7
 Nadia Rafda 240210120046 V . HAS IL PE NGAMAT AN DAN PE MBAHASAN Pra kti kum ya ng dil aks ana kan pad a 1 Okt obe r 201 4 ada lah men gen ai  pengujian jumlah kontaminan bahan pangan. Mutu bahan baku awal yang digunakan dalam pengolahan pangan sangat menentukan akhir dari produk yang dibuat (Sediaoetomo 1!"!#. $ujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menghitung jumlah bakteri proteolitik yang terdapat dalam bahan pangan. Penghitungan jumlah bakteri proteolitik dilakukan karana protein adalah salah satu komponen pada bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan terutama oleh mikroba (%urwantoro dan &jarijah 1!!'#. Mulamula sampel dipotong lalu di)elupkan pada *rlenmeyer berisi +0 m, %a-l isiologis. &iko)ok 2+ kali dan diambil 1 m, suspensi ke dalam )awan  petri kemudian dita mbahkan dengan media SM/. Me dia SM/ ( Skim Milk Agar # ada lah med ia spe si ik unt uk per tumbuh an bakter i proteoliti k (Su mar di et al   1!!2#. Susu skim mengandung kasein sebagi protein susu dimana akan dipe)ah oleh mikroorganisme proteolitik menjadi senyawa nitrogen terlarut sehingga pada koloni dikelilingi area bening. /rea bening tersebut menunjukkan bahwa mikroba yang tumb uh mempu nyai akti itas proteo litik (ardi a1! !2#. Sampe l kemud ian diinkubasi pada suhu yang berbeda yaitu 30 0 - untuk bakteri proteolitik dan ++ 0 - untu k bakteri proteolitik termoil. Penga matan dilaku kan denga n mengh itung  jumlah bakteri proteolitik yang tumbuh. &ata hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengujian Sanitasi Bahan Baku Samel T!"# $ % T!&& $ % '$l$ni (umlah bakte)i )$te$litik '$l$ni (umlah bakte)i )$te$litik Sa*i Ti+ak +i,u,i $5&  bakteri 2 khamir 10 Gamba) Di,u,i ai) 6+ 32+ 60 300 Gamba)

laporan praktikum Sanitasi Bahan Baku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan sanitasi dan limbah teknologi pangan

Citation preview

Nadia Rafida240210120046V.HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Praktikum yang dilaksanakan pada 1 Oktober 2014 adalah mengenai pengujian jumlah kontaminan bahan pangan. Mutu bahan baku awal yang digunakan dalam pengolahan pangan sangat menentukan akhir dari produk yang dibuat (Sediaoetomo, 1989). Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menghitung jumlah bakteri proteolitik yang terdapat dalam bahan pangan. Penghitungan jumlah bakteri proteolitik dilakukan karana protein adalah salah satu komponen pada bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan terutama oleh mikroba (Nurwantoro dan Djarijah, 1997).Mula-mula sampel dipotong lalu dicelupkan pada Erlenmeyer berisi 50 mL NaCl Fisiologis. Dikocok 25 kali dan diambil 1 mL suspensi ke dalam cawan petri kemudian ditambahkan dengan media SMA. Media SMA (Skim Milk Agar) adalah media spesifik untuk pertumbuhan bakteri proteolitik (Sumardi, et al, 1992). Susu skim mengandung kasein sebagi protein susu dimana akan dipecah oleh mikroorganisme proteolitik menjadi senyawa nitrogen terlarut sehingga pada koloni dikelilingi area bening. Area bening tersebut menunjukkan bahwa mikroba yang tumbuh mempunyai aktivitas proteolitik (Fardiaz,1992). Sampel kemudian diinkubasi pada suhu yang berbeda yaitu 300C untuk bakteri proteolitik dan 550C untuk bakteri proteolitik termofil. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah bakteri proteolitik yang tumbuh. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 1.Tabel 1. Hasil Pengujian Sanitasi Bahan BakuSampel T=30oCT=55oC

KoloniJumlah bakteri proteolitikKoloniJumlah bakteri proteolitik

SawiTidak dicuciTBUD bakteri-2 khamir10

Gambar

Dicuci air 6532560300

Gambar

Sampel T = 30oCT = 55oC

Koloni Jumlah bakteri proteolitikKoloni Jumlah bakteri proteolitik

BuahTidak dicuci10 kapang, TBUD bakteri-2 khamir-

Gambar

Dicuci air 84015

Gambar

DagingTidak dicuci3 kapang, TBUD bakteri-Kapang 1, TBUD bakteri-

Gambar

Dicuci air1515

Gambar

IkanTidak dicuci TBUD bakteri-1 khamir5

Gambar

Dicuci air33165630

Gambar

SayurDicuci mamalime (kel 11)4 (1 khamir, 3 bakteri)15TBUD bakteri-

Gambar

Dicuci mamalime (kel 5)TBUD-210

Gambar

Sampel T = 30oCT = 55oC

Koloni Jumlah bakteri proteolitikKoloni Jumlah bakteri proteolitik

BuahDicuci mamalime (Kel 12)1 kapang, 90 bakteri4501 khamir-

Gambar

Dicuci mamalime (kel 6) 1 5315

Gambar

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2014)

Contoh perhitungan jumlah bakteri proteolitik kelompok 12:Jumlah bakteri = 90Luas permukaan bahan = 4,9 cm2Jumlah bakteri proteolitik = 1 cm2 / 4,9 cm2 x 50 mL / 1 mL x 90 Berdasarkan hasil pengamatan, bakteri proteolitik tumbuh pada semua media SMA yang diinkubasi pada suhu 300C namun pada sampel buah, daging, ikan dan sayur yang dicuci dengan mamalime (kel 5) jumlah bakteri yang tumbuh sangat banyak sehingga sulit untuk dihitung. Sampel yang diinkubasi pada suhu 550C, tidak seluruh sampel ditumbuhi oleh bakteri proteolitik, beberapa sampel ditumbuhi oleh kapang dan khamir. Hal ini bisa disebabkan karena pengaruh suhu inkubasi yang tinggi yang tidak sesuai dengan bakteri proteolitik yang ada pada sampel. Jumlah bakteri proteolitik yang tumbuh pada sampel yang sudah dicuci dan sebelum dicuci juga memiliki perbedaan. Jumlah bakteri proteolitik yang tumbuh pada sampel yang belum dicuci pada sampel ikan, daging dan buah sangat banyak (TBUD) sedangkan yang sudah dicuci dengan air maupun dengan mamalime (untuk buah) memiliki jumlah pertumbuhan bakteri proteolitik yang lebih sedikit. Buah yang dicuci dengan air hanya ditumbuhi oleh 40 bakteri proteolitik, 250 bakteri proteolitik untuk sampel buah yang dicuci mamalime, 165 bakteri proteolitik untuk sampel ikan yang dicuci air. Perbedaan jumlah koloni yang signifikan untuk sampel yang dicuci dan tidak dicuci ini terjadi karena proses pencucian dapat mengurangi kontaminasi bakteri sebelum pengolahan dilakukan (Jenie, 1988), terutama jika dicuci dengan bahan pembersih seperti mamalime. Zat aktif pada mamalime adalah jenis surfaktan anionik. Surfaktan anionik adalah zat aktif permukaan dengan gugus hidrofil bermuatan negatif, seperti Linear Alkilbenzen Sulfonat (LAS) yang kegunaannya sebagai bahan aktif dalam detergen yang berfungsi sebagai zat pembasah yang akan menyusup ke dalam ikatan antara kotoran. Hal ini akan membuat kotoran menggulung, lama kelamaan menjadi besar, kemudian lepas ke dalam air cucian dalam bentuk butiran. Jumlah LAS pada mamalime sebesar 21% juga dapat mereduksi jumlah mikroba kontaminan pada bahan (Yudhianto, 2010).Berdasarkan hasil pengamatan dimana jumlah bakteri proteolitik lebih banyak ditemukan pada suhu inkubasi 30oC maka kemungkinan bakteri proteolitik yang tumbuh adalah Micrococcus. Bakteri Micrococcus mempunyai suhu optimum pertumbuhan 25-300C, masih dapat tumbuh pada suhu 100C, tetapi tidak dapat tumbuh pada suhu 460C (Fardiaz, 1992). Bakteri proteolitik dapat tumbuh pada suhu inkubasi 550C seperti yang ditemukan pada sampel sayur dan buah yang dicuci mamalime. Bakteri ini diduga merupakan bakteri proteolitik termofilik. Bakteri thermofilik adalah kelompok bakteri yang mempunyai suhu optimum pertumbuhan minimal diatas 450 C, biasanya 550 C atau lebih (Fardiaz, 1992).Bakteri proteolitik itu merupakan bakteri yang memproduksi enzim proteinase ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi didalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim proteinase di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim proteinase ekstraseluler (Fardiaz, 1992). Bakteri yang termasuk golongan bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim proteinase ektraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim ini proteinase di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim proteinase ektraseluler. Bakteri proteolitik dapat dibedakan atas beberapa kelompok yaitu:1. Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif, tidak membentuk spora, misalnya Pseudomonas dan Proteus.2. Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif, membentuk spora, misalnya Bacillus.3. Bakteri anaerobik pembentuk spora, misalnya sebagian spesies Clostridium. (Supardi, I dan Sukamto, 1999).

VI. KESIMPULANAdapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah: Seluruh sampel yang diinkubasi pada suhu 30 oC ditumbuhi oleh bakteri proteolitik Jumlah bakteri proteolitik pada sampel ikan, daging, buah tanpa pencucian dengan suhu inkubasi 30 oC tidak dapat ditentukan karena jumlah koloni yang tumbuh terlalu banyak. Pencucian pada seluruh sampel baik dengan air maupun mamalime mampu mereduksi jumlah mikroorganisme yang tumbuh Sampel yang diinkubasi pada suhu 55 oC ditumbuhi bakteri protelitik yang lebih sedikit dibanding inkubasi pada suhu 30 oC

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Jenie, Betty Sri Laksmi. 1988. Sanitasi Dalam Industri Pangan. Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nurwantoro dan Djarijah, A.S. 1997. Mikrobiologi Pangan Hewani-Nabati. Kanisius, Yogyakarta.

Sediaoetomo, Ahmad Djaelani. 1989. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Di Indonesia, Jakarta.

Supardi, I dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi Dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Penerbit Alumni, Bandung.

Yudhianto, Krisna. 2010. Bahan Aktif Pada Pembersih. Available at: http://www.eprints.undip.ac.id/ (Diakses pada 11 Oktober 2014)