Upload
nagiot-cansalony-tambunan
View
1.331
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bentuk aplikasi berbagi informasi publik mengenai kinerja B2P2TOOT sebagai bagian dari lembaga negara/pemerintahan dalam binaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Semoga bermanfaat untuk iptek dan kesejahteraan bangsa dan NKRI.
Citation preview
i
B2P2TOOT menyatakan: Pelestarian TOJA adalah proses
melestarikan TOJA melalui
pemanfaatan yang bijaksana,
menjamin kesinambungan, dan
meningkatkan mutu nilai dan
keanekaragaman.
Pembudayaan TOJA adalah proses sosial
budaya untuk memantapkan TOJA sebagai
adat atau pranata dalam peradaban dan
kehidupan bernegara dan berbangsa.
“Tanaman Obat dan JAMU (TOJA) adalah salah satu kebudayaan
Indonesia berbasis etnis Nusantara, yang diciptakan berdasarkan olah
naluri, akal, budi,dan hatinurani untuk pemeliharaan dan penyembuhan
kesehatan manusia”
Sumber: http://grafisia.com/assets/petadaun/preface.jpg
Peradaban
Naluri
Akal (IQ)
Budi (EQ)
Hatinurani (SQ)
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ii Daftar Isi
iii iv
Daftar Gambar Daftar Tabel
v JAMU dan B2P2TOOT vi Peran dan Tanggung Jawab B2P2TOOT
vii B2P2TOOT dan Pengobatan Tradisional ix Warisan Berharga x Milestone B2P2TOOT
xi Sambutan Kepala B2P2TOOT xii Profil Peneliti dan Tim Manajemen B2P2TOOT
1 BAB I. ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN 2012 1 A. Tantangan Tahun 2011 5 B. Kelembagaan 7 C. Modal dan Aset
16 BAB II. TUJUAN DAN SASARAN KERJA 16 A. Dasar Hukum 16 B. Tujuan, Indikator dan Sasaran 19 BAB III. STRATEGI PELAKSANAAN 19 A. Strategi 26 B. Tantangan 27 C. Terobosan 30 BAB IV. HASIL KERJA 30 A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran 33 B. Pencapaian Kinerja 35 C. Realisasi Anggaran 37 D. Pembelajaran Organisasi 39 BAB V. REKOMENDASI DAN PENUTUP
iii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL: Hal Gambar 1 Museum Jamu “Hortus Medicus” 3 Gambar 2 Struktur Organisasi B2P2TOOT selama Januari-April 2012 5 Gambar 3 Kelompok Kepakaran dalam Scientific Board B2P2TOOT 6 Gambar 4 Kompartemen Laboratorium Terpadu B2P2TOOT pada Januari 2012 6 Gambar 5 Instalasi sebagai Unit Penunjang B2P2TOOTpada Januari 2012 7 Gambar 6 Komposisi Pegawai Tetap Berdasarkan Sex pada Januari 2012 7 Gambar 7 Komposisi Pegawai Tetap Berdasarkan Sex dan Jenjang Pendidikan
Terakhir pada Januari 2012 8
Gambar 8 Komposisi Pegawai Tetap Berdasarkan Seks dan Area Pekerjaan pada Januari 2012
8
Gambar 9 Laboratorium Terpadu Litbang TOOT 10 Gambar 10 Kebun Produksi Karangpandan dengan TO Temulawak (bahan semua formula
JAMU) 11
Gambar 11 Kebun Produksi Kalisoro dengan TO Ekinase (bahan dasar JAMU untuk
imunomodulator) 11
Gambar 12 Kebun Produksi Tlogodlingo dengan TO Kelembak (bahan JAMU Pelangsing) 12 Gambar 13 Klinik Saintifikasi Jamu “Hortus Medicus” 12 Gambar 14 Perpustakaan B2P2TOOT 13 Gambar 15 RISTOJA tahun 2012 15 Gambar 16 Penyerahan sertifikat Jamu Saintifik Penurun Tekanan Darah Tinggi dan
Penurun Asam Urat oleh Komisi Nasional Saintifikasi Jamu 18
Gambar 17 Struktur Organisasi B2P2TOOT selama Mei-Desember 2012 19 Gambar 18 Bidang Kepakaran dalam Scientific Board B2P2TO2T pada Desember
2012 20
Gambar 19 Divisi sebagai Unit Kompetensi Stratejik B2P2TO2T pada Desember 2012 21 Gambar 20 Penandatanganan MoU dengan Pemkab. Bangli dan Pemkab. Karanganyar 25 Gambar 21 Penandatanganan PKS B2P2TOOT dengan 25 Lemlit Universitas 26
iv
DAFTAR GAMBAR TABEL: Hal
Tabel 1 Komposisi Pegawai Tetap Berdasarkan Golongan Kerja, Seks dan Jenjang Pendidikan Terakhir pada Januari 2012
9
Tabel 2 Komposisi Pegawai Tetap Berdasarkan Jenjang Jabatan Fungsional, Jenjang Pendidikan Terakhir dan Seks pada Januari 2012
9
Tabel 3 Rincian DIPA B2P2TOOT bersumber APBN tahun 2012 14 Tabel 4 Rincian SKPA tahun 2012 14 Tabel 5 Tujuan Kegiatan Litbang B2P2TOOT Periode 2010-2014 17 Tabel 6 Rencana Umum Pendidikan Berkelanjutan Pegawai Periode 2013-2015 23 Tabel 7 Jejaring Saintifikasi JAMU 24 Tabel 8 Jejaring Riset dan Pengembangan Tanaman Obat dan JAMU (RISTOJA) 25 Tabel 9 Pendefinisian Ulang dari Output B2P2TOOT 28 Tabel 10 Capaian Tujuan Kegiatan Litbang B2P2TOOT Periode 2010-2014 30 Tabel 11 Sistematika Pencapain Tujuan Kegiatan Litbang B2P2TOOT Periode 2010-
2014 30
Tabel 12 Hasil RISTOJA Tahun 2012 32 Tabel 13 Realisasi Anggaran B2P2TOOT Tahun 2012 36 Tabel 14 Realisasi Anggaran B2P2TOOT berdasarkan Akun Kegiatan Tahun 2012 37
LAMPIRAN: 1. Judul, Penanggung Jawab dan Pagu Anggaran Penelitian B2P2TOOT tahun 2012
2. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan pada tahun 2012 3. Peserta WorkshopTraining on HerbalNet Indonesia tahun 2012 4. Peserta Pelatihan Dokter Saintifikasi JAMU tahun 2012 5. Peserta Pelatihan Apoteker Saintifikasi JAMU tahun 2012
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)
Jalan Raya Lawu No. 10-11, Tawangmangu, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah 57792
http://www.b2p2toot.litbang.depkes.go.id
e-mail: [email protected] atau [email protected]
telp: 0271-697010; faks: 0271-697451
v
Bermanfaat secara signifikan untuk
membantu menurunkan kadar asam urat
ke level normal
JAMU dan B2P2TOOT JAMU adalah hasil olah naluri, akal, budi, dan hatinurani dari, oleh dan untuk manusia Indonesia. Jamu sudah terbukti aman, berkhasiat, dan bermutu secara empiris sejak jaman nenek moyang bangsa Indonesia. Di masa kini, pelestarian dan pembudayaan JAMU tetap dikelola berkesinambungan secara ilmiah dan etika untuk membuktikan keamanan, khasiat, dan mutu sesuai perkembangan kehidupan manusia. Pembuktian ini melalui observasi klinik dan riset klinik random (randomized clinical trial/RCT) without blinding. B2P2TOOT telah memiliki 13 Formula JAMU; yang lulus observasi klinik dan digunakan dalam Jejaring Saintifikasi JAMU, untuk: 1. Hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi) 8. Osteoartritis (radang sendi) 2. Afrodisiak (libido) 9. Obesitas (kegemukan) 3. Mialgia (pegal linu) 10. Hemoroid (wasir/ambein) 4. Laktagoga (pelancar air susu ibu) 11. Hepatoprotektor (liver/hati) 5. Hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) 12. Immunomodulator (daya tahan tubuh) 6. Hiperlipidemia (kadar lemak darah tinggi) 13. Urolitiasis (batu kandung kemih) 7. Gastritris (radang lambung) B2P2TOOT telah memiliki 2 Formula JAMU yang aman, berkhasiat dan bermutu, serta telah disertifikasi oleh Komisi Nasional Saintifikasi JAMU; diperoleh melalui Randomized Control Trial (RCT) without blinding dan dapat digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan.
Bermanfaat secara signifikan untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi dengan level ringan (160/100)
vi
B2P2TOOT: Kreativitas & Inovasi untuk Peradaban Nusantara
“memacu kami sebagai institusi Iptek Obat Tradisional (OT) yang
membangun kebudayaan Nusantara”
PERAN Lembaga Iptek OT sebagai ‘agent’ pembangunan kebudayaan JAMU, Penyembuhan dan Pemeliharaan Kesehatan Nusantara
TANGGUNG JAWAB Mengelola Iptek OT dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal, melalui penelitian, pengembangan, pelatihan iptek dan pelayanan iptek, serta produksi (generation), peningkatan (advancement), diseminasi, dan utilisasi.
vii
B2P2TOOT dan Pengobatan Tradisional (Traditional Medicine by WHO)
JAMU sebagai bagian dari pengobatan nusantara berbasis pengobat tradisional sudah menjadi Brand dan Sukma Indonesia
Pengobatan tradisional adalah totalitas dari pengetahuan, keterampilan dan praktek berdasarkan teori, keyakinan dan pengalaman dari beragam adat budaya yang digunakan untuk menjaga kesehatan, serta mencegah, mendiagnosis, memperbaiki atau mengobati penyakit fisik dan mental. Pengobatan tradisional yang telah diadopsi oleh populasi lain
(di luar budaya pemilik asal/pemberi warisan/pribumi) disebut pengobatan alternatif atau komplementer
Obat herbal meliputi bumbu, bahan herbal, sediaan herbal, dan produk herbal jadi yang mengandung bagian-bagian tanaman atau bahan tanaman lain sebagai bahan aktif
JAMU sudah diinisiasi menjadi
warisan budaya dunia dari Indonesia. Pelestarian dan
pembudayaan JAMU sebagai esensi peradaban Indonesia
merupakan satu dari banyak solusi untuk mengelola tantangan terkait illegal lodging dan biopiracy serta
adopsi oleh komunitas lain
Tantangan Pengobatan tradisional telah digunakan di beberapa komunitas selama ribuan tahun (budaya turun temurun). Populasi baru (budaya yang berkembang di luar budaya turun temurun) yang mengadopsi praktek pengobatan tradisional tersebut
Program Saintifikasi JAMU merupakan pembuktian empiris Jamu secara Ilmiah
Keragaman internasional Terjadi karena praktek pengobatan tradisional yang telah diadopsi oleh beragam budaya dan wilayah tidak menyebabkan kemajuan paralel dalam hal baku mutu internasional dan metode untuk evaluasi
Telah diinisiasi naskah akademik RUU JAMU. Realita yang sudah
ada berupa UU Kesehatan dan Permenkes terkait Saintifikasi
JAMU, Obat Tradisional, Pengobatan Alternatif dan
Komplementer
Kebijakan nasional dan peraturan Tidak banyak negara memiliki kebijakan nasional untuk pengobatan tradisional. Sulit mengatur produk, praktek dan praktisi karena variasi dalam definisi dan kategorisasi terapi pengobatan tradisional. Sebuah produk herbal tunggal dapat didefinisikan sebagai makanan, suplemen makanan atau obat herbal, tergantung pada negara. Perbedaan ini dalam peraturan nasional memiliki implikasi pada akses internasional dan distribusi produk
viii
Program Saintifikasi JAMU di B2P2TOOT dan Jejaring SJ merupakan upaya pembuktian keamanan, khasiat dan mutu JAMU mulai hulu ke hilir
Keamanan, khasiat dan mutu Bukti ilmiah dari uji yang dilakukan untuk mengevaluasi keamanan dan khasiat produk dan praktekpengobatan tradisional terbatas. Sementara bukti menunjukkan bahwa akupunktur, beberapa herbal dan beberapa terapi manual (misalnya pijat) sudah efektif untuk kondisi tertentu. Persyaratan dan metode untuk penelitian dan evaluasi sangat kompleks. Sebagai contoh, mungkin sulit untuk menilai mutu produk herbal jadi. Keamanan, khasiat dan mutu produk obat herbal tergantung pada mutu bahan obat herbal, yang dapat mencakup ratusan unsur alam, dan bagaimana elemen ditangani melalui proses produksi
B2P2TOOT bersama Jejaring
RISTOJA, Jejaring SJ dan Jejaring Petani Binaan selalu
mempromosikan dan mengadvokasi tata kelola budidaya
dan pemanfaatan TO yang berkelanjutan dan menjaga
kehidupan sumber daya genetik
Pengetahuan dan keberlanjutan Bahan herbal untuk produk dikumpulkan dari populasi TO. Perluasan pasar produk herbal bisa mengarahkan pada panen tanaman yang berlebihan dan mengancam keanekaragaman hayati. Tata kelola yang kurang tepat dari praktek budidaya dan koleksi TO dapat memusnahkan spesies langka dan merusak sumber daya alam. Berbagai upaya untuk melestarikan populasi TO dan pengetahuan tentang bagaimana menggunakan TO untuk tujuan kesehatan diperlukan dalam rangka mempertahankan pengobatan tradisional
Pelatihan Saintifikasi JAMU kepada dokter dan apoteker sebagai upaya untuk mendapatkan ‘dokter-peneliti’
Penggunaan Jamu secara Rasional Banyak orang percaya bahwa karena obat herbal (alami) atau tradisional, mereka aman (atau tidak ada risiko bahaya). Namun, pengobatan tradisional dapat menyebabkan bahaya, efek samping jika produk atau terapi yang bermutu buruk, atau diambil/dikonsumsi tidak tepat atau dikonsumsi bersama dengan obat lain. Peningkatan kesadaran pasien tentang penggunaan yang aman adalah penting, serta meningkatkan pelatihan, kerjasama dan komunikasi antara penyedia obat tradisional dan obat lain
WHO dan negara2 anggota bekerja sama mempromosikan penggunaan Pengobatan tradisional
untuk pelayanan kesehatan. Kerjasama ini bertujuan untuk: mendukung dan mengintegrasikan pengobatan tradisional ke dalam sistem
kesehatan nasional melalui kombinasi dengan kebijakan nasional dan regulasi tentang produk, praktek dan penyedia demi keamanan dan mutu;
memastikan penggunaan produk dan praktek yang aman, berkhasiat dan bermutu berdasarkan bukti yang tersedia;
mengakui pengobatan tradisional sebagai bagian dari pelayanan kesehatan primer, untuk meningkatkan akses ke pelayanan dan pelestarian pengetahuan dan sumber daya, dan
menjamin keselamatan pasien dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan penyedia OT
ix
Warisan BERHARGA Embrio: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan TOOT (B2P2TOOT) bermula dari Kebun Koleksi TOyang dirintis oleh Romo Santoso sejak awal tahun kemerdekaan. Kebun tersebut menampilkan semangat dari seorang anak bangsa Nusantara, yang tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek moyang.Beliau mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Secara resmi mulai April 1948, Kebun Koleksi TO tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi nama “Hortus Medicus Tawangmangu”. Pada periode tahun 1963-1968, Hortus Medicus resmi dikelola oleh Pemerintah dikoordinasikan oleh Badan Pelayanan Umum. Sejak periode tahun 1968-1975 berada dalam koordinasi Direktorat Jenderal Farmasi, Kementerian Kesehatan. Pada periode tahun 1975-1979 berada di bawah pengawasan Direktorat OT, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan. Selama periode tersebut, kebun masih menjalankan peran dan fungsi sesuai awalnya, dan giat mencari koleksi2 TO Indonesia. Transformasi: Keniscayaan, evolusi sebagai suatu organisasi terjadi karena Kepmenkes No. 149 tahun 1978 pada tanggal 28 April 1978, yang mentransformasi kebun koleksi menjadi Balai Penelitian TO(BPTO) sebagai Unit Pelaksana Teknis di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan. Transformasi I sebagai lembaga Iptek memberikan nuansa dan semangat baru dalam mengelola TO dan potensi – potensi TO Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan Permenkes No. 491 tahun 2006 tanggal 17 Juli 2006, BPTO bertransformasi menjadi B2P2TOOT. Transformasi II tersebut memberikan amanah untuk melestarikan, membudidayakan, dan mengembangkan TOOT dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Era persaingan, globalisasi, dan keterbukaan, mendorong manusia dan negara2 yang memiliki kearifan lokal untuk menggali, memanfaatkan, mengembangkan budaya pemeliharaan kesehatan, pengobatan dan sumberdaya lokal untuk pembangunan kesehatan. Era ini berdampak pada terjadinya transformasi III B2P2TOOT, dengan Permenkes No. 003 tahun 2010 pada tanggal 4 Januari 2010. Sejak tahun 2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada Saintifikasi JAMU, dari hulu ke hilir, mulai dari riset etnografi tumbuhan obat dan JAMU (etnomedisin dan etnofarmakologi), budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik, teknologi, manajemen bahan JAMU, diseminasi dan utilisasi TOJA, serta pelestarian TO.
x
Milestone (Tonggak Kedinamisan): 1948: awal proses revolusi Rintisan Kebun Koleksi TO di Tawangmangu, sebuah wilayah di
lembah Gunung Lawu, Keresidenan Surakarta, Jawa Tengah, melalui pengoleksian TO dengan karakteristik untuk ketinggian 1000 dpl ~ 1700 dpl
1963: Berkinerja sebagai Kebun TO dalam
pengelolaan pemerintah
1978: Berkinerja sebagai Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO), bagian dari Badan Litbangkes, untuk berkontribusi dalam riset-riset pemanfaatan TO. Tahun 1990 berpartisipasi pada ekspedisi Linneus II di Taman Nasional Dumoga Bone untuk mengekplorasi TO pada
wilayah Wallacea. Pada masa selanjutnya tahun 1998, ikut dalam Tim Ekspedisi Biota Medika di Taman Nasional Bukit 30 dan Cagar Biosfer Bukit 13, Provinsi Riau dan Jambi,
kerjasama Depkes dengan IPB, UI, dan LIPI, yang menginformasikan bahwa telah diketahui 45 ramuan dengan 195 spesies tumbuhan obat telah digunakan oleh masyarakat suku Melayu
Tradisional, 58 ramuan dengan 115 spesies digunakan masyarakat suku Talang Mamak dan 72 jenis ramuan dengan 116 spesies oleh masyarakat suku Anak Dalam
2006: Berkinerja sebagai B2P2TOOT. Sejak periode ini, rintisan dan inisiasi berupa terobosan untuk menampilkan suatu institusi
Iptek yang mengelola TOJA semakin gencar dibangun. Mulai dari pengembangan modal dan jejaring kerja
2010: Berkinerja lebih dalam pembangunan budaya pemanfaatan TOJA dan Penyembuhan dan Pemeliharaan Kesehatan Nusantara melalui Program Saintifikasi JAMU, dari hulu ke hilir. Pada masa
selanjutnya tahun 2012, mengoordinasikan Riset Nasional Tanaman Obat dan JAMU (RISTOJA), yang bekerjasama dengan 25 PTN di 26
provinsi untuk membangun database TOJA Indonesia, dan berkesinambungan s.d. tahun 2017 (3 jilid RISTOJA dan 3 Analisis
Lanjut RISTOJA)
xi
Sambutan Kepala Kami mengelolalingkungan internal dan eksternaluntuk mengubah cara pandang, yaituberorientasi pada target, termasuk info Iptek, produk dan bisnis melalui tata kelola sebagai organisasi pembelajar. Perubahan menantanguntuk selalu kreatif dan inovatif, mampu menentukanpilihan terbaik untuk tumbuh dan dinamis dalam lingkungan IptekObat Tradisional dan Pembangunan Kesehatan. Perubahan, pertumbuhan dan kedinamisan ditujukan untuk mencapaimasyarakat yang SEHAT dengan OT yang, aman, berkhasiat dan bermutu. Kami memadukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan untuk meningkatkan kontribusi dan kinerja melalui aliansi/kemitraan stratejik, dialog dan tim kerja. Strategi utama tersebut memberikan potensi pertumbuhan di masa mendatang, dan merupakan sesuatu yang membedakan B2P2TOOT dengan mitra (keuanggulan daya saing). Strategi ini kami sinkronkan dengan fokus utama pembangunan negara dan bangsa, yaitu ekonomi, sosial dan politik. Mitra menjadi bagian integral kami, yaitu petani, industri, ilmuwan, pemerintah, baik di pusat maupun di provinsi, kabupaten, dan kota. Hasil olah naluri, akal, budi dan hati nurani sebagai B2P2TOOT selama tahun 2012 digoreskan dan digambarkan dalam dokumen Laporan Tahunan 2012 ini secara utuh. Selamat membaca dan terima kasih.
Indah Yuning Prapti
xii
Profil Singkat Peneliti B2P2TOOT Tahun 2012
Agus Triyono Menyelesaikan pendidikan profesi Dokter di Universitas Sebelas Maret pada tahun 1998. Memulai karir Calon Peneliti di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 2002. Sampai saat ini menjadi Dokter Peneliti JAMU di Klinik Saintifikasi JAMU Hortus Medicus, dengan jenjang Peneliti Pertama bidang Obat Tradisional.
Memiliki sertifikat sebagai Dokter JAMU dan menjadi Pengajar dalam PraktekSaintifikasi JAMU untuk Dokter dan Apoteker JAMU. Pernah mengikuti Pelatihan Traditional Medicine di Seoul, Korea Selatan pada tahun 2006. Sampai saat ini, aktif sebagai Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI). Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Riset praklinik tanaman obat penurun asam urat, 2007 (Ketua Pelaksana) Pengembangan 5 tanaman obat sebagai penurun gula darah, 2008 (Ketua Pelaksana) Riset toksisitas akut dan subkronik tiga tanaman obat, 2009 (Ketua Pelaksana) Riset klinik tanaman obat penurun kolesterol darah, 2010 (Ketua Pelaksana) Riset Pengaruh forula JAMU pelancar ASI, 2011 (Peneliti) Riset klinik formula JAMU untuk hemoroid, 2011 (Peneliti) Riset klinik formula JAMU penurun berat badan, 2011 (Ketua Pelaksana) Riset klinik formula JAMU untuk batu saluran kemih, 2012 (Peneliti) Riset klinik formula JAMU untuk hepatoprotektor, 2012 (Peneliti) Riset klinik RCT 4 formula JAMU dibanding obat standar, 2012 (Ketua Pelaksana).
Amalia Damayanti Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Kimia di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 2005. Menyelesaikan S2 Kimia MIPA pada tahun 2008, dalam bidang Biokimia di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan memperoleh gelar Magister Sains, melalui Beasiswa Unggulan Kemendiknas. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 2008. Sampai dengan saat ini menjadi Peneliti
Pertama bidang Tanaman Obat. Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu:
Riset Toksisitas 3 Tanaman Obat, 2009 (Peneliti) Riset Pengaruh Kondisi Penyimpanan untuk Menentukan Kestabilan Simplisia terhadap
Waktu, 2010 (Ketua Pelaksana Risbinkes) Riset Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Jamu, 2011
(Ketua Pelaksana)
xiii
Riset Klinik RCT 4 Formula Jamu dibanding Obat Standar, 2012 (Peneliti) RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis).
Awal Prichatin Kusumadewi Menyelesaikan pendidikan profesi Apoteker di UGM pada tahun 2002. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di Balai Litbang TOOT sejak tahun 1996. Menyelesaikan S2 dalam bidang Ilmu Farmasi di UGM dan memperoleh gelar M.Sc. Sampai dengan saat ini menjadi Peneliti Muda bidang Obat Tradisional. Juga sebagai Kasi Pelayanan Teknis Penelitian di
Bidang Pelayanan Penelitian. Memiliki sertifikat Uji Praklinik Farmakokinetik dari UGM (2010). Sampai saat ini, aktif sebagai Anggota Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Penghargaan yang diterima adalah Beasiswa Tugas Belajar S2 dari Badan PPSDMK Kemenkes. Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Pengaruh 2,4-D dan Fenilalanin terhadap Pembentukan Kumarin danwaktu Induksi Kalus seledri (Apium graveolens.L), 2003 (Ketua Pelaksana)
Analisa Kuantitatif Andrographolide dalam Ekstrak Sambiloto(Andrographis paniculata Ness) secara KLT-KT-Densitometri, 2011 (Ketua Pelaksana)
Potensi Ekstrak Kering Sirih Manado: Miana sebagai Bahan Baku Tablet Herbal, 2010 (Ketua Pelaksana)
Pengembangan Bentuk Sediaan Cair Jamu Antihiperurisemia, 2010 (Ketua Pelaksana) RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis).
Danang Ardiyanto Menyelesaikan pendidikan profesi Dokter di UGM pada tahun 2003. Memulai karir sebagai Calon Peneliti bidang Obat Tradisional di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 2009-2012, dan sudah proses di LIPI. Sejak tahun 2011 menjadi Koordinator Klinik Saintifikasi JAMU Hortus Medicus. Sampai saat ini berprofesi sebagai Dokter Peneliti JAMU di Klinik Saintifikasi JAMU
Hortus Medicus. Memiliki sertifikat sebagai Dokter JAMU dan menjadi Pengajar dalam PraktekSaintifikasi JAMU untuk Dokter dan Apoteker JAMU. Juga sertifikat Pelatihan ISO 9001: 2008 dan Auditor Internal ISO 9001:2008, dan sejak tahun 2012 bertugas sebagai Management Representative ISO 9001:2008. Sampai saat ini, aktif sebagai Anggota IDI dan PDHMI. Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Riset klinik tanaman obat penurun asam urat darah, 2010 (Ketua Pelaksana)
xiv
Riset klinik tanaman obat penurun kolesterol darah, 2010 (Peneliti) Riset praklinik tanaman obat penurun asam urat dan kolesterol darah, 2010 (Peneliti) Riset klinik formula JAMU untuk osteoartritis, 2011 (Ketua Pelaksana) Riset klinik formula JAMU untuk dispepsia, 2011 (Peneliti) Riset klinik 4 formula JAMU pada dokter alumni diklat SJ, 2011 (Peneliti) Riset klinik formula JAMU untuk afrodisiaka, 2012 (Ketua Pelaksana) Riset klinik formula JAMU untuk hepatoprotektor, 2012 (Peneliti) Riset klinik RCT 4 formula JAMU dibanding obat standar, 2012 (Peneliti).
Dyah Subositi Menyelesaikan pendidikan Sarjana Biologi di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2005. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di BPTO sejak tahun 2006. Menyelesaikan S2 Biologi di Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar Master of Science pada tahun 2011 melalui beasiswa PADI Badan Litbangkes Kemenkes. Sampai dengan saat ini menjadi Peneliti Muda bidang Tanaman Obat.
Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Standarisasi genetik tanaman Stevia rebaudiana, 2008 (Ketua Pelaksana) Riset Karakterisasi dan seleksi aksesi Echinacea purpurea, 2010 (Peneliti) Kajian Karakteristik Aksesi dan Pengembangan Teknis Pembibitan Secara In Vitro
Echinacea purpurea, 2011 (Ketua Pelaksana) Riset karakterisasi genetik dan kajian teknik budidaya purwoceng (Pimpinella alpina),
2011 (Peneliti) Riset standarisasi tempuyung: karakterisasi morfologi, genetik dan sidik jari kimia serta
optimasi metode analisis kuantitatif, 2012 (Peneliti) RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis).
Elok Widayanti Menyelesaikan pendidikan Sarjana Kimia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 2003. Menyelesaikan S2 dalam bidang kimia di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 2009 dan memperoleh gelar Magister Sains. Memulai karir sebagai Calon Peneliti bidang Tanaman Obat di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 2009-sekarang.
Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Riset Karakterisasi Tanaman Jombang (Taraxacum officinale) di tiga tempat tumbuh yang berbeda, 2011 (Ketua Pelaksana)
Riset praklinik formula JAMU untuk anemia, 2012 (peneliti).
xv
Fauzi Menyelesaikan pendidikan D3 Politeknik Pertanian Universitas Andalas pada tahun 1992. Memulai karir sebagai CPNS di BPTO pada tahun 1993. Pada tahun 1998 melanjutkan pendidikan Sarjana Pertanian di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selesai pada 2001. Pendidikan Magister Pertanian di Universitas Sebelas Maret Surakarta diselesaikan pada tahun 2012. Sampai dengan saat ini menjadi Peneliti Muda bidang Tanaman Obat.
Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Riset Peningkatan metabolit sekunder purwoceng (Pimpinella alpina) melalui kultur jaringan, 2002 (Ketua Pelaksana).
Riset Penambahan Sulfur dalam tanah untuk meningkatkan kadar alisin tanaman bawang putih (Alium sativum L.), 2003 (Peneliti)
Inventarisasi tumbuhan obat di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Bengkulu dan adaptasinya di BPTO Tawangmangu, 2004 (Ketua Pelaksana)
Inventarisasi Tanaman Obat Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Dan Adaptasinya Di BPTO Tawangmangu, 2005 (Ketua Pelaksana)
Riset uji multilokasi stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.) dalam rangka pelepasan varietas unggul BPTO, 2006 (Peneliti)
Aplikasi good agricultural practises (GAP) melalui intervensi pola panen dan konsentrasi kinetin pada tanaman Artemisia annua yang dibuat tetraploid tahun 2008 (Peneliti)
Kajian karakteristik aksesi dan pengembangan teknis pembibitan secara in vitro Echinacea purpurea L., 2011 (Peneliti)
Riset tumbuhan obat dan jamu, 2012 (Tim Teknis). Riset menghasilkan bibit tanaman pulesari (Alyxia reinwardtii Bl.) Secara in vitro, 2012
(Peneliti)
Galuh Ratnawati Menyelesaikan pendidikan profesi Dokter Hewan pada tahun 2007 di FKHUGM. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 2008. Sejak tahun 2009, memiliki keahlian dalam Manajemen Hewan Coba dari Lab. Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM. Sampai saat ini sebagai Peneliti Pertama bidang Obat Tradisional.
Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu: Riset pengaruh suhu pengeringan terhadap aktivitas antimikroba Mentha sp., 2009 (Ketua
Pelaksana) Riset toksisitas 3 tanaman obat, 2009 (Peneliti) Riset praklinik potensi hepatoprotektor ramuan JAMU, 2011 (Peneliti) Riset praklinik ramuan JAMU anti hemoroid, 2011 (Peneliti) Riset pegaruh infusa daun ungu terhadap waktu perdarahan, koagulasi dan serapan plasma
tikus, 2011 (Ketua Pelaksana)
xvi
Riset pengaruh formula antiasma terhadap sistem pernafasan pada model asma in vitro dan in vivo, 2012 (Ketua Pelaksana).
Harto Widodo Menyelesaikan pendidikan Sarjana Pertanian di Universitas Sebelas Maret pada tahun 1997. Memperoleh gelar Master of Biotechnology dari UGM pada tahun 2010. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di BPTO sejak tahun 2005. Sejak April 2012, dipercaya sebagai Kasi Program dan Evaluasi B2P2TOOT. Sampai saat ini menjabat Peneliti Muda bidang Tanaman Obat. Memiliki sertifikat Pelatihan ISO 9001: 2008 dan Auditor Internal 9001: 2008.
Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Riset produksi artemisinin dari Artemisia annua L. secara in vitro, 2006 (Peneliti) Riset pengaruh jenis tanah terhadap produksi artemisinin dari tanaman Artemisia annua L,
2008 (Ketua Pelaksana) Riset karakterisasi genetik dan kajian teknik budidaya purwoceng (Pimpinella alpina),
2011 (Ketua Pelaksana) Riset karakterisasi purwoceng (Pimpinella alpina) berdasarkan sebaran geografis, 2011
(Ketua Pelaksana) RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis). Penghargaan yang diterima adalah Beasiswa Tugas Belajar S2 dari Program Akselerasi Doktor Indonesia (PADI) Badan Litbangkes.
Heru Sudrajat Menyelesaikan pendidikan S1 Teknologi Hasil Pertanian di STIPPER Yogyakarta pada tahun 1995. Memperoleh gelar S2 Agronomi dari Universitas Sebelas Maret pada tahun 2004. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di BPTO sejak tahun 1998. Sampai saat ini sebagai Peneliti Madya bidang Tanaman Obat.
Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu: Riset perbanyakan tanaman sembung secara kultur jaringan tumbuhan, 2010 (Peneliti) Riset pengaruh jenis kemasan dan lama penyimpanan terhadap kualitas JAMU, 2011
(Peneliti) Riset pembibitan tanaman pulesari secara in vitro, 2012 (Ketua Pelaksana) RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis).
xvii
Ika Yanti Marfuatush Sholikhah Menyelesaikan pendidikan S1 Farmasi dan memperoleh gelar SSi dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 2005. Memulai karir PNS sebagai Calon Peneliti di Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu sejak tahun 2006. Menyelesaikan S2 dalam bidang Farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada dan memperoleh gelar Master of Science. Sampai saat ini sebagai Peneliti Pertama bidang Obat Tradisional.
Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Standardisasi Meniran, 2011 (Peneliti) Standardisasi Pegagan: karakterisaasi morfologi, genetik dan sidik jari kandungan kimia
serta optimasi metode analisis kuantitatif, 2012 (Peneliti) Riset Tanaman Obat dan Jamu, 2012 (Tim Mandat) RISBINKES 2012: (Pengaruh Pemberian Ramuan Tanaman Obat Temulawak, Meniran,
Ekinase, dan Kunyit Terhadap Aktivitas Immunomodulator Mencit (Ketua Pelaksana) Penghargaan yang diterima adalah Beasiswa Tugas Belajar S2 dari Program Akselerasi Doktor Indonesia (PADI) Badan Litbangkes.
Katno Menyelesaikan pendidikan Sarjana Biologi di Universitas Muhamadiyah Surabaya pada tahun 1992. Memulai karir sebagai CPNS di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 1985. Menyelesaikan S2 dalam bidang Farmasi di Universitas Gajah Mada dan memperoleh gelar Magister of Science. Sampai dengan saat ini menjadi Peneliti Madya bidang Obat Tradisional.
Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu: Pengaruh Penyimpanan Terhadap Cemaran Mikroba, 1998 (Ketua Peneliti) Penyimpanan Simplisia buah Adas, 1999 Pengaruh Jenis Media dan Hormon Tubuh Masoyi, 2000 Fraksinasi daun gigil Sebagai Carvasida, 2003 Pembibitan Pinang, 2002 Pengumpulan Informasi TO, 2006 Analisis Hasil Penelitian Farmakologi (Pre Klinik), 2008
M. Bakti Samsu Adi Menyelesaikan S1 Biologi di Universitas Jenderal Soedirman,Purwokerto pada tahun 2000 dan S2 Ilmu Lingkungan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta pada tahun 2007, dan memperoleh gelar Magister Sains. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 2008. Sampai dengan saat ini menjadi Peneliti Pertama bidang Tanaman Obat.
xviii
Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu: Riset Pengembangan Sistem Database Tanaman Obat Berbasis Spesies dalam Rangka
Mendukung Program Saintifikasi JAMU, 2011 (Ketua Pelaksana) RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas(Penanggung Jawab Manajemen Data).
Nita Supriyati Menyelesaikan pendidikan profesi Apoteker di Universitas Airlangga pada tahun 2001. Memperoleh gelar Master of Biotechnology dari UGM pada tahun 2010. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di BPTO sejak tahun 2002. Sampai saat ini sebagai Peneliti Muda bidang Obat Tradisional. Juga sebagai Kasi Sarana Penelitian di Bidang Pelayanan Penelitian.
Memiliki sertifikat Pelatihan ISO 9001: 2008 dan Auditor Internal 9001: 2008, sejak tahun 2012 bertugas sebagai Tim ISO 9001: 2008. Sampai saat ini, aktif sebagai Anggota IAI. Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Produksi artemisinin dari Artemisia annua L. secara in vitro, 2006 (Ketua Pelaksana) Riset isolasi senyawa aktif dewandaru terhadap sel kanker payudara T47D, 2008 (Ketua
Pelaksana) Pengembangan formula pewarna alami makanan fungsional, 2011 (Peneliti) Standarisasi Meniran, 2011 (Ketua Pelaksana) Riset standarisasi pegagan: karakterisaasi morfologi, genetik dan sidik jari kandungan
kimia serta optimasi metode analisis kuantitatif, 2012 (Ketua Pelaksana) RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis). Penghargaan yang diterima adalah Beasiswa Tugas Belajar S2 dari Badan PPSDMK Kemenkes.
Nuning Rahmawati Menyelesaikan pendidikan profesi Apoteker di UGM pada tahun 2006. Pada tahun 2011 menyelesaikan S2 Farmasi bidang Penemuan Obat di UGM. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu sejak April 2006. Sampai saat ini menjadi Peneliti Muda bidang Obat Tradisional. Juga sebagai Pelaksana P2ME di Bidang Program, Kerjasama dan Informasi.
Memiliki sertifikat Pelatihan ISO 9001: 2008 dan Auditor Internal ISO 9001: 2008. Penghargaan yang diterima adalah Beasiswa Tugas Belajar S2 dari Program Akselerasi Doktor Indonesia (PADI) Badan Litbangkes. Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Riset pemanfaatan TO lekat pekarangan di 2 desa siaga, Tawangmangu, 2006 (Peneliti)
xix
Riskesdas 2007 (Enumerator) Riset aktivitas antivirus daun Pseudocalymma alliaceum, Lam (Sandwith) terhadap telur
ayam berembrio, 2010 (tesis) Riset aktivitas afrodisiaka 5 ramuan JAMU terhadap libido tikus Jantan, 2011 (Ketua
Pelaksana) Riset aktivitas gastroprotektif kombinasi rimpang kunyit, buah kapulaga dan daun
sembung, 2012 (Ketua Pelaksana) RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis). Riset Pemanfaatan Tanaman Obat dan Jamu di Kabupaten Sragen, 2012 (Peneliti).
Nurul Husniyati Listyana Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2004. Memulai karir sebagai Calon Peneliti bidang Tanaman Obat di Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu sejak tahun 2006-sekarang.
Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu: Pengaruh Umur Simpan, Suhu dan Cahaya Terhadap Daya Perkecambahan Benih
Artemisia annua, 2009 (Peneliti). Karakterisasi Morfologi dan Fitokimia Tanaman Phyllanthus niruri, Risbinkes 2010
(Peneliti) PerbanyakanTanamanSembung secara Kultur Jaringan Tanaman, 2010 (Peneliti) Kajian Karakteristik Aksesi dan Pengembangan Teknis Pembibitan Secara In Vitro
Echinacea purpurea, 2011(Peneliti) Analisis Produksi dan Pemasaran Pegagan, Tempuyung dan Seledridi Tingkat Petanidan
B2P2TOOT Tawangmangu, Risbinkes 2012 (Ketua Pelaksana) Pembibitan Tanaman Pulesari Secara In Vitro, 2012 (Peneliti)
Peristiwan Ridha Widhi Astana Menyelesaikan pendidikan profesi Dokter di Universitas Sebelas Maret pada tahun 2008. Memulai karir Calon Peneliti bidang Obat Tradisional di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 2010, dan sudah proses di LIPI. Sampai saat ini menjadi Dokter Peneliti JAMU di Klinik Saintifikasi JAMU Hortus.
Pengalaman penelitian yang dimiliki, yaitu: Riset klinik formula JAMU untuk hemoroid, 2011 (Ketua Pelaksana) Riset klinik formula JAMU untuk osteoartritis, 2011 (Peneliti) Riset klinik formula JAMU untuk batu saluran kemih, 2012 (Ketua Pelaksana) Riset klinik formula JAMU untuk osteoartritis, 2012 (Peneliti) Riset klinik RCT 4 formula JAMU dibanding obat standar, 2012 (Ketua Pelaksana).
xx
Rahma Widyastuti Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2005.Memulai karir PNS sejak tahun 2006 di Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, sekarang menjabat sebagai Peneliti Pertama bidang Tanaman Obat.
Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu: Pengaruh Umur Simpan, Suhu dan Cahaya terhadap Daya Perkecambahan Benih Artemisia
annua L., 2009 (Peneliti). Karakterisasi Morfologi dan Fitokimia Tanaman Phyllanthus niruri L. (Meniran) dalam
Rangka Standarisasi Tanaman Obat, 2010 (Ketua Pelaksana) Pengembangan Formula Biopestisida yang Potensial Berbasis Kearifan Lokal, 2011
(Peneliti) Analisis Produksi dan Pemasaran Pegagan, Tempuyung, dan Seledri di Tingkat Petani dan
B2P2TO2T Tawangmangu, 2012 (Peneliti)
Rohmat Mujahid Menyelesaikan pendidikan profesi Apoteker pada tahun 2002 di UGM Yogyakarta.Memulai karir sebagai Calon Peneliti di BPTO sejak tahun 2005. Memperoleh gelar S2 Farmasi dari UGM pada tahun 2011. Sampai saat ini sebagai Peneliti Pertama bidang Tanaman Obat. Memiliki sertifikat Pelatihan ISO 9001: 2008 dan Auditor Internal ISO 9001:
2008. Sampai saat ini, aktif sebagai Anggota IAI. Penghargaan yang diterima adalah Beasiswa Tugas Belajar S2 dari Program Akselerasi Doktor Indonesia (PADI) Badan Litbangkes. Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Riset standarisasi meniran: karakterisasi morfologi, genetik dan sidik jari kimia serta optimasi metode analisis kuantitatif, 2011 (Peneliti)
Riset standarisasi tempuyung: karakterisasi morfologi, genetik dan sidik jari kimia serta optimasi metode analisis kuantitatif, 2011 (Ketua Pelaksana).
RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis)
Sari Haryanti Menyelesaikan pendidikan profesi Apoteker di UGM pada tahun 2000. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 2002. Menyelesaikan S2 bidang Farmasi di UGM pada tahun 2008. Pernah bertugas sebagai Kasi Program dan Evaluasi sejak 2009-2012. Sampai dengan saat ini menjadi Peneliti Muda bidang Obat Tradisional.
xxi
Menjadi salah satu Anggota Dewan Pendiri Indonesian Society for Cancer Chemoprevention (ISCC) pada tahun 2010 dan aktif sebagai Anggota sampai sekarang. Tahun 2007-2008 menjadi Anggota Unit Penelitian Cancer Chemoprevention Research Centre (CCRC) Fakultas Farmasi UGM dan bergabung lagi pada tahun 2012 hingga saat ini. Juga aktif sebagai Anggota IAI. Penghargaan yang diperoleh adalah Beasiswa Tugas Belajar S2 Kemenkes. Pada tahun 2012 kembali menerima Beasiswa Tugas Belajar Kemenkes untuk Program Doktor bidang Onkologi Molekuler di Fakultas Farmasi UGM. Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Riset aktivitas insektisida biji buah mahkota dewa (Phaleriamacrocarpa), Risbinkes 2005 (Ketua Pelaksana)
Riset potensi kemoprevensi tanaman yang mengandung asam ursolat terhadap sel kanker payudara T47D, 2008 (Ketua Pelaksana)
Riset pengembangan formula antidiabetes dari ekstrakbrotowali (Tinospora crispa), Dikti 2009 (Ketua Pelaksana)
Riset pengembangan formula herbal untuk kanker payudara, 2010-2012 (Peneliti) Riset praklinik potensi hepatoprotektif ramuan JAMU, 2011 (Ketua Pelaksana) Riset praklinik anti-anemia ramuan JAMU, 2012 (Peneliti) Ristoja 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di Indonesia
Berbasis Komunitas (Tim Teknis).
Saryanto Menyelesaikan pendidikan profesi Apoteker dari Universitas Setia Budi Surakarta pada tahun 2006. Memulai karir sebagai staf laboratorium di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 1998. Memiliki sertifikat sebagai Apoteker JAMU dan menjadi Pengajar dalam Praktek Saintifikasi JAMU untuk Dokter dan Apoteker JAMU Kemenkes.
Sampai dengan saat ini menjadi Penanggung Jawab dan Apoteker JAMU di Griya JAMU Klinik Saintifikasi JAMU Hortus Medicus, dengan jenjang Peneliti Pertama bidang Obat Tradisional. Juga aktif sebagai Anggota IAI. Pengalaman litbang yang dimiliki, yaitu:
Riset khasiat dan keamanan ramuan tanaman untuk DM, 2009 (Peneliti) Riset toksisitas subkronis formula JAMU penurun asam urat dan kolesterol darah, 2010
(Ketua Pelaksana) Riset klinis tanaman obat untuk asam urat, 2010 (Peneliti) Riset klinis formula JAMU penurun kolesterol darah, 2010 (Peneliti) Riset praklinik formula JAMU untuk Afrodisiaka, 2010 (Peneliti) Riset praklinik formula JAMU untuk ambeien, 2011 (Ketua Pelaksana) Riset praklinik formula JAMU untuk anemia, 2012 (Ketua Pelaksana) Riset klinik RCT 4 formula JAMU dibandingkan obat standar, 2012 (Peneliti).
xxii
Sunu Pamadyo Tanjung Ismoyo Menyelesaikan pendidikan profesi Dokter di Universitas Sultan Agung Semarang pada tahun 2005. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di Balai Besar Litbang TOOT sejak tahun 2008-sekarang. Sampai saat ini menjadi Dokter Peneliti JAMU di Klinik Saintifikasi JAMU Hortus Medicus. Memiliki sertifikat sebagai Dokter JAMU dan menjadi Pelatih dalam
Pelatihan Saintifikasi JAMU untuk Dokter dan Apoteker JAMU Kemenkes.Juga sertifikat Auditor Internal 9001: 2008. Sampai sekarang, aktif sebagai Anggota IDI dan PDHMI. Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu:
Riset praklinik sambiloto sebagai penurun gula darah, 2010 (Ketua Pelaksana) Riset klinik formula JAMU untuk dispepsia, 2011 (Ketua Pelaksana) Riset klinik formula JAMU untuk osteoartritis, 2011 (Peneliti) Riset klinik formula JAMU untuk imunomodulator, 2012 (Ketua Pelaksana) Riset klinik formula JAMU untuk afrodisiaka, 2012 (Peneliti) Riset klinik RCT 4 formula JAMU dibanding obat standar, 2012 (Peneliti).
Sugeng Sugiarso Menyelesaikan pendidikan Insinyur Teknik Perkebunan di Sekolah Tinggi Perkebunan Jogjakarta pada tahun 1985. Memulai karir sebagai CPNS di Ditjen POM Depkes sejak tahun 1977. Menyelesaikan S2 Agronomi di Universitas Sebelas Maret pada tahun 2008 dan memperoleh gelar Magister Pertanian. Sampai dengan saat ini menjadi Peneliti Utama bidang Tanaman Obat.
Perjalanan karir adalah sbb, yaitu:
Kepala Urusan Keuangan BPTO 1988-1990 Kasubbag TU BPTO 1994-1998 Anggota Panitia Pembina Ilmiah (PPI) Puslitbang Farmasi dan Obat Tradisional, Badan
Litbangkes 2003 Kepala Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) 2003-2004 Ketua PPI B2P2TOOT 2008-2010 Tim Penilai Peneliti Unit B2P2TOOT 2008-2010
Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu:
Pembimbing Risbinkes Pembimbing PKL, Skripsi, Tesis di B2P2TOOT Fasilitator Budidaya dan Paskapanen bahan OT pada Pelatihan Dokter SJ Narasumber Pelatihan Petani TO di Kemenperindag, Kementan, dll)
xxiii
Ketua Pelaksana Penelitian Standarisasi TO Cabe Jawa pada 3 Daerah Sentra Produksi di Jawa, 2008
Ketua Pelaksana Penelitian Identifikasi dan Kualitas Stevia rebaudiana Bertonii. M pada Budidaya 1450 m dpl, 2009
Ketua Pelaksana Uji Multilokasi Pegagan dalam rangka Standarisasi Bahan Baku OT, 2010 Ketua Pelaksana Peneliti Uji BUSS Stevia rebaudiana Bertonii. M, 2011 RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis) Penghargaan yang pernah diterima adalah sbb, yaitu:
Piagam Penghargaan Bakti Karya Husada Triwindu dari Menkes, 2010 Penghargaan sebagai Peserta Indonesia Biopharmaca Exhibition and Congress, Pekan
Biofarmaka Nasional III dan Pencanangan Gerakan Nasional Minum Temulawak di Pagelaran Keraton Jogjakarta, 14-18 Juli 2005
Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 30 Tahun dari Presiden RI, 2002 Piagam Tanda Penghargaan Bakti Karya Husada Dwiwindu dari Menkes, 2002 Lulusan Diklatpim III, 2002 Lulusan Diklat ADUM, 1995.
Tri Widayat Menyelesaikan pendidikan Sarjana Biologi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto pada tahun 2002. Memulai karir sebagai Calon Peneliti di Balai Penelitian Tanaman Obat pada tahun 2005. Menyelesaikan pendidikan S2 dalam bidang Biologi dengan gelar M.Sc di Universitas Gajah Mada pada tahun 2011. Sampai dengan saat ini menjadi Peneliti Pertama bidang Tanaman Obat.
Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu:
Riset adaptasi tanaman sirih manado (Piper sp.) di BPTO Tawangmangu, tahun 2006 (Ketua Pelaksana)
Riset karakterisasi genetik dan kajian teknik bdidaya purwoceng (Pimpinella alpina), tahun 2011 (Peneliti)
Riset karakterisasi purwoceng (Pimpinella alpina) berdasar sebaran geografis, tahun 2012 (Peneliti)
RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis)
Riset Pemanfaatan Tanaman Obat dan Jamu di Kabupaten Sragen, 2012 (Peneliti).
xxiv
Wahyu Joko Priyambodo Menyelesaikan pendidikan Sarjana Biologi dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1994 dengan gelar S.Si. Memulai karir sebagai Calon Peneliti bidang Tanaman Obat di BPTO sejak tahun 1995. Menyelesaikan S2 dalam bidang Fitokimia (pewarna alam) di Universitas Gajah Mada. Sampai saat ini menjadi Peneliti Pertama bidang Tanaman Obat.
Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu: Riset pemanfaatan tanaman obat pada pengobat tradisional di kab.Kulon Progo, 1995
(Peneliti) Riset susunan anatomi tumbuhan yang tumbuh di Tawangmangu, 1996 (Ketua Pelaksana) Riset kultur jaringan ginseng jawa/som jawa, 1997 (Peneliti) Riset karakterisasi anatomi brotowali, 1998 (Peneliti) Riset kultur jaringan sambiloto, 1999 (Ketua Pelaksana) Riset budidaya sambiloto, 2000 (Ketua Peneliti) Riset karakterisasi minyak atsiri, 2002 (Ketua Pelaksana) Riset standarisasi kunir, jahe dan temulawak, 2009 (Ketua Pelaksana) Riskesdas 2007 (PJT kab.Teluk Wondama Papua Barat) Riskesdas 2010 (PJT kab.Buleleng Bali) RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis)
Zuraida Zulkarnaen Menyelesaikan pendidikan profesi Dokter dari Universitas Sebelas Maret pada tahun 2006. Memulai karir CalonPeneliti di Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu sejak tahun 2010, sekarang proses di LIPI. Sampai saat ini menjadi Dokter Peneliti JAMU di Klinik Saintifikasi JAMU Hortus Medicus.
Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu:
Riset pengaruh formula JAMU pelancar ASI, 2011 (Ketua Pelaksana) Riset klinik formula JAMU untuk hemoroid, 2011 (Peneliti) Riset klinis formula JAMU untuk afrodisiaka, 2012 (Peneliti) Riset klinik formula JAMU untuk hepatoprotektor, 2012 (Peneliti) Riset klinik RCT 4 formula JAMU dibanding obat standar, 2012 (Peneliti).
xxv
Profil Singkat Tim Manajemen B2P2TOOT
Indah Yuning Prapti Menyelesaikan pendidikan paskasarjana di bidang Epidemiologi Klinik FKUGM pada tahun 2000 dan memperoleh gelar M.Kes. Pada tahun 1978 memulai karir PNSdi Pusat Penelitian Biomedis sebagai Peneliti di Kelompok Program Penelitian Bioteknologi. Pada tahun 1991, bertugas di Sekretariat Badan Litbangkes sebagai Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan, kemudian tahun 1998 sebagai Kepala Sub Bagian Penyusunan
Program Rutin dan Pembangunan.
Pada tahun 2005 sebagai Kepala Bagian Program dan Anggaran. Selanjutnya tahun 2006 s.d. 2009 dipercaya sebagai Kepala Balai Besar Litbang TOOT. Amanah dan kepercayaan berlanjut pada tahun 2008, selama beberapa bulan, sebagai Direktur Bina Kesehatan Kerja, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Selanjutnya, pada tahun 2008 s.d 2009, dipercaya sebagai Sekretaris Badan Litbangkes. Mulai tahun 2009 s.d. sekarang, diamanahkan memimpin Balai Besar Litbang TOOT sebagai Kepala Balai Besar.
Jabatan lain di luar struktur organisasi Kemenkes yang terkait langsung dengan Iptek TOJA adalah sebagai Sekretaris Jenderal Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia (Pokjanas TOI), Ketua Pokja Bahan Baku Komisi Nasional Saintifikasi JAMU (Komnas SJ), dan Ketua Delegasi Indonesia dalam ASEAN Conference on Traditional Medicine (annual).
Yuli Widiyastuti Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 1990, dan gelar Magister Pertanian dalam bidang Fisiologi Tanaman dari Universitas yang sama pada tahun 2003. Memulai karir PNS sebagai calon peneliti di BPTO sejak tahun 1993 dan sejak tahun 2009 berkarir sebagai Peneliti Madya bidang Tanaman Obat.
Pada tahun 2002 ditugaskansebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Sejak tahun 2004 dipercaya sebagai Kepala Balai Penelitian Tanaman Obat selamakurang lebih 2 tahun. Pada tahun 2007 dipercaya sebagai Kepala Bidang Program, Kerjasama dan Informasi di Balai Besar Litbang TOOT, dan pada tahun 2009 dipercaya sebagai Kepala Bidang Pelayanan Penelitian. Selama kurun waktu tahun 2009 s.d. 2012, diamanahkan sebagai Ketua Panitia Pembina Ilmiah B2P2TOOT sekaligus Angota Komisi Ilmiah Badan Litbangkes. Sejak tahun 2008 s.d. sekarang juga menjadi Ketua Dewan Redaksi Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia. Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu:
Riset inventarisasi TO di 3 kabupaten di provinsi Kalimantan Timur, 2006 (Ketua Pelaksana)
xxvi
Riset adaptasi dan peningkatan produktivitas Artemisia annua, 2007-2009 (Ketua Pelaksana)
Pengembangan agen kemoprevensi dari TO, 2010-2012 (Ketua Pelaksana). Amanah tugas di luar Kemenkes adalah sebagai Redaktur Jurnal Obat Bahan Alam, Pengurus Perhimpunan Peneliti Obat Bahan Alam (Perhipba), Anggota International Society of Ethnopharmacology, dan sebagai Correspondent Expert majalah kesehatan NIRMALA. Menerima penghargaan sebagai Peneliti Teladan di Lingkungan Badan Litbangkes pada tahun 2009 dan Beasiswa Tugas Belajar S3 dari Badan PPSDMK Kemenkes untuk bidang Bioteknologi Sekolah Pasca Sarjana UGM sejak 2010.
Akhmad Saikhu Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Master of Public Health dari Griffith University pada tahun 2002. Memulai karir CPNS di Dinas Kesehatan Kabupaten OKU, Sumsel pada tahun 1992. Pada tahun 1994 dipercaya sebagai Kasi Yankesmas dan tahun 1997 Kasubag TU.Bergabung dengan Badan Litbangkes pada tahun 2004, dan dipercaya sebagai Kepala Loka Litbang P2B2
Baturaja selama ± 6 tahun. Pada tahun 2010, diberi amanah sebagai Kabag TU di B2P2TOOT.
Penghargaan yang diterima adalah Beasiswa Tugas Belajar S2 dari Ditjen P2PL.
Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebagai Wakil Penanggung Jawab Teknis
Provinsi Sumsel Analisis lanjut Riskesdas 2007, sebagai Ketua Pelaksana Studi epidemiologi malaria di Kabupaten Bintan, Kepri 2009, sebagai Ketua Pelaksana Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) 2010, sebagai Wakil Penanggung Jawab Teknis
Provinsi Jateng Program Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) 2011, sebagaiPengamat
Kabupaten Parimo, Sulteng PDBK 2012, sebagai Pengamat Kabupaten Grobogan, Jateng RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis)
Slamet Wahyono Menyelesaikan pendidikan profesiApoteker dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1989. Sejak tahun 1995, memulai karir sebagai CalonPeneliti di Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO). Pernah bertugas sebagai Kepala Sub Bagian TU BPTO. Pada tahun 2007, dipercaya sebagai Kabag TU B2P2TOOT. Selanjutnya tahun 2010 ditugaskan sebagai Kabid Program
xxvii
Kerjasama dan Informasi. Pada tahun 2012, diberi amanah sebagai Kabid Pelayanan Penelitian pada tahun 2012 s.d. sekarang. Sampai saat ini sebagai Peneliti Madya bidang Obat Tradisional.
Jabatan lain di luar Kemenkes adalah sebagai Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Cab. Karanganyar periode 2010 s.d. sekarang, Dosen Tidak Tetap di Fakultas Pertanian UNS Solo, dan Poltekkes Kemenkes Surakarta.
Penghargaan yang diterima adalah Satya Lencana Karya Satya 10 tahun dari Presiden RI.
Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu:
Riset ekspedisi biota medika 1998 di Riau dan Jambi, sebagai Peneliti Riskesdas 2007, sebagai PJT Kabupaten Karanganyar Riskesdas 2010, sebagai PJT Kabupaten Ngawi RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Ketua Tim Teknis)
Nagiot Cansalony Tambunan Menyelesaikan pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat tahun 1998 dari FKM USU. Memulai karir di Sekretariat Badan Litbangkes sebagai Pelaksana di Subbag Penyusunan Program Rutin dan Pembangunan tahun 1998 s.d. 2006. Pada periode 1998 s.d. 2005 juga dipercaya sebagai Pelaksana Kesekretariatan Komite Ilmiah Badan Litbangkes. Pada tahun 2002 meneruskan pendidikan di
Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FEUI, dan selesai pada tahun 2006.
Pada tahun 2006 s.d. 2009 dipercaya sebagai Kasubbag Program di Sekretariat Badan Litbangkessekaligus sebagai Sekretaris II Tim Teknis Pembinaan Riset Kesehatan (Risbinkes). Sejak tahun 2009 s.d. 2010 ditugaskan sebagai Kasubag Pengembangan Pegawai di Sekretariat Badan Litbangkes. Pada tahun 2011-2012, kembali bertugas sebagai Kasubbag Program di Sekretariat Badan Litbangkessekaligus sebagai Sekretaris II Tim Teknis Pembinaan Riset Kesehatan (Risbinkes). Sejak Mei 2012 s.d. sekarang bertugas sebagai Kabid Program, Kerjasama dan Informasi diB2P2TOOT. Sekaligus dipercaya sebagai Ketua Tim Manajemen Ristoja 2012. Penghargaan yang diterima adalah Satya Lencana Karya Satya 10 tahun dari Presiden RI dan Beasiswa Tugas Belajar S2 dari Badan Litbangkes. Lingkungan amanah dan tugas yang dominan dalam bidang perencanaan, pembangunan, informasi dan kerjasama didukung dengan jejaring kerja online a.l. Pengurus Grup Facebook Dinamika Badan Litbangkes, Pengurus Grup Facebook PDBK, Anggota Grup Facebook Social Determinant of Health Indonesia.
xxviii
Fanie Indrian Mustofa Menyelesaikan pendidikan Sarjana Biologi di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2001. Memulai karir Calon Peneliti di BPTO sejak tahun 2004. Pada tahun 2007 ditugaskan sebagai sebagai Kasubbag Keuangan, tahun 2011 sebagai Kasubbag Umum, dan pada bulan April 2012 bertugas sebagai Kasi Kerjasama dan Informasi hingga kini.
Pengalaman litbang yang dimiliki adalah sbb, yaitu: Riset Produksi metabolit sekunder dari Pimpinella pruatjan secara in vitro, 2005 (Peneliti). Riset Pemanfaatan Tanaman Obat lekat pekarangan dalam rangka Desa Siaga di
Tawangmangu, 2006 (Ketua Pelaksana) Eksplorasi Tanaman Obat di Taman Nasional Kerinci Seblat Bengkulu, 2006 (Peneliti) RISTOJA 2012: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di
Indonesia Berbasis Komunitas (Tim Teknis) Riset Pemanfaatan Tanaman Obat dan Jamu di Kabupaten Sragen, 2012 (Peneliti)
1
BAB I ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN 2012
A. TANTANGAN TAHUN 2011 SECARA SINGKAT Tantangan selama tahun 2011 dijelaskan secara singkat berdasarkan karakteristik modal dan aset yang dikelola B2P2TOOT, meliputi:
1. Modal struktur organisasi, merupakan modal yang diberikan negara melalui pemerintah dalam bentuk lembaga, tugas, fungsi dan perangkat-perangkat pengelolaan organisasi.
Menurut UNESCO/United Nations Educational, Scientific, and Culture, Iptek memiliki aktivitas-aktivitas berupa litbang, pelatihan Iptek, dan pelayanan Iptek. Tantangan di bidang litbang berupa kapasitas institusi yang belum mencukupi dan kompetensi pegawai yang belum lengkap. Berdasarkan amanah tugas dan fungsi sesuai Permenkes No. 491 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja B2P2TOOT dan Permenkes No. 03 tahun 2010 tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian berbasis Pelayanan, area pengelolaan Iptek adalah TO, OT, dan JAMU saintifik, namun dalam implementasi baru sebatas TO dan JAMU saintifik berbahan TO. Sesuai UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, OT adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Selain itu, dengan semakin besar dan luasnya jejaring Saintifikasi JAMU (SJ), kebutuhan lahan budidaya dan sarana untuk pemrosesan simplisia terstandar (bahan JAMU) belum terpenuhi pada tahun 2011, karena keterbatasan anggaran dan adanya himbauan batasan pengadaan tanah dari Kemenkeu.
2. Modal kepemimpinan, merupakan gaya dan peran dalam hubungan kerja di organisasi
yang dimiliki dan ditampilkan oleh setiap pegawai.
Kemajuan atau kemunduran dari suatu organisasi, kreatif-inovatif atau keterpurukan (tidak kompetitif, tidak unggul), memuaskan pelanggan atau termarjinalisasi (terpinggirkan, dilupakan, keluar dari arus utama) adalah efek dan/atau dampak dari kinerja kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan tantangan terbesar dalam suatu organisasi.
2
Evolusi B2P2TOOT dari sebagai kebun koleksi Tanaman Obat hingga menjadi institusi Iptek Tanaman Obat dan JAMU, sejak tahun 1948 s.d. 2012 telah memunculkan gambaran sbb:
dari sekedar kebun koleksi menjadi balai besar dengan kompleksitas sebuah institusi Iptek Tanaman Obat dan JAMU
dari sekedar mengoleksi tanaman obat menjadi mengelola penelitian, pengembangan, pelatihan Iptek, dan pelayanan Iptek
dari sekedar kebun lokal menjadi Balai Besar yang go national, “nuju” go international dan profesional
dari sekedar manusia sebagai pekerja menjadi manusia sebagai pemimpin, ilmuwan, manajer, dan tim dengan interdependensi, keterampilan dan keahlian
dari sekedar anggaran terbatas untuk kebun menjadi anggaran terstruktur untuk penelitian, pengembangan, pelatihan Iptek, dan pelayanan Iptek
dari sekedar hanya memiliki lahan dan tanaman obat menjadi memiliki aset-aset lahan, paskapanen, lab, divisi, diseminasi, dan operasional
Gambaran evolusi sebagai sebuah institusi tersebut membutuhkan gaya dan peran kepemimpinan yang harus mau dan mampu membangun dialog, membongkar kebiasaan “asal kerja” menjadi kedinamisan positif dan cerdas, membangun komitmen sebagai institusi Iptek dan institusi pemerintah, menggerakkan aksi bersama, yang secara berkesinambungan dan simultan untuk mencapai target.
3. Modal manusia, merupakan pegawai tetap dan pegawai tidak tetap dengan segala
kapasitas dan kompetensi yang dimiliki.
Pendekatan sumber daya manusia dalam manajemen dan organisasi sudah ditinggalkan dan meningkat pada pendekatan modal manusia (human capital). Modal manusia adalah komponen yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pegawai dengan segala kemampuan dan/atau kompetensi yang dimiliki, bila dikelola bersama dengan modal struktur organisasi dan modal kepemimpinan yang kondusif, secara total akan menghasilkan kinerja yang optimal dan luar biasa. Ada 6 komponen modal manusia yang perlu dikembangkan/dibangun dalam organisasi, yakni: (1) intelektual; (2) emosional; (3) sosial; (4) ketabahan, (5) moral; dan (6) kesehatan1. Komponen2 ini yang menjadi aspek perhatian dalam manajemen dan organisasi dalam rangka mencapai kinerja yang optimal dan luar biasa.
Tren perubahan dan dinamika dalam tata kelola tugas dan fungsi B2P2TOOT membutuhkan pegawai-pegawai yang berkapasitas dan berkompetensi, namun belum semua kebutuhan
1 Ancok, 2002 dalam http://www.bppk.depkeu.go.id/webpegawai/attachments/444_Konsep_Modal_Manusia%20REV.pdf. Akses
tanggal 28 Februari 2013
3
tersebut dapat dipenuhi dari pegawai tetap (PNS dan CPNS) yang ada. Pengadaan pegawai melalui pekerja tidak tetap (pegawai kontrak honor) masih sangat tinggi, mengingat kepemilikan lahan budidaya dan produksi sangat luas, pelayanan kesehatan JAMU sangat tinggi, dan fungsi-fungsi esensial sebagai lembaga Iptek menyangkut informasi melalui perpustakaan dan museum sangat dibutuhkan. Diprediksi bahwa kebutuhan formasi pegawai tetap belum optimal terpenuhi melalui pengadaan reguler mengingat ada kebijakan zero growth dan reformasi birokrasi. 4. Aset Iptek dan operasional, merupakan sumberdaya fisik sarana dan prasarana yang
dimiliki sebagai lembaga Iptek dan sebagai sebuah organisasi pemerintah.
Aset-aset Iptek yang dimiliki sangat besar dan banyak, yang dikelola sebagai instalasi dengan manajemen yang belum optimal, mulai dari lahan budidaya TO, Museum JAMU, Klinik SJ Hortus Medicus (SJHM), Wisata Kesehatan JAMU (JAMU Health Tourism), dan jejaring. Dalam hal ini, masih belum dapat diakomodasi kebutuhan tenaga dan panduan-panduan untuk pengolahan lahan, pelayanan klinik, pelayanan museum.
Gambar 1. Museum JAMU Hortus Medicus
Dalam hal jejaring domestik meliputi Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia (Pokjanas TOI), masih perlu didorong kesepahaman dalam mengelola Iptek Tanaman Obat dan JAMU, karena masih tersebarnya dan belum lengkapnya data hasil2 Iptek TOJA berbasis wilayah, komunitas adat, penyakit dan ramuan. Bahkan, masih belum terealisasi inisiasi akan database komposisi fitokimia dan molekuler sebagai upaya untuk mengembangkan obat berbasis zat aktif TO. Selain itu, Komite Nasional Saintifikasi JAMU; dimana B2P2TOOT menjadi anggota, masih menghadapi tantangan terkait ketersediaan bahan JAMU, penerimaan hasil riset klinik formula JAMU, dan upaya dalam mengintegrasikan JAMU dalam sistem pelayanan kesehatan. Juga, Jejaring Saintifikasi JAMU sebagai “kloning” dan sentra2 JAMU Saintifik masih perlu banyak diinisiasi di
4
setiap wilayah provinsi, kabupaten dan kota di Indonesia. Ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan bahan JAMU, menyederhanakan proses kendali mutu JAMU Saintifik, dan lebih mendekatkan pelayanan Saintifikasi JAMU kepada rakyat. Dalam hal jejaring internasional meliputi ASEAN Traditional Medicine (ASEAN TM), B2P2TOOT sudah memberikan pemahaman dan pengalaman pada kolega2 ASEAN bahwa Indonesia sangat serius mengembangkan dan melestarikan traditional medicine ala budaya Indonesia sesuai standar untuk kesehatan manusia. Masih dibutuhkan komitmen dan dukungan segenap pemangku kepentingan agar JAMU yang ada di Tawangmangu dan Jejaring SJ adalah milik bersama dan perlu di”openi”. Ke depan, forum2 ASEAN TM sangat intens, diperlukan persiapan, koordinasi dan komunikasi yang sepaham dari segenap pemangku kepentingan. Selain itu, HerbalNet sebagai wadah sharing informasi Iptek TM; B2P2TOOT berperan sebagai Koordinator, perlu komitmen dan keseriusan untuk mengelola, baik diseminasi informasi maupun utilisasi informasi. Sampai saat ini kinerja HerbalNet Indonesia; dapat diakses di http://herbalnet.healthrepository.org/, kurang menggembirakan bila dilihat dari upload informasi yang tidak memiliki grafik kecenderungan yang meningkat. Selain itu, juga ada aset-aset operasional sebagai suatu organisasi pemerintah. Kondisi persebaran lahan dan lokasi bekerja yang luas, sangat memberi efek dan dampak terhadap tata kelola anggaran, waktu dan perhatian dari pimpinan dan pegawai. Masih dibutuhkan penataan ruang kerja pegawai, peralatan dan perlengkapan kerja, penataan ruang untuk aset-aset Iptek dan operasional. Kebutuhan pemeliharaan aset2 tersebut sangat tinggi mengingat juga kondisi iklim basah dan masih banyak lahan2 yang belum berpagar dan memiliki akses keluar masuk.
5. Aset dana, merupakan sumberdaya keuangan yang diberikan oleh negara melalui
pemerintah sesuai kebutuhan dan hasil evaluasi kinerja.
Kecenderungan alokasi anggaran yang meningkat telah memberi keleluasaan dalam mengakomodasi target kinerja tugas dan fungsi. Pengelolaan anggaran belum optimal terkait ketersediaan jumlah dan kompetensi pegawai sehingga masih terjadi alokasi dalam bentuk kegiatan yang tidak terlaksana. Jejaring kerja yang sudah dibangun memberi kontribusi, namun tidak serta merta pengelolaan di internal B2P2TOOT bisa maksimal. Perlu komposisi yang optimal antara modal manusia dan aset dana.
5
B. KELEMBAGAAN Berdasarkan Permenkes No. 491 tahun 2006, tugas yang diamanahkan adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional. Esensi fungsi yang diemban meliputi:
1. Manajemen litbang tanaman obat dan obat tradisional 2. Eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi dan koleksi plasma nutfah TO 3. Pengembangan Iptek teknologi konservasi, pelestarian plasma nutfah, standarisasi
tanaman obat dan standarisasi bahan baku OT 4. Pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan 5. Kajian dan diseminasi informasi TOOT 6. Pelatihan iptek TOOT 7. Urusan tata usaha dan rumah tangga.
Berdasarkan Permenkes tersebut, struktur organisasi B2P2TOOT pada awal tahun 2012 adalah sesuai Gambar 2. Modal struktur organisasi ini dilengkapi dengan stuktur organisasi yang menampung fungsi-fungsi Iptek secara langsung sesuai Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5.
Gambar 2. Struktur Organisasi B2P2TOOT selama Januari-April 2012
6
Gambar 3. Kelompok Kepakaran dalam Scientific Board B2P2TOOT pada Januari 2012 Sebagai institusi Iptek yang sarat dengan dinamika keilmuan, keahlian dan kepakaran, sudah ditentukan Kelompok Besar Kepakaran (Gambar 3), yang pada dasarnya ditujukan untuk mengelola aktivitas2 Iptek di lingkup Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Kelompok kepakaran ini dikelola secara organisasi oleh Panitia Pembina Ilmiah B2P2TOOT. Sebagai lembaga Iptek tentu tidak lepas dari keberadaan laboratorium yang memiliki peran vital dalam pengelolaan litbang. Laboratorium yang ada (Gambar 4) dikelola dan ditempatkan dalam satu gedung terpadu untuk memudahkan interaksi, aktivitas dan pemeliharaan.
Gambar 4. Kompartemen Laboratorium Terpadu B2P2TOOT pada Januari 2012
LABORATORIUM
Sistematika Tumbuhan
Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman
Galenika
Mikrobiologi
Fitokimia Kultur
Jaringan
Bioteknologi
Farmakologi & Toksikologi
Formulasi
7
Dalam melengkapi kapasitas kelembagaan, juga ada instalasi (Gambar 5) sebagai unit yang dikelola dalam rangka mendukung Jejaring SJ di sisi hulu dan paskapanen, juga memberikan kontribusi berupa penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Instalasi tersebut sangat membutuhkan “sentuhan” profesional agar pengelolaan tidak melanggar aturan negara. Unit ini diharapkan selalu dinamis mengikuti dinamika dan kebutuhan organisasi Iptek.
Gambar 5. Instalasi sebagai Unit Penunjang B2P2TOOTpada Januari 2012
C. MODAL DAN ASET
1. Modal Manusia Modal manusia di B2P2TOOT terdiri dari pegawai tetap (PNS dan CPNS) maupun tidak tetap, dinilai sebagai aktor utama dalam implementasi tugas dan fungsi B2P2TOOT. Pada Januari 2012, dengan amanah tugas litbang TOOT dan Saintifikasi JAMU, B2P2TOOT memiliki gambaran kepegawaian sbb.
Gambar 6. Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan Seks pada Januari 2012
Jumlah total pegawai menurut jenis kepegawaian sebanyak 130, meliputi 87 pegawai tetap (85 PNS dan 2 CPNS) dan 127 pegawai tidak tetap/PTT (34 kontrak honor bulanan dan 93
INSTALASI
Pembenihan &
Pembibitan
Konservasi & Adaptasi
Koleksi TO
Paskapanen
35%
65%
Perempuan
Lelaki
8
kontak harian lepas). Khusus PTT diadakan karena jumlah pegawai tetap, belum mengakomodasi beban kerja. Hal ini dapat dilihat dari banyak dan luasnya jumlah barang inventaris milik negara (BMN) yang dikelola oleh B2P2TOOT. PTT dipekerjakan untuk membantu pengelolaan tugas dan fungsi organisasi dan terdistribusi dominan di unit kerja kebun, instalasi paskapanen, dan Klinik SJHM, disamping kesekretariatan, perpustakaan, dan laboratorium.
Gambar 7. Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan Seks dan Jenjang Pendidikan Terakhir pada Januari 2012
Gambar 8. Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan Seks dan Area Pekerjaan
pada Januari 2012 Gambar 8 menjelaskan bahwa aset2 iptek berupa kebun (15,85 Ha), instalasi paskapanen (gedung 4 lantai yang melayani penerimaan hasil panen, pengolahan bahan JAMU, penyimpanan, dan distribusi) dan Klinik SJHM (rawat jalan, lab, Griya JAMU, rekam medik dan administrasi), yang membutuhkan jenis tenaga dalam jumlah besar dan dituntut berproduksi setiap hari, hanya dikelola oleh pegawai tidak tetap yang tidak sebanding, kebun dengan 12 PNS, paskapanen 6 PNS, Klinik SJHM dengan 10 PNS dan 2 CPNS. Selain itu, kondisi dalam Gambar 8 yang menyebabkan masih tingginya angka kebutuhan PTT, adalah ada 10 pegawai yang merangkap jabatan dan area pekerjaan, meliputi:
0 0 0 0 4 0 1 1
11 13
0 0 0
12 8
1 5 0
11
20
0
5
10
15
20
25Perempuan Lelaki
05
1015202530
SD SLTP SLTA D3 S1 S2
Lelaki 4 2 18 6 20 7
Perempuan 0 0 4 9 7 10
9
Agus Triyono dan Sunu Pamadyo Tanjung Ismoyo sebagai Pejabat Struktural berfungsi juga sebagai Dokter dan Peneliti JAMU di KSJHM
Yuli Widyastuti sebagai Pejabat Struktural dan Harto Widodo sebagai Staf Bidang PKSI berfungsi juga sebagai Peneliti Tanaman Obat
Nita Supriyati dan Sari Haryanti sebagai Pejabat Struktural berfungsi juga sebagai Peneliti Praklinik Formula JAMU
Slamet Wahyono sebagai Pejabat Struktural berfungsi juga sebagai Peneliti Teknologi Formulasi OT.
Tabel 1. Komposisi Pegawai Tetap Berdasarkan Golongan Kerja, Seks dan Jenjang
Pendidikan Terakhir pada Januari 2012
Gol. Kerja
Jenjang Pendidikan Terakhir & Seks
Jumlah SD SLTP SLTA D3 S1 S2 S3
P L P L P L P L P L P L P L
I 0 4 0 2 0 0 6
II 0 0 0 0 0 2 10 4 16
III 4 15 0 2 6 19 8 5 0 0 59
IV 0 2 2 2 0 0 6
Jumlah 0 4 0 2 4 17 10 5 6 20 10 7 0 0 87
Tabel 2. Komposisi Pegawai Tetap Berdasarkan Jenjang Jabatan Fungsional,
Jenjang Pendidikan Terakhir dan Seks pada Januari 2012
Jenis Jabatan Fungsional Jenjang Pendidikan Terakhir&Seks
Jml SLTA DIII S1 S2 S3 P L P L P L P L P L
TL Pelaksana Pemula 0 0 0 0 0 1 1
TL Pelaksana 0 1 0 1 0 0 2
TL Pelaksana Lanjutan 1 0 0 0 0 0 1
TL Penyelia 2 7 0 0 0 1 10
Peneliti Pertama 0 1 1 2 0 0 4
Peneliti Muda 0 1 2 2 0 0 5
Peneliti Madya 0 1 1 2 0 0 4
Peneliti Utama 0 0 0 1 0 0 1
Profesor Riset 0 0 0
Jumlah 3 8 0 1 0 5 4 7 0 0 28
Sampai dengan awal 2012 terdapat 13 pegawai yang mengusulkan berkas angka kredit untuk menjadi Pejabat Fungsional Peneliti, meliputi:
10
9 orang, Harto Widodo, M. Bakti Samsu Adi, Dyah Subositi, Rohmat Mujahid, IkaYanti MS, Amalia Damayanti, Tri Widayat, Nurul Husniati untuk kepakaran TO.
4 orang, Nuning Rahmawati, Galuh Ratnawati, Agus Triyono dan Sunu Pamadyo Tanjung Ismoyo untuk kepakaran OT.
2. Aset Iptek dan Operasional Aset adalah input (sumber daya) yang didayagunakan dan dihasilgunakan dalam proses (aktivitas) oleh organisasi sehingga memberi nilai manfaat dan/atau nilai tambah untuk mencapai tujuan. Aset terdiri dari aset Iptek dan aset operasional. Fasilitas Iptek yang dimiliki pada Januari 2012 meliputi:
a. Gedung Laboratorium Terpadu (Labdu); terdiri atas 8 Lab, yaitu Galenika, Fitokimia, Sistematika Tumbuhan, Bioteknologi (Biologi Molekuler dan Kultur Jaringan Tanaman), Mikrobiologi, Farmakologi dan Toksikologi, Formulasi, dan Agronomi.
Gambar 9. Laboratorium Terpadu Litbang TOOT
b. Peralatan laboratorium utama meliputi: 1 unit Gas Chromatography, 1 unit TLC densitometer, 1 unit High Performance Liquid Chromatography (HPLC), 2 unit Vacuum Rotavapor, 3 unit Spektrofotometer, 2 unit Blotting apparatus, 1 unit Termocycler PCR, 1 unit mesin pembuat tablet dan kapsul JAMU, 1 unit mesin penyerbuk, 1 unit pencuci bahan JAMU, 1 unit pengering bahan JAMU
c. 1 unit gedung instalasi paskapanen untuk penyiapan, penyimpanan dan distribusi bahan JAMU
d. Rumah kaca; berjumlah 3 unit, yaitu: 1 unit berlokasi di Aromatic Graden Tlogodlingo (1.800 m dpl) difungsikan untuk
pembibitan, adaptasi dan pelestarian tanaman
11
2 unit berlokasi di kebun TO Kalisoro (1.200 m dpl) difungsikan untuk pembibitan, adaptasi dan pelestarian tanaman
e. Kebun TO untuk penelitian, etalase dan produksi terdapat di 3 lokasi, yaitu: Kebun Karangpandan terletak di ketinggian 400-600 dpl seluas ± 1,85 Ha Kebun Kalisoro terletak di ketinggian 1.200 m dpl seluas ± 2 Ha Kebun Tlogodlingo terletak di ketinggian 1.800 m dpl seluas ± 12 Ha
Gambar 10. Kebun Produksi Karangpandan dengan TO Temulawak (bahan dasar semua
formula JAMU)
Gambar 11. Kebun Produksi Kalisoro dengan TO Ekinase (bahan dasar JAMU untuk
imunomodulator)
12
Gambar 12. Kebun Produksi Tlogodlingo dengan TO Kelembak (bahan JAMU Pelangsing)
f. Klinik Saintifikasi JAMU “Hortus Medicus”, yang ditetapkan sebagai klinik tipe A
untuk mengelola riset klinik dan pelayanan kesehatan formula JAMU. Layanan yang diberikan berupa: riset observasi klinik dan RCT, rawat jalan, griya jamu, laboratorium klinik, dan rekam medik.
Gambar 13. Klinik Saintifikasi Jamu “Hortus Medicus”
13
g. Museum JAMU “Hortus Medicus” dengan beragam koleksi artefak, produk OT, dokumentasi ramuan, materi terkait TO dan OT
h. Perpustakaan dengan 2.040 koleksi pustaka, berupa jurnal ilmiah, majalah ilmiah, serta buku-buku terbitan dalam dan luar negeri
Gambar 14. Perpustakaan B2P2TOOT
i. Sinema Fitomedika, sebagai wahana penyebaran informasi, berupa pemutaran film dokumenter Iptek TO dan OT
j. Publikasi meliputi publikasi ilmiah dan populer.
Fasilitas perkantoran dan operasional yang dimiliki s.d akhir tahun 2012 meliputi: a. Gedung: 1 unit kantor sekretariat 3 lantai, 1 unit gedung serbaguna berdaya tampung
400 orang, 1 unit rumah dinas pimpinan b. Kendaraan: 1 unit bus operasional, 1 unit mobil bak terbuka operasional, 2 unit mobil
boks operasional, 3 unit mobil operasional, 4 unit sepeda motor roda 2 operasional, 3 unit sepeda motor roda 3 operasional
c. Komputer dan alat komunikasi: 32 unit komputer desktop, 23 komputer laptop, 1 unit jaringan internet, 1 unit CCTV dengan 8 kamera
3. Aset Dana Dana yang tersedia untuk menampilkan kinerja sesuai perencanaan adalah sbb meliputi sumber dana:
a. Non APBN (WHO SEARO) berjumlah US$ 8,874.78 untuk Workshop Initiating HerbalNet Indonesia. B2P2TOOT merupakan Koordinator HerbalNet Indonesia dan pada tahun 2012 bekerjasama dengan universitas, lembaga Iptek, dan rumah sakit.
14
b. DIPA APBN dengan rincian sesuai Tabel 3. Tabel 3. Rincian DIPA B2P2TOOT Bersumber APBN tahun 2012
No Output (RKA-KL) Target Anggaran
1. Layanan perkantoran 12 bln 6.134.262.000 2. Penelitian bidang TO dan OT 14 dok 3.309.586.000 3. Laporan Kegiatan dan Pembinaan 15 dok 912.717.000 4. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan
Anggaran 4 dok 340.350.000
5. Laporan Kinerja 6 dok 85.540.000 6. Manajemen Keuangan dan Kekayaan negara 2 dok 73.500.000 7. Gedung/bangunan lab. Pelatihan 1.827m2 6.397.943.000 8. Kendaraan bermotor 1 unit 286.650.000 9. Perangkat pengolah data komunikasi 29 unit 247.350.000
10. Peralatan fasilitas laboratorium 57 unit 1.542.700.000 11. Peralatan fasilitas perkantoran 302 unit 1.230.295.000 12. Jejaring Saintifikasi JAMU yang terbentuk 2 dok 929.330.000 13. Manajemen Informasi, Publikasi, dan Diseminasi 31 dok 1.483.980.000 14. Kendaraan bermotor fungsional 1 unit 238.150.000 15. Manajemen Laboratorium 2 dok 910.134.000 16. Manajemen Kebun Tanaman Obat 2 dok 1.451.938.000
Jumlah 25.656.783.000
c. Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA) DIPA Sekretariat Badan Litbangkes dengan
rincian sesuai Tabel 4 diperuntukkan untuk Riset Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di Indonesia Berbasis Komunitas, yang selanjutnya ditulis sebagai Riset Tumbuhan Obat dan JAMU (RISTOJA).
Tabel 4. Rincian SKPA tahun 2012
No Komponen Kegiatan Anggaran (Rp)
1 Persiapan 5.579.085.000
2 Workshop 9.930.592.000
3 Pengumpulan Data dan Supervisi 30.855.223.000
4 Analisis Hasil dan Penyusunan Draft Laporan 1.661.150.000
JUMLAH 48.026.050.000
15
Gambar 15. RISTOJA tahun 2012
Launching RISTOJA oleh Ibu Menteri Kesehatan RI: dr. Nafsiah Mboi Sp.A., M.PH. di Jakarta tanggal 15 Oktober 2012. Penandatangan Piagam Kesepahaman (MoU) Kepala Balitbangkes dengan Rektor Perguruan Tinggi di Indonesia dalam Rangka Riset Khusus Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di Indonesia berbasis Komunitas yang dikeal dengan Riset Nasional Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA)
Mater of Trainer (MOT): Riset Nasional Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA)
Praktek pembuatan herbarium pada acara MOT RISTOJA
Pengelolaan spesimen tumbuhan obat hasil
RISTOJA
Pengumpulan data: Wawancara dengan Pengobat Tradisional
16
BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219)
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609)
4. Permenkes RI Nomor 491/Menkes/VII/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 003/Menkes/Per/2010 tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan
6. Permenkes Nomor 2346/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Permenkes RI Nomor 491/Menkes/VII/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/ Menkes/SK/X/2002 tentang Persetujuan Penelitian Kesehatan Terhadap Manusia
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1099/Menkes/SK/VI/2011 tentang Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
12. Rencana Aksi Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2010-2014 13. Rencana Aksi Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional Tahun 2010-2014
B. TUJUAN, INDIKATOR DAN SASARAN
1. Tujuan Tujuan adalah target yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 s.d. 5 tahun. Berdasarkan Rencana Strategis Kemenkes 2010-2014 dan Rencana Aksi Program
17
Litbangkes 2010-2014, tujuan dari kegiatan Litbang TOOT periode 2010-2014 adalah sesuai Tabel 5.
Tabel 5. Tujuan Kegiatan Litbang B2P2TOOT periode 2010-2014
No Indikator Target pada Tahun Total
Target 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah formula JAMU yang aman,
bermutu, dan berkhasiat 1 2 6 5 6 20
2 Jumlah tanaman obat yang telah distandarisasi
1 1 2 2 4 10
3 Jumlah artikel ilmiah di bidang tanaman obat dan obat tradisional yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional
1 15 15 20 29 80
4 Jumlah data status kesehatan masyarakat hasil Riskesnas Wilayah IV
- - - 6 - 6
5 Jumlah data status fasilitas kesehatan hasil Riskesnas Wilayah IV
- - - - 6 6
2. Sasaran dan Indikator Sasaran adalah kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan pada jangka waktu tertentu. Berdasarkan Rencana Strategis Kemenkes 2010-2014 dan Rencana Aksi Program Litbangkes 2010-2014, sasaran dari kegiatan Litbang TOOT adalah sbb:
a. Meningkatnya jumlah formula JAMU yang aman, bermutu, dan berkhasiat b. Meningkatnya jumlah tanaman obat yang telah distandarisasi c. Meningkatnya jumlah artikel ilmiah di bidang tanaman obat dan obat tradisional yang
dimuat pada media cetak dan elektronik nasional. Indikator adalah kondisi yang mengindikasikan tercapainya tujuan. Berdasarkan Rencana Strategis Kemenkes 2010-2014 dan Rencana Aksi Program Litbangkes 2010-2014, indikator dari kegiatan Litbang TOOT adalah sbb:
a. Jumlah formula JAMU yang aman, berkhasiat, dan bermutu b. Jumlah tanaman obat yang telah distandarisasi c. Jumlah artikel ilmiah di bidang tanaman obat dan obat tradisional yang dimuat pada
media cetak dan elektronik nasional.
Target pada tahun 2012 adalah sbb: a. 6 formula JAMU yang aman, bermutu, dan berkhasiat b. 2 tanaman obat yang telah distandarisasi c. 15 publikasi ilmiah di bidang tanaman obat dan obat tradisional yang dimuat pada
media cetak dan elektronik nasional.
18
Gambar 16. Penyerahan sertifikat Jamu Saintifik Penurun Tekanan Darah Tinggi dan Penurun Asam Urat oleh Komisi Nasional Saintifikasi Jamu
19
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN
A. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN Setiap organisasi secara hakiki memiliki modal dan aset. Sesuai penjelasan dalam Bab I, modal dan aset selama tahun 2012 dikelola secara sistematis untuk mencapai tujuan dan sasaran, melalui pemilihan dan penerapan strategi sbb.
1. Modal Struktur Organisasi Memasuki bulan Mei 2012, B2P2TOOT menghadapi kebutuhan tour of duty dan pengembangan kepegawaian (modal manusia). Modal struktur organisasi secara nomenklatur jabatan tetap, namun pegawai yang bertugas dalam jabatan mengalami perubahan (Gambar 5).
Gambar 17. Struktur Organisasi B2P2TOOT selama Mei-Desember 2012
Perangkat pimpinan organisasi tersebut mengalami tour of duty karena tuntutan kebutuhan organisasi dalam pengembangan kapasitas kerja dan kompetensi pegawai sbb: 1. Bagian TU, yaitu:
Muhammad Suryana yang sebelumnya bertugas di Panitia Pengadaan Barang dan Jasa B2P2TOOT menggantikan Fanie Indrian Mustofa
20
2. Bidang Program, Kerjasama dan Informasi, yaitu: a. Nagiot Cansalony Tambunan yang sebelumnya bertugas sebagai Kasubbag Program
Sekretariat Badan Litbangkes menggantikan Slamet Wahyono b. Harto Widodo menggantikan Sari Haryanti yang akan memasuki tugas belajar
Doktoral di UGM c. Fanie Indrian Mustofa menggantikan Agus Triyono yang berkarir sebagai Dokter
Peneliti di Klinik SJHM 3. Bidang Pelayanan Penelitian, yaitu:
a. Slamet Wahyono menggantikan Yuli Widyastuti yang fokus menyelesaikan tugas belajar Doktoral di UGM
b. Nita Supriyati menggantikan Sunu Pamadyo Tanjung Ismoyo yang berkarir sebagai Dokter Peneliti di Klinik SJHM
c. Awal Prichatin Kusuma Dewi yang sebelumnya fokus bertugas sebagai Peneliti, mengantikan Nita Supriyati
Terkait kepakaran yang dikelola selama ini, sudah diinisiasi penyederhanaan menjadi 2 bidang kepakaran yang menggambarkan karakteristik kapasitas dan kompetensi Iptek B2P2TOOT sesuai Gambar 18. Terkait Program Saintifikasi JAMU lingkup kepakaran TO difasilitasi iptek di sisi hulu dan kepakaran OT memfasilitasi iptek di sisi hilir.
Gambar 18. Bidang Kepakaran dalam Scientific Board B2P2TOOT pada Desember 2012 Terkait instalasi yang dikelola selama ini, sudah diinisiasi pengembangan menjadi suatu divisi dengan kekhasan kompetensi, yang memberikan kontribusi untuk kinerja institusi dan PNBP sesuai Gambar 19.
21
Gambar 19. Divisi sebagai Unit Kompetensi Stratejik B2P2TOOT pada Desember 2012
Divisi sesuai Gambar 19 tersebut memiliki ruang lingkup kompetensi sbb, yaitu: 1. Sisi Iptek di hulu, meliputi unit pembenihan dan pembibitan, unit konservasi dan
adaptasi, dan kebun koleksi TO 2. Sisi Iptek paskapanen 3. Sisi Iptek hilir, meliputi pelatihan (dokter dan apoteker JAMU, petani TO), Wisata
Kesehatan JAMU, Rumah Riset JAMU (rawat jalan, rawat inap, griya JAMU, kebun sayur, terapi batu refleksi kaki), perpustakaan, dan Museum JAMU Hortus Medicus.
Divisi ini dikembangkan sebagai wadah sharing, pengembangan, diseminasi dan utilisasi Iptek TOJA kepada pihak birokrat, teknokrat, ilmuwan, akademisi, industri, dan masyarakat umum. 2. Modal Kepemimpinan Modal kepemimpinan yang ada dan tumbuh ditunjukkan melalui gaya dan peran kepemimpinan dalam dinamika B2P2TOOT. Gaya yang sudah diterapkan adalah situasional dan visioner. Gaya situasional diterapkan karena perbedaan kapasitas, kompetensi dan kemampuan dari masing-masing pegawai. Gaya visioner merupakan gaya yang wajib bagi organisasi yang dinamis dan melampaui tugas dan fungsi (beyond role and function). Gaya kepemimpinan tersebut diperankan sebagai leader, monitor, resource allocator, liason, dissemination, negotiator2 dan inisiator. Peran ini diimplementasikan untuk dinamika-dinamika sbb:
2 LANRI, 2008. Materi Diklatpim tentang Kepemimpinan dalam Organisasi
DIVISI
(Strategic Competency
Unit)
Pembenihan &
Pembibitan
Konservasi & Adaptasi
Kebun Koleksi TO
Paskapanen
Pelatihan iptek
Wisata Kesehatan
Jamu
Rumah Riset Jamu
Perpustakaan
Museum Jamu Hortus
Medicus
22
a. Pegawai baru atau tour of duty, menggerakkan motivasi, aksi bersama (leader) b. Tenggat waktu pekerjaan yang ketat (monitor) c. Beban kerja yang tinggi dan waktu tidak akomodatif (resource allocator) d. Membangun kerjasama, dialog, kesepahaman dan komitmen (liason dan negotiator) e. Perkembangan-perkembangan terbaru dari internasional, nasional dan internal Kemenkes
(dissemination).
Seperti sudah dijelaskan dalam Bab I, B2P2TOOT mengemban amanah dalam litbang TOOT dan Saintifikasi JAMU. Kedua amanah ini tidak sepenuhnya terakomodasi dalam pengembangan kepegawaian, aset dan jejaring kerja. Oleh karena itu, gaya visioner sangat dibutuhkan untuk internalisasi nilai dari amanah tugas, membangun kesepahaman dan komitmen s.d. membangun aksi kolektif internal B2P2TOOT. Pemanfaatan mailing list untuk berkomunikasi, “menegur/mengingatkan/mengoreksi”, juga rapat-rapat rutin yang stratejik, “blusukan” ke lapangan, membawa pegawai dalam forum-forum kerja, dll, bermanfaat sebagai wadah internalisasi nilai-nilai stratejik, memberikan pengalaman, dan kaderisasi. Menghadapi dinamika Iptek di lingkungan eksternal, gaya ini juga sangat dibutuhkan untuk membuka dan membangun hubungan kerjasama dengan pihak luar (universitas, lembaga Iptek, industri, organisasi profesi) untuk bersama mengelola dan menyukseskan tujuan litbang TOOT dan Saintifikasi JAMU. Secara sederhana, rela berkorban (semangat merah putih) dalam hal fasilitasi bahan JAMU, ilmu pengetahuan, materi lain, motivasi, dll, bermanfaat sebagai ajang menyamakan makna akan amanah tugas, yang diharapkan dapat membuka hati dan kesadaran pihak lain untuk ikut berkontribusi dalam pencapaian tujuan.
3. Modal Manusia (Pengembangan Pegawai) Modal manusia memberikan manfaat optimal dan luar biasa bila komponen intelektual, emosional, sosial, ketabahan, moral, dan kesehatan dikelola secara bersama dengan modal struktur organisasi dan modal kepemimpinan yang kondusif. Hal ini dikenal dengan pengembangan kepegawaian, yang secara material berbentuk tugas belajar, ijin belajar, pelatihan, dan bentuk lain yang memberikan peningkatan kompetensi dan kemampuan teknis litbang TOOT. Secara non material adalah membangun dialog, keterbukaan dan kesetaraan sebagai manusia untuk berkarya dan berkreasi dalam organisasi yang sama. Porsi non material ini mendapatkan prioritas agar tidak mematikan daya karya dan kreasi pegawai. Secara berkesinambungan, strategi mengelola modal manusia ini yang sangat rumit dan membutuhkan kepekaan (empati, respek, apresiasi, percaya) sebagai sesama manusia. Pada tahun 2012 telah disusun Rencana Umum Pendidikan Berkelanjutan Pegawai sesuai Tabel 6.
23
Tabel 6. Rencana Umum Pendidikan Berkelanjutan Pegawai Periode 2013-2015
Strata 2013 2014 2015
Total Peminatan Jml Peminatan Jml Peminatan Jml
S1 Agribisnis UNS 1 Kesmas Undip 1 3
Administrasi UNS 1
S2 Promkes IKM UGM
1 Agribisnis UNS 1 Hama Penyakit Tumbuhan UGM
1 8
Paskapanen, Teknologi Pertanian UGM
1 Akuntansi UNS 1 Kesmas UNS 1 Administrasi Publik UNS
1 Herbal UI 1
S3 Ilmu Farmasi UGM 1 Kimia Organik (LN) 1 8
Biologi UGM 1 Biologi (LN) 1
Bioteknologi UGM 1
PPDS1 Farmakologi Klinik UGM
1 Penyakit Dalam UGM
1
Patologi Klinik UGM 1
Total 2 Total 10 Total 7 19
4. Aset Iptek Aset Iptek yang luar biasa sejak pengembangan kelembagaan mulai tahun 2006 tentu tidak boleh dikagumi dan dinikmati saja. Perlu selalu dipersiapkan rencana pengembangan dan pemeliharaan. Selama tahun 2012, memperhatikan tren anggaran dan tanggung jawab yang berbanding terbalik, B2P2TOOT memprioritaskan penyelesaian dan pengadaan fasilitas Iptek yang sangat dibutuhkan, al. penyiapan Klinik SJHM sebagai RRJ di tahun 2013, pembangunan lanjutan Unit Kompetensi Stratejik Paskapanen dalam mendukung manajemen bahan JAMU internal dan Jejaring SJ, dan pengembangan Museum JAMU HM dalam mendukung dampak Riset Nasional Tanaman Obat dan JAMU (RISTOJA).
5. Pengadaan Barang Dan Jasa Selama tahun 2012 pengadaan barang diarahkan untuk menyiapkan B2P2TOOT agar berkinerja lebih baik sebagai lembaga Iptek untuk mengelola litbang, pelatihan Iptek, dan pelayanan Iptek, dan menampilkan profil organisasi yang berkaraker dinamis dan profesional. Pengadaan barang yang ada meliputi:
a. Pembangunan gedung pelatihan Iptek
b. Pembangunan rehab Klinik SJHM
c. Pembangunan penyelesaian gedung paska panen
6. Jejaring Iptek TOJA Untuk membangun jejaring kerja dan meningkatkan apresiasi terhadap TO dan JAMU membutuhkan kesepahaman antara pihak2 berkepentingan. Secara umum dikenal dengan komunitas ABGC, yaitu akademisi, bisnis/industri, government/pemerintah, dan community/masyarakat. Sejak tahun 2010 s.d. 2012 telah diinisiasi kerjasama dalam bidang Saintifikasi JAMU dan Riset Tumbuhan Obat dan JAMU sesuai Tabel 7 dan Tabel 8.
24
Tabel 7. Jejaring Saintifikasi JAMU
No Area Lembaga Nama Lembaga Lingkup Kerjasama A Rumah Sakit RSUD Kab. Karanganyar,
Jateng Rujukan untuk Saintifikasi JAMU, sejak 2012
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, Jateng
Riset Saintifikasi Jamu, sejak 2012
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, Jateng
Riset, Pelatihan Iptek JAMU, dan Manajemen Bahan JAMU, sejak 2012
B Kesehatan Dinkeskab Karanganyar, Jateng
Riset dan Manajemen Bahan JAMU, sejak 2012
Dinkeskab Bangli, Bali Riset, sejak 2012
C Pertanian, perkebunan, dan perhutanan
Dintanbunhutkab Bangli, Bali Riset TO, sejak 2012
D Pendidikan Poltekkes Surakarta, Jateng Riset dan Pelatihan Iptek JAMU, sejak 2012
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo, Jateng
Riset dan Pelatihan Iptek JAMU, sejak 2012
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Malang, Jatim
Riset dan Pengembangan JAMU, sejak 2011
Fakultas Biologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
Riset dan Pengembangan JAMU, sejak 2012
E Non Pemerintahan
PMI Kab. Sragen, Jateng Riset dan Pengembangan JAMU, sejak 2012
PT Deltomed Wonogiri, Jateng Riset Tanaman Obat, sejak 2012 Kelompok Kerja Nasional Tanaman Obat (Pokjanas TOI)
Diseminasi Hasil Litbang Tumbuhan Obat, sejak 1990
Penguatan Jejaring Iptek Tumbuhan Obat, sejak 1990
25
Gambar 20. Penandatanganan MoU dengan Pemkab. Bangli dan Pemkab. Karanganyar
Jejaring RISTOJA (Tabel 8) dikembangkan bersama Universitas dan Lembaga Litbang dalam rangka menyusun Database Tanaman Obat dan JAMU, hasil dari budaya Nusantara di Indonesia. Riset dilakukan di tahun 2012, 2015 dan 2017. Analisis hasil akan melibatkan data dan informasi yang sudah dihasilkan oleh Lembaga Litbang terkait.
Tabel 8. Jejaring Riset dan Pengembangan Tanaman Obat dan JAMU (RISTOJA)
No Wilayah Provinsi Nama Lembaga A Sumatera Aceh 1. Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Syiah Kuala
Sumut 2. Lemlit Universitas Sumatera Utara Sumbar 3. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(LPPM) Universitas Andalas Riau dan Kepri 4. Lemlit Universitas Riau Jambi 5. Lemlit Universitas Jambi Sumsel 6. Lemlit Universitas Sriwijaya Bengkulu 7. Lemlit Universitas Bengkulu Kep. Babel 8. LPPM Universitas Bangka Belitung Lampung 9. Lemlit Universitas Lampung
B Kalimantan Kalbar 10. Lemlit Universitas Tanjungpura Kalteng 11. Lemlit Universitas Palangka Raya Kalsel 12. Lemlit Universitas Lambung Mangkurat Kaltim 13. Lemlit Universitas Mulawarman
C Sulawesi Sulsel 14. LPPM Universitas Hasanuddin Sulbar 15. Lemlit Universitas Negeri Makasar Sulteng 16. Lemlit Universitas Tadulako Sultra 17. Lemlit Universitas Haluoleo Gorontalo 18. Lemlit Universitas Negeri Gorontalo
26
Sulut 19. Lemlit Universitas Sam Ratulangi D Nusa
Tenggara NTB 20. Lemlit Universitas Mataram NTT 21. Lemlit Universitas Nusa Cendana
E Kepulauan Maluku
Maluku 22. Lemlit Universitas Pattimura Maluku Utara 23. LPPM Universitas Khairun
F Tanah Papua
Papua Barat 24. Lemlit Universitas Negeri Papua Papua 25. LPPM Universitas Cenderawasih
Gambar 21. Penandatanganan PKS B2P2TOOT dengan 25 Lemlit Universitas
B. TANTANGAN YANG DIHADAPI
Tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan amanah tugas dan fungsi selama tahun 2012 meliputi modal dan aset sbb, yaitu:
1. Modal struktur organisasi. Di satu sisi perubahan Instalasi menjadi Divisi berpotensi sebagai sumber PNBP, dengan pengelolaan yang optimal dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja tugas dan fungsi. Di sisi lain optimalisasi lingkup kepakaran dari 4 menjadi 2 memberikan keleluasaan dalam mengelola aktivitas iptek TOOT.
2. Modal kepemimpinan. Diperlukan penggalian ide, gagasan, kreativitas, dan inovasi dari setiap lini ketenagaan di B2P2TOOT yang dapat meningkatkan etos dan motivasi kerja.
3. Modal manusia. Diperlukan pengembangan tenaga peneliti dan tenaga pendukung dalam hal mutu kompetensi dan keterampilan, juga jumlah pegawai agar terjadi keseimbangan dengan beban kerja dan aset yang dimiliki.
27
4. Aset Iptek. Dalam rangka proses perencanaan tahun 2013 sudah diidentifikasi kebutuhan fokus dalam Saintifikasi JAMU, operasional dan pemeliharaan sekaligus terkait dengan shifting dari peran instalasi menjadi divisi. Semua peralatan lab dan divisi diarahkan untuk mendukung kinerja tugas dan fungsi dalam Kegiatan Litbang TOOT dan Program SJ.
5. Jejaring. Pengembangan Jejaring Saintifikasi JAMU dalam rangka integrasi JAMU dalam Sistem Pelayanan Kesehatan, diharapkan sejalan dengan inisiasi Jejaring RISTOJA di seluruh Indonesia, baik dari pihak pemerintah, akademisi, industri, maupun masyarakat.
6. Output Kinerja. Dalam hal ini sudah dibangun definisi operasional baru yang dinilai mampu mengakomodasi kinerja Iptek TOJA B2P2TOOT.
C. TEROBOSAN YANG DILAKUKAN
Dalam rangka mengelola input untuk mencapai target kinerja dengan tantangan terkait modal struktur organisasi, kepemimpinan, dan manusia, telah diimplementasikan terobosan-terobosan. Trobosan yang dilakukan dalam penyelenggaraan amanah tugas dan fungsi selama tahun 2012 meliputi modal dan aset sbb, yaitu:
1. Modal struktur organisasi. Telah diinisiasi pengembangan dan pengelolaan instalasi sebagai unit-unit kompetensi stratejik (Gambar 19), dalam artian instalasi-instalasi yang ada dan aktivitas-aktivitas yang terkait kompetensi Iptek TOJA, yaitu bibit, benih, bahan JAMU, pelatihan iptek, wisata kesehatan Jamu, RRJ, informasi, diintegrasikan dan dikelola dalam manajemen Divisi.
2. Modal kepemimpinan. Dalam hal ini membudayakan gaya kepemimpinan situasional dan visioner, menginternalisasikan peran kepemimpinan, membangun dialog secara berkesinambungan untuk membangun kreativitas dan inovasi (the dance of mind) Iptek TOJA.
3. Modal manusia. Sumber daya manusia merupakan aset utama untuk mengelola aktivitas melalui tata hubungan kerja dan kerjasama tim yang solid.
4. Aset Iptek. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan pondasi mutlak dalam Program Saintifikasi JAMU mulai dari aspek hulu sampai dengan hilir. Iptek dalam lembaga riset perlu dikembangkan terus menerus untuk mencapai terobosan baru.
28
5. Jejaring. Jejaring Saintifikasi JAMU sangat penting dalam penguatan kerjasama dan percepatan sertifikasi Jamu Saintifik untuk dimanfaatkan di fasilitas pelayanan kesehatan Indonesia.
6. Output Kinerja. Telah disusun divinisi operasional baru yang dinilai mampu mengakomodasi kinerja Iptek TOJA B2P2TOOT.
Tabel 9. Pendefinisian Ulang dari Output B2P2TOOT
No Output
Justifikasi Jenis Difinisi Operasional
1 Formula JAMU
Formula JAMU yang telah lulus riset praklinik dan riset klinik dan pelayanan umum di Rumah Riset JAMU dan/atau Jejaring Saintifikasi JAMU
Permenkes No. 491 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja B2P2TOOT memberikan tanggung jawab untuk mengembangkan obat2 tradisional berbasis kearifan lokal/masyarakat adat (formula empirik) dan inovasi formula.
Kepmenkes No. 1076 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, mengatur bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Permenkes No. 03 tahun 2010 tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian Berbasis Pelayanan memberikan wewenang untuk melayani pasien umum dan subyek riset, menggunakan JAMU yang memenuhi kriteria aman, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, dan memenuhi persyaratan mutu yang khusus. JAMU dan/atau bahan yang digunakan dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan harus sudah terdaftar dalam Vademekum, atau merupakan bahan yang ditetapkan oleh Komisi Nasional Saintifikasi JAMU.
Riset praklinik terhadap formula2 JAMU empirik dan inovasi formula mampu memberikan informasi mengenai khasiat dan keamanan formula sehingga siap.
dimanfaatkan dalam Program Saintifikasi JAMU melalui kegiatan penelitian berbasis pelayanan di unit pelayanan kesehatan sebagai jejaring SJ
29
No Output
Justifikasi Jenis Difinisi Operasional
JAMU Saintifik
Formula JAMU yang telah lulus RCT dan disertifikasi oleh Komnas SJ
Melalui uji klinis RCT multi centre dan dinilai oleh Komnas SJ sehingga mendapatkan sertifikasi.
2 Standar • Tanaman Obat terstandar, tanaman obat telah mempunyai baku mutu untuk dibudidayakan sebagai bahan JAMU (simplisia)
• Simplisia tersetandar, simplisia yang telah mempunyai baku mutu untuk dimanfaatkan dalam riset klinik Saintifikasi JAMU
• Ekstrak terstandar, ektrak yang telah mempunyai baku mutu yang didapat dari tanaman obat terstandar dan/atau simplisia terstandar melalui metode tertentu yang dapat dimanfaatkan dalam riset klinik Saintifikasi JAMU
3 Produk Hasil dari litbang TOOT berupa jamu tersertifikasi, data, informasi, marker tanaman obat, bentuk sediaan JAMU, dll
30
BAB IV HASIL KERJA
A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN
Target tahun 2012 berhasil dicapai dengan kinerja sesuai Tabel 10. Pencapaian tersebut dapat dijelaskan sesuai Tabel 11 melalui sistematika aktivitas2 Iptek langsung, yang tidak menghitung penelitian praklinik dan aktivitas2 pendukung yang termasuk dukungan manajemen dan layanan perkantoran.
Tabel 10. Capaian Tujuan Kegiatan Litbang B2P2TOOT periode 2012
No Indikator Target Capaian %
1 Jumlah Formula JAMU yang aman, bermutu, dan berkhasiat
6 6 100
2 Jumlah Tanaman Obat yang telah distandarisasi
2 3 150
3 Jumlah artikel ilmiah di bidang TOOT yang dimuat dalam media cetak dan elektronik
15 15 100
Tabel 11. Sistematika Pencapain Tujuan Kegiatan Litbang B2P2TOOT periode 2012
No Input Output Hasil Manfaat
1 Riset klinik formula JAMU aprodisiaka
Rp 153.003.600 9 anggota tim peneliti 10 bulan formula JAMU
Aprodisiaka yang lulus riset praklinik
Laporan riset Set data riset Naskah publikasi
1 formula JAMU aprodisiaka untuk RCT
Rakyat memiliki opsi layanan kesehatan murah, alami, aman, dan berkhasiat
2 Riset klinik formula JAMU hepatoprotektor
Rp 135.847.500 9 anggota tim peneliti 10 bulan formula JAMU
hepatoprotektor yang lulus riset praklinik
s.d.a 1 formula JAMU hepatoprotektor untuk RCT
s.d.a
3 Riset klinik formula JAMU immunomudulator
Rp 137.784.300 9 anggota tim peneliti 10 bulan formula JAMU
Imunomodulator yang lulus riset praklinik
s.d.a 1 formula JAMU immunomudulator untuk RCT
s.d.a
31
No Input Output Hasil Manfaat
4 Riset klinik formula JAMU batu kandung kemih
Rp 155.285.600 9 anggota tim peneliti 10 bulan formula JAMU batu
kandung kemih yang lulus riset praklinik
s.d.a 1 formula JAMU batu kandung kemih untuk RCT
s.d.a
5 Riset klinik RCT formula JAMU hipertensi, hiperurisemia, heperglikemia, dan hiperkolestrolemia
Rp 760.687.600 43 anggota tim peneliti 10 bulan formulaJAMU hipertensi,
hiperurisemia, heperglikemia, dan hiperkolestrolemia yang lulus riset klinik pre-post
s.d.a 1 formula JAMU hipertensi untuk sistem pelayanan kesehatan
s.d.a
s.d.a 1 formula JAMU hiperurisemia untuk sistem pelayanan kesehatan
s.d.a
7 Riset standarisasi Pimpinella pruatjan (purwoceng)
Rp254.471.300 7 anggota tim peneliti 10 bulan Teknologi lab dan lahan
s.d.a 1 standar untuk tanaman Pimpinella pruatjan
8 Riset standarisasi Centella asiatica (pegagan)
Rp 203.927.100 9 anggota tim peneliti 10 bulan Teknologi lab dan lahan
s.d.a 1 standar untuk tanaman Centella asiatica
9 Riset standarisasi Sonchus arvensis (tempuyung)
Rp 195.246.300 10 anggota tim peneliti 10 bulan Teknologi lab B2P2TOOT
s.d.a 1 standar untuk tanaman Sonchus arvensis
10 Output litbang sebelumnya dan masih relevan Partisipasi dalam forum ilmiah Rp 120.080.700 Meliputi kegiatan pembinaan penulisan artikel ilmiah, pengiriman pegawai dalam forum-forum ilmiah
Output: 15 naskah artikel ilmiah yang layak dipublikasikan
32
Pada tahun 2012, Jejaring RISTOJA di luar Jawa Bali lebih diutamakan karena hasil-hasil litbang TOJA di Jawa dan Bali sudah banyak dilakukan oleh universitas dan lembaga Iptek nasional. Hasil dari RISTOJA 2012 adalah hasil olahan sementara dari Lab. Manajemen Data B2P2TOOT sbb sesuai Tabel 12.
Tabel 12. Hasil RISTOJA Tahun 2012
No Tujuan Khusus Variabel Hasil
1 Inventarisasi data pemanfaatan tumbuhan obat (TO)
Etnis 254 Spesies TO 25.538 Nama lokal 24.927 Nama ilmiah 6.347
Nama ilmiah s.d spesies ada 783 Nama ilmiah s.d famili ada 324
2 Inventarisasi data tumbuhan obat dan bagian yang digunakan
Ramuan per kelompok penyakit
Dominan (>4%): demam/panas, sakit perut & sakit kulit
Merata (<4%): Sakit kepala, perawatan bumil, perawatan bayi, obat kuat, thypus, gondok, maag, BAB, rematik, asam urat, reproduksi, organ perempuan, gigitan/sengatan, jantung, DM, roh, stroke/lumpuh, stamina, muntah, anak, ASI, darah, pinggang, limpa, cacing, beri-beri, kecantikan, sakit kepala, hepatitis, tumor, batu ginjal
Bagian yang digunakan
>40%: daun <15%: akar <10%: batang, bunga, kulit batang, kulit buah, buah,
daging buah, umbi, biji, rimpang, herba, eksudat 3 Mengoleksi
spesimen untuk herbarium
Diambil sebagai spesimen
Ya: 15.600 TO Tidak: 7.512 TO
4 Identifikasi kearifan lokal dalam pengelolaan dan pemanfaatan tumbuhan obat
Lokasi asal TO 49%: pekarangan 29%: hutan 19%: ladang/kebun <10%: sawah, pantai, rawa, tepi sungai, beli 33% menanam sendiri 49% mengambil selektif 18% lainnya
Pembudidayaan 39,3%: dibudidayakan 50,7%: tidakdibudidayakan
Cara pakai 59%: dalam 40,3%: luar 0,7%: hirup
Upaya pelestarian tumbuhan obat
49%: ambil selektif 33%: tanam sendiri 18%: lainnya
Sumber pengetahuan
Kakek/nenek: 59% Orangtua: 68,39% Keluarga: 27,98%
33
No Tujuan Khusus Variabel Hasil
Teman: 10% Pendidikan formal: 99,24% Pendidikan non formal: 4,7% Pengalaman: 32,63% Lainnya: 17,67% (5,68% membaca, 59,09% mimpi,
7,99% orang lain, 27,27% spiriual) Orang yang
dilayani/ bulan 1-5 orang: 39,95% 6-10 orang: 14,95% => 11 orang: 33,16% Tidak ada: 11,25%
5 Variabel lain Menggunakan metode pengobatan lain
60,36%
Tumbuhan sulit didapat
48,07%
B. PENCAPAIAN KINERJA
1. Formula JAMU yang Aman, Bermutu, dan Berkhasiat Secara kuantitas kinerja B2P2TOOT dapat mencapai yaitu dihasilkannya 6 formula JAMU yang aman, berkhasiat, dan bermutu, untuk Klinik SJHM dan Jejaring SJ (Tabel 4). Faktor pendukung capaian target adalah karena: a. Tingginya animo masyarakat untuk berobat dan/atau menjadi subyek riset di Klinik
SJ dan Jejaring SJ b. Berfungsinya Jejaring SJ, sehingga pengembangan dan perbaikan kualitas untuk
menghasilkan formula JAMU selalu terkawal dengan baik.
Faktor tantangan dalam pencapaian target adalah meliputi: a. Belum tersedianya body of knowledge dan baku mutu etik untuk litbang JAMU sesuai
karakteristik Indonesia b. Belum optimalnya kesamaan pemahaman terhadap hakekat dan prinsip litbang JAMU
dan integrasi layanan JAMU dalam sistem pelayanan kesehatan, di pihak pemerintah, pihak ilmuwan, pihak klinisi dan antar pihak tersebut
c. Perhatian dari sektor lain terkait supply chain management dalam bahan baku JAMU, sehingga terjamin keamanan, mutu dan khasiat bahan JAMU selama dalam rantai distribusi s.d. siap digunakan.
Upaya percepatan yang diinisiasi dan diusulkan adalah menyangkut sbb: a. Menyusun Roadmap Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional b. Menyusun Agenda Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional
34
c. Bekerjasama dengan lintas ilmuwan/pihak berwenang dalam koordinasi Komisi Nasional Saintifikasi JAMU untuk body of knowledge, standar etik litbang JAMU, dokter dan apoteker JAMU
d. Mengembangkan basis data khasiat dan keamanan dari bahan aktif maupun ramuan TO
e. Saintifikasi JAMU dilanjutkan secara bertahap dengan prioritas ramuan tradisional empirik
f. Meningkatkan jumlah dokter dan apoteker lulusan pelatihan Saintifikasi JAMU g. Pengembangan Rumah Riset JAMU secara berkesinambungan h. Penguatan dan pengembangan jejaring kerja antar lembaga dan kepakaran i. Pengembangan Istana JAMU sebagai upaya nasional dalam melestarikan dan
mengangkat budaya Indonesia dalam pemeliharaan dan pengobatan JAMU.
2. TO yang terstandar Capaian kinerja secara kuantitas melampaui target, dengan target 2 berhasil disediakan 3 TO yang terstandar (Tabel 4). Faktor pendukung capaian target adalah karena: a. Adanya pengalaman dan kapasitas litbang tanaman obat untuk penyiapan standar
baku bahan JAMU b. Adanya petani TO binaan c. Ketersediaan lahan TO.
Faktor tantangan dalam pencapaian target meliputi: a. Masih belum tersedianya body of knowledge dan baku mutu etik untuk litbang JAMU
sesuai karakteristik Indonesia b. Dampak pertambahan jumlah penduduk dan pemukiman baru terhadap kelestarian
dan ketersediaan lahan untuk tumbuhan obat dan bahan JAMU lain (bahan hewani, bahan mineral, sediaan sarian)
c. Komitmen dan prioritas untuk membudidayakan tanaman obat sebagai budaya asli Indonesia untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
d. Pembinaan petani tanaman obat secara berkesinambungan e. Teknologi pelestarian dan budidaya tanaman obat sesuai karakteristik lahan.
Upaya percepatan yang diinisiasi dan diusulkan adalah menyangkut sbb: a. Menyusun Roadmap Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional b. Menyusun Agenda Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional c. Maping data dan kualitas tanaman obat d. Basis data khasiat (bahan aktif maupun ramuan) e. Identifikasi sampai level molekuler (penting untuk kepemilikan data keanekaragaman
hayati) f. Penguatan dan pengembangan jejaring kerja antar lembaga dan kepakaran g. Meningkatkan kapasitas laboratorium dan divisi litbang TOOT
35
h. Pengembangan Istana JAMU sebagai upaya nasional dalam melestarikan dan mengangkat budaya Indonesia dalam pemeliharaan dan pengobatan JAMU.
3. Artikel ilmiah yang dipublikasikan
Capaian kinerja secara kuantitas dapat mencapai target yaitu 15 artikel ilmiah yang dipublikasikan di media nasional (Lampiran 2.). Faktor pendukung capaian target adalah karena: a. Semakin meningkatnya aksesibilitas pada aktivitas penulisan artikel ilmiah b. Semakin meningkatnya dana dan kesempatan berpartisipasi dalam forum-forum
ilmiah sebagai pintu masuk untuk penerbitan ilmiah c. Porsi terbesar untuk angka kredit jabatan fungsional peneliti adalah artikel ilmiah.
Faktor tantangan dalam pencapaian target adalah meliputi: a. Motivitasi untuk mengusulkan artikel ke jurnal ilmiah terakreditasi nasional dan
internasional b. Penambahan jurnal ilmiah terakreditasi di lingkungan Badan Litbangkes, khususnya
di B2P2TOOT c. Penyelenggaraan forum diseminasi dan utilisasi hasil Iptek TOOT tingkat nasional
dan internasional yang lintas sektor dan keilmuan/kepakaran.
Upaya percepatan yang diinisiasi dan diusulkan adalah menyangkut sbb: a. Memperbanyak pelatihan penulisan artikel ilmiah dan manuscript b. Menyiapkan jurnal ilmiah bidang tanaman obat, obat tradisional, JAMU (riset
praklinik, riset klinik, dan teknologi formulasi JAMU) c. Mengembangkan forum ilmiah diseminasi dan utilisasi hasil Iptek TOOT dengan
jejaring kerja yang ada (Pokjanas TOI, Jejaring SJ, milist GO-DJAMOE) d. Membangun secara lebih luas jejaring kerja Iptek TOOT dan SJ.
C. REALISASI ANGGARAN
Realisasi anggaran pada tahun 2012 sebesar Rp 22.416.385.400 (87,37%) dari pagu sebesar Rp 25.656.783.000 dengan rincian uraian kegiatan sesuai Tabel 13. Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja adalah sbb: 1. Belanja pegawai Rp 4.019.055.130 (94,33 % dari Rp 4.260.634.000) 2. Belanja barang Rp 8.802.626.029 (79,96 % dari Rp11.008.674.000) 3. Belanja modal Rp 9.586.228.150 (92,29 % dari Rp10.387.475.000)
36
Tabel 13. Realisasi Anggaran B2P2TOOT Tahun 2012
No Output (RKA-KL) Target Anggaran Capaian Realisasi Anggaran
(x Rp 1000) Output % (x Rp 1000) %
1. Layanan perkantoran 12 bln 6.134.262 12 bulan 100 5.696.834,8 92,87 2. Penelitian bidang TO dan
OT 14 dok 3.309.586 14 dok 100 2.771.902,9 83,75
3. Laporan Kegiatan dan Pembinaan
15 dok 912.717 15 dok 100 578.295,2 63,33
4. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran
4 dok 340.350 4 dok 100 242.034,4 71,11
5. Laporan Kinerja 6 dok 85.540 6 dok 100 57.265,6 66,95 6. Manajemen Keuangan dan
Kekayaan negara 2 dok 73.500 2 dok 100 59.299,3 80,58
7. Gedung/bangunan lab. Pelatihan
1,827m2 6.397.943 1 unit (1125 m2)
61,6 5.914.267,0 92,44
8. Kendaraan bermotor 1 unit 286.650 1 unit 100 274.680,0 95,82 9. Perangkat pengolah data
komunikasi 29 unit 247.350 29 unit 100 224.335,0 90,70
10. Peralatan fasilitas laboratorium
57 unit 1.542.700 57 unit 100 1.539.445,0 99,79
11. Peralatan fasilitas perkantoran
302 unit 1.230.295 307 unit >100 961.745,0 78,17
12. Jejaring Saintifikasi JAMU yang terbentuk
2 dok 929.330 2 dok 100 840.848,8 90,44
13. Manajemen Informasi, Publikasi, dan Diseminasi
31 dok 1.483.980 26 dok 83,9 1.245.960,0 83,60
14. Kendaraan bermotor fungsional
1 unit 238.150 1 unit 100 236.726,0 99,40
15. Manajemen Laboratorium 2 dok 910.134 2 dok 100 640.013,5 70,32 16. Manajemen Kebun
Tanaman Obat 2 dok 1.451.938 2 dok 100 1.133.725,2 78,08
Jumlah 25.656.783 22.416.385,4 87,37
SKA PA RISET TUMBUHAN OBAT DAN JAMU (RISTOJA)
1. Riset Tumbuhan Obat dan Jamu
48.026.085 43.474.244 90,52
Realisasi yang 87,37% terjadi karena alasan sbb yaitu: 1. Pada belanja pegawai secara umum telah mencapai ambang batas keefektifan kegiatan
berdasarkan anggaran yang digunakan (>90%). Sisa yang ada terkait jumlah hari kerja pegawai di kantor tidak penuh karena ada tugas kedinasan luar atau pergerakan data kepegawaian (al. pensiun) yang berpengaruh terhadap pembayaran belanja pegawai. Begitu juga dengan belanja modal terjadi efisiensi pengadaan barang dan jasa.
2. Pada belanja barang, serapan anggaran masih di bawah 90%. Hal ini terindikasi dari tidak dilaksanakannya pertemuan paket meeting karena esensi kegiatan dapat
37
diselesaikan di kantor, juga alokasi-alokasi untuk pengiriman pegawai memenuhi undangan dari Badan Litbangkes, lintas program di Kemenkes dan lintas sektor di luar Kemenkes tidak digunakan karena kebutuhan dari pihak lintas program dan sektor tidak terlalu tinggi. Secara persentase, 4 porsi terbesar dalam pengalokasian dan penyerapan adalah: Belanja Bahan dengan serapan 27,59%,untuk pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan, Belanja Barang Non Operasional Lainnya dengan serapan 24,61%, Akumulasi belanja operasional dan pemeliharaan sebesar 22,09%, Belanja Perjalanan Lainnya dengan serapan 16,38% (Tabel 14)
Tabel 14. Realisasi Anggaran Belanja Barang B2P2TOOT berdasarkan Akun
Kegiatan Tahun 2012
Kode Akun Uraian Akun Jumlah %
521111 Belanja Keperluan Perkantoran 453.606.000 4,12% 521113 Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh 32.000.000 1,20% 521114 Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 10.810.000 0,10% 521115 Belanja Honor Operasional Satuan Kerja 135.720.000 1,23% 521211 Belanja Bahan 3.037.793.000 27,59% 521213 Belanja Honor Output Kegiatan 645.220.000 5,86% 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 2.709.039.000 24,61% 522111 Belanja Langganan Listrik 348.864.000 3,17% 522121 Belanja Jasa Pos dan Giro 2.400.000 0,02% 522151 Belanja Jasa Profesi 357.350.000 3,25% 522191 Belanja Jasa Lainnya 24.000.000 0,22% 523111 Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan 506.935.000 4,60%
523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
232.345.000 2,11%
523129 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya
137.470.000 1,25%
523133 Belanja Biaya Pemeliharaan Jaringan 31.950.000 0,29% 523199 Belanja Biaya Pemeliharaan Lainnya 440.000.000 4,00% 524119 Belanja Perjalanan Lainnya 1.803.172.000 16,38%
PAGU 11.008.674.000 100,00%
D. PEMBELAJARAN ORGANISASI
Dalam rangka mencapai status kinerja yang optimal secara kualitas dan kuantitas, B2P2TOOT selalu membangun proses pembelajaran dalam organisasi, melalui langkah-langkah sbb: 1. Optimalisasi Status WTP dan WBK, dengan:
38
a. Membangun perilaku perencanaan berbasis kinerja, mulai dari analisis berdasarkan evaluasi tahun/periode sebelumnya; penentuan tujuan, sasaran dan target; penentuan prioritas; penyiapan dokumen perencanaan dan penganggaran; melakukan monev secara sistematis
b. Mengakomodasikan dinamika terkait pelaksanaan kegiatan dan anggaran tanpa menimbulkan masalah di kemudian hari, al. usulan revisi disaring sesuai kebutuhan dan realita, akomodasi pembayaran-pembayaran bukan karena kesalahan pegawai namun dikarenakan akibat pekerjaan dan tidak melanggar peraturan, dll
c. Melakukan rekonsiliasi keuangan dan kinerja secara berkala agar pelaksana, penanggung jawab kegiatan, dan tim pengelola keuangan memiliki kesamaan hasil dan tindak lanjut
d. Membangun perilaku “blusukan” sebagai upaya monitoring langsung sehingga masalah yang butuh pemecahan segera dapat dikelola
e. Mengagendakan rapat berkala untuk membahas isu-isu krusial dan stratejik.
2. Optimalisasi Reformasi Birokrasi, dengan: a. Membangun kesamaan pemahaman dan komitmen di B2P2TOOT, Badan Litbangkes
dan Kemenkes, melalui sosialisasi, diskusi, dll b. Menyiapkan pedoman dan standar terkait manajemen kinerja, al. prosedur tetap
pekerjaan, analisis beban kerja, uraian jabatan dan pekerjaan, dll c. Menyiapkan manajemen kepegawaian yang link dengan Badan Litbangkes dan selalu
diperbarui.
39
BAB V REKOMENDASI DAN PENUTUP
Dalam rangka mempersiapkan bahan perencanaan kegiatan, penganggaran dan monev (P2ME) tahun 2013, berikut rekomendasi dari proses dan kinerja tahun B2P2TOOT 2012 sbb:
1. Penelitian dan Pengembangan: Karena formula JAMU yang dihasilkan s.d. tahun 2012 selalu melampaui target serta
dinamisnya perencanaan strategik untuk itu perlu dilakukan revisi Rencana Aksi Kinerja (RAK) B2P2TOOT 2010-2014 yang mencakup perbaikan kebijakan teknis terkait tujuan, sasaran, dan strategi s.d. pencantuman jumlah target per tahun. Selain itu diperlukan perbaikan Agenda Litbang TOOT 2010-2014 terkait revisi RAK tersebut.
Perlu disusun baku mutu-baku mutu sesuai karakteristik iptek TO dan JAMU di B2P2TOOT dan Jejaring Saintifikasi JAMU, sebagai salah satu materi utama Gerakan JAMU Brand dan Sukma Indonesia
2. Pelatihan dan Pelayanan Iptek: Perlu disusun dan diterbitkan prosedur2 tetap dan modul2 pelatihan dan pelayanan
Iptek mulai dari standarisasi TO dan bahan JAMU, paskapanen, riset praklinik, riset klinik, pengembangan teknologi.
Divisi pelatihan dan pelayanan Iptek yang sudah dibangun agar memiliki organisasi fungsional/operasional dan dikelola bukan sekedar sebagai unit bisnis
Perlu dibuat kalkulasi keterkaitan beban tugas dan kebutuhan pegawai di Divisi Pelatihan Iptek
3. Diseminasi dan Utilisasi Hasil Iptek: Perlu ditingkatkan forum2 iptek dengan segmen umum dan segmen khusus
lingkungan akademisi, pemerintah dan industri Program SJ baru memasuki tahun ke-3 sejak 2010, masih dibutuhkan materi2 yang
sederhana dan tepat serta advokasi kepada pihak berkepentingan Pengembangan bentuk2 sediaan Formula JAMU yang sudah layak dikonsumsi
masyarakat umum agar ditingkatkan sesuai minat konsumsi masyarakat, al. infusa/rebusan, cairan ekstrak, kapsul, dll
4. Jejaring Iptek TOJA: Perlu ditingkatkan jumlah dan mutu Jejaring RISTOJA dengan lingkungan akademisi,
pemerintah dan industri Perlu ditingkatkan jumlah dan mutu Jejaring SJ dengan pemda dan masyarakat untuk
ketersediaan bahan JAMU bermutu Perlu ditingkatkan Jejaring Klinik SJ dengan seluruh PMI di Indonesia sehingga
pelayanan kesehatan JAMU dalam rangka riset semakin dekat dengan subyek
40
Perlu diupayakan terobosan2 untuk mempercepat Integrasi JAMU dalam Sistem Kesehatan
Informasi mengenai proses dan hasil kerja B2P2TOOT diharapkan dapat dan mampu memberikan pencerahan dan pemahaman akan keterbatasan, tantangan, dan terobosan yang sudah dilakukan dan hal2 esensial yang selalu harus dikembangkan dan ditingkatkan. Semoga kinerja B2P2TOOT dan jejaring kerja diberkati oleh TUHAN Yang Maha Pengasih, dan kita semua dimampukan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan terkait TOJA di bumi Nusantara ini. Tabik dan Salam SEHAT dengan JAMU.
-----------------------------------------------------
Pernyataan Pimpinan B2P2TOOT
Kami menyatakan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Balai Besar Litbang TOOT, Badan Litbangkes, Kemenkes Tahun 2012. Tawangmangu, 1 Maret 2013
Kepala B2P2TOOT,
Ketua Panitia Pembina Ilmiah,
Indah Yuning Prapti Yuli Widyastuti
Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Program, Kerjasama dan Informasi,
Kepala Bidang Pelayanan Penelitian,
Akhmad Saikhu Nagiot Cansalony Tambunan Slamet Wahyono
41
Lampiran 1. Judul Penelitian, Penanggung Jawab dan Pagu Anggaran Penelitian B2P2TOOT tahun 2012
No Judul Penelitian Ketua Pelaksana
Anggaran Pagu Realisasi
Penelitian praklinik
1 Pengembangan JAMU antikanker tahap II: mekanisme aksi formulaJAMU pada sel MCF-7
Ir. Yuli Widiyastuti, M.P
204.834.000 193.614.000
2 Pengaruh Formula antiasma terhadap sistem pernafasan pada model Asma in-vitro
drh. Galuh Ratnawati
115.278.000 72.416.550
3 Aktivitas gastroprotektif kombinasi rimpang kunyit, buah kapulaga, dan daun sembung
Nuning Rahmawati, MSc, Apt
172.451.000 148.594.000
4 Uji praklinik formula JAMU untuk Anemia
Saryanto, S.Farm, Apt
132.222.000 98.534.000
Penelitian klinik pre-post
5 Studiklinis formula JAMU untuk aprodisiaka
dr. Danang Ardiyanto
166.525.000 153.003.600
6 Studiklinis formula JAMU untuk hepatoprotektor
dr. Zuraida Zulkarnaen
146.525.000 135.847.500
7 Studiklinis formula JAMU untuk immunomodulator
dr. Sunu Pamadyo Tunjung Ismoyo
155.570.000 137.784.300
8 Studiklinis formula JAMU untuk batu saluran kemih
dr. Peristiwan Widi Astana
163.794.000 155.285.600
Penelitian klinik randomized clinical trial without blinding
9 Uji klinik Multicentre: Uji klinik formula JAMU hiperglikemia, hipertensi, hiperkolesterolemia dan hiperurisemia dibanding obat standar
dr. Agus Triyono 1.141.127.000 760.687.600
Penelitian standarisasi tanaman obat
10 Standarisasi Pegagan: karakterisaasi morfologi, genetik dan sidik jari kandungan kimia serta optimasi metode analisis kuangtitatif
Nita Supriyati, M.Biotech, Apt
214.699.000 203.927.100
11 Standarisasi Purwoceng tahap II: Karakterisasi berdasarkan sebaran geografis
Harto Widodo, M.Biotech
264.138.000 254.471.300
12 Standarisasi tempuyung: karakterisasi morfologi, genetik, dan sidik jari kandungan kimia serta optimasi metode analisis kuantitatif
Rohmat Mujahid, M.Sc, Apt
213.804.000 195.246.300
42
13 Pembibitan tanaman pulesari secara in vitro
Heru Sudrajat, M.P 125.300.000 117.678.600
Survey pemanfaatan tumbuhan obat di desa miskin
14 Survei pemanfaatan Tanaman Obat dan JAMU untuk kesehatan mandiri dan peningkatan pendapatan masyarakat miskin
Akhmad Saikhu, M.Sc.PH
93.139.000 87.429.800
43
Lampiran 2. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan pada tahun 2012
No Judul Artikel Nama Penulis Media Publikasi
1 Aphrodisiac effect ofLunasia amara Blanco, Centella asiatica andCurcuma domesticacombination infusion on male rat libido
Nuning Rahmawati, Awal Prichatin KD
Proceeding: International Conference Research and aplication, Traditional, Complimentary and Alternative Medicine Tahun 2012
2 Cytotoxic Effect of Etanolic Extract of Ageratum conyzoides, L Against HeLa Cell Line
Nuning Rahmawati, M. Kuswandi
Proceeding: International Conference Research and aplication, Traditional, Complimentary and Alternative Medicine Tahun 2012
3 The Influence of Avicel PH 102 as Filler-binder Agent and Explotab as Disintegrant Agent against Andrographolide Dissolution Rate of Sambiloto Extract Tablets
Awal Prichatin KD, Nuning Rahmawati
Proceeding: International Conference Research and aplication, Traditional, Complimentary and Alternative Medicine Tahun 2012
4 The analysis of Chemicals and Phisicals Properties Lansium domesticu cortex from Palu-Central Sulawesi
Awal Prichatin KD, Yun Astuti Nugroho
Proceeding: International Conference Research and aplication, Traditional, Complimentary and Alternative Medicine Tahun 2012
5 The Effect of Bidens pilosaL. Water Extract on Lymphocyte Proliferation in Mice Infected with Listeria monocytogenes
Ika Yanti MS, Ngatidjan, Mustofa
Proceeding: International Conference Research and aplication, Traditional, Complimentary and Alternative Medicine Tahun 2012
6 Variasi morfologi aksesi ekinase (Echinacea purpurea L. Moench) hasil pemurnian tahap I di B2P2TO-OT
Dyah Subositi dan Fauzi
Prosiding SeminarNasional POKJANAS TOI XLII, 2012
7 Potensi ampas infusa kunyit (Curcuma domestica) sebagai sumber kurkuminoid
Rohmat Mujahid dan Sunu PTI
Prosiding SeminarNasional POKJANAS TOI XLII, 2012
8 Pengaruh Ocimum sanctum L terhadap aktivitas sitotoksik doxorubicin pada sel kanker kolo WiDr
Sari haryanti, Awal Prichatin KD dan Yuli Widiyastuti
Prosiding SeminarNasional POKJANAS TOI XLII, 2012
9 Pengembangan tanaman obat sebagai penurun gula darah
Agus Triyono Prosiding SeminarNasional POKJANAS TOI XLII, 2012
10 Uji toksisitas akut dan subkronik ekstrak brotowali (Tinospora crispa L, MIER)
Agus Triyono, Saryanto
Prosiding SeminarNasional POKJANAS TOI XLII, 2012
11 Penetapan kadar tanin tanaman pegagan (Centella asiatica L) dengan natrium tungstat pada variasi lama pengeringan
Nuning Rahmawati dan Septi Puji Handayani
Prosiding SeminarNasional POKJANAS TOI XLII, 2012
12 Komponen kimia minyak atsiri Callistemon lanceolatus Sweet
Nita Supriyati dan Ikayanti MS
Prosiding SeminarNasional POKJANAS TOI XLII, 2012
13 Upaya memacu pertumbuhan benih krangean (Litsea cubeba Lour Pers) melalui pemberian sitokinin dan EM4
Fauzi dan Harto Widodo
Prosiding SeminarNasional POKJANAS TOI XLII, 2012
14 Petroleum Ether, Ethyl Acetate, Methanol Extract of Pseudocalymma alliceum (Lam.)
Nuning Rahmawati, M. Kuswandi, Ratna
International Conference on Medicinal Plants 2012,
44
No Judul Artikel Nama Penulis Media Publikasi
Sandwith Leaves and Their Antiviral Activities Against Newcastel Disease Virus
Asmah Susidarti Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto hun 2012
15 Acute and SubchronicToxicitystudy of Secang (Caesalpinia sappan L) Extract
Agus Triyono, Sari Haryanti
International Conference on Medicinal Plants 2012, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
45
Lampiran 3. Peserta WorkshopTraining on HerbalNet Indonesia tahun 2012
1st Workshop 1 Rushendi, SSos Balitro, Kementan 2 Titis Arifiana, SSi PSB LPPM, IPB 3 Dr. Abdul Mun'im Program Studi Herbal, UI 4 Apallidya Sitepu LIPI 5 Usman Siswanto, PhD Universitas Bengkulu 6 Haria Ekonayu, SKom Fak. Farmasi, Unand Padang 7 Dr. Nanang Fakhrudin, Apt Fak. Farmasi, UGM 8 dr. Fikar Arsyad Hakim FK UNS 9 dr. Dina Evyana Dityankestradkom, DJ BKIA-GIZI 10 Tetrian Widyanto Sekretariat Badan Litbangkes 11 Indra Kurniawan, SKom, MKM Sekretariat Badan Litbangkes 12 Harto Widodo, MBiotech B2P2TOOT 13 Tri Widayat, MSc B2P2TOOT
14 Erwan Sofiyan, AMd B2P2TOOT
2nd Workshop 1 Dr. Tri Windono, Apt Universitas Surabaya 2 Abdul Rahman Fak. Farmasi Unair Surabaya 3 Laksmindra Fitria, MSi Fak. Biologi UGM 4 Ni Putu Ariantari, MFarm, Apt Universitas Udayana 5 Ni Putu Eka Leliqia, SFarm, MSi, Apt Jurusan Farmasi FMIPA , Universitas Udayana 6 dr. Novi Endah Sulistiyawati RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 7 Prasetyawan Yunianto Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, BPPT 8 Prof. Dr. AA Gde Muninjaya PMPK FK Universitas Udayana 9 dr. Erna Sulistyowati, MKes Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang 10 dr. Finuril Hidayati PMI Sragen 11 Dodi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 12 Fanie Indrian Mustofa, SSi B2P2TOOT 13 Prasetyo Hermanto, SKom
46
Lampiran 4. Peserta Pelatihan Dokter Saintifikasi JAMU tahun 2012 No Nama Peserta Instansi
Pelatihan Batch 1 1 dr. Djoko Sarwono Dinas Kesehatan Kab. Demak, Jawa Tengah 2 dr. Anak Agung Gede Putera, M.Kes Puskesmas Bangli Utara, Bali 3 dr. Kinik Darsono, M.Pd.Ked. RSUD Sragen, Jawa Tengah 4 dr. Tri Kuncoro RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten, Jawa
Tengah 5 dr. Anis Sukandar, Sp.KJ RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten, Jawa
Tengah 6 dr. Nur Indah Ditjen Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional,
Alternatif dan Komplementer 7 dr. Nina Virginawati, MHSM RSUD Dr. H. Moeloek, Lampung 8 dr. Rina Andriyani Dinas Kesehatan Kota Metro, Lampung 9 dr. Lusi Darmayanti, MPH Dinas Kesehatan Propinsi Lampung 10 dr. Karmijono Pontjo Widianto Dinas Kesehatan Kab. Bantul, Yogyakarta 11 dr. Veronika Agniwidhiana Puskesmas Pundong Bantul, Yogyakarta 12 dr. Sri Wahyuni PMI Kab. Sragen, Jawa Tengah 13 dr. Titie Isnarti PMI Kab. Sragen, Jawa Tengah 14 dr. Harifin Hafid BKTM Makassar, Sulawesi Selatan 15 dr. Salman Matoaya Bustan BKTM Makassar, Sulawesi Selatan 16 dr. Yuari Dwi Suprihati RSP dr. Ario Wirawan Salatiga, Jawa Tengah 17 dr. Florentina Sita Murti Puskesmas Imogiri I Bantul, Yogyakarta 18 dr. Elvine Gunawan RSUD Cilacap, Jawa Tengah 19 Prof. dr. Amri Amir, Sp.F(k), DFM,
SH, Sp.Ak RSU dr. Pringadi Medan, Sumatera Utara
20 dr. Fitri Damayanti Puskesmas Johar Baru, Jakarta 21 dr. Zacharias Djapri Tumiwan RSUD Noongan, Sulawesi Utara 22 dr. Hadi Sarosa, M.Kes Universitas Islam Agung Semarang, Jawa
Tengah 23 dr. Samigun, S.U, PFarK Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa
Tengah 24 dr. Ratih Puspita Febrinasari, M.Sc Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa
Tengah 25 Dr. dr. Sugiarto Puradisastra, M.Kes Universitas Maranatha Bandung, Jawa Tengah 26 dr. Setiaji Wibowo Puskesmas Samigaluh II Kulonprogo,
Yogyakarta 27 dr. Limawan Susilo Nugroho RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, Jawa
Tengah 28 dr. Purwono RSUD Karanganyar, Jawa Tengah 29 dr. Nur Alifa Istiani Puskesmas Tanjungsari Gunung Kidul,
Yogyakarta 30 dr. Saptarini Puskesmas Nglipar I Gunung Kidul, Yogyakarta
Pelatihan Batch 1 1 dr. Efi Afifah RS. Marzoeki Mahdi 2 dr. Tutik Widayati Pusksmas Ciputat, Tangerang Selatan
47
3 dr. Ida Novirawati Puskesmas Kotagede 1, Yogyakarta 4 dr. Suwaspodo DKK Tegal 5 dr. Iin Dwi Yuliarti, M.Kes Puskesmas Sambung Macan 1, Sragen 6 dr. Vivi Servita Puskesmas Wergu Wetan, Kudus 7 dr. Sinung Pribadi, MM Puskesmas Wonoboyo, Wonogiri 8 dr. Ade Setyanugraha Puskesmas Kraton, Yogyakarta 9 dr. Michelle Astrid Puskesmas Palasari, Bandung 10 dr. Vera Tomohon, Manado 11 dr. Yuliarni Puskesmas Kampus, Palembang 12 dr. Sriyati Puskesmas Weleri 02, Kendal 13 dr. Purnomo Arry Tawanto Puskesmas Plantungan, Kendal 14 dr. Udayani Proborini Puskesmas Sambung Macan 2, Sragen 15 dr. Idda Baru Fitriyah DKK Tegal
48
Lampiran 5. Peserta Pelatihan Apoteker Saintifikasi JAMU tahun 2012
No Nama Instansi
1 Maria, Apt RSUD Karanganyar 2 Ichwanudin, Apt RSUD Sragen 3 Sri Sunari, Apt RSUD Sragen 4 Niken Rahayu Kuswardani, S.Farm., Apt DKK Kendal 5 Dwi Retno Murdiyanti, S.Farm, Apt Puskesmas Bendan, Pekalongan 6 Danang Prabowo, S.Farm,Apt Sragen 7 Ani Dwiyanti, Apt Karanganyar 8 Lufi Haryati, Apt Puskesmas Ngargoyoso, Karanganyar 9 Anggita, Apt Pusat TTK EK, Bogor 10 Pry Hartini, Apt DKK Tegal 11 Anom Yuliansyah, Apt DKK Surakarta 12 Ni Made Nariyumi, S.Si, Apt Dinkes Denpasar 13 Nurakhmawati, Apt Dinkes Tegal 14 Ana Prasanti, Apt DKK Surakarta 15 Atik Nuriyah Danaswari, Apt RSUP Klaten