Upload
muchsalafudin
View
1.528
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
BAB III
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PT. PETROKIMIA GRESIK
3.1 PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mutlak harus dilaksanakan
didalam suatu perusahaan, sebagai usaha mencegah dan mengendalikan
kerugian yang diakibatkan dari adanya kecelakaan, kebakaran, kerusakan
harta benda perusahaan dan kerusakan lingkungan serta bahaya - bahaya
lainnnya.
Penerapan K3 di PT. PETROKIMIA GRESIK sebagai usaha
penjabaran Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 dan peraturan K3 lainnya
dalam melakukan perlindungan terhadap semua aset perusahaan baik semua
sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya.
K3 sudah terintegrasi didalam semua fungsi perusahaan, baik fungsi
perencanaan, produksi dan pemasaran serta fungsi lainnya yang ada didalam
perusahaan. Tanggung jawab pelaksanaan K3 di perusahaan merupakan
kewajiban seluruh karyawan maupun semua orang yang bekerja/berada di
lingkungan PT. Petrokimia Gresik.
Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kewajiban pengelolaan K3
yang diambil oleh pimpinan perusahaan yang diantaranya adalah :
Komitmen Top Perusahaan.
Kepemimpinan yang tegas.
Organisasi K3 didalam struktur organisasi perusahaan.
Sarana dan prasarana yang memadai.
Integrasi K3 pada semua fungsi perusahaan.
Dukungan semua karyawan dalam K3.
Sasaran pencapaian pengelolaan K3 adalah nihil kecelakaan yang
disertai dengan danya produktifitas yang tinggi sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai secara optimal.
SMK Negeri 4 Bojonegoro 16
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
3.2 DASAR PELAKSANAAN K3
3.2.1 Masa Konstruksi (Tahun 1976-1972)
Dasar hukum : Veiligheids Reglement Tahun 1910.
Misi : Menerapkan system kerja aman.
Tujuan : Memenuhi standard quality performance.
Pada masa konstruksi kontrol terhadap kualitas pekerjaan yang
dilakukan Inspeksi Tehnik terhadap sikap karyawan, mutu bahan
terhadap pekerjaannya agar senantiasa bersikap aman.
3.2.2 Masa Produksi (Tahun 1972 sampai sekarang)
Dasar Hukum : 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
2. Perundangan dibidang K3
Misi : 1. Integritas K3 didalam semua fungsi atau
bidang kegiatan didalam perusahaan.
2. Menerapkan standard operating procedur
di segala bidang kegiatan perusahaan.
Tujuan : Mencapai tujuan perusahaan dan
mengembangkan usaha disertai nihil
kecelakaan.
Dalam perencanaannya dilandasi dengan Comitment dari Top
Management dalam bentuk “kebijakan K3” (Safety Policy) dimana K3
merupakan tanggung jawab seluruh karyawan dan wajib dilaksanakan.
3.2.3 Konsep dasar terjadinya kecelakaan
Sebagai dasar usaha pelaksanaan K3 dalam upaya pencapaian
tujuan perusahaan yang disertai dengan nihil kecelakaan, adalah
adanya teori sebab terjadinya kecelakaan yang meenyebutkan bahwa :
a. 88% Kesalahan Manusia (Human Error).
b. 10% Kondisi yang tidak aman (Unsafe Condition).
c. 2% Lain-lain (Force Majeur/Suatu kejadian-kajaadian diluar
jangkauan manusia).
SMK Negeri 4 Bojonegoro 17
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
3.3 SEBAB KECELAKAAN
3.3.1 Kesalahan Manusia
a. Kurangnya pengetahuan.
b. Kelalaian dan sikap meremehkan.
c. Kekurangmampuan atau ketidakpuasan.
d. Kekurangan peralatan dan sarana.
e. Bekerja tanpa diberi wewenang.
f. Memakai jalan pintas.
g. Tidak mematuhi peraturan.
3.3.2 Kondisi yang tidak aman
a. Peralatan pelindung yang tidak memenuhi.
b. Bahan peralatan yang rusak atau cacat.
c. Bising.
d. Terlalu sesak.
e. Ventilasi dan penerangan yang kurang.
f. House keeping jelek.
g. Tidak mematuhi peraturan.
h. Paparan radiasi.
i. Dan lain sebagainya.
3.3.3 Lain-lain
a. Gempa bumi
b. Dan peristiwa lainnya
* Gb. Proses terjadinya Kecelakaan
SMK Negeri 4 Bojonegoro 18
» Kecelakaan » Kebakaran » Gangguan » Kesehatan
» Kecelakaan » Kebakaran » Gangguan » Kesehatan
Sikap yang tidak aman
Sikap yang tidak aman
Kondisi yang tidak aman
Kondisi yang tidak aman
KERUGIAN
» Cidera » Kerusakan harta » Kerusakan lingkungan » Kerugian lainnya
KERUGIAN
» Cidera » Kerusakan harta » Kerusakan lingkungan » Kerugian lainnya
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
3.4 KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN
3.4.1 Human Aspect (aspek kemanusiaan)
a. Ketegangan jiwa.
b.Sakit.
c. Kehilangan upah.
d. Mengadakan pengeluaran extra.
e. Menjadi cacat tetap, tidak mampu bekerja.
f. Meninggal dunia.
g. Efek keluarga dan sanak saudara.
h. Membawa efek kesuasana kerja karyawan yang merasa tidak aman.
3.4.2 Financial Aspect (Aspek keuangan)
a. Kehilangan pekerja ahli dan berpengalaman.
b. Kerugian akibat produksi.
c. Kehilangan profit.
d. Pengeluaran untuk menggantikan pekerja yang meninggal/cacat
dengan rekruitmen, training dan lain sebagainya.
e. Menaikkan premi asuransi.
f. Klaim asuransi dari pihak ketiga bila dampaknya sampai keluar
perusahaan.
3.5 BATASAN DAN SASARAN KESELAMATAN KERJA
3.5.1 Batasan
a. Safety (keselamatan kerja) konteks perseorangan :
Sebagai minimasi kontak antara manusia dan bahaya dan terutama
dihubungkan dengan pencegahan orang terhadap bahaya yang
dapat mengakibatkan penderitaan fisik.
b. Safety (keselamatan kerja) :
Kebebasan perusahaan dari bahaya yang dapat merugikan
perusahaan baik dari segi keselamatan, kesehatan, keamanan, dan
pencemaran lingkungan.
SMK Negeri 4 Bojonegoro 19
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
c. Insiden :
Suatu kejadian yang dapat merugikan perusahaan.
d. Kecelakaan :
Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan
yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, dalam rangka
peristiwa yang terjadi karena berbagai sebab yang mengakibatkan
kerugian fisik (luka atau penyakit) terhadap seseorang, rusaknya
harta milik perusahaan, hampir terjadinya gangguan usaha atau
kombinasi dari efek tersebut.
e. Kecelakaan kerja :
Kecelakaan yang dialami oleh seseorang karyawan semenjak ia
meninggalkan rumah kediamannya ketempat kerja, selama jam
kerja dan jam istirahat maupun sekembalinya dari tempat kerja
menuju rumah kediamannya dengan melalui jalan yang biasa
ditempuh.
3.5.2 Sasaran Keselamatan Kerja
Sasaran usaha keselamatan kerja mempunyai beberapa tujuan sebagai
berikut:
a. Kemanusiaan :
Berupaya mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja
dengan demikian mencegah terwujudnya keamanan.
b. Ekonomi :
Berupaya menghindarkan terjadinya kerugian bagi perusahaan dari
kegiatan produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
c. Sosial :
Berupaya menciptakan kesejahteran social dan memberikan
perlindungan bagi masyarakat terhadap bahaya - bahaya yang
timbul akibat dari kegiatan perusahaan.
d. Hukum :
Berupaya melaksanakan perundang-undangan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah diperusahaan.
SMK Negeri 4 Bojonegoro 20
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
Bagan Alur pelaksanaan dan tanggung jawab K-3
SMK Negeri 4 Bojonegoro 21
DIREKSIKebijakan K-3 di perusahaan
KAKOMP/KASAT/SEKPER/
KADEP/KARO/KABID
Bertanggung jawab :
PenerapanMenciptakan kultur K-3Pengawasan K-3
DEP/BIRO/PENGELOLA
Riksa dan KKHiperkesLingkunganKeamanan
Bertanggung jawab :
Penerapan K-3Pengembangan K-3Pengawasan pelaksana K-3 di perusahaan
P2K3
Pengawasan dan pembinaan di perusahaan
KABAG / KASI
Bertanggung jawab :Program operasionalPenerapan pengatur K-3Pengawasan K-3
KARU / PELAKSANA
Bertanggung jawab :Penerapan K-3 di unit kerjaKetaatan pelaksana K-3
BADAN K-3
Bertanggung jawab :Penerapan K-3 di unit kerjaKetaatan pelaksana K-3
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
3.6 KEBIJAKAN K3 (SAFETY POLICY)
3.6.1 Kebijakan :
Kebijakan adalah arah yang ditentukan oleh Top Managemen untuk
dipahami dipatuhi serta menuntut partisipasi dari para karyawan,
dalam proses sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara
maksimal
Sejak ditetapkan kebijakan K3 di PT. Petrokimia Gresik telah
dilakukan revisi sesuai perkembangan perusahaan yang ada, terakhir
ditetapkan Surat Keputusan Direksi No. 157/ 10/ 01.02/ 36/ SK/ 1997
tanggal 31 Oktober 1997.
3.6.2 Maksud :
Memberikan arah dalam usaha menerapkan UU No. 1 Tahun 1970
tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
3.6.3 Tujuan :
a. Meningkatkan kesejahteraan dan K-3 karyawan.
b. Mencegah kejadian kecelakaan yang merugikan perusahaan.
c. Semua karyawan wajib memahami, menghayati, bertanggung
jawab atas pelaksanaan K-3 dan menjaga kebersihan lingkungan
kerja.
3.7 ORGANISASI K-3
Agar pelaksanaan K-3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan
dapat menciptakan kondisi yang aman dan kondusif, maka perlu dibentuk
organisasi K-3 di dalam struktur organisasi perusahaan.
Oleh karena itu K-3 sudah menjadi bagian dari struktur organisasi
perusahaan, maka tugas dapat secara kontinyu pada operasional perusahaan
serta pelaksanaannya secara fingsional dan tersedianya anggaran tersendiri.
Disamping itu organisasi K-3 harus bertanggung jawab atas penerapan dan
pengembangan K-3 di perusahaan kepada manajemen.
Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan manajemen perusahaan,
organisasi K-3 diletakkan di dalam organisasi yang terdapat karyawan
SMK Negeri 4 Bojonegoro 22
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
dengan jumlah terbanyak dan Direktorat yang mempunyai potensi bahaya
tertinggi, yaitu di Direktorat Produksi.
Pembentukan organisasi K-3 secara fungsional akan mempermudah
koordinasi dan kontrol terhadap bahaya - bahaya yang mungkin timbul di
unit kerja dan dapat memberikan pengaruh kepada pimpinan dan karyawan
di unit kerjanya masing-masing, sehingga pengendalian kerugian yang
diakibatkan oleh kecelakaan, kebakaran, dan insiden lainnya dapat
dikendalikan secara efektif.
Organisasi K-3 ada 2 macam, yaitu:
1. Organisasi Struktural
Keberadaan bagian keselamatan kerja di dalam organisasi struktual di
perusahaan :
SMK Negeri 4 Bojonegoro 23
DIREKTUR PRODUKSI
KOMP. OPERASI
DEPARTEMENPRODUKSI I
DEPARTEMENPRODUKSI II
DEPARTEMENPRODUKSI I
BIRO DALPROS & LAB KOORD. KASHIFT
KOMP. PEMELIHARAAN
DEPARTEMENHAR I
DEPARTEMENHAR II
DEPARTEMENHARI III
DEPARTEMENLATSIN
KOMP. PEMELIHARAAN
STAF MADYA
BAG. RIKSA FAB BAG. RIKSA TEKLAB
BAG. KK
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
2. Non Struktural Organisasi
Keberadaan bagian keselamatan kerja didalam organisasi structural
perusahaan :
Bentuk organisasinya adalah sebagai berikut :
a. P2K-3
Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan Kerja ( P2K-3 ) dibentuk
sebagai penjabaran Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Bab IV pasal 10
tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Di PT. PT. Petrokimia Gresik, P2K-3 merupakan organisasi pengarah
kegiatan K3 yang merupakan penjabaran kebijakan K-3 dari Top
Manajemen dan dibentuk sejak Tahun 1981 serta telah direvisi sesuai
dengan Surat Keputusan Direksi No. 239 / VIII / SKPTS / DIR /1990
dengan tugas pembinaan dan pengawasan atas penerapan K-3 didalam
perusahaan.
Tugas Pokok P2K - 3
1) Mengembangkan kerjasama, saling pengertian dan partisipasi
efektif di bidang K-3 antar pimpinan perusahaan dan karyawan
dalam rangka melancarkan usaha.
2) Menyelenggarakan pembinaan karyawan dalam usaha
pencegahan dan penanggulangan kecelakaan, kebakaran,
penyakit akibat kerja dan lain-lain.
3) Melakukan pemeriksaan K-3 di seluruh kawasan perusahaan
yang dibagi 12 zona pengawasan.
4) Melaksanakan sidang bulanan P2K-3 umtuk pembahasan.
Obyek pengawasan P2K - 3 :
1) Sikap kerja yang dapat membahayakan
2) Keadaan yang dapat membahayakan
3) Kebersihan lingkungan kerja
SMK Negeri 4 Bojonegoro 24
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
b. Badan K-3
Badan K3 merupakan Komite Pelaksana K-3 yang mempunyai tugas
untuk melaksanakan dan menjabarkan kebijakan K-3 perusahaan serta
melakukan peningkatan-peningkatan K-3 di unit kerja yang menjadi
wewenang dan tanggung jawabnya. Dibentuk sejak Tahun 1981 dan
direvisi dengan surat keputusan Direksi No. 230/VIII/SKPTS/E/DIR/
1990.
c. Tugas - tugas Bagian Keselamatan K-3 :
1) Secara administrative bertanggung jawab kepada Karo pemeriksaan
dan keselamatan kerja.
2) Menerapkan UU. No. 1 Tahun 1970 secara efektif di perusahaan.
3) Membuat dan melaksanakan program K-3 agar setiap tempat kerja
aman dari bahaya.
4) Melakukan pembinaan dan pelatihan K-3 kepada seluruh karyawan
dan tenaga kerja yang ada di PT. Petrokimia Gresik.
5) Melakukan pengawasan K-3 di tempat kerja.
6) Melakukan kontrol secara reaktif dan proaktif di pabrik dalam upaya
menghilangkan sikap kondisi yang tidak aman serta menciptakan
kebersihan lingkungan kerjanya.
7) Melakukan penyidikan dan membuat laporan kecelakaan bila terjadi
kecelakaan yang terjadi pada karyawan, serta mencegah agar
kecelakaan yang serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari.
8) Melakukan pemeriksaan alat angkat dan pemeriksaan layak pakai
kendaraan pengangkut produk PT. Petrokimia Gresik.
9) Menyediakan alat pelindung diri bagi karyawan serta
mendistribusikannya sesuai dengan tingkat bahaya di unit kerja
karyawan yang bersangkutan.
10) Mengesahkan Surat Ijin Mengemudi (SIM) kendaraan dinas
perusahaan karyawan yang berwenang.
11) Memberikan surat ijin keselamatan kerja bagi karyawan yang bekerja
didaerah yang berbahaya.
SMK Negeri 4 Bojonegoro 25
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
12) Melakukan pengembangan K-3 sejalan dengan perkembangan
perusahaan.
3.8 ALAT PELINDUNG DIRI
3.8.1 Syarat-syarat pelindung diri:
a.Memiliki daya pencegahan dan memberikan perlindungan efektif
terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh karyawan.
b. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standart yang
berlaku.
c.Efisiensi, ringan dan nyaman dipakai.
d. Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan.
e.Tahan lama dan pemeliharaannya mudah.
3.8.2 Kelemahan-kelemahan penggunaan alat pelindung diri:
a. Tidak enak digunakan dan kurang nyaman.
b. Sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
c. Mempunyai masa kerja tertentu (misalnya : Carnister,
Respirator)
d. Dapat menularkan penyakit, apabila dipakai bergantian.
3.8.3 Tidak efektifnya pemakaian alat pelindung diri terhadap bahaya di
tempat kerja:
a. Memakai alat pelindung diri yang tidak tepat.
b. Cara pemakaian yang salah.
c. Alat pelindung diri tidak memenuhi syarat yang ditentukan.
3.8.4 Jenis alat pelindung diri:
a. Topi Keselamatan
Untuk melindungi kepal terhadap benturan akibat tertimpa
benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari pada
kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan
kimia yang berbahaya. Digunakan selama jam kerja didaerah
instalasi pabrik.
SMK Negeri 4 Bojonegoro 26
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
b. Alat pelindung mata (eye goggle)
digunakan untuk melindungi mata terhadap :
Benda melayang (debu).
Geram.
Percikan bahan kimia.
Cahaya yang menyilaukan.
Digunakan di tempat-tempat :
Di daerah berdebu.
Mengerinda, memahat, mengebor, membubut, mengefrais.
Dimana terdapat bahan atau dihandle bahan kimia yang
berbahaya termasuk asam atau alkali.
Pengelasan.
c. Alat pelindung pernapasan
Untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan
yang dapat membahayakan karyawan
Masker kain.
Digunakan di tempat kerja dimana debu dengan ukuran lebih
dari 10 micro.
Masker dengan filter untuk debu.
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu.
Dan juga dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6
micro sebanyak 98%.
Masker dengan filter untuk debu dan gas.
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu,
acid gas, uap bahan organic, fumes, asap dan kabut. Dapat
menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 micro sebanyak
99,9% dan dapat menyaring gas/ uap/ fumes sampai 0,1 %
volume atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang
dijanjikan.
SMK Negeri 4 Bojonegoro 27
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
Masker gas dengan tabung penyaring.
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas /
uap / fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada
keselamatan dan kesehatan kerja.
Syarat-syarat pemakaian :
- Dapat dipergunakan di daerah dengan konsentrasi
oksigen kurang dari 16%.
- Digunakan bilamana kontaminasi tidak bisa diserap
dengan pemakaian tabung penyaring (kontaminasi kurang
dari 1%).
- Dapat dipergunakan untuk penyelamatan korban.
- Waktu pemakaian 30 menit.
Masker gas dengan udara tekanan yang dibersihkan (supplied
air respirator)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas,
uap, fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.
Syarat-syarat pemakaian :
Digunakan didaerah yang konsentrasi oksigennya rendah,
kontaminasi gas/ uap / fumes yang tinggi dan dapat
dipergunakan terus menerus sepanjang supply udara dari
pabrik (plany air) tersedia.
Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan
tangan (a hand operated blower)
Digunakan melindingi mata, hidung, mulut dari gas/ uap/
fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan
dan kesehatan karyawan.
Syarat-syarat pemakaian :
Dapat digunakan didaerah yang kadar oksigennya kurang,
kontaminasi gas/ uap/ fumes yang tinggi dan dapat digunakan
terus menerus sepanjang blower diputar dimana pengambilan
SMK Negeri 4 Bojonegoro 28
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
udara blower harus ditempat yang bersih dan bebas dari
kontaminasi.
d. Pelindung muka (face shield).
Untuk melindungi muka dari muka sampai batas leher, yang
terdiri dari :
Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang
berbahaya (warna kuning). Digunakan dimana terhadap
bahan asam atau alkali.
Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu).
Digunakan didaerah tempat kerja dimana pancaran panas
dapat membahayakan karyawan.
Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan sinar
infra merah.
e. Pelindung telinga.
Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat
tersebut tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran
dan ketulian yang bersifat tetap. Digunakan untuk :
Ear plug.
Dipergunakan didaerah bising sampai dengan 95dB (decibel).
Ear muff.
Dipergunakan didaerah bising dengan tingkat kebisingan
lebih besar dari 95 dB (decibel).
f. Kerudung kepala (hood).
Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka
terhadap kotoran dan bahan kimia lainnya yang dapat
membahayakan maupun yang dapat mengganggu kesehatan
karyawan.
g. Kerudung kepala dengan pelindung pernapasan.
Digunakan di daerah kerja yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes
yang tidak lebih dari 1% volume atau 10 kali dari yang
konsentrasi maksimum yang diijinkan.
SMK Negeri 4 Bojonegoro 29
Laporan Praktek Kerja Industri di Biro Tekinfo PT. Petrokimia Gresik Tahun 2009
h. Kerudung kepala anti asam atau alkali.
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian kepala dan bagian
muka dari percikan bahan kimia yang bersifat asam atau alkali.
i. Sarung tangan.
Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik kimia
maupun listrik.
j. Sepatu pengaman.
Digunakan untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang
membahayakan karyawan di tempat kerja masing-masing.
k. Baju pelindung
Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan bahan
kimia yang berbahaya, baik asam maupun alkali.
SMK Negeri 4 Bojonegoro 30