17
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGUKURAN SEL MIKROBA Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi Yang Dibimbing Oleh: Dr. Endang Suarsini, MS Oleh : Kelompok 6 / Offering G Anang Januardy 130342603494 Khilyatun Nafis 130342603476 Lia Fahmi Nuryanti 130342615335 Siti Fatkhatin 130342603486 Zulham Dwi Firmansyah 130342615331 The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

arema

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGUKURAN SEL MIKROBA

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi

Yang Dibimbing Oleh: Dr. Endang Suarsini, MS

Oleh :

Kelompok 6 / Offering G

Anang Januardy 130342603494

Khilyatun Nafis 130342603476

Lia Fahmi Nuryanti 130342615335

Siti Fatkhatin 130342603486

Zulham Dwi Firmansyah 130342615331

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

Februari, 2014

Page 2: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

A. TOPIK

Pengukuran Sel Mikroba

B. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Selasa, 28 Januari 2014

C. TUJUAN

Praktikum ini bertujuan:

1. Untuk melakukan pengukuran sel mikroba.

2. Untuk menentukan ukuran bakteri biakan.

D. DASAR TEORI

Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang

mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya.

(Singleton.2006)

Sejarah tentang mikroba dimulai dengan ditemukannya mikroskop oleh

Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana,

dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat

menghasilkan bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali. (Skou dan

Sogaard Jensen. 2007).

Beberapa sifat morfologi bakteri sangat penting dalam hubungannya dengan

pertumbuhannya pada makanan dan ketahanannya terhadap pengolahan makanan.

Sifat-sifat tersebut misalnya bentuk dan pengelompokan sel, susunan dinding sel,

pembetukan kapsul dan pembentukan edospora, struktur bakteri serta sifat-sifat

lainnya termasuk pembentukan flagella (Fardiaz,1993).

Pada dasarnya dikenal tiga bentuk yang berbeda dari bakteri. Berdasarkan

bentuknya bakteri dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:

1. Kokus

Bakteri ini terdapat dalam beberapa pola atau pengelompokan sel yang berbeda, dan

karena pengelompokan sel yang khusus ini mungkin merupakan siri dari marga

tertentu, maka pengetahuan tentang pengelompokan ini akan membantu dalam

mengidentifikasikan organisme yang tak dikenal. Beberapa kokus secara khas hidup

Page 3: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

sendiri-sendiri, yang hanya dijumpa dalam pasangan kubus atau rantai panjang,

bergantung caranya membelah diri dan kemudian melekat satu sama lain setelah

pembelahan.

Menurut Fardiaz (1993) bakteri berbentuk bulat (kokus) dapat dibedakan atas

beberapa grup berdasarkan pengelompokan selnya, antara lain:

a. Diplokokus : sel berpasangan (dua sel)

b. Streptokokus : rangkaian sel yang membentuk rantai panjang atau pendek

c. Tefrad : empat sel yang membentuk persegi empat

d. Stapilokokus : kumplan sel yang tidak beraturan (seperti buah anggur)

e. Sarenae : kumpulan sel yang berbentuk kubus yang terdiri dari

delapan sel atau lebih.

2. Basil

Basil merupakan bakteri yang bentuknya meyerupai batang atau silinder. Basil-

basil ini sangat beraneka ragam dalam ukurannya. Beberapa diantaranya

menyerupai rokok sigaret. Bentuk lain (basil yang bebentuk gelondong) dengan

ujung-ujung yang meruncing lebih menyerupai cerutu. Beberapa hasil panjang

dan lebarnya sama dan benutknya lonjong, basil ini sangat menyerupai kokus,

sehingga disebut koo-basil. Tidak seperi kokus basil membelah dalam satu

bidang. Oleh sebab itu, mungkin teramati sebagai sel tunggal, berpasangan dalam

rantai pendek atau panjang yang berbeda dengan kokus, panjang rantainya bukan

merupakan tanda pengenal (Volk & Whesler. 1998). Sedangkan menurut Fardiaz

(1993) bakteri berbentuk batang membentuk rantai (streptobasil). Pengelompokan

ini pada beberapa keadaan bukan merupakan sifat morfologinya, melainkan

dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan maupun kondisi kultur.

3. Spiral

Menurut Volk dan Whesler (1998) kelompok ini terdiri atas keanekaragaman

tinggi pada bakteri berbentuk silinder yang berbentuk tidak lurus seperti basil,

melainkan melingkar dengan berbagai derajat. Bakteri spiral dibagi menjadi :

a. Vibrio adalah batang yang melengkung menyerupai koma, kadang-kadang

vibrio tumbuh sebagai benang-benang membelit atau berbentuk huruf S.

b. Spiril (spirilum) adalah spiral atau lilitan yang sebenarnya, seperti kotrek

(pembuka gabus).

Page 4: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

c. Spirochaeta yang juga merupakan bakteri berbentuk spiral, tetapi bedanya

dengan spiril dalam hal kemampuannya mlenturkan dan melkuk-lekukkan

tubuhnya sambil bergera. Gerakan ini dimungkinkan dari kontraksi benang aksial

atau flagel, yang membelit sekitar organisme antara membran plasma dan dinding

sel.

Salah satu karakteristik utama bakteri adalah ukuran, bentuk, struktur, dan

penataan selnya. Berbagai ciri ini mencakup morfologi sel. Menurut Pelczar dan

Chan (1986) bahwa ukuran, bentuk serta penataan merupakan ciri morfologi kasar

suatu spesies bakteri dan penampakan bagian-bagian struktur sel bakteri yang

disebut struktur sel halus dan bukan lagi morfologi kasar.

Ukuran besar bakteri bervariasi, tergantung dari jenis spesiesnya. Bakteri

yang berbentuk spiral diukur menurut panjang dan lebarnya, sedangkan bakteri

yang berbentuk batang dan bulat diukur menurut diameternya. Ukuran diameter

bakteria yang berbentuk kokus berkisar antara 0,4-2 μm. Basil memiliki panjang

kira-kira 1,5 μm dan diameternya 1 μm. Bakteria bentuk basil yang paling besar

jarang melebihi diameter 1 μm dan panjangnya 3 μm. Rata-rata ukuran diameter

dan panjang bakteri patogen yang berbentuk batang kira-kira 0,5 μm dan 2 μm,

sedang bakteri non patogen yang berbentuk batang dapat mencapai diameter 4 μm

dan panjang 20 μm. Bakteria yang berbentuk spiral, biasanya merupakan jasad

yang paling kecil beukuran panjang dari 1-14 μm (Tarigan, 1988). Menurut

Campbel (2009), umumnya prokariot merupakan makhluk hidup uniseluler yang

memiliki diameter 0.5–5 μm.

Mikroba berukuran sangat kecil dan untuk mengetahui ukurannya

diperlukan mikrometer. Mikrometer merupakan kaca berskala dan dikenal 2 jenis

mikrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler

dipasang pada lensa okuler mikroskop, sedangkan micrometer objektif berbentuk

slide yang ditempatkan pada meja preparat mikroskop. Jarak antar garis skala

pada mikrometer okuler tergantung pada perbesaran lensa objektif yang

digunakan yang menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini dapat

ditentukan dengan mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif.

Mikrometer objektif memiliki skala yang telah diketahui, menjadi tolak ukur

Page 5: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

untuk menentukan ukuran skala mikrometer okuler. 1 skala mikrometer objektif =

0,01 mm / 10 µm (Muslim, 2011).

Kalibrasi dilakukan dengan menghimpitkan skala mikrometer objektif dan

okuler pada perbesaran yang diinginkan. Skala ke nol (garis pertama) kedua

mikrometer disimpulkan menjadi 1 garis kemudian dilihat pada skala ke berapa

kedua jenis mikrometer tersebut bertemu/berhimpit kembali. Dari hasil tersebut

dapat diketahui satu satuan panjang pada skala mikrometer okuler itu berdasarkan

beberapa jumlah skala kecil mikrometer objektif yang berada di antara garis yang

berhimpit tadi (Muslim, 2011).

Gambar 1. Rumus Penentuan dalam kalibrasi mikrometer.

E. ALAT DAN BAHAN

Alat:

1. Mikroskop

2. Mikrometer Okuler

3. Mikrometer Obyektif

4. Kaca Benda

5. Kaca Penutup

6. Kertas Penghisap

Bahan:

1. Koloni biakan bakteri berumur 24 jam yang telah diberi Pewarnaan Gram.

2. Minyak Emersi.

Page 6: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

F. PROSEDUR KERJA

1. Menera Skala Mikrometer Okuler

Memasang mikrometer okuler ke dalam lensa okuler mikroskop dengan membuka bagian tasa lensa okuler.

Memasang mikrometer obyektif diatas meja sediaan mikroskop

Dilakukan pengubah lensa obyektif sampai pada perbesaran kuat (400x/1000x) , diputar penggerak mikro untuk

memperoleh bayangan dari mikrometer obyektif yang paling jelas

Mengamati koloni pada perbesaran lemah, kemudian dengan memutar penggerak mikro diatur kedudukan lensa okuler

sedemikian rupa sehingga didapatkan bayangan garis skala dari kedua mikrometer yang paling jelas

Diatu posisi garis pada mikrometer obyektif sedemikian rupa sehingga ada dua garis pada mikrometer obyektif

Dihitung jumlah skala mikrometer okuler dan mikrometer obyektif yang berada diantara dua garis mikrometer yang

berhimpit

Page 7: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

3. Pengukuran Sel Bakteri

Mengambil Mikrometer onyektif dari meja mikroskop, diganti dengan preparat Bakteri biakan yang akan diukur

Mengatur posisi sel preparat sehingga berada pada daerah skala micrometer okuler dengan cara meletakkan preparat persis didaerah

tengah lingkaran pandang disamping juga disertai memutar lensa okuler

Dilakukan pengulangan pengukuran sebanyak tiga kali terhadap sel bakteri berbentuk basil meliputi diameter dan panjang, ukuran spora

dalam diameter

Mencatat ukuran mikroba dengan skala mikrometer okuler lalu mementukan ukuran sebenarnya.

Page 8: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

G. DATA PENGAMATAN

a. Peneraan Mikrometer Okuler

Pada pengkalibrasian antara mikrometer okuler dan mikrometer obyektif

didapatkan hasil bahwa skala ke 0 mikrometer okuler berhimpit dengan skala ke 0

mikrometer objektif lalu skala ke 13 mikrometer okuler berhimpit dengan skala ke

2 mikrometer objektif.

b. Pengukuran Sel Bakteri

BakteriHasil Pengukuran diameter (Perbesaran 400x) Rata-rata Pengukuran

Diameter(Perbesaran 400x)

Ulangan1

Ulangan 2 Ulangan 3

Koloni 1 1 μm 0,75 μm 1 μm 0,92 μm

Koloni 21,25 μm 1,5 μm 1,5 μm 1,42 μm

H. ANALISIS DATA

Dari percobaan pertama yaitu peneraan skala mikrometer okuler

didapatkana hasil bahwa skala ke 0 mikrometer okuler berhimpit dengan skala ke

0 mikrometer objektif lalu skala ke 15 mikrometer okuler berhimpit dengan skala

ke 2 mikrometer objektif. Dari nilai diatas dapat dicari skala mikrometer okuler

menggunakan rumus :

1 skala okuler = 10 x 2/15

= 1,33 μm

Lalu pada percobaan kedua yaitu perhitungan diameter bakteri pada

perbesaran 400x didapatkan hasil pada ulangan pertama sel bakteri pada koloni 1

berdiameter 1,0 μm dan sel bakteri pada koloni 2 berdiameter 1,25 μm. lalu pada

ulangan kedua sel bakteri pada koloni 1 berdiameter 0,75 μm dan sel bakteri pada

koloni 2 berdiameter 1,5 μm, sedangkan pada ulangan ketiga sel bakteri pada

Page 9: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

koloni 1 berdiameter 1,0 μm dan sel bakteri pada koloni 2 berdiameter 1,5 μm.

Dari tiga ulangan percobaan diatas didapatkan hasil rata-rata sel bakteri pada

koloni 1 berdiameter 0,92 μm dan sel bakteri pada koloni ke 2 berdiameter 1,42

μm. Dengan begitu, hasil diameter sel bakteri yang sebenarnya sama dengan nilai

skala okuler dikalikan hasil kalibrasi antar mikrometer okuler dengan mikrometer

obyektif : Sel bakteri pada koloni 1 = 0,92 x 1,33 = 1,2236 μm

Sel bakteri pada koloni 2 = 1,42 x 1,33 = 1,8886 μm

G. PEMBAHASAN

Ukuran sel bakteri bervariasi namun tidak melebihi 2 μm. Ukuran sel

bakteri lebih kecil daripada sel khamir dan sel kapang. Oleh karena itu untuk

memperoleh bayangan benda yang jelas pada sel bakteri, pengukuran sel bakteri

dilakukan dengna pembesaran yang kuat (400x/1000x).

Pengukuran sel bakteri dilakukan dengan menggunakan micrometer

okuler. Dalam mengukur sel bakteri, skala mikrometer okuler terlebih dahulu

ditera, karena ukuran mikrometer okuler pada pembesaran yang berada, tidak

sama. Peneraan skala mikrometer okuler dilakukan dengan cara memasang

mikrometer okuler dalam lensa okuler mikroskop dan memasang mikrometer

obyektif pada meja sediaan. Harga skala mikrometer obyektif sudah terukur, yaitu

skala = 10 μm. Tahap-tahap diatas adalah cara pengkalibrasian antara mikrometer

okuler dan mikrometer obyektif agar dapat menentukan ukuran sel bakteri yang

sebenarnya.

Dari pengamatan yang telah dilakukan, diapatkan hasil kalibrasi sebesar

1,33 μm. Lalu dari angka kalibrasi tersebut diketahui bahwa bakteri dari koloni 1

dan koloni 2 berbentuk bulat atau coccus. Hasil pengukuran rata-rata diameter

bakteri pada koloni 1 yang sebenarnya adalah 1,2236 μm sedangkan hasil

pengukuran rata-rata diameter bakteri pada koloni 2 yang sebenarnya adalah

1,8886 μm. Hasil pengukuran tersebut sesuai dengan pernyataan Tarigan (1988)

yang menyebutkan bahwa ukuran diameter bakteria yang berbentuk kokus

berkisar antara 0,4-2 μm dan juga sesuai dengan pernyataan Campbel (2009) bahwa

umumnya prokariot merupakan makhluk hidup uniseluler yang memiliki diameter

0.5–5 μm.

Page 10: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

DISKUSI

1. Adakah perbedaan ukuran sel bakteri yang saudara amati? Mengapa?

Jawab :

Ya,karena setelah dilakukan peneraan diketahui adanya perbedaan ukuran

yang terdapat dari bakteri yang telah dikembangbiakkan dimana pada

bakteri dari kode i berbentuk basil sedangkan bakteri dari kode j berbentuk

coccus sehingga karena adanya perbedaan bentuk tersebut membuat

bakteri memiliki ukuran sel yang berbeda.

2. Mengapa pengukuran pada pembesaran 1000X ditambahkan minyak

emersi? Apa fungsi minyak emersi?

Jawab :

Digunakannya minyak emersi bertujuan supaya mengurangi indeks bias

antara lensa dengan kaca benda/kaca preparat, sehingga ukuran dan bentuk

sel bakteri dapat terlihat dengan jelas.

3. Mengapa bakteri yang diukur harus berumur 1X24 jam?

Jawab:

Karena bakteri yang telah berumur 1X24 jam telah bisa menyasuaikan diri

dengan lingkungannya selain itu sel bakteri yang telah berumur 1X24 jam

telah melakukan perkembangbiakkan.

Page 11: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

J. KESIMPULAN

Untuk melakukan pengukuran sel suatu mikroba seperti bakteri yang mempunyai

ukuran yang lebih kecil dariopada sel khamir dan sel kapang,, terdapat banyak

cara salah satunya adalah dengan menggunakan mikrometer okuler yang dipasang

di lensa okuler mikroskop.Yaitu dengan cara ditera terlebih dahulu lalu untuk

mentukan skalanya lalu preparat yang akan diukur diletakkan didaerah lingkaran

pandang yang sejajara dengan garis micrometer okuler.

Perhitungan kalibrasi antara mikrometer okuler dan mikrometer obyektif

didapatkan hasil skala mikrometer okuler yang telah ditera sebesar 1,33 μm. Lalu

pada pengukuran sel bakteri pada koloni 1 mempunyai diameter yang

sesungguhnya setelah diukur dengan mikrometer okuler yaitu 1,2236 μm

sedangkan Sel bakteri pada koloni 2 mempunyai diameter 1,8886 μm.

Page 12: Laporan Praktikum Pengukuran Sel Bakteri

L. DAFTAR RUJUKAN

Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi).

Malang: Universitas Negeri Malang

Fardiaz, Srikandi. 1993. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Muslim, Ahmadi. Menghitung Jumlah Bakteri. file:///X:/menghitung-perhitungan-

jumlah-bakteri_26.html. Diakses pada tanggal 1 Maret 2014.

Neil A. Campbell, Jane B. Reece. 2009. Biology 8th Edition. San Francisco:

Pearson Benjamin Cummings.

Pelczar dan Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Singleton,Paul. 2006. Dictionary of Microbiology And Molecular Biology Third

Edition. England: John wiley & Sons Inc.

Skou Torben dan Sogaard Jensen Gunnar. 2007. Microbiology. . England:

Forfattern Og Systime

Volk, Swisley A & Margareth F Whceler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:

Erlangga.