4
Las gas adalah suatu Pengelasan yang dilakukan dengan membakar bahan bakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Bahan bakar yang dapat digunakan dalam pengelasan ini adalah gas – gas asitelin (C2H2), propan atau hydrogen. Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksi – asitelin. Karena tidak memerlukan tenaga listrik, maka las oksi – asitelin banyak dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus. Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi. Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut : Prinsip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala apinya berupa nyala

las gas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: las gas

Las gas adalah suatu Pengelasan yang dilakukan dengan membakar bahan bakar gas dengan O2

sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam

pengisi. Bahan bakar yang dapat digunakan dalam pengelasan ini adalah gas – gas asitelin

(C2H2), propan atau hydrogen. Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan

adalah gas asetilen, sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksi – asitelin. Karena

tidak memerlukan tenaga listrik, maka las oksi – asitelin banyak dipakai di lapangan walaupun

pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus. Nyala asetilen diperoleh dari nyala

gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai

titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi. Oksigen

diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil umumnya

berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini

disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi

kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut :

Prinsip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen

dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api.

Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur

tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala apinya

berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu sedikit yang

diputar, maka las tidak akan menyala. Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah

silinder asetilen tidak boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa

dialirkan (silinder asetilen haruslah selalu tegak lurus).

Proses Soldering

Penyolderan adalah proses penyambungan dua keping logam dengan logamyang berbeda yang

dituangkan dalam keadaan cair dengan suhu tidak melebihi 430 oCdiantara kedua keping

tersebut. Paduan logam penyambung/pengisi yang banyak digunakan adalah paduan timbal dan

timah yang mempunyai titik cair antara 180 - 370oC. Komposisi 50% Pb dan 50% Sn paling

banyak digunakan untuk timah solder dimanapaduan ini mempunyai titik cair pada 220 oC

Page 2: las gas

Proses soldering adalah proses pengelasan dengan logam pengisi yang mencair dibawah

temperature 840 oF Umumnya logam pengisi menggunakan Timah.

Berikut jenis-jenis pengelasan yang termasuk kedalam jenis proses soldering:

Iron Soldering

Torch Soldering

Furnace and Infrared Soldering

Dip Soldering

Hot Gas Soldering

Induction Soldering

Wave Soldering

Brazing dan Soldering adalah proses penyambungan dengan menggunakan efek kapilaritas.

Dimana Efek Kapilaritas adalah gaya tarik logam yang disambung terhadap logam pengisi cair

sehingga permukaan sambungan dikontak oleh logam pengisi dengan syarat jarak antara dua

logam harus dekat.

Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala

busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang

terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur

listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.

Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi

celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua

logam tersebut. 

Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang

aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang

cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat

Page 3: las gas

diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya. Suhu

busur dapat mencapai 5000 oC

Proses pengelasan tempa adalah pengelasan yang dilakukan dengan cara memanaskan logam

yang kemudian ditempa (tekan) sehingga terjadi penyambungan. Pemanasan dilakukan di dalam

dapur kokas atau pada dapur minyak ataupun gas. Sebelum disambung, kedua ujung dibentuk

terlebih dahulu, sedemikian sehingga bila disambungkan keduanya akan bersambung ditengah-

tengah terlebih dahulu. Penempaan kemudian dilakukan mulai dari tengah menuju sisi, dengan

demikian oksida-oksida atau kotoran-kotoran lainnya tertekan ke luar. Proses ini disebut

scarfing.Jenis logam yang banyak digunakan dalam pengelasan tempa adalah baja karbon rendah

dan besi tempa karena memiliki daerah suhu pengelasan yang besar.