan sedikit air. Campuran tersebut diaduk hingga larut. Larutan

diencerkan dengan 100 ml air dan ditambah dengan 10 ml asam klorida P. larutan

tersebut didinginkan sampai suhunya tidak lebih dari 15˚C. titrasi pelan-pelan dengan

natrium nitrit 0,1 M hingga setetes larutan segera memberikan warna biru pada kertas

kanji iodide. Titrasi diangggap selesai jika titik akhir dapat ditunjukkan lagi setelah

larutan dibiarkan selama 2 menit.

2. Penetapan kadar isoniazid

Sampel sebanyak 100 mg ditimbang seksama, kemudian dilarutkan dalam 10

ml asam klorida. Larutan tersebut didinginkan sampai suhunya di bawah 15˚C. titrasi

perlahan-lahan dengan natrium nitrit 0,1 N pada suhu tidak lebih dari 15˚ hingga 1

tetes larutan segera memberikan warna biru pada kertas kanji idida. Titrasi dianggap

selesai jika titik akhir dapat ditunjukkan lagi setelah larutan dibiarkan selama 1 menit.

Praktikum kali ini didapatkan hasil yaitu pada penetapan kadar isoniazid, proses titrasi

pada sample sebanyak 25 mg pada suhu kurang dari 15o memberikan warna utan dibiarkan

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

selama 1 menit. Menurut literatur, titrasi diazotasi dapat menggunakan indicator dalam dan

luar. Indikator luar yang digunakan berupa pasta kanji yodida atau kertas kanji yodida,

adanya kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi iodida menjadi iodium dan dengan adanya

kanji atau amilum akan menghasilkan warna biru segera. Indikator kanji yodida ini peka

terhadap kelebihan 0,05 – 0,10 ml natrium nitrit dalam 200 ml larutan.

Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut :

NaNO2 + HCl → HNO2 + NaCl

KI + HCl → KCl + HI

2HI + 2HONO → I2 + 2NO + 2H2O

I2 + kanji → kanji iod (biru)

Titik aakhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan larutan yang dititrasi pada pasta kanji

yodida atau kertas kanji yodida akan terbentuk warna biru segera sebab warna biru juga

terbentuk beberapa saat setelah dibiarkan di udara. Hal ini disebabkan karena oksidasi yodida

oleh udara (O2) menurut reaksi :

4KI + 4 HCl + O2 → 2H2O + 2 I2 + 4 KCl

I2 + kanji → kanji iod (biru)

Untuk meyakinkan apakah benar – benar sudah terjadi titik akhir titrasi, maka pengujian

seperti diatas dilakukan lagi setelah 2 menit (Gandjar, 2007)

Adapun faktor kesalahan yang diduga terjadi antara lain:

- Kesalahan dalam pengamatan (kesalahan paradoksal)

- Suhu yang tidak tepat dan tidak terjaga

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Monografi bahan

Parasetamol

Nama resmi : Acetaminophenum

Nama lain : Paaracetamol

RM / BM : C8H9NO2 / 151,56

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 101.0% C6H9NO2,

dihitung terhadap zat anhidridat.

Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.

Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida

Jarak lebur antara 168˚ dan 172˚.

Sisa pemijaran tidak lebih dari 0.1% (Anonim, 1995).

Sulfaguanidin

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Nama resmi : SULFAGUANIDINUM

Nama lain : Sulfaguanidin

RM : C7H10N4O2S.H2O

BM : 232,36

Pemerian : Hablur atau serbuk putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau , oleh

pengaruh cahaya, warna berubah gelap.

Kelarutan : Mudah larut dalam air mendidih dan asam mineral encer sukar larut dalam etanol

dan aseton p.sukar larut dalam air praktis tidak larut dalam alkali hidroksida.

Kegunaan : sebagai indikator.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya (Anonim, 1995)

Sulfadiazin

Nama resmi : Sulfadiazinum

Sinonim : N-2-pirimidinisulfanilamida

RM/BM : C10H10N4O5S/250,27

Sulfadiazin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C10H10N4O2S,

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Pemerian. Serbuk, putih sampai agak kuning, tidakberbau atau hamper tidak berbau, stabil di

udara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya perlahan-lahan menjadi hitam

Kelarutan. Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam asam mineral encer, dalam larutan

kalium hidroksida, dalam larutan natrium hidroksida dan dalam amonium hidroksida; agak

sukar larut dalam etanol dan dalam aseton, sukar larut pada serum manusia pada suhu 37o

Baku pembanding Sulfadiazin BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105o selama 2 jam

sebelum digunakan

Susut pengeringan. Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu 105o selama 2 jam

Sisa pemijaran. Tidak lebih dari 0,1% (Anonim, 1995).

Isoniazid (Isoniazidum)

Nama resmi : Isoniazidum

Nama lain : Isoniazida

RM / BM : C6H7N3O / 137,14

Isoniazid mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 102,0% C6H7N3O,

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian. Hablur putih atau tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, perlahan-

lahan, dipengaruhi oleh udara dan cahaya.

Kelarutan. Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, sukar larut dalam kloroform

dan dalam eter.

Baku pembanding isoniazid BPFI, lakukan pengeringan pada suhu 105o selama 4 jam

sebelum digunakan.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

Jarak lebur antara 170o dan 173o.

Sisa pemijaran. Tidak lebih dari 0,2% (Anonim, 1995).

Natrium Nitrit

Nama resmi : Natrii nitrit

Sinonim : Natrium nitrit

RM/BM : NaNO2/69,00

Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih kekuningan rapuh

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol 95 % P

Khasiat : Zat tambahan

Kegunaan : Sebagai larutan baku

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

(Anonim, 1979)

Asam klorida

Nama resmi : Acidum hydrochloridum

Sinonim : Asam klorida

RM/BM : HCl/36,46

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2

bagian air, uap dan bau hilang.

Kelarutan : -

Khasiat : Zat tambahan

Kegunaan : Sebagai pemberi asam

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

(Anonim, 1979)

VII. KESIMPULAN

Titrasi nitrimetri hanya dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu sampel yang

memiliki gugus amina aromatic primer dengan natrium nitrit dalam suasana asam.

Kada isoniazid yang ditentukan, yaitu

Kadar I = 21,26 %

Kadar II = 18,86 %

Kadar III = 17,14 %

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM nitrimetri

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Gandjar, I.G., dan Abdul Rahman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Rivai, H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia Press : Jakarta.

Wunas, J. Said,S. (1986). Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. UNHAS : Makassar.

Anonim. (1979). Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.