84
LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang Disusun oleh : BAGAS SURYA DEWANTORO C.111.14.0125 ANDY MARDIYANTO C.111.14.0145 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SEMARANG 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

LAPORAN TUGAS AKHIR

MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN

KALI KUTO

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir

Program S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang

Disusun oleh :

BAGAS SURYA DEWANTORO C.111.14.0125

ANDY MARDIYANTO C.111.14.0145

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SEMARANG

2019

Page 2: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 3: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 4: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 5: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 6: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 7: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 8: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 9: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 10: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 11: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 12: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
Page 13: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN

KALI KUTO

Bagas Surya D.1*, Andy Mardiyanto.2, Diah Rahmawati.ST.M.T.3, Lila Anggraini,ST.M.T.4

1,2,3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas SemarangJl. Soekarno Hatta, Tlogosari , Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

*e-mail : [email protected] , [email protected]

ABSTRACTWORK RISK MANAGEMENT IN CASE STUDY KALI KUTO BRIDGE

Often the rapid rate of development of bridge construction in Indonesia, the role ofthe risk of work accidents is felt increasingly important. Data analysis techniques by drawingconclusions based on data analysis conducted which includes the category of work riskmanagement in the implementation of bridge construction by determining the interval. Riskfactors as an impact of not implementing a workplace health and safety management system,this study aims to: (1). Knowing Work Risk Management and the success rate of theOccupational Safety and Health Management system. (2). Knowing work risk managementon this project. The research method used in this research is literature review from variousrelated sources. The data obtained came from filling out the questionnaire by resourcepersons engaged in the construction sector based on the point of view of the contractor andconsultant. Conclusion: the results of the total SMK3 action research on the success of theKali Kuto Bridge project in Batang, Central Java reached an average value of 3.048, SMK3has an effect on both the company and the workforce itself, it can be seen from work safety.

Keywords: Risk of Work Accident, Health and Safety

ABSTRAK

Sering pesatnya laju perkembangan pembangunan Jembatan di Indonesia makaperanan resiko kecelakaan kerja di rasakan semakin penting. Teknik analisis data dengancara menarik kesimpulan berdasarkan analisis data yang dilakukan yang termasuk kategorimanajemen resiko kerja pada pelaksanaan pembangunan jembatan dengan menentukaninterval. Faktor resiko sebagai dampak tidak diterapkannya sistem manajemen kesehatan dankeselamatan kerja, Penelitian ini bertujuan untuk : (1). Mengetahui Manajemen Resiko Kerjadan tingkat keberhasilan sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (2).Mengetahui manajemen resiko kerja pada proyek ini. Metode penelitian yang di gunakandalam penelitian ini adalah dengan kajian pustaka dari berbagai sumber yang berkaitan. Datayang di dapatkan berasal dari pengisian kuisioner oleh narasumber yang bergerak di bidangkontruksi yaitu berdasarkan sudut pandang kontraktor dan konsultan. Kesimpulan : hasilpenelitian total tindakan SMK3 keberhasilan di proyek Jembatan Kali Kuto di Batang, JawaTengah mencapai nilai rata-rata 3,048, SMK3 berpengaruh baik bagi perusahaan maupuntenaga kerja itu sendiri, hal tersebut terlihat dari keselamatan kerja.

Kata Kunci: Resiko Kecelakaan Kerja, Kesehatan, dan Keselamatan

Page 14: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

karya tulis ini , karya tulis ini dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir kuliah.

Karya tulis ini berjudul “Manajemen Resiko Kerja Pada Studi Kasus

Jembatan Kali Kuto”. Penyusunan karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui

dan lebih memahami tentang apa saja yang menjadi faktor yang dapat

mempengaruhi biaya, mutu dan waktu pada proyek.

Penulis berharap hasil dari penulisan semoga dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang

bersangkutan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kesehatan.

2. Kedua orang tua, Kakak, Adik yang telah mensupport dan mendokan kami.

3. Bapak Andy Kridasusila, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas Semarang.

4. Bapak Purwanto, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Semarang.

5. Ibu Ir. Diah Setyati Budiningrum, M.T., selaku ketua Jurusan Sipil Fakultas

Teknik Universitas Semarang.

6. Ibu Diah Rahmawati, ST.M.T., selaku Pembimbing Utama dalam

penyusunan proposal.

7. Ibu Lila Anggraini,ST.M.T., selaku Pembimbing Anggota dalam

penyusunan proposal.

8. Seluruh teman – teman dan Plewan 3 yang telah memberikan dukungan

materil serta do’a.

Page 15: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

v

9. Kepada semua pihak yang tidak dapat ditulis dan disebutkan satu persatu,

yang telah membantu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna hal

itu disebabkan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis.

Oleh sebab itu, saran dan masukan-masukan dari semua pihak yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan ini.

Semarang, Agustus 2019

Penulis

Page 16: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii

LEMBAR ORISINALITAS ...................................................................................... iii

LEMBAR PUBLISH ................................................................................................. iv

SURAT TUGAS ......................................................................................................... v

LEMBAR ASISTENSI .............................................................................................. vi

ABSTRAK INDONESIA INGGRIS ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR................................................................................................ viii

DAFTAR ISI............................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xv

BAB. I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................... 2

1.3. Perumusan Masalah..................................................................................... 3

1.4. Maksud Dan Tujuan Penelitian ................................................................... 3

1.5. Batasan Penelitian ....................................................................................... 4

1.6. Manfaat Penelitian....................................................................................... 4

1.7. Sistematika Penulisan.................................................................................. 5

Page 17: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

x

BAB. II LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Umum........................................................................................... 6

2.2. Definisi Resiko...................................................................... ...................... 7

2.3. Penilaian Resiko...................................................................... .................... 7

2.3.1. Identifikasi Bahaya ................................................................................ 7

2.3.2. Penilaian pajanan ................................................................................ 10

2.3.3. Karakterisasi resiko ................................................................................ 10

2.3.4. Pemantauan biologis ............................................................................... 10

2.4. Surveilans Kesehatan................................................................................... 11

2.4.1. Penataan Data ........................................................................................ 12

2.4.2. Tahapan Proyek...................................................................................... 13

2.5. Kecelakaan Kerja........................................................................................... 15

2.5.1. Kasus Kecelakaan Kerja Dijembatan Kali Kuto.................................... 15

2.5.2. Kasus Keterpaparan Radiasi.................................................................. 16

2.6. Manajemen Proyek Konstruksi.......................................................... ........... 17

2.6.1. Tujuan Manajemen Konstruksi................................... .......................... . 18

2.6.2. Fungsi Manajemen Konstruksi.............................................................. 18

2.6.3. Proses Manajemen Resiko.................................................................... 19

2.7. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja...................... ......... 22

2.7.1. Tujuan Di Terapkannnya Manajemen Resiko Di Tempat Kerja............... 23

2.7.2. Manfaat Di Terapkannya Manajemen Resiko................................ .......... 23

2.8. Komponen Utama Manajemen Resiko .......................................................... 24

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pengertian Metode Penelitian...................................................................... 25

3.2. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 25

3.3. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 27

3.4. Jenis Penelitian ............................................................................................ 27

3.5. Sumber Data ................................................................................................ 27

3.5.1. Data Primer .......................................................................................... 27

3.5.2. Data Sekunder ......................................................................................... 28

Page 18: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

xi

3.6. Perlengkapan Survei.................................................................................... 28

3.7. Waktu Survei ............................................................................................... 28

3.8. Cara Pengumpulan Data .............................................................................. 28

3.9. Penyusunan Kuisioner ................................................................................. 29

3.10. Metode Analisis Dan Pengolahan Data....................................................... 29

3.11. Metode Penyusunan Data ............................................................................ 30

BAB. IV. ANALISA DATA

4.1. Analisis Deskriptif Responden .................................................................... 32

4.1.1. Pekerjaan Responden ............................................................................ 30

4.1.2. Pengalaman Responden Bekerja Dalam Proyek.................................... 31

4.1.3. Pendidikan Terakhir Responden ............................................................ 31

4.1.4. Jabatan Responden ................................................................................ 32

4.1.5. Usia Pada Saat Ini Responden ............................................................... 33

4.1.6. Durasi Rata-Rata Dalam Pelaksanaan Proyek ....................................... 33

4.1.7. Jenis Kepemilikan.................................................................................. 34

4.1.8. Nilai Proyek Yang Ditangani Oleh Responden ..................................... 35

4.1.9. Panjang Rata-Rata Jembatan.................................................................. 35

4.1.10. Apakah Smk 3 Sudah Diterapkan .......................................................... 36

4.1.11. Apakah Tenaga Kerja Sudah Mempunyai Sertifikat ............................. 37

4.2. Data Hsil Kuisioner ..................................................................................... 37

4.3. Analisis Resiko Penerapan Sistem Manajemen K3 .................................... 39

4.4. Rangking Resiko Penerapan Sistem Manajemen K3 .................................. 41

4.5. Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan ........................................................ 43

4.5.1. Rangking 5 Terbentur ............................................................................. 43

4.5.2. Rangking 2 Terjepit................................................................................. 43

4.5.3. Rangking 1 Terjatuh .............................................................................. 43

4.5.4. Rangking 4 Tertimpa Benda Jatuh ........................................................ 43

4.5.5. Rangking 9 Dan Rangking 6 Terkena Alus Listrik/Tersengat .............. 43

4.5.6. Rangking 8 Kontak Dengan Bahan-Bahan Berbahaya/Radiasi ............ 43

Page 19: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

xii

4.6. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja...................................................... 44

4.6.1. Situasi Kerja .......................................................................................... 44

4.6.2. Kesalahan Orang ................................................................................... 44

4.6.3. Tindakan Tidak Aman .......................................................................... 45

4.6.4. Kecelakaan ........................................................................................... 45

4.7. Kecelakaan Kerja Disebabkan Beberapa Faktor ......................................... 45

4.7.1. Faktor Fisik............................................................................................ 45

4.7.2. Faktor Kimia.......................................................................................... 45

4.7.3. Faktor Biologi........................................................................................ 45

4.7.4. Faktor Sisiologi ..................................................................................... 45

4.7.5. Faktor Mental – Fisiologis .................................................................... 45

4.8. Cara Menerapkan Kecelakaan Kerja ........................................................... 46

4.8.1. Faktor Lingkungan ................................................................................ 46

4.8.2. Faktor Mesin Dan Peralatan Kerja ........................................................ 46

4.8.3. Faktor Perlengkapan Kerja .................................................................... 46

4.8.4. Faktor Manusia ..................................................................................... 47

4.9. Penanganan Respon Resiko......................................................................... 48

4.9.1. Diterima (Risk Retaining) ..................................................................... 48

4.9.2. Dihindari (Risk Avoidence) ................................................................. 48

4.9.3. Dibagi (Risk Sharring) ......................................................................... 48

4.9.4. Dikurangi (Risk Redusing) .................................................................. 48

4.9.5. Diabaikan (Risk Ignoring) .................................................................... 49

4.9.6. Dipindahkan (Risk Tranfer) .................................................................. 49

4.9.7. Kombinasi ............................................................................................. 49

4.10. Resiko Sebagai Dampak Tidak Diterapkan SMK 3 ................................... 50

4.11. Data Hasil Kuisioner ................................................................................... 51

4.12. Data Abalisa Tindakan Rata-Rata Untuk Menerapkan SMK3.................... 58

Page 20: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

xiii

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan.................................................................................................. 59

5.2. Saran ............................................................................................................ 60

5.3. Penutup ....................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 62

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 21: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 pekerjaan Responden............................................................................... 32

Tabel 4.1.2 pengalaman responden bekerja dalam proyek......................................... 32

Tabel 4.1.3 pendidikan terakhir responden ................................................................ 32

Tabel 4.1.4 Jabatan Responden .................................................................................. 32

Tabel 4.1.5 Usia Pada Saat Ini.................................................................................... 32

Tabel 4.1.6 Durasi Rata – Rata Dalam Pelaksanaan Proyek ...................................... 32

Tabel 4.1.7 Jenis Kepemilikan ................................................................................... 32

Tabel 4.1.8 Nilai Proyek Yang Ditangani Oleh Responden....................................... 32

Tabel 4.1.9 Panjang Rata – Rata Jembatan ................................................................ 32

Tabel 4.1.10 Analisis Resiko Tidak Diterapkan SMK3 ............................................... 32

Tabel 4.1.11 Tenaga Kerja Pada K3 Sudah Mempunyai Sertifikat.............................. 32

Tabel 4.2 Data Rekapitulasi Hasil Kuisioner .......................................................... 32

Tabel 4.3 Analisis Hasil Kuisioner.......................................................................... 32

Tabel 4.4 Rangking Resiko Penerapan Sistem Manajemen k3 ............................... 32

Tabel 4.10 Analisis Resiko Tidak Diterapkan SMK3 ............................................... 32

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Kuisioner ................................................................... 32

Tabel 4.12 Analisis Hasil Data Kuisioner ................................................................. 32

Tabel 4.13 Rangking Untuk Menerapkan SMK3...................................................... 32

Tabel 4.14 Data Analisa Tindakan Rata- Rata Menerapkan SMK3.......................... 32

Page 22: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pembangunan Jembatan Kali Kuto ........................................................2

Gambar 3.3 Diagram Alur Penelitian .....................................................................26

Gambar 4.1.1 Diagram Pekerjaan Responden..........................................................30

Gambar 4.1.2 Diagram Pengalaman Responden Bekerja Dalam Proyek ................31

Gambar 4.1.3 Diagram Pendidikan Terakhir Responden.........................................32

Gambar 4.1.4 Diagram Jabatan Responden .............................................................32

Gambar 4.1.5 Diagram Usia Pada Saat Ini ..............................................................33

Gambar 4.1.6 Diagram Durasi Rata – Rata Dalam Pelaksanaan Proyek .................34

Gambar 4.1.7 Diagram Jenis Kepemilikan...............................................................34

Gambar 4.1.8 Diagram Nilai Proyek Yang Ditangani Oleh Responden ..................35

Gambar 4.1.9 Diagram Panjang Rata – Rata Jembatan ...........................................36

Gambar 4.1.10 Diagram Apakah SMK3 Sudah Diterapkan ....................................36

Gambar 4.1.11 Diagram Tenaga Kerja Pada K3 Sudah Mempunyai Sertifikat.......37

Gambar 4.9 Tabel Matrik Rekomendasi Strategi Penanganan Resiko ....................49

Gambar 4.10 Diagram Analisis Resiko Tidak Diterapkan SMK3 ...........................50

Gambar 4.11 Diagram Data Analisis Tindakan Rata – Rata SMK3 ........................58

Page 23: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Proyek Konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung

risiko. Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas

dan batasan biaya dari proyek. Risiko dapat dikatakan merupakan akibat yang

mungkin terjadi secara tak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan

sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan

berjalan sepenuhnya sesuai rencana. Bila risiko terjadi akan berdampak pada

terganggunya kinerja proyek secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan

penambahan biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan.

Proyek konstruksi memiliki sifat yang khas, antara lain tempat kerjanya

diruang terbuka yang di pengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas,

menggunakan pekerja yang belum terlatih, menggunakan alat kerja yang

membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja. Berasarkan sifat-sfiat unik itu

pula, maka sektor jasa konstruksi mempunyai resiko biaya kecelakaan fatal. Untuk

mencegah kecelakaan kerja, diperlukan suatu Sistem Manajmenen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (SMK3) yang mengatur dan dapat menjadi acuan bagi

konsultan, kontraktor dan para pekerja konstruksi.Oleh itu perlu diadakan

penelitian tentang evaluasi penerapan SMK3 pada proyek tersebut sehingga

kecelakaan kerja bisa dikurangi.

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya diharapkan akan memberi iklim keamanan dan ketenaga kerja

sehingga dapat membantu dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja.Jenis

resiko dalam industry konstruksi sangatlah banyak, antara lain adalah estimasi

biaya proyek, fluktuasi mata uang, produktivitas uang, pekerja dan sebagainya.

Diantara sekian banyak jenis resiko yang ada, terdapat resiko yang sangat penting

untuk diketahui, yaitu resiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai salah satu BUMN bidang karya

memperoleh tanggung jawab untuk membangun ruas tol Batang-Semarang yang

terbentang sepanjang 74,2 km. Seksi 1 dan 2 Jalan Tol Batang-Semarang sepanjang

Page 24: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

2

39,3 km menarik dibahas karena ada Jembatan Kali Kuto yang menghubungkan

Kabupaten Batang dan Kendal.

Jembatan Kali Kuto ini adalah satu-satunya jembatan pelengkung baja di

dunia yang pertama kali dirakit di tempat.Terbukti, jembatan Kali Kuto kini sudah

berdiri kokoh dan menjadi ikon jalan tol Batang-Semarang. Jembatan Kalikuto

merupakan elemen penting yang menghubungkan dua kabupaten yakni Batang dan

Kendal. Berikut gambar lokasi pembangunan jembatan Kali Kuto dapat dilihat

pada gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1 Pembangunan Jembatan Kali Kuto

1.2 INDENTIFIKASI MASALAH

Pembangunan infrastruktur terutama jalan tol menjadi salah satu titik

perhatian pemerintah.Tidak terkecuali tol Trans Jawa yang menjadi bagian dari

Proyek Strategis Nasional. Jalan tol yang membentang dari ujung Barat hingga

ujung Timur Pulau Jawa itu diharapkan mampu mendukung lalu lintas logistik

maupun mobilitas masyarakat. PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai salah satu

BUMN bidang karya memperoleh tanggung jawab untuk membangun ruas tol

Batang-Semarang yang terbentang sepanjang 74,2 km. menarik dibahas karena ada

Jembatan Kali Kuto yang menghubungkan Kabupaten Batang dan Kendal.

Jembatan Kali Kuto memang sejak awal didesain agar menjadi tengara atau

landmark dari jalur Batang-Semarang. Sehingga harus kokoh, kuat, estetis, dan

enak dipandang. Secara teknis, tantangan mewujudkan jembatan pelengkung baja

yang dirakit di tempat ini bukan perkara mudah. Tetapi, kami sejak awal meyakini

Page 25: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

3

bahwa sumber daya manusia kami sangat mumpuni untuk menangani proyek

serumit ini. Terlebih boleh dibilang, Jembatan Kali Kuto adalah satu-satunya

jembatan pelengkung baja di dunia yang pertama kali dirakit di tempat. Terbukti,

jembatan Kali Kuto kini sudah berdiri kokoh dan menjadi ikon jalan tol Batang-

Semarang. lewat jembatan Kali Kuto kepada masyarakat pengguna jasa tol Trans

Jawa ini semoga menjadi landmark yang bermanfaat bagi masyarakat. Tidak hanya

bagi masyarakat Jawa Tengah tetapi juga masyarakat Indonesia pada umumnya.

Sekali lagi terima kasih atas dukungan masyarakat sehingga Jembatan Kali Kuto

yang fenomenal ini dapat selesai tepat waktu dan mendukung kehadiran jalan Tol

Batang-Semarang.

1.3. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

permasalahan yang akan dibahas yaitu:

1. Bagaimana resiko Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja jika tidak

diterapkan dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Jembatan Kali Kuto?

2. Bagaimanakah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

yang harus diterapkan?

3. Bagaimana penanganan respon risiko untuk risiko yang paling dominan terjadi

pada saat pembangunan Jembatan Kali Kuto?

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan guna mengetahui permasalahan yang terjadi pada

saat pembangunan jembatan kali kuto ,sehingga dapat diketahui resiko apa saja yang

terjadi pada saat pembangunan.kemudian dapat ditentukan solusi yang tepat untuk

mengatasi permasalahan yang ada.

1. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko terhadap pelaksanaan Pembangunan

Jembatan Kali Kuto.

2. Mengetahui Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) pada proyek ini.

3. Mengetahui risiko yang paling dominan terjadi selama pelaksanaan

pembangunan jembatan kali kuto.

Page 26: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

4

1.5 BATASAN PENELITIAN

Agar penelitian ini dapat terfokuskan, maka penelitian ini dibatasi dengan

uarian-uraian sebagai berikut:

1. Penelitian hanya dibatasi di jembatan kalikuto.

2. Responden dalam penelitian ini adalah individu dengan pengalaman di bidang

proyek-proyek konstruksi.

3. Penelitian ini tidak bertujuan membedakan domisili responden, namun hanya

untuk memenuhi jumlah sampel.

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara teoritis

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi khususnya mengenai

faktor-faktor risiko yang muncul pada pembangunan jembatan kali kuto yang

berada diwilayah weleri.

2. Secara praktis

Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengevaluasi

risiko yang terjadi dan juga dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya

mengenai evaluasi risiko kebijakan pembangunan jembatan kalikuto.

Page 27: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

5

1.7. SISTEMATIKA

Tugas Akhir ini terdiri dari :

Bab I Pendahuluan

Membahas tentang latar belakang pembuatan tugas akhir, identifikasi

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, manfaat,

serta sistematik penulisan.

Bab II Landasan Teori

Menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan judul Tugas

Akhir, serta rumus-rumus dasar yang digunakan.

Bab III Metodologi Penelitian

Membahas perhitungan serta diagram alurnya, dan langkah yang akan

dilakukan dalam pelaksanaan observasi, pada bab ini juga dapat dilihat

diagram alur penelitianya.

Bab IVAnalisa Data

Pada bab ini akan disajikan data hasil pengamatan yang diperoleh dari

survei yang telah dilakukan dilapangan, berdasarkan kondisi dan

perhitungan tentang tingkat pelayanan dan kinerja jalan serta analisis data

yang kemudian akan dijadikan sebagai acuan dalam pemecahan masalah

yang ada.

Bab V Penutup

Berisi kesimpulan dan saran

Page 28: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. TINJAUAN UMUM

Proyek pekerjaan sipil mempunyai karakteristik yang berbeda jika

dibandingkan dengan industri lainnya. Kondisi ini menurut adanya rancangan dan

program pembangunan tersendiri. Konseuensi dari karakteristik proyek sipil adalah

timbulnya kebutuhan akan suatu teknik atau manajemen yang lebih fleksibel

sehingga dapat diaplikasikan ke berbagai jenis proyek. Dengan demikian teknik

manajemen harus disesuaikan untuk membentuk manajemen baru yang sesuai

dengan kondisi dan situasi masing – masing proyek.

Proyek rekayasa sipil selama masa pembangunan bersifat dinamis, hal ini

ditunjukkan dengan selalu berubahnya sumber daya yang dibutuhkan, baik jenis

maupun jumlahnya, kebutuhan akan sumber daya relatif masih kecil dibandingkan

tahap ditengah masa pelaksanaan yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya

kebutuhan akan jenis dan jumlah sumber daya.Pembangunan infrastruktur terutama

jalan tol menjadi salah satu titik perhatian pemerintah.Tidak terkecuali tol Trans

Jawa yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional. Jalan tol yang

membentang dari ujung Barat hingga ujung Timur Pulau Jawa itu diharapkan

mampu mendukung lalu lintas logistik maupun mobilitas masyarakat.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai salah satu BUMN bidang karya

memperoleh tanggung jawab untuk membangun ruas tol Batang-Semarang yang

terbentang sepanjang 74,2 km. Ruas ini terdapat jembatan kali kuto yang

menghubungkan kabupaten batang dan Kendal, jembatan tersebut merupakan satu-

satunya jembatan pelengkung baja di dunia yang pertama kali dirakit di tempat.

Terbukti jembatan Kali Kuto kini sudah berdiri kokoh dan menjadi ikon jalan tol

Batang-Semarang.

Page 29: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

7

2.2. DEFINISI RISIKO

Risiko adalah ketidakpastian tentang kejadian di masa depan. Beberapa

definisi tentang risiko, menurut Rahayu (2001) sebagai berikut:

1. Resiko Murni Dan Resiko Spekulatif.

2. Resiko Terhadap Benda Dan Manusia.

3. Resiko Fundamental Dan Resiko Khusus.

Dari beberapa definisi diatas, maka risiko dihubungkan dengan

kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak

terduga. Dengan kata lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya

ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan

tumbuhnya risiko. Dan jika dikaji lebih lanjut “kondisi yang tidak pasti” itu timbul

karena berbagai sebab, antara lain; jarak waktu dimulai perencanaan, keterbatasan

informasi yang diperlukan, keterbatasan pengetahuan pengambil keputusan dan

sebagainya.

2.3. PENILAIAN RISIKO

2.3.1. Identifikasi Bahaya

Langkah pertama manajemen risiko kesehatan di tempat kerja adalah

identifikasi atau pengenalan bahaya kesehatan. Pada tahap ini dilakukan

identifikasi faktor risiko kesehatan yang dapat tergolong fisik, kimia, biologi,

ergonomik, dan psikologi yang terpajan pada pekerja.Risiko adalah manifestasi

atau perwujudan potensi bahaya (hazard event) yang mengakibatkan

kemungkinan kerugian menjadi lebih besar, tergantung dari cara pengelolaannya,

tingkat risiko mungkin berbeda dari yang paling ringan atau rendah sampai ke

tahap yang paling berat atau tinggi. Melalui analisis dan evaluasi semua potensi

bahaya dan risiko, diupayakan tindakan minimalisasi atau pengendalian agar

tidak terjadi bencana atau kerugian lainnya.Rincian langkah umum yang biasanya

dilaksanakan dalam penilaian risiko meliputi :

1. Menentukan personil penilai

Penilai risiko dapat berasal dari intern perusahaan atau dibantu oleh

petugas lain diluar perusahaan yang berkompeten baik dalam pengetahuan,

kewenangan maupun kemampuan lainnya yang berkaitan. Tergantung dari

kebutuhan, pada tempat kerja yang luas, personil penilai dapat merupakan suatu

tim yang terdiri dari beberapa orang.

Page 30: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

8

2. Menentukan obyek/bagian yang akan dinilai

Obyek atau bagian yang akan dinilai dapat dibedakan menurut bagian /

departemen, jenis pekerjaan, proses produksi dan sebagainya. Penentuan obyek ini

sangat membantu dalam sistematika kerja penilai.

3. Kunjungan / Inspeksi tempat kerja

Kegiatan ini dapat dimulai melalui suatu “walk through survey /

Inspection” yang bersifat umum sampai kepada inspeksi yang lebih detail. Dalam

kegiatan ini prinsip utamanya adalah melihat, mendengar dan mencatat semua

keadaan di tempat kerja baik mengenai bagian kegiatan, proses, bahan, jumlah

pekerja, kondisi lingkungan, cara kerja, teknologi pengendalian, alat pelindung

diri dan hal lain yang terkait.

4. Identifikasi potensi bahaya

Berbagai cara dapat dilakukan guna mengidentifikasi potensi bahaya di

tempat kerja, misalnya melalui :

a. inspeksi / survei tempat kerja rutin.

b. informasi mengenai data keelakaan kerja dan penyakit, absensi.

c. laporan dari (panitia pengawas Kesehatan dan Keselamatan Kerja) P2K3,

supervisor atau keluhan pekerja.

d. lembar data keselamatan bahan (material safety data sheet).

Selanjutnya diperlukan analisis dan penilaian terhadap potensi bahaya

tersebut untuk memprediksi langkah atau tindakan selanjutnya terutama pada

kemungkinan potensi bahaya tersebut menjadi suatu risiko.

5. Mencari informasi / data potensi bahaya

Upaya ini dapat dilakukan misalnya melalui kepustakaan,mempelajari

MSDS, petunjuk teknis, standar,pengalaman atau informasi lain yang relevan.

6. Analisis Risiko

Dalam kegiatan ini, semua jenis resiko, akibat yang bisa terjadi, tingkat

keparahan, frekuensi kejadian, cara pencegahannya, atau rencana tindakan untuk

mengatasi risiko tersebut dibahas secara rinci dan dicatat selengkap mungkin.

Ketidaksempurnaan dapat juga terjadi, namun melalui upaya sitematik, perbaikan

senantiasa akan diperoleh.

Page 31: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

9

7. Evaluasi risiko

Memprediksi tingkat risiko melalui evaluasi yang akurat merupakan

langkah yang sangat menentukan dalam rangkaian penilaian risiko. Kualifikasi

dan kuantifikasi risiko, dikembangkan dalam proses tersebut. Konsultasi dan

nasehat dari para ahli seringkali dibutuhkan pada tahap analisis dan evaluasi

risiko.

8. Menentukan langkah pengendalian

Apabila dari hasil evaluasi menunjukan adanya risiko membahayakan

bagi kelangsungan kerja maupun kesehatan dan keselamatan pekerja perlu

ditentukan langkah pengendalian yang dipilih dari berbagai cara seperti :

a. Memilih teknologi pengendalian seperti eliminasi, substitusi, isolasi,

engineering control, pengendalian administratif, pelindung peralatan/mesin

atau pelindung diri.

b. Menyusun program pelatihan guna meningkatka pengetahuan dan

pemahaman berkaitan dengan risiko

c. Menentukan upaya monitoring terhadap lingkungan / tempat kerja.

d. Menentukan perlu atau tidaknya survailans kesehatan kerja melalui

pengujian kesehatan berkala, pemantauan biomedik, audiometri dan lain-

lain.

e. Menyelenggarakan prosedur tanggap darurat / emergensi dan pertolongan

pertama sesuai dengan kebutuhan.

9. Menyusun pencatatan / pelaporan

Seluruh kegiatan yang dilakukan dalam penilaian risiko harus dicatat dan

disusun sebagai bahan pelaporan secara tertulis. Format yang digunakan dapat

disusun sesuai dengan kondisi yang ada.

10. Mengkaji ulang penelitian

Pengkajian ulang perlu senantiasa dilakukan dalam periode tertentu atau

bila terdapat perubahan dalam proses produksi, kemajuan teknologi,

pengembangan informasi terbaru dan sebagainya, guna perbaikan berkelanjutan

penilaian risiko tersebut.

Page 32: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

10

2.3.2. Penilaian Pajanan

Proses penilaian pajanan merupakan bentuk evaluasi kualitatif dan

kuantitatif terhadap pola pajanan kelompok pekerja yang bekerja di tempat dan

pekerjaan tertentu dengan jenis pajanan risiko kesehatan yang sama. Kelompok itu

dikenal juga dengan similar exposure group (kelompok pekerja dengan pajanan

yang sama). Penilaian pajanan harus memenuhi tingkat akurasi yang adekuat

dengan tidak hanya mengukur konsentrasi atau intensitas pajanan, tetapi juga faktor

lain. Pengukuran dan pemantauan konsentrasi dan intensitas secara kuantitatif saja

tidak cukup, karena pengaruhnya terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor lain

itu.Faktor tersebut perlu dipertimbangkan untuk menilai potensial faktor risiko

(bahaya/hazards) yang dapat menjadi nyata dalam situasi tertentu.Risiko adalah

probabilitas suatu bahaya menjadi nyata, yang ditentukan oleh frekuensi dan durasi

pajanan, aktivitas kerja, serta upaya yang telah dilakukan untuk pencegahan dan

pengendalian tingkat pajanan.Termasuk yang perlu diperhatikan juga adalah

perilaku bekerja, hygiene perorangan, serta kebiasaan selama bekerja yang dapat

meningkatkan risiko gangguan kesehatan.

2.3.3. Karakterisasi Risiko

karakterisasi risiko adalah mengevaluasi besaran (magnitude) risiko

kesehatan pada pekerja. Dalam hal ini adalah perpaduan keparahan gangguan

kesehatan yang mungkin timbul termasuk daya toksisitas. efek toksik dapat terjadi

sebagai konsekuensi pajanan bahaya potensial.Karakterisasi risiko dimulai dengan

mengintegrasikan informasi tentang bahaya yang teridentifikasi (efek gangguan).

2.3.4. Pemantauan Biologis

Pemantauan biologis adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap bagian

tubuh sebagai media biologis (darah, urin, liur, jaringan lemak, rambut, dll) yang

ditujukan untuk mengetahui tingkat pajanan atau efeknya pada pekerja. Dengan

melakukan pemantauan biologis memungkinkan kita untuk dapat mengetahui dosis

yang masuk ke dalam tubuh dan agar para pekerja tetap dalam kondisi yang sehat.

karena pada dasarnya pekerjaan dilapangan sangatlah mudah terkena penyakit. oleh

karena itu pemantauan biologis sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi pekerja.

Page 33: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

11

2.4. SURVEILANS KESEHATAN

Surveilans kesehatan merupakan penilaian keadaan kesehatan pekerja yang

dilakukan secara teratur dan berkala.Surveilans kesehatan terdiri atas surveilans

medis (termasuk pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan penunjang, serta

pemantauan biologis.Lebih tepat lagi bahwa bentuk/ isi dan kekerapan (frequency)

pemeriksaan kesehatan ini ditetapkan oleh dokter yang berkompeten dalam

program kesehatan kerja.Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan harus memperhatikan

hasil proses penilaian risiko.

Bentuk dan jenis pemeriksaan kesehatan harus secara tegas terkait dengan

bahaya kesehatan yang teridentifikasi dan sesuai karakter risikonya.Kekerapan

pemeriksaan kesehatan ditentukan oleh besaran risiko kesehatan dan gangguan

kesehatan terkait.Sebagai pedoman umum adalah mengacu pada peraturan dan

perundangan di Indonesia yaitu sekali setiap tahun.

Surveilans medis terdiri atas tiga hal penting yaitu pemeriksaan kesehatan

pra-kerja (pre-employment atau preplacement medical examination), sebelum

subjek pemeriksaan bekerja atau ditempatkan, Pemeriksaan kesehatan berkala

(periodic medical examination) yang terkait dengan pajanan bahaya kesehatan, dan

pemeriksaan kesehatan khusus (specific medical examination) yang terkait dengan

kembali bekerja (returning to work) setelah terdapat gangguan kesehatan yang

bermakna dan penyakit yang berat.

Tujuan pemeriksaan kesehatan pra-kerja adalah :

1. Menetapkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan

penempatan pekerja

2. Mengidentifikasi kondisi kesehatan yang mungkin diperburuk oleh pajanan

bahaya kesehatan, kerentananan calon pekerja terhadap bahaya kesehatan

tertentu yang memerlukan eksklusi pada individu dengan pajanan tertentu.

3. Menetapkan data dasar (baseline data) evaluasi sebelum pekerja

ditempatkan atau melaksanakan pekerjaannya.

Data dasar ini berguna sebagai pertimbangan kelak adanya gangguan

kesehatan dan adanya kaitan dengan pajanan bahaya kesehatan di tempat kerja.

Page 34: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

12

Tujuan Pemeriksaan Kesehatan Berkala adalah :

1. Mendeteksi sedini mungkin setiap gangguan kesehatan yang mungkin terjadi

dan disebabkan oleh pajanan bahaya kesehatan di tempat kerja, dan kondisi

kerja.

2. Mendeteksi perubahan status kesehatan (penyakit yang tidak berhubungan

dengan pekerjaan) yang bermakna dapat menyebabkan gangguan kesehatan

apabila melanjutkan pekerjaan, atau menyebabkan peningkatan kerentanan

terhadap pajanan bahaya kesehatan di tempat kerja atau kondisi kerja.

Riwayat kesehatan dan riwayat pekerjaan secara lengkap diperlukan untuk

dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan yang sesuai terutama bila diketahui adanya

pajanan yang berulang dan kemungkinan gangguan kesehatan.Tujuan Pemeriksaan

Kesehatan Khusus yakni pada dasarnya pemeriksaan kesehatan khusus sama

dengan pemeriksaan kesehatan prakerja. Dalam hal ini hasil pemeriksaan kesehatan

khusus ditempatkan sebagai data dasar menggantikan data dasar hasil pemeriksaan

kesehatan prakerja.Jenis pemeriksaan yang dilakukan pada pemeriksaan kesehatan

khusus tergantung pada riwayat penyakit dan status kesehatan saat terakhir atau

saat pemulihan.

2.4.1. Penataan Data

Penataan data (record keeping) merupakan bagian yang tidak boleh

dilupakan dalam manajemen risiko kesehatan. Seluruh data yang diperoleh dari

kegiatan manajemen risiko kesehatan ini terutama data tingkat pajanan dan

surveilans kesehatan harus tersimpan rapi dan dijaga untuk setiap saat dapat

digunakan sampai paling tidak selama 30 tahun. Penataan data ini ditujukan agar:

1. Dapat mengenal tren kesehatan dan masalah yang perlu penyelesaian.

2. Memungkingkan evaluasi epidemiologi.

3. Memenuhi persyaratan legal.

4. Tersedianya dokumentasi yang sesuai dengan pekerja dan perusahaan dalam

kasus klaim kompensasi kecelakaan kerja termasuk penyakit yang

berhubungan dengan pekerjaan.

5. Memungkinkan pemantauan kinerja kesehatan pekerja.

Page 35: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

13

Perlu dipahami bahwa data surveilans kesehatan pekerja bersifat rahasia

sehingga harus mendapat penanganan untuk menjaga kerahasiaan tersebut.Data

anonim harus digunakan ketika menyampaikan laporan kepada manajemen dan

pengusaha, termasuk pemantauan kinerja program kesehatan dan keselamatan

kerja. Data lain yang perlu ditata adalah yang terkait dengan pengendalian dan

penilaian pajanan serta kegiatan surveilans kesehatan yang dilaksanakan dalam

proses manajemen risiko kesehatan.

Kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi termasuk penyampaian

instruksi dan pelatihan, perlu dilakukan secara berkesinambungan.Pendidikan dan

latihan merupakan komponen penting dalam perlindungan kesehatan pekerja.

Tujuan utama pendidikan dan latihan ini adalah agar pekerja:

1. Mengerti, paling tidak pada tingkat dasar, bahaya kesehatan yang terdapat di

lingkungan kerjanya.

2. Terbiasa dengan prosedur kerja dan melakukan pekerjaan sesuai prosedur

untuk mengurangi tingkat pajanan.

3. Menggunakan alat pelindung diri dengan benar dan memelihara agar tetap

berfungsi baik.

4. Mempunyai kebiasaan sehat dan selamat serta higine perorangan yang baik.

5. Mengenal gejala dini gangguan kesehatan dapat mengakibatkan bahaya

tertentu.

6. Melakukan pertolongan pertama apabila terjadi gangguan kesehatan segera

mungkin.

2.4.2. Tahapan Proyek

Menurut Dipohusodo tahapan konstruksi dibagi menjadi 5 tahap yaitu :

1. Tahap Pengembangan Konsep

Kegiatan yang dilakukan dalan tahap ini adalah melakukan survey

pendahuluan dengan investigasi lapangan dimana proyek akan dilaksanakan. Hal

ini akan mengungkapkan informasi- informasi yang sangat diperlukan dalam

pembuatan konsep proyek. Seperti misalnya informasi mengenai upah tenaga kerja

setempat, harga material, perizinan pemerintah setempat, kemampuan penyedia

jasa setempat baik kontraktor maupun konsultan, informasi mengenai iklim

disekitar lokasi proyek yang digunakan untuk mengantisipa si kendala yang

dapat diakibatkan oleh cuaca dan lain sebagainya.

Page 36: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

14

2. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan adalah pengajuan proposal,survey lanjutan,

pembuatan desain awal/sketsa rencana (preliminary design) dan perancangan detail

(detail design), keempat kegiatan ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena

hasil kegiatan pertama akan berpengaruh pada kegiatan kedua dan

selanjutnya.Tujuan dari tahap ini sebenarnya untuk mendapatkan rencana kerja

finalyang memuat pengelompokan pekerjaan dan kegiatan secara terperinci.

Adapun sasaran pokok rencana kerja final adalah :

a. Dengan menggunakan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan maka akan

didapat harga kontrak konstruksi dan material yang lebih pasti, bernilai tetap

dan bersaing, sehingga tidak akan melewati batas anggaran yang tersedia

b. Pekerjaan akan dapat diselesaikan sesuai dengan kualitas dan dalam rentang

waktu seperti yang telah direncanakan atau ditetapkan.

3. Tahap Pelelangan

Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan administrasi untuk pelelangan

sampai dengan terpilihnya pemenang lelang.

4. Tahap Pelaksanaan Konstruksi,

Dilakukan antara lain persiapan lapangan, pelaksanaan konstruksi fisik

proyek sampai dengan selesainya konst ruksi itu sendiri. Salah satu kegiatan yang

cukup penting pada saat pelaksanaan konstruksi fisik adalah kegiatan pengendalian

biaya dan jadwal konstruksi, untuk pengendalian biaya konstruksi hal-hal yang

harus diperhatikan adalah alokasi biaya untuk sumber daya proyek mulai dari

tenaga kerja, peralatan sampai dengan material konstruksi, sedangkan pengendalian

jadwal diupayakan agar setiap kegiatan dalam proyek berjalan sesuai dengan

yang direncanakan, dalam hal ini semua pihak yang terlibat diharapkan bisa

menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki agar tujuan proyek tercapai

dengan baik.

5. Tahap pengoperasian,

Setelah konstruksi fisik selesai maka penyedia jasa akan menyerahkannya

kepada pengguna jasa untuk dioperasikan,dalam tahap ini penyedia jasa masih

memiliki tanggung jawab untuk memelihara bangunan tersebut sesuai dengan

perjanjian.

Page 37: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

15

2.5. KECELAKAAN KERJA

Kecelakaan kerja yaitu suatu kejadian yang timbul akibat atau selama

pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal dan kecelakaan yang

tidak fatal. Sedangkan penyakit akibat kerja yaitu suatu penyakit yang di dapatkan

sebagaiakibat suatu proses terhadap faktor resiko yang timbul dari kegiatan

pekerjaan. Istilah kecelakaan kerja akibat kerja meliputi seluruh kecelakaan

disebabkan oleh suatu peristiwa luar yang tiba-tiba dan tak terduga suatu penyakit

akibat kerja adalah akibat buruk yang lama seperti oleh getaran atau kebisingan.

Pengertian kecelakaan kerja menurut Hammer (2001) adalah kejadian yang

tak terduga dan tidak diterapkan.Tidak terduga karena dibelakang peristiwa

tersebut tidak ada unsur kesengajaan dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan

karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian materi ataupun penderitaan dari yang

paling ringan sampai yang paling fatal.

Kecelakan dapat mengakibatkan dampak buruk bagi perusahaan atau

pekerja, dampak tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yaitu

tidak berjalanya kegiatan produksi sehingga akan menimbulkan biaya yang lebih

besar lagi. Sedang kan bagi pekerja akan mengakibatkan gangguan kesehatan dan

juga akan mengakibatkan kematian. Kecelakan kerja akan mengakibatkan

produktivitas pekerjaan menurun sehingga pekerja tidak efektif dan efesien dan

mengakibatkan tujuan perusahaan terhambat.

2.5.1 Kasus Kecelakaan Kerja Di Jembatan Kalikuto

Tahun 2018 terjadi kecelakan kerja yang berhubungan dengan proses

pembangunan jembatan kali kuto yang berada di wilayah weleri. Kasusnya adalah

seorang pekerja meninggal dunia akibat terjatuh saat pemasangan baja. Untuk

mencegah kejadian tersebut terjadi kembali maka diperlukan adanya manajemen

risiko sehingga tidak ada kerugian baik nyawa maupun materi yang terjadi.

Berdasarkan proses manajemen risiko itu sendiri, terlebih dahulu perlu mengetahui

bagaimana kondisi lingkungan internal di daerah tersebut, setelah itu melakukan

penetapan tujuan kemudian mengidentifikasi kemungkinan bahaya yang bakal

terjadi di lingkungan itu, penilaian resiko, sikap atas resiko dan aktifitas

pengendalian dapat berupa keputusan seperti apa yang mesti diambil oleh

manajemen untuk mencegah kejadian tersebut misalnya memberikan training

kepada pekerja, menjelaskan bagaimana prosedur kerja yang memadai yang sesuai

Page 38: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

16

dengan desain konstruksi, memberikan pengatahuan kepada seluruh pekerja

mengenai pengetahuan dasar-dasar mulai bekerja (bukan hanya utuk wilayah

konstruksi tapi semua sektor industri).

Mengetahui teknik pembuatan jembatan melalui pemakaian alat-alat

APD.Tetap saling berbagi informasi dan saling komunikasi antara pekerja dan

pihak lain yang lebih tahu atau mencari tahu informasi mengenai pencegahan dan

penanggulangan akan risiko yang mungkin terjadi serta monitoring, hal ini

dilakukan untuk mengetahui apa saja kendala yang dialami para pekerja di

konstrksi jembatan itu sendiri, dan memantau apakah yang para pekerja lakukan

sudah safety dan telah sesuai dengan standar kerja yang sesuai.

2.5.2. Kasus Keterpaparan Radiasi

Contoh kasus lain yaitu bahaya terpapar radiasi yang lama dapat

menimbulkan penyakit kulit bahkan kanker, dalam penanganan kasus ini jika

dikaitkan dengan proses manajemen risiko yang tidak berbeda jauh dari contoh

sebelumnya yakni perlu dikenali dulu kondisi lingkungan internalnya, melakukan

penetapan tujuan apa yang ingin dicapai, kemudian melakukan identifikasi risiko,

penilai risiko, sikap atas resiko, aktivitas dan pengendalian yang dapat terjabarkan

sebagai berikut.

Ada dua type energi radiasi menyebabkan masalah kesehatan yang harus

diselesaikan oleh teknisi keselamatan. Pertama energi radiasi panas dari proses

seperti pengolahan baja, dan kedua adalah radiasi alpa, beta, gamma yang

meningkatkan emisi partikel radioaktif. Kenaikan suhu panas menimbulkan

kekejangan, iritasi kulit, dan penyakit psikologi bagi pekerja.Sumber panas

biasanya dapat terlindungi atau didaur ulang untuk mengurangi jumlah energi yang

dilepaskan.Pendingin udara dan sistem ventilasi mungkin mengurangi masalah

sumber panas, dan melindungi peralatan dan pakaian.

Penjabaran diatas juga dapat dijadikan informasi bagi para pekerja dan

semua aspek yang terlibat dalam proses kerja itu,tetap saling mengkomunikasikan

hal tersebut, dan kegiatan monitoring dilakukan untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan dari metode pencegahan yang telah diberikan dan apa kendala dalam

penerapannya sehingga diharapkan dapat dilakukan tindakan segera jika memang

terjadi sesuatu hal buruk dan kecelekan kerja dapat mencapai zero accident.

Page 39: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

17

2.6. MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

Terdapat 2 jenis aspek manajemen pelaksana proyek konstruksi yaitu aspek

manajemen proyek dan aspek manajemen konstruksi. Manajemen proyek dapat

didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan,

dan pengadilan dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan

sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan – pengelolaan lingkup

kerja dan waktu. Pengelolaan aspek – aspek tersebut dengan benar merupakan

kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek.

Dipohusodo juga mendefinisikan manajemen konstruksi sebagaimana

sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh

manajer proyek secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat

dikelompokkan sebagai manpower, material, machines, money, and method.

Manajemen konstruksi telah diakui sebagai suatu cabang manajemen yang

khusus, yang dikembangkan dengan tujuan untuk dapat melakukan koordinasi dan

pengendalian atas beberapa kegiatan pelaksanaan proyek yang sifatnya kompleks.

Dengan demikian, teknik/ manajemen yang dapat mengakomodasi kebutuhan

sumber daya konstruksi selalu dilakukan peninjauan dan penyesuaian terus

menerus, setiap saat dalam menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan yang sedang

berjalan.Kontrol terhadap waktu dapat dilakukan jika sudah dibuat time schedule

yang teliti dan akurat yang disesuaikan dengan kemampuan kontraktor dan waktu

kontrak yang telah ditentukan oleh owner. Dalam time schedule dilengkapi dengan

bobot atau nilai pekerjaan yang berupa grafik komulatif dari masing – masing

pekerjaan terhadap waktu.

Dengan adanya wewenang proyek maka akan terlihat batasan mengenai

tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pihak – pihak yang terlibat dalam

proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidakakan terjadi adanya

tugas dan tanggung jawab yang dilakukan secara bersamaan.

Page 40: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

18

2.6.1 Tujuan Manajemen Konstruksi

Tujuan manajemen konstruksi pada umumnya dipandang sebagai

pencapaian suatu sasaran tunggal dan dengan jelas terdefinisikan. Dalam rekayasa

sipil, pencapaian sasaran itu saja tidak cukup karena banyak sasaran penting

lainnya yang juga harus dicapai. Sasaran ini dikenal sebagai sasaran sekunder dan

bersifat sebagai kendala.

Kendala – kendala yang selalu terlibat dalam proyek – proyek rekayasa

sipiil biasanya berhubungan dengan persyaratan kinerja, waktu penyelesaian

batasan biaya, kualitas pekerjaan dan keselamatan kerja.

Pelaksanaan proyek konstruksi berorientasi pada penyelesaian proyek

sedemikian rupa sehingga jumlah sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan

proyek berada pada posisi minimum. Aspek penting ini dapat dicapai melalui

penggunaan teknik manajemen yg baik antara lain :

a. Pembentukan situasi dimana keputusan yang mantap dapat diambil pada

tingkat manajemen yang paling rendah dan mendelegasikan kepada yang

mampu.

b. Memotivasi orang–orang untuk memberikan yang terbaik dalam batas

kemampuannya dengan menerapkan hubungan manusiawi.

c. Pembentukan semangat kerja sama kelompok dalam organisasi sehingga

fungsi organisasi dapat berjalan secara utuh.

d. Penyediaan fasilitas yang memungkinkan orang – orang yang terlibat dalam

proyek meningkatkan kemampuan dan cakupannya.

2.6.2 Fungsi Manajemen Konstruksi

Pengelompokkan proyek akan berhasil baik jika semua fungsi manajemen

dijalankan secara efektif. Ini dicapai dengan jalan menyediakan sumber daya yang

dibutuhkan untuk melaksanakan setiap fungsi tersebut dan menyediakan kondisi

yang tepat sehingga memungkinkan orang – orang untuk melaksanakan tugasnya

masing – masing.

Apabila fungsi – fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan

jelas dan terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud,

yaitu :

Page 41: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

19

1. Tepat Waktu

2. Tepat Kuantitas

3. Tepat Kualitas

4. Tepat Biaya sesuai dengan biaya rencana

5. Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar

6. Tercapainya K3 dengan baik

Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar organisasi

secara solid dan terstruktur. Dan hal inilah yang menjadi kunci pokok agar tujuan

akhir proyek dapat selesasi dengan schedule yang telah direncanakan.

2.6.3. Proses Manajemen Risiko

Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat

secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan resiko dan peluang yang

berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai

tambah. Menurut COSO, proses manajemen resiko dapat dibagi ke dalam 8

komponen tahap yaitu:

(1) Internal environment (Lingkungan internal)

Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah

berada dan beroperasi. Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur

manajemen tentang resiko), integrity (integritas), risk-perspective (perspektif

terhadap resiko), risk-appetite (selera atau penerimaan terhadap resiko), ethical

values (nilai moral), struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.

(2) Objective setting (Penentuan tujuan)

Manajemen harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari organisasi

agar dapat mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola resiko.Objective dapat

diklasifikasikan menjadi strategic objective dan activity objective.Strategic

objective di instansi Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan

kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi

dari visi dan misi instansi tersebut. Sementara itu, activity objective dapat dipilah

menjadi 3 kategori, yaitu operations objectives, reporting objectives dan

compliance objectives.

Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki organisasi yang ada pada

seluruh divisi dan bagian haruslah dilibatkan dan mengerti resiko yang dihadapi.

Penglibatan tersebut terkait dengan pandangan bahwa setiap pejabat/pegawai

Page 42: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

20

adalah pemilik dari resiko. Demikian pula, dalam penentuan tujuan organisasi,

hendaknya menggunakan pendekatan SMART dan ditentukan risk appetite and risk

tolerance (variasi dari tujuan yang dapat diterima).

(3) Event identification (Identifikasi resiko)

Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang

terjadi di lingkungan internal maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi

strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi.Kejadian tersebut bisa berdampak

positif (opportunities), namun dapat pula sebaliknya atau negatif (risks).Terdapat 4

model dalam identifikasi resiko, yaitu exposure analysis, environmental analysis,

threat scenario dan brainstorming questions.Salah satu model, yaitu exposure

analysis, mencoba mengidentifikasi resiko dari sumber daya organisasi yang

meliputi financial assetsphysical assets seperti tanah dan bangunan, human assets

yang mencakup pengetahuan dan keahlian, dan intangible assets seperti reputasi

dan penguasaan informasi.Atas setiap sumber daya yang dimiliki organisasi

dilakukan penilaian resiko kehilangan dan resiko penurunan.seperti kas dan

simpanan di bank.

(4) Risk assessment (Penilaian resiko)

Komponen ini menilai sejauhmana dampak dari events (kejadian atau

keadaan) dapat mengganggu pencapaian dari objectives. Besarnya dampak dapat

diketahui dari inherent dan residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif,

yaitu: likelihood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran

dari terealisirnya resiko). Penilaian resiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu

qualitative techniques dan quantitative techniques. Qualitative techniques

menggunakan beberapa tools seperti self-assessment (low, medium, high),

questionnaires, dan internal audit reviews. Sementara itu, quantitative techniques

data berbentuk angka yang diperoleh dari tools seperti probability based, non-

probabilistic models (optimalkan hanya asumsi consequence), dan benchmarking.

(5) Risk response (Sikap atas resiko)

Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian resiko.Risk response

dari organisasi dapat berupa, avoidance yaitu dihentikannya aktivitas atau

pelayanan yang menyebabkan resiko, reduction yaitu mengambil langkah-langkah

mengurangi likelihood atau impact dari resiko, sharing yaitu mengalihkan atau

menanggung bersama resiko atau sebagian dari resiko dengan pihak lain,

Page 43: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

21

acceptance yaitu menerima resiko yang terjadi (biasanya resiko yang kecil), dan

tidak ada upaya khusus yang dilakukan.

(6) Control activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)

Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan (policies)

dan prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif.

Aktifitas pengendalian memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi,

integritas dan nilai etika, kompetensi, kebijakan dan praktik-praktik SDM, budaya

organisasi, filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen, struktur organisasi, serta

wewenang dan tanggung jawab.

Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan

aktifitas pengendalian.Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah

preventive, detective, corrective, dan directive.Sementara aktifitas pengendalian

berupa, pembuatan kebijakan dan prosedur, pengamanan kekayaan organisasi,

delegasi wewenang dan pemisahan fungsi, serta supervisi atasan.Aktifitas

pengendalian hendaknya terintegrasi dengan manajemen resiko sehingga

pengalokasian sumber daya yang dimiliki organisasi dapat menjadi optimal.

(7) Information and communication (Informasi dan komunikasi)

Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan

kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai.Faktor-faktor yang

perlu diperhatikan dalam penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas

informasi, arah komunikasi, dan alat komunikasi.Informasi yang disajikan

tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan, dan kualitas informasi

dapat dipilah menjadi: appropriate, timely, current , accurate, dan accessible. Arah

komunikasi dapat bersifat internal dan eksternal.Sedangkan alat komunikasi berupa

diantaranya manual, memo, buletin, dan pesan-pesan melalui media elektronik.

(8) Monitoring

Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun

terpisah (separate evaluation).Aktifitas monitoringongoing tercermin pada aktivitas

supervisi, rekonsiliasi, dan aktivitas rutin lainnya.Monitoring terpisah biasanya

dilakukan untuk penugasan tertentu.Pada monitoring ini ditentukan scope tugas,

frekuensi, proses evaluasi metodologi, dokumentasi, dan action plan. Pada proses

monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies, yaitu

pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak relevan). Kendala ini

Page 44: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

22

timbul dari berbagai faktor seperti sumber informasi, materi pelaporan, pihak yang

disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan.

2.7. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah

struktur, tanggung jawab, praktik dan prosedur sumber daya perusahaan untuk

menerapakan manajemen keselamatan kerja (ILO 1998). definisi SMK3 adalah

bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,

perncanaan, tanggumg jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapain, pengkajian dan

pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, untuk mencapai tempat

kerja yang aman, efesien dan produktif.

Menurut Suardi (2005) terdapat tujuan dan manfaat dari penerapan SMK3 yaitu :

1. Sebagaia alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-

tingginya, baik untuk semua para pekerja-pekerja proyek konstruksi.

2. Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan-

kecelakaan akibat kerja, memelihara dan meningkatkan kesehatan dan gizi

para tenaga kerja, merawat dan meningkatkan efesiensi dan daya

produktivitas tenaga manusisa, memberantas kecelakaan kerja dan

melipatgandakan gairah serta kenikmatan bekerja.

Adapun manfaat dari penerapan SMK3 yaitu ;

1. Melindungi karyawan.

2. Melihatkan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang.

3. Mengurangi biaya.

4. Membuat sistem manajemen yang efektif.

5. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.

Dengan demikian disimpulkan bahwa pengertian sistem adalah suatu proses

dari gabungan berbagai komponen / bagian / elemen yang saling berhubungan dan

saling ketergantungan satu sama lain yang di pengaruhi aspek lingkungan untuk

mencapai tujuan yang di inginkan (Tarore dan Mandagi) (2003)

Manajemen merupakan suatu ilmu tentang pengetahuan seni memimpin

organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha

mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efesien( Abra Husein, 2008)

Page 45: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

23

2.7.1. Tujuan Diterapkannya Manajemen Risiko Di Tempat Kerja

Manajemen risiko kesehatan di tempat kerja mempunyai tujuan

meminimalkan kerugian akibat kecelakaan dan sakit, meningkatkan

kesempatan/peluang untuk meningkatkan produksi melalui suasana kerja yang

aman, sehat dan nyaman, memotong mata rantai kejadian kerugian akibat

kegagalan.Tindakan manajemen resiko diambil oleh para praktisi untuk merespon

bermacam-macam resiko.Responden melakukan dua macam tindakan manajemen

resiko yaitu mencegah dan memperbaiki.

Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau

mentransfer resiko pada tahap awal proyek konstruksi.Sedangkan tindakan

memperbaiki adalah untuk mengurangi efek-efek ketika resiko terjadi atau ketika

resiko harus diambil.

Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang

sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini

merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan

ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan.

2.7.2. Manfaat Diterapkannya Manajemen Risiko

Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain:

1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah - masalah

yang rumit.

2. Memudahkan estimasi biaya.

3. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusanyang dihasilkan

dalam cara yang benar.

4. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan

ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.

5. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa

banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.

6. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.

7. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.

8. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.

Page 46: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

24

2.8. KOMPONEN UTAMA MANAJEMEN RISIKO

Komponen utama manajemen risiko kesehatan dalam kesehatan kerja

adalah penilaian risiko , surveilans kesehatan , dan pencatatan .Di dalam komponen

penilaian risiko , terdapat unsur tahapan yang meliputi Identifikasi bahaya,

Penilaian dosis/intensitas efek, dan karakterisasi risiko.Untuk dapat melakukan

karakterisasi risiko perlu diketahui status kesehatan pekerja dan penilaian

pajanan.Di dalam komponen surveilans kesehatan tercakup unsur surveilans medis

dan pemantauan biologis.

Page 47: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. PENGERTIAN METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari tentang metode-

metode ilmiah dan jenisnya sampai batasan-batasan dari metode ilmiah

tersebut.penelitian adalah suatu usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan melalui

bukti-bukti berupa fakta dengan prosedur atau tata cara kerja ilmiah yang kritis dan

terkendali.adapun fungsi penelitian tersebut,yaitu :

a. Sistematis, apabila penelitian dilaksanakan menurut pola tetentu, dari yang

paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan

efisien.

b. Berencana, apabila penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan

dan sebelumya sudah difikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.

c. Mengikuti konsep ilmiah, apabila mulai dariawalsampai akhirkegiatan

penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip

memperoleh ilmu pengetahuan.

3.2. METODE PENGUMPULAN DATA

Data-data yang dari digunakan untuk menyusun penulisan penelitian ini

diperoleh dari beberapa survey yang telah dilakukan. Survey lapangan ini bertujuan

untuk mengetahui secara langsung permasalahan dan kendala yang sedang terjadi di

lapangan. Dengan survey lapangan tersebut dapat mengetahui data secara valid dan

terbaru sesuai dengan keadaan valid dan yang ada di lapangan. Survey dilakukan

dalam dua tahap, yaitu survey pendahuluan dan survey utama. Adapun tahapan

dalam studi ini meliputi : tahap inventarisasi permasalahan dan kebutuhan data.

Metode pengumpulan data, analisis dan pengolahan data, dan penyusunan laporan.

Page 48: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

26

3.3 DIAGRAM ALUR PENELITIAN

Nomer gambar 3.1

Gambar Diagram Alur Metode Penelitian

Penelitian mempunyai tujuan agar kegiatan penelitian tidak lepas dari

kerangka tujuan yaitu pemecahan permasalahan. Penelitian juga harus terencana

dengan baik mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan penyelesaian

laporan dengan mengikuti metodologi yang benar. Metodologi penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.

Rumusan Masalah

Tinjauan Pustaka dan Landasan

Pembuatan Kuisioner

Penyebaran

Penarikan Kuesioner

Analisa Data

Pembahasan Analisa Resiko SMK3

Kesimpulan dan Saran

Analisa peringkat

Selesai

MULAI

Page 49: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

27

3.4. LOKASI PENELITIAN

Penelitian hanya dilakukan dari Sta 375+000 s/d 414+300 berada di

kabupaten batang

3.5. JENIS PENELITIAN

Pada metodologi ini hanya dilakukan dua jenis penelitian, yaitu :

1. Studi Kepustakaan

Dalam studi ini dikumpulkan referensi tentang hal-hal yang berhubungan

dengan bagaimana proses dan pelaksanaan dari manajemen waktu proyek

konstruksi yang baik dari berbagai sumber antara lain : literatur baik buku

maupun jurnal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar teori yang

menunjang penelitian. Selain itu, studi pustaka dibuat sebagai dasar

pembuatan daftar pertanyaan wawancara.

2. Studi Lapangan

Pengamatan lapangan informal ini berupa studi kasus pada proyek yaitu

wawancara langsung dengan staff diproyek yang mengerti dan terlibat

langsung mulai dari awal sampai akhir proyek berjalan.

3.5. SUMBER DATA

Sumber data terbagi menjadi : Data Primer dan Data Sekunder

3.5.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

narasumber. Data primer yang dibutuhkan yaitu pendapat dari pihak

kontraktor dan konsultan pengawas tentang faktor-faktor tentang analisa

sistem manajemen K3 serta solusinya pada pekerjaan Jalan Tol di batang -

Semarang. Pada penelitian ini data-data tersebut diperoleh daengan cara

sebagai berikut :

a. Wawancara

Digunakan untuk melakukan studi pendahuluan tentang

permasalahan yang akan diteliti. Yang perlu diperhatikan dalam wawancara

ini adalah bahwa responden adalah orang yang paling tahu tentang

permasalahan yang berprofesi sebagai pakar ahli. Pakar adalah orang yang

mempunyai pengetahuan ataupun kemampuan luas dalam dalam bidang

tertentu. Serta dianggap sebagai sumber terpercaya.

Page 50: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

28

b. Kuisioner

Digunakan untuk mencari data dengan memberikan sejumlah

pertanyaan kepada responden dengan jumlah 35, yaitu 20 responden dengan

cara bertemu langsung kemudian memberikan pilihan jawaban yang telah

tersedia, dan tinggal memilih jawaban yang tersedia. Untuk mencapai tujuan

yang dikehendaki, maka kesungguhan ketulusan, dan keseriusan responden

menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam

penelitian ini.

3.5.2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari kepustakaan, yang meliputi jurnal-jurnal

buku-buku yang berkaitan dengan pokok permasalahan yaitu menganalisa

resiko penerapan sistem manajemen K3 pada pelaksanaan jembatan.

3.6. PERLENGKAPAN SURVEI

Perlengkapan survei yang digunakan adalah :

1. Alat-alat tulis ; misal : kertas, balpoint, pensil, formulir survei, dll.

2. Logistik : makanan ringan (snack) dan minumam berenergi.

3. Alat-alat penunjang lain.

3.7. WAKTU SURVEI

Waktu yang digunakan pada survei ini dilakukan pada saat-saat tertentu

seperti saat waktu pekerja beristirahat dan tanggapan warga sekitar dengan

adanya pembangunan tersebut dengan penelitian waktu yang dapat mewakili

dalam seminggu, yaitu pada hari Senin dan kamis.

3.8. CARA PENGUMPULAN DATA

Cara pengumpulan data merupakan bagian dari desain riset yang

bermanfaat untuk analisis pengujian hipotesis dan solusi. Pengumpulan data

pada tugas akhir ini adalah dengan cara kuesioner. Kuesioner dalam penelitian

ini adalah dengan tipe kuesioner pilihan, karena kemudahanya dalam

memberikan jawaban dan jauh lebih singkat waktunya.

Kuesioner disebarkan langsung kepada responden. Disini pertanyaan

dibagi, yaitu data umum, serta tanggapan mengenai identifikasi penyebab

terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek responden dalam hal ini adalah

pakar ahli. Setelah itu jawaban dari responden akan diolah dalam bentuk data.

Page 51: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

29

3.9. PENYUSUNAN KUISIONER

Tujuan dari kuisioner adalah untuk mengidentifikasi dan menentukan

urutan ranking dari masing-masing bagian pertanyaan. Prosedur yang

digunakan dalam penyusunan kuisioner untuk mendapatkan data tentang

menganalisa resiko penerapan sistem manajemen K3 pada pelaksanaan

jembatan dan jalan Tol Batang - Semarang adalah :

a. Mencari topik yang berhubungan dengan menganalisa resiko penerapan

sistem manajemen K3.

b. Merekap data dari responden yang dibutuhkan untuk penelitian.

c. Menyusun dan mengolah data dengan program Excel.

3.10. METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

Proses analisis data dimulai dengan mengumpulkan seluruh data yang

telah berhasil dari responden. Setelah dibaca, dipelajari maka langkah

selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan analisa data sebagai berikut:

a. Menyelesaikan data yang diperoleh kemudian diperiksa kelengkapan

dan keabsahan dari jawaban.

b. Mengelompokan aneka ragam jawaban dari kuisioner menurut variabel

yang diteliti

c. Menyusun data tabel yang menunjukan ranking.

d. Meranking analisaresiko penerapan SMK3 berdasarkan hasil kuisioner.

e. Pemberian nilai atas jawaban kuisioner untuk dipergunakan dalam

analisa data.

3.11. METODE PENYUSUNAN DATA

Setelah nilai mean dan rangking diketahui, kemudian kita menentukan

range untuk mengelompokan masing-masing variabel, dengan meberi 4

pilihan sesuai dengan tingkat kepentingan dan untuk kepentingan dilapangan.

Cara penyusunan data adalah dengan cara menarik kesimpulan

berdasarkan analisis data yang telah dilakukan yang termasuk kategori analisa

resiko penerapan sistem manajemen K3 pada pelaksanaan pembangunan

jembatan dengan menentukan interval yang setuju sampai yang tidak setuju

dengan melihat kriteria skor hasil analisa.

Nilai 4 : Sangat Berpengaruh ( SB ) Nilai 2 : Kurang Berpengaruh ( KB )

Nilai 3 : Berpengaruh ( B ) Nilai 1 : Tidak Berpengaruh ( TB )

Page 52: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

30

BAB IV

ANALISA DATA

4.1. ANALISIS DESKRITIF RESPONDEN

Analisis mengenai pengolahan data yang digunakan untuk memberi gambaran

dari hasil jawaban yang diberikan oleh responden.

Dalam laporan tugas akhir yang berjudul “MANAJEMEN RISIKO KERJA (

STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO)” dengan melakukan metode kuisioner

untuk tugas akhir ini menetapkan owner, konsultan dan kontraktor pada proyek

yang berada di wilayah weleri sebagai responden dengan permasalahan manajemen

risko kerja pada studi kasus jembatan kali kuto.

Dari sejumlah 25 eksemplar kuisioner yang disebarkan kepada responden,

diperoleh jawaban dari responden yang diminta partisipsinya untuk pengisian

kuisioner penelitian ini.

4.1.1. Pekerjaan Responden

Tabel 4.1.1 Pekerjaan Responden

Pekerjaan Responden Jumlah Persentase (%)

Konsultan 15 43%

Kontraktor 20 57%

Sumber : Hasil Kuisioner

Gambar 4.1.1 Diagram pekerjaan responden

01020304050607080

konsultan kontraktor

Diagram Pekerjaan Responden

Page 53: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

31

Pada tabel 4.1.1 menunjukan pekerjaan para responden terbanyak yang

mengisi kuisioner adalah kontraktor dengan persentase sebanyak 75% lalu di ikuti

konsultan sebesar 25%.

4.1.2. Pengalaman Responden bekerja dalam Proyek

Tabel 4.1.2 Pengalaman Responden bekerja dalam proyek

Pengalaman responden jumlah Persentase (%)

1 – 5 tahun 10 orang 29

>5 tahun 25 orang 71

Sumber : Hasil Kuisioner

Gambar 4.2 Diagram Pengalaman Responden bekerja dalam proyek

Pada tabel 4.1.2 terlihat bahwa responden yang ikut berpartisipasi dalam

pengisian kuisioner lebih banyak pekerja yang sudah bekerja >5 tahun dengan

persentase sebanyak 71% dan pekerja yang sudah bekerja 1-5 tahun sebanyak 29%

Pengalaman Responden bekerja dalam Proyek

4.1.3. Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.1.3 Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase

(%)

SLTA / sederajat 2 6%

S1 30 85%

S2 3 9%

S3 0 0%

Lainnya 0 0%

TOTAL 35 100

Sumber : Hasil Kuisioner

020406080

1 - 5 tahun > 5 tahun

persentase (%)

Page 54: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

32

Gambar 4.1.3 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

Pada tabel 4.1.3 menunjukan pendidikan responden terbanyak adalah S1

dengan persentase sebanyak 85 % kemudian diikuti pendidikan responden S2

dengan persentase sebesar 9 %, dan % kemudian diikuti pendidikan responden

SMA/SMK dengan persentase sebesar 6 %.

4.1.3. Jabatan Responden

Tabel 4.1.4 jabatan responden

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)

Project manager 3 9%

Site Manager 4 11%

Site enginner 6 18%

Supervisior 22 62%

Lainnya 0 0%

TOTAL 35 100

Sumber : Hasil Kuisioner

Gambar 4.1.4 Diagram jabatan responden

020406080

100

SLTA S1 S2 S3 Lainnya

Series 3

0

20

40

60

80

Projectmanager

Site Manager Site enginner Supervisior Lainnya

Series 3

Page 55: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

33

Pada tabel 4.1.4 menunjukan jabatan responden terbanyak adalah Supervisior

dengan persentase sebanyak 62 % kemudian diikuti pendidikan responden Site

enginner dengan persentase sebesar 18%, kemudian diikuti pendidikan responden

Site Manager dengan persentase sebesar 11%, dan kemudian diikuti pendidikan

responden Project manager dengan persentase sebesar 9%.

4.1.5. Usia anda pada saat ini

Tabel 4.1.5 Usia anda pada saat ini

Usia Jumlah Persentase (%)

< 20 tahun 3 9%

20 – 50 tahun 32 91%

>50 tahun 0 0%

TOTAL 35 100

Sumber : Hasil Kuisioner

Gambar 4.1.5 Usia anda pada saat ini

Pada tabel 4.1.5 menunjukan usia pada responden terbanyak dengan

persentase sebanyak 91% dengan umur rata-rata 20–25 tahun.

0

20

40

60

80

100

< 20 tahun 20 – 50 tahun >50 tahun

Series 3

Page 56: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

34

4.1.6. Durasi rata-rata dalam pelaksanaan proyek

Tabel 4.1.6 Durasi rata-rata dalam pelaksanaan proyek

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase(%)

< 1 tahun 2 5%

1-2 tahun 27 77%

2-3 tahun 6 18%

> 3 tahun 0 0%

TOTAL 35 100

Sumber : Hasil Kuisioner

Gambar 4.1.6 Durasi rata-rata dalam pelaksanaan proyek

Pada tabel 4.1.6 menunjukan rata-rata pelaksanan proyek responden

terbanyak dengan persentase sebanyak77% dengan jangka waktu 1-2 tahun.

4.1.7. Jenis Kepemilikan.

Tabel 4.1.7 jenis kepemilikan proyek

Jenis Kepemilikan Jumlah Persentase (%)

Pemerintah 30 85%

BUMN 5 15%

Swasta 0 0%

Perorangan 0 0%

Lainnya 0 0%

Sumber : Hasil Kuisioner

0

20

40

60

80

100

a.       < 1 tahun b.      1-2 tahun c.       2-3 tahun d.      > 3 tahun

Series 3

Page 57: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

35

Gambar 4.1.7 Diagram jenis kepemilikan proyek

Pada tabel 4.1.7 menunjukan jenis kepemilikan proyek yang ditangani

responden pembangunan proyek konstruksi di kota Semarang lebih banyak milik

pemerintah 85% dan milik BUMN 15%.

4.1.8. Nilai proyek yang ditangani oleh responden

Tabel 4.1.8 Nilai proyek yang ditangani responden

Nilai proyek yang ditangani responden Jumlah Persentase (%)

10.000.000,00 – 100.000.000,00 7 20%

100.000.000,00 – 1.000.000.000,00 8 23%

1 M – 50 M 20 57%

> 50 M 0 0%

Lainnya 0 0%

Total 35 Orang 100

Sumber : Hasil Kuisioner

Gambar 4.1.8 Diagram Nilai proyek yang ditangani responden

Pada tabel 4.1.8 menunjukan nilai proyek yang ditangani oleh responden

tertinggi dengan persentase 57% dengan nilai proyek sebesar 1 M–50 M.

020406080

100

Pemerintah BUMN Swasta Perorangan Lainnya

0

10

20

30

40

50

60

10 jt - 100 jt 100 jt - 1 M 1 M - 50 M > 50 M lainnya

Page 58: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

36

4.1.9. Panjang rata-rata jembatan

Tabel 4.1.9 panjang rata-rata jembatan

Nilai proyek yang ditangani responden Jumlah Persentase (%)

0 m2 - 10 m2 0 0%

10 m2 - 50 m2 7 20%

50 m2 - 100 m2 8 23%

> 100 m2 20 57%

Lainya, sebutkan... 0 0%

Total 35 Orang 100

Sumber : Hasil Kuisioner

Gambar 4.1.9 Diagram Nilai proyek yang ditangani responden

Pada tabel 4.1.9 menunjukan rata-rata panjang jembatan yang

ditangani oleh responden dengan persentase sebanyak 57 % dengan

panjang jembaan > 100 m2.

4.1.10. Apakah (SMK3) sudah diterapkan

Tabel 4.1.10 Apakah (SMK3) sudah diterapkan

Nilai proyek yang ditangani responden Jumlah Persentase (%)

Sudah dilaksanakan 5 15%

Dilaksanakan sebagian 20 57%

Tidak dilaksanakan 10 28%

Lainya, sebutkan…. 0 0%

Total 35 Orang 100

Sumber : Hasil Kuisioner

0102030405060

0 m2 - 10 m2 10 m2 - 50 m2 50 m2 - 100 m2 > 100 m2 Lainya,sebutkan...

Page 59: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

37

Gambar 4.1.10 Diagram Apakah (SMK3) sudah diterapkan

Pada tabel 4.1.10 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

diterapkan responden dengan persentase sebanyak 80 % dengan dilaksanakan

sebagian.

4.1.11. Apakah Tenaga kerja pada pelaksanaan K3 sudah mempunyai

sertifikat

Tabel 4.1.11 Apakah Tenaga kerja pada pelaksanaan K3 sudah mempunyai

sertifikat

Nilai proyek yang ditangani responden Jumlah Persentase (%)

Sudah semuanya 7 20%

Sudah sebagian 28 80%

Belum semuanya 0 0%

Lainya, sebutkan…. 0 0%

Total 35 Orang 100

Sumber : Hasil Kuisioner

Gambar 4.1.11 Diagram Apakah Tenaga kerja pada pelaksanaan K3 sudah

mempunyai sertifikat

0102030405060

SD DS TD Lainya, persentase %

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Sudah semuanya Sudah sebagian Belum semuanya Lainya,sebutkan….

persentase %

Page 60: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

38

Pada tabel 4.1.11 Tenaga kerja pada pelaksanaan K3 sudah

mempunyai sertifikat diterapkan responden dengan persentase sebanyak 80%

dengan dilaksanakan sebagian.

4.2. DATA HASIL KUISIONERBerdasarkan pengalaman atau pendapat responden, dibawah ini yang

merupakan resiko sebagai dampak tidak diterapkan sistem manajemen kesehatan

dan keselamatan kerja pada proyek pembangunan jembatan kali kuto.

Berikut data-data hasil penelitian tentang analisis resiko sistem manajemenn

kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan penilaian yang dilakukan sebagai

berikut :

1. Sering = nilai 3,5 ≤ × ≤ 4

2. Pernah = nilai 2,5 ≤ × < 3,5

3. Jarang = nilai 1,5 ≤ × < 2,5

4. tidak pernah = nilai 1 ≤ × ≤ 1,5

Page 61: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

39

Tabel 4.2. Data rekapitulasi hasil kuisioner

No. PERNYATAAN RESIKO KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3 )1 2 3 4

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :

a. Terjatuh 8 23 2 2

b. Tertimpa benda jatuh 4 15 14 2

c. Tertumbuk atau terkena benda-benda 6 13 15 1

d. Terjepit oleh benda 5 17 9 4

e. Terpeleset / Tergelincir 7 12 13 3

f. Tersengat 2 10 10 13

g. Terbentur 2 19 11 3

h. Terkena arus listrik 2 6 12 15

i. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya / radiasi 2 13 9 11

2. Klasifikasi menurut penyebab :

a. Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik 2 14 10 9

b. Alat angkut dan angkat : darat, udara, air 4 22 6 3

c. Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan

pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik4 10 17 4

d. Bahan-bahan,zat-zat dan radiasi, misalnya bahan

peledak, gas, zat kimia2 8 13 12

e. Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam

bangunan dan di bawah tanah)7 11 10 7

3. Klasifikasi kecelakaan berdasarkan jenis luka-luka :

a. Fraktur / retak 0 9 5 21

b.Dislokasi (cedar pada seni yang terjadiketika tulang

bergrser dan keluar dari posisi normal0 15 8 12

c. Terkilir 3 23 5 4

d. Gegar otak dan luka dalam lainnya 0 1 4 29

e. Amputasi 0 3 5 27

f. Luka-luka luar 9 10 10 6

g. Memar dan remuk 6 15 10 4

4. Klasifikasi menurut letak kecelakaan / luka tubuh :

Page 62: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

40

Sumber : Hasil Kuisioner

4.3. ANALISIS RESIKO PENERAPAN SISTEM MNAJEMEN K3

Analisis dilakukan dengan cara mengurutkan variabel yang digunakan. Untuk

menentukan pengaruh yang dominan dari Resiko Penerapan Sistem Mnajemen

K3, yaitu dengan menghitung nilai rata-rata (mean) dari daftar kuisioner.

Sedangkan untuk mencari seberapa besar faktor yang mempengaruhi dan yang

paling menentukan, digunakan metode indeks. Adapun metode indeks ini

berdasarkan model static non parametic, yaitu dengan menghitung nilai Indeks

Kepentingan Relatif (IKR).

Nilai indeks kemudian disusun berurutan dalam suatu tabel dari faktor dengan

nilai rata-rata terkecil. Faktor yang memiliki nilai rata-rata terbesar ditetapkan

sebagai faktor yang paling mempengaruhi resiko. Semakin kecil nilai rata-

ratanya, maka semakin kecil faktor yang mempengaruhi resiko pelaksanaan

proyek Pembangunan jembatan kalikuto.

a. Kepala 3 22 4 6

b. leher 7 6 13 9

c. Badan 4 17 10 4

d.Anggota atas 1 18 12 4

e. Anggota bawah 4 14 12 5

f. Banyak tempat 4 13 6 12

Page 63: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

41

Tabel 4.3. Analisis Hasil Kuisioner

No

PERNYATAAN RESIKOKESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3 )1 2 3 4 ∑xi X IKR KET

1Klasifikasi menurut jeniskecelakaan :a. Terjatuh 8 23 2 2 109 3,114 0,779 Pernah

b. Tertimpa benda jatuh 4 15 14 2 92 2,629 0,657 Pernahc. Tertumbuk atau terkena benda-benda

6 13 15 1 79 2,257 0,564Jarang

d. Terjepit oleh benda 5 17 9 4 90 2,8 0,7 Pernah

e. Terpeleset / Tergelincir 7 12 13 3 93265,71

40,664 Pernah

f. Tersengat 2 10 10 13 71202,85

70,507

Jarang

g. Terbentur 2 19 11 3 90257,14

30,643

Pernah

h. Terkena arus listrik 2 6 12 15 65185,71

40,464

Jarang

i. Kontak dengan bahan-bahanberbahaya / radiasi

2 13 9 11 76217,14

30,543 Penah

2 Klasifikasi menurut penyebab :

a. Mesin, misalnya mesinpembangkit tenaga listrik

2 14 10 9 81 2,314 0,579Jarang

b. Alat angkut dan angkat : darat,udara, air

4 22 6 3 97 2,771 0,693Pernah

c. Peralatan lain misalnya dapurpembakar dan pemanas, instalasipendingin, alat-alat listrik

4 10 17 4 84 2,4 0,6Jarang

d. Bahan-bahan,zat-zat danradiasi, misalnya bahan peledak,gas, zat kimia

2 8 13 12 70 2 0,5Jarang

e. Lingkungan kerja (di luarbangunan, di dalam bangunandan di bawah tanah)

7 11 10 7 88 2,514 0,629Pernah

3Klasifikasi kecelakaanberdasarkan jenis luka-luka :

a. Fraktur / retak 0 9 5 21 58 1,657 0,414Jarang

b.Dislokasi (cedar pada seni yangterjadiketika tulang bergrser dankeluar dari posisi normal

0 15 8 12 73 2,086 0,521Jarang

c. Terkilir 3 23 5 4 95 2,714 0,679Pernah

Page 64: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

42

d. Gegar otak dan luka dalamlainnya

0 1 4 29 41 1,171 0,293TidakPernah

e. Amputasi 0 3 5 27 46 1,314 0,329TidakPernah

f. Luka-luka luar 9 10 10 6 92 2,629 0,657Pernah

g. Memar dan remuk 6 15 10 4 93 2,657 0,664 Pernah

4Klasifikasi menurut letakkecelakaan / luka tubuh :

a. Kepala 3 22 4 6 92 2,629 0,657 Pernah

b. leher 7 6 13 9 81 2,314 0,579Jarang

c. Badan 4 17 10 4 94 2,686 0,671 Pernah

d.Anggota atas 1 18 12 4 86 2,4 0,6Jarang

e. Anggota bawah 4 14 12 5 87 2,486 0,621Jarang

f. Banyak tempat 4 13 6 12 79 2,486 0,621Jarang

Sumber : Hasil Data Kuisioner

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa menurut responden, Analisis

Resiko Sistem Manajemen K3 akibat perencanaan. Klasifikasi menurut jenis

kecelakaan, Klasifikasi menurut penyebab, Klasifikasi kecelakaan berdasarkan jenis

luka-luka, Klasifikasi menurut letak kecelakaan / luka tubuh, dengan nilai rata- rata

2,318.

4.4. RANGKING RESIKO PENERAPAN SISTEM MNAJEMEN K3

Table 4.4 Rangking Resiko Penerapan Sistem Mnajemen K3

N0 PERNYATAANRATA-RATA KETRANGAN RANGKING

1Klasifikasi menurut jeniskecelakaan :a. Terjatuh 3,114 Pernah 1

b. Tertimpa benda jatuh 2,629 Pernah 4

c. Tertumbuk atau terkenabenda-benda

2,257 Jarang 7

d. Terjepit oleh benda 2,8 Pernah 2

e. Terpeleset / Tergelincir 2,657 Pernah 3

f. Tersengat 2,028 Jarang 6

g. Terbentur 2,571 Pernah 5h. Terkena arus listrik

1,857 Jarang 9

Page 65: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

43

i. Kontak dengan bahan-bahanberbahaya / radiasi

2,171 Penah 8

2 Klasifikasi menurut penyebab :a. Mesin, misalnya mesinpembangkit tenaga listrik

2,314 Jarang 4

b. Alat angkut dan angkat :darat, udara, air

2,771 Pernah 1

c. Peralatan lain misalnyadapur pembakar dan pemanas,instalasi pendingin, alat-alatlistrik

2,400 Jarang 3

d. Bahan-bahan,zat-zat danradiasi, misalnya bahanpeledak, gas, zat kimia

2,000 Jarang 5

e. Lingkungan kerja (di luarbangunan, di dalam bangunandan di bawah tanah)

2,514 Pernah 2

3Klasifikasi kecelakaanberdasarkan jenis luka-luka :

a. Fraktur / retak 1,657 Jarang 5b.Dislokasi (cedar pada seniyang terjadiketika tulangbergrser dan keluar dari posisinormal

2,086 Jarang 4

c. Terkilir 2,714 Pernah 1

d. Gegar otak dan luka dalamlainnya

1,171 Tidak Pernah 7

e. Amputasi 1,314 Tidak Pernah 6

f. Luka-luka luar 2,629 Pernah 3

g. Memar dan remuk 2,657 Pernah 2

4Klasifikasi menurut letakkecelakaan / luka tubuh :

a. Kepala 2,629 Pernah 3

b. leher 2,314 Jarang 5

c. Badan 2,686 Pernah 1

d.Anggota atas 2,400 Jarang 4

e. Anggota bawah 2,486 Jarang 2

f. Banyak tempat 2,486 Jarang 2Sumber : Hasil Kuisioner

Page 66: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

44

4.5. KLASIFIKASI MENURUT JENIS KECELAKAAN

Bentuk kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi bermacam-macam

dan merupakan dasar dari penggolongan atau pengklasifikasian jenis

kecelakaan. Macam–macam kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa jenis yaitu:

4.5.1. Rangking 5 Terbentur

Kecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga ditabrak

atau ditampar sesuatu yang bergerak atau bahan kimia. Contohnya: terkena

pukulan palu, ditabrak kendaraan, benda asing misal material, terkena

sudut atau bagian yang tajam, menabrak pipa–pipa.

4.5.2. Rangking 2 Terjepit

Contoh dari caught in adalah kecelakaan yang akan terjadi bila kaki

pekerja tersangkut di antara papan–papan yang patah di lantai. Contoh

kecelakaan yang timbul bila baju dari pekerja terkena pagar kawat,

sedangkan contoh dari caught between adalah kecelakaan yang terjadi bila

lengan atau kaki dari pekerja tersangkut dalam bagian mesin yang

bergerak.

4.5.3. Rangking 1 Terjatuh

Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih tinggi

ke tingkat yang lebih rendah. Contohnya jatuh dari tangga atau atap.

Beberapa kecelakaan yang timbul pada tipe ini seringkali berupa

tergelincir, tersandung, jatuh dari lantai yang sama tingkatnya.

4.5.4. Rangking 4 Tertimpa benda jatuh

Kecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang terlalu berat yang

dilakukan pekerja. Contohnya mengangkat, menaikkan, menarik benda

atau material yang dilakukan di luar batas kemampuan.

4.5.5. Rangking 9 dan Rangking 6 Terkena arus listrik dan Tersengat

Luka yang ditimbulkan dari kecelakaan ini terjadi akibat sentuhan

anggota badan dengan alat atau perlengkapan yang mengandung listrik.

Contoh saat menggunakan generator set.

Page 67: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

45

4.5.6. Rangking 8 Kontak dengan bahan-bahan berbahaya / radiasi

Kondisi ini terjadi akibat sebuah bagian dari tubuh mengalami kontak

dengan percikan, bunga api, atau dengan zat kima yang panas. Contoh saat

mengelas besi.

Kecelakaan kerja terjadi karena perilaku personel yang kurang hati-

hati atau ceroboh atau bisa juga karena kondisi yang tidak aman.

Berdasarkan hasil statistik, penyebab kecelakaan kerja 85% disebabkan

tindakan yang berbahaya (unsafe act) dan 15% disebabkan oleh kondisi

yang berbahaya (unsafe condition). Penjelasan kedua penyebab kecelakaan

kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu faktor-faktor

lingkungan fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin

tanpa pengaman, penerangan yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri

(APD) tidak efektif, lantai yang berminyak, dan lain-lain.

2. Tindakan yang berbahaya (unsafe act) yaitu perilaku atau kesalahan-

kesalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti ceroboh, tidak

memakai alat pelindung diri, dan lain-lain, hal ini disebabkan oleh

gangguan kesehatan, gangguan penglihatan, penyakit, cemas serta

kurangnya pengetahuan dalam proses kerja, cara kerja, dan lain-lain.

4.6. KLASIFIKASI MENURUT JENIS KECELAKAAN

Sedangkan menurut Ridley (2008), penyebab terjadinya kecelakaan kerja

adalah sebagai berikut:

4.6.1. Situasi Kerja

1. Pengendalian manajemen yang kurang.

2. Standar kerja yang minim.

3. Tidak memenuhi standar.

4. Perlengkapan yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi.

4.6.2. Kesalahan Orang

1. Keterampilan dan pengetahuan yang minim.

2. Masalah fisik atau mental.

3. Motivasi yang minim atau salah penempatan.

4. Perhatian yang kurang.

Page 68: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

46

4.6.3. Tindakan Tidak Aman

1. Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui.

2. Mengambil jalan pintas.

3. Menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan

keselamatan kerja.

4.6.4. Kecelakaan

1. Kejadian yang tidak terduga.

2. Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya.

3. Terjatuh.

4. Terhantam mesin atau material yang jatuh dan sebagainya.

4.7. KLASIFIKASI MENURUT JENIS KECELAKAAN

Kecelakaan kerja juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

4.7.1. Faktor Fisik

meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara,

suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lain-lain.

4.7.2. Faktor Kimia

berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan benda-benda padat.

4.7.3. Faktor Biologi

baik dari golongan hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan.

4.7.4. Faktor Fisiologis

seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.

4.7.5. Faktor Mental-Psikologis

susunan kerja, hubungan di antara pekerja atau dengan pengusaha,

pemeliharaan kerja, dan sebagainya.

Page 69: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

47

4.8. CARA MENERAPKAN KECELAKAAN KERJA

Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa faktor,

antara lain sebagai berikut:

4.8.1. Faktor Lingkungan

Lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan pencegahan kecelakaan

kerja, yaitu:

1. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi

udara, pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan

suhu udara ruang kerja.

2. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat

kerja yang dapat menjamin keselamatan.

3. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi pengaturan

penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan

tempat dan ruangan.

4.8.2. Faktor Mesin dan peralatan kerja

Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang

baik dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang

baik terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian

mesin atau perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila

pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti

efektif tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari

bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas

yang terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.

4.8.3. Faktor Perlengkapan kerja

Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus

terpenuhi bagi pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata,

sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok ukurannya.

4.8.4. Faktor manusia Pencegahan

kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,

mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja,

meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan

disiplin kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta

Page 70: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

48

menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental

Kecelakaan kerja juga dapat dikurangi, dicegah atau dihindari dengan

menerapkan program yang dikenal dengan tri-E atau Triple E, yaitu:

1. Engineering (Teknik). Engineering artinya tindakan pertama adalah

melengkapi semua perkakas dan mesin dengan alat pencegah kecelakaan

(safety guards) misalnya tombol untuk menghentikan bekerjanya alat/mesin

(cut of switches) serta alat lain, agar mereka secara teknis dapat terlindungi.

2. Education (Pendidikan). Education artinya perlu memberikan pendidikan

dan latihan kepada para pegawai untuk menanamkan kebiasaan bekerja dan

cara kerja yang tepat dalam rangka mencapai keadaan yang aman (safety)

semaksimal mungkin.

3. Enforcement (Pelaksanaan). Enforcement artinya tindakan pelaksanaan,

yang memberi jaminan bahwa peraturan pengendalian kecelakaan

dilaksanakan.

Dalam manajemen risiko setelah proses assessment, dilakukan proses

penanganan risiko (risk response). Bagaimana teknik melakukan penanganan risiko

tersebut sedemikian dianggap bahwa rencana penanganan risiko tersebut dianggap

telah efektif dan optimal? Berikut penjelasannya. Sebagai salah satu bagian dalam

manajemen risiko, penanganan risiko atau risk response adalah bagian penting yang

harus diperhatikan.

Ada 7 (tujuh) prinsip strategi dalam penanganan risiko yaitu diterima,

dihindari, dibagi, dikurangi, diabaikan, dipindahkan, dan kombinasi. Pada dasarnya

agar penanganan risiko dapat dilakukan secara efektif dan optimal terdapat tiga

pertimbangan penting yaitu dampak risiko, biaya penanganan risiko, serta

kemampuan dalam menangani risiko.

Page 71: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

49

4.9. PENANGANAN RESPON RESIKO

Berikut ketujuh strategi berikut pertimbangannya, yaitu:

4.9.1. Diterima (Risk Retaining)

Strategi ini dilakukan apabila risiko diketahui dimana biaya

penanganan lebih besar dari pada risiko itu sendiri dan perusahaan dianggap

mampu untuk menangani. Penanganan dengan allowance (kebijakan

perusahaan / cabang / divisi / proyek) dengan risk contigency yang layak.

4.9.2. Dihindari (Risk Avoidance).

Pada strategi ini risiko diketahui dimana impact sangat besar dan luas

dan sulit atau tidak dapat dikendalikan.

4.9.3. Dibagi (Risk Sharing).

Strategi ini dilakukan apabila biaya penanganan risiko dan dampak

risiko hampir sama besarnya. Pembagian risiko yang mendistribusikan risiko

yang ada ke pihak yang dianggap lebih mampu akan membuat biaya

penanganan risiko akan lebih kecil sehingga lebih layak untuk diterima.

4.9.4. Dikurangi (Risk Reducing).

Strategi ini dilakukan apabila risiko diketahui dimana biaya

penanganan risiko masih lebih rendah dari risiko itu sendiri. Tindakan mitigasi

lebih diarahkan untuk mengurangi dampak risiko. Caranya dengan pendekatan

alternatif seperti mengusulkan perubahan lingkup pekerjaan, perubahan metode,

mutu, atau schedulenya. Pada strategi ini, diyakini perusahaan mampu

mengendalikan dengan suatu perencanaan yang matang.

4.9.5. Diabaikan (Risk Ignoring)

Tindakan strategi ini apabila risiko diketahui dimana dampak dan

frekuensi risiko kecil atau sangat kecil dimana organisasi dan prosedur yang

ada diyakini akan dapat mengeliminir risiko ini.

4.9.6. Dipindahkan (Risk Transfer)

Strategi ini apabila perusahaan dianggap akan sangat kesulitan dalam

mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi baik dampak maupun

kemungkinannya. Strategi ini dilakukan dengan cara kontraktual pada klausa

kontraknya dan jaminan atau bank garansi serta dengan asuransi.

Page 72: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

50

4.9.7. Kombinasi.

Strategi ini adalah tindakan yang merupakan gabungan dari dua atau

lebih strategi yang terdapat pada item no 1-6. Strategi ini baik dilakukan apabila

langkah penanganan tidak membuat kompleksitas proyek berlebihan.

Untuk memudahkan dalam menentukan strategi penanganan risiko,

berikut dibuatkan tabel strategi penanganan risiko dan pertimbangannya.

Tabel 4.9.7. Matriks Rekomendasi Strategi Penanganan Risiko

4.10. RESIKO SEBAGAI DAMPAK TIDAK DITERAPKAN SISTEM

MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3)

Berikut analisa rata-rata dari masing-masing tahapan yang telah didabat dari

data kuisioner.

Tabel 4.5 Analisa rata – rata setiap kelompok faktor resiko sebagai dampak

tidak diterapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja

NoFaktor Resiko Sebagai Dampak Tidak

Diterapkan Sistem Manajemen Kesehatandan Keselamatan Kerja (SMK3

Rata-rata

Keterangan

1 Klasifikasi menurut jenis kecelakaan 2,277 Jarang

2 Klasifikasi menurut penyebab 2,4 Jarang

3Klasifikasi kecelakaan berdasarkan jenis luka-luka

2,033 Jarang

4Klasifikasi menurut letak kecelakaan / lukatubuh

2,462 Jarang

Page 73: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

51

Gambar 4.5 Diagram analisa rata – rata setiap kelompok faktor yang

berpengaruh terhadap Kasifikasi menurut letak kecelakaan/luka tubuh.

Pada tabel 4.5 semua tahapan rata-rata resiko sebagai dampak tidak diterapkan

sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, tapi yang paling dominan

berpengaruh adalah Kasifikasi menurut letak kecelakaan/luka tubuh. Dengan nilai

rata – rata kecelakaan sebesar 2,462.

4.11. DATA HASIL KUISIONER

Berdasarkan pengalaman atau pendapat responden, tindakan dibawah ini

yang merupakan tindakan dalam penerapan sistem manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja pada pelaksanaan pembangunan jembatan kalikuto.

Berikut data-data hasil penelitian tentang tindakan yang dilakukan untuk

menerapakan SMK3 pada proyek pembangunan jembatan. Dengan penilaian

yang dilakukan sebagai berikut :

1. Dilaksanakan = nilai 3 ≤ × ≤ 4

2. Tidak dilaksanakan sepenuhnya = nilai 2 ≤ × < 3

3. Tidak dilaksanakan = nilai 1 ≤ × < 2

4. Belum dipantau = nilai 0 ≤ × ≤ 1

Page 74: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

52

Tabel 4.6 Data Rekapitulasi Hasil Kuisioner Tindakan

No. PERNYATAAN 1 2 3 4

1 Jaminan Kemampuan

a. Sumber daya manusia, fisik dan financial. 12 19 4 0

b. Integrasi 11 15 6 3

c. Tanggung jawab dan tanggung gugat. 9 17 8 1

d. Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran 9 16 6 4

e. Pelatihan dan Keterampilan 7 21 6 1

2 Dukungan Tindakan

a. Komunikasi 17 14 2 2

b. Pelaporan 9 16 8 2

c. Dokumentasi 13 9 13 0

d. Pengendalian Dokumen 7 16 10 2

e. Pencatatan Manajemen Operasi 8 16 8 3

3 Identifikasi Sumber Bahaya dan Pengendalian Resiko

a. Identifikasi Sumber Bahaya 13 12 8 2

b. Penilaian Resiko 10 17 6 2

c. Tindakan Pengendalian 8 18 8 1

d. Perencanaan dan Rekayasa 3 19 9 4

e. Pengendalian Administratif 4 14 15 2

f. Tinjauan Ulang Kontrak 7 18 6 4

g. Pembelian 4 12 11 8

4 Pengukuran dan Evaluasi

a. Inspeksi dan pengujian 15 12 7 1

b. Audit SMK3 6 23 6 0

c. Tindakan perbaikan dan pencegahan 9 18 6 2

5 Tinjauan Oleh Pihak Manajemen

a. Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dankesehatan kerja.

11 13 8 3

b. Tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatankerja.

11 17 5 2

c. Hasil temuan audit Sistem Manajemen K3. 3 19 9 4

d. Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen K3dan kebutuhan untuk mengubah Sistem Manajemen K3sesuai dengan :

1) Perubahan peraturan perundangan. 8 16 10 1

2) Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar. 6 20 7 2

3) Perubahan produk dan kegiatan perubahan. 6 20 8 1

Page 75: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

53

4) Perubahan struktur organisasi perusahaan. 13 13 8 1

5) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologitermasuk epidemologi.

10 11 12 2

6) Pengalaman yang didapat dari insiden keselamatan dankesehatan kerja.

6 15 9 5

7) Pelaporan. 7 16 7 5

8) Umpan balik khususnya dari tenaga kerja. 3 17 8 7

Sumber : Hasil Kuisioner

4.12. HASIL KUISIONER

Tabel 4.7 Analisis Hasil Data Kuisioner

No. PERNYATAAN 1 2 3 4 ∑xi X IKR Keterangan

1 Jaminan Kemampuana. Sumber dayamanusia, fisik danfinancial.

12 19 4 0 114 3,257 0,814 Dilaksanaka

b. Integrasi 11 15 6 3 104 2,971 0,743Tidakdilaksanakansepenuhnya

c. Tanggung jawabdan tanggung gugat.

9 17 8 1 104 2,971 0,743Tidakdilaksanakansepenuhnya

d. Konsultasi,Motivasi danKesadaran

9 16 6 4 100 2,857 0,714Tidakdilaksanakansepenuhnya

e. Pelatihan danKeterampilan

7 21 6 1 105 3 0,75 Dilaksanaka

2 Dukungan Tindakan

a. Komunikasi 17 14 2 2 116 3,314 0,829 Dilaksanaka

b. Pelaporan 9 16 8 2 102 2,914 0,729Tidakdilaksanakansepenuhnya

c. Dokumentasi 13 9 13 0 105 3 0,75Tidakdilaksanakansepenuhnya

d. PengendalianDokumen

7 16 10 2 98 2,8 0,7Tidakdilaksanakansepenuhnya

e. PencatatanManajemen Operasi

8 16 8 3 99 2,829 0,707Tidakdilaksanakansepenuhnya

3Identifikasi SumberBahaya dan

Page 76: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

54

Pengendalian Resiko

a. Identifikasi SumberBahaya

13 12 8 2 107 3,057 0,764 Dilaksanaka

b. Penilaian Resiko 10 17 6 2 105 3 0,75Tidakdilaksanakansepenuhnya

c. TindakanPengendalian

8 18 8 1 103 2,943 0,736Tidakdilaksanakansepenuhnya

d. Perencanaan danRekayasa

3 19 9 4 91 2,6 0,65Tidakdilaksanakansepenuhnya

e. PengendalianAdministratif

4 14 15 2 91 2,6 0,65Tidakdilaksanakansepenuhnya

f. Tinjauan UlangKontrak

7 18 6 4 100 2,857 0,714Tidakdilaksanakansepenuhnya

g. Pembelian 4 12 11 8 82 2,343 0,586Tidakdilaksanakansepenuhnya

4Pengukuran danEvaluasia. Inspeksi danpengujian

15 12 7 1 111 3,171 0,793 Dilaksanaka

b. Audit SMK3 6 23 6 0 105 3 0,75Tidakdilaksanakansepenuhnya

c. Tindakan perbaikandan pencegahan

9 18 6 2 104 2,971 0,743Tidakdilaksanakansepenuhnya

5Tinjauan Oleh PihakManajemena. Evaluasi terhadappenerapan kebijakankeselamatan dankesehatan kerja.

11 13 8 3 100 2,857 0,714Tidakdilaksanakansepenuhnya

b. Tujuan, sasaran dankinerja keselamatandan kesehatan kerja.

11 17 5 2 107 3,057 0,764 Dilaksanaka

c. Hasil temuan auditSistem ManajemenK3.

3 19 9 4 88 2,514 0,629Tidakdilaksanakansepenuhnya

Page 77: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

55

d. Evaluasi efektifitaspenerapan SistemManajemen K3 dankebutuhan untukmengubah SistemManajemen K3 sesuaidengan:

8 16 8 399

2,804 0,701Tidakdilaksanakansepenuhnya

1) Perubahanperaturanperundangan.

8 16 10 1 101 2,886 0,721Tidakdilaksanakansepenuhnya

2) Tuntutan dari pihakyang terkait danpasar.

6 20 7 2 100 2,857 0,714Tidakdilaksanakansepenuhnya

3) Perubahan produkdan kegiatanperubahan.

6 20 8 1 101 2,886 0,721Tidakdilaksanakansepenuhnya

4) Perubahan strukturorganisasiperusahaan.

13 13 8 1 108 3,086 0,771 Dilaksanaka

5) Perkembangan ilmupengetahuan danteknologi termasukepidemologi.

10 11 12 2 101 2,886 0,721Tidakdilaksanakansepenuhnya

6) Pengalaman yangdidapat dari insidenkeselamatan dankesehatan kerja.

6 15 9 5 93 2,657 0,664Tidakdilaksanakansepenuhnya

7) Pelaporan. 7 16 7 5 95 2,714 0,679Tidakdilaksanakansepenuhnya

8) Umpan balikkhususnya dari tenagakerja.

3 17 8 7 86 2,457 0,614Tidakdilaksanakansepenuhnya

Sumber : Hasil Data Kuisioner

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa menurut responden, Pengaruh

tindakan untuk uenerapakan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselammatan

Kerja SMK3 : Jaminan Kemampuan, Dukungan Tindakan, Identifikasi Sumber

Bahaya dan Pengendalian Resiko, Pengukuran dan Evaluasi, Tinjauan Oleh Pihak

Manajemen. Dengan nilai rata–rata 2,931.

Page 78: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

56

4.13. RANGKING TINDAKAN UNTUK MENERAPAKAN SMK3

Tabel 4.8 Rangking Tindakan Untuk Menerapakan SMK3

No. PERNYATAANRATA-RATA

KETRANGANRANGKING

1 Jaminan Kemampuan

a. Sumber daya manusia, fisikdan financial.

3,257 Dilaksanaka 1

b. Integrasi 2,971Tidak dilaksanakansepenuhnya

3

c. Tanggung jawab dantanggung gugat.

2,971Tidak dilaksanakansepenuhnya

3

d. Konsultasi, Motivasi danKesadaran

2,857Tidak dilaksanakansepenuhnya

4

e. Pelatihan dan Keterampilan 3 Dilaksanaka 2

2 Dukungan Tindakan

a. Komunikasi 3,314 Dilaksanaka 1

b. Pelaporan 2,914Tidak dilaksanakansepenuhnya

3

c. Dokumentasi 3 Dilaksanaka 2

d. Pengendalian Dokumen 2,8Tidak dilaksanakansepenuhnya

5

e. Pencatatan ManajemenOperasi

2,829Tidak dilaksanakansepenuhnya

4

3Identifikasi Sumber Bahaya danPengendalian Resiko

a. Identifikasi Sumber Bahaya 3,057 Dilaksanaka 1

b. Penilaian Resiko 3Tidak dilaksanakansepenuhnya

2

c. Tindakan Pengendalian 2,943Tidak dilaksanakansepenuhnya

3

d. Perencanaan dan Rekayasa 2,6Tidak dilaksanakansepenuhnya

5

e. Pengendalian Administratif 2,6Tidak dilaksanakansepenuhnya

5

f. Tinjauan Ulang Kontrak 2,857Tidak dilaksanakansepenuhnya

4

g. Pembelian 2,343Tidak dilaksanakansepenuhnya

5

4 Pengukuran dan Evaluasi

a. Inspeksi dan pengujian 3,171 Dilaksanaka 1

b. Audit SMK3 3Tidak dilaksanakansepenuhnya

2

Page 79: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

57

c. Tindakan perbaikan danpencegahan

2,971Tidak dilaksanakansepenuhnya

3

5Tinjauan Oleh PihakManajemen

Tidak dilaksanakansepenuhnya

a. Evaluasi terhadap penerapankebijakan keselamatan dankesehatan kerja.

2,857Tidak dilaksanakansepenuhnya

2

b. Tujuan, sasaran dan kinerjakeselamatan dan kesehatankerja.

3,057 Dilaksanaka 1

c. Hasil temuan audit SistemManajemen K3.

2,514Tidak dilaksanakansepenuhnya

5

d. Evaluasi efektifitaspenerapan Sistem ManajemenK3 dan kebutuhan untukmengubah Sistem ManajemenK3 sesuai dengan

2,804Tidak dilaksanakansepenuhnya

4

1) Perubahan peraturanperundangan.

2,886Tidak dilaksanakansepenuhnya

2

2) Tuntutan dari pihak yangterkait dan pasar.

2,857Tidak dilaksanakansepenuhnya

3

3) Perubahan produk dankegiatan perubahan.

2,886Tidak dilaksanakansepenuhnya

2

4) Perubahan struktur organisasiperusahaan.

3,086 Dilaksanaka 1

5) Perkembangan ilmupengetahuan dan teknologitermasuk epidemologi.

2,886Tidak dilaksanakansepenuhnya

2

6) Pengalaman yang didapatdari insiden keselamatan dankesehatan kerja.

2,657Tidak dilaksanakansepenuhnya

5

7) Pelaporan. 2,714Tidak dilaksanakansepenuhnya

4

8) Umpan balik khususnya daritenaga kerja.

2,457Tidak dilaksanakansepenuhnya

6

Sumber : Hasil Kuisioner

Page 80: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

58

4.14. ANALISA TINDAKAN RATA – RATA SETIAP TINDAKAN UNTUK

MENERAPAKAN SMK3

Dari sejumlah 35 eksemplar kuisioner yang disebabkan kepada responden,

diperoleh jawaban dari responden yang diminta partisipasinya untuk pengisian

kuisioner penelitian ini.

Tabel 4.9 Analisa rata – rata setiap kelompok Tindakan Untuk

Menerapakan SMK3

NoAnalisa Tindakan Rata – rata

Setiap Tindakan UntukMenerapakan SMK3

Rata-rata Keterangan

1 Jaminan Kemampuan 3,011 Dilaksanaka

2 Dukungan Tindakan 2,971Tidak dilaksanakansepenuhnya

3Identifikasi Sumber Bahaya danPengendalian Resiko

2,816Tidak dilaksanakansepenuhnya

4 Pengukuran dan Evaluasi 2,781Tidak dilaksanakansepenuhnya

5 Tinjauan Oleh Pihak Manajemen 3,048 Dilaksanaka

Sumber : Hasil Pengolahan Kuisioner

Gambar 4.9 Diagram analisa tindakan rata – rata setiap kelompok faktor Tindakan

Untuk Menerapakan SMK3

Pada tabel 4.9 menunjukan semua tindakan terhadap suatu proyek bangunan

jembatan, tapi yang paling dominan berpengaruh adalah Tinjauan Oleh Pihak

Manajemen. Dengan nilai rata – rata 3,048.

Page 81: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

59

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil Analisa Resiko Sistem Manajemen Kesehatan dan keselamatan

kerja Pada Pelaksanaan pembangunan Jembatan kalikuto di kota Batang ini disusun

berdasarkan hasil analisisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya ( Bab IV ).

Maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

A. Faktor resiko sebagai dampak tidak diterapkan sistem manajemen kesehatan

dan keselamatan kerja pada proyek pembangunan jembatan kalikuto di Batang :

1. Berikut hasi analisa rata-rata dari masing-masing tahapan yang telah didapat

dari data kuisioner adalah sebagai berikut:

NoFaktor Resiko Sebagai Dampak Tidak DiterapkanSistem Manajemen Kesehatan dan KeselamatanKerja (SMK3

Rata-rata Keterangan

1 Klasifikasi menurut jenis kecelakaan 2,277 Jarang

2 Klasifikasi menurut penyebab 2,4 Jarang

3Klasifikasi kecelakaan berdasarkan jenis luka-luka

2,033 Jarang

4 Klasifikasi menurut letak kecelakaan / luka tubuh 2,462 Jarang

2. Berdasarkan pelaksanaanya Faktor resiko sebagai dampak tidak diterapkan

sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, Dari segi resiko pekerjaan

masih kurang kesadaran dari para pekerja dalam memperhatikan resiko

sehingga masih terjadinya kecelakan kerja di proyek.

Page 82: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

60

B. Hasil tindakan yang dilakukan untuk menerapakan Sistem Manajemen kesehatan

dan keselamatan kerja pada proyek pembangunan jembatan kalikuto di Batang :

1. Berikut data-data hasil rata-rata dari masing-masing tahapan yang telah didapat

dari data kuisioner adalah sebagai berikut:

NoAnalisa Tindakan Rata – rata Setiap Tindakan UntukMenerapakan SMK3

Rata-rata Keterangan

1 Jaminan Kemampuan 3,011 Dilaksanaka

2 Dukungan Tindakan 2,971Tidakdilaksanakansepenuhnya

3 Identifikasi Sumber Bahaya dan Pengendalian Resiko 2,816Tidakdilaksanakansepenuhnya

4 Pengukuran dan Evaluasi 2,781Tidakdilaksanakansepenuhnya

5 Tinjauan Oleh Pihak Manajemen 3,048 Dilaksanaka

2. Berasarkan hasil penelitian total tindakan Sistem Manajemen Kesehatan Dan

Keselamatan kerja di proyek pembangunan jembatan kalikuto yang berada di

daerah Batang mencapai nilai rata-rata 3,048, sitem manajemen kesehatan

dan keselamatan kerja berpengaruh baik bagi perusahaan maupun tenaga

kerja itu sendiri, hal tersebut terlihat dari data keselamatan dan kesehatan .

5.2 Saran

1. Mempertahankan dan meningkatkan penerapan Sistem Manjemen Kesehatan

dan Keselamatan Kerja yang telah berjalan dilokasi proyek.

2. Peningkatan intensitif terhaap pekerja di lingkungan proyek untuk memacu

kebiasan yang aman, misalnya, dengan pemberian penghargaan kepada pekerja

dalam hal pemakaian APD dan ketaatan dalam mematuhi peraturan K3 serta

dikenakan sangsi untuk segala pelanggaran aturan.

Page 83: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

61

3. Dibutuhkannya campur tanagn pemerintah sebagai pengontrol dan pemberi sangsi

bagi perusahan yang mengabaikan masalah sistem manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja sehingga menimbulkan perhatian dan kesadaran dari pihak

perusahaan maupun pekerja untuk menerapkan sistem manajemen kesehatan dan

keselamtan kerja tersebut sehingga sangat penting dibutuhkannya campur tangan

pemerintah.

5.3. Penutup

Demikian pembahasan penelitian dengan tugas akhir dengan judul “Sistem

Manajemen Resiko Kerja Pada Studi Kasus Jembatan Kalikuto”, dimana dalam

pembahasan tersebut didapat faktor – faktor yang sangat dominan dalam kecelakaan

pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada pembangunan Jembatan kalikuto yang berada

di daerah Batang dan usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor –

faktor tersebut.

Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penyajian

yang disebabkan oleh keterbatasan waktu, pengalaman serta kemampuan yang

dimiliki, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Akhirnya meskipun sangat banyak terdapat kekurangan, harapan dalam Laporan

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan sumbangan bagi

penerapan ilmu pengetahuan.

Page 84: LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA … · MANAJEMEN RESIKO KERJA PADA STUDI KASUS JEMBATAN KALI KUTO Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program

62

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.ManajemenRisikokesehatandankeselamatankerja./2008/01/manajem

en-risiko-untuk-k3.

Anonim.2009.DefinisidanManfaatPenerapanManajemenRisikojurnalsdm.blogspot.

com/2009/09.

Ariagusti.2011.ManajemenRisikoDalamKeselamatan&KesehatanKerja.ariagusti.w

ordpress.com/2011/01/07/.

Ariagusti.2011.ManajemenRisikoK3diPerusahaan.BlogDosenKesehatanMasyaraka

t.html.

Ishak,Aulia.2004.ManajemenK3DalamUpayaMeningkatkanProduktivitasKerja.rep

ository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1458/1/industriulia3.

Mansyur,Muchtaruddin.2007.ManajemenRisikoKesehatanDiTempatKerja.docs.goo

gle.com/viewer?a=v&q=cache:InJ_9_qznQIJ:indonesia.

Mulyadi,[email protected].

Rachmadi.2011.ManajemenResiko(JanganTakutDenganResiko).showthread.php?ti

d=16221.