66
Skenario B Blok XIX BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri adalah blok kesembilan belas pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang memaparkan kasus Rizky, laki- laki, usia 15 bulan, dibawa ke klinik karena berat badannya tidak sesuai dengan anak-anak seusianya. Saat ini Rizky juga belum bisa duduk, merangkak dan masih sering ngiler. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 1

Laporan Skenario B

Embed Size (px)

Citation preview

Skenario B Blok XIX

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri adalah blok kesembilan belas pada

semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang

memaparkan kasus Rizky, laki-laki, usia 15 bulan, dibawa ke klinik karena berat

badannya tidak sesuai dengan anak-anak seusianya. Saat ini Rizky juga belum

bisa duduk, merangkak dan masih sering ngiler.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1

Skenario B Blok XIX

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : dr. Dimyanti

Moderator : Agus Subhan

Sekretaris Meja : Tri Wahyu Ningsih

Sekretaris Papan : Vidro Alif Gunawan

Waktu : Selasa, 9 Juli 2012Kamis, 11 Juli 2012

Pukul. 13.00 – 15.30 wib.

Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan

2.2 Skenario Kasus

Rizky , laki-laki , usia 15 bulan, dibawa ke klinik karena berat badannya tidak sesuai dengan anak-anak seusianya.Saat ini risky juga belum bisa duduk , merangkak, dan masih sering ngiler.Tidak ada riwayat kejang.

Riwayat nutrisi :

0-6 bulan : ASI ekslusif , on demand

6-12 bulan : ASI ON demand , bubur susu kemasan 2xsehari @ 1 sendok makan.

12bulan s/d sekarang : nasi tim saring 2xsehari dengan kecap manis @ 2 sendok makan.

Riwayat Kehamilan dan persalinan :

Rizky anak pertama dari ibu usia 22 tahun. Selama hamil ibu sehat dan periksa hamil teratur ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 36 minggu. Setelah lahir tidak langsung menangis, skor APGAR 1 menit 2 dan 5 menit 5. Berat badan lahir 2000gram. Panjang badan lahir 45 cm. Lingkar kepala lahir 32 cm.

Riwayat Pertumbuhan :

Usia 1 bulan : 2,5 kg

2

Skenario B Blok XIX

Usia 2 bulan 3,5 kg

Riwayat Perkembangan : tengkurap 8 bulan , bisa berbalik sendiri usia 11 bulan.

Riwayat Imunisasi : BCG , Polio 2 kali , DPT 1 kali.

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum : tampak kurus , sadar , berat badan 6,0 kg , panjang badan 70cm, lingkaran kepala 41 cm , lingkar lengan atas 9 cm

Tanda vital : HR : 112x/menit , RR 32x/menit , T : 36,8 derajat C

Keadaan spesifik :

Kepala :

- Wajah dismorfik tidak ada

- Wajah tidak seperti orang tua

- Rambut kepala tipis warna hitam kekuningan tidak mudah dicabut

- Kontak mata baik

- Melihat dan tersenyum kepada pemeriksa

- Menoleh ketika dipanggil namanya

Thoraks : tidak ada iga gambang ( piano sign )

Abdomen : dalam batas normal

Genitalia : baggy pants tidak ada

Ekstremitas :

- Edema tidak ada

- Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki

Kulit : kelainan kulit ( dermatosis ) tidak ada

Status neurologikus :

- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol

- Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik.

- Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3

3

Skenario B Blok XIX

- Lengan dan tungkai susah untuk ditekuk

- Pada waktu diangkat keposisi vertical kedua tungkai saling menyilang

- Refleks moro dan reflex menggenggam masih ditemukan

- Refleks tendon meningkat

2.3. Seven Jump Steps

2.3.1 Klarifikasi Istilah

1. Kejang

Peningkatan tonus otot yang tidak terkontrol.

2. On demand

Pemberian tidak teratur / tidak dibatasi waktu.

3. Asi Ekslusif

Pemberian Asi tanpa tambahan makanan dan minuman pendamping asi lainnya selama 6 bulan.

4. Lahir spontan

Lahir secara fisiologis pervaginam menuruti tahap kala.

5. Wajah dismorfik

Kelainan bentuk wajah yang tidak normal.

6. Baggy pants

Pada daerah bokong tampak seperti memakai celana longgar.

7. Refleks moro

Reflex spontan dari ekstremitas untuk menanggapi rangsangan.

8. Refleks tendon

Reflex yang ditimbulkan oleh ketukan tajam pada tendon atau otot yang tepat sehingga menghasilkan pengerutan segera otot tersebut yang di ikuti oleh kontraksinya.

9. Piano sign

Tulang rusuk tampak karena BB rendah.

4

Skenario B Blok XIX

2.3.2 Identifikasi Masalah

1. Rizky , laki-laki , usia 15 bulan, dibawa ke klinik karena berat badannya tidak sesuai dengan anak-anak seusianya.Saat ini risky juga belum bias duduk , merangkak, dan masih sering ngiler.Tidak ada riwayat kejang.

2. Riwayat nutrisi :

0-6 bulan : ASI ekslusif , on demand

6-12 bulan : ASI ON demand , bubur susu kemasan 2xsehari @ 1 sendok makan.

12bulan s/d sekarang : nasi tim saring 2xsehari dengan kecap manis @ 2 sendok makan.

3. Riwayat Kehamilan dan persalinan :

Rizky anak pertama dari ibu usia 22tahun. Selama hamil ibu sehat dan periksa hamil teratur ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 36 minggu. Sefera setalah lahir tidak langsung menangis, skor APGAR 1 menit 2 dan 5 menit 5. Berat badan lahir 2000gram. Panjang b adan lahir 45 cm. Lingkar kepala lahir 32 cm.

4. Riwayat Pertumbuhan :

Usia 1 bulan : 2,5 kg

Usia 2 bulan 3,5 kg

Riwayat Perkembangan : tengkurap 8 bulan , bias berbalik sendiri usia 11 bulan.

Riwayat Imunisasi : BCG , Polio 2 kali , DPT 1 kali.

5. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum : tampak kurus , sadar , berat badan 6,0 kg , panjang badan 70cm,

lingkaran kepala 41 cm , lingkar lengan atas 9 cm

Tanda vital : HR : 112x/menit , RR 32x/menit , T : 36,8 derajat C

Keadaan spesifik :

- Kepala : Rambut kepala tipis warna hitam kekuningan tidak mudah dicabut

- Status neurologikus :

Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan enahan kepala beberapa detik.5

Skenario B Blok XIX

Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3

Lengan dan tungkai susah untuk ditekuk

Pada waktu diangkat keposisi vertical kedua tungkai saling menyilang

Refleks moro dan reflex menggenggam masih ditemukan

Refleks tendon meningkat

2.3.3 Analisis Masalah

1. a. Bagaimana pertumbuhan normal pada anak usia 15 bulan pada kasus ini ?

b. Bagaimana perkembangan normal pada anak usia 15 bulan pada kasus ini?

c. apa saja factor penyebab yang mempengaruhi lambatnya pertumbuhan dan perkembangan ?

d. Apa saja dampak pada bayi yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan ?

e. apa makna tidak ada riwayat kejang pada kasus ini ?

f. apa makna masih sering ngiler pada kasus ini?

2. a. Apa kandungan ASI ?

b. Bagaimana interpretasi dan riwayat nutrisi pada kasus ( nasi tim dan bubur susu kemasan ?

c. Bagaimana hubungan riwayat nutrisi dengan riwayat tumbuh kembang pada kasus ini ?

d. Berapa kebutuhan kalori berdasarkan pada infant ?

3. a. Apa makna bayi lahir spontan dengan kehamilan 36 minggu terhadap pertumbuhan dan perkembangan ?

b. Apa makna dan dampak lahir tidak langsung menangis dengan APGAR 2,5 ?

4 a. Apa interpretasi dari riwayat pertumbuhan pada kasus?

6

Skenario B Blok XIX

b. Apa interpretasi dari riwayat perkembangan pada kasus?

c. Apa interpretasi dari riwayat imunisasi pada kasus ?

d. Bagaimana seharusnya pemberian imunisasi yang baik dan benar pada kasus ?

5 a. Apa interpretasi pemeriksaan fisik :

Keadaan umum

Tanda vital

b. Apa makna keadaaan spesifik kepala ?

d. Apa makna status neurologis :

Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan enahan kepala beberapa detik.

Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3

Lengan dan tungkai susah untuk ditekuk agus dea jaka

Pada waktu diangkat keposisi vertical kedua tungkai saling menyilang

Refleks moro dan reflex menggenggam masih ditemukan

Refleks tendon meningkat

6. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini?

7. Bagaimana DD pada kasus ini ?

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus ini ?

9. Bagaimana WD pada kasus ini ?

10. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?

11. Bagaimana komplikasi pada kasus ini ?

12. Bagaimana epidemiologi pada kasus ini ?

13. Bagaimana etiologi pada kasus ini ?

14. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?

15. Bagaimana KDU pada kasus ini?

7

Rizky, lahir Premature( 36 minggu)

BBLR Asfiksia beratSKOR APGAR

1 menit 25 menit 5

Skenario B Blok XIX

16. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini ?

2.3.4 Hipotesis

Rizky, laki-laki, 15 bulan menderita gizi buruk dengan gejala Cerebral Palsy

akibat kurang asupan nutrisi

2.3.5 Kerangka Konsep

8

Skenario B Blok XIX

2.3.6 Sintesis9

Skenario B Blok XIX

1. a. Bagaimana pertumbuhan normal pada anak usia 15 bulan pada kasus ini ?

Jawab :

Pertumbuhan adalah penambahan jumlah dan ukuran sel dan jaringan

interseluler yang akan menyebabkan bertambahnya ukuran tubuh. Indikator

untuk melihat pertumbuhan bayi adalah berat badan, panjang badan/tinggi

badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas.

1. Berat badan

Age Body weight (kg)

Newborn

5-6 mo

1 yr

2 yr

3 yr

> 3 yr

2,5 – 4,1 kg

2 x birth weight

3 x birth weight

4 x birth weight

5 x birth weight

2 n + 8

Tabel 1. BB normal bayi berdasarkan usia

Berdasarkan tabel 1, berat badan normal pada bayi berusia 15 bulan atau 1,3

tahun adalah 3 kali dari berat badan lahir. Berat badan lahir yang normal berkisar

antara 2,5 hingga 4,1 kg.

o 2,5 x 3 = 7,5 kg

o 4,1 x 3 = 12,3 kg

Pada usia 1 tahun, BB normal bayi berkisar 7,5 - 12,3 kg. Bila dihubungkan dengan

kasus , berusia 15 bulan, memiliki berat badan 7,2 yang menunjukkan bahwa risky

memiliki BB di bawah normal.

10

Skenario B Blok XIX

2. Panjang badan/tinggi badan

Age Body height / length

Newborn

1 yr

4 yr

5 yr

13 yr

+ 50 cm

1,5 x birth length

2 x birth length

2 x birth length + 5

cm

3 x birth length

Tabel 2. Panjang badan/tinggi badan normal anak-anak

Berdasarkan tabel 2, panjang badan bayi berusia 1 tahun adalah sekitar

75 cm (1,5 x 50 cm). panjang badan pada bayi berusia 1 tahun normalnya

berkisar antara 70 – 81 cm. risky yang berusia 15 bulan dengan panjang badan

70 cm menunjukkan bahwa panjang badan risky berada dalam kisaran normal.

3. Lingkar kepala

Kisaran lingkaran kepala bayi normal:

a. Bayi baru lahir : 33 – 35 cm

b. 1 tahun : 45 – 47 cm

c. 2 tahun : 48 – 50 cm

d. 5 tahun : 51 – 53 cm

Pada usia 1 tahun, lingkar kepala normal bayi berkisar 45-47 cm. Bila

dihubungkan dengan kasus, Risky yang berusia 15 bulan hanya memiliki lingkar

kepala 41 cm. Hal ini mengindikasikan bahwa Risky mengalami microcephaly.

b. Bagaimana perkembangan normal pada anak usia 15 bulan pada kasus ini?

Jawab :

Pada rentang usia 15-18 bulan, anak menunjukkan aktivitas-aktivitas seperti:

1. Berdiri sendiri tanpa berpegangan

11

Skenario B Blok XIX

2. Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali

3. Berjalan mundur 5 langkah

Memanggil ayah dengan kata ”papa” dan memanggil ibu dengan kata

”mama”

Menumpuk 2 kubus

Memasukkan kubus di kotak

Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis / merengek, anak bisa

mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu

Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.

Perkembangan Motorik atau Gerak Kasar 

1. Bermain di luar rumah

2. Bermain ayunan, memanjat tangga, berlari-lari, di halaman atau di taman

bermain untuk umum. 

3. Bermain air 

4. Bermain air di pancuran, kolam renang, dan lain-lain. Menuang air ke cangkir

plastik dan ember plastik kecil untuk menampung air. 

5. Menendangbola 

Menendang sebuah bola besar ke arah tonggak-tonggak agar roboh. Bola

dapat dibuat dari potongan koran atau kain, tonggak dapat dibuat dari kotak

atau kaleng susu dan lain-lain.

Perkembangan Motorik atau Gerak Halus 

1. Meniup 

Meniup busa sabun dengan menggunakan alatnya. 

2. Membuat untaian 

Anak membuat untaian benda-benda seperti manik-manik besar, kancing

besar, macaroni.

Perkembangan Aspek Bicara dan Bahasa

1. Bercerita tentang gambar di buku/majalah

12

Skenario B Blok XIX

2. Telepon-teleponan 

3. Permainan menelpon nenek atau ayah di kantor menggunakan “telpon” dari

gulungan kertas/kardus bekas.

4. Menyebut berbagai nama barang

Perkembangan Aspek Sosialisasi dan Kemandirian

1. Memeluk dan mencium 

2. Membereskan mainan/membantu kegiatan di rumah 

3. Anak mengambil dan menyimpan mainan, baju dan lain-lain miliknya. Mula

mula anak perlu dibantu, tetapi sedikit demi sedikit kurangi bantuan dan ia

akan melakukannya sendiri. Anak juga diminta membantu menyiapkan meja

makan dan melakukan pekerjaan ringan di sekitar rumah.

4. Bermain denganteman sebaya

Ajak teman-teman anda yang mempunyai anak sebaya anak anda bertemu

secara teratur. Anak dapat bermain dengan teman sebayanya, sementara pars

prang tua berbicara mengenai bagaimana menstimulasi anak.

5. Permainan baru 

Permainan baru seperti main kejar-kejaran, putar-putaran, petak umpet dan

lain-lain.

c. apa saja factor penyebab yang mempengaruhi lambatnya pertumbuhan dan perkembangan ?

Jawab :

1. Faktor genetik

Merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil akhir proses tumbuh

kembang anak, melalui instruksi genetik yang terkandung dalam ovum yang

telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.

Gangguan pertumbuhan di negara berkembang seperti Indonesia selain

genetik, faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang

optimal anak, bahkan faktor ini menyebabkan kematian anak-anak sebelum

mencapai usia balita.

13

Skenario B Blok XIX

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan sangat menentukan tercapai tidaknya potensi bawaan.

Lingkungan yang kurang baik akan menghambat potensi bawaan.

A. Faktor Lingkungan Prenatal

a. Gizi ibu waktu hamil

Gizi Ibu yang jelek sebelum kehamilan maupun waktu hamil, lebih

sering menghasilkan BBLR, atau lahir mati dan jarang menyebabkan

cacat bawaan, disamping itu, gangguan pertumbuhan otak, anemia,

mudah terkena infeksi, abortus, dan lainnya.

b. Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan

bawaan pada bayi yang dilahirkan.

c. Toksin/zat kimia

Masa organogenesisi sangat peka terhadap teratogen seperti obat-

obatan, ibu perokok, minum alkohol dan keracunan logam berat

menyebabkan cacat bawan.

d. Endokrin

Hormon yang berperan berupa somatotropin, hormon plasenta, homon

tiroid, insulin, dan peptida dengan aktivitas mirip insulin (Insulin-like

Growth Factors/IGFs)

e. Radiasi

Radiasi umur kehamilan <18 minggu, dapat menyebabkan kematian

janin, kerusakan otak, mickrosefali, atau cacat bawaan lain.

f. Infeksi

Infeksi TORCH, varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, HIV, Polio,

campak, listeriosis, virus influensa dan virus hepatitis dapat

menyebabkan cacat bawaan.

g. Stres

Menyebabkan gangguan pertumbuhan tumbuh kembang janin, seperti

cacat bawaan dan kelainan jiwa.

h. Imunitas

14

Skenario B Blok XIX

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,

hidropsfetalis, kern ikterus, atau lahir mati.

i. Anoksia embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan plasenta

B. Faktor Lingkungan Postnatal

a. Lingkungan biologis

- Ras/suku bangsa

- Jenis kelamin

- Umur

- Gizi

- Perawatan kesehatan

- Kepekaan terhadap penyakit

- Penyakit kronis

- Fungsi metabolisme

- Hormon

Somatotropin

Hormon tiroid

Glukokortikoid

Hormon seks

IGFs

b. Faktor fisik

- Cuaca, musim, keadaan geografis wilayah

- Sanitasi

- Keadaan rumah

- Radiasi

c. Faktor psikososial

- Stimulasi

- Motivasi belajar

- Ganjaran atau hukuman

- Kelompok sebaya

- Stres

15

Skenario B Blok XIX

- Sekolah

- Cinta dan kasih sayang

- Kualitas interaksi anak-orang tua

d. Faktor keluarga dan adat istiadat

- Pekerjaan/pendapatan keluarga

- Pendidikan ayah/ibu

- Jumlah saudara

- Jenis kelamin dalam keluarga

- Stabilitas keluarga

- Kepribadian ayah/ibu

- Adat-istiadat, norm-norma

- Agama

- Urbanisasi

- Kehidupan politik masyarakat

d. Apa saja dampak pada bayi yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan ?

Jawab :

Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak

meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi,

dan perilaku.

Dan pada Kasus penyebab gizi buruk berdampak pada kebutuhan tubuh akan

kalori, protein atau keduanya tidak tercukupi sehingga menimbulkan KEP

(Kurang Energi Protein) dimana berdampak pada beberapa organ,seperti :

- Saluran Pencernaan : Malnutrisi berat menurunkan sekresi asam dan melam-

batkan gerak lambung. Lapisan mukosa terlihat sepanjang edema. Mukosa

usus halus mengalami atrofi. Villi pada mukosa lenyap, permukaannya

berubah menjadi datar da diinfiltrasi oleh sel-sel limfosit. Pembaruan sel-sel

epitel, indeks mitosis, kegiatan disakarida berkurang. Sehingga kemampuan

untuk mempertahanan normal mucin dala mukosa terganggu dan laju peny-

erapan asam amino serta lemak berkurang.

16

Skenario B Blok XIX

- Pankreas :

Malnutrisi menyebabkan atrofi dan fibrosis sel-sel asinar yang akan

mengganggu fungsi pancreas sebagai kelenjar eksokrin. Gangguan fungsi

pancreas bersama-sama dengan intoleransi disakarida akan menimbulkan

malabsorpsi, yang selanjutya berlanjut ke diare.

- Hati

Pengaruh malnutrisi pada hati bergantung pada lama serta jenis zat gizi yang

berkurang. Glikogen pada penderita marasmus cepat sekai terkuras sehingga

zat lemak kemudian tertumpuk dalam sel-sel hati. Manakala kelaparan terus

berlanjut, hati mengerut sementara kandungan lemak menyusut dan protein

habis meskipun jumlah hepatosit relative tidak berubah.

- Ginjal

Meskipun fungsi (sedikit) normal ginjal masih dapat dipertahankan, GFR

(glomerular filtration rate) dan RPF (Renal plasma flow) telah terbukti

menurun. Penelitian di Minnesota membuktikan bahwa keadaan

semikelaparan dapat mengakibatkan poliuri (tampak jelas setelah 6 minggu

kelaparan) dan nokturia. Gangguan kemampuan untuk pemekatan urine

diperkirakan sebagai akibat dari penurunan jumlah urea dalam medulla yang

disertai penyusutan medulary osmolar gradient.

- Sistem Hematologik

Perubahan ada system melputi anemia, leucopenia, trombositpenia,

pembentukan akantosit, serta hipoplasia sel-sel sumsum tulang yang

berkaitan dengan transformasi substansi dasar, tempat nekrosis sering terihat.

Derajat ini terlihat tergantung pada berat serta lamanya kekurangan kalori

berlangsung

- Sistem Kardiovascular

Kondisi semikelaparan akan menyusutkan berat badan sebanyak 24 %,

mengerutkan volume jantung hingga 17% disamping menyebabkan

bradikardia, hipotensi arterial ringan, penurunan tekanan vena, konsumsi

oksigen, stroke volume dan penurunan curah jantung. Dampakya adalah

17

Skenario B Blok XIX

kerja jantung menurun, penjenuhan (saturasi) oksigen vena dan kandungan

arterial berkurang.

- Sistem pernafasan

Hasil otopsi penderita malnutrisi menunjukkan tanda-tanda yang

menyiratkan bahwa selama hidup mereka pernah terserang bronchitis,

tuberculosis, serta pneumonia. Penyulit ini terutama disebabkan oleh

lenyapnya kekuatan otot perut, sela iga, bahu dan diafragma. Akibatnya

fungsi ventilisasi terganggu, kemampuan untuk mengeluarkan dahak

menjadi rusak sehingga eksudat menumpuk dalam bronkus.

- Penyembuhan luka

Gangguan penyembuhan luka baru akan timbul manakala berat badan

menyusut lebih dari sepertiga berat badan normal karena kekuatan mekanis

otot serta kulit perut telah berkurang.Sehingga penyusutan jaringan kolagen

lebih sedikit daripada jaringan parietal.

e. apa makna tidak ada riwayat kejang pada kasus ini ?

Jawab :

Tidak ada riwayat kejang (normal)

Menunjukkan bahwa tidak ada penyakit pada keadaan kurang gizi.

f. apa makna masih sering ngiler pada kasus ini?

Jawab :

Ngeces adalah sesuatu yang normal semasa bayi, bahkan masih

ditoleransi sampai anak usia 4 tahun. Ngeces dalam istilah kedokterannya

disebut shaloremerupakan pengeluaran cairan ludah dari rongga mulut yang

tidak disengaja, akibat ketidakmampuan bayi untuk menelan. Ini berkaitan

dengan proses kematangan saraf otot mulut pada bayi yang belum sempurna.

18

Skenario B Blok XIX

Namun, seiring dengan bertambahnya usia maka proses kematangan di saraf otot

mulut pun akan bertambah baik.

Jadi, ia akan lebih mampu mengendalikan air liur yang diproduksi.

Tambahan lagi, air liur memang tidak diproduksi secara berlebihan. Bila

diproduksi berlebihan dapat menjadi pertanda adanya penyakit.

Bayi yang mengalami gangguan saraf pusat (seperti pada

penderita cerebral palsy) juga akan sering ngeces karena refleks menelannya

tidak baik. Biasanya terjadi pula pada anak yang menderita retardasi mental

berkaitan dengan koordinasi otot mulutnya yang kurang baik sehingga membuat

refleks menelan yang seharusnya otomatis teratur jadi terganggu. Inilah yang

membuatnya jadi sering ngiler.

Hal lain yang dapat diperhatikan pada ngeces dengan gangguan saraf

pusat adalah tumbuh kembang si bayi. Bila bayi mengalami keterlambatan

dalam tumbuh kembangnya, maka patut dicurigai telah terjadi gangguan saraf

pusat. Misal, sampai dengan usia 6 bulan lehernya belum mampu tegak atau

mengangkat kepala maka patut diwaspadai.

2. a. Apa kandungan ASI ?

Jawab :

KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT MENYUSUI

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:

aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis,

ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1.Aspek Gizi.

Manfaat Kolostrum

Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi

dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

19

Skenario B Blok XIX

Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada

hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi

kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.

Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung

karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi

pada hari-hari pertama kelahiran.

Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama

berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI

ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga

mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam

ASI tersebut.

ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara

Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein

merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI

mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan

protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai

perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang

berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses

maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi

taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.

Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak

tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk

pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI

sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.

Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari

20

Skenario B Blok XIX

substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam

linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

2. Aspek Imunologik

ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.

Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli

dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang

mengikat zat besi di saluran pencernaan.

Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan

salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak

daripada susu sapi.

Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.

Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT)

antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi

saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT)

antibodi jaringan payudara ibu.

Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang

pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora

usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang

merugikan.

3. Aspek Psikologik

Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan

produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi

ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon

terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.

Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi

tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.

Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena

berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan

21

Skenario B Blok XIX

merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan

mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam

rahim.

4. Aspek Kecerdasan

Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk

perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.

Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ

point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia

3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan

bayi yang tidak diberi ASI.

5. Aspek Neurologis

Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan

bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis

Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk

makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan

menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan

peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga

dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal

sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes

RI,2001

Dermatosis adalah suatu penyakit yang menyerang organ kulit dimana kulit

mengalami inflamasi.

22

Skenario B Blok XIX

Nasi tim termasuk salah satu jenis makanan pendamping Asi yang

direkomendasikan untuk bayi usia 7 - 9 bulan. 

ASI ekslusif on demand adalah ASI diberikan sesuai kebutuhan bayi, setiap hari

setiap malam/ pemberian ASI tanpa jadwal (sesuka bayi)

Pemberian ASI secara eksklusif menurut DepKes (2003) adalah pemberian ASI

saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai

usia 6 bulan, kecuali pemberian obat dan vitamin.

b.Bagaimana interpretasi dan riwayat nutrisi pada kasus (nasi tim dan bubur susu kemasan) ?

Jawab

0-6 bulan : ASI ekslusif, on demand ( normal )

6-12 bulan : bubur susu kemasan 2x sehari @1 sendok makan ( abnormal )

Bayi dapat diberikan nasi tim yang merupakan makanan lunak dan

juga merupakan makanan campuran yang lengkap karena dapa dibuat

dari beras. Bayi juga dapat diberikan bubur susu sebagai makan pagi,

siang dan malam.

12- sekarang : nasi tim saring 2x sehari dengan kecap manis @2 sendok makan.

Pemberian nasi tim sudah benar namun jumlah kalori dan nutrien

didalam nya masih kurang.

c. Bagaimana hubungan riwayat nutrisi dengan riwayat tumbuh kembang pada kasus ini ?

Jawab :

Hubungan riwayat nutrisi Rizky dengan tumbuh kembang:

Nutrisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.

Untuk tumbuh kembang anak, diperlukan zat makanan yang adekuat (masukan 23

Skenario B Blok XIX

makanan kualitatif dan kuantitatif) termasuk dalam hal ini bahan pembangun

tubuh yaitu protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan protein.

Pada kasus, kurangnya asupan nutrisi yang diperoleh Rizky mengakibatkan

terjadinya gangguan tumbuh kembang.

d. Berapa kebutuhan kalori pada infant ?

Jawab :

Kandungan gizi adalah jumlah zat gizi terutama energi dan protein yang harus ada di dalam MP-ASI lokal setiap hari yaitu sebesar 250 Kalori.

Sedangkan kebutuhan kalori untuk anank usia 1-3 tahun = 100 kalori/kgBB/hari

3. a. Apa makna bayi lahir spontan dengan kehamilan 36 minggu terhadap pertumbuhan dan perkembangan ?

Jawab :

Lahir spontan 36 minggu

Kehamilan preterm : usia kehamilan 28-36 minggu

Kehamilan aterm : usia kehamilan 37-42 minggu

Kehamilan postterm : usia kehamilan > 42 minggu

Pada kasus usia kehamilan ibu melahirkan adalah 36 minggu jadi termasuk

kedalam kehamilan preterm. Normalnya kelahiran 37- 42 minggu

Interpretasi :

kelahiran < 37 minggu merupakan kelahiran preterm, faktor risiko terjadinya

cerebral palsy. Bayi Kurang Bulan (BKB) atau bayi premature memiliki organ-

organ pernafasan yang belum sempurna. Hal ini memungkinkan terjadinya skor

APGAR yang rendah. Kelahiran preterm juga merupakan faktor risiko dari cere-

bral palsy. Pada bayi preterm mempunyai pernafasan yang abnormal yang bisa

mengarah ke apneu. Apneu ini bisa menyebabkan asfiksia yang bisa berujung ke

palsi serebralis.

24

Skenario B Blok XIX

Bayi preterm mempunyai kemungkinan menderita perdarahan otak lebih banyak dibandingkan bayi aterm, karena pembuluh darah masih rapuh akibat membrane basalis yang masih tipis dan enzim serta factor pembekuan darah belum sempurna

b. Apa makna dan dampak lahir tidak langsung menangis dengan APGAR 2,5 ?

Jawab :

Cara penilaian APGAR score

Sign Score

0 1 2

Heart rate Absent <100/ menit ≥100/ menit

Respiration - Lambat, tidak teratur Baik, menangis

Muscle tone Lemah Beberapa gerakan fleksi Bergerak aktif

Reflex irritability Tidak ada

respon

Meringis Batuk, bersin,

menangis

Colour Cyanosis atau

pucat

Merah muda, ekstremitas

biru

Seluruhnya merah

muda

a. Interpretasi

1. Vigorous baby: skor APGAR 7-10 bayi dianggap sehat dan tidak

memerlukan tindakan istimewa.

2. Asphyxia mild-moderate (sedang). Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan

fisik akan terlihat tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflex

iritabilitas tak ada.

3. a) Asphyxia berat. Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan

frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat

dan kadang-kadang pucat, reflex iritabilitas tak ada.

b) Asphyxia berat dengan henti jantung. Keadaan bunyi jantung fetus

menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap, bunyi jantung

menghilang postpartum. Pemeriksaan fisik lainnay sesuai dengan penderita

asphyxia berat.

25

Skenario B Blok XIX

Asphyxia yang ditemukan pada bayi dapat menyebabkan rendahnya

suplai oksigen pada otak bayi pada periode lama, sehingga anak tersebut

akan mengalami kerusakan otak. Angka mortalitas meningkatkan kondisi

asphyxia berat, tetapi beberapa bayi yang bertahan hidup dapat menjadi

cerebral palsy.

Skor APGAR menit pertama menunjukkan asphyxia berat.

Skor APGAR menit kelima menunjukkan bahwa Kamaru masih

menderita asfiksia sedang.

Tidak langsung menangis ketika lahir dan skor APGAR menit pertama 2, menit kelima 5 menandakan adanya asfiksia berat pada awal kehidupan, yang tentunya sangat berpengaruh pada pertumbuhan organ-organ tubuh , terutama pertumbuhan otaknya

4 a. Apa interpretasi dari riwayat pertumbuhan pada kasus?

Jawab :

Usia 1 bulan: 2,5 kg → gizi buruk

Usia 2 bulan: 3,5 kg → gizi buruk

Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, bila anak mendapat gizi

yang baik adalah berkisar antara :

26

Skenario B Blok XIX

a) 700 – 1000 gram/ bulan pada triwulan I

b) 500 -600 gram/ bulan pada triwulan II

c) 350 – 450 gram/ bulan pada triwulan III

d) 250 – 350 gram/ bulan pada triwulan IV

b. Apa interpretasi dari riwayat perkembangan pada kasus?

jawab :

Riwayat perkembangan tengkurap 8 bulan, bisa berbalik sendiri usia 11

bulan, Menunjukkan terjadinya gangguan perkembangan motorik dimana

normalnya pada usia 4 bulan (3-6 bulan) bayi sudah dapat tengkurap dan terlentang.

Di bulan ke-5 usianya, gerakan beyi semakin bervariasi. Misalnya ketika diletakkan

terlentang, ia menggunakan tangannya untuk mendorong dan berguling

membalikkan badannya. Dan pada usia 6 bulan sudah bisa melakukan tengkurap

dan terlentang sendiri, Membalikkan badan tanpa bantuan siapapun. Usia 9-12

bulan anak sudah belajar berdiri selama 30 detik dan berpegangan di kursi.

Interpretasi: gangguan pada perkembangan motorik kasar.

Mekanisme: Faktor kehamilan ibu bayi premature dan bblr maturasi paru

belum sempurna asfiksia neonatorum suplai oksigen ke organ <<

hilangnya autoregulasi otak kerusakan jaringan otak area precentralis

gerakan pinggul dan motorik kasar belum bisa berbalik sendiri

c. Apa interpretasi dari riwayat imunisasi pada kasus ?

Jawab :

Riawayat Imunisasi pada rizki belum lengkap. Dianjurkan sebelum anak

berumur satu tahun sudah dapat imunisasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali,

Hepatitis-B 3 kali, dan campak. 

27

Skenario B Blok XIX

d. Bagaimana seharusnya pemberian imunisasi yang baik dan benar pada kasus ?

Jawab :

Jadwal imunisasi di Indonesia

Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI, periode 2004:

Umur Vaksin Keterangan

Saat

lahir

Hepatitis

B-1

HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan

pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam

waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan

vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan

ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg

positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7

hari.

Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di

RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari

transmisivirus vaksin kepada bayi lain)

1 bulan Hepatitis Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1

28

Skenario B Blok XIX

B-2bulan.

0-2

bulan

BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada

umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan

BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

2 bulan DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan

DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1

(PRP-T)

Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1

dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.

Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1

4 bulan DTP-2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau

dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2

Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

6 bulan DTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3

(PRP-T).

Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak

perlu diberikan.

Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3

Hepatitis

B-3 HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun

optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

29

Skenario B Blok XIX

9 bulan Campak-

1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program

BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR

pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.

15-18

bulan

MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak,

MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.

Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).

18

bulan

DTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.

Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.

2 tahun Hepatitis

A Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan dua

kali dengan interval 6-12 bulan.

2-3

tahun

Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2

tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.

5 tahun DTP-5 DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)

Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.

6 tahun. MMR Diberikan untuk catch-up immunization pada anak yang belum

mendapatkan MMR-1.

10

tahun

dT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk

mendapatkan imunitas selama 25 tahun.

Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

5 a. Apa interpretasi pemeriksaan fisik :

Keadaan umum

30

Skenario B Blok XIX

Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan dan Laki-laki, Usia 0 s.d. 9 Bulan, menurut Berat Badan dan Umur

Sumber: Departemen Kesehatan RI 

Anak Perempuan

Umur (Bulan)

Gizi Buruk (kg)

Gizi Kurang (kg)

Gizi Lebih (kg)

Gizi Lebih (kg)

0 1.7 1.8 - 2.1 2.2 - 3.9 4.0

1 2.1 2.2 - 2.7 2.8 - 5.0 5.1

2 2.6 2.7 - 3.2 3.3 - 6.0 6.1

3 3.1 3.2 - 3.8 3.9 - 6.9 7.0

4 3.6 3.7 - 4.4 4.5 - 7.6 7.7

5 4.0 4.1 - 4.9 5.0 - 8.3 8.4

6 4.5 4.6 - 5.4 5.5 - 8.9 9.0

7 4.9 5.0 - 5.8 5.9 - 9.5 9.6

8 5.3 5.4 - 6.2 6.3 - 10.0 10.1

9 5.6 5.7 - 6.5 6.6 - 10.4 10.5

10 5.8 5.9 - 6.8 6.9 - 10.8 10.9

11 6.1 6.2 - 7.1 7.2 - 11.2 11.3

12 6.3 6.4 - 7.3 7.4 - 11.5 11.6

13 6.5 6.6 - 7.5 7.6 - 11.8 11.9

14 6.6 6.7 - 7.7 7.8 - 12.1 12.2

15 6.8 6.9 - 7.9 8.0 - 12.3 12.4

16 6.9 7.0 - 8.1 8.2 - 12.5 12.6

17 7.1 7.2 - 8.2 8.3 - 12.8 12.9

18 7.2 7.3 - 8.4 8.5 - 13.0 13.1

19 7.4 7.5 - 8.5 8.6 - 13.2 13.3

20 7.5 7.6 - 8.7 8.8 - 13.4 13.5

21 7.6 7.7 - 8.9 9.0 - 13.7 13.8

22 7.8 7.9 - 9.0 9.1 - 13.9 14.0

23 8.0 8.1 - 9.2 9.3 - 14.1 14.2

24 8.2 8.3 - 9.3 9.4 - 14.5 14.6

25 8.3 8.4 - 9.5 9.6 - 14.8 14.9

26 8.4 8.5 - 9.7 9.8 - 15.1 15.2

27 8.6 8.7 - 9.8 9.9 - 15.5 15.6

28 8.7 8.8 - 10.0 10.1 - 15.8 15.9

31

Skenario B Blok XIX

29 8.8 8.9 - 10.1 10.2 - 16.0 16.1

30 8.9 9.0 - 10.2 10.3 - 16.3 16.4

31 9.0 9.1 - 10.4 10.5 - 16.6 16.7

32 9.1 9.2 - 10.5 10.6 - 16.9 17.0

33 9.3 9.4 - 10.7 10.8 - 17.1 17.2

34 9.4 9.5 - 10.8 10.9 - 17.4 17.5

35 9.5 9.6 - 10.9 11.0 - 17.7 17.8

36 9.6 9.7 - 11.1 11.2 - 17.9 18.0

37 9.7 9.8 - 11.2 11.3 - 18.2 18.3

38 9.8 9.9 - 11.3 11.4 - 18.4 18.5

39 9.9 10.0 - 11.4 11.5 - 18.6 18.7

40 10.0 10.1 - 11.5 11.6 - 18.9 19.0

41 10.1 10.2 - 11.7 11.8 - 19.1 19.2

42 10.2 10.3 - 11.8 11.9 - 19.3 19.4

43 10.3 10.4 - 11.9 12.0 - 19.5 19.6

44 10.4 10.5 - 12.0 12.1 - 19.7 19.8

45 10.5 10.6 - 12.1 12.2 - 20.0 20.1

46 10.6 10.7 - 12.2 12.3 - 20.2 20.3

47 10.7 10.8 - 12.4 12.5 - 20.4 20.5

48 10.8 10.9 - 12.5 12.6 - 20.6 20.7

49 10.8 10.9 - 12.6 12.7 - 20.8 20.9

50 10.9 11.0 - 12.7 12.8 - 21.0 21.1

51 11.0 11.1 - 12.8 12.9 - 21.2 21.3

52 11.1 11.2 - 12.9 13.0 - 21.4 21.5

53 11.2 11.3 - 13.0 13.1 - 21.6 21.7

54 11.3 11.4 - 13.1 13.2 - 21.8 21.9

55 11.4 11.5 - 13.2 13.3 - 22.1 22.2

56 11.4 11.5 - 13.3 13.4 - 22.3 22.4

57 11.5 11.6 - 13.4 13.5 - 22.5 22.6

58 11.6 11.7 - 13.5 13.6 - 22.7 22.8

59 11.7 11.8 - 13.6 13.7 - 22.9 23.0

Anak Laki-laki

UmurGizi Buruk

(kg)Gizi Kurang

(kg)Gizi Baik

(kg)Gizi Lebih

(kg)

32

Skenario B Blok XIX

0 1.9 2.0 - 2.3 2.4 - 4.2 4.3

1 2.1 2.2 - 2.8 2.9 - 5.5 5.6

2 2.5 2.6 - 3.4 3.5 - 6.7 6.8

3 3.0 3.1 - 4.0 4.1 - 7.6 7.7

4 3.6 3.7 - 4.6 4.7 - 8.4 8.5

5 4.2 4.3 - 5.2 5.3 - 9.1 9.2

6 4.8 4.9 - 5.8 5.9 - 9.7 9.8

7 5.3 5.4 - 6.3 6.4 - 10.2 10.3

8 5.8 5.9 - 6.8 6.9 - 10.7 10.8

9 6.2 6.3 - 7.1 7.2 - 11.2 11.3

10 6.5 6.6 - 7.5 7.6 - 11.6 11.7

11 6.8 6.9 - 7.8 7.9 - 11.9 12.0

12 7.0 7.1 - 8.0 8.1 - 12.3 12.4

13 7.2 7.3 - 8.2 8.3 - 12.6 12.7

14 7.4 7.5 - 8.4 8.5 - 12.9 13.0

15 7.5 7.6 - 8.6 8.7 - 13.1 13.2

16 7.6 7.7 - 8.7 8.8 - 13.4 13.5

17 7.7 7.8 - 8.9 9.0 - 13.6 13.7

18 7.8 7.9 - 9.0 9.1 - 13.8 13.9

19 7.9 8.0 - 9.1 9.2 - 14.0 14.1

20 8.0 8.1 - 9.3 9.4 - 14.3 14.4

21 8.2 8.3 - 9.4 9.5 - 14.5 14.6

22 8.3 8.4 - 9.6 9.7 - 14.7 14.8

23 8.4 8.5 - 9.7 9.8 - 14.9 15.0

24 8.9 9.0 - 10.0 10.1 - 15.6 15.7

25 8.9 9.0 - 10.1 10.2 - 15.8 15.9

26 9.0 9.1 - 10.2 10.3 - 16.0 16.1

27 9.0 9.1 - 10.3 10.4 - 16.2 16.3

28 9.1 9.2 - 10.4 10.5 - 16.5 16.6

29 9.2 9.3 - 10.5 10.6 - 16.7 16.8

30 9.3 9.4 - 10.6 10.7 - 16.9 17.0

31 9.3 9.4 - 10.8 10.9 - 17.1 17.2

32 9.4 9.5 - 10.9 11.0 - 17.3 17.4

33 9.5 9.6 - 11.0 11.1 - 17.5 17.6

34 9.6 9.7 - 11.1 11.2 - 17.7 17.8

35 9.6 9.7 - 11.2 11.3 - 17.9 18.0

33

Skenario B Blok XIX

36 9.7 9.8 - 11.3 11.4 - 18.2 18.3

37 9.8 9.9 - 11.4 11.5 - 18.4 18.5

38 9.9 10.0 - 11.6 11.7 - 18.6 18.7

39 10.0 10.1 - 11.7 11.8 - 18.8 18.9

40 10.1 10.2 - 11.8 11.9 - 19.0 19.1

41 10.2 10.3 - 11.9 12.0 - 19.2 19.3

42 10.3 10.4 - 12.0 12.1 - 19.4 19.5

43 10.4 10.5 - 12.2 12.3 - 19.6 19.7

44 10.5 10.6 - 12.3 12.4 - 19.8 19.9

45 10.6 10.7 - 12.4 12.5 - 20.0 20.1

46 10.7 10.8 - 12.5 12.6 - 20.3 20.4

47 10.8 10.9 - 12.7 12.8 - 20.5 20.6

48 10.9 11.0 - 12.8 12.9 - 20.7 20.8

49 11.0 11.1 - 12.9 13.0 - 20.9 21.0

50 11.1 11.2 - 13.00 13.1 - 21.1 21.2

51 11.2 11.3 - 13.2 13.3 - 21.3 21.4

52 11.3 11.4 - 13.3 13.4 - 21.6 21.7

53 11.4 11.5 - 13.4 13.5 - 21.8 21.9

54 11.5 11.6 - 13.6 13.7 - 22.0 22.1

55 11.7 11.8 - 13.7 13.8 - 22.2 22.3

56 11.8 11.9 - 13.8 13.9 - 22.5 22.6

57 11.9 12.0 - 14.0 14.1 - 22.7 22.8

58 12.0 12.1 - 14.1 14.2 - 22.9 23.0

59 12.1 12.2 - 14.2 14.3 - 23.2 23.3

UmurBerat (Gram) Tinggi (Cm)

Standar 80% Standar Standar 80% StandarLahir 0 - 1 Bulan     2 Bulan     3 Bulan     4 Bulan     5 Bulan     6 Bulan     7 Bulan     8 Bulan     9 Bulan     10 Bulan     11 Bulan     12 Bulan

3.4004.3005.0005.7006.3006.9007.4008.0008.4008.9009.3009.6009.900

2.7003.4004.0004.5005.0005.5005.9006.3006.0007.1007.4007.7007.900

50.555.058.060.062.564.566.067.569.070.572.073.574.5

40.543.546.048.049.551.052.554.055.556.557.558.560.0

1 tahun 3 Bulan 10.600 8.500 78.0 62.5

34

Skenario B Blok XIX

           6 Bulan           9 Bulan

11.30011.900

9.0009.600

81.584.5

65.067.5

2 tahun  0 Bulan            3 Bulan            6 Bulan            9 Bulan

12.40012.90013.50014.000

9.90010.50010.80011.200

87.089.592.094.0

69.571.573.575.0

3 tahun  0 Bulan            3 Bulan            6 Bulan            9 Bulan

14.50015.00013.50016.000

11.60012.00012.40012.900

96.098.099.5101.5

77.078.579.581.5

4 tahun 0 Bulan           3 Bulan           6 Bulan           9 Bulan

16.50017.00017.40017.900

13.20013.60014.00014.400

103.5105.0107.0108.0

82.5

85.586.5

5 tahun  0 Bulan 18.400 14.700 109.0 87.0Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI

Tanda vital

b. Apa makna keadaaan spesifik kepala?

Jawab :

- Wajah dismorfik tidak ada : normal bukan marasmu, sindrom down dan kwa-

siorkor

- Wajah tidak seperti wajah orang tua : normal bukan marasmus

- Rambut kepala tipis warna hitam kekuningan tidak mudah dicabut: normal

(bukan marasmus atau kwarsiorkor)

- Kontak mata baik : normal (bukan autis)

- Melihat dan tersenyum kepada pemeriksa : normal (tidak autis)

- Menoleh ketika dipanggil namanya : normal ( tidak tuli)

c. Apa makna status neurologis :

Jawab :

-posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detikadanya

keterlambatan perkembangan motorik kasar pada rizky,yang normalnya mulai

terjadi pada usia 3 bulan

-Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3:

0 Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot,lumpuh total

35

Skenario B Blok XIX

1 terdapat sedikit kontraksi,namun tidak didapatkan gerakan pada persendian yang

yang harus digerakkan oleh otot tersebur

2 didapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat

(gravitasi)

3 dapat mengadakan gerakan melawan gaya gravitasi

4 disamping dapat melawan gravitasi ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan yang

diberikan

5 tidak ada kelumpuhan (normal)

-Lengan dan tungkai susah untuk ditekuk fenomena pisau lipat karena hipertoni

pada otot.

-Pd waktu diangkat keposisi vertikal ke2 tungkai saling menyilang(fenomena

scissoring leg) tonus otot adduktor lebih tinggimenunjukkan adanya kelumpuhan

pada tungkainya (spastik)

-refleks moro +adanya defek neurologis(cerebral palsy),normalnya hilang pada

usia 6 bulan

-refleks mengenggam +  adanya defek neurologis (cerebral palsy),menghilang

pada umur 6 bulan dan akan menetap pada bayi yang mengalami cerebral palsy

-refleks tendon  meningkat pada umn,menyebabkan refleks primitif bayi men etap

seperti refleks moro dan mengenggam.

6. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini?

Jawab:

Anamnesis

1. Riwayat kehamilan

2. Riwayat kelahiran

3. Perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi keterlambatan

4. Kebutuhan nutrisi

Pemeriksaan fisik

1. Apgar score 1 menit 1 dan menit kelima 5

36

Skenario B Blok XIX

2. Masih terdapat refleks moro dan refleks menggenggam

3. Terdapat tanda spastik ( refkleks tendon meningkat )

7. Bagaimana DD pada kasus ini ?

Jawab:

Cerebral palsy Sindrom

down

DMD(duscent

muscle

distropy

Motorik kasar

(duduk dan

merangkak)

Terlembat dan

statis

Terlambat/

normal

Normal/sedikit

terlambat

padaawal

umur,

selanjutnya

mengalami

kemunduran

progresif

Usia kehamilan 75%

aterm/preter

m

Aterm Aterm

Motorik kasar

(duduk dan

merangkak)

Terlembat dan

statis

Terlambat/

normal

Normal/sedikit

terlambat

padaawal

umur,

selanjutnya

mengalami

kemunduran

progresif

APGAR Asfiksia berat -/+ -/+

37

Skenario B Blok XIX

pertumbuhan Terganggu

karna

gangguan otot

pencernaan

(otot

orofaring),sus

ah menelan

-/+ -/+

Gambaran wajah

dismorfik

- + -

Gerakan yang

tidak terkontrol

(choreoathetosis

_ -/+ _

Refleks primitif

(moro,

menggenggam,

tendon

meningkat)

+ -/+ -/+

Kekuatan kedua

lengan dan

tungkai

menurun Normal/

menurun

Menurun

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus ini ?

Jawab :

1. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis CP

ditegakkan.

Foto kepala (X-ray) dan CTScan.

2. MRI untuk melihat infark yang terjadi di otak

38

Skenario B Blok XIX

3. Penilaian psikologik perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pendidikan

yang diperlukan.

4. Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain retardasi men-

tal.

5. Pungsi lumbal untuk menyingkirkan penyebab suatu proses degenerative

dan meningitis (pada CP : CSS normal)

6. MRI kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan

bawaan

7. CT scan untuk identifikasi adanya perdarahan, kelainan struktur, maupun

kelainan bawaan

EEG berguna untuk mengevaluasi severe hypoxic-ischemic injury. EEG merupakan alat penting pada diagnosis seizure disorder. Jika CP tidak disertai kejang (epilepsy atau epileptic syndrome), EEG tidak diindikasikan

9. Bagaimana WD pada kasus ini ?

Jawab :

Gizi buruk dengan gejala Cerebral Palsy

10. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?

Jawab :

Cerebral Palsy

Penderita Cerebral palsy mempunyai banyak kelainan sesuai dengan lesi yang

terjadi di otak, bersama-sama dengan gangguan motorik. Dengan kondisi

tersebut penanganan penderita CP memerlukan kerjasama yang baik dan

merupakan satu tim yang terdiri atas dokter anak, neurolog, psikiater, dokter

mata, dokter THT, ahli ortopedi, fisioterapis, okupasional terapis, dokter gigi

dan ahli gizi. Tujuan utama terapi adalah meminimalisasi kecacatan dan

meningkatkan kemampuan untuk beraktifitas mandiri, fungsi sosial dan

intelektual.

39

Skenario B Blok XIX

Tujuan pengobatan bukan membuat anak menjadi seperti anak normal lainnya,

tetapi mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak tersebut seooptimal

mungkin, sehingga diharapkan anak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa

bantuan atau dengan sedikit bantuan.

Dalam menangani penderita CP, harus memperhatikan berbagai aspek dan

diperlukan kerjasama multidisiplin seperti disiplin anak, saraf, mata, THT,

bedah ortopedi, bedah saraf, psikologi, rehabilitasi medis, ahli wicara, pekerja

social, guru sekolah luar bisaa. Disamping itu juga harus disertakan peranan

orang tua dan masyarakat.

Prinsip manajemen :

a. Komunikasi-Informasi-Edukasi

b. Terapi nutrisi

c. Stimulasi

d. Fisioterapi

e. Farmakologi

f. Operatif

Aspek medis

a. Aspek medis umum:

- Gizi: gizi yang baik perlu bagi setiap anak, khususnya bagi penderita ini.

Karena sering terdapat kelainan pada gigi, kesulitan menelan, sukar untuk

menyatakan keinginan untuk makan. Pencatatan rutin perkembangan BB

anak perlu dilaksanakan.

- Nutrisi diberikan per oral dalam bentuk yang tidak perlu diproses mekanik.

Untuk rentang usia 1-3 tahun, Kebutuhan energi 100 kkal/kgBB/hari,

kebutuhan protein 2 gr/hari.

- Hal-hal lain yang sewajarnya perlu dilaksanakan, seperti imunisasi,

perawatan kesehatan, dan lain-lain.

- Terapi dengan obat-obatan

Sesuai kebutuhan anak (tergantung gejala), seperti obat-obatan untuk

relaksasi otot (untuk spastisitas bisa diberikan baclofen dan diazepam; bila

40

Skenario B Blok XIX

gejala berupa rigiditas bisa diberikan levodopa; Botolinum toxin (Botox)

intramuskuler bisa mengurangi spastisitas untuk 3-6 bulan. Hal ini akan

meningkatkan luas gerak sendi (ROM), menurunkan deformitas,

meningkatkan respon terhadap fisioterapi dan okupasional terapi dan

mengurangi tindakan operasi untuk spastisitas.), anti kejang, athetosis,

ataksia, psikotropik, dan lain-lain.

Skeletal muscle relaxant

Baclofen merupakan analog GABA yang menginhibisi influks Ca ke

terminal presinaptik dan mensupresi neurotransmitter eksitasi

10-15 mg/hari PO dinaikkan 5 mg/hari. Tidak > 60 mg/hari

Dantrolene 0,5 mg/kg PO , dimulai dari 25 mg/hari, dapat dinaikkan

sampai 40 mg/hari

Benzodiazepine untuk memicu relaksasi otot, tidak direkomendasikan

untuk > 6 bln, diazepam 0,8-0,12 mg/kg PO

Dosis 12 U/kg, max 400U, masing-masing otot kecil menerima 1-2 U/kg

dan otot besar 4-6 U/kg, injeksi, Usia > 12 tahun: 1,25-2,5 ml (0,05-0,1

ml tiap 3-4 bulan)Apabila belum berhasil dosis berikutnya dinaikkan 2

x/tidak lebih 25 ml perkali atau 200 ml perbulan

- Terapi rehabilitasi

i. Teknik tradisional : latihan luas gerak sendi, “stretching”, latihan

penguatan dan peningkatan daya tahan otot, latihan duduk, latihan

berdiri, latihan pindah, latihan jalan. Contohnya adalah teknik dari

Deaver.

ii. “Motor function training” dengan menggunakan system khusus, yang

umumnya dikelompokkan sebagai “neuromuscular facilitation exercise”.

Dimana digunakan pengetahuan neurofisiologi dan neuropatologi dari

refleks didalam latihan, untuk mencapai suatu postur dan gerak yang

dikehendaki. Secara umum konsep latihan ini berdasarkan prinsip bahwa

dengan beberapa bentuk stimulasi akan ditimbulkan reaksi otot yang

41

Skenario B Blok XIX

dikehendaki, yang kemudian bila ini dilakukan berulang-ulang akan

berintegrasi ke dalam pola gerak motorik yang bersangkutan.

- okupasional terapi

terutama untuk latihan melakukan aktivitas sehari-hari, evaluasi penggunaan

alat-alat bantu, latihan keterampilan tangan dan aktivitas “bimanual”. Latihan

“bimanual” ini dimaksudkan agar menghasilkan pola dominan pada salah satu

sisi hemisfer otak.

- Ortotik

Dengan penggunaan bracing, bertujuan untuk mengurangi beban aksial,

stabilisasi serta untuk pencegahan dan koreksi deformitas.

- Terapi wicara

Gangguan bicara disini dapat berupa disfonia, disritmia, disartria, disfasia,

dan bentuk campuran. Bertujuan untuk mengembangkan anak dapat

berbahasa secara pasif dan aktif.

b. Aspek non medis

a. Pendidikan

Mengingat selain kecacatan motorik, juga sering disertai kecacatan mental,

maka pada umumnya pendidikannya memerlukan pendidikan khusus

(SLB).

b. Pekerjaan

Tujuan yang ideal dari suatu usaha rehabilitasi adalah agar penderita dapat

bekerja secara produktif, sehingga dapat berpenghasilan untuk membiayai

hidupnya. Mengingat kecacatannya, sering kali tujuan tersebut sulit

dicapai. Tetapi meskipun dari segi ekonomis tidak menguntungkan,

pemberian kesempatan kerja tetap diperlukan, agar dapat menimbulkan

harga diri bagi penderita yang bersangkutan.

c. Problem sosial

Bila terdapat masalah social, diperlukan pekerja social untuk membantu

menyelesaikannya.

d. Lain-lain

42

Skenario B Blok XIX

Hal-hal lain seperti rekreasi, olahraga, kesenian dan aktifitas-aktifitas

kemasyarakatan perlu juga dilaksanakan oleh penderita ini.

KEP

Prinsip dasar penanganan 10 lanhkah utama (diutamakan penanganan

kegawatan)

- penanganan hipoglokemi, hipotermi, dan dehidrasi

- koreksi gangguan keseimbangan elektrolit

- pengobatan infeksi

- pemberian makanan

- fasilitas tumbuh kembang

- koreksi defisiensi nutrisi mikro

- melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan mental

- penrencanaan tindak lanjut setelah sembuh

Mikrosefali

Dilakukan fisioterapi, speech therapy, dan sebagainya. Mikrosefali tidak dapat

diobati, sehingga pencegahan sangat penting. Pencegahan meliputi bimbingan

dan penyuluhan genetika, pencegahan bahaya infeksi terutama selama

kehamilan, obat-obatan.

11. Bagaimana komplikasi pada kasus ini ?

Jawab :

Malnutrisi jika tidak ditanggulangi dengan baik maka akan menyebabkan

malnutrisi berat.

Cerebral palsy jika tidak di tatalaksana dengan benar maka akan menyebabkan

kronik meningitis, retardasi mental dan kelumpuhan.

12. Bagaimana epidemiologi pada kasus ini ?

Jawab :

43

Skenario B Blok XIX

Insidensinya kurang lebih 5,5 tiap 1000 kelahiran hidup dan tersebar

merata pada kedua jenis kelamin, segala ras dan berbagai negara (Garrison,

1995). Di Inggris 1,7 per 1000 menurut Ashner & Schonell, 1950 dikutip oleh

(Pearson, 1972), 1,9 per 1000 menurut Woods, 1956 & Ingram, 1964 dikutip

oleh (Pearson, 1972). Di Indonesia sendiri angka kejadian cerebral palsy belum

dapat dikaji secara pasti.

13. Bagaimana etiologi pada kasus ini ?

Jawab :

Penyebab cerebral palsy dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu:

1) Pranatal :

a) Malformasi kongenital.

b) Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin (misalnya; rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi virus lainnya).

c) Radiasi.

d) Tok gravidarum.

e) Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa,

anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal).

2) Natal :

a) Anoksialhipoksia.

b) Perdarahan intra kranial.

c) Trauma lahir.

d) Prematuritas.

3) Postnatal :

a) Trauma kapitis.

44

Skenario B Blok XIX

b) Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis,

ensefalomielitis.

c) Kern icterus

14. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?

Jawab :

Ad fungsion and vitam : dubia ad bonam

15. Bagaimana KDU pada kasus ini?

Jawab :

3B. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :

pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan

memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis anak yang relevan (kasus

gawat darurat).

16. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini ?

45

Skenario B Blok XIX

Jawab :

Didalam Al-Qur’an terdapat anjuran untuk mengkonsumsi makanan yang

mengandung protein seperti yang terdapat dalam QS. Al-Mu’minuun : 21

Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat

pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu

yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu

terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu

makan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arisman, 2004, Gizi dalam daur kehidupan, Jakarta : EGC

2. Betz, L & Linda S, 2002, Buku saku peditrik, Alih bahasa monica ester edisi 8,

jakarta, EGC

3. Nelson, & behrman, kliegman, 2000, Nelson teks book of pediatric 15/e, vol. 2,

Ed 15, alih bahasa A Samik Wahab, Jakarta, EGC

4. Nuchsan .A, 2002, Penatalaksanaan Busung lapar pada balita, Cermin Dunia

Kedokteran no. 134, 2002 : 10-11

5. Behrman, R. E. 1999. Ilmu Kesehatan Anak:Nelson, Edisi 15, vol 1. Jakarta:EGC

6. Mansjoer,Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Jakarta: Media

Aescullapius.

7. Markum, A, H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1. Jakarta : FKUI

8. Martondang, Corry. 2003. Diagnosis Fisik pada Anak, ed.2. Jakarta: CV Sagung

Seto

9. Departemen Kesehatan RI; Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)

Balita bagi petugas kesehatan. Jakarta, 1996.

46

Skenario B Blok XIX

10. Departemen Kesehatan RI; Kartu Menuju Sehat (KMS). Jakarta, 1999.

47