22
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009 BAB III KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PT. PETROKIMIA GRESIK 3.1 PENDAHULUAN Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mutlak harus dilaksanakan didalam suatu perusahaan, sebagai usaha mencegah dan mengendalikan kerugian yang diakibatkan dari adanya kecelakaan, kebakaran, kerusakan harta benda perusahaan dan kerusakan lingkungan serta bahaya - bahaya lainnnya. Penerapan K3 di PT. PETROKIMIA GRESIK sebagai usaha penjabaran Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 dan peraturan K3 lainnya dalam melakukan perlindungan terhadap semua aset perusahaan baik semua sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya. K3 sudah terintegrasi didalam semua fungsi perusahaan, baik fungsi perencanaan, produksi dan pemasaran serta fungsi lainnya yang ada didalam perusahaan. Tanggung jawab pelaksanaan K3 di perusahaan merupakan kewajiban seluruh karyawan maupun semua orang yang bekerja/berada di lingkungan PT. Petrokimia Gresik. SMK Negeri 4 Bojonegoro 16

Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

BAB III

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT. PETROKIMIA GRESIK

3.1 PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mutlak harus dilaksanakan

didalam suatu perusahaan, sebagai usaha mencegah dan mengendalikan

kerugian yang diakibatkan dari adanya kecelakaan, kebakaran, kerusakan

harta benda perusahaan dan kerusakan lingkungan serta bahaya - bahaya

lainnnya.

Penerapan K3 di PT. PETROKIMIA GRESIK sebagai usaha

penjabaran Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 dan peraturan K3 lainnya

dalam melakukan perlindungan terhadap semua aset perusahaan baik semua

sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya.

K3 sudah terintegrasi didalam semua fungsi perusahaan, baik fungsi

perencanaan, produksi dan pemasaran serta fungsi lainnya yang ada didalam

perusahaan. Tanggung jawab pelaksanaan K3 di perusahaan merupakan

kewajiban seluruh karyawan maupun semua orang yang bekerja/berada di

lingkungan PT. Petrokimia Gresik.

Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kewajiban pengelolaan K3

yang diambil oleh pimpinan perusahaan yang diantaranya adalah :

Komitmen Top Perusahaan.

Kepemimpinan yang tegas.

Organisasi K3 didalam struktur organisasi perusahaan.

Sarana dan prasarana yang memadai.

Integrasi K3 pada semua fungsi perusahaan.

Dukungan semua karyawan dalam K3.

Sasaran pencapaian pengelolaan K3 adalah nihil kecelakaan yang

disertai dengan danya produktifitas yang tinggi sehingga tujuan perusahaan

dapat tercapai secara optimal.

SMK Negeri 4 Bojonegoro 16

Page 2: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

3.2 DASAR PELAKSANAAN K3

3.2.1 Masa Konstruksi (Tahun 1976-1972)

Dasar hukum : Veiligheids Reglement Tahun 1910.

Misi : Menerapkan system kerja aman.

Tujuan : Memenuhi standard quality performance.

Pada masa konstruksi kontrol terhadap kualitas pekerjaan yang

dilakukan Inspeksi Tehnik terhadap sikap karyawan, mutu bahan

terhadap pekerjaannya agar senantiasa bersikap aman.

3.2.2 Masa Produksi (Tahun 1972 sampai sekarang)

Dasar Hukum : 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970

2. Perundangan dibidang K3

Misi : 1. Integritas K3 didalam semua fungsi atau

bidang kegiatan didalam perusahaan.

2. Menerapkan standard operating procedur

di segala bidang kegiatan perusahaan.

Tujuan : Mencapai tujuan perusahaan dan

mengembangkan usaha disertai nihil

kecelakaan.

Dalam perencanaannya dilandasi dengan Comitment dari Top

Management dalam bentuk “kebijakan K3” (Safety Policy) dimana K3

merupakan tanggung jawab seluruh karyawan dan wajib dilaksanakan.

3.2.3 Konsep dasar terjadinya kecelakaan

Sebagai dasar usaha pelaksanaan K3 dalam upaya pencapaian

tujuan perusahaan yang disertai dengan nihil kecelakaan, adalah

adanya teori sebab terjadinya kecelakaan yang meenyebutkan bahwa :

a. 88% Kesalahan Manusia (Human Error).

b. 10% Kondisi yang tidak aman (Unsafe Condition).

c. 2% Lain-lain (Force Majeur/Suatu kejadian-kajaadian diluar

jangkauan manusia).

SMK Negeri 4 Bojonegoro 17

Page 3: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

3.3 SEBAB KECELAKAAN

3.3.1 Kesalahan Manusia

a. Kurangnya pengetahuan.

b. Kelalaian dan sikap meremehkan.

c. Kekurangmampuan atau ketidakpuasan.

d. Kekurangan peralatan dan sarana.

e. Bekerja tanpa diberi wewenang.

f. Memakai jalan pintas.

g. Tidak mematuhi peraturan.

3.3.2 Kondisi yang tidak aman

a. Peralatan pelindung yang tidak memenuhi.

b. Bahan peralatan yang rusak atau cacat.

c. Bising.

d. Terlalu sesak.

e. Ventilasi dan penerangan yang kurang.

f. House keeping jelek.

g. Tidak mematuhi peraturan.

h. Paparan radiasi.

i. Dan lain sebagainya.

3.3.3 Lain-lain

a. Gempa bumi

b. Dan peristiwa lainnya

* Gb. Proses terjadinya Kecelakaan

SMK Negeri 4 Bojonegoro 18

» Kecelakaan » Kebakaran » Gangguan » Kesehatan

» Kecelakaan » Kebakaran » Gangguan » Kesehatan

Sikap yang tidak aman

Sikap yang tidak aman

Kondisi yang tidak aman

Kondisi yang tidak aman

KERUGIAN

» Cidera » Kerusakan harta » Kerusakan lingkungan » Kerugian lainnya

KERUGIAN

» Cidera » Kerusakan harta » Kerusakan lingkungan » Kerugian lainnya

Page 4: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

3.4 KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN

3.4.1 Human Aspect (aspek kemanusiaan)

a. Ketegangan jiwa.

b.Sakit.

c. Kehilangan upah.

d. Mengadakan pengeluaran extra.

e. Menjadi cacat tetap, tidak mampu bekerja.

f. Meninggal dunia.

g. Efek keluarga dan sanak saudara.

h. Membawa efek kesuasana kerja karyawan yang merasa tidak aman.

3.4.2 Financial Aspect (Aspek keuangan)

a. Kehilangan pekerja ahli dan berpengalaman.

b. Kerugian akibat produksi.

c. Kehilangan profit.

d. Pengeluaran untuk menggantikan pekerja yang meninggal/cacat

dengan rekruitmen, training dan lain sebagainya.

e. Menaikkan premi asuransi.

f. Klaim asuransi dari pihak ketiga bila dampaknya sampai keluar

perusahaan.

3.5 BATASAN DAN SASARAN KESELAMATAN KERJA

3.5.1 Batasan

a. Safety (keselamatan kerja) konteks perseorangan :

Sebagai minimasi kontak antara manusia dan bahaya dan terutama

dihubungkan dengan pencegahan orang terhadap bahaya yang

dapat mengakibatkan penderitaan fisik.

b. Safety (keselamatan kerja) :

Kebebasan perusahaan dari bahaya yang dapat merugikan

perusahaan baik dari segi keselamatan, kesehatan, keamanan, dan

pencemaran lingkungan.

SMK Negeri 4 Bojonegoro 19

Page 5: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

c. Insiden :

Suatu kejadian yang dapat merugikan perusahaan.

d. Kecelakaan :

Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan

yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, dalam rangka

peristiwa yang terjadi karena berbagai sebab yang mengakibatkan

kerugian fisik (luka atau penyakit) terhadap seseorang, rusaknya

harta milik perusahaan, hampir terjadinya gangguan usaha atau

kombinasi dari efek tersebut.

e. Kecelakaan kerja :

Kecelakaan yang dialami oleh seseorang karyawan semenjak ia

meninggalkan rumah kediamannya ketempat kerja, selama jam

kerja dan jam istirahat maupun sekembalinya dari tempat kerja

menuju rumah kediamannya dengan melalui jalan yang biasa

ditempuh.

3.5.2 Sasaran Keselamatan Kerja

Sasaran usaha keselamatan kerja mempunyai beberapa tujuan sebagai

berikut:

a. Kemanusiaan :

Berupaya mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja

dengan demikian mencegah terwujudnya keamanan.

b. Ekonomi :

Berupaya menghindarkan terjadinya kerugian bagi perusahaan dari

kegiatan produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

c. Sosial :

Berupaya menciptakan kesejahteran social dan memberikan

perlindungan bagi masyarakat terhadap bahaya - bahaya yang

timbul akibat dari kegiatan perusahaan.

d. Hukum :

Berupaya melaksanakan perundang-undangan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah diperusahaan.

SMK Negeri 4 Bojonegoro 20

Page 6: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

Bagan Alur pelaksanaan dan tanggung jawab K-3

SMK Negeri 4 Bojonegoro 21

DIREKSIKebijakan K-3 di perusahaan

KAKOMP/KASAT/SEKPER/

KADEP/KARO/KABID

Bertanggung jawab :

PenerapanMenciptakan kultur K-3Pengawasan K-3

DEP/BIRO/PENGELOLA

Riksa dan KKHiperkesLingkunganKeamanan

Bertanggung jawab :

Penerapan K-3Pengembangan K-3Pengawasan pelaksana K-3 di perusahaan

P2K3

Pengawasan dan pembinaan di perusahaan

KABAG / KASI

Bertanggung jawab :Program operasionalPenerapan pengatur K-3Pengawasan K-3

KARU / PELAKSANA

Bertanggung jawab :Penerapan K-3 di unit kerjaKetaatan pelaksana K-3

BADAN K-3

Bertanggung jawab :Penerapan K-3 di unit kerjaKetaatan pelaksana K-3

Page 7: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

3.6 KEBIJAKAN K3 (SAFETY POLICY)

3.6.1 Kebijakan :

Kebijakan adalah arah yang ditentukan oleh Top Managemen untuk

dipahami dipatuhi serta menuntut partisipasi dari para karyawan,

dalam proses sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara

maksimal

Sejak ditetapkan kebijakan K3 di PT. Petrokimia Gresik telah

dilakukan revisi sesuai perkembangan perusahaan yang ada, terakhir

ditetapkan Surat Keputusan Direksi No. 157/ 10/ 01.02/ 36/ SK/ 1997

tanggal 31 Oktober 1997.

3.6.2 Maksud :

Memberikan arah dalam usaha menerapkan UU No. 1 Tahun 1970

tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

3.6.3 Tujuan :

a. Meningkatkan kesejahteraan dan K-3 karyawan.

b. Mencegah kejadian kecelakaan yang merugikan perusahaan.

c. Semua karyawan wajib memahami, menghayati, bertanggung

jawab atas pelaksanaan K-3 dan menjaga kebersihan lingkungan

kerja.

3.7 ORGANISASI K-3

Agar pelaksanaan K-3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan

dapat menciptakan kondisi yang aman dan kondusif, maka perlu dibentuk

organisasi K-3 di dalam struktur organisasi perusahaan.

Oleh karena itu K-3 sudah menjadi bagian dari struktur organisasi

perusahaan, maka tugas dapat secara kontinyu pada operasional perusahaan

serta pelaksanaannya secara fingsional dan tersedianya anggaran tersendiri.

Disamping itu organisasi K-3 harus bertanggung jawab atas penerapan dan

pengembangan K-3 di perusahaan kepada manajemen.

Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan manajemen perusahaan,

organisasi K-3 diletakkan di dalam organisasi yang terdapat karyawan

SMK Negeri 4 Bojonegoro 22

Page 8: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

dengan jumlah terbanyak dan Direktorat yang mempunyai potensi bahaya

tertinggi, yaitu di Direktorat Produksi.

Pembentukan organisasi K-3 secara fungsional akan mempermudah

koordinasi dan kontrol terhadap bahaya - bahaya yang mungkin timbul di

unit kerja dan dapat memberikan pengaruh kepada pimpinan dan karyawan

di unit kerjanya masing-masing, sehingga pengendalian kerugian yang

diakibatkan oleh kecelakaan, kebakaran, dan insiden lainnya dapat

dikendalikan secara efektif.

Organisasi K-3 ada 2 macam, yaitu:

1. Organisasi Struktural

Keberadaan bagian keselamatan kerja di dalam organisasi struktual di

perusahaan :

SMK Negeri 4 Bojonegoro 23

DIREKTUR PRODUKSI

KOMP. OPERASI

DEPARTEMENPRODUKSI I

DEPARTEMENPRODUKSI II

DEPARTEMENPRODUKSI I

BIRO DALPROS & LAB KOORD. KASHIFT

KOMP. PEMELIHARAAN

DEPARTEMENHAR I

DEPARTEMENHAR II

DEPARTEMENHARI III

DEPARTEMENLATSIN

KOMP. PEMELIHARAAN

STAF MADYA

BAG. RIKSA FAB BAG. RIKSA TEKLAB

BAG. KK

Page 9: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

2. Non Struktural Organisasi

Keberadaan bagian keselamatan kerja didalam organisasi structural

perusahaan :

Bentuk organisasinya adalah sebagai berikut :

a. P2K-3

Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan Kerja ( P2K-3 ) dibentuk

sebagai penjabaran Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Bab IV pasal 10

tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

Di PT. PT. Petrokimia Gresik, P2K-3 merupakan organisasi pengarah

kegiatan K3 yang merupakan penjabaran kebijakan K-3 dari Top

Manajemen dan dibentuk sejak Tahun 1981 serta telah direvisi sesuai

dengan Surat Keputusan Direksi No. 239 / VIII / SKPTS / DIR /1990

dengan tugas pembinaan dan pengawasan atas penerapan K-3 didalam

perusahaan.

Tugas Pokok P2K - 3

1) Mengembangkan kerjasama, saling pengertian dan partisipasi

efektif di bidang K-3 antar pimpinan perusahaan dan karyawan

dalam rangka melancarkan usaha.

2) Menyelenggarakan pembinaan karyawan dalam usaha

pencegahan dan penanggulangan kecelakaan, kebakaran,

penyakit akibat kerja dan lain-lain.

3) Melakukan pemeriksaan K-3 di seluruh kawasan perusahaan

yang dibagi 12 zona pengawasan.

4) Melaksanakan sidang bulanan P2K-3 umtuk pembahasan.

Obyek pengawasan P2K - 3 :

1) Sikap kerja yang dapat membahayakan

2) Keadaan yang dapat membahayakan

3) Kebersihan lingkungan kerja

SMK Negeri 4 Bojonegoro 24

Page 10: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

b. Badan K-3

Badan K3 merupakan Komite Pelaksana K-3 yang mempunyai tugas

untuk melaksanakan dan menjabarkan kebijakan K-3 perusahaan serta

melakukan peningkatan-peningkatan K-3 di unit kerja yang menjadi

wewenang dan tanggung jawabnya. Dibentuk sejak Tahun 1981 dan

direvisi dengan surat keputusan Direksi No. 230/VIII/SKPTS/E/DIR/

1990.

c. Tugas - tugas Bagian Keselamatan K-3 :

1) Secara administrative bertanggung jawab kepada Karo pemeriksaan

dan keselamatan kerja.

2) Menerapkan UU. No. 1 Tahun 1970 secara efektif di perusahaan.

3) Membuat dan melaksanakan program K-3 agar setiap tempat kerja

aman dari bahaya.

4) Melakukan pembinaan dan pelatihan K-3 kepada seluruh karyawan

dan tenaga kerja yang ada di PT. Petrokimia Gresik.

5) Melakukan pengawasan K-3 di tempat kerja.

6) Melakukan kontrol secara reaktif dan proaktif di pabrik dalam upaya

menghilangkan sikap kondisi yang tidak aman serta menciptakan

kebersihan lingkungan kerjanya.

7) Melakukan penyidikan dan membuat laporan kecelakaan bila terjadi

kecelakaan yang terjadi pada karyawan, serta mencegah agar

kecelakaan yang serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari.

8) Melakukan pemeriksaan alat angkat dan pemeriksaan layak pakai

kendaraan pengangkut produk PT. Petrokimia Gresik.

9) Menyediakan alat pelindung diri bagi karyawan serta

mendistribusikannya sesuai dengan tingkat bahaya di unit kerja

karyawan yang bersangkutan.

10) Mengesahkan Surat Ijin Mengemudi (SIM) kendaraan dinas

perusahaan karyawan yang berwenang.

11) Memberikan surat ijin keselamatan kerja bagi karyawan yang bekerja

didaerah yang berbahaya.

SMK Negeri 4 Bojonegoro 25

Page 11: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

12) Melakukan pengembangan K-3 sejalan dengan perkembangan

perusahaan.

3.8 ALAT PELINDUNG DIRI

3.8.1 Syarat-syarat pelindung diri:

a.Memiliki daya pencegahan dan memberikan perlindungan efektif

terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh karyawan.

b. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standart yang

berlaku.

c.Efisiensi, ringan dan nyaman dipakai.

d. Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan.

e.Tahan lama dan pemeliharaannya mudah.

3.8.2 Kelemahan-kelemahan penggunaan alat pelindung diri:

a. Tidak enak digunakan dan kurang nyaman.

b. Sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.

c. Mempunyai masa kerja tertentu (misalnya : Carnister,

Respirator)

d. Dapat menularkan penyakit, apabila dipakai bergantian.

3.8.3 Tidak efektifnya pemakaian alat pelindung diri terhadap bahaya di

tempat kerja:

a. Memakai alat pelindung diri yang tidak tepat.

b. Cara pemakaian yang salah.

c. Alat pelindung diri tidak memenuhi syarat yang ditentukan.

3.8.4 Jenis alat pelindung diri:

a. Topi Keselamatan

Untuk melindungi kepal terhadap benturan akibat tertimpa

benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari pada

kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan

kimia yang berbahaya. Digunakan selama jam kerja didaerah

instalasi pabrik.

SMK Negeri 4 Bojonegoro 26

Page 12: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

b. Alat pelindung mata (eye goggle)

digunakan untuk melindungi mata terhadap :

Benda melayang (debu).

Geram.

Percikan bahan kimia.

Cahaya yang menyilaukan.

Digunakan di tempat-tempat :

Di daerah berdebu.

Mengerinda, memahat, mengebor, membubut, mengefrais.

Dimana terdapat bahan atau dihandle bahan kimia yang

berbahaya termasuk asam atau alkali.

Pengelasan.

c. Alat pelindung pernapasan

Untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan

yang dapat membahayakan karyawan

Masker kain.

Digunakan di tempat kerja dimana debu dengan ukuran lebih

dari 10 micro.

Masker dengan filter untuk debu.

Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu.

Dan juga dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6

micro sebanyak 98%.

Masker dengan filter untuk debu dan gas.

Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu,

acid gas, uap bahan organic, fumes, asap dan kabut. Dapat

menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 micro sebanyak

99,9% dan dapat menyaring gas/ uap/ fumes sampai 0,1 %

volume atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang

dijanjikan.

SMK Negeri 4 Bojonegoro 27

Page 13: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

Masker gas dengan tabung penyaring.

Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas /

uap / fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada

keselamatan dan kesehatan kerja.

Syarat-syarat pemakaian :

- Dapat dipergunakan di daerah dengan konsentrasi

oksigen kurang dari 16%.

- Digunakan bilamana kontaminasi tidak bisa diserap

dengan pemakaian tabung penyaring (kontaminasi kurang

dari 1%).

- Dapat dipergunakan untuk penyelamatan korban.

- Waktu pemakaian 30 menit.

Masker gas dengan udara tekanan yang dibersihkan (supplied

air respirator)

Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas,

uap, fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada

keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

Syarat-syarat pemakaian :

Digunakan didaerah yang konsentrasi oksigennya rendah,

kontaminasi gas/ uap / fumes yang tinggi dan dapat

dipergunakan terus menerus sepanjang supply udara dari

pabrik (plany air) tersedia.

Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan

tangan (a hand operated blower)

Digunakan melindingi mata, hidung, mulut dari gas/ uap/

fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan

dan kesehatan karyawan.

Syarat-syarat pemakaian :

Dapat digunakan didaerah yang kadar oksigennya kurang,

kontaminasi gas/ uap/ fumes yang tinggi dan dapat digunakan

terus menerus sepanjang blower diputar dimana pengambilan

SMK Negeri 4 Bojonegoro 28

Page 14: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

udara blower harus ditempat yang bersih dan bebas dari

kontaminasi.

d. Pelindung muka (face shield).

Untuk melindungi muka dari muka sampai batas leher, yang

terdiri dari :

Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang

berbahaya (warna kuning). Digunakan dimana terhadap

bahan asam atau alkali.

Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu).

Digunakan didaerah tempat kerja dimana pancaran panas

dapat membahayakan karyawan.

Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan sinar

infra merah.

e. Pelindung telinga.

Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat

tersebut tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran

dan ketulian yang bersifat tetap. Digunakan untuk :

Ear plug.

Dipergunakan didaerah bising sampai dengan 95dB (decibel).

Ear muff.

Dipergunakan didaerah bising dengan tingkat kebisingan

lebih besar dari 95 dB (decibel).

f. Kerudung kepala (hood).

Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka

terhadap kotoran dan bahan kimia lainnya yang dapat

membahayakan maupun yang dapat mengganggu kesehatan

karyawan.

g. Kerudung kepala dengan pelindung pernapasan.

Digunakan di daerah kerja yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes

yang tidak lebih dari 1% volume atau 10 kali dari yang

konsentrasi maksimum yang diijinkan.

SMK Negeri 4 Bojonegoro 29

Page 15: Laporan PSG di PT. PETROKIMIA GRESIK Bab III Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009

h. Kerudung kepala anti asam atau alkali.

Digunakan untuk melindungi seluruh bagian kepala dan bagian

muka dari percikan bahan kimia yang bersifat asam atau alkali.

i. Sarung tangan.

Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik kimia

maupun listrik.

j. Sepatu pengaman.

Digunakan untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang

membahayakan karyawan di tempat kerja masing-masing.

k. Baju pelindung

Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan bahan

kimia yang berbahaya, baik asam maupun alkali.

SMK Negeri 4 Bojonegoro 30