Upload
fadlilah-akbar
View
33
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Praktikum Teknik Kimia 1
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Kimia I dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan Praktikum Teknik Kimia I dan agar dapat mengikuti praktikum-praktikum selanjutnya yang ada di Teknik Kimia. Selain itu pembuatan Laporan Praktikum Teknik Kimia I ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan untuk melengkapi tugas dari Praktikum Teknik Kimia I. Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya. Dengan ini, praktikan juga menyampaikan terima kasih kepada :1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.2. Asisten-asisten Laboratorium Kimia, terutama asisten yang menangani modul ini.3. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, yang membantu praktikum dalam pelaksanaan praktikum dan dalam penulisan laporan ini.Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini. Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, selamat membaca dan terima kasih.
Jakarta, 28 November 2014
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR1PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI31.1PENDAHULUAN41.2TUJUAN51.3DASAR TEORI51.4ALAT DAN BAHAN101.5PROSEDUR101.6DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN111.7PERSAMAAN REAKSI151.8PEMBAHASAN151.9KESIMPULAN DAN SARAN151.9.1. KESIMPULAN151.9.2. SARAN151.10TUGAS161.11LAMPIRAN GAMBAR19PRAKTIKUM II PERMANGANOMETRI202.1TUJUAN202.2DASAR TEORI202.3ALAT DAN BAHAN212.4PROSEDUR212.5DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN222.6PERSAMAAN REAKSI242.7PEMBAHASAN242.8KESIMPULAN DAN SARAN252.8.1KESIMPULAN252.8.2SARAN262.9TUGAS262.10LAMPIRAN GAMBAR27PRAKTIKUM III IODOMETRI283.1TUJUAN283.2DASAR TEORI283.3ALAT DAN BAHAN303.4PROSEDUR303.5DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN313.5.1Pengamatan313.5.2Perhitungan313.6PERSAMAAN REAKSI323.7PEMBAHASAN333.8KESIMPULAN DAN SARAN343.8.1KESIMPULAN343.8.2SARAN343.9TUGAS343.10LAMPIRAN GAMBAR36PRAKTIKUM IV GRAVIMETRI374.1PENDAHULUAN374.2TUJUAN414.3DASAR TEORI414.4ALAT DAN BAHAN424.5PROSEDUR424.6DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN43Data Pengamatan43Perhitungan444.7PEMBAHASAN444.8PERSAMAAN REAKSI454.9KESIMPULAN DAN SARAN454.9.1KESIMPULAN454.9.2SARAN454.10TUGAS464.11LAMPIRAN GAMBAR47
PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI
1.1 PENDAHULUANAnalisis titrimetri merupakan salah satu bagian utama kimia analisa dan perhitungan yang digunakan didasarkan pada hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi kimia. Analisa volumetri didasarkan pada pengukuran volume sejumlah larutan pereaksi yang diperlukan untuk bereaksi dengan senyawa yang hendak ditentukan.Kelebihan analisa titrimetri dari analisa gravimetri : Mengukur volume lebih cepat dari pada menimbang. Akurasinya sama dengan analisa gravimetri. Analisa yang dilakukan lebih cepat.
Syarat-syarat analisa titrimetri :1. Reaksi antara larutan baku dan zat yang hendak ditentukan harus berjalan secara kuantitatif dan stoikiometrik.2. Reaksi harus berjalan cepat, yaitu secara praktis hanya sekejap.3. Konsentrasi senyawa dalam larutan baku harus betul-betul diketahui atau harus dapat ditentukan dengan percobaan blanko.4. Titik akhir penentuan titrimetrik harus dapat ditentukan dengan indikator visual atau secara elektrometrik.Suatu metode titrimetri untuk analisa didasarkan pada suatu reaksi kimia seperti ,aA + tTproduk Dimana a molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagensia T. Reagensia T (titran) ditambahkan sedikit demi sedikit (secara inkremental) dalam buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Titran (larutan standar) dapat diketahui konsentrasinya dengan penetapan oleh suatu proses yang disebut standardisasi. Penambahan titran diteruskan sampai telah dimasukkan sejumlah T yang secara kimia setara dengan A. Maka dikatakan telah tercapai titik ekivalen. Untuk mengetahui kapan penambahan titran itu harus dihentikan digunakan suatu zat yang disebut indikator, yang menanggapi munculnya kelebihan titran dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik ekivalen. Titik dalam titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir sedekat mungkin ke titik ekivalen. Dengan memilih indikator untuk mengimpitkan kedua titik itu (atau mengkoreksi selisih antara keduanya) merupakan salah satu aspek yang pentik dari analisa titrimetri.
Semua metode titrimetri tergantung pada larutan standar yang mengandung sejumlah reagen persatuan volume larutan dengan ketetapan yang tinggi. Konsentrasi dinyatakan dalam normalitas (gr.ek/L).Larutan standar disiapkan dengan menimbang reagen murni secara tepat, karena tidak semua standar tersedia dalam keadaan murni. Oleh karena itu dikenal standar primer, yaitu zat yang tersedia dalam komposisi kimia yang jelas dan murni. Larutan tersebut hanya bereaksi pada kondisi titrasi dan tidak melakukan reaksi samping, tidak berubah ataupun bereaksi ditempat terbuka (atmosfer). Garam terhidrat tidak baik untuk larutan standar primer. Berat ekivalennya sebaiknya besar, untuk menghindarkan kesalahan akibat penimbangan. Bila suatu asam atau basa maka hendaknya mempunyai tetapan ionisasi yang besar.
1.2 TUJUAN
1. Untuk memahami konsep dasar reaksi penggaraman dan netralisasi2. Untuk mengetahui konsentrasi larutan asam atau basa.
1.3 DASAR TEORI
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bila pH pada titik ekivalen antara 4-10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada tirasi asam atau basa lemah jika pentitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar dari 104. Selama titrasi asam basa, pH larutan berubah secara khas. pH berubah secara drastis bila volume titrannya mencapai titik ekivalen. Kecuraman perubahan pH untuk tiga asam yang berbeda terlihat pada kurva titrasi pada gambar dibawah ini. Kesalahan titik akhir dan pH pada titik ekivalen merupakan tujuan pembuatan kurva titrasi. Kurva ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan pelarut bukan air.Pada reaksi asam basa, proton di tranfer dari suatu molekul ke molekul lain. Dalam air, proton biasanya tersolvasi sebagai HO. Reaksi asam basa bersifat reversiblel. Reaksi dapat digambarkan sebagai berikut:HA + H2OH3O+ + A-air sebagai basaB + H2OBH+ + OH-air sebagai asamDi sini [A-] adalah basa konjugasi, H+B adalah asam konjugasi. Berarti secara umum:Asam + basabasa konjugasi + asam konjugasiCH3COOH + H2OCH3COO- + H3O+[basa]CH3COO- + H2OCH3COOH + OH-[asam]
Disini dan
Jika adalah hasil kali ionik air, maka adalah mungkin untuk menyatakan H+ dalam persamaan yang mengandung suku Ka, Kb dan Kw untuk kombinasi berbagai tipe asam kuat dan lemah serta basa.
Titrasi [H+]Pendekatan
Umum
Ka [H+]
Asam kuat basa kuat
Ka [OH-]
Basa kuat asam lemah
[HA] = [OH-]
Asam kuat basa lemah
[B] = [H+]
Asam lemah basa lemah
[B] = [HA]
Asam lemah berbasa dua
[H3A] = [A-]
Adalah mungkin untuk menyatakan H+ dalam persamaan yang mengandung suku Ka, Kb dan Kw untuk kombinasi berbagai tipe asam kuat dan lemah serta basa. Sebagian besar titrasi asam basa dilakukan pada temperatur kamar, kecuali titrasi yang meliputi basa-basa yang mengandung CO2. Jadi titrasi dengan Na2CO3 dilakukan pada temperatur 00C. Temperatur mempengaruhi titrasi asam basa. pH dan perubahan warna indikator tergantung secara tidak langsung pada temperatur. Ka akan bertambah besar dengan kenaikan temperatur sampai suatu batas tertentu, kemudian akan turun kembali pada kenaikan lebih lanjut. Ini sesuai dengan turunnya tetapan dielektrikum air dengan kenaikan temperatur sehingga air sulit untuk memisahkan muatan ionik. Jika tetapan ionisasi semakin kecil, maka makin tergantung pada temperatur.Indikator Asam BasaAdalah zat yang berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu rang (trayek) pH tertentu. Indikator asam basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat indikator dapat berupa asam atau basa, larut, stabil dan menunjukkan perubahan warna yang kuat serta biasanya adalah zat organik. Perubahan warna disebabkan oleh resonansi isomer elektron. Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda dan akibatnya mereka menunjukkan warna pada range pH yang berbeda. Indikator asam basa secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan:a). Indikator ftalein dan indikator sulfoftaleinIndikator ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida ftalein dengan fenol, fenolftalein. Pada pH 8,0 9,8 berubah warnanya menjadi merah. Anggota-nggota lainnya: thymol-ftalein, -naftolftalein. Indikator sulfoftalein dibuat dari kondensasi anhidrida ftalein dan sulfonat. Yang termasuk dalam kelas ini: thymol blue, bromofenol red, bromofenol blue, bromocresol red.b). Indikator AzoDiperoleh dari reaksi amina romatik dengan garam dizonium, misal: methyl yellow atau dimetil azo benzena. Indikator yang masuk kelas ini adalah methyl yellow, methyl red dan tropaelino. c). Indikator trifenilmetanaYang termasuk golongan ini adalah malachite green, methyl violet, kristal violet.Indikator CampuranPada titrasi H3PO4 oleh basa kuat ataupun NaHCO3 oleh asam, pengendalian pH yang seksama mutlak diperlukan. Untuk titrasi demikian indikator campuran yang berubah warnanya pada range pH yang sempit sangatlah bermanfaat. Contohnya: campuran bromocresol green (pK 4,9) dan methyl red (pK 5) memberikan transisi yang tajam pada pH = 5,1 yaitu berwarna abu-abu yang disebabkan hasil komplementer dari kedua indikator tersebut.
Beberapa Indikator CampuranNo.Indikator (I) + Indikator (II)Perbandingan Warna pH Pelarut
1Methyl yellow + methylene blue1 : 1B H3,25Alkohol
2Methyl orange + bromocresol green1 : 5J BH4,3Air
3Methyl orange + xylene cyanol FF2 : 3M H3,8Alkohol
4Methyl red + bromocresol green2 : 3M H5,1Alkohol
5Fenol red + bromotyhmol1 : 1K U7,5Air
6Tyhmol blue + fenolftalein1 : 3K U9,0alkohol
B = biru; H = hijau; M = merah; K = kuning; U = ungu, BH = biru-hijau; J = jinggaIndikator FluoresenIndikator asam basa tidak dapat digunakan pada larutan yang warnanya pekat atau larutan yang keruh. Untuk larutan tersebut biasanya digunakan indikator yang menunjukkan pendar-fluor (fluoroscene), misal -naftilamin. Indikator ini menunjukkan penda-fluor biru pada sinar ultraviolet. Kelebihan indikator ini adalah pengamatan titik akhir titrasi sangat mudah meskipun warna titrannya sendiri cukup kuat, bahkan seorang yang buta warna dapat mengamati proses pendar-fluor.Beberapa Indikator FluoresenNo.Nama Indikator Trayek pHBentuk AsamBentuk Basa
1Rosin 0 3,0-Hijau
2Asam salisilat0,2 4,0-Biru
3-naftilamin3,4 4,8 -Biru
4Diklorofluorosein 4,0 6,6-Hijau
5-naftol8,0 9,0 -Biru
6Kuinin 9,5 10,0Biru ungu-
7Kuinolin 6,2 7,2Biru -
1.4 ALAT DAN BAHANA. ALAT1. Buret2. Bulp3. Botol semprot4. Corong5. Gelas kimia6. Erlenmeyer7. Labu ukur 100 ml8. Neraca / timbangan9. Pipet seukuran 10 ml10. Statif / klem buretB. BAHAN1. Indikator Phenolptalein2. Etanol3. Larutan HCl 0,1 N4. Larutan NaOH 0,1 N5. Padatan Asam oksalat (H2C2O4. 2H2O)6. Padatan Borax (Na2B4O7. 10H2O)7. Aquadest
1.5 PROSEDUR
A. Penetapan konsentrasi larutan NaOH 0,1 N dengan bahan baku primer Asam Oksalat1. Dibuat 100 ml larutan baku primer2. Dipipet 10 ml larutan tersebut kedalam labu Erlenmeyer3. Ditambahkan 3 5 tetes indikator Phenolptalein4. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dalam buret sampai titik akhir (larutan merah muda seulas)5. Dilakukan 3 kali titrasi.B. Penetapan konsentrasi larutan HCl 0,1 N dengan bahan baku primer Borax
1. Dibuat 100 ml larutan baku primer2. Dipipet 10 ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer3. Ditambahkan 3 5 tetes indikator Phenolptalein4. Dititrasi dengan HCl 0,1 N dalam buret sampai titik akhir (larutan merah muda seulas)5. Dilakukan 3 kali titrasi.
1.6 DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
a) Data pengamatan prosedur A
Pengerjaan keTitranSebelum titrasiSesudah titrasi
110 ml asam oksalat 0,1 N + 3 tetes ind. PPLarutan berwarna beningLarutan berwarna merah muda seulas
210 ml asam oksalat 0,1 N + 3 tetes ind. PPLarutan berwarna beningLarutan berwarna merah muda seulas
310 ml asam oksalat 0,1 N + 3 tetes ind. PPLarutan berwarna beningLarutan berwarna merah muda seulas
b) Data perhitungan prosedur Aa) Pembuatan larutan baku primer Asam oksalat 0,1 N sebanyak 100 mL
g = 0,63 gram
Jadi, ditimbang 0,63 gram H2C2O4. 2H2O lalu dilarutkan dalam 100 mL aquadest.
b) Pembuatan indikator Phenolphtalein 0,1 %% w/v = gram/mL0,5 gram dalam 50 ml Etanolc) Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
g = 0,4 gram.d) Penetapan Normalitas NaOH oleh larutan baku primer Asam oksalat 0,1 N
V1 . N1 = V2 . N2
Ket : V1 = Volume titrasi (NaOH) dalam ml N1 = Konsentrasi NaOH yang ingin diketahui V2 = Volume larutan baku primer Asam oksalat dalam ml N2 = Konsentrasi larutan baku primer Asam oksalat
PengerjaanV1 (ml)V2 (ml)N2N1
Simplo10,210,00,10,0980
Duplo10,410,00,10,0961
Triplo10,310,00,10,0971
Rata - rata10,30,0971
c) Data pengamatan prosedur B
Pengerjaan keTitratSebelum titrasiSesudah titrasi
110 ml Borax 0,1 N + 3 tetes ind. PPLarutan berwarna beningLarutan berwarna merah muda seulas
210 ml Borax 0,1 N + 3 tetes ind. PPLarutan berwarna beningLarutan berwarna merah muda seulas
310 ml Borax 0,1 N + 3 tetes ind. PPLarutan berwarna beningLarutan berwarna merah muda seulas
d) Data perhitungan prosedur Ba) Pembuatan larutan baku primer Borax (Na2B407. 10H2O) 0,1 N sebanyak 100 mL
g = 3,8137 gram 3,81 gram
Jadi, ditimbang 3,81 gram Borax (Na2B407. 10H2O) lalu dilarutkan dalam 100 mL aquadest.
b) Pembuatan larutan HCl 0,1 N
Tersedia Larutan HCl 37% = ? N
V1 . N1 = V2 . N2V1 . 12 = 200 . 0,1 12 V1 = 20 V1 = 1,67 ml 1,7 ml
Jadi dipipet 1,7 ml HCl 37% lalu diencerkan sampai 200 ml aquadest
c) Penetapan Normalitas HCl 0,1 N oleh larutan baku primer Borax (Na2B407. 10H2O) 0,1 NV1 . N1 = V2 . N2
Ket : V1 = Volume titrasi (HCl) dalam ml N1 = Konsentrasi HCl yang ingin diketahui V2 = Volume larutan baku primer Borax dalam ml N2 = Konsentrasi larutan baku primer Borax
PengerjaanV1 (ml)V2 (ml)N2N1
Simplo10,010,00,10,1000
Duplo10,210,00,10,0980
Triplo10,210,00,10,0980
Rata - rata10,10,0986
1.7 PERSAMAAN REAKSI
e) Pembuatan larutan asam oksalat(COOH)2. 2H2O (COOH)2 + H2Of) Reaksi saat penetapan normalitas larutan NaOH oleh Asam oksalat2NaOH + (COOH)2 2COONa + 2H2Og) Reaksi saat penetapan normalitas larutan HCl oleh BoraxNa2B4O7 . 10H2O + 2HCl 4 H3BO3 + 2NaCl + 5H2O
1.8 PEMBAHASAN
Titrasi asam basa melibatkan reaksi netralisasi dimana asam akan bereaksi dengan basa dalam jumlah yang equivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah asam kuat atau basa kuat. Indikator yang digunakan adalah Phenolpthalein karena larutan yang akan distandarisasi adalah larutan NaOH yang bersifat basa, sementara indikator Phenolpthalein memiliki trayek pH 8,3 10,0. Pada pembuatan larutan NaOH harus menggunakan air bebas CO2 dengan cara dipanaskan terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk menghilangkan CO2 dalam air karena apabila NaOH bereaksi dengan CO2 dapat mempersulit pada saat pembacaan titik akhir titrasi. Warna titik akhir harus merah muda seulas, karena apabila warnanya sedikit ketuaan maka akan mempengaruhi konsentrasi.
1.9 KESIMPULAN DAN SARAN 1.9.1. KESIMPULAN Dari hasil percobaan, penetapan larutan NaOH oleh Asam oksalat adalah 0,0971 N, dan penetapan larutan HCl oleh Borax adalah 0,0986 N.1.9.2. SARAN Dianjurkan untuk memakai sarung tangan tahan asam, karena HCl 37% dan padatan NaOH bersifat korosif. Penyediaan alat untuk keperluan praktikum seperti Buret harus lebih diperhatikan lagi kelayakannya.
1.10 TUGAS
1. Apa yang dimaksud dengan larutan buffer?Larutan Buffer atau disebut juga larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH akibat atau penambahan sedikit asam, basa atau karena pengenceran. 2. Sebutkan macam-macam indikator asam basa?Indikatorwarna pH rendahTrayek pHwarna pH tinggi
Methyl violetkuning0,0 - 2,0biru - violet
Thymol Bluemmerah1,2 - 2,8kuning
Methyl kuningmerah2,9 - 4,0kuning
Bromophenol bluekuning3,0 - 4,6ungu
Methyl orangemerah3,1 - 4,4orange
Bromo kresol greenkuning3,8 - 5,4biru
Methyl merahmerah4,4 - 6,2kuning
Bromo thymol Bluekuning6,0 - 7,6biru
Phenol Redkuning6,8 - 8,4merah
Phenolftaleintidak berwarna8,3 - 10,0merah muda
Alizarine Yellow Rkuning10,2 - 12,0merah
3. Gambarkan kurva dibawah ini :a. Asam kuat Basa kuatReaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M, reaksi yang terjadi sebagai berikut :HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)
Kurva asam kuat dengan basa kuat dapat dilihat pada gambar diatas. pH sebelum NaOH =1,Setelah penambahan 10 ml NaOH pH menjadi 1,37. Penambahan 25 ml NaOH pH = 7,karena terjadi titik ekuivalen yang menyebabkan larutan garam NaCl bersifat netral. Penambahan 26 ml NaOH berubah drastic menjadi 11,29. Garam NaCl yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan elektrolit kuat tidak akan terhidrolisis, karena larutannya bersifat netral (pH=7).Contoh : NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
b. Asam kuat basa lemahReaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NH3 0,1 M (Kb = 10-5). Reaksinya sebagai berikut :HCl(aq) + NH3(aq) NH4Cl(aq)
Sebelum penambahan NH3, pH = 1, setelah penambahan 10 ml NH3, pH = 1,37, penambahan 25 ml NH3, pH = 5,15 yang merupakan titik ekuivalen. Penambahan 26 ml NH3, pH berubah sedikit, yaitu 6,1. Penambahan sedikit basa maka pH garam hamper tidak berubah, sehingga merupakan larutan penyangga. Titik ekuivalen terjadi pada pH