13
LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DISKUSI KELOMPOK (DK-14) B.S EKONOMI Kertas Karya Acuan Tema Pendidikan : Ketahanan Pangan Dalam Rangka Kemandirian Bangsa. I. Judul : Peran Ekonomi Rakyat Guna Memperkuat Ketahanan Pangan Dalam Rangka Kemandirian Bangsa. II. Variabel : Variabel-1 : Peran Ekonomi Rakyat Variabel-2 : Memperkuat Ketahanan Pangan. Variabel-3 : Kemandirian Bangsa. III. Pokok Permasalahan. Dalam beberapa literatur seperti Dainy Tara (2001) mengatakan ada perbedaan antara ekonomi rakyat dan ekonomi kerakyatan. Ekonomi rakyat adalah satuan (usaha) yang mendominasi ragaan perekonomian rakyat. Sedangkan kerakyatan lebih merupakan kata sifat, yakni upaya memberdayakan (kelompok atau satuan) ekonomi yang mendominasi struktur dunia usaha. 1 Di Indonesia, M. Hatta 1 Pradipha Wisnu Wibisono, Makalah Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, Website http://www.pradipha.com/2012/03/makalah-pemberdayaan-ekonomi-

LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL · Web viewDikatakan sesungguhnya ekonomi kerakyatan tidak hanya sekedar teori maupun prinsif-prinsif dan tertuang dalam konstitusi, tetapi membutuhkan

Embed Size (px)

Citation preview

LEMBAGA KETAHANAN NASIONALREPUBLIK INDONESIA

DISKUSI KELOMPOK (DK-14) B.S EKONOMI

Kertas Karya Acuan

Tema Pendidikan : Ketahanan Pangan Dalam Rangka Kemandirian Bangsa.

I. Judul : Peran Ekonomi Rakyat Guna Memperkuat Ketahanan

Pangan Dalam Rangka Kemandirian Bangsa.

II. Variabel : Variabel-1 : Peran Ekonomi Rakyat

Variabel-2 :Memperkuat Ketahanan Pangan.

Variabel-3 :Kemandirian Bangsa.

III. Pokok Permasalahan.

Dalam beberapa literatur seperti Dainy Tara (2001) mengatakan ada

perbedaan antara ekonomi rakyat dan ekonomi kerakyatan. Ekonomi rakyat

adalah satuan (usaha) yang mendominasi ragaan perekonomian rakyat.

Sedangkan kerakyatan lebih merupakan kata sifat, yakni upaya

memberdayakan (kelompok atau satuan) ekonomi yang mendominasi struktur

dunia usaha. 1 Di Indonesia, M. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia telah

lama memikirkan masalah ekonomi rakyat ini, yang kemudian pemikiran beliau

dirumuskan dalam konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33.

Menurut pasal 33 ini, ekonomi kerakyatan adalah sebuah sistem perekonomian

yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi.

Ada tiga prinsif dasar ekonomi kerakyatan, yaitu : (1) Perekonomian disusun

sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. (2) Cabang-

cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat orang

banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi, air dan segala kekayaan yang

1 Pradipha Wisnu Wibisono, Makalah Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, Website http://www.pradipha.com/2012/03/makalah-pemberdayaan-ekonomi-kerakyatan.html, diunduh tanggal 4 Juli 2012

terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan ketiga prinsif ini menunjukkan

bahwa sesungguhnya dalam ekonomi kerakyatan peran negara sangatlah

penting. Di Indonesia kondisi ini dilengkapi dalam konstitusi UUD 1945

khususnya pasal 27 ayat (2) dan pasal 34 yang mengatur peran negara dalam

sistem ekonomi kerakyatan, setidaknya ada dalam lima hal, yaitu : (1)

Mengembangkan koperasi, (2) Mengembangkan BUMN, (3) Memastikan

pemamfaatan bumi, air dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, (4) Memenuhi hak setiap warga negara

untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dan (5) Memelihara

fakir miskin dan anak terlantar.

Dikatakan sesungguhnya ekonomi kerakyatan tidak hanya sekedar teori

maupun prinsif-prinsif dan tertuang dalam konstitusi, tetapi membutuhkan

penerapan dalam kehidupan masyarakat. Perlu perhatian semua pemangku

kepentingan bahwa program-program, kegiatan yang operasional nyata dan

mampu merangsang ekonomi produktif ditingkat rakyat sekaligus mampu

memupuk jiwa kewirausahaan. Tentu saja membangun ekonomi kerakyatan ini

dibutuhkan adanya komitmen politik (political will) semua pihak khususnya dari

pihak pemeritah dan para politisi maupun pengusaha-pengusaha besar.

Menyamakan ekonomi kerakyatan dengan praktek membagi-bagikan uang

kepada rakyat kecil adalah sangat keliru besar dalam perspektif ekonomi

kerakyatan. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan pelatihan

keterampilan, pemberian akses pemodalan, agar masyarakat dapat membuka

lapangan pekerjaan sendiri. Presiden Ir. Soekarno dalam Indonesia Menggugat

tahun 1930 mengatakan, “Ekonomi rakyat oleh sistem monopoli disempitkan,

sama sekali didesak dan dipadamkan...”. Oleh karena itu syarat mutlak

berjalannya sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial adalah : (1)

Berdaulat di bidang politik, (2) Mandiri dibidang ekonomi, (3) Berkepribadian

dibidang budaya yang mendasari paradigma pembangunan ekonomi kerakyatan

yang berkeadilan sosial, (4) Penerapan nasionalisme ekonomi melawan segala

bentuk ketidak adilan sistem dan kebijakan ekonomi, (5) Pendekatan

pembangunan berkelanjutan yang multidisipliner dan multi kultural dan (6)

2

Pengkajian ulang pendidikan dan penganjuran ilmu-ilmu ekonomi dan sosial di

sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi.

Sebagai sebuah gambaran bagaimana ekonomi kerakyatan saat ini dapat

kita lihat dari sebaran dan jumlah koperasi yang ada di Indonesia sebagai

berkitut :SEBARAN JUMLAH KOPERASI (UNIT) MEI – 2012

TOTAL KOPERASI : 192.443 2

Aceh 7.079 Jabar 23.848 Kaltim 5.338 Sumut 10.879 Jateng 26.604 Sulut 5.766 Sumbar 3.703 DIY 2.466 Sulteng 1.985 Riau 5.071 Jatim 29.150 Sulsel 8.044 Jambi 3.401 Banten 6.056 Sultra 3.147 Sumsel 5.122 Bali 4.407 Gorontalo 997 Bengkulu 1.834 NTB 3.512 Sulbar 741 Lampung 3.727 NTT 2.340 Maluku 2.818 Babel 948 Kalbar 4.266 Papua 2.483 Kepri 1.850 Kalteng 2.746 Malut 1.294 DKI Jakarta 7.663 Kalsel 2.406 Papbar 903 Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah.

Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Seperti diketahui bahwa berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 (SP

2010), jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237.641.326 jiwa dengan

komposisi laki-laki 119.630.913 dan perempuan 118.010.413 jiwa, dengan laju

pertumbuhan penduduk rata-rata tahun 1990-2000 sebesar 1,49% yang

sebelumnya tahun 1980-1990 sebesar 1,89% dan tahun sebelumnya lagi 1971-

2 Ir. Agus Muharram, Sekretaris Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Ceramah di depan Peserta PPRA XLVIII/ 2012, Tanggal 3 Agustus 2012.

3

1980 sebesar 2,31%.3 Jumlah penduduk sebesar ini menduduki peringkat ke

empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2012 ini

jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 29,89 juta jiwa (12,36%) turun

sebesar 0,13 juta jiwa jika dibanding dengan tahun sebelumnya Maret 2011

sebesar 30,02 juta jiwa (12,49%). Kemudian pada tahun 2012 ini tingkat

penganguran terbuka sebesar 6,32% atau sebesar 7,61 juta jiwa dari usia kerja.

Lebih lanjut data yang menggambarkan berapa besar kapasitas ekonomi

rakyat selama ini dapat dilihat dari data dibawah ini :

Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Dari data di atas menunjukkan bahwa betapa besarnya perekonomian

rakyat yang tidak memiliki keberdayaan dalam arti usaha mikro sebesar 98,

82% dan usaha kecil sebesar 1,09% saja. Dikatakan pada negara-negara yang

telah maju dan baik bagi perekonomian serta proses demokratisasi jika saja

porsi yang besar adalah pada usaha menengah dan kecil untuk kemudian pada

usaha mikro besarannya mengecil kembali, jadi bentuknya seperti ketupat,

bukan seperti tempayan atau segitiga yang didominasi oleh usaha mikro. Data

statistik menunjukkan jumlah unit usaha kecil mikro dan menengah (UMKM)

mendekati 99,98 % terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah

tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap

seluruh tenaga kerja Indonesia. Menurut Syarif Hasan, Menteri Koperasi dan

UKM seperti dilansir sebuah media massa, bila dua tahun lalu jumlah UMKM

3 Website BPS, dds.bps.go.id/eng/aboutus.php/sp=0., Tabel Hasil Sensus Penduduk 2010, Jakarta, 2010.

4

berkisar 52,8 juta unit usaha, maka pada 2011 sudah bertambah menjadi 55,2

juta unit.  Setiap UMKM rata-rata menyerap 3-5 tenaga kerja. Maka dengan

adanya penambahan sekitar 3 juta unit maka tenaga kerja yang terserap

bertambah 15 juta orang. Pengangguran diharapkan menurun dari 6,8%

menjadi 5 % dengan pertumbuhan UKM tersebut. Hal ini mencerminkan peran

serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi memiliki signifikansi cukup

tinggi bagi pemerataan ekonomi Indonesia karena memang berperan banyak

pada sektor riil.

Apabila hal di atas dikaitkan dengan masalah pangan, khususnya UU NO. 7

Tahun 1996 tentang Pangan, maka dikatakan bahwa pangan merupakan

kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat

Indonesia dalam mewujudkan SDM yang berkualitas untuk melaksanakan

pembangunan nasional.4 Dikatakan bahwa pangan yang aman, bermutu,

bergizi, beragam, dan tersedia secara cukup merupakan persyaratan utama

yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang

memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan serta makin berperan

dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Lebih lanjut dalam

Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan

dikatakan bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam

rangka pembangunan nasional untuk membentuk manusia Indonesia yang

berkualitas, mandiri, dan sejahtera melalui perwujudan ketersediaan pangan

yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam serta tersebar merata di

seluruh wilayah Indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Dengan

demikian apabila ekonomi rakyat baik, dalam arti besaran usaha kecil dan

menengah berjumlah semakin besar dan usaha mikro semakin kecil, maka

dengan sendirinya kemampuan ketahanan pangan akan semakin kuat.

Dari uraian fakta dan analis singkat di atas, maka tulisan kertas karya acuan

sebagai bahan diskusi ini merumuskan pokok permasalahannya adalah :

Bagaimana Peran Ekonomi Rakyat Guna Memperkuat Ketahan Pangan Dalam Rangka Kemandirian Bangsa ?.

4 ______, Undang-undang No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan, Pasal Pertimbangan.

5

IV. Pokok-Pokok Persoalan.

Berdasarkan uraian di atas dan rumusan pokok permasalahan, maka

pokok-pokok persoalan peran ekonomi rakyat ini adalah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya pelaksanaan sistem ekonomi rakyat yang berlandaskan pada sistem koperasi. Hal ini berkaitan dengan koperasi

sebagai sistem ekonomi kerakyatan yang berdasarkan kepada

kebersamaan atau gotong royong sebagaimana nilai-nilai Pancasila.

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas

kekeluargaan, Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara, bumi dan air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan

diperhgunakan sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat.

2. Belum optimalnya struktur ekonomi rakyat dalam arti besaran ekonomi rakyat masih didominasi oleh usaha mikro (omset pertahun dibawah 300 juta rupiah dan asset dibawah 50 juta rupiah). Hal ini

berkaitan dengan tingkat nilai tawar atau bargaining position dalam hal

apapun juga khususnya kebijakan-kebijakan yang menyangkut rakyat.

Berdasarkan literatur yang baik adalah struktur ekonomi sebaiknya dikuasai

oleh usaha kecil dan menengah, kemudian usaha besar kembali mengecil.

3. Belum optimalnya sistem perekonomian yang mandiri dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, sehingga tidak tergantung dari kekuatan ekonomi dari luar. Hal ini berkaitan dengan peran pemerintah baik eksekutif,

legislatif dan yudikatif untuk memberikan peluang yang seluas-luasnya

kepada pengusah mikro, kecil dan menengah kepada akses permodalan,

pasar, tehnologi, penjaminan untuk berusaha, penjaminan keamanan dalam

berusaha dan lain-lain.

V. Pokok-Pokok Pemecahan Persoalan.

1. Kebijakan.

Untuk mewujudkan peran ekonomi rakyat guna ketahanan pangan

dalam rangka kemandirian bangsa, maka kebijakan yang dirumuskan

6

dalam KKA ini adalah “Revitalisasi Koperasi menjadi soko guru pembangunan ekonomi”.

2. Strategi.

Untuk mewujudkan kebijakan di atas maka strategi yang ditempuh

adalah :

a. Mengoptimalkan pelaksanaan sistem ekonomi rakyat yang

berlandaskan pada sistem koperasi.

b. Membangun struktur ekonomi rakyat dari usaha mikro menjadi

usaha kecil dan menengah.

c. Mengoptimalkan sistem perekonomian rakyat yang mandiri

dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan sebesar-besarnya bagi

kemakmuran rakyat, sehingga tidak tergantung dari kekuatan ekonomi

dari luar.

3. Upaya.

Upaya strategi-1; Mengoptimalkan pelaksanaan sistem ekonomi rakyat yang berlandaskan pada sistem koperasi.

a. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop

UKM) bersama Kementerian Pertanian, Perdagangan, Kementerian

Dalam Negeri senantiasa secara terencana dan masif mensosialisasi-

kan bahwa ekonomi dengan sistem koperasi adalah sistem yang sangat

sesuai dengan perekonomian kerakyatan, UUD 1945 maupun nilai-nilai

Pancasila seperti kebersamaan.

b. Perlunya kemauan politik dari para politisi untuk menerapkan sistem

perekonomian kerakyatan atau koperasi yang diujudkan dengan

berbagai kebijakan politik seperti peraturan perundang-undangan

dibidang perekonomian untuk berpihak kepada kepentingan masyarakat

atau usaha mikro, kecil dan menengah.

c. Pemerintah bersama para politisi di DPR membuat kebijakan yang

bersifat struktural berpihak kepada sistem perekonomian kerakyatan

atau kepada koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.

7

d. Kemenkop UKM bersama kementerian terkait menerapkan sistem

koperasi atau melalui revitalisasi koperasi untuk dilaksanakan dalam

sistem perekonomian kerakyatan baik dibidang pertanian, perdagangan,

industri dan lain-lain.

e. Pemerintah memberikan bantuan langsung terhadap koperasi,

usaha mikro, kecil dan menengah dalam penguatan pemodalan ataupun

pihak perbankan memberikan akses yang mudah terhadap

pengembangan pemodalan dalam upaya mengembangkan usaha.

Upaya strategi-2; Membangun struktur ekonomi rakyat dari usaha mikro menjadi usaha kecil dan menengah.

a. Pemerintah Menkop UKM dan Pemda melaksanakan upaya

peningkatan SDM dibidang Koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah

melalui pelaksanaan Gerakan Kewirausahaan Nasional secara

berkelanjutan.

b. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah bekerja sama

dengan pihak perbankan maupun menyandang dana lainnya untuk

memberikan kemudahan akses modal kepada koperasi, uni usaha mikro,

kecil dan menengah. Cara-cara ini dapat meningkatkan usaha mikro

menjadi usaha kecil dan menengah.

c. Pemerintah dalam hal ini Kemenkop UKM mengikutkan asosiasi

bisnis profesional seperti Kadin atau para pengusaha yang sukses dan

memiliki wawasan kebangsaan nasional untuk ikut memberikan

permodalan maupun menjadi pembina atau bapak angkat dari kelompok-

kelompok usaha mikro, kecil dan menengah.

d. Kemenkop UKM dan pihak-pihak tertentu memberikan pasilitas

pameran produk-produk dari usaha koperasi, mikro, kecil dan menengah

sebagai cara mencari pasar atau mengembangkan pasar.

Upaya Strategi 3; Mengoptimalkan sistem perekonomian rakyat yang mandiri dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, sehingga tidak tergantung dari kekuatan ekonomi dari luar.

8

a. Pemerintah bersama legislatif, dan yudikatif untuk memberikan

peluang yang seluas-luasnya kepada unit usaha koperasi, mikro, kecil

dan menengah dalam berbagai hal. Peluang ini setidaknya dibidang

akses perbankan untuk penguatan modal, akses pasar, akses tehnologi,

jaringan usaha, keamanan dalam berusaha. Jika ini terujud maka akan

mempercepat kemandirian ekonomi rakyat.

b. Kemenkop UKM dan Pemda, perlu melakukan lanjutan program

revitalisasi pasar-pasar tradisional untuk menjadi lebih baik.

c. Pemda melalukan penataan pedagang kaki lima agar lebih baik

dalam mengembangkan usaha sekaligus dalam pemberian

kenyamanan bagi masyarakat luas seperti tidak justru memuat

kemacetan.

d. Kemenkop bersama masing-masing Pemda, melanjutkan program

OVOP atau One Vilage One Product dibidang apa saja seperti pertanian

ataupun perindustrian dengan memiliki kemampuan daya saing dan

berkelanjutan.

Jakarta, 29 Juli 2012.

Peserta PPRA XLVIII/ 2012,

Zulkarnain.Nomor ururt absen : 82

Lampiran :

1. Alur Pikir.2. Pola Pikir.

9