16
LAPORAN PRAKTIKUM AGROSTOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN Disusun oleh: Kelompok 4 Eulis Diah Sri Rahayu 200110130030 Azri F 200110130065 M. Yunizar 2001101301 Diniar Suci Destina 200110130134 Radi Maulida Hidayat 200110130135 Rezha Muhammad F. 200110130139 Ayu Lestari 200110130345 Glusi Ladyani M. L. 200110130347 Nuraisyah S. P. W. 200110130348 Mutiara Ananda 200110130349 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PETERNAKAN

LAPORAN Pupuk 2014 Kel 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan akhir praktikum Agrostologi

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM AGROSTOLOGI

PUPUK DAN PEMUPUKAN

Disusun oleh:

Kelompok 4

Eulis Diah Sri Rahayu

200110130030

Azri F

200110130065M. Yunizar

2001101301Diniar Suci Destina

200110130134Radi Maulida Hidayat

200110130135Rezha Muhammad F.

200110130139Ayu Lestari

200110130345

Glusi Ladyani M. L.

200110130347

Nuraisyah S. P. W.

200110130348

Mutiara Ananda

200110130349

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PETERNAKAN

SUMEDANG

2014

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakangDi Indonesia masih banyak hutan lebat yang tumbuh dengan subur tanpa dipupuk, tetapi mengapa tanaman kita harus dipupuk, dalam alam yang bebas dari pengaruh manusia perkembangan tanaman seimbang dengan pelapukan batu-batuan dan pelapukan sisa-sisa organisme, tetapi dengan usaha pertanian yang dilakukan manusia ini maka proses penghayutan dan pencucian zat unsur hara yang hilang dari tanah pertanian bersama bagian-bagian tanaman yang dipanen juga tidak sedikit.Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman semestinya dapat segera diperbaruhi sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Hutan adalah contoh ekosistem yang seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menrupakan hara bagi tanah. Proses inilah yang menyebabkan tanah yang ada di hutan tetap subur.Takaran pupuk yang digunakanuntuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Salah satu cara untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah tersebut adalah dengan melaksanakan pemupukan.

Beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan antara lain ; jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan.1.2 Maksud dan TujuanDapat mengetahui jenis-jenis pupuk tunggal dan dapat mengetahui cara pembuatan pupuk majemuk komersial.1.3 Waktu dan Lokasi Praktikum Waktu : Rabu 1 Oktober 2014

Lokasi : Laboratorium Tanaman Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Pupuk dan PemupukanPengertian pupuk secara umum ialah : suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan kedalam tanah atau ke tanaman, dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dari batasan ini diambil pengertian bahwa penambahan bahan pasir ke tanah yang mengandung kadar liat yang tinggi dapat merobah sifat fisik tanah yakni adanya perbaikan porositas tanah. Penambahan bahan kapur ketanah yang masam dapat meningkatkan pH tanah, terjadi perbaikan sifat kimiawi tanah dan penambahan bahan lainnya. Disini pasir dan kapur termasuk bahan pupuk dalam arti luas (Hasibuan,2006)

Pemupukan berarti : Cara-cara atau motode serta usaha-usaha yang dilakukan dalam pemberian pupuk atau unsure hara ke tanah atau ketanaman yang sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman normal (Hasibuan,2006)

Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung bahan lain, yaitu:

1. Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).

2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya Za (zwavelzuure amoniak) sering mengandung kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam bebas (H2SO4) dan sebagainya.

3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang, nilai higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih menarik. Bahan yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax dan sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya lebih mahal dibandingkan tanpa mantel.

4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih merata

Dalam praktek perlu diketahui istilah-istilah khusus yang sering digunakan dalam pupuk antara lain ialah:

1. Mutu pupuk atau grade fertilizer artinya angka yang menunjukkan kadar hara tanaman utama (N,P, dan K) yang dikandung oleh pupuk yang dinyatakan dalam prosen N total, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk Rustika Yellow 15-10-12 berarti kadar N 15%, P2O5 10% dan K2O 12%.

2. Perbandingan pupuk atau ratio fertilizer ialah perbandingan unsur N, P dan K yang dinyatakan dalam N total, P2O5 dan K2O merupakan penyederhanaan dari grade ferilizer. Misalnya grade fertilizer 16-12-20 berarti ratio fertilizernya 4:3:5.

3. Mixed ferilizer atau pupuk campuk ialah pupuk yang berasal dari berbagai pupuk yang kemudian dicampur oleh pemakainya. Misalnya pupuk Urea, TSP dan KCl dicampur menjadi satu dengan perbandingan tertentu sesuai dengan mutu yang diinginkan. Hal ini berbeda dengan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mempunyai dua atau lebih hara tanaman dibuat langsung dari pabriknya.2.2 Pupuk Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya: urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya juga mengandung Ca).

2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Contoh: NPK, amophoska, nitrophoska dan rustika.

3. Pupuk Urea (CO(NH2)2) mengandung 46 % nitrogen (N), karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudak menguap dalam bentuk ammonia. Jika di dalam tanah, nitrogen urea berubah menjadi ammonium akan terikat langsung oleh koloid tanah. Bahan organik, sebagian besar phosphor yang mudah larut oleh mikroorganisme tanah untuk pertumbuhannya. Phosphor ini akhirnya berubah menjadi humus. Karena itu menyediakan cukup phosphor, kondisi tanah yang menguntungkan bagi perkembangan mikroorganisme tanah sangat perlu untuk dipertahankan.4. Unsur hara lain, tercukupi jumlah unsur hara lain dapat meningkatkan penyerapan phosphor. Amonium yang berasal dari nitrogen dapat meningkatkan phosphor. Kekurangan unsur hara mikro dapat mengahmbat respon tanaman terhadap pemupukan phosphor.5. Pupuk SP36mengandung 36 phosphor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari phosphate alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.6. Pupuk (KCl) mengandung 45 % K2O dan khor, bereaksi agak asam, dan bersifat higrokopis. Khor berpengaruh negative pada tanaman yang tidak membutuhkannya misalnya kentang, wortel, dan tembakau.7. Pupuk NPK berdasarkan kandungan unsur hara dan harga jualnya perhitungan harga setiap unsur hara di dalam pupuk N,P,K 16:16:16 sebagai berikut :Dalam 1 kg pupuk NPK 16:16:16 terkandung 160 gram N, 160 gram P2O5dan 160 gram K2O, . Pupuk N,P,K ini memiliki unsure yang hanya mengandalkan cadangan yang ada di dalam tanah. Akibatnya, akhir-akhir ini gejala kekurangan unsur-unsur lain mulai dirasakan.8. Pupuk bokasi adalah sisa-sisa tanaman atau serasa/sisa-sisa tanaman di mana pada penggomposannya dibantu oleh avtifator. Pupuk bokasi ini memiliki kandungan unsur hara didalam bahan organik, sebagiannya dapat langsung digunakan oleh tanaman, sebagian lagi tersimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Bahan organik harus mengalami dekomposisi (pelapukan) terlebih dahulu sebelum tersedia bagi tanman.BAB III

MATERI DAN CARA KERJA PRAKTIKUM3.1 Bahan Pupuk SP 36 Pupuk Urea Pupuk KCL Filler3.2 Alat

Ember

Timbangan Analitik

Kantong Plastik Hitam Pengaduk

3.3 Cara Kerja/ Prosedur Amati ciri-ciri seluruh pembuatan bahan pupuk anorganik Hitung kebutuhan tiga jenis pupuk Timbang kebutuhan tiga jenis pupuk dan filler Masukan kedalam tempat pencampuran Aduk hingga homogen Masukan kedalam kresek lalu beri labelBAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HasilDiketahui :

Urea CO( NH2 )2 N = 45 % Pupuk Fosfat ( SP 36 ) P2O5 P2O5 = 36 %

Pupuk KCl K2O K2O = 60 %

Kelompok 4NPK Grade (15, 5, 5)harga ( urea = Rp. 2500 / kg

SP36 = Rp. 2800 / kg

KCl = Rp. 1500 / kg (kurg baik) & Rp. 8000 / kg (baik)

Filler = Rp. 300 / kg

Ditanyakan :

1. Berat pupuk masing-masing dan filler yang diperlukan untuk membuat pupuk majemuk?2. Biaya pembuatan pupuk majemuk?Jawab :NPK Grade (15, 5, 5) 15 x 1 kg = 0.33 kg Pupuk Urea

45

5 x 1 kg = 0.14 kg Pupuk Fosfat 36 5 x 1 kg = 0.08 kg Pupuk KCl60Total ( 0.55 kg pupuk majemuk NPKFiller ( pasir ) ( 1 kg 0.55 kg = 0.45 kg filler3.2. PembahasanPada praktikum agrostologi kali ini, kita akan mengenal berbagai jenis pupuk tunggal dan cara pembuatan pupuk majemuk komersial. Pupuk tunggal ialah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara. Sedangkan pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara. Ada 3 jenis pupuk tunggal yang disediakan dalam praktikum ini. Ketiga jenis pupuk itu ialah pupuk urea yang mengandung unsur hara N, pupuk fosfat SP36 yang mengandung unsur hara P, dan pupuk KCl yang mengandung unsur hara K.Percobaan pertama yang kami lakukan adalah mengamati ketiga jenis pupuk tunggal tersebut. Dalam bentuk fisik pupuk urea berwarna putih dan berbentuk butiran-butiran kecil, pupuk fosfat berwarna abu-abu dan berbentuk seperti batu-batu kecil, sedangkan pupuk KCl berwarna merah bata dan berbentuk seperti pasir.

Setelah mengamati ketiga jenis pupuk tunggal di atas, maka percobaan berikutnya yang kami lakukan adalah membuat pupuk majemuk komersial. Dalam pembuatan pupuk majemuk komersial, hal yang perlu diperhatikan adalah nilai grade atau nilai perbandingan antara unsur hara N, P, dan K. Nilai grade dalam pembuatan pupuk majemuk disesuaikan dengan jenis tanaman. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pupuk majemuk adalah adanya filler ( bahan tambahan untuk melengkapi pupuk ). Berikut syarat-syarat filler :

Tidak mengandung unsur hara ( misal NPK )

Mirip ( bahan harus menyerupai ) Urea, TSP, KCl

Tidak hidroskopis ( tidak menyerap air )

Tidak bereaksi

Tidak mengandung racun

Mempunyai bobot yang tidak terlalu ringan

Harus murah

Contoh filler : pasir

Pada percobaan kedua, kelompok kami akan membuat pupuk majemuk dengan nilai grade 15; 5; 5. Pupuk majemuk komersial yang kami buat sebanyak 1 kg atau 1000 gr. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapat 0.33 kg pupuk urea, 0.14 kg pupuk fosfat, 0.08 kg pupuk KCl, dan 0.45 kg pasir (filler). Setelah itu, keempat bahan tersebut dicampur untuk menghasilkan pupuk majemuk komersial sebanyak 1 kg atau 1000 gr.BAB VKESIMPULAN

Pupuk tunggal ialah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara. Contoh pupuk tunggal ialah pupuk urea yang hanya mengandung unsur hara N, pupuk fosfat ( SP36 ) yang hanya mengandung unsur hara P, dan pupuk KCl yang hanya mengandung unsur hara K. Sedangkan pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara. Contoh pupuk majemuk ialah pupuk NPK yang mengandung unsur hara N, P, dan K, pupuk NP yang mengandung unsur hara N dan P, dan pupuk PK yang mengandung unsur hara P dan K.Dalam pembuatan pupuk majemuk komersial, hal yang perlu diperhatikan adalah nilai grade atau nilai perbandingan antara unsur hara N, P, dan K. Nilai grade dalam pembuatan pupuk majemuk disesuaikan dengan jenis tanaman. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pupuk majemuk adalah adanya filler ( bahan tambahan untuk melengkapi pupuk ).

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Mata Kuliah Agrostologi. 2008. Bahan Kuliah Agrostologi. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran: SumedangHasibuan, B, E., 2006. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.