86
LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) MENGGUNAKAN E-FAKTUR WEB-BASED PADA KANTOR KONSULTAN PAJAK KAMADIE SUMANDA SYAFIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh : SONIA GINAWATI BR SIMARMATA C0D018065 PROGRAM STUDI PERPAJAKAN PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

LAPORAN TUGAS AKHIR

TATA CARA PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) MENGGUNAKAN

E-FAKTUR WEB-BASED PADA KANTOR

KONSULTAN PAJAK KAMADIE SUMANDA SYAFIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Oleh :

SONIA GINAWATI BR SIMARMATA

C0D018065

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN

PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2021

Page 2: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT
Page 3: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT
Page 4: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

iv

ABSTRAK

Laporan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui Tata Cara Pelaporan Surat

Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Menggunakan e-

Faktur Web-Based Pada Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis.

Metode penulisan yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini menggunakan

metode analisis deskritif kualitatif yang menggambarkan keadaaan dari data yang

telah diperoleh, dikumpulkan dalam bentuk uraian kalimat berdasarkan keterangan

dari pihak–pihak yang berhubungan langsung dengan laporan ini. Hasil dari laporan

tugas akhir yang berjudul Tata Cara Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Menggunakan e-Faktur Web-Based ini telah

berjalan baik sesuai peraturan yang berlaku sesuai dengan pengumuman Direktorat

Jenderal Pajak melalui website resmi djp.online. Kendala yang dihadapi saat

Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Menggunakan e-Faktur Web-Based yaitu masalah error pada laman e-Faktur Web-

Based saat login. Masalah ini mengakibatkan harus menunggu beberapa waktu

untuk dapat login kembali.

Kata Kunci : Tata Cara, PPN, Pelaporan, e-Faktur Web Based

Page 5: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

v

ABSTRACT

This final report aims to find out Reporting Procedures Periodic Tax Return Value

Added Tax (VAT) Using Web-Based e-Invoices at the Tax Consultant Office of

Kamadie Sumanda Syafis. The writing method used in this final report uses

descriptive qualitative analysis method which describes the situation of the data

that has been obtained, collected in the form of sentence descriptions based on

information from parties who are directly related to this report. The results of the

final project report entitled Reporting Procedures Periodic Tax Return Value

Added Tax (VAT) Using Web-Based e-Invoices it has been running well in

accordance with the applicable regulations in accordance with the announcement

of the Directorate General of Taxes through the official website djp.online.

Constraints faced at the moment Reporting Periodic Tax Return Value Added Tax

(VAT) Using Web-Based e-Invoices, namely the error problem on the Web-Based

e-Invoicing page when logging in. This problem resulted in having to wait some

time to be able to log back in.

Keywords : Procedures, VAT, Reporting, Web-Based E-Invoce

Page 6: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan cinta

kasih-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan judul

“Tata Cara Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) Menggunakan E-Faktur Web-Based Pada Kantor Konsultan Pajak Kamadie

Sumanda Syafis”. Laporan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada jurusan Perpajakan

Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

Saya menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari kata

sempurna dan banyak kekurangan. Sehingga dalam proses penyusunan laporan

tugas akhir ini banyak pihak-pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, saran-

saran, serta dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Keluarga paling saya sayangi, mamak Risma Rita Theodora Purba, kakak

Marni Yunita Simarmata, ketiga adik saya Oliver Simarmata, Uliver

Simarmata, dan Aditya Simarmata, serta keluarga besar Purba yang selalu

memberikan dukungan dalam situasi apapun. Tidak lupa saya ucapkan

terimakasih dan dedikasikan Laporan Tugas Akhir ini untuk Alm. Bapak saya

Dapot Simarmata.

2. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Jambi.

3. Bapak Dr. H. Junaidi, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jambi.

Page 7: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

vii

4. Ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum, S.E., M.Si., AK., C.A. selaku Ketua

Jurusan Akuntansi.

5. Ibu Nela Safelia, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Perpajakan.

6. Bapak Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik

7. Ibu Rahayu, S.E., M.SC., AK. selaku Dosen Pembimbing Akhir yang telah

membantu dan membimbing dalam penulisan laporan tugas akhir ini.

8. Bapak Adi Ikhsan Syukri Amri, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing

Lapangan selama kegiatan magang.

9. Seluruh Dosen dan Staf Akademik Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jambi.

10. Bapak Kamadie Sumanda Syafis,S.E., M.Acc.,BKP.,CA. selaku Pimpinan

Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis sekaligus Instruktur

Lapangan yang sudah memberikan bimbingan dan arahan dalam membantu

menyelesaikan laporan ini.

11. Abang Dimas Agung Ramadhan dan kakak Fadila Ferinluary selaku staf

Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis yang telah memberikan

pengetahuan, bimbingan dan arahan selama magang.

12. Teman-teman terdekat saya Juan Daniel yang menjadi partner dalam segala

hal, Maya Theresia, Lusi Handayani, Aldi Gunawan, dan Eko Bayu Setiawan

yang selalu menemani, membantu, dan memberi dukungan serta waktunya

dalam keadaan apapun.

13. Semua Mahasiswa Diploma III, khususnya Perpajakan F Angkatan 2018.

Page 8: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

viii

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, saya telah berusaha sebaik

mungkin untuk mencapai hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini.

Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang

telah membantu sehingga selesainya laporan tugas akhir ini.

Jambi, 24 Juni 2021

Penulis

SONIA GINAWATI BR SIMARMATA

C0D018065

Page 9: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ..............................................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

ABSTRACT ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Masalah Pokok Laporan ....................................................... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................. 6

1.3.1 Tujuan Penulisan .................................................... 6

1.3.2 Manfaat Penulisan .................................................. 6

1.4 Metode Penulisan ................................................................. 7

1.4.1 Jenis Data ............................................................... 7

1.4.2 Metode Pengumpulan Data .................................... 7

1.4.3 Metode Analisis ...................................................... 8

1.5 Waktu dan Lokasi Magang ................................................... 8

1.5.1 Waktu Magang ....................................................... 8

1.5.2 Lokasi Magang ....................................................... 9

1.6 Sistematika Penulisan ........................................................... 9

Page 10: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

x

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 11

2.1 Gambaran Pajak Secara Umum ............................................ 11

2.1.1 Defenisi Pajak......................................................... 11

2.1.2 Dasar Hukum Pajak ................................................ 12

2.1.3 Fungsi Pajak ........................................................... 13

2.1.4 Jenis Pajak .............................................................. 14

2.1.5 Surat Pemberitahuan............................................... 15

2.1.6 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak ............................ 17

2.1.7 Hambatan Pemungutan Pajak ................................. 19

2.2 Pajak Pertambahan Nilai ...................................................... 19

2.2.1 Pajak Pertambahan Nilai Sebagai Pengganti Pajak

Penjualan ................................................................ 19

2.2.2 Defenisi Pajak Pertambahan Nilai .......................... 21

2.2.3 Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai ................. 23

2.2.4 Objek Pajak Pertambahan Nilai ............................. 24

2.2.5 Subjek Pajak Pertambahan Nilai ............................ 24

2.2.6 Defenisi Pengusaha ................................................ 25

2.2.7 Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai............ 26

2.2.8 Saat dan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang

................................................................................ 26

2.2.9 Pemungut Pajak Pertambahan Nilai ....................... 27

2.2.10 Faktur Pajak ............................................................ 27

2.2.11 Fungsi Faktur Pajak ................................................ 29

2.2.12 Saat Pembuatan Faktur Pajak ................................. 29

2.2.13 Mekanisme Pengkreditan Pajak Masukan .............. 30

2.3 e-Faktur ................................................................................. 31

2.3.1 Defenisi e-Faktur .................................................... 31

2.3.2 Dasar Hukum Pembuatan e-Faktur ........................ 31

2.3.3 Kriteria Wajib Pajak Membuat e-Faktur ................ 32

2.3.4 Kewajiban Membuat e-Faktur ................................ 32

2.3.5 Pembaharuan e-Faktur ............................................ 34

2.4 Surat Pemberitahuan PajakPertambahan Nilai ..................... 34

Page 11: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

xi

2.4.1 Fungsi Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai

................................................................................ 35

2.4.2 Pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan

Nilai ........................................................................ 36

2.5 e-Faktur Web-Based ............................................................. 36

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 37

3.1 Gambaran Umum Instansi Magang ....................................... 37

3.1.1 Sejarah Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda

Syafis ..................................................................... 37

3.1.1 Tugas dan Fungsi Kantor Konsultan Pajak Kamadie

Sumanda Syafis ..................................................... 38

3.1.2 Struktur Organisasi Kantor Konsultan Pajak Kamadie

Sumanda Syafis ..................................................... 39

3.1.3 Visi dan Misi Kantor Konsultan Pajak Kamadie

Sumanda Syafis ..................................................... 39

3.2 Tata Cara Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) Menggunakan e-Faktur Web-Based

............................................................................................... 41

3.3 Kendala Yang Dihadapi Kantor Konsultan Pajak Kamadie

Sumanda Syafis dalam Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)

Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Menggunakan e-Faktur

Web-Based ............................................................................. 51

BAB IV KESIMPUAN DAN SARAN ........................................................ 52

4.1 Kesimpulan ............................................................................ 52

4.2 Saran ...................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 54

LAMPIRAN ...................................................................................................... 55

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 71

Page 12: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Hal

Tabel 2.1 Tabel Perubahan Sanksi Tidak Menerbitkan Faktur Pajak ...... 30

Page 13: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Hal

Gambar 1.1 Penerimaan Perpajakan 2019-2020 ....................... 3

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Konsultan Pajak

Kamadie Sumanda Syafis ...................................... 37

Page 14: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Hal

Lampiran 1 Foto Kegiatan Magang .......................................... 55

Lampiran 2 Contoh Faktur Pajak .............................................. 56

Lampiran 3 Formulir Permintaan Sertifikat Elektronik ............ 57

Lampiran 4 Contoh Bukti Penerimaan Elektronik SPT PPN

status Nihil dan Kuraang Bayar............................. 58

Lampiran 5 Laporan Catatan Harian Magang .......................... 59

Lampiran 6 Riwayat Hidup ....................................................... 71

Page 15: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

xv

Page 16: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara kepulauan

dengan populasi penduduk terbesar keempat didunia. Dengan penduduk yang

begitu banyak, negara Indonesia membutuhkan anggaran untuk pembiayaan belanja

negara dan pembangunan infrastruktur. Dalam Undang–Undang Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara Pasal 11 Ayat (3) disebutkan bahwa “pendapatan

negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah”.

Berdasarkan Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang–Undang Nomor 16 Tahun 2009

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Ayat (1) berbunyi,

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang–Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar–besarnya kemakmuran rakyat”. Sumber pendapatan negara yang berasal

dari pajak dibagi dalam enam sektor yaitu Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Materai, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB).

Page 17: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

2

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi salah sat penymbang terbesar

pendapatan negara Indonesia. Ini karena PPN dikenakan kepada setiap orang,

berbeda dengan Pajak Penghasilan (PPh) yang hanya dikenakan kepada orang

pribadi atau badan yang memiliki penghasilan.

Gambar 1.1

Penerimaan Perpajakan 2019-2020

PPN baik barang maupun jasa adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi

dalam negeri (didalam pabean) baik konsumsi barang maupun konsumsi jasa.

Barang dan/atau jasa yang dimaksud adalah Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa

Kena Pajak (JKP). Semua barang dan jasa merupakan Barang Kena Pajak dan Jasa

Kena Pajak, kecuali jenis barang dan jenis jasa yang diatur dalam Pasal 4A

Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang–Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai. Untuk

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

2019 2020 2019 2020

818,6

929,9

592,8

685,9

SUMBER : DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

PPh PPN PERTUMBUHAN (%)

9.1 13.6 10.6 15.7

Page 18: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

3

barang dan/atau jasa yang merupakan objek pajak dan dikonsumsi dalam daerah

pabean (impor) akan dikenakan tarif PPN sebesar 10%. Sedangkan untuk barang

dan/atau jasa yang dikonsumsi diluar daerah pabean (ekspor) maka akan dikenakan

tarif PPN sebesar 0%. PPN dikenakan dan disetorkan oleh perusahaan atau

pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan disetor

ke kas negara, tetapi untuk pembebanan PPN ditanggung oleh konsumen akhir.

Pengenaan PPN dilaksanakan dengan membuat faktur pajak sebagai bukti

transaksi. Dengan begitu, penyerahan barang dan/atau penyerahan jasa wajib

dibuat faktur pajak sebagai bukti transaksi penyerahan barang dan atau penyerahan

jasa yang terutang pajak. Untuk pengenaan PPN atas penyerahan dan perolehan

BKP dan/atau JKP berkaitan dengan transaksi penjualan dan pembelian, untuk

transaksi penjualan berkaitan dengan PPN Keluaran, sebaliknya untuk transaksi

pembelian berkaitan dengan PPN Masukan. PPN Masukan merupakan PPN yang

dibayarkan oleh pembeli atau penerima BKP atau JKP kepada perusahaan atau PKP

yang menyerahkan BKP atau JKP, dan untuk PPN Keluaran merupakan PPN yang

harus dipungut oleh perusahaan atau PKP yang telah melakukan penyerahan BKP

atau JKP kepada penerima BKP atau JKP.

Jika pada saat pelaporan PPN Keluaran lebih besar dibandingkan PPN

Masukan, maka akan menjadi kurang bayar dan wajib disetorkan ke kas negara.

Tetapi jika PPN Keluaran lebih kecil daripada PPN Masukan, maka akan menjadi

lebih bayar. Jika yang terjadi adalah lebih bayar maka dapat dikompensasikan ke

masa pajak berikutnya atau diretitusi dengan pengembalian kelebihan pembayaran.

Page 19: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

4

Sistem perpajakan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan

khususnya di bidang PPN. Dalam pelaporan PPN, dilaporkan menggunakan sistem

faktur elektronik yang disebut e-Faktur atau e-Tax Invoice. Sebelum adanya sistem

pelaporan mengunakan e-Faktur ini, faktur pajak dibuat secara manual oleh PKP

dan pelaporannya dilakukan dengan mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

secara langsung. Dengan mendatangi KPP secara langsung untuk melaporkan

pajak, ini membutuhkan waktu yang panjang pula. Faktur pajak secara manual ini

juga sering disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk

mendapatkan keuntungan. Penyalahgunaan yang sering terjadi di antaranya faktur

pajak fiktif, penerbitan faktur pajak oleh non PKP, dan faktur pajak yang terlambat

diterbitkan. Dengan penyalahgunaan faktur pajak yang sering terjadi ini menjadi

alasan penghapusan faktur pajak secara manual dan diubah dengan menggunakan

sistem e-Faktur. E-Faktur adalah faktur pajak yang dibuat melalui aplikasi atau

sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal

Pajak sesuai dengan PER 16/PJ/2014. Aplikasi e-Faktur selalu mengalami

pembaharuan, pembaharuan terakhir melalui pengumuman Nomor PENG-

11/PJ.09/2020 tentang implementasi Nasional Aplikasi e-Faktur 3.0. Penerapan e-

Faktur 3.0 secara nasional sudah berlaku per 1 oktober 2020. Pada aplikasi e-Faktur

3.0 ini tidak hanya memuat pembuatan faktur pajak, tetapi juga bisa untuk melapor

PPN melalui e-Faktur Web-Based.

Salah satu kegiatan perpajakan yang dilakukan pada Kantor Konsultan

Pajak Kamadie Sumanda Syafis adalah pelaporan SPT Masa PPN menggunakan e-

Faktur Web-Based. Wajib pajak yang datang ke Kantor Konsultan Pajak Kamadie

Sumanda Syafis adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan. Tidak

Page 20: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

5

jarang, ada pula Wajib Pajak Orang Pribadi yang juga memiliki Badan Usaha dan

telah dikukuhkan sebagai PKP dan wajib memungut juga melaporkan PPN dan

menjadikan Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafs untuk melaporkan

pajaknya sekaligus. Di sisi lain, pembaharuan aplikasi yang dilakukan oleh DJP

masih belum sepenuhnya dapat dipahami oleh seorang PKP untuk melaporkan SPT

Masa PPNnya sendiri dan memilih untuk melaporkan SPT Masa PPNnya pada

Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis.

Berdasarkan uraian di atas mengenai pembaharuan aplikasi e-Faktur oleh

Direktorat Jenderal Pajak. Saya menyadari pentingnya memahami pelaporan pajak

khususnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) melalui e-Faktur Web-Based, maka

saya tertarik untuk membahas Laporan Tugas Akhir dengan judul “TATA CARA

PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI (PPN) MENGGUNAKAN E-FAKTUR WEB-

BASED PADA KANTOR KONSULTAN PAJAK KAMADIE SUMANDA

SYAFIS”.

1.2 Masalah Pokok Laporan

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi masalah pokok

laporan sebagai berikut:

1. Bagaimana tata cara pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) menggunakan E-Faktur Web-Based di Kantor

Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis?

Page 21: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

6

2. Apa saja Kendala yang dihadapi Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda

Syafis dalam proses pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) masa menggunakan E-Faktur Web-Based?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.3.1 Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakan penulisan laporan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan tata cara pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) masa Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) menggunakan E-Faktur Web-Based di Kantor

Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis.

2. Mengetahui kendala yang dihadapi Kantor Konsultan Pajak Kamadie

Sumanda Syafis dalam tata cara pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) masa

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menggunakan E-Faktur Web-Based.

1.3.2 Manfaat Penulisan

Adapun yang menjadi manfaat penulisan laporan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Menambah wawasan serta memperoleh pengalaman, pengetahuan dan

berinteraksi dengan dunia kerja.

2. Sebagai bahan referensi untuk mengetahui tata cara pelaporan Surat

Pemberitahuan (SPT) masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menggunakan

E-Faktur Web-Based.

Page 22: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

7

3. Salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa untuk menyelesaikan

Studi dan mendapat gelar Ahli Madya.

1.4 Metode Penulisan

1.4.1 Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari Kantor

Kosultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis, yaitu data wajib pajak. Sedangkan data

sekunder adalah data yang telah disediakan oleh Kantor Konsultan Pajak Kamadie

Sumanda Syafis, yaitu data tentang sejarah kantor, struktur organisasi, visi dan misi

kantor.

1.4.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan laporan tugas

akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi)

Dalam metode ini data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan

langsung pada aktivitas yang dijalankan oleh Kantor Konsultan Pajak

Kamadie Sumanda Syafis yang berkaitan dengan objek penulisan laporan

tugas akhir.

2. Wawancara (Interview)

Kegiatan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada staf ataupun

pegawai di Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis untuk

Page 23: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

8

mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan tugas

akhir.

3. Berdasarkan data tertulis (Arsip)

Data diperoleh berdasarkan catatan kegiatan atau informasi dari berbagai

macam bentuk yang dibuat oleh lembaga, organisasi, maupun perseorangan.

4. Menelusuri/Mencari (Browsing/Searching)

Proses pencarian data yang berkaitan dengan laporan tugas akhir dengan

menjelajahi dunia maya atau internet.

1.4.3 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini

adalah metode analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan

keadaaan dari data yang telah diperoleh, dikumpulkan dalam bentuk uraian kalimat

berdasarkan keterangan dari pihak–pihak yang berhubungan langsung dengan

laporan ini. Hasil analisis tersebut kemudian diinterprestasikan untuk memberikan

gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang diajukan.

1.5 Waktu dan Lokasi Magang

1.5.1 Waktu Magang

Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan dimulai dari

tanggal 01 Februari 2021 sampai 08 April 2021.

Page 24: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

9

1.5.2 Lokasi Magang

Kegiatan magang ini dilaksanakan di Kantor Komsultan Pajak Kamadie

Sumanda Syafis yang beralamat di Jalan Multatuli No. 17 RT 02 Mayang

Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Telp: 07413613896

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, pokok pembahasan dibagi menjadi

IV (empat) bab dan masing–masing bab terbagi menjadi beberapa sub bab, adapun

ringkasan isi setiap bab pada laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang penulisan laporan tugas akhir yang

meliputi latar belakang , masalah pokok laporan, tujuan dan

manfaat penulisan, metode penulisan, waktu dan lokasi magang,

serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan

sebagai dasar untuk mendukung dan mendeskripsikan pembahasan

yang berhubungan dengan data yang ditemukan selama magang,

yang berkaitan erat dengan judul dan pokok bahasan laporan.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang gambaran umum Kantor Konsultan

Pajak Kamadie Sumanda Syafis, tata cara pelaporan Pajak

Page 25: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

10

Pertambahan Nilai (PPN) menggunakan E-Faktur Web-Based dan

kendala yang dihadapi.

BAB IV : SIMPULAN

Pada bab ini berisi ringkasan dari permasalahan, pemecahan

masalah dan segala sesuatu yang masih perlu ditingkatkan guna

perbaikan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 26: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Pajak Secara Umum

2.1.1 Definisi Pajak

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 Ayat (1) yang berbunyi

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Defenisi pajak Menurut Dr. N.J Feldman (Resmi, 2017: 1) pajak adalah

prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut

norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan

semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum

Selain itu definisi pajak juga dikemukakan oleh Rochmat Soemitro

(Mardiasmo, 2019: 3) yang menyebutkan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada

kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat jasa timbal balik (kontrasprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Page 27: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

12

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta

aturan pelaksanaannya;

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah;

3. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bila

dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai

public investment.

2.1.2 Dasar Hukum Pajak

Dasar hukum perpajakan di Indonesia diatur melalui pasal 23A UUD 1945

yang berbunyi, “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan

negara diatur dengan undang-undang”. Dan dasar hukum lainnya adalah:

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 Tentang

Pengadilan Pajak.

4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

Tentang Pajak Penghasilan.

Page 28: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

13

5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009

Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas

Barang Mewah.

6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1994 sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994

Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

7) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1985 sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Bea

Materai.

8) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1997 sebagaimana

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

9) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah.

10) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang

Pengampunan Pajak.

2.1.3 Fungsi Pajak

Menurut Waluyo (2017: 6) terdapat dua fungsi yaitu:

1. Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Page 29: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

14

Sebagai contoh: Dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan

dalam negeri.

2. Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan

di bidang sosial dan ekonomi.

Sebagai contoh: Dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman

keras dapat ditekan, demikian pula terhadap barang mewah.

2.1.4 Jenis Pajak

Menurut Resmi (2017: 7) jenis pajak dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu

penggolongan menurut golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga

pemungutannya.

1. Menurut golongannya, jenis pajak terdiri dari:

a. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus dipikul/ditanggung sendiri

oleh Wajib Pajak dan tidak dilimpahkan/dibebankan kepada orang

lain/pihak lain.

b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang akhirnya dapat

dibebankan/dilimpahkan kepada orang lain/pihak ketiga.

2. Menurut sifatnya, jenis pajak terdiri dari:

a. Pajak Subjektif, adalah pajak yang penanganannya memperlihatkan

pada keadaan pribadi wajib pajak/pengenaan pajak yang

memperlihatkan pada subjeknya.

b. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada

objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan peristiwa yang

Page 30: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

15

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa

memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak (WP) maupun tempat

tinggal.

3. Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak terdiri dari:

a. Pajak Negara (Pajak Pusat), adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

Negara pada umumnya.

b. Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik

Daerah Tingkat I (pajak provinsi) maupun Daerah Tingkat II (pajak

kabupaten/kota), dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah

masing–masing.

2.1.5 Surat Pemberitahuan

1. Pengertian Surat Pemberitahuan

Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 Angka 11 menyatakan bahwa Surat

Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk

melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan

objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

2. Fungsi Surat Pemberitahuan

a. Bagi Wajib Pajak, adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya

terutang dan untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang

Page 31: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

16

telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau

pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak, melaporkan

penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak,

melaporkan harta dan kewajiban, melaporkan pembayaran dari

pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak

orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan perpajakan..

b. Bagi PKP, adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang

dan untuk melaporkan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak

Keluaran1 dan melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah

dilaksanakan sendiri oleh PKP dan/atau melalui pihak lain dalam satu

Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

c. Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak, adalah sebagai sarana untuk

melaporkan dan mempertanggungjwabkan pajak yang dipotong atau

dipungut dan disetorkannya.

3. Jenis Surat Pemberitahuan

Secara garis besar SPT dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. SPT Masa adalah SPT untuk suatu Masa Pajak. Yang meliputi SPT Masa

Pajak Penghasilan, SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai, SPT Masa Pajak

Pertambahan Nilai bagi Pemungut PPN.

1 Pajak Keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan

BKP, penyerahan JKP, ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak Berwujud, dan/atau ekspor JKP.

Page 32: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

17

b. SPT Tahunan adalah SPT untuk suatu Tahun. Yaitu SPT Tahunan Pajak

Penghasilan.

2.1.6 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Hak dan Kewajiban Wajib Pajak dirumuskan dalam Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu

sebagai berikut:

1. Kewajiban Wajib Pajak

a. Kewajiban Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri ke KPP atau KP2KP

untuk memperoleh NPWP.

b. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang telah memiliki

NPWP, wajib untuk dikukuhkan sebagai PKP apabila telah memenuhi

persyaratan subjektif dan objektif.

c. Kewajiban Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran, pemotongan,

atau pemungutan dan pelaporan pajak.

d. Kewajiban dalam hal diperiksa untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, maka Wajib Pajak

diharuskan:

1) Menunjukkan atau meminjamkan buku atau catatan maupun

dokumen yang menjadi dasarnya, atau dokumen lain yang

berkaitan dengan penghasilan yang diperoleh kegiatan usaha,

pekerjaan bebas Wajib Pajak, ataupun objek lain yang terutang

pajak.

Page 33: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

18

2) Memberikan kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki

tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan

kepada pemeriksa demi kelancaran pemeriksaan.

3) Apabila dalam waktu menyampaikan pembukuan, pencatatan, atau

dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh

suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk

merahasiakan itu ditiadakan oleh pemerintah untuk keperluan

pemeriksaan.

2. Hak Wajib Pajak

a. Hak atas kelebihan pembayaran pajak. setiap pembayaran Wajib Pajak

yang dilaporkan ke KPP ternyata terdapat kelebihan pembayaran maka

dapat dikembalikan kepada Wajib Pajak.

b. Hak dalam pemeriksaan. Direktorat Jenderal Pajak melakukan

pemeriksaan dengan tujuan menguji kepatuhan Wajib Pajak dan tujuan

lain, misalnya hak untuk menanyakan surat perintah pemeriksaan, hak

untuk meminta tanda pengenal petugas pemeriksaan, hak untuk

meminta penjelasan alasan dilakukan pemeriksaan, hak untuk meminta

alasan perbedaan atau selisih hasil pemeriksaan, hak untuk hadir dalam

pembahasan hasil akhir pemeriksaan.

c. Hak Wajib Pajak untuk mengajukan mengajukan keberatan, banding,

dan peninjauan kembali atas hasil pemeriksaan.

d. Hak untuk dijaga kerahasiaan data.

Page 34: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

19

2.1.7 Hambatan Pemungutan Pajak

Dalam Mardisamo (2019: 12) dijelaskan tentang hambatan terhadap

pemungutan pajak yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu sebagai

berikut:

1. Perlawanan Pasif

Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak yang dapat disebabkan oleh:

a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.

b. Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami oleh masyarakat.

c. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik.

2. Perlawanan Aktif

Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang dilakukan oleh

Wajib Pajak dengan tujuan untuk menghindari pajak.

Bentuknya antara lain:

a. Tax avoidance, usaha untuk meringankan beban pajak dengan tidak

melanggar undang-undang.

b. Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar

undang-undang (menggelapkan pajak).

2.2 Pajak Pertambahan Nilai

2.2.1 Pajak Pertambahan Nilai Sebagai Pengganti Pajak Penjualan

Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax) untuk pertama kali

diperkenalkan oleh Carl Friedrich von Siemens, seorang industrialis dan konsultan

pemerintah Jerman pada tahun 1919. Namun ironisnya justru Pemerintah Prancis

yang pertama kali menerapkan PPN dalam sistem perpajakannya pada tahun 1954,

Page 35: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

20

sedangkan Jerman baru menerapkannya pada awal awal tahun 1968. Indonesia baru

mengadopsi PPN pada tanggal 1 April 1985 menggantikan Pajak Penjualan (PPn)

yang sudah berlaku di Indonesia sejak tahun 1951. Proses penggantian ini

merupakan salah satu rangkaian perombakan sistem perpajakan nasional yang

dikenal sebagai Tax Reform 1983.

Alasan penggantian ini karena PPN dirasa sudah tidak lagi memadai untuk

menampung kegiatan masyarakat dan belum mencapai sasaran kebutuhan

pembangunan, anatara lain untuk meningkatkan penerimaan negara, mendorong

ekspor, dan pemerataan pembebanan pajak.

Beberapa Kelemahan Pajak Penjualan (PPn), antara lain:

1. Adanya pajak berganda.

2. Bermacam-macam tarif (ada 7 macam tarif), sehingga menimbulkan

kesulitan dalam pelaksanaannya.

3. Tidak mendorong ekspor.

4. Belum dapat mengatasi penyelendupan.

Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Menghilangkan pajak berganda.

2. Menggunakan tarif tunggal, sehingga memudahkan pelaksanaan.

3. Netral dalam persaingan dalam negeri.

4. Netral dalam perdagangan internasional.

5. Netral dalam pola konsumsi.

6. Dapat Mendorong ekspor.

Page 36: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

21

2.2.2 Defenisi Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai atau Value Added Tax adalah jenis pajak atas

konsumsi dalam negeri, dipungut secara tidak langsung, secara berjenjang sebesar

nilai tambah. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari

Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) dalam peralihannya dari

produsen ke konsumen.

Dalam Sukardji (2017: 1) PPN digambarkan dengan 8 karakter yaitu

sebagai berikut:

1. PPN Adalah Pajak Tidak Langsung

Skema ini menggambarkan pengertian PPN ditinjau dari sudut ilmu hukum

yaitu suatu jenis pajak yang menempatkan kedudukan pemikul beban pajak

dengan kedudukan penanggung jawab pembayaran pajak ke kas negara pada

pihak-pihak yang berbeda.

2. PPN Adalah Pajak Objektif

Sebagai pajak objektif mengandung pengertian bahwa timbulnya kewajiban

pajak dibidang PPN sangat ditentukan oleh adanya objek pajak. Kondisi

subjektif subjek pajak tidak relevan.

3. PPN Bersifat Multi Stage Levi

Multi Stage Levi mengandung pengertian bahwa PPN dikenakan pada setiap

rantai dan jalur distribusi BKP atau JKP.

4. Perhitungan PPN Terutang untuk Dibayar ke Kas Negara Menggunakan

Indirect Subtraction Method (ISM)

Page 37: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

22

Indirect Subtraction Method adalah metode perhitungan PPN yang akan

disetor ke kas negara dengan cara mengurangkan pajak atas perolehan

dengan pajak atas penyerahan barang atau jasa.

5. PPN Bersifat Non Kumulatif

PPN yang bersifat Multi Stage Levi namun bersifat non kumulatif yaitu tidak

menimbulkan pengenaan pajak berganda, merupakan suatu kontradiksio in

terminis. Pada ummnya suatu jenis pajak yang dikenakan berulang-ulang

pada setiap mata rantai jalur distribusi, akan menimbulkan pajak berganda.

Ternyata PPN mengingkari fenomena ini.

6. PPN Indonesia Menganut Tarif Tunggal (Single Rate)

PPN di Indonesia menganut tarif tunggal yang dalam UU PPN 1984

ditetapkan sebesar 10%. Dengan Peraturan Pemerintah tarif ini dapat

dinaikkan paling tinggi menjadi 15% atau diturunkan paling rendah menjadi

5%. Sisi negatif tarif tunggal ini adalah mempertajam regresivitasi PPN.

7. PPN Adalah Pajak Atas Konsumsi Dalam Negeri

Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka PPN hanya di kenakan atas

barang yang dikonsumsi didalam daerah pabean Republik Indonesia.

8. PPN yang Diterapkan di Indonesia Adalah PPN Tipe Konsumsi

(Consumption type VAT)

Dilhat dari sisi perlakuan terhadap barang modal, PPN Indonesia termasuk

tipe konsumsi (comsumption tupe VAT) artinya seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk perolehan barang modal dapat dikurangi dari masukan

(input tax) atas perolehan barang modal dapat dikreditkan dengan pajak

keluaran (output tax) sehingga barang modal dikenai PPN hanya satu kali.

Page 38: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

23

2.2.3 Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai

Undang-Undang yang mengatur pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983. Undang-Undang ini semula akan

mulai berlaku sejak 1 Juli 1984, oleh karena itu dalam pasal 20 ditentukan bahwa

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 ini dapat disebut dengan nama Undang-

Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984. Dengan Peraturan Pemerintah Penganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1984, berlakunya Undang-Undang ini ditunda

sampai dengan selambat-lambatnya awal tahun 1986. Kemudian dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 1 Tahun 1985, Undang-Undang ini ditetapkan mulai berlaku

sejak 1 April 1985

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 telah diubah dengan tiga kali

perubahan, yaitu:

1. Mulai 1 Januari 1995 diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun

1994 meliputi pasal 1 sampai dengan pasal 17 berurutan.

2. Mulai 1 Januari 2001 diubah untuk yang kedua kalinya dengan Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2000 meliputi Pasal 1 sampai dengan Pasal 16C

namun tidak berurutan.

3. Mulai 1 April 2010 diubah untuk yang ketiga kalinya dengan Undang-

Undang Nomor 42 Tahun 2009 meliputi Pasal 1 sampai dengan Pasal 16F.

Page 39: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

24

2.2.4 Objek Pajak Pertambahan Nilai

Objek Pajak Pertambahan Nilai diatur dalam Pasal 4, Pasal 16C, dan Pasal

16D Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terahir

dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009. Objek PPN dapat dikelompokkan

menjadi 2 jenis yaitu:

1. Barang Kena Pajak

BKP adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat

berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak dan barang tidak

berwujud yang dikenakan PPN.

2. Jasa Kena Pajak

JKP adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau

perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau

kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa atau yang

dilakukan untuk menghasilkaan barang karena pesanan atau permintaan

dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan yang dikenakan PPN.

Sedangkan untuk BKP dan JKP yang tidak termasuk Objek PPN diatur

dalam Pasal 4A Nomor (2) dan (3) Undang-Undang Pajak Petambahan Nilai 1984.

2.2.5 Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Subjek Pajak Pertambahan Nilai tersirat dibalik ketentuan yang mengatur

tentang objek pajak, yaitu berdasarkan Pasal 4, Pasal 16C dan Pasal 16D Undang-

Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009. Dari ketiga pasal tersebut

dapat diketahui bahwa subjek Pajak Pertambahan Nilai dapat dikelompokkan

Page 40: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

25

menjadi dua, yaitu Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan bukan Pengusaha Kena Pajak

(bukan PKP)

2.2.6 Defenisi Pengusaha

Defenisi pengusaha menurut UU PPN Tahun 1984 Pasal 1 Ayat (14) adalah

orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha ata

pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang,

melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar

Daerah Pabean2, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau

memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.

Pengusaha terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

1. Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang

peredaran brutonya melebihi Rp. 4.800.000.000 per tahun. Dalam

penjualannya, wajib mengeluarkan faktur pajak dan mengadministrasikan

PPN. Dan dapat melakukan pencabutan PKP dengan ketentuan tertentu.

2. Bukan Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau

penyerahan Jasa Kena Pajak tidak melebihi Rp. 4.800.000.000 per tahun.

Dalam penjualannya tidak mengeluarkan faktur pajak. Dan dapat memilih

untuk dijadikan Pengusaha Kena Pajak.

2 Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan

ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen

yang di dalamnya berlaku Undang-Undang yang mengatur mengenai kepabeanan.

Page 41: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

26

2.2.7 Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

Bersasarkan Pasal 1 Angka 17 UU PPN Tahun 1984, yang menjadi Dasar

Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai

Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung

pajak yang terutang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

2.2.8 Saat dan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang

Dalam Mardiasmo (2019: 370) saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai

adalah sebagai berikut:

1. Penyerahan BKP atau JKP.

2. Impor BKP.

3. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean didalam Daerah

Pabean.

4. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean.

5. Ekspor BKP Berwujud.

6. Ekspor BKP Tidak Berwujud.

7. Ekspor JKP.

Sesuai dengan Pasal 12 UU PPN Tahun 1984, Tempat terutang Pajak

Pertambahan Nilai adalah:

1. Ditempat tinggal, atau tempat kedudukan dan/atautempat kegiatan usaha

dilakukan atau tempat lain selain tempat tersebut yang diatur dengan

Peraturan Direktorat Jenderal Pajak.

2. Atas pemberitahuan tertulis dari PKP, DJP dapat menetapkan 1 (satu)

tempat atau lebih sebagai tempat terutang pajak

Page 42: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

27

3. Dalam hal impor, terhutangnya pajak terjadi ditempat Barang Kena Pajak

dimasukkan dan dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

4. Orang Pribadi atau Badan yang memanfaatkan BKP tidak berwujud

dan/atau JKP dari luar pabean, terutang pajak di tempat tinggal atau tempat

kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha.

2.2.9 Pemungut Pajak Pertambahan Nilai

Pemungut PPN dirumuskan dalam Pasal 1 angka 27 UU PPN 1984 yaitu

“Pemungut Pajak Pertambahan Nilai adalah bendahara pemerintah, badan, atau

instansi pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut,

menyetor, dan meaporkan pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak atas

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada bendahara

pemerintah, badan atau instansi pemerintah tersebut”.

Dari definisi tersebut dapat diketahui unsur-unsur sebagai berikut:

1. Bendahara pemerintah, badan atau instansi pemerintah

2. Penunjukan oleh menteri keuangan

3. Kewajibannya memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang

4. Objek pemungutannya adalah penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP

5. Yang melakukan penyerahan adalah PKP.

2.2.10 Faktur Pajak

1. Definisi Faktur Pajak

Definisi Faktur Pajak diatur dalam UU PPN Tahun 1984 Pasal 1 Angka 23

yaitu “Faktur Pajak adalah bukti pungutan yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak

Page 43: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

28

yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak”. Faktur

Pajak berfungsi sebagai bukti bahwa PKP telah melakukan pemungutan PPN sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Bedasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.011/2013

Tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur

Pajak ada dua macam bentuk Faktur Pajak, yaitu:

a. Elektronik

Faktur Pajak yang dibuat secara elektronik sesuai Peraturan Direktur

Jenderal Pajak mengenai tata cara pembuatan Faktur Pajak yang

berbentuk elektronik, untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak

dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak.

b. Kertas (hardcopy)

Faktur Pajak yang dibuat tidak secara elektronik (yang dikenal dengan

sebutan e-Faktur) berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak untuk

setiap penyerahan dan/atau ekspor Barang Kena Pajak dan/atau

penyerahan dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak.

2. Penghapusan Faktur Pajak Manual (kertas)

Faktur Pajak manual sudah dihapus sejak diberlakukannya pembuatan dan

pelaporan faktur pajak secara elektronik melalui e-Faktur oleh pemerintah. Hal ini

diatur dalam Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara

Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik. Alasan penghapusan

Faktur Pajak Manual dan digantikan dengan Faktur Pajak Elektronik atau yang

lebih dikenal dengan sebutan e-Faktur adalah untuk kemudahan dan kenyamanan

Page 44: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

29

dalam urusan perpajakan bagi PKP dan meminimalisir munculnya permasalahan

dalam faktur pajak.

2.2.11 Fungsi Faktur Pajak

Bedasarkan Pasal 19 PMK Nomor 151/PMK.03/2013 bagi Pengusaha Kena

Pajak, faktur pajak berfungsi sebagai bukti pemungutan pajak. sedangkan bagi

pembeli Barang Kena Pajak dan/atau pemanfaat Jasa Kena Pajak berfungsi sebagai

bukti pembayaran pajak, bukti pembebanan pajak, sarana untuk mengkreditkan

Pajak Masukan3/Restitusi4.

2.2.12 Saat Pembuatan Faktur Pajak

Sebagaimana yang termuat dalam UU PPN Tahun 1984 PKP wajib

membuat fakur pajak pada saat:

1. Penyerahan BKP dan/atau JKP.

2. Penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum

penyerahan BKP dan/atau sebelum penyerahan JKP.

3. Penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap

pekerjaan.

4. Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan.

3 Pajak Masukan adalah PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh PKP karena perolehan BKP

dan/atau perolehan JKP dan/atau pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean

dan/atau ekspor JKP. 4 Restitusi adalah pengajuan pengembalian pembayaran pajak berlebih oleh wajib pajak kepada

negara.

Page 45: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

30

Tabel 2.1

Tabel Perubahan Sanksi Tidak Menerbitkan Faktur Pajak

No Undang-Undang Sanksi

1. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 2% dari DPP

2. Undang-Undang Cipta Kerja 1% dari DPP

Sumber: Undang-Undang Cipta Kerja

2.2.13 Mekanisme Pengkreditan Pajak Masukan

Mekanisme Pengkreditan Pajak Masukan tersirat dalam Pasal 9, Pasal 16B

Ayat 2 dan Ayat 3 UU PPN Tahun 1984, Pasal 15 dan Pasal 16 Peraturan

Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012, Peraturan Menteri Keuangan Nomor

74/PMK.03/2010 Tanggal 31 Maret 2010, Peraturan Menteri Keuangan Nomor

78/PMK.03/2010 Tanggal 5 April 2010.

Dalam peraturan di atas terkandung 3 (tiga) prinsip pengkreditan Pajak

Masukan. Yaitu:

1. Pajak Masukan di kreditkan dalam suatu masa pajak yang sama

2. Pajak Masukan atas perolehan barang modal sebelum berproduksi, sehingga

belum melakukaan peyerahan kena pajak, dapat dikreditkan.

3. Pajak Masukan dapat dikreditkan sepanjang untuk perolehan BKP atau JKP

yang digunakan berhubungan langsung dengan kegiatan usaha melakukan

penyerahan kena pajak.

Page 46: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

31

2.3 e-Faktur

2.3.1 Definisi e-Faktur

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-16/PJ/2014

Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik

Pasal 1 Ayat (1) Faktur Pajak berbentuk elektronik, yang selanjutnya disebut e-

Faktur, adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik

yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

2.3.2 Dasar Hukum Pembuatan e-Faktur

Dasar hukum pembuatan e-Faktur di Indonesia diatur Berdasarkan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-16/PJ/2014 Tentang Tata Cara

Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik Pasal 1 Ayat (1) dan

dasar hukum lainnya adalah:

1. UU Nomor 42 TAHUN 2009 tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 8

TAHUN 1983 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBM.

2. PMK-151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara

Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak.

3. PER-17/PJ/2014 tentang Perubahan Kedua atas PER-24/PJ/2012 tentang

Bentuk, Ukuran, Prosedur Pemberitahuan dalam rangka Pembuatan, Tata

Cara Pengisian Keterangan, Pembetulan atau Penggantian, dan Pembatalan

Faktur Pajak.

4. PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak

berbentuk Elektronik.

Page 47: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

32

2.3.3 Kriteria Wajib Pajak Membuat e-Faktur

Wajib Pajak yang memenuhi kriteria sebagai penerbit e-Faktur sesuai

dengan peraturan yang berlaku adalah, di antaranya:

1. Memiliki NPWP Badan

2. Memiliki EFIN Badan

3. Dikukuhkan sebagai PKP

4. Mengajukan Kode Aktivasi dan ‘Password’ e-Nofa

5. Memiliki Sertifikat Elektronik

Berdasarkan KEP-136/PJ/2014 tentang Penetapan PKP yang Diwajibkan

Membuat Faktur Pajak Elektronik, maka PKP yang dapat meminta NSFP

Online hanya PKP yang memiliki Sertifikat Elektronik (SE/Digital

Certificate). Fungsi Sertifikat Elektronik ini sebagai pelindung kerahasiaan

data pada saat penyampaian SPT Tahunan Pajak dan memiliki masa berlaku

hingga 2 tahun.

6. Mengajukan NSFP (Nomor Seri Faktur Pajak)

Berdasarkan KEP-136/PJ/2014 tentang Penetapan PKP yang Diwajibkan

Membuat e-Faktur, maka PKP yang meminta Nomor Seri Faktur Pajak

Online harus sudah memiliki Sertifikat Elektronik (Digital Certificate).

2.3.4 Kewajiban Membuat e-Faktur

Melalui Pengumuman Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan

Republik Indonesia Nomor PENG-11/PJ.09/2020 tentang Implementasi Nasional

Aplikasi e-Faktur Desktop Versi 3.0. Implementasi prepopulated PM dan SPT

Masa PPN pada aplikasi e-Faktur 3.0 dilakukan secara bertahap.

Page 48: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

33

1. Dimulai terbatas pada 4 PKP di lingkungan KPP Wajib Besar pada Februari

2020.

2. Dilanjutkan perluasan implementasi pada 31 PKP terdaftar di KPP Wajib

Pajak Besar dan KPP Madya Jakarta pada 10 Juni 2020.

3. Pada 1 Agustus 2020, dilakukan implementasi pada seluruh PKP di KPP

Wajib Pajak Besar, seluruh PKP di KPP Madya di Jakarta dan 19 PKP

terdaftar di KPP Madya dan Pratama di luar Jakarta.

4. Implementasi selanjutnya adalah 1 September 2020 untuk 5 PKP terdaftar

di KPP Pratama yang telah menyampaikan usulan.

5. Implementasi secara nasional dilakukan pada 1 Oktober 2020 untuk Masa

Pajak September 2020.

Untuk dapat menggunakan aplikasi e-Faktur 3.0, anda harus telah terdaftar

sebagai pengguna e-Faktur 3.0. Dalam hal anda sudah ditetapkan sebagai

pengguna e-Faktur 3.0, anda dapat mendownload aplikasi terbaru

di efaktur.pajak.go.id. Apabila perusahaan Wajib Pajak belum/tidak ditunjuk

sebagai pengguna aplikasi e-Faktur 3.0 tetapi sudah terlanjur melakukan instalasi

aplikasi e-Faktur 3.0 maka wajib pajak tetap dapat menggunakan aplikasi e-Faktur

3.0 dan tidak perlu kembali ke e-Faktur 2.2. Tetapi anda tidak dapat menggunakan

fitur tambahan yang ada di e-Faktur 3.0. Ketika perusahaan anda sudah ditetapkan

sebagai PKP pengguna e-Faktur 3.0 atau sudah melakukan instalasi e-Faktur 3.0,

perusahaan anda tidak dapat lagi menggunakan e-Faktur 2.2 ata versi lama.

PKP yang telah ditunjuk sebagai PKP yang wajib menggunakan e-Faktur

tidak diperkenankan lagi untuk membuat Faktur Pajak berbentuk kertas. Apabila

Page 49: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

34

setelah ditunjuk sebagai PKP e-Faktur namun PKP tersebut tidak membuat Faktur

Pajak berbentuk elektronik maka PKP dianggap tidak membuat Faktur Pajak.

2.3.5 Pembaharuan e-Faktur

Aplikasi e-Faktur sendiri telah banyak mengalami pembaruan sejak mulai

diberlakukan penggunaannya secara serentak untuk seluruh PKP. e-Faktur

mengalami empat kali update yakni pada 2016 ketika meluncurkan e-Faktur versi

1.0.0.46. Selanjutnya pada September 2017, e-Faktur update dengan e-Faktur versi

2.0. Melakukan update kembali e-Faktur versi 2.1 pada Mei 2018. Dan terakhir DJP

kembali melakukan update e-Faktur versi 3.0 pada 1 Oktober 2020.

e-Faktur 3.0 adalah aplikasi versi terbaru yang disediakan oleh DJP untuk

membuat Faktur Pajak elektronik. e-Faktur 3.0 juga dilengkapi dengan fitur

otomasi yang tidak perlu input data Pajak Masukan secara manual seperti versi

sebelumya karena telah tersedia by system. Salah satu keunggulan yang dimiliki e-

Faktur 3.0 ini adalah adanya fitur prepopulated Pajak Masukan. Dengan adanya

fitur prepopulated ini, pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN tidak lagi

menggunakan aplikasi e-Filing karena pelaporan dilakukan melalui e-Faktur Web

Based yang seluruh data Faktur PK, PM, dokumen lain yang telah di-upload,

tersedia saat akan melaporkan SPT Masa PPN.

2.4 Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai

Dalam Pasal 3A Ayat (1) UU PPN 1984 yang berbunyi, “Pengusaha yang

melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, huruf

c, huruf f, huruf g, dan huruf h, kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan

Page 50: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

35

oleh Menteri Keuangan, wajib melaporkan usahanya Untuk dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak dan wajib memungut, menyetor, dan melaporakan Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang”.

Undang-Undang tersebut merupakan refleksi dari ketentuan Pasal 3 ayat (1)

UU KUP yang menentukan “Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat

Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan menggunkan huruf Latin, angka

Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menadatangani serta menyampaikannya ke

Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan”. Yang

dimaksud dengan mengisi SPT adalah Formulir SPT dalam bentuk elektronik, yang

benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang diberikan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan.

2.4.1 Fungsi Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai

Fungsi Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai bagi PKP adalah

untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah PPN dan

PPnBM sebenarnya terutang dan untuk :

1. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran.

2. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilakukan sendiri oleh pkp

atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak.

3. Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak berfungsi sebagai sarana untuk

melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau

dipungut dan disetorkan.

Page 51: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

36

2.4.2 Pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai

menggunakan e-Faktur Web-Based

Dalam UU PPN Tahun 1984 Pasal 15A Ayat (2) yang berbunyi, “Surat

Pemberitahan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan

berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. Untuk pelaporan Pajak Pertambahan

Nilai, saat ini menggunkan e-Faktur Web-Based.

2.5 e-Faktur Web-Based

e-Faktur Web Based adalah aplikasi berbasis web untuk pelaporan SPT

Masa PPN yang dapat diakses online, dari mana saja, kapan saja, selama

tersambung dengan koneksi internet. Direktur Jenderal Pajak melalui pengumuman

pada laman resmi djp.online telah menetapkan penggunaan e-faktur berbasis web

ini sejak awal bulan oktober 2020. Fitur ini disediakan untuk membantu dan

mempermudah Wajib Pajak dalam hal pelaporan SPT Masa PPN yang sudah kita

upload di e-Faktur 3.0 tanpa perlu menggunakan file CSV. Hal yang perlu

diperhatikan untuk dapat mengakses aplikasi Web Based ini adalah harus

menggunakan browser yang sudah terinstal dengan sertifikat elektronik

Page 52: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

37

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Instansi Magang

3.1.1 Sejarah Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis

Kantor Konsultan Pajak dan Pelatihan Perpajakan “tax learning” resmi

berdiri pada tanggal 2 November 2015 yang diresmikan oleh Hj. Yuliana Fasha

yang disaksikan oleh Ketua IKPI Cab. Jambi (Nurlena). Kantor tersebut dipimpin

langsung oleh Kamadie Sumanda Syafis, S.E., M.Acc., BKP., CA. Beliau telah

mencari Ilmu terutama di bidang Perpajakan mulai dari staf hingga pada level

tenaga ahli yang didapat ditanah jawa tepatnya di Kota Yogyakarta, atau sering

dikenal dengan Kota Pelajar sejak 2016. Beliau juga pernah menjabat sebagai

sekertaris Ikatan Konsultan Pajak Indonesia cabang Jambi. Saat ini Beliau juga

menjadi tenaga pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Lokasi Kantor beralamat di Jalan Multatuli No 17 Kelurahan Mayang

Mangurai, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi. Kehadiran kantor tersebut

merupakan wujud dari perkembangan ekonomi masyarakat Jambi semakin

banyak. Kegiatan usaha yang dilakukan dalam bentuk barang atau jasa tidak akan

terpisah dari Pajak. Pajak yang dimaksud ialah Pajak Pusat dan Pajak daerah. Era

digital yang pesat mempengaruhi perkembangan pelayanan perpajakan sehingga

untuk proses pelaporan dan pembayaran menggunakan data elektronik. Sehingga

memudahkan Wahib Pajak dalam hal pelaporan pajak. Tetapi hal ini dalam

prakteknya masih sulit karena tidak didukung dengan kemampuan pengetahuaan

masyarakat saat ini.

Page 53: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

38

3.1.2 Tugas dan Fungsi Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis

Kantor ini didirikan selain untuk membantu masyarakat dalam proses

pengurusan perpajakan pusat juga membantu untuk mensosialisasikan aturan

perpajakan melalui pelatihan perpajakan. Pelatihan pajak ini tidak ditujukan pada

perusahaan saja melainkan mahasiswa dan masyarakat umum. Pelatihan tersebut

lebih menyelaraskan praktek dan teori sehingga tidak jauh ketimpangan yang ada.

Pelatihan ini juga diisi pengajar/instruktur yang berpengalaman mulai dari

konsultan pajak, pegawai pajak dan dosen.

Pemeriksaan Pajak menjadi hal yang dihindari oleh Wajib Pajak. Kantor

ini memberikan solusi yang perlu dihadapi dalam rangka pemeriksaan pajak oleh

petugas Pajak. Pemeriksaan perlu dihadapi dengan bijak, karena perbedaan dalam

analisi dan menafsirkan sesuatu. Jasa yang juga diberikan berupa pendampingan

pemeriksaan.

Page 54: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

39

3.1.3 Struktur Organisasi Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda

Syafis

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis

Sumber : Kantor Konsulan Pajak Kamadie Sumanda Syafis

3.1.4 Visi dan Misi Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kantor Konsutan Pajak

Kamadie Sumanda Syafis mengemban visi dan misi sebagai berikut :

1. Visi

Yang menjadi misi pada Kantor Konsutan Pajak Kamadie Sumanda Syafis

adalah menjadi Konsultan Pajak terbaik di Provinsi Jambi tahun 2030.

2. Misi

Yang menjadi misi pada Kantor Konsutan Pajak Kamadie Sumanda Syafis

adalah:

a. Mengemban keilmuan serta keterampilan dibidang Perpajakan dan

Akuntansi

Pegawai Tetap dan Pegawai Magang

PimpinanKamadie Sumanda

Syafis

Staf Div. Akuntansi dan Kerjasama

-

Staf Div. KonsultanDimas Agung Ramadhan

Page 55: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

40

b. Meningkatkan keilmuan Klien di bidang Perpajakan dan Akuntansi

c. Memberikan pemahaman Perpajakan yang baik terhadap seluruh

masyarakat.

Page 56: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

41

3.2 Tata Cara Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) Menggunakan e-Faktur Web-Based

Semua dokumen yang telah diunggah pada aplikasi e-Faktur 3.0 akan

otomatis tersaji di e-Faktur Web-Based. e-Faktur Web-Based adalah aplikasi yang

dapat digunakan untuk melaporkan SPT Masa PPN. e-Faktur Web-Based dapat

diakses pada alamat https://web-efaktur.pajak.go.id. Untuk mengakses aplikasi ini,

gunakanlah browser yang telah terinstal dengan sertifikat elektronik yang telah

dimiliki.

1. Buka aplikasi menggunakan browser, disarankan menggunakan browser

Chrome/Firefox. (dalam pelaporan ini saya menggunakan browser Chrome)

Page 57: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

42

2. Buka menu setelan dan cari dengan ketik kata kunci “sertifikat”, kemudian

klik “kelola sertifikat”. Langkah ini adalah salah satu syarat untuk

menggunakan E-Faktur Web-Based.

3. Setelah daftar sertifikat yang ada di browser muncul, klik import dan pilih

sertifikat elektronik Anda dan masukkan PASSPHRASE. Kemudian tutup

browser anda.

Page 58: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

43

4. Buka kembali browser anda, dengan mengakses alamat https://web-

efaktur.pajak.go.id. Jika instalasi sertifikat elektronik telah berhasil, maka

saat Anda mengakses aplikasi e-Faktur Web-Based, NPWP dan Nama akan

langsung ditampilkan pada aplikasi. Pada saat anda akan mengakses

aplikasi ini dilain waktu, aplikasi tidak akan meminta untuk menginstal

sertifikat elektronik kembali. Karena jika telah berhasil menginstal,

sertifikat elektronik akan tetap tersimpan dalam browser selama tidak

dihapus dari browser.

5. Selanjutnya masukkan password Akun PKP yang digunakan untuk login

pada aplikasi efaktur.pajak.go.id. Klik “login”

Page 59: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

44

6. Setelah berhasil login, terdapat tiga menu yang tersedia, yaitu Profil PKP,

Administrasi SPT, dan Download CSV Prepop. Pilih Menu Administrasi

SPT kemudian pilih Sub Menu Monitoring SPT.

7. Ketik Tahun Pajak yang ingin dilaporkan. Selanjutnya klik Tampilkan

(untuk melihat laporan Masa sebelumnya). Untuk membuat SPT yang akan

dilaporkan klik tombol Posting SPT.

Page 60: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

45

8. Setelah posting SPT akan muncul dialog box yang berisi Masa Pelaporan

(Masa Pajak dan Tahun Pajak yang akan dibuat) dan Pembetukan ke (SPT

pembetulan ke berapa yang akan dibuat). Setelah semua terisi sesuai yang

ingin dilaporkan, kemudian klik submit, hasil posting akan muncul di Daftar

SPT.

9. Setelah SPT berhasil diposting akan muncul keterangan Sukses Posting.

Dan akan terdapat 3 kotak pada kolom Action, Buka (untuk mengisi SPT),

Hapus (untuk menghapus SPT), Cetak ( untuk mencetak SPT). Selanjutnya

klik kotak Buka.

Page 61: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

46

10. Untuk Pelaporan e-Faktur Web-Based ini, data Pajak Keluaran dan Pajak

Masukan yang telah berhasil diupload pada aplikasi e-Faktur 3.0 secara

otomatis akan muncul dalam e-Faktur Web-Based, sehingga anda tidak

perlu input data lagi, cukup lakukan cek ulang apakah telah sesuai nilainya

dengan yang di aplikasi.

11. Selanjutnya melakukan input data pada Lampiran AB bagian I mengisi

jumlah penyerahan BKP/JKP yang digunggung (jika tidak ada skip saja)

Page 62: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

47

12. Mengisi kompensasi pajak masukan masa sebelumnya (dilihat dari BPE

bulan lalu)

13. Centang pernyataan, kemudian submit.

0 0

Page 63: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

48

14. Jika SPT lebih bayar, maka centang bagian H angka 1.1 dan 3.1

15. Selanjutnya centang pernyataan, isi alamat, jabatan, tanggal dan nama

penandatangan.

Page 64: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

49

16. Setelah berhasil submit SPT induk, pada kolom Action klik tombol lapor.

Tunggu beberapa saat sampai aplikasi selesai memproses pelaporan SPT

17. Tunggu beberapa saat sampai aplikasi selesai memproses pelaporan SPT.

Kemudian akan muncul dialog box, lalu klik “Lapor”.

Page 65: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

50

18. Jika pelaporan berhasil maka isi kolom Status akan berubah menjadi

“Sukses Lapor” dan kolom Action akan berubah menjadi menu “Lihat

BPE” dan “Cetak SPT”.

19. Untuk mencetak SPT, klik Cetak SPT. Dengan begitu pelaporan SPT

Masa PPN telah berhasil dilaporkan. Untuk melihat Bukti Penerimaan

Elektronik klik “Lihat BPE”. Untuk melihat contoh Bukti Penerimaan

Elektronik status SPT Nihil dan Kurang Bayar (Lampiran 3).

Page 66: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

51

3.3 Kendala Yang Dihadapi Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda

Syafis dalam Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) Menggunakan e-Faktur Web-Based

Pelaksanaan kegiatan magang pada Kantor Konsultan Pajak Kamadie

Sumanda Syafis mempunyai kendala dalam Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)

Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menggunakan e-Faktur Web-Based. Kendala

tersebut meliputi :

1. Masalah error system pada laman e-Faktur Web-Based saat login. Error

system pada aplikasi e-Faktur Web-Based seringkali disebabkan oleh

banyaknya pengguna yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada waktu yang bersamaan. Masalah ini

mengakibatkan harus menunggu beberapa waktu untuk dapat login kembali.

Untuk menghindari kendala tersebut sebaiknya pengguna e-Faktur Web-

Based melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) lebih awal.

2. Kesalahan Input nominal yang dilakukan oleh lawan transaksi. Jika masalah

ini terjadi, maka kita harus melaporkan hal tersebut kepada lawan transaksi

untuk melakukan perbaikan faktur.

3. Sertifikat Elektronik tidak valid juga menjadi salah satu kendala yang

muncul dalam e-Faktur Web-Based. Sertifikat Elektronik yang tidak valid

akan terjadi jika sertifikat yang kita pakai telah habis masa waktunya atau

telah kadaluarsa. Jika hal ini terjadi, maka kita harus memelakukan

pengajuan Sertifikat Elektronik baru.

Page 67: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

52

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta hasil selama

magang pada Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Tata Cara Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) Pada Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis telah

berjalan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan dilakukan dengan

menggunakan e-Faktur Web-Based.

2. Selama pelaksanaan kegiatan magang, kendala yang dihadapi oleh Kantor

Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis dalam Pelaporan Surat

Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah masalah

error system pada laman e-Faktur Web-Based saat login. Masalah ini

mengakibatkan harus menunggu beberapa waktu untuk dapat login kembali.

4.2 Saran

Berdasarkan permasalahan yang timbul dalam Tata Cara Pelaporan Surat

Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Konsultan

Pajak Kamadie Sumanda Syafis serta kesimpulan dari masalah pokok laporan,

saran-saran berikut diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dan

menjadi referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu :

Page 68: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

53

1. Error system pada aplikasi e-Faktur Web-Based seringkali disebabkan oleh

banyaknya pengguna yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada waktu yang bersamaan. Sebaiknya

pengguna e-Faktur Web-Based melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan

(SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lebih awal untuk menghindari

hal tersebut.

2. Dikarenakan aplikasi ini masih baru, dan pengguna khususnya PKP masih

membutuhkan bimbingan untuk menggunakan aplikasi ini. Oleh sebab itu,

diharapkan kepada pemerintah untuk memberikan sosialisasi terkait PPN

khususnya dalam Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) menggunakan e-Faktur Web-Based.

Page 69: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

54

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2019. Perpajakan, Edisi 2019. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara: Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang

Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang

Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah: Jakarta.

Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

151/PMK.011/2013 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara

Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak: Jakarta.

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ/2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak

Berbentuk Elektronik: Jakarta.

Republik Indonesia. 2020. Pengumuman Nomor PENG-11/PJ.09/2020 Tentang

Implementasi Nasional Aplikasi E-Faktur Desktop Versi 3.0: Jakarta.

Resmi, Siti. 2017. Perpajakan : Teori dan Kasus, Edisi 10, Buku1. Salemba Empat:

Jakarta.

Sukardji, Untung. 2017. Pokok-Pokok PPN Indonesia, Edisi Revisi 2015. Rajawali

Pers: Depok.

Waluyo. 2017. Perpajakan Indonesia, Edisi 12, Buku1. Salemba Empat: Jakarta.

Page 70: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

55

LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Kegiatan Magang

Page 71: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

56

Lampiran 2 Contoh Faktur Pajak

Page 72: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

57

Lampiran 3 Formulir Permintaan Sertifikat Elektronik

Page 73: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

58

Lampiran 4 Contoh Bukti Penerimaan Elektronik SPT PPN status Nihil dan

Kurang Bayar.

Page 74: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

59

Lampiran 5 Laporan Catatan Harian Magang

Hari kerja pada Kantor Konsultan Pajak Kamadie Sumanda Syafis adalah Senin,

Rabu, Jumat. Selain hari tersebut adalah hari libur kantor dikarenakan covid-19.

Kantor dapat saja masuk selain hari yang disebutkan jika pihak kantor telah

memberi pengumuman.

Catatan Harian 01 Februari 2021

Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Perkenalan

Penginstalan Aplikasi

Catatan Harian 02 Februari 2021

Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Cetak Bukti Potong PPh

Catatan Harian 03 Februari 2021

Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Cetak Bukti Potong PPh

Catatan Harian 04 Februari 2021

Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Page 75: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

60

08.30-15.00 WIB Cetak Bukti Potong PPh

Catatan Harian 05 Februari 2021

Jumat

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Belajar tentang Pajak Penghasilan

Catatan Harian 08 Februari 2021

Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Latihan soal PPh Pasal 21

Catatan Harian 09 Februari 2021

Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB

Cetak Bukti Potong PPh

Penyusunan SPT menggunakan e-SPT

Input data SPT Tidak Final

Catatan Harian 10 Februari 2021

Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Pembahasan soal PPh Pasal 21

Page 76: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

61

Catatan Harian 11 Februari 2021

Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input Bukti Potong Tidak Final

Catatan Harian 12 Februari 2021

Jumat

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB LIBUR NASIONAL

Catatan Harian 15 Februari 2021

Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Masa PPh Badan

Lapor SPT Masa PPh Badan

Catatan Harian 16 Februari 2021

Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Masa PPh Badan

Catatan Harian 17 Februari 2021

Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Page 77: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

62

Catatan Harian 18 Februari 2021

Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Catatan Harian 19 Februari 2021

Jumat

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Latihan pelaporan PPN menggunakan e-Faktur

dengan Aplikasi Simulasi (Dummy)

Catatan Harian 22 Februari 2021

Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Get data PPN menggunakan e-Faktur 3.0

Lapor PPN menggunkan e-Faktur Web-Based

Catatan Harian 23 Februari 2021

Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Scan dokumen

Catatan Harian 24 Februari 2021

Rabu

Page 78: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

63

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Tahunan Orang Pribadi

Catatan Harian 25 Februari 2021

Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Mengerjakan Laporan Tugas Akhir

Catatan Harian 26 Februari 2021

Jumat

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Webinar Perpajakan

Catatan Harian 01 Maret 2021

Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Tahunan Orang Pribadi

Pembuatan CSV

Catatan Harian 02 Maret 2021

Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Scan dokumen

Lapor SPT Tahunan Orang Pribadi

Page 79: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

64

Catatan Harian 03 Maret 2021

Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Lapor SPT Masa PPh Badan

Catatan Harian 04 Maret 2021

Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Tahunan PPh Badan

Merekap Dasar Pengenaan Pajak PPN

Catatan Harian 05 Maret 2021

Jumat

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Merekap pembayaran PPh

Mengerjakan Laporan Tugas Akhir

Catatan Harian 08 Maret 2021

Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Catatan Harian 09 Maret 2021

Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Page 80: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

65

08.30-15.00 WIB Mengerjakan Laporan Tugas Akhir

Catatan Harian 10 Maret 2021

Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input Bukti Potong PPh

Lapor SPT Masa PPh Badan

Catatan Harian 11 Maret 2021

Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB LIBUR NASIONAL

Catatan Harian 12 Maret 2021

Jumat

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB LIBUR NASIONAL

Catatan Harian 15 Maret 2021

Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input Bukti Potong Orang Pribadi

Input Bukti Potong Orang Pribadi Tenaga Ahli

Page 81: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

66

Catatan Harian 16 Maret 2021

Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Membuat Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak Final

Catatan Harian 17 Maret 2021

Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Lapor SPT Masa PPh Badan

Catatan Harian 18 Maret 2021

Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Pengisian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Catatan Harian 19 Maret 2021

Jumat

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Lapor SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Catatan Harian 22 Maret 2021

Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Pengisian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi (Tenaga

Ahli)

Page 82: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

67

Catatan Harian 23 Maret 2021

Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Tahunan Orang Pribadi

Catatan Harian 24 Maret 2021

Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Get data PPN menggunakan e-Faktur 3.0

Lapor PPN menggunkan e-Faktur Web-Based

Catatan Harian 25 Maret 2021

Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Tahunan Orang Pribadi

Lapor SPT Tahunan Orang Pribadi

Catatan Harian 26 Maret 2021

Jumat

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Membuat Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak Final

Catatan Harian 29 Maret 2021

Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Page 83: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

68

08.30-15.00 WIB Lapor SPT Tahunan Orang Pribadi

Catatan Harian 30 Maret 2021

Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Lapor SPT Tahunan Orang Pribadi

Catatan Harian 31 Maret 2021

Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Tahunan Orang Pribadi

Catatan Harian 01 April 2021

Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Lapor SPT Tahunan Orang Pribadi

Catatan Harian 02 April 2021

Jumat

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB LIBUR NASIONAL

Catatan Harian 05 April 2021

Senin

Page 84: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

69

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Lapor SPT Masa PPh Badan

Catatan Harian 06April 2021

Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Mengerjakan Laporan Tugas Akhir

Catatan Harian 07 April 2021

Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Lapor SPT Masa PPh Badan

Catatan Harian 08 April 2021

Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Scan dokumen

Catatan Harian 09 April 2021

Jumat

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Input data SPT Masa PPh Badan

Catatan Harian 12 April 2021

Page 85: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

70

Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-15.00 WIB Penjemputan Mahasiswa oleh Dosen Pembimbing

Lapangan

Page 86: LAPORAN TUGAS AKHIR TATA CARA PELAPORAN SURAT

71

Lampiran 6 Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Program Studi : Perpajakan

1. Nama Lengkap : Sonia Ginawati Br Simarmata

2. No. HP : 085215085714

3. Tempat/Tanggal Lahir : Lawe Desky, 13 Agustus 1999

4. Alamat Rumah : Lawe Desky, Kec. Babul Makmur, Kab.Aceh

Tenggara, Aceh.

5. Alamat : Lorong Hasanah 3, RT 22, No 92, Kel. Simp. 3

Sipin, Kec. Kota Baru, Jambi.

6. e-mail : [email protected]

7. Riwayat Pendidikan

No Nama Pendidikan Tempat

Tahun Spesialis Bidang

Dari Sampai

1 SD ST YOSEPH Aceh 2005 2011 UMUM

2 SMPS HKBP

NOMMENSEN Aceh 2011 2014 UMUM

3

SMA SWASTA

PANTI

HARAPAN

Aceh 2014 2017 IPS

4 UNIVERSITAS

JAMBI Jambi 2018 2021 PERPAJAKAN

8. Kursus dan Pelatihan

Waktu Kursus Tempat

2021 Magang Kantor Konsultan Pajak

Kamadie Sumanda Syafis

2021

Pelatihan Perpajakan Brevet

A dan B Terpadu Oleh

Politeknik Negeri Padang

Online Via Zoom

9. Prestasi dan Penghargaan yang pernah diperoleh

Jambi, 24 Juni 2021

Sonia Ginawati Br Simarmata

NIM : C0D018065