52
LAPORAN PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI Disusun Oleh : Kelompok 15 1. Adwi Prasetya ( 0810810001 ) 2. Wahyu Tri Anggara ( 0801810030 ) 3. Irna Arianti ( 0810810046 ) 4. Rahmat Sandi R ( 0810810058 ) 5. Rhiza Virga Putra ( 0810810061 ) 6. Yogi Nur Gunawan ( 0810813006 ) 7. Dadang Sumantri ( 0810813012 ) 8. Ida Suwarti Bani ( 0810813013 ) 9. Phili A Syohriyal ( 0810813015 ) FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009

laporan praktikum planktonologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan plantonologi. Membahas plantok dari definisi, jenis, dan ukuran. Membahas metode pengambilan sampel plankton, analisa plankton, dan kualitas air

Citation preview

Page 1: laporan praktikum planktonologi

LAPORAN PRAKTIKUM

PLANKTONOLOGI

Disusun Oleh :

Kelompok 15

1. Adwi Prasetya ( 0810810001 )

2. Wahyu Tri Anggara ( 0801810030 )

3. Irna Arianti ( 0810810046 )

4. Rahmat Sandi R ( 0810810058 )

5. Rhiza Virga Putra ( 0810810061 )

6. Yogi Nur Gunawan ( 0810813006 )

7. Dadang Sumantri ( 0810813012 )

8. Ida Suwarti Bani ( 0810813013 )

9. Phili A Syohriyal ( 0810813015 )

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG2009

Page 2: laporan praktikum planktonologi

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPlankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup di perairan baik di

sungai, waduk, danau maupun diperairan payau dan laut. Organisme ini baik dari

segi jumlah dan jenisnya sangat banyak. Plankton merupakan salah satu

komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain) dan jaring

makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam

sistem mata rantai makanan dan jaring makanan. Mikroorganisme (plankton) ini

ada yang dapat bergerak aktif sendiri seperti bahwa hewan dan kita sebagai

hewani (zooplankton) dan ada juga plankton yang dapat melakukan asimulasi

(photosyntesis) seperti halnya tumbuhan. Kelompok ini disebut plankton nabati

(phytoplankton). Plankton juga mempunyai kemampuan berkembang biak

dengan cepat dan dapat dengan mudah dibudidayakan secara massal, sehingga

tidak perlu dikhawatirkan mereka akan punah (Rizky, 2009).

1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan dari materi Penggunaan Mikroskop

Menambah ketrampilan mahasiswa terutama dalam penggunaan mikroskop

dan memelihara mikroskop. Menambah kemampuan mahasiswa untuk

menghitung luas bidang pandang.

1.2.2 Tujuan dari materi Jenis dan Klasifikasi PlanktonMenambah pemahaman mahasiswa tentang jenis dan klasifikasi plankton.

Menambah ketrampilan mahasiswa dalam identifikasi plankton.

1.2.3 Tujuan dari materi Kelimpahan PlanktonMenambah pemahaman mahasiswa tentang jenis dan kelimpahan plankton.

Menambah ketrampilan mahasiswa dalam menghitung kelimpahan plankton.

Page 3: laporan praktikum planktonologi

1.2.4 Tujuan dari materi Pengumpulan PlanktonMenambah pemahaman mahasiswa tentang pengumpulan plankton.

Menambah ketrampilan mahasiswa terutama dalam penentuan lokasi dan

pengambilan sampel plankton.

1.3 Tempat dan WaktuPelaksanaan praktikum Planktonologi ini pertama dilakukan di Balai Benih

Ikan Jalan Mawar Putih 86 Sidomulyo Punten, Batu pada tanggal 16 November

2009 pukul 07.00 – 15.00 WIB. Dan kedua dilakukan di Laboratorium Hidrologi

gedung C lantai 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada tanggal 21

November 2009 pukul 07.00 – 10.00 WIB

Page 4: laporan praktikum planktonologi

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Materi Pengumpulan Plankton2.1.1 Parameter kualitas air dan faktor - faktor yang mempengaruhikehidupan plankton:2.1.1.1 Parameter fisika SuhuMenurut Cholik. Etall (1996), suhu sangat berpengaruh terhadapproses

kimiawi dan biologi. Kaidah umum menunjukkan bahwa reaksi kimia dan biologi

meningkatkan lipat dua untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC.Hal ini dapat

diartikan bahwa jasad perairan akan menggunakan oksigen terlarut dua kali lebih

banyak pada suhu lebih kritis dalam air bersuhu tinggi dibanding dengan yang

rendah.

Pertumbuhan dari kehidupan biota budidaya sangat dipengaruhi suhu air.

Umumnya batas-batas tertentu kecepatan pertumbuhan biota meningkat sejalan

dengan naiknya suhu air. Sedangkan derajat kelangsungan kehidupan bereaksi

sebaliknya terhadap kenaikan suhu (Kordi dan Andi, 2007).

Kecerahan

Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air dan

dinyatakan dalam persen dari beberapa panjang gelombang didaerah spectrum

yang terlihat cahaya yang melampauilapisan sekitar 1 meter, jatuh agak lurus

pada permukaan air. Kemampuan cahaya matahari untuk menembus sampai

kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (terbidity) air,kekeruhan

dipengaruhi oleh (1) benda-benda halus yang disuspensikan seperti lumpur dan

sebagainya,(2) adanya jasad-jasad renik (plankton) dan (3) warna air (Kordi dan

Andi,2007).

Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan, kecerahan merupakan

ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan

menggunakan secchidisk (Effendi, 2003).

Page 5: laporan praktikum planktonologi

2.1.1.2 Parameter Kimia Oksigen Terlarut (DO)Menurut Kordi dan Andi (2007) dilihat dari jumlahnya oksigen adalah satu

jenis gas terlarut dalam air dengan jumlah sangat banyakyaitu menempati ukuran

kedua setelah nitrogen. Namun jika dilihat dari segi kepentingan untuk budidaya

perairan oksigen menempati urutan teratas, oksigen yang diperlukan biota air

untuk pernafasannya harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu

factor pembatas sehingga bila ketersediaanya didalam air tidak mencukupi

kebutuhan biota budidaya, maka senjata aktivitas biota akan terhambat.

Menurut Barnis (2005), sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah

penyerapan oksigen dari udara melalui kontak antara permukaaan air dengan

udara dan dari proses fotosintesis selanjutnya air kehilangan oksigen melalui

perlepasan dari permukaan ke atmosfer dan melalui kegiatan respirasi dari

semua organisme air.

Karbondioksida (CO2)

Menurut Kordi dan Andi (2007), karbondioksida (CO2) atau biasa disebut

orang sangat mudah larut dalam suatu larutan. Pada umunya perairan alam

mengandung karbondioksida sebesar 2mg/l. Pada konsentrasi yang tinggi (>

10mg/l), karbondioksida dapat beracun, karena keberadaanya dalam darat dapat

menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin.

Sumber karbon utama dibumi adalah atmosfer dan perairan, terutama lautan.

Laut mengandung karbon lima puluh kali lebih banyak daripada karbon

diatmosfer (Effendi,2003).

pH

Menurut cholik. et all (1986). pH adalah ukuran dari konsentrasi ion hydrogen

dan menunjukkan suasana air tersebut apakah bereaksi asam atau basa. Skala

Page 6: laporan praktikum planktonologi

pH mempunyai deret 0-14 dan pH 7 adalah netral, berarti air tidak bersifat basa

ataupun asam. Bila nilai pH dibawah 7 berarti air tersebut asam dan bila diatas 7

berarti basa. Secara alamiah, pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi

karbondioksida dan senyawa bersifat asam. Fitoplankton dan tanaman air lainya

akan mengambil karbondioksida dari air selama proses fotosintesis sehingga

mengakibatkan pH air meningkat dari siang hari dan menurun pada waktu malam

hari.

pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi

kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat

membunuh hewan budidaya pada pH rendah, kandungan oksigen terlarut akan

berkurang (Kordi dan Andi,2007).

TOM (total organic matter)

Menurut Sutrisno dan Suciastuti (2004), zat organik yang terdapat di dalam

air bias berasal dari :

- Alam, minyak tumbuh-tumbuhan, serat-serat minyak dan lemak hewan,

alkohol, gula, pati, sellulose, dan sebagainya.

- Sintesa berbagai persenyawaan dan buah-buahan yang dihasilkan dari

proses-proses dalam pabrik.

- Fermentasi, alkohol, aseton, gliserol, antibiotic, asam-asam dan

sejenisnya yang berasal dari kegiatan mikroorganisme terhadap bahan-

bahan organik. Adanya bahan organic erat dengan perubahan sifat fisik

air seperti warna , bau, rasa dan kekeruhan itu sendiri, jasad mati

merupakan sumber nutrisi jasad heterotrofik buangan berbentuk CO2,

H2O, alcohol, asam asetat, NH, dan sebagainya. Beberapa digunakan

sebagai sumber nutrisi jasad heterotrofik.

Nitrat

Page 7: laporan praktikum planktonologi

Menurut Yuli dan Kusriani (2005), nitrat adalah sumber nitrogen dalam air

laut maupun tawar. Bentuk kombinasi lain dari elemen isi biasa tersedia dalam

bentuk amonia, nitrit dan komponen organik. Kombinasi elemen ini sering

dimanfaatkan oleh fitoplankton terutama kalau unsur nitrat terbatas.

Pemanfaatan nitrat oleh fitoplankton mencakup konversi nitrat menjadi amonia

sebelum diasimilasi oleh material sel.

Menurut Barrus (2001), nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh

tumbuhan untuk dapat tumbuh dan berkembang.

Phosphat

Pada perairan alami, phosphorus terdapat dalam bentuk terlarut baik dalam

bentuk organik atau anorganik dan orthophospat kelihatan merupakan sumber

utama phosphorus. Sel fitoplankton dapat mengakumulasi phosphat jika nutrient

tersedia dalam jumlah yang berlebih. Hal ini disebut “Luxury consumtion”,

phosphat tersebut selanjutnya akan dimanfaatkan kalau sumber juga biasa

dimanfaatkan oleh beberapa spesies fitoplankton selama defisiensi phosphat

anorganik (Yuli dan Kusriani, 2005).

Menurut Dugon (1972) dalam Effendi (2003), fosfat merupakan bentuk fosfor

yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuh-tumbuhan. Fosfat yang berikatan dengan

Ferri (Fe2(PO4)) bersifat tidak dan mengendap di dasar perairan.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan plankton2.1.2.1 Fitoplankton

A. Fisika Suhu

Page 8: laporan praktikum planktonologi

Aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton bisa terjadi pada kondisi suhu yang

ekstrim seperti habitat antarfik dengan suhu dibawah OoC dan tropical muaflat

yang suhunya mencapai 30oC atau bahkan lebih. Pengamatan dilapangan

memang menunjukkan fluktuasi yang mempunyai pola musiman yang dikontrol

oleh temperature (Yuli dan kusriani,2005).

KecerahanMenurut Nantji (1986), fitoplankton bisa ditemui diseluruh masa air melalui

dari permukaan laut sampai pada kedalaman dengan intensitas chaya yang

memungkinkan terjadinya fotosintesis.

Banyaknya cahaya yang menembus permukaan laut dan menerangi lapisan

permukaan laut setiap harridan perubahan intensitas dengan bertambahnya

memegang perairan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton

(Rommimohtarto dan Juwana, 2001).

B. Kimia pHKisaran pH untuk budidaya alga 7-9 dengan besaran yang optimal 8,2 - 8,7.

Kegagalan dalam budidaya alga dapat disebabkan oleh kegagalan dalam

mempertahankan pH media budidaya. Hal tersebut dapat diatasi dengan

penggunaan aerasi (Ekawati,2005).

Secara alamiah pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida da

senyawa yang bersifat asam. Fitoplankton dan tumbuhan air lainnya akan

mengambil CO2 dari air selama proses fotosintesis, sehingga mengakibatkan pH

air meningakat pada siang hari dan menurun pada malam hari (Wirawan, 1995).

NitratMenurut Yuli dan Kusriani (2005), nitrat adalah sumber nitrogen dalam air

laut maupun air tawar. Bentuk kombinasi lain dari element ini biasa tersedia

Page 9: laporan praktikum planktonologi

dalam bentuk amonia, nitrit dan komponen organic. Kombinasi element ini sering

dimanfaatkan fitoplankton terutama kalau unsure nitrat terbatas, nitrogen terlarut

juga bisa dimanfaatkan oleh jenis blue green algae dengan fiksasi nitrogen.

Pemanfaatan nitrogen oleh fitoplankton mencakup konversi nitart menjadi

amonia sebelum diasimilasi oleh material sel. Oleh karena itu pengambilan

komponen ammonium dalam pengukuran jauh lebih bermanfaat, sementara dari

percobaan culture menunjukkan bahwa ammonium –N lebih disukai dalam

bentuk nitrat, dan unsur nitrat ternyata tersedia dalam jumlah yang diperairan

alami.

Menurut beberapa peneliti kadar N diperairan sangat kecil, umunya kurang

dari 5 ppm, sedangkan batas minimal untuk tumbuh algae adalah 0,35 ppm.

Nitrogen tidak selalu menjadi factor pembatas bagi semua algae, misalnya dari

jenis diatome dan cyanophyceae walaupun unsure N ini merupakan bagian dari

protoplasma jasad-jasad tersebut (Subahjanto,2005).

C. Biologi SubstratBudidaya fitoplankton, media kultur digunakan sebagai tempat bertumbuh

dan berkembang biak. Menurut Suriawira (1985), susunan bahan baik bahan

alami maupun bahan buatan yang digunakan untuk perkembangan dan

berkembang biakan mikro dinamakan media. Media yang digunakan dalan

budidaya fitoplankton berbentuk cair yang didalamnya terkandung beberapa

senyawa kimia (pupuk) yang merupakan sumber nutrient untuk keperluan

hidupnya. Selanjutnya menurut Chen J dan H. PC. Slaelye (1991) dalam Nelvy.D

dan Sudjiharno (2002), pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton

memerlukan berbagai nutrient yang diabsorbsi dari luas (media). Hal ini berarti

keterangan unsure mikro nutrient dan makro nutrient dalam media tumbuhnya

mutlak diperlukan.

Page 10: laporan praktikum planktonologi

KompetisiOrganisme akan mengadakan kompetisi satu sama lain dan hal ini

menyebabkan kondisi interfisik dalam memenfaatkan, sumber energy

maksimum. Biasanya digunakan untuk kapasitas reduksi yang berlebihan

kelimpahan fitoplanktonadalah lebih sedikit dalam kolam 10-25% dibandingkan

kolam 0 dan 5% menutupi kolam, kompetisi sejenis bunga baku dengan

fitoplankton yang berhubungan dengan macrophytes lain untuk mengurangi

efisiensi fitoplankton dalam kolam (Musa dan Yanuhar, 2006).

PredasiKontaminasi oleh bakteri protozoa atau spesies lain merupakan masalah

yang serius dalam budaya mikroalga mono spesifik atau axenix (Ekawati, 2005).

2.1.2.2 ZooplanktonA. Fisika SuhuPemilihan suhu yang optimal untuk budidaya pada pembesaran tergantung

dari tipe morfologinya, small type dan long type juga berbeda dalam kebutuhanya

terutama suhu optimal untuk pertumbuhannya. Suhu optimal antara 15-25oC.

pada umumnya peningkatan suhu didalam batas-batas optimal biasanya

mengakibatkan aktivitas reproduksi juga meningkat (Ekawati, 2005).

Kecerahan

Kecerahan atau kekeruhan air disebabkan oleh adanya partikel-partikel liat

lumpur atau lainya yang mengendap, akan merusak nilai guna dasar perairan

yang merupakan daerah pemijahan dan habitat berbgai organism (Wirawan,

1992).

Banyaknya cahaya yang menembus permukaan laut dan menerangi lapisan

permukaan air laut setiap hari dan perubahan intensitas dengan bertambahnya

memiliki peranan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton (juga

zooplankton yang ada didalamnya) (Rommimohtarto dan Juwono, 2001).

Page 11: laporan praktikum planktonologi

B. Kimia pHZooplankton biasanya banyak terdapat diperairan yang kaya bahan organic,

zooplankton alam hidup pada pH > 6,6, sedangkan pada kondisi biasa yang

optimal hidup pada kondisi pH 6-8 (Ekawait, 2005).

pH merupakan salah satu bagian dari factor yang sangat berpengaruh

terhadap banyak tidaknya kelimpahan zooplankton disuatu perairan, adapun pH

optimum yang baik untuk pertumbuhan atau kelimpahan zooplankton disuatu

perairan alami adalah pH antara 6,2-8.6 (www.research.vi.oc.id, 2005).

Oksigen Terlarut (DO)Porifera merupakan salah satu zooplankton yang dapat bertahan hidup di air

dengan kadar oksigen terlarut yang rendah yakni 2mg/l. tingkat oksigen tertinggi

dalam air budidaya tergantung apda suhu, salinitas, kepadatan, jenis makanan

yang yang digunakan (Ekawati, 2005).

TOMMenurut Barrus (2001), sebagian besar zooplankton menggantungkan

sumber nutrisinya pada materi organic, baik berupa fitoplankton maupun detritus.

C. Biologi SubstratMenurut Subahjanti (2005), zooplankton biasanya banyak terdapat

diperairanyang kaya akan bahan organic karena sebagai makananya.

KompetisiOrganisme yang mengadakan kompetisi satu sama lain dan hal ini

menyebabkan kompetisi inter spesifik dalam memenfaatkan sumber energy

maksimum, biasanya digunakan untuk kapasitas reproduksi yang berlebihan

(Musa dan Yanuhar, 2005).

PredasiPredasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).

Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tidak dapat hidup,

Page 12: laporan praktikum planktonologi

sebaliknya predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa, seperti

adanya zooplankton sebagai pemangsa fitoplankton yang ada diperairan

(Pendamping praweda biologi, 2001).

2.2. Materi Penggunaan MikroskopMenurut Putra dan Permana (2000), mikroskop adalah peralatan yang

digunakan untuk memperbesar gambaran objek atau specimen yang berukurab

kecil Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya adalah :

Okuler : sebagai pembesar objek 10 x ukuran sebenarnya.

Tangkai : sebagai penyokong body.

Body : sebagai tempat system lensa.

Revolver : untuk membantu dalam memilih daya perbesaran tertentu.

Obyektif : untuk memperbesar objek.

Meja preparat : untuk tempat objek dan slide mikroskop berfungsi untuk

memindahkan objek ketempat yang bisa terlihat dengan jelas.

Kondensor : untuk mengkondersasikan cahaya yang masuk melalui

mikroskop.

Diafragma : untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk melalui kondensor

Pengatur kondensor : untuk menaikkan atau menurunkan kondensor,

membantu untuk mengatur pemusatan cahaya ke objek.

Tombol pengatur Fokus : untuk mengatur secara kasar dan halus.

Sumber cahaya : untuk menyediakan cahaya terang/putih untuk melihat objek

Kaki : untuk menyokong mikroskop dan juga untuk membawa mikroskop

2.3 Materi Jenis Dan Klasifikasi Plankton2.3.1 Pengertian Plankton

Menurut Yuli dan Kusriani (2000) ,plankton adalah organisme hidup yang

melayang dalam air laut atu air tawar dan pergerakannya secara pasif tergantung

pada arus dan angin.

Page 13: laporan praktikum planktonologi

Plankton adalah biota yang hidup di pintaka pelagic dan mengapung,

menghambat atau berenang sangat lemah, artinya mereka tidak dapat melawan

arus plankton terdiri dari fitoplankton atu plankton tumbuhan dan zooplankton

atau plankton hewan (rommimohtarto dan juwana,2000).

2.3.2 Pengelompokan PlanktonA. Berdasarkan Ukuran

Menurut yuli dan juwano (2005), euplankton bisa di klasifikasi secara

artifosial berdasarkan ukuran yaitu :

Makroplankton : Plankton yang ukurannya >3 mm.

Mikroplankton : Plankton yang ukurannya < 3mm.

Nanoplankton : Plankton yang tertangkap dengan net plankton ukuran 25

sehingga diameternya lebih kecil dari plankton 60 mikron.

B. Berdasarkan AsalMenurut Herawati (1989) ,plankton bisa di klasifikasakan berdasarkan asal,

yaitu:

Aurogenetik plankton : Plankton yang berasal dari perairan sendiri.

Allogenetik plankton : Plankton yang berasal dari perairan lain.

C. Berdasarkan Siklus HidupMenurut Herawati (1989), plankton bisa diklasifikasikan berdasarkan siklus

hidup, yaitu:

Holoplankton : Plankton yang seluruh hidupnya tidak pernah keluar dari

sifatnya sebagai plankton.

Mesoplankton : Plankton yang mempunyai karekteristik hanya sementara saja

di siklus hidupnya bersifat sebagai plankton.

Tycoplankton : Plankton yang sebagian siklus hidupnya sebagai plankton dan

setelah dewasa menjadi organism lain seperti sea bass.

D. Berdasarkan Habitat

Page 14: laporan praktikum planktonologi

Menurut Herawati (1989), plankton dibedakan menjadi:

Limnoplankton : jeni plankton yang hidup di parairan danau

Rheopplankton : jenis plankton yang hidup di lingkungan sungai

Haliplankton : jenis plankton yang hidup di laut

Hipalmesoplankton: plankton yang hidup di daerah estuari.

Hypapplankton : Plankton yang hidup mendekat dasar perairan.

Epiplankton : Plankton yng hidup di zona eupotik

Bathiplankton : Plankton yang biasa hidup di daerah zona apothik

Mesoplankton : Plankton yang hidup di daerah zona disphotik

E. Berdasarkan Jenis MakanannyaMenurut Herawati (1989), berdasarkan jenis makanannya plankton di

bedakan menjadi 2 yaitu:

Plankton tanaman disebut fitoplankton.

Zooplankton terdiri dari plankter yang makanannya bersifat holosit termasuk

semua jenis semua planton hewani.

2.3.3 Ciri-Ciri PlanktonA. Phylum Chlorophyta

Menurut Herawati (1989), ciri chlorophyta antara lain:

Berwarna hijau karena mempunyai proporsi pigmen pada chloroplas nya jauh

lebih baik.

Tersebar luas paada daerah air stagner dari perairan tawar sampai kelaut

tetapi lebih spesifik pada perairan tawar.

Reproduksinya secara seksual.

Dinding selnya bagain bawah terdiri dari selulosa yang dilapisi jaringan pectin.

Bisa menyebabkan blooming perairan jika mereka membentuk lapisan pectin

dan tebal.

B. Phylum ChyanophytaMenurut Herawati (1989) ciri Cyanophyta antara lain:

Page 15: laporan praktikum planktonologi

Mengandung pigmen kebiruan cphycocianin dan sering juga pigmen

kemerahan .

Variasi warna disebabkan oleh clorofil ,care tonoid, phyloocoanin,

plycococoid, dan kadang – kadang juga oleh pigmen sel serta refraksi warna

oleh pseudova.

Tidak mempunyai membrane nucleus dan nukleous.

Reproduksi aseksual.

Sering menyebakan blooming perairan.

Hidup meleyang pda atau dekat permukaan.

Hidup secara berkoloni.

Jika mati menghasilkan bau busuk.

C. Phylum ChrysophytaMenurut Herawati ,ciri-ciri Chrysophyta antara lain:

Bersift bentis atau bahkan arsial dan tertestial,sedangkan lainnya bersifat

ephiphytic/epizopic.

Dapat berkembang cepat sebagai ,flora planktonik.

Merupakan tanaman satu sel.

Sel diatom terdiri dua bagian disebut value. Bagian atau atsas epiteca dan

bagian bawah hypoteca.

Value mengandung silica.

Reproduksinya dengan cara pembesaran sel dan pembentukan spora.

Reproduksi seksual.

D. Phylum RhodophytaDalam selnya mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa dan agar

karagen.tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagel.pigmen klorofil terdiri dari

klorofil A dan P, pigmen fikobilin terdiri dari fitoetrin dan tikosia yang sering

disebut pigmen aksesoris.pigmen tersebut ada dalam kloroplas cadangan

Page 16: laporan praktikum planktonologi

makanan berupa tepung holidea dan berada diluar klorofil.Reproduksi secara

vegetative dilakukan dengan frekmentasi rhodophyta memberi bermacam-

macam spora,dan pospora(spora seksual) sperta nektral, monopora ,tetrasporo,

biospora, polispora (Davisi ,1995).

2.4 Materi Kelimpahan Plankton2.4.1 Tingkat Kesuburan Perairan

Kesuburan perairan berdasarkan kelimpahan fitoplankton menurut Ladner

(1976) dalam wikepedia (2008) ada 3 pembagian perairan berdasarkan

kelipahan fitoplankton:

Oligotrofik : 0 - 2000 individu

Mesotrofik : 200 - 15000 individu

Eutrofik :15000 individu

Kesuburan perairan berdasarkan kelimpahan Zooplankton menurut Ladner

(1976), dalam wikepedia (2008) ada 3 macam pembagian peralatan berdasarkan

kelimpahan Zooplankton:

Oligotrofik :1 individu

Mesotrofik :1 – 500 individu

Eutrofik :7500 individu

2.4.2 Indek KeragamanIndek keragaman menurut Shanon wheirer (1949) dalam Djonthani(2000) :

H’ ∑ ~ in .pi

Dimana:

H’= indeks keanekaragaman

Page 17: laporan praktikum planktonologi

Pi=m/h

n₂= jumlah individu jenis kel 1

N = jumlah total individu

H’ < 2 ,3026 = keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah

2 , 3026 H’ >6,9076 = keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas

sedang H’ > 6,9078 = keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi

2.4.3 Indeks DominasiIndeks Dominasi (D) menurut Sinpson, 1949

D= x 100 %

Dimana:

D = Indeks dominasi

n =jumlah individu jenis ke i

N = jumlah total Individu

D mendekati O tidak ada jenis yang mendominasi dan D mendekati terdapat

jenis yang mendominasi (Njonthoni , 2008).

3. MATERI DAN METODE

3.1 Materi Praktikum3.1.1 Penggunaan Mikroskop

Materi praktikum adalah pengenalan penggunaan dan pemeliharaan

mikroskop setelah dipakai serta mengetahui cara perhitungan luas bidang

Page 18: laporan praktikum planktonologi

pandang. Mikroskop yang dipakai dalam praktikum ini adalah mikroskop cahaya

binokuler dengan cahaya dari lampu listrik. Praktikum dilakukan diLaboratorium

Hirologi Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

Selama praktikum praktikan diharapkan mampu menggunakan mikroskop

dengan baik dan benar.

3.1.2 Jenis dan Klasifikasi PlanktonMateri praktikum adalah identifikasi dan pengklasifikasian plankton.

Identifikasi merupakan metode untuk mengetahui jenis atau spesies plankton

ynag ada dalam perairan. Identifikasi merupakan metode kualitatif. Namun hal ini

sangat penting jika ingin mengenal plankton lebih khusus, tidak seperti potensi

umum seperti yang telah kita bicarakan terdahulu. Untukitu buku petunjuk

identifikasi sangat diperlukan sekali terutama buku identifikasi untuk plankton

didaerah tropik.

Selain itu pengalaman juga sangat diperlukan dalam melakukan identifikasi.

Namun sebagai pengetahuan dasar, pada praktikum kali ini kita akan mengenal

berbagai jenis plankton secara umum berdasarkan buku identifikasi seperti

Needham prescult dan Davis.

3.1.3 Kelimpahan PlanktonMateri praktikum adalah metode penghitungan plankton pada pola distribusi

kelimpahannya. Tempat pengambilan contoh bisa didapat dari kolam, tambak,

laut, waduk atau danau. Sedangkan anialisa akan dilakukan diLaboratorium

Hidrologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

Pada praktikum ini setiap praktikan diharapkan mampu untuk menghitung

kelimpahan palnkton.

3.1.4 Pengumpulan PlanktonMateri praktikum adalah pengumpulan atau konsentrasi plankton dalam air

dan mengukur parameter-parameter yang mempengaruhi kehidupan plankton.

Page 19: laporan praktikum planktonologi

Tempat pengambilan sampel adalah diperairan tawar. Selama praktikum,

praktikan diharapkan mampu mengoperasikan alat dan prosedur pengambilan

sampel plankton

3.2 Fungsi Alat dan BahanA. Parameter fisika Suhu

Alat :- Thermometer Hg : untuk mengukur suhu perairan.

Bahan :- Air Sampel: untuk bahan utama pengukuran yang akan diukur suhunya.

KecerahanAlat :

- Secchi Disk : alat untuk mengukur kecerahan perairan.

- Tali : untuk mengikat secchi disk.

Bahan :- Air Sampel : untuk bahan utama pengukuran yang akan diukur

kecerahannya.

B. Parameter kimia Karbondioksida (CO2)

Alat :- Gelas ukur : untuk menakar air sampel yang diambil sesuai takaran.

- Erlenmeyer 250 ml : tempat air sampel yang akan direaksikan.

- Pipet tetes : untuk mengambil dan meneteskan larutan.

Bahan :- Air Sampel : bahan utama yang akan diukur CO2 nya

- Indikator PP : sebagai indikator suasana basa

- Na2CO3 (0,0454 N) : indikator warna merah muda/pink dan mengikat CO

bebas di perairan menjadi 2NaHCO3.

Nitrat NitrogenAlat :

- Spektrofotometer : alat untuk mengukur kadar nitrat nitrogen.

- cawan petri : tempat sampel yang diuapkan /tempat kerak nitrat.

Page 20: laporan praktikum planktonologi

- Pipet tetes : untuk mengambil dan meneteskan larutan.

- Pipet volume : untuk mengambil aquades.

- Bola hisap : alat bantu untuk mengambil larutan.

- Beaker glass : tempat larutan yang direaksikan.

- Gelas ukur : tempat untuk mereaksikan.

- Spatula : untuk mengaduk larutan agar homogeny.

- Hotplate : memanaskan sampel.

- Kertas saring : untuk menyaring.

- Cuvet : tempat larutan yang akan diukur dalam spektrofotometer.

- Rak : tempat cuvet.

Bahan :- Asam Fenol Disulfonik : untuk melarutkan kerak nitrat.

- Aquades : sebagai pereaksi/pengencer.

- NH4OH (1:1) : untuk melarutkan lemak dan minyak dari kerak nitrat.

- Air Sampel : sebagai pembuatan kerak nitrat.

- Kertas label : untuk memberi nama pada cuvet.

pHAlat :

- Stopwatch : untuk mengukur waktu.

- Kotak pH : untuk mencocokkan warna pada kertas pH.

Bahan :

- Kertas pH : untuk mengukur derajat keasaman (pH) dari suatu perairan.

- Air Sampel : untuk bahan utama pengukuran yang akan diukur pH.

Oksigen Terlarut (DO)Alat :

- Botol DO : sebagai tempat air sampel yang akan diukur DO.

Page 21: laporan praktikum planktonologi

- Buret : sebagai tempat larutan titran dan sebagai alat untuk titrasi.

- Statif : sebagai penyangga buret untuk titrasi.

- Selang air : alat membuang cairan bening di atas endapan.

- Pipet tetes : untuk mengambil dan meneteskan larutan.

Bahan :- Air Sampel : sebagai bahan utama yang akan diukur DO.

- MnSO4 : mengikat oksigen.

- NaOH+KI : melepas I2 dan membentuk endapan coklat.

- H2SO4 pekat : pengkondisian asam dam melarutkan endapan.

- Amilum : indiktor warna ungu.

- N2S2O3 (0,025 N) : sebagai penitrasi dan mengikat I2 membentuk 2NaI.

OrthophosfatAlat :

- Erlenmeyer 250 ml : tempat air sampel yang direaksikan.

- Pipet tetes :untuk mengambil dan meneteskan larutan.

- Spektrofotometer : alat untuk mengukur kadar ortofosfat.

- Cuvet : tempat larutan yang akan diukur dalam spektrofotometer.

- Rak : tempat cuvet.

Bahan :- Air Sampel : bahan utama yang akan diukur kadar orthofosfatnya.

- SnCl2 : sebagai indikator warna biru.

- Ammonium molybdat : mengikat fosfat terlarut membentuk ammonium

phosphomolybdat

- Kertas label : untuk memberi nama pada cuvet.

Pengambilan sampel planktonAlat :

- Plankton net : untuk menyaring sampel plankton dari dalam kolam.

- Botol film : untuk menampung sampel plankton dari dalam kolam.

- Ember : untuk mengambil air dari kolam untuk disaring diplankton net.

Page 22: laporan praktikum planktonologi

- Pipet tetes : untuk menenteskan larutan lugol pada sampel plankton.

Bahan :- Air kolam : sebagai bahan ynag diambil sampel planktonnya.

- Lugol : untuk mengawetkan sampel plankton.

Penggunaan mikroskopAlat :

- Mikroskop binokuler : untuk mengamati plankton.

- Objek glass : untuk meletakkan sampel plankton yang akan diamati.

- Cover glass : untuk menutup sampel plankton diatas objek glass.

Bahan :- Air sampel plankton : sebagai bahan yang diamati planktonnya.

- Aquadest : untuk membersihkan objek glass dan cover glass.

Penggunaan preparatAlat :

- Nampan plastik : digunakan untuk wadah alat

- Objek glass : untuk meletakkan sampel plankton yang diamati dibawah

mikroskop.

- Cover glass : untuk menutup sampel plankton diatas objek glass.

- Pipet tetes : untuk meneteskan sampel plankton diatas objek glass.

- Washing bottle : sebagai tempat aquadest.

- Botol film : sebagai wadah sampel plankton.

Bahan :- Air sampel plankton : sebagai bahan yang akan diamati planktonnya.

- Aquadest : untuk memebersihkan objek glass dan cover glass.

- Tissue : untuk mengelap cover glass dan objek glass.

Pengamatan plankton dan perhitungan kelimpahannyaAlat :

- Mikroskop binokuler : untuk mengamati plankton.

- Objek glass : untuk meletakkan sampel plankton yang diletakkan dibawah

mikroskop.

Page 23: laporan praktikum planktonologi

- Cover glass : untuk menutup sampel plankton diatas objek glass.

- Alat tulis : untuk mencatat hasil pengamatan.

- Buku Prescott : untuk mengidentifikasi jenis plankton yang ditemukan.

Bahan :- Air sampel plankton : sebagai bahan yang diamati planktonnya.

- Aquadest : untuk membersihkan objek glass dan cover glass.

- Tissue : untuk mengelap cover glass dan objek glass.

- Kertas : untuk mencatat hasil pengamatan.

3.3 Skema PraktikumA. Prosedur Pengambilan Sampel DO

dicatat volumenya

dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o), jangan sampai terjadi

gelembung udara

ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

dilakukan di dalam air

Botol DO

Botol DO yang berisi airsampel

Page 24: laporan praktikum planktonologi

- dibuka tutup botol DO

- ditambahkan 2ml MnSO4

- ditambahkan 2ml NaOH + KI

- dibolak-balik sampai terbentuk endapan coklat

- ditunggu sampai 30 menit, sampai terlihat batas yang jelas antara

endapan dengan aliran di atasnya

- dibuang air bening diatas endapan dengan selang

- ditambahkan 2ml tetes amilum

- dititrasi dengan Na-thiosulfat 0.025 N sampai jernih pertama kali

- dicatat ml Na-thiosulfat yang terpakai (ml titran)

- dihitung dengan rumus : = . .8 .1000−4B. pH (Potensial Hidrogen)

- dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama ±2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

- dicatat nilai PH yang didapat

C. Orthofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

PH Paper

Hasil

Orthofosfat

Hasil

Page 25: laporan praktikum planktonologi

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang

690 µm

D. Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 12,5 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke dlm

cawan

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 0,5 ml asam ferol disulfonik, diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 5 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 12,5 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 µm

E. CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 0,0454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung = . . .

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

Page 26: laporan praktikum planktonologi

F. Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan, dengan posisi membelakangi matahari

dan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung pada

bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

G. Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai d1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai d2

- dihitung dengan rumus d =

H. Pembuatan preparat

- dikocok

- diuka tutup botol film

- diambil dengan pipet tetes

- diteteskan pada objek glass sebanyak 1 tetes

- ditutup cover glas dengan kemiringan 450

- diamati dibawah mikroskop

Thermometer Hg

Hasil

Secchidisk

Hasil

Air sampel dalam botol film

Hasil

Page 27: laporan praktikum planktonologi

I. pengambilan sampel plankton

- dipasang pada plankton net no 25

- diambil air sampel kolam dengan sampler ukuran 5 liter

- disaring dengan plankton net

- diberi alkohol sebanyak 3-4 tetes

- diberi label

J. Penggunaan mikroskop

- objek glass dan cover glass dibersihkan dengan aquadest

- dikeringkan dengan tissue secara searah

- diambil botol film yang berisi plankton dan dikocok

- dibuat preparat plankton demgan mengambil sampel dari botol

film dengan pipet tetes

- diteteskan pada objek glass sebanyak 1 tetes

- ditutup cover glass dengan sudut 450

- diletakkan dibawah mikroskop

- dinyalakan lampu mikroskop

- diatur fokusnya dengan perbesaran 400x

- diamati organisme plankton

- dihitung luas bidang pandang dengan rumus LBP=1/4 .d2

K. Pengamatan plankton dan perhitungan kelimpahannya

- diletakkan

- dibawah mikroskop dengan lensa objektif 400x

- ditempatkan dibawah lensa okuler dengan memutar revolver

- lampu dalam mikroskp dinyalakan

- diatur fokus mikroskop dengan perbesaran 400x

- dilihat gambar plankton pada bidang pandang 1-5

Botol film

Hasil

Mikroskop

Hasil

Preparat

Hasil

Page 28: laporan praktikum planktonologi

- digambar bentuk plankton,ditulis ciri-ciri serta dicatat jumlah

plankton

- diidentifikasi dengan buku prescott (1970) dihitung kelimpahan

plankton dengan rumus = . .. . .3.4 Analisa Prosedur3.4.1 Parameter Kualitas AirA. Suhu

Disiapkan alat yang digunakan untuk pengukuran suhu yaitu thermometer

Hg. Thermometer dimasukkan dalam perairan dengan membelakangi matahari

agar tidak ada pengaruh suhu dari panas matahari. Ketika memegang

thermometer harus pada tali yang ada di ujung thermometer, dengan tujuan agar

suhu tubuh tidak mempengaruhi pengukuran suhu di perairan. Setelah

dimasukkan ke dalam perairan, ditunggu selama ± 2 menit sampai air raksa yang

ada dalam thermometer berhenti. Kemudian dicatat suhu yang diperoleh dalam

satuan °C. Pengukuran suhu dilakukan 3 kali yaitu pada pukul 08.05, 10.55, dan

14.20.

B. KecerahanDisiapkan alat yang digunakan dalam pengukuran kecerahan yaitu secchi

disk. Tali pada secchi disk dipegang dan secchi disk dimasukkan ke dalam

perairan secara perlahan sampai tidak terlihat pertama kali, diukur dengan

penggaris dan dicatat sebagai d1. kemudian secchi dish dimasukkan lebih dalam

lagi sampai benar-benar tidak tampak sama sekali dan diangkat kembali secara

perlahan sampai terlihat pertama kali, diukur dengan penggaris dan dicatat

sebagai d2. Selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus d1 + d2/2 dan

hasilnya dicatat dalam satuan meter. Pengukuran kecerahan dilakukan 3 kali

yaitu pada pukul 08.05, 10.55, dan 14.20.

C. Oksigen Terlarut (DO)

Page 29: laporan praktikum planktonologi

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran DO. Pertama

kali dicatat volume botol DO. Kemudian botol DO dimasukkan dalam perairan

secara perlahan dan dengan posisi miring agar memudahkan pengambilan air

dan diusahakan tidak ada gelembung udara yang masuk dalam botol, karena

gelembung udara dapat mempengaruhi nilai DO. Setelah botol DO penuh, lalu

ditutup pada saat botol DO masih berada dalam air agar tidak ada udara yang

masuk ke dalam botol DO.

Selanjutnya botol DO yang berisi air sampel dibuka tutupnya dan diberi

MnSO4 sebanyak 2 ml (44 tetes) untuk mengikat O2 terlarut dalam air dan NaOH

+ KI sebanyak 2 ml (44 tetes) untuk membentuk endapan coklat dan melepas I2.

lalu dibolak-balik agar homogen. Setelah itu didiamkan selam 30 menit sampai

terdapat endapan coklat di dasar dan cairan bening di atas endapan.

Kemudian air bening dibuang. Setelah itu, endapan tersebut diberi H2SO4

sebanyak 2 ml (44 tetes) untuk melarutkan endapan coklat. Kemudian diberi 3

tetes amilum yang berfungsi sebagai indikator suasana basa, lalu dihomogenkan

dan dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N untuk mengikat I2 sampai jernih pertama

kali. Dicatat volume awal dan akhir titran, kemudian dihitung DO dengan rumus:= . . . . Hasilnya dicatat dengan satuan mg/l.

Pengukuran DO dilakukan 3 kali yaitu pada pukul 08.05, 10.55, dan 14.20.

D. Karbondioksida (CO2)

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran CO2. Air

sampel diambil dan dimasukkan dalam botol aqua 600 ml. Kemudian diukur

sebanya 25 ml dengan menggunakan gelas ukur 50 ml. Lalu dimasukkan dalam

Erlenmeyer 100 ml dan diberi PP (Phenol Ptalein) sebanyak 3 tetes sebagai

indicator suasana basa. Bila air tidak berubah warna menjadi pink menandakan

ada kandungan CO2 nya, lalu dititrasi dengan Na2SO3 0,0454 N yang berfungsi

Page 30: laporan praktikum planktonologi

untuk mengikat CO2 bebas sampai tampak warna pink pertama kali. Dicatat

volume awal dan akhir titran dan kemudian dihitung dengan rumus := . . .. Hasilnya dicatat dalam satuan mg/l.

Pengukuran CO2 dilakukan 3 kali yaitu pada pukul 08.05, 10.55, dan 14.20.

E. pHDisiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran pH. Diambil air

sampel dan dimasukkan dalam botol aqua 600 ml. Lalu pH paper dicelupkan

dalam air sampel tadi dan ditunggu ± 2 menit. Setelah itu dikibas-kibaskan

sampai setengah kering, karena bila masih basah akan sulit dicocokkan

warnanya dengan warna yang ada di kotak standart. Kemudian dicocokkan pada

kotak standart dan dicatat hasilnya. Pengukuran pH dilakukan 3 kali yaitu pada

pukul 08.05, 10.55, dan 14.20.

3.4.2 Pengambilan Sampel PlanktonDisiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel

plankton. Botol film dibuka dan dimasukkan pada lubang plankton net dan diikat

dengan karet. Lalu air sampel diambil dengan ember (1 ember = 5 L).

Selanjutnya, air yang ada dalam ember disaring menggunakan plankton net.

Pada saat air disaring, plankton net diputar-putar agar plankton dapat tersaring.

Kemudian setelah botol film terisi plankton, ditambahkan larutan lugol sebanyak

7 tetes sebagai bahan pengawet, digunakan lugol karena ketahanan untuk

mengawetkan sampel plankton sangat baik. Selain itu, ditandai dengan kertas

label agar tidak tertukar. Selanjutnya sampel disimpan dalam kotak cool box.

Pengambilan sampel plankton ini dilakukan selama 3 kali yaitu pada pukul 08.05,

10.55, dan 14.20.

3.4.3 Penggunaan MikroskopDisiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pertama kali objek glass dan

cover glass dikalibrasi dengan aquadest agar tidak terkontaminasi kotoran dari

Page 31: laporan praktikum planktonologi

luar dan dikeringkan dengan tissue. Cara membersihkan dengan tissue yaitu

tissue digosokkan searah agar serabut-serabut tissue tidak menempel pada

objek glass dan cover glass. Sebelum mengambil sampel, botol film dibolak-balik

dahulu agar homogen, kemudian diambil 1 tetes air sampel plankton dengan

menggunakan pipet tetes dan diteteskan pada objek glass, lalu ditutup dengan

cover glass. Tahap selanjutnya yaitu mikroskop binokuler yang sudah

dihubungkan dengan sumber listrik dinyalakan dan preparat yang sudah siap tadi

diletakkan di atas meja mikroskop. Kemudian diatur focus pembesaran 100X

hingga pengatur kasar dan halus. Setelah didapat focus yang baik, lalu diamati

luas bidang pandangnya dimana ada d1 dan d2 dan dimasukkan dalam

persamaan LBP = ¼ d².

3.4.4 Pembuatan PreparatDisiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. Pertama kali objek glass

dan cover glass dikalibrasi dengan menggunakan aquadest agar tidak

terkontaminasi kotoran dari luar dan dikeringkan dengan tissue. Cara

membersihkan dengan tissue yaitu tissue digosokkan searah agar serabut-

serabut tissue tidak menempel pada objek glass dan cover glass. Sebelum

mengambil sampel, botol film dibolak-balik dahulu agar homogen, kemudian

diambil 1 tetes air sampel plankton dengan menggunakan pipet tetes dan

diteteskan pada objek glass, lalu ditutup dengan cover glass. Cara menutup

objek glass dengan cover glass adalah cover glass dimiringkan 45° agar tidak

ada gelembung udara dalam preparat. Dan hasilnya diperoleh preparat yang siap

diamati dengan mikroskop.

3.4.5 Pengamatan PlanktonDisiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah preparat sudah siap,

tahap selanjutnya adalah pengamatan plankton. Pengamatan plankton dilakukan

Page 32: laporan praktikum planktonologi

pada bidang pandang 1 sampai bidang pandang 5 dimana letak dari bidang

pandang 1 sampai 5 digambarkan seperti

dibawah ini :

Pada masing-masing bidang pandang dicari

planktonnya. Bila sudah ditemukan, diamati dan

digambar bentuk plankton, warna, dan cirri - ciri

lainnya. Setelah itu diidentifikasi denagn menggunakan buku Presscott (1970).

3.4.6 Penghitungan Kelimpahan PlanktonDisiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Setelah pembuatan preparat dan

pengamatan plankton, tahap selanjutnya adalah menghitung kelimpahan

plankton dengan mengamati jumlah plankton pada setiap bidang pandang mulai

dari bidang pandang 1 samapi dengan bidang pandang 5. Setelah itu, dihitung

kelimpahan planktonnya dengan persamaan Lacky Drop : = . .. . .kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam data pengamatan.

4. DATA DAN HASIL PEMBAHASAN

4.1 DATA HASIL PENGAMATAN4.1.1 DATA PENGAMATAN KUALITAS AIR

Data hasil pengamatan kualitas air disajikan dalam tabel berikut :Waktu

pengamatan warna Kecerahan suhu CO2 DO pH

08.05 Beningkecoklatan 100% 250C 27,97 5,145 8

10.55 Beningkecoklatan 100% 290C 0 14,1 8

1 2

34

5

Page 33: laporan praktikum planktonologi

14.20 BeningKecoklatan 100% 300C 0 15,16 8

N 94,88

P 1,128

4.1.2 DATA JENIS DAN KLASIFIKASI PLANKTON

Pukul GambarPlankton Jumlah Klasifikasi Gambar Literatur

08.05 BP1 1

Phylum:ChrysophytaSub Phylum:BacillariophyceaeOrdo:PennalesFamili:CymbellaceaeGenus:CymbellaSpecies:Cymbella sp

3

Phylum:ChrysophytaSub Phylum:BacillariophyceaeOrdo:PennalsFamily:NaviculaceaeGenus:NavicullaSpecies:Frustulia sp

BP2 1

Phylum:ChrysophytaSub Phylum:bacillariophyceaeOrdo:PennalesFamili:NaviculaceaeGenus:NaviculaSpecies:Stauroneis sp

2

Phylum:ChlorophytaSub Phylum:ChlorophyceaeOrdo:ChlorococcalisFamili:ScenedemaceaeGenus:ScenedesmusSpecies:Scenedesmus sp

BP4 1

Phylum:ChloriphyceaeSub Phylum:ChloriphyceaeOrdo:UlotrichalesFamili:MicrosporaceaeGenus:MicrosporaSpecies:Microspora sp

3

Phylum:ChysophytaSub Phylum:BacillariophyceaeOrdo:PennalesFamili:NaviculaceaeGenus:NaviculaSpecies:Mastogloia

Page 34: laporan praktikum planktonologi

2

Phylum:CrysophytaSub Phylum:BacillariophyceaeOrdo:PennalesFamili:NaviculaceaeGenus:naviculaSpecies:Navicula sp

BP5 6

Phylum:ChlorophytaSub phylum:ChlorophyceaeOrdo:ZignemetalesFamily:MesotaeniaceaeGenus:MesotaeniaSpecies:Netrium digitus

10.55 BP1 3

Phylum:chrysophytaSub Phylum:BacillariophyceaeOrdo:PennalesFamili:NaviculaceaeGenus:NaviculaSpecies:Frustuli romboides

BP2 2

Phylum:ChrysophytaSub Phylum:XantrophyceaeOrdo:MischococcalesFamili:ChlorobotrydaceaeGenus:chlorobothysSpecies:Chlorobothrysregulans

1

Phylum:ChlorophytaSub Phylum:chlorophyceaeOrdo:ChaeoparalesFamili:ChlorascinaGenus:ChlorosarcinaSpecies:Chlorosarcinaamsociata

BP3 1

Phylum:ChlorophytaSub Phylum:chlorophyceaeOrdo:ChlorococcalesFamili:MicractiniaceaeGenus:ChlosteriopsisSpecies:Closteriopsislongissima

2

Phylum:ChlorophytaSub Phylum:CharophyceaeOrdo:charalesFamili:CgaraceaeGenus:Roya

Page 35: laporan praktikum planktonologi

Speciesa:Roya obtuse

BP4 3

Phylum:ChlorophytaSub Phylum:XanthophytaOrdo:MischococcalesFamili:PleurochoridaceaeGenus:EliipsoidonSpecies:Ellipsoidonbrevicylinaius

2

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:XanthopyphyceaeOrdo:MischococcalesFamili:ChlorobothrydaceaeGenus:ChlorobotrysSpecies:Chloroclosterpyreniger

14.20 BP2 2

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:BacillariophyceaeOrdo:PennalesFamili:NaulenlaceaeGenus:MastogloiaSpecies:Mastogloia danseri

4

Phylum:ChlorophytaSup Phylum:ChlorophyceaeOrdo:ZignematalesFamili:MesotaeniaceaeGenus:netriumSpecies:Netrium digitus

BP4 3

Phylum:CyanophytaSup Phylum:Ordo:NostocalesFamili:Genus:MicrocystisSpecies:microcystis genginosa

5

Phylum:ChlorophytaSup Phylum:ChlorophyceaeOrdo:udvocalesFamili:PhaeotoceaeGenus:ChephalomonasSpecies:Chephalomonasgranulata

Page 36: laporan praktikum planktonologi

1

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:bacillariophyceaeOrdo:PennalesFamili:FragilariaceaeGenus:DiatomsSpecies:Diatoms inustules

BP5 3

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:XanthophyceaeOrdo:MischococcalesFamili:PleurocloridaceaeGenus:PleurogasterSpecies:Pleurogaster lunaris

3

Phylum:ChlorophytaSup Phylum:ChlorophyceaeOrdo:chlorococcalesFamili:ChlorococcaceaeGenus:ScenedesmusSpecies:Scenedesmusbijugavar

Laut BP1 24

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:Ordo:Famili:Genus:ChaetocerosSpecies:Chaetoceros decipien

1

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:Ordo:Famili:Genus:PeridiniumSpecies:Peridinium sp

10

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:Ordo:Famili:Genus:LauderiaSpecies:

Page 37: laporan praktikum planktonologi

BP2 1

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:Ordo:Famili:Genus:ceratiumSpecies:Ceratium tripos

3

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:Ordo:Famili:Genus:ThallasiothrixSpecies:Thallasiothrixnitzshcioides

1

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:Ordo:Famili:Genus:SynedraSpecies:Synedra utermohlii

BP3 7

Phylum:ChrysophytaSup Phylum:Ordo:Famili:Genus:SkeletonemaSpecies:Skeletonema costatum

3

Phylum:CyanophytaSup Phylum:Ordo:Famili:Genus:SpirulinaSpecies:Spirulina sp

5

Phylum:CyanophytaSup Phylum:Ordo:Famili:Genus:NodulariaSpecies:Nodularia hawainensis

BP4 2

Phylum:Sup Phylum:Ordo:Famili:Genus:Cestum

Page 38: laporan praktikum planktonologi

4.1.3. DATA PERHITUNGAN KELIMPAHAN PLANKTONWAKTU PHYLUM GENUS n n2 N N Idiversitas Idominansi Kr

08.05

Chrysophyta

Chlorophyta

CymbellaFrustulia

StauroneisMastogloiaNavicula

ScenedesmusMicrospora

Netrium

13132

216

19194

41

36

2448,0517344,1522448,0517344,1524896,01

4896,012448,05114688,3

27274

4214

0,221790,418130,221790,420590,34141

0,339590,221790,52427

4,167%37,5%

4,167%37,5%

16,67%

9,76%2,44%87,8%

10%30%10%30%20%

22,2%11.1%66,7%

10.55

Chysophyta

Chlorophyta

FrustuliaChlorobotrysChlorocloster

ClorosarcinaClosteriopsis

RoyaEllipsoidon

322

1123

944

1149

7344,1524896,014896,01

2448,0512448,0514896,01

7344,152

744

2247

0,477330,402600,40260

0,273300,273300,402600,47733

36%16%16%

4%4%

16%36%

42,9%28,6%8,6%

14,3%14,3%4,9%

28,6%

14.20

Chrysophyta

Chlorophyta

Cyanophyta

MastogloiaDiatoms

Pleurogaster

NetriumChephalomonasScenedesmus

Microcystis

213

453

3

419

16259

9

4896,012448,0517344,152

9792,201224o,257344,152

7344,152

427

9127

7

0,322610,210270,40124

0,455220,492890,40124

0,40124

8,57%7,14%

64,29%

32%50%18%

100%

33,3%16,7%50%

33,3%41,7%25%

100%

Laut

Chrysophyta

Cyanophyta

Chlorophyta

ChaetocerosPeridiniumLauderiaCeratium

ThallasiothrixSynedra

Skeletonema

SpirulinaNodulariaCestum

Chlamidomonas

241

101317

352

10

5761

100191

49

954

100

58753,322448,05124480,5

2448,0517344,1522448,05117136,35

7344,15212240,254896,01

24480,51

5822427217

7124

24

0,530540,086210,409240,086210,198270,086210,33959

0,201320,280270,15176

0,40924

65,8%0,114%11,43%0,114%1,029%0,114%

5,6%

1,029%2,86%0,46%

11,429%

51,1%2,13%21,3%2,13%6,39%2,13%14,9%

30%50%20%

100%

4.1.4 DATA PERHITUNGAN KUALITAS AIRKARBONDIOKSIDA ( CO2 )

Species:Cestum umeris

BP5 10

Phylum:Sup Phylum:Ordo:Famili:Genus:ChlamidomonasSpecies:Chlamidomonasglobusa

Page 39: laporan praktikum planktonologi

PUKUL 08.05

=27,97

DISSOLVED OXYGEN ( DO )PUKUL 08.05

PUKUL 10.55

PUKUL 14.20

PERHITUNGAN KELIMPAHAN PLANKTON

MENGGUNAKAN RUMUS MODIFIKASI LUCKY DROP

a. PUKUL 08.05

SampelVol

titranNtitranVCO

.

100022..2

4..

10008..

DObotolV

titranNtitranVDO

lmgDO 145,5

431510008025.08

4..

10008..

DObotolV

titranNtitranVDO

lmgDO 1,14

425010008025.04,17

21 ddD

lmgDO 6,15

427710008025.07,20

1910

78.01214.341 LBP

4..

10008..

DObotolV

titranNtitranVDO

nwpVL

VTN

051,244813875.4

132001

255045.078.0

33400

N

152,734433875.4

132003

255045.078.0

33400

N

25

1000220454,07,0

Page 40: laporan praktikum planktonologi

b. PUKUL 10.55

c. PUKUL 14.20

051,244813875.4

132001

255045.078.0

33400

N

152,734433875.4

132003

255045.078.0

33400

N

101,489623875.4

132002

255045.078.0

33400

N

101,489623875.4

132002

255045.078.0

33400

N

051,244813875.4

132001

255045.078.0

33400

N

3,1468863875.4

132006

255045.078.033400

N

152.734433875.4

132003

255045.078.0

33400

N

101,489623875.4

132002

255045.078.0

33400

N

101,48963875.4

132002

255045.078.0

33400

N

051,244813875.4

132001

255045.078.0

33400

N

25,1224053875.4

132005

255045.078.0

33400

N

152,734433875.4

132003

255045.078.0

33400

N

2.1203443875.4

132004

255045.078.0

33400

N

101,489623875.4

132002

255045.078.0

33400

N

051,244813875.4

132001

255045.078.0

33400

N051,24481

3875.4

132001

255045.078.0

33400

N

101,489623875.4

132002

255045.078.0

33400

N

152.734433875.4

132003

255045.078.0

33400

N

Page 41: laporan praktikum planktonologi

LAUT

RUMUS

a. PUKUL 08.05

152,734433875.4

132003

255045.078.0

33400

N

202,979243875.4

132004

255045.078.0

33400

N

%100 n

nKr

214,5875343875.4

1320024

255045.078.0

33400

N

051,7244813875.4

132001

255045.078.0

33400

N

51,24480103875.4

1320010

255045.078.0

33400

N

152,734433875.4

132003

255045.078.0

33400

N

051,7244813875.4

132001

255045.078.0

33400

N

051,7244813875.4

132001

255045.078.0

33400

N

152,734433875.4

132003

255045.078.0

33400

N

35,1713673875.4

132007

255045.078.0

33400

N

25,1224053875.4

132005

255045.078.0

33400

N

1,489623875.4

132002

255045.078.0

33400

N

51,24480103875.4

1320010

255045.078.0

33400

N

Page 42: laporan praktikum planktonologi

b. PUKUL 10.55

c. PUKUL 14.20

LAUT

%10%10010

1Kr

%30%10010

3Kr

%10%10010

1Kr

%30%10010

3Kr

%20%10010

2Kr

%2,22%1009

2Kr

%1,11%1009

1Kr

%67,66%1009

6Kr

%86,42%1007

3Kr

%3,33%1006

2Kr %67,41%100

12

5Kr

%67,16%1006

1Kr %25%100

12

3Kr

%3,33%1006

3Kr %100%100

3

3Kr

%3,33%10012

4Kr

%57,28%1007

2Kr

%57,28%1007

2Kr

%29,14%1007

1Kr

%29,14%1007

1Kr

%86,42%1007

3Kr

%57,28%1007

2Kr

%06,51%10047

24Kr

%13,2%10047

1Kr

%28,21%10047

10Kr

%89,14%10047

7Kr

%30%10010

3Kr

%50%10010

5Kr

Page 43: laporan praktikum planktonologi

RUMUS INDEKS DOMINASI

a. PUKUL 08.05

b. PUKUL 10.55

c. PUKUL 14.20

%1002

21

N

nD

%167,4%10024

1D

%36%10025

9D

%57,28%10014

4D

%13,2%10047

1Kr

%39,6%10047

3Kr

%13,2%10047

1Kr

%20%10010

2Kr

%100%10010

10Kr

%5,37%10024

9D

%167,4%10024

1D

%5,37%10024

9D %67,16%100

24

4D

%76,9%10041

4D

%44,2%10041

1D

%8,87%10041

36D

%16%10025

4D

%16%10025

4D

%4%10025

1D

%4%10025

1D

%16%10025

4D

%36%10025

9D

%14,7%10014

1D

%29,64%10014

9D

%32%10050

16D

%50%10050

25D

%18%10050

9D

%100%1009

9D

Page 44: laporan praktikum planktonologi

LAUT

4.2 Pembahasan4.2.1 Keadaan Umum Lokasi Praktikum (Lingkungan Fisik)

Pada Kelompok 15, lokasi praktikum yang digunakan adalah kolomnya

persegi panjang warnanya coklat kekuning-kuningan, airnya tergenang, ada

ikannya, ada rumput serta ada pohonnya.

Untuk data pengamatan kualitas air pada kolam tradosional pada

kelompok15, pukul 08.05: suhu 250C, Karbondioksidanya 27, 97, nilai DO nya

5,145,earna kolam bening kecoklatan,kecerahan 100% dan pHnya yaitu 8. Untuk

pengamatan pada pukul 10.55 warna perairan kolamnya yaitu bening

kecoklatan.. Kecerahannya mencapai 100% cm suhunya mencapai 290C,

karbondioksidanya 0, nilai DOnya 14,1 dan phnya 8. Untuk pengamatan pada

pukul 14.20 warna perairan kolamnya yaitu bening kecoklatan, kecerahannya

%838,65%100875

576D

%1143,0%100875

1D

%429,11%100875

100D

%1143,0%100875

1D

%1143,0%100875

1D

%0286,1%100875

9D

%6,5%100875

49D

%0286,1%100875

9D

%857,2%100875

25D

%457,0%100875

4D

%429,11%100875

100D

Page 45: laporan praktikum planktonologi

mencapai 100% suhunya 300C, karbondioksidanya 0, nilai DOnya yaitu 15,16

dan pHnya 8.

4.2.2 Lingkungan BiologiKelompok 15 melakukan pengamatan pada kolam tradisional yang

mempunyaii kedalaman 30 cm. Bentuk kolam persegi panjang, warna

perairannya yaitu bening kecoklatan airnya tenang. Pada kolam tersebut ada

ikannya, disekitar kolam ada tanaman serta rumput dan pohon, yang

keadaannya sangat subur.

4.2.3 Keadaan Umum BBI PuntenBalai Benih Ikan Punten terletak di daerah Punten, Kota Batu. Balai Benih

Punten merupakan balai dengan menggunakan kolam tradisional, semiparmanen

dan permanent ikan yang dibudidayakan banyak golongan ikan mas, ikan koki,

ikan nila, dan ikan air tawar lainnya. Lingkungan pada Balai Benih Punten sangat

strategis karena dekat dengan sumber air terutama air tawar. Pembenihan pada

Balai Benih Ikan Punten ada yang secara tradisional, semi intensif maupun

intensif ini terlihat kolam yang digunakan pada balai tersebut.

4.2.4 Deskripsi Stasiun PengamatanPengamatan dilakukan pada kolam tradisional di Balai Benih Ikan, Punten,

Batu Kolam pengamatan berbentuk persegipanjang, dengan warna perairan

airnya tenang. Disekelilibening kecoklatan. kolam dikelilingi oleh rumput-rumput

yang tumbuh secara bebas. Kolam tersebut mempunyai kedalaman 30 cm.

4.2.5 Hubungan Parameter Kualitas Air Terhadap Kelimpahan PlanktonA. SuhuPada pukul 08.05 suhu bernilai 250C, pada pukul 10.55 bernilai 290C dan

pada pukul 14.20 tetap 300C. Dari data ini terjadi akibat keadaan cuaca yang

berubah atau mengalami kenaikan suhu, dari pagi hingga siang yang suhunya

semakin naik.

Page 46: laporan praktikum planktonologi

Suhu sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan.

Organisme aquatik memiliki keceraan suhu tertentu (Batas atas dan Batas

bawah) yang disukai bagi pertumbuhannya, misalnya olga dari phylum

cheorophyta dan dialam akan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu berturut-

turut 30-350C dari 20-300C. Pylum Chyanophyta telah dapat bertoleransi

terhadap kisaran suhu tinggi dibandingkan dengan Cholorophyta dan diatom

(Effendi, 2003).

Selain peningkatan suhu juga mengakibatkan peningkatan metabolisme dan

respirasi organisme air dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi

oksigen. Peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan dekompisisi bahan

organik oleh mikroba. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton

diperairan adalah 20-300. (Effendi, 2003).

B. KecerahanPada pukul 08.05 kecerahan kolam 100%, pukul 10.55 kecerahan kolam

100% pada pukul 14.20 kecerahan kolam 100%. Dalam kecerahan ini,

fitoplankton bias tumbuh dengan baik karena cahaya bisa optimal diserap oleh

fitoplankton untuk berfotosintesis. Namun menurut Ghufron (2003).

Kecerahan air tergantung pada warna dan kecerahan. Kelimpahan plankton

yang dominan diperairan tumbuh erat hubungannya dengan tingkat kecerahan

air. Kelimpahan yang terlalu tinggi dan jenis plankton yang merugikan akan

sangat membahayakan bagi organisme perairan. Warna air berkaitan dengan

dominant jenis plankton tertentu harus bermuara pada kondisi diperairan tersebut

(Anonymous, 2009).

C. pH (Poisioning Hidrogen)pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi

kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat

membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah (keadaan tinggi) kandungan

Page 47: laporan praktikum planktonologi

okigen terlarut akan berkurang, Sebagai akibat konsumsi oksigen menurun,

Akibatnya pernapasan naik dan selera makan akan berkurang. Sebaliknya pH

tinggi menyebabkan peningkatan kadar ammonia, sehingga secara tidak

langsung membahayakan biota perairan. pH tinggi (9,0 – 9,5) kadang-kadang

terjadi ditambak-tambak pada siang hari dan biasanya dibarengi dengan ledakan

plankton (Plankton biomin), (Kordi dan Tancung, 2007).

D. DO (Disolved Oxygen)Biota air membutuhkan okigen guna pembakaran bahan bakarnya (makanan

untuk menghasilkan aktivitas, seperti aktivitas berenang, pertumbuhan,

reproduksi dan sebaliknya. Oleh karena itu ketersediaan oksigen bagi biota air

untuk hidup dengan baik adalah 5 ppm (Pordi dan Tancung, 2007).

Penggunaan alat Bantu dalam penanganan konsentrasi okigen terlalu rendah

juga dapat diperkecil melalui pengaturan pembenihan pakan biasanya diikuti

dengan proses pembusukan yang memanfaatkan oksigen dalam dan air dan

hasil akhirnya berupa bahan organik yang merupakan pupuk bagi fitoplankton

(Kardi dan Tancung, 2007).

Dari hasil pengamatan kelompok 15 memperoleh hasil sebagai berikut pukul

08.05 DO nya 5,145 mg/l, pukul 10.55 DO nya 14,1 mg/l, pukul 14.20 DO nya

15,16 mg/l. Kadar okigen dalam air ini sangat baik pada perairan kolam, dan bagi

organisme didalamnya yang berkembangbiak pada kolam tersebut.

E. Karbondioksida (CO2)Karbondioksida merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan air

renik (pitoplankton) maupun tingkat tinggi untuk melakukan fotosintesis meskipun

peranan karbondioksida sangat besar bagi organisme air, namun kandungan

yang berlebihan sangat mengganggu, bahkan menjadi racun fotosintesis dari

fitoplankton akan mengambil karbondioksida pada siang hari, sedangkan

respirasi tanaman akan menghasilkan karbondioksida pada malam hari. Kadar

Page 48: laporan praktikum planktonologi

karbondioksida sebesar 5 ppm didalam air masih dapat ditoleransi oleh hewan

air termasuk zooplankton asalkan kadar oksigennya cukup tinggi (Kardi dan

Tancung, 2001).

Menurut Effendi (2003) bahwa perairan yang diperuntukkan kadar

karbondioksida bagi kepentingan perikanan kurang dari 5 mg/l.

Dari data pengamatan kelompok 15 diperoleh nilai sebagai berikut : pukul 08.05

memperoleh nilai 27,97 mg/l, pukul 10.55 memperoleh 0 mg/l, pukul 14.20

memperoleh nilai 0 mg/l. Menurut Kardi dan Tancung, (2007). Kadar

karbondioksida 50-100ppm dapat mematikan hewan air. Jadi kadar CO2 pada

siang hari dan sore hari masih dapat ditoleransi yaitu 23,97 mg/l dan 10,56 mg/l.

F. PhospotBerdasarkan kadar fosfat total, perairan diklasifikasikan menjadi 3 bagian

yaitu perairan tingkat kesuburan rendah (0-0,2 mg/l) Perairan dengan tingkat

keseburan sedang (0,021-0,05 mg/l) dan perairan dengan tingkat kesuburan

tinggi (0,051-0,1 mg/l) (Low dalam Effendi, 2003).

Kadar fosfat yang diperkenankan bagi kepentingan air minum adalah 0,2 mg/l

dalam bentuk fosfat (PO4) kadar fosfat pada perairan alami berkisar untuk 0,005-

0,02 Mg/l. Keberadaan fosfat secara berlebihan yang disertai dengan

keberadaan nitrogen dapat menstimular pedakal pertumbuhan alga diperairan

(alga bloman).

Algae berlimpah ini dapat membentuk lapisan pada permukaan air

selanjutnya dapat menghambat penetrasi oksigen dan cahaya matahari sehingga

kurang menguntungkan bagi ekosistem perairan (Effendi, 2003).

G. NitratNitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrifikasi merupakan proses oksidasi

Page 49: laporan praktikum planktonologi

ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang paling penting dalam siklus

nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia ini menjadi nitrit

dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas dan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan

oleh bakteri nitro bakteri (Effendi, 2003).

Kadar nitrat nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1

mg/l. Kadar nitrat lebih dari 0,1 mg/l. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/l

menggambarkan terjadinya pencemaran antrophogenin yang berasal dari

aktivitas manusia dari 0,2 mg/l dapat mengakibatkan terjadinya eutrafikasi

perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air

secara pesat (bloming) (Effendi, 2003)

4.2.6.Tingkat Keseburan Perairan Berdasarkan Plankton Yang DitemukanA. Berdasarkan Kelimpahan FitoplanktonMenurut Iadner (1976) dalam wikipedia (2008), terdapat pembagian perairan

berdasarkan kelimpahan fitoplankton yaitu oligotropik : 0-2000 in/liter mesotrofik

= 2000-15.000 individu/liter, oligotropik > 15.000 individu/liter. Dari hasil tersebut

disimpulkan bahwa perairan tersebut bersifat Oligotropik.

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa pada pukul 07.50 terdapat

beberapa phylum antara lain Chrsophyta yang terdiri dari beberapa genus antara

lain tetrodriella, batnydiopsis, amphipleura, ophipora, nitztha. Phylum chlorophyta

tersiri dari beberapa genus antara lain sphoerelipsis, haemorococcus,

cholorotylum. Pada pukul 10.52 terdapat 2 phylum antara lain chynophyta,

dengan genusaphanocopya, dan phylum cholorophyta dengan genus politama.

Pada pukul 14.20 terdapat beberapa phylum plankton antara lain : chynophyta

yang terdiri dari genus borzia, coltorenema, romeria, mysosarano, aeromonema,.

Phylum chlorophyta dengan genus ouroccocus dan phylum chynophyta dengan

macam genus synccacus, carathrix sp.

B. Berdasarkan Kelimpahan zooplankton

Page 50: laporan praktikum planktonologi

Bahwa zooplankton adalah sejenis plankton hewani yang bersifat tototaksin

negative dan hidupnya adalah dibawah perairan (Anonymous, 2008).

Dari hasil praktikum tidak ditemukan adanya zooplankton. Hal ini dikarenakan

mungkin pada saat pengambilan sampel kurang kedalam sehingga zooplankton

tidak terambil. Hal ini sesuai yang di katakan Wikipedia (2009). Bahwa

zooplankton adalah sejenis plankton hewani yang bersifat fototaksis negative dan

hidupnya adalah dibawah perairan.

4.2.6 Jenis Plankton yang MendominasiA. Berdasarkan Data Indeks DominasiDari hasil praktikum pada pukul 08.05,Jenis fitoplankton yang mendominasi

adalah Netrium digitus dari phylm chrisophyta yang mendominasi sebanyak

87,8%. Pada pukul 10.55. jenis fitoplnkton yang mendominasi adalah frustulia

dari phylum chrysophyta sebanyak 36% dan ellipsoidon dari phylum chlorophyta

sebanyak 36%. Pada pukul 14.20 jenis phytoplankton yang mendominasi adalah

Chepalomonas sp dari phylum Chlorophyta sebanyak 50 % di perairan.

B. Berdasarkan Data Indeks Keragaman

Dari hasil praktikum pada pukul 08.05, jenis keragaman fitoplankton yang

mendominasi adalah frustulia sp dari phylum crysophyta dengan nilai keragaman

sebanyak 0,4183. Pada pukul 10.55 jenis keragaman fitoplankton yang

mendominasi adalah Frustulia sp dari phylum chyanophyta dengan nilai

keragaman sebanyak 0.47733 dan ellipsoid dari phylum chlorophyta sebanyak

0,47733. Pada pukul 14.20, jenis keragaman fitoplankton yang mendominasi

adalah chepalomonas dari phylum chlorophyta dengan nilai keragaman

sebanyak 0,49289 diperairan.

Page 51: laporan praktikum planktonologi

5. PENUTUP

5.1 KesimpulanDari hasil praktikum diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :

Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup diperairan baik di

sungai, waduk, danau maupun diperairan payau dan laut

Kehidupan fitoplankton dipengaruhi oleh suhu, kecerahan, substrat, pH,

nitrat,

phospat, DO dan CO2

Kehidupan zooplankton dipengaruhi oleh suhu, kecerahan,substrat,Ph,

TOM dan DO

Jenis kolam yang diamati oleh kelompok 15 yaitu tradisional yang

mempunyai kedalaman 30 cm. Gambaran ekologi pada kolam semi

permanen adalah bentuk kolam persegi panjang, airnya tergenang dan

berwarna bening kecoklatan, pada kolam terdapat ikan, disekitar

kolam terdapat tanaman, rumput dan pohon yang kondisi lingkungannya

sangat subur

Page 52: laporan praktikum planktonologi

Dari data pengamatan kualitas air didapat hasil sebagai berikut pada

waktu

Pengamatan pukul 08.05 warna air kolam yaitu bening kecoklatan,

kecerahannya mencapai 100%, suhu 25oC, CO2 27,97 mg/l ,

DOnya 5,145 mg/l, Ph 8. Pada pengamatan pukul 10.55 warna air kolam

Bening kecoklatan, kecerahannya 100%, suhu 29oC, CO2nya 0 mg/l,

DOnya 14,1 mg/l, pH 8. Pada pengamatan pukul 14.20 warna air kolam

bening kecoklatan, kecerahannya 100%, suhunya 30oC, CO2nya 0 mg/l,

Donya 15,16 mg/l dan pH 8.

5.2 SaranSebaiknya pada praktikum plankton ditambah alat – alat, agar dalam

praktikum tidak saling menunggu dan praktikum dapat berjalan dengan lancar

DAFTAR PUSTAKA

Arfiati. 2001. Limnolgi.Fakultas Perikanan.Universitas Brawijaya. Malang.

Baru, S. 2003. Pengantar Limnologi. Linulus. Amerika Serikat.

Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta.

Herawati. 1989. Diktat Kuliah Planktonologi. UB. Malang.

Hatabarat dan Evans. 1985. Pengantar Oceanografi. UI press. Jakarta.

Musa dan Uun. 2006. Diktat Limnologi. UB. Malang.

Romimohtarto dan Jawana. 2006. Biologi Laut. Djumbatan. Malang.

Subahjanti. 2005. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi PertumbuhanPlankton, Universitas Brawijaya. Malang.

Yuli dan Kusriani. 2005. Planktonologi. Universitas Brawijaya. Malang.