98
LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG - UNDANGAN DI INDONESIA (STUDI KASUS BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: Mohd.Zaki 11140430000050 KONSENTRASI PERBANDINGAN HUKUM PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 H/ 1440 M

LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

  • Upload
    builiem

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM

ISLAM DAN PERUNDANG - UNDANGAN DI INDONESIA

(STUDI KASUS BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Mohd.Zaki11140430000050

KONSENTRASI PERBANDINGAN HUKUMPROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2018 H/ 1440 M

Page 2: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

ii

Page 3: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

iii

Page 4: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

iv

Page 5: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

V

ABSTRAK

Mohd.Zaki. NIM 11140430000050. LEGALITAS LEMBAGA AMILZAKAT DALAM HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DIINDONESIA (STUDI KASUS BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN).Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH), KontsenrasiPerbandingan Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H/2018 M.

Melaksanakan zakat merupakan salah satu dari kewajiban umat muslim.Sebagai pengelola zakat yang diakui oleh agama dan negara sesuai denganUndang-Undang No.23 tahun 2011. Bahwa pengelola (amil) zakat yang sahadalah pekerja yang diangkat oleh imam (pemerintah).maka setiap pegawai zakatyang berada di provinsi,kabupaten swasta dan Masyarakat (amil tradisional) harusmendapat legalitas dalam rangka melaksanakan kegiatan pengelolaan harta zakat.tujuan diharuskan setiap pegawai zakat mendapat legalitas supaya dalam tatakelola pengelolaan harta zakat menjadi lebih bagus, terstruktur dan selalu dalampengawasan pemerintah sehingga tujuan haqiqi dari kewajiban zakat tercapaiyaitu menjadi negara yang madani dan terlepas dari kemiskinan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana legalitaslembaga amil zakat dalam perpesktif hukum Islam dan Peraturan Perundangan-undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor pendorong bagiamil mendapat kebebasan dalam pengelolaan zakat yang yang dibatasi denganhukum Islam dan peraturan tentang pengelolaan zakat di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif,yangmenggambarkan mengenai peristiwa yang terjadi pada masyarakat dan kemudiandianalisis kembali untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian.Penelitian ini dilakukan di BAZNAS Kota Tangerang Selatan, yang beralamat diJl. Benda Barat XIV Blok C.32 No. 8 Pamulang Permai II Pamulang TangerangSelatan pada bulan Maret 2018.

Hasil dari penelitian ini dapat digambarkan bahwa BAZNAS adalahmerupakan suatu lembaga pemerintah baik tingkat nasional, provinsi,kota/kabupaten yang mempunyai legalitas yang jelas. Setiap pengelola zakat(amil) yang berbentuk perseorangan atau berbentuk lembaga wajib mendapatlegalitas dari Imam atau pemerintah setempat supaya mendapat kepastian hukum.Tidak terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam hukum Islam danPeraturan Perundang-undangan dalam kewajiban mendapat legalitas pengelolazakat.

Kata kunci: Legalitas Pengelola Zakat, Badan Amil Zakat Nasional

Pembimbing : 1. Dr. A. Mukri Aji, M.A.: 2. Hidayatulloh, M.H.

Daftar Pustaka : 1986 s.d 2017

Page 6: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

vi

ABSTRACK

Mohd.Zaki. NIM 11140430000050. LEGALITY OF AMIL ZAKATINSTITUTION IN ISLAMIC LAW AND LEGISLATION IN INDONESIA(CASE STUDI OF BAZNAS IN SOUTH TANGERANG CITY).Comparative Law and Legal Study Program (PMH),Contentration ofComparative Law, Faculty of Sharia and Law, Syarif Hidayatullah StateIslamic University Jakarta, 1440 H/2018 M.

Carrying out zakat is one of the obligations of Muslims. As a zakatmanager recognized by religion and the state in accordance with Law No.23 of2011. That the official (amil) zakat is a worker appointed by the imam(government). Then every zakat employee in the province, private district and Thecommunity (traditional amil) must get legality in order to carry out themanagement of zakat. the goal is required that each zakat employee get legality sothat in the management of zakat assets becomes better, structured and alwaysunder government supervision so that the objective of zakat obligations isachieved, namely to become a civilized state and free from poverty.

The purpose of this study was to find out how the legality of the amil zakatinstitution in the Islamic law and regulations on the management of zakat as oneof the driving factors for amil to get freedom in the management of zakat which islimited by Islamic law and regulations on the management of zakat in Indonesia.

This study uses a qualitative-descriptive method, which describes theevents that occur in the community and then analyzed again to get results basedon the research objectives. This research was conducted in BAZNAS SouthTangerang City, having its address at Jl. Barat Barat XIV Blok C.32 No. 8Pamulang Permai II Pamulang South Tangerang in March 2018.

The results of this study can be illustrated that BAZNAS is a governmentinstitution at the national, provincial, city / district level that has clear legality.Every zakat manager (amil) in the form of an individual or in the form of aninstitution must obtain legality from the Imam or local government in order toobtain legal certainty. There is no very significant difference in Islamic law andlegislation in the obligation to get the legality of zakat managers.

Keywords: Legality of Zakat Management, National Zakat Agency

Advisor : 1. Dr. A. Mukri Aji, M.A.

: 2. Hidayatulloh, M.H.

Bibliography : 1986 s.d 2017

Page 7: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Hal yang dimaksud dengan transliterasi adalah alih aksara dari tulisan

asing (terutama Arab) ke dalam tulisan Latin. Pedoman ini diperlukan terutama

bagi mereka yang dalam teks karya tulisnya ingin menggunakan beberapa istilah

Arab yang belum dapat diakui sebagai kata bahasa Indonesia atau lingkup masih

penggunaannya terbatas.

a. Padanan Aksara

Berikut ini adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara Latin:

Huruf

Arab Huruf Latin Keterangan

ا Tidak dilambangkan

ب b be

ت t te

ث ts te dan es

ج j Je

ح h ha dengan garis bawah

خ kh ka dan ha

د d de

ذ dz de dan zet

ر r Er

ز z zet

س s es

Page 8: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

viii

ش sy es dan ye

ص s es dengan garis bawah

ض d de dengan garis bawah

ط t te dengan garis bawah

ظ z zet dengan garis bawah

ع koma terbalik di atas hadap kanan

غ gh ge dan ha

ف f ef

ق q Qo

ك k ka

ل l el

م m em

ن n en

و w we

ه h ha

ء apostrop

ي y ya

b. Vokal

Page 9: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

ix

Dalam bahasa Arab, vokal sama seperti dalam bahasa Indonesia, memilikivokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokaltunggal atau monoftong, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

ــــــــــ a fathah

ــــــــــ i kasrah

ــــــــــ u dammah

Sementara itu, untuk vokal rangkap atau diftong, ketentuan alih aksaranyasebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

ــــــــــي ai a dan i

و ــــــــــ au a dan u

c. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arabdilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

اـــــ â a dengan topi diatas

î i dengan topi atas

وـــــ û u dengan topi diatas

d. Kata Sandang

Page 10: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

x

Kata sandang, yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf alifdan lam (ال), dialih aksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti hurufsyamsiyyahatau huruf qamariyyah. Misalnya: اإلجثھاد =al-ijtihâd

=الرخصة al-rukhsah, bukan ar-rukhsah

e. Tasydîd (Syaddah)

Dalam alih aksara, syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan huruf,yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah. Tetapi, hal ini tidakberlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandangyang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya: الشفعة = al-syuî ‘ah, tidakditulis asy-syuf ‘ah

f. Ta Marbûtah

Jika ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri (lihat contoh 1)atau diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2), maka huruf ta marbûtah tersebutdialihaksarakan menjadi huruf “h” (ha). Jika huruf ta marbûtah tersebut diikutidengan kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihasarakan menjadi huruf “t”(te) (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

1 شریعة syarî ‘ah

2 الشریعة اإلسالمیة al- syarî ‘ah al-islâmiyyah

3 مقارنة المذاھب Muqâranat al-madzâhib

g. Huruf Kapital

Walau dalam tulisan Arab tidak dikenal adanya huruf kapital, namundalam transliterasi, huruf kapital ini tetap digunakan sesuai dengan ketentuanyang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Perlu diperhatikanbahwa jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka huruf yang ditulis denganhuruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal katasandangnya. Misalnya, .al-Bukhâri, tidak ditulis al-Bukhâri =البخاري

Beberapa ketentuan lain dalam EYD juga dapat diterapkan dalam alihaksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring atau cetak tebal.Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama yang berasal dari duniaNusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meski akar kara nama tersebut

Page 11: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

xi

berasal dari bahasa Arab. Misalnya: Nuruddin al-Raniri, tidak ditulis Nûr al-Dînal-Rânîrî.

h. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism) atau huruf (harf), ditulissecara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara dengan berpedomanpada ketentuan-ketentuan di atas:

No Kata Arab Alih Aksara

1 الضرورة تبیح المحظورات al-darûrah tubîhu almahzûrât

2 اإلقتصاد اإلسالمي al-iqtisâd al-islâmî

3 أصول الفقھ usûl al-fiqh

4 األشیاء اإلباحة األصل فى al-‘asl fi al-asyyâ’ alibâhah

5 المصلحة المرسلة al-maslahah al-mursalah

Page 12: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

xii

بسم اهللا الرحمن الرحيمKATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Legalitas Lembaga Amil Zakat Dalam Hukum Islam Dan Perundang-

Undangan di Indonesia ( Studi kasus BAZNAS Kota Tangerang Selatan)”.

Sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh

dengan Ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Terima kasih atas dukungan moril maupun materil yang telah diberikan

kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Phil. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum serta para Pembantu Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Fahmi Ahmadi, M.Si, ketua Program Studi Perbandingan Mazhab

dan Bapak Hidayatulloh, M.H, Sekretaris Program Studi Perbandingan

Mazhab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi tempat konsultasi

dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi

3. Ibu Dewi Sukarti, M.A., Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberi semangat dan arahan selama proses perkuliahan sampai akhir

penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. A. Mukri Aji, M.A dan Bapak Hidayatulloh, M.H.dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan masukan dan arahan

serta bimbingan sampai skripsi ini selesai.

Page 13: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

xiii

5. Bapak Dr.Fuad Thohari, M.Ag. dan Ibu Dr.Afidah Wahyuni, M.A., dosen

penguji proposal skripsi yang telah membimbing dan memberikan arahan

dan masukan dalam langkah awal skripsi ini.

6. Para dosen di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Yang telah memberikan ilmunya dalam berbagai disiplin keilmuan,

baik dalam dalam kelas maupun diluar perkuliahan, semoga selalu

mendapat balasan dari Allah SWT dan bermanfaat bagi penulis.

7. Tak lupa dan teristimewa, terkhusus ungkapan terima kasih untuk ayahanda

dan ibunda yang tercinta, H. Syech Abdul Qadir dan Hj. Siti Aisyah yang

telah mengurus penulis dari kecil sampai besar. selalu memberikan

dukungan dan doanya setiap waktu.sehingga penulis dapat menyelesaikan

kuliah jenjang strata 1 ini.

8. Buat kakanda Sarbawi serta semua anggota keluarga yang selalu memberi

support memberikan semangat dan dukungan moril semoga mendapat

balasan dari Allah SWT amin..

9. Seluruh pengurus BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Terima kasih atas

waktu dan kesediaannya kepada penulis untuk melakukan penelitian di

BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

10. Seluruh teman-teman sejawat seperjuangan Program Studi Perbandingan

Mazhab angkat 2014 yang selalu ceria ketika didalam kelas,selalu semangat

mengerjakan tugas kuliah, selalu meluangkan waktu bersama dalam

berdiskusi dan berbagi ilmu.

11. Dewi Mukti Hidayat, Ummi kultsum,Husnul Khotimah, Muharromah, Faza

Asy’ari, Dimas Permadi, Ilham Aprianto, Husnia Laili, yang telah menerima

dan menjadikan penulis sebagai sahabat. penulis berharap persahabatan

tersebut tetap terjalin selamanya.Amin Ya Robbal A’lamin.

12. Teman-teman semangat Skripsi yang penulis banggakan, Muadz Anshory,

Furqon Efendi,Achmad Djazuli dan Fahrul rinaldi waktu kebersamaaan

Page 14: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

xiv

bersama kalian tidak akan terlupakan serta adik-adik mahasiswa Program

Studi Perbandingan Mazhab yang selalu memberikan dukungan dan saran

dan masukan kepada penulis.

13. buat my soulmate yang yang selalu memberi dukungan dan doa dalam

menyelesaikan skripsi ini, muda-mudahan Allah selalu memberi limpahan

berkahannya kepada kita. Amin ya robb.

12. Perpustakaan FSH, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serta Perpustakaan Imam Jamal Lebak Bulus.Terima kasih telah

memudahkan penulis untuk mencari sumber-sumber dalam menyelesaikan

skripsi ini.

13. Seluruh pihak yang ikut andil memberikan dukungan moril dan materil yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun sama sekali tidak

mengurangi rasa terima kasih penulis. Semoga rahmat Allah selalu

menyertai mereka.

Semoga segala apa yang telah diberikan kepada penulis, mendapatkan

balasan dari Allah SWT dan penulis memohon maaf atas segala salah dan khilaf

yang telah penulis lakukan selama ini. Penulis sangat menyadari bahwa dalam

penyusunan skripsi ini sangat banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu

penulis berharap setiap saran dan kritik yang membangun untuk penulis dan

pembaca. Semoga skripsi ini memberika banyak kemanfaatan khusus nya bagi

penulis dan pada pembaca pada umumnya.

Jakarta, 18 Oktober 20189 Safar 1440

Penulis

Page 15: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

xv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR xii

DAFTAR ISI xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi, Pembatasan Dan Perumusan Masalah 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

D. Review Studi Terdahulu 9

E. Batasan Konsep 12

F. Metode Penelitian 14

G.Sistemtika Pembahasan 15

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AMIL ZAKAT

A. Pengertian Tentang Zakat 17

1. Pengertian Zakat 17

2. Dasar Hukum Zakat 19

B. Amil Zakat 23

1. Amil Perseorangan 26

2. Amil Lembaga Hukum/Lembaga Pendidikan 29

C. Ketentuan Amil Zakat Dalam Hukum Islam 31

D. Amil Zakat Dalam Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia 33

BAB III PROFIL BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN

A. Sejarah BAZNAS Kota Tangerang Selatan 37

1. Profile BAZNAS Kota Tangerang Selatan 37

B. Visi Misi Dan Struktur Lembaga 43

1. Visi 43

2. Misi 43

Page 16: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

xvi

3. Struktur Lembaga 44

C. Muzakki dan Mustahiq BAZNAS Kota Tangerang Selatan 44

1. Muzakki 44

2. Mustahiq 45

D. Kebijakan Strategis Dalam Mensosialisasikan Zakat Kepada

Masyarakat 46

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM (STUDI KOMPATIFE)

DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN 2011

A. Legalitas Amil Zakat Perorangan dan Lembaga Pendidikan/Lembaga

Badan Hukum Menurut Hukum Islam 47

1. Imam Syafi’i 492. Imam Maliki 513. Imam Hanafi 524. Imam Hambali 53

B. Legalitas Amil Zakat Perorangan Dan Lembaga Pendidikan/Lembaga Badan Hukum Menurut UU No.23 Tahun 2011 56

C. Analisis Perbandingan Hukum (Studi Komparatif) Hukum Islam dan

Undang-Undang No.23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat 60

1. Legalitas Pengelola Zakat Menurut Hukum Islam 61

2. Legalitas Pengelola Zakat Menurut UU.No.23 Tahun 2011 62

3. Legalitas Pengelola Zakat Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)

64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 68

B. Saran 69

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 74

Page 17: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Zakat merupakan salah satu pondasi atau dasar agama Islam. Kewajiban

Zakat telah ditetapkan oleh Al-quran dan Al-hadist, ijma’ dan qiyas. Kedudukan

Zakat sangat sentral, strategis dan luhur dalam ajaran Islam sehingga keberadaan-

nya dianggap sebagai ma’luum minad-diin bidh-dharurah atau di ketahui secara

otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang.1 Zakat

datang untuk mendeklarasikan persamaan, kasih mengasihi, sayang menyayangi,

kerja sama, dan mencongkel akar-akar kejahatan yang mengancam nilai-nilai

luhur, keamanan, kesejahteraan, dan asas- asas yang menjamin kelestarian

manusia untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.2 Banyak sekali perintah zakat

secara global didalam Al-qur’an seperti halnya sholat bahkan lebih dibandingkan

dengan perintah sholat.3

Banyak ayat didalam Al-quran yang menjelaskan tentang zakat baik yang

berkenaan dengan hukum melaksanakannya, orang yang mengeluarkannya

(muzakki) dan para penerimanya (mustahiq). Terdapat dua ayat pokok yang

menjelaskan secara jelas yang menggambarkan tentang pengelolaan zakat. Dua

ayat yang dimaksud adalah sebagai berikut. ayat yang terdapat dalam QS Al-

Baqarah{2}; 267

تی ال ض و ر األ ن م نا لكم ج ر ما أخ م و بتم س ا ك طیبات م ن فقوا م نوا أن آم ین یا أیھا الذ نھ تنفقون م بیث وا الخ مم

.(البقرة/ ید م ح ني غ هللا وا أن لم اع وا فیھ و ض م تغ أن یھ إال ذ بآخ تم لس )٢:٢٦٧و

Artinya:“Hai orang-orang beriman, nafkahkanlah( dijalan Allah) sebagian dari

hasil usahamu yang baik- baik dan sebagian dari apa yang kami

1 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern. (Depok: Gema Insani, 2007),cet. II, h.1.

2 Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Fatawa fi Ahkamiz Zakat. Penerjemah GhazaliMukri, Fiqih Zakat Kontemporer Soal Jawab Ihwal Zakat dari yang Klasik Hingga Terkini(Surakarta: Al-Qowam, 2011), h.2.

3 Al-Qardhawi, Fiqh Zakat, Juz 2.cet 21, (Beirut: Muassasah Risalah, 1993),cet.21,juz.II,h. 541.

Page 18: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

2

2

keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang

buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu kamu

sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata

terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha

Terpuji.”(QS.Al-BaQarah; 267).

Firman Allah

قاب و في الر و لفة قلوبھم ؤ الم لیھا و ع لین ام الع و اكین س الم و اء للفقر قات د ا الص إنم ابن و هللا بیل في س و ین ارم الغ

.(التوبة/ كیم لیم ح ع هللا و هللا ن ة م فریض بیل ) ٩:٦٠الس

Artinya;“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang- orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat ( Amil), para mu’allaf

yang di bujuk hatinya,untuk ( memerdekakan) budak, orang- orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam

perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah

maha mengetahui lagi maha bijaksana.”( QS. At-Taubah; 60).

Dua ayat ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa didalam Al-Qur’an

sudah dijelaskan konsep dalam melaksanakan zakat. Surah Al-Baqarah {2}:267

menggambarkan suatu perintah pengambilan harta zakat dari semua bentuk materi

kekayaan.sedangkan ayat kedua At-Taubah {9};60 ini menjelaskan perihal pihak

yang wajib menerima penyaluran dana zakat.4

Syekh al-Qardhawi menjelaskan, para fuqahâ sepakat bahwa penguasa

atau pemerintah wajib mengangkat dan mengirim petugas untuk memungut

zakat. Karena di masyarakat kita banyak orang yang memiliki harta, namun tidak

mengetahui kewajiban zakat atau mereka sudah mengetahui kewajiban zakat tapi

memiliki sifat kikir, maka wajib adanya para pemungut zakat.5

Sebagaimana firman Allah swt yang yang berbunyi:

ل ص بھا و یھم ك تز و ھم قة تطھر د ص الھم و أم ن ذ م .خ لیم یع ع م س هللا و لھم كن تك س ال ص إن لیھم ع

)٩:١٠٣(التوبة/

4 Kuntoro Noor Aflah, Mohd. Nasir Tajang, Zakat & peran Negara. (Jakarta: ForumZakat ( FOZ),2006), h.5.

5 Al-Qardhawi. Fiqh-al-Zakah. (Beirut,Muassasah Risalah,1991), cet.21, Juz.II, h.580

Page 19: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

3

Artinya :“Ambillah zakat sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dn mensucikan mereka dan bererdoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu ( menjadi ) ketentraman bagi jiwa

mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui,”( QS.At-

Taubah;103).

Jumhur (mayoritas) ulama’ menyimpulkan dari ayat di atas, bahwa yang

berhak mengambil atau yang menghimpun zakat adalah pemerintah, yakni umara’

yang menegakkan syariat Islam. Pemerintah menurut pandangan Islam,

bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya. Pemerintah selaku khalifah

Allah menanggung amanat dari Allah swt dan selaku khalifah khulafa’illah. 6

Al-Qardhawi mengatakan: Jumhur ulama” sepakat bahwa pengelolaanzakat harta yang tidak tersimpan (al-zhahirah) adalah kewenangan penuhpenguasa, penguasa berhak memungutnya secara paksa.dikarenakan nabi SAWmengirim seorang utusan untuk mengambil harta zakat, dan memerangi orangyang tidak mau membayarnya. Namun pengelolaan zakat harta yang tersimpan( al-bathinah ) terdapat perbedaan pendapat para imam mazhab. Mazhab Hanafidan Syafi’i memandang bahwa pengelolaan zakat amwal al-bathinah diserahkankepada pemiliknya. Mazhab Maliki berpendapat bahwa orang harus (wajib)menyerahkan seluruh zakatnya baik yang zhahir maupun yang bathin kepadapenguasa meskipun mereka zhalim, sepanjang mereka amanah (adil) dalammengelola zakat. Sedangkan madzhab Hambali berpendapat menyerahkan zakatkepada penguasa adalah tidak wajib. Tetapi diperbolehkan, baik penguasa ituadil maupun zhalim, baik zakat zhahir maupun bathin.7

Pengumpulan zakat telah dilakukan sejak awal Islam oleh nabi

Muhammad (571-632). Menurut pendapat mayoritas dimulai sejak tahun ke -2

hijrah (624).8 Pada masa Rasullullah pengumpulan dan penyaluran zakat di kelola

oleh beliau sendiri. Namun seiring dengan berkembangnya wilayah negara

Islam,Nabi Muhammad kemudian mengangkat “ sejumlah besar” petugas zakat.

6 Fakhruddin, Fiqih dan Management Zakat di Indonesia. (UIN-MalangPress; 2008),h.216

7 Al-Qardhawi. Fiqh-al-Zakah. (Beirut,Muassasah Risalah,1991), cet.21, Juz.II, h.758-761

8 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus Pengeolaan Zakat Nasionadari Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-undang N0 23 Tahun 2011.(Jakarta; Prenamedia Group,2015), h.133.

Page 20: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

4

Hal ini kemudian menjadi landasan secara umum bahwa sejak masa Nabi

Muhammad masalah zakat adalah urusan dan tugas pemerintah.9

Dinamika pengelolaan zakat pada masa awal Islam ini, diriwayatkansecara lengkap oleh Abu ‘Ubayd (w. 224/ 838). Pada awalnya zakat diserahkanlangsung kepada nabi Muhammad SAW atau orang yang dipercayakan nabiuntuk mengelolanya. Di masa Abu Bakar, zakat diserahkan kepada Abu Bakaratau orang yang dipercayakan untuk mengelolanya. Demikian pula dimasa Umar,zakat diserahkan kepada Umar atau orang yang telah dilantik untuk mengelolanya.Hal ini berlanjut dimasa Ustman, dimana Zakat diserahkan kepada Ustman atauorang yang telah diresmikan untuk mengelolanya. Namun pasca ‘Ustmanterbunuh, yaitu sejak masa kekuasaan ‘Ali, terjadi perbedaan pendapat dimasyarakat muslim, sebagian tetap menyerahkan Zakat kepada penguasa dansebagian lainnya mendistribusikan zakat secara langsung kepada mustahik.10

Di Indonesia pun terjadi fenomena yang sangat menarik dalam sejarah

perkembangan praktik pengelolaan zakat. Dari rezim Undang - Undang No. 38

Tahun 1999 rezim Undang-undang No. 23 Tahun 2011. Dalam UU No.38 tahun

1999 itu sangat terbuka peluang membentuk Lembaga Pengelola Zakat. Sehingga

satu demi satu muncul Lembaga pengelola zakat di tanah air.11

pada era ini telah tumbuh kesadaran pada masyarakat muslim untuk

mengelola zakat secara kolektif yang diatur dengan management yang jelas.

Bahkan tidak sedikit muncul badan amil zakat, yang berada ditingkat pusat,

wilayah, daerah dan bahkan ditingkat desa, baik yang dibentuk oleh pemerintah

maupun oleh organisasi sosial keagamaan, seperti Nadhlatul Ulama’,

Muhammadiyah, maupun organisasi keagamaan lainnya12.

Masyarakat muslim pada sekarang ini tidak akan kesulitan untuk

mengeluarkan zakat dimanapun berada karena banyaknya lembaga-lembaga amil

zakat swasta yang dibentuk oleh masyarakat sipil. Bahkan, sekarang telah muncul

9 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus Pengeolaan Zakat Nasionadari Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-undang N0 23 Tahun 2011. (Jakarta; Prenamedia Group, 2015), h.134.

10 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus pengeolaan Zakat Nasionadari Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-undang N0 23 Tahun 2011, h.139.

11 Kuntoro Noor Aflah, Mohd. Nasir Tajang, Zakat & Peran Negara. (Jakarta: ForumZakat ( FOZ),2006), h.ix

12 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern. (Depok: Gema Insani, 2007),cet.II, h.6.

Page 21: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

5

beragam model pelayanan yang bersedia membantu atau melayani menghitung

harta zakat yang akan dikeluarkan yang berbentuk komunitas dan perseorangan

(alim ulama) seperti panitia zakat yang dibentuk oleh DKM yang terdapat pada

Masjid dan Muholla- musholla yang ada di Indonesia dan lembaga hukum atau

lembaga pendidikan yang menarik zakat kepada para murid atau siswanya.

Kelahiran Undang - Undang No. 23 Tahun 2011 memberi angin segar

dalam pengelolaan zakat untuk mencapai tujuan yang dimaksud yaitu

meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelayanan dalam mengelola zakat,

mensejahterakan umat dan menanggulangi kemiskinan. UU No. 23 Tahun 2011

merupakan bentuk UU Syariah yang dimasukkan dalam UU positif supaya

mencapai tata kelola yang baik (good governance) dalam zakat nasional.13

UU No. 23/2011 secara drastis merubah rezim zakat nasional dengan

mensentralisasi pengelolaan zakat nasional sepenuhnya oleh pemerintah melalui

BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) yang melaksanakan seluruh aspek

pengelolaan zakat meliputi fungsi regulator ( pasal 7 ayat 1 huruf a,c, dan d)

maupun fungsi operator (pasal 7 ayat 1 huruf b). 14 Sedangkan pengakuan

pengelola zakat yang berbentuk komunitas atau perseorangan terdapat dalam

peraturan pemerintah (PP) No.14 tahun 2014 pasal 66 ayat (1) dan (2).15

BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) sebagai pemegang mutlak

pengelola zakat yang disahkan oleh negara, maka peran masyarakat sipil dalam

pengelolaan zakat nasional yang disebut Lembaga Amil Zakat (LAZ) kini hanya

merupakan sebagai pembantu BAZNAS ( pasal 17).16 UU No. 23/2011 memberi

13 Budi Rahmat Hakim,” Analisis terhadap Undang-Undang No.23 Tahun 2011 tentangPengelolaan Zakat ( perspektif hukum Islam,”Syariah jurnal ilmu hukum,15,2, (Desember:2015),h.159.

14 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus PengeolaanZzakat Nasionadari Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang N0 23 Tahun 2011.(Jakarta; Prenamedia Group,2015), h. 113.

15 UU No.23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat16Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus Pengeolaan Zakat Nasional

dari Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang N0 23 Tahun 2011.h.114

Page 22: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

6

penguatan yang signifikan kepada BAZNAS yaitu ditetapkan sebagai satu-

satunya lembaga yang berwenang dalam pengelolaan zakat nasional ( pasal 6).17

Ket:*kerangka pengelolaan zakat ini berdasarkan pada pada Undang-Undang No 23 Tahun

2011 dan peraturan pemerintah No.14 Tahun 2014 tentang pengelolaan zakat.

UU No. 23/2011 tentang pengelolaan zakat dan PP No. 14 Tahun 2014

tentang pelaksaan UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, bahwa

pengelola zakat di Indonesia ada tiga:18

1. BAZNAS ( tingkat nasional,provinsi, dan kabupaten/ kota).

2. LAZ ( tingkat nasional,provinsi, dan kabupaten/ kota).

17Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus Pengeolaan Zakat Nasionadari Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang N0 23 Tahun 2011.h.114

18 Lihat UU No.23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

KERANGKAPENGELOLAAN ZAKAT DI

INDONESIA*

BAZNAS

BAZNASNASIONAL PRESIDEN

BAZNASPROVINSI GUBERNUR

BAZNAS KAB/KOTA

BUPATI/WALIKOTA

LAZ

LAZ NASIONAl MENTERI AGAMA

LAZ PROVINSI DIRJEN ZAKAT

LAZ KAb/ KotaKAKANWILKEMENAGPROVINSI

AMIlTRADISIONAL KUA

Page 23: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

7

3. Pengelola zakat perseorangan atau kumpulan perseorangan dalam suatu

komunitas masyarakat atau wilayah yang belum terjangkau oleh

BAZNAS dan LAZ.

Di Indonesia fenomena memberikan zakat kepada lembaga amil zakat

yang berbentuk lembaga pendidikan atau lembaga hukum dan kepada amil

perseorangan seperti pengurus atau takmir masjid atau para tokoh merupakan

aktifitas yang sering dilakukan, maka dengan munculnya Undang-Undang yang

mengatur tentang pengelolaan zakat yang dimasukkan kedalam bagian dari

Undang-undang positif memberikan pertanyaan dan kegunggahan pada

masyarakat selama ini.bagaimana keabsahan dan hukum memberikan zakat

kepada amil zakat diatas yang belum tentu mereka mendapat legalitas dari negara

dan apakah mereka termasuk amil syar’i sesuai dengan syariah setelah adanya

Undang-undang yang mengatur tentang pengelolaan zakat.

Dengan beberapa permasalahan yang penulis paparkan diatas, skripsi ini

akan membahas dan mengetahui lebih lanjut mengenai “LEGALITAS

LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM DAN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (STUDI KASUS BAZNAS

KOTA TANGERANG SELATAN)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis telah kemukakan di atas,

maka problematika yang berhubungan dengan zakat merupakan suatu hal yang

sangat penting untuk dibahas, karena salah satu tujuan diwajibnya zakat adalah

mewujudkan kesejahteraan ekonomi pada masyarakat dan ini merupakan salah

satu alternatife yang membantu pemerintah menyelesaikan kondisi krisis yang

melanda bangsa Indonesia. Adanya ikut campur tangan pemerintah dalam

pengelolaan zakat merupakan salah satu dasar yang dapat difahami bahwa zakat

ketika dapat dikelola dengan sistem yang baik ( good governance) maka akan

tercapai tujuan yang hakiki dari kewajiban melaksanakan zakat.

Beberapa masalah yang dapat penulis identifikasikan sebagai berikut :

Page 24: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

8

a. Dasar hukum pengelolaan zakat?

b. Apakah amil perorangan dan lembaga pendidikan/lembaga hukum

termasuk kategori amil syar’i?

c. Bagaimana hukum memberikan zakat kepada amil perorangan dan

Lembaga pendidikan?

d. Bagaimana bentuk legalitas yang harus di pegang oleh pengelola zakat?

2. Pembatasan Masalah

Agar kajian ini tidak terlalu luas dan terbatas mengingat terlalu banyak

problematika yang timbul dalam penelitian ini, oleh karenanya penulis membatasi

dalam mengkaji legalitas sangatlah penting, berdasarkan hal itu maka penulis

membatasi fokus masalah mengenai legalitas amil zakat dalam konteks hukum

Islam dan peraturan perundangan-undangan tentang pengelolaan zakat yang ada di

Indonesia. Yang mana berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas maka

penulis ingin membahas dan mengetahui lebih lanjut lagi mengenai analisis

perbandingan terhadap legalitas amil zakat menurut hukum Islam dan peraturan

perundang- undangan di Indonesia.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka penulis

merumuskan masalah pokok penelitian ini adalah bagaimana Legalitas Lembaga

Amil Zakat Dalam Hukum Islam dan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia

(Studi Kasus BAZNAS Kota Tangerang Selatan). Untuk menjawab masalah-

masalah tersebut, terlebih dahulu akan dijawab pertanyan-pertanyaan yang lebih

spesifik mengenai masalah pokok. Sub-sub pertanyaan-pertanyaan itu adalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana legalitas Amil zakat perorangan (tradisional) dan lembaga

pendidikan/lembaga hukum menurut Hukum Islam dan peraturan

perundangan di Indonesia ?

b. Bagaimana perbandingan perspektif fiqih Mazhab dan peraturan

perundang-undangan di Indonesia tentang amil zakat ?

Page 25: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan, yaitu:

a. Untuk mengetahui konsep legalitas lembaga Amil zakat menurut hukum

Islam dan peraturan perundang-undangan di Indonesia

b. Untuk mengetahui perbandingan Fiqih mazhab dan peraturan perundang –

undangan tentang legalitas lembaga Amil zakat

2. Manfaat

a. Secara akademik, penulisan skripsi ini di harapkan dapat

menambahkhazanah pengetahuan dan keilmuan di bidang hukum islam

khususnya zakat

b. Skripsi ini diharapkan akan menjadi pelengkap penelitian penelitian

sebelumnya.

c. Memberikan sumbangan kepada siapa saja baik mahasiswa, akademisi

ataupun siapa saja sebagai bahan referensi yang konsen dengan

permasalahan ini.

d. Memberikan penjelasan kepada masyarakat dalam penaplikasian tentang

legalitas suatu lembaga amil zakat dan memberikan penjelasan amil syar’i

yang di akui oleh negara.

D.Review Studi Terdahulu

Setelah membaca dan menelaah ulang dari beberapa skripsi tedahulu

untuk penelitian saya, maka studi pendahulu yang terkait dengan penelitian saya,

yaitu:

1. Rabshanjani R.A, pengaruh penerapan undang-undang pengelolaan zakat

nomor 23 tahun 2011 terhadap kinerja pengelolaan zakat di lazis PP

Muhammadiyah, prodi Muamalat 2014.19 Skripsi ini membahas tentang respon

LAZ terhadap UU No.23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Penulis skripsi

ini berfokus pada legalitas amil zakat (study komparatife menurut hukum Islam

dan UU peraturan perundang-undangan di Indonesia).

19 Rabshanjani R.A, Pengaruh Penerapan Undang-undang Pengelolaan Zakat nomor 23Tahun 2011 terhadap Kinerja Pengelolaan Zakat di lazis PP Muhammadiyah, (Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2014).

Page 26: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

10

2. Siti Sarah Salim, analisis kinerja keuangan lembaga amil zakat, prodi Akuntasi

2016.20 Skripsi ini membahas tentang kinerja lembaga amil zakat. Penulis skripsi

ini berfokus pada legalitas amil zakat (study komparatife menurut hukum Islam

dan peraturan perundang-undangan di Indonesia).

3. Bunga Ariyanti,persepsi pimpinan dan lembaga amil zakat terhadap Undang-

Undang No 23. Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, Prodi muamalat 2014.21

Skripsi ini membahas tentang persepsi LAZ terhadap UU No.23 tahun 2011.

Penulis skripsi ini berfokus pada legalitas amil zakat (study komparatife menurut

hukum Islam dan peraturan perundang-undangan di Indonesia).

4. Rena Soraya, Efektifitas sanksi bagi pengelola zakat ilegal menurut Undang-

undang No 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, Prodi Hukum keluaraga

Islam 2015,22Skripsi ini membahas efektifits sanksi bagi pengelola zakat ilegal.

Penulis skripsi ini berfokus pada legalitas amil zakat (study komparatife menurut

hukum Islam dan peraturan perundang-undangan di Indonesia).

5. Nur Azizah, Implementasi Undang-Undang No 38 tahun 1999 dan No. 23

tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di kua kecamatan limo kota depok, prodi

hukum keluarga 2015, 23 Skripsi ini membahas implementasi Undang-Undang

tentang pengelolaan zakat. Penulis skripsi ini berfokus pada legalitas amil zakat

(study komparatife menurut hukum Islam dan peraturan perundang- undangan di

Indonesia).

20 Siti Sarah Salim, Analisis Kinerja Keuangan Lembaga Amil Zakat,(Skripsi S1 FakultasEkonomi dan Bisnis,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2016).

21 Bunga Ariyanti, Persepsi Pimpinan dan Pelaksana LAZ terhadap UU No.23 Tahun2011 tentang Pengelolaan zakat. (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN SyarifHidayatullah Jakarta,2014).

22 Rena Soraya, Efektifitas Sanksi bagi Pengelola Zakat Ilegal menurut Undang-undangNo 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,UINSyarif Hidayatullah Jakarta,2015).

23 Nur Azizah, Implementasi Undang-Undang No 38 tahun 1999 dan No. 23 tahun 2011tentang Pengelolaan Zakat di KUA kecamatan Limo Kota Depok,(Skripsi S1 Fakultas Syariah danHukum,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2015).

Page 27: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

11

6. Sri Rahayu, analisis pendayagunaan dana zis untuk program unggulan pada

badan amil zakat dan lembaga amil zakat, prodi muamalat 2014,24 skripsi ini

membahas tentang pendayagunaan Dana ZIS. Penulis skripsi ini berfokus pada

legalitas amil zakat (study komparatife menurut hukum Islam dan peraturan

perundang- undangan di indonesia).

7. Lani, Efektifitas pengelolaan dana zakat,infak dan Shadaqah lazis nadhlatul

ulama untuk program nupreneur, prodi Muamalat 2013.25 Skripsi ini membahas

tentang efektifitas pengelolaan dana zakat.Penulis skripsi ini berfokus pada

legalitas lembaga amil zakat (study komparatife menurut hukum Islam dan

peraturan perundang-undangan di Indonesia).

8. Luthfi Hidayat, Implementasi Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat di baznas kabupaten Tangerang, prodi Ekonomi Syariah

2017.26Skripsi ini membahas tentang implementasi UU No 23 tahun 2011 pada

baznas kabupaten tangerang. Penulis skripsi ini berfokus pada legalitas amil zakat

(study komparatife menurut hukum Islam dan peraturan perundang-undangan di

Indonesia).

9. M.Yudistira Kusuma, respon pengurus forum organisasi zakat terhadap

Undang-Undang N0 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, prodi Manajemen

Dakwah 2013.27 Skripsi ini membahas tentang tentang respon pengurus forum

organisasi zakat terhadap undang- undang zakat. Penulis skripsi ini berfokus pada

legalitas amil zakat (study komparatife menurut hukum Islam dan peraturan

perundang- undangan di Indonesia).

24 Sri Rahayu, Analisis Pendayagunaan Dana Zis untuk Program Unggulan pada BadanAmil Zakat dan Lembaga Amil Zakat,(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN SyarifHidayatullah Jakarta,2015).

25 Lani, Efektifitas Pengelolaan Dana ZakatIinfak dan Shadaqah Lazis Nadhlatul Ulamauntuk Program Nupreneur,(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,UIN Syarif HidayatullahJakarta,2013).

26 Luthfi Hidayat, Implementasi Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentangPengelolaan Zakat di BAZNAS kabpaten Tangerang,(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,UINSyarif Hidayatullah Jakarta,2017).

27 M.Yudistira Kusuma, Respon Pengurus Forum Organisasi Zakat Terhadap Undang-Undang N0 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat,(Skripsi S1 Fakultas Dakwah,UIN SyarifHidayatullah Jakarta,2013).

Page 28: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

12

10. Ahmad Dedaat Saddam Alhaqque, strategi pengelolaan zakat dalam upaya

meningkatkan kepercayaan muzakki pada badan amil zakat infaq dan shadaqah

(bazis) DKI Jakarta, prodi Ekonomi Syariah 2017. 28Skripsi ini membahas tentang

strategi pengelolaan zakat untuk meningkatkan kepada muzakki pada amil zakat

di DKI Jakarta. Penulis skripsi ini berfokus pada legalitas amil zakat (study

komparatife menurut hukum Islam dan peraturan perundang- undangan di

Indonesia).

E. Batasan Konsep

Batasan konsep dari penulis hukum mengenai “ Legalitas Lembaga Amil

Zakat dalam Hukum Islam dan Perundang-Undangan di Indonesia ( Studi Kasus

BAZNAS Kota Tangerang Selatan )” adalah:

1. Legalitas

Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan sebagai berikut:

Legal : hukum, sesuai dengan hukum atau undang-undang

yangberlaku sah; resmi; sah; absah; halal; 29 benar;

berlaku; halal; resmi; sahih; valid.30

Legalitas : sifat legal; keabsahan; kesahihan; keresmian;

kehalalan; kelegalan. 31 Keabsahan; kesahihan;

validitas.32

2. Lembaga Amil Zakat

LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas

membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.33

28 Ahmad Dedaat Saddam Alhaqque, Strategi Pengelolaan Zakat Dalam UpayaMeningkatkan Kepercayaan Muzakki pada Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah ( Bazis) DKIJakarta ,(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2017).

29 Daniel Haryono, kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, ( Jakarta: PT.MediaPustaka Phoenix,2009), H.527

30 Eko Handoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2009), H. 370

31 Daniel Haryono, kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. H.52732 Eko Handoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, H. 37033 Lihat UU No.23 tahun 2011 BAB 1 ketentuan umum pasal1 ayat (8)

Page 29: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

13

3. Hukum Islam

Menurut Ahmad Rofiq sebagaimana yang dikutip oleh Barzah latupono

dKK hukum Islam adalah seperangkat kaidah-kaidah hukum yang

berdasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah

laku mukallaf ( orang-orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang

diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluk agama Islam.34

Sedangkan menurut Zainuddin Ali, hukum Islam adalah hukum yang

diinterprestasikan dan dilaksanakan oleh sahabat nabi yang merupakan

hasil ijtihad dari para mujtahid dan hukum-hukum yang dihasilkan oleh

ahli hukum Islam melalui metode qiyas dan metode ijtihad lainnya.35

4. Perundang-Undangan

Perundang-Undangan ialah semua bentuk peraturan yang bersifat

mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh Badan Perwakilan rakyat

bersama Pemerintah baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah, serta

semua keputusan badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik ditingkat

pusat maupun ditingkat daerah, yang juga bersifat mengikat secara

umum.36

Sedangkan dalam UU No. 12 tahun 2011 dijelaskan bahwa peraturan

perundang-Undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma

hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh

lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang

ditetapkan dalam Peraturan Perundang-Undangan.37

5. BAZNAS

Badan Amil Zakat nasional yang disingkat menjadi BAZNAS adalah

lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.38 Sedangkan

34 Barzah Latupono, La Ode Angga dkk, Bahan Ajar Hukum Islam. ( Yogyakarta:Deepublish,2017), H. 3.

35 H Zainuddin Ali, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta; Sinar Grafika,2010), H.4

36 Lihat Undang-Undang No 5 Tahun 1986 tentang peradilan Tata Usaha Negara37 Lihat UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan38 UU.NO 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

Page 30: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

14

dalam peraturan BAZNAS menjelaskan bahwa BAZNAS adalah lembaga

yang berwenang melaksanakan tugas pengelolaan zakat secara nasional.39

6. Kota Tangerang Selatan

Kota adalah pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai

batasan wilayah administrasi yang diatur dalam Peraturan Perundangan

serta pemukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan

perkotaan.40Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di

Tatar Pasundan Provinsi Banten, Indonesia. Kota Ini terletak 30 Km

sebelah barat Jakarta dan 90 Km sebelah tenggara Serang, Ibu kota

provinsi Banten. Dari segi jumlah penduduk, Tangerang Selatan

merupakan kota terbesar kedua provinsi Banten setelh kota Tangerang

serta terbesar kelima dikawasan Jabodetabek setelah Jakarta, Bekasi,

Tangerang, dan Depok. Wilayah kota Tangerang Selatan merupakan hasil

pemekaran dari kabupaten Tangerang.41

F. Metode Penelitian

1.Penelitian Hukum Normatif

Penelitian merupakan suatu upaya dalam pencaharian suatu kebenaran.

Sutrisno Hadi dalam karya yang berjudul Metodologi Research memberikan

suatu pengertian, yaitu metodologi penelitian diambil dari dua kata, yaitu metode

dan penelitian. Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu.

Sedangkan penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan

menguji suatu pengetahuan yakni usaha dimana dilakukan dengan menggunakan

metode-metode tertentu.42

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian hukum

normatif. Penelitian hukum normatif dilakukan dengan cara mengambil dan

mengkaji seluruh bahan- bahan kepustakaan terkait masalah penelitian. Oleh

karena itu dalam data penelitian yang digunakan adalah bahan hukum primer,

39 Peraturan Badan Amil Zakat Nasional No.01 Tahun 2014 BAB I pasal 1 ayat (1)40 Peraturan menteri dalam negeri No.2 tahun 1987 pasal 141 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota42 Sutrisno Hadi, Metodologi Research. (Yogyakarta;UGM Press, 1997), h.3

Page 31: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

15

bahan hukum sekunder dan bahan tersier. Menurut Amiruddin dalam karyanya

menjelaskan penelitian hukum normatif sepenuhnya menggunakan data sekunder

(bahan kepustakaan). 43 Hal- hal yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi

kegiatan pengumpulan data, penyusunan data, analisis, dan interpretasi arti data

yang sah yang telah diperoleh yang berhubungan dengan materi judul yang

penulis bahas dalam skripsi ini.

2. Subjek Dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Badan Amil Zakat

Nasional ( BAZNAS) kota Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Benda Barat

XIV Blok C.32 No. 8 Pamulang Permai II Pamulang Tangerang Selatan. No.

Telepon / Fax (021) 29511458. www.baznaskotatangsel.com, email:

[email protected]. Adapun objek penelitian ini adalah mengenai

legalitas lembaga amil zakat menurut hukum Islam dan peraturan perundang-

undangan di Indonesia.

3. Data Penelitian

a. Sumber Data

1) Metode kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dari

literatur buku dan teks-teks tulisan lain, membaca , dan menghayati serta

menganalisa hal yang berkaitan dengan pengelolaan zakat.

2) Metode wawancara 44 yaitu melakukan penelitian berupa wawancara

(interview) langsung secara mendalam kepada pihak terkait untuk

kelengkapan data.45 Dalam skripsi ini penulis akan melakukan penelitian

pada BAZNAS kota Tangerang Selatan.

43 Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum.( Jakarta:PT Raja Grapindo Persada,2004)h.119

44 Menurut Soejono Soekanto, dalam penelitian lazimnya dikenal tiga jenis alatpengumpul data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, danwawancara atau interview. Lihat, Soerjono Soekanto,pengantar penelitian hukum,(Jakarta: UI-Press,1986),h.21,66,201.

45wawancara merupakan metode yang digunakan untuk pengumpulan data atau keterangan lisan

dari seseorang yang disebut responden melalui suatu percakapan yang sistematis dan terorganisasi.Ulbersilalahi,Metode Penelitian Sosial.( Bandung: PT Reflika Aditama,2012) cet.III,h.312

Page 32: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

16

4. Jenis Data

Ada tiga jenis data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini:

a. Data primer (primary data) : Data-data yang berasal dari Al-quran, Hadis,

kitab-kitab, dan perundang-undangan Indonesia yang membahas tentang

pengelolaan zakat, dan wawancara.

b. Data sekunder (secondary data) : Data-data yang berupa dokumen yang

terdapat di dalam majalah, artikel, jurnal karya ilmiah, dan surat yang

relevan dan berkaitan dengan tema skripsi ini sebagai data penunjang

untuk pustaka referensi.

c. Data tersier : Adapun data tersier yang digunakan di dalam penelitian ini

adalah kamus hukum.

5. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan oleh penulis di dalam penelitiannya adalah

deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memaparkan hasil pengamatan

lapangan melalui wawancara kemudian digabungkan dengan teori – teori, asas-

asas, dan kaidah hukum yang diperoleh dari penelitian pustaka sehingga

menghasilkan jawaban dari rumusan permasalahan.

6. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan penulis di dalam penelitiannya adalah

penelitian normatif empiris. Dengan menggunakan pendekatan ini untuk

memberikan penjelasan mengenai legalitas lembaga amil zakat menurut hukum

Islam dan peraturan perundang- undangan di indonesia yang berkaitan dengan

tema penelitian ini.

B.Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini adalah studi naskah

dan kepustakaan ( library research) yaitu dengan mengumpulkan data-data yang

membahas, berkaitan dan mengenai pengelolaan zakat dalam undang-undang di

Indonesia dan menggunakan penelitian lapangan ( field research ) melalui

wawancara. Setelah data-data tersebut semuanya terkumpul dari berbagai sumber,

maka penulis memaparkan data-data tersebut dan kemudian penulis analisa.

Page 33: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

17

Secara teknis penulisan ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.”

G. Sistematika Pembahasan

Sebagaimana layaknya satu karya ilmiah hasil penelitian dalam bentuk

skripsi, maka dalam penulisan skripsi ini penulis membagi menjadi beberapa

sistematika pembahasan. Hal ini dilakukan mempermudah peneliti dalam

penyusunan skripsi serta mempermudah para pembacanya dalam membaca dan

memahami isi dari skripsi ini. Maka dalam uraian skripsi ini dimulai dengan

menjelaskan prosedur standar suatu penelitian dalam bentuk skripsi, karena itu

penulis memulai uraian ini dengan menjelaskan latar belakang masalah mengapa

penelitian ini dilakukan kemudian identifikasi, pembatasan dan perumusaan

masalah. Di samping itu, tentu saja penulis juga menjelaskan apa tujuan dan

manfaat penelitian, studi review terdahulu, menentukan metode apa yang

digunakan untuk penelitian serta sistematika penulisan. Uraian ini ditempatkan

pada Bab I dengan judul Pendahuluan.

Selanjutnya untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang

masalah pengelola zakat (amil) dengan segala bentuknya dalam kajian Fiqih Islam

dan peraturan perundang-undangan maka penulis akan memaparkan tentang

pengertian zakat, dan dasar hukum zakat. kemudian penulis membagi pengelola

zakat (Amil) menjadi dua sub yakni Amil perorangan dan Amil lembaga

pendidikan. Kemudian menjelaskan ketentuan Amil zakat dalam hukum Islam.

Terakhir penulis memaparkan Amil zakat dalam peraturan perundang-undangan

di Indonesia. Uraian ini dimaksudkan sebagai pintu gerbang bagi pembaca untuk

memahami konsep-konsep dasar tentang amil zakat. Uraian ini ditempatkan pada

BAB II dengan Judul Tinjauan umum tentang lembaga amil zakat.

Selanjutnya pada BAB III. Penulis akan menjelaskan tentang pengelolaan

zakat di Tangerang selatan, yang menjadi tempat penelitian adalah Badan amil

zakat kota Tangerang. Yang akan penulis bahas pada bab ini adalah meliputi:

A. Sejarah BAZNAS Kota Tangerang Selatan

B. Visi dan misi dan struktur lembaga

C. Skruktur lembaga

Page 34: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

18

D. Kebijakan strategis BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam

mensosialisasikan zakat kepada masyarakat

Kemudian pada Bab IV. Penulis akan menguraikan tentang analisis

perbandingan hukum mengenai pengelolaan zakat dalam hukum Islam dan

peraturan perundang- undangan di Indonesia. Meliputi; pertama, legalitas Amil

zakat perorangan dan lembaga pendidikan menurut hukum Islam (Mazhab Fiqih).

Kedua, legalitas Amil zakat perorangan dan lembaga pendidikan menurut

peraturan perundang- undangan di Indonesia.

Sebagai bagian akhir dari skripsi ini adalah penutup. Penulis memaparkan

hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan sebagaimana tergambar dalam skripsi

ini dan kemudian diakhiri dengan saran. Saran yang penulis pandang relevan

untuk perbaikan dari apa yang sudah ada sekarang ini.

Page 35: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

19

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA AMIL ZAKAT

Berbicara mengenai lembaga amil zakat dalam hal aturan zakat maka ini

tidak bisa dilepaskan dari eksitensi keberadaan pengelola zakat ( a’milin a’laiha)

Dalam menunaikan zakat. Baik itu keberadaannya maupun izinnya. Oleh sebab itu

maka dalam pembahasan pada bab ini di awali dengan pengertian zakat baru

kemudian di lanjutkan mengenai pengertian tentang amil zakat menurut imam

mazhab.

A. PENGANTAR TENTANG ZAKAT

a. Pengertian zakat

Zakat telah di wajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua hijrah

setelah kepada umat Islam diwajibkan berpuasa Ramadhan.46

firmannya Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

آتوا ة و ال وا الص أقیم اة و ك یرالز بص لون م ا تع بم هللا إن ند هللا دوه ع یر تج خ ن م م ك نفس وا أل م ا تقد م ◌ و

)٢:١١٠.(البقرة /

Artinya “Dan dirikanlah sholat dan tunaikan zakat. Dan kebaikan apapunyang kamu usahakan bagi dirimu, tentu akan mendapatkan pahala disisi Allah.Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."(QS.Al-Baqarah;43)47

Surah At-Taubah ayat (103)

الھم و أم ن ذ م لیمخ یع ع م س هللا و لھم كن تك س ال ص إن لیھم ع ل ص بھا و یھم ك تز و ھم قةتطھر د .◌ ص

)٩:١٠٣(النوبة /

Artiya “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

46 Widi Noviardo, “Urgensi Berzakat Melalui Amil Dalam Pandangan Ilmu EkonomiIslam”, ( Jurnal Ilmiah Syariah)”,15,1,(Januari Juni, 2016),H.87

47 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnnya, (Bandung: CV. PenerbitDiponegoro, 2000), H.14

Page 36: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

20

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.QS. At- Taubah : 103)48

Zakat bisa di sebut dengan Shodaqoh, atau demikian sebaliknya. Zakat

secara etimologis yaitu bertambah (an-namậ), sesuatu dikatakan zaka apabila ia

tumbuh dan berkembang, dan seseorang disebut zaka, jika orang tersebut baik dan

terpuji.49

Definisi senada di lontarkan al-Wahidi sebagaimana dikutip Qardhawi

bahwa kata dasar zaka berarti tambah dan tumbuh, sehingga bisa dikatakan bahwa

“tanaman itu zaka”, artinya tanaman itu tumbuh. Juga dapat dikatakan bahwa tiap

sesuatu yang bertambah adalah zaka (bertambah). Bila satu tanaman tumbuh

tanpa cacat, maka kata zaka di sini berarti bersih.50

Sedangkan zaka” di tinjau dari terminologi para pakar Islam (para

Fuqoha) seperti yang dikemukan oleh pengarang Tauseh A’la Ibnu

Qasim,Muhammad Nawawi Bin Umar Al-jawii zakat berarti “suatu nama bagi

harta benda yang sudah di khususkan, di ambil dari harta benda yang sudah

ditentukan atas jalan atau sistem yang di syariatkan kemudian di berikan kepada

golongan- golongan tertentu 51 . Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu

disebut zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih

berarti, dan melindungi kekayaan itu dari kebinasaan.52

Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2011 ayat dua (2) yang mengatur

rambu-rambu tentang pengelolaan zakat di Indonesia menjelaskan tentang

pengertian zakat sebagai berikut; zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh

48 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnnya, (Bandung:CV. PenerbitDiponegoro, 2000), h.162

49 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas. (UIN - Malang Press : 2007), h.1050 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas. ( UIN-Malang;2007), h.1051Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawii,Tauseh A’la Ibni Qosim. (t.p: Darul Kutub al-

Islamiyah: 2002), cet.I, Juz. I, h. 19552 Sudirman, Zakat dalam pusaran arus modernitas,h.14

Page 37: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

21

seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya sesuai dengan syariat Islam.53

Terkait dengan intensitas penggunaan kata zakat dalam al-qur’an,

Sudirman menukil pendapat Qardhawi bahwa kata zakat dalam bentuk ma’rifat

(definisi) disebutkan 30 (tiga puluh) kali di dalam al-Qur’an, di antaranya 27

(dua puluh tujuh) kali disebutkan dalam satu ayat bersama shalat, dan hanya satu

kali disebutkan dalam konteks yang sama dengan shalat tetapi tidak di dalam satu

ayat, yaitu surat al-Mu’minun yang berbunyi sebagai berikut:54

) نون م ؤ الم أفلح (١قد ون ع اش خ تھم ال في ص ھم ین ھ ٢) الذ ین الذ () و ون رض ع و م اللغ ن ع )٣م ھم ین الذ و

) لون اة فاع ك )٤-٢٣:١المؤمنون /.)٤للز

Artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, ( yaitu) orang-

orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan

diri dari ( perbutan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-

orang yang menunaikan zakat."(QS.Al-Mu’minun;1-4)55

Sudirman menukil pendapat Syech Al- Qardhawi menjelaskan bahwa

dalam Al-quran 30 (tiga puluh) kali kata zakat disebutkan, 8 (delapan) kali

terdapat didalam surat-surat yang turun di Makkah (Makkiyyah) sedangkan

lainnya diturunkan di Madinah (Madaniyyah).56

b. Dasar hukum zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan, dan di

nyatakan dalam Al-quran secara bersamaan dengan shalat sebanyak 82 ayat.

Pada masa permulaan Islam di Mekkah, kewajiban zakat ini masih bersifat global

dan belum ada ketentuan mengenai jenis dan kadar ( ukuran) harta yang wajib di

zakati. Hal itu untuk menumbuhkan kepedulian dan kedermawanan umat Islam.

zakat baru benar-benar di wajibkan pada tahun 2 Hijriyah, namun ada perbedaan

53 UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat54 Sudirman, Zakat dalam pusaran arus modernitas.(UIN-Malang Press; 2007), h.1555 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnnya, (Bandung: CV. Penerbit

Diponegoro, 2000),H. 27356 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas.h.15

Page 38: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

22

pendapat mengenai bulannya. Pendapat yang masyhur menurut ahli hadist adalah

pada bulan Syawal tahun tersebut. 57

Sudirman menambahkan Syekh Qardhawi menyebutkan bahwa pendapat

Ibnu Asir yang menegaskan bahwa zakat diwajibkan pada tahun 9 H. Sebagian

ulama’ menguatkan pendapatnya itu dengan peristiwa panjang Sa’labah bin

Hatib. Setelah ayat tentang zakat turun,Nabi mengirim petugas (amil) untuk

memungutnya. Menurut Asir, hal itu adalah jizyah atau semacam jizyah,

sedangkan jizyah itu baru diwajibkan pada tahun kesembilan, yang berarti zakat

diwajibkan pada tahun kesembilan itu.58

Dasar pijakan hukum di syariatkannya zakat dalam agama Islam

berdasarkan dalil Al-quran,hadist dan Ijma.59

a. Al-Qur’an

Dasar diwajibkannya Zakat yang berasal dari Al-quran antara lain firman

Allah SWT.

1) al-Baqarah

هللا إن ند هللا دوه ع یر تج خ ن م كم نفس موا أل ا تقد م اة و ك آتوا الز ة و ال أقیموا الص .(البقرة/و یر بص لون م ا تع )٢:١١٠بم

Artinya; “Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja

yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala

nya dari Allah. Allah maha melihat apa- apa yang kamu

kerjakan.”(QS.Al-Baqarah;110)

ة ال وا الص أقیم ini dorongan dari Allah SWT bagi (Dan dirikanlah Sholat)و

mereka disamping kesibukan mereka melakukan hal-hal yang berguna bagi

mereka dan mendatangkan kemaslahatan bagi mereka, yaitu mendirikan shalat

dan menunaikan zakat. mengedepankan penyebutan perkara yang mendatangkan

57 Abdul Azis Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqih Ibadah. (Jakarta: Amzah, 2013 ), cet.III,h. 344

58 Sudirman, Zakat dalam pusaran arus modernitas.(UIN-Malang Press; 2007),h.2959 Sudirman, Zakat dalam pusaran arus modernitas. h.17

Page 39: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

23

pahala bagi mereka, dan agar Allah meneguhkan dan menolong mereka terhadap

orang-orang yang menyelisihi mereka.60

2) al-Taubah

قاب في الر و لفة قلوبھم ؤ الم لیھا و ع لین ام الع و اكین س الم و اء للفقر قات د ا الص إنم ابن و هللا بیل في س و ین ارم الغ و

.(التوبة / كیم لیم ح ع هللا و هللا ن ة م فریض بیل )٩:٦٠الس

Artinya; “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang- orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat ( Amil), para mu’allaf

yang di bujuk hatinya,untuk ( memerdekakan) budak, orang- orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam

perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah

maha mengetahui lagi maha bijaksana.” (QS.Att-Taubah; 60)

Kalimat ا إنم termasuk bentuk kalimat pembatasan, dan ta’rif-nya Kata

قات د -menunjukkan jenis, yakni: jenis zakat ini terbatas hanya untuk golonganالص

golongan tersebut saja, tidak lebih dari itu. Bahkan zakat itu hanya untuk mereka

bukan selain mereka.61

Pengertisn delapan Asnaf yang dimaksud dalam surah At-Taubah diatas

adalah:62

a) Faqir: adalah orang yang kemiskinannya menghancurkan tulang-

tulangnya.

b) Miskin: adalah orang karena kemiskinannya duduk (tinggal dirumah), dan

disebut orang yang tak mampu keluar rumah

c) Pengurus zakat; adalah orang yang memgumpul, melindungi,

mendistribusi dan menghitung zakat.

60 Imam Syaukani, Tahqiq dan Takhrij Sayyid Ibrahim, Tafsir Fathul Qadir,Jakarta;Pustaka Azzam, 2008),cet I,Juz I, H.502

61 Imam Syaukani, Tahqiq dan Takhrij Sayyid Ibrahim, Tafsir Fathul Qadir,(Jakarta;Pustaka Azzam, 2010),cet 4,Juz I, H.719

62 Kamal Faqih Imani, Tasir Nuzul Quran Sebuah Tafsir Sederhana Menuju Cahaya Al-Quran, ( Jakarta: Al-Huda, 2004),cet I, 487- 489.

Page 40: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

24

d) Muallaf: orang yang tidak punya hasrat untuk memeluk Islam. lalu,

dengan mengeluarkan sejumlah tertentu sebagai zakat, hati mereka dapat

menerima.

e) Untuk memerdekakan tawanan-tawanan dan berjihad melawan tindakan

perbudakan

f) Pengeluaran untuk orang-orang yang berhutang

g) Orang-orang yang berada dijalan Allah (Fi Sabilillah)

h) Adalah orang-orang yang tengah melakukan perjalanan (Ibn Sabil)

3) al-Taubah

إن لیھم ع ل ص بھا و یھم ك تز و ھم قة تطھر د ص الھم و أم ن ذ م .(التوبة خ لیم یع ع م س هللا و لھم كن تك س ال ص

/٩:١٠٣(

Artinya:“Ambillah zakat sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dn mensucikan mereka dan bererdoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu ( menjadi ) ketentraman bagi jiwa mereka.

Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui”.(QS.Al-

Taubah;103)

Perintah tuhan ini merupakan suatu dalil yang jelas bahwa pemimpin

pemerintah Islam berkewajiban mengambil “zakat” dari masyarakat. Ini dilakukan

bukan dengan cara menunggu sampai orang-orang tersebut berkeinginan untuk

membayarkannya.63

4) al-Bayyinah

اة و ك توا الز یؤ ة و ال وا الص یقیم نفاء و ح ین لھ الد ین لص خ م بدوا هللا لیع وا إال ر ا أم م ة.(البینة و القیم لك دین ذ

/٩٨:٥(

Artinya; “Padahal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah, dengan

ikhlas menaati-nya karena ( menjalankan)agama dan juga agar

63 Kamal Faqih Imani, Tasir Nuzul Quran Sebuah Tafsir Sederhana Menuju Cahaya Al-Quran, ( Jakarta: Al-Huda, 2004),cet I, 571.

Page 41: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

25

melaksanakan shalat dan menunaikan zakat;yang demikian itulah

agama yang lurus ( benar).”(QS.Al-Bayyinah;5)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah tidak memerintahkan kepada

kaum Yahudi dan Kaum Nasrani kecuali menyembah kepadanya. Lakukanlah

ketaatan dan jangan dicampuri dengan sesuatu yang berbau syirik,kemudian kaum

Yahudi melakukan perbuatan syirik seraya berkata bahwa Uzair adalah anaknya

Allah. Kaum Nasrani berkata Bahwa Al-Masih anaknya Allah, seraya mereka

tidak mempercayai kenabian Muhammad SAW.64

a) Hadist

Hadist yang telah mengungkapkan tentang kewajiban zakat, yaitu:

یم أبي نع ن ، ع أبان د بن م ح دثنا م : ح ة قال یر أبي ھر ن دثني أبي، ع : ح ثیر قال ك ید بن ع نبس س دثنا أبو الع ، ح

: سلم لیھ و لى هللا ع ص سول هللا ر یقیم «قال ، و هللا إلھ إال ال وا أن ھد تى یش ، ح الناس أقاتل أن ت ر ة، أم ال وا الص

مت ر اة، ثم ح ك توا الز یؤ و لى هللا ع ابھم س ح و الھم و أم و ھم اؤ لي دم 65ع

Artinya:“Muhammad Bin Abban telah menceritakan kepada kami dari AbuNa’im , Abu Al- Anbas Sa’id bin Katsir telah menceritakan kepada kami,ia berkata: ayahku telah menceritakan kepadaku dari Abu Hurairah, iaberkata, “ Rasulullah SAW bersabda, “ aku diperintahkan untukmemerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan kecualiAllah SWT , melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. setelah itu,darah dan harta mereka menjadi terjaga sementara perhitungan merekamenjadi wewenang Allah SWT.”66

: باس قال ع ابن ن ة، ع ر م أبي ج ن ید، ع ز ني ابن اد یع م نا ح بر ة، أخ بد ع د بن م دثنا أح تھ یق ح ع م فد س م و : قد ول

ب ر ن ي م ا الح ھذ إن سول هللا : یا ر لم فقال س لیھ و لى هللا ع ص سول لى الر بد القیس ع بیننا ع الت ح قد ة، و یع

، ف ام ر ھر الح في ش إال لص نا نخ لس ، و ر مض فار ك م بینك : و نا قال اء ر و ن و إلیھ م ع ند ه و ذ نأخ ء ي نا بش ر م

اة، « ك الز إیتاء ة و ال الص إقام ، و

تؤ أن فت و ز الم النقیر، و ، و نتم الح ، و باء الد ن ع م أنھاك ، و تم نم ا غ م س م .67»دوا خ

64 Abu Ja’far At-Thobary, Tafsir At-Thobary, ( T.TP: Darul hijr, 2001), Juz 24,h.55365 Abu Bakar Muhammad Bin Ishak Bin Khuzaemah bin Mughirah Bin Sholeh Bin Bakar

As-Salami An- Naisabury, Shohih Ibnu Khuzaemah,( Maktab Islami: Bairut,TTh), Juz,4.H.866Muhammad Musthafa Al A’zhami, Shahih Ibnu Khuzaimah. penerjemah Abdul Syukur,

Abdul Razaq, cet 1, Jilid 4 ( Jakarta; Pustaka Azzam, 2009), h.967 Abu Bakar Muhammad Bin Ishak Bin Khuzaemah bin Mughirah Bin Sholeh Bin Bakar

As-Salami An- Naisabury, Shohih Ibnu Khuzaemah,( Maktab Islami: Bairut,TTh), Juz,4.H.6

Page 42: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

26

Artinya: “Ahmad bin Abdah telah menceritakan kepada kami, Hammad Ya’ni(bin Zaid) memberitahukan kepada kami, dari Abi Hamzah, dari IbniAbbas, ia berkata: saya mendengar berkata, suatu hari datangseseorang utusan Bani Al-Qis kepada Rasulullah SAW, wahai Rasulullahsesungguhnya kami dari kabilah Rabi’ah, terdapat penghalang antarakami dengan kalian oleh orang- orang kafir Mudhar, dan kami tidakdapt mengunjungi kaliam kecuali di bulan Haram, maka perintahkanlahkepada kami dengan sesuatu yang dapat kami ambil dan kami bisamengajak orang- orang dibelakang kami. Rasulullah menjawab: akumemerintahkan kepada kalian dengan empat perkara dan melarangkepada kalian dari empat perkara, aku perintahkan kepada kaliandengan beriman kepada Allah SWT, dan bersaksi bahwa tiada tuhankecuali Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan memberiseperlima dari harta rampasan kalian, dan aku melarang kepada kalianmembuat arak di dalam tempat yang di buat dari labu, tempat yangdibuat dari tanah, tempat yang dibuat dengan cara melubangkan batangpokok atau tempat yang dilumuri dengan tar’.68

Posisi Sunnah menguatkan dan menjelaskan apa yang dinyatakan secara

global (mujmal) oleh Al-Quran. Dalam hal ini, Sunnah merupakan interpretasi

lisan dan pelaksanaan konkret dari apa yang dinyatakan al-quran dengan

mnjelaskan yang samar, mempertegas yang belum jelas, memberi batas yang

belum tegas, dan menjadikannya lebih spesifik (khusus) apa yang masih terlalu

umum.69

b) Ijma’

Kesepakatan para ulama merupakan hukum Islam yang tidak bisa di

ingkari setelah Al-qur’an dan Al-Hadist. Para ulama’ telah sepakat bahwa zakat

merupakan salah satu kewajiban syariah yang wajib di laksanakan.70

Ijma” (kesepakatan) mayoritas para ulama’ baik salaf (klasik) maupun

khalaf (kontemporer) mengenai kewajiban zakat sudah ada sejak zaman di

utusnya Rasulullah SAW hingga sekarang tanpa ada yang mengingkarinya.71

68Muhammad Musthafa al- A’zhami, Shahih Ibnu Khuzaimah. penerjemah Abdul Syukur,Abdul Razaq. h.5

69 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, cet. (UIN-Malang Press;2007), h.157070 Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (UIN-Malang Press ;2008),

Cet I, h. 23.71 Ibnu Qudamah, Al- Mughni,ter. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), Jilid.III, h. 433.

Page 43: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

27

B. AMIL ZAKAT

Amil merupakan Masdar dari lafadz A’mila Ya’malu A’milan yang berarti

bekerja. Fungsi amil adalah memungut, mengumpulkan dan menyalurkan dan

membuat laporan harta zakat dari para Muzakki kepada para penerima zakat. amil

zakat dalam kinerjannya membantu Imam72 atau pemerintah73 dalam pengelolaan

zakat.

sebagaimana yang di jelaskan dalam dalam qaidah fiqhiyyah sebagai

berikut:

د اص ق لم ا م ك ح ل ئ سا و ل ا “Hukum sarana adalah mengikuti hukum capaian yang dituju”,

dan Qaidah Fiqhiyyah

م ا ب اج لو ا م ت ی اال 74ب اج و و ھ ف ھ ب ال

“Sesuatu kewajiban yang hanya bisa diwujudkan dengan melakukan sesuatu

perkara, maka perkara tersebut hukumnya menjadi wajib.”

Amil zakat boleh mendapat harta zakat sebagai upah yang dijadikan

imbalan oleh Allah. karena Amil merupakan bagian dari kelompok (asnap) yang

delapan sebagai orang yang sudah ditentukan berhak menerima harta zakat.75

Firman Allah dalam surat Al-Taubah (9) ayat 103

قاب في الر و لفة قلوبھم ؤ الم لیھا و ع لین ام الع و اكین س الم و اء للفقر قات د ا الص إنم ابن و هللا بیل في س و ین ارم الغ و

.( التوبة / كیم لیم ح ع هللا و هللا ن ة م فریض بیل )٩:١٠٣الس

72 Imam dalam pemerintahan Indonesia adalah presiden RI73 UU No.38 Tahun 1999 Bab III pasal 6, di jelaskan sbb:

(1) pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah.(2) pembentukan badan amil zakat:

a. nasional oleh presiden atas usul menterib.daerah provinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama

provinsic. daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor

departemen agama kabupaten atau kota.d. kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan74 Qadhi Abu Ya’la, Muhammad Bin Husein Bin Muhammad Bin Khalaf Ibn Fara’,Al-

U’ddah Fi Ushulul Fiqh, ( T.tp; T.P: 1990),cet,II,Juz,II,h.41975 Syarakshi. Al-Mabsuth.(Bairut:Darul Ma’rifah:1993) cet... juz.3 h.9

Page 44: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

28

Artinya; “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang- orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat ( Amil), para mu’allaf

yang di bujuk hatinya,untuk ( memerdekakan) budak, orang- orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam

perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah

maha mengetahui lagi maha bijaksana.” (QS. Al-Taubah; 103)

Imam Al-Qadhi Abdul Haq bin Ghalib al-Andalusi al-Maliki menjelaskan

definisi amil dalam tafsirnya al-Muharrar Al-Wajiz sebagai berikut:

ن م ف ر ص ی ن م ل ك ، و م ھ ات ق د ص ع م ج و اس ى الن ل ي ع ع ي الس ف ام م اإل بھ ی ن ت س ي ی ذ ل ا ل ج الر و ھ ف ل ام لع ا ا م أ و

ن و ع لع ا ن م و ھ ف ھ ن ى ع ن غ ت س ی ال أل لین يع ى الس ل ع س النا ر ش ح ی ھ ن ام

Adapun amil adalah orang yang mengganti Imam dalam menarik zakat,

dan setiap orang yang bekerja membantu amil yang pasti dibutuhkannya.maka ia

termasuk golongan amil dikarenakan dia mengumpulkan manusia dalam

melakukan penarikan zakat.76

Sedangkan Imam Nawawi menjelaskan dalam karyanya Tauseh A’la Ibni

Qosim :

ھ ل م ع ت س ا ن م ل ام ع ل ا اھ ی ق ح ت س م ا ل ھ ع ف د و ات ق د الص ذ خ ى ا ل ع ام م اال

Bahwa yang dinamakan Amil adalah seseorang atau pegawai yang di

angkat oleh imam atau pemerintah untuk memungut,melaporkan, mengumpulkan

harta zakat dan membagikannya kepada para orang yang berhak untuk

menerimanya ( Mustahiqin).77

Qardhawi menjelaskan bahwa yang dinamakan Amil dalam kontesk zakat

adalah pihak yang bekerja dalam institusi yang melaksanakan segala urusan yang

berhubungan dengan zakat dan upah Amil tersebut di ambil dari harta zakat yang

dijadikan oleh Allah sebagai imbalan.78

Komisi fatwa majelis ulama Indonesia (MUI) memberikan penjelasan

bahwa amil zakat adalah; seseorang atau sekelompok orang yang di angkat oleh

76 abdul Haq bin Ghalib al-Andalusi, al-Muharrar al-wajiz fi at-Tafsir al-Kitab al-A’ziz.(Bairut: Dar al-Kutub al-Islamiyh,1422).cet.I. Juz .III,h.49

77Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawii,Tauseh A’la Ibni Qosim.(tp: Darul Kutub Al-Islamiyah: 2002), cet.I,Juz.I, h. 215

78 Al-Qardhawi, Fiqih al-Zakah. (Beirut; Muassasah Risalah,1993), cet.21,Juz.II.h.579

Page 45: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

29

pemerintah untuk mengelola pelaksanaan ibadah zakat atau seseorang atau

sekelompok yang dibentuk oleh masyarakat dan disahkan oleh pemerintah untuk

mengelola pelaksanaan ibadah zakat.79

Dalam peraturan Undang-undang tentang pengelolaan zakat di jelaskan

bahwa yang dimasksud dengan Amil zakat adalah Badan Amil Zakat (BAZ)

yang dibentuk pemerintah dari tingkat pusat sampai tingkat kecamatan dan

lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk masyarakat dan di kokohkan

pemerintah dan amil perseorangan atau lembaga hukum yang mendapat izin dari

kantor urusan agama (KUA) setempat.80

Para fuqahâ secara umum bersepakat bahwa penguasa wajib mengangkat

dan mengirim petugas untuk memungut zakat. Karena di masyarakat terdapat

orang yang memilik harta, namun tidak mengetahui kewajiban zakat atau sudah

mengetahui kewajiban zakat, namun memilik sifat kikir,maka wajib adanya para

pemungut zakat.81

1. Amil perorangan

zakat yang merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga mempunyai

tujuan yang paling luhur dalam agama Islam. Sudirman mengutip pendapat

Qardhawi menyebutkan bahwa zakat mempunyai dua tujuan penting dalam

kehidupan, yaitu untuk kehidupan individual dan kehidupan sosial.82

Zakat yang dipahami sebagai kewajiban tanpa memikirkan segi sosialnya

maka zakat hanya sebatas penunaian syariat. Mengakibatkan banyak organisasi

zakat dikalangan masyarakat masih bersifat kelompok –kelompok, yang sehingga

mustahik lain yang bukan kelompoknya tidak ikut mengambil manfaat.

Lingkungan terbatas itu bisa saja para kyai, guru ngaji, ulama setempat atau

pemimpin organisasi Islam dimana yang bersangkutan menjadi anggotanya. Hal

79 Majelis Ulama Indonesia,Fatwa, No.8 Tahun 201180 UU No.23 Tahun 201181 Al-Qardhawi, Fiqh al- Zakah.( Beirut; Muassasah Risalah,1993), cet.21, Juz.II.h.480.82 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, cet. (UIN-Malang Press;2007), h.53

Page 46: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

30

ini berakibat pembagian zakat antara satu kelompok dengan kelompok lain

berbeda, tergantung pada banyak sedikitnya muzakki dan mustahik.83

Berdasar dari pemahaman ayat al-Quran surah al-Taubah didalam Al-

Qur’an:

ع لین ام الع و اكین س الم و اء للفقر قات د ا الص إنم ابن و هللا بیل في س و ین ارم الغ قاب و في الر و لفة قلوبھم ؤ الم لیھا و

.(التوبة / كیم لیم ح ع هللا و هللا ن ة م فریض بیل )١٠٣: ٩الس

Artinya: "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang- orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat ( Amil), para mu’allaf

yang di bujuk hatinya,untuk ( memerdekakan) budak, orang- orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam

perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah

maha mengetahui lagi maha bijaksana.”( QS. Al-Taubah;103)84

{ لیھا ع لین العام {و

“ pengurus- pengurus zakat ( Amil).

Banyak bermunculan amil-amil zakat tanpa legalitas resmi dari pemerintah

atau Imam atau atas prakarsa masyarakat sendiri terutama di akhir bulan

ramadhan,dan panitia tersebut bersifat temporer bukan permanent (panitia

tahunan) sehingga tujuan murni dari kewajiban zakat belum terlaksana secara

sempurna, yaitu meningkatkan keadilan dan kesejahteraan Masyarakat.

Dalam kitab Mauhibah Dzi al- Fadhal karya Syech Muhammad Mahfud

bin Abdillah al- Turmusi di jelaskan

م ما اال ھ ث ع ب ي ی ذ ل ي ا اع الس م ھ ن م ا ) و ھ ی ل ع ن و ل ام لع ا (و س لم الخ ف ن )الص و ھ ل و (ق ب اج و ھ ث ع ب و ات و ك الذ ذ خ ال

ات و ك الز ن م ة ال م الع ذ خ ي ا ف ام م اال ھ ب ص ن ن ي م ن ع ا) اي الذكاة ی ھ ی ل ع ن و ل ام لع ا و

83 Syukri Ghozali DKK, pedoman zakat. ( Jakarta: proyek peningkatan sarana keagamaanIslam,Zakat dan Wakaf , 1997/1998), cet.16, h. 364

84 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnnya, (Bandung: CV. PenerbitDiponegoro, 2000), h.156

Page 47: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

31

yang di namakan Amil adalah mereka antara lain adalah Sa’i yang di utus

penguasa untuk menarik zakat, dan pengangkatan amil tersebut adalah wajib,

amil zakat adalah orang yang diangkat Imam untuk menjadi pegawai penarik

zakat.85

Sedangkan dalam kitab kifayatul Al- Ahyar fi Hali Ghoyatil Ikhtisor karya

Abu Bakar Bin Muhammad Bin Abdul Mu’min dijelaskan;

زالي واجتماع الغ اء قال ھ تنفیذ قض ج تھد المستقل فالو ج ن الم ر ع ذر في عصرنا لخلو العص تع وط م ر ه الش ھذ

ا ھذ ي و افع الر سلمین قال الح الم تتعطل مص قا لئال اھال أو فاس ج ان إن ك كة و و لطان ذو ش أحسنكل من واله س

Bahwa Imam Al-Ghozali berkata, sempurnanya persyaratan ini pada

masa sekarang sangat sulit, karena tidak adanya seseorang yang mencapai derajat

mujtahid mustaqil, maka konsekuensi hukumnya adalah sah pemerintahannya

orang yang mempunyai kekuatan (Syaukah) meskipun terbilang bodoh, tujuannya

adalah supaya tidak terjadi kekosongan atas kemaslahatan orang- orang muslim.

Imam Rofi’i mengatakan ini lebih baik.86

Dalam peraturan badan amil zakat nasional (BAZNAS) Nomor 2 tahun

2016 pasal 9 ayat (1) dan (2) dijelaskan sebagai berikut:87

(1) UPZ masjid negara, masjid raya, masjid, mushalla, langgar, surau, ataunama lainnya, atau masjid instuisi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1)huruf g, pasal 4 ayat (1) huruf f, dan pasal 5 ayat (1) huruf f dapat melakukanpengumpulan zakat dari masyarakat.

(2) UPZ masjid negara, masjid raya, masjid, mushalla, langgar, surau, ataunama lainnya, atau masjid instuisi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1)huruf g, pasal 4 ayat (1) huruf f, dan pasal 5 ayat (1) huruf f dapat melakukanpendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah, dan DSKL secara mandiri.88

85 Muhammad Mahfud, Mauhibah Dzi al-Fadhal. ( Jeddah; Darul Minhaj, 2011),cet.I,Juz.IV,h. 130

86 Abu Bakar Bin Muhammad Bin Abdul Mu’min Bin Hariz Bin Mukli al- Husainy,Kifayatul Akhyar Fi Hali Ikhtisor. (Damaskus: Darul Khoi, 1994),cet.I,Juz.I, h.551

87 Lihat Peraturan BAZNAS No.2 Tahun 201688 Lihat Peraturan Bdaan Amil Zakat No 2 Tahun 2016 tentang pembentukan dan tata

kerja unit pengumpul zakat bab II kedudukan , tugas dan fungsi pasal 9 ayat 1 dan 2

Page 48: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

32

Dalam rangka pengembangan organisasi zakat perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut;89

a. Pengertian dan kesadaran zakat dikalangan masyarakat Islam perlulebih diintensifkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam menanamkanpendidikan keagamaan, khususnya zakat, kurang dipahami dikalanganumat Islam.

b. Sikap Tradisional masyarakat yang memberikan zakat hanya kepadaguru ngaji, kyai atau ulama dilingkungannya perlu diluruskan. Harusdingatkan bahwa seluruh umat Islam adalah saudara dan hasilpengumpulan zakat secara keseluruhan diperuntukkan bagi umat Islamseluruhnya.

c. Perlu diberikan penjelelasan bahwa adanya lembaga- lembagakeagamaan termasuk adanya organisasi zakat tidak akan menimbulkanpenciutan logistik dan ruang gerak organisasi mereka.

d. Masih ada kekuatiran dan sementara masyarakat bahwa zakat yangdisampaikan tidak akan dibagi sebagaimana mestinya. Karena yangbersangkutan berkemungkinan menyerahkan langsung kepada yang iakehendaki.

e. Masih adanya anggapan yang kurang menguntungkan dari sudut politikdalam pengorganisasian zakat. sehingga hal ini tidak jarang menjadipenghambat.

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 86/ PUU –X/ 2012 tanggal 31

oktober 2013 perihal pengujian Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat menjelaskan untuk perkumpulan orang, perseorangan, tokoh

umat Islam (alim ulama’), atau pengurus/ Takmir masjid/ musholla disuatu

komunitas dan wilayah yang belum terjangkau oleh BAZ dan LAZ, dapat

melakukan kegiatan pengelolaan zakat dengan memberitahukan secara tertulis

kepada pejabat yang berwenang.90

89 Syukri Ghozali DKK, Pedoman Zakat. (Jakarta: proyek peningkatan sarana keagamaanIslam,zakat dan wakaf , 1997/1998),cet.16, h. 366

90 Lihat Putusan Mahkamah konstitusi Nomor 86 tahun 2012

Page 49: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

33

2. Amil lembaga hukum / lembaga pendidikan

Sebagaimana di jelaskan di atas bahwa yang dinamakan Amil adalah

seseorang atau lembaga yang dibentuk (legal) oleh Imam atau pemerintah91

untuk memungut harta zakat kaum muslimin,melaporkan, mendistribusikan dan

membagikannya kepada yang berhak menerima harta zakat tersebut (mustahiqin).

Dasar hukum berdirinya lembaga pengelola zakat di Indonesia adalah UU

No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, keputusan MENAG No.581 tahun

1999 tentang pelaksana UU No.38 tahun 1999, keputusan Direktur Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No.D/291 tahun 2000 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat, dan UU No.17 tahun 2000 tentang Pajak

Penghasilan.92

Dalam peraturan pemerintah RI nomor 14 tahun 2014 Pasal 66 ayat (2)

menjelaskan kegiatan pengelolaan zakat oleh amil zakat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) “ dalam hal di suatu komunitas dan wilayah tertentu belum

terjangkau oleh BAZNAS dan LAZ , kegiatan pengelolaan zakat dapat dilakukan

oleh perkumpulan orang, perseorangan tokoh umat Islam (alim ulama’) atau

pengurus / takmir masjid/ musholla sebagai amil zakat”. dilakukan dengan

memberitahukan secara tertulis kepala kantor urusan agama kecamatan { KUA}.93

Dalam putusan Mahkamah Konstitusi No 86 / PUU-X / 2012 menyatakan,

pembentukan oleh masyarakat dapat dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan

Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial, atau lembaga

berbadan hukum setelah memenuhi persyaratan yang diatur dalam ketentuan

peraturan perundang- undangan dan mendapat izin menteri atau pejabat yang

ditunjuk oleh menteri.94

91 Dijelaskan dalam kitab I’anatut Thalibin A’la hali al fazhi fathul mu’in, juz II cet Itahun 1997 bahwa pengangkatan oleh Imam ini hukumnya wajib.

92 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, cet. (UIN-Malang Press;2007), h.9593 Lihat peraturan pemerintah RI No 14 Tahun 2014 pasal 66 ayat (2)94 Lihat putusan mahkamah konstitusi No 86/puu-x/ 2012

Page 50: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

34

.Dalam peraturan badan amil zakat nasional ( BAZNAS ) Nomor 2 tahun

2016 bab I ketentuan umum pasal 1 ayat ( 19) dan (20) menyatakan sebagai

berikut :95

(19) Instuisi yang menaungi UPZ adalah lembaga negara, kementerian/lembaga pemerintah non kementerian, badan usaha milik negara, perusahaanswasta nasional dan asing, perwakilan republik Indonesia di luar negeri, kantor-kantor perwakilan negara asing/ lembaga asing, masjid negara, kantor instuisivertikal, kantor satuan kerja perangkat daerah/ lembaga daerah provinsi, badanusaha milik daerah provinsi, perusahaan swasta skala provinsi, perguruan tinggi,masjid raya, kantor satuan kerja pemerintah daerah/ lembaga daerah kabupaten/kota, kantor instuisi vertikal tingkat kabupaten/ kota, badan usaha milik daerahkabupaten/ kota, perusahaan swasta skala kabupaten/ kota, masjid, mushalla,langgar, surau atau nama lainnya, sekolah/ madrasah dan lembaga pendidikanlain, dan kecamatan atau nama lainnya.

(20) Pimpinan Instuisi adalah pimpinan / ketua/ kepala/ direktur ataupejabat/ pegawai/ anggota yng ditunjuk oleh pimpinan/ ketua/ kepala/ direkturdilembaga negara, kementerian/ lembaga pemerintah non kementerian, badanusaha milik negara, perusahaan swasta nasional dan asing, perwakilan republikIndonesia diluar negeri, kantor- kantor perwakilan negara asing/ lembaga asing,masjid negara, kantor instuisi vertikal, kantor satuan kerja perangkat daerah/lembaga daerah provinsi, badan usaha milik daerah provinsi, perusahaan swastaskala provinsi, perguruan tinggi, masjid raya, kantor satuan kerja pemerintahdaerah/ lembaga daerah kabupaten / kota, kantor instuisivertikal tingkat daerah/lembaga daerah kabupaten/ kota, badan usaha milik daerah kabupaten/ kota,perusahaan swasta skala kabupaten/ kota, masjid, mushalla, langgar, surau ataunama lainnya, sekolah/ madrasah dan lembaga pendidikan lain, dan kecamatanatau nama lainnya.

C. KETENTUAN AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM

Zakat merupakan salah satu dari ibadah mahdhah dalam islam.banyak

hikmah dalam menunaikan zakat bagi Muzakki.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-quran dalam surah At-Taubah

yang berbunyi:

هللا و لھم ن ك تك س ال ص إن لیھم ع ل ص بھا و یھم ك تز و ھم قة تطھر د ص الھم و أم ن م ذ .(التوبة /خ لیم یع ع م )٩:١٠٣س

95 Lihat Peraturan Badan Amil Zakat ( BAZNAS) No 2 Tahun 2016 tentangpembentukan dan tata kerja unit pengmpul zakat

Page 51: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

35

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harga mereka, dengan zakat tersebut

kamu membersihkan dan menyucikan mereka.”( QS.At-Taubah;103)96

Begitu pentingnya zakat dalam islam maka ada beberapa ketentuan yang

harus di penuhi supaya zakat tersebut berjalan dengan maksimal.

1. Syarat- Syarat amil zakat.

Imam Nawawi dalam karya nya menjelaskan bahwa syarat- syarat amil

ada 3 yaitu:97

a. Ahliyatus Syahadat

b. Islam

c. Bukan keturunan bani Hasyim dan bani Muthalib dan bukan budak yang

dimerdekakan dari bani Hasyim dan bani Muthalib.

Sedangkan Syekh Qardhawi menjelaskan dalam karyanya fiqih zakat

bahwa untuk menjadi amil ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai

berikut;98

1) Agama Islam ( مسلم )

Seseorang di syaratkan beragama Islam untuk menjadi amil karena zakat

merupakan urusan atas orang Islam maka di syaratkan dalam urusan tersebut

seorang amil harus beragama Islam. dari urusan tersebut dapat dikecualikan

dengan sesuatu yang tidak berhubungan dengan pemungutan dan pembagian harta

zakat. Al-Qardhawy menukil pendapat Imam Ahmad menjelaskan dengan melihat

keumuman lafadz ( (العلملین علیھا maka orang islam maupun kafir boleh menjadi

amil zakat tetapi yang lebih utama adalah harus seorang muslim.99

2) Mukallaf ( ال اق ع غ ل ب )

3) Orang yang jujur ( ان ی م ا )

4) Mengetahui dan memahami tentang hukum-hukum zakat ( ة كا الز ام ك ح ا ب م ل ع ل ا .

5) Mampu melaksanakan tugas ( ل م ع ل ل ة ی اف ك ل ا )

96 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnnya, (Bandung: CV. PenerbitDiponegoro, 2000), H.14

97 Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawii,Tauseh A’la Ibni Qosim.( Darul Kutub Al-Islamiyah: 2002), cet.I,Juz.I,h. 215

98 Al-Qardhawi, Fiqih al-Zakah.(Beirut; Muassasah Risalah,1993), cet.21,Juz.II,h.58699 Al-Qardhawi, Fiqih al-Zakah.h.586

Page 52: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

36

6) Bukan keturunan nabi ( ىب ر ي الق و ذ ن م ن و ك ی ال )

7) Harus seorang laki- laki ( ار ك ذ )

8) Merdeka ( ار ح )

Sedangkan menurut Didin Hafidhuddin selain syarat amil diatas

seseorang amil harus ada kesungguhan untuk melaksanakan tugasnya yaitu

dengan menjadikan tugas ini sebagai kegiatan utamanya (penuh waktu) bukan

sebagai pekerjaan sambilan.100

Dengan demikian dapat digambarkan bahwa pengelola (amil zakat)

merupakan wilayah syar’iyyah sebagaimana yang dijelaskan oleh Zakaria al-

Anshary dalam karya fathul Wahhab:

ل ام ط الع شر ل و یر ذ ر إلى غ ك ذ ل د لف ع ك م لم س م ات " أي أھلیة الشھاد اة " بأن ك فقھ ز في بابھا " و ا ذكر م ك م

اء القض ور ك م ه األ لھذ ت یة فافتقر ع ر یة ش لك وال ذ ن ذ أل یأخ ن م ذ و خ ا یؤ م رف یع

Artinya: “syarat seorang amil adalah seorang saksi (muslim, Mukallaf, adil,

seorang laki-laki) selain perkara yang sudah disebutkan sudah disebutkan dalam

bab-nya. Dan mengetahui tentang zakat sekiranya seorang amil tersebut

mengetahui harta zakat yang diambil dan muzakki yang mempunyai harta karena

masalah tersebut adalah ruang lingkup Syar’iah dengan demikian syarat-syarat

tersebut dibutuhkan seperti Qadhi”.101

D. AMIL ZAKAT DALAM PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN

INDONESIA

Di negara Indonesia yang mayoritas penduduk muslim dalam rangka

mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat maka negara mengeluarkan

undang- undang tentang pengelolaan zakat supaya lebih maksimal dan tujuan dari

zakat tercapai.

Dalam Undang- undang RI nomor 23 tahun 2011 bab 1 pasal 1 ayat 7,8,9,

dan 10 menyatakan sebagai berikut:102

100 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern.(Depok: Gema Insani, 2007),cet.11,h.45

101 Zakaria bin Muhammad al-Anshary, Fath al-Wahhab bi Syarh ath-Thullab (DarulFikr:1999)Juz.II,h.36

102 UU No.23 /2011 BAB I Pasal I ayat (7),(8),(9) dan (10).

Page 53: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

37

7. Badan Amil Zakat Nasional yang disebut BAZNAS adalah lembaga yang

melakukan pengelolaan zakat secara Nasional.

8. lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang

dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

9. Unit pengumpul Zakat yang selanjutnya disingkat UPZ adalah satuan

organissasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu pengumpulan Zakat.

10. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

Kemudian dalam bab 2 pasal 11 di jelaskan persyaratan untuk dapat

diangkat sebagai anggota BAZNAS sebagaimana di maksud dalam pasal 10

paling sedikit harus:103

1. Warga negara Indonesia

2. Beragama Islam

3. Bertakwa kepada Allah SWT

4. Berakhlak mulia

5. Berusia minimal 40 ( empat puluh) tahun

6. Sehat jasmani dan rohani

7. Tidak menjadi anggota partai politik

8. Memiliki kompetensi di bidang pengelolaan zakat dan

9. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan yang

di ancam dengan pidana penjara paling singkat 5 ( lima ) tahun.

Dalam peraturan pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2014 BAB VII bagian

keempat (Amil Zakat perseorangan atau perkumpulan orang dalam masyarakat)

pasal 66 ayat 1 dan 2 menjelaskan:104

1. Dalam hal di suatu komunitas atau wilayah tertentu105 belum terjangkau oleh

BAZNAS dan LAZ , kegiatan pengelolaan zakat dapat di lakukan oleh

103 UU No.23/2011 BAB II Pasal II104 P.Pemerintah No.14 Tahun 2014 Bab VII Pasal 66 ayat (1) dan (2)105 Yang dimaksud dengan “ komunitas atau wilayah tertentu belum terjangkau oleh

BAZNAS dan LAZ” adalah komunitas muslim yang berada disuatu wilayah yang secara geografisjaraknya cukup jauh dari BAZNAS dan LAZ dan tidak memiliki infrastruktur untuk membayarkanzakat kepada BAZNAS dan LAZ. Lihat penjelasan atas peraturan pemerintah RI NO 14 Tahun

Page 54: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

38

perkumpulan orang, perseorangan tokoh umat Islam ( alim ulama), atau pengurus/

Takmir masjid/ musholla sebagai amil zakat.

2. Kegiatan pengelolaan zakat oleh amil zakat sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan dengan memberitahukan secara tertulis kepada kepala kantor agama

( KUA) kecamatan106

Dalam BAB X sanksi administratif pasal 78 juga menjelaskan bahwa

amil zakat dalam pasal 66 yang tidak memberitahukan kepada kantor urusan

agama kecamatan tentang kegiatan yang dilakukan dan juga melakukan tugas

sesuai dengan peruntukan yang di ikrarkan maka dikenakan sanksi

administratif.107

Sedangkan dalam BAB VIII pasal 38 di jelaskan sebagai berikut : “setiap

orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan

pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat

yang berwenang”.108

Berdasarkan peraturan perundang- undangan di Indonesia Undang-

undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dan peraturan pemerintah

republik Indonesia No 14 tahun 2014 pelaksanaan undang- undang no 23 tahun

2011 zakat maka terdapat beberapa amil di Indonesia, yaitu :109

1. BAZNAS ( tingkat nasional,provinsi, dan kabupaten/ kota).

2. LAZ ( tingkat nasional,provinsi, dan kabupaten/ kota).

3. Pengelola zakat perseorangan atau kumpulan perseorangan dalam

suatu 110komunitas masyarakat atau wilayah yang belum terjangkau oleh

2014 tentang pelaksaan undang- undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pasal66.

106 Lihat peraturan pemerintah RI no 14 tahun 2014 bab VII bagian keempat pasal 66 ayat(1 ) dan (2)

107 Lihat peratura pemerintah RI no 14 tahun 2014 bab X sanksi administratif pasal 78ayat (1) dan (2)

108 Lihat Undang- undang No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat bab VIII pasal38

109 Lihat Undang –Undang No.23 tahun 2011 dan P.Pemerintah No.14 Tahun 2014110 Yang dimaksud dengan “komunitas dan wilayah tertentu belum terjangkau oleh

BAZNAS dan LAZ ” adalah komunitas muslim yang berada disuatu wilayah yang secarageografis jaraknya cukup jauh dari BAZNAS dan LAZ dan tidak memiliki infrastruktur untuk

Page 55: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

39

BAZNAS dan LAZ dengan memberitahukan secara tertulis kepada kepala

kantor urusan agama (KUA) kecamatan111.

Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan, Dari tiga pengelola zakat

yang ada di Indonesia, hanya BAZNAS yang diangkat oleh pemerintah,

sedangkan lembaga amil zakat ( LAZ) hanya mendapat izin untuk pengelolaan

zakat dan pengelola zakat perseorangan atau kumpulan perseorangan dalam

komunitas masyarakat hanya mendapat pengakuan dari BAZNAS.

membayarkan zakat kepada BAZNAS dan LAZ.lihat penjelasan atas Peraturan pemerintah RINo.14 tahun 2014 tentang pelaksanaan UU No.23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pasal 66.

Page 56: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

40

BAB III

PROFIL BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN

A. Sejarah BAZNAS Kota Tangerang Selatan

1. Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Badan Amil Zakat Nasional kota Tangerang Selatan yang selanjutnya

disingkat BAZNAS adalah suatu lembaga pemerintah tingkat kota atau kabupaten.

BAZNAS didirikan bertujuan untuk berkhidmah dalam memajukan kesejahteraan

umum bagi seluruh masyarakat melalui pendayagunaan yang dilakukan secara

produktif dana Zakat,Infaq dan Shodaqoh ( ZIS) dan dana lainnya dari para

dermawan baik dari perseorangan, lembaga,perusahaan dan instansi lainnya.112

BAZNAS Kota Tangerang Selatan berdiri pada tahun 2009 bersamaan

dengan berdirinya Kota Tangerang Selatan. Lembaga ini merupakan realisasi dari

pemberlakuan Undang-– Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat

oleh pemerintah. Awal berdirinya BAZNAS mempunyai nama BAZDA sesuai

dengan Undang – undang zakat No 38 Tahun 1999 yang diangkat oleh PLT

walikota Tangerang Selatan bapak H. Muhammad Sholeh,MT. Melalui surat

keputusan No. 451.12/Kep 73- Huk.Org/2009, tentang pengurus Badan Amil

Zakat Kota Tangerang Selatan periode 2009-2012,tanggal 02 Juli 2009.113

Kemudian diperbaharui dengan keputusan Walikota No. 451.12/Kep 252-

Huk. / 2010, tanggal 23 Juli 2010. Tentang pembentukan pengurus Badan Amil

Zakat Daerah ( BAZDA) Kota Tangerang Selatan anggaran 2009-2012 sebagai

realisasi dari UU No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat di Kota Tangerang

selatan.Seiring dengan itu diterbitkan pula instruksi Walikota Tangerang Selatan

No.02 Tahun 2009 tentang pengumpulan Zakat,Infaq dan Shodaqoh dari para

112 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan ( Tangerang selatan:BAZDA TANGSEL,2011)h.8

113 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan ( Tangerang selatan:BAZDA TANGSEL,2011)h.9

Page 57: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

41

pejabat/ pegawai pemerintah,swasta dan masyarakat di Kota Tangerang Selatan,pada

tanggal 26 Agustus 2009.114

Kemudian nama tersebut di Tranformasi dengan lahirnya Undang – Undang

tentang pengelolaan zakat No 23 Tahun 2011 dengan diganti menjadi BAZNAS.

Terbentuknya BAZNAS pada bulan Maret Tahun 2016 yang dilantik oleh Walikota

Tangsel HJ.Airin Rachmi Diani,S.h.MH melalui surat keputusan No.451.12/

Kep.281-Huk / 2016.115

Munculnya Undang-Undang No.23 tahun 2011 dan PP No.14 tahun 2014

menurut Endang Saefuddin 116 ini sangat membantu kinerja amil atau pengurus

BAZNAS dalam mengelola harta zakat. Dengan Undang-Undang tersebut legalitas

BAZNAS menjadi lebih kuat. Pengelola zakat (amil) jadi lebih jelas. Pengelola zakat

bisa terarah dan terbatas Sehingga 117 amil Tradisional tidak bisa mengelola lagi

karena amil tersebut sudah tidak dianggap tidak legal.

Latar belakang berdirinya BAZNAS terdiri dari beberapa faktor:118

pertama. karena terpisahnya kabupaten Tangerang dengan Tangerang Selatan

sehingga pemerintah kota Tangerang Selatan mendirikan BAZNAS untuk

merealiasasikan Undang-undang No 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat

Kedua. Dana zakat,Infaq dan Shodaqoh diyakini mampu bersumbangsih

dalam mendukung keadilan sosial dan pembangunan sosial dan mengurangi angka

kemiskinan. Indonesia dengan negara yang mayoritas beragama Islam mempunyai

potensi Zakat,Infaq dan Shodaqoh yang cukup tinggi sehingga apabila dana tersebut

dikelola dengan maksimal maka akan memberikan dampak yang sangat signifikan

dalam penyelesaian masalah yang terjadi pada masyarakat.atas dasar tersebut perlu

adanya lembaga yang mengatur tentang pelaksanaan zakat secara baik dan benar.

114 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018115 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018116 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018117 Amil tradisional yaitu mereka yang mengklaim yaitu atau mengambil inisiatif

mengumpulkan dana zakat seperti halnya terjadi sebelum adanya pemerintah mengeluarkan peraturantentang pengelolaan zakat seperti memberikan zakat kepada guru ngaji masing2, dukun beranak, ataurumah zakat yang belom mendapat izin yang tidak mendapat surat keputusan ( SK) sebagai amil danini masih banyak terjadi pada masyarakat kita sehingga menjadi kendala bagi BAZNAS dalampengumpulan dana zakat. Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18Maret 2018

118 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan ( Tangerang selatan: BAZDATANGSEL,2011)h.

Page 58: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

42

Ketiga. Dana zakat,Infaq dan Shodaqoh diyakini mampu bersumbangsih

dalam mendukung keadilan sosial dan pembangunan sosian dan mengurangi angka

kemiskinan. Indonesia dengan negara yang mayoritas beragama Islam mempunyai

potensi Zakat,Infaq dan Shodaqoh yang cukup tinggi sehingga apabila dana tersebut

dikelola dengan maksimal maka akan memberikan dampak yang sangat signifikan

dalam penyelesaian masalah yang terjadi pada masyarakat.atas dasar tersebut perlu

adanya lembaga yang mengatur tentang pelaksanaan zakat secara baik dan benar.

Ketua BAZNAS Endang Saefuddin mengatakan: 119 walaupun BAZNAS

merupakan lembaga resmi dalam pengelolaan zakat di Kota Tangerang Selatan tidak

menutup kemungkinan bahwa keberhasilan pengelolaan zakat belom maksimal

walaupun potensi dana zakat di kota Tangerang Selatan sangat besar di bandingkan

dengan kabupaten atau kota lain yang berada dalam provinsi Banten, hal ini

kemungkinan terdapat beberapa kendala :

a. Banyaknya lembaga pengumpul zakat selain BAZNAS. Di antaranya:

1) D. Dhuafa

2) Lembaga Amil Zakat (LAZ)

3) Rumah Zakat

4) Dan adanya lembaga-lembaga lain yang memungut dan

mengumpulkan zakat secara ilegal ( tidak mempunyai legalitas ).

a. Kemungkinan belum sepenuhnya masyarakat memahami tentang kewajiban

zakat menurut Islam

b. Kemungkinan tingkat kepercayaan masyarakat masih rendah kepada Badan

Amil Zakat Nasional ( BAZNAS ) sehingga banyak para muzakki

menyalurkan zakat secara langsung.

BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam programnya dituntut untuk menjadi

wadah yang eksis dan dipercaya sebagai landasan yang kuat dalam pemberdayaan

ekonomi umat, memiliki nilai iman dan ketakwaan berdasarkan Al-Quran dan As-

Sunnah dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan masyarakat madani

Kota Tangerang Selatan.120

119 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018120 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan ( Tangerang selatan: BAZDA

TANGSEL,2011)h.9

Page 59: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

43

BAZNAS Kota Tangerang Selatan senantiasa selalu memproduksi Program-

program pendayagunaan secara kreatif yang mampu menjawab perubahan dan

problem sosial yang selalu berkembang pada masyarakat.

Dalam memudahkan kinerja BAZNAS, dalam upaya pengentasan

kemiskinan serta mensosialisasikan kewajiban zakat kepada masyarakat agar potensi

zakat dapat diberdayakan secara produktif pengurus di setiap kecamatan mengontrol

langsung keinginan masyarakat kota Tangerang Selatan untuk menyalurkan zakatnya

dan melaporkan semua aktifitas yang ada di kawasannya masing-masing ke

BAZNAS Kota Tangerang Selatan sehingga dana zakat tersebut dapat terorganisir

pada satu tempat serta memudahkan pengambilan kebijakan untuk pendistrubusian

dana zakat tersebut.

Dalam pengelolaan dana zakat dari Muzakki baik itu dari perseorangan,

lembaga dan instansi swasta maupun pemerintah BAZNAS Kota Tangerang Selatan

BAZNAS selalu melakukannya secara transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan.121

1. Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab BAZNAS Kota Tangerang Selatan

a. Tugas Pokok122

Sebagai pengelola zakat, tugas pokok BAZNAS adalah:

1) Menggali potensi zakat

2) Mengumpulkan harta / zakat

3) Mengelola harta/ zakat yang telah terkumpul

4) Mendistribusikan zakat kepada mustahiq secara proporsional

5) Mendayagunakan dana zakat

6) Mengupayakan pengembangan zakat baik dari segi sumber maupun

pemanfaatannya

7) Menyusun pedoman zakat yang sederhana dan mudah dipahami oleh muzakki

b. Fungsi

Sebagai pengelola zakat, BAZNAS akan menfungsikan diri sebagai lembaga

pelayanan masyarakat yang akan berzakat (Muzakki) dan bagi orang- orang yang

membutuhkan bantuan dana zakat ( Mustahiq)123

121 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018.122 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan ( Tangerang selatan: BAZDA

TANGSEL,2011)h.16

Page 60: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

44

c. Tanggung Jawab

Amanah yang dibebankan kepada BAZNAS adalah (1) memperbaiki keadaan

dan tarap perekonomian masyarakat, dalam hal ini; adalah mustahiq. (2)

menyediakan fasilitas yang akan menunjang perbaikan penghasilan bagi umat. (3)

melakukan penataan administrasi umum, personalia dan keuangan zakat.124

d. Tujuan125

Tujuan BAZNAS Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

1) Tersalurnya dana umat sesuai dengan ketentuan Syariat Islam

2) Terwujudnya pengelolaan zakat sesuai dengan tuntunan syariah dan perundang-

undangan di Indonesia

c. Pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat BAZNAS Kota

Tangerang Selatan.

Sejak tahun 2009 ( sejak berdirinya BAZNAS KOTA Tangerang Selatan) ZIS

yang terkumpul dari para muzakki diwilayah Kota Tangerang Selatan didistribusikan

dan didayagunakan melalui penggolongan asnaf oleh BAZNAS Kota Tangerang

Selatan sebagai berikut:126

a. Asnaf Riqab terdiri dari:

1) .Bantuan Kesehatan

2) Rehab dan Bedah Rumah

3) Bantuan berdasarkan Proposal

b. Asnaf Gharimin terdiri dari:

1) Bantuan sarana keagamaan yaitu:

a). TPQ / TPA

b). Majelis Taklim

c). Mushalla dan Masjid

d). Marbot

2) Bantuan dana bergulir

c. Asnaf Muallaf terdiri dari:

1) Bantuan pembinaan Muallaf

2) Bantuan masyarakat Dhu’afa

123 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan.( Tangerang Sekatab: BAZDATANGSEL,2011),h.16

124 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan. h.17125 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan. h.17126 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan. h.29

Page 61: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

45

d. Asnaf Ibnu Sabil terdiri dari:

1) Bantuan Beasiswa berkelanjutan:

a) Siswa SD /MI

b) Siswa SLTP

c) Siswa SLTA

e. Asnaf Fi Sabilillah terdiri dari :

1) Bantuan guru ngaji

2) Bantuan guru TPQ / TPA

Penggolongan bantuan yang diberikan BAZNAS sewaktu-waktu dapat

berubah sesuai dengan ketersediaan dana dan kebutuhan bantuan. Dan selain bantuan

kelima Asnaf di atas, BAZNAS Kota Tangerang Selatan melayani juga bantuan yang

sifatnya spontanitas ( sewaktu-waktu) yang kemudian disesuaikan dengan asnaf

pemohon.127

KEADAAN DANA BAZNAS PER-DESEMBER 2017128

No Bulan Pengeluaran Pendistribusian Piutang Jumlah Total

1 Jan 95.763.100 111.900.000 Kesra 25.000.0

00

2 Feb 168.611.000 33.700.000 Ibu.Khodi

jah

23.000.0

00

3 Mar 19.439.750 51.500.000 Syahreza 6.000.00

0

4 Apr 137.406.900 29.750.000 Bpk.Lili 1.000.00

00

5 Mei 267.439.000 88.550.000

6 Jun 172.503.900 34.900.000

7 Jul 112.023.000 10.000.000

8 Agust 86.349.500 68.150.000

9 Sep 53.527.300 11.450.000

10 Okt 270.244.650 482.350.000

11 Nov 100.269.500 171.000.000

12 Des 73.928.700 47.600.000

13 JML 1.557.506.30

0

1.140.850.000 JUM 55.000.0

00

2.753.356.300

127 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018.128 BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Page 62: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

46

No Pemasukan Jumlah Pengeluaran Jumlah Saldo

1 2,5 Fitrah 112.459.225 Pengeluaran 1.557.506.300

2 JAN-DES 1.827.717.56

4

Pendistribusi

an

1.140.850.000

3 MAL 68.589.420 Piutang 55.000.000

4 I.Haji 27.660.000

5 Hibah 500.000.000

6 Bonus 24.772.034

7 Pengembalia

n

500.000.000

8 Jumlah 3.061.198.243 307.841.943

B.Visi misi dan skruktur lembaga

1. Visi129

Adapun visi BAZNAS Kota Tangerang Selatan adalah menjadikan Badan

Amil Zakat Nasional ( BAZNAS) sebagai lembaga pengelolaan zakat yang dipercaya

dalam membangkitkan ekonomi umat dalam rangka memerangi dan mengentaskan

kemiskinan.

2. Misi130

a. Menggali potensi umat untuk meningkat kesejahteraan masyarakat Kota

Tangerang Selatan dalam upaya memperkecil kemiskinan. Mendaya-gunakan dana

umat bagi peningkatan kwalitas umat yang Islami.

b. Memudahkan pelayanan para muzakki,munfiq dan mufashaddiq dalam

menunaikan Zakat,Infaq dan Shodaqoh ( ZIS).

c. Mendistribusikan zakat kepada mustahiq ( yang berhak menerima zakat)

sesuai dengan hukum dan syariat serta Undang – undang yang berlaku.

129 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan ( Tangerang selatan: BAZDATANGSEL,2011)h.15

130 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan.15

Page 63: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

47

3. Skruktur Lembaga

Skruktur lembaga BAZNAS Kota Tangerang Selatan

SK. Walikota Tangerang Selatan No.451.12/ Kep.281-Huk/ 2016131

No Jabatan Nama Kinerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan

1. Ketua Drs. KH. EndangSaefuddin, MA.

2 Wakil Ketua1

Teten Kustiawan,Ak., CA

a. Pelaksana Layanan MuzakkiPerorangan Atau Badan

b. Pelaksana Layananan Muzakki UnitPengumpul Zakat

c. Pelaksana Konter Administrasi danDatabase

3 Wakil KetuaII

H. MuhammadSalbini, LC.

a. Pelaksana Layanan Santunan Mustahiqb. Pelaksana dalam Pemberdayaanc. Pelaksana Administrasi dan Databas

4 Wakil KetuaIII

Drs. H. UcupYusuf, M.Pd.

a. Pelaksana Perencanaan danPengembangan

b. Pelaksana keuanganc. Pelaksana Akuntasi dan Pelaporan

5 Wakil KetuaIV

H.MuhamadThohir. SQ.

a. Pelaksana HRD dan Legalb. Pelaksana Administrasi dan Humasc. Pelaksana IT dan Umum

C. Muzakki dan Mustahiq BAZNAS Kota Tangerang Selatan

1. Muzakki

Dalam kewajiban menunaikan zakat BAZNAS Kota Tangerang Selatan tetap

berpedoman dengan ketentuan yang telah diatur oleh syariah dan Undang-undang

yang berlaku. BAZNAS Kota Tangerang Selatan menjelaskan muzakki sebagai

berikut:Muzakki adalah orang-orang yang berkewajiban menunaikan / membayar

zakat.132 Termasuk dalam kategori muzakki dalam BAZNAS Kota Tangerang selatan

yaitu dana dari zakat profesi dan pegawai negeri sipil ( PNS) yang berada dalam

wilayah pemkot Kota Tangerang Selatan.133

131 Struktur BAZNAS Kota Tangerang Selatan sesuai SK Wali Kota Tangerang Selatan132 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan ( Tangerang selatan: BAZDA

TANGSEL,2011)h.54133 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018.

Page 64: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

48

Dalam membantu para mutahiq BAZNAS mendapatkan dana dari orang-

orang yang mau berzakat ( Muzakki) yang harta kekayannya sudah mencukupi haul

dan nishob dalam kewajiban zakat sesuai dengan tuntutan Al-Qur’n dan As-

Sunnah.134

2. Mustahiq

Adalah orang-orang yang berhak menerima dana zakat. Menurut Baznas Kota

tangerang Selatan semua kelompok (Asnaf) yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dalam

surah At-Taubah ayat (60) dan itu adalah orang-orang yang berhak mendapat bantuan

dana zakat dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan tetapi tetap prioritas utama

didalam kategori delapan (8) kelompok tersebut adalah orang faqir dan

miskin.135Mustahiq bisa mendapat bantuan dana zakat BAZNAS dengan memenuhi

beberapa syarat sebagai berikut:136

a. Surat keterangan tidak mampu dari kelurahan (KTM)

b. Fhoto kopi KTP

c. Fhoto kopi KK

d. sakit. Surat keterangan sakit dari dokter

e. surat permohonan ke BAZNAS

f. harus ada rekomendasi dari unit pengumpul zakat ( UPZ ) setempat.

D. Kebijakan strategis dalam mensosialisasikan zakat kepada masyarakat

Program pendayagunaan dana ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota Tangerang

Selatan difokuskan pada pendayagunaan produktif yang terdiri dari:137

1. Pemberdayaan ekonomi masyarakat

2. Pengembangan pendidikan

3. Pelayanan sosial dan keagamaan

Program tersebut dijabarkan dalam berbagai pendayagunaan yang tetap fokus

pada sasaran yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan pada masyarakat. Dalam

merealisasikan kebijakan tersebut BAZNAS Kota Tangerang Selatan tetap berpegang

teguh dengan prinsip-prinsip syariah.

Dalam melaksanakan program tersebut untuk disosialisasikan kepada

masyarakat supaya masyarakat tahu tentang kesadaran kewajiban berzakat maka

134 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018.135 Endang Saefuddin Dkk, BAZDA Kota Tangerang Selatan. h.55136 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018.137 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018.

Page 65: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

49

BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan beberapa kebijakan strategis sebagai

berikut:138

a. Berusaha mensosialisasikan pada tiap-tiap kelurahan melalui penerangan atau

unit pengumpul zakat (ZIS) dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan

b. Memasang pada tempat tertentu berupa spanduk dan banner

c. Melakukan penyiaran dengan media berupa:

1). Koran

2). Surat-surat edararan (imbauan).

3). Dll

138 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018.

Page 66: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

50

BAB IV

ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM (STUDY KOMPARATIF) HUKUM

ISLAM DAN UNDANG-UNDANG ZAKAT NO.23 TAHUN 2011 TENTANG

PENGELOLAAN ZAKAT

A. Legalitas Amil Zakat Perorangan Dan Lembaga Pendidikan/Lembaga Badan

Hukum Menurut Hukum Islam.

Pada awal masa pengelolaan zakat di Indonesia negara tidak terlibat campur

tangan dalam pengelolaan zakat. dengan demikian, pengelolaan zakat dijalan secara

individual-tradisional sehingga muncul berbagai amil zakat baik berbentuk

perseorangan ataupun lembaga yang mana mereka mengklaim diri mereka sebagai

amil yang bisa mengelola dana zakat dari muzakki untuk disalurkan kepada para

mustahiq atau masyarakat yang membutuhkan bantuan.Tetapi dengan berjalannya

waktu pemerintah menilai bahwa Undang-Undang No.38 tahun 1999 tidak sesuai lagi

dengan perkembangan zaman dan hukum dalam menjawab permasalahan pengelolaan

zakat. Oleh sebab itu perlu adanya transformasi Undang-undang zakat No. 38 tahun

1999 ke undang-Undang zakat yang Baru yang lebih terorganisir dan terarah

sehingga akan tercapai tata kelola yang baik (good goverment). Maka dikeluarkanlah

Undang-Undang tentang pengelolaan zakat yang baru yaitu Undang-Undang No.23

tahun 2011 tentang pengelolaan zakat yang disahkan oleh Presiden RI Susilo

Bambang Yudhoyono pada tanggal 25 November 2011.

Didalam Islam. pengelolaan zakat telah menjadi ruang ijtihad yang sangat

luas berbasis maslahah. Perubahan politik dan komitmen keagamaan penguasa

memberi dampak besar dan menimbulkan diskursus yang tajam diantara pada

fuqaha yang terekam dalam kajian fiqih klasik..139

Dalam rangka mengoptimalisasikan potensi zakat nasional yang belum banyak

tergali, dibutuhkan pelengkap berupa pendekatan top down yang memiliki kekuatan

intervensi. UU No.23/2011 memberi penguatan kepada zakat di mana negara

diamanatkan untuk turut membangun zakat nasional. Peran negara yang semakin

besar dan posisi BAZNAS yang semakin kuat harus dimanfaatkan sebaik-baiknya

139 Budi Rahmat Hakim,”Analisis terhadap Undang-undang No.23 tahun 2011 tentangpengelolaan zakat ( Perspektif Hukum Islam)”, 15,2,( Desember,2015),h.159

Page 67: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

51

untuk integrasi zakat dalam kebijakan negara, khususnya kebijakan fiskal dan

penanggulangan kemiskinan.140

Munculnya Undang-Undang No.23 tahun 2011 akan memberi dampak positif

pada pengelolaan zakat, sehingga zakat dapat dikelola dengan baik (good goverment)

oleh lembaga amil zakat yang bentuk langsung oleh pemerintah yaitu Badan Amil

Zakat ( BAZ) maupun lembaga yang diusulkan oleh masyarakat yaitu lembaga Amil

Zakat (LAZ).Undang-Undang No.23 tahun 2011 juga mengatur adanya sanksi bagi

pengelola yang tidak amanah.

Dalam kitab tafsir Al-Misbah dijelaskan dalam pembahasan para pakar hukum

menyangkut lafazh ( لیھاو ع لین عام mereka adalah yang melakukan pengelolaan.(ال

terhadap zakat,baik mengumpulkan,menentukan siapa yang berhak,mencari

mereka,maupun membagi dan mengantarkannya kepada mereka. Kata ( لیھا ع )

memberi kesan bahwa para pengelola itu melakukan kegiatan mereka dengan

sungguh-sungguh dan mengakibatkan keletihan. sedangkan kata( لي ع ) memberi kesan

makna penguasaan dan kemantapan atas sesuatu. 141

Dalam hasil Munas Nu di NTB pada tanggal 23-25 November 2017 dijelaskan

bahwa dalam pengangkatan amil zakat harus melalui beberapa prosedur untuk

mendapat legalitas pengelola zakat, prosedur yang harus dilalui adalah sebagai

berikut:142

1. Pengangkatan amil dilakukan dengan lafal-lafal yang mengesahkan wilaya (

kekuasaan) amil

2. Muwalli ( pemimpin tertinggi negara atau pejabat pembantunya) mengetahui

bahwa Muwalla ( calon amil zakat) memenuhi syarat diangkat sebagai amil

3. Dalam pengangkatannya disebutkan tugas amil zakat adalah menganani

urusan zakat

4. Dalam pengangkatannya disebutkan wilayah kerjanya

5. Diangkat secara langsung ( bi al-lafzhi musyafahah) atau tidak langsung (ma’a

al-ghaibah murasalatan wa mukatabatan)

140 Budi Rahmat Hakim,”Analisis terhadap Undang-undang No.23 tahun 2011 tentangpengelolaan zakat ( Perspektif Hukum Islam)”, 15,2,( Desember,2015),h.160

141 M.Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah.( Ciputat;lentera hati:2012). Cet. V,Volume 5.h.142-143

142 Munas Nu pada tgl 23-25 Nopember 2017

Page 68: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

52

6. Muwalla (calon amil) mengetahui bahwa muwalli berhak mengangkatnya,

telah mengangkatnya, dan berhak menggantikan ( mendelegasikan ) tugasnya

dalam urusan zakat

7. Muwalla menyampaikan menjawab atas kesanggupannya atau langsung

bekerja

8. Muwalla resmi menjadi amil

Para imam mazhab menjelaskan pengertian amil zakat dengan berdasarkan

ijtihadnya masing-masing sebagai berikut:

1) Imam Syafi’i:

Imam Syafi’i memberikan definisi tentang pegawai zakat (amil) dalam kitab

al-Umm adalah:

ھا م قس ھا و الي قبض ه الو ال و ن لیھا م ع لون ام الع و

Amil zakat orang-orang yang diserahi tugas oleh imam atau penguasa untuk

mengambil dan membagikan zakat”.143

Sedangkan Dalam kitab Al-Hawie Kabier karya Imam Mawardi menjelaskan

sebagai berikut.

تفریقھا، ھا و ا قبض لو ا تو إذ قات ثابت د لى الص ع لین ام ھم الع س نا أن ر ك لى قال الماوردي: وقد ذ ا تو نھا إذ اقط م س و

الم ب بار ي للقیام لنفس لین ام ھم الع ذ س اتھ أنا آخ ك المال المتولي للتفریق ز ب ر قال ھ فإن بنفس قة ال في التفر ل م لع

تفریقھا ن ھا و ام قبض م ه اإل ال و ن م ل ام الع ن أل ز یج لم لین ام قام الع م ا ھو إنم ال الم ب ر قات، و د الص أھل ن یابة ع

ه یر لیھا لغ ع كیال و یكون وز أن یج نھ ال ھ أل نفس ن ع نائب

bahwa seorang amil adalah seseorang yang ditugaskan oleh Imam untuk

menerima,dan mengurus harta zakat sehingga seseorang yang mengaku amil tidak

boleh mengambil dari bagian para amil walaupun orang tersebut melakukan pekerjaan

seperti para amil dari menerima,mengumpul dan membagikan harta zakat.144

Syech Zakaria Bin Muhamad al-Anshory menjelaskan pegawai zakat adalah

seseorang yang diutus oleh Imam untuk mengambil atau mengurus harta zakat dan

masuk dalam kategori pegawai zakat (amil) adalah:145

a. seseorang yang ditugasi mengambi/menarik harta zakat (As-Sa’i)

b. seseorang yang ditugasi untuk menulis barang yang sudah diambil dan

diserahkan (Al-Katib)

143 As-Syafi’i. Al-Umm.( Bairut:Darul Ma”rifat;1990).Cet....Juz.2.H.91144 Al-Mawardi.Al-Hawie Kabier.( Libanon: Darul Kutub Ilmiah-Bairut:1999).cet

I.Juz.8.H.493-494145 Zakaria Al-Anshory.Asna Mutholib Fi Syarhi Raudhi Tholib.([Darul Kutub Al-

Islamy;t.th)Juz.4.H.395

Page 69: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

53

c. seseorang yang bertugas mendistribusikan harta zakat yang berhak

menerimanya (Al-Qosim) dan pengumpul orang-orang yang wajib zakat dan

orang-orang yang berhak menerima harta zakat (Al-Hasir).

d. seseorang yang bertugas pemberi informasi tentang orang-orang yang berhak

menerima zakat dan orang yang wajib zakat kepada penarik zakat (Al-A’rif).

e. seseorang yang ditugasi untuk membagi (pengkalkulasi nishab dan kadar) dan

menjaga harta zakat ( Al-Hasib dan Al-Hafizh) dan termasuk dalam kategori

amil zakat yaitu Al-jundy dan Al-Jaby.

ا م م ك ام م لى اإل ) ع ب اج ات (و و ك ذ الز خ ثھ) أل بع نیا (و غ كان إن ) و ل ام الع (الثالث نف الص اء ر بیانھ في باب أد

ھ م في اس ل خ ید اة (و ك ید الز ذ و خ ا یؤ م تب یك ن م ھو ) و اتب الك ات (و و ك ذ الز خ ام أل م ثھ اإل الذي یبع ھو ي) و فع الساع

ا باب أر رف الذي یع ھو ) و ریف الع (و ال و م األ باب ع أر م الذي یج ھو ) و ر اش الح م و القاس النقیب (و ك ھو قاق و تح س ال

ي) ف القاض الي و الو ام و م اإل ابي (ال الج ندي و الج و ال و م افظ) لأل الح و ب اس الح قبیلة (و لل اة بل ك في الز ق لھم ح ال

الح د للمص ص مس المر مس الخ في خ قھم امة رز الع

2) Imam Maliki

ا ذ ك م و القاس ھو ) ، و ق فر م اب و ج لھ (و لیھا بقو ع ل ام الع ھو نف الثالث، و إلى الص ار أش الذي و ھو ، و ر اش ح و اتب ك

ارس ح اع و ر ال نھم ذ م خ لأل ال و م األ باب ع أر م یج

Menurut Imam Maliki tentang penjelasan amil zakat ialah: “amil ialah orang-

orang yang bertugas mengumpulkan harta zakat karena mereka mengambil harta

tersebut dari para muzakki”.146

Imam Maliki dalam karyanya yang lain menjelaskan tentang pengertian amil

zakat sebagai berikut:147

ا، ھ ی ل ع ن ی ل ام لع ا و ن ی ك سا لم ا و اء ر ق ف ل ل ت قا د لص ا ا م ن ى: {إ ال ع ت ھ ل و ي ق ف ة ر و ك ز الم ة این م لث ا اف ن ص أل ل اة ك الز ف ر ص ت

ل ی ب ي س ف و ن ی م ار ، والغ اب ق ي الر ف ، و م ھ ب و ل ق ة ف ل ؤ الم و ن ریضة م ف یل ب الس ، وابن هللا هللا ) ، 1لیم حكیم} (ع وهللا

ط ر ت ش ی .و یر ق الف ن أسوأ حاال م و ھ ، ف ھ ل ب س ك ال و علیھ ق نف ن ی م د وج ال ی یئا و ش ك ل م ی ن ال م و ھ :و ین ك س الم -یا ان :ث م ھ و

ث والمسكین قیر ي الف ف : الحریة شروط ة ث ال ذا إ اف ن م عبد بن م اش ھ ل س ا من ن م نھ م ل ك ون ك ی ، وأن ال الم س ، واإل

أو اب ن ج ، م اة ك الز ة ای ب لج ھ اإلمام ل م ع ت س ا ن كل م ل شتم :وی اة ك على الز ل ام الع -م من الزكاة.ثالثا فیھ ا یك عطوا م أ

ة ر ج األ ل ی ب ى س ل یا ع ن غ ان ك و ل و ل ام لع ل اة ك ى الز .. إلخ، وتعط م اس أو ق ر اش ح

Menurut Imam Maliki amil ialah tiap-tiap orang yang diberikan mandat oleh

imam atau pemerintah untuk menarik harta zakat.Sedangkan Imam Qurthubi

menjelaskan:148

146 Al-Maliki.Hasyiah Ad-Dasuki A’la Syarhil Kabir.( Darul Fikr) juz.I.thn.... cet.....h.495147 Al-Hajjah Kaukibul A’bid. Fiqih Ibadah Ala Mazhabil Maliki.( Siria: percetakan Al-insa”

Damaskus:1986 )cet.I.juz I h.292

Page 70: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

54

ال یل ص ام لتح م اإل ثھم یبع ین باة الذ الج اة و ع ني الس لیھا) یع ع لین العام الى: (و لھ تع لكقو لى ذ ع كیل اة بالتو ك ز

“Amil zakat ialah para petugas dan pemungut zakat yang diutus oleh imam untuk

mendapatkan zakat tersebut dengan menggunakan akad wakalah (taukil) dalam

melaksanakan tugas pemungutan zakat.”

3) Imam Hanafi

Imam Syarakhsi 149 memberikan penjelasan tentang pengertian amil zakat

sebagai berikut: yaitu orang-orang yang ditugaskan oleh Imam untuk mengumpulkan

shodaqoh.150

قات د ع الص م لى ج ام ع م اإل لھم م تع یس ین الذ ھم لیھا، و ع لین ام الع انھم و و فایة أع ك و كفایتھم ون ع م ا یج م م یھم ط یع و

Di dalam karya yang lain Imam Abdur Rahman Bin Muhammad I’wadh Al-

Jaziry menukil dari pendapatnya Imam Hanafi dalam karya Fiqih A’la Mazhabil

Arba’ah menjelaskan tentang pengertian amil zakat sebagai berikut:

ھ ب ص ي ن لذ ا و " ھ ل ام لع ا و " ام م اإل ات ق د الص ذ خ ألAmil adalah orang-orang yang diangkat oleh Imam dalam mengambil shodaqoh.151.

Dalam kitab Badai’us Shonai’ Fi Tartibi Syaroi’ karya U’la Uddin Al-Hanafi

bahwa pegawai zakat (amil) berbeda hak penerimaan zakat dengan kelompok yang

lain (asnaf delapan) yang juga ada hak dalam menerima harta karena hak pegawai

zakat adalah pekerjaannya (i’malah) sehingga walaupun pegawai zakat (amil)

merupakan orang yang kaya mereka masih diperbolehkan menerima harta zakat

tersebut.152

دى إلیھ ؤ ع إلى الم ج ا الذي یر أم و یكون أن إال ني اة إلى الغ ك الز ف ر وز ص یج ا فال فقیر یكون نھا أن اع: م فأنو

الم لیھا و ع لین ام الع و اكین س الم و اء للفقر قات د ا الص الى {إنم لھ تع لیھا لقو ع ال ام لفة قلوبھم ع قاب ؤ في الر و

} [ا السبیل ابن و بیل هللا في س و ین ارم الغ ٦٠لتوبةو م ف الال ر بح كورین ذ ناف الم ص قات لأل د الى الص تع هللا ل ع ] ج

از ص ج قاقھا فلو تح باس ھم اص تص ي اخ اص فیقتض تص خ أنھ لال و وز یج ھذا ال و اص تص خ اال لبطل یرھم فھا إلى غ ر

یھم ام أس تلفت اخ إن و ھم قیھا و تح س م فھا و ار مص قات و د ع الص اض و م لبیان ت ج ر یة خ اآل قاق في و تح س اال بب فس

ة اج الح ھو د و اح و الكل لیھاإال ع لین ام الع ر ك ا نذ الة لم م الع قھم في ح بب الس ن الة؛ أل م الع قون تح یس ناھم ع غ م فإنھم

اء م س ه األ اني ھذ ع م بیان ن بد م ثم ال

148 Al-Qurthubi.Tafsir Qurtubhi.(Kairo:Darul Kutub Al-Misriah:1964).cet 2.Juz.8.h.177149 Ashabus Hanafi150 Syarakshi. Al-Mabsuth.(Bairut:Darul Ma’rifah:1993) cet... juz.3 h.9151 Abdurrahman.Fiqih A’la Mazhabil Arba’ah.( Libanon: Darul Kutub Ilmiah-Bairut:2003)

cet.II.Juz.I.H.263152 U’la Uddin al-Hanafi. Badai’us Shonai’ Fi Tartibi Syaroi’.([Darul Kutub

Ilmiah:1986).cet.II.Juz.II.H.43

Page 71: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

55

4) Imam Hambali

Syech Abdurrahman menukil dari pendapat Imam Hambali menjelaskan

tentang amil sebagai berikut:

یا ن غ و ل . و ھ ت ر ج أ ر د ق ا ب ھ ن ى م ط ع ی ، ف اة ك الز یل ص ح ي ت ف ھ ی ل إ اج ت ح ا ی م ل ك و " ھ ھا ی ل ع ل ام و"الع

Bahwa yang dinamakan Amil adalah setiap sesuatu yang membutuhkan pada petugas

didalam menghasilkan zakat,maka petugas tersebut diberi upah sekadarnya walaupun

petugas tersebut orang kaya.153

Sedangkan Syech Ibnu Qudamah 154 menjelaskan bahwa yang dinamakan

amil adalah :155

ع لین ام ني الع لھا) یع افظون الح باة لھا، و الج ھم اة، و ك لى الز ع لین ام الع : (و ألة؛ قال س م نف الص ھم اة، و ك لى الز

ین اة الذ السع ھم اة، و ك ناف الز أص ن م ام الثالث م اإل ثھم ذ یبع خ أل ن م نقلھا، و ھا و فظ ح ھا و ع م ج بابھا، و أر ن ھا م

ا و ان ز الو و یال الك و اتب الك و ب اس الح لك ذ ك لھا، و م یح اھا و ع یر وقھا و یس من م ینھم تاج إلیھ فیھا یع یح ن م كل داد، و لع

لفھافإنھ یع ع ك نتھا، فھو ؤ م ن لك م ذ ن نھا؛ أل تھ م ر طى أج

Amil zakat adalah: para petugas yang diutus oleh Imam untuk mengumpulkan zakat

dari muzakki.

Dalam kitab Mulkhosul Fiqh karangan Sholeh bin Fauzan bin Abdillah al-

Fauzan menjelaskan tentang penjelasan amil zakat sebagai berikut:156

ى ل ا ع ھ ون ع وز ی ا، و ھ ن و ظ ف ح ی ا، و ھ اب ح ص ن أ م اة ك الز ع م ج ب ون وم ق ی ین ذ ال ال م الع م ھ ا، و ھ ی ل ع ن و ل ام ع ل : ا ث ال الث

؛ إ م ھ ل م ع ة ر ج أ ر د ق اة ك الز ن م ون عط ی ، ف ین م ل س الم ام م إ ر م أ ا ب تھ ق ح ت س م ن م ب ات و م ر ھ ل ب ت ر د ق ر م األ ي ل و ان ك إن ال

؛ فإن العمال ت ق ا الو ذ ي ھ ي ف ار ا ھو الج م ؛ ك ن الزكاة یئا م وا ش عط ن ی أ ز و ج ی ال ؛ ف ل م ا الع ذ ى ھ عل ال الم ت ی ب

ا یئ ش وا من الزكاة ذ أخ أن ی م علیھ ام حر ؛ فھؤالء في الزكاة م ھ ل م ى ع ل انتدابات ع ون ذ أخ ی ، ف ة ل و الد بل ن ق م ون ط ع ی

.اھ ر ی ن غ م م ھ عمل ة ر ج وا أ عط م؛ ألنھم قد أ ھ عن عمل

Al-amilina a’laiha yaitu pekerja/pegawai yang bertugas mengumpulkan

zakat,menjaga dan membagi harta zakat kepada mustahiq zakat,kemudian pegawai

zakat tersebut diberi upah dari harta zakat..

Ketika dalam memberikan kewenangan pengelolaan zakat kepada pemerintah

Al-Qardhawi memberikan syarat bahwa otoritas memungut zakat ini hanya berlaku

untuk pemerintahan Islam, dimana Islam ditetapkan sebagai dasar hukum

pemerintahan dan kehiduppan bernegara, termasuk politik, ekonomi, sosial dan

153Abdurrahman.Fiqih A’la Mazhabil Arba’ah.( Libanon: Darul Kutub Ilmiah-Bairut:2003)cet.II.Juz.I.H.565

154 Ashab Hambali155Ibn Qudamah.Mughni Li Ibn Qudamah (Maktabah al-Qohiroh:1968).cet...Juz.6.H.473.156 Sholeh bin Fauzan.Mulkhos Fiqh.( Arab Saudi: Darul Ashimah: 1423). Cet.I.Juz.I,H,362

Page 72: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

56

budaya. Pemerintahan sekuler yang mendasarkan diri pada ideologi non-Islam tidak

berhak dan dilarang memungut zakat.157

Namun Abu Bakar Bin Muhammad Bin Abdul Mu’min menjelaskan dalam

kitab kifayatul Al- Ahyar fi hali ghoyatil

زالي واجتماع الغ اء كل قال ھ تنفیذ قض ج تھد المستقل فالو ج ن الم ر ع ذر في عصرنا لخلو العص تع وط م ر ه الش ھذ

ھذا أحس ي و افع الر الح المسلمین قال تتعطل مص قا لئال اھال أو فاس ج إن كان كة و و لطان ذو ش نمن واله س

Bahwa Imam Al-Ghozali berkata, sempurnanya persyaratan ini pada masa

sekarang sangat sulit, karena tidak adanya seseorang yang mencapai derajat mujtahid

mustaqil, maka konsekuensi hukumnya adalah sah pemerintahannya orang yang

mempunyai kekuatan ( Syaukah) meskipun terbilang bodoh, tujuannya adalah supaya

tidak terjadi kekosongan atas kemaslahatan orang- orang muslim. Imam Rofi’i

mengatakan ini lebih baik.158

Dari penjelasan Fiqih di atas dapat diambil kesimpulan dari beberapa pendapat

imam mazhab bahwa petugas (amil) zakat yang perseorangan maupun lembaga

pendidikan atau lembaga badan hukum yang tidak mendapat izin atau pengangkatan

dari Imam/pemerintah 159 setempat maka mereka bukannlah amil syar’i sehingga

ketika mereka mengambil sebagian dari harta zakat sebagai upah atau jerih payah

mereka selama bekerja tidak diperbolehkan.

Pendapat Imam Mazhab Empat (4) tentang Amil

No Mazhab Pendapat Sumber Bacaan

1 Syafi"i Orang-orang yang

diserahi tugas oleh imam

atau penguasa untuk

mengambil dan

membagikan harta zakat.

a. Al-Umm karya As-

Syafi’i

b. Al-Hawie-Kabier karya

Al-Mawardi

c. Asna Mutholib karya

Zakaria Al-Anshory

2 Maliki Orang-orang yang

mendapatkan mandat

untuk mengumpulkan

a. Hasyiyah Ad-Dasuki

A’la Syarhil kabier karya

Al-Maliki

157 Al-Qardhawi, Fiqih al-Zakah (terj.).Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,1988).h.762158 Abu Bakar Bin Muhammad Bin Abdul Mu’min Bin Hariz Bin Mukli al- Husainy,

Kifayatul Akhyar Fi Hali Ikhtisor. ( Damaskus: Darul Khoi, 1994),cet.I,Juz.I, h.551159 Gubernur,Bupati/Walikota,Menteri Agama,Dirjen Zakat, Kakanwil Kemenag provinsi dan

Kabupaten Beserta KUA.

Page 73: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

57

dan menarik harta zakat b. Fiqih Ibadah A’la

Mazhab Maliki karya Al-

Hajjah Kaukibul A’bid

c. Tafisr Qurthuby karya

Al-Qurthuby

3 Hanafi Orang - Orang yang

ditugaskan oleh Imam

Untuk mengambil dan

mengumpulkan

Shodaqoh

a. Al-Mabsuth karya Imam

Syarakhsy

b. Fiqih A’la Mazhabil

Arba’ah karya

Abdurrahman

c. Badai’us Shonai’ fi

Tartibi Syaroi’ karya

U’la Uddin al-Hanafy

4 Hambali Amil adalah seseorang

yang bertugas/bekerja

untuk menghasilkan

harta zakat kemudian

petugas tersebut

mendapat upah dari

pekerjaannya

a. Fiqih Ala Mazhabil

Arba’ah karya

Abdurrahman

b. Mughni Li Ibn Qudamah

karya Ibn Qudamah

c. Mulkhos Fiqh karya

Sholeh bin Fauzan

B. Legalitas Amil Zakat Perorangan Dan Lembaga Pendidikan/Lembaga Badan

Hukum Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2011

Munculnya Undang-Undang No.23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat

merupakan transformasi dari Undang-Undang No.38 tahun 1999.Berdasarkan

Undang-Undang No.38 tahun 1999 ini, zakat dapat dikelola dengan baik oleh

lembaga bentukan pemerintah yaitu Badan Amil Zakat ( BAZ) maupun oleh lembaga

amil bentukan masyarakat yaitu Lembaga Amil Zakat ( LAZ). Undang-Undang ini

juga mengatur adanya sanksi bagi organisasi pengelola zakat (OPZ) yang tidak

amanah.160Namun permasalahan yang paling utama dalam UU No.38 tahun 1999 ini

yaitu lemahnya kerangka regulasi dan institusional zakat nasional.Undang-Undang ini

160 UU.No.38/1999 BAB VII Pasal 21 ayat (1),(2) dan (3)

Page 74: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

58

tidak memberi kerangka untuk tata kelola yang baik (good governance) sehingga akan

mencegah penyalahgunaan dana sosial Islam dan memberi perlindungan yang

memadai bagi pembayar zakat.161

Dalam Undang-Undang No.11 tahun 2011,pemerintah adalah pemegang

pengelolaan zakat nasional yaitu melalui Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS). Sedangkan LAZ adalah tetapi diakui tapi legalitas LAZ dalam

pengelolaan zakat adalah sebagai pembantu BAZNAS.Undang-Undang No.23 tahun

2011 yang disahkan oleh DPR memberi perubahan baru dalam pengelolaan zakat

nasional.

Dalam Undang-Undang No.23 tahun 2011 bab I ketentuan umum pasal I ayat

7,8,9,10 sebagai berikut162:

Ayat (7) Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNASadalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.ayat (8)Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentukmasyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, danpendayagunaan zakat.ayat (9) Unit Pengumpul Zakat yang selanjutnya disingkat UPZadalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu pengumpulanzakat.ayat (10) setiap orang adalah perseorangan atau badan hukum.

Kemudian dalam Undang-Undang No.23 tahun 2011 pada bab II bagian

keempat ( Lembaga Amil Zakat) pasal 18 ayat (1) dan (2) menjelaskan bahwa izin

dapat diberikan kepada suatu organisasi untuk mengelola dana zakat ketika organisasi

tersebut merupakan suatu organisasi yang mengelola bidang pendidikan,dakwah dan

sosial serta berbentuk lembaga berbadan hukum.163

Begitu juga dijelaskan dalam peraturan pemerintah RI No.14 tahun 2014 bab

VII bagian kesatu pasal 57 yaitu LAZ sebagai Lembaga Amil Zakat dalam

pengelolaan dana zakat untuk membantu BAZNAS maka wajib mendapat izin164

161 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus PengeolaanZzakat Nasiona dariRezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang N0 23 Tahun 2011.( Jakarta;Prenamedia group,2015), h.45

162 UU No.23 tahun 2011 bab I pasal I ayat 7,8,9 dan 10163 UU No.23/2011 Bab II pasal 18 ayat (1) dan (2)164 PP.No,14 tahun 2014 BAB VII bagian kedua mekanisme perizinan pasal 58 : (1) izin

pembentukan LAZ sebagaimana dimaksud dalam pasal 57 dilakukan dengan permohonan tertulis.(2)permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh pimpinan organisasikemasyarakatan Islam dengan melampirkan :

a. Anggaran dasar organisasib. Surat keterangan terdaftar sebagai organisasi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang dalam negeric. Surat keputusan pengesahan sebagai badan hukum dari kementerian yang menyelenggrakan

urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusiad. Surat rekomendasi dari BAZNAS

Page 75: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

59

Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri setelah memenuhi persyaratan

sebagai berikut:165

a. Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidangpendidikan, dakwah dan sosial, atau lembaga berbadan hukum

b. Mendapat rekomendasi dari BAZNASc. Memiliki pengawas syariatd. Memiliki kemampuan teknis, administrative, dan keuangan untuk

melaksanakan kegiatannyae. Bersifat nirbalaf. Mememiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat

dang. Bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala

Dalam peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 14 tahun 2014 tentang

pengelolaan zakat sebagai pelaksana dari Undang-Undang tentang pengelolaan zakat

menjelaskan bahwa amil zakat perseorangan atau perkumpulan orang dalam

masyarakat ( komunitas) 166 bisa melakukan kegiatan pengelolaan zakat berupa

pelaksanaan pengumpulan zakat,pendistribusian dan pendayagunaan zakat dengan

syarat167 :

1) wilayah tersebut belom terjangkau oleh BAZNAS dan LAZ

2) kegiatan pengelolaan zakat dilakukan dengan memberitahukan secara tertulis

kepada kepala kantor urusan agama kecamatan (KUA)

Dengan demikian bahwa peraturan pemerintah RI No.14 tahun 2014

menjelaskan secara tegas bahwa setiap pegawai zakat (Amil Tradisional) yang

terdapat pada masyarakat harus ada izin secara tertulis dari pemerintah untuk

mendapat legalitas dalam pengelolaan zakat.

ketika pegawai zakat tersebut tidak memberitahukan kepada kepala kantor

urusan agama (KUA) kecamatan maka amill zakat tersebut dikenakan sanksi

administratif berupa penghentian dari kegiatan pengelolaan zakat dan teguran tertulis

sebagaimana terdapat dalam peraturan pemerintah RI No.14 tahun 2014 bab X pasal

(78) dan pasal (83).168

e. Susunan dan pernyataan bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala danf. Program pendayagunaan zakat bagi kesejahteraan umat

165.P.Pemerintah No.14 tahun 2014 Bab VII pasal 57166 Yang dimaksud dengan “komunitas dan wilayah tertentu belum terjangkau oleh BAZNAS

dan LAZ ” adalah komunitas muslim yang berada disuatu wilayah yang secara geografis jaraknyacukup jauh dari BAZNAS dan LAZ dan tidak memiliki infrastruktur untuk membayarkan zakat kepadaBAZNAS dan LAZ.lihat penjelasan atas Peraturan pemerintah RI No.14 tahun 2014 tentangpelaksanaan UU No.23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pasal 66.

167 Peraturan pemerintah No.14 tahun 2014 BAB VII bagian keempat pasal 66 ayat (1) dan (2)168 PP No.14 tahun 2014 bab X pasal 78 dan 83

Page 76: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

60

Bunyi pasal (78) dan pasal (83) adalah sebagai berikut:

a) pasal (78) :

(1) Amil zakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 ayat (1) yang tidak

memberitahukan kepada kepala kantor urusan agama kecamatan,dikenakan sanksi

administratif.

b) Pasal (83) :

(1) Amil zakat sebagaimana dimaksuds dalam pasal 78 ayat (1) dikenakan sanksi

administratif berupa penghentian kegiatan pengelolaan zakat

(2) Amil zakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 78 ayat (2) dikenakan sanksi

administratif berupa teguran tertulis.

Dalam amar putusan putusan Mahkamah Konstitusi yang dilakukan secara

terbuka untuk umum yang diketuai oleh Hamdan Zoelva dan anggota hakim

konstitusi lainnya pada tanggal 31 Oktober tahun 2012 menyatakan bahwa amil

perkumpulan orang, perseorangan tokoh umat Islam (alim ulama), atau

pengurus/takmir masjid/ musholla disuatu komunitas dan wilayah yang belum

terjangkau oleh BAZ dan LAZ, cukup dengan memberitahukan kegiatan pengelolaan

zakat dimaksud kepada pejabat yang berwenang.169

Dalam bab VIII larangan Undang-Undang NO.23 tahun 2011 pasal (38)

dijelaskan bahwa setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat

melakukan pengumpulan ,pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin

pejabat yang berwenang.kemudian dalam bab IX ketentuan pidana pasal (41)

menjelaskan juga bahwa setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum

melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 dipidana dengan pidana

kurungan paling lama1( satu) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp

50.000.000.00 ( lima puluh juta rupiah)170.

Mahkamah Konstitusi memberikan penafsiran pada pasal 38 dan 41 Undang-

Undang No. 23 tahun 2011 bahwa frasa “Setiap orang” yang terdapat dalam pasal 38

dan 41 adalah mengecualikan perkumpuln orang, perseorangan tokoh umat Islam

(alim ulama), atau pengurus/ takmir masjid/ musholla disuatu komunitas dan wilayah

yang belum terjangkau oleh BAZ dan LAZ , dan telah memberitahukan kegiatan

pengelolaan zakat dimaksud kepada pejabat yang berwenang.171

169 Putusan Mahkamah Konstitusi No.86/PUU-X/2012,h.107-108170 UU No.23 Tahun 2011 bab VIII pasal 38 dan bab IX pasal 41171 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 86/PUU-X/2012

Page 77: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

61

C. Perbandingan Hukum (Studi Komparatif) Dalam Hukum Islam Dan

Undang-Undang No.23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Zakat adalah ibadah yang sangat luhur dalam agama umat Islam. satu sisi

zakat memberi manfaat kesejahteraan pembangunan ekonomi umat.Karena

pengelolaan zakat berhubungan langsung dengan harta masyarakat maka pengelolaan

zakat perlu disempurnakan menjadi badan hukum supaya efektifitas dan dalam

pelayanan pengelolaan zakat dalam pengumpulan,pendistribusian dan pendayagunaan

zakat lebih efiensi.

Indonesia merupakan negara hukum, maka dalam pelaksanaan kegiatan-

kegiatan bermasyarakat dan bernegara harus sejalan dengan prinsip negara

berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai hukum positif guna menciptakan

serta menjamin adanya kepastian hukum. 172 Dengan demikian adanya Undang-

Undang adanya Undang-undang No.23 tahun 2011 tentang pengelolaan adalah

bentuk Undang-Undang Syariah yang menjadi hukum positif sehingga suatu lembaga

mendapat kepastian hukum dalam pengelolaanya.173

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis sampaikan pada bab

sebelumnya,Undang-Undang zakat merupakan tranformasi dari peraturan yang

terdapat dalam syariah. Adanya peraturan perundangan-undangan tentang pengelolaan

zakat supaya lembaga-lembaga yang terdapat pada masyarakat jelas identitas dirinya

dan tidak sembarangan seseorang dengan gampang mengakui dirinya sebagai

pengelolaan zakat dan pengelolaan zakat menjadi lebih baik (good goverment).

Sehingga tujuan sejati yang terkandung didalam kewajiban menunaikan zakat

tercapai.

1. Legalitas Pengelola Zakat Dalam Hukum Islam

Mengenai legalitas lembaga amil zakat tentang pengelolaan zakat dalam

hukum Islam yaitu berlandaskan dengan sejarah Islam. Sejak awal Islam

pengumpulan zakat langsung dilakukan oleh Nabi Muhammad sebagai seorang

Rasul yang diutus oleh Allah SWT yang mengurus permasalahan umat Islam.

Namun dengan bertambahnya populasi umat Islam waktu itu sampai

kebebarapa negara sehingga Nabi Muhammad mengangkat para sahabat sebagai

petugas zakat (amil zakat). Termasuk para sahabat Nabi yang terkenal seperti “

172 Pasal I ayat 3 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945173 Budi Rahmat Hakim,”Analisis terhadap Undang-undang No.23 tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat ( Perspektif Hukum Islam)”, 15,2,( Desember,2015),h.160

Page 78: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

62

Umar dan Ali”, untuk menarik zakat dari masyarakat Muslim. 174 Al-Qardhawi

menyatakan dalam karyanya Fiqh Al-Zakah bahwa mayoritas (Jumhur) Ulama

menjelaskan bahwa amil yang sah adalah amil yang diangkat oleh Imam/ pemerintah

secara langsung.175

Namun menurut Al-Qurthubi (Ashab Imam Maliki) lebih menjelaskan bahwa

pengutusan petugas zakat (amil zakat) pengangkatan amil zakat oleh Imam harus

menggunakan akad wakalah (taukil).176 Pengutusan atau pengangkatan amil adalah

bersifat wajib sehingga yang dinamakan amil yang sah ( amil syar’i) adalah amil yang

diutus oleh Imam177.

Diriwayatkan secara lengkap oleh Abu ‘Ubayd (w. 224/ 838) dikutip olehYusuf Wibisono menggambarkan. Pada awalnya zakat diserahkan langsung kepadaNabi Muhammad SAW atau orang yang dipercayakan nabi untuk mengelolanya.Dimasa Abu Bakar, zakat diserahkan kepada Abu Bakar atau orang yangdipercayakan untuk mengelolanya. Demikian pula dimasa Umar, zakat diserahkankepada Umar atau orang yang telah dilantik untuk mengelolanya. Hal ini berlanjutdimasa Ustman, Namun pada masa Khalifah namun pasca ‘Ustman terbunuh, yaitusejak masa kekuasaan ‘Ali, terjadi perbedaan pendapat di masyarakat muslim,sebagian tetap menyerahkan Zakat kepada penguasa dan sebagian lainnyamendistribusikan zakat secara langsung kepada mustahik. 178 Hal ini kemudianmenjadi landasan secara umum bahwa sejak masa Nabi Muhammad masalah zakatadalah urusan dan tugas pemerintah.179

Kemudian dalam Al-Qur’an juga dijelaskan dalam surat At-Taubah yang

berbunyi:

هللا و لھم ن ك تك س ال ص إن لیھم ع ل ص بھا و یھم ك تز و ھم قة تطھر د ص الھم و أم ن م ذ .(التوبة /خ لیم یع ع م )٩:١٠٣س

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harga mereka, dengan zakat tersebut kamu

membersihkan dan menyucikan mereka.”( QS.At-Taubah;103)

Jumhur ulama” menafsiri Perintah dalam ayat (“ambillah zakat dari harta

mereka”) diatas ditujukan kepada nabi Muhammad dan kepada setiap orang yang

174 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus PengeolaanZzakat Nasiona dariRezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang N0 23 Tahun 2011.( Jakarta;Prenamedia group,2015), h.134

175 Al-Qardhawi, Fiqih al-Zakah. (Beirut; Muassasah Risalah,1993), cet.21,Juz.II.h.580176 Al-Qurthubi.TafsirAl-qurtubhi.(Kairo:Darul KutubAl-Misriah:1964) .cet 2.Juz.8.h.177177 Muhammad Mahfud, Mauhibah Dzi al-Fadhal. (Jeddah; Darul Minhaj, 2011),

cet.I,Juz.IV,h. 130178 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus PengeolaanZzakat Nasiona dari

Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang N0 23 Tahun 2011. h.139.179 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus Pengeolaan Zakat Nasiona dari

Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-undang N0 23 Tahun 2011, h.134.

Page 79: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

63

mengurus urusan kaum muslimin sesudahnya.180 Perintah tuhan ini merupakan suatu

dalil yang jelas bahwa pemimpin pemerintah Islam berkewajiban mengambil “zakat”

dari masyarakat. Ini dilakukan bukan dengan cara menunggu sampai orang-orang

tersebut berkeinginan untuk membayarkannya.181

2. Legalitas Pengelola Zakat Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2011

Tentang Pengelolaan Zakat

Pengelolan zakat di Indonesia mengalami sepak terjal yang berliku dalam

kurun waktu yang sangat panjang. Zakat menjadi salah satu alat untuk kesejahteraan

umat dan meningkatkan pembangunan ekonomi bangsa. Zakat merupakan suatu

kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat dengan demikian setiap

lembaga yang mengelola zakat harus mendapat legalitas hukum supaya ada kepastian

hukum dalam pengelolaannya. Disisi lain untuk menghindari adanya ketidak adilan

dalam mendistribusi dan mendayagunakan harta zakat.

Dalam perkembangan waktu pengelolaan zakat di Indonesia dari Undang-

Undang No.38 tahun 1999 menjadi Undang-Undang No.23 tahun 2011 mendapat

kritikan dari para pihak pengelola lembaga zakat. Dari sebagian pihak menjelaskan

bahwa dalam Undang-Undang No.23 tahun 2011 terdapat unsur diskrminasi kepada

para pengelola zakat yang bukan diangkat langsung oleh pemerintah.Undang-Undang

zakat No.38 tahun 1999 pasal (6) dan (7) menyatakan bahwa Badan Amil Zakat (

BAZ) didirikan oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat ( LAZ) didirikan oleh

masyarakat sipil untuk mencapai pengelolaan zakat yang baik.182

Menyingkapi Undang-Undang No.38 tahun 1999 pemerintah menyatakan

bahwa terdapat kelemahan dalam tata kelola zakat sehingga tujuan sejati yang

terkandung dalam kewajiban zakat tercapai dengan maksimal.Sehingga pemerintah

memunculkan dan mentranformasi dari Undang-Undang No.38 tahun 1999 memjadi

Undang-Undang No 23 tahun 2011.183

Dalam Undang-Undang No.23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat

dijelaskan dalam bab I pasal I ketentuan umum ayat (7) dan (8) bahwa BAZNAS

180 Al-Qardhawi, Fiqih al-Zakah (terj.).Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,1988).h.733-734181 Kamal Faqih Imani, Tasir Nuzul Quran Sebuah Tafsir Sederhana Menuju Cahaya Al-

Quran, ( Jakarta: Al-Huda, 2004),cet I, 571.182 Undang-Undang Zakat No.38 tahun 1999183 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus PengeolaanZzakat Nasiona

dari Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang N0 23 Tahun 2011.( Jakarta;Prenamedia group,2015), h.45

Page 80: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

64

adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional sedangkan LAZ

adalah sebagai pembantu.184

kemudian dalam peraturan pemerintah RI No.14 tahun 2014 BAB VII bagian

keempat pasal 66 ayat (1) dan (2) amil perseorangan atau komunitas bisa dikatakan

amil dengan syarat ada pemberitahuan dan pengakuan dari pemerintah setempat

(KUA).185

Begitu juga dijelaskan dalam peraturan pemerintah RI No.14 tahun 2014 bab

VII bagian kesatu pasal 57 yaitu LAZ sebagai Lembaga Amil Zakat dalam

pengelolaan dana zakat untuk membantu BAZNAS maka wajib mendapat izin

Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri untuk mendapat legalitas lembaga

tersebut. Ketika suatu lembaga melakukan pengelolaan zakat tanpa adanya ijin dari

pemerintah maka lembaga tersebut dikenakan sanksi administratif.186

Endang Saefuddin selaku ketua BAZNAS Tangerang Selatanmengungkapkan bahwa:187

munculya Undang- Undang No.23 tahun 2011 dan PP No.14 tahun 2014Dengan Undang-Undang tersebut menjadikan legalitas BAZNAS menjadilebih kuat. Pengelola zakat (amil) jadi lebih jelas. Sehingga pengelola zakatbisa terarah dan terbatas. Dalam arti kata dapat difahami hanya amilin yangbisa mengelola. Amil yang sudah ditentukan oleh BAZNAS itu sendiri. AmilTradisional tidak bisa mengelola lagi karena amil tersebut sudah tidakdianggap tidak legal. Amil ( pengelola zakat) itu hanya khusus orang yangdiangkat oleh BAZNAS tersebut.

Dengan demikian menurut Undang-Undang No.23 tahun 2011 amil yang sah

dan diakui baik itu berbentuk lembaga atau perseorangan dan komunitas adalah amil

yang di angkat oleh Imam ( Presiden) dan para menterinya.di sahkannya Undang-

Undang No.23 tahun 2011 adalah suatu bentuk perubahan perkembangan hukum

dalam pengelolaan zakat dari Undang-Undang No.38 tahun 1999. Undang-Undang

No.23 tahun 2011 memberikan legalitas yang sah bagi suatu lembaga yang

mengelola zakat dan menguatkan legalitas amil perseorangan menjadi Unit

pengumpul Zakat (UPZ). Munculnnya Undang-Undang zakat yang baru memberikan

kepahaman bahwa dana zakat yang diterima atau dikelola oleh lembaga atau amil

perseorangan dan komunitas terjaga dan dikelola dengan aman.

184 UU. No.23/2011 tentang Pengelolaan Zakat185 UU.No.23/2011 tentang Pengelolaan Zakat186 P.Pemerintah No.14 Tahun 2014 Pelaksana UU.No.23/2011187 Endang Saefuddin,Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, Interview Pribadi,18 Maret 2018.

Page 81: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

65

3. Legalitas Pengelola Zakat Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Munculnya Undang-Undang zakat Nomor 23 Tahun 2011 banyak

menimbulkan pro dan kontra dalam sistem pengelolaannya. sehingga kemunculan

Undang-Undang tersebut berakhir pada keputusan mahkamah konstitusi. permohonan

uji materil (jucial review) UU No.23/2011 diajukan ke MK oleh puluhan LAZ

termasuk LAZ terbesar, Dompert Duafa dan Rumah Zakat yang tergabung dalam

Koalisi Masyarakat Zakat ( KOMAZ) Indonesia pada 16 Agustus 2012.188

Langkah tabayyun konstitusi oleh KOMAZ ini menjadi “bersejarah” karena

untuk pertama kalinya di Indonesia sebuah Undang-Undang “Syariah” digugat ke MK

oleh masyarakat muslim sendiri. Melalui proses penantian yang panjang, pada 31

Oktober 2013 MK menolak sebagian besar gugatan utama dan hanya mengabulkan

sebagian kecil gugatan turunan189.

beberapa lembaga pengelola zakat yang kontra dengan kemunculan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2011 berdalih bahwa Undang-Undang tersebut akan

mengakibatkan kerugian secara konstitusional.bahkan bisa mematikan proses program

operasional pengelolaan zakat yang telah berjalan selama ini. Dikarenakan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun mengandung suatu diskriminasi pasal (18 angka (2) ayat

(1)) , marjinalisasi, sentralisasi pasal (5,6,dan 7), sub-ordinasi,dan kriminalisasi pasal

(38). 190

Dalam putusan No.86/PUU-X/2012, MK hanya mengabulkan sebagian kecil

gugatan pemohon dan menolak sebagian besar lainnya. Putusan MK ini cukup

mengejutkan mengingat dalam persidangan pemohon menunjukkan argumentasi yang

kokoh dan bahkan didukung oleh ahli MK sendiri.191

188 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus PengeolaanZzakat Nasionadari Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang N0 23 Tahun 2011.( Jakarta;Prenamedia group,2015), h.168

189 Budi Rahmat Hakim,” Analisis terhadap Undang-Undang No.23 Tahun 2011 tentangPengelolaan Zakat ( perspektif hukum Islam,”Syariah jurnal ilmu hukum,15,2,( Desember:2015),h.157.

190 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus PengeolaanZzakat Nasiona dariRezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang N0 23 Tahun 2011.( Jakarta;Prenamedia group,2015), h.168-170

191 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus PengeolaanZzakat Nasionadari Rezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang N0 23 Tahun 2011.h.183

Page 82: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

66

Putusan Mahkamah Konstitusi tentang permohonan pengujian UU

No.23/2011.192

Permohonan yang

dikabulkan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)

Pasal 18 ayat (2) huruf a

dan huruf b UU No.

23/2011

Syarat pendirian LAZ harus “ terdaftar sebagai ormas

Islam” berbentuk lembaga berbadan Hukum” yang

semula bersifat kumulatif, diubah menjadi bersifat

alternatif, dan tetap harus mendapatkan izin dari

pejabat yang berwenang. Adapun untuk amil

perseorangan dan amil tradisional (tikoh umat Islam,

alim ulama’dan pengurus masjid) di wilayah yang

belum terjangkau BAZ dan LAZ, cukup dengan

memberitahukan kegiatan pengelolaan zakat kepada

pejabat yang berwenang.

Pasal 18 ayat (2) huruf d

UU No, 23/2011

Syarat pendirian LAZ harus “ memiliki pengawas

syariat” diubah menjadi memiliki pengawas syariat

baik internal dan eksternal.

Pasal 38 dan 41 UU

No.23/2011

Frasa “ setiap orang” dalam pasal 38 dan pasal 41 UU

No.23/2011 diubah dengan mengecualikan amil

perseorangan dan amil tradisional (tokoh umat Islam,

alim ulama’ dan pengurus masjid) diwilayah yang

belum terjangkau oleh BAZ dan LAZ dan telah

memberitahukan kegiatan pengelolaan zakat kepada

pejabat yang berwenang.

Permohonan yang

ditolak Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)

Pasal 5, 6, dan 7 UU

No.23/2011

Pasal 5 ayat (1) dan (3) pasal 6 dari pasal 7 ayat (1),(2)

dan (3) UU No.23/2011 tidak bertentangan dengan

UUD 1945.

Pasal 17, 18, dan 19 UU Kecuali pasal ayat (2) huruf a, b,dan d, pasal 17,18,

192 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia Diskursus pengeolaan Zakat Nasiona dariRezim Undang-undang no 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-undang N0 23 Tahun 2011, h. 185.

Page 83: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

67

No.23 /2011 dan 19 UU No.23/2011 tidak bertentangan dengan

UUD 1945

Pasal 38 dan 41 UU

No.23/2011

Selain frasa “ setiap orang”, pasal 38 dan 41 UU

No.23/2011 tidak bertentangan dengan UUD 1945

Sumber: Putusan Mahkamah Konstitusi No.86/PUU-X/2012, tertanggal 28 Februari 2013, diucapakan

31 Oktober 2013,hlm.107-109.

Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan hasil dari putusan

Mahkamah Konstitusi ( MK) dalam legalitas pengelolaan zakat setelah melakukan uji

materil terhadap Undang-Undang No 23 tahun 2011 sebagai berikut:193

1) Pasal 18 ayat (2) huruf a dan b : terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatanIslam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial”; “b. berbentuklembaga berbadan hukum”. harus mendapatkan izin dari pejabat yangberwenang, sedangkan untuk perkumpulan orang, perseorangan tokoh umatIslam (alim ulama), atau pengurus/takmir masjid/musholla di suatu komunitasdan wilayah yang belum terjangkau oleh BAZ dan LAZ, cukup denganmemberitahukan kegiatan pengelolaan zakat dimaksud kepada pejabat yangberwenang”.

2) Pasal 18 ayat (2) memiliki pengawas syariah baik internal maupun eksternal.3) Frasa, “Setiap orang” dalam Pasal 38 dan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat mengecualikan perkumpulan orang,perseorangan tokoh umat Islam (alim ulama), atau pengurus/takmirmasjid/musholla di suatu komunitas dan wilayah yang belum terjangkau olehBAZ dan LAZ, dan telah memberitahukan kegiatan pengelolaan zakatdimaksud kepada pejabat yang berwenang”.

193 Putusan Mahkamah Konstitusi No.86/PUU-X/2012.

Page 84: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka

sebagai akhir dari bagian penelitian penulis akan menarik kesimpulan untuk

menjawab permasalahan yang penulis teliti yang terdiri dari beberapa bagian sebagai

berikut:

1. Bahwa dalam hukum Islam dan peraturan perundang-undangan tentang

pengelolaan zakat di Indonesia (UU No.23 tahun 2011 dan Peraturan

Pemerintah No.14 tahun 2014) yang berhubungan dengan legalitas amil

zakat perorangan (amil tradisional) dan lembaga pendidikan atau lembaga

hukum didalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaan harta zakat harus mendapatkan legalitas

dari Imam atau pemerintah setempat dan ini bersifat wajib. Legalitas tersebut

menjadikan amil perorangan (amil tradisional) dan amil lembaga pendidikan/

lembaga hukum mendapatkan suatu kepastiam hukum, mendapatkan batasan-

batasan dalam pengelolaan harta zakat dan mendapat pengawasan secara tidak

langsung dari pemerintah sehingga menjadi jelas dalam pendayagunaan harta

muzakki. Legalitas pengelola zakat ini juga berlaku untuk semua lembaga

yang mengelola harta zakat, sehingga tujuan yang terkandung dalam

kewajiban zakat akan tercapai.

2. Dalam perspektif Fiqih Mazhab (Syafi’i, Maliki, Hanafi, Hambali) bahwa

yang dinamakan amil syar’i adalah seseorang yang bertugas

mengumpulkan,mengambil dan membagikan harta zakat serta diangkat oleh

Imam atau pemerintah secara langsung, Syech Al-Qurthubi menambahkan

dalam pengangkatan amil harus menggunakan akad wakalah. Sedangkan

dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia (UU.No.23 tahun 2011,

Peraturan Pemerintah RI No.14 tahun 2014 dan putusan Mahkamah

Konstitusi) bahwa yang dinamakan amil adalah setiap yang melakukan

kegiatan meliputi perencanaan,pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam

pengumpulan, pendistribusian serta pendayagunaan zakat serta diangkat oleh

Imam (presiden) atau pemerintah. Dengan demikian tidak ditemukan

perbedaan yang begitu signifikan dalam kewajiban mendapat suatu legalitas

Page 85: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

69

pengelola zakat. bahkan dapat penulis artikan bahwa Undang-Undang zakat

yang baru sudah sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadis serta Fiqih serta

Peraturan-Perundang-undangan zakat yang baru memberikan

perinciaan/penjelasan yang lebih detail dan jelas dan ini merupakan suatu

bentuk bahwa negara peduli dan ikut peran dalam pengelolaan zakat di

Indonesia.Undang-Undang No.23 tahun 2011 menjadikan pengelolaan zakat

yang ada di Indonesia menjadi lebih efisien dan terjamin dengan kepastian

hukum untuk mencapai tata kelola yang baik ( good goverment). Undang-

Undang zakat yang No.23 tahun 2011 menolak adanya suatu liberalisasi

(pengakuan seabagai amil) dalam pengelolaan zakat, sehingga pengelolaan

zakat menjadi terbatas kepada setiap orang.

B. SARAN

Sebagai catatan akhir maka penulis memberikan saran:

1. Legalitas dalam pengelolaan zakat merupakan suatu keharusan untuk

mendapat atau menjamin kepastian hukum dan hak-hak pengelola zakat

2. Pemerintah dan badan amil zakat ( BAZNAS) sebagai regulator penuh dalam

pengelolaan zakat secara nasional harus mensosialisasikan peraturan tentang

pengelolaan zakat terutama tentang legalitas kepada masyarakat yang mana

dengan adanya legalitas tersebut pengelolaan zakat menjadi lebih efisien dan

terkendali dan bebas dari liberalisasi pengelolaan zakat.

3. Khusus kepada penulis,kita harus mendalami tentang khazanah pengelolaan

zakat di Indonesia. Karena pengelolaan zakat yang baik sangat berfungsi

dalam memberantas kemiskinan dan membantu dalam pembangunan ekonomi

umat.

Page 86: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

DAFTAR PUSTAKA

Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih. Fatawa Fi Ahkamiz Zakat. Penerjemah GhazaliMukri, Fiqih Zakat Kontemporer Soal Jawab Ihwal Zakat dari yang Klasikhingga Terkini . Semanggi, Surakarta: Al-Qowam, 2011

Al-Qardhawi, Fiqh Zakat. Juz II. Cet 21. Beirut: Muassasah Risalah, 1993

Aflah, Kuntoro Noor. Mohd. Tajang,Nasir. Zakat & Peran Negara. Jakarta: ForumZakat ( FOZ), 2006.

Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja GrapindoPersada, 2004.

Al- Andalusi, Abdul Haq bin Ghalib, Al-Muharrar al-Wajiz Fi at-Tafsir al-Kitab al-A’ziz. Cet.I. Juz.III, Bairut: Dar al-Kutub al-Islamiyh, 1422.

Al-Jawii, Muhammad Nawawi bin Umar, Tauseh A’la Ibni Qosim. Cet I. Juz I. T.tp:Darul Kutub Islamiyah, 2002.

At- Thobary, Abu Ja’far, Tafsir At-Thobary,T.TP: Darul hijr, 2001

Al-A’zhami, Muhammad Mustafa, Shahih Ibnu Khuzaimah , Penerjemah AbdulSyukur, Abdul Razaq, cet I, Jilid 4. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

An- Naisabury, Abu Bakar Muhammad Bin Ishak Bin Khuzaemah bin Mughirah BinSholeh Bin Bakar As-Salami, Shohih Ibnu Khuzaemah, Maktab Islami:Bairut,T.Th.

Al-Husaini, Abu Bakar Bin Muhammad Bin Abdul Mu’min Bin Hariz Bin Mukli.Kifayatul Akhyar Fi Hali Ikhtisor. Damaskus: Darul Khoir, 1994.

Al- Anshary Muhammad bin Zakaria, Fath al-Wahhab bi Syarh ath-Thullab, Juz II,T.tp: Darul Fikr, 1999.

As-Syafi’i. Al-Umm. Juz II, Bairut:Darul Ma”rifat, 1990.

Al-Mawardi. Al-Hawie Kabier. Cet I. Juz 8. Libanon: Darul Kutub Ilmiah-Bairut,1999.

Al-Maliki. Hasyiah Ad-Dasuki A’la Syarhil Kabir. Juz I. T.tp: Darul Fikr. T.t

Abid, Kaukibul, Al-Hajjah. Fiqih Ibadah Ala Mazhabil Maliki, cet.I. Juz.I. Siria:Percetakan Al-Insa” Damaskus, 1986.

Alhaqque, Ahmad Dedaat Saddam, “ Strategi Pengelolaan Zakat dalam UpayaMeningkatkan kepercayaan Muzakki pada Badan Amil Zakat, Infaq danShodaqoh ( BAZIS) DKI Jakarta”, Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum,Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

70

Page 87: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

Azizah, Nur, Implementasi Undang-Undang No.38 Tahun 1999 dan No.23 Tahun2011 Tentang Pengelolaan Zakat di KUA Kecamatan Limo Kota Depok,Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Syarif HidayatullahJakarta, 2015.

Ali, Zainuddin, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, Jakarta; Sinar Grafika,2010.

Al-Qurthubi. Tafsir Al-Qurtubhi. Cet II. Juz 8. Kairo: Darul Kutub Al-Misriah, 1964.

Abdurrahman. Fiqih A’la Mazhabil Arba’ah, Cet II. Juz I. Libanon: Darul KutubIlmiah-Bairut, 2003.

Ariyanti, Bunga, “ Persepsi Pimpinan dan Pelaksana LAZ Terhadap UU No. 23Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat”, Skripsi Fakultas Syari’ah danHukum,Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Fakhruddin, Fiqih dan Manajemen Zakat di Indonesia. UIN-Malang Press, 2008.

Fara’, Qadhi Abu Ya’la, Muhammad Bin Husein Bin Muhammad Bin Khalaf Ibn,Al-U’ddah Fi Ushulul Fiqh,T.tp; T.P: 1990.

Ghozali, Syukri Dkk. Pedoman Zakat. Cet XVI. Jakarta: Proyek Peningkatan SaranaKeagamaan Islam, Zakat dan Wakaf, 1997.

Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam perekonomian modern. Cet 11. Depok; GemaInshani, 2007.

Hakim, Budi Rahmat. Analisis terhadap undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentangpengelolaan ( perspektif hukum Islam,”Syariah Jurnal Ilmu Hukum, 15, 2,(2015).

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research.Yogyakarta; UGM Press, 1997

Hidayat, Luthfi, “ Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 TentangPengelolaan Zakat di BAZNAS Kabupaten Tangerang”, Skripsi FakultasSyari’ah dan Hukum, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017

Haryono, Daniel. kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, Jakarta: PT.MediaPustaka Phoenix, 2009.

Handoko, Eko, Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2009.

Imani, Kamal Faqih, Tasir Nuzul Quran Sebuah Tafsir Sederhana Menuju Cahaya Al-Quran, Jakarta: Al-Huda, 2004.

Kusuma, M.Yudistira, “ Respon Pengurus Forum Organisasi Zakat Terhadap Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat”, Skripsi FakultasDakwah, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta,2013.

Latupono, Barzah, La Ode Angga dkk, Bahan Ajar Hukum Islam.Yogyakarta:Deepublish,2017.

71

Page 88: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

Lani, “Efektifitas Pengelolaan Dana Zakat, Infak dan Shodaqoh LAZIS NadhlatulUlama untuk Program Nupreneur”, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum,Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Qudamah, Ibnu Mughni Li Ibn Qudamah. Juz 6. Maktabah Al Qohiroh, 1968.

Mahfud, Muhammad. Mauhibah Dzi Al-Fahdal. Juz IV. Jeddah: Darul Minhaj, 2011.

Munas NU di NTB pada 23-25 Nopember 2017.

R.A, Rabshanjani, “ Pengaruh Penerapan Undang-Undang Pengelolaan Zakat Nomor23 Tahun 2011 Terhadap Kinerja Pengelolaan Zakat di LAZIS PPMuhammadiyah”, Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas IslamSyarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Rahayu, Sri, “Analisis Pendayagunaan Dana ZIS untuk Program Unggulan padaBadan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat”, Skripsi Fakultas Syariah danHukum, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014

RI, Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahnnya,Bandung: CV. PenerbitDiponegoro, 2000.

Syarakshi. Al-Mabsuth. Juz III. Bairut:Darul Ma’rifah, 1993.

Soekanto, Soejono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI- Press, 1986.

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Reflika Aditama, 2012.

Saefuddin, Endang, Dimyati Sajari DKK. BAZDA Kota Tangerang Selatan. BAZDA;TANGSEL, 2011

Sudirman. Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas. UIN-Malang Press, 2007.

Shihab, Quraish, M. Tafsir Al-Misbah. Cet.V, Volume 5. Ciputat; lentera hati, 2012.

Salim, Siti Sarah, “ Analisis Kinerja Keuangan Lembaga Amil Zakat”, SkripsiFakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta,2016

Syaukani, Imam, Tahqiq dan Takhrij Sayyid Ibrahim, Tafsir Fathul Qadir,Jakarta;Pustaka Azzam, 2008.

Soraya, Rena, Efektifitas Sanksi Bagi Pengelola Zakat Ilegal Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat’,Skripsi FakultasSyari’ah dan Hukum, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Wibisono, Yusuf. mengelola Zakat di Indonesia diskursus pengeolaan zakat Nasionadari Rezim Undang-undang no 38 tahun 1999 ke Rezim Undang-undang N023 tahun 2011. Jakarta; Prenamedia group, 2015.

Wahhab, Sayyed Abdul, Abdul Azis muhammad Azzam Hawwas. Fiqih Ibadah.CetIII. Jakarta: Amzah, 2013

Qudamah, Ibnu. Al-Mughni, ter. Jilid III. Jakarta:Pustaka Azzam, 2007

72

Page 89: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

PERUNDANG - UNDANGAN

Fatwa MUI No.8 Tahun 2011

Peraturan Badan Amil Zakat Nasional Nomor 01 Tahun 2014

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Tengelolaan Zakat

Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.23tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

Putusan Mahkamah konstitusi Nomor 86/PUU-X/2012

Peraturan menteri dalam negeri No.2 tahun 1987

INTERNET

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota

Wawancara

Endang, Saefuddin. Ketua BAZNAS Kota TANGSEL, tanggal 18 Maret 2018. DiKantor BAZNAS Kota Tangerang Selatan

73

Page 90: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

LAMPIRAN

74

Page 91: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor
Page 92: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor
Page 93: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

FORMAT WAWANCARA

NO Poin Wawancara Pertanyaan Keterangan

1. Profile Objek Wawancara Nama : Drs.KH.Endang Saefuddin,MA.Jabatan: Ketua BAZNAS TangSelAlamat: Jl. Benda Barat XIV No.8

pamulang permai IINo HP :0813 1051 9016Masa Jabatan: BAZDA 2009-2016

BAZNAS 2016-20212. Seputar BAZNAS Isi Wawancara :

Sejarah berdirinya BAZNAS KotaTangselVisi dan misi BAZNASStruktur BAZNASKendala BaznasMuzakki dan Mustahiq dalam IjtihadBAZNAS Kota Tangerang SelatanProsedur mustahiq mendapatkan zakatbeserta syarat-syaratnyaKebijakan Strategis BAZNAS KotaTangerang Selatan

3. Inti dari pertanyaanwawancara

1. Menurut anda, apakah adaperkembangan yang sangatsignifikan bagi BAZNAS KotaTangerang Selatan setelah UUSyariah tentang pengelolaanzakat menjadi UU Positif ?

2. Menurut anda, bagaimanadengan munculnya UU No.23Tahun 2011 tentangpengelolaan zakat dan PP No.14Tahun 2014?

3. Menurut anda, Bagaimanadengan adanya amil Tradisional/amil yang belom mendapat SKyang terjadi pada masyarakat?

4. Menurut anda,apakah amilTradisional bisa meminimalisirVisi dan Misi BAZNAS?

5. Menurut anda, bagaimanaseharusnya pengelolaan zakatdilakukan di Indonesia?

1. Menurut anda, apakah perkembangan yang sangat signifikan bagi BAZNASKota Tangerang Selatan Setelah UU Syariah tentang pengelolaan menjadi UUPositif ?

Bagi BAZNAS Kota Tangerang Selatan dengan dimasukkannya Undang-UndangSyariah ke Undang-Undang Positif No.23 tahun 2011 dan peraturan pemerintahNo.14 tahun 2014 sampai saat ini belom ada perkembangan yang sangat signifikan

Page 94: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

dalam pencapaian pengumpulan dana zakat dari muzakki. Tapi pengurus BAZNASTangerang Selatan selalu berusaha mensosialisasikan kepada masyarakat tentangkeberadaan dan pengelolaan dana zakat, infak dan Sodaqoh (ZIS) secaratransparan.Undang-Undang No.23 tahun 2011 sangat membantu BAZNAS dalampengumpulan dana karena dengan Undang-undang tersebut maka Cuma BAZNASyang bisa mengelola dana zakat. maka wajib bagi muzakki memberikan sebagianharta zakatnya kepada BAZNAS bukan dengan kehendaknya sendiri.

2. Menurut anda, bagaimana dengan kemunculan UU No.23 tahun 2011 dan PPNo.14 tahun 2014?

Undang- Undang No.23 tahun 2011 dan PP No.14 tahun 2014 sangat bagus. DenganUndang-Undang tersebut legalitas BAZNAS menjadi lebih kuat. Pengelola zakat(amil) jadi lebih jelas. Sehingga pengelola zakat bisa terarah dan terbatas. Dalam artikata dapat difahami hanya amilin yang bisa mengelola. Amil yang sudah ditentukanoleh BAZNAS itu sendiri. Amil Tradisional tidak bisa mengelola lagi karena amiltersebut sudah tidak dianggap tidak legal. Amil ( pengelola zakat) itu hanya khususorang yang diangkat oleh BAZNAS tersebut.

3. Menurut anda, Bagaimana dengan adanya amil Tradisional yang terjadi padamasyarakat?

Amil tradisional yaitu mereka yang mengklaim atau mengambil inisiatifmengumpulkan dana zakat seperti halnya terjadi sebelum adanya pemerintahmengeluarkan peraturan tentang pengelolaan zakat seperti memberikan zakat kepadaguru ngaji masing2, dukun beranak, atau rumah zakat yang belom mendapat izin yangtidak mendapat surat keputusan ( SK) sebagai amil dan ini masih banyak terjadi padamasyarakat kita sehingga menjadi kendala bagi BAZNAS dalam pengumpulan danazakat. Dan untuk saat ini sebahagian sudah bisa diminimalisir karena BAZNASTangerang Selatan memiliki otoritas untuk mengangkat mereka sebagai amil yangmenjadi unit pengumpul zakat ( UPZ) supaya mereka tetap mendapat zakat inipunbagi mereka yang menginduk kepada UPZ.

4. Menurut anda,apakah amil Tradisional bisa meminimalisir Visi dan MisiBAZNAS?

Tidak bisa, dikarenakan diantara visi dan misi BAZNAS yaitu supaya masyarakatsadar akan berzakat. Dan supaya kaum Dhuafa’ bisa terangkat. Dan amil tradisionalyang terjadi pada masyarakat itu akan memberi pengaruh pada visi dan misiBAZNAS sebab tidak adanya pemerataan dari amil tradisional tersebut. Amiltradisional yang menjadi UPZ dan menginduk kepada BAZNAS maka ini bisameminimalisir terhadap visi dan misi BAZNAS. Dan amil tradisional yang belummendapat SK maka mereka akan berjalan sesuai dengan kehendaknya sendiri dalamarti kata dana zakat yang didapat belum tentu dibagi ratakan sehingga tujuan darizakat belum tercapai dengan maksimal.

Page 95: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor

5. Menurut anda, bagaimana seharusnya pengelolaan zakat dilakukan diIndonesia?

Pengelolaan zakat itu idealnya dengan timbulnya undang-undang tentang pengelolaanzakat dan peraturan pemerintah itu sudah sangat bagus. Hanya tinggal bagaimanapenegasan dan respon dari pemerintah daerah masing-masing dan didukung pejabatdan penguasa daerah dan dalam memaksimalkan pengumpulan dana zakat ini harusdilaksanakan. karena tanpa adanya dukungan dari pemerintah atau pejabat daerahmaka sulit untuk memaksimalkan pengumpulan dana zakat. Pengurus BAZNASdengan para pejabat atau para pimpinan daerah hatus bekerja sama memotivasi untukberzakat kemudian BAZNAS mengelola secara baik mengumpulkan danmenyalurkan dana zakat tersebut secara transparan sesuai dengan asnaf yangditentukan oleh agama. Dan dukungan dari pemerintah itu sangatn diperlukan.

Page 96: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor
Page 97: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor
Page 98: LEGALITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM HUKUM ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43190/1/MOHD... · undangan tentang pengelolaan zakat sebagai salah satu faktor