15
LEMBAR JAWABAN NSC 2015 UB Nama Peserta 1 : Imansyah Nama Peserta 2 : Muhamad Fikri Anwar Asal Universitas : Sekolah Tinggi Ilmu Statistik 1. Gambaran keadaan Underpricing yang dialami beberapa perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007- 2009 BISI SGRO PKPK BACA ACES JKON ITMG BAPA KOIN INDY HOME TRIO MKPI BCIP 0 0.2 0.4 0.6 0.8 Series1 Kode Perusahaan Tingkat Underpricing Dari grafik diatas terlihat bahwa perusahaan dengan kode BISI, BKDP, PKPK, COWL, BAPA dan PDES memilki tingkat undepricing tertinggi yaitu sebesar 0,7. Perusahaan dengan tingkat underpricing tertinggi kedua adalah perusahaan dengan kode LCGP dengan tingkat underpricing sebesar 0,696. Selanjutnya perusahaan dengan tingkat underpricing tertinggi ketiga adalah perusahaan dengan kode ASRI dengan tingkat underpricing 0,6952. Hal tersebut diatas menunjukkkan bahwa perusahaan dengan kode BISI, BKDP, PKPK, COWL, BAPA, PDES, LCGP, ASRI memiliki harga saham pada saat IPO yang lebih rendah disbanding ketika diperdagangkan di pasar sekunder. Perusahaan dinilai lebih rendah dari kondisi yang sesungguhnya oleh penjamin emisi efek dalam rangka untuk mengurangi tingkat resiko yang harus ia hadapi karena fungsi penjaminannya. Keadaan tersebut merugikan perusahaan terutama perusahaan yang go public , karena perusahaan tidak memperoleh dana yang besar untuk memenuhi kebutuhan

Lembar Jawaban Nsc 2015 Ub

  • Upload
    fikri17

  • View
    11

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

school paper

Citation preview

LEMBAR JAWABAN NSC 2015 UB

NamaPeserta 1 : Imansyah NamaPeserta 2 : Muhamad Fikri AnwarAsal Universitas: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik1. Gambaran keadaan Underpricing yang dialami beberapa perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2009

Dari grafik diatas terlihat bahwa perusahaan dengan kode BISI, BKDP, PKPK, COWL, BAPA dan PDES memilki tingkat undepricing tertinggi yaitu sebesar 0,7. Perusahaan dengan tingkat underpricing tertinggi kedua adalah perusahaan dengan kode LCGP dengan tingkat underpricing sebesar 0,696. Selanjutnya perusahaan dengan tingkat underpricing tertinggi ketiga adalah perusahaan dengan kode ASRI dengan tingkat underpricing 0,6952. Hal tersebut diatas menunjukkkan bahwa perusahaan dengan kode BISI, BKDP, PKPK, COWL, BAPA, PDES, LCGP, ASRI memiliki harga saham pada saat IPO yang lebih rendah disbanding ketika diperdagangkan di pasar sekunder. Perusahaan dinilai lebih rendah dari kondisi yang sesungguhnya oleh penjamin emisi efek dalam rangka untuk mengurangi tingkat resiko yang harus ia hadapi karena fungsi penjaminannya. Keadaan tersebut merugikan perusahaan terutama perusahaan yang go public , karena perusahaan tidak memperoleh dana yang besar untuk memenuhi kebutuhan ekspansi dalam rangka mengembangkan usahanya. Diperlukan berbagai upaya oleh pihak perusahaan agar tingkat underpricing dapat menurun. Tiga perusahaan dengan tingkat underpricing terendah berdasarkan grafik diatas adalah perusahaan dengan kode BISI , WEHA , BKDP dengan tingkat underpricing masing-masing yaitu 0.0182, 0.0222, 0.0364. hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dengan kode BISI , WEHA , BKDP dinilai baik oleh penjamin emisi efek sehingga perusahan tersebut dapat memperoleh dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan lainnya yang go public. dana tersebut dapat digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi dalam rangka mengembangkan usahanya.Descriptive Statistics

NRangeMinimumMaximumSumMeanStd. DeviationVariance

underpricing41,6818,0182,700014,3632,350322,2564170,066

Valid N (listwise)41

Berdasarkan output spss diatas dapat dilihat bahwa tingkat underpricing tertinggi perusahaan go public di BEI sepanjang tahun 2007-2009 adalah 0,7 dan tingkat underpricing terendah adalah 0,0182.range dari tingkat underpricing perusahaan go public di BEI sepanjang tahun 2007-2009 adalah 0,6818. Hal ini menunjukkan terjadi ketimpangan yang cukup besar antara perusahaan dengan tingkat underpricing tinggi dan perusahaan dengan tingkat underpricing rendah, perusahaan dengan tingkat underpricing tinggi akan lebih sedikit memperoleh dana investasi. Kondisi tersebut juga mengharuskan perusahaan untuk berkompetisi lebih keras untuk memperoleh dana dalam rangka mengembangkan usahanya.rata-rata tingkat underpricing perusahaan go public di BEI sepanjang tahun 2007-2009 adalah 0.350322

2. Faktor-faktor yang paling memengaruhi tingkat underpricing yang dialami perusahaan go public di BEI sepanjang tahun 2007-2009Tabel 2.1 : Hasil Analisis Regresi dengan Menggunakan Program SPSS

Variabel IndependenFormulasi Koefisien Regresit-hitungSignifikansi

Konstanta 0.6573.777.001

Return On Equity (ROE)roe-1.590-1.699.098

Ratio Leveragelev-.531-2.331.026

Price Earning Ratio (PER)Per.0012.832.008

Suku Bunga SBIbunga.1691.326.193

Tingkat Inflasiinlasi.137.491.627

R2R2 adjustedF hitung

Sig FN*Sig 5%. 326.2303.390

.01341

Uji Hipotesis dan Pembahasan Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh secara keseluruhan dan parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat.Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Bergandaa. Uji normalitas sisaan berdistribusi normal. vs sisaan tidak berdistribusi normalOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N41

Normal Parametersa,bMean0E-7

Std. Deviation,21046921

Most Extreme DifferencesAbsolute,103

Positive,103

Negative-,074

Kolmogorov-Smirnov Z,660

Asymp. Sig. (2-tailed),777

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari hasil SPSS pada table di atas diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,66 dengan p-value sebesar 0,777. Karena nilai p-value lebih besar daripada nilai =0,05 model yang terbentuk memenuhi asumsi kenormalanb. Uji MultikolinearitasH0 : ij = 0 untuk i j vs H1 : ij 0 untuk i j Coefficientsa,b

ModelCollinearity Statistics

ToleranceVIF

1roe,6041,656

lev,2663,764

per,6851,460

bunga,5881,701

inflasi,6491,541

a. Dependent Variable: underpricing

b. Linear Regression through the Origin

Dari hasil SPSS pada tabel diatas diperoleh nilai VIF dari seluruh variabel independen kurang dari 10, sehingga tidak ada multikolinearitas antar variabel Return On Equity (ROE) , Ratio Leverage, Price Earning Ratio (PER), Suku Bunga SBIdan tingkat inflasi

c. HomoskedastisitasCoefficientsa

ModelUnstandardized CoefficientsSig.

BStd. Error

1(Constant).332.089.001

Roe-.503.480.302

lev-.162.117.175

per.000.000.224

bunga-.013.065.843

inflasi-.154.143.288

a. Dependent Variable: ABRES

Statistik uji yang digunakan adalah Uji Glejser. Terlihat dari output diatas semua variable independen yang dilakukan uji memiliki p-value > 0,05 sehingga dapat di simpulkan bahwa pada variable roe, lev, per, bunga, dan inflasi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas(asumsi homoskedastisitas terpenuhi)

d. AutokorelasiH0 : E(i j) = 0 untuk i j vs H1 : E(i j) 0 untuk i jModel Summaryb

ModelRR SquareAdjusted R SquareStd. Error of the EstimateDurbin-Watson

1.571a.326.230.22500111.337

a. Predictors: (Constant), inflasi, bunga, per, lev, roeb. Dependent Variable: underpricingDari hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS yang ditunjukkan oleh Tabel 3. Nilai Durbin-Watson variabel Return On Equity (ROE) , Ratio Leverage, Price Earning Ratio (PER), Suku Bunga SBIdan tingkat inflasi yang dihasilkan dalam regresi didapatkan hasil perhitungan nilai d sebesar 1.337. Dengan N=41 dan k=5 diperoleh nilai dL= 1.2428 dan dU=1.7835maka :Karena: dL < d < dU (daerah abu-abu) 1.2428 0,05 sehingga dapat di simpulkan bahwa pada variable per tidak terjadi gejala heteroskedastisitas (asumsi homoskedastisitas terpenuhi)

d. AutokorelasiH0 : E(i j) = 0 untuk i j vs H1 : E(i j) 0 untuk i jModel Summaryb

ModelDurbin-Watson

11,386a

a. Predictors: (Constant), per

b. Dependent Variable: underpricing

Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS yang ditunjukkan oleh Tabel 3. Nilai Durbin-Watson variabel Return On Equity (ROE) , Ratio Leverage, Price Earning Ratio (PER), Suku Bunga SBIdan tingkat inflasi yang dihasilkan dalam regresi didapatkan hasil perhitungan nilai d sebesar 1.386. Dengan N=41 dan k=1 diperoleh nilai dL= 1.4493 dan dU= 1.5490 maka :Karena: 0 < d < dL 0