Lapsus Jiwa Nida Yani

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Kasus Ujian

Laporan KasusGANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE CAMPURAN dd GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR, EPISODE KINI CAMPURAN(F25.2 dd F31.6)

Oleh :

Gusti Nida AsriaI1A010034Nurliani

I1A010061Penguji

dr. H. Yulizar Darwis, Sp.KJ, MMUPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa

FK Unlam-RSUD Ulin

Banjarmasin

April, 2014LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

I. IDENTITAS OS

Nama : Tn. FAUsia : 19 tahun

Jenis Kelamin : Laki-lakiAlamat : Jl. Brigjend H. Hasan Basri RT. 03/01 Barabai, Hulu Sungai TengahPendidikan : Pelajar SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

Agama : Islam

Suku : Banjar

Bangsa : Indonesia

Status Perkawinan : Belum Kawin

MRS Tanggal : 29 April 2014II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Alloanamnesa dengan ibu OS yang bernama Ny. Masitah pada tanggal 29 April 2014 pukul 13.15 WITA di IGD Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.Autoanamnesa dengan OS tanggal 29 April pukul 14.05 WITA di IGD Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.A. KELUHAN UTAMAMengamuk, menghancurkan barang-barangKELUHAN TAMBAHANBerbicara sendiri, tertawa sendiri, sering keluyuran.B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

AlloanamnesaPada akhir Desember 2013 lalu, OS sempat menyatakan cinta kepada adik kelasnya (kelas 1 SMA) melalui SMS, tetapi tidak ada tanggapan dari adik kelasnya. Ini merupakan cinta pertama OS, sehingga OS sangat tergila-gila. OS sering mengirim SMS dan berbagai hadiah kepada adik kelasnya tersebut, tetapi tidak pernah mendapat tanggapan dari adik kelasnya. OS sudah mulai menyukai adik kelasnya sejak pertengahan Oktober 2013 lalu. OS mulai menunjukkan perubahan perilaku sejak awal Januari 2014, saat itu OS suka membaca buku-buku agama dan mulai mempraktekkan sendiri isi dalam buku tersebut. Buku yang dibacanya berupa buku mengenai agama dan ketuhanan. Gejala yang muncul kemudian adalah OS menganggap dirinya sebagai anak Guru Bahit dan sedang dalam proses menjadi habib.

Keluhan bicara sendiri dan tertawa sendiri muncul sejak awal Januari tahun 2014 lalu, OS juga sering menyanyi sendiri, bicara kacau, dan suka melamun. Saat bicara kacau, hal yang paling sering dibicarakannya adalah seorang wanita bernama Siti Khadijah yang merupakan adik kelas di sekolah yang OS sukai. Saat melamun, OS tidak menyahut walaupun sudah dipanggil dan diajak bicara.

Sejak tanggal 26 Maret 2014, OS tidak pernah lagi sembahyang, sulit untuk tidur, dan nafsu makan berkurang. OS juga suka memakai gamis karena merasa memiliki hubungan dengan Guru Bahit.

OS kemudian dirawat inap di RSJ Sambang Lihum pada tanggal 2 April 2014 dengan keluhan utama mengamuk dan mencelakai diri sendiri. Lima belas hari setelah dirawat, yaitu pada tanggal 17 April 2014 OS dijemput oleh keluarga untuk mengikuti ujian nasional kelas 3 SMA. Terapi yang diberikan saat OS menjalani rawat inap dilihat dari status OS adalah Inj. Lodomer 1 amp (k/p) jika gaduh gelisah, Inj. Diaz amp (k/p) jika TD >= 100/70, CPZ 3x100 mg (jika TD>= 100/70), HLP 3x5 mg, THP 3x2 mg, Elizac 20 mg (1-0-0), clozapine 25 mg (1-0-1), asam mefenamat 3x500 mg, amoxicillin 3x500 mg. Menurut keluarga, saat OS keluar dari RSJ dalam keadaan lebih tenang dan tidak mengamuk lagi. Obat yang diberikan saat OS rawat jalan adalah CPZ 3x100 mg (jika TD>= 100/70), HLP 3x5 mg, THP 3x2 mg, Elizac 20 mg (1-0-0), clozapine 25 mg (1-0-1), asam mefenamat 3x500 mg, amoxicillin 3x500 mg. Awal OS keluar dari RSJ, OS selalu mau jika disuruh ayah atau ibunya minum obat, seminggu kemudian OS mulai susah disuruh minum obat, sampai akhirnya tidak mau lagi meminum obat pada tanggal 27 April 2014. Tidak ada stressor lain yang ditemukan oleh ayah, ibu, ataupun adik OS saat OS menjalani rawat jalan. OS ikut menjalani Ujian Nasional dengan diawasi oleh guru pengawas dalam ruangan guru.Pada tanggal 29 April 2014, OS kembali masuk RSJ Sambang Lihum karena keluhan kembali muncul. OS kembali datang dengan keluhan mengamuk, bicara sendiri, tertawa sendiri, sering berjalan ke luar rumah tanpa bisa menuju jalan pulang, sehingga keluarga selalu mencari dan membujuk agar mau kembali pulang ke rumah. OS mengamuk dengan cara membuang semua baju yang tersusun di lemari rumahnya, merusak gitar kesayangannya, dan membanting semua barang yang dilihatnya.

Tanggal 30 Maret, 3 hari sebelum masuk RSJ yang pertama, OS merusak gitar kesayangannya, mencabut lampu-lampu dan berusaha menyetrum dirinya sendiri.

AutoanamnesaOS menyatakan bahwa ia mendengar bisikan-bisikan yang dia yakini adalah suara dari Siti Khadijah, perempuan yang disukainya. OS selalu mengikuti apa yang dikatakan bisikan tersebut. Pada tanggal 29 April, saat OS datang ke poli, OS mengatakan bisikan itu menyuruh agar membunuh kedua orang tua nya, kemudian OS tampak mengamuk dan tambah gelisah. Sesaat kemudian, OS tenang kembali dan mengaku bahwa bisikan itu menyuruh agas OS duduk dan berbaring. Ketika berhadapan dengan pemeriksa, OS sering tertawa sendiri, OS kerap kali mengganti namanya sendiri, nama orangtuanya,dan nama adik kelas yang disukainya. Pembicaraan OS tidak tentu arah, banyak hal-hal yang tidak realistis. OS mengatakan apa yang diceritakan ayahnya adalah bohong. OS mengaku dirinya habib dan sedang dalam perjalanan menjemput habibahnya yang berasa di Landasan Ulin.C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

OS tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. OS pernah mengalami demam tinggi pada Januri 2014 selama seminggu, kemudian berobat ke mantri, kemudian demam sembuh, tidak ada riwayat mengonsumsi alkohol, napza, ataupun merokok.D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal

OS dilahirkan dengan normal, spontan dan cukup bulan. Berat badan saat lahir 3,2 kg. Tidak ada kesulitan saat dilahirkan dengan bantuan bidan kampung di rumah. Lahir langsung menangis. Selama dalam kandungan, ibu OS tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang serius. Tidak ada tanda-tanda hiperemesis gravidarum pada ibu OS selama mengandung.2. Riwayat Masa Bayi dan Kanak-KanakInfancy (0 - 1,5 tahun) Basic Trust vs. Mistrust

OS hanya mendapatkan ASI sampai umur 2 bulan kemudian dilanjutkan dengan susu formula. OS tidak mempunyai riwayat sakit seperti diare dan kejang. Bayi sering menangis apabila digendong orang asing. OS mulai belajar merangkak usia 8 bulan, duduk usia 10 bulan dan berjalan usia 1 tahun 3 bulan.

Early Childhood (1,5 3 tahun) Autonomy vs. Shame & Doubt

Riwayat tumbuh kembang baik seperti anak seusianya, sudah bisa berdiri dan jalan sendiri. Pada usia ini OS diberi kebebasan dalam bermain, tapi masih dalam pengawasan orang tua. OS mulai lancar bicara usia 1 tahun 10 bulan.

Preschool Age (3 6 tahun) Inisiative vs. Guilt

OS bisa melakukan suatu pekerjaan tapi tidak sampai selesai, seperti ikut membantu ayah dan ibu mencuci piring, menyapu tapi hanya sebentar-bentar. OS tidak pernah mengganggu dan memukul teman-temannya. Pada usia ini OS tidak pernah mengalami sakit berat, demam tinggi, ataupun kejang.

Riwayat usia 6 12 tahun Industry vs Inferiority

OS sudah bersekolah di Sekolah Dasar, saat sekolah prestasi OS baik. OS termasuk anak yang suka bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempunyai cukup banyak teman. Pada masa ini OS sudah mulai ikut membantu ayah dan ibu memperbaiki barang rumah tangga yang rusak.3. Riwayat Masa Remaja dan Dewasa

Riwayat usia 12 18 tahun Identity vs Role Diffusion

OS sudah mulai mengenali identitas dirinya, OS bersikap seperti halnya anak laki-laki. OS seseorang yang penurut, patuh, OS jarang menunda-nunda pekerjaan karena OS orang yang cukup perfeksionis, tidak suka melanggar peraturan dan tidak suka mencari perhatian. OS termasuk orang yang pendiam, jarang menceritakan hal-hal pribadinya, tapi sesekali bisa .Riwayat masa dewasa

Menurut keluarga, OS merupakan anak yang penurut, patuh terhadap orang tua dan norma sosial yang ada, ingin serba teratur, kaku, pencuriga, terkadang cepat tersinggung dan tidak suka mencari perhatian dengan cara yang berlebihan. OS suka berkumpul dengan teman-temannya, terkadang pergi keluar bersama teman dengan izin orang tua. 4. Riwayat Pendidikan

OS saat ini merupakan pelajar SMA kelas 3 yang telah selesai melaksanakan Ujian Nasional. Selama sekolah terkenal cukup pintar, sering ranking, dan tidak ada masalah dengan temannya di sekolah.5. Riwayat Pekerjaan

OS tidak bekerja.6. Riwayat Perkawinan

OS belum pernah menikah.

E. RIWAYAT KELUARGA

Genogram:

Herediter (-)

Keterangan :

Laki-laki :

Meninggal :

Perempuan : Serumah : OS:

F. RIWAYAT SITUASI SEKARANG

OS tinggal berempat dengan ayah, ibu, dan 1 adik laki-lakinya. OS berasal dari keluarga ekonomi lemah. Di rumah, orang tua memperlakukan OS sama dengan adiknya, tidak dimanja dan tidak juga dikekang. Ayah, ibu, maupun adik OS terlihat selalu mendukung penuh OS untuk bias kembali menjalani aktivitas seperti saat sebelum sakit. Ayah, ibu, ataupun adiknya rajin mengingatkan OS untuk minum obat saat dirawat jalan. OS juga sering dijenguk oleh keluarganya saat dirawat inap. Keluarga mengunjungi OS rutin 2 kali seminggu pada hari Selasa dan Sabtu. G. PERSEPSI OS TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA

OS tidak menganggap dirinya sakit. OS sering mengganti namanya sendiri dan nama-nama orang di sekitarnya. OS menganggap dirinya calon habib dan anak dari Guru Bahit. Untuk menjadi habib, OS merasa harus menjemput habibahnya di tempat lain.III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

OS datang dengan memakai baju kaos berkerah berwarna biru tua dan celana pendek dari bahan kain berwarna coklat tua dan bersandal jepit. Keadaan OS kurang rapi dan sedikit kotor. OS berkulit sawo matang. Rambut kurang tertata rapi. Kuku dan gigi juga kurang terawat. Penampilan wajah tidak sesuai dengan usianya, terlihat lebih tua sekitar 5 tahun. Selama ditanya pemeriksa, OS sering tertawa sendiri. Pembicaraan OS tidak tentu arah. Banyak hal-hal yang tidak realistis. OS menyatakan apa yang diceritakan ayahnya adalah bohong. Saat diajak berkenalan OS tampak pasif, namun tetap menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pemeriksa, kontak mata tidak dapat dipertahankan dengan pemeriksa.2. Kesadaran

Compos mentis3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Hiperaktif, logorhea (+)4. Pembicaraan

Jawaban kadang sesuai dengan pertanyaan, kadang tidak sesuai.

5. Sikap terhadap Pemeriksa

Kooperatif.6. Kontak Psikis

Kontak ada, tidak wajar, tidak dapat dipertahankanG. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN EKSPRESI AFEKTIF KESERASIAN SERTA EMPATI

1. Afek (mood) : hypothim, hyperthim2. Ekspresi afektif : murung, hiperaktifa. Stabilitas: Tidak stabil

b. Kesungguhan/ Serius: Sungguh-sungguh/ serius

c. Skala differensiasi: Sempit

d. Pengendalian: Terganggu

e. Dalam atau Dangkal: Dangkal

f. Arus emosi: cepat

g. Empati: Tidak dapat diraba-rasakan

3. Keserasian : inappropiate

4. Empati : Tidak dapat dirabarasakanH. FUNGSI KOGNITIF

1. Kesadaran : Compos Mentis2. Orientasi

- Waktu : baik (OS dapat menyebutkan waktu saat dia dianamnesis) - Tempat : baik (OS dapat mengenali kemana dia dibawa) - Orang : baik (OS dapat mengenali keluarga yang membawanya ke RSJ)3. Konsentrasi : Terganggu (OS tidak dapat menyebutkan hasil 100-7 pada pengulangan pengurangan ketiga)4. Daya Ingat :

Jangka pendek : baik (OS mengingat sarapannya apa)Jangka panjang : baik (OS dapat menyebutkan tanggal lahir kedua orangtuanya) Segera: baik (OS dapat mengingat benda yang tersusun tiga secara benar, walau benda telah dialihkan ke tempat lain)5. Intelegensi dan Pengetahuan Umum : Sesuai usia dan taraf pendidikan

6. Pikiran abstrak : terganggu (OS tidak bias mengartikan konotasi yang disebutkan pemeriksa)7. Bakat kreatif : terganggu

8. Kemampuan menolong diri sendiri : kurangI. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi

Auditorik: OS mendengar bisikan

Visual : tidak ada

Gustatorik: tidak ada

Olfatorik: tidak ada

Taktil

: tidak ada

2. Depersonalisasi dan derealisasi : tidak ada 3. Ilusi

: tidak ada J. PROSES PIKIR

1. Arus pikir

a. Produktivitas : Pikiran yang cepat

b. Kontinuitas : Jawaban kadang sesuai dengan pertanyaan, kadang tidak sesuai

c.Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikir

a. Preocupasi : Ada

b. Gangguan pikiran : waham kebesaran (+)

K. PENGENDALIAN IMPULS

Terganggu (tidak dapat mengendalikan impuls)

L. DAYA NILAI

1. Norma sosial : terganggu2. Uji Daya nilai : terganggu3. Penilaian Realita : terganggu, dalam hal daya tilikan diri, empati (tidak dapat dirabarasakan), gangguan persepsi (halusinasi auditorik)M. TILIKAN

Terganggu derajat 1 = Penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit.N. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Tidak dapat dipercayaIV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

1. STATUS INTERNUS

Keadaan umum : tampak baik

Gizi

: normalTanda vital : TD = 110/70 mmHg

N = 88 x/

RR = 18 x/

T = 36,7 oCKepala:

Mata:Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, refleks cahaya (+/+)

Telinga:Bentuk normal, sekret tidak ada, serumen minimal

Hidung:Bentuk normal, tidak ada epistaksis, kotoran hidung minimal

Mulut : Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir tidak kering dan tidak pucat, pembengkakan gusi tidak ada dan tidak mudah berdarah, lidah tidak tremor.

Leher:Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

Thoraks:

Inspeksi:bentuk dan gerak simetris

Palpasi:fremitus raba simetris

Perkusi:paru: sonor

Jantung: batas jantung normal

Auskultasi: paru: suara napas vesikuler

Jantung: S1 dan S2 tunggal

Abdomen :

Inspeksi:Simetris

Palpasi:Tidak nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Timpani

Auskultasi:Bising usus (+) dalam batas normal

Ekstremitas:pergerakan bebas, tonus baik, tidak ada edem dan atropi, tremor tidak ada2. STATUS NEUROLOGIKUS

Nervus I XII:Tidak ada kelainan

Gejala rangsang meningeal:Tidak ada

Gejala TIK meningkat:Tidak ada

Refleks fisiologis:Normal

Refleks patologis:Tidak adaV.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Alloanamnesa:

Stressor Desember 2013 : OS ditolak adik kelas yang disukainya sejak Oktober 2013. Pada awal Januari 2014 : Waham kebesaran (+) halusinasi auditorik (+), mengamuk (+), dan terkadang hipothym (+), tentament suicide (+). Tanggal 2 April 2014 sampai dengan 17 April 2014 OS dirawat di RSJ Sambang Lihum. Pada tanggal 29 April 2014, OS kembali masuk RSJ Sambang Lihum karena keluhan kembali muncul. Sejak tanggal 26 Maret 2014, OS tidak pernah lagi sembahyang, insomnia, dan nafsu makan berkurang. OS juga suka memakai gamis karena merasa memiliki hubungan dengan Guru Bahit.Autoanamnesa:

Kontak Psikis:Ada, wajar, tidak dapat dipertahankan

Perilaku dan aktifitas psikomotor: Hiperaktif, logorhea (+) Pembicaraan:Jawaban kadang sesuai dengan pertanyaan, kadang tidak sesuai.

Afek: Hypothim dan hiperthym Ekspresi afektif: a. Stabilitas: Tidak stabil

b. Kesungguhan/ Serius: Sungguh-sungguh/ serius

c. Skala differensiasi: Sempit

d. Pengendalian: Terganggu

e. Dalam atau Dangkal: Dangkal

f. Arus emosi: cepat

g. Empati: Tidak dapat diraba-rasakan

Keserasian: Inappropriate

Konsentrasi: Terganggu Daya ingat: Baik Intelegensi: Baik Halusinasi: Auditorik Arus pikir: cepat Waham: Waham Kebesaran (+) Tilikan: Derajat I

Penilaian realita: Terganggu

Taraf dapat dipercaya: Tidak dapat dipercaya

VI. DIAGNOSIK MULTIAKSIAL

1. AKSIS I : Skizoafektif tipe campuran (F25.2) dd afektif bipolar, episode kini campuran (F31.6)

2. AKSIS II : Kepribadian emosional tidak stabil3. AKSIS III : Tidak ada diagnosa

4. AKSIS IV : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial 5. AKSIS V : GAF scale 20-11 (bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri)VII. DAFTAR MASALAH

1. ORGANOBIOLOGIK

Tidak didapatkan adanya kelainan.

2. PSIKOLOGIK

Perilaku dan aktivitas psikomotor hiperaktif, logorhea afek tidak serasi, ekspresi afektif dangkal, empati tidak dapat dirasakan, skala differensiasi sempit, inappropriate. Terdapat halusinasi visual, tilikan derajat I, dan penilaian realitas terganggu.

3. SOSIAL/KELUARGA

Terdapat masalah dalam percintaan.

VIII. PROGNOSIS

Diagnosa penyakit: Dubia ad malam (skizoafektif)

Perjalanan penyakit: Dubia ad malam (kronis)

Ciri kepribadian: Dubia ad bonam

Stressor psikososial: Dubia ad bonam

Riwayat Herediter: Dubia ad bonam

Usia saat menderita: Dubia ad bonam

Pola keluarga: Dubia ad bonam

Pendidikan: Dubia ad bonam

Aktivitas pekerjaan: Dubia ad bonam

Perkawinan: Dubia ad bonam

Ekonomi: Dubia ad malamLingkungan sosial: Dubia ad malamOrganobiologik : Dubia ad bonam (tidak ada penyakit fisik)Pengobatan psikiatrik: Dubia ad bonam (pernah dirawat)Ketaatan berobat : Dubia ad malam (jarang mau minum obat)Kesimpulan : Dubia ad bonamIX. RENCANA TERAPI

- Psikofarmaka:

Chlorpromazine 3 x 100 mg tablet

Haloperidol 3 x 5 mg tablet

- Psikoterapi: Jelaskan tentang kondisi pasien terhadap keluaraga, support terhadap penderita dan keluarga, snjuran mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif, dan anjuran berinteraksi dengan orang banyak.- Rehabilitasi: sesuai bakat dan minat OS (ditemukan dengan melakukan psikotest)Usul pemeriksaan penunjang:

Laboratorium darah rutin, fungsi hati dan urin rutin (termasuk untuk monitoring efek samping obat)

X. DISKUSIGangguan skizoafektif yaitu suatu gangguan jiwa yang gejala skizofrenia dan gejala afektif terjadi bersamaan dan sama-sama menonjol. Onset yang tiba-tiba pada masa remaja, terdapat stressor yang jelas serta riwayat keluarga berpeluang untuk menderita gangguan skizoafektif. Prevalensi lebih banyak pada wanita. Berdasarkan National Comorbidity Study, didapatkan bahwa, 66 orang yang didiagnosa skizofrenia, 81% pernah didiagnosa gangguan afektif yang terdiri dari 59% depresi dan 22% gangguan bipolar (1,2).Kriteria dignostik untuk gangguan skizoafektif yaitu terdapat gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain tetapi masih dalam satu episode penyakit yang sama. Diagnosa gangguan ini tidak ditegakkan untuk OS yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan perspektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda. Gangguan mood yaitu kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini yaitu gangguan suasana perasaan yang biasanya mengarah ke depresi atau ke arah elasi. Gangguan skizoafektif yaitu gejala skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, tetapi dalam satu episode penyakit (tidak memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia maupun gangguan afektif) (2).

Pedoman diagnosis gangguan skizoafektif tipe manik berdasarkan PPDGJ-III yaitu (2):

1) Kategori ini digunakan baik untuk episode skizofrenia tipe manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik.

2) Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.3) Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua, gejala skizorenia yang khas. Pemeriksaan status psikiatri pada OS ditemukan didapatkan penampilan wajar, roman muka tampak gembira, kontak verbal dan visual cukup, mood euforia, afek inappropriate, bentuk pikir logis realis, arus pikir koheren, isi pikir waham kebesaran dan curiga ada, pada dorongan instingtual didapatkan ada riwayat insomnia.

Dari gejala di atas, OS memenuhi kriteria skizofrenia yaitu adanya waham kebesaran dan curiga, afek yang inappropiate sehingga dapat digolongkan skizofrenia. Di samping itu, juga tampak adanya gejala gangguan mood yaitu muka tampak gembira, mood euforia, berpakaian yang aneh sehingga berdasarkan PPDGJ-III tampak adanya gejala skizofrenia bersamaan dengan gangguan mood sehingga didiagnosis sebagai Skizoafektif Tipe Manik (F25.0) (1,2).

Selain itu, gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia (F20.-) berada secara bersama-sama dengan gejala-gejala afektif bipolar campuran (F31.6). Pedoman diagnostic menurut PPDGJ-III untuk menegakkan diagnosis pasti dari gangguan afektif bipolar episode kini campuran adalah (1,2):

a) Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manic, hipomanik, dan deprseif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresi sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu); dan

b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manic, atau campuran di masa lampau.

Farmakoterapi untuk mengatasi gejala skizoafektif tipe manik yaitu pengobatan dengan obat antipsikotik yang dikombinasikan dengan obat mood stabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. Cara kerja mood stabilezer yaitu membantu menstabilkan kimia otak tertentu yang disebut neurotransmitters yang mengendalikan emosional, perilaku, dan menyeimbangkan kimia otak tersebut sehingga dapat mengurangi gejala gangguan kepribadian borderline (3).Pengobatan untuk dengan gangguan skizoafektif merespon terbaik untuk pengobatan dengan obat antipsikotik yang dikombinasikan dengan obat mood stabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. Untuk orang gangguan skizoafektif dengan tipe manik, menggabungkan obat antipsikotik dengan mood stabilizer cenderung bekerja dengan baik. Karena pengobatan yang konsisten penting untuk hasil terbaik, psiko-edukasi pada penderita dan keluarga, serta menggunakan obat long acting bisa menjadi bagian penting dari pengobatan pada gangguan skizoafektif (3,4).

Prognosis untuk OS ini adalah dubia ad bonam, karena dilihat dari stressor psikososial yang jelas, tidak ada riwayat herediter, dan pola keluarga yang baik.

Untuk terapi psikofarmaka, pada OS ini diberikan antipsikotik dengan, Chlorpromazin 3x100 mg/hari yang merupakan obat anti psikotik yang berguna untuk menghindari terjadinya gejala peningkatan aktivitas fisik dan mental, kurang tidur serta ditambah dengan haloperidol 3 x 5 mg yang juga sebagai anti psikotik yang mempunyai efek sedasi lemah dan membantu menghilangkan pikiran-pikiran tentang waham dan halusinasi serta ilusi yang mengganggu OS. Obat tersebut sudah pernah digunakan oleh OS sejak perawatan yang pertama kali, sehingga menggunakan dosis tersebut. Obat-obat anti psikotik ini dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal seperti sindroma Parkinson (berupa gemetar, badan kaku seperti robot, hipersalivasi) dan gejala ekstrapiramidal lainnya sehingga selama dirawat inap di rumah sakit Trihexipenidyl perlu diberikan bila terdapat gejala-gejala sindrom parkinsonism, dan selalu harus dipanta perkembangannya (4).Mekanisme kerja obat antipsikosis tipikal adalah memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal sehingga efek samping obat anti psikosis adalah (4):

1) Sedasi dan inhibisi psikomotor;

2) Gangguan otonomik (hipotensi ortostatik, antikolenergik berupa mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama jantung)

3) Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynecomastia)

4) Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, sindrom Parkinson)

5) Hepatotoksik.

Sindrom Parkinson terdiri dari tremor, bradikinesia, rigiditas. Efek samping ini ada yang cepat dan ditolerir oleh OS, ada yang lambat, dan ada yang sampai membutuhkan obat simptomatis untuk meringankan OSan OS. Bila terjadi sindrom Parkinson maka penatalaksanaannya: hentikan obat anti psikosis atau bila obat antipsikosis masih diperlukan diberikan trihexipenidyl 3 x 2 mg/hari p.o. atau sulfas atropin 0,5 0,75 mg im. Apabila sindrom Parkinson sudah terkendali diusahakan penurunan dosis secara bertahap, untuk menentukan apakah masih dibutuhkan penggunaan obat antiparkinson (3,4).Efek samping obat antipsikosis salah satunya hepatotoksis maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium rutin dam kimia darah terutama untuk memeriksa fungsi hati (SGOT, SGPT) dapat juga dari pemeriksaan fisik, tanda ikterik, palpasi hepar. Pada OS ini tidak didapatkan tanda-tanda hepatotoksik dari pemeriksaan fisik.

Usulan terapi selanjutnya yang dapat diajukan bila OS telah agak tenang adalah psikoterapi. Psikoterapi dianjurkan pemberian support pada OS dan keluarga agar mempercepat penyembuhan OS. Selain itu, juga diperlukan rehabilitasi yang disesuaikan dengan bakat dan minat OS.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III.

2. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi 1997.

3. Sungkar AS. et al. Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kedokteran Jiwa. RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1994.

4. Hawari D. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizofrenia. Jakarta : FKUI, 2001.

PAGE 21