8
LETAK LINTANG I. Definisi Letak lintang ialah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior), di atas (dorsosuperior), atau di bawah (dorsoinferior) 7 . II. Etiologi Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas, kehamilan prematur, polihidramnion, kehamilan kembar, janin sering dijumpai dalam letak lintang. Keadaan- keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepala ke dalam rongga panggul seperti misalnya panggul sempit, tumor di daerah panggul dan plasenta previa dapat pula mengakibatkan terjadinya letak lintang tersebut. Demikian pula kelainan bentuk rahim, seperti misalnya uterus arkuatus atau uterus subseptus, juga merupakan penyebab terjadinya letak lintang 6,7 . III. Diagnosis Adanya letak lintang sering sudah dapat diduga hanya dengan inspeksi. Uterus tampak lebih melebar dan fundus uteri lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilannya. Pada palpasi fundus uteri kosong, kepala janin berada di samping,

Letak Lintang & Ht Kronik pada kehamilan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Letak Lintang & Ht Kronik pada kehamilan

Citation preview

LETAK LINTANGI. DefinisiLetak lintang ialah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior), di atas (dorsosuperior), atau di bawah (dorsoinferior)7.

II. EtiologiSebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas, kehamilan prematur, polihidramnion, kehamilan kembar, janin sering dijumpai dalam letak lintang. Keadaan-keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepala ke dalam rongga panggul seperti misalnya panggul sempit, tumor di daerah panggul dan plasenta previa dapat pula mengakibatkan terjadinya letak lintang tersebut. Demikian pula kelainan bentuk rahim, seperti misalnya uterus arkuatus atau uterus subseptus, juga merupakan penyebab terjadinya letak lintang6,7.

III. DiagnosisAdanya letak lintang sering sudah dapat diduga hanya dengan inspeksi. Uterus tampak lebih melebar dan fundus uteri lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilannya. Pada palpasi fundus uteri kosong, kepala janin berada di samping, dan di atas simfisis juga kosong, kecuali bila bahu sudah turun ke dalam panggul. Denyut jantung janin ditemukan di sekitar umbilikus7,9.Apabila bahu sudah masuk ke dalam panggul, pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahu dan tulang-tulang iga. Bila ketiak dapat diraba, arah menutupnya menunjukkan letak di mana kepala janin berada. Kalau ketiak menutup ke kiri, kepala berada di sebelah kiri, sebaliknya kalau ketiak menutup ke kanan, kepala berada di sebelah kanan. Punggung dapat ditentukan dengan terabanya skapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan terabanya klavikula. Kadang-kadang dapat pula diraba tali pusat yang menumbung7.IV. PenangananApabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan pemeriksaan teliti ada tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul, atau plasenta previa, sebab dapat membahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan memutar kembali. Untuk mencegah janin memutar kembali ibu dianjurkan menggunakan korset, dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih dini pada permulaan persalinan, sehingga bila terjadi perubahan letak, segera dapat ditentukan diagnosis dan penanganannya. Pada permulaan persalinan masih dapat diusahakan mengubah letak lintang janin menjadi presentasi kepala asalkan pembukaan masih kurang dari empat sentimeter dan ketuban belum pecah. Pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya segera dilakukan seksio sesarea. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1) bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga pada seorang primigravida kala I menjadi lama dan pembukuan serviks sukar menjadi lengkap; 2) karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra-uterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi pecah ketuban sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli; 3) pada primigravida versi ekstraksi sukar dilakukan.Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetrik wanita yang bersangkutan baik, tidak didapatkan kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan serviks lengkap untuk kemudian melakukan versi ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan melarang wanita tersebut bangun atau meneran. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan seksio sesarea. Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung kepada tekanan, dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan seksio sesarea. Dalam hal ini persalinan dapat diawasi untuk beberapa waktu guna mengetahui apakah pembukaan berlangsung dengan lancar atau tidak. Versi ekstraksi dapat dilakukan pula pada kehamilan kembar apabila setelah bayi pertama lahir, ditemukan bayi kedua berada dalam letak lintang. Pada letak lintang kasep, versi ekstraksi akan mengakibatkan ruptura uteri, sehingga bila janin masih hidup, hendaknya dilakukan seksio sesarea dengan segera, sedangkan pada janin yang sudah mati dilahirkan per vaginam dengan dekapitasi6,7,9.

V. PrognosisMeskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan-kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan- kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang di samping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep (neglected transverse lie) dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin. Versi ekstraksi ini dahulu merupakan tindakan yang sering dilakukan, tetapi pada saat ini sudah jarang dilakukan, karena besarnya trauma baik terhadap janin maupun ibu, seperti misalnya terjadinya ruptura uteri dan robekan jalan lahir lainnya7.Daftar Pustaka

6. Derek LJ, 2002. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi (alih bahasa: Hadyanto). Hipokrates. Jakarta7. H. Wiknjosastro, 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta9. Cunningham, MC.Donald, 1995, William obstetrics, 20 the Prentice Hall International, Inc. New York.Hipertensi pada kehamilan Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas normal yaitu tekanan darah 140/90 mmHg. Disadur dari Report on the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (AJOG Vol 183 : S1, July 2000), mengklasifikasikan hipertensi dalam kehamilan menjadi :a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan. b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma. d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria. e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 12 minggu pascapersalin. Bila hipertensi menghilang setelah 12 minggu persalinan, maka disebut juga Hipertensi transien.

Hipertensi Kronik Pada KehamilanDefinisi klinikHipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.

Etiologi hipertensi kronik dalam kehamilana. Primer (idiopatik) : 90%b. Sekunder: 10% yang berhubungan dengan penyakit ginjal, penyakit endokrin (diabetes mellitus), penyakit hipertensi dan vaskuler.

Diagnosisa. Berdasarkan risiko yang mungkin timul, maka hipertensi kronik dibagi menjadi:1. Risiko rendah : hipertensi ringan tanpa disertai kerusakan organ2. Risiko tinggi : Hipertensi berat atau ringan disertai dengan perubahan patologis, klinis, maupun biologis, sebgai tanda kerusakan organ.b. Kriteria risiko tinggi pada hipertensi kronik dalam kehamilan:1. Hipertensi berat: Desakan sistolik 160mmHg dan/atau Desakan diastolic 110 mmHg, sebelum usia kehamilan 20 minggu2. Hipertensi Ringan < 20 minggu kehmilan dengan Pernah preeclamsia Umur ibu > 40 tahun Hipertensi 4 tahun Adanya kelainan ginjal Adanya diabetes mellitus Kardiomiopati Meminum obat hipertensi sebelum hamilKriteria hipertensi kronik

Sumber: JNC 8, 2014

Pengelolaan hipertensi kronik dalam kehamilanTujuan pengobatan hipertensi kronik dalam kehamilan:a. Menekan risiko pada ibu terhadap kenaikan tekanan darahb. Menghindari pemberian obat-obatan yang membahayakan janin

Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan klinik spesialistik EKG Echocardiography Ophtalmology USG ginjalb. Pemeriksaan laboratorium Fungsi ginjal : creatinine serum, BUN serum, asam urat, proteinuria 24 jam, pemeriksaan roteinuria periodic. Fungsi hepar Hematologik : Hb, Hematokrit, trombosit

Pemeriksaan kesejahteraan janina. USG USG untuk data dasar diambil dalam 18-20 minggu kehamilan Diulang pada UK 28-32 minggu dan diikuti setiap bulan Bila dicurigai IUGR, dimonitor dengan NST dan profil biofisikb. Hipertensi kronik dalam kehamilan dengan penyulit kardiovaskuler atau penyakit ginjal perlu mendapat perhatian khusus.

Pengobatan MedikamentosaIndikasi pemberian antihipertensi adalah:a. Risiko rendah hipertensi:1) Ibu sehat dengan tekanan diastolic menetap 100 mmHg2) Ibu dnegan disfungsi organ dan tekanan diastolic 90 mmHgb. Obat anti hipertensi : Pilihan pertama : Methyldopa : 0,5 3,0 g/hari, dibagi 2-3 dosis Piihan kedua : Nifedipin : 30-120 mg/hari, dalam slow rilis tablet(nifedipin harus diberikan per oral)

Pengelolaan terhadap kehamilannyaa. Hipertensi kronik ringan : konservatif yaitu dilahirkan sedapat mungkin per vaginam pada kehamilan atermb. Hipertensi berat: aktif, dengan terminasi (mengakhiri kehamilan)c. Anestesi yang digunakan : Regional anestesi.

Hipertensi kronik dnegan superimposed preeclamsiaPengelolaannya sama dengan pengelolaan preeclamsia berat

Daftar Pustaka

Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI. 2005. Pedoman pengelolaan hipertensu dalam kehamilan di Indonesia.