13

LEMBARAN DAERAH - palembang.bpk.go.id · lebih dari 8 ( delapan )tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan bagasi; uji, untuk diperoleh

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

LEMBARAN DAERAHKOTA LUBUKLINGGAU

Nomor 09 Tahun 2003Seri C

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAUNOMOR 44 TAHUN 2003

a.· bahwa dengan terbentuknya PemerintahKota Lubuklinggau sebagai DaerahOtonomberdasarkan Undang-undang Nomor 7Ti:ihun·2001 tei'ltang Pembentukan KotaLubuklinggau, maka Pemerintah Kota

. Lubuklinggau berwenang untuk mengurusdan mengatur rumah tanggasendiri;

r ') )! b. bahwadengan berdasarkan Peraturan tentarig Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPemerintah nomor 25 tahun 2000 ten tang ( Lembaran Negara Republik IndonesiaKewenangan Pemerintah dan Pemerintah nomor 41, Tambahan Lembaran NegaraPropinsi sebagai Daerah Otonom, maka nomor 3685 ) sebagaimana telah diubahpenyelenggaraan pengujian berkala dengan Undang-undang nomor 34 tahunkendaraan bermotor menjadi kewenangan 2000 tentang Perubahan atas· Undang-Kabupaten / Kota; undang nomor 18tahun 1997tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaranc. bahwa untuk melaksanakan kewenangan Negara Republik Indonesia tahun 2000

tersebut diatas dipandang perlu diatur nomor 246, Tambahan Lembaran Negaradengan Retribusi Pengujian Kendaraan nomor 4048);Bermotor di Kota Lubuklinggau;

4. Undang-undang nomor 22 Tahun 1999d. bahwa Retribusi Pengujian Kendaraan ten tang Pemerintahan Daerah ( Lembaran

Bermotor sebagaimana dimaksud huruf c Negara Republik Indonesia tahun 1999tersebut diatas perlu diatur dengan nomor 60, Tambahan Lembaran NegaraPeraturan Daerah Kota Lubuklinggau. nomor 3839 );

5. Undang-undang nomor 7 tahun 2001Mengingat 1. Undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang Pembentukan Kota Lubuklinggau

ten tang Hukum Acara Pidana ( Lembaran ( Lembaran Negara Republik IndonesiaNegara Republik Indonesia tahun 1981 tahun 2001 nomor 87, Tambahannomor 76, Tambahan Lembaran Negara I Lembaran Negara nomor 4114 );nomor 3209 );

I6. Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun

2. Undang -undang nomor 14 tahun 1992 I 1983tentang Pelaksanaan Undang-undangI

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ( nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum AcaraLembaran NegaraRepubliklndonesia tahun Pidana (Lembaran Negara Republik Indo-1992 nomor 49, Tambahan Lembaran nesia tahun1981 nomor 6, TambahanNegara nomor 3480); Lembaran Negara Nombr 3258);

3. Undang-undang nom or 18 tahun 1997 7. .Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun

23 ~-

-)I -;

1990ten tang PenyerahanSebagianUrusan I 12. Keputusan Bersama Menteri Perhubungan .IPemerintahan dalam bidang Lalu Lintas dan dan Menteri Dalam Negeri nomor KM109Angkutan Jalan kepada Daerah Tingkat I tahun 1990 dan nomor 95 tahun 1990dan Daerah Tingkat II (Lembaran Negara . tentang PelaksanaanPeraturan PemerintahRepublik Indonesia tahun 1990 nomor 26 nomoI"22 tahun 1990 tentang Penyerahan,Tambahan Lembaran Negaranomor 3410); . Sebagian Urusan Pemerintahan dalam

bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan8. Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun kepada Daerah Tingkat I dan Daerah

1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Tingkat II.Bermotor di jalan ( Lembaran NegaraRepublik Indonesia tahun 1993 nomor 13: KeputusanMenteri Perhubungan nomor KM90, Tambahan Lembaran Negara nomor 63 tahun 1993 ten tang Persyaratan3530 ); Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan

Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta9. Peraturan Pemerintah nomor 44 tahun Tempelan, Karoseri dan Bak Muatan serta

1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi ( komponen - komponennya.Lembaran NegaraRepublik Indonesiatahun1993 nomor 64, Tambahan Lembaran I 14. KeputusanMenteri Perhubungan nomor KMNegara nomor 3530 ); I 67 tahun 1993 tentang Tata Cara

Pemeriksaan Persyaratan Teknis dan Laik10. Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun I Jalan Kendaraan Bermotor di Jalan.

2000 tentang KewenanganPemerintah danKewenangan Propinsi sebagai Daerah 15. KeputusanMenteri Perhubungan nomor KMOtonom ( Lembaran Negara Republik In- 71 tahun 1993tentang Pengujian Berkaladonesia tahun 2000 nomor 54); I Kendaraan Bermotor.

11. Peraturan Pemerintah· nomor 66 tahun 16. Keputusan. Menteri Dalam Negeri dan2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Otonomi Daerah nomor 21 tahun 2001Negara Republiklndonesia tahun 2001 tentang Tekhnik Penyusunan dan Materi

i'· nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Mu~tan Produk- produkHukumDaerah;nomor 4139 );

I 17. KeputusanMenteriDalam NegeridanOtonomi

- 4 I 5 ~

Daerahnomor 22 tahun 2001tentang BentukProduk- produk HukumDaerah.

3. Kepala Daerah adalah Walikota Lubuklinggau yangselanjutnya disebut Walikota;

18. Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 7tahun 2003 tentang PedomanOperasionalPejabat Penyidik Pegawai Negeri SipilDaerah.

5. Dinas adalah Dinas Perhubungan yang bertanggungjawabterhadap pelaksanaan pembinaan bidang Lalu Lintas danAngkutan Jalan Kota Lubuklinggau ;

6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan KotaLubuklinggauyangbertanggungjawab terhadap pelaksanaanurusan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Lubuklinggau;DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA

LUBUKLINGGAU7. Penguji adalah setiap tenaga penguji yang memenuhi

kualifikasi teknis tertentu dan diberikan sertifikat sertakualifikasi teknis menu rut jenjang kualifikasinya yangditunjuk dan disumpah sebagai penguji kendaraanbermotor;PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU

TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAANBERMOTOR 8. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan

oleh peralatan teknis yang berada pada kendaraan itu;

BABIKETENTUAN UMUM

9. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yangdisediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungutbayaran;

1. Daerah adalah Kota Lubuklinggau;

10. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yangdilengkapi sebanyak - banyaknya 8 ( delapan ) tempatduduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi baikdengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi;

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota LUbuklinggau;

6

lebih dari 8 ( delapan )tempat duduk tidak termasuktempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpaperlengkapan bagasi;

uji, untuk diperoleh jaminan kondisi kendaraan wajib uji,untuk diperoleh jaminan kondisi kendaraan yang laik jalanguna keselamatan lalu lintas dan kelestarian lingkungan.

12. Mobil barang adalah kendaraan bermotor selain sepedamotor, mobil penumpang, mobil bus dan kendaraan khusus;

19. Buku Uji Berkala adalah salah satu bukti lulus uji berbentukbuku yang berisi data dan legitimasi hasil pengujian setiap

kendaraan wajib uji.

13. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain darikendaraan bermotor untuk penumpang dan kendaraanbermotor untuk barang yang pengangkutannya untukkeperluan khususatau mengangkut barang - barang khusus;

20. Tanda Uji adalah bukti bahwa suatu kendaraan telah diujidengan hasil baik, berupa lempengan plat alumunium atauplat kaleng yang ditempatkan pada plat nomor atau rangka

kendaraan.

14. Sepeda motor adalah kendaraan roda dua atau tiga tanparumah-rumah, baik dengan atau tanpa kereta samping.

15. Kereta gandengan adalah suatu alat yang dipergunakanuntuk barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itusendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraanbermotor.

21. Bengkel Umum kendaran Bermotor adalah bengkel yangberfungsi untuk membetulkan, memperbaiki dan merawatkendaraan bermotor agar tetap memenuhi persyaratan

teknis dan laik jalan.

16. Kereta tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untukmengangkut barang yang dirancang ditarik dan sebagianbebannya ditumpu oleh kendaraan penariknya.

22. Laik jalan adalah persyaratan minimum kondisi suatukendaraan yang harus dipenuhi agar terjamin keselamatandan mencegahterjadinya pencemaran udara dan kebisinganlingkungan pada waktu dioperasikan dijalan.

17. Kendaraan Wajib Uji adalah setiap kendaraan yangberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakuwajib diuji untuk menentukan kelaikan jalan.

BAB 1\NAMA OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

18. Pengujian Berkala yang selanjutnya disebut uji berkalaadalah serangkaian kegiatan memeriksa dan mengujipersyaratan administrasi dan teknis kendaraan bermotoryang dilakukan secara berkala terhadap kendaraan wajib

(1) Setiap KendaraanBermotor yang dioperasikan di jalan wajibdiuji dan dipungut retribusi sebagai pembayaran ataspelayanan pengujian kendaraan bermotor tersebut.

(2) Kendaraan.bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)pasal ini terdiri dari :

a. Mobil bus umum dan tidak umum;b. Mobil penumpang umum ;c. Mobil penumpang tidak umum;d. Mobil barang umum dan tidak umum;e. Kereta gandengan dan kereta tempelan;f. Sepeda motor.

Pelaksanaanpengujian kendaraan bermotor bagi kendaraansebagaimana dimaksud pada e dan f menunggu peraturanlebih lanjut dari Pemerintah Pusat.

Obyek retribusi adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotorwajib uji sebagaimana dimaksud dalam pasal2 Peraturan Daerahini.

~.' Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan usaha yang: memperoleh pelayanan pengujian kendaraan bermotor.

BAB IIISTRUKTUR DAN BESARNYATARIF RETRIBUSI

a. Biaya upah uji;b. Biaya pengadaan buku uji;e. Biaya pengadaan tanda lulus uji;d. Biaya pembuatan tanda plat samping;e. Biaya administrasi.

(2) Struktur tarif retribusi pengujian kendaraan bermotordibedakan menurut jenis kendaraan, kapasitas dan daya

angkutnya.

Struktur dan besarnya tarif retribusi pengujian kendaraanbermotor ditetapkan sebagai berikut :

a. mobit bus umum dan tidak umum:1) bus keeil kapasitas 9 - 13

tempat duduk Rp.50.000,00

2) bus sedang kapasitas 14 . 27tempat duduk Rp.65.000,00

3) bus besar kapasitas > 28

tempat duduk Rp.75.000,00

d. mobil barang umum dan tidak umum :1) mobil barang keeil daya

angkut = 1.350 kg ;............ Rp.50.000,00

2) mobil barang sedang daya

angkut 1.351 - 8.000 kg ...3) mobil besardaya

angkut = 8.001 kg .

BABVI·.SURATPENDAFTARAN

e. kereta gandengan dan keretatempelan .

(2) SPOROsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisidengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani olehwajib retribusi atau kuasanya.

BAB IVWILAYAH PEMUNGUTAN (3) Bentuk, isi, serta tata cara pehgisian dan penyampaian

SPOROsebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkanoleh Walikota.

Retribusi yang terhutang dipungut di wilayah Oaerah tempatpengujian kendaraan bermotor dilaksanakan.

BABVMASA RETRIBUSIDAN SAAT RETRIBUSITERHUTANG

BAB VIIPENETAPANRETRIBUSI

. Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 6 (enam)bulan bersamaan dengan masa berlakunya masa uji.

(1) Berdasarkan SPOROsebagaimana dimaksud pada Pasal10ayat (1 )ditetapkan retribusi terhutang denganmenerbitkan SKROatau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan databaru dan atau data yang semula belum terungkap yangmenyebabkan penambahanjumlah retribusi yang terhutang,maka dikeluarkan SKROKBT.

Saat Retribusi terhutang adalah pada saat diterbitkannya SKROatau dokumen lain yang dipersamakan.

. (3) Bentuk, is.idan lata cara penerbitan SKROatau dokumen..lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2)ditetapkan oleh Walikota.

(2) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaranretribusi diatur dengan keputusan Walikota.

BAB VIIITATA CARA PEMUNGUTAN

BAB XITATA CARA PENAGIHAN

(1) Pengeluaran surat teguran/peringatan/surat lain yangsejenis sebagai awal tindakan pelaksana penagihan retribusidikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempopembayaran.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD at2L:dokumer lain yang dipersamakan dan SKRDKBT.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah surat teguran/peringatan /surat lain yang sejenis, wajib retribusi harusmelunasi retribusi yang terhutang.

(3) Surat teguran sebagaimana yang tersebut pada ayat (1)dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.Dalam hal \Najib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya

3tau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bungasebesar 2% ( dua persen ) setiap bulan dari retribusi yang terhutangatau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. BAB XII

KEBERATAN

BAB XTATA CARA PEMBAYARAN

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepadaWalikota atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB.

(1) Pembayaran retribusi yang terhutang harus dilunasisekaligus.

sia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap

dikabulkan.(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatar' atas

ketetapan retribusi, Wajib Retribusi harus dapat

jTl~:""lhuktil<an ketidaU)enaran ketetapan retribusi tersE-but. BAB XIIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

(,.j) 'j' • f- ... ,,,2,-";;>ii)Cifi, Jar-us c::aJuKan c!alarn Jangka Vidt(U ~)2'if'?' l,';' k!

2 ( liua. ) bulan sf?jak tanggal SKRf.! atau c1ok;:'-r,,:~n::iit :\L~g

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat

mengajukan permohonan pengembalian pembayaran

Retribusi kepada Walikota.

(2) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan

sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran

retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini

harus memberikan keputusan.(6) Pen~c;ju3n keberal:c:n tidok menunda kavvajjLHIi :-n'::i!::.'.).,

retribusi dan pelaks2li'1aan penagihan retribus:. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana yang dimaksud pada

ayat (2) telah dilampaui dan Walikota tidak memberikan

suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan

retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLBharus diterbitkan

dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.(1) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan

sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberikeputusan atas keberatan yang diajukan. (4) Apabila wajib retribusi mempunyai hutang retribusi lainnya,

I<.elebihanpembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) pasal ini langsung diperhitungkan untuk melunasi

terlebih dahulu hutang retribusi tersebut.

(2) Keputusan Walikota atas keberatan dapat berupa menerima

seluruhnya atau m~nolak sebagian atau menambah besarnyaretribusi yang terhutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana pada ayat (1) pasal ini

telah terlampaui dan Walikota tidak memberikan suatu

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan dalam jangka

waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

(1) P~r~ohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusidlaJukan secara tertulis kepada Walikota dengan sekurang-kurangnya menyebutkan:

N2ma dan Cltam3t waj"ib retribu~i'M2i.s(). retribusi; ,

Be::;amyakelebihan pembayaran;Alascjfl \/an'J ";ngk"··. I ~-" elL.

(2) Pen!loJi'·.''''r'~e''g''ml··-''-··'k l t', '" ".'.' i-' ./, f; .J.odllcd, e Eo Jihan pemba\/aran ,-("r~l'b' ._,.. .. J ''-U L!:,I

cllsamp2;f,an secar-alangsung atau melalui pos tercatat,

~3) BiJkti:"", '" :'r:'T· '"' "I,' ," ,r- _lit, 1"loan Ot,::ri P2JClbat Daer-ah atau bukti

pengll'liTl2:l f)i.l5 tercctc:tt mcrlliJakan buk~ll'saa~ pe-mol. , ,- ",'L I I Ilonan

dltenma oleh WalikoLa.

(1) Pengembalian kelebihan retribusi d'ilakukan dengan S tP . h uraennta Membayar Kelebihan Retribusi.

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkandengan hutang retribusi lainya, sebagaimana dimaksuddalam pasal 20 ayat (4), pembayaran dilakukan sebagaibukti pembayaran.

BAB XIVPENGURANGAN, KERINGANAN, RETRIBUSI

(1) Walikota dapat memberikan pengurangan dan keringananpembayaran retribusi.

(2) Pemberian pengurangan dan keringanan pembayaranretribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) denganmemperhatikan kemampuan wajib retribusi.

(3) Tata cara pengurangan dan keringanan pembayaran retribusiditetapkan lebih lanjut oleh Walikota.

BAB XVKADALUARSA PENAGIHAN

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluarsasetelah melalui jangka waktu 3 ( tiga ) tahun terhitungsejak saat terhutangnya retribusi, kecuali apabila wajibretribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi.

(2) Kadaluarsapenagihan retribusi sebagaimanadimaksud padaayat (1) tertangguh apabila :

b. ada pengakuan hutang retribusi dari wajib retribusibaik langsung maupun tidak langsung.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pasal ini adalah :a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti

keterangan atau laporan berkenaan dengan tindakpidana dibidang retribusi daerah dan kelaikan jalanagar keterangan atau laporan tersebut menjadi

lengkap dan jelas;

BABXVIKETENTUAN PIDANA

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannyasehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidanakurungan paling lama 6 ( enam ) bulan atau denda palingbanyak 4 ( empat ) kali jumlah retribusi terhutang.

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keteranganmengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaranperbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindakpidana retribusi daerah dan kelaikan jalan;

(2) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannyadiancam pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang -undang nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas danAngkutan Jalan.

c. Meminta keterangan dan atau bukti dari orang pribadiatau badan sehubungandengan tindak pidana dibidangretribusi daerah dan kelaikan jalan;

(3) Tindak Pidanayang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalahpelanggaran.

d. Memeriksa buku - buku, catatan - catatan dandokumen - dokumen lain berkenaan dengan tindakpidana dibidang retribusi daerah dan kelaikan jalan;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barangbukti pembukuan, pencatatan dan dokumen -dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap

barang bukti tersebut;

BAB XVIIKETENTUAN PENYIDIKAN

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkunganPemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagaiPenyidikuntuk melakukan penyidikan tindak pidanadibidangRetribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang -

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidangretribusi daerah dan kelaikan jalan;

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksaidentitas orang dan atau dokumen sebagaimanadimaksud pada huruf e;

sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjutdengan Keputusan Walikota.

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindakpidana retribusi daerah dan kelaikan jalan; Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannyadalam Lembaran Daerah.i. MemanggHorang untuk didengar keterangannya dan

diperiksa sebagaimana tersangka atau saksi;Ditetapkan di Lubuklinggau.pada tanggal 30 Desember 2003

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaranpenyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerahdan kelaikan jalan menurut hukum yang dapatdipertan ggungjawabkan.

(3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal inimemberi tahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikanhasHpenyidikannya kepada penuntut umum, sesuaidenganketentuan yang diatur dalam Undang - undang HukumAcara Pidana yang berlaku.

Diundangkan di LubuklinggauPadatanggal31 Desember 2003

BABXVIIIKETENTUANPENUTUP

H. UBAIOILLAH IORUS,SHPEMBINATK. INIP.440012311

LEMBARANDAERAHKOTALUBUKLINGGAUTAHUN2003 NOMOR09 SERIC