35
PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH LAPORAN STUDI KASUS Manajemen Layanan Khusus Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) di Sekolah Unggulan: Studi Kasus di SMP Negeri 15 Malang Disusun Oleh: Asmaul Kusna (170131601064) Desi Retno Nugraheni (170131601015) Dewi Rahayu (170131601017) Okky Wina Savitri (170131601001) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oktober, 2018

LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

LAPORAN STUDI KASUS

Manajemen Layanan Khusus Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) di Sekolah Unggulan:

Studi Kasus di SMP Negeri 15 Malang

Disusun Oleh:

Asmaul Kusna (170131601064)

Desi Retno Nugraheni (170131601015)

Dewi Rahayu (170131601017)

Okky Wina Savitri (170131601001)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Oktober, 2018

Page 2: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat, rahmat dan anugerah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah laporan tugas studi

kasus “Pengenalan Lingkungan Sekolah” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini

untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Layanan Khusus yang dibina oleh

Dr.Mustiningsih, M.Pd

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penyusun telah banyak mendapat

bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. untuk itu penyusun ingin

mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Layanan Khusus yang

telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu penyusun mengaharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi kesempurnaan makalah

ini. Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita.

Malang, 8 Oktober 2018

Penulis

i

Page 3: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Lampiran iii

Bab I Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Tujuan Pembahasan 5

Metode 5

Ruang Lingkup Pembahasan 5

Bab II Kajian Teori 6

Sejarah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah 6

Layanan Orientasi 7

Bab III Hasil Studi Kasus 14

Profil Sekolah 14

Manajemen Manajemen Layanan Khusus Pengenalan Lingkungan Sekolah

Di SMPN 15 Malang 17

Permasalahan yang ditemui 19

Bab IV Pengembangan Layanan Khusus Pengenalan Lingkungan Sekolah

Di SMPN 15 Malang 20

Bab V Penutup 22

Kesimpulan 22

Saran 22

Lampiran 25

ii

Page 4: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi Pengenalan Lingkungan Sekolah 25

Dokumentasi Suasana SMPN 15 Malang 26

Susunan Panitia Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah 27

Formulir Pengenalan Lingkungan Sekolah 28

Jadwal Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah 30

iii

Page 5: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum pendidikan melibatkan banyak pihak, dari orang tua, keluarga, sahabat,

teman sebaya, lingkungan sekitar, serta lembaga-lembaga pendidikan resmi dan formal yang

dibentuk pemerintah dan pihak yang bertanggung jawab di Indonesia ataupun lembaga-

lembaga non formal. Pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah seperti

pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, pendidikan

menengah kejuruan dan pendidikan tinggi. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki

landasan fungsi dan tujuan bersama pendidikan nasional Indonesia. Fungsi dan tujuan

pendidikan nasional Indonesia pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pada jenjang pendidikan formal setiap tahun ajaran baru diadakan penerimaan peserta

didik baru yang bertujuan untuk menyeleksi para calon peserta didik baru dari jenjang

pendidikan sebelumnya menuju jenjang selanjutnya, sebagai contoh peserta didik dari

Sekolah Dasar yang dinyatakan lulus selanjutnya melanjutkan pendidikannya di Sekolah

Menengah Pertama dan sederajatmya. Penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia

telah mengalami banyak perubahan, mulai dari paradigma, kurikulum, dan lain sebagainya.

Kebijakan pemerintah yang baru dibidang pendidikan ialah dengan dikeluarkannya Peraturan

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014 tentang Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah. Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) merupakan

suatu kegiatan rutin yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan peserta

didik baru. Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi

oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

menyimpang dengan tujuan sebenarnya.

Dalam Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 diatur bahwa pengenalan lingkungan

sekolah bagi siswa baru dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama tiga hari pada minggu

1

Page 6: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

pertama awal tahun pelajaran, dan dilaksanakan hanya pada hari sekolah dan jam pelajaran.

Dalam peraturan tersebut pemerintah juga mengatur beberapa ketentuan mengenai

pelaksanaannya diantaranya adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)

dilaksanakan selama jam belajar disekolah pada minggu pertama masuk

sekolah selama tiga hari sampai lima hari dan sekolah dilarang mengadakan Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang mengarah pada tindak kekerasan, pelecehan,

atau yang lainya serta sekolah dilarang memungut biaya dan membebani orangtua dan peserta

didik dalam bentuk apapun. Apabila sekolah tidak mengikuti ketentuan tersebut maka kepala

sekolah dan guru harus bertanggung jawab dan diberi sanksi sesuai perundang-undangan

yang berlaku.

Masa orientasi sering dijumpai hampir di tiap sekolah, mulai dari tingkat SMP, SMA,

hingga perguruan tinggi. Seluruh sekolah negeri maupun swasta menggunakan kegiatan Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk mengenalkan sekolah pada peserta didik

baru. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dijadikan sebagai ajang untuk melatih

ketahanan mental, disiplin, dan mempererat tali persaudaraan. Masa Pengenalan Lingkungan

Sekolah (MPLS) juga sering dipakai sebagai sarana perkenalan siswa terhadap lingkungan

baru di sekolah tersebut. Baik itu perkenalan dengan sesama siswa baru, kakak kelas, guru,

hingga karyawan lainnya di sekolah itu. Tak terkecuali pengenalan berbagai macam kegiatan

yang ada dan rutin dilaksanakan di lingkungan sekolah, seperti

a. Memperkenalkan lingkungan sekolah baru.

b. Memperkenalkan siswa baru pada komponen-komponen sekolah beserta aturan, norma,

budaya, dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

c. Memperkenalkan peserta didik baru pada keorganisasian.

d. Memperkenalkan peserta didik pada hymne dan mars sekolah.

e. Memperkenalkan peserta didik pada seluruh keagiatan yang ada disekolah, mengarahkan

peserta didik dalam memilih ekstrakurikuler sesuai dengan minat bakat peserta didik.

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah juga dapat berfungsi bagi seorang peserta didik

baru untuk memenuhi salah satu dari tugas perkembangan remaja, yaitu untuk mengambil

seperangkat nilai dan sistem etika yang terdapat dilingkungan barunya sebagai pemandu

dalam bertingkah laku. Dengan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, seorang

peserta didik baru dapat mengetahui nilai-nilai yang dianut lingkungan barunya, termasuk

tata tertib, untuk kemudian diterapkan dalam bentuk tingkah laku sehari-hari. Untuk dapat

mencapai tujuan MPLS dan proses adaptasi yang baik, tentu ada peranan orang lain untuk

membimbing para peserta didik baru. Proses adaptasi dapat berlangsung baik apabila peserta

didik baru mempersepsikan tingkah laku dan sikap kakak kelas terhadap peserta didik baru

2

Page 7: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

cukup baik. Jika hal yang sebaliknya terjadi, tingkah laku dan sikap kakak kelas

dipersepsikan kurang baik, bahkan menjurus ketindak kekerasan ataupun perpeloncoan yang

lebih dikenal dengan bullying (pelecehan). Sayangnya masih menjadi rahasia umum bahwa

sekolah-sekolah menengah pertama, menengah atas bahkan perguruan tinggi di Indonesia

masih memiliki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang diwarnai oleh perilaku bullying

(pelecehan) yang dilakukan oleh kakak kelas pada adik kelasnya. Oleh karena itu, kegiatan

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang diselenggarakan sekolah harus benar-benar

diawasi untuk mencegah hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan dari MPLS.

Kegiatan MPLS yang diselenggarakan sekolah tidak menutup kemungkinan terjadi

bullying (pelecehan) tanpa sepengetahuan pengawas dari pihak guru ataupun sekolah. Di

Indonesia masih banyak tindak bullying (pelecehan) yang dilakukan kakak kelas kepada adik

kelasnya, semua itu terjadi karena kurang adanya pengaawasan yang lebih dalam kegiatan

MPLS. Para peserta didik yang baru dalam mengikuti kegiatan MPLS secara mental masih

merasa takut kepada kakak tingkat, oleh karena itu rasa takut yang dimiliki peserta didik baru

dimanfaatkan oleh para kakak kelas yang menyalahi aturan dari MPLS tersebut. Semua itu

akan berdampak pada rasa balas dendam yang dilakukan kakak kelas dan menjadikan Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah sebagai ajang balas dendam kepada adik kelas. Meskipun

dalam demikian para pengawas yang kurang memperhatikan kegiatan Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah menilai para peserta didik yang sedang mengikuti kegiatan MPLS

menilai kedisiplinan, kepatuhan, kemandirian, tanggung jawab dan sopan santun kepada

teman sebaya maupun kakak kelas adalah hasil dari kegiatan MPLS yang tidak menggunakan

tindakan bullying (pelecehan), melainkan dari tingkah laku dan perilaku kakak kelas.

Penanaman nilai karakter, adab sopan santun, kemandirian, kediplinan, nilai moral

dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah sangat penting untuk dimasukan

kedalam kegiatan MPLS karena tidak dapat dipungkiri di Indonesia kegiatan Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah terkadang menyalahi aturan yang sudah ditetapkan.

Pendidikan adalah ladang untuk memperbaiki tingkah laku dan perilaku yang kurang baik

menjadi baik, lewat pendidikan juga semua perbedaan sosial, budaya, ras dan suku

dikesampingkan, melalui kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah semua perilaku

yang dinilai kurang baik dijenjang pendidikan sebelumnya akan diperbaiki untuk menjadi

pribadi yang lebih baik lewat kegiatan MPLS bukan sebagai ajang balas dendam tetapi

sebagai ajang perbaikan perilaku dan tingkah laku yang baik, seperti kedisplinan,

kemandirian, tanggung jawab dan adab sopan santun.

Semua itu akan menjadi nilai tambah tersediri dalam terselenggaranya kegiatan Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah dan komponen-

3

Page 8: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

komponen sekoah kepada peserta didik baru.Perubahan perilaku dan tingkah laku peserta

didik baru setelah mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ada yang

berdampak positif bahkan ada juga yang berdampak negatif. Semua terjadi karena ada

bebarapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi

perubahan peserta didik baru adalah dari dalam diri peserta didik tersebut karena ketika

peserta didik mengikuti kegiatan MPLS ada hal yang dipikirkan oleh peserta didik baru untuk

kebaikan diri peserta didik tersebut dan rasa keingintahuan yang tinggi peserta didik yang

timbul karena mendapatkan pandangan dilingkungan sekolah baru. Faktor eksternal yang

mempengaruhi perubahan peserta didik baru setelah mengikuti kegiatan Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah adalah teman sebaya dan orang-orang yang ada disekitar termasuk

kakak kelas dan guru-guru dilingkungan sekolah karena semua itu akan menjadi pendamping

setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik baru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling SMPN 15 Malang

diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan

Sekolah kegiatan-kegiatan yang diikuti peserta didik baru ditujukan untuk pengenalan

lingkungan baru termasuk untuk bersosialisasi kepada teman-teman baru karena peserta didik

baru yang diterima di SMPN 15 Malang. Bersosialisasi antar teman sebaya termasuk dari

sikap sosial, secara umum sikap sosial adalah hubungan manusia dengan manusia yang lain,

saling ketergantungan dengan manusia lain dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Menurut guru bimbingan dan konseling, diperoleh kesimpulan bahwa dengan jumlah peserta

didik baru yang tidak sedikit dan berasal dari daerah berbeda yang secara umum para peserta

didik baru tidak saling mengenal satu sama lain, dengan diadakannya Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah mereka bisa saling mengenal.

Selain wawacara dengan guru bimbingan konseling, peneliti juga mewawancarai wakil

kepala sekolah bidang kesiswaan SMPN 15 Malang diperoleh informasi “kegiatan Masa

Orietasi Peserta didik lebih ditekankan kepada pengenalan peserta didik baru kepada

keagamaan khususnya beribadah, setiap hari para peserta didik baru diwajibkan untuk

beribadah sesuai agamanya masing-masing, karena sekolah sudah memfasilitasi tempat

ibadah, seperti masjid untuk yang beragama islam dan

pura bagi agama hindu, serta dengan adanya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ini para

peserta didik baru diberi wawasan baru agar mereka merasa nyaman dan tidak canggung

dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah baru”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut terlihat bahwa dengan diadakannya Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah penanaman nilai religius kepada peserta didik sangat

ditekankan. Selain penanaman nilai religius, pendidikan karakter pun juga ditanamkan

4

Page 9: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

kepada peaserta didik baru lewat kedisplinan dan moral. Sebagai contoh selama kegiatan

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah mereka berangkat sekolah lebih dan yang berangkat

tidak tepat waktu akan dikenakan sanksi, sanksi disini bukan dengan kekerasan melainkan

sanksi yang mendidik (memunguti sampah). Contoh yang lain selama kegiatan itu peserta

didik diajarkan untuk bersikap dan bertingkah laku yang sopan kepada siapa saja, karena

sikap dan perilaku peserta didik baru yang masih terbawa-terbawa suasana SD, jadi dengan

kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah para peserta didik baru menjadi lebih baik

dalam segala hal dan menambah wawasan peserta didik baru.

B. Tujuan Pembahasan

Segala sesuatu yang dikerjakan oleh setiap manusia sudah barang tentu memiliki

suatu tujuan, begitupun halnya dengan penelitian ini. Adapun tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk menjelaskan peranan kegiatan masa orientasi peserta didik (MPLS) dalam

menyiapkan peserta didik baru di SMPN 15 Malang Tahun Pelajaran 2017/2018 .

C. Metode

Metode yang digunakan untuk observasi di SMP Negeri 15 Malang adalah dengan

menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

D. Ruang Lingkup Pembahasan

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan

khususnya Manajemen Layanan Khusus karena membahas tentang peranan kegiatan Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dalam menyiapkan peserta didik baru.

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMPN 15

Malang

3. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah peranan kegiatan Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah (MPLS) dalam menyiapkan peserta didik baru di SMPN 15 Malang.

4. Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMPN 15 Malang.

5. Waktu Penelitian

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat Izin

Penelitian Pendahuluan oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang

pada tanggal 4 Oktober 2018.

5

Page 10: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Sejarah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

Jika ditelusuri, sejarah MPLS, Ospek ini sebenarnya sudah sejak Zaman Kolonial,

tepatnya di STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927). Pada masa itu,

mereka yang baru masuk harus menjadi “anak buah” si kakak kelas itu seperti membersihkan

ruangan senior. Dan hal itu berlanjut pada masa Geneeskundinge Hooge School (GHS) atau

Sekolah Tinggi Kedokteran (1927-1942) (STOVIA dan GHS sekarang menjadi FKUI

Salemba), pada masa GHS ini kegiatan itu menjadi lebih formal meskipun masih bersifat

sukarela. Istilah yang digunakan pada saat itu adalah ontgroening atau “membuat tidak hijau

lagi”, jadi proses ini dimaksudkan untuk mendewasakan si anak baru itu.

Ketika sudah merdeka pun, proses ini masih dilanjutkan bahkan sampai sekarang.

Setelah era 50-an, kegiatan ini dibuat lebih wajib. Bahkan malah

terkesan semakin tidak mendidik dan hanya menjadi ajang kepuasan si kakak kelas. Yang

biasanya menjadi bagian pemlonco seringkali orang-orang yang kurang kerjaan, jadi semakin

membuat kesan tidak mendidik. Bentuk perkenalannya pun lebih ke bentuk yang kurang

mendidik dan hanya untuk lucu-lucuan seperti si anak baru harus menggunakan aksesoris

yang terlihat lucu, menggunduli rambut, memakai dandanan yang aneh-aneh, dsb. Dan

kegiatannya pun biasanya seenak jidat si senior, seperti membawa barang-barang aneh, dll.

serta penuh kegiatan fisik pastinya anehnya, walaupun banyak ditentang semenjak era 60-an.

Kegiatan seperti ini seakan tidak ada matinya, malah dalam perkembangannya kegiatan

seperti ini malah ditiru oleh SMP dan SMA. Dengan dalih adaptasi dan peralihan masa,

kegiatan inipun dicontoh oleh satuan pendidikan dibawahnya. Walau tidak sesadis di

Universitas, tetap saja terkesan tidak mendidik dan kurang bermanfaat, khususnya pada MOS

di sekolah negeri. Tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan dari masyarakat

kebanyakan. Kegiatan inipun semakin lama semakin ringan dan mendidik. Ditambah dengan

semakin terlibatnya pihak sekolah/kampus yang menyebabkan semakin terdidik juga

pelaksananya.

Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah sudah mengalami beberapa

perubahan dalam nama ataupun peraturan-peraturannya tetapi tetap dengan tujuan masa

orientasi itu sendiri, peraturan menteri pendidikan dan budaya no 39 tahun 2008 tentang

kesiswaan beserta surat edaran Departemen Pendidikan Nasional No 220/C/MN/2008 tentang

kegiatan Masa Orientasi Siswa. Lamban tahun pemerintah memperbaiki proses kegiatan

6

Page 11: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

masa orientasi ini dengan mengeluarkan surat edaran Kementrian Pendidikan Nasional No

1383/C.C4/MN/2010 untuk pelaksanaan kegaiatan masa orientasi siswa agar sekolah-sekolah

tidak melenceng dari peraturan yang berlaku. Tetapi masih banyak sekolah yang kurang

memperhatikan peraturan serta surat edaran tersebut maka ditahun 2014 peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 55 Tahun 2014 tentang pelaksaan

kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah baru dikeluarkan guna menyempurnakan

peraturan-peraturan sebelumnya dan surat edaran No 59839/MPK/PD/Tahun 2015 tentang

larangan pencegahan praktek perpeloncoan, pelecehan dan kekerasan pada Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah baru di sekolah.

2. Layanan Orientasi

a. Pengertian Layanan Orientasi

Seorang peserta didik yang akan melanjutkan kejenjang pendidikan baru, khususnya

pada jenjang pendidikan formal baik itu sekolah dasar, sekolah menengah, maupun

perguruan tinggi pasti akan menemukan suasana baru baik dengan teman-teman baru,

lingkungan baru. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan baru lebih dekat

dibutuhkan layanan, layanan itu disebut layanan orientasi . Winkel dalam Ninik (2015: 13)

mengemukakan bahwa “layanan orientasi (orientation service) adalah memperkenalkan

lingkungan sekolah kepada murid-murid baru, misalnya tentang program pengajaran,

kegiatan ekstrakurikuler, aturan dan tata tertib sekolah, suasana pergaulan dan cara belajar

yang baik”. Pendapat ini berarti bahwa layanan orientasi adalah pengenalan lingkungan

baru kepada peserta didik baru untuk lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan baru

tersebut.

Menurut Ali Imron (2001: 73) mengemukakan bahwa “orientasi diartikan perkenalan,

perkenalan ini meliputi lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah”.

Lingkungan fisik sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah seperti jalan menuju

sekolah, halaman sekolah, tempat bermain disekolah, lapangan olahraga, gedung dan

perlengkapan sekolah serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan sekolah. Sedangkan

lingkungan sosial sekolah meliputi, kepala sekolah, guru, tenag kependidikan selain guru,

teman sebaya seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah serta pengurus OSIS.

Berdasarkan hasil di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa layanan orientasi

adalah bimbingan dan konseling dalam memperkenalkan suasana baru atau lingkungan

baru seperti program pengajaran, tata tertib sekolah, cara belajar, lingkungan fisik dan

lingkungan sosial yang berada di sekolah kepada peserta didik baru agar para peserta didik

baru tidak salah jalan dalam melaksakan kegiatan pembelajaran dan pergaulan selama

peserta didik menyelesaikan pendidikannya di sekolah baru.

7

Page 12: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

b. Macam-macam layanan orientasi

Ada baiknya layanan orientasi juga diberikan kepada orang tua siswa, dikarenakan

pemahaman orang tua terhadap berbagai materi orientasi akan membantu mereka dalam

memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anak-anaknya untuk dapat mengikuti

pendidikan di sekolah dengan sebaik-baiknya.

Bagi siswa, ketidak kenalan atau ketidaktahuannya terhadap lingkungan lembaga

pendidikan (sekolah) yang di sekolah baru di masukinya itu dapat memperlambat

kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan lebih jauh dari itu, mereka perlu

diperkenalkan dengan berbagai hal tentang lingkungan lembaga pendidikan yang baru itu.

Menurut Allan & McKean yang dikutip oleh Prayitno (2004: 256) menegaskan bahwa

tanpa program-program orientasi, periode penyesuaian untuk sebagian besar siswa

berlangsung kira-kira tiga atau empat bulan. Individu yang memasuki lingkungan baru

perlu segera dan secepat mungkin memahami lingkungan barunya.Hal-hal yang

perlu diketahui itu pada garis besarnya adalah keadaan lingkungan fisik (seperti gedung-

gedung, peralatan, kemudahan-kemudahan fisik), materi dan kondisi kegiatan (seperti

jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung syarat-syarat bekerja, suasan kerja),

peraturan dan berbagai ketentuan lainya (seperti disiplin, hak dan kewajiban), jenis

personal yang ada, tugas masing-masing dan saling hubungan diantara mereka. Untuk

lingkungan sekolah misalnya, materi orientasi yang mendapat penekanan adalah:

1) Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya

2) Kurikulum yang ada

3) Penyelenggaraan pengajaran

4) Kegiatan belajar siswa yang diharapkan

5) Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas

6) Fasilitas dan sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium,

perpustakaan, ruang praktek)

7) Fasilitas menunjang (sarana olah raga dan rekreasi,pelayanan kesehatan, pelayanan

bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha)

8) Staf pengajar dan tata usaha

9) Hak dan kewajiban siswa

10) Organisasi siswa

11) Organisasi orang tua siswa

12) Organisasi sekola secara menyeluruh

8

Page 13: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

Layanan orientasi ini diberikan kepada semua peserta didik, khususnya peserta didik

baru. Orientasi bagi siswa baru diadakan dengan tujuan agar mereka mempunyai

pengenalan yang baik tentang sekolah yang dimasukinya, termasuk tentang program-

program bimbingan.

c. Tujuan layanan orientasi

Tujuan dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yakni memberikan

pemahaman yang baik bagi para peserta didik baru tentang hak dan kewajiban mereka

sebagai warga pelajar, sehingga diharapkan para peserta didik disamping cerdas, terampil,

tangguh, mandiri, berbudi pekerti luhur, bermoral, dapat mengembangkan sikap positif

dan bertaqwa juga terhindar dari pengaruh negatif yang datang dari dalam maupun luar

sekolah. Hasil yang diharapkan dari pemberian layanan orientasi adalah mempermudah

peserta didik dalam menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan sosial kegiatan belajar,

dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan peserta didik. Tujuan pelaksanaan Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah adalah:

1) Memberikan gambaran tentang profil pembinaan kesiswaan.

2) Mempertinggi tingkat produktivitas, sehingga terwujud siswa yang mempunyai sikap

mandiri, mempunyai pengetahuan dan keterampilan, sekaligus mempertinggi daya

saing.

3) Membantu, membina dan mengembangkan perilaku-perilaku yang beriman dan

bertaqwa yang mengarah pada pembentukan pribadi yang utuh baik jasmani dan

rohani.

4) Membantu menumbuhkan nilai-nlai demokratis, keadilan, kebebasan dan

kesetiakawanan.

5) Mengembangkan dan mempersiapkan peserta didik, sehingga dapat membina diri

sendiri serta mengenal dan menerima lingkungan sekolah yang baru secara positif dan

dinamis.

Secara umum, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu

menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan kata lain agar

individu dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada

pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan menghantarkan

individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Adapun kegiatan yang dilakukan

dalam layanan orientasi adalah layanan informasi, yaitu memberikan keterangan tentang

berbagai hal berkenaan dengan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar, guru-guru, para

peserta didik lama, lingkungan fisik sekolah, kantin sekolah, ruang bimbingan dan

9

Page 14: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

konseling, kantor guru dan sekolah, perpustakaan, laboraturium, mushola sekolah, dan

sebagainya

Tujuan program layanan orientasi ialah memberikan pengenalan kepada murid-

murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhmya. Selain itu layanan

orientasi diharapkan dapat mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian peserta didik

dengan pola kehidupan sosial, belajar dan kegiatan lain disekolah yang berkaitan dengan

keberhasilan peserta didik. Seperti halnya ketika para peserta didik baru mengikuti

kegiatan masa orientasi di sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler, selain itu mereka juga

diperkenalkan dengan pelajaran baru yang mencakup organisasi sekolah dan sebagainya.

d. Fungsi layanan orientasi.

Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan. Secara

rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 SK Menpan nomor

84/1993 tentang guru dan angka kreditnya adalah sebagai berikut:

1) Fungsi pemahaman, yaitu membantu peserta didik untuk mengenal dan memahami

diri dan lingkungannya secara total. Dimaksudkan agar peserta didik dapat mengenal

dan memahami lingkungan baru bagi dirinya, sehingga peserta didik tidak mengalami

dalam penyesuaian diri dengan dunia yang akan ditempuhnya. Seperti halnya ketika

seorang peserta didik pada saat masa orientasi atau sekarang disebut MPLS, para

peserta didik baru diperkenalkan tentang hal baru yang terdapat di sekolah seperti

pengenalan lingkungan sekolah, gedung sekolah.

2) Fungsi pencegahan, yaitu upaya agar peserta didik terhindar dari berbagai

permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat menghambat dan mengganggu proses

perkembangannya. Dimaksudkan agar peserta didik dapat terhindar dari permasalahan

yang bisa timbul akibat tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya

sehingga mengganggu keberhasilannya di sekolah maupun di luar. Seperti ada contoh

ketika seorang peserta didik untuk berinteraksi kepada teman barunya, maka konselor

dapat segera membantu peserta didiknya agar bisa berinteraksi dengan baik sehingga

hal ini tidak berkelanjutan sampai seorang peserta didik tersebut lulus sekolah.

3) Fungsi perbaikan dan penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.

Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada peserta didik yang

mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.

Hal ini dapat terlihat ketika seorang peserta didik tiba-tiba saja merenung didalam

kelas, dikarenakan dia mempunyai masalah pribadi, yakni kedua orang taunya sering

bertengkar didepannya sehingga dalam keseharian peserta didik ini berubah menjadi

10

Page 15: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

pendiam dan suka merenung, berkaitan dengan hal ini maka tugas seorang pendidik

adalah membantu peserta didik tersebut dalam menyelesaikan masalahnya sehingga

keceriaan peserta didik ini bisa kembali seperti dulu lagi.

4) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan

ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau

jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya

didalam maupun di luar lembaga pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS berlangsung biasanya pada saat

hari terakhir kegiatan MPLS, para peserta didik diperkenalkan dengan berbagai

macam ekstrakurikuler yang ada di sekolah tujuannya agar para siswa dapat

menentukan ekstrakurikuler apa yang sesuai dengan bakat dan minat mereka sehingga

tidak salah memilih ekstrakurikuler.

5) Fungsi adaptasi, yaitu upaya membantu para pelaksana pendidikan, kepala

sekolah/madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program

pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan

peserta didik. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai peserta didik,

pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan peserta didik

secara tepat, baik dalam memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun

materi sekolah/madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun

menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan peserta didik.

Biasanya para guru terutama Waka Kurikulum ditugaskan untuk mengikuti pelatihan

yang berkaitan dengan kurikulum yang akan digunakann ditahun ajaran baru,

sehingga kurikulum yang digunakan nantinya dapat menjadikan peserta didik menjadi

lebih aktif lagi dalam belajar dan diharapkan kurikulum yang digunakan bisa sesuai

dengan kemampuan peserta didik. Setiap kurikulum yang di arah kan oleh pemerintah

tidak lain bertujuan yang sama yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan yang

diharapkan.

6) Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu peserta didik agar dapat

menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

Layanan orientasi ini ditujukan kepada peserta didik baru dan untuk pihak-pihak lain

terutama orang tua/wali peserta didik guna memberikan pemahaman dan penyesuaian

diri terutama penyesuaian diri peserta didik terhadap lingkungan sekolah yang baru

dimasukinya.

11

Page 16: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

e. Metode dalam Layanan Orientasi

Metode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan orientasi kepada peserta

didik dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program home room dan

kunjungan lapangan.

Layanan orientasi bisa dilakukan dengan teknik-teknik

1) Penyajian, yaitu melalui ceramah yang dilaksanakan pada saat Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah, tanya jawab, dan diskusi yang dilakukan oleh konselor

dengan guru danpara peserta didik.

2) Pengamatan yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.

3) Partisipasi yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam suasana kegiatan,

mencoba, dan mengalami sendiri. Jadi seorang konselor harus ikut berpartisipasi

dalam pelaksanaan kegiatan.

4) Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen

yang terkait.

5) Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam

tentang berbagai hal yang menjadi isi layanan.

f. Pelaksanaan Layanan Orientasi

Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara seperti ceramah,

tanya jawab, dan diskusi yang selanjutnya dilengkapi dengan peragaan, selebaran,

tayangan foto atau video atau peninjauan ketempat yang dimaksud misalnya, ruang kelas,

laboraturium, perpustakaan dan lain-lain, meskipun materi orientasi dapat diberikan oleh

guru pembimbing, kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran namun seluruh kegiatan

itu direncanakan oleh guru pembimbing. Proses atau tahap layanan orientasi adalah

sebagai berikut:

1) Perencanaan

Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

(a) Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan layanan,

(b) Menetapkan peserta layanan,

(c) Menetapkan jenis kegaitan, termasuk format kegiatan,

(d) Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, narasumber, dan media,

(e) Menyiapkan kelengkapan administrasi.

2) Pelaksanaan

Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

(a) Mengorganisasikan kegiatan layanan,

12

Page 17: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

(b) Mengimplementasikan kegiatan tertentu temasuk implementasi format layanan dan

penggunaan media.

3) Evaluasi

Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah:

(a) Menetapkan materi evaluasi,

(b) Menetapkan prosedur evaluasi,

(c) Menyusun instrumen evaluasi,

(d) Mengaplikasikan instrumen evaluasi,

(e) Mengolah hasil aplikasi instrumen.

4) Analisis hasil evaluasi

Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

(a) Menetapkan standar analisis,

(b) Melakukan analisi,

(c) Menafsirkan hasil analisi.

5) Tindak lanjut

Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

(a) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut,

(b) Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait,

(c) Melaksanakan rencan tindak lanjut.

6) Laporan, meliputi:

(a) Menyusun laporan layana orientasi,

(b) Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah atau madrasah)

dan mendokumentasikannya.

13

Page 18: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

BAB III

HASIL STUDI KASUS

A. Profil Sekolah

Kepala Sekolah: Agus Wahyudi, M.Pd

Daftar Nama Guru:

1. Deny Wahyudi, S.Pd

2. Abdul Chaliq Hari Muljo, S.Pd

3. Suparno, S.Pd

4. Ahmad Wahyudi, S.Pd

5. Priyo Tamam Hadi, S.Pd

6. Sudarto, S.Pd

7. Dina Pudji Astutik, S.Pd

8. Imam Bonjol, S.Pd

9. Ahmad Bukhori, S.Pd

10. Mardi Waloyo, S.Pd

11. Sugianto, S.Pd

12. Zaenal Muttaqin, S.Pd

13. Widiastutik, S.Pd

14. Dwi Poernomo, S.Pd

15. Sumiari, S.Pd

16. Achmad Muslih S.Pd

Alamat: Jl. Bukit Dieng T/8, PISANGCANDI, Kec. Sukun, Kota Malang Prov. Jawa

Timur

Nomor Telepon: 0341-571715

Email: [email protected]

Identitas Sekolah:

NPSN : 20533787

Status : Negeri

Bentuk Pendidikan : SMP

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

SK Pendirian Sekolah : Mendikbud No. 0594/O/1985

Tanggal SK Pendirian : 1985-11-22

SK Izin Operasional : Mendikbud No. 0594/O/1985

Tanggal SK Izin Operasional : 1985-11-22

14

Page 19: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

Data Pelengkap:

Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada

Nama Bank : BANK JATIM

Cabang KCP/Unit : Malang

Rekening Atas Nama : SMP NEGERI 15 MALANG

Luas Tanah Milik : 10800

Luas Tanah Bukan Milik : 0

Data Rinci:

Status BOS : Bersedia Menerima

Waku Penyelenggaraan : Sehari penuh (5 h/m)

Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat

Sumber Listrik : PLN

Daya Listrik : 12100

Akses Internet : Lainnya

Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 15 Kota Malang

“Terwujudnya insan SMP cerdas yang berbudaya lingkungan dengan berlandaskan iman

dan taqwa”.

Indikator Pencapaian Visi :

1) Terwujudnya lulusan yang cerdas, terampil, kompetitif, cinta tanah air, beriman dan

bertaqwa.

2) Terwujudnya standar Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )

di sekolah.

3) Terwujudnya lingkungan sekolah dan masyarakat sekolah yang peduli dan berbudaya

lingkungan.

4) Terwujudnya standar pendidik dan kependidikan yang relevan dengan kebutuhan

perkembangan masa kini.

5) Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang ramah lingkungan.

6) Terwujudnya standar manajemen sekolah yang dilengkapi dengan standar operasional

prosedur (SOP).

7) Terwujudnya standar penggalangan dana pembiayaan sekolah dari sponsor dan

pemerhati pendidikan.

8) Terwujudnya standar penilaian pendidikan akademik dan non akademik.

9) Terwujudnya rasa kepedulian terhadap alam sekitar.

10) Terwujudnya pribadi dengan pembiasaan hidup bersih dan sehat.

15

Page 20: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

MISI SMP NEGERI 15 MALANG

1) Meningkatkan kompetensi lulusan yang cerdas, terampil, kompetitif, cinta tanah air,

beriman dan bertaqwa.

2) Melaksanakan standar Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

di sekolah.

3) Membangun karakter warga sekolah yang dapat melestarikan lingkungan.

4) Meningkatkan standar pendidik dan kependidikan yang relevan dengan kebutuhan

perkembangan masa kini.

5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan yang ramah

lingkungan.

6) Mengembangkan standar manajemen sekolah yang dilengkapi dengan standar

operasional prosedur (SOP).

7) Meningkatkan pengembangan standar penggalangan dana pembiayaan sekolah dari

sponsor dan pemerhati pendidikan.

8) Mengembangkan standar penilaian pendidikan akademik dan non akademik.

9) Membangun karakter warga sekolah yang peka terhadap kerusakan lingkungan.

10) Mengembangkan kegiatan dengan pola hidup bersih dan sehat.

TUJUAN SMP NEGERI 15 MALANG

Dalam rangka pencapaian visi dan misi SMP Negeri 15 Malang memiliki tujuan sebagai

berikut :

1) Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil, kompetitif, cinta tanah air, beriman dan

bertaqwa.

2) Mewujudkan standar Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP di

sekolah.

3) Mewujudkan karakter warga sekolah yang dapat melestarikan lingkungan.

4) Mewujudkan standar pendidik dan kependidikan yang relevan dengan kebutuhan

perkembangan masa kini.

5) Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang ramah lingkungan.

6) Mewujudkan standar manajemen sekolah yang dilengkapi dengan standar operasional

prosedur (SOP).

7) Mewujudkan standar penggalangan dana pembiayaan sekolah dari sponsor dan

pemerhati pendidikan.

8) Mewujudkan standar penilaian pendidikan akademik dan non akademik.

16

Page 21: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

9) Menwujudkan karakter warga sekolah yang peka terhadap kerusakan lingkungan

10) Mewujudkan kegiatan dengan pola hidup bersih dan sehat.

B. Manajemen Layanan Khusus Pengenalan Lingkungan Sekolah di SMPN 15 Malang

Pekan orientasi adalah kelanjutan dari orientasi hari-hari pertama masuk sekolah.

Jika pada hari-hari pertama masuk sekolah, peserta didik diperkenalkan dengan

lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah secara global, maka pada pekan orientasi

studi ini diperkenalkan secara rinci. Adapun lingkungan sekolah yang diperkenalkan

secara rinci tersebut adalah peraturan dan tata tertib sekolah, guru, dan personalia sekolah,

perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, bengkel sekolah, kafetaria sekolah,

bimbingan dan konseling, layanan kesehatan sekolah, layanan asrama sekolah, orientasi

program studi, cara belajar yang efektif dan efisien di sekolah dan organisasi peserta didik.

1. Peraturan dan Tata Tertib Sekolah

Para peserta didik perlu diperkenalkan dengan tata tertib sekolah. Sebab, tata tertib

sekolah ini mengatur perilaku peserta didik di sekolah. Adapun tata tertib sekolah yang

harus dipatuhi oleh peserta didik adalah:

a) Peserta didik wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

sekolah.

b) Peserta didik wajib memelihara dan menjaga ketertiban serta menjunjung tinggi

nama baik sekolah.

c) Peserta didik harus hadir di sekolah paling lambat 5 menit sebelum pelajaran

dimulai.

d) Peserta didik harus siap menerima pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.

e) Pada jam istirahat para peserta didik tidak dibenarkan ada dalam ruangan kelas

atau meninggalkan pekarangan sekolah, kecuali ijin kepada kepala sekolah.

f) Selama jam sekolah berlangsung, peserta didik dilarang meninggalkan sekolah

tanpa ijin kepala sekolah.

g) Setiap peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus dapat

menunjukkan keterangan yang sah.

h) Setiap peserta didik yang wajib memelihara dan menjaga kebersihan sekolah.

i) Peserta didik tidak dibenarkan membawa rokok atau merokok, baik di dalam kelas,

maupun halaman sekolah, dan lingkungannya.

j) Peserta didik dilarang berpakaian yang berlebihan dan memakai perhiasan yang

mencolok.

k) Peserta didik dilarang membawa segala sesuatu yang dapat mengganggu pelajaran.

17

Page 22: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

l) Peserta didik dilarang mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu

pelajaran di sekolah.

m) Setiap peserta didik wajib membayar SPP setiap bulan selambat-lambatnya tanggal

20 setiap bulan.

n) Pelanggaran atas tata tertib sekolah dapat menyebabkan peserta didik dikeluarkan

dari sekolah setelah mendapat peringatan lisan, tertulis, dan skorsing sementara.

2. Guru dan Personalia Sekolah

Pada pekan orientasi peserta didik ini, para peserta didik harus diperkenalkan dengan

guru-guru dan personalia sekolah secara detail. Perkenalan secara detail demikian sangat

penting, agar peserta didik mengetahui lebih banyak tentang gurunya dan personalia

sekolah yang akan memberikan layanan kepadanya. Lebih jauh, peserta didik akan dapat

mengetahui alamat, dan kepada siapa menyampaikan masalah yang sedang dihadapi.

Peserta didik akan tahu, kepada guru mana ia harus mengadukan mata pelajaran dan

personalia sekolah ini.

3. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah ini juga harus diperkenalkan kepada peserta didik. Yang

diperkenalkan menyangkut siapa yang mengelola dan mengepalai, dan apa saja tugas dan

tanggung jawab mereka. Peserta didik perlu diperkenalkan berapa jumlah koleksi bahan

pustaka yang dipunyai perpustakaan sekolah, macam-macam, dan jenis koleksi buku, dari

mana koleksi yang dipunyai selama ini. Peserta didik juga diperkenalkan dengan layanan

yang dapat diberikan oleh perpustakaan, misalnya layanan baca, peminjaman, pemesanan,

dan pengembalian.

Agar peserta didik dapat menggunakan semaksimal mungkin tanpa mengganggu

keberlangsungan penyelenggaraan perpustakaan sekolah, peserta didik perlu diberi

informasi mengenai persyaratan menjadi anggota perpustakaan, tata cara peminjaman,

pemesanan, dan pengembalian koleksi bahan pustaka. Pada saat ini, peserta didik juga

dijelaskan tentang tata tertib berkunjung, membaca di ruangan, peminjaman, pemesanan

dan pengembalian buku atau koleksi bahan pustaka berikut sanksi atas pelanggarannya.

4. Laboratorium Sekolah

Layanan laboratorium ini juga perlu diperkenalkan kepada peserta didik baru. Tidak

berbeda dengan perkenalan perpustakaan, peserta didik terlebih dahulu diperkenalkan

kepada para petugas laboratorium berikut tugas dan tanggung jawabnya. Lebih lanjut

peserta didika diberi informasi mengenai macam-macam laboratorium yang dimiliki

sekolah, termasuk sarana dan prasarana, perlengkapan, dan fasilitas yang dipunyai. Tata

18

Page 23: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

cara menggunakan masing-masing laboratorium beserta dengan petunjuk teknisnya perlu

juga disampaikan.

5. Bengkel Sekolah

Bengkel yang dimiliki sekolah perlu diperkenalkan kepada peserta didik baru. Tujuan,

fungsi, dan pemanfaatannya itu perlu pula diperkenalkan kepada peserta didik baru.

C. Permasalahan yang Ditemui

Dalam kegiatan PLS terdapat beberapa masalah yang ditemui, antara lain:

1. Pengawasan yang kurang dari pihak kepala sekolah maupun guru

Pada saat kegiatan pengenalan lingkungan sekolah guru maupun kepala

sekolah tidak bisa penuh untuk terus mengawasi. Sebab, ada hal yang harus

diselesaikan oleh guru seperti adanya tugas dinas diluar sekolah. Walaupun ada guru

yang mengawasi tapi tidak penuh waktu dalam mengawasi.

2. Kurangnya persiapan dari pihak panitia dalam mempersiapkan materi pada kegiatan

PLS

Biasanya panitia kurang komunikasi dan pembagian tugas yang kurang jelas.

Sehingga, persiapan materi dianggap kurang siap.

3. Terdapat kekurangan dalam pemberian materi yang disampaikan oleh guru

Guru yang diberikan tugas dadakan oleh panitia karena untuk menggantikan

pemateri yang tidak bisa hadir menyebabkan guru yang ditunjuk tersebut kurang siap

dalam memberikan isi materi kepada peserta PLS.

4. Biasanya peserta didik baru kurang memerhatikan apa yang disampaikan oleh guru

dan kurang bersemangat

Peserta yang diberikan materi dalam seminar akan kurang memerhatikan

apalagi pada posisi belakang dan karena tidak terdapat game yang disertakan dalam

seminar membuat peserta PLS semakin bosan serta kurang bersemangat.

5. Panitia terkadang kurang komunikasi dengan pembina, sehingga ada hal-hal yang

tidak diketahui oleh pihak sekolah.

Panitia yang membuat kegiatan tambahan dan tidak dikomunikasikan kepada

pihak sekolah. Sehingga, hal tersebut membuat pihak sekolah tidak mengetahui ada

kegiatan-kegiatan yang baru dari yang telah disetujui oleh sekolah tersebut.

19

Page 24: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

BAB IV

PENGEMBANGAN LAYANAN KHUSUS PENGENALAN LINGKUNGAN

SEKOLAH DI SMPN 15 MALANG

PENGEMBANGAN MPLS “MULTIPLE INTELEGENT”

Memasuki tahun ajaran baru 2017/2018, sekolah diwajibkan melaksanakan kegiatan

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebagai pengganti Masa Orientasi Sekolah

(MOS). Ketentuan MPLS pada tahun 2017 juga masih mengacu pada Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 18 tahun 2016. Tujuan utama MPLS adalah

membangun suasana ramah tamah, nyaman dan menyenangkan bagi calon siswa baru. Sesuai

peraturan, SMPN 15 Malang turut melaksanakan kegiatan tersebut. Di sini MPLS lebih

diarahkan untuk kegiatan membangun interaksi positif dan menyenangkan antara siswa

dengan lingkungan sekolah. Pembelajaran yang diberikan kepada siswa haruslah

mengedepankan iman kemudian baru prestasi. Jika seorang siswa tidak dibekali dengan iman,

sepandai apapun siswa itu tidak akan berhasil. Iman akan membentuk sopan santun dan

karakter bagi setiap siswa dan akan mengantarkan mereka ke jalan kesuksesan.

Iman akan mendasari sebuah prestasi, salah satu programnya adalah multiple

intelegent. Jangan sampai, misalkan, mengukur kepandaian seseorang hanya dengan

mengukur kepandaian ikan hanya dengan memanjat pohon. Kita harapkan ya mengukur

kemampuan ikan hanya dengan berenang. Di malam inagurasi nanti, boleh menampilkan

pantomim, boleh apa saja yang penting sesuai dengan kemampuan. Itulah yang dimaksud

dengan kita mengakomodasi kemampuan multiple intelegent mereka untuk menuju ke era

yang lebih global. Sekolah seharusnya tidak menggelar MPLS dengan kekerasan dan

senioritas untuk mengenalkan siswa ke lingkungan sekolah. Perlakuan lembut dan manusiawi

yang dilakukan, karena justru akan menjadikan siswa menghormati sesama siswa dan tak ada

lagi rasa iri dengki. Tema untuk MPLS ini yaitu dengan multiple intelegent kita akomodasi

kemampuan anak agar dapat berkembang lebih baik dengan adanya era globalisasi.

Tujuannya mengenali potensi diri siswa baru, membantu siswa baru untuk beradaptasi

dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya serta menumbuhkan motivasi, semangat dan

belajar efektif sebagai siswa baru. Selain itu, MPLS juga diharapkan bisa mengembangkan

interaksi positif antarsiswa dan lingkungan sekitar. Dengan demikian segala bentuk

perpeloncoan, budaya senioritas serta hukuman fisik tidak mendidik di SMPN 15 Malang

kami larang untuk dilakukan selama MPLS. Konsep MPLS di SMPN 15 Malang bahwasanya

siswa-siswi baru harus kita beri penghargaan bukan perpeloncoan.

20

Page 25: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

Teknik dalam MPLS adalah materi murni tentang orientasi lingkungan sekolah.

Kegiatan dibuat semenarik mungkin, menyenangkan, kreatif dan edukatif. Rangkaian MPLS

dilakukan selama tiga hari. Kegiatannya meliputi pengenalan lingkungan sekolah, pemberian

edukasi dan motivasi serta ditutup dengan malam inagurasi perkemahan Sabtu-Minggu

(Persami). Persiapan Persami dapat dilaksanakan di lapangan sekolah. Tentu pembina

pramuka memiliki latar belakang, salah satunya Karena anak kelas sepuluh masih baru,

belum mengenal kondisi lingkungan sekolahnya. Kalau langsung dibawa ke (Bumi

Perkemahan) kurang pas karena pramuka ini sebagai acara penutupan MPLS

21

Page 26: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang peranan

kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dalam menyiapkan peserta didik

baru di SMPN 15 Malang Tahun Pelajaran 2017/2018 , maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa peran dari kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dalam

menyiapkan peserta didik baru sangat berperan yaitu dalam pengenalan lingkungan

sekolah bagi peserta didik baru seperti sarana prasarana, tata tertib dan perangkat sekolah.

serta dalam penyesuaian lingkungan baru peserta didik yang dapat beradaptasi dengan cara

belajar dan penyesuaian dengan teman-teman yang baru dikenalnya kemudian dalam

pembentukan kedisiplinan peserta didik baru yang terbentuk selama kegiatan Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah seperti kedisiplinan masuk sekolah, membuang sampah

dan kedisiplinan dalam proses pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa semakin

terprogram dan terlaksana dengan baik kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

maka sangat berperan kegiatan tersebut untuk menyiapkan peserta didik baru dalam hal

mental, fisik dan akademik.

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian, menganalisis, dan mengambil kesimpulan dari hasil

penelitian, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut:

1. Kepada peserta didik baru agar dapat beradaptasi dengan lingkungan baru di sekolah

baru baik dalam penyesuaian dengan teman ataupun cara belajar, patuh akan tata tertib

sekolah sehingga peserta didik dapat lebih mengembangkan pengetahuan, dapat

mengimplementasikan program-program MPLS secara berkelanjutan tidak hanya pada

waktu kegiatan masa orientasi, serta untuk perbaikan diri peserta didik baru.

2. Kepada panitia MPLS agar dapat menyusun program-program kegiatan dalam

menyelenggarakan kegiatan MPLS baik sosialisasi lingkungan sekolah atau kegiatan

lainya karena pembentukan mental, fisik dan akademik peserta didik diawali dari

proses orientasi maka jika dalam MPLS tidak berdasarkan aturan yang berlaku maka

pembentukan karakter peserta didik mengalami hambatan.

3. Kepada pihak Sekolah khususnya Kepala Sekolah dan ketua OSIS agar dapat

memantau proses kegiatan MPLS dan memberikan sanksi yang tegas kepada oknum-

oknum yang menyalahi aturan dan tujuan MPLS agar dalam kegiatan MPLS tidak

22

Page 27: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

terjadi tindakan yang menyebabkan kegiatan MPLS dijadikan sebagai ajang balas

dendam bukan sebagai ajang pengenalan lingkungan sekolah kepada peserta didik baru.

23

Page 28: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

DAFTAR RUJUKAN

Agung & Sunarto. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Amti & Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharudin & Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Cahyo, Agus. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler.

Jogjakarta: Diva Press

Cicih & Dirman. 2014. Krakteristik Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djumhur & Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu

Hadi, Sutrisno. 1989. Metode Research. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.

Hidayah, Ninik Nuzulul. 2014. Implementasi Layanan Orientasi Siswa dengan Model

Perkemahan Dakwah dalam Pembentukan Karakter Nahdliyyah di Smp Khadijah

Surabaya. (Jurnal). Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Imron, Ali. 2001. Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara

Melo, Manase. 1986. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kurnia.

Nani & Syamsu. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Afabeta.

Suwarno. 1985. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tohirin. 2013. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

24

Page 29: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Dokumentasi Pengenalan Lingkungan Sekolah di SMPN 15 Malang

25

Page 30: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

Dokumentasi Suasana SMPN 15 Malang

26

Page 31: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH TENTANG : PANITIA KEGIATAN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 15 MALANG UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN PISANGCANDI KOTA MALANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NOMOR : 422.1/ /SD.064/VI/2017

TANGGAL : 19 Juni 2017

SUSUNAN PANITIA KEGIATAN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 15 MALANG UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN PISANGCANDI KOTA MALANG TAHUN

PELAJARAN 2017/2018

NO NAMA JABATAN

KET DINAS PANITIA

1 AGUS WAHYUDI, M.PD Kepala Sekolah Penanggung

jawab

2 DENY WAHYUDI, S.PD Guru Bahasa

Inggris Ketua

3 AHMAD WAHYUDI, S.PD Tata Usaha Sekretaris

4 DINA PUDJI ASTUTIK, S.PD Guru Ekonomi Bendahara

6 PRIYO TAMAM HADI, S.PD Guru Sejarah

7 WIDIASTUTIK, S.PD Guru Bahasa Indonesi

9 ZAENAL MUTTAQIN, S.PD Guru PJOK

10 ABDUL CHALIQ HARI MULJO,

S.PdI Guru PAI

Kepala SMPN 15 Malang

Agus Wahyudi, M.Pd NIP 196001041979121002

27

Page 32: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

FORMULIR PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

BAGI SISWA BARU

A. PROFIL SISWA

1. Nama : .......................................................

2. Jenis Kelamin : .......................................................

3. Urutan anak : Anak ke……..dari……….bersaudara

4. Tempat tanggal lahir : .......................................................

5. Agama : .......................................................

6. Alamat rumah : .......................................................

7. Asal sekolah : .......................................................

8. Riwayat Kesehatan :

No Penyakit berat pernah/sedang

diderita Jenis alergi yang

diderita

1

2

3

4

5

9. Sebutkan potensi atau bakat siswa di bidang seni, olahraga, sains, dll

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

..................

10. Sebutkan sifat/perilaku siswa yang menonjol dan yang perlu ditingkatkan

No Sifat/Perilaku Menonjol Sifat/Perilaku yang perlu

ditingkatkan

1

2

3

4

28

Page 33: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

B. PROFIL ORANG TUA/WALI

No Data Bapak / Wali Ibu/ Wali

1 Nama

2 Tempat, Tanggal Lahir

3 Pekerjaan

4 Pendidikan

Terakhir

5 Alamat Saat Ini

6 No. Telp / HP

........................., ....................... 20....

Orang Tua / Wali

(......................................)

29

Page 34: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

JADWAL KEGIATAN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

No Hari/

Tanggal Waktu Kegiatan

Penanggung

Jawab Keterangan

Pengisian Formulir

Pengenalan Lingkungan

Sekolah

Kegiatan pengenalan siswa

Kegiatan pengenalan warga

sekolah;

Kegiatan pengenalan visi-

misi, program, kegiatan, cara belajar, dan tata tertib

sekolah;

Kegiatan pengenalan fasilitas

sarana dan prasarana sekolah

dengan memegang prinsip persamaan hak seluruh

siswa;

Pengenalan stakeholders

sekolah.

Simulasi penyelesaian suatu

masalah untuk menumbuhkan motivasi dan

semangat belajar siswa;

Kegiatan pengenalan etika

komunikasi, termasuk tata

cara menyapa/berbicara menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik dan

benar

Pembiasaan salam, senyum,

sapa, sopan, dan santun;

Pengenalan etika pergaulan

antar siswa serta antara siswa dengan guru dan tenaga

kependidikan, termasuk

kepada sikap simpati, empati,

dan saling menghargai, serta sportif.

Kegiatan penanaman dan

penumbuhan akhlak dan

karakter;

Pengenalan budaya dan tata

tertib sekolah;

Pemilihan tema kegiatan

pengenalan lingkungan sekolah yang sesuai dengan

nilai-nilai positif

Mengenalkan kegiatan ekstra

kurikuler yang ada di sekolah

Mengajak siswa berkeliling ke

seluruh area sekolah, sambil menjelaskan setiap fasilitas,

30

Page 35: LAPORAN STUDI KASUS€¦ · Kegiatan ini dilakukan oleh Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan diawasi oleh pihak sekolah supaya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak

sarana, dan prasarana yang terdapat di sekolah serta

kegunaannya.

Menginformasikan fasilitas-

fasilitas umum di sekitar sekolah.

Menginformasikan kewajiban pemeliharaan fasilitas dan

sarana prasarana sekolah dan

fasilitas-fasilitas umum.

Kegiatan yang menjalin

keakraban antar siswa dengan warga sekolah antara

lain

dengan permainan atau

diskusi kelompok.

Kerja bakti membersihkan

lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara

membuang sampah sesuai

dengan jenis sampah.

Mengajarkan simulasi antri

melalui baris sebelum masuk kelas, dan pada

saat bergantian memakai

fasilitas sekolah.

Mengetahui, Kepala Sekolah

AGUS WAHYUDI, M.Pd

NIP 196001041979121002

Karangampel, Juni 2017 Ketua Panitia

DENY WAHYUDI, S.Pd

NIP 196007171983051005

31