Upload
imasari-aryani
View
336
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 1/46
LAPORAN TUTORIAL
BLOK GERIATRI SKENARIO I
DIRIKU YANG TIDAK BERDAYA
KELOMPOK VI
ADE CAHYANA PUTRA G0013003
ANISA KUSUMA ASTUTI G0013033
APRILYA RESTU SURYA WIRANANDA G0013035
AUDHY KHANIGARA S G0013047
BENING DEWI RUSLINA G0013057
DINA LUTHFIYAH G0013075
IMASARI ARYANI G0013117INDRA HAKIM FADIL G0013119
KHARIZ FAHRURROZI G0013131
LAURITA LARAS PRATIWI G0013133
RAYNALDA CHRIESMART DEZMONDA G0013195
TITA NUR ALFINDA G00135
TUTOR !
KHOTI"AH# S$KM# M$K%&
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 015'01(
BAB I
PENDAHULUAN
1
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 2/46
DIRIKU YANG TIDAK BERDAYA
Kakek Taruno, seorang pensiunan tentara, yang mashi bugar di usianya yang 65
tahun, tiba-tiba merasa leher cengeng, berkunang-kunang dan jatuh pada saat berjalan-jalan.
Esok harinya beliau kesakitan, dan tidak dapat berjalan, lutut tampak bengkak, kemerahan,
bahkan sulit digerakkan dan minta dibawa ke U!. Kepada dokter U! beliau
menceritakan dalam " bulan ini sudah jatuh beberapa kali, sering pusing berputar, mata
kabur, pendengaran berkurang, dan sering lupa.
#iwayat pengobatan sebelumnya beliau berobat di puskesmas diberi obat $urosemid
% tablet secara rutin, kadang-kadang mengonsumsi juga antalgin atau melo&icam yang dibeli
di toko obat untuk meredam nyeri sendi yang sering kambuh.
!ari pemeriksaan dokter tekanan darah '()*')) mm+g. +asil pemeriksaan
laboratorium U! didapatkan ! 5)mg*dl, +b ').5 gr , tidak ditemukan proteinuria,
EK dalam batas normal. !ari pemeriksaan radiologi regio genu didapatkan soft tissue
swelling , celah artikulasio genu menyempit dengan de$ormitas tulang dan diskontinuitastulang $emur '*" distal dekstra.
2
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 3/46
BAB II
DISKUSI DAN TIN"AUAN PUSTAKA
SEVEN "UMPS
A$ L)*+,)- I ! /embaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam
skenario
'. /elo&icam 0 adalah obat anti-in$lamasi 1234. 4a bekerja dengan mengurangi
hormon yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit di tubuh. /elo&icam
digunakan untuk mengobati rasa sakit atau peradangan yang disebabkan oleh
rheumatoid arthritis dan osteoarthritis pada orang dewasa.
. 3ntalgin 0 adalah deri7at metansul$onat dari 3midopirina yang bekerja terhadap
susunan sara$ pusat yaitu mengurangi sensiti7itas reseptor rasa nyeri dan
mempengaruhi pusat pengatur suhu tubuh. Tiga e$ek utama adalah sebagai analgesik,
antipiretik dan anti-in$lamasi.
". 8urosemid 0 digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. /enurunkan tekanan
darah tinggi membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal.
8urosemide digunakan untuk mengurangi cairan ekstra dalam tubuh 1edema yang
disebabkan oleh kondisi seperti gagal jantung, penyakit hati, dan penyakit ginjal.
9ang dapat mengurangi gejala-gejala seperti sesak napas dan pembengkakan dilengan, kaki, dan perut. 8urosemide adalah diuretik kuat yang menyebabkan produksi
urin meningkat.
:. ;engeng 0 merupakan istilah dalam bahasa jawa untuk kaku leher.
5. !iskontinuitas tulang $emur 0 $raktur tulang $emur, dapat erupa suatu retakan bahkan
sampai suatu patahan yang komplit dan terjadi pergeseran tulang.
3
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 4/46
B$ L)*+,)- II0 /enentukan* mende$inisikan permasalahan
<ermasalahan pada skenario kedua antara lain0
'. =agaimana karakteristik penyakit pada geriatri>
. =agaimana perubahan $isiologis, anatomis, dan biologis pada geriatri>
". /engapa pada kasus pasien tiba-tiba merasa leher cengeng, mata berkunang-kunang,
dan jatuh>
:. /engapa pasien dalam " bulan sudah jatuh beberapa kali, merasa pusing berputar,
mata kabur, pendengaran berkurang, dan sering lupa>
5. /engapa pasien mengalami lutut bengkak kemerahan, kesakitan, dan tidak bisa
berjalan>
6. =agaimana hubungan antara pengobatan pasien dengan gejala yang dialami>
?. =agaimana interpretasi 7ital sign>
(. =agaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi>
C$ L)*+,)- III 0 /enganalisis permasalahan dan membuat pertanyaan sementara mengenai
permasalahan 1tersebut dalam langkah 44
1$ K).),/%.&/, %*2),/ )) +%.)/.
<asien geriatri adalah orang tua berusia 6) tahun ke atas yang memiliki penyakit
majemuk 1multipatologi akibat gangguan $ungsi jasmani dan rohani, dan atau kondisi
sosial yang bermasalah. <asien geriatri memiliki karakteristik khusus, yaitu umumnya
telah terjadi berbagai penyakit kronis, $ungsi organ yang menurun, dan penurunan
status $ungsional 1disabilities. 3kibatnya, pasien geriatri sering mendapatkan banyak
obat dari banyak dokter. +al ini justru membahayakan tubuh mereka karena $ungsi-
$ungsi organ yang sudah menurun. =erbeda dari pasien muda, stres $isis atau
psikososial yang relati$ ringan dapat memicu timbulnya penyakit akut pada pasien
geriatri. 2leh karena itu, kualitas perawatan yang baik sangat diperlukan dalam
pengelolaan pasien.
$ P%.)-)* 6&8+&# 8+&# )* )*)/& )) +%.)/.
3. <erubahan $isiologis
/enua dide$inisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat
menjadi seseorang yang @ frail A 1lemah, rentan dengan berkurangnya sebagian besar
cadangan system $isiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit
dan kematian secara eksponensial. /enua juga dide$inisikan sebagai penurunan
seiring B waktu yang terjadi pada sebagian besar mahkluk hidup, yang berupa
4
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 5/46
kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan,
hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan $isiologis yang terkait B usia.
eiring bertambahnya usia, terjadi berbagai perubahan $isiologis yang tidak
hanya berpengaruh pada penampilan $isik, namun juga terhadap $ungsi dan responnya
terhadap kehidupan sehari B hari. amun harus dicermati, bahwa setiap indi7idu
mengalami perubahan B perubahan tersebut secara berbeda pada beberapa indi7idu,
laju penurunannya mungkin cepat dan dramatis, sementara untuk lainnya,
perubahannya lebih tidak bermakna.
/embicarakan $isiologi proses penuaan tidak dapat dilepaskan dengan
pengenalan konsep homeostenosis. Konsep ini diperkenalkan oleh Calter ;annon
pada tahun 'D:) dimana terjadi pada seluruh system organ pada indi7idu yang menua.
<engenalan terhadap konsep ini penting untuk memahami berbagai perubahan yang
terjadi pada proses penuaan. +omeostenosis yang merupakan karakteristik $isiologi
penuaan adalah keadaan penyempitan 1berkurangnya cadangan homeostasis yang
terjadi seing meningkatnya usia pada setiap system organ.
ambar '. kema homeostenosis yang menunjukkan bahwa seiring dengan
meningkatnya usia maka cadangan $isiologis semakin berkurang 1modi$ikasi dari
Ta$$let E,))" a7ailable at www.ouahsc.edu
5
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 6/46
<ada gambar diatas dapat dilihat bahwa seiring bertambahnya usia jumlah
cadangan $isiologis untuk menghadapi berbagai perubahan yang mengganggu
homeostasis 1 challenge berkurang. etiap challenge terhadap homeostasis
merupakan pergerakan menjauhi keadaan dasar 1baseline, dan semakin besar
challenge yang terjadi maka semakin besar cadangan $isiologis yang diperlukan untuk
kembali ke homeostasis. !i sisi lain dengan makin berkurangnya cadangan $isiologis,
maka seseorang usia lanjut lebih mudah untuk mencapai suatu ambang 1 yang disebut
sebagai precipe”, yang dapat berupa keadaan sakit atau kematian akibat challenge
tersebut.
<enerapan konsep homeostenosis ini tergambar pada system skoring 3<3;+E
1 Acute Physiology and Chronic Health Evaluation, suatu skala penilaian beratnya
penyakit, penilain perubahan $isiologis akut yang terjadi dinyatakan denagan semakin
besarnya de7iasi dari nilai homeostasis pada ' 7ariabel, antara lain tanda 7ital,
oksigenasi, p+, elektrolit, hematocrit, dll. eorang normal pada keadaan homeostasis
mempunyai nilai nol. emakin besar penyimpangan dari homeostasis skornya
semakin besar. <ada awal penerapannya, skoring 3<3;+E ini tidak memasukkan
7ariable usia sebagai salah satu penilaian. Terlihat bahwa dengan penimpangan yang
lebih kecil dari keadaan homeostasis, seoranga usia tua lebih rantan untuk menjadisakit atau meninggal dibandingkan orang muda.
!engan mengingat bahwa mempertahankan keadaan homeostasis merupakan
proses yang akti$ dan dinamis. eorang usia lanjut tidak hanya memiliki cadangan
$isiologis yang makin berkurang, namun mereka juga memakai atau menggunakan
cadangan $isiologis itu hanya untuk mempertahankan homeostasis. 3kibatnya akan
semakin sedikit cadangan yang tersedia untuk menghadapi challenge.
6
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 7/46
ambar . ;adangan $isiologis yang ada sudah terpakai hanya untuk
mempertahankan homeostasis 1Ta$$let E, ))"
Konsep homeostenosis inilah yang dapat menjelaskan berbagai perubahan
$isiologis yang terjadi selama proses menua dan e$ek yang ditimbulkannya.
=. <erubahan anatomis
'. el.o Febih sedikit jumlahnya.
o Febih besar ukurannya.
o =erkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
o /enurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati.
o Gumlah sel otak menurun
o Terganggunya mekanisme perbaikan sel
o 2tak menjadi atro$is beratnya berkurang 5-').
. istem <ersara$an.
o =erat otak menurun ')-). 1etiap orang berkurang sel sara$ otaknya dalam
setiap harinya.
o ;epatnya menurun hubungan persara$an.
o Fambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
7
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 8/46
o /engecilnya sara$ panca indra.=erkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya sara$ penciumdan perasa, lebih sensiti$ terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
o
Kurang sensiti$ terhadap sentuhan.". istem <endengaran.
o <resbiakusis 1 gangguan dalam pendengaran . +ilangnya kemampuan
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 5) terjadi pada
usia diatas umur 65 tahun.
o 2tosklerosis akibat atro$i membran tympani .
o
Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin.o <endengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan
jiwa*stres.
:. istem <englihatan.
o Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
o Kornea lebih berbentuk s$eris 1bola.
o Kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak.
o /eningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.
o +ilangnya daya akomodasi.
o /enurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandangannya.
o /enurunnya daya membedakan warna biru atau hijau.
5. istem Kardio7askuler.
o Elastisitas dinding aorta menurun.
o Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
o Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini menyebabakan
menurunnya kontraksi dan 7olumenya.
o Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya e$ekti7itas pembuluh darah
peri$er untuk oksigenisasi,. <erubahan posisi dari tidur ke duduk atau dari duduk
ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun, mengakibatkan pusing
mendadak.8
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 9/46
o Tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah peri$er.
6. istem <engaturan Temperatur Tubuh.
o Temperatur tubuh menurun 1 hipotermia secara $isiologis akibat metabolisme
yang menurun.o Keterbatasan re$leks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas akibatnya
akti7itas otot menurun.
?. istem #espirasi
o 2tot-otot perna$asan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
o /enurunnya akti7itas dari silia.
o <aru-paru kehilangan elastisitas, menarik na$as lebih berat, kapasitas perna$asan
maksimum menurun, dan kedalaman berna$as menurun.o 3l7eoli ukuranya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
o Kemampuan untuk batuk berkurang.
o Kemampuan kekuatan otot perna$asan akan menurun seiring dengan
pertambahan usia.
(. istem astrointestinal.
o Kehilangan gigi akibat <eriodontal disease, kesehatan gigi yang buruk dan giHi
yang buruk.
o 4ndera pengecap menurun, hilangnya sensiti7itas sara$ pengecapm di lidah
terhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit.
o Eosephagus melebar.
o #asa lapar menurun, asam lambung menurun.
o <eristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
o !aya absorbsi melemah.
D. istem #eproduksi.
o /enciutnya o7ari dan uterus.
o 3tro$i payudara.
o <ada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatoHoa meskipun adanya
penurunan secara berangsur-angsur.
9
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 10/46
o Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia asal kondisi
kesehatan baik.
o elaput lendir 7agina menurun.
'). istem <erkemihano injal
o /erupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin, darah
yang masuk ke ginjal disaring di glomerulus 1ne$ron. e$ron menjadi atro$i dan
aliran darah ke ginjal menurun sampai 5).
o 2tot-otot 7esika urinaria menjadi lemah, $rekuensi buang air kecil meningkat
dan terkadang menyebabkan retensi urin pada pria.
''. istem Endokrin.o <roduksi semua hormon menurun.
o /enurunnya akti7itas tyroid, menurunnya =/# 1=asal /etabolic #ate, dan
menurunnya daya pertukaran Hat.
o /enurunnya produksi aldosteron.
o /enurunya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron, estrogen, dan
testosteron.
'. istem Kulit 1 istem 4ntegumen o Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
o <ermukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinisasi, serta
perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis.
o Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
o #ambut dalam hidung dan telinga menebal.
o =erkurangnya elastisitas akibat dari menurunya cairan dan 7askularisasi.
o <ertumbuhan kuku lebih lambat.
o Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya.
o Kelenjar keringat berkurang jumlah dan $ungsinya.
'". istem /uskuloskletal
o Tulang kehilangan density 1 cairan dan makin rapuh.
o Ki$osis
10
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 11/46
o <ergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas.
o <ersendiaan membesar dan menjadi kaku.
o Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
o 3tro$i serabut otot 1 otot-otot serabut mengecil .2tot-otot serabut mengecil
sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi
tremor.
o 2tot-otot polos tidak begitu berpengaruh.
11
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 12/46
;. <erubahan =iologis
o <erubahan yang terjadi pada sel seseorang menjadi lansia yaitu adanya perubahan
genetika yang mengakibatkan terganggunya metabolisme protein, gangguan
metabolisme ucleic 3cid dan deo&yribonucleic 1!3, terjadinya ikatan !3
dengan protein stabil yang mengakibatkan gangguan genetika, gangguan kegiatan
enHim dan sistem pembuatan enHim, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal
darah dan hati, terjadinya pengurangan parenchim serta adanya penambahan
lipo$uscin.
o <erubahan yang terjadi di sel otak dan syara$ berupa jumlah sel menurun dan $ungsi
digantikan sel yang tersisa, terganggunya makanisme perbaikan sel, kontrol inti sel
terhadap sitoplasma menurun, terjadinya perubahan jumlah dan struktur mitokondria,
degenerasi lisosom yang mengakibatkan hoidrolisa sel, berkuarngnya butir issil,
penggumpalkan kromatin, dan penambahan lipo$iscin, terjadi 7akuolisasi protoplasma
o <erubahan yang terjadi di otak lansia adalah otak menjadi tro$i yang beratnya
berkurang 5 sampai ') yang ukurannya kecil terutama di bagian prasagital, $rontal
dan parietal, jumlah neuron berkurang dan tidak dapat diganti dengan yang baru,
terjadi pengurangan neurotransmiter, terbentuknya struktur abnormal di otak dan
akumulasi pigmen organik mineral 1lipo$uscin, amyloid, plaIue, neuro$ibrillary
tangle, adanya perubaan biologis lainnya yang mempengaruhi otak seperti gangguan
indera telinga, mata, gangguan kardio7askuler, gangguan kelenjar thyroid, dan
kartikosteroid.
o <erubahan jaringan yaitu terjadinya penurunan sitoplasma protein, peningkatan
metaplastic protein seperti kolagen dan elastin.
12
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 13/46
3$ A8)&)* )&%* /):/) %.)&) 8%-%. ;%*+%*+ )* )/) %.,*)*+:,*)*+
Feher cengeng disebabkan karena adanya 3tro$i serabut otot 1otot-otot serabut
mengecil. 2tot-otot serabut mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban,
otot-otot kram dan menjadi tremor.
+ipertensi menimbulkan gangguan $isik yang terlihat dari gejala $isik yang sering
ditemui, seperti sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di
tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing 1/ansjoer, ))). alah
satu penyebab hipertensi adalah stres, yang dapat memicu kambuhnya hipertensi.
tres menyebakan gangguan pada kesehatan mental lansia 1/einer, )''.
E$ek utama dari ketuaan normal terhadap sistem kardio7askuler meliputi
perubahan aorta dan pembuluh darah sistemik. <enebalan dinding aorta dan pembuluh
darah besar meningkat dan elastisitas pembuluh darah menurun sesuai umur.
<erubahan ini menyebabkan penurunan compliance aorta dan pembuluh darah besar
dan mengakibatkan pcningkatan T!. <enurunan elastisitas pembuluh darah
menyebabkan peningkatan resistensi 7askuler peri$er. ensiti7itas baroreseptor
juga berubah dengan umur. <erubahan mekanisme re$leks baroreseptor mungkin
dapat menerangkan adanya 7ariabilitas tekanan darah yang terlihat pada
pemantauan terus menerus. <enurunan sensiti7itas baroreseptor jugamenyebabkan
kegagalan re$leks postural, yang mengakibatkan hipertensi pada lanjut usia
sering terjadi hipotensi ortostatik yang menyebabkan pandangan berkunang-kunang,
kehilangan keseimbangan, dan jatuh.
13
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 14/46
4$ A8)&)* )&%* )8) 3 8)* &)- <)/- %%.)) ,)8# %.)&) &*+ %./).#
)/) ,).# %*%*+).)* %.,.)*+# )* &%.*+ 8)
3. ering jatuh
Untuk dapat memahami $aktor resiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh 0
a. istem sensorik
9ang berperan di dalamnya adalah 0 7isus 1penglihatan, pendengaran,
$ungsi 7estibuler, dan propriosepti$. emua gangguan atau perubahan pada mata
akan menimbulkan gangguan penglihatan. emua penyakit telinga akan
menimbulkan gangguan pendengaran. Jertigo tipe peri$er sering terjadi pada
lansia yang diduga karena adanya perubahan $ungsi 7ertibuler akibat prosesmenua. europati peri$er dan penyakit degenarit$ leher akan mengganggu $ungsi
propriosepti$. angguan sensorik tersebut menyebabkan hampir sepertiga
penderita lansia mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinik.
b. istem sara$ pusat 1<
< akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input
sensorik. <enyakit < seperti stroke, <arkinson, hidrose$alus tekanan normal
sering diderita oleh lansia dan menyebabkan gangguan gungsi < sehingga
berespon tidak baik terhadap input sensorik.c. Kogniti$
<ada beberapa penelitian, dementia diasosiasikan dengan meningkatnya
resiko jatuh.
d. /usculoskeletal
8aktor ini disebutkan oleh beberapa oleh beberapa peneliti merupakan
$aktor yang benar-benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap
terjadinya jatuh. angguan musculoskeletal menyebabkan gangguan gaya
berjalan 1gait dan ini berhubungan dengan proses menua yang $isiologis.
angguan gait yang terjadi akibat proses menua tersebut antara lain disebabkan
oleh 0
' Kekakuan jaringan penghubung− =erkurangnya masa otot
<erlambatan massa otot
" <erlambatan konduksi sara$
: <enurunan 7isus * lapangan pandang
5 Kerusakan propriosepti$
14
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 15/46
9ang kesemuanya menyebabkan 0
' <enurunan range o$ motio 1#2/ sendi
<enurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan ekstremias
bawah" <erpanjangan waktu reaksi
: Kerusakan persepsi dalam
5 <eningkatan postural sway 1goyangan badan
emua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah pendek,
penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. Kaki tidak dapat menapak dengan kuat
dan lebih cenderung gampang gouah. <erlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia
susah * terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset, tersandung,
kejadian tiba B tiba, sehingga memudahkan jatuh.
ecara singkat $aktor risiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan besar, yaitu 0
a. 8aktor-$aktor intrinik 1$aktor dari dalam
' Kondisi $isik dan neuropsikiatrik
<enurunan 7isus dan pendengaran
" <erubahan neuro muskuler, gaya berjalan, dan re$leks postural karena proses
menua
8aktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai
penyakit seperti troke dan T43 yang mengakibatkan kelemahan tubuh sesisi ,
<arkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun !epresi yang
menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan . angguan penglihatan
pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh pada lansia. angguan
sistem kardio7askuler akan menyebabkan syncope, syncope lah yang sering
menyebabkan jatuh pada lansia.Gatuh dapat juga disebabkan oleh dehidrasi.
!ehidrasi bisa disebabkan oleh diare, demam, asupan cairan yang kurang atau
penggunaan diuretik yang berlebihan.
b. 8aktor-$aktor ekstrinsik 1$aktor dari luar
' 2bat B obatan yang diminum
3lat B alat bantu berjalan
" Fingkungan yang tidak mendukung 1berbahaya
15
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 16/46
3lat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak
di bawah, tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat
berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar, licin
atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal*menekuk
pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser,lantai licin
atau basah, penerangan yang tidak baik 1kurang atau menyilaukan, alat bantu
jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.
8aktor B $aktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada lansia0
a. 3lat B alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, atau
tergeletak di bawah.
b. Tempat tidur atau C; yang rendah * jongkok.c. Tempat berpegangan yang tidak kuat * tidak mudah dipegang.
d. Fantai yang tidak datar baik ada trapnya atau menurun.
e. Karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal * menekuk pinggirnya, dan
benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser.
$. Fantai yang licin atau basah.
g. <enerangan yang tidak baik 1kurang atau menyilaukan.
h. 3lat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.
8aktor B $aktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara lain 0
a. 3kti7itas
ebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan akti7itas biasa
seperti berjalan, naik atau turun tangga, mengganti posisi. +anya sedikit sekali
1 5 , jatuh terjadi pada saat lansia melakukan akti7itas berbahaya seperti
mendaki gunung atau olahraga berat. Gatuh juga sering terjadi pada lansia dengan
banyak kegiatan dan olahraga, mungkin disebabkan oleh kelelahan atau terpapar bahaya yang lebih banyak. Gatuh juga sering terjadi pada lansia yang imobil
1 jarang bergerak ketika tiba B tiba dia ingin pindah tempat atau mengambil
sesuatu tanpa pertolongan.
b. Fingkungan
ekitar ?) jatuh pada lansia terjadi di rumah, ') terjadi di tangga,
dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibanding saat naik, yang
16
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 17/46
lainnya terjadi karena tersandung * menabrak benda perlengkapan rumah tangga,
lantai yang licin atau tak rata, penerangan ruang yang kurang
c. <enyakit 3kut
!iHHines dan syncope, sering menyebabkan jatuh. Eksaserbasi akut dari
penyakit kronik yang diderita lansia juga sering menyebabkan jatuh, misalnya
sesak na$as akut pada penderita penyakit paru obstrukti$ menahun, nyeri dada tiba
B tiba pada penderita penyakit jantung iskenmik, dan lain B lain.
<enyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa $aktor, antara lain0
a. Kecelakaan 0
/erupakan penyebab jatuh yang utama 1") B 5) kasus jatuh lansia.
' /urni kecelakaan misalnya terpeleset, tersandung.
abungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan akibat proses menua misalnya karena mata kurang awas, benda-benda yang ada di
rumah tertabrak, lalu jatuh.
b. yeri kepala dan atau 7ertigo
c. +ipotensi orthostatic
' hipo7ilemia * curah jantung rendah
dis$ungsi otonom
" penurunan kembalinya darah 7ena ke jantung
: terlalu lama berbaring
5 pengaruh obat-obat hipotensi
6 hipotensi sesudah makan.d. 2bat-obatan
' !iuretik * antihipertensi
3ntidepresen trisiklik
" edati7a
: 3ntipsikotik
5 2bat-obat hipoglikemia
6 3lkohol
e. <roses <enyakit 9ang pesi$ik
<enyakit B penyakit akut seperti 0
' Kardio7askuler 0a aritmia
b tenosis aorta
c inkope sinus carotis
eurologi 0
a T43
b troke
c erangan kejang
d <arkinson
e Kompresi sara$ spinal karena spondilosis
17
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 18/46
$ <enyakit serebelum
$. 4diopatik 1 tak jelas sebabnya
g. inkope 0 kehilangan kesadaran secara tiba-tiba.
' !rop attack 1serangan roboh
<enurunan darah ke otak secara tiba-tiba.
" Terbakar matahari.=. <using berputar
#asa pusing atau 7ertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang
dipersepsi oleh susunan sara$ pusat
eiring dengan bertambahnya usia, struktur di dalam telinga mulai berubah dan terjadi
penurunan $ungsi. Kemampuan seseorang untuk mendengar akan berkurang, selain itu
juga terdapat gangguan dalam menjaga keseimbangan baik ketika duduk, berdiri, dan
berjalan. angguan pendengaran yang terkait dengan umur yaitu presbikusis.;. /ata kabur
3da beberapa hal yang membuat mata kabur pada pasien geriatri, yaitu
penurunan akomodasi, penurunan konstriksi pupil, dan proses penuaan.
<ada proses penuaan, terjadi awitan presbiopi dengan kehilangan kemampuan
akomodasi karena mengendurnya dan melemahnya otot siliaris pupil, lensa kristalin
mengalami sclerosis sehingga kehilangan elastisitasnya. +al tersebut membuat mata
tidak bisa mem$okuskan penglihatan jarak dekat, implikasinya sulit membacah uru$
yang kecil dan membaca dengan jarak yang dekat.
elain itu, juga terjadi penurunan ukuran pupil atau pupil mengalami miosis
karena otot s$ingter pupil mengalami sclerosis sehingga mengakkibatkan kesempitan
lapang pandang. <roses penuaan juga mnyebabkan lemak akan berkamulasi di sekitar
kornea dan membentuk lingkaran putih kekuningan antara iris dengan skelara, hal
inilah yang membuat mata pada geriatric akan kabur dan sukar $okus serta sensiti$itas
terhadap cahaya meningkat.
!. <endengaran berkurang
. Kemampuan mendengar telinga akan menurun, terutama pada $rekuensi tinggi.
alah satu $aktor yang memengaruhi keadaan ini adalah hormon aldosteron. <ada
lansia penderita presbikusis didapatkan memiliki le7el aldosteron yang rendah.
3ldosteron memiliki e$ek untuk mengontrol transport ion kalium1K dan klor1;l- di
18
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 19/46
koklea melalui kanal ion a-K -3T<ase yang ber$ungsi untuk menjaga $ungsi
pendengaran. elain presbikusis gangguan pendengaran yang sering muncul pada usia
lansia yaitu tinnitus. <enumpukan kotoran telinga yang terlalu lama juga dapat
menimbulkan gangguan pendengaran seiring dengan bertambahnya usia 1!ugdale,
)'.
E. ering lupa
<enelitian neuroanatomi otak klasik menunjukkan adanya atro$i dengan pendataran
sulkus kortikalis dan pelebaran 7entrikel serebri. ambaran mikroskopis klasik dan
patognomonik dari demensia tipe 3lHheimer adalah plak senilis, kekusutan serabut
neuron, neuronal loss 1biasanya ditemukan pada korteks dan hipokampus, dan
degenerasi granulo7askuler pada sel sara$. Kekusutan serabut neuron 1neuro$ibrillary
tangles terdiri dari elemen sitoskletal dan protein primer ter$os$orilasi, meskipun jenis protein sitoskletal lainnya dapat juga terjadi. Kekusutan serabut neuron tersebut
tidak khas ditemukan pada penyakit 3lHheimer.$enomena tersebut juga ditemukan
pada otak yang normal pada seseorang dengan usia lanjut. Kekusutan serabut neuron
biasanya ditemukan di daerah korteks, hipokampus, substansia nigra, dan lokus
sereleus.
5$ A8)&)* )&%* %*+)8) 8// %*+,), ,%%.)-)*# ,%&),/)*# )* /), &)
%.<)8)*/unculnya gejala-gejala tersebut kemungkinan besar disebabkan karena
pasien terjatuh pada hari sebelumnya. Ketika jatuh dan lutut pasien terbentur dapat
terjadi in$lamasi pada struktur-struktur pada lutut*patellaL tulang, sendi, atau jaringan
lunak. Ketika terjadi trauma berupa benturan*tekanan yang terus menerus pada
struktur yang bersangkutan, reaksi in$lamasi dapat terbentuk karena tubuh merasakan
adanya stressor yang memicu reaksi ini. <ada pasien dapat terjadi in$lamasi pada
bantalan yang memikul persendian pada lutut yaitu bursae. Ketika terjadi in$lamasi
1bursitis akan didapatkan edema, kemerahan, namun jarang disertai keterbatasan
gerak. elain itu dapat pula terjadi ruptur pada ligamen-ligamen pada lutut. 4n$lamasi
pada pasien juga dapat disebabkan karena benturan pada persendian dan struktur
tulang sehingga menyebabkan osteoartrhritis atau memperberat keluhan pasien yang
sejak dulu mengalami nyeri sendi. 1Fe7y, )'6L FoHada, )'5
($ H*+)* )*/).) %*+)/)* )&%* %*+)* +%<)8) 2)*+ )8)
19
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 20/46
<ada kasus disebutkan bahwa pasien dalam pengobatan $urosemide, antalgin, dan
melo&icam. alah satu obat yang dapat menyebabkan keluhan yang dialami pasien
adalah $urosemide. 8urosemide termasuk golongan diuretik kuat* loop diuretic yang
salah satu si$atnya adalah ototoksik*mengganggu $ungsi pendengaran. E$ek samping
$urosemide pada telinga adalah mengubah konsentrasi ion pada endolim$e dan
paralim$e sehingga dapat menyebabkan 7ertigo*pusing berputar. elain itu juga dapat
menyebabkan tuli sensorineural yang re7ersibel dan dapat menyebabkan peningkatan
kadar asam urat 1hiperurisemia sehingga dapat menyebabkan gout yang
menyebabkan nyeri pada persendian. 1KatHung, /asters dan Tre7or, )'
7$ I*/%..%/)& =/)8 &+*
Terdapat tekanan darah pasien '()*')) mm+g , ini berarti pasien mengalami
hipertensi dimana rentang normalnya untuk pasien berusia lanjut adalah '")-'5)
untuk tekanan sistoliknya dan ()-D) untuk tekanan diastoliknya dan hipertensi pasien
telah masuk ke grade karena tekanan darahnya telah berada di atas '6)*'))
1Keperawatan Klinis, )''.
Tabel '.Kategori +ipertensi
Kategori ystole 1mm+g !iastole Terapi ormal M') M() -
<re +ipertensi ')-'"D ()-(D /odi$ikasi gaya hidup
+ipertensi 4 ':)-'5D D)-DD /odi$ikasi gaya hidup dan 2bat
3nti +ipertensi tunggal*kombinasi
+ipertensi 44 N'6) N')) /odi$ikasi gaya hidup dan 2bat
+ipertensi kombinasi
>$ I*/%..%/)& %%.,&))* 8).)/. )* .)8+3. <emeriksaan Faboraturium
Terdapat kadar ula !arah ewaktu 1! 5) mg*dl hal ini
mengindikasikan terjadinya hiperglikemia pada pasien dimana rentang normalnya
untuk pasien berusia lanjut adalahM':) mg*dl , serta +b ').5 gr juga mengalami
penurunan kadar +b dimana kadar normalnya adalah '"-'( gr 1Keperawatan
Klinis, )''.
=. <emeriksaan radiologis
20
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 21/46
Terdapat so$t tissue swelling pada regio genu pasien, ini berarti terjadi
in$lamasi pada regiogenu pasien mungkin akibat dari trauma saat pasien terjatuh
dan dugaan ini diperkuat dengan temuan lain berupa de$ormitas*perubahan
struktur daripada artikulatio genu serta menyempitnya celah artikulatio tersebut
ditambah lagi adanya temuan lain berupa diskontinuitas tulang $emur di '*" distal
dekstra yang menandakan terjadinya $raktur pada tulang $emur kanan pasien.
21
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 22/46
D. L)*+,)- IV 0 /engin7entarisasi permasalahan secara sistematis dan pernyataan
sementara mengenai permasalahan pada langkah 444.
22
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 23/46
E$ L)*+,)- V0 /erumuskan Tujuan <embelajaran
/engetahui diagnosis banding dan terapi pada kasus 0
a. +ipertensi pada lansia
b. !iabetes mellitus pada lansiac. 2steoarthritis pada lansia
d. Gatuh dan $raktur pada lansia
e. !emensia
F$ L)*+,)- VI0 /engumpulkan 4n$ormasi =aru
/asing B masing anggota tutorial mencari re$erensi mengenai learning
objective pada langkah J.
G$ L)*+,)- VII ! /engemukakan in$ormasi yang didapat dari langkah J4
1$ OSTEOARTHRITIS
3. <engertian
2steoartitis 123 merupakan penyakit sendi degenerati$, dimana keseluruhan struktur dari sendi
mengalami perubahan patologis. !itandai dengan kerusakan tulang rawan 1kartilago hyalin sendi,
meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteo$it pada tepian
sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya ototBotot yang
menghubungkan sendi. 18elson, ))(.
=. <atogenesis
=erdasarkan penyebabnya, 23 dibedakan menjadi dua yaitu 23 primer dan 23 sekunder. 23
primer, atau dapat disebut 23 idiopatik, tidak memiliki penyebab yang pasti 1 tidak diketahui dan
tidak disebabkan oleh penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi. 23 sekunder,
berbeda dengan 23 primer, merupakan 23 yang disebabkan oleh in$lamasi, kelainan sistem
endokrin, metabolik, pertumbuhan, $aktor keturunan 1herediter, dan immobilisasi yang terlalulama. Kasus 23 primer lebih sering dijumpai pada praktik sehari-hari dibandingkan dengan 23
sekunder 1oeroso et al, ))6.
elama ini 23 sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak dapat dihindari.
amun telah diketahui bahwa 23 merupakan gangguan keseimbangan dari metabolisme kartilago
dengan kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas diketahui 1oeroso et al, ))6.
Kerusakan tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta diikuti oleh
23
- <erubahan 8isiologi
- <erubahan anatomi
- <erubahan biologi
8aktor 4nstrinsik
Ekstrinsik0
Fingkungan,
obat, dll
4nstrinsik0
+ipertensi,
!/, dst
8aktor 4nstrinsik
O Ekstrinsik
/obilisasi
8raktur
/udah Gatuh
<enyakit
eriatri
Karakteristik
<asien eriatri
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 24/46
beberapa mekanisme lain sehingga pada akhirnya menimbulkan cedera 18elson, ))(.
;airan sendi 1sino7ial mengurangi gesekan antar kartilago pada permukaan sendi sehingga
mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. <rotein yang disebut dengan lubricin
merupakan protein pada cairan sendi yang ber$ungsi sebagai pelumas. <rotein ini akan berhentidisekresikan apabila terjadi cedera dan peradangan pada sendi 18elson, ))(.
Figamen, bersama dengan kulit dan tendon, mengandung suatu mekanoreseptor yang tersebar
di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik yang dikirimkannya memungkinkan otot dan
tendon mampu untuk memberikan tegangan yang cukup pada titik-titik tertentu ketika sendi
bergerak 18elson, ))(.
Terdapat dua jenis makromolekul utama pada kartilago, yaitu Kolagen tipe dua dan 3ggrekan.
Kolagen tipe dua terjalin dengan ketat, membatasi molekul B molekul aggrekan di antara jalinan-
jalinan kolagen. 3ggrekan adalah molekul proteoglikan yang berikatan dengan asam hialuronat
dan memberikan kepadatan pada kartilago 18elson, ))(.
Kondrosit, sel yang terdapat di jaringan a7askular, mensintesis seluruha elemen yang terdapat
pada matriks kartilago. Kondrosit menghasilkan enHim pemecah matriks, sitokin P 4nterleukin-'
14F-', Tumor ecrosis 8actor 1T8Q, dan $aktor pertumbuhan. Umpan balik yang diberikan
enHim tersebut akan merangsang kondrosit untuk melakukan sintesis dan membentuk molekul-
molekul matriks yang baru. <embentukan dan pemecahan ini dijaga keseimbangannya oleh sitokin$aktor pertumbuhan, dan $aktor lingkungan 18elson, ))(.
Kondrosit mensintesis metaloproteinase matriks 1/</ untuk memecah kolagen tipe dua dan
aggrekan. /</ memiliki tempat kerja di matriks yang dikelilingi oleh kondrosit. amun, pada
$ase awal 23, akti7itas serta e$ek dari /</ menyebar hingga ke bagian permukaan 1super$icial
dari kartilago 18elson, ))(.
timulasi dari sitokin terhadap cedera matriks adalah menstimulasi pergantian matriks, namun
stimulaso 4F-' yang berlebih malah memicu proses degradasi matriks. T8 menginduksi kondrosit
untuk mensintesis prostaglandin 1<, oksida nitrit 12, dan protein lainnya yang memiliki e$ek
terhadap sintesis dan degradasi matriks. T8 yang berlebihan mempercepat proses pembentukan
tersebut. 2 yang dihasilkan akan menghambat sintesis aggrekan dan meningkatkan proses
pemecahan protein pada jaringan. +al ini berlangsung pada proses awal timbulnya 23 18elson,
))(.
<ada proses timbulnya 23, kondrosit yang terstimulasi akan melepaskan aggrekan dan kolagen
24
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 25/46
tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan sendi. 3ggrekan pada kartilago akan sering
habis serta jalinan-jalinan kolagen akan mudah mengendur 18elson, ))(.Kegagalan dari
mekanisme pertahanan oleh komponen pertahanan sendi akan meningkatkan kemungkinan
timbulnya 23 pada sendi 18elson, ))(.
;. ejala
'yeri dalam pada sendi yang muncul*eksaserbasi pada penggunaan berlebihan yang merupakan
gejala utama 23
<enurunan range o$ motion 1#2/ dan krepitus sheingga sulit bergerak
"Kaku setelah istirahat 1gelling yang sering muncul sebagai kekakuan setelah bangun tidur
selama kurang dari ") menit
!. <emeriksaan #adiologi
alah satu tanda pentung pada 23 primer adalah abnormalitas pada sendi pemikul berat dapat
dilihat jelas dibanding sendi yang tidak memikul berat. <ada daerah ini dapat ditemukan
hilangnya*menyempitnya ruang antar sendi, sklerosis subchondral, dan terbentuknya kista.
E. Terapi $armakologis
<enanganan terapi $armakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang timbul, mengoreksi
gangguan yang timbul dan mengidenti$ikasi mani$estasi-mani$estasi klinis dari ketidakstabilan
sendi 1 8elson, ))6 .
' 2bat 3ntiin$lamasi onsteroid 1 34 , 4nhibitor iklooksigenase- 1;2R-, dan
3setamino$en
Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada 23 lutut, penggunaan obat 34 dan 4nhibitor
;2R- dinilai lebih e$ekti$ daripada penggunaan asetamino$en. amun karena risiko toksisitas
obat 34 lebih tinggi daripada asetamino$en, asetamino$en tetap menjadi obat pilihan pertama
dalam penanganan rasa nyeri pada 23. ;ara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat
34 adalah dengan cara mengombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor ;2R- 1 8elson,
25
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 26/46
))6 .
;hondroprotecti7e 3gent
;hondroprotecti7e 3gent adalah obat B obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan
dari kartilago pada pasien 23. 2bat B obatan yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah 0
tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sul$at, glikosaminoglikan, 7itamin ;, dan sebagainya
1 8elson, ))6 .
U4!EF4E TE#3<4
3merican ;ollege o$ #heumatology 13;# telah membuat guideline pengobatan 23 yang
dibedakan berdasarkan lokasi 23. Untuk 23 pada tangan obat yang digunakan adalah
satu*kombinasi dari0
- ;apsaicin topical
- onsteroidal anti-in$lammatory drugs 134!s topikal, termasuk trolamine salisilat
- 34! oral
- Tramadol
3;# merekomendasikan 1dengan syarat untuk tidak menggunakan obat-obatan intra-artikuler
atau golongan opioid untuk 23 tangan. <ada orang tua usia S?5 tahun lebih baik memakai topikal
Untuk 23 lutut, 3;# merekomendasikan 0
- 3setamino$en
- 34! 2ral
- 34! Topikal
- Tramadol
- 4njeksi kortikosteroid 4ntra-artikuler
3;# merekomendasikan 1dengan syarat untuk tidak menggunakan chondroitin sul$ate,
glucosamine, atau topical capsaicin untuk 23 lutut. !an tidak ada rekomendasi penggunaan
hyaluronat intra-artikuler, dulo&etine, dan opioid.
Untuk 23 panggul 3;# merekomendasikan penggunaan satu*lebih obat dibawah untuk
manajemen awal 0
26
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 27/46
- 3setamino$en
- 34! oral
- Tramadol
- 4njeksi kortikosteroid 4ntra-artikuler
3;# merekomendasikan 1dengan syarat untuk tidak menggunakan chondroitin sul$ate, atau
glucosamine. !an tidak ada rekomendasi penggunaan 34! topikal, hyaluronat intra-artikuler,
dulo&etine, dan opioid. 1+ochberg et al., )'
$ GOUT ARTHRITIS
3. <engertian
3sam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai 1gout artritis. elain
osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler terbanyak yang menyerang
penduduk indonesia. <enyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat 1uric
acid menumpuk dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. <ada kondisi
gout, terdapat timbunan atau de$osit kristal asam urat didalam persendian. elain itu asam
urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein 1terutama dari daging,
hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis atau dari penguraian
senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, $eses, atau keringan.
out adalah penyakit yang didominasi oleh laki-laki, rasio menjadi )0'. 4ni mungkin ada
selama masa muda, namun kejadian puncaknya setelah usia :) tahun, dan perempuan
jarang menderita penyakit ini sebelum menopause. outy arthritis terutama melibatkan
sendi peripheral dari kaki dan tangan, sejauh ini keadaan yang paling umum adalah sendi
metatarsophalangeal dari kaki.
=erdasar penyebabnya dapat dibagi menjadi gout dan pseudogout. out disebabkan oleh kristal
monosodium urat monohidrat sedangkan pseudogout disebabkan oleh kristal kalsium
pyrophosphate dan penyakitnya disebut calcium pyrophosphate disease.
=. ejala
27
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 28/46
/ani$estasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit asam urat antara lain adalah sebagai
berikut 0
' yeri hebat pada malam hari, sehingga penderita sering terbangun saat tidur.
aat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, merah dan teraba panas. Keadaan
akut biasanya berlangsung " hingga ') hari, dilanjutkan dengan periode tenang. Keadaan
akut dan masa tenang dapat terjadi berulang kali dan makin lama makin berat. !an bila
berlanjut akan mengenai beberapa sendi dan jaringan bukan sendi.
" !isertai pembentukan kristal natrium urat yang dinamakan thopi.
: Terjadi de$ormitas 1kerusakan sendi secara kronis.
;. Terapi
/enurut guideline 3merican ;ollege o$ #heumatology 13;# tahun )', /anajemen gout
dibagi menjadi " tahap yaitu0
' /engatasi serangan akut
/emberikan pro$ilaksis serangan akut
" /enurunkan kadar urat untuk mencegah deposit kristal urat
<enatalaksanaan serangan akut bertujuan menurunkan rasa nyeri dan in$lamasi menggunakan obat
sebagai berikut 0
- onsteroidal anti-in$lammatory drugs 134!, seperti indomethacin
- Kortikosteroid
- Kolkisin 1sudah jarang dipakai untuk akut
- 3drenocorticotropic hormone 13;T+
- Kombinasi obat 1kolkisin ditambah 34!, kortikosteroid oral ditambah kolkisin,
steroid intra-articular tambah kolkisin atau 34!
- Terapi menurunkan kadar urat merupakan kontraindikasi penatalaksanaan akut
sehingga tidak boleh diberikan pada serangan akut.
/anajemen jangka panjang untuk menurunkan asam urat dengan 0
28
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 29/46
- 3llopurinol
- 8ebu&ostat
- <robenecid
Karena obat diatas dapat mengubah kadar asam urat serum dan jaringan maka dapat menyebabkan
serangan akut. Untuk mengatasi gejala ini dapat digunakan pro$ilaksis 0
- ;olchicine or low-dose 34!s
- Fow-dose prednisone 1i$ patients cannot take colchicine or 34!s
/edikasi lain yang dapat digunakan adalah 0
- Uricase dan pegloticase
- Jitamin ;
- 3nakinra
- 8eno$ibrate
/anajemen on$armakologis 0
- /enghindari konsumsi tinggi purin
- /enghindari konsumsi alkohol terutama bir
- /enghindari konsumsi soda atau makanan dengan pemanis sirup jagung dengan
$ruktosa tinggi
- /engurangi konsumsi makanan dan minuman manis dan garam dapur
- /inum banyak air
- /enurunkan konsumsi kolestrol
1Khanna et al., )'
3$ DEMENSIA
3. <engertian
!emensia adalah indrom penyakit akibat kelainan otak bersi$at kronik * progresi$ serta terdapat
gangguan $ungsi luhur 1Kortikal yang multiple yaitu L daya ingat , daya $ikir , daya orientasi ,
daya pemahaman , berhitung , kemampuan belajar, berbahasa , kemampuan menilai.
Genis B Genis !emensia 0
' !ementia degenerati7e <rimer
!ikenal dengan tipe 3lHheimer, keadaan yang meliputi perubahan jumlah, struktur, dan $ungsi
29
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 30/46
neuron tertentu di korteks otak. Terjadi kekusutan dan $ungsi neuro$ibriler dan plak-plak neuritdan
perubahan akti7itas kholinergik di daerah-daerah tertentu di otak. Terdapat $actor genetic atau
kromosom, usia, riwayat keluarga, radikal bebas, toksin amiloid, pengaruh logam alumunium,
akibat 7irus, atau pengaruh lingkungan.
Terdapat " 8ase0
a 8ase 4 ditandai dengan gangguan memori subyekti$, konsentrasi buruk, dan gangguan 7isuo-
spatial
b 8ase 44. Tanda yang mengarah ke kerusakan $okal-kortikal, tidak terlihat pola de$icit yang
khas
c 8ase 444. <embicaraan terganggu berat, sama sekali hilang. <emderita tidak mengenali diri
sendiri atau orang yang dikenalnya.
!ementia multi-in$ark
!idapatkan sebagai akibat*gejala sisa dari stroke kortikal atau subkortikal yang berulang.
" !ementia 8ronto-Temporal
!iakibatkan proses degenerati7e korteks anterior otak. Terdapat pencitraan neurologic $ungsional
yang menunjukkan penurunan metabolism otak di daerah lobus temporal anterior dan $rontal.ambaran klinis menggambarkan distribusi topogra$ik dengan korteks temporal yang terkena, bisa
uni maupun bilateral.
: !ementia pada penyakit neurologic
<enyakir neurologic yang sering disertai gejala dementia adalah0
a indrom <arkinson
b Khorea +untington
c +idrose$alus bertekanan normal
=. <enyebab
! B drugs 1obat-obatan
E B emotional 1gangguan emosi, missal depresi, dan lain lain
30
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 31/46
/ B metabolic atau endokrin
E B eye and ear 1dis$ungsi mata dan telinga
B utritional
T B tumor dan trauma
4 B in$eksi
3 B arteriosklerosis 1komplikasi penyakit aterosklerosis, missal in$ark miokard, gagal
jantung,dan lain-lain dan alcohol
;. Terapi
!okter dapat meresepkan benHodiaHepine untuk insomnia dan kecemasan, antidepresi untuk
depresi, dan obat-obat antipsikotik untuk waham dan halusinasi, akan tetapi dokter juga harus
mewaspadai e$ek idiosinkrasi obat yang mungkin terjadi pada pasien usia lanjut 1misalnya
kegembiraan paradoksikal, kebingungan, dan peningkatan e$ek sedasi. ecara umum, obatobatan
dengan akti7itas antikolinergik yang tinggi sebaiknya dihindarkan. !oneHepil, ri7astigmin,
galantamin, dan takrin adalah penghambat kolinesterase yang digunakan untuk mengobati
gangguan kogniti$ ringan hingga sedang pada penyakit 3lHheimer.
2bat-obat tersebut menurunkan inakti7asi dari neurotransmitter asetilkolin sehingga
meningkatkan potensi neurotransmitter kolinergik yang pada gilirannya menimbulkan perbaikan
memori. 2bat-obatan tersebut sangat berman$aat untuk seseorang dengan kehilangan memori
ringan hingga sedang yang memiliki neuron kolinergik basal yang masih baik melalui penguatan
neurotransmisi kolinergik 1/aramis, ))".
!oneHepil ditoleransi dengan baik dan digunakan secara luas. Takrin jarang digunakan karena
potensial menimbulkan hepatotoksisitas. edikit data klinis yang tersedia mengenai ri7astigmin
dan galantamin, yang sepertinya menimbulkan e$ek gastrointestinal
14 dan e$ek samping neuropsikiatrik yang lebih tinggi daripada doneHepil. Tidak satupun dari
obat-obatan tersebut dapat mencegah degenerasi neuron progresi$ 1ugroho, ))".
Calaupun penyembuhan total pada berbagai bentuk pada demensia biasanya tidak mungkin,
31
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 32/46
dengan penatalaksanaan yang optimal dapat dicapai perbaikan hidup sehari-hari dari penderita
1dan juga dari keluarga yang merawatnya. <rinsip utama penatalaksanaan penderita adalah
sebagai berikut 0
' 2ptimalkan $ungsi dari penderita, dengan 0
- 2bati penyakit yang mendasarinya
- +indari pemakaian obat yang memberikan e$ek samping pada <
- Upayakan akti$itas mental dan $isik
- +indari situasi yang menekan kemampuan mental
- <ersiapkan penderita bial akan berpindah tempat
- <erbaikan giHi
Kenali dan obati komplikasi
- perilaku merusak
- !epresi
- 3gresi7itas
- inkontinensia
" Upayakan pengobatan berkesinambungan
- #eakses keadaan kogniti$ dan $isik
- <engobatan gangguan medik
: Upayakan in$ormasi medis bagi penderita dan keluarga
- =erbagai hal tentang penyakitnya
- Kemungkinan gangguan * kelainan yang bisa terjadi
- prognosis
5 Upayakan in$ormasi pelayanan social yang ada pada penderita dan keluarganya
32
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 33/46
- =erbagaai pelayanan kesehatan masyarakat
- asehat hukum dan atau keuangan
6 Upayakan nasehat keluarga untuk
- <engenalan dan cara atasi kon$lik keluarga
- penanganan rasa marah atau rasa bersalah
- pengambilan keputusan untuk perumahan respite atau di institusi
- Kepentingan-kepentingan hukum*masalah etik
!erajat
sakit
ambaran klinik Kemungkinan pemecahan
sosial
#ingan 3lpa dan pelupa. ;enderung untuk
melalaikan pekerjaan dirumah, tapi
sering masih bisa mengerjakan
pekerjaan yang mudah dengan
aman 1masak sederhana.
Tak mengompol, kebersihan
pribadi masih baik. /asih bisa
mengenali orang*alamat sendiri,
mengetahui jalan sekitar rumah.
<embicaraan terbatas tapi masih
bisa dimengerti. /ampu
mengerjakan tugas khusus tertentu
!apat dipertahankan hidup
dirumah sendiri, bila
kompetensi masih ada dan
suami*istri* keluarga yang setia.
=ila janda*duda atau hidup
sendiri biasanya memerlukan
bantuan tetangga.
<engiriman makanan atau
membantu pekerjaan rumah.
<erlu dukungan di Klinik
Fansia iang 1geriatric day
hospital, pusat lansia atau
rawatan respite.edang
1tanpa
disabilita
s medis
<engembara yang gembira,
seringkali tersesat diluar rumah, tak
tahu alamat sendiri.
;enderung kecelakaan0 biarkan gas
terbuka, masak sampai hangus, tak
hati-hati dengan api. !apur
=ila janda*duda atau hidup
sendiri, tak aman hidup
dirumah sendiri, tapi mungkin
bisa bertahan dengan
suami*istri*keluarga yang
sangat berbakti. /ereka yang
33
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 34/46
terbengkalai. Tak hiraukan untuk
beli makanan. Tidur seenaknya dan
mengompol.
tak mempunyai keluarga
memerlukan tempat di panti
wredha, panti rawatan mental
untuk lansia.
edang
1dengan
disabilita
s medis,
misal
stroke,
jatuh,
artritis
berat
eperti diatas, akan tetapi mobilitas
terbatas. /ungkin terpancang di
tempat tidur atau di kursi.
Tak tepat untuk hidup sendiri.
=ila dengan keluarga
diperlukan dukungan yang
sangat besar, sering
memerlukan rawatan rumah
sakit. Tak cocok untuk di panti
hunian. eringkali memerlukan
tempat di institusi rawat jangka
panjang.
=erat
1tanpa
disabilita
s medis
angguan memori berat, tak hirau
sama sekali pada higiene pribadi.
ering mengompol*ngobrok. Tak
berusaha untuk masak atau
memelihara diri, pembicaraan
kacau, inkoheren.
Garang sekali keluarga yang
mampu menangani sendiri
keadaan ini. <enderita
memerlukan rawatan institusi
jangka panjang, seringkali di
unit psiko-geriatri.=erat
1dengan
disabilita
s medis
eperti diatas, tapi terpancang
ditempat tidur atau dikursi.
/emerlukan rawatan jangka
panjang di bawah pengawasan
geriatris.
=eberapa jenis obat yang berdasar pada patogenesis berkurangnya asetilkolin, yaitu dengan obat
golongan penghambat asetilkolin-esterase, antara lain Takrin dan Ekselon.
4$ "ATUH DAN FRAKTUR TULANG
3. <engertian
8raktur tulang adalah patahnya tulang seluruhnya maupun retaknya dari tulang dengan retaknya
memenuhi kriteria keretakan tertentu. +al ini terjadi jika tulang menerima beban tekanan yang
melebihi kapasitasnya maka dari itu pada lansia lebih sering terjadi akibat dari pengeroposan
tulang atau yang sering kita sebut osteoporosis.
34
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 35/46
!e$isiensi 7itamin ! berperan penting untuk terjadinya jatuh, diduga karena perannya pada
massa dan kekuatan otot. /etabolit 7itamin ! dapat mempengaruhi metabolism sel otot melalui
mediasi transkripsi gen, melalui jalur cepat yang tidak melibatkan sintesis !3, dan melaui 7arian
alel reseptor 7itamin !.
=eberapa penelitian menunjukkan bahwa risiko terjadinya patah tulang tidak hanya ditentukan
oleh densitas massa tulang, melainkan juga oleh $aktor B $aktor lain yang berkaitan dengan
kerapuhan $isik dan meningkatnya risiko untuk jatuh. !idapatkan data bahwa ada hubungan yang
kuat antara $rekuensi kejadian jatuh dengan risiko terjadinya patah tulang. !idapatkan pula data
tipe jatuh yang meningkatkan risiko patah tulang panggul, yakni jatuh ketika posisi sedang
berputar.
<ada lansia $raktur yang terjadi dapat berakibat seperti ini 0
' =erkurangnya mobilitas.
!iperlukannya perawatan jangka panjang.
" #asa sakit kronis.
: =uruknya kualitas hidup.
5 /eningkatnya resiko kematian.
<ada hakekatnya patah tulang diklasi$ikasikan menjadi seperti ini 0
' imple 1tertutup 0 Tulang yang patah tetap berada di dalam kulit.
;ompound 1terbuka 0 Tulang yang patah merobek jaringan kulit di atasnya.
" 4ncomplete 0 Tulang yang patah cuma berupa retakan saja.
: ;omplete 0 Tulang yang patah sampai benar-benar patah sampai terlepas.
!ari klasi$ikasi tersebut maka berbeda juga penanganan awalnya. Gika patah tulang yang terjadi
seperti incomplete dan simple dengan syarat kondisi $isik stabil maka dapat langsung diberi
tindakan operati$ sebagai tatalaksananya. Gika patah tulang yang terjadi adalah complete maupun
compound maka kita harus mengontrol perdarahan yang mungkin terjadi serta mengembalikan
kondisi stabilnya.
3da beberapa bagian yang paling sering saat $raktur terjadi , yaitu 0
35
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 36/46
' <inggul.
<ergelangan tangan dan lengan.
" #uas-ruas tulang belakang 17ertebrae.
: Engkel dan tungkai bawah.
5 Tangan
6 Tulang-tulang rusuk.
=. Tatalaksana
Tujuan utama tatalaksana adalah mengembalikan pasien pada keadaan dan $ungsi sebelum menjadi
$raktur. +al ini dicapai dengan operasi diikuti mobilisasi dini. 3spek penting pasca operasi adalah
mobilisasi dini untuk mencegah komplikasi akibat imobilisasi. #ehabilitasi harus dimulai satu hari
setelah operasi dengan mobilisasi bertahap dari tempat tidur ke kursi dan selanjutnya berdiri dan
berjalan. <ada hari pertama dapat dimulai dengan latihan kekuatan isometrikdan latihan mobilisasi.
<ada hari keempat latihan berdiri dan latihan berjalan dengan pegangan.
<ada pemeriksaan $isik die7aluasi adanya komplikasi akibat $raktur, $aktor penyebab $raktur, dan
penyakit penyerta. <emeriksaan $isik awal sangat pentung untuk menge7aluasi komplikasi yang
mungkin terjadi kemudian. <enilaian status nutrisi pasien dapat dinilai melalui berat badan, dan
tinggi badan, konsentrasi albumin, dan jumlah total lim$osit. <enilain kulit dilakukan terhadap
adanya decubitus.
<erlu dilakukan tatalaksana terhadap nyeri yang seringkali timbul akibat $raktur. <ada keadaan
tersebut pasien dapat diberikan parasetamol 5))mg hingga dosis maksimal ")))mg per hari. =ila
respon tidak adekuat dapat ditambahkan dengan kodein ') mg. langkah selanjutnya adalah dengan
menggunakan obat antii$lamasi nonsteroid seperti ibupro$en :)) mg, " kali sehari. <ada keadaan
sangat nyeri 1terutama bila terdapat osteoporosis, kalsitonin 5)-')) 4U dapat diberikan subkutan
malam hari. olongan narkotik hendaknya dihindari karena dapat menyebabkan deliriu,
<ada perencanaan pulang ke rumah juga perlu die7aluasi $aktor risiko seperti lingkungan saat jatuh
sebelumnya dengan tatalaksana perubahan lingkungan dan akti7itas untuk mengurangi
kemungkinan jatuh berulang. #e7iew dan kurangi konsumsi obat B obatan.
36
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 37/46
<E;E3+3 G3TU+ <3!3 F343
Usaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan karena bila sudah terjadi jatuh pasti
terjadi komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan.
3da " usaha pokok untuk pencegahan, antara lain 0 1Tinetti, ))"
'. 4denti$ikasi $aktor resiko
<ada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya $aktor intrinsik risiko jatuh,
perlu dilakukan assesmen keadaan sensorik, neurologik, muskuloskeletal dan penyakit sistemik
yang sering mendasari * menyebabkan jatuh.
Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan.
<enerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Fantai rumah datar, tidak licin, bersih
dari benda-benda kecil yang susah dilihat. <eralatan rumah tangga yang sudah tidak aman 1lapuk,
dapat bergeser sendiri sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu jalan*tempat akti$itas lansia. Kamar mandi dibuat tidak licin,
sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. C; sebaiknya dengan
kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.
2bat-obatan yang menyebabkan hipotensi postural, hipoglikemik atau penurunan kewaspadaan
harus diberikan sangat selekti$ dan dengan penjelasan yang komprehensi$ pada lansia dan
keluargannya tentang risiko terjadinya jatuh akibat minum obat tertentu.
3lat bantu berjalan yang dipakai lansia baik berupa tongkat, tripod, kruk atau walker harus dibuat
dari bahan yang kuat tetapi ringan, aman tidak mudah bergeser serta sesuai dengan ukuran tinggi
badan lansia.
. <enilaian keseimbangan dan gaya berjalan 1gait
etiap lansia harus die7aluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan
pindah tempat, pindah posisi. <enilaian postural sway sangat diperlukan untuk mencegah
terjadinya jatuh pada lansia. =ila goyangan badan pada saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka
37
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 38/46
diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi medik. <enilaian gaya berjalan 1gait juga harus
dilakukan dengan cermat apakah penderita mengangkat kaki dengan benar pada saat berjalan,
apakah kekuatan otot ekstremitas bawah penderita cukup untuk berjalan tanpa bantuan.
Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainan*penurunan.
". /engatur * mengatasi $raktur situasional
8aktor situasional yang bersi$at serangan akut * eksaserbasi akut, penyakit yang dideriata lansia
dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lansia secara periodik. 8aktor situasional
bahaya lingkungan dapat dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan seperti tersebut
diatas. 8aktor situasional yang berupa akti$itas $isik dapat dibatasi sesuai dengan kondisi kesehatan
penderita. <erlu diberitahukan pada penderita akti$itas $isik seberapa jauh yang aman bagi
penderita, akti$itas tersebut tidak boleh melampaui batasan yang diperbolehkan baginya sesuai
hasil pemeriksaan kondisi $isik. =ila lansia sehat dan tidak ada batasan akti$itas $isik, maka
dianjurkan lansia tidak melakukan akti$itas $isik sangat melelahkan atau beresiko tinggi untuk
terjadinya jatuh.
5$ HIPERTENSI
<ada usia N 6) tahun, tekanan darah N '5)*D) mm+g dapat dikategorikan ke dalam hipertensi dan
harus memulai $armako terapi. <enatalaksanaan hipertensi ddidasarkan pada guideline dari G; (
seperti pada bagan di bawah.
38
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 39/46
Dewasa dengan hipertensi dengan usia ≥ 18 tahun
Perubahan gaya hidup
Tetapkan target tekanan darah dan inisisasi penbatan untuk !enurunkannya berdasarkan usia" diabet
%sia ≥60 tahun %sia & 60 tahun
'e!ua usia" dengan diabetes tanpa #$D'e!ua usia dengan #$D" dengan atau tanpa
Target ( &150)90 !!*g Target ( &140)90 !!*g Target ( &140)90 !!*g Target ( &140)90 !!*g
, tipe diuretk" atau -#./" atau -" atau ##" bisa tungga atau k!binasi Thia+ide, tipe diuretk" atau ##" bisa tungga atau k!binasi-#./" atau -" atau bisa tungga atau k!bin
'trategi
aksi!akan pengbatan perta!a sebeu! pengbatan kedua
Ta!bahkan penbatan kedua sebeu! !enapai dsis !aksi!u! pengbatan perta!a
ied drug !binatin
39
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 40/46
Target terapai
Teruskan pengbatan dan !dikasi gaya hidup
itrasi thia+ide,tipe diureti" atau -#./" atau -" atau ##" gunakan keas bat yang berbedda dari seb
%ntuk strategi #" titrasi dsis dari dsis inisia ke !aksi!u!;
Teruskan pengbatan dan !dikasi gaya hidup
de,tipe diureti" atau -#./" atau -" atau ##" gunakan keas bat yang berbedda dari sebeu!nya" :a
Target terapai
<an:utkan pengbatan dan !nitring Target terapai
40
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 41/46
Target terapai
Teruskan pengbatan dan !dikasi gaya hidup
bat dengan keas berbeda eta bker" adsterne antagnis"d= atau knsutasikan ke bagian spes
G)). 1$ G%8*% M)*)<%%* H%./%*& ?")%& %/$ )8$# 014@
($ DIABETES MELLITUS PADA GERIATRI
angguan metabolisme karbohidrat pada lansia meliputi tiga hal yaitu resistensi insulin,
hilangnya pelepasan insulin $ase pertama sehingga lonjakan awal insulin postprandial tidak terjadi
pada lansia dengan !/, peningkatan kadar glukosa postprandial dengan kadar gula glukosa puasa
normal. !i antara ketiga gangguan tersebut, yang paling berperanan adalah resistensi insulin. +al ini
ditunjukkan dengan kadar insulin plasma yang cukup tinggi pada jam setelah pembebanan glukosa
?5 gram dengan kadar glukosa yang tinggi pula. Timbulnya resistensi insulin pada lansia dapat
disebabkan oleh : $aktor perubahan komposisi tubuh0 massa otot lebih sedikit dan jaringan lemak
lebih banyak, menurunnya akti7itas $isik sehingga terjadi penurunan jumlah reseptor insulin yang siap
berikatan dengan insulin, perubahan pola makan lebih banyak makan karbohidrat akibat berkurangnya
jumlah gigi sehingga, perubahan neurohor- monal 1terutama insulin-like growth $actor-' 148-' dan
dehidroepiandosteron 1!+E3 plasma sehingga terjadi penurunan ambilan glukosa akibat
menurunnya sensiti7itas reseptor insulin dan aksi insulin.
ejala klasik !/ seperti poliuria, polidipsi, poli$agia, dan penurunan berat badan tidak selalu
tampak pada lansia penderita !/ karena seiring dengan meningkatnya usia terjadi kenaikan ambang
batas ginjal untuk glukosa sehingga glukosa baru dikeluarkan melalui urin bila glukosa darah sudah
cukup tinggi. elain itu, karena mekanisme haus terganggu seiring dengan penuaan, maka polidipsi
pun tidak terjadi, sehingga lansia penderita !/ mudah mengalami dehidrasi hiperosmolar akibat
hiperglikemia berat. !/ pada lansia umumnya bersi$at asimptomatik, kalaupun ada gejala, seringkali
berupa gejala tidak khas seperti kelemahan, letargi, perubahan tingkah laku, menurunnya status
kogniti$ atau kemampuan $ungsional 1antara lain delirium, demensia, depresi, agitasi, mudah jatuh,
dan inkontinensia urin. 4nilah yang menyebabkan diagnosis !/ pada lansia seringkali agak
terlambat. =ahkan, !/ pada lansia seringkali baru terdiagnosis setelah timbul penyakit lain.
TE#3<4
Target terapi !/ yang dianjurkan adalah +b3'c M?,) untuk lansia dengan komorbiditas
minimal dan M(,) untuk lansia yang renta, harapan hidup M5 tahun, dan lansia yang berisiko bila
dilakukan kontrol gula darah intensi$ risiko. amun, rekomendasi target terapi ini tidak mutlak dan
perlu disesuaikan secara indi7idual menurut tingkat disabilitas, angka harapan hidup, dan kepatuhan
pengobatan. =erdasarkan konsensus ini, terapi !/ tipe dibagi menjadi tingkatan.
41
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 42/46
a. Tingkat '0 terapi utama yang telah terbukti 1well 7alidated core therapies
4nter7ensi ini merupakan yang paling banyak digunakan dan paling cost-e$$ecti7e untuk
mencapai target gula darah. Terapi tingkat ' ini terdiri dari modi$ikasi gaya hidup 1untuk
menurunkan berat badan O olah raga, met$ormin, sul$onilurea, dan insulin.
b. Tingkat 0 terapi yang belum banyak dibuktikan 1less well 7alidated therapies
4nter7ensi ini terdiri dari pilihan terapi yang berguna pada sebagian orang, tetapi
dikelompokkan ke dalam tingkat karena masih terbatasnya pengalaman klinis. Termasuk ke
dalam tingkat ini adalah tiaHolidindion 1pioglitaHon dan lucagon Fike <eptide-'*F<-'
agonis 1e&enatide. 1Kurniawan, )')
42
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 43/46
BAB III
SIMPULAN
'. Terjadinya berbagai proses patologi pada lansia memiliki banyak penyebab. <enyebab
yang multi$aktorial seperti $aktor $isik, sosial, psikologis, biologis, dapat bermani$estasi
menjadi berbagai gejala *sindrom geriatri.
. <asien geriatri adalah pasien berusia lanjut 1S 6) tahun dengan penyakit majemuk
1multipatologi akibat gangguan $ungsi jasmani dan rohani, kondisi sosial yang bermasalah,
sehingga kejadian jatuh pada pasien geriatri merupakan kejadian yang perlu die7aluasi untuk
menentukan langkah pre7enti$, kurati$, dan rehabilitati$.
". <asien geriatri pada skenario diatas mengalami tekanan darah dan kadar gula darahtinggi sehingga didiagnosis menderita hipertensi dan !iabetes /elitus serta perlu
pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakan diagnosis osteoarthritis dan demensia.
43
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 44/46
BAB IV
SARAN
3 aran untuk kelompok 36
'. !iharapkan masing-masing mahasiswa dapat lebih akti$ dalam diskusi, dan dapat
saling berbagi ilmu antara satu dengan yang lain.
. !iharapkan semua anggota dapat lebih menghargai pendapat antara satu dengan yang
lainnya agar diskusi berjalan dengan lebih kondusi$ dan mendahulukan anggota yang
belum memberikan pendapat.
". !iharapkan semua anggota kelompok mampu memahami learning objectives yang
harus dicapai, sehingga tujuan pembelajaran pada skenario dapat tercapai.
= aran untuk tutor
Tutor sudah mengarahkan hal B hal penting yang perlu didiskusikan oleh mahasiswa
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. !iharapkan tutor juga bisa mendorong
partisipasi mahasiswa agar lebih akti$ dalam menyampaikan pendapatnya.
; aran dari skenario
'. <ada pasien eriatri pemakaian obat yang banyak 1poli$armasi sebaiknya diawasi
dengan baik, sebab lebih sering terjadi e$ek samping, interaksi, toksisitas obat, dan
penyakit iatrogenik, lebih sering terjadi peresepan obat yang tidak sesuai dengan
diagnosis penyakit dan berlebihan, serta ketidakpatuhan menggunakan obat sesuai
dengan aturan pemakaiannya.
. 8aktor lingkungan yang menyebabkan jatuh pada pasien geriatri dalam skenario
sebaiknya diperhatikan dan diatasi agar tidak terjadi berulangnya peristiwa jatuh.
ebaiknya pasien geriatri dirawat oleh keluarga dan tidak tinggal sendirian di rumah.
". <erlu pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk memberikan penatalaksanaan yang
tepat bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
=engston et al. 1))D. +andbook o$ Theories o$ 3ging. pringer <ublishing ;ompany 0 ew
9ork.
!itjen =ina 8armasi dan 3lkes. 1))5. <harmaceutical ;are untuk penyakit !iabetes
/ellitus. Gakarta0 !epartemen Kesehatan #4. pp0 D-:".
Edelberg G/ dan #eed /G. 1))". 3ging and angiogenesis. 8rontiers =ioscienceL (0 ''DD-
)D
44
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 45/46
8elson !T. 1))(. 2steoarthritis. !alam0 8auci 3, et al., editors. +3##42s <rinciples
o$ 4nternal /edicine. '?th ed. ew 9ork0/c raw-+ill ;ompanies 4nc. pp0'5(-'65.
+aI 4, /urphy E, !acre G. 1))". 2steoarthritis #e7iew. <ostgrad Med J , ?D 0 "?? B "(".
+elmi, V. 1)'. =uku 3jar angguan /uskuloskeletal. Gakarta0 alemba /edika.
+ochberg /, et al. 1)'. 3merican ;ollege o$ #heumatology recommendations $or the use
o$ nonpharmacologic and pharmacologic therapies in osteoarthritis o$ the hand, hip, and
knee. 3rthritis ;are #es, 6:1:, pp0:65-:?:.
Games <3, et al. 1)':. E7idence-based guideline $or the management o$ high blood pressure
in adults0 1G;(. G3/3L"''1505)?-)
wagerty G#, dan !eborah !F+. 1))'. #adiographic assessment o$ osteoartritis. 3merican
$amily physician Wserial on the 4nternetX. 37ailable $rom0 www.aa$p.org*a$p.
Khanna !, et al 1)'. )' 3merican ;ollege o$ #heumatology guidelines $or management
o$ gout. <art '0 ystematic nonpharmacologic and pharmacologic therapeutic approaches
to hyperuricemia. 3rthritis ;are #es, 6:1'), pp.':"'-'::6.
KatHung =, /asters , Tre7or 3. 1)'. =asic O clinical pharmacology. ew 9ork0
/craw-+ill /edical.
Kurniawan 4. 1)'). !iabetes melitus tipe pada usia lanjut. /ajalah Kedokteran 4ndonesia.
Jol.6)1'0 5?6-5(:.
KoHier =. 1))". =uku 3jar Keperawatan Klinis KoHier O E#b, Ed 5. Gakarta0 E;.
Fe7y !=. 1)'6. o$t Tissue Knee 4njury. WonlineX Emedicine.medscape.com. Tersedia di0
http0**emedicine.medscape.com*article*(6?D-o7er7iewW!iakses 6 /ar. )'6X.
FoHada ;G. 1)'5. 2steoarthritis. WonlineX Emedicine.medscape.com. Tersedia
di0http0**emedicine.medscape.com*article*""):(?-o7er7iewW!iakses 6 /ar. )'6X.
/ansjoer 3 et al. 1))). Kapita elekta Kedokteran Gilid '. Gakarta0 /edia 3esculapius.
/einer E. 1)''. erontologic ursing 8ourth Edition. U3 0 Else7ier /osby.
45
7/26/2019 Laporan Tutorial Geriatri Skenario 1 a6
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-tutorial-geriatri-skenario-1-a6 46/46
/aramis C8. 1))5. ;atatan 4lmu Kedokteran Giwa. Edisi ke-(. urabaya0 3irlangga
Uni7ersity <ress. pp0 'D"
/ogensen ;. 1))?. Pharmacotherapy of iabetes0 ew !e7elopments. ew 9ork0
pringer cience, =usiness /edia FF;. pp0 D-')
ugroho C. 1))". Keperawatan erontik. Edisi ke-. =uku Kedokteran. Gakarta0 E;, pp0
5:-65.
<rice 3. 1)). <athophysiology0 clinical concepts o$ diseases processes. 6 th ed. Else7ier
cience0 /osby.
<rice 3 dan Cilson F/. 1'DD5. <ato$isiologi, Konsep Klinis proses <enyakit. Edisi ke-:.
Gakarta 0 <enerbit =uku Kedokteran E;, pp0 ''( - '.
etiati , et al. 1))D. <roses /enua dan 4mplikasi Klinisnya. !alam udoyo 3C,
etiyohadi =,et al., editors. =uku ajar ilmu penyakit dalam jilid 4. Gakarta0 <usat
<enerbitan !epartemen 4lmu <enyakit !alam 8KU4, pp0 ?5?-?6'.oeroso , et al. 1))6. 2steoartritis. 4n0 udoyo 3C, et al. =uku 3jar 4lmu <enyakit !alam
Gilid 44 Edisi 4J. Gakarta08akultas Kedokteran Uni7ersitas 4ndonesia, pp0 ''D5-')'.
Talia$erro </ dan <rice ;3. 1))'. 3ging increases risk $or medication problems. enior
eriesL '?0 '-".
Tinetti /. 1))". <re7enting 8alls in Elderly <ersons. Engl Gournal /edicine. 1":(, : -
:D
Tjokroprawiro +3. 1'D(6. !iabetes /ellitus 3spek Klinik dan Epidemiologi. urabaya0
3irlangga Uni7ersity <ress. pp0 ?, 5'