Lembaga Perekonomian Non Profit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lembaga Perekonomian Non Profit

Citation preview

  • LEMBAGA KEUANGAN (PEREKONOMIAN) NON PROFITOleh : Oneng Nurul BariyahKamis, 11 Agustus 2010

  • Pengelolaan Zakat Pada Masa Rasul (Awal Abad ke-7)Masa Nabi MuhammadBerbagai pendapat tentang kapan mulainya zakat fitrah dan zakat mal: sebelum hijrah tahun ke-9 hijrah. Pendapat mayoritas zakat fitrah dan mal dimulai pada tahun ke-2 hijrah.Masa awal, Nabi mengelola langsung.Masa kemudian, Nabi menunjuk amil zakat (untuk zakat mal). Mis. mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman.

    * Mulai terjadi perubahan pengelolaan mengarah pada yang terorganisir & tidak adanya dualisme fungsi pemimpin agama & pemerintahan.

  • Pengelolaan Zakat Pada Masa Khulafaur Rasyidin (Abad ke-7)Ijtihad Khalifah Abu Bakar (632-4) memerangi mereka yang tidak membayar zakat (Perang Riddah). Konteks Perang Riddah menurut Al-Tabari adalah lebih banyak penolakan atas kekuaaan politik (dan pajak).Interpretasi mengenai mumin vs sangsi bagi siapa yang menolak membayar zakat (Ibn Rushd- Bidayah Mujtahid)

    Ijtihad Khalifah Umar bin Khattab (634-44) membebaskan mereka yang dipenjarakan akibat tidak membayar zakat dan mengembalikan harta mereka yang disita. (Bidayah al-Mujtahid).Mulainya pembukuan, zakat/pajak atas barang (custom duties) baik untuk Muslim & nonMuslim.

  • Pengelolaan Zakat Pada Masa Awal Islam (Abad ke-7) (3)Ijtihad Khalifah Uthman bin Affan (644-55) memberikan pilihan kpd siapa membayar zakat amwal batiniyah & hanya mewajibkan pembayaran zakat amwal zahirah kpd ulil amri.Pemberian zakat tidak kpd ulil amri mulai muncul setelah Uthman. (Abu Ubayd Kitab Amwal).Munculnya penyalahgunaan wewenang pada pajak/zakat pungutan barang. (Muslim 2.5%, Ahl Zimmi 5%, non zimmi 10%) (Kitab Kharaj: Abu Yusuf )Birokrasi pemerintah tidak sanggup melakukan penghitungan & pengumpulan zakat. (Ibn Khaldun- Mukaddimah).

  • Pengelolaan Zakat Pada Masa Awal Islam (Abad ke-7) (3)Ijtihad Khalifah Uthman bin Affan (644-55) memberikan pilihan kpd siapa membayar zakat amwal batiniyah & hanya mewajibkan pembayaran zakat amwal zahirah kpd ulil amri.Pemberian zakat tidak kpd ulil amri mulai muncul setelah Uthman. (Abu Ubayd Kitab Amwal).Munculnya penyalahgunaan wewenang pada pajak/zakat pungutan barang. (Muslim 2.5%, Ahl Zimmi 5%, non zimmi 10%) (Kitab Kharaj: Abu Yusuf )Birokrasi pemerintah tidak sanggup melakukan penghitungan & pengumpulan zakat. (Ibn Khaldun- Mukaddimah).

  • Pengelolaan Zakat pada Masa Dinasti dan Kesultanan (1)Menurut Abu Ubayd al-Qassim ibn Sallam (kitab Amwal) pembayaran zakat langsung (bukan kepada ulil amri) ada setelah wafatnya khalifah Uthman, dan semakin banyak akibat pertentangan politik. (mis. Fiqh Sunnah: membayar zakat kepada penguasa terlepas ia adil atau tidak

    Ulama2 fiqih terkemuka (Hanafi, Maliki, Syafii & Hambali) mulai masa Umayyah & Abbasiyah mayoritas membolehkan membayar zakat langsung, walau yang terbaik kepada ulil amri jika mereka adil. Mis. sub-bab dalam al-Fiqh Al-Islami: membayar zakat kepada penguasa dan secara langsung.

  • Pengelolaan Zakat pada Masa Dinasti dan Kesultanan (2)Pemasukan zakat kecil dibandingkan pajak. Banyak penyelewengan dilakukan oleh pemungut pajak/zakat (Kitab Kharaj dan Kitab Amwal).

    Pemungut zakat pada abad ke 10-12 sudah jarang ditemukan (Al-Ghazali Ihya Ulum al-Din).

    Penghitungan pajak barang pada Dinasti Mughal (abad ke-16) & emporium Ottoman menggunakan hitungan zakat (untuk Muslim).

    Pendudukan dan Kolonialisme merubah pola pembayaran zakat perlahan langsung kepada masyarakat, atau melalui ulama sebagai amil.

  • Praktek Zakat pada awal Islamisasi, Masa Kerajaan Islam & Kolonial di Indonesia (1)Kemungkinan zakat dilaksanakan oleh Muslim pendatang maupun pribumi. Muslim memberikan zakat kepada kaum tapa (Tome Pires -Suma Oriental).Sultan Alauddin bin sultan Ahmad Perak (Aceh abad 17) mewajibkan zakat, tapi tidak ditemukan adanya amil zakat pemerintah.Praktek zakat ada (mis. Serat Centini), tapi tdk ditemukan pengelolaan zakat dlm teks-teks hukum di Nusantara. Kesultanan Banjar lebih menekankan pajak dibanding zakat (Syaikh Arsyad Al-Banjari)

  • Praktek Zakat pada awal Islamisasi, Masa Kerajaan Islam, & Kolonial di Indonesia (2)Adanya beberapa fatwa dari Mekkah yang menyangkut penolakan masyarakat terhadap pemaksaan zakat & sedekah dilakukan oleh penguasa Muslim lokal. (Muhimmat Al-Nafais)Pemerintah Kolonial tidak campur tangan dan melarang pegawai pribumi untuk ikut campur mengelola zakat. Pemerintah memberi kebebasan org. Islam untuk mengelola zakat.zakat fitrah dibayarkan oleh hampir seluruh penduduk Muslim, zakat mal (padi) dilakukan namun tidak banyak (Snouck Hurgronje).

  • Pengelolaan Zakat Masa Orde Baru & ReformasiAdanya badan amil zakat di Aceh,dan banyaknya panitia pengelolaan zakat masy. Upaya sentralisasi oleh Orde Baru, namun gagal. Munculnya organisasi pengelola zakat non pemerintah yang profesional (1990an).1999 muncul banyak LAZ yang mendapat kepercayaan masy (akuntabel & transparan). UU pengelolaan zakat no 38 thn 1999.LAZ dan BAZ Demo zakat di Lotim - penolakan pemaksaan zakat.

  • LEMBAGA PENGELOLA ZAKATPengertian ZakatKata zakat disebut 30 kali dlm al-Quran, diantaranya 27 kali bersamaan dgn salat. Diantara ayat ttg zakat yaitu QS.al-Baqarah/02 ayat 110 : ... (Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat)

  • Secara lughawi (bahasa), zakat berasal dari kata dasar (masdar) zaka yang berarti suci, berkembang (namaa), berkah, bersih dan baik (khair). Secara syari, zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.

  • Perintah Memungut Zakat Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikanmereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(At-Taubah:103)

  • Penerima (mustahiq) ZakatSesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk: orang-orang fakir( orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya)

    orang-orang miskin, (orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam Keadaan kekurangan.)

    pengurus-pengurus zakat, (orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat).

    Para mu'allaf, (orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah)

    untuk (memerdekakan) budak, (mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. )

  • Penerima Zakatorang-orang yang berhutang,( orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya)

    untuk yang berjuang di jalan Allah (Fi Sabiilillah): (untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.)

    untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, (mengalami kesulitan dalam perjalanan/safar)sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (At-Taubah:60)

  • Definisi AmilImam at-Thabari (w. 310 H), menyatakan: Amil adalah para petugas yang diangkat untuk mengambil zakat dari orang berkewajiban membayarnya, dan memberikannya kepada yang berhak menerimanya. Mereka (amil) diberi (bagian zakat) itu karena tugasnya, baik kaya ataupun miskin. (Ath-Thabari, Tafsr ath-Thabari, Dar al-Fikr, Beirut, 1405 H, X/160.)

  • Definisi AmilImam al-Mawardi (w. 450 H), dari mazhab as-Syafii, menyatakan: Amil adalah orang yang diangkat untuk mengumpulkan zakat dan mendistribusikan-nya. Mereka dibayar dari zakat itu sesuai dengan kadar upah orang-orang yang sepadan dengan mereka.

  • Definisi AmilImam al-Qurthubi (w. 671 H), dari mazhab Maliki, menyatakan: Amil zakat adalah para petugas dan pemungut zakat yang diutus oleh Imam/Khalifah (kepala negara) untuk mengumpulkan zakat dengan status wakalah. (Al-Qurthubi, Al-Jmi li Ahkm al-Qurn, ed. Ahmad Abd al-Alim al-Barduni, Dar as-Syab, Kaero, cet. II, 1372 H, VIII/177.)

  • Definisi AmilImam as-Syaukani (w. 1250 H), dari mazhab Zaidiyah, menyatakan: Amil adalah orang yang diangkat menjadi wali dan memunggut zakat, yang diutus oleh Imam/Khalifah (kepala negara) untuk mengumpulkan zakat. Mereka berhak mendapatkan bagian dari zakat itu.( Asy-Syaukani, Faydh al-Qadr, Dar al-Fikr, Beirut, t.t., II/372.)

  • Definisi AmilImam as-Sarakhsi, dari mazhab Hanafi, menyatakan: Amil adalah orang yang diangkat oleh Imam/Khalifah menjadi pekerja untuk mengumpulkan sedekah (zakat). Mereka diberi dari apa yang mereka kumpulkan sekadar untuk kecukupan mereka dan kecukupan para pembantu mereka. Besarnya tidak diukur dengan harga (upah). (As-Sarakhsi, Al-Mabsth, Dar al-Marifat, Beirut, 1406, III/9.)

  • KARAKTERISTIK AMILOrang atau Lembaga yang Diangkat oleh PemerintahDiberikan otoritas untuk memungut dan mendidtribusikan zakatBertanggung jawab kepada Pemerintah dan Masyarakat

  • UPAH AMILImam Mujahid dan Imam asy-Syafii menyatakan, bahwa mereka boleh mengambil bagian dari zakat dalam bentuk nilai (ats-tsaman). Tidak lebih dari seperdelapan.Imam Abu Hanifah dan para pengikutnya menyatakan, bahwa besarannya disesuaikan dengan kadar upah pekerjaan mereka. Imam Malik menyatakan, bahwa mereka akan diberi imbalan dari Baitulmal sesuai dengan kadar upah mereka. (maksudnya,upah bukan bagian dari zakat atau bisa jadi upah ditambah dari baitul mal jika dipandang kurang layak. Hal ini untuk menanggapi kekeliruan yang menapikan hak amil atas zakat) Asy-Syaukani, Faydh al-Qadr, Dar al-Fikr, Beirut, t.t., II/372.

  • Fungsi Amil (Pengelola)Fungsi Penting Amil adalah untuk memungut, mengelola dan menyalurkan zakat. Dalam hal pemungutan bisa menjadi pembimbing bagi yang sadar zakat dan alat pemaksa bagi yang enggan berzakat.

    Imam Nawawi berkata Wajib bagi seorang imam menugaskan seorang petugas untuk mengambil zakat sebab nabi dan para kholifah sesudah beliaupun selalu mengutus petugas zakat ini hal tersebut dilakukan karena diantara manusia ada yang memiliki harta tetapi tidak tahu (tidak bisa menghitung) apa yang wajib dikeluarkan baginya, selain itu adapula orang-orang yang kikir sehingga wajib bagi penguasa mengutus seseorang untuk mengambilnya. ( Majmu syarah Muhadzab VI hal 167)

  • PENGELOLAAN BERBASIS GCGAkuntabelitas (Al Baqarah: 282)Transparansi (Al Qashas: 26) Profesional (Al-Qashash : 26)

  • Penghitungan ZakatNishab padi yaitu 1481 kg gabah /815 kg beras dikeluarkan 5% atau 10 % saat panenEmas murni 91, 92 gr dikeluarkan 2,5% tiap tahun (mnrt Yusuf al-Qardhaqi nishab emas 85 gr)Perak 642 gr dikeluarkan 2,5% tiap tahunKambing 40-120 ekor , setiap 100 = 1 ekor domba umur 1 th / kacangan 2 thSapi/kerbau 30 ekor = 1 ekor umur 1 th, 40 ekor = 1 umur 2 th

  • ZAKAT PENGHASILANContoh: jk Ahmad mendapat gaji 1 juta/bulan ditambah usaha dengan omzet 5 juta dengan mempekerjakan 2 orang pegawai digaji masing2 Rp 250000/bulan. Penghitungan zakat penghasilan :Gaji 12 bln x 1 juta = Rp 12000000Hasil Usaha= Rp 5000000Jumlah= Rp 17000000

  • lanjutanPengeluaranGaji pegawai 12 x 2 x Rp 250000 = Rp 6000000Bayar listirik= Rp 300000Jumlah= Rp 6300000Penghasilan NettoRp 17000000 Rp 6300000 = Rp 10.700000Zakat 2,5% X Rp 10.700000 = Rp 267500

  • Manfaat Lembaga AmilMembuat data base muzakki dan mustahik.Menyalurkan dana secara tepat dan berdaya guna.Sebagai lembaga profesional dalam pengelolaan zakat.

  • LATAR BELAKANG PENDIRIANKondisi nasional yang menuntut peran serta umat Islam dalam pembangunan (ketersediaan dana)Zakat Infaq Shadaqah (ZIS) telah lama disyariatkan, tetapi belum cukup mampu dalam mengatasi pembangunan ekonomi umatBaytul mal tidak tampak dan tidak jelas sehingga tidak potensial

  • BENTUK LPZ Ada dua bentuk lembaga pengelola zakat berdasarkan teknik pembentukannya.Badan Amil Zakat (BAZ) yaitu lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintahLembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat

  • ASAS PENGELOLAAN ZAKATPengelolaan zakat berasaskan iman dan takwa, keterbukaan, dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

  • Pengelolaan zakat bertujuan: Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama;Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial;Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.

  • TUGAS DAN FUNGSI BAZ/LAZMengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. (BAB III Pasal 8)Organisasi badan amil zakat terdiri atas:1. Unsur pertimbangan 2. Unsur pengawas, dan 3. Unsur pelaksana

  • ORGANISASI PENGELOLAAN ZAKAT

    Pembentukan badan amil zakat: Nasional oleh Presiden atas usul Menteri; Daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama propinsi; Daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota; Kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecematan. Badan amil zakat di semua tingkatan memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif, dan informatif.Pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang memenuhi persyaratan tertentu

  • Aturan perundang-Undangan ZakatUndang Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat yang ditetapkan pd tgl 23 September 1999 oleh Presiden BJ Habibie

    UU tsb memuat 10 BAB 25 Pasal

    Badan Amil Zakat di Indonesia saat ini sudah ada di 33 provinsi. Hingga tahun 2007 terdapat 429 dari 445 kabupaten/kota dan 4771 dari 4860 kecamatan

  • (Badan Amil Zakat Daerah)BAZDA Seluruh BAZDA (Badan Amil Daerah) berada di seluruh wilayah Indonesia, 33 Provinsi dengan urutan sebagai berikut: BAZDA Nanggro Aceh Darussalam, BAZDA Sumut, BAZDA Sumbar, BAZDA Riau, BAZDA Sumsel, BAZDA Jambi, BAZDA Bengkulu, BAZDA Bandar Lampung, BAZDA Bangka Belitung, BAZDA Banten, BAZDA DKI, BAZDA Jabar, BAZDA Jateng, BAZDA Yogyakarta, BAZDA Jatim, BAZDA Kalbar, BAZDA Kalteng, BAZDA Kaltim, BAZDA Kalsel, BAZDA NTB, BAZDA NTT, BAZDA Sulut, BAZDA Sulteng, BAZDA Sultenggara, BAZDA Sulsel, BAZDA Gorontalo, BAZDA Maluku, BAZDA Maluku Utara, BAZDA Irian Jaya ( Papua), BAZDA Irian Jaya Barat, BAZDA Irian Jaya Tengah, dan BAZDA Kepulauan Riau

  • Forum Organisasi Pengelola Zakat (FOZ)Lahir pada tgl 7 Juli 1997 oleh 11 LPZ yaitu: Dompet Dhuafa Republika, Bank Bumi Daya, Pertamina, Baitul Mal Pupuk Kujang, BAZIS DKI Jakarta, Hotel Indonesia,

  • FOZ (Forum Organisasi Zakat)Strategi FOZ, yaitu: Memperkuat eksistensi FOZNAS di dalam lingkup nasional dan internasional, membangun kemitraan strategis di tingkat nasional dan internasional, melakukan kerjasama dengan institusi yang concern di bidang pengembangan kapasitas organisasi pengelola zakat baik di Indonesia maupun di dunia., Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan BAZ dan LAZ dalam rangka mewujudkan sinergi program zakat di Indonesia, Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan DEPAG, BAZNAS dan DPR serta pihak lainnya dalam rangka mewujudkan cita ideal zakat Indonesia, Membentuk FOZWIL (Forum Zakat Wilayah) di seluruh Indonesia., dan Menyusun struktur organisasi yang kuat dalam rangka meningkatkan peran FOZNAS guna mencapai tujuan dan visi organisasi.

  • Tujuan FOZ Berpartisipasi aktif agar terwujud revisi UU Pengelola zakat yang lebih baik, Tersusun dan terimplementasikannya blue print dan arsitektur zakat Indonesia, Tersusun dan terimplementasikannya standard manajemen mutu Organisasi Pengelola Zakat, Tersusun dan terimplementasikan Sistem Akuntansi dan Keuangan Organisasi Pengelola zakat, Meningkatnya kinerja manajemen organisasi pengelola zakat Indonesia sehingga dapat dipercaya oleh masyarakat, Terwujudnya sinergi dan kerjasama zakat nasional dan internasional, dan Terwujudnya konsolidasi organisasi

  • BAZNASBAZNAS adalah Badan Amil Zakat Nasional yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 8 tahun 2001, tanggal 17 Januari 2001. Landasan Syar'i Berdirinya BAZNAS yaitu QS al-Taubah : 103 "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat kamu membersihkan dan mensucikan mereka. Sesungguhnya doa kamu menjadi ketenteraman jiwa mereka. Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui." Jumhur ulama menyatakan bahwa yang berhak melakukan pengambilan sebagaimana kata "Ambillah" yang tercantum pada ayat tersebut adalah pemerintah. " Dari Ibnu Umar, semoga Allah meridlai keduanya. Ia berkata : Serahkanlah sedekah kamu sekalian pada orang yang dijadikan Allah sebagai penguasa urusan kamu sekalian (HR Baihaqi). QS al-Taubah : 60 "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.. Tugas Pokok BAZNAS adalah merealisasikan misi BAZNAS yaitu : 1) Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat; 2) Mengarahkan masyarakat mencapai kesejahteraan baik fisik maupun non fisik melalui pendayagunaan zakat; 3) Meningkatkan status mustahik menjadi muzakki melalui pemulihan, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan ekonomi masyarakat; 4) Mengembangkan budaya "memberi lebih baik dari menerima" di kalangan mustahik; 5) Mengembangkan manajemen yang amanah, profesional dan transparan dalam mengelola zakat; 6)Menjangkau muzakki dan mustahik seluas-luasnya; 7) Memperkuat jaringan antar organisasi pengelola zakat. Kegiatan pokok BAZNAS adalah menghimpun ZIS dari muzakki dan menyalurkan ZIS kepada mustahik yang berhak menerima sesuai ketentuan agama.

  • DANA YANG DITERIMA BAZ/LAZ BAZ atau LAZ juga menerima dana selain zakat yaitu infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat. Infaq yaitu pemberian yang hukumnya sunnah, tidak ada batasan ukuran (nishab).Hibah yaitu penyerahan barang atau uang dari seseorang atau kelompok tanpa ada ikatan, sebab, tidak ada jumlahnya.

  • WASIATWasiat yaitu suatu ungkapan penyerahan harta dari seseorang yang akan meninggal dunia kepada saudara yang masih hidup. Ukuran wasiat tidak boleh lebih dari 1/3 harta yang dimiliki. Alasan :1. Hadis Nabi yg menyatakan bawa 1/3 sudah banyak

  • WAKAFWakaf mnrt bahas aberhenti. Menurut istilah yaitu menyerahkan hak milik yang tahan lama zatnya kepada seseorang (nazir) , baik berupa perorangan atau badan pengelola dengan ketentuan hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang sesuia dengan syariat Islam. Dasa hukumnya al-Quran surat Ali Imran ayat 92 :Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaikan sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yg kamu cintai. Dan apa saja yg kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

  • lanjutanHadis Nabi saw. : Apabila manusia wafat, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh.Rukun Wakaf : wakif (orang yang berwakaf), al-mawquf (benda yg diwakafkan), al-mawquf alaih (sasaran yg berhak menerima hasil atau manfaat wakaf), sighat (pernyataan ikrar wakaf)

  • Tujuan WakafMenggalang tabungan sosial dan mentransformasikan tabungan sosial menjadi modal sosial serta membantu mengebangkan pasar modalMeningkatkan investasi sosialMenyisihkan sebagian keuntungan dari sumber daya orang kaya/berkecukupan kepad afakir miskin dan anak-anak generasi berikutnyaMenciptakan kesadaran diantara orang-orang kaya/berkecukupan menggali tanggung jawab sosial terhadap masyarakatMenciptakan integrasi antara keamanan sosial dan kedamaian sosial serta meningkatkan kesejahteraan

  • Beda wakaf dan Shadaqah

    WakafShadaqah/HibahMenyerahkan kepemilikan barang kpd orang lainMenyerahkan kepemilikan barang kpd orang lainHak milik atas barang dikembalikan kpd AllahHak milik atas barang bagi penerima shadaqah/hibahObjek wakaf tidak boleh diberikan atau diperjualbelikanObjek shadaqah dpt diperjualbelikan atau diberikanManfaat barang dinikmati untuk kepentingan masyarakatManfaat barang dinikmati oleh penerima shadaqah/hibahObjek wakaf kekal zatnyaObjek shadaqah/hibah tidak harus kekalPengelolaan diserhakna kepada administrator /nazirPengelola adalah penerima shadaqh/hibah

    *