43
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

LAPORAN

STATUS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN KARAWANG

TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

PROPINSI JAWA BARAT

Page 2: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

ii

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

KATA PENGANTAR

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Kabupaten

Karawang terus melaksanakan kegiatan pembangunan di berbagai sektor. Dengan

berpedoman pada Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik, Kabupaten Karawang berusaha mengutamakan prinsip

pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sebagaimana tertuang

dalam misi ke lima Kabupaten Karawang yaitu “Meningkatkan daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup”.

Berkaitan dengan hal tersebut, setiap tahun Pemerintah Kabupaten Karawang

menyusun buku Status Lingkungan Hidup (SLH) Kabupaten Karawang yang diharapkan

berguna dalam penyediaan informasi lingkungan hidup dalam upaya meningkatkan

kualitas lingkungan hidup di wilayah Kabupaten Karawang hingga dapat meningkatkan

kesadaran publik tentang pentingnya pengelolaan lingkungan secara berkelanjuan.

Penulisan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 ini mengacu kepada ketentuan

yang ada dalam Pedoman Umum Status Lingkungan Hidup Provinsi, Kabupaten/Kota

2010 dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan pendekatan

metode PSR (Pressure-State-Response) yang didasarkan pada konsep hubungan sebab

akibat di mana kegiatan manusia memberikan tekanan kepada lingkungan (pressure) dan

menyebabkan perubahan pada sumber daya alam dan lingkungan baik secara kualitas

maupun kuantitas (state), selanjutnya pemerintah dan masyarakat/ stakeholder melakukan

reaksi maupun umpan balik terhadap perubahan ini baik melakukan adaptasi maupun

mitigasi melalui berbagai kebijakan, program, maupun kegiatan (societal response).

Dengan dukungan data dan infomasi yang objektif, lengkap, dan akurat diharapkan

ini akan membantu para stakeholder dalam memperbaiki sistem dan pola pengelolaan

lingkungan yang ada. Dengan demikian kebijakan dan program yang dilaksanakan dapat

lebih terarah dan tepat sasaran menuju terwujudnya keberlanjutan lingkungan yang lestari.

Karawang, Desember 2013

KEPALA BADAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN KARAWANG.

Drs. ASIKIN. MM

Pembina Utama Muda

NIP. 19590807 198003 1 009

Page 3: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

iii

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ v

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP & KECENDERUNGANNYA

A. Lahan dan Hutan ............................................................................... 1

B. Keanekaragaman Hayati ................................................................... 7

C. Air ..................................................................................................... 10

D. Udara ................................................................................................. 11

E. Laut, Pesisir dan Pantai ...................................................................... 12

F. Iklim .................................................................................................. 16

G. Bencana Alam ................................................................................... 17

BAB II. TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

A. Kependudukan .................................................................................. 18

B. Permukiman ....................................................................................... 19

C. Kesehatan ......................................................................................... 20

D. Pertanian ........................................................................................... 23

E. Industri .............................................................................................. 27

F. Pertambangan .................................................................................... 28

G. Energi ................................................................................................ 28

H. Transportasi ....................................................................................... 38

I. Pariwisata .......................................................................................... 30

J. Limbah B3 ........................................................................................ 32

BAB III. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

A. Rehabilitasi Lingkungan ................................................................... 33

B. Pengawasan AMDAL ...................................................................... 33

C. Penegakan Hukum ............................................................................ 34

D. Peran Serta Masyarakat ..................................................................... 35

E. Kelembagaan ..................................................................................... 36

Page 4: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

iv

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keanekaragaman Jenis Fauna di Sekitar Kawasan Kars Pangkalan ............... 8

1.2 Luasan Daerah Pesisir ..................................................................................... 13

1.3 Hasil Analisis Komposisi Tanah di Pesisir Karawang Tahun 2008 ............... 13

2.1 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Karawang Tahun 2008 .................... 21

2.2 Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Karawang Tahun 2010 ........................... 22

Page 5: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

v

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Peta Wilayah Kabupaten Karawang ................................................................ 2

1.2 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2010 ................................ 4

1.3 Grafik Perbandingan Luas Lahan Kritis Tahun 2005-2010 ............................ 5

1.4 Luasan Lahan Kritis (Ha) Tahun 2010 ............................................................ 6

1.5 Sungai Besar dan Saluran Irigasi Besar .......................................................... 11

1.6 Grafik Rata-rata Curah Hujan Tahun 2012 ..................................................... 16

2.1 Grafik Kepadatan Penduduk per Kecamatan Tahun 2012 .............................. 19

2.2 Grafik Perkiraan Emisi CH4 dari Pertanian Tahun 2012 (Ton/Tahun) ........... 26

2.2 Grafik Perkiraan Emisi CH4 dari Peternakan Tahun 2012 (Ton/Tahun) ........ 26

2.3 Jumlah Industri Tahun 2009 ............................................................................ 27

3.1 Grafik Jumlah Anggaran Lingkungan Hidup Tahun 2006-2010 .................... 37

3.2 Persentase Jumlah Pegawai BPLH Tahun 2010 menurut Tingkat Pendidikan 37

Page 6: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

1

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

BAB I

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP

DAN KECENDERUNGANNYA

A. Lahan dan Hutan

Kabupaten Karawang berada dibagian utara Propinsi Jawa Barat yang secara

geografis terletak antara 107º02` - 107º40` Bujur Timur dan 5º56` - 6º34` Lintang Selatan.

Secara administratif, dapat dilihat pada Gambar 1.1, Karawang mempunyai batas-batas

wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara batas alam yaitu Laut Jawa

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang

- Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bekasi

Dengan luas wilayah 1.753,27 km2 atau 3,73 persen dari luas Propinsi Jawa Barat,

Karawang merupakan salah satu daerah yang memiliki lahan subur di Jawa Barat, sehingga

sebagian besar lahannya digunakan untuk pertanian.

Luas seluruh Lahan di Kabupaten Karawang adalah 175.327 Ha dengan perincian

sebagai berikut; Lahan Sawah seluas 97.529 Ha dan Lahan Kering seluas 77.798 Ha. Dari

jumlah tersebut sebesar 28,33 persen digunakan untuk Bangunan dan halaman sekitarnya.

Bentuk tanah di Kabupaten Karawang sebagian besar berbentuk dataran yang relatif

rata dengan variasi antara 0 - 5 m diatas permukaan laut. Hanya sebagian kecil wilayah

yang bergelombang dan berbukit–bukit dengan ketinggian antara 0 – 1200 m permukaan

laut.

Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar tertutup dataran pantai yang luas, yang

terhampar di bagian pantai Utara dan merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh

bahan-bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik.

Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen,

sedang di bagian Selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m

diatas permukaan laut (BPS, 2013).

Page 7: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

2

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Karawang

Page 8: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

3

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Dalam konteks RTRW Provinsi Jawa Barat sebagaimana ditetapkan dengan

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 3 Tahun 1994, arah pengembangan Sistem Pusat-

pusat permukiman, dimana menyebutkan Karawang terletak pada wilayah utama dalam

Wilayah Pengembangan Tengah I meliputi Kota Hierarki II A Cikampek, Kota Hierarki III

A Karawang, Kota Hierarki IV A Rengasdengklok. Sedangkan pengembangan Kawasan

Tertentu, meliputi: (1) klasifikasi kawasan andalan Jawa Barat yang berkenaan dengan

Kabupaten Karawang yaitu Kawasan Andalan Industri, Kawasan Andalan Permukiman,

Kawasan Andalan sekitar jalur perhubungan (dilewati jaringan jalan tol), Kawasan

Andalan Lahan Basah pada jalur Pantura. (2) Kawasan Kritis yang secara potensial

merupakan kawasan banjir Jawa Barat bagian utara, lahan kritis di sekitar DAS Citarum

serta titik-titik lokasi penambangan dan penggalian. Dengan adanya rencana pembangunan

pelabuhan internasional Cilamaya seperti yang tertuang dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat

Tahun 2005-2025 memungkinkan Kabupaten Karawang sebagai salah satu pusat kegiatan

nasional (PKN) karena sesuai dengan fungsinya Pelabuhan internasional

Berdasarkan RTRW Kabupaten Karawang, pemanfaatan ruang dapat dijelaskan

sebagai berikut: (1) Kawasan Lindung meliputi kawasan hutan lindung yang terletak di

bagian selatan (kecamatan pangkalan) merupakan kesatuan kawasan hutan lindung dengan

Kabupaten Purwakarta dan Cianjur; Kawasan Hutan Bakau terletak di bagian utara

(Kecamatan Cibuaya dan Tirtajaya) merupakan kawasan hutan bakau; Kawasan

perlindungan setempat dibagi menjadi sempadan pantai di bagian utara tepi Laut Jawa dan

sempadan sungai pada sungai Citarum, Sungai Cibeet, Saluran Irigasi Tarum Barat, Tarum

Utara dan Tarum Timur. (2) Kawasan Budidaya Pertanian meliputi sebagian besar

merupakan pertanian tanaman lahan basah, perikanan tambak di wilayah pesisir pantai,

hutan produksi di wilayah selatan sebagai penyangga hutan lindung serta pertanian lahan

kering yang relatif berpeluang mengalami pergeseran fungsi. (3) Kawasan Budidaya Non

Pertanian meliputi daerah industri berupa Kawasan industri dan Zona Indusri dengan

lokasi pengembangan Karawang, Klari, Rengasdengklok, Telukjambe, Cikampek,

Ciampel, Pangkalan; Kawasan Permukiman dengan koridor pengembangan di bagian

tengah meliputi Karawang-Cikampek-Pangkalan, Telukjambe-Jatisari-Ciampel, Klari-

Tirtamulya (RPJPD Kabupaten Karawang 2005-2025).

Page 9: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

4

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Untuk gambaran kondisi dari penggunaan lahan secara umum dan hutan khususnya

yang menjadi penyeimbang di Kabupaten Karawang saat ini akan dapat dilihat dalam

uraian di bawah ini.

1. Luas Wilayah menurut Penggunaan Lahan/ Tutupan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Karawang menurut penggolongan berdasarkan kriteria

“Non-Pertanian”, “Sawah”, “Lahan Kering”, “Perkebunan”, “Hutan” dan “Lainnya” sesuai dengan

data pada Buku Data: Tabel SD-1 dan diilustrasikan pada Gambar 1.2 adalah sebagai berikut:

a. Tutupan lahan paling besar adalah untuk sawah yang pada tahun 2013 ini mencapai lebih dari

50% luas Kabupaten Karawang yakni sebesar 97 Ha.

b. Penggunaan lahan untuk sawah yang terbesar terdapat di Kecamatan Tempuran yang berada di

daerah pesisir pantai utara, sebesar 6,4 Ha. Adapun penggunaan lahan untuk sawah yang

terkecil terdapat di Kecamatan Cikampek.

c. Besar lahan kering sebesar 2,7 Ha yang terdiri dari ladang huma, padang penggembalaan, dan

sementara tidak diusahakan. Jumlah sebesar ini patut menjadi perhatian Pemerintah untuk

pengelolaannya.

Gambar 1.2 Luas Wilayah menurut Penggunaan Lahan Tahun 2013

2. Luas Kawasan Hutan menurut Fungsi/ Statusnya

Kawasan hutan di Kabupaten Karawang yang dikategorikan menurut penggolongan

fungsi/statusnya yakni “Kawasan Konservasi”, “Hutan Lindung”, dan “Hutan Produksi” sesuai

Page 10: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

5

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

dengan data dari Perum Perhutani Unit III KPH Purwakarta tahun 2008 s.d. 2011 pada Buku Data:

Tabel SD-2 dengan analisis sebagai berikut:

a. Telah terjadi peningkatan luasan hutan lindung dari sebesar 567 Ha.

b. Terjadi peningkatan luasan hutan produksi terbatas sebesar 183 Ha.

c. Terjadi peningkatan luasan hutan produksi konservasi sebesar 384 Ha.

d. Secara total, terjadi peningkatan luasan kawasan hutan dalam waktu empat tahun ini sebesar

1.134 Ha (5,02% dari tahun 2008).

3. Luas Tutupan Lahan dalam Kawasan Hutan

Sesuai data pada Buku Data: Tabel SD-4, tutupan lahan dalam kawasan hutan tersebar pada

kawasan hutan tetap yakni hutan lindung, hutan produksi terbatas, dan hutan produksi, dengan

luasan total 23.716 Ha.

Hutan lindung hanya berada di 5 (lima) kecamatan yakni Batujaya, Cibuaya, Batujaya,

Pakisjaya, Tirtajaya, dan Cilamaya. Hutan lindung terluas berada di Kecamatan Tirtajaya seluas

3.579 Ha. Sedangkan hutan produksi terluas adalah di Kecamatan Tegalwaru yakni seluas 5.294

Ha.

4. Luas Lahan Kritis

Jumlah total lahan kritis di Kabupaten Karawang mengalami penurunan yang cukup berarti

selama tahun 2005 hingga 2010, yakni 5.474 Ha. Perbandingan luas lahan kritis tahun 2005 s.d.

2010, seperti terlihat pada Buku Data: Tabel SD-5 dan Gambar 1.3 berikut:

Gambar 1.3 Grafik Perbandingan Luas Lahan Kritis Tahun 2005- 2010

Page 11: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

6

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Analisis lahan kritis pada tahun 2010 berdasarkan Buku Data: Tabel SD-5 adalah sebagai

berikut:

a. Lahan kritis di Kabupaten Karawang tersebar di 14 (empat belas) kecamatan. Urutan dari

yang paling besar yakni kecamatan: Pakisjaya (1.572 Ha), Ciampel, Tegalwaru, Batujaya,

Tirtajaya, Cilamaya Wetan, Pedes, Telukjambe Timur, Tempuran, Telukjambe Barat,

Cibuaya, Cilebar, Pangkalan, dan Cilamaya Kulon (92 Ha).

b. Selama kurun waktu 2005 sampai 2010 di Kecamatan Tegalwaru terjadi penurunan luas

lahan kritis yang besar, yakni hingga 2.036 Ha.

Gambar 1.4 Luasan Lahan Kritis (Ha) Tahun 2010

Selain itu, BPLH Kabupaten Karawang telah melakukan kajian terhadap status kerusakan

lahan dan tanah pada tahun 2012 dan 2013 dengan hasil sebagai berikut:

1. Status Kerusakan Lahan dan Tanah di Kecamatan Pangkalan

Beberapa parameter melebihi ambang kritis untuk parameter sifat fisik tanah (lokasi

perkebunan Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan), yaitu parameter porositas total

(hasil ukur: 24,45 %, ambang Kritis 30% < x < 70%), dan derajat pelulusan air (hasil

ukur: 10,5; Ambang Kritis 0.7 < x < 8 cm/jam). Sementara itu berdasarkan hasil uji

sifat kimia tanah (lokasi pertanian penduduk/persawahan), Desa Tamanmekar,

Kecamatan Pangkalan, parameter pH, derajat keasamannya relative rendah, yaitu 7.89

(kondisi netral 6.7 - 7.3).

2. Status Kerusakan Lahan dan Tanah di Kecamatan Klari dan Kecamatan Karawang Timur

Status kerusakan tanah berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi tanah di

Kecamatan Klari (Desa Anggadita dan Desa Gintungkerta) dan Kecamatan Karawang

Page 12: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

7

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Timur (Desa Adiarsa Timur dan Desa Warungbambu) termasuk pada kategori Rusak

Ringan.

5. Luas Kerusakan Hutan

Data kerusakan hutan selama tahun 2011, terjadi kerusakan sebagian kawasan hutan di

Kabupaten Karawang yang disebabkan oleh kebakaran hutan sebesar 27,20 Ha dan penebangan liar

sebesar 0,20 Ha, seperti terlihat pada Buku Data: Tabel SD-6.

6. Luas Konversi Hutan

Data konversi hutan sampai saat ini, telah terjadi konversi hutan atas nama PT. Atlasindo

sebesar 14 Ha, seperti terlihat pada Buku Data: Tabel SD-7.

B. Keanekaragaman Hayati

Kondisi alam Kabupaten Karawang, mendukung bagi berkembangbiaknya berbagai jenis

hewan dan tumbuhan perlu untuk dijaga kelestarian alamnya. Seperti terlihat pada Buku Data:

Tabel SD-9, bahwa terdapat 537 jenis hewan yang dilindungi dan 43 jenis tumbuhan yang

dilindungi. Beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang dilindungi tersebut tercantum pada Buku

Data: Tabel SD-10.

1. Flora yang Ada di Karawang

Kabupaten Karawang memiliki wilayah yang cukup luas, dengan topografi yang beraneka

ragam, termasuk memiliki jenis flora yang khas. Tentang flora khas tersebut, Bina

Kependudukan dan Lingkungan Hidup Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

tahun 1993/1994 menetapkan bahwa Jambu Air Cingcalo (Syzuim aquem) sebagai flora khas

Daerah Kabupaten Karawang.

Selain jambu air Cingcalo, ditetapkan jenis species pohon lainnya yang merupakan ciri

khas Kabupaten Karawang yaitu pohon buah kawista. Jenis pohon ini dinyatakan sebagai

flora yang sudah langka sehingga perlu dijaga kelestariannya.

Segmen Kars Pangkalan merupakan kawasan hutan tanaman, yang jenisnya dikuasai jati

(Tectona grandis). Pada saat ini hutan terancam gundul karena tanaman jenis fancy-wood

tersebut dijarah oleh masyarakat. Sebagian besar hutan yang telah rusak tersebut dimanfaatkan

Page 13: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

8

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

oleh penduduk untuk berkebun. Beberapa jenis tumbuhan yang relatif tidak terganggu di

antaranya adalah beringin (Ficus benfamina).

Selain tanaman jati masih terdapat satu jenis tumbuhan yang kayunya dapat

digunakan untuk bahan bangunan, yaitu kinyere (Bridelia monica). Sedangkan tumbuhan

yang dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar antara lain tangkolok (Kleinhovia hosita), kiara

(Ficus annulata), kedoya (Dvsoxvlum sp.), kesambi (Schleichera oleosa) juga untuk bahan

pembuatan arang, petal-hutan (Albizia trocera), dan seserehan (Pter aduncum).

Beberapa jenis tumbuhan di segmen Kars Pangkalan yang berpotensi sebagai obat antara

lain Chromolaena odorata dan Polvqala paniculata. Sedangkan kelompok bambu yang

berada di daerah ini di antaranya adalah bambu tali (Giqantochloa apus) dan bambu-gombong

(Dendrocalamus aspen).

2. Fauna yang Ada di Karawang

Jenis fauna khas Kabupaten Karawang yang telah ditetapkan Kabupaten Karawang yaitu

Ayam Ciparage (Gallus-gallus) sebagai fauna khas Daerah Kabupaten Karawang oleh Bina

Kependudukan dan Lingkungan Hidup Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

tahun 1993/1994.

Meskipun dalam jumlahnya sedikit, temyata beberapa jenis ikan asli sungai Citarum

masih ditemukan seperti lempuk (Callichrous bimacuiatus), seven (Cvclocheilichtvs sp.),

sengal (Owtosterrnum platvdoqon), balidra (Notwterus chitala), dan ikan betutu.

Burung walet (Aerodramus fuciphaqus) merupakan fauna yang menghuni 11 gua dari

sekitar 32 gua di segmen Kars Pangkalan. Selain populasi burung walet terdapat beberapa

fauna lain yang habitatnya di dalam dan di sekitar segmen Kars Pangkalan di antaranya

terdapat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Keanekaragaman Jenis Fauna di Sekitar Kawasan Kars Pangkalan

No Nama Lokasi Nama Ilmiah Keterangan

1 Kutilang Pycnonotus goiavier Jenis burung dengan populasi cukup banyak

2 Tekukur Streptopelia

chinensis

Populasinya cukup banyak dan meningkat yang

berhabitat di kawasan terbuka menunjukkan semakin

banyak kebun yang dibuka di wilayah hutan

Page 14: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

9

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

No Nama Lokasi Nama Ilmiah Keterangan

3 Perkutut Geopelia striata Populasi cukup banyak dan meningkat yang berada di

kawasan terbuka

4 Gelatik-jawa Padda oryzivora Jenis burung pemakan padi-padian yang telah

mengalami kepunahan dari kawasan Kars Pangkalan

karena jenis burung ini diperdagangkan dan diekspor

ke luar negeri

5 Manyar jambul Ploceus manyar Populasi burung telah mengalami kepunahan

6 Bondol-haji Lonchura maja Populasi telah mengalami kepunahan

7 Bondol-jawa Lonchura Populasi telah mengalami kepunahan

8 Elang-brontok Haliastur indus Jenis burung dengan populasi yang masih dapat

dijumpai disebabkan oleh banyaknya ikan di S.

Cibeet

9 Cekakak-sungai Todirhampus sanctus Burung langka yang bertahan di sekitar hutan kars

10 Burung puyuh Tumix suscitator Populasinya masih dijumpai karena jenis ini dapat

bertahan hidup dengan cara bersembunyi di dalam

rumpun semak

11 Babi hutan Sus scrofa Populasinya masih ditemukan di sekitar kawasan

Kars Pangkalan

12 Monyet-warek Macaca fascicularis Di Kars Pangkalan adalah binatang yang potensial

menjadi hama pertanian, kelompoknya tinggal di

pepohonan yang tinggi dan populasinya relatif sedikit

yang berada di dalam hutan yang tersisa

13 Bajing kalapa Callosciurus notatus Keberadaannya mengikuti perkembangan lahan

pertanian, masih dapat dijumpai dengan populasi

yang sangat rendah, populasinya menjadi lebih kecil

lagi karena binatang pengerat ini diburu oleh manusia

untuk diambil dagingnya

14 Trenggiling Mans javanicus Merupakan hewan pemakan semut, keberadaannya

masih dapat dijumpai di segmen Kars Pangkalan

15 Landak Hystrix javanica Populasinya masih ditemukan di sekitar kawasan

Kars Pangakalan di tempat yang tidak terganggu

16 Musang Paradoxurus

hermaproditus

Populasinya terbatas dan semakin menurun

disebabkan ketersediaan pakan yang semakin sedikit

17 Kancil Tragulus javanicus Populasinya sudah hampir mengalami kepunahan

18 Meong-cangkok Feiis bengalensis Satwa ini masih sedikit dijumpai di Gunung

Sanggabuana tidak jauh dari Kars Pangkalan

19 Herpeto-fauna Naja sputatrix Seperti ular kobra, jenis ini masih ditemukan di

sekitar kawasan Kars Pangkalan

20 Ular-gibug/

ular tanah

Callooselesma,

rhodostoma atau

Angkistrodon

rhodostoma

Satwa ini masih ditemukan di sekitar kawasan Kars

Pangkalan dan merupakan hewan pemangsa tikus

Page 15: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

10

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

No Nama Lokasi Nama Ilmiah Keterangan

21 Ular-sanca Phyton reticulates Satwa jenis ini masih ditemukan dan merupakan

hewan pemangsa tikus karena populasi tikus yang

banyak terdukung oleh luasnya lahan sawah di sekitar

Kars Pangkalan

22 Biawak berukuran

besar

Varanus salvator Jenis satwa ini masih banyak ditemukan di kawasan

hutan Kars Pangkalan dan kehadiran satwa ini

menunjukan daur pakan di kawasan Kars Pangkalan

masih berjalan

Keterangan : Laporan hasil penelitian oleh Amiruddin & H. Samodra

Sumber : Pusat Survei Geologi Badan Geologi

3. Ekosistem Lahan Basah

Jenis-jenis bakau/ mangrove yang ada di Kabupaten Karawang meliputi Rhizophora

adiculata, Rhizophora mucronata, Avicenia marina, Sonneratia alba dan Lumnitzera

racemoza serta vegetasi hutan lainnya yakni Dolichandrone soatacea, Acrostichum

aurecum dan Acanthus ilicifoleus.

Jenis-jenis komunitas terumbu karang yang ada di Kabupaten Karawang adalah Pontes,

Acropora dan Sponge. Beberapa jenis ikan hias hidup di daerah ini seperti ikan anjel (Angelfish)

dan ikan kupu-kupu (Butterfly Fish).

C. Air

Kabupaten Karawang dilalui oleh aliran sungai yang melandai ke Utara arah Sungai

Citarum dan merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi,

sedangkan Sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Terdapat

4 (empat) buah sungai besar yaitu: Sungai Citarum, Sungai Cilamaya, Sungai Cikaranggelam dan

Sungai Cibeet, di mana keempat sungai tersebut digunakan sebagai badan air penerima buangan

oleh beberapa perusahaan/industri yang berada di sekitarnya. Untuk dimensi semua sungai, belum

ada data yang tersedia (Buku Data: Tabel SD-11).

Selain sungai, terdapat juga 3 saluran irigasi yang besar yaitu Saluran Induk Tarum Utara,

Saluran Induk Tarum Tengah dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan

sawah, tambak dan Pembangkit Tenaga Listrik. Panjang Saluran Pembuang dari irigasi adalah

600.850 m (± 600 km) dengan volume air yang bisa disalurkan ± 9,5 juta m3.

Page 16: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

11

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Gambar 1.5 Sungai Besar dan Saluran Irigasi Besar

Kabupaten Karawang juga mempunyai sumber daya air lain dalam bentuk Situ/ Embung.

Dari Buku Data: Tabel SD-12, terdapat 33 (tiga puluh tiga) situ yang menempati luasan areal total

537 Ha dengan potensi volume air total sebanyak lebih dari 61,5 juta m3.

D. Udara

Pada umumnya sektor transportasi memberikan tekanan yang lebih besar terhadap

pencemaran udara yaitu sekitar 60%-70% dibandingkan sektor industri yang berupa gas

buang dari cerobong yang hanya mencapai 10%-15%, sedangkan sisanya berasal dari

sumber pembakaran lain, misal rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan dan

lain-lain.

Jenis parameter pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara ambien menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 meliputi: Sulfur dioksida (SO2), Karbon

Page 17: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

12

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Ozon (O3), Hidrokarbon (HC), PM 10, Partikel

debu (PM 2,5), TSP (debu), Pb (timah hitam).

Data yang ditampilkan dalam Buku Data: Tabel SD-16 merupakan data primer kondisi

kualitas udara ambient hasil pengukuran yang dilakukan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Kabupaten Karawang pada tahun 2011 di 26 (dua puluh enam) lokasi. Hasil pengukuran

menunjukkan semua parameter masih di bawah baku mutu, namun ada satu parameter di satu

lokasi yang berada di atas baku mutu, yaitu Debu di Desa Tamansari (pembakaran kapur).

Hal ini disebabkan lokasi, wilayah tersebut merupakan tempat pembakaran kapur yang sudah

ada sejak 30 tahunan yang lalu. Artinya, wilayah tersebut harus di kaji lebih lanjut, bagaimana

dengan pola penyakit yang diderita masyarakat selama ini.

E. Laut, Pantai, dan Pesisir

Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar tertutup dataran pantai yang luas,

yang terhampar di bagian pantai Utara dan merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh

bahan-bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik.

Kondisi sumber daya pesisir sesuai dengan kewenangannya, seperti pada Tabel 1.2,

Kabupaten Karawang memiliki panjang pantai 73,65 km dan luas pesisir 20.481 Ha yang

merupakan sumber daya bagi perikanan tangkap dan ekosistem (hutan bakau). Secara administratif

kawasan pesisir di Kabupaten Karawang tersebar di 19 Desa dari 9 Kecamatan yang meliputi

Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya, Pedes, Cilebar, Tempuran, Cilamaya Kulon

dan Cilamaya Wetan.

Tekstur tanah di pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar tergolong kelas pasir

berlempung, sehingga rentan abrasi, karena ukuran partikelnya yang kecil mudah terbawa oleh arus

laut (Tabel 1.3). Hanya sebagian kecil daerah yang memiliki tekstur berkelas pasir, yakni Pantai

Pakisjaya, sehingga Pantai Pakisjaya ini lebih tahan abrasi (pengikisan), namun sebaliknya sering

terjadi akresi (pendangkalan).

Page 18: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

13

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Tabel 1.2 Luasan Daerah Pesisir

No. Kecamatan Desa Luas Desa (Ha) Panjang Garis

Pantai (km)

1. Pakisjaya Tanjungpakis 1.828 11,25

2. Batujaya Segarjaya 1.626 2,25

3. Tirtajaya Tambaksari 2.475 6

4. Cibuaya Sedari 2.518 12

Cemarajaya 1.031 8

5. Pedes Sungaibuntu 996 4,5

6. Cilebar Pusakajaya Utara 866 6,3

Mekarpohaci 872 2,25

7. Tempuran Tanjungjaya 1.008 1,7

Sumberjaya 686 0,6

Cikuntul 547 0,8

Tempuran 479 1

Ciparagejaya 480 2,5

8. Cilamaya Kulon Pasirjaya 862 0,9

Sukajaya 620 3,6

9. Cilamaya Wetan Sukakerta 732 1

Rawagempol Kulon 548 1,7

Muara baru 738 4,5

Muara 1.569 2,8

Jumlah 20.481 73,65

Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan, Peternakan Kabupaten Karawang, 2008

Tabel 1.3 Hasil Analisis Komposisi Tanah di Pesisir Karawang Tahun 2008

No. Pantai Pasir (%) Debu (%) Liat (%) Kelas Tekstur

1 Pakisjaya 94,95 0,32 4,74 Pasir

2 Cibuaya 82,73 5,82 11,45 Pasir berlempung

3 Cilebar 87,29 2,55 10,16 Pasir berlempung

4 Cilamaya Kulon 81,29 4,74 13,96 Pasir berlempung

Sumber: Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang, 2008

Page 19: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

14

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Sebagian besar tekstur tanah di pantai Kabupaten Karawang, tersusun dari sedimen lumpur

yang mempunyai ukuran partikel paling kecil, yakni <2μm. Hanya sebagian kecil daerah yang

memiliki struktur pasir atau lanau (ukuran partikel >2μm), yaitu sebagian Kecamatan Pakisjaya dan

sebagian Kecamatan Cilamaya Wetan. Semakin kecil ukuran partikel tanah semakin mudah pula

terbawa oleh arus laut. Hal ini terbukti bahwa daerah-daerah pesisir di Kecamatan Cibuaya, Pedes,

Cilebar dan Tempuran yang memiliki tekstur tanah bersedimen lumpur memiliki tingkat abrasi

yang lebih tinggi dibandingkan pantai lainnya.

Jika dilihat dari bentuk topografi setiap lokasi pantai, hanya Pantai Pakisjaya saja yang

mengindikasikan bentuk pantai yang relatif tahan terhadap abrasi. Terbukti dari bentuk

topografinya yang masih memperlihatkan bentuk yang menanjak dari bibir pantai ke daratan dan

tidak memperlihatkan adanya indikasi bekas kikisan abrasi.

Lain halnya dengan Pantai Cibuaya, Cilebar dan Cilamaya Kulon. Ketiga pantai tersebut

memperlihatkan bentuk topografi yang menurun dan cenderung terlihat datar. Ini membuktikan

bahwa pantai-pantai tersebut telah terkena dampak abrasi, sehingga sebagian sedimen pantainya

hilang terkikis ombak.

Di kawasan pesisir dan laut Kabupaten Karawang terdapat banyak sumber daya alam yang

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, di antaranya sumber daya hutan mangrove, sumber daya

terumbu karang, sumber daya perikanan laut dan sumber daya perikanan tambak.

1. Sumber Daya Terumbu Karang

Ekosistem terumbu karang adalah lingkungan hidup di dasar laut yang komunitasnya

didominasi oleh karang batu, di mana kehidupan di dalam komunitas ini saling berkaitan. Terumbu

karang merupakan struktur kehidupan yang terbentuk dari koloni ribuan hewan kecil halus yang

disebut polip karang yang hidup bersimbiosis dengan tumbuhan mikroalgae yang dinamakan

Zooxhantella yang berfotosintesis dan menghasilkan sisa metabolisme berupa substrat kapur

kalsium karbonat secara stabil dan terus-menerus.

Laju pertumbuhan terumbu karang tergolong sangat lambat sekitar 1-6 cm/tahun. Terumbu

karang tersebar di perairan tropis antara 30°LS-30°LU pada suhu perairan hangat sekitar 18-34°C

(optimalnya 26-30°C) dengan dasar keras, berarus, memiliki derajat keasaman normal, salinitas

tinggi 32-35‰ dan kecerahan atau kejernihan tinggi.

Jenis terumbu karang sangat banyak sekali, di antaranya Porifera, Acropora, Millepora,

Heliopora, Halimeda, Coelenterata, Bryozoa, Tunicata, dan lain-lain. Berdasarkan sifat

kekerasannya, terumbu karang terbagi menjadi terumbu karang keras (coral massive), agak keras

(coral submassive) dan lunak (soft coral). Sedangkan berdasarkan karakteristiknya, biota terumbu

Page 20: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

15

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

karang ada yang berenda (lace coral), bercabang (coral branching), berongga (sponge, ascidian),

bertanduk (gorgonian), berbentuk lembaran (acropora tabulate), berbentuk jari (acropora

digitate), berbentuk seperti kerak (coral encrusting), dan masih banyak lagi.

Potensi terumbu karang di Kabupaten Karawang tergolong kecil. Yang masih bisa diamati

adalah terumbu karang di lepas pantai Pasir Putih dan pantai Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya

Kulon serta pantai Ciparage Kecamatan Tempuran. Dapat dilihat data pada Buku Data: Tabel SD-

19, bahwa luas terumbu karang diperkirakan sebesar 2.091 Ha di mana lebih dari separuh luasan

kondisinya sudah rusak. Potensi terumbu karang ini terletak pada jarak kurang lebih 2-4 mil laut

dan kedalaman 3-8 meter. Jenis terumbu karang yang dijumpai di daerah ini adalah Acropora dan

Porifera (sponge) yang membentuk gugusan gosong terumbu karang (patch reef).

2. Sumberdaya Hutan Mangrove

Mangrove (bakau, api-api dan sejenisnya) adalah vegetasi khas di daerah pesisir pantai.

Jenis-jenis tumbuhan mangrove yang ada di Kabupaten Karawang adalah Rhizopora apicullata,

Rhizopora mucronata, Avicennia marina, Sonneratia alba, Lumnitzera racemoza, Pinus merkusii,

Cocos nucifera, Dolichandrone spathacea, Acrostichum aurecum dan Acanthus ilicifoleus.

Mangrove adalah vegetasi tropis yang sangat berperan dalam menjaga pantai dari abrasi dan

akresi. Akar mangrove mempunyai andil besar dalam memperkuat kestabilan volume sedimen

pantai, sehingga volumenya tidak berkurang ataupun bertambah. Mangrove bukan hanya penting

sebagai pencegah abrasi dan akresi, tetapi juga merupakan ekosistem yang sangat penting bagi

sumber daya hayati perairan estuari dan perairan laut. Organisme pesisir dan laut menggunakan

mangrove sebagai tempat penetasan (spawning area) dan tempat pertumbuhan (nursery area)

untuk anak-anak (juvenile) mereka sehingga keberadaan ekosistem mangrove sangat penting bagi

kelestarian sumber daya hayati laut itu sendiri.

Mangrove dapat tumbuh subur di wilayah pesisir Karawang. Wilayah pesisir Karawang

memiliki banyak muara sungai, sehingga memiliki karakteristik sedimen pantai berlumpur-pasir.

Perairan yang kaya unsur hara dari aliran muara sungai dan substrat yang berpasir-lumpur ini

merupakan kondisi lingkungan yang mendukung untuk tumbuh suburnya vegetasi mangrove.

Hutan mangrove di Kabupaten Karawang tersebar di 9 (sembilan) kecamatan, yaitu

Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya, Pedes, Cilebar, Tempuran, Cilamaya Kulon

dan Cilamaya Wetan. Mengingat mangrove lebih cocok tumbuh di tanah yang berpasir-lumpur,

khusus di daerah Pakisjaya yang struktur tanahnya hanya berpasir dan tidak berlumpur, vegetasi

didominasi oleh tanaman pakis atau Pinus merkusii, bukan oleh tanaman mangrove. Untuk data

luasan dan kerapatannya pada tahun 2011, dapat dilihat pada Buku Data: Tabel SD-21.

Page 21: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

16

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

F. Iklim

Sesuai dengan bentuk morfologinya Kabupaten Karawang terdiri dari dataran rendah

yang mempunyai temperatur udara rata-rata 270C dengan tekanan udara rata-rata 0,01

milibar, penyinaran matahari 66 persen dan kelembaban nisbi 80 persen. Curah hujan

tahunan berkisar antara 1.100 - 3.200 mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup

angin Muson Laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin Muson Tenggara. Kecepatan angin

antara 30 - 35 km/jam, lamanya tiupan rata-rata 5 - 7 jam.

Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan georografhi

dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan sangat beragam

menurut bulan. Catatan rata-rata curah hujan di Kabupaten Karawang selama tahun 2012

mencapai 1.521 mm dengan rata-rata curah hujan per bulan sebesar 131 mm, lebih rendah

jika dibandingkan dengan rata-rata curah hujan pada tahun 2010 yang mencapai 5.668 mm

dengan rata-rata curah hujan per bulannya mencapai 463,83 mm.

Pada tahun 2012 rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu rata-

rata mencapai 3.513 mm, dan yang terendah terjadi di Agustus yaitu secara rata-rata hanya

40 mm.

Berdasarkan data curah hujan pada Januari-Oktober 2009, (Buku Data: Tabel SD-22), bulan

Januari merupakan bulan yang tingkat curah hujannya tertinggi yaitu 479 mm, sedangkan tingkat

curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus 2009.

Gambar 1.6 Grafik Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan Tahun 2012

Page 22: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

17

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

G. Bencana Alam

Suatu kejadian alam dikatakan sebagai bencana apabila mengakibatkan korban dan

penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana, prasarana,

dan utilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan masyarakat.

Karakteristik lahan yang berada di Kabupaten Karawang sebagian besar berupa lahan

persawahan yang mencapai lebih dari 50% luasan total, menjadi salah satu alasan sering terjadinya

banjir dan kekeringan. Pada saat musim hujan air berlimpah, namun kondisi tanah yang berupa

persawahan yang ditunjang oleh kontur tanah yang datar menyebabkan air mudah tergenang.

Sedangkan pada musim kemarau, cadangan air tidak tersedia. Hal inilah yang menyebabkan

daerah-daerah yang sebagian besar daerahnya berupa lahan persawahan sekaligus kerap mengalami

bencana banjir dan kekeringan.

1. Bencana Banjir

Bencana banjir terjadi di Karawang pada tahun 2012 melanda 8 (delapan) wilayah

kecamatan sebagaimana dapat dilihat pada Buku Data: Tabel BA-1. Total area yang terendam

seluas 8.802 Ha. Selain disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi, juga disebabkan

meluapnya Sungai Citarum dan Cibeet.

2. Kekeringan

Dengan semakin berkurangnya jumlah areal yang ditutupi oleh vegetasi yang dapat

menyerap air, kualitas sumber daya tanah untuk konservasi air menurun. Pada musim kemarau,

cadangan sumber air tanah menjadi berkurang dan lama-kelamaan bisa terjadi kekeringan.

Beberapa daerah di Kabupaten Karawang mengalami kekeringan pada saat musim kemarau

panjang. Kekeringan terjadi di 11 wilayah kecamatan. Hal tersebut mengakibatkan padi gagal

panen seluas 18.743 Ha.

Page 23: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

18

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

BAB II

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

A. Kependudukan

1. Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Karawang mencapai 2.207.181 jiwa.

Ini angka yang didapat dari hasil proyeksi dan angka tersebut masih sementara. Penduduk

laki-laki pada tahun 2012 berjumlah 1.137.818 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah

1.069.363 jiwa. Sex ratio penduduk Kabupaten Karawang adalah 106,40 yang artinya

penduduk laki-laki lebih banyak dibanding dengan penduduk perempuan, lihat Buku Data:

Tabel DE-1, Tabel DE-2, dan Tabel DE-3 (BPS, 2013).

Dengan luas Kabupaten Karawang sebesar 1.753,27 km² didapat kepadatan

penduduk per km² sebesar 1.258,89 jiwa. Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Klari

dengan jumlah penduduk sebesar 165.878 jiwa, hal ini disebabkan kecenderungan

penduduk yang bekerja memilih tempat tinggal di wilayah Kecamatan Klari karena

wilayah ini mempunyai akses ke tempat bekerja yang strategi. Kemudian disusul

Kecamatan Karawang Barat yaitu sebesar 161.226 jiwa, hal ini disebabkan karena

Kecamatan Karawang Barat sebagai pusat pemerintahan. Sedangkan jumlah penduduk

terkecil berada di Kecamatan Tegalwaru dengan jumlah penduduk 34.675 jiwa.

Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Karawang pada tahun 2012 mencapai 589.259

Rumah Tangga. Dengan Rumah Tangga tertinggi diwilayah Kecamatan Klari yaitu 44.387

Rumah Tangga, kemudian Kecamatan Karawang Barat dengan 41.975 Rumah Tangga dan

Kecamatan Telukjambe Timur dengan 32.279 Rumah Tangga.

Sampai dengan saat ini, Kabupaten Karawang memiliki 9 Kecamatan yang secara langsung

lokasinya berdekatan dengan laut dan pesisir. Jumlah penduduk yang berada di wilayah laut pesisir,

tercatat 96.877 jiwa (27.484 rumah tangga). Jumlah penduduk di pesisir terbanyak terdapat

wilayah Kecamatan Cilamaya Wetan sebanyak 25.288 jiwa, sedangkan Kecamatan Pakisjaya

adalah yang paling kecil (lihat Buku Data: Tabel DE-5).

Page 24: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

19

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Gambar 2.1 Grafik Kepadatan Penduduk per Kecamatan Tahun 2012

2. Pendidikan

Jumlah sekolah (sekolah negeri dan sekolah swasta) dari tingkat SD, SLTP sampai dengan

SLTA paling banyak berada di Kecamatan Karawang Barat yaitu berjumlah 74 unit (lihat Buku

Data: Tabel DS-5). Untuk SD, dengan jumlah sekolah total sebanyak 849 unit, Kecamatan Ciampel

dan Majalaya mempunyai sekolah SD paling sedikit, hanya 16 unit. Untuk SLTP, Kecamatan

Karawang Barat mempunyai jumlah sekolah paling banyak yaitu 7 unit, dan di Kecamatan

Purwasari masih belum punya sekolah. Sedangkan SLTA, ada beberapa kecamatan yang tidak

mempunyai sekolah SLTA, yakni di Kecamatan Cilebar, Tegalwaru, dan Majalaya. Hal ini perlu

mendapat perhatian dari Pemerintah untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan

demi pemerataan pelayanan pendidikan hingga ke daerah-daerah pelosok.

B. Permukiman

1. Rumah Tangga Miskin

Dari Buku Data: Tabel SE-1, data yang tercatat pada tahun 2010, bahwa persentase rumah

tangga miskin terbesar adalah di Kecamatan Karawang Barat (5,93% rumah tangga masuk kategori

miskin dari seluruh rumah tangga miskin), sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan

Pangkalan (sebesar 1,37%).

Page 25: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

20

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

2. Sumber Air Minum

Masyarakat Karawang menggunakan berbagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan airnya,

dapat dari ledeng, sumur, dan hujan. Untuk sumber ledeng, air ini belum dapat diakses di wilayah

Kecamatan Tegalwaru, Purwasari, Tirtamulya, Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Majalaya,

Tempuran, Jayakerta, Cilebar, dan Pakisjaya (Buku Data: Tabel SE-3).

3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang (Buku Data: Tabel SP-2 dan

SP-3), hanya sebanyak 60,44% sebagian besar warganya telah memiliki tempat buang air besar

sendiri. Jumlah paling sedikit ada di Kecamatan Batujaya, sebanyak masing-masing 12,80%.

4. Pembuangan Sampah

Dari data yang dicatat pada tahun 20012 (Buku Data: Tabel SP-4), jumlah perkiraan

timbulan sampah dari masyarakat adalah sebanyak 6.070 m3 per hari. Jumlah sebanyak ini menjadi

perhatian pemerintah untuk mengatasinya. Sementara cara pembuangan dengan ditimbun dan

dibakar banyak digunakan karena sarana angkutan sampah belum menjangkau secara merata,

padahal dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat cara pembuangan tersebut cukup merugikan

baik terhadap kesehatan masyarakat maupun kondisi lingkungan terutama udara dan tanah.

C. Kesehatan

1. Kelahiran dan Kematian

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang selama tahun 2012, tercatat jumlah

anak lahir hidup sebanyak 88.808 jiwa. Data dapat dilihat pada Buku Data: Tabel DS-6).

2. Jenis Penyakit Utama

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, tahun 2010, jenis penyakit utama yang diderita

masyarakat Kabupaten Karawang sebanyak 7 jenis, terdiri dari ISPA, influenza, diare dan

gastroenteritis, tukak lambung, batuk, hipertensi primer, dan rematik. Jumlah penderita secara

keseluruhan mencapai 544.445 orang. (Buku Data: Tabel DS-8).

Page 26: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

21

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

3. Sarana Kesehatan

a. Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling

Pada tahun 2008 jumlah puskesmas yang ada di Kabupaten Karawang ada 44 buah yang

terdiri dari 31 puskesmas tanpa perawatan dan 13 puskesmas dengan tempat perawatan (DTP).

Dengan demikian rasio puskesmas terhadap penduduk adalah 1 puskesmas untuk setiap 47.600

penduduk. Angka ini masih lebih tinggi dari standar nasional yaitu 1 puskesmas untuk 30.000

penduduk.

Jumlah puskesmas pembantu (Pustu) yang ada di Kabupaten Karawang ada 71 pustu, tetapi

tidak semua pustu berjalan karena pustu rusak berat ataupun tidak ada petugas. Sedangkan rasio

pustu terhadap puskesmas adalah 1:1,61, jadi rata-rata setiap puskesmas memiliki 1-2 buah pustu.

Jumlah kendaraan puskesmas keliling roda empat pada tahun 2008 adalah 36 buah. Rasio pusling

(puskesmas keliling) terhadap puskesmas adalah 1. Jadi hampir semua puskesmas memiliki

pusling.

Tabel 2.1 Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Karawang Tahun 2008

No. Uraian Jumlah (Unit)

A. Puskesmas 44

1 Tanpa Perawatan 31

2 DTP 13

B. Puskesmas Pembantu 72

C. Rumah Sakit 12

1 RSUD 1

2 RS Swasta 9

3 RS Bersalin 1

4 RS Ibu & Anak 1

D. Pusling & Ambulan 32

E. Posyandu 2.112

Jumlah 2.328

Sumber: Dinas Kesehatan Karawang

Page 27: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

22

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

b. Rumah Sakit

Rumah sakit yang ada di Kabupaten Karawang hingga tahun 2008 berjumlah 15 buah, yang

terdiri dari 1 rumah sakit milik Pemda (tipe B) dan 14 rumah sakit milik swasta. Jumlah tempat

tidur sebanyak 1.283 buah sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Apabila jumlah tempat tidur dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kabupaten

Karawang tahun 2009 (2.094.408 jiwa) maka satu tempat tidur melayani 1.779 penduduk. Bila

ditinjau dari rasio tempat tidur dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka makin tinggi rasio

makin sedikit fasilitas sarana yang tersedia. Standar WHO untuk jangkauan pelayanan rumah sakit

adalah 1 tempat tidur untuk 500 penduduk.

Tabel 2.2 Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Karawang Tahun 2010

No. Nama Rumah Sakit Jumlah Tempat Tidur (bed)

1 RSUD Karawang 330

2 RS Islam 73

3 RS Dewi Sri 118

4 RS Bayu Karta 129

5 RS Karya Husada 116

6 RS Saraswati 70

7 RS Proklamasi 59

8 RS Delima Asih 43

9 RS Cito 101

10 RS Aqma 60

11 RS Fikri Medika 50

12 RS Intan Barokah 55

13 RS Djoko Pramono 29

14 RS Puri Asih -

15 RS Lamaran MC 50

Jumlah 1.283

Keterangan : Jumlah tempat tidur diluar RS Puri Asih (Profil Kesehatan Kabupaten

Karawang, 1010)

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang

Page 28: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

23

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

D. Pertanian

Kabupaten Karawang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Tahun 2005-2025, mempunyai basis pembangunan pada sektor pertanian dan

industri, sebagaimana dijabarkan dalam salah satu visinya “Karawang sejahtera berbasis

pertanian dan industri”. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Karawang merupakan daerah

pertanian teknis yang subur, yang menjadi karakteristik kehidupan sosial ekonomi

masyarakat dan memberikan manfaat bagi peningkatan pendapatan serta menjamin

ketahanan pangan. Di samping itu keberadaan industri di Karawang secara eksisting

memiliki potensi untuk semakin tumbuh, baik yang berbasis sumber daya alam, maupun

yang memanfaatkan keuntungan faktor lokasi Karawang yang strategis (karena dihimpit

dua ibukota, yakni ibukota Provinsi Jawa Barat, Bandung, dan ibukota Indonesia, DKI

Jakarta).

Dengan demikian Karawang melaksanakan pembangunan melalui dua kegiatan besar

tersebut yang tentunya akan mempunyai dampak baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap kualitas lingkungan khususnya di Kabupaten Karawang. Di dalam bahasan ini akan

tergambar beberapa pengaruh dari adanya kegiatan pertanian khususnya bagi lingkungan.

1. Luas Lahan Sawah dan Hasil Produksi per Hektar

Lahan di Kabupaten Karawang dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan kering,

dimana lahan sawah dibagi menjadi lahan berpengairan teknis, setengah teknis dan

berpengairan sederhana. Sedangkan untuk lahan kering terdiri dari lahan untuk bangunan

dan halaman sekitarnya, tegal/kebun/ladang/ huma, padang rumput, tambak,

kolam/tebet/empang, lahan yang sementara tidak diusahakan, lahan untuk tanaman kayu-

kayuan dan perkebunan negara/swasta. Luas seluruh Lahan di Kabupaten Karawang adalah

175.327 Ha dengan perincian sebagai berikut; Lahan Sawah seluas 98.079 Ha dan Lahan

Kering seluas 116.125 Ha. Dari jumlah tersebut sebesar 55.94 persen digunakan untuk

Bangunan dan halaman sekitarnya.

Pada tahun 2012 produksi padi sawah dan ladang mengalami penurunan

dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 2,29 persen yaitu dari 1383,34 ton pada tahun

2011 menjadi 1351,67 ton pada tahun 2012. Sedangkan untuk luas panen, mengalami

penurunan sebesar 0,7 persen, sedang untuk produktifitas per hektar mengalami kenaikan

Page 29: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

24

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

yaitu dari 7,01 ton/Ha pada tahun 2011 menjadi 7.25 ton/Ha pada tahun 2012. Data dapat

dilihat pada Buku Data: Tabel SE-4

2. Produksi Tanaman Palawija menurut Jenis Tanaman

Untuk produktifitas tanaman palawija, diantaranya tanaman jagung dan kacang

kedelai, sesuai Buku Data: Tabel SE-5, mengalami kenaikan masing-masing sebesar 161,07

persen dan 1.876,56 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produktivitas jagung

dan kacang hijau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 71.64 persen untuk jagung

dan 236.07 persen untuk kacang hijau.

Untuk tanaman sayuran sebagian besar mengalami kenaikan, yaitu, jamur merang

sebesar 27,49 persen, kangkung sebesar 2,25 persen, terung sebesar 32,13 persen, dan

mentimun 13,94 persen. Sedangkan sayuran lainnya seperti halnya kacang panjang

mengalami penurunan produksi, yaitu sebesar 0,99 persen, petsai/sawi sebesar 58,21

persen, cabe 56,18 persen dan bayam sebesar 5,07 persen.

Tanaman Buah-buahan yang paling dominan di Kabupaten Karawang dan merata di

setiap Kecamatan adalah Mangga, Jambu biji, Jambu Air, Nangka, Pepaya dan Pisang

sedangkan buah-buahan lainnya hanya ada dibeberapa kecamatan saja. Kenaikan produksi

terjadi pada buah Jeruk, Pepaya, Salak, dan Nanas, sedangkan produksi buah-buahan

lainnya mengalami penurunan.

3. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija

Berdasarkan data dari PT. Pupuk Kujang, permintaan penggunaan untuk Kabupaten

Karawang pada 3 (tiga) jenis pupuk, yaitu urea, NPK, dan organik. Penggunaan pupuk dapat dilihat

pada Buku Data: Tabel SE-8.

4. Jumlah Hewan Ternak Menurut Jenis Ternak

Berdasarkan data pada Buku Data: Tabel SE-10, binatang ternak dari yang jumlahnya

terbanyak adalah domba, kambing, sapi potong, babi, kerbau, dan yang terkecil adalah kuda dan

sapi perah.

Page 30: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

25

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

5. Jumlah Hewan Unggas menurut Jenis Unggas

Berdasarkan data pada Buku Data: Tabel SE-11, hewan unggas dari yang jumlah

produksinya di tahun 2010 terbanyak hingga yang terkecil adalah ayam pedaging, itik, ayam

kampung dan ayam petelur.

6. Perkiraan Emisi CH4 dan CO2 dari Pertanian dan Peternakan

Perkiraan perhitungan emisi gas pertanian didasarkan pada hasil tanam tahun 2012, yaitu

sebagai berikut:

a. Dari Buku Data: Tabel SP-6, terlihat bahwa aktivitas penanaman padi di sawah mempunyai

dampak terjadinya emisi CH4, yang mana semakin luas lahan maka gas metan yang terlepas ke

udara juga semakin banyak.

b. Dengan jumlah lahan sawah 98.064 Ha, Kabupaten Karawang diperkirakan telah

menyumbangkan emisi CH4 ke atmosfer sebanyak 28.073.734 ton dari aktivitas

pertanian dalam tahun 2012.

c. Dari Buku Data: Tabel SP-8, terlihat bahwa aktivitas pertanian yang dalam hal ini khusus pada

penggunaan pupuk urea, telah berdampak pada terjadinya peningkatan emisi CH4 yang

dilepaskan ke udara. Semakin banyak konsumsi pupuk urea maka gas metan yang terlepas ke

udara juga semakin banyak.

d. Kabupaten Karawang diperkirakan telah menyumbangkan emisi CO2 ke atmosfer sebanyak

3.923 ton dari aktivitas pengguaan urea dalam tahun 2012.

e. Dari Buku Data: Tabel SP-7 dan Tabel SP-7.a., terlihat bahwa aktivitas peternakan juga

mempunyai dampak terhadap terjadinya peningkatan emisi CH4 yang dibuang ke udara, yang

mana semakin banyak jumlah binatang ternak maka gas metan yang terlepas ke udara juga

semakin banyak.

f. Kabupaten Karawang diperkirakan telah menyumbangkan emisi CH4 ke atmosfer sebanyak

1.020,76 ton dari aktivitas peternakan dalam tahun 2012, yang berasal dari 738,82 ton dari

hewan ternak dan 281,94 ton dari hewan unggas.

Page 31: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

26

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Gambar 2.1 Grafik Perkiraan Emisi CH4 dari Pertanian Tahun 2012 (Ton/Tahun)

Gambar 2.1 Grafik Perkiraan Emisi CH4 dari Peternakan Tahun 2012 (Ton/Tahun)

Page 32: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

27

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

E. Industri

Berkaitan dengan pertumbuhan sektor industri, pengembangannya diarahkan untuk tidak

mengurangi areal sawah teknis. Pengembangan diarahkan untuk mendukung dan memperkuat

pembangunan di sektor pertanian, sehingga tidak menghilangkan fungsi Karawang sebagai

lumbung padi Jawa Barat. Bahkan kebijakan pemerintah daerah diarahkan agar Kabupaten

Karawang tetap mempunyai fungsi ganda sebagai lumbung padi dan daerah pengembangan

industri.

Menurut konsep BPS, Industri dibedakan menjadi Industri Besar, Sedang, Kecil dan

Kerajinan Rumah Tangga. Pengelompokan tersebut berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu yang

mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih digolongkan Industri Besar, Industri Sedang

memiliki tenaga kerja 20–99 orang, Industri Kecil mempunyai tenaga kerja 5–19 orang, dan

Industri Kerajinan Rumah Tangga kerjanya berjumlah kurang dari 5 orang.

Berdasarkan data dari Departemen Perindustrian, pengelompokan industri didasarkan pada

jenis produksi, yaitu Logam Mesin & Rekayasa, Aneka Elektronika, Tekstil, Alat Angkut, Kimia,

Agro, Pulp & Kertas serta hasil hutan. Pada industri kecil juga dibedakan atas formal dan non

formal.

Sejak diterbitkannya Keppres Nomor 53 tahun 1989 tentang Pengembangan Kawasan

Industri, Kabupaten Karawang telah ditetapkan sebagai daerah pengembangan kawasan industri.

Jumlah industri pada sampai dengan tahun 2009 mencapai 9.409 unit, terdiri atas PMA 295 unit,

PMDN 187 unit dan non fasilitas 96 unit serta industri kecil 8.831 unit. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Buku Data: Tabel SE-12 dan SE-13.a.

Gambar 2.3 Jumlah Industri Tahun 2009

Page 33: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

28

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

F. Pertambangan

Berdasarkan data sampai dengan tahun 2011, tercatat ada 3 kegiatan pertambangan galian C

berizin seluas kurang lebih 22 Ha dengan jenis galian yaitu andesit, tanah liat, dan batu

gamping/kapur (Buku Data: Tabel SE-14).

Kegiatan pertambangan yang tidak memiliki izin resmi dari instansi terkait, karena berada di

lingkungan masyarakat yang sudah turun-temurun mengusahakan tambang batu kapur dan pasir

sebesar 40 Ha.

G. Energi

Berdasarkan data dari Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat Cabang Pelayanan Wilayah

Kabupaten Karawang tahun 2011, terdapat 522.515 unit kendaraan bermotor (Buku Data: Tabel

SE-16) baik yang berbahan bakar premium maupun solar. Berdasarkan data dari Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Karawang tahun 2011, terdapat

54 lokasi SPBU (Buku Data: Tabel SE-17), penggunaan pertamax masih sedikit dibandingkan

dengan premium, hal ini dikarenakan harga yang masih timpang.

H. Transportasi

Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam

pembangunan ekonomi yang menyeluruh. Perkembangan sektor transportasi akan secara

langsung mencerminkan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang berjalan. Namun

demikian sektor ini dikenal pula sebagai salah satu sektor yang dapat memberikan dampak

terhadap lingkungan dalam cakupan spasial dan temporal yang besar.

Transportasi atau pengangkutan adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat

lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia,

hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.

Ada lima unsur pokok transportasi , yaitu :

1. Manusia, sebagai pengguna transportasi

2. Barang, sebagai objek dari pengguna transportasi

3. Kendaraan, sebagai sarana transportasi

4. Jalan, sebagai prasarana transportasi

Page 34: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

29

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

5. Organisasi, sebagai pengelola transportasi

Isu mengenai dampak lingkungan akibat transportasi merupakan isu yang telah

muncul sejak ditemukannya kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil.

Data lingkungan yang ada menunjukkan bahwa sektor transportasi umumnya member

kontribusi sekitar 23% dari emisi gas CO-nya (carbon monoxide/ green house gas) dan

tumbuh lebih cepat dari penggunaan energi di sektor lainnya.

Faktor-faktor lingkungan yang timbul akibat aktivitas transportasi umumnya terkait

dengan: kebisingan, polusi udara, tundaan pejalan kaki, kecelakaan lalu lintas, stress bagi

pengemudi dan kesehatan masyarakat.

Faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh sektor transportasi

terhadap pencemaran udara perkotaan di Indonesia antara lain:

- Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial).

- Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada.

- Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat terpusatnya kegiatan-kegiatan

perekonomian dan perkantoran di pusat kota.

- Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang ada, misalnya

daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota.

- Kesamaan waktu aliran lalu lintas.

- Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor.

- Faktor perawatan kendaraan.

- Jenis bahan bakar yang digunakan.

- Jenis permukaan jalan.

- Siklus dan pola mengemudi (driving pattern).

Sesuai dengan Buku data: Tabel SE-20, bahwa jalan yang ada wilayah Kabupaten Karawang

adalah 4.544 km yang mana terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan

desa.

1. Sarana Terminal Kendaraan Penumpang Umum

Terminal merupakan sarana penunjang kelancaran transoprtasi. Keberadaan terminal

penumpang kendaraan umum menjadi sangat penting mengingat sebagian besar masyarakat

Karawang masih mengandalkan kendaraan umum sebagai sarana transportasi. Sebagai salah satu

Kabupaten yang memiliki beberapa kawasan industri, Karawang menjadi salah satu tujuan bagi

Page 35: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

30

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

para pendatang yang bermaksud menjadi pekerja di industri yang tersebar di beberapa wilayah di

Karawang.

Guna memperlancar arus pendatang tersebut maka diperlukan sarana terminal yang

memadai, lokasi terminal yang strategis, yang memiliki fasilitas yang cukup memadai, serta

mampu menampung kendaran antar kota antar provinsi. Karawang mempunyai 4 (empat) buah

terminal yang beroperasi untuk melayani kendaran umum hingga ke angkutan pedesaan, yakni di

Klari, Karawang Barat, Rengasdengklok dan Cikampek. Kondisi luas terminal yang ada di

kabupaten Karawang seperti pada Buku Data: Tabel SE-21.

a. Terminal Klari yang merupakan terminal utama di kabupaten Karawang, hanya memiliki luas

kawasan sekitar 6.188 m2. Dengan kondisi ini maka terminal hanya mampu menampung

beberapa kendaraan bis antar kota dalam propinsi yang melayani trayek tertentu saja.

b. Terminal Tanjungpura dan terminal Cikampek berfungsi sebagai terminal untuk trayek

menuju ke beberapa kecamatan di Karawang.

2. Limbah Padat dari Sarana Transportasi

Terminal sebagai tempat bertemunya penumpang sebagai pengguna jasa transportasi dengan

kendaraan sebagai alat transportasi, akan menimbulkan beberapa dampak bagi lingkungan. Selain

menimbulkan pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas buang dari kendaraan bermotor,

sampah menjadi permasalahan yang umum. Seringkali terminal menjadi tempat para pedagang

asongan dan pedagang kaki lima untuk berjualan.

Hal ini memberikan dampak ikutan, di mana sampah-sampah terutama sampah organik

seringkali tidak tertangani. Selain karena kesadaran para pengguna sarana terminal masih sangat

rendah, fasilitas berupa tempat sampah pun masih kurang (Buku Data: Tabel SP-12).

a. Volume tempat penampungan sampah sementara di terminal Klari sebagai terminal terbesar di

Kabupaten Karawang mampu menampung sampah sebanyak 1,9 m3/hari.

b. Terminal Tanjungpura dan terminal Cikampek sebagai terminal pembantu masing-masing

mampu menampung volume limbah padat sebanyak 1,2 m3/hari dan 1,5 m

3/hari.

I. Pariwisata

Kabupaten Karawang memiliki banyak obyek wisata yang dapat dijadikan sebagai

tujuan wisata keluarga. Terdapat obyek wisata alam dan wisata bahari di Karawang.

Berikut sekilas gambaran obyek wisata di Karawang hingga tahun 2011.

Page 36: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

31

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

1. Lokasi dan Luas Kawasan Wisata di Kabupaten Karawang

Kabupaten Karawang sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa sedangkan sebelah tenggara

berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Cianjur. Di sebelah utara memiliki potensi wisata bahari

dan di sebelah tenggara memilik potensi wisata alam berupa air terjun. Meskipun pengelolaannya

masih belum optimal, tetapi obyek-obyek wisata tersebut masih potensial untuk dikembangkan.

Adapun luas kawasan yang menjadi obyek wisata unggulan di Kabupaten Karawang, sesuai data

pada Buku Data: Tabel SE-24 adalah sebagai berikut:

a. Pantai Tanjungpakis di Kecamatan Pakisjaya dengan panjang pantai 7 km membentang

meliputi Blok Bungin, Karangjaya dan Pakis I. Obyek wisata ini terletak di ujung sebelah

utara Karawang yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bekasi, lokasinya terletak di

Desa Tanjung Pakis, jarak dari kota ke lokasi ini cukup jauh, jika dengan menggunakan

sepeda motor dibutuhkan waktu sekirar 1,5 jam untuk mencapai lokasi wisata ini. Lokasi ini

cukup nyaman, dan telah dikelola secara profesional oleh perusahaan pariwisata PT. JHI sejak

tahun 2000-an. Rata-rata pengunjung yang datang ke lokasi ini tidak kurang dari 103.884

orang pada tahun 2010 dan ini merupakan salah satu objek wisata unggulan Kabupaten

Karawang. Luas kawasan wisatanya mencapai 5 Ha.

b. Karawang juga memiliki obyek wisata alam pegunungan yang cukup luas. Daya tarik wisata

pegunungan ini adalah terdapatnya beberapa air terjun alam yang disebut dengan curug, yaitu

Curug Cigentis, yang terletak di kaki Gunung Sanggabuana. Pada sekitar tahun 1990-an obyek

wisata ini banyak dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar daerah, akhir-akhir ini obyek

wisata tersebut relatif kurang pengunjung dan pemerintah daerah telah mencanangkan

program wisata unggulan di wilayah ini untuk menarik kembali para wisatawan yang ingin

berkunjung ke wilayah ini. Luas kawasan wisatanya mencapai 10 Ha.

c. Pantai Pisangan juga memiliki daya tarik pantai yang cukup bagus. Lokasinya terletak di

sebelah utara Karawang tepatnya di Kecamatan Cibuaya, obyek wisata ini masih belum

dikelola secara optimal mengingat tepi pantai yang relatif lebih sempit jika dibandingkan

dengan Pantai Tanjungpakis. Luas kawasan wisatanya mencapai 12 Ha.

d. Lokasi obyek wisata Tanjungbaru ini berada di Kecamatan Cilamaya, jalur menuju ke pantai

ini lebih dekat dari arah Cikampek. Kondisi pantai ini cukup baik karena lokasi ini dibangun

dan dicanangkan sebagai obyek wisata unggulan Kabupaten Karawang. Luas kawasan

wisatanya mencapai 9 Ha.

Page 37: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

32

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

2. Sarana Hotel/Penginapan, Jumlah Kamar, dan Tingkat Hunian

Berdasarkan data terakhir Dinas Pariwisata Kabupaten Karawang tahun 2012, tercatat 26

hotel/penginapan yang ada di wilayah Kabupaten Karawang, terdiri dari hotel bintang (7 unit) dan

hotel melati (19 unit) (Buku Data: Tabel SE-25).

3. Perkiraan Volume Limbah Padat dari Obyek Wisata

Salah satu dampak yang menyebabkan tekanan terhadap lingkungan, dari dikembangkannya

suatu kawasan menjadi daerah tujuan wisata adalah bertambahnya sampah/ limbah padat yang

dihasilkan oleh para wisatawan. Untuk kawasan pantai limbah yang terutama berasal dari

hempasan gelombang laut, semakin bertambah pada saat musim kunjungan wisata. Selain itu salah

satu faktor yang juga sangat memberikan pengaruh adalah kesadaran dari wisatawan untuk turut

serta menjaga kelestarian lingkungan.

Berdasarkan Buku Data: Tabel SP-13, diperkirakan volume limbah padat yang berasal dari

obyek wisata tahun 2011 mencapai 8,4 m3/hari.

J. Limbah B3

Perusahaan yang mendapatkan izin untuk penyimpanan sementara limbah B3 yang berada di

Kabupaten Karawang yaitu berjumlah 72 perusahaan. Perusahaan penghasil limbah B3 yang

tercatat menyampaikan laporan pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang

tahun 2010 yaitu berjumlah 45 perusahaan. Data dapat di lihat pada Buku Data: Tabel SE-15 dan

Tabel SE-16.

Page 38: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

33

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

BAB III

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

A. Rehabilitasi Lingkungan

Upaya penghijauan melalui penanaman pohon baik pohon pelindung maupun pohon

produktif terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang melalui kegiatan-kegiatan seperti

Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK), Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(GNRHL), Kegiatan Hutan Rakyat, kegiatan pengkayaan hutan, dan kegiatan hutan kota.

Pada Tahun 2011, kegiatan penghijauan direncanakan tersebar di 7 kecamatan dengan luas

area rehabilitasi sebanyak 1.649 Ha dan jumlah bibit pohon yang ditanam sebanyak 1.133.429 bibit

pohon, termasuk di dalamnya bibit pohon mangrove untuk wilayah pesisir. Kecamatan yang

menjadi sasaran kegiatan yaitu Pangkalan, Tegalwaru, Ciampel, Telukjambe Barat, Cibuaya,

Tirtajaya, dan Batujaya. Pelaksanaan kegiatan pada tahun 2011 telah terealisasi seluruhnya sesuai

dengan yang direncanakan.

Beberapa kegiatan fisik yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan dilakukan oleh instansi terkait di Kabupaten Karawang

diantaranya Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan, Dinas Ciptakarya, dan Dinas Binamarga.

Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain terkait dengan pengelolaan persampahan, pembuatan

dan perbaikan drainase jalan, pengerukan sungai/ saluran pembuang, dan pemeliharaan tanaman/

penghijauan.

B. Pengawasan AMDAL

Berdasarkan data yang tercatat pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten

Karawang, terdapat 157 jenis dokumen UKL-UPL yang ditetapkan (lihat Buku Data: Tabel UP-4).

Berdasarkan hasil pengawasan pelaksanaan dokumen AMDAL/UKL/UPL yang

dilaksanakan pada tahun 2009-2010 terhadap 55 perusahaan. (lihat Buku Data: Tabel UP-5).

Kegiatan pengawasan tersebut dilaksanakan mulai tanggal 13 Januari 2009 sampai dengan 22

Pebruari 2010 oleh Bidang Bina Hukum dan Dampak Lingkungan, BPLH Kabupaten Karawang.

Laporan semester dapat digunakan sebagai alat pantau BPLH terhadap penerapan dokumen

lingkungan, baik dari penaatan baku mutu maupun upaya untuk menciptakan produksi bersih

(clean production).

Page 39: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

34

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Selain kegiatan yang bersifat rutin, pelaksanaan pengawasan dilakukan juga terhadap

perusahaan/ industri atas permintaan sendiri, maupun apabila diduga terjadi permasalahan-

permasalahan lingkungan, di mana informasinya berasal dari laporan pengaduan masyarakat dan

media massa.

C. Penegakan Hukum

Pengaduan masyarakat terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup selama tahun 2009

yang tercatat pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang sebanyak 20

pengaduan, yang terdiri dari 5 jenis pengaduan, yakni: pengaduan pencemaran air (9 pengaduan),

pencemaran udara (5 pengaduan), dan pengaduan pencemaran akibat limbah B3 (4 pengaduan),

pengaduan pencemaran dan kerusakan lingkungan (1 pengaduan), dan kinerja BPLH Kabupaten

Kaarwang (1 pengaduan) sebagaimana dapat dilihat pada Buku Data: Tabel UP-6 dan Tabel UP-7.

Dari semua pengaduan masyarakat tersebut, statusnya telah ditangani dan ditindaklanjuti

oleh BPLH bersama-sama dengan pihak terkait. Upaya penanganan pengaduan masyarakat

dilakukan oleh BPLH dan pihak terkait di antaranya dengan:

a. Melakukan verifikasi ke lokasi yang diduga terjadi permasalahan lingkungan, dengan

melakukan inventarisasi permasalahan, pengumpulan bahan keterangan untuk memperoleh

bukti dan informasi dari pihak terkait dan masyarakat sekitar.

b. Melakukan pengujian laboratorium terhadap sampel yang diambil dari lokasi yang

diindikasikan tercemar apabila diperlukan, untuk memperkuat analisis penyelesaian kasusnya.

c. Memfasilitasi pihak pelapor dan pihak yang dilaporkan, untuk mendudukkan permasalahan

dan diupayakan diselesaikan dengan saling menguntungkan, berdasarkan data dan fakta yang

diperoleh.

d. Apabila tidak dapat diselesaikan oleh BPLH maka akan dikoordinasikan dengan unsur

pemerintah lainnya yang lebih berkompeten untuk penyelesaian permasalahan.

e. Untuk pengaduan lewat SMS gateway dan media massa, dilakukan dengan peninjauan ke

lokasi dan hasilnya disampaikan melalui Bagian Humas Setda, untuk diteruskan kepada pihak-

pihak terkait.

Page 40: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

35

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

D. Peran Serta Masyarakat

1. LSM Lingkungan

Berdasarkan ketentuan umum dalam UU Nomor 32 Tahun 2009, bahwa organisasi

lingkungan hidup adalah sekelompok orang yang terorganisasi dan terbentuk atas kehendak sendiri

yang tujuan dan kegiatannya berkaitan dengan lingkungan hidup.

Saat ini terdapat beberapa LSM lingkungan di Kabupaten Karawang yang ikut serta

membantu menyelesaikan permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan ada yaitu: Upas

Korak, Lodaya, Sepetak, Laskar Karawang, LP2D, AMIB, dan Forkadas Citarum (lihat Buku Data:

Tabel UP-8).

2. Penerima Penghargaan Lingkungan

Pada tahun 2011 ini, tidak terdapat data penerima penghargaan lingkungan baik secara

perorangan maupun lembaga. Hal ini perlu untuk mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah

dalam rangka memupuk dan memotivasi masyarakat secara umum untuk dapat berperan serta

dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.

3. Kegiatan Penyuluhan dan Kegiatan Masyarakat

Berdasakan LKPJ Bupati Karawang Tahun 2010, kegiatan penyuluhan, pelatihan, workshop

dan seminar yang terkait dengan pengelolaan lingkungan yang dilakukan di Kabupaten Karawang

sebanyak 16 kegiatan (Buku Data: Tabel UP-10), dengan peserta terdiri dari perusahaan/ industri,

masyarakat umum, masyarakat sekolah dan unsur aparat pemerintahan.

Berpedoman pada UU No. 32 Tahun 2009 pasal 70 ayat (2), bahwa peran serta masyarakat

dapat berupa:

1. Pengawasan sosial.

2. Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan.

3. Penyampaian informasi dan/ atau laporan.

Apabila dilihat dari kriteria yang tercantum dalam UU No. 32/2009, maka peran serta

masyarakat di Kabupaten Karawang dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

terutama dalam hal mengembangkan dan menjaga budaya serta kearifan lokal dan ketanggapan

masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial, maupun dalam rangka pelestarian fungsi

lingkungan hidup sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa informasi kerusakan

lingkungan di berbagai wilayah di Kabupaten Karawang yang disampaikan oleh masyarakat

kepada BPLH Kabupaten Karawang.

Page 41: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

36

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Dengan adanya beberapa perusahaan yang telah mengembangkan Ruang Terbuka Hijau di

sekitar perusahaannya terutama di kawasan industri, maupun bantuan bibit pohon dan

penanamannya di pemukiman penduduk sekitar perusahaan maupun disalurkan melalui BPLH

Kab. Karawang untuk di alokasikan pada daerah-daerah gersang dengan melibatkan peran serta

masyarakat setempat, telah membuktikan peran serta masyarakat secara serius dalam perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup menuju Indonesia hijau, bersih, sejuk dan nyaman.

Demikian juga bahwa BPLH Kabupaten Karawang setiap tahunnya secara berkala melalui

program dan kegiatan-kegiatannya yang berhubungan dengan penanaman pohon/penghijauan

maupun pengelolaan sampah/kebersihan lingkungan telah melibatkan masyarakat setempat.

E. Kelembagaan

1. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan

Berdasarkan data sampai dengan Desember 2011, yang tercatat di Bagian Hukum Setda

Kabupaten Karawang, jumlah produk hukum yang terkait bidang tata ruang dan pengelolaan

lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung adalah sebanyak 35 produk hukum,

yang terdiri dari 22 Peraturan Daerah, 7 Peraturan Bupati dan 6 Keputusan Bupati (Buku Data: UP-

12).

2. Anggaran Pengelolaan Lingkungan

Jumlah alokasi dan realisasi anggaran Tahun 2010 sebesar Rp. 3.479.650.000,-. Anggaran

tersebut hanya berasal dari APBD Kabupaten, sedangkan dana dari APBD propinsi dan pusat

berupa DAK (dana alokasi khusus) pada tahun 2010 tidak tersedia seperti halnya pada tahun-tahun

sebelumnya lihat Buku Data: Tabel UP-13).

Jumlah anggaran tiap tahunnya tersebut, tidak seluruhnya dialokasikan untuk pelaksanaan

program dan kegiatan pengelolaan lingkungan secara langsung, akan tetapi ada juga yang bersifat

rutin, seperti pengadaan sarana pendukung pelayanan perkantoran serta biaya-biaya pemeliharaan

dan jasa perkantoran.

Berdasarkan data yang ada seperti terlihat juga pada grafik berikut, bahwa terdapat

peningkatan alokasi anggaran yang dikelola BPLH dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 kenaikan

anggaran dibanding tahun 2009 adalah sekitar 9,2%.

Page 42: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

37

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

Gambar 3.1 Grafik Jumlah Anggaran Lingkungan Hidup Tahun 2006-2010

3. Personil BPLH

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 55 Tahun 2012, tentang

Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan

Kelurahan, bahwa pelaksanaan urusan wajib Pemerintah Daerah bidang lingkungan hidup

diberikan kewenangannya kepada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH).

BPLH Kabupaten Karawang mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam

melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup serta tugas

pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah. Sedangkan fungsinya yaitu pengaturan

dan perumusan kebijakan pemerintah daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup serta

pelaksanaan program pemerintah bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Berdasarkan data sampai dengan Bulan Desember 2013, jumlah personil BPLH yaitu 37

pegawai (PNS) yang terdiri 28 orang pegawai laki-laki dan 9 orang pegawai perempuan, dengan

tingkat pendidikan seperti pada Buku Data: Tabel UP-14.

Gambar 3.2 Persentase Jumlah Pegawai BPLH Tahun 2013 menurut Tingkat Pendidikan

Page 43: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN …bplh.karawangkab.go.id/.../2014/05/Buku-I-Buku-Laporan-SLH-2013.pdf · ii Laporan SLH Kabupaten Karawang Tahun 2013 KATA PENGANTAR

38

Laporan SLH Kabupaten Karawang

Tahun 2013

4. Jabatan Fungsional Lingkungan

Sampai dengan bulan Desember 2013, formasi Jabatan Fungsional Khusus baru PPLH

(Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup) sebanyak 3 orang. Jabatan Fungsional Teknis bidang

pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan dan dimungkinkan antara lain: Perencana, Peneliti,

PPNS Lingkungan, Analis Laboratorium dan jabatan fungsional teknis lainnya yang dapat lebih

mendukung pelaksanaan kegiatan BPLH Kabupaten Karawang.